BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1.
Sistem Pemisah Barang Sistem pemisah barang yang masih digunakan saat pada pengiriman barang
masih menggunakan sistem pemisah manual yang dimana pegawai menseleksi setiap barang satu persatu, penulis juga dapat jumpai sistem pengiriman barang yang menggunakan komputerisasi seperti sistem barcode semua sistem memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, seperti sistem barcode yang mempunyai keterbatasan jarak dalam scanning, dan proses seleksi yang cukup lama jika menggunakan sumberdaya manusia. Sebab itu perancangan sistem pemisah barang modern yang dapat mengatasi kekurangan-kekurangan tersebut dianggap sudah mulai dibutuhkan pada saat. Sebuah sistem individual yang dapat bekerja tanpa sebuah personal computer, mudah di aplikasikan.
2.2.
Radio Frequency Identification (RFID) Radio Frequency identification (RFID) adalah proses identifikasi suatu objek
dengan menggunakan frekuensi transmisi radio. Frekuensi radio digunakan untuk membaca informasi dari sebuah device kecil yang disebut RFID tag atau transponder (transmitter responder) dan untuk selanjutnya disingkat menjadi ID tag. ID tag akan mengenali diri sendiri ketika mendeteksi sinyal dari device yang compatible, yaitu RFID reader.
Tabel 2.1. Tabel Perbandingan RFID dan Barcode Barcode
RFID
Kondisi baca
Line of sight(LOS)
Non-los
Posisi baca
Vertikal
atau
horizontal Bebas,
segala
kondisi
dengan toleransi tertentu
memenuhi
Kecepatan baca
Relative(2-5 detik)
<100 milidetik per item
Jarak baca maksimum
±7cm
±30cm(pendek),
±3m
(menenah), ± 10M(jauh) Kapasitas memori
Kecil
Hingga 64KB atau lebih
Proses pembacaan
Pemrosesan satu per satu
Banyak barang per proses
Kondisi
buruk Merusak
label
barcode, Tidak berpengaruh
(debu,air)
pembaca error
Kemudahan duplikasi
Mudah
Hampir mustahil
Kemampuan
Read only
Read and Write
Pada Tabel 2.1 RFID lebih reliable dalam proses pembacaan karena dalam proses pembacaan bebas dengan segala kondisi. Dalam hal ini barang tidak perlu membuat design box untuk tempat RFID agar dapat terbaca. RFID lebih tahan terhadap kondisi seperti kotoran kimiawi debu dan lainnya dalam pembacaannya. Ukuran sangat kecil ( untuk jenis pasif RFID) sehingga mudah ditanamkan dimana-mana.
2.2.1. TAG & Reader RFID Reader RFID adalah device yang dibuat dari rangkaian elektronika tersusun menjadi sel-sel. Beberapa sel menyimpan data read only, misalnya serial number yang unik yang disimpan pada saat tag tersebut diproduksi. Sel lain pada RFID mungkin juga dapat ditulis dan dibaca secara berulang. Kontak antara ID tag dengan readernya dilakukan dengan pengiriman gelombang elektromagnetik. Keunggulan utama RFID adalah pada aspek efisiensi dan kenyamanan dapat diuraikan sebagai berikut: •
ID tag mampu diidentifikasi secara bersamaan, tanpa harus berada dalam jarak dekat.
•
ID tag mampu diidentifikasi menembus berbagai objek seperti kertas, plastic dan kayu (wireless data capture) dalam jarak ± 30 Cm
Berdasarkan catu daya tag, RFID dapat digolongkan menjadi Tag aktif: yaitu tag yang catu dayanya diperoleh dari baterai, sehingga akan mengurangi daya yang diperlukan oleh pembaca RFID dan tag dapat mengirimkan informasi dalam jarak yang lebih jauh.(Winda, 2009) Kelemahan dari tipe tag ini adalah harga yang mahal dan ukuranny yang lebih besar karena lebih komplek. Semakin banyak fungsi yang dapat dilakukan oleh ID tag maka rangkaian akan semakin komplek dan ukuran akan semakin besar. Tag pasif: yaitu tag yang catu daya diperoleh dari medan yang dihasilkan oleh pembaca RFID rangkaianya lebih sederhana, harganya jauh lebih murah, ukurannya lebih kecil, dan lebih ringan kelemahannya adalah tag hanya dapat mengirimkan informasi dalam jarak yang dekat dan pembaca RFID harus
menyediakan daya tambahan untuk ID tag.(Winda 2009) Pada sistem RFID biasanya tag atau atau transponder ditempelkan pada suatu object. Setiap tag dapat membawa informasi yang unik, diantaranya, serial number, model, warna, tempat perakitan, dan data lain. Pada sistem RFID tag atau transponder ditempelkan pada suatu object.
2.2.2. Jenis-jenis Frekuensi Yang Digunakan RFID Faktor penting yang harus diperhatikan dalam RFID adalah frekuensi kerja dari sistem RFID adalah frekuensi yang digunakan untuk komunikasi wireless antara reaer RFID dengan ID tag. Ada beberapa band frekuensi yang digunakan untuk sistem RFID pemilihan dari frekuensi kerja sistem sistem RFID akan mempengaruhi jarak komunikasi, interferensi dengan frekuensi sistem radio lain, kecepatan komunikasi data dan ukuran antenna untuk frekuensi yang rendah umumnya digunakan tag pasif frekuensi kerjanya bekisar antara 13,56 MHz, dan untuk frekuensi tinggi digunakan tag aktif frekuensi kerja dari tag pasif bekisar antara 125KHz-145KHz. Pada frekuensi rendah, tag pasif tidak dapat mentransmisikan data dengan jarak yang jauh dikarenakan keterbatasan daya yang diperoleh dari medan elektromagnetik, akan tetapi komunikasi tetap dapat dilakukan tanpa kontak langsung hal yang perlu mendapatkan perhatian adalah tag pasif tidak dihalangi oleh objek logam. Pada frekuensi tinggi, jarak komunikasi antara tag aktif dengan RFID reader dapat lebih jauh, tetapi masih terbatas oleh daya yang ada sinyal elektromagnetik pada frekuensi tinggi juga mendapatkan pelemahan (atenuasi) ketika tag tertutupi oleh es atau air. Pada kondisi terburuk, tag yang tertutup oleh logam tidak terdeteksi oleh pembaca
RFID seperti yang dikutip dari penelitian denagn judul analisa dan perancangan tracking sistem dengan RFID pada pt. ekasari lorena ekspress.(Erwin, 2010)
2.2.3. Regulasi Dan Standarisasi RFID Sampai saat ini belum ada lembaga atau badan dunia yang mengatur mengenai penggunaan frekuensi pada RFID, setiap negara dapat membuat peraturan sendiri mengenai hal ini. Badan-badan utama yang tugasnya member alokasi frekuensi untuk RFID adalah sebagai berikut • Amerika Serikat
: Federal Communication Commission (FCC)
• Kanada
: Department Of Communication (DOC)
• Eropa
: ERO, CEPT dan ETSI
• Jepang
: Ministry of Public Management, Home affairs, Post and Telecommunication (MPHPT)
• China
: Ministry of information industry
• Australia
: Australian communication authority
• New zealand
: Ministry of economic Development
Frekuensi rendah (125 – 134 KHz dan 140 – 148.5 KHz) dan frekuensi tinggi ( 13.56 MHz) dari RFID tag dapat digunakan secara global tanpa lisensi. Frekuensi ultra tinggi ( UHF 868 MHz – 928 MHz), tidak boleh digunakan secara global karena belum ada standar global yang mengaturnya. Regulasi juga ada pada sisi kesehatan dan isu lingkungan. Sebagai contoh, di eropa, regulasi dari waste electrical dan
electronic
equipment menyatakan bahwa ID tag tidak boleh dibuang. Hal tersebut berarti bahwa jika suatu kemasan kosong mau dibuang, maka ID tag-nya harus dilepas terlebih dahulu.
Berikut beberapa standar yang dibuat dan mengandung seputar teknologi RFID, yaitu:
2.3.
