BAB 2
LANDASAN TEORI
Pada bagian landasan teori ini akan dibahas materi-materi apa saja yang menunjang materi yang dibahas pada bab selanjutnya. Adapun materi-materi tersebut adalah analisis variansi, metode kuadrat terkecil, RAKL, distribusi normal, sisaan dan nilai harapan. Berikut penjabaran dari tiap materi-materi tersebut.
2.1
Analisis Variansi
analisis variansi adalah suatu teknik untuk menganalisis variabel tak bebas berdasarkan komponen keragaman dari faktor-faktor yang merupakan sumber variansi skor (Suryanto, 1989). Analisis variansi digunakan untuk menguji hipotesis tentang pengaruh faktor perlakuan terhadap keragaman data percobaan yang dilakukan berdasarkan distribusi F. Sehingga keputusan signifikan atau tidaknya ditentukan oleh perbandingan antara nilai F hitung dan nilai kritis F yang bersangkutan.
Analisis variansi dapat digunakan untuk data observasional (penelitian) maupun data experimental (percobaan). Dalam suatu percobaan akan didapatkan nilainilai hasil pengamatan. Nilai-nilai hasil pengamatan tersebut umumnya dinyatakan dalam suatu model matematika yang disebut model linier aditif.
2.2. Rancangan Acak Kelompok Lengkap
Rancangan acak kelompok lengkap merupakan salah satu rancangan yang banyak digunakan dalam suatu penelitian. Rancangan ini baik digunakan jika keheterogenan unit percobaan berasal dari suatu sumber keragaman. Salah satu hal yang
Universitas Sumatera Utara
membedakan rancangan ini dengan rancangan acak lengkap yaitu karena adanya pengelompokan unit percobaan.
Pengelompokan ini bertujuan untuk mengurangi tingkat galat percobaan. Salah satu contoh penelitian yang menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap yaitu mengenai percobaan untuk mengetahui potensi hasil panen dari lima varietas padi. Sawah yang digunakan sebagai media tanam padi tersebut diduga tidak homogen dalam hal tingkat kesuburan tanahnya. Sehingga perlu dilakukan pengelompokan. Pengelompokan tersebut bertujuan agar pengaruh ragam kesuburan tanah dalam tiap kelompok relatif kecil. Letak masing-masing kelompok diusahakan tegak lurus terhadap arah kesuburan dan bentuk kelompok persegi panjang. Hal tersebut dilakukan agar tingkat keheterogenan dalam tiap kelompok tersebut relatif kecil. Semua data hasil penelitian akan disusun dalam tabel RAKL sebagai berikut:
Perlakuan 1 2
1 Y11 Y21
:
:
p Jumlah Rata-Rata
Yi1 Y.1 ποΏ½.1
Tabel 2.2.1. Susunan Data Hasil Penelitian RAKL Kelompok Jumlah Rata-Rata 2 ... k Y12 ... Y1j Y1. ποΏ½1. Y22 ... Y2j Y2. ποΏ½2. :
Yi2 Y.2 ποΏ½.2
... ...
:
:
Yij Y.j ποΏ½.π
Yi. Y..
Keterangan: πππ = Pengamatan pada perlakuan ke-i dan kelompok ke-j
ποΏ½π. ποΏ½..
Y.. = Jumlah seluruh pengamatan
ποΏ½.. = Rata-rata seluruh pengamatan
Y.j = Jumlah pengamatan kelompok ke-j Yi. = Jumlah pengamatan perlakuan ke-i ποΏ½.π = rata-rata pengamatan kelompok ke-j
ποΏ½π. = rata-rata pengamatan perlakuan ke-i
Berdasarkan data dalam tabel RAKL, kemudian dilakukan uji analisis variansi. Tapi sebelum dilakukan pengujian ada beberapa asumsi yang harus dipenuhi
Universitas Sumatera Utara
dalam analisis variansi. Adapun asumsi-asumsi yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:
1.
Keaditifan model
Analisis variansi dapat digunakan untuk data observasional (penelitian) maupun data experimental (percobaan). Dalam suatu percobaan akan didapatkan nilai-nilai hasil pengamatan. Nilai-nilai hasil pengamatan tersebut umumnya dinyatakan dalam suatu model matematika. Adapun model matematika RAKL adalah: πππ = π + ππ + π½π + πππ
(2.2.1)
i = 1,2,β¦,p j = 1,2,β¦,k Keterangan:
πππ = Pengamatan pada perlakuan ke-i dan kelompok ke-j Β΅ = Rataan umