Bab 2 Landasan Teori
Dalam penulisan skripsi ini, penulis akan menggunakan beberapa landasan teori untuk mendukung penelitian yang dilakukan. Teori-teori yang digunakan tersebut antara lain:
2.1 Tinjauan Umum Terhadap Sintaksis Sintaksis adalah bidang tataran linguistik yang secara tradisional disebut tata bahasa atau gramatika. Sintaksis berasal dari bahasa Yunani yaitu sun yang berarti ‘dengan’ dan tattiein yang berarti ‘menempatkan’. Secara etimologi, sintaksis berarti menempatkan bersama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. Arifin (2008:1-2) mengemukakan sintaksis sebagai cabang linguistik yang membicarakan hubungan antarkata dalam tuturan (speech). Unsur bahasa yang termasuk di dalam lingkup sintaksis adalah frasa, klausa dan kalimat. Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif, misalnya rumah mewah. Frasa membicarakan hubungan antara sebuah kata dan kata yang lain. Pada contoh tersebut, baik rumah maupun mewah, tidak satu pun yang berfungsi sebagai predikat. Klausa adalah satuan gramatikal yang berupa kelompok kata, yang sekurang-kurangnya memiliki sebuah predikat, dan berpotensi menjadi kalimat. Dengan kata lain, klausa membicarakan hubungan sebuah gabungan kata dan gabungan kata yang lain. Sedangkan kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, yang sekurang-kurangnya memiliki sebuah subjek dan predikat. Banyak batasan yang telah dikemukakan mengenai pengertian sintaksis. Sadanobe (2001:90) mengemukakan, 「文の内部構造を調べ、文がどういう形態素からど
9
う で き て い る か 明 ら か に す る 分 野 を 統 語 論 と い い ま す 」 yang artinya “Sintaksis adalah meneliti struktur internal kalimat untuk mengidentifikasi pembentukan kalimat tersebut dilihat dari sudut morfologi”. Hari Murti Kridalaksana (1993:191) juga mendefinisikan sintaksis sebagai pengaturan dan hubungan antara kata dengan kata, atau dengan satuan-satuan yang lebih besar dalam bahasa. Satuan terkecil dalam bidang sintaksis adalah kata. Kata dibagi menjadi beberapa kelas kata. Adapun pembagian kelas kata dalam bahasa Jepang disebut 品詞分類 (hinshi bunrui).
2.2 Hinshi Hinshi berarti jenis kata atau kelas kata (word class, part of speech), sedangkan bunrui berarti penggolongan, klasifikasi, kategori, atau pembagian. Jadi, hinshi bunrui dapat berarti klasifikasi kelas kata berdasarkan berbagai karateristiknya secara gramatikal. Masuoka dan Takubo (1993:4) menyatakan「語は文の材料であり、文を組み 立てる上で一定動きをする。この動きの違いによって語を種類分けしたもの が「品詞」である」yang artinya “Bahasa merupakan materi dari kalimat dan berfungsi tetap dalam membangun kalimat. Hal yang membagi jenis kata berdasarkan perbedaan fungsi inilah yang disebut hinshi”. Tomita (1991:1-3) menyatakan bahwa hinshi adalah kata yang telah dikelompokkan secara tata bahasa. Hinshi dibagi menjadi 10 jenis yaitu: 1. Doshi (Verba) adalah kata yang dapat berdiri sendiri dan dapat menjadi predikat. Doshi biasanya berakhiran bunyi ~u. Contoh: kaku (menulis), taberu (makan). 2. I-keiyoshi (Adjektiva ~i) adalah kata yang dapat berdiri sendiri, juga dapat menjadi predikat. I-keiyoshi memiliki beberapa perubahan kata dan biasanya 10
berakhiran ~i. I-keiyoshi disebut juga kata sifat golongan satu. Contoh: shiroi (putih), atsui (panas). 3. Na-keiyoshi (Adjektiva ~na) adalah kata yang dapat berdiri sendiri dan merupakan kata sifat golongan dua, memiliki perubahan sendiri yang berbeda dengan kata sifat golongan satu (i-keiyoshi). Contoh: kirei (cantik), jozu (pandai). 4. Meishi (Nomina) adalah kata yang dapat berdiri sendiri dan dapat menjadi subjek. Meishi tidak memiliki perubahan bentuk. Contoh: kutsu (sepatu), tsukue (meja). 5. Rentaishi (Prenomina) adalah kata yang hanya berfungsi menerangkan meishi. Rentaishi tidak dapat menjadi subjek dan tidak memiliki perubahan bentuk. Contoh: sono (itu), chiisana (kecilnya). 6. Fukushi (Adverbia) adalah kata yang dapat berdiri sendiri dan berfungsi sebagai kata keterangan yang menerangkan yogen (kelas kata yang dapat mengalami perubahan dan dapat menjadi predikat seperti doshi, i-keiyoshi, dan na-keiyoshi). Fukushi tidak dapat menjadi subjek dan tidak memilliki perubahan bentuk. Contoh: zutto (terus), taihen (seperti, seolah-olah). 7. Setsuzokushi (Konjungsi) adalah kata yang dapat berdiri sendiri dan berfungsi untuk menyatakan hubungan antar kalimat atau bagian kalimat atau frase dengan frase. Setsuzokushi tidak dapat menjadi subjek dan tidak memiliki perubahan bentuk. Contoh : soshite (lalu, kemudian), suru to (selanjutnya, dengan demikian). 8. Kandoshi (Interjeksi) adalah kata yang dapat berdiri sendiri tanpa bantuan kelas kata lain. Pada umumnya menyatakan ekspresi, perasaan, cara memanggil, cara menjawab dan lain sebagainya. Kandoshi tidak dapat menjadi subjek dan tidak memiliki perubahan bentuk. Contoh: ee (ya, benar), moshi moshi (halo). 9. Jodoshi (Verba Bantu) adalah kata yang tidak dapat berdiri sendiri, terutama banyak melekat pada doshi, keiyoshi, dan juga pada jodoshi lain. Sebagian
11
jodoshi memiliki perubahan sendiri. Contoh: ~rareru (bentuk dapat, perintah), ~rashii (sepertinya, kelihatannya). 10. Joshi (Partikel) adalah kata yang tidak dapat berdiri sendiri dan tidak memiliki perubahan. Bila kata ini terpisah dari kata lain, maka kata ini tidak mempunyai arti. Joshi hanya berfungsi untuk menyambung kata dengan kata, nomina dengan nomina, dan klausa dengan klausa.
Contoh: no (kepunyaan, milik), de (di,
dengan).
Tango (kata) dalam bahasa Jepang dibagi menjadi dua bagian besar yaitu jiritsugo (自立語) dan fuzokugo (付属語). Yang dimaksud dengan jiritsugo adalah kelompok kata yang dapat berdiri sendiri dan mempunyai makna. Kelas kata yang termasuk kelompok ini adalah doshi, i-keiyoshi, na-keiyoshi, meishi, rentaishi, fukushi, setsuzokushi, dan kandoshi. Sedangkan fuzokugo adalah kelompok kata yang tidak dapat berdiri sendiri. Fuzokugo baru akan bermakna dan berfungsi apabila bergabung dengan kata lain. Kelas kata yang termasuk kelompok ini adalah jodoshi dan joshi. Dari sepuluh kelas kata tersebut, beberapa diantaranya dapat dibagi lagi ke dalam ruang lingkup yang lebih kecil. Penelitian ini membahas mengenai salah satu diantara sepuluh kelas kata yaitu joshi.
2.3 Joshi Joshi (partikel) termasuk dalam salah satu pembagian kelas kata dalam bahasa Jepang. Joshi terbagi ke dalam berbagai jenis. Masuoka dan Takubo (2000:49) mengemukakan, 名詞に接続して補足語や主題を作る動きをするもの、語と語、節と節 を接続する動きをするもの、等を一括して「助詞」という。助詞は文 を組み立てにおける動きの違いによって主として、「格助詞」、「提 12
題助詞」、「取り立て助詞」、「接続助詞」、「終助詞」、等に分か れる。 Terjemahan: Joshi adalah partikel yang menghubungkan antara kalimat, kata, kata benda sebagai kalimat tambahan ataupun subjek utama. Pembagian joshi berdasarkan perbedaan penyusunan kalimat dibagi menjadi kakujoshi, teidaijoshi, toritatejoshi, setsuzokujoshi dan shujoshi.