•
ISO 10536
•
ISO 14443
•
ISO 15693
Mikrokontroler AVR
2.3.1. Penjelasan Mikrokontroler AVR AVR merupakan salah satu jenis mikrokontroler yang beredar di pasaran saat ini. AVR merupakan mikrokontroler Reduced Instruction Set Computer (RISC) yang berbasiskan arsitektur harvad dimana program dan data disimpan secara terpisah. Alatalat yang berbasiskan arsitektur harvad menyimpan program
pada memori yang
volatile. Hal tersebut sangat cocok untuk diterapkan pada embedded system (sistem digital), karena memori yang menyimpan program terlindungi dari spike-spike tegangan yang terjadi karena ketidakstabilan dan factor-faktor lingkungan yang mungkin saja dapat merusak program yang tersimpan.
2.4.
Liquid Crystal Display (LCD)
2.4.1. Penjelasan dan jenis-jenis LCD Liquid Crystal Display (LCD) adalah suatu jenis media tampilan yang menggunakan Kristal cair sebagai penampil utama. LCD terdiri dari lapisan-lapisan cairan Kristal diantara dua pelat kaca. Film transparan yang dapat menghantarkan listrik atau back plane, diletakan pada lembaran belakang kaca. Bagian transparan dari film yang dapat menghantarkan arus listrik pada bagian luar dari karakter yang diinginkan
dilapiskan pada pelat bagian depan. Pada saat terdapat tegangan antara segmen dan back plane, bagian yang berarus listrik ini mengubah transmisi cahaya melalui daerah dibawah segmen film.
Gambar 2.2 LCD 16x2 2.5.
Relay Relay merupakan rangkaian yang bersifat elektronis sederhana dan tersusun oleh: • Saklar. • Medan electromagnet (kawat koil). • Poros besi.
Cara kerja komponen ini dimulai pada saat mengalirnya arus listrik melalui koil, lalu membuat medan magnet sekitarnya merubah posisi saklar sehingga menghasilkan arus listrik yang lebih besar.
2.6.
Pneumatic Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara
yang dimanfaatkan untuk menghasilkan suatu kerja disebut dengan sistem pneumatic
dalam penerapannya, sistem pneumatic banyak digunakan sebagai sistem automasi. Kelebihan dan kerugian sistem pneumatic pada table 2.3. Ada beberapa kelebihan dalam penggunaan sistem pneumatic, sebagai berikut:
Tabel 2.3. Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Sistem Pneumatic Kelebihan Sistem Pneumatic Fluida
kerja
mudah
didapat
Kekurangan Sistem Pneumatic dan Gangguan suara yang bising.
ditransfer. Dapat disimpan dengan baik.
Gaya yang ditrasfer terbatas.
Penurunan tekanan relatif lebih kecil Dapat terjadi pengembunan. dibandingkan dengan sistem hidrolik. Aman terhadap kebakaran. Media control (udara) tak terbatas. Cepat/responsive
(dibandingkan
hidrolik). Dapat bertahan lebih baik terhadap keadaan-keadaan kerja tertentu. Memiliki
beberapa
tekanan
kerja
sesuai dengan kebutuhan pemakaian (1 sampai 15 bar).
2.7.
Silinder pneumatic Silinder pneumatic merupakan actuator yang memiliki pergerakan maju (Extend)
dan mundur (Retract) dengan bantuan angin. Actuator adalah bagian keluaran untuk mengubah energy suplai menjadi energy kerja yang dimanfaatkan, sinyal
keluaran
dikontrol oleh sistem control dan akuator bertanggung jawab pada sinyal control melalui elemen control terakhir. Jenis-jenis silinder yang digunakan yaitu: Silinder Kerja Tunggal (Cylinder Single Acting) Konstruksi cylinder kerja tunggal adalah cylinder yang memiliki 1 buah saluran yang di gunakan untuk mendorong batang piston sehingga cylinder bergerak maju, sedangkan untuk mengembalikan posisi cylinder atau menggerakan cylinder untuk mundur menggunbakan gaya pegas pengembali yang di lilitkan pada batang piston.
