6
BAB 2 LANDASAN TEORI
Pada penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teori yang dijadikan acuan untuk menyelesaikan penelitian. Berikut ini teori yang akan digunakan penulis dalam penyelesaian penelitian. 2.1
Inventory M erupakan material dan persediaan yang keduanya dimiliki oleh suatu badan
usaha atau institusi untuk penjualan atau persediaan masukan untuk proses produksi (Ibnu Susanto, 2009). 2.2
Model Persediaan Untuk mempertahankan tingkat persediaan yang optimum, diperlukan
jawaban atas dua pertanyaan mendasar sebagai berikut: -
Kapan melakukan pemesanan
-
Berapa jumlah yang harus dipesan dan kapan melakukan pemesanan kembali
Kedua pertanyaan tersebut, sangat bermanfaat bagi manajer persediaan dalam mengevaluasi keadaan persediaan sekarang dan memutuskan apakah penambahan persediaan diperlukan. Keputusan mengenai kapan dan berapa jumlah yang harus dipesan, sangat tergantung pada waktu dan tingkat persediaan. Jika unsur
7
ketidakpastian permintaan dan waktu tunggu pemesanan diperkenalkan dalam manajemen persediaan, keputusan “kapan melakukan pemesanan” dan “berapa banyak” masih merupakan dasar manajemen persediaan yang baik. Untuk menjawab pertanyaan kapan melakukan pemesanan, dapat dilakukan dengan dua pendekatan yaitu: -
Pendekatan titik pemesanan kembali (recorder point approach)
-
Pendekatan tinjauan periodik (periodic review approach)
2.3 Biaya Dalam Keputusan Persediaan Terdapat lima kategori biaya yang dikaitkan dengan keputusan persediaan yaitu: - Biaya pemesanan (ordering cost) - Biaya penyimpanan (carrying cost) - Stockout cost - Biaya yang dikaitkan dengan kapasitas - Biaya bahan atau barang itu sendiri
2.4
Biaya Pemesanan Biaya pemesanan (ordering cost) adalah biaya yang dikaitkan dengan usaha
untuk mendapatkan bahan atau barang dari luar. Biaya pemesanan dapat berupa: biaya penulisan pesanan, biaya proses pemesanan, biaya materai atau perangko, biaya faktur, biaya pengetesan, biaya pengawasan, dan biaya transportasi. Sifat biaya
8
pemesanan ini adalah semakin besar frekuensi pembelian semakin besar biaya pemesanan. 2.5 Biaya Penyimpanan Komponen utama dari biaya simpan (carrying cost atau holding cost) terdiri dari: 1. Biaya M odal, meliputi :opportunity cost, atau biaya modal yang diinvestasikan dalam persediaan, gedung, dan peralatan yang diperlukan untuk mengadakan dan memelihara persediaan. 2. Biaya simpan, meliputi : biaya sewa gudang, perawatan dan perbaikan bangunan, listrik, gaji personel keamanan, pajak atas persediaan, pajak dan asuransi peralatan, biaya penyusutan dan perbaikan peralatan. Biaya tersebut ada yang bersifat tetap (fixed), variabel, maupun semifixed atau semivariabel. 3. Biaya risiko, biaya risiko persediaan meliputi: biaya keusangan, asuransi penyediaan, biaya susut secara fisik, dan resiko kehilangan. Beberapa komponen biaya penyimpanan secara relatif sangat kecil, tetapi secara total biaya penyimpanan ini cukup besar. Beberapa studi menunjukkan bahwa biaya penyimpanan berkisar 35% dari nilai persediaan. Sebagian besar biaya penyimpanan merupakan biaya modal atau opportunity cost. Sifat biaya penyimpanan adalah semakin besar frekuensi pembelian bahan, semakin kecil biaya penyimpanan. Berdasarkan sifat biaya pemesanan dan biaya penyimpanan, secara grafik kedua biaya tersebut dapat dilihat dalam gambar 10.3.
9
2.6
Biaya Kekurangan Persediaan Biaya kekurangan persediaan (stock out) terjadi apabila persediaan tidak
tersedia di gudang ketika dibutuhkan untuk produksi atau ketika langganan memintanya. Biaya yang dikaitkan dengan stock out meliputi: biaya penjualan atau permintaan yang hilang (biaya ini sangat sulit dihitung), biaya yang dikaitkan dengan proses pemesanan kembali seperti, biaya ekspedisi khusus, penanganan khusus, biaya penjadwalan kembali produksi, biaya penundaan, dan biaya bahan pengganti.
Gambar 2.1 Biaya Pemesanan dan Penyimpanan 2.7
Biaya Yang di Kaitkan Dengan Kapasitas Biaya ini terjadi karena perubahan dalam kapasitas produksi. Perubahan
kapasitas produksi diperlukan karena perusahaan berusaha untuk memenuhi fluktuasi dalam permintaan. Perubahan kapasitas produksi, menghendaki adanya perubahan dalam persediaan. Biaya yang dikaitkan dengan kapasitas dapat berupa : biaya kerja lembur untuk meningkatkan kapasitas, latihan tenaga kerja baru, dan biaya labor turn over.