Joshi dipakai setelah suatu kata untuk menunjukan hubungan antara kata tersebut dengan kata lain serta untuk menambah arti kata tersebut agar menjadi lebih jelas. Masuoka dan Takubo (2000:49-53) membagi joshi menjadi 5 jenis yaitu: 1. Kakujoshi (格助詞) adalah joshi yang pada umumnya dipakai setelah nomina untuk menunjukan hubungan antara nomina tersebut dengan kata lain. Joshi yang termasuk dalam kelompok ini adalah ga, o, ni, kara, to, de, e, made, dan yori. Contoh: 鈴木さんが街で旧友に会った。 Terjemahan: Suzuki bertemu dengan teman lama di jalan. 2. Teidaijoshi ( 提 題 助 詞 ) adalah joshi yang pada umumnya dipakai untuk menunjuk pada subjek utama. Pada umumnya, subjek utama dibentuk dari kata benda dan teidaijoshi. Joshi yang termasuk dalam kelompok ini adalah wa, nara, tte, dan ttara. Contoh: 日本では、土地の値上がりが深刻化している。 Terjemahan: Di Jepang, harga tanah semakin meningkat. 3. Toritatejoshi (取り立て助詞) adalah joshi yang pada umumnya dipakai di depan ataupun di belakang kakujoshi. Joshi yang termasuk dalam kelompok ini adalah wa, mo, sae, demo, sura, date, made, dake, bakari, nomi, shika, koso, nado, nanka, nante, dan kurai. Contoh: 花子からも返事がなかった。 Terjemahan: Tidak ada balasan dari Hanako. 13
4. Setsuzokujoshi (接続助詞) adalah joshi yang dipakai setelah yogen atau setelah jodoshi untuk melanjutkan kata yang ada sebelumnya terhadap kata-kata yang ada pada bagian berikutnya. Joshi yang termasuk dalam kelompok ini adalah ba, to, keredo, keredomo, ga, kara, shi, temo, te, nagara, tsutsu, tari, noni, node, dan lainnya. Contoh: 用事はすぐ終わりますから、ここで待っていてください。 Terjemahan: Pekerjaan saya akan segera selesai, silakan tunggu di sini. 5. Shuujoshi (終助詞) adalah joshi yang pada umumnya dipakai setelah berbagai macam kata benda pada bagian akhir kalimat untuk menyatakan suatu pernyataan, larangan, seruan, rasa haru, dll. Joshi yang termasuk dalam kelompok ini adalah sa (menyatakan keputusan), ka, kai, kana, kashira (menyatakan keraguan), ne, na (menyatakan persetujuan), yo, zo, ze (menyatakan pemberitahuan), naa, wa (menyatakan perasaan), kke (menyatakan pemastian ingatan), dan lainnya. Contoh: 財布が落ちましたよ。 Terjemahan: Dompet anda jatuh loh.
2.3.1 Setsuzokujoshi Setsuzokujoshi atau kata bantu sambung merupakan salah satu jenis joshi atau partikel untuk menghubungkan antar kata maupun kalimat. Dalam pembagian joshi, ~nagara termasuk ke dalam contoh setsuzokujoshi. Okutsu (1990:17) yang dalam bukunya mengenai setsuzokujoshi mengemukakan, 接続助詞は文と文を結びつける働きをもつものと一般にされている。 そして、これには2種類あって、文と文を対等に結合するものと、従 属的に結合するものとがある、とされる。 Terjemahan: Pada umumnya, setsuzokujoshi adalah kata yang menghubungkan perbuatan antara kalimat yang satu dengan kalimat lainnya. Setsuzokujoshi terbagi menjadi dua jenis, yaitu setsuzokujoshi yang menghubungkan antara 14
kalimat secara sejajar dan setsuzokujoshi yang menghubungkan antara kalimat yang saling melengkapi.
