BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1
Manajemen
2.1.1 Definisi Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2012:36) manajemen mengacu pada proses mengkoordinasi dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja agar diselesaikan secara efisien dan efektif dengan melalui orang lain. Definisi lain juga diberikan oleh Griffin (2011:7), manajemen adalah suatu rangkaian aktivitas (termasuk perencanaan dan pengambilan keputusan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian) yang diarahkan pada sumber-sumber daya organisasi (manusia, finansial, fisik, dan informasi) dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Selanjutnya Alam S. (2007:127), mengatakan bahwa manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian kegiatan anggota organisasi dan proses penggunaan sumber daya organisasi lainnya untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Dari pengertian diatas, peneliti menyimpulkan bahwa manajemen adalah proses pengkoordinasian dan pengintegrasian sumber daya perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan secara efektif dan efisien. Perusahaan yang memiliki manajamen yang baik adalah perusahaan yang menjalankan fungsi efektif dan efisien. Efisien berarti menggunakan berbagai sumber daya secara bijaksana dan dengan cara yang hemat biaya, sehingga produk atau jasa yang dihasilkan berkualitas tinggi namun dengan biaya yang relatif rendah, sedangkan efektif berarti membuat keputusan yang tepat dan mengimplementasikannya dengan baik.
2.1.2 Fungsi Manajemen Adapun fungsi manajemen yang harus diperhatikan oleh perusahaan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai yaitu: 1. Perencanaan (Planning) Mengidentifikasi sasaran-sasaran, menetapkan strategi dan mengembangkan rencana kerja untuk mengelola aktivitas-aktifvitas. 2. Pengorganisasian (Organizing) Menentukan apa yang harus diselesaikan, bagaimana caranya dan siapa yang mengerjakannya. 9
10
3. Kepemimpinan (Leading) Memotivasi, memimpin dan tindakan-tindakan lainnya yang melibatkan interaksi dengan orang lain. 4. Pengendalian (Controlling) Mengawasi aktivitas-aktivitas demi memastikan segala sesuatu terselesaikan sesuai rencana.
2.2 Manajemen Operasi Kegiatan operasi merupakan kegiatan menciptakan barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada konsumen.Kegiatan ini dalam banyak perusahaan melibatkan bagian terbesar dari karyawan dan mencakup jumlah terbesar dari asset perusahaan.Oleh karena itu kegiatan operasi menjadi salah satu fungsi utama dalam perusahaan.Fungsi utama lainnya dari kegiatan bisnis perusahaan ialah pemasaran dan keuangan.Pemasaran berfungsi mencari dan mengembangkan permintaan atas produk yang ditawarkan perusahaan dan menjaga hubungan baik dengan pelanggan ataupun calon pelanggan. Keuangan berfungsi untuk mendapatkan sumber dana untuk kegiatan perusahaan dan mengelolanya sebaik mungkin. Ketiga fungsi utama dalam kegiatan perusahaan ini berhubungan satu sama lain dan saling tergantung dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.
2.2.1 Definisi Manajemen Operasi Menurut Heizer dan Render (2015:4), manajemen operasi adalah aktivitas yang berhubungan dengan barang dan jasa melalui proses transformasi dari input (masukan) ke output (hasil). Kemudian menurut William J. Stevenson (2009:4), manajemen operasional adalah sistem manajemen atau serangkaian proses dalam pembuatan produk atau penyediaan jasa.Sedangkan menurut Herjanto (2007:2), manajemen operasi merupakan suatu kegiatan yang berhubungan dengan pembuatan barang, jasa, atau kombinasinya, melalui proses transformasi dari sumberdaya produksi menjadi keluaran yang diinginkan. Dari definisi diatas peneliti menyimpulkan bahwa, kegiatan operasi merupakan suatu aktivitas dalam perusahaan yang berkaitan dengan penciptaan barang, jasa atau kombinasinya melalui proses transformasi dari segala sumber daya
11
masukan perusahaan yang diintegrasikan untuk menghasilkan keluaran yang memiliki nilai tambah. Berikut adalah aliran transformasi dalam manajemen operasi.
Gambar 2.1. Aliran Operasi Sumber: Plunkett, Allen, dan Attner (2013:580)
Prasetya dan Lukiastuti (2011:3) menambahkan bahwa terdapat unsur-unsur pokok yang terkandung dalam definisi tersebut, yaitu: 1. Kontinu, berarti manajemen produksi dan operasi bukan suatu kegiatan yang berdiri sendiri. Keputusan manajemen bukan merupakan tindakan sesaat, melainkan tindakan yang berkelanjutan. 2. Efektif, berarti segala pekerjaan harus dilakukan secara tepat dan sebaik-baiknya, serta mencapai hasil sesuai dengan yang diharapkan. 3. Fungsi manajemen, berarti kegiatan manajemen produksi dan operasi memerlukan pengetahuan yang luas, mencakup planning, organizing, actuating dan controlling. Dalam pelaksanaannya, berbagai sumber daya diintegrasikan untuk menghasilkan barang dan jasa. 4. Efisien, berarti manajer produksi dan operasi dituntut untuk mempunyai
kemampuan
kerja
secara
efisien
agar
dapat
mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan memperkecil limbah. 5. Tujuan, berarti kegiatan manajemen produksi dan operasi harus mempunyai tujuan untuk menghasilkan suatu produk sesuai yang direncanakan.
12
2.2.2 Penerapan Fungsi Manajemen Semua manajer yang baik pasti melakukan fungsi dasar dari proses manajemen, kegiatan dalam manajemen operasi pun mencakup penggunaan fungsifunsi manajemen. Herjanto (2007:4) menjelaskan dalam fungsi perencanaan, manajer operasi menentukan tujuan dari subsistem operasi dari organisasi dan mengembangkan program, kebijaksanaan dan prosedur yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu. Tahap ini mencakup penentuan peranan dan fokus dari operasi, termasuk perencanaan produk, perencanaan fasilitas dan perencanaan penggunaan sumber daya produksi. Dalam fungsi pengorganisasian, manajer operasi menentukan struktur individu, grup, seksi, bagian, divisi atau departemen dalam subsistem operasi untuk mencapai tujuan organisasi.Manajer operasi juga menentukan kebutuhan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan operasi serta mengatur wewenang dan tanggung
jawab
yang
diperlukan
untuk
melaksanakannya.Dalam
fungsi
kepemimpinan, dilaksanakan dengan memimpin, mengawasi dan memotivasi karyawan untuk melaksanakan tugas.Dan Fungsi pengendalian dilakukan dengan mengembangkan
standar dan jaringan
komunikasi yang diperlukan agar
pengorganisasian dan penggerakan sesuai dengan uang direncanakan dan mencapai tujuan.
2.2.3 Ten Strategis Operations Management Manajer operasi harus mampu menerapkan proses manajemen tersebut dalam setiap keputusan yang mereka buat dalam manajemen operasi yang dikenal sebagai Sepuluh Keputusan Manajemen Operasi Strategis (Ten Strategis Operations Management Decision) yang ditunjukan pada Tabel 2.1 berikut.
13
Tabel 2.1 Sepuluh Keputusan Manajemen Operasi Strategis Keputusan
Penjelasan
Desain
Menjelaskan apa yang diperlukan dari kegiatan operasi
barang dan
pada masing-masing keputusan manajemen operasi.
jasa
Misalkan, desain produk biasanya menentukan batas bawah dari biaya dan batas atas dari kualitas, selain juga implikasi untuk keberlangsungan dan sumber daya manusia yang dibutuhkan.
Pengelolaan
Menentukan ekspektasi kualitas dari pelanggan dan
kualitas
membuat
kebijakan
serta
prosedur
untuk
mengidentifikasikan dan mencapai kualitas tersebut. Desain proses Menentukan seberapa baik barang dan jasa dihasilkan dan dan
menjalankan manajemen terhadap teknologi, kualitas,
kapasaitas
SDM dan investasi modal yang spesifik yang menentukan struktur biaya dasar perusahaan.
Strategi
Memerlukan
penilaian
terkait
kedekatan
dengan
lokasi
pelanggan dan pemasok sementara mempertimbangkan mengenai biaya, infrastruktur, logistic dan pemerintah.
Strategi tata
Memerlukan penyatuan kebutuhan kapasitas, tingkat
ruang
personel, teknologi dan kebutuhan persediaan untuk menentukan arus bahan baku, orang dan informasi yang efisien.
Sumber daya
Menentukan bagaimana cara untuk merekrut, memotivasi
manusia dan
dan
desain
kemampuan yang dibutuhkan. Orang merupakan sebuah
pekerjaan
bagian yang integral dan mahal dari desain sistem
mempertahankan
personel
dengan
bakat
dan
keseluruhan.
Manajemen
Menentukan bagaimana mengintegrasikan rantai pasokan
rantai
ke dalam strategi perusahaan termasuk keputusan-
14
pasokan
keputusan yang menentukan apa yang dibeli, dari siapa dan dengan syarat seperti apa.
Manajemen
Mempertimbangkan
persediaan
penyediaan
keputusan
persediaan
mengoptimalisasinya kapabilitas
dan
sebagai
pemasok
pemesanan
dan
dan
bagaimana
kepuasan
pelanggan,
jadwal
produksi
dipertimbangkan. Penentuan
Menentukan dan menerapkan jadwal jangka waktu
jadwal
menengah dan pendek yang secara efektif dan efisien baik personel
maupun
fasilitas,
sementara
memenuhi
permintaan pelanggan. Pemeliharaan Memerlukan
keputusan
yang
mempertimbangkan
kapasitas fasilitas, permintaan produksi dan kebutuhan akan personel untuk menjaga sebuah proses yang dapat diandalkan dan stabil. Sumber: Heizer dan Render (2015:6) 2.2.4 Sasaran Operasi Setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasinya pasti memiliki strategi dalam mencapai keunggulan bersaing, menurut Prasetya dan Lukiastuti (2011:21), ada empat dasar strategi operasi yang dapat diidentifikasikan, yaitu : 1. Biaya Dalam setiap industri, penggunaan segmen pasar dengan pembelian yang kuat didasarkan pada biaya yang rendah.Produk yang dijual dengan dasar biaya yang kuat memiliki bentuk komoditas dasar. Dengan kata lain, pelanggan tidak membedakan produk-produk dari satu perusahaan dengan perusahaan lainnya, Pelanggan menggunakan biaya sebagai ketentuan dasar untuk melakukan pembelian
2. Kualitas Kualitas dapat ditentukan dalam dua kategori, yaitu kualitas produk dan kualitas proses. Tingkat kualitas dalam desain produk akan mengubah segmen pasar yang menjadi tujuannya. Sasaran dalam mendirikan produk
15
pada kualitas yang baik adalah berfokus pada kebutuhan pelanggan. Produk-produk yang didesain terlalu baik akan menggambarkan produk tersebut mahal. Sementara jika produk didesain kurang baik, akan membuat kehilangan pelanggan. Kualitas proses penting dalam setiap segmen pasar. Sasaran dari kualitas proses adalah memproduksi produkproduk yang bebas kesalahan melalui konsep perbaikan secara terus menerus. 3. Kecepatan Pengiriman Terkadang kecepatan pengiriman menjadi ketentuan penting dalam keputusan
pembelian.Di
sini
perusahaan
diharuskan
mampu
menyediakan secara konsisten dalam pengiriman. 4. Fleksibilitas Fleksibilitas menyangkut kemampuan organisasi membuat perubahan dalam desain produk atau dalam kapasitas produksi agar dapat menyesuaikan
diri
terhadap
perubahan-perubahan
yang
terjadi.Fleksibilitas dapat diukur dengan jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mengubah desain produk atau mengubah tingkat kapasaitas produksi.Fleksibilitas juga mengukur bagaimana perusahaan dengan cepat mengubah produk lama manjadi produk baru.Variasi produk sering dipersepsikan oleh pelanggan menjadi dimensi dari kualitas. 2.3 Perencanaan Kapasitas Perencanaan kapasitas sangat dibutuhkan oleh perusahaan, hal ini digunakan oleh perusahaan agar tidak mengalami kerugian.Kapasitas mengacu pada tingkat kemampuan produksi atau operasi organisasi. Mengacu pada pendapat Chase,Jacobs dan Aquilano (2005:430), pengertian dari kapasitas adalah kemampuan untuk menampung, menerima, menyimpan atau mengakomodasi. Dalam pandangan bisnis secara umum, kapasitas sering dilihat sebagai jumlah output yang dapat dicapai sebuah sistem pada suatu periode tertentu. Sedangkan menurut Heizer dan Render (2015:348) kapasitas merupakan suatu “terobosan” atau sejumlah unit yang mana tempat fasilitas dapat menyimpan, menerima atau memproduksi dalam suatu periode waktu tertentu. Kapasitas juga menentukan apakah permintaan telah terpenuhi atau tidak atau apakah tempat fasilitas akan menganggur atau tidak. Jika sebuah fasilitas berukuran terlalu besar,
16
maka banyak tempat yang tidak digunakan dan akan menambah biaya pada produksi. Sedangkan apabila sebuah fasilitas terlalu kecil, pelanggan dan mungkin seluruh pasar akan hilang. Menentukan ukuran tempat fasilitas , bertujuan untuk mencapai level pemanfaatan yang tinggi. Heizer dan Render berpendapat bahwa perencanaan kapasitas dapat dilihat dalam 3 horizon waktu seperti pada Tabel 2.2 berikut.
Tabel 2.2 Horizon Waktu dan Opsi Kapasitas Horizon T Waktu
Pilihan-Pilihan untuk Penyesuaian Kapasitas Memodifikasi Kapasitas
Perencanaan
Menambah fasilitas
jangka
Menambah waktu tunggu
panjang
perlengkapan yang lama
Menggunakan Kapasitas *
(≥ 3 tahun) Perencanaan
Subkontrak
Menambah personel
jangka
Menambah perlengkapan
Membangun atau
menengah
Manambah Shift
menggunakan persediaan
*
Menjadwalkan pekerjaan
(3 - 36 bulan) Perencanaan jangka pendek
Menjadwalkan personel
(≤ 3 bulan)
Mengalokasikan mesin
* Sulit menyesuaikan kapasitas karena keterbatasan opsi yang ada S umber: Heizer dan Render (2015:348) 2.3.1. Pertimbangan Kapasitas Menurut Heizer dan Render (2015:351) ada empat pertimbangan khusus untuk pengambilan keputusan yang tepat mengenai kapasitas: 1. Meramalkan tingkat permintaan secara akurat. Menambahkan dan menghapus produk, aksi kompetisi, siklus hidup produk dan volume penjualan yang tidak diketahui seluruhnya menambahkan tantangan untuk membuat peramalan secara akurat.
17
2. Menyamakan kemajuan teknologi dengan volume penjualan Opsi kapasitas sering kali dihambat oleh teknologi. Beberapa peningkatan kapasitas akan menjadi besar (misalnya, pengolahan biji besi atau pembangkit listrik), sementara di sisi lainnya dapat menjadi kecil (tas Louis Vuitton yang diukir dengan tangan). 3. Menemukan volume operasional yang optimum Sebagian besar bisnis memiliki beasaran yang optimum, sampai seseorang menyampaikan model bisnis yang baru. 4. Membangun untuk perubahan Para manajer membangun fleksibilitas ke dalam tempat fasilitas dan perlengkapan. Perubahan terjadi terjadi dalam proses, sejalan dengan produk, volume produk dan bauran produk.
2.4.