Gambar 2.2 Silinder Kerja Tunggal Silinder Kerja Ganda (Cylinder Double Acting) Konstruksi silinder kerja ganda adalah sama dengan silinder kerja tunggal, tetapi tidak mempunyai pegas pengembali. silinder kerja ganda
mempunyai dua saluran (saluran masukan dan saluran pembuangan). cylinder terdiri dari tabung silinder dan penutupnya, piston dengan seal, batang piston, bantalan, ring pengikis dan bagian penyambungan. Keuntungan silinder kerja ganda dapat dibebani pada kedua arah gerakan batang pistonnya. Ini memungkinkan pemasangannya lebih fleksibel. Gaya yang diberikan pada batang piston gerakan keluar lebih besar daripada gerakan masuk.
Gambar 2.5 Silinder Kerja Ganda 2.8.
Katup Pneumatic Katup pneumatic adalah perlengkapan pengontrol ataupun pengatur, baik untuk
mulai, berhenti pada arah aliran angin. Katup pneumatic dapat dikategorikan berdasarkan kerjanya sebagai berikut yaitu:
Katup tunggal (Single Valve) Katup tunggal perlu dikendalikan oleh satu sinyal untuk berubah dari satu kondisi ke kondisi lainnya. Tanpa adanya sinyal dari luar, pegas pada salah satu sisinya akan memaksa katup bekerja pada kondisi normal. Kondisi kerja katup baru akan berubah apabila aktuator yang berada pada sisi yang berlawanan dengan pegas bekerja
Gambar 2.6 Simbol Single Valve Katup Ganda (Double Valve) katup ganda perlu di kendalika oleh dua sinyal untuk merubah dari satu kondisi dan mengembalikannya pada kondisi awal. Jika ada sinyal yang berasal dari wilayah A maka katup akan bekerja untuk wilayah kerja A sedangkan jika sinyal berasal dari wilayah B maka katup akan bekerja untuk wilayah B, jika pada kondisi B katup tidak mendapatkan sinyal dari wilayah manapun maka katup akan tetap berada di B.
Gambar 2.7 Simbol Double Valve
2.9.
Motor AC Sebuah motor AC digerakkan oleh sebuah arus bolak-balik (AC) dan terdiri dari
dua bagian dasar yaitu: •
Sebuah stator yang diam memiliki lilitan (koil) yang disuplai arus AC untuk menghasilkan medan magnet berputar.
•
Sebuah rotor di bagian dalam yang disambungkan ke poros keluaran yang diberi torsi putar oleh medan magnet yang berputar.
Ada dua jenis motor AC, tergantung pada tipe rotor yang digunakan: •
Motor sinkron (serempak), yang berputar persis sesuai dengan frekuensi yang disuplai atau sepersekian kali dari frekuansi suplainya. Medan magnet pada rotor dihasilkan dari arus yang dilalukan melalui slip ring atau sebuat magnet permanen.
•
Motor induksi, yang berputar lebih lambat dari frekuensi yang disuplai. Medan magnet pada rotor dari motor jenis ini dihasilkan dengan sebuah arus induksi.
Gambar 2.8 Bagian Dalam Motor AC
Bila sumber listrik tiga phase ada, maka pada umumnya motor induksi AC tiga phase digunakan, khusunya untuk motor bertenaga besar. Perbedaan phase pada listrik tiga-phase memberikan medan elektromagnetik berputar pada motor. Melalui induksti elektromagnetik, medan magnet berputar melalui bagian dalam inti stator, kecepatan yang dihasilkan tergantung pada jumlah kutub stator dan frekuensi sumbar daya. Rotor pada motor induksi berputar lebih lambat dari kecepatan sinkron hal ini dikarenakan motor induksi memiliki nilai slip yang membuat perbedaan antara kecepatan sinkron dan kecepatan kerja. Ada dua jenis rotor yang digunakan pada motor induksi yaitu:
2.9.1.
1.
Rotor sangkar (squirrelcage rotor).
2.
