BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1
Teori-teori Umum 2.1.1 Pengaruh Menurut Singarimbun dan Sofian (2006, p51), istilah pengaruh biasanya dikaitkan dengan analisa hubungan kausal (hubungan sebabakibat), padahal hubungan antara independen dan dependen variabel tidak selalu merupakan hubungan kausal. Menurut
http://www.damandiri.or.id/file/rosidahunairbab2.pdf,
pengaruh adalah seni menggunakan kekhususan untuk menggerakkan atau mengubah pandangan orang lain ke suatu tujuan atau sudut pandang tertentu. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengaruh adalah hal yang menyebabkan orang lain mengubah cara pandangnya yang disebabkan oleh sesuatu hal.
2.1.2 Efektivitas Menurut
Soekarno
K.
(1986:42)
http://www.damandiri.or.id/file/kusnanunairbab2.pdf,
efektif
dalam adalah
pencapaian tujuan atau hasil dikehendaki tanpa menghiraukan faktorfaktor tenaga, waktu, biaya, fikiran alat dan lain - alat yang telah
7
8 dikeluarkan/ digunakan. Hal ini berarti bahwa pengertian efektivitas yang dipentingkan adalah semata-mata hasil atau tujuan yang dikehendaki. Menurut
Roulette
(1999:1)
dalam
http://www.smecda.com/deputi7/file_Infokop/EDISI%2024/arifin_s.htm, efektivitas adalah dengan melakukan hal yang benar pada saat yang tepat untuk jangka waktu yang panjang, baik pada organisasi tersebut dan pelanggan. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah pencapaian tujuan atau hasil yang diinginkan dengan melakukan hal yang benar pada saat yang tepat untuk jangka waktu yang panjang.
2. 1.3 Sistem Informasi 2.1.3.1 Pengertian Sistem Menurut O’Brien (2003, p8), “a system is a group of interrelated components working together toward a common goal by accepting inputs and producing outputs in an organized transformation process”, sistem adalah sebuah kumpulan komponen yang berhubungan dan saling bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan dengan menerima input (masukan) dan memproduksi output (keluaran) di dalam sebuah proses perubahan yang terorganisasi. Tiga komponen utama dari sistem adalah : 1. Input, melibatkan penangkapan dan perakitan berbagai elemen yang memasuki sistem untuk diproses. Dalam penelitian ini
9 input yang dimaksud di dalam CIS Help Desk adalah pengguna menggunakan form keluhan yang tersedia pada CIS Help Desk untuk menginput keluhan yang terjadi pada komputer mereka. 2. Proses, melibatkan proses transformasi yang mengubah input menjadi output. Yang dimaksud proses disini adalah CIS Help Desk akan menghasilkan kode tiket dari pengisian form keluhan. 3. Output,
melibatkan perpindahan elemen
yang
telah
diproduksi oleh proses. Output yang dimaksud adalah CIS Help Desk menghasilkan laporan keluhan pengguna setiap terjadi keluhan. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah serangkaian komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan. 2.1.3.2 Pengertian Informasi Menurut McLeod (2004, p10), “information is processed data that is meaningful; it usually tells the user something that she or he did not already know”, informasi adalah data yang telah diproses dan
mengandung arti dan makna; biasanya ia
memberitahukan hal yang
sebelumnya tidak diketahui oleh
pengguna. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa informasi ialah data yang telah diproses dan memiliki arti bagi user.
10 2.1.3.3 Pengertian Sistem Informasi Menurut O’Brien (2003, p7), “an information system can be any organized combination of people, hardware, software, communications
networks, and data resources that collect,
transforms, and disseminates information in an organization”, sistem informasi merupakan suatu kombinasi yang teratur dari orang-orang,
perangkat
keras,
perangkat
lunak,
jaringan
komunikasi, dan sumber data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. Menurut Weber (1999, p893), “an information system is effective if the quality of the system and the quality of information it produces are useful and easy to use”, sistem informasi dikatakan efektif jika kualitas sistem dan kualitas informasi yang dihasilkannya berguna dan mudah digunakan. Sistem yang berkualitas antara lain : a. Response time (online system) / tanggapan waktu sistem pada saat online. b. Turnaround time (batch system) / perputaran waktu pada sistem. c. Reliability (stability) of system / sistem yang konsisten (stabil). d. Ease of interaction with the system / kemudahan berinteraksi dengan sistem. e. Usefulness of the functionality provided by the system / sistem berfungsi sebagaimanamestinya.
11 f. Ease of learning / mudah dipelajari. g. Quality of documentation and help facilities / dokumentasi yang berkualitas dan adanya fasilitas bantuan. h. Extent of integration with other systems / integrasi dengan sistem yang lain. Informasi yang berkualitas antara lain : a. Authenticity (otentik) b. Accuracy (akurasi) c. Completeness (kelengkapan) d. Uniqueness (keunikan) e. Timeliness (ketepatan waktu) f. Relevance (relevan) g. Comprehensibility (dapat dipahami) h. Precision (ketepatan) i. Conciseness (keringkasan) j. Informativeness (informatif) Sistem yang efektif harus relevan dimana sistem yang dibuat harus sesuai dengan kebutuhan pengguna. Misalnya CIS Help Desk dibuat untuk menyampaikan keluhan yang terjadi pada komputer pengguna. Sistem dikatakan informativeness jika sistem dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna dimana CIS Help Desk memiliki warning message jika melakukan kesalahan login.
