BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Definisi dan Konsep Asuransi Kerugian Berdasarkan Undang Undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 1992, asuransi atau pertanggungan adalah : “perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikat diri kepada pihak tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan”. Menurut pasal 246 KUHD Asuransi adalah : “Perjanjian, dengan mana penanggung mengikat diri pada tertanggung, dengan menerima premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin akan dideritanya karena peristiwa yang tak tertentu”. Menurut Mark R Greene (The Journal of Risk and Insurance), membagi perkataan “asuransi” atas dua aspek. Pertama sebagai lembaga ekonomi yang diciptakan untuk fungsi tertentu sedangkan aspek kedua dilihat dari segi hukum yakni merupakan perjanjian antara dua pihak (Penanggung dan Tertanggung). Adapun definisi yang diberikan adalah : 1. “Insurance is an economic institution that reduce risk by combining under one management, a group of objects situated that the aggregate accidental losses to which the group is subject become predictable within narrow limits” 2. “Insurance is usually effected by, and can be said to include, certain legal contracts under which the insurer, for long duration, promise to reimburse the insured or render services in case of certain described accidental losses suffered during the term of the aggreement”.
9
10
Dari beberapa definisi/pengertian diatas, dapat dirangkum empat unsur yang terlibat dalam asuransi, yaitu : •
Unsur 1 : Pihak Tertanggung (The Insured) yaitu pihak yang berjanji membayar premi kepada Pihak Penanggung (Insurer).
•
Unsur 2 : Pihak Penanggung yaitu pihak yang berjanji akan membayar sejumlah uang kepada Pihak Tertanggung apabila terjadi unsur 3 dibawah ini.
•
Unsur 3 : Peristiwa yang terjadi karena suatu hal yang tidak diketahui terlebih dahulu atau peristiwa yang tidak pasti terjadi.
•
Unsur 4 : Pihak Penanggung adalah lembaga ekonomi yang mengelola risiko dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan melalui pengkombinasian sejumlah obyek-obyek yang cukup besar jumlahnya dalam suatu pengelolaan, sehingga kerugian tersebut secara menyeluruh dapat diramalkan dalam batasbatas tertentu. Berbicara mengenai risiko, kiranya asuransi merupakan salah satu alternatif
metode pengelolaan risiko yang paling efektif. Walaupun demikian tidak semua risiko dapat diasuransikan, terdapat beberapa persyaratan yang mendasar harus dipenuhi agar risiko dapat diasuransikan seperti antara lain : 1. Kerugian yang mungkin terjadi mempunyai sifat terbatas dan harus dapat ditentukan serta diukur. 2. Kerugian yang mungkin terjadi harus tidak dapat diduga terlebih dahulu, berasal dari luar dan sifatnya tidak disengaja 3. Risiko-risiko yang menimbulkan kerugian bersifat homogen atau mempunyai banyak persamaan sehingga dapat diadakan perhitungan yang wajar atas kemungkinan kerugian. 4. Kerugian yang terjadi tidak menimbulkan malapetaka yang besar pada waktu yang bersamaan. Jenis usaha perasuransian berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 1992 adalah :
11
a. Usaha asuransi terdiri dari : 1. Usaha asuransi kerugian yang memberikan jasa dalam penanggulangan risiko atas kerugian, kehilangan manfaat dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti. 2. Usaha
asuransi
jiwa
yang
memberikan
jasa
dalam
penanggulangan risiko yang dikaitkan dengan hidup atau meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan. 3. Usaha
Reasuransi
yang
memberikan
jasa
dalam
pertanggungan ulang terhadap risiko yang dihadapi oleh Perusahaan Asuransi Kerugian dan atau Perusahaan Asuransi Jiwa. b. Usaha Penunjang usaha asuransi terdiri dari : 1. Usaha Pialang asuransi yang memberikan jasa keperantaraan dalam penutupan asuransi dan penanganan penyelesaian ganti rugi asuransi dengan bertindak untuk kepentingan tertanggung. 2. Usaha Pialang reasuransi yang memberikan jasa keperantaraan dalam penempatan reasuransi dan penanganan penyelesaian ganti rugi reasuransi dengan bertindak untuk kepentingan perusahaan asuransi. 3. Usaha Penilai kerugian asuransi yang memberikan jasa penilaian terhadap kerugian pada obyek asuransi yang dipertanggungkan. 4. Usaha Konsultan aktuaria yang memberikan jasa konsultansi aktuaria. 5. Usaha Agen asuransi yang memberikan jasa keperantaraan dalam rangka pemasaran jasa asuransi untuk dan atas nama penanggung.
12
2.1.2 Pengertian Sistem Menurut Sucipto, (2010:1-2). Sistem adalah kumpulan elemen-elemen yang saling berkaitan dan bertanggung jawab memproses masukan (input) sehingga menghasilkan keluaran (output). Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu. 2.1.3 Pengertian Informasi Menurut Sucipto, (2010: 222-223). Informasi berarti data yang telah dibentuk dalalm suatu format yang mempunyai arti dan berguna bagi manusia. Sebaliknya data merupakan sekumpulan baris fakta yang mewakili peristiwa yang terjadi pada organisasi atau lingkungan fisik sebelum diolah dalam suatu format yang dapat dipahami dan digunakan orang. Sistem informasi juga bermanfaat untuk lingkungan eksternal. 2.1.4 Pengertian Sistem Informasi Menurut O’Brien (2005, p5), sistem informasi adalah suatu kombinasi terartur apapun dari people (orang), hardware (perangkat keras), software (piranti lunak), computer networks and data communications (jaringan komunikasi), dan database (basis data) yang mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi di dalam suatu bentuk organisasi.
Gambar 2.1 Sistem Informasi (Sumber : Jugiyanto, 2005 : 11) 2.1.5 Pengertian Data Data adalah fakta yang tidak sedang digunakan pada proses keputusan, biasanya dicatat dan diarsipkan tanpa maksud untuk segera diambil kembali untuk pengambilan keputusan (Kumorotomo dan Margono, 2010:11).
13
2.1.6 Business Intelligence Menurut Rainer & Cegielski (2011:360) sistem business intelligence (BI) adalah sistem informasi yang menyediakan dukungan berbasis komputer untuk keputusan yang kompleks dan tidak rutin terutama untuk manajer tengah dan knowledge workers. Terdapat beberapa fokus pada pengukuran kinerja bisnis, termasuk seperti balanced scorecards, dashboards, dan menggunakan keyprocess indicators (KPIs). Dashboard adalah sistem informasi yang mendukung semua manajer organisasi dengan menyediakan akses yang cepat kepada informasi yang terbaru dan akses langsung kepada informasi terstruktur dalam bentuk laporan-laporan (Rainer & Cegielski , 2011:366). Tujuan utama dari sebuah BI adalah untuk memungkinkan akses yang interaktif (terkadang dalam real time) terhadap data, memungkinkan untuk manipulasi data dan untuk memberikan manajer dan penganalisa bisnis kemampuan untuk melakukan analisa yang tepat. Hal tersebut dilakukan dengan menganalisa data, situasi, dan kinerja, baik yang sedang berjalan maupun historis sehingga memungkinkan pembuat keputusan mendapatkan wawasan yang bernilai untuk mengambil keputusan yang lebih baik. Jadi BI menstransformasi data menjadi informasi, lalu informasi dianalisa untuk membuat keputusan, dan terakhir tindakan (Turban, Sharda, Delen, & King, 2011). Manfaat utama BI bagi perusahaan adalah kemampuan untuk menyediakan informasi yang akurat ketika dibutuhkan, termasuk apabila ingin melihat secara realtime mengenai kinerja perusahaan. Informasi-informasi tersebut harus dapat digunakan untuk semua tipe keputusan, seperti untuk perancangan strategi, perencanaan, dan bahkan untuk bertahan (Turban, Sharda, Delen & King, 2011). Contoh manfaat business intelligence bagi perusahaan yaitu, menentukan segmentasi pelanggan hal tersebut dilakukan untuk mempersonalisasikan hubungan pelanggan untuk kepuasan dan retensi. Selain itu untuk mendeteksi kecurangan, dimana mendeskripsikan dan mengelompokan transaksi yang terlihat bersifat menipu. Sehingga dengan informasi tersebut perusahaan dapat segera mengambil tindakan cepat guna meminimalisir kerugian atau biaya.
14
Contoh dari BI yaitu informasi historikal pada presentasi pesanan pelanggan pada tanggal permintaan pelanggan. Pesanan pelanggan secara individu yang di deliver dengan infomasi historikal. Selain itu terdapat juga penilaian terhadap seberapa berharga pelanggan yang dinilai dari histori penjualan dan informasi pendapatan, serta demografi pelanggan dan juga eksternal data. Contoh lainnya yaitu analisa kepuasan pelanggan, analisa komplain pelanggan, analisa kehilangan pelanggan. 2.1.7 Microsoft SQL Server Microsoft SQL Server adalah sebuah sistem manajemen basis data relasional (RDBMS) produk Microsoft. Bahasa Query utamanya adalah Transact-SQL yang merupakan imp lementasi dari SQL standar ANSI/ISO yang digunakan oleh Microsoft. Umumnya SQL Server digunakan di dunia bisnis yang memiliki basis data berskala kecil samp ai dengan menengah, tetepi kemudian berkembang dengan digunakannya SQL Server pada basis data besar. 2.1.8 Pengertian Basis Data Menurut Connoly dan Begg (2010, p65), basis data adalah suatu kumpulan logikal data yang berhubungan dan dekripsi dari data tersebut yang di rancang untuk kebutuhan informasi suatu organisasi. Menurut Whitten dan Bentley (2007, p548), basis data adalah kumpulan file yang saling terkait. Basis data tidak hanya merupakan kumpulan file. Record pada setiap file harus memperbolehkan hubungan-hubungan untuk menyimpan file lain. Keuntungan basis data (Whitten dan Bentley,2007,p549) yaitu : •
Kemampuannya untuk menggunakan data yang sama di banyak aplikasi dan sistem.
•
Penyimpanan data dalam
format yang fleksibel.
Hal
inididefinisikan secara terpisah dari sistem informasi dan program-program aplikasi yang akan menggunakan basis data.
15
•
Teknologi basis data menyediakan skalabilitas superior, dalam arti basis data dan sistem yang menggunakannya dapat ditingkatkan atau dikembangkan untuk memenuhi kebutuhankebutuhan perubahan pada sebuah organisasi.
•
Kemajuan independensi data yang sangat mengurangi redudansi data, telah mengingkatkan fleksibilitas.Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan basis data adalah sekumpulan data yang terintegrasi dan di rancang untuk memelihara informasi dan membuat informasi tersebut tersedia untuk memenuhi suatu kebutuhan organisasi.