Pengertian setsuzokujoshi juga dikemukakan oleh Masuoka dan Takubo (2000:5152) yaitu: 1. 語と語、節と節を接続する助詞を、「接続助詞」と呼ぶ。 Terjemahan: Setsuzokujoshi adalah joshi yang menyambungkan antara kata dan kata, serta kalimat dan kalimat. 例:・太郎と花子。(語と語を接続する助詞) ・用事はすぐ終わりますから、ここで待っていてください。(節と節を 接 続する助詞) Contoh: ・Taro dan Hanako. (Joshi yang menghubungkan kata dan kata) ・Karena pekerjaan saya akan segera selesai, silakan anda menunggu di sini. (Joshi yang menghubungkan kalimat dan kalimat)
2. Setsuzokujoshi dibagi menjadi dua jenis yaitu heiretsusetsuzokujoshi dan juzokusetsuzokujoshi. 接続助詞には、並列的な関係で接続する働きを持つ「並列接続助詞」 と、従属的な関係で接続する働きを持つ「従属接続助詞」がある。こ のうち、並列接続助詞には、語と語(具体的には、名詞と名詞)を接 続するものと、節と節を接続するものがある。 Terjemahan: Setsuzokujoshi yang berfungsi untuk menunjukkan adanya kesinambungan antara kata yang satu dengan kata berikutnya dan bersifat setara disebut heiretsusetsuzokujoshi, dan setsuzokujoshi yang menghubungkan tindakan yang saling bersubsitusi atau melengkapi disebut juzokusetsuzokujoshi. Heiretsusetsuzokujoshi menghubungkan antara kata dan kata (yaitu nomina dan nomina), juga antara kalimat dan kalimat. a. 名詞と名詞を接続するもの:「と、や、も、に、か」 Menghubungkan nomina dan nomina: to, ya, mo, ni, ka
15
例:スポーツの中では、テニスや水泳が好きだ。 Contoh: Di antara jenis olahraga, saya menyukai tenis dan renang. b. 並列節と主節を接続するもの(述語の基本形・タ形に接続する): 「し、が」等。 Menghubungkan antara induk kalimat dan anak kalimat (bentuk dasar dan ta) : shi, ga, dan lainnya. 例:・日本は、車も多いし、道路も狭い。 ・この街は、道路は広いが、車も多い。 Contoh: ・Di Jepang banyak mobil dan jalanan juga sempit. ・Jalanan ini meskipun luas, mobilnya juga banyak.
3. 従属接続助詞にも、語と語(具体的には名詞と名詞)を接続するものと、 節と節を接続するものがある。 Terjemahan: Juzokusetsuzokujoshi juga menghubungkan antara kata dan kata (yaitu nomina dan nomina) serta antara kalimat dan kalimat. a. 名詞と名詞を接続するもの:「の、という」 Menghubungkan nomina dan nomina: no, toiu. 例:日本語の本。 Contoh: Buka bahasa Jepang. b. 従属節と主節を接続するもの。 Menghubungkan induk kalimat dan anak kalimat. a) 述語の基本形に接続するもの:「と、まで、なり」 Menghubungkan bentuk dasar dari predikat: to, made, nari 例:トンネルを抜けると、そこは一面の菜の花畑だった。 16
Contoh: Jika melewati terowongan, di sana adalah kebun yang penuh dengan sayuran. b) 述語のタ形に接続するもの:「きり」 Menghubungkan bentuk ta dari predikat: kiri 例:花子は出て行ったきり、戻ってこない。 Contoh: Hanako pergi, tidak pernah kembali. c) 述語の基本形・タ形に接続するもの:「から、けれども、なら」 Menghubungkan bentuk ta dan bentuk dasar dari predikat: kara, keredomo, nara 例:ベルを押したけれども、返事がなかった。 Contoh: Meskipun sudah menekan bel, namun tidak ada balasan. d) 述語の基本形・タ形、連体形に接続するもの:「ので、のに」 Menghubungkan bentuk ta, bentuk dasar dan kata sifat dari predikat: node, noni 例:この国の人は皆親切なので、とても暮しやすい。 Contoh: Penduduk negara ini semuanya baik hati, sangat mudah untuk beradaptasi. e) 述語の連用形に接続するもの:「ながら、つつ」 Menghubungkan bentuk sambung dari predikat: nagara, tsutsu 例:花子はいつも、音楽を聞きながら勉強する。 Contoh: Hanako selalu belajar sambil mendengarkan musik. f) 述語のテ形に接続するもの:「から」 Menghubungkan bentuk te dari predikat: kara
17
例:よく考えてから、ご返事します。 Contoh: Setelah dipikirkan lalu memberikan balasan.
2.3.1.1 Setsuzokujoshi ~Nagara Dalam pembagian setsuzokujoshi menurut Masuoka dan Takubo (2000:52), ~nagara termasuk ke dalam setsuzokujoshi yang menghubungkan ke bentuk sambung dari predikat. Dalam kamus Jepang–Indonesia (2005:683), kata ~nagara dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi sambil; seraya. Tidak hanya terbatas pada makna ‘sambil’, kata ~nagara juga diterjemahkan menjadi meskipun, walaupun, sungguhpun. Mengenai setsuzokujoshi ~nagara, Sekiguchi (2004:145) mengemukakan「「な がら」は、二つの動作・状態が同時に行われる(続けられる)ことを表した り、同時にわれる二つのことが矛盾するような心持ちを表す 」yang artinya “~Nagara menunjukkan adanya dua kegiatan atau kondisi yang dilakukan secara bersamaan, juga mengekspresikan perasaan saat adanya dua hal yang berkontradiksi pada waktu yang sama”. Sekiguchi (2004:145) juga menambahkan fungsi dari setsuzokujoshi ~nagara yaitu 「 訳 は 逆 説 の 他 に 「 ~ の ま ま で 」 「 全 部 ・ と も に 」 」 yang artinya “Selain menunjukkan pada makna berlawanan, setsuzokujoshi ~nagara juga bermakna situasi yang seperti itu (tanpa perubahan) dan juga bermakna semua”.