10
2.8
Just In Time Istilah Just In Time secara harfiah berarti tepat waktu, yang telah banyak dan
berhasil digunakan oleh industri Jepang dengan memanfaatkan kemampuan pemasok bahan baku atau komponen untuk menyerahkan pesanan tepat pada saat dibutuhkan dan pada tingkat yang dibutuhkan saja. Sejak itulah industriawan di Jepang menyadari bahwa mereka tidak perlu lagi menimbun bahan maupun komponen di pabrik dalam jumlah besar, karena produsen bahan dan komponen atau suplier dapat memenuhi kebutuhan mereka secara tepat waktu, tepat jumlah, dan tepat harga. Istilah just in time sering disingkat dengan JIT kemudian berkembang menjadi sebuah konsep atau sistem produksi yang secara umum didefinisikan sebagai berikut: just in time adalah usaha-usaha untuk meniadakan pemborosan dalam segala bidang produksi, sehingga dapat menghasilkan dan mengirimkan produk akhir tepat waktu untuk dijual. Falsafah
dalam just in
time
adalah
berusaha untuk
mendapatkan
kesempurnaan dengan berusaha melakukan perbaikan terus menerus untuk mendapatkan yang terbaik , menghilangkan pemborosan dan ketidakpastian. Tujuan utama dari JIT
adalah
menghilangkan
pemborosan
dan
konsisten
dalam
meningkatkan produktivitas. Oleh karena itu penggunaan istilah JIT sering kali diartikan dengan “zero inventories”.
11
Gambar 2.2 Sistem Pemesanan Jumlah Tetap
Gambar 2.3 M odel Persediaan
12
2.9
Service Level M engukur kinerja sistem, tujuan tertentu yang akan didefinisikan adalah
memberikan persentase yang harus dicapai. Service level digunakan pada manajemen rantai pasok dan juga di manajemen inventory untuk mengukur performa dari pengisian kebijakan. Rumus reorder Point yang digunakan = ( tabel * τ ) + µ M enggunakan tabel untuk mencari safety stock dan service level. Perhitungan safety stock dan service level dapat disederhanakan dengan menggunakan faktorfaktor tingkat safety stock untuk pada distribusi normal. Faktor yang paling standard adalah standar deviasi dan rata-rata diperlukan juga untuk menentukan persentase dari daerah kumulatif kurva normal hanya di dalam arah yang positif. Kedua nilai standar deviasi dan rata-rata telah disediakan.
Gambar 2.4 Rumus Standar Deviasi 2.10 S tatistika Terdiri dari statistika deskriptif dan inferensia statistic di mana statistika deskriptif adalah metode-metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang berguna. Sedangkan inferensia statistic mencakup semua metode yang berhubungan dengan anlisis sebagian data untuk kemudian sampai pada peramalan atau penarikkan kesimpulan mengenai keseluruhan gugus data induknya.
13
Penulis menggunakan tabel wilayah luas di bawah kurva sebagai bantuan untuk menentukan % pada service level.
Gambar 2.5 Tabel Wilayah Luas Di Bawah Kurva
14
2.11 Microsoft Excel M erupakan sebuah program aplikasi lembar kerja spreadsheet yang dibuat dan di distribusikan oleh Microsoft Corporation untuk sistem operasi Microsoft Windows. Aplikasi ini memiliki fitur kalkulasi dan pembuatan grafik yang dengan menggunakan strategi marketing Microsoft yang agresif, menjadikan Microsoft Excel sebagai salah satu program computer yang populer digunakan di dalam komputer mikro hingga saat ini. Bahkan saat ini program ini merupakan program spreadsheet yang paling banyak digunakan oleh banyak pihak, dan juga Excel merupakan program spreadsheet pertama yang mengizinkan pengguna untuk mendefinisikan bagaimana tampilan dari spreadsheet yang mereka sunting: font, atribut karakter , dan tampilan setiap sel. Excel juga menawarkan perhitungan kembali terhadap sel-sel secara cerdas, di mana hanya sel yang berkaitan dengan sel tersebut saja yang akan diperbaharui nilainya. Excel juga menawarkan fitur pengolahan grafik yang sangat baik.
Gambar 2.6 Tabel Microsoft Excel 2007
15
2.12
Mitsubishi Pajero S port M erupakan kendaraan berbasis SUV dan memiliki desain eksterior ciri khas
sebagai line up dari kendaraan M itsubishi, tampilan kendaraan yang sporty didukung oleh tampilan depan yang atraktif, fender yang berotot dan lekuk bodi yang dinamis serta fitur-fitur yang mewah memberikan kebanggaan tersendiri bagi pemiliknya. Interior M itsubishi Pajero Sport sangat lapang dan mewah, paduan balutan kulit dengan wooden print panel sertafitur-fitur pendukung yang lengkap menambah kenyamanan dan kemewahan dalam berkendara. Varian pada M itsubishi Pajero Sport: Exceed 4x2 AT
Gambar 2.7 Exceed 4x2 AT
Dakar 4x2 AT
Gambar 2.8 Dakar 4x2 AT
16
GLS 4X2 MT
Gambar 2.9 GLS 4x2 M T
Dakar 4x4 AT
Gambar 2.10 Dakar 4x4 AT GLX 4x4 AT
Gambar 2.11 GLX 4x4 M T