2.2 Teori Khusus 2.2.1 Pengertian Analisis SWOT SWOT adalah akronim untuk kekuatan (Strenghts), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunities), dan ancaman (Threats) dari lingkungan eksternal perusahaan. Menurut Jogiyanto (2005:46), SWOT digunakan untuk menilai kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan dari sumber-sumber daya yang dimiliki perusahaan dan kesempatan-kesempatan eksternal dan tantangan-tantangan yang dihadapi. Menurut David (Fred R. David, 2008,8), Semua organisasi memiliki kekuatan dan kelemahan dalam area fungsional bisnis. Tidak ada perusahaan yang sama kuatnya
atau
lemahnya
dalam
semua
area
bisnis.
Kekuatan/kelemahan internal, digabungkan dengan peluang/ancaman dari eksternal dan pernyataan misi yang jelas, menjadi dasar untuk penetapan tujuan dan strategi.Tujuan dan strategi ditetapkan dengan maksud memanfaatkan kekuatan internal dan mengatasi kelemahan. Berikut ini merupakan penjelasan dari SWOT (David,Fred R.,2005:47) yaitu : 1. Kekuatan (Strenghts) Kekuatan
adalah
sumber
daya,
keterampilan,
atau
keungulan-keungulan lain yang berhubungan dengan para pesaing perusahaan dan kebutuhan pasar yang dapat dilayani oleh perusahaan yang diharapkan dapat dilayani. Kekuatan
16
adalah kompetisi khusus yang memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan di pasar 2. Kelemahan (Weakness) Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan, dan kapabilitas yang secara efektif menghambat kinerja perusahaan. Keterbatasan tersebut
daoat
berupa
keuangan,kemampuan
fasilitas,
manajemen
sumber dan
daya
keterampilan
pemasaran dapat meruoakan sumber dari kelemahan perusahaan. 3. Peluang (Opportunities) Peluang adalah situasi penting yang mengguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Kecendrungan – kecendrungan penting merupakan salah satu sumber peluang, seperti perubahaan teknologi dan meningkatnya hubungan antara perusahaan dengan pembeli atau pemasokk merupakan gambaran peluang bagi perusahaan. 4. Ancaman (Threats) Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungan dalam
lingkungan
perusahaan.
Ancaman
merupakan
pengganggu utama bagi posisi sekarang atau yang diinginkan
perusahaan.
Adanya
peraturan-peraturan
pemerintah yang baru atau yang direvisi dapat merupakan
Faktor Positif
Faktor Negatif
Faktor Internal
STRENGTH
WEAKNESS
Faktor Eksternal
ancaman bagi kesuksesan perusahaan.
OPPORTUNITY
THREAT
Gambar 2.2 Analisis SWOT
17
(Sumber dari : Rangkuti, Freddy 2008, Analisis SWOT Teknik membedah kasus Bisnis, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta) 2.2.2 Database System Development Lifecycle (DSDL) Database System Development Lifecycle merupakan komponen yang penting dalam sistem basis data karena aplikasi dari database lifecycle berkaitan dengan sistem informasi yang ada (Connolly dan Begg, 2010, p262). Langkah-Langkah dari Database System Development Lifecycle :
Gambar 2.4 Tahapan siklus hidup aplikasi basis data (Sumber : Connolly, 2010, p264) A. Database Planning (Perencanaan Basis Data) Tujuan
dari
database
planning
adalah
Kegiatan
manajemen
yang
memungkinkan tahapan dari pengembangan siklus hidup sistem database untuk direalisasikan seefisien dan seefektif mungkin (Connolly dan Begg, 2010, p263).
18
Database planning harus diintegrasikan dengan keseluruhan strategi sistem informasi berikutnya. Ada 3 hal penting dalam menyusun sebuah strategi sistem informasi, yaitu: 1. Identifikasi dari tujuan dan rencana perusahaan dengan penentuan kebutuhan sistem informasi berikutnya. 2. Evaluasi dari sistem informasi saat ini untuk menentukan kelebihan dan kelemahan yang ada saat ini. 3. Penilaian
dari
kesempatan-kesempatan
TI
yang
mungkin
menghasilkan keuntungan komprehensif. Langkah penting dari tahap ini adalah mendefinisikan secara jelas tentang pernyataan misi untuk proyek basis data. Pernyataan tersebut mendefinisikan tujuan utama dari ap likasi basis data. Bila pernyataan tersebut selesai maka langkah
selanjutnya
adalah
mengidentifikasikan
sasarannya.
Pernyataan dan sasaran ini perlu didukung oleh informasi-informasi tambahan yang menentukan pekerjaan yang harus diselesaikan, sumber-sumber yang mendukungnya, dan biaya
yang harus
dikeluarkan. B. System Definition (Definisi Sistem) System Definition menjelaskan ruang lingkup dan batas-batas dari sistem basis data dan pandangan pengguna utama (Connolly dan p266).