Peramalan Salah satu keputusan penting dalam perusahaan yang dilakukan oleh
manajemen adalah menentukan tingkat produksi dari barang atau jasa yang perlu disiapkan untuk masa yang akan datang.penentuan tingkat produksi, yang merupakan tingkat penawaran, diperngaruhi oleh jumlah permintaan pasar yang dapat dipenuhi oleh perusahaan. Tingkat penawaran yang yang lebih tinggi dari permintaan pasar dapat mengakibatkan terjadinya pemborosan biaya, seperti biaya penyimpanan, biaya modal dan biaya kerusakan barang.Tingkat penawaran yang lebih rendah dibandingkan kemampuan pangsa pasar yang dapat diraih menyebabkan hilangnya kesempatan untuk memperoleh keuntungan, bahkan mengakibatkan hilangnya pelanggan karena beralih ke pesaing. Untuk membantu tercapainya suatu keputusan yang optimal diperlukan adanya suatu cara yang tepat, sistematis dan dapat dipertanggung jawabkan. Salah satu alat yang diperlukan oleh manajemen dan merupakan bagian integral dari proses pengambilan keputusan adalah ialah metode peramalan.
2.4.1 Definisi Peramalan Menurut Heizer dan Render (2015:113) peramalan (forecasting) adalah seni dan ilmu pengetahuan dalam memprediksi peristiwa pada masa mendatang. Peramalan melibatkan pengambilan data historis (seperti penjualan tahun lalu) dan
18
memproyeksikan ke masa yang akan datang dengan model matematika. Sedangkan menurut Tampubolon (2014:41) peramalan merupakan penggunaan data untuk menguraikan kejadian yang akan datang di dalam menentukan sasaran yang dikehendaki. Kemudian menurut Schroeder (2007:214), mengatakan bahwa “Forecasting is the art and science of predicting future events. Until the last decade, forecasting was largely an art, but it has now become a science as well.” Yang artinya, peramalan merupakan suatu seni dan ilmu untuk memprediksi masa yang akan datang. Sampai masa sepuluh tahun terakhir, sebagian besar dari peramalan adalah sebuah seni, namun saat ini peramalan juga menjadi sebuah ilmu. Dari definisi diatas peneliti menyimpulan bahwa, peramalan adalah suatu metode ilmiah yang menggunakan data dari masa lalu untuk memprediksi peristiwa di masa depan secara sistematis yang digunakan untuk membantu menetapkan suatu keputusan yang optimal. Peramalan dapat diklasifikasikan berdasarkan horizon waktu, menurut Heizer dan Render (2015:114) klasifikasi peramalan berdasarkan horizon waktu ialah sebagai berikut: 1. Peramalan jangka pendek. Peramalan ini memiliki rentang waktu sampai dengan satu tahun, tetapi umunya kurang dari tiga bulan. Digunakan untuk perencanaan pembelian, penjadwalan pekerjaan, tingkat angkatan kerja, penugasan pekerjaan dan tingkat produksi 2. Peramalan jangka menengah. Peramalan ini memilikirentang waktu dari tiga bulan hingga tiga tahun. Berguna dalam perencanaan penjualan, perencanaan produksi, penganggaran dan analisis variasi rencana operasional. 3. Peramalan jangka panjang. Memiliki rentang waktu pada umumnya tiga tahun atau lebih. Perencanaan jangka panjang digunakan dalam perencanaan untuk produk baru, pengeluaran modal, lokasi tempat fasilitas atau perluasan dan penelitian serta pengembangan.
19
2.4.2 Jenis-Jenis Peramalan Menurut Heizer dan Render (2015:115), organisasi pada umumnya menggunakan tiga-tipe peramalan yang utama dalam perencanaan organisasi di masa depan: 1. Peramalan ekonomi (economic forecast), menjelaskan siklus bisnis dengan memprediksi tingkat inflasi, ketersediaan uang, dana yang dibutuhkan untuk membangun perumahan, dan indikator perencanaan lainnya. 2. Peramalan teknologi (technological forecast), memperhatikan tingkat kemajuan teknologi yang dapat meluncurkan produk baru yang menarik, yang membutuhkan pabrik dan peralatan baru. 3. Peramalan
permintaan
(demand
forecast),
merupakan
proyeksi
permintaan suatu produk atau layanan suatu perusahaan. Peramalan ini disebut juga peramalan penjualan, yang mengendalikan produksi, kapasitas, serta sistem penjadwalan dan menjadi input bagi perencanaan keuangan, pemasaran, dan sumber daya manusia.
2.4.3 Pendekatan Peramalan Menurut Heizer dan Render (2015:117) terdapat dua pendekatan umum untuk peramalan sebagaimana ada dua cara untuk mengatasi semua model keputusan. Pendekatan yang satu adalah analisis kuantitatif dan pendekatan lain adalah analisis kualitiatif. 1. Peramalan kuantitatif (quantitative forecast) menggunakan bermacammacam model matematika yang bergantung pada data historisdan/atau variabel asosiatif untuk meramalkan permintaan. 2. Peramalan subjektif atau kualitatif (qualitative forecast) menggabungkan faktor-faktor, seperti intuisi dari si pengambil keputusan, emosi, pengalaman pribadi, dan sistem nilai dalam mencapai peramalan.
Menurut Herjanto (2007:78) metode kuantitatif yang digunakan dalam peramalan pada dasarnya dapat dikelompokan dalam dua jenis yaitu metode serial
20
waktu dan metode explanatory.Metode serial waktu (time series) adalah metode yang digunakan untuk menganalisis serangkaian data yang merupakan fungsi dari waktu.Metode ini mengasumsikan bahwa beberapa pola atau kombinasi pola selalu berulang sepanjang waktu dan pola dasar dapat diidentifikasi semata-mata atas dasar data historis dari serial itu. Tujuan analisis ialah untuk menemukan pola deret yang bersangkutan berdasarkan atas nilai variabel pada masa sebelumnya dan mengekstrapolasikan pola itu untuk membuat peramalan nilai variabel itu di masa datang. Pola dari serangkaian data dala serial waktu dapat dikelompokan ke dalam pola dasar sebagai berikut. •
Horizontal (constan), yaitu apabila data berfluktuasi di sekitar ratarata secara stabil. Pola berupa garis lurus mendatar. Pola seperti ini biaasanya terdapat dalam jangka pendek atau menengah. Jarang sekali suatu variabel memiliki pola konstan dalam jangka panjang.