12 Sistem yang efektif juga harus ease of learning dimana aplikasi tersebut harus mudah dipelajari, dipahami dan digunakan. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi terdiri dari orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi, dan sumber data yang berada pada suatu organisasi.
2.1.4 Sintesis Berdasarkan analisis teori-teori di atas, sistem informasi yang efektif adalah yang memiliki kualitas sistem dan kualitas informasi yang dinilai dengan menggunakan dimensi – dimensi : (1) relevance, (2) informativeness dan (3) ease of learning dengan indikator-indikator : (1) tujuan, (2) input, (3) proses, (4) output, (5) sesuai, (6) informatif dan (7) mudah dipelajari.
2.1.5 Konstruk Berdasarkan sintesis teori-teori di atas, sistem informasi yang efektif adalah yang memiliki kualitas sistem dan kualitas informasi pada CIS Help Desk yang dinilai dengan menggunakan dimensi – dimensi : (1) relevance, (2) informativeness dan (3) ease of learning dengan indikatorindikator : (1) tujuan, (2) input, (3) proses, (4) output, (5) sesuai, (6) informatif dan (7) mudah dipelajari.
13 2.1.6 Kinerja Menuruthttp://www.fiskal.depkeu.go.id/webbkf/kajian%5Cyayan4.pdf, kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan di manapun, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Selain itu tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diharapkan. Menurut
Soekarno
K.
(1986:42)
dalam
http://www.damandiri.or.id/file/kusnanunairbab2.pdf , kinerja adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang dengan cara tertentu untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Menurut A.A.Anwar Prabu Mangkunegara (2000, h67), kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja pengguna dalam kaitan dengan efektivitas CIS Help Desk dikatakan
berkualitas
dalam
pekerjaan
jika
pengguna
dapat
menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan berpedoman pada prosedur yang telah ditetapkan. Pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan dapat digunakan untuk mengukur kinerja yang dapat dilihat dari karyawan dapat menerapkan hasil pelatihan (training) di dalam pekerjaannya.
14 Seorang karyawan harus memiliki tanggung jawab di dalam pekerjaannya dimana mereka tidak pernah menunda-nunda pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Seorang karyawan dikatakan memiliki kinerja yang baik jika ia mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik dan dalam waktu yang telah ditentukan. Seorang karyawan dikatakan memiliki produktivitas jika dia dapat meningkatkan hasil kerjanya dengan adanya bantuan dari penggunaan CIS Help Desk.
2.1.7 Pengguna / End-User Menurut O’Brien (2005, p11), end users are people who use an information system or the information is produces.Yang artinya pengguna akhir adalah orang yang menggunakan sistem informasi atau informasi yang dihasilkan oleh sistem. Menurut McLeod (2004,p87), end users is synonymous with user; he or she uses the end product of a computer-based systems. Yang artinya pengguna akhir adalah sama dengan pengguna; dia menggunakan produk akhir dari sistem berbasis komputer. Jadi pengguna akhir atau end user adalah orang yang menggunakan sistem informasi yang disediakan perusahaan dan orang tersebut menggunakan produk akhir dari sistem yang berbasis komputer, yaitu informasi.
15 2.1.8 Sintesis Berdasarkan analisis teori-teori di atas, kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh karyawan yang dinilai dengan menggunakan indikatorindikator : (1) kualitas pekerjaan, (2) pengetahuan, (3) tanggung jawab, dan (4) waktu penyelesaian tugas dan (5) produktivitas.
2.1.9 Konstruk Berdasarkan sintesis teori-teori di atas, kinerja pengguna adalah hasil kerja yang dicapai oleh pengguna CIS Help Desk pada PT. Philips Indonesia yang dinilai dengan menggunakan indikator-indikator : (1) kualitas pekerjaan, (2) pengetahuan, (3) tanggung jawab, dan (4) waktu penyelesaian tugas dan (5) produktivitas.
2.1.10 Penelitian 2.1.10.1 Pengertian Penelitian Menurut Sugiyono (2006,
h3), secara umum metode
penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti
kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional
berarti kegiatan
penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk
akal,
sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti caracara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara
16 yang digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu
menggunakan langkah-langkah tertentu yang
bersifat logis. Menurut Sukandarrumidi (2004, h11), penelitian adalah suatu
kegiatan yang dilaksanakan dengan suatu sistematis,
metode ilmiah dengan tujuan untuk memperoleh sesuatu yang baru atau asli dalam usaha
memecahkan suatu masalah yang
setiap saat dapat timbul di masyarakat. Kesimpulannya, penelitian adalah kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang lebih mendalam mengenai suatu hal, atau memcahkan suatu masalah yang timbul, yang dilakukan dengan cara-cara yang sistematis dan ilmiah.
2.1.10.2 Jenis-jenis Penelitian Menurut Sukandarrumidi (2004,
h112-116), penelitian
dapat dibedakan antara lain: 1. Berdasarkan atas pemakaian hasil a. Penelitian Dasar (BasicResearch) 1. Pola pikir bertolak dari ilmu dasar yaitu ilmu alam, budaya dan kimia. 2. Berusaha untuk menemukan konsep-konsep ilmu yang baru. 3. Hasilnya belum dapat diaplikasikan secara langsung di masyarakat.
17 Contoh : - Kandungan zeolit pada abu sekam padi. - Kandungan unsur kimia sarang burung walet. - Pengaruh kebutaan terhadap perkembangan anak. b. Penelitian Terapan. 1. Merupakan aplikasi penelitian dasar. 2. Pola pikir bertolak dari ilmu harapan. 3. Hasilnya dapat diaplikasikan secara langsung di masyarakat. Contoh : - Pembuatan air acu dari air limbah AC. - Pembuatan diatomea untuk bata ringan. - Pembuatan asam humat dari batubara. 2. Berdasarkan atas data yang dikumpulkan. a. Penelitian kuantitatif 1. Data yang dikumpulkan dinyatakan dalam bentuk nilai absolut. 2. Pada umumnya dilakukan pada penelitian rekayasa. 3. Hasilnya bersifat lebih obyektif. Contoh : - Penelitian kuat baja pasca bakar. - Evaluasi nilai ambang batas polutan di daerah permukiman. - Kelenturan beton berserat. b. Penelitian kualitatif 1. Data yang dikumpulkan dinyatakan dalam bentuk relatif.
18 2. Pada umumnya dilakukan pada penelitian sosial. 3. Hasilnya bersifat obyektif, berlaku sesaat dan setempat. Contoh : - Evaluasi jam belajar masyarakat. - Frekuensi unjuk rasa pasca reformasi - Tingkat pendidikan di daerah marginal. 3. Berdasarkan atas pengelompokkan ilmu. a. Penelitian ilmu-ilmu sosial 1. Data ditekankan pada pola tata hubungan masyarakat. 2.Kejadian lebih bersifat situsional dan dinamis. 3. Hasil penelitian dapat digeneralisir sejauh variabelnya sama. Contoh : - Budaya masyarakat migran. - Persepsi masyarakat adaptasi terhadap modernisasi. - Pola hidup masyarakat di Yogyakarta. b. Penelitian ilmu-ilmu eksakta 1. Data diutamakan dari hasil eksperimen. 2. Hasilnya dapat dites kapan saja. 3. Generalisasi hasil dapat dilakukan sejauh variabelnya sama. Contoh : - Daya tembus sinar laser. - Pengaruh mercury terhadap kinerja syaraf. - Komposisi unsur kimia meteorit Wonotirto. 4. Berdasarkan atas tingkatannya
19 a. Penelitian Penjajagan (exploratory) 1.Tujuannya untuk mengenal atau memperoleh pandangan baru tentang suatu gejala. 2. Dapat merumuskan masalah penelitian dengan lebih tepat. 3. Dapat merumuskan hipotesis. Contoh : - Pencarian minyak bumi di lepas pantai. - Daya tembus sinar Rontgen. - Potensi sumber daya alam pulau Seribu. b. Penelitian Penjelasan (explanatory) 1. Untuk menguji hubungan sebab-akibat. 2. Terdapat hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. 3. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat tidak simetrik yang diartikan penyebabnya ada terlebih dahulu baru terjadi akibat. Contoh : - Kelelahan konstruksi baja pasca kebakaran. - Pengaruh gagal ginjal. - Berbagai alternatif pencegahan banjir. c. Penelitian Deskriptif 1. Bertujuan menggambarkan lebih teliti ciri-ciri sesuatu. 2. Menentukan frekuensi terjadinya sesuatu. 3. Prosedur penelitian harus mengikuti ketentuan-ketentuan
20 yang baku. Contoh : - Ciri-ciri fisik manusia purba. - Identifikasi masalah kenakalan remaja. - Sifat optik kuarsa sintetis. 5. Berdasarkan atas jumlah bidang ilmu a. Penelitian monodisiplin 1. Dilakukan secara mendalam pada suatu obyek tertentu. 2. Pengembangan ilmu mengarah ke vertikal sedangkan pengembangan ke arah lateral sudah mulai ditinggalkan. 3. Keterkaitan dengan bidang ilmu lain tidak terlihat nyata. Contoh : - Budidaya udang galah air tawar. - Kesenian kuda lumping. - Adat masyarakat Betawi. b. Penelitian multidisiplin / interdisiplin 1. Melibatkan berbagai kepakaran ilmu. 2. Penelitian bersifat multisektoral. 3. Bertujuan menyelesaikan masalah yang ada di masyarakat secara holistik. Contoh : - Evaluasi pembangunan selama Pelita IV. - Gejala menurunnya persatuan dan kesatuan bangsa. - Budaya bohong merambah di kalangan atas.