Sebelum
merancang
aplikasi
basis
data,
Begg, 2010, maka
harus
mengidentifikasikan batasan dari sistem dan bagaimana sistem tersebut berinteraksi dengan bagian lain dari informasi perusahaan. User view menggambarkan apa yang dibutuhkan oleh aplikasi basis data dari sudut pandang jabatan tertentu, seperti manajer atau pengawas, maupun dari sudut pandang area aplikasi perusahaan, seperti pemasaran, personalia, atau pengawasan persediaan, dalam hubungannya dengan data yang akan disimpan dan transaksi yang akan dijalankan terhadap data itu (Connolly dan Begg, 2010, p266). C. Requirement Collection and Analysis (Pengumpulan dan Analisis Kebutuhan) Pengumpulan dan analisis kebutuhan adalah Proses mengumpulkan informasi menganalisis tentang bagian dari organisasi yang harus didukung oleh sistem basis data, dan menggunakan informasi ini untuk mengidentifikasi
19
persyaratan untuk sistem baru. (Connolly dan Begg, 2010, p266). Informasi yang dikumpulkan termasuk : 1. Penjabaran dari data yang digunakan 2. Detail mengenai bagaimana data digunakan 3. Kebutuhan tambahan apapun untuk aplikasi basis data yang baru. Informasi
ini
kemudian
dianalisis
untuk
mengidentifikasikan
kebutuhan yang dimasukkan untuk aplikasi basis data yang baru tersebut. Ada 3 macam pendekatan untuk mengatur kebutuhan dari sebuah aplikasi basis data dengan berbagai pandangan pemakai, yaitu : 1. Pendekatan Centralized Kebutuhan untuk tiap pandangan pemakai disatukan menjadi satu set kebutuhan untuk aplikasi basis data. Umumnya pendekatan ini dipakai jika basis datanya tidak terlalu kompleks. 2. Pendekatan View Integration Kebutuhan untuk tiap pandangan pemakai digunakan untuk membangun
sebuah
model
data
yang
terpisah
yang
merepresentasikan tiap pandangan pemakai tersebut. Hasil dari data-data model tersebut kemudian disatukan di bagian desain basis data. 3. Kombinasi keduanya Dalam pengumpulan data informasi ini, ada beberapa teknik dan salah satunya adalah fact-finding technique. Teknik fact-finding adalah suatu proses resmi dalam menggunakan teknik-teknik seperti wawancara atau kuisioner untuk mengumpulkan faktafakta tentang sistem dan kebutuhan-kebutuhannya (Connolly dan Begg, 2010, p291). Ada lima kegiatan yang dipakai dalam kegiatan ini, yaitu : 1) Memeriksa dokumentasi dan formulir Pemahaman terhadap jalannya sistem akan cepat diperoleh dengan memeriksa dokumen-dokumen, formulir, laporan, dan file yang berhubungan dengan sistem yang sedang berjalan.
20
2) Wawancara Bertujuan untuk mengumpulkan fakta-fakta, memeriksa kebenaran fakta yang ada dan mengklarifikasikannya, membangkitkan semangat, melibatkan pengguna akhir, mengidentifikasi
kebutuhan-kebutuhan,
dan
mengumpulkan ide-ide dan pendapat (Connolly dan Begg, 2010,
p295).
Teknik
ini
memerlukan
kemampuan
komunikasi yang baik untuk menghadapi pengguna yang memiliki
nilai,
prioritas,
pendapat,
motivasi,
dan
kepribadian yang berbeda-beda. 3) Mengamati operasional perusahaan Memungkinkan untuk ikut serta atau mengamati seseorang dalam melakukan kegiatan untuk mempelajari sistem. Salah satu faktor pengamatan dapat berhasil adalah dengan mencari informasi sebanyak mungkin tentang aktivitasaktivitas yang akan diamati serta orang yang melakukan aktivitas tersebut. 4) Penelitian Jurnal komputer, buku-buku referensi, dan internet merupakan sumber informasi yang baik yang menyediakan informasi bagaimana orang lain memecahkan masalah yang serupa. 5) Kuisioner Kuisioner adalah suatu dokumen dengan tujuan khusus yang memungkinkan fakta-fakta dikumpulkan dari banyak orang sambil menjaga kontrol terhadap tanggapan yang diberikan (Connolly dan Begg, 2010, p296). D. Database Design (Perancangan Basis Data) Perancangan basis data ad alah suatu proses menciptakan desain yang akan mendukung pernyataan misi perusahaan dan tujuan misi untuk sistem database yang diperlukan. (Connolly dan Begg, 2010, p270). Terdapat 3 fase dalam pembuatan desain database, yaitu: 1. Perancangan Basis Data Konseptual (Conceptual Database Design)
21
Perancangan basis data konseptual adalah proses membangun suatu model data yang digunakan dalam suatu perusahaan, independen dari semua pertimbangan fisik. (Connolly dan Begg, 2010, p272). Tujuan dari perancangan basis data konseptual adalah untuk membangun sebuah model data konseptual dari persyaratan data dari perusahaan. (Connolly dan Begg, 2010, p420). Conceptual Database Design secara keseluruhan terbebas dari detil penerapannya, seperti Database Management System (DBMS) software, aplikasi program, programming language, hardware platform atau pertimbangan fisik lainnya. Tahapan yang dilakukan dalam conceptual database design adalah membangun model data konseptual lokal untuk setiap view, yang dapat diuraikan sebagai berikut : a) Mengidentifikasi jenis entitas b) Mengidentifikasi jenis hubungan c) Mengidentifikasi dan asosiasi atribut dengan jenis entitas atau hubungan d) Menentukan domain atribut e) Menentukan kandidat, primer, dan atribut kunci alternative f) Pertimbangkan penggunaan konsep-konsep pemodelan ditingkatkan g) Memeriksa model redundansi h) Memvalidasi model data konseptual terhadap transaksi pengguna i) Tinjauan konseptual data model dengan pengguna 2. Perancangan Basis Data Logikal (Logical Database Design) Tujuan
perancangan
logikal
basis
data
adalah
untuk