•
Kecenderungan (trend), yaitu apabila data memiliki kecenderungan, baik yang arahnya meningkat atau menurun dari waktu ke waktu. Pola ini disebabkan antara lain oleh bertambahnya populasi, perubahan pendapatan dan pengaruh budaya.
•
Musiman (seasonal), yaitu apabila polanya merupakan gerakan yang berulang-ulang secara teratur dalam setiap periode tertentu, misalnya tahunan, triwulan, bulanan atau mingguan. Pola ini biasanya berhubungan dengan faktor iklim/cuaca atau faktor yang dibuat oleh manusia, seperti liburan dan hari besar.
•
Siklus (cyclical), yaitu apabila data dipengaruhi oleh fluktuasi ekonomi jangka panjang, seperti daur hidup bisnis. Perbedaan utama antara pola musiman dengan siklus adalah pola musiman memiliki panjang gelombang yang tetap, sedangkan pola siklus memiliki jarak waktu yang lebih panjang dan bervariasi dari datu siklus ke siklus lainnya.
•
Residu atau variasi acak, yaitu apabila data tidak teratur sama sekali. Data yang bersifat residu tidak dapat digambarkan.
21
Sedangkan metode explanatory mengasumsikan bahwa nilai suatu variabel merupakan fungsi dari satu atau beberapa variabel lain. Misalnya jumlah suatu komoditi dapat diprediksi dari nilai harga komoditi tersebut, pendapatan konsumen, jumlah konsumen dan harga produk substitusi/komplementer. Dengan kata lain permintaan produk merupakan fungsi dari variabel-variabel tersebut. Kegunaan metode explanatori ialah untuk menentukan bentuk hubungan dari suatu variabel dengan variabel-variabel lain dan menggunakannya untuk meramalkan nilai variabel tak bebas (dependen) terhadap perubahan dari variabel bebasnya.
2.4.4 Metode Peramalan Time Series Analisis Time Series Iriawan dan Astuti(2006:341), merupakan metode peramalan kuantitatif untuk menentukan pola data masa lampau yang dikumpulkan berdasarkan urutan waktu, yang disebut data time series. Dalam membuat prediksi dengan asumsi bahwa masa depan merupakan fungsi dari masa lalu dengan kata lain mereka melihat apa yang terjadi selama kurun waktu tertentu dan menggunakan data masa lalu tersebut untuk melakukan peramalan. Pada penelitian ini metode Time Series (deret waktu) yang digunakan adalah Linear Regression. Menurut Heizer dan Render (2015:143), Regresi linier adalah sebuah model matematis garis lurus untuk menggambarkan hubungan fungsional antara variabel dependen dan independen. Untuk peramalan time series, formula regresi linier cocok digunakan bila pola data adalah trend. Dalam melakukan peramalan menggunakan regresi linier dapat ditentukan dengan persamaan:
Dimana: y = nilai dari variabel dependen a = perpotongan sumbu y b = kemiringan garis regresi x = variabel independen
Untuk menentukan
dan
dapat ditemukan dengan persamaan:
22
Dimana: b = kemiringan dari garis regresi ∑ = tanda jumlah x = nilai dari variabel independen yang diketahui y = nilai dari variabel dependen yang diketahui n = jumlah poin data = rata-rata dari nilai x = rata-rata dari nilai y 2.5 Perencanaan Agregat Bagian rencana bisnis yang menyangkut kegiatan produksi atau operasi disebut rencana produksi atau dikenal dengan istilah perencanaan agregat (aggregate planning).Perencanaan agregat merupakan jantung dari perencanaan jangka menengah.Tujuan perencanaan agregat untuk mengembangkan suatu rencana produksi secara menyeluruh yang fisibel dan optimal.Fisibel berarti dapat memenuhi permintaan pasar sesuai dengan kapasitas yang ada, sedangkan optimal berarti menggunakan sumber daya sebijaksana mungkin dengan pengeluaran biaya serendah mungkin.
2.5.1 Definisi Perencanaan Agregat Menurut Heizer dan Render (2015:148) perencanaan agregat adalah sebuah pendekatan untuk menentukan kuantitas dan waktu produksi pada jangka menengah (biasanya) 3 hingga 18 bulan kedepan. Para manajer produksi berusahan menentukan jalan terbaik untuk memenuhi permintaan yang diprediksi dengan cara menyesuaikan nilai produksi, tingkat tenaga kerja, tingkat persediaan, pekerja lembur, tingkat subkontrak dan variabel lain yang dapat dikendalikan. Sedangkan menurut Herjanto (2007:193), bagian rencana bisnis yang menyangkut kegiatan produksi atau operasi disebut rencana produksi atau dikenal dengan istilah perencanaan agregat.