Rotor belitan (wound rotor). Rotor Sangkar Rotor sangkar atau squirrelcage rotor rotor yang terdiri dari penghantar
tembaga yang dipasangkan pada inti yang solid dengan tepi yang di hubungkan seperti sangkar tupai, rotor jenis ini memiliki kecepatan yang konstan. Rotor sangkar tersusun oleh sebuah ring pada ujung-ujung rotor, dengan batang-batang penghubung ring sepanjang rotor. Biasanya coran alumunium atau tembaga di antara lapisan besi dari rotor, dan biasanya hanya ring-ring ujungnya yang nampak. Motor dengan efisiensi tinggi biasanya menggunakan tembaga cor untuk mengurangi tahanan pada rotor. Dalam pengoperasian, motor sangkar dapat dilihat sebagai sebuah transformer dengan sebuah putaran sekunder - bila rotor tidak berputar serempak dengan medan magnet, arus rotor yang tinggi
diinduksinkan, arus rotor yang besar memagnetkan rotor dan berinteraksi dengan medan magnet stator untuk membawa rotor pada keserempakan dengan medan stator. Sebuah motor sangkar tanpa beban pada kecepatan serempak akan mengkonsumsi daya listrik hanya untuk menjaga kecepatan rotor melawan gesekan dan kehilangan tahanan. Saat beban mekanis meningkat menyebabkan adanya beban elektrik dimana beban elektrik berhubungan erat dengan beban mekanis. Hal mirip dengan sebuah transformer, di mana beban listrik primer berhubungan dengan beban listrik sekunder.Untuk menjaga arus induksi pada sangkar dari pembalikan ke supplai, sangkar biasanya dibuat dengan batangbatang primer. Beberapa contoh penggunaan motor sangkar adalah pada mesin cuci, mesin pencucu piring, kipas angin, dsb.
Gambar 2.9 Rotor Sangkar
2.9.2.
Rotor Belitan
Rotor belitan banyak di gunakan untuk industri dalam skala besar, rotor ini di perlukan jika diperlukan kecepatan bervariasi. Pada rotor belitan, rotor memiliki jumlah kutub yang sama dengan stator dan belitannya dibut dari kawat, dihubungkan ke slip
rings pada poros. Sikat karbon menghubungkan slip ring ke sebuah kontroller eksternal seperti sebuah resister variabel yang memungkinkan perubahan tingkat slip motor, sehingga kecepatan motor pun akan berubah tanpa harus inverter speed control. Dengan penambahan ring tahanan maka motor akan bergerak semakin lambat dan menaikkan torsi start yang tinggi. (Anonym,2008).
2.10.
Inverter Speed Control Inverter
merupakan
suatu
peralatan
yang
dapat
digunakan
untuk
mengkonversikan sumber daya 3 phasa to 1 phasa dengan frekuensi yang dapat disesuaikan. Keuntungan pemakaian inverter adalah mempunyai beberapa pola untuk hubungan tegangan dan frekuensi, mempunyai fasilitas penunjukan nilai frekuensi, memiliki batas akselerasi dan deklarasi yag dapat diatur secara bebas, kompak serta sistem lebih aman.
Gambar 2.10 Inverter Speed Control
2.11.
Gear (Roda Gigi) Roda gigi adalah roda silindris bergigi yang digunakan untuk mentransmisikan
gerak dan daya dari sebuah poros berputar ke poros berputar yang lain. Gigi roda penggerak terletak secara akurat antara gigi roda gigi yang digerakkan . Gigi penggerak mendorong gigi yang digerakkan dengan gaya tegak lurus jari-jari roda gigi. Terdapat keuntungan dan kerugian penggunaan penggerak roda gigi dibandingkan dengan penggerak sabuk, tali dan rantai. Keuntungan dari menggunakan roda gigi adalah : 1. Menstransmisi rasio kecepatan yang tepat. 2. Dapat digunakan untuk memindahkan daya yang besar. 3. Mempunyai efisiensi tinggi (power lost per gear set sekitar 0,5 %tergantung faktor penyelesaian gigi dan pelumasan). 4. Layout yang kompak. Kerugian dari menggunakan roda gigi adalah : 1. Manufaktur roda gigi membutuhkan peralatan dan perlengkapan khusus 2. Kesalahan pada pemotongan gigi dapat menyebabkan getaran dan noise selama pengoperasian. (Yenny, 2010). Roda gigi dibedakan menjadi beberapa jenis yang di gunakan berdasarkan fungsinya: 1. Spur. 2. Internal gear. 3. Helical gear. 4. Double helical gear.