menerjemahkan data model konseptual ke dalam model data logis dan kemudian untuk memvalidasi model ini untuk memeriksa bahwa itu secara struktural benar dan dapat mendukung transaksi yang diperlukan. (Connolly dan Begg, 2010, p440). Logical database design adalah proses membangun suatu model data yang digunakan dalam suatu perusahaan berdasarkan data model
22
spesifik, tetapi independen dari DBMS tertentu dan pertimbangan fisik lainnya. (Connolly dan Begg, 2010, p273). Tahapan yang dilakukan dalam logical database design ad alah sebagai berikut : 1) Menganalisis relasi untuk logical model data. 2) Validasi hubungan menggunakan normalisasi. 3) Validasi hubungan terhadap transaksi pengguna. 4) Mendefinisikan integrity constraint. 5) Review logical model data lokal dengan user. 6) Menggabungkan model data logikal ke dalam model data global (option step). 7) Periksa untuk pertumbuhan masa depan. 3. Perancangan Basis Data Fisikal (Physical Database Design) Perancangan basis data fisikal adalah proses memproduksi deskripsi implementasi basis data pada penyimpanan sekunder; itu menggambarkan basis relasi, organisasi file, dan indeks yang digunakan untuk mencapai akses yang efisien ke data, dan setiap kendala integritas terkait dan langkah-langkah keamanan. (Connolly dan Begg, 2010, p274). Tahapan yang dilakukan dalam physical database design adalah sebagai berikut : a. Menerjemahkan logical data model global untuk target DBMS , yang dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Merancang relasi-relasi dasar 2) Merancang representasi dari data yang diturunkan 3) Merancang general constraint. b. Merancang representasi physical, yang dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Menganalisa transaksi. 2) Memilih organisasi file 3) Memilih indeks-indeks 4) Memperkirakan kebutuhan disk space
23
c. Merancang user view yang telah didefinisikan selama tahapan
pengumpulan
dan
analisis
kebutuhan
dari
relational database application lifecycle. d. Merancang mekanisme keamanan Menentukan tingkat keamanan database berdasarkan spesifikasi user. E. DBMS Selection (Pemilihan Sistem Manajemen Basis Data) Database Management System adalah sebuah sistem piranti lunak yang
memungkinkan
pengguna
untuk
mendefinisikan,
menciptakan,
memelihara, dan mengontrol akses ke basis data (Connolly dan Begg, 2010, p16). Sebuah DBMS mencakup proses yang mendukung aplikasi basis data, yaitu : 1) Mendefinisikan syarat-syarat referensi studi Menentukan
sasaran, batasan masalah, dan tugas yang
harus dilakukan. 2) Mendaftar 2 atau 3 jenis barang Membuat daftar barang-barang, misalkan darimana barang ini didapat, berapa biayanya, serta bagaimana bila ingin mendapatkannya. 3) Mengevaluasi barang Barang-barang yang ada dalam daftar diteliti lebih lanjut untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan barang tersebut. 4) Merekomendasikan pilihan dan membuat laporan Merupakan langkah terakhir dari seleksi DBMS yaitu mendokumentasikan proses dan untuk menyediakan pernyataan mengenai simpulan dan rekomendasi terhadap salah satu prodik DBMS. Tahapan utama dalam memilih DBMS antara lain : 1) Mendefinisikan syarat-syarat sebagai referensi 2) Daftar singkat dua atau tiga produk 3) Evaluasi Produk 4) Merekomendasikan pilihan dan memproduksi laporan
24
F. Application Design (Perancangan Aplikasi) Application Design adalah desain dari antarmuka pengguna dan program aplikasi yang menggunakan dan memproses basis data (Connolly dan Begg, 2010, p279). Bertujuan merancang antarmuka pemakai (user interface) dan program aplikasi yang menggunakan dan memproses basis data agar pemakai dapat menggunakan sistem tersebut dengan baik dan mengurangi human error. Dua aspek merancang aplikasi yaitu : a. Perancangan Transaksi (Transaction Design) Transaksi adalah aksi atau rangkaian aksi yang dilakukan oleh seorang pengguna atau program ap likasi yang mengakses atau mengubah isi dari basis data (Connolly dan Begg, 2010, p280). b. Perancangan Antarmuka Pengguna (User Interface Design) Elemen-elemen
dalam
merancang
suatu
antarmuka
pengguna (user interface) (Connolly dan Begg, 2010, p281) antara lain
penetapan judul yang bermakna,
instruksi-instruksi yang dapat dipahami, pengelompokkan logika dan pengurutan kolom, bentuk form yang menarik secara visual, judul kolom yang dikenal, penggunaan istilah dan singkatan yang konsisten, penggunaan warna yang
konsisten, ruang dan batasan yang terlihat untuk
menginput kolom, pergerakkan kursor yang mudah, perbaikan kesalahan untuk satu huruf dan semua kolom, mencegah kesalahan, menampilkan pesan kesalahan terhadap nilai yang tidak sesuai, pemberian tanda terhadap kolom yang berupa pilihan (optional field), pesan-pesan yang bersifat penjelasan untuk suatu kolom, pemberian tanda penyelesaian. G. Prototyping (Prototipe) Prototyping adalah proses membangun sebuah model kerja dari aplikasi basis data (Connolly dan Begg, 2010, p283). Tujuan utama prototyping adalah untuk memungkinkan pengguna menggunakan prototype untuk mengidentifikasi fitur-fitur yang bekerja dengan baik pada
sistem,
25
atau kekurangannya, dan memberikan
saran bagi peningkatan kerja sistem
atau bahkan memberikan masukan terhadap fitur-fitur kedalam aplikasi basis data. Ada dua strategi prototyping yang sering digunakan saat ini, yaitu : a. Requirement prototyping Menggunakan
sebuah
prototype