Fungsi Setsuzokujoshi ~Nagara: 1. 二つの動作・状態が同時に行われる(続けられる)ことを表す Menyatakan adanya dua tindakan atau keadaan yang terjadi dalam waktu bersamaan (sambil) 18
Contoh kalimat: a. 音楽を聴きながら、勉強や仕事をする人のことを「ながら族」という。 Terjemahan: Orang yang bekerja atau belajar sambil mendengarkan musik disebut nagarazoku. b. 母は鼻歌を歌いながら夕飯の用意をしている。 Terjemahan: Ibu menyiapkan makan malam sambil bersenandung. c. アイスクリームを食べながら、町を歩く若者が多い。 Terjemahan: Banyak kaum muda yang berjalan sambil makan es krim. d. 医者は患者の経過を見ながら、使う薬を加減する。 Terjemahan:
Dokter
memberikan
obat
yang
dikonsumsi
sambil
melihat
perkembangan pasien.
2. 同時にわれる二つのことが矛盾するような心持ちを表す Menyatakan adanya dua hal yang berkontradiksi/bertentangan dalam waktu yang sama (walaupun/meskipun) Contoh kalimat: a. このバイクは小型ながら馬力がある。 Terjemahan: Sepeda motor ini meskipun bentuknya kecil, tetapi memiliki tenaga kuda. b. 狭いながらもようやく自分の持ち家を手に入れることができた。 Terjemahan: Meskipun sempit, akhirnya dapat memiliki rumah sendiri. c. 子供ながらに、なかなかしっかりとした挨拶であった。 Terjemahan: Meskipun masih anak-anak, ia dapat memberi salam secara santun.
19
d. 学生の身分でありながら、高級車で通学している。 Terjemahan: Meskipun baru mahasiswa, ia pergi ke kampus dengan menggunakan mobil mewah.
3. 「~のままで」 Menyatakan keadaan yang tidak berubah, tetap seperti itu Contoh kalimat: a. 被害者は、涙ながらに事件の状況を語った。 Terjemahan: Si korban menceritakan kejadian itu dengan bercuruan air mata. b. 生まれながらのすぐれた才能に恵まれている。 Terjemahan: Ia dikarunia kejeniusan semenjak dilahirkan. c. いつもながら親切だ。 Terjemahan: Ia selalu ramah.
4. 「全部・ともに」 Bermakna ‘semua, bersamaan’ Contoh kalimat: a. 兄弟二人ながら、労働者になった。 Terjemahan: Kedua kakak beradik telah menjadi pekerja. b. 皮ながら、食べる。 Terjemahan: Makan bersama kulit.
Setsuzokujoshi ~nagara memiliki 4 fungsi yaitu bermakna sambil, meskipun, keadaan yang konstan tanpa perubahan, dan bermakna semua. Pembentukan dari 20
setsuzokujoshi ~nagara juga berbeda-beda. Yamanishi (2004:201) mengemukakan bahwa,「「ながら」は体言、動詞・動詞型の助動詞の連用形、形容詞・形容動 詞 の 語 幹 な ど に 接 続 す る 」 yang artinya “~Nagara menghubungkan taigen, doushi ataupun jodoshi yang melekat pada doushi, i-keiyoshi, dan perubahan bentuk yogen dari na-keiyoshi yang dibuang, dan yang digunakan adalah bagian yang tidak berubah”. Yang termasuk ke dalam taigen adalah nomina, numeralia, dan pronomina. Doushi dalam bahasa Jepang mengalami konjugasi. Konjugasi dalam bahasa Jepang disebut katsuyou yaitu perubahan-perubahan bentuk yang terjadi pada kelas kata verba. Oono (1989:86) menyatakan bahwa 「「ながら」は副詞にも付けて成語を 作ることがある。数詞や量を示す指示語に付いた場合は、「全部・ともに」 の 意 と な る 」 yang artinya “~Nagara juga dibentuk dengan diikuti adverbia. ~Nagara akan bermakna ‘semua’ pada saat diikuti oleh numeralia atau kata yang menunjuk pada jumlah”.
21