21 6. Berdasarkan atas jumlah peneliti a. Penelitian Mandiri 1. Berarah pada pendalaman disiplin ilmu. 2. Ruang lingkup penelitian terbatas. 3. Kegiatan analisis, pembahasan dan penyimpulan dilakukan oleh seorang peneliti. Contoh : - Evaluasi curah hujan tahunan. - Vaksinasi ternak pada usia produktif. - Budidaya burung walet. b. Penelitian Kelompok 1. Mengarah pada penelitian multidisiplin. 2. Salah satu anggota peneliti bertindak sebagai penanggung jawab. 3. Berusaha mengambil kesimpulan secara holistik. Contoh : - Penelitian Daerah Aliran Sungai Serayu. - Konflik sosial di daerah pedesaan. - Dampak pembajakan kaset. 2.1.10.3 Tujuan Penelitian Menurut Sukandarrumidi (2004, h117), tujuan penelitian dapat berupa : 1. Peneliti ingin mendapatkan sesuatu yang baru. 2. Peneliti ingin mengembangkan sesuatu yang sudah ada dengan peningkatan atau melakukan modifikasi.
22 3. Peneliti ingin membuktikan kebenaran dari suatu teori atau hasil penelitian yang lain.
2.2
Teori-Teori Khusus yang Berhubungan dengan Topik yang Dibahas 2.2.1 Statistik 2.2.1.1 Pengertian Statistik Menurut Santosa dan Ashari (2005, h1), sebagai cabang ilmu
pengetahuan,
pengumpulan,
statistik
adalah
pengelompokkan,
pengetahuan
penyajian,
tentang
analisis
dan
interpretasi data untuk membantu pengambilan keputusan yang lebih efektif. Menurut Nurgiyantoro, Gunawan dan Marzuki (2004, h2), statistik yaitu alat untuk menggarap dan menafsirkan data secara bertanggung jawab, sehingga kesimpulan dan atau keputusan yang dibuat, yang mungkin sekali mempunyai dampak yang tidak kecil, juga merupakan kesimpulan dan keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan. Jadi dapat disimpulkan, statistik adalah alat pengolah data angka untuk membantu pengambilan keputusan yang lebih efektif dan dapat dipertanggungjawabkan. 2.2.1.2 Jenis Statistik Dalam buku Santosa dan Ashari (2005,h2), berdasarkan kegunaan dan teknik yang digunakan, statistik terbagi menjadi dua jenis yaitu :
23 1. Statistik Deskriptif adalah bidang statistik yang berhubungan dengan metode pengelompokan, peringkasan, dan penyajian data dalam cara yang lebih informatif. Teknik-teknik umum yang digunakan adalah analisis deskriptif yang meliputi ratarata, median, modus, dan varians. 2. Statistik inferensial adalah teknik statistik yang berhubungan dengan analisis data untuk penarikan kesimpulan atas data. Teknik-teknik umum yang dipakai meliputi uji hipotesis, analisis varians, teknik regresi dan korelasi.
2.2.2 Jenis-Jenis Skala 2.2.2.1 Skala Pengukuran Menurut Sugiyono (2006,
h133), skala pengukuran
merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut
bila digunakan dalam
pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Menurut Umar (2007, h43), skala pengukuran terdiri atas empat macam, yaitu : 1. Skala Nominal Skala nominal adalah skala yang paling sederhana dimana angka
yang
diberikan
kepada
suatu
kategori
tidak
menggambarkan kedudukan kategori tersebut terhadap kategori lainnya tetapi hanya sekadar kode maupun label.
24 2. Skala Ordinal Skala ini mengurutkan data dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi atau sebaliknya dengan interval yang tidak harus sama. 3. Skala Interval Skala ini mengurutkan objek berdasarkan suatu atribut yang memberikan informasi tentang interval antara satu objek dengan objek lainnya adalah sama. 4. Skala Rasio Skala ini mencakup ketiga skala yang disebutkan di atas ditambah dengan sifat lain, yaitu ukuran ini mempunyai nilai nol yang sama dan dapat diperbandingkan. Karena adanya titik nol inilah maka ukuran rasio dapat dibuat perkalian maupun pembagian. Angka pada skala ini merupakan ukuran yang sebenarnya dari data kuantitatif. 2.2.2.2 Skala Sikap Menurut Sugiyono (2006, h134-141), skala sikap yang dapat digunakan dalam penelitian antara lain : 1. Skala Likert Digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.
25 2. Skala Guttman Skala pengukuran tipe ini akan didapat jawaban yang tegas, yaitu ”ya-tidak”; ”benar-salah”; ”pernah-tidak pernah”; ”positif-negatif” dan lain-lain. 3. Semantic Defferensial Skala pengukuran yang berbentuk semantic defferensial dikembangkan oleh Osgood. Skala ini juga digunakan untuk mengukur sikap, hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun checklist, tetapi
tersusun dalam satu garis kontinum yang
jawaban ”sangat positifnya” terletak di bagian kanan garis dan jawaban yang ”sangat negatif” terletak di bagian kiri garis, atau sebaliknya. Data yang diperoleh adalah data
interval dan
biasanya skala ini digunakan untuk mengukur sikap/karakteristik tertentu yang dipunyai oleh seseorang. 4. Rating Scale Dari ketiga
skala
pengukuran
seperti
yang
telah
dikemukakan, data yang diperoleh semuanya adalah data kualitatif yang kemudian dikuantitatifkan. Tetapi dengan rating scale, data mentah yang diperoleh
berupa angka kemudian
ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Dan menurut Sugiyono, keempat jenis skala tersebut bila digunakan dalam pengukuran, akan mendapatkan data interval atau rasio.