untuk
menentukan
kebutuhan dari aplikasi basis data yang diusulkan dan ketika kebutuhan-kebutuhannya sudah terpenuhi prototype tidak digunakan lagi atau dibuang. b. Evoutionari Prototyping Digunakan untuk tujuan yang sama. Tetapi pada prototyping jenis ini, prototypenya tidak dibuang namun untuk selanjutnya akan dikembangkan menjadi ap likasi basis data yang ak an berjalan. H. Implementation (Implementasi) Implementation adalah realisasi fisikal dari desain basis data dan desain aplikasi (Connolly dan Begg, 2010, p283). Implementasi merupakan realisasi dari basis data dan perancangan aplikasi. Implementasi basis data dicapai menggunakan Data Defintion Language (DDL) dari DBM S yang dipilih dan Graphical User Interface (GUI). Pernyataan DDL digunakan untuk membuat struktur basis data dan file basis data kosong. Pandangan pemakai (user view) lainnya juga diimplementasikan dalam tahapan ini. Bagian dari aplikasi program adalah transaksi basis data yang diimp lementasikan dengan menggunakan Data Manipulation Language (DML) dari sasaran DBMS, mungkin termasuk host programming language.Dalam tahap ini juga akan diimplementasikan komponen lain dari aplikasi basis data seperti pemasukkan data, security dan kontrol integritas. I. Data Conversion and Loading (Konversi dan Pemuatan Data) Data Conversion and Loading adalah suatu proses mentransfer data yang ada ke dalam basis data baru dan mengubah aplikasi yang ada untuk dijalankan dalam basis data baru (Connolly dan Begg, 2010, p284). Tahap ini hanya dibutuhkan ketika sistem basis data baru menggantikan sistem yang lama. J. Testing (Pengujian)
26
Testing adalah suatu proses mengeksekusi program aplikasi dengan tujuan untuk menemukan kesalahan (Connolly dan Begg, 2010, p284). Jika pengujian berhasil, maka dapat menampilkan error dari program aplikasi dana struktur basis data. Testing memperlihatkan bahwa basis data dan pemrograman
aplikasi
bekerja
sesuai
dengan
sepesifikasinya
dan
menampilkan kebutuhan-kebutuhan untuk kerja yang memuaskan. K. Operational Maintenance (Pemeliharaan Operasional) Operational Maintenance ad alah suatu proses memonitor dan memelihara sistem berdasarkan instalasi (Connolly dan Begg, 2010, p285). Tahap ini terdiri dari aktivitas – aktivitas berikut : a) Memonitor untuk kerja system. b) Memelihara dan memperbaharui aplikasi basis data (jika diperlukan). 2.2.3 Pengertian Database Management System (DBMS) Definisi Database Management System menurut Connolly (2010, p16), adalah sistem perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan, membuat, memelihara, dan kontrol akses ke database. 1.
Komponen-komponen dalam lingkungan DBMS Menurut Connolly dan Begg (2010, p18) DBMS memiliki 5 komponen, yaitu : a. Hardware Aplikasi DBMS memerlukan hardware untuk menjalankan prosesnya, hardware tersebut bisa berupa satu unit komputer, satu unit mainframe, hingga satu jaringan komputer. b. Software Komponen software terdiri dari software itu sendiri dan program- program aplikasi, bersama-sama dengan sistem operasi, termasuk software jaringan jika DBMS digunakan melalui sebuah jaringan. c. Data
27
Data
berfungsi
sebagai
sebuah
jembatan,
karena
menghubungkan komponen-komponen mesin (hardware dan software) dengan komponen-komponen manusia (procedure dan people) d. Procedure Procedure merupakan instruksi dan aturan yang digunakan untuk merancang dan menggunakan suatu database. e. People User yang terlibat dalam lingkungan DBM S adalah data dan
database
administrators,
database
designers,
application developers, dan end users. 2.
Fasilitas-fasilitas DBMS Menurut Connolly dan Begg (2010, p16), fasilitas-fasilitas dalam DBMS adalah sebagai berikut ini : a. Mendefinisikan basis data, biasanya menggunakan suatu Data Definition Language (DDL) yang berguna untuk memberik
an
fasilitas
kepada
mendeklarasikan tipe data, struktur
pengguna
untuk
dan isi data yang
disimpan ke dalam basis data tersebut. b. Memperbolehkan
pengguna
untuk
menambah
data,
mengubah data, menghapus data, dan menemukan data. Dengan menggunakan suatu Data Manipulation Language (DML) biasanya ada suatu
fasilitas untuk melayani
pengaksesan data yang disebut sebagai Query Language. Bahasa query yang paling sering diakui adalah Query Language (SQL), yang
secara
de
facto
merupakan
standar bagi DBMS. c. Menyediakan pengendalian akses ke dalam basis data. Contohnya : 1) Sistem keamanan, yang mencegah user asing untuk mengakses basis data. 2) Sistem integritas, yang memelihara konsistensi dari data yang tersimpan.
28
3) Sistem pengawasan konkurensi, yang memungkinkan akses secara bersamaan dalam basis data. 4) Sistem pengawasan pemulihan, yang memungkinkan basis
data
menyimpan
ke
kedudukan
konsisten
sebelumnya saat terjadi kesalahan pada perangkat lunak atau perangkat keras. 5) Katalog akses user, yang berisikan deskripsikan dari data di dalam basis data tersebut. 3.
Data Definition Language (DDL) Definisi dari Data Definition Language menurut Connolly dan Begg (2010, p42), adalah suatu bahasa yang memperbolehkan Database
Administrator
(DBA)
atau
pengguna
untuk
mendefinisikan entitas, atribut, dan hubungan yang dibutuhkan oleh suatu aplikasi serta menambahkan fungsi-fungsi khusus untuk mempermudah atau meningkatkan keamanan data. DDL digunakan digunakan untuk mendefinisikan basis data, tabel, dan view. a.