23
Kemudian Sukendar dan Kristomi (2008,C-107) juga berpendapat bahwa perencanaan agregatberarti menggabungkan sumber daya yang sesuai ke dalam istilah-istilah yang lebih umum dan menyeluruh. Dengan adanya ramalan permintaan, serta kapasitas fasilitas, persediaan jumlah tenaga kerja dan input produksi yang saling berkaitan, maka perencana harus memilih tingkat output untuk fasilitas selama 3 sampai 18 bulan ke depan. Pada umumnya tujuan perencanaan agregat adalah memenuhi prediksi permintaan dan memperkecil biaya pada periode perencanaan.Bagi perusahaan manufaktur, penjadwal agregat menghubungkan sasaran strategis perusahaan dengan rencana
produksi.
Namun,
untuk
organisasi
jasa,
penjadwalan
agregat
menghubungkan sasaran dengan jadwal kerja. Menurut Sukendar dan Kristomi (2008:108) tujuan perencanaan agregat adalah sebagai berikut: 1. Mengembangkan perencanaan produksi yang feasible pada tingkat menyeluruh yang akan mencapai keseimbangan antara permintaan dan suplai dengan memperhatikan biaya minimal dari rencana yang dibuat, walau pun biaya bukan satu-satunya bahan pertimbangan. 2. Sebagai masukan perencanaan sumber daya sehingga perencanaan sumber daya dikembangkan untuk mendukung perencanaan produksi. 3. Meredam (stabilisasi) produksi dan tenaga kerja terhadap fluktuasi permintaan.
2.5.2. Pilihan Perencanaan Permasalahan
perencanaan
agregat
dapat
diselesaikan
dengan
mempertimbangkan berbagai keputusan pilihan yang tersedia.Berikut 8 strategi perencanaan agregat menurut Heizer dan Render (2015:608) secara lebih terperinci.Lima pilihan pertama disebut pilihan kapasitas sebab pilihan ini tidak berusaha
mengubah
permintaan,
tetapi
untuk
menyerap
fluktuasi
dalam
permintaan.Tiga pilihan terahir adalah pilihan permintaaan dimana perusahaan berusaha mengurangi perubahan pola permintaan selama periode perencanaan.
24
2.5.2.1. Pilihan Kapasitas (Capacity Option) Pilihan kapasitas disebut juga pure strategy merupakan pilihan yang berusaha untuk tidak mengubah permintaan tetapi untuk menyerap fluktuasi dalam permintaan dengan mengubah kapasitas yang tersedia. Pilihan kapasitas terdiri dari 5 pilihan, yaitu: • Mengubah tingkat persediaan. Manajer biasa meningkatkan persediaan selama periode permintaan rendah untuk memenuhi permintaan yang tinggi pada masa mendatang. Jika strategi tersebut dipilih, biaya-biaya yang berkaitan dengan penyimpanan, asuransi, penanganan, keusangan, pencurian dan mdal yang diinvestasikan akan meningkat. Pada sisi lain dengan persediaan di tangan yang rendah dan permintaan yang meningkat, kekurangan dapat terjadi, mengakibatkan waktu tunggu lebih panjang dan pelayanan pelanggan yang buruk. • Mengubah jumlah tenaga kerja dengan merekrut atau memberhentikan Salah satu cara untuk memenuhi permintaan adalah dengan merekrut atau memberhentikan tenaga kerja produksi untuk menyesuaikan tingkat produksi. Namun karyawan baru perlu dilatih dan produktivitas menurut sementara waktu seiring mereka menjadi terbiasa. Pemberhentian (PHK) tentu saja menurunkan moral semua karyawan dan mendorong mereka ke arah produktivitas lebih rendah. • Mengubah-ubah tingkat produksi melalui waktu lembur atau waktu kosong Tenaga kerja dapat dijaga tetap konstan dengan mengubah-ubah jam kerja. Meskipun demikian, ketika permintaan sedang tinggi, terdapat keterbatasan mengenai banyaknya jam kerja lembur yang dapat diberlakukan. Upah lembur memerlukan lebih banyak biaya dan terlalu banyak kerja lembur mengakibatkan kelelahan pada tenaga kerja dan kemerosotan prduktivitas. Lembur juga menyiratkan naiknya biaya tambahan untuk menjada sehingga fasilitas dapat tetap berjalan.
Disisi lain ketika permintaan menurun,
perusahaan harus mengurangi waktu kosong tenaga kerjanya, ini biasanya merupakan proses yang sulit dan mahal. • Subkontrak. Sebuah perusahaan dapat memperoleh kapasitas sementara dengan melakukan subkontrak selama periode permintaan tinggi. Akan tetapi,
25
subkontrak memiliki beberapa kekurangan. Pertama, subkontrak mungkin mahal. Kedua, subkontrak membawa resiko dengan membuka pintu klien terhadap kopetitor. Ketiga, sering kali sulit untuk mendapat pemasok subkontrak sempurna yang selalu dapat mengirimkan produk berkualitas dan tepat waktu. • Penggunaan karyawan paruh waktu. Terutaman dalam sektor jasa , tenaga kerja paruh waktu paruh waktu dapat mengisi kebutuhan tenaga kerja tidak terampil. Praktik ini umum dilakukan di restoran, toko ritel dan toko serba ada.
2.5.2.2 Pilihan Permintaan (Demand Option) Berikut pilihan permintaan yang mendasar. • Mempengaruhi permintaan. Ketika permintaan rendah, perusahaan dapat meningkatkan permintaan melalui
iklan,
promosi,
penjualan
pribadi
dan
potongan
harga.