5. Bevel gear. 6. Roda gigi hypoid. 7. Crown gear. 8. Worm gear. 9. Roda gigi non-sirkular. 10. Pinion. 11. Elipstik. 2.12.
Rantai Rantai adalah elemen transmisi daya yang tersusun sebagai sebuah deretan
penghubung dengan sambungan pena, ini memungkinkan transmisi gaya tarik yang besar dan fleksibel. Pemilihan untuk menggunakan rantai didasarkan pada beberapa keuntungan dibandingkan dengan penggerak tali atau sabuk antara lain : 1. Tidak ada slip selama pergerakan rantai, sehingga diperoleh kecepatan rasio yang sempurna. 2. Penggerak rantai dapat digunakan ketika jarak antar poros kecil. 3. Mempunyai efisiensi transmisi yang tinggi (>98%). 4. Memberikan pembebanan lebih kecil pada poros. 5. Mempunyai kemampuan pergerakan transmisi ke beberapa poros hanya dengan satu rantai. Kerugian dari menggunakan rantai adalah : 1. Ongkos produksi rantai relatif tinggi 2. Penggerak rantai membutuhkan pengikatan yang kuat dan perawatan yang hatihati
3. Mempunyai fluktuasi kecepatan khususnya ketika terlalu renggang selama pengoperasian. (Yenny, 2010)
2.13
Belt Conveyor Belt conveyor digunakan untuk menghantarkan material angkut. Material angkut
dikirimkan bersama dengan material lain yang tercampur selama proses pengiriman. Material angkut memiliki karakteristik yang berbeda, sebagian diantaranya berbentuk halus dan sebagian lainnya berbentuk kasar. Bentuk luar dari material tersebut memiliki pengaruh yang besar dalam mendesain conveyor. Oleh sebab itu, awalnya sangat dibutuhkan pemahaman dan pengertian tentang sifat-sifat asli dari material angkut yang akan dikirim. Pengetahuan ini dapat membantu dalam mendesain conveyor yang tepat , ekonomis dan optimal dengan minimal masalah dalam pengoperasian. Beberapa informasi penting tentang material angkut yang perlu diketahui dalam perhitungan desain conveyor, antara lain : a. Ukuran lump, grain dan powder. b. Distribusi lump, grain, dan powder (%). c. Densitas material angkut (berat volume) (t/m3). d. Angle of repose (keadaan standstill material setelah penjatuhan). e. Angle of surcharge (sudut ketika material pada keadaan istirahat selama pergerakan conveyor). f. Moisture content (%). g. Temperature (°C).
h. Karakteristik khusus : kekerasan, debu, kelekatan, racun, bubuk, kerapuhan. i. Kondisi yang dibutuhkan selama diangkut. j. Nama material yang dibawa.
2.14
Sensor Sensor adalah transduser yang di gunakan untuk mengubah besaran mekanis,
magnetis, panas, sinar dan kimia menjadi tegangan dan arus listrik. Ada beberapa jenis sensor yang banyak di gunakan dalam kehidupan sehari-hari yaitu: 1. Sensor Cahaya. 2. Sensor Suhu. 3. Sensor capasitive. 4. Sensor Beban. 5. Sensor Inductive. 6. Sensor photoelectric
2.14.1. Photoelectric Proximity Sensor Photoelectric proximity sensor adalah salah satu jenis sensor yang di gunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya suatu obyek dengan menggunakan cahaya inframerah sebagai pemancar dan photolistrik sebagai penerima. Jenis photoelectric proximity semsor terdiri dari 3 buah fungsi yaitu: 1. Menentang langsung. 2. Retroflective 3. Menyebar (sensing).
Gambar 2.11 Photoelectric Proximity Sensor 2.15
Komunikasi Data Serial Dalam komunikasi data serial, data yang di kirimkan akan berbentuk pulsa listrik
yang dialirkan seara continue yang di sebut bit. Data yang di kirimkan antar device secara serial akan di kirimkan per satu bit (bit per bit), secara berurutan, dimana device yang bertindak sebagai penerima pun akan menerima data tersebut sacara per bit. Secara umum komunikasi data serial memiliki 3 buah metode pengiriman data yaitu: 1.