Create Table Pernyataan create table, digunakan untuk membuat tabel dengan mengidentifikasikan tipe data untuk tiap kolom. Bentuk umum : CREATE TABLE table_name (Column_name DataType [NULL | NOT NULL] [, Column_name DataType [NULL | NOT NULL]]...)
b.
Alter Table Pernyataan alter table digunakan untuk menambah atau membuang kolom dan konstrain. Bentuk umum : ALTER TABLE table_name [ADD Column_name DataType
[NULL
|
NOT
NULL]]
[DROP
Column_name DataType [RESTRICT | CASCADE]] [ADD Constraint_name] [DROP Constraint_name [RESTRICT | CASCADE]] c.
Drop Table Pernyataan
drop
table
digunakan
untuk
membuang/menghapus table beserta semya data yang
29
terkait didalamnya. Bentuk umum : DROP TABLE table_name d.
Create Index Pernyataan create index digunakan untuk membuat index pada suatu tabel. Bentuk umum : CREATE UNION
[UNIQUE]
INDEX
index_name
ON
table_name (column_name [, column_name]...) e.
Drop Index Pernyataan drop index digunakan untuk membuang atau menghapus index yang telah dibuat sebelumnya. Bentuk umum : DROP INDEX index_name
4.
Data Manipulation Language (DML) Data Manipulation Language menurut Connolly dan Begg (2010, p42), adalah suatu bahasa yang melakukan operasioperasi standar pada data yang ada di dalam basis data. Pengoperasian data yang akan dimanipulasi biasanya meliputi : a. Select Pernyataan select digunakan untuk menampilkan sebagian atau seluruh isi dari suatu tabel dan menampilkan kombinasi isi dari beberapa tabel. Bentuk umum : SELECT Fields FROM Table_name WHERE Condition b. Update Pernyataan update digunakan untuk mengubah isi satu atau beberapa atribut dari suatu tabel. Bentuk umum : UPDATE Table_name SET column1 = value1, column1 = value2, ... WHERE Condition c. Insert Pernyataan insert digunakan untuk menambah satu atau beberapa baris nilai baru ke dalam suatu tabel. Bentuk
30
umum : INSERT Table_name (Column list) VALUES (value list) d. Delete Pernyataan
delete
digunakan
untuk
menghapus
sebagian/seluruh isi dari suatu tabel. Bentuk umum : DELETE FROM Table_name WHERE Condition 5.
Perancangan Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010s, p270), Database Design adalah
proses
membuat
perancangan
database
yang
mendukung operasi dan objektivitas perusahaan. Terdapat empat pendekatan yang dapat digunakan untuk merancan g basis data, yaitu : 1.
Bottom up Approach Pendekatan Bottom Up dimulai dari atribut awal (entity dan relationship) yang dianalisa asosiasi antar atribut, kemudian dibentuk relation yang mewakili tipe dari entity dan relationship antar entity. Pendekatan ini sesuai untuk perancangan database yang sederhana dengan jumlah atribut sedikit.
2.
Top down Approach Pendekatan Top Down dimulai dengan pengembangan data model yang terdiri dari sedikit atau banyak entity dan relationship, kemudian melakukan perbaikan top down untuk mengidentifikasikan lower-level entity, relationship, dan asosiasi antar atribut. Pendekatan ini digambarkan dengan en tity rela tionship (ER) model, yang dimulai dari identifikasi en tity dan relationship antar en tity.
3.
Inside-Out Approach Pendekatan Inside-Out mirip seperti Bottom-Up. Perbedaaannya
adalah
pada
tahap
awal
mengidentifikasikan major entity, lalu menguraikannya menjadi en tity relasi-relasi dan atribut-atribut yang berhubungan dengan major en tity.
31
4.
Mixed Menggunakan Pendekatan Bottom-Up dan Top-Down.
2.2.4 Teori Desain Eight Golden Rules Menurut Shneiderman (2010:88), delapan tahapan dalam merancang antar muka untuk pengguna yaitu: a) Konsistensi Layar user interface harus dibuat konsisten antara satu dengan yang lainnya untuk memudahkan user. b) Memungkinkan pengguna untuk menggunakan shortcut Menyediakan fitur bagi pengguna pemula yang dapat mudah dimengerti, seperti pengadaan shortcut. c) Memberikan umpan balik yang informatif Setiap tindakan yang dilakukan oleh pengguna harus mendapatkan umpan balik yang memudahkan pengguna dalam mengetahui feedback dari tindakannya. d) Merancang dialog untuk menghasilkan suatu penutupan Urutan tindakan harus berurutan dari awal, tengah, dan akhir. Feedback yang informatif pada akhir tindakan memberikan kepuasan bagi user. e) Memberikan penanganan kesalahan yang sederhana Sistem harus dibuat untuk meminimalkan kesalahan bagi pengguna. Jika kesalahan terjadi, sistem harus menyediakan mekanisme yang mudah dipahami untuk penanganan kesalahan. f) Mudah kembali ke tindakan sebelumnya Fitur ini memudahkan pengguna, karena pengguna tahu bahwa kesalahan dapat dibatalkan dan pengguna dapat mengeksplorasi pilihan. g) Mendukung tempat pengendali internal Sistem akan merespon tindakan yang dilakukan pengguna dan pengguna yang mengontrol sistem bukan sistem yang mengontrol pengguna. h) Mengurangi beban ingatan jangka pendek Keterbatasan pemrosesan informasi manusia dalam ingatan jangka pendek mengharuskan tampilan dibuat sederhana.