Bagaimanapun iklan khusus, promosi, penjualan, dan penetapan harga tidak selalu mampu menyeimbangkan permintaan dengan kapasitas produksi. • Tunggakan pesanan selama periode permintaan tinggi. Tunggakan pesanan adalah pesanan barang atau jasa yang diterima perusahaan tetapi tidak mampu (secara sengaja atau kebetulan) untuk dipenuhi pada saat itu. pilihan ini digunakan ketika pelanggan berkenan menunggu
tanpa
kehilangan
kehendak
atas
pesanannya.
Namun
konsekuensinya adalah bisa berakibat kehilangan penjualan. • Bauran produk dan jasa yang melawan tren musiman Suatu teknik permulusan aktif yang secara luas digunakan oleh produsen adalah mengembangkan bauran produk dari barang-barang yang melawan kecenderungan musiman.
26
Tabel 2.3 Pilihan-pilihan Perencanaan Agregat: Keunggulan dan Kelemahan Pilihan
Keunggulan
Kelemahan
Beberapa Komentar
1) Mengubah
Mengubah
Biaya menahan
Diterapkan
tingkat
sumberdaya
persediaan dapat
terutama untuk
persediaan
manusia secara
meningkat.Kekurang
produksi dan
bertahap atau tidak
an persediaan dapat
operasi, bukan
sama sekali; tidak
menyebabkan
jasa.
ada perubahan
kehilangan
produksi secara
penjualan.
tiba-tiba. 2) Meragamkan
Menghindari biaya
Biaya perekrutan,
Digunakan di saat
ukuran tenaga
alternatif lain.
PHK dan pelatihan
jumlah tenaga
kerja dengan
dapat berjumlah
kerja besar.
merekrut atau
cukup besar.
memberhentikan nya 3) Meragamkan
Menyesuaikan
Upah lembur mahal;
Memungkinkan
tingkat produksi
fluktuasi musiman
karyawan lelah;
fleksibilitas
melalui waktu
tanpa biaya
mungkin tidak dapat
dalam rencana
lembur atau
perekrutan/pelatiha
memenuhi
agregat.
waktu kosong
n.
permintaan.
4) Subkontrak
Membolehkan
Kehilangan
Diterapkan
adanya fleksibilitas
pengendalian mutu;
terutama dalam
dan memuluskan
laba berkurang;
penentuan
keluaran
kehilangan bisnis di
produksi.
perusahaan.
masa depan.
5) Menggunakan
Lebih murah dan
Biaya perputaran/
Cocok untuk
karyawan paruh
lebih fleksibel
pelatihan tenaga
pekerjaan yang
waktu
daripada karyawan
kerja tinggi; mutu
tidak memerlukan
penuh waktu.
rendah; sulit
keterampilan.
melakukan
27
penjadwalan. 6) Mempengaruhi
Mencoba untuk
Ketidakpastian
Menciptakan ide-
permintaan
menggunakan
permintaan. Sulit
ide pemasaran.
kapasitas berlebih.
menyesuaikan
Menjual terlalu
Diskon menarik
permintaan dan
banyak sering
pelanggan baru.
penawaran secara
dilakukan dalam
tepat.
beberapa bisnis.
7) Tunggakan
Dapat menghindari
Pelanggan harus mau
Banyak
pesanan selama
lembur. Menjaga
untuk menunggu,
perusahaan
perioda
kapasitas tetap
tetapi kehilangan
melakukan
permintaan tinggi
konstan.
itikad yang baik.
tunggakan pesanan.
8) Bauran produk
Menggunakan
Mungkin
Beresikodalam
dan jasa yang
sumberdaya
membutuhkan
menemukan
melawan
sepenuhnya;
keahlian atau
produk atau jasa
kecenderungan
memungkinkan
peralatan di luar
dengan pola
musiman
jumlah tenaga kerja keahlian perusahaan.
permintaan yang
yang stabil.
berlawanan.