26 2.2.3 Variabel Menurut Sugiyono (Umar, 2007, h47), variabel merupakan suatu atribut dari sekelompok objek yang diteliti yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lain dalam kelompok tersebut. Variabel
mempunyai
bermacam-macam
bentuk
menurut
hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain, yaitu : 1. Variabel
independen,
yaitu
variabel
yang
menjadi
sebab
terjadinya/terpengaruhnya variabel dependen. 2. Variabel dependen, yaitu variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel independen. 3. Variabel
moderator,
yaitu
variabel
yang
memperkuat
atau
memperlemah hubungan antara variabel dependen dan independen. 4. Variabel intervening, seperti variabel moderator, tetapi nilainya tidak dapat diukur, seperti kecewa, gembira, sakit hati. 5. Variabel kontrol, yaitu variabel yang dikendalikan peneliti.
2.2.4
Populasi Dalam buku Sugiyono (2006, h117), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek/objek itu.
27
2.2.5 Sampel 2.2.5.1 Pengertian Sampel Menurut Sugiyono (2006, h118), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila
populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi.Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betulbetul representatif. 2.2.5.2 Teknik Pengambilan Sampel Menurut Sugiyono (2006, h119), teknik pengambilan sampel dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu : 1. Probability sampling Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik sampel ini meliputi : a. Simple Random Sampling Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.
28 b. Proportionate Stratified Random Sampling Teknik
ini
digunakan
bila
populasi
mempunyai
anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proposional. c. Disproportionate Stratified Random Sampling Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sample, bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional. d. Cluster Sampling (Area Sampling) Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sample bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk dari suatu Negara, propinsi atau kabupaten. 2. Nonprobability Sampling Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi : a. Sampling Sistematis Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.
29 b. Sampling Kuota Sampling kuota adalah teknik untuk menetukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. c. Sampling Insidental Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan / incidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. d. Sampling Purposive Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. e. Sampling Jenuh Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sampel. f. Snowball Sampling Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. 2.2.5.3 Ukuran Sampel Menurut Umar (2007, h77), untuk menentukan ukuran sampel dari suatu populasi, terdapat bermacam-macam cara yang dikemukakan para ahli, antara lain :
30 1. Pendapat Slovin n=
N 1 + N e²
di mana : n = ukuran sampel N = ukuran populasi e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan, misalnya 2% atau 5%. Pemakaian rumus di atas mempunyai asumsi bahwa populasi berdistribusi normal. 2. Pendapat Gay Dia menyatakan bahwa ukuran minimum sampel yang dapat
diterima
berdasarkan pada desain
penelitian
yang
digunakan, yaitu : - Metode deskriptif, minimal 10% populasi. Untuk populasi relatif kecil minimal 20% populasi. - Metode deskriptif-korelasional, minimal 30 subjek. - Metode ex post facto, minimal 15 subjek per kelompok. - Metode eksperimental, minimal 15 subjek per kelompok. 3. Pendapat Kracjie Kracjie juga membuat suatu daftar seperti Slovin, hanya untuk α sebesar 5% dan jumlah populasi N mulai dari sebesar 10 sampai 100.000. Bersdasarkan N dan α tersebut dohasilkan besar sampelnya.
31 4. Pendapat Harry King Harry
King
dalam
menghitung
jumlah
sampel
menggunakan nomogram dan jumlah populasi maksimum 2000 dengan α bervariasi sampai 15%. 5. Cara Interval Taksiran Jika ukuran populasi realtif sangat besar, misalnya di atas 100.000, kita tidak bisa menggunakan tabel. Ada rumus yang dapat dipakai, yang pertama dalam rangka menaksir parameter μ dan parameter P.
2.2.6 Data 2.2.6.1 Pengertian Data Menurut Hasan keterangan
(2004, h19) data adalah keterangan –
tentang suatu hal, dapat berupa sesuatu yang
diketahui atau yang dianggap atau anggapan atau suatu fakta yang digambarkan lewat angka, simbol, kode, dan lain – lain. Menurut Kountur (2006, h6) data adalah sesuatu yang dimiliki oleh anggota dari populasi yang dapat diukur. Berdasarkan beberapa pendapat diatas disimpulkan bahwa data merupakan bahan – bahan dari informasi. 2.2.6.2 Jenis – jenis Data Menurut Kountur (2006, h7) ada dua jenis data berdasarkan bilangan pengukurannya, yaitu :
32 1. Data diskrit Adalah data yang pengukurannya tidak memiliki bilangan desimal. 2. Data kontinus Adalah data yang pengukurannya memiliki bilangan desimal. Menurut Hasan (2004, h20) berdasarkan sifatnya, data dibedakan atas dua, yaitu : 1. Data Kualitatif Data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk bilangan. 2. Data Kuantitatif Data kuantitatif adalah data yang berbentuk bilangan. Berdasarkan beberapa pendapat diatas disimpulkan bahwa data berdasarkan bilangan pengukurannya terbagi jadi: data diskrit dan data kontinus, berdasarkan sifatnya dibagi jadi data kualitatif dan data kuantitatif. 2.2.6.3 Metode Pengumpulan Data Ada beberapa metode pengumpulan data antara lain: 1.