32
2.2.5 Unified Modeling Language (UML) Menurut Dharwiyanti (2009), Unified Modeling Language (UML) adalah sebuah bahasa yang telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem piranti lunak. UML menawarkan sebuah standar untuk merancang model sebuah sistem. Lebih lanjut, menurut Nugroho (2010), UML adalah bahasa pemodelan untuk sistem atau perangkat lunak yang berparadigma berorintasi objek. Pada penelitian dan pengembangan aplikasi sistem ini, tipe UML yang digunakan adalah : a) Activity Diagram Activity Diagram adalah diagram yang menggambarkan worlflow (aliran kerja) atau aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisnis. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa diagram aktivitas menggambarkan aktivitas sistem bukan apa yang dilakukan aktor, jadi aktivitas yang dapat dilakukan oleh sistem. Komponen yang ada pada activity diagram antara lain : -
Activity atau state : Menunjukan aktivitas yang dilakukan. Initial activity atau
-
initial state : Menunjukan awal aktivitas dimulai.
-
Final Activity atau final state : Menunjukan bagian akhir dari aktivitas.
-
Decission : Digunakan untuk menggambarkan test kondisi untuk memastikan bahwa control flow atau object flow mengalir lebih ke satu jalur. Jumlah jalur sesuai yang diinginkan.
-
Merge : Berfungsi menggabungkan flow yang dipecah oleh decission.
-
Synchronization : Diabgi menjadi 2 yaitu fork dan join. Fork digunakan untuk memecah behaviour menjadi activity atau action yang paralel, sedangkan join untuk menggabungkan kembali activity atau action yang paralel.
33
-
Swimlanes : Memecah activity diagram menjadi baris dan kolom untuk membagi tangung jawab obyek-obyek yang melakukan aktivitas.
-
Transition : Menunjukan aktivitas selanjutnya setelah aktivitas sebelumnya.
b) Usecase Diagram Use-case diagram adalah gambaran graphical dari beberapa atau semua actor, use-case, dan interaksi di antara komponenkomponen tersebut yang memperkenalkan suatu sistem yang akan dibangun. Use-case diagram menjelaskan manfaat suatu sistem jika dilihat menurut pandangan orang yang berada di luar sistem. Diagram ini menunjukkan fungsionalitas suatu sistem atau kelas dan bagaimana sistem tersebut berinteraksi dengan dunia luar. Use-case diagram dapat digunakan selama proses analisis untuk menangkap requirement system dan untuk memahami bagaimana sistem seharusnya bekerja. "selama tahap desain, use-case diagram berperan untuk menetapkan perilaku (behavior) sistem saat diimplementasikan. Dalam sebuah model mungkin terdapat satu atau beberapa use-case diagram. Kebutuhan atau requirements system adalah fungsionalitas apa yang harus disediakan oleh sistem kemudian di dokumentasikan pada model use-case yang menggambarkan fungsi sistem yang diharapkan (use-case), dan yang mengelilinginya (actor), serta hubungan antara aktor dengan use-case (use-case diagram) itu sendiri. Usecase diagram terbagi atas komponen-komponen yang penting. Komponen-komponen dijelaskan sebagai berikut. •
Actors Actors merupakan seseorang atau sesuatu yang berhubungan langsung dengan sistem dalam pertukaran informasi. Actors digambarkan dalam bentuk stickman.
•
System Boundary Komponen ini merupakan tempat di mana aktivitas usecase berlangsung. System boundary digambarkan dalam bentuk kotak persegi panjang.
34
•
Use cases Urutan langkah atau sebuah skenario, secara otomatis dan manual yang dipakai untuk menyelesaikan tugas bisnis. Use cases digambarkan dalam bentuk oval.
•
Relationship Relationship merupakan hubungan antara actor dan use case atau use case dengan use case lainnya.
c) Usecase Description Usecase Description adalah detail deskripsi dari usecase yang telah dibuat sebelumnya, membahas tentang kondisi dan aktivitas apa saja yang terjadi pada satu usecase. d) Sequence Diagram Sequence diagram adalah suatu penyajian perilaku yang tersusun sebagai rangkaian langkah-langkah percontohan dari waktu ke waktu. Sequence diagram digunakan untuk menggambarkan arus pekerjaan, pesan yang sampaikan dan bagaimana elemen-elemen di dalamnya bekerja sama dari waktu ke waktu untuk mencapai suatu hasil. e) User Interface Sebuah tempat di mana interaksi antara manusia dan mesin terjadi. Tujuan dari interaksi antara manusia dan mesin pada antarmuka pengguna adalah pengoperasian dan kontrol mesin yang efektif, dan umpan balik dari mesin yang membantu operator dalam membuat keputusan operasional. Contoh-contoh dari konsep luas antarmuka pengguna ini termasuk aspek-aspek interaktif dari sistem operasi komputer, alat-alat, kontrol operator mesin berat, dan kontrol proses. 2.2.6 Entity Relationship Model (ER Model) Menurut salah satu para ahli, Brady dan Loonam (2010), Entity Relationship diagram (ERD) merupakan teknik yang digunakan untuk memodelkan kebutuhan data dari suatu organisasi, biasanya oleh System Analys dalam tahap analisis persyaratan proyek pengembangan system. Sementara seolah-olah teknik diagram atau alat peraga memberikan dasar untuk desain database relasional yang mendasari sistem informasi yang dikembangkan. ERD bersama-sama dengan detail pendukung
35
merupakan model data yang pada gilirannya digunakan sebagai spesifikasi untuk database.
Gambar 2.5 Notasi ER Model