Sumber: Heizer dan Render (2015:610) 2.5.3 Strategi Perencanaan Agregat Menurut Heizer dan Render (2015:611) perencanaan agregat dapat dilakukan dengan melakukan pilihan atas 2 strategi, yaitu strategi Chase dan strategi Penjadwalan Bertingkat (Level Scheduling Strategy). Berikut penjelasan dari masing-masing strategi. 2.5.3.1 Chase Strategy Chase Strategy merupakan strategi perencanaan yang menetapkan produksi sama dengan prediksi permintaan (produksinya disesuaikan dengan permintaan). Strategi ini mencoba untuk mencapai tingkat output untuk setiap periode yang memenuhi prediksi permintaan untuk periode tersebut. Sebagai contoh, manajer operasi dapat mengubah-ubah tingkat tenaga kerja dengan merekrut atau memberhentikan karyawan, atau dapat mengubah-ubah jumlah produksi dengan waktu lembur, waktu kosong, karyawan paruh waktu, atau subkontrak.Banyak
28
organisasi jasa menyukai strategi perburuan ini karena pilihan persediaan sangatlah sulit atau mustahil untuk diadopsi.Industri yang telah beralih ke strategi perburuan meliputi sektor pendidikan, perhotelan, dan konstruksi.Kelebihan dan kekurangan dari Chase Strategy adalah sebagai berikut: Kelebihan Chase Strategy: •
Investasi pada persediaan rendah
•
Tingkat penggunaan tenaga kerja yang tinggi (high labor utilization)
Kekurangan Chase Strategy: •
Terdapat biaya untuk memperbaiki tingkat keluaran dan/atau tingkat angkatan kerja
2.5.3.2 Level Scheduling Strategy Strategi penjadwalan tingkat (level scheduling strategy) adalah rencana agregat di mana tingkat produksi tetap sama dari periode ke periode (produksinya konstan). Penjadwalan tingkat mempertahankan tingkat output, tingkat produksi, atau tingkat tenaga kerja yang konstan pada horizon perencanaan. Perusahaan seperti Toyota dan Nissan mempertahankan tingkat produksi mereka pada tingkat yang seragam dan memungkinkan untuk membiarkan persediaan produk mereka naik atau turun untuk menopang perbedaan antara jumlah permintaan dan produksi atau menemukan pekerjaan alternatif bagi karyawan.Filosofi mereka adalah tenaga kerja yang stabil menciptakan produk dengan kualitas lebih baik, lebih sedikit perputaran karyawan dan ketidakhadiran, serta karyawan yang lebih berkomitmen terhadap tujuan perusahaan. Penghematan lain mencakup karyawan yang lebih berpengalaman, penjadwalan dan pengawasan yang lebih mudah, serta lebih sedikit pembukaan dan penutupan usaha yang dramatis. Penjadwalan bertingkat akan bekerja dengan baik ketika permintaan cukup stabil. Kelebihan dan kekurangan strategi level adalah sebagai berikut: Kelebihan Level Scheduling Strategy: • Tingkat keluaran dan angkatan kerja yang stabil Kekurangan Level Scheduling Strategy: • Biaya persediaan yang tinggi • Meningkatkan overtime dan idle time • Utilisasi sumber daya bervariasi dari waktu ke waktu
29
2.5.3.3 Mixed Strategy Strategi ini melibatkan pengubahan lebih dari satu variabel yang dapat di kontrol (controllable decision variable).Beberapa kombinasi dari pengubahan variabel yang dapat dikontrol dapat menghasilkan suatu strategi perencanaan agregat yang terbaik. Menurut Simamora dan Natalia (2014,356), mixed strategy merupakan pencampuran antara chase dan level strategy, dengan memperhtungkan kelebihan dan kekurangan chase dan level strategy dengan tujuan untuk mengurangi dampak negatif dari alternatif pure strategy.
2.5.4 Input Perencanaan Agregat Menurut Sukendar dan Kristomi (2008:108) Informasi yang diperlukan untuk membuat perencanaan agregat yang efektif adalah: 1. Sumber daya yang tersedia sepanjang periode rencana produksi harus diketahui. 2. Data permintaan yang berasal dari peramalan dan pesanan yang kemudian diterjemahkan kedalam tingkat produksi. 3. Memasukkan kebijakan perusahaan yang berkenaan dengan perencanaan agregat, misalnya perubahan tingkat tenaga kerja, dan penentuan kebutuhan sumber daya.
2.5.5 Output Perencanaan Agregat Menurut Sukendar dan Kristomi (2008,C-108) Output dari proses perencanaan agregat biasanya berupa jadwal produksi untuk pengelompokkan produk berdasarkan “famili”. Misalnya untuk produsen mobil, output memberikan informasi mengenai berapa mobil yang harus diproduksi , tetapi bukan pada berapa mobil yang bermerk A, berseri B maupun berseri C. Jadi berupa jumlah keseluruhan output yang dihasilkan tiap periode tertentu bukan berdasarkan tipe.
2.5.6 Metode Perencanaan Agregat Menurut Heizer dan Render (2015:611), terdapat beberapa teknik yang manajer operasional dapat dunakan untuk mengembangkan perencanaan agregat. • Metode Grafik
30
Teknik-teknik grafik (graphical techniques) sangat populer karena mudah dipahami dan digunakan.Pada dasarnya rencana ini menggunakan beberapa variabel secara bersamaan sehingga perencana dapar membandingkan proyeksi permintaan dengan kapasitas yang ada.Pendekatan ini merupakan pendekatan uji coba yang tidak menjamin sebuah rencana produksi yang optimal, tetapi hanya memerlukan perhitungan yang terbatas. Berikut lima tahap dalam metode grafik. 1. Menentukan permintaan pada setiap periode 2. Menentukan kapasitas untuk waktu biasa, lembur, subkontrak pada setiap periode. 3. Menghitung biaya tenaga kerja, biaya merekrut dan memberhentikan tenaga kerja, serta biaya penyimpanan persediaan. 4. Mempertimbangkan kebijakan perusahaan yang dapat diterapkan pada tenaga kerja atau tingkat persediaan. 5. Mengembangkan rencana alternatif dan menelaah total biaya. • Pendekatan Matematis Metode transportasi pemrogaman linier (transportation method of linear programming) merupakan salah satu dari pendekatan matematis yang menghasilkan rencana optimal untuk meminimalisasi biaya. Metode transportasi juga fleksibel karena dapat memerinci produksi reguler dan lembur di setiap periode waktu, jumlah unit yang akan disubkontrakan, giliran kerja tambahan serta persediaan yang dibawa dari satu periode ke periode
31
2.6 Kerangka Pemikiran Berikut gambar kerangka pemikiran :
Sumberdaya Perusahaan
Peramalan
Biaya Produksi
Perencanaan Agregat
Pilihan Kapasitas
Chase/Level/ Mixed Strategy
Rekomendasi
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Sumber: Peneliti (2015)
Kebijakan Perusahaan
32