Observasi Menurut Sukandarrumidi (2004, h69), observasi adalah pengamatan dan pencatatan sesuatu objek dengan sistematika fenomena yang diselidiki.
33 2.
Wawancara Menurut Sukandarrumidi (2004, h88), wawancara atau interview
adalah suatu proses tanya jawab lisan,
dalam mana 2 orang atau lebih berhadapan secara fisik, yang satu dapat melihat muka yang lain dan mendengar dengan telinga sendiri dari suaranya. Fungsi wawancara adalah: a.
Sebagai metode primer apabila berfungsi sebagai metode utama dalam pengumpulan data.
b.
Sebagai metode pelengkap apabila dipergunakan untuk mendapatkan informasi yang belum dapat diperoleh dengan metode lain.
c.
Sebagai kriterium (pengukur) apabila dipergunakan untuk meyakinkan/mengukur suatu kebenaran informasi.
3. Kuesioner/Angket Menurut Nasution (2006, h128), angket atau questionnaire adalah daftar pertanyaan yang didistribusikan melalui pos untuk diisi dan dikembalikan
atau dapat juga dijawab di bawah
pengawasan peneliti. Jenis-jenis angket menurut sifat jawaban terdiri dari: a.
Angket Tertutup Terdiri atas pertanyaan atau pernyataan dengan sejumlah jawaban tertentu sebagai pilihan. Responden mencek jawaban yang paling sesuai dengan pendiriannya.
34 b.
Angket Terbuka Angket ini memberikan kesempatan penuh memberi jawaban menurut apa yang dirasa perlu oleh responden.
c.
Kombinasi Angket Terbuka dan Angket Tertutup Di samping angket yang tertutup yang mempunyai sejumlah jawaban ditambah alternatif terbuka yang memberi kesempatan kepada responden memberi jawaban di samping atau di luar jawaban yang tesedia. Menurut Umar (2007, h49), kuesioner merupakan suatu pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan/pernyataan
kepada
responden
dengan
harapan
memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut. 2.2.6.4 Metode Pengolahan Data Ada beberapa cara pengolahan data antara lain : 1.
Manual Menurut Supranto (2000, h25), pengolahan data secara
manual umumnya dilakukan untuk jumalah
observasi yang tidak terlalu banyak. Pengolahan secara manual biasanya memerlukan waktu yang sangat lama, karena harus meneliti satu per satu dari setiap observasi. 2.
Microsoft Excel 2003 Menurut Firmansyah (2005, h9), Microsoft Excel 2003 adalah suatu program aplikasi yang digunakan untuk mengadakan perhitungan data angka, membuat dan
35 menganalisa data, membuat grafik dan lain-lain. Excel 2003 adalah
pengembangan dari program sebelumnya
yaitu Microsoft Excel XP atau 2002. 3.
Statistical Package for Social Science (SPSS) Menurut Wahyono (2006, h1), SPSS atau Statistical Package for Sosial Science, merupakan sebuah program aplikasi yang memiliki kemampuan analisis statistik cukup tinggi serta sistem manajemen data pada lingkungan grafis dengan cara pengoperasian yang cukup sederhana sehingga
mudah untuk dipahami. Aplikasi tersebut
merupakan salah satu
aplikasi perangkat lunak yang
banyak digunakan seiring dengan
perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi di mana banyak institusi yang menginginkan adanya penelitian di berbagai
bidang
(penelitian yang banyak berhubungan dengan data-data yang akan diolah menggunakan suatu metode analisis statistik).
2.2.7
Validitas Menurut Nasution (2006, h74), suatu alat pengukur dikatakan valid, jika alat itu mengukur apa yang harus diukur oleh alat itu. Meter itu
dikatakan valid karena memang mengukur jarak. Demikian pula
timbangan valid karena mengukur berat. Bila timbangan tidak mengukur berat tetapi hal yang lain, timbangan itu tidak valid untuk itu.
36 Menurut Sugiyono (2006, h363), validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data “yang tidak berbeda” antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian.
2.2.8
Reliabilitas Menurut Stainback (Sugiyono, 2006, h364),“reliability is often defined as the consistency and stability of data or findings. From a positivistic perpective, reliability typically is considered to be synonymous with the consistenvy of data procuced by observations made by different researchers (e.g interrater reliability), by the same researcher at different times (e.g test retest), or by splitting a data set in two parts (split half)”. Yang artinya reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Dalam pandangan positivistik (kuantitatif), suatu data dinyatakan reliabel apabaila dua atau lebih peneliti dalam obyek yang sama menghasilkan data yang sama, atau sekelompok data bila dipecah menjadi dua menunjukkan data yang tidak berbeda. Menurut Nasution (2006, h77), suatu alat pengukur dikatakan reliabel bila alat itu dalam mengukur suatu gejala dalam waktu yang berlainan senantiasa menunjukkan hasil yang sama. Jadi alat yang reliabel secara konsisten memberi hasil ukuran yang sama.
37 2.2.9 Uji Normalitas Menurut Santosa dan Ashari (2005, h231), pengujian normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data. Uji ini merupakan pengujian yang paling banyak dilakukan untuk analisis statistik parametrik. Distribusi normal data dengan bentuk distribusi normal di mana data memusat pada nilai rata-rata dan median. Menurut Sudjana ( 2005, h466 ), metode statistika untuk pengujian kenormalan dikenal dengan nama uji Lilliefors.
2.2.10 Uji Homogenitas Varians Populasi Menurut Sudjana (2005, h261), menguji homogenitas varians populasi adalah untuk menguji kesamaan beberapa buah rata-rata populasi yang mempunyai varians yang homogen, yaitu σ1² = σ2² = … = σk². Menurut Sudjana (2005, h 261), ada beberapa metoda yang telah ditemukan untuk melakukan pengujian ini, salah satunya dikenal dengan nama uji Bartlett. Menurut Umar (2007, h155), uji homogenitas Chi Kuadrat ini kita akan membandingkan apakah dua populasi yang diwakili oleh dua sampel yang diambil secara acak adalah homogen atau heterogen setelah diberi suatu perlakuan tertentu.
38 2.2.11 Uji Linearitas Menurut Santoso (2006, h244), asumsi terakhir dari analisis regresi adalah asumsi linearitas. Asumsi ini menyatakan bahwa untuk setiap persamaan regresi linear, hubungan antara variabel independen dan dependen harus linear. Menurut Sudjana (2005, h), menguji kelinearan regresi yakni menguji apakah model linier yang telah diambil itu betul-betul cocok dengan keadaannya ataukah tidak. Dikatakan juga bahwa akan ada perbedaan antara hasil pengamatan Y dan hasil ŷ yang diperoleh dari model linear. Perbedaan yang dimaksud dimisalkan terjadi karena kekeliruan yang dinyatakan oleh e. Kekeliruan yang terjadi perlu dinilai dan satu-satunya cara untuk mendapatkannya ialah dengan jalan melakukan ulangan terhadap variabel X.
2.2.12 Uji F Menurut Hasan (2004,h105), prosedur uji statistik F adalah sebagai berikut : 1) Menentukan formulasi hipotesis H0 : Tidak ada pengaruh X terhadap Y H1 : Ada pengaruh X terhadap Y 2) Menentukan taraf nyata (α) dan F tabel •
Taraf nyata yang digunakan biasanya 5% (0,05) atau 1% (0,01)
•
Nilai F tabel memiliki derajat bebas (db), v1 = 1 ; v2 = n – 2 Fα;(v1)(v2) = …
39 3) Menentukan kriteria pengujian H0 diterima (H1 ditolak) apabila F0 < Fα;(v1)(v2) H0 ditolak (H1 diterima) apabila F0 > Fα;(v1)(v2) 4) Menentukan nilai uji statistik (nilai F0) F0 =
b² x Σ (X – X)² Se²
5) Membuat kesimpulan Menyimpulkan H0 diterima atau ditolak.
2.2.13 Rumus Korelasi (r) Product-Moment Pearson Menurut Supranto (2002, h152), kuat tidaknya hubungan antara X
dan Y apabila dinyatakan dengan fungsi linear (paling
tidak
mendekati), diukur dengan suatu nilai yang disebut Koefisien Korelasi. Sedangkan menurut Nurgiyantoro, Gunawan, dan Marzuki (2004, h130), uji hubungan lewat teknik statistik korelasi dapat dilakukan terhadap bermacam data, baik data yang berskala interval, ordinal, maupun nominal. Korelasi yang dipergunakan untuk uji hubungan antar sesama data interval adalah korelasi (r) product-moment dari Pearson (Pearson
product-moment
correlation). Dan masih menurut
Nurgiyantoro, Gunawan, dan Marzuki, jika koefisien korelasi (r) yang diperoleh > daripada koefisien di tabel nilai-nilai kritis r, yaitu pada taraf signifikansi 5% atau 1%, instrumen tes yang diujicobakan tersebut dapat dinyatakan valid. Rumus untuk menghitung nilai koefisien korelasi (r) adalah:
40
r=
N∑XiY - (∑Xi)(∑Y) √(N∑Xi² - (∑Xi)²)(N∑Y² - (∑Y)²)
r = korelasi Pearson N = Jumlah Frekuensi/responden Xi = variabel X ke-i Y = variabel Y
2.2.14 Rumus Alpha Cronbach Menurut Nurgiyantoro, Gunawan, dan Marzuki (2004,
h349),
untuk mengukur reliabilitas dapat digunakan rumus Alpha Cronbach. Reliabilitas Alpha Cronbach dapat dipergunakan baik untuk instrumen yang jawabannya berskala maupun, jika dikehendaki, yang bersifat dikhotomis. Jawaban yang bersifat dikhotomis hanya mengenal dua jawaban, yaitu benar (1) dan salah (0). Rumus Alpha Cronbach yang dipergunakan adalah : r
k ∑σi2 = --------- ( 1 - --------- ) k-1 σ2
r : koefisien reliabilitas yang dicari k : jumlah butir pertanyaan σi² : varians butir pertanyaan ke-i σ² : varians skor total
41 Untuk mencari nilai varians (σi²) tiap butir pertanyaan dapat menggunakan rumus berikut ini:
σi2 =
∑Xi2 - ( ∑Xi )2 --------N N-1
σi² : varians butir pertanyaan ke-i ∑Xi : jumlah skor jawaban subyek untuk butir pertanyaan ke-i N : jumlah responden yang diuji Menurut Santoso (2006,
h134), dasar pengambilan keputusan
dalam Alpha Cronbach adalah: a. Jika α positif dan α > 0,7, butir atau variabel tersebut reliabel. b. Jika α positif tetapi α
<
0,7, butir atau variabel tersebut tidak
reliabel. Banyak pendapat menyatakan bahwa angka α (disebut Alpha Cronbach) minimal adalah 0,7 untuk menyatakan bahwa pertanyaan dapat dikatakan reliabel.
2.2.15 Mean Menurut Nurgiyantoro, Gunawan, dan Marzuki (2004, h62), mean atau rata-rata hitung dapat dihitung berdasarkan tiga cara tergantung keadaan data, yaitu (a) data mentah yang belum disusun ke dalam ke dalam bentuk distribusi frekuensi, (b) data yang disusun ke dalam bentuk
42 distribusi tunggal, dan (c) data yang disusun ke dalam bentuk distribusi bergolong. Rumus untuk perhitungan rata-rata hitung dari data mentah adalah : Χ =
ΣX n
Χ
: Rata-rata hitung yang dicari
ΣX
: Jumlah skor
N
: Jumlah subjek
2.2.16 Median Menurut Nurgiyantoro, Gunawan, dan Marzuki (2004, h68), median (Md) adalah angka yang terletak di tengah-tengah dari sebuah distribusi frekuensi. Median akan membelah jumlah skor menjadi dua bagian yang sama banyaknya, yaitu separuh skor berada di atas median dan separuh yang lain berada di bawah median.. Karena selalu merupakan bilangan yang letaknya di tengah-tengah dari keseluruhan jumlah skor, median sering juga disebut sebagai rata-rata posisi.
2.2.17 Modus Menurut Nurgiyantoro, Gunawan, dan Marzuki (2004, h71), modus adalah skor yang mempunyai frekuensi paling banyak di antara skor-skor yang lain dari hasil sebuah pengukuran.
43 2.2.18 Panjang Kelas Interval Menurut Sudjana (2005, h46), panjang kelas interval adalah selisih positif antara tiap dua ujung bawah berurutan. Rumus yang digunakan untuk menghitung panjang kelas interval adalah : p =
rentang banyak kelas
2.2.19 Varian Menurut Kountur (2005, h71), varian adalah ukuran variasi yang menunjukkan seberapa jauh data tersebar dari mean (rata-ratanya). Semakin bervariasi data tersebut, berarti semakin jauh data tersebut tersebar di sekitar rata-ratanya, dalam hal ini mean-nya.Rumus perhitungan varian adalah :
s² =
∑X2 - ( ∑X )2 -------n n-1
s²
: varian dari sampel
ΣX
: Jumlah skor jawaban subjek
n
: Jumlah subjek sampel
44 2.3
Kerangka Pikir Dalam membuat suatu sistem informasi, kita harus memperhatikan kualitas sistem dan kualitas informasinya. Dengan memperhatikan hal – hal tersebut, diharapkan akan tercapai efektivitas sistem. Sistem dikatakan berkualitas jika sistem itu mudah untuk dipelajari (ease of learning). Informasi yang berkualitas adalah yang relevan (relevance) dan menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna (informativeness). Sistem yang efektif juga mempunyai komponen-komponen input, proses dan output
yang saling
berhubungan dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan. Sistem yang efektif akan mempengaruhi kinerja pengguna di dalam melakukan pekerjaannya dan juga akan mempengaruhi organisasi itu secara keseluruhan. Kinerja pengguna dapat diukur dari kualitas pekerjaan, pengetahuan yang dimiliki, tanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan, waktu penyelesaian tugas dan produktivitas kerjanya. Berdasarkan penjabaran di atas terdapat keterkaitan antara Efektivitas CIS Help Desk dengan Kinerja Pengguna. Dimana semakin tinggi Efektivitas CIS Help Desk yang diterapkan, maka akan berpengaruh terhadap kinerja pengguna pada perusahaan tersebut. Oleh karena itu diduga terdapat hubungan antara Efektivitas CIS Help Desk dengan Kinerja Pengguna pada PT. Philips Indonesia.
45 2.4
Hipotesis Menurut Kountur (2005, h111), hipotesis merupakan jawaban sementara atau dugaan jawaban dari suatu permasalahan. Hipotesis pada umumnya dinyatakan dalam bentuk : • Hipotesis nol adalah pernyataan hipotesis yang menunjukkan tidak ada perubahan. • Hipotesis alternatif adalah pernyataan hipotesis yang menunjukkan hasil yang diharapkan. Contoh : Ho : Tidak ada perbedaan tingkat kemudahan stress antara pria dan wanita H1 : Pria lebih mudah stress dibanding wanita
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, pernyataan hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: “ Terdapat pengaruh antara Efektivitas CIS Help Desk terhadap Kinerja Pengguna“.