Simplex adalah data yang di kirimkan hanya dapat di lakukan satu arah.
2.
Half duplex adalah data yang dikirimkan secara 2 arah, tetapi pengiriman data harus di lakukan secara bergantian.
3.
Full duplex adalah data yang dikirimkan di lakuakan secara 2 arah tanpa harus bergantian dalam mengirim datanya.
Terdapat 2 metode dalam komunikasi data serial yaitu transmisi asinkronous dan transmisi sinkronous.
2.15.1. Transmisi Asinkronous Pada transmisi asikron pengiriman data memiliki start bit dan stop bit, pada trsnsmisi ini setiap byte data akan di pecah menjadi karakter bit yang di indentifikasikan sebagai bit awalan dan bit akhiran. Pada trasmisi asinkron bit awalan dan bit akhiran tidak membawa data tetapi hanya menunjukan bahwa data akan di kirim dan data sudah dikirim. Pada setiap byte pengiriman data secara asikronous memiliki 10 bit dengan perincian bit sebagai berikut: •
1 bit awalan.
•
1 bit akhiran.
•
7 bit data.
•
1 bit parity (berada di bit ke delapan).
Kecepatan trsnmisi data yang dinyatakan dalam baudrate. Pada komunikasi Serial asinkronous terdapat 4 buah mode yang dapat di terapkan yaitu: 1.
RS – 232
2.
RS – 422
3.
RS – 423
4.
RS – 485
Tabel 2.12 Perbandingan Antar Mode Komunikasi Serial. Keterangan
RS - 232
RS – 422
RS - 432
RS - 485
Max. Jumlah Pengirim
1
1
1
32
Max. Jumlah Penerima
1
10
10
32
Jarak
15 M
1200 M
1200 M
1200 M
Point - to Network Topology
Multidrop
Multidrop
Multipoint
20 Kbps
100 Kbps
10 Mbps
35 Mbps
1 Kbps
1 Kbps
100 Kbps
100 Kbps
30 V/µs
Adjustable
n/a
n/a
Point Kec. Pengiriman data max (12 M) Kec. Pengiriman data max (1200 M) Max slew rate
Contoh komunikasi data serial yang menggunakan transmisi asinkronous adalah Universal Serial Bus (USB).
2.15.2. Transmisi Sinkronous Pada transmisi sinkronous 2 buah device akan melakukan sinkronisasi clock terlebih dahulu, clock pada penerima di jalankan secara countinue dan di lock agar memiliki clock yang sama dengan yang di terima pengirim. Pada transmisi sinkronous, data dikrim tanpa adanya gap sehingga memerlukan buffering yang baik pada pengirim dan penerima, sehingga memerlukan biaya yang lebih untuk penerapannya. Contoh penggunaan transmisi sinkronous adalah penggunaan kabel Ethernet
2.16
VB.NET VB.NET merupakan peranti lunak yang digunakan untuk pengembangan yang
begarak diatas sistem .NET framework yang isinya sekumpulan class atau function yang siap pakai.
2.17
•
Beberapa keuntungan penggunaan VB.NET yaitu:
•
Secara default lebih mudah untuk di gunakan
•
Class sudah interoperable denagn bahasa lain berbasis .NET
Microsoft SQL Server Microsoft SQL Server adalah sebuah Sistem Manajemen Basis Data Relasional (RDBMS) produk Microsoft, Microsoft SQL Server dapat berkomunikasi menggunakan protokol Tabular Data Stream (TDS), Microsoft SQL Server juga mendukung Open Database Connectivity(ODBC), dan driver JDBC yang digunakan khusus untuk bahasa pemrograman Java. Beberapa keuntungan Microsoft SQL Server yaitu: •
SP. Microsoft SQL Server memiliki layanan SP dimana Microsoft SQL Server dapat melakukan pengirimana data secara bersamaan sehingga mengurangi network traffic.
•
Trigger. Microsoft SQL Server memiliki layanan trigger dimana membuat aplikasi yang sedang kami jalankan tidak terasa kalau program usdha selesai di jalankan.
•
Cursor. Microsoft SQL Server memiliki layanan Cursor yaitu membuat mapping record terhadap tabel yang sednag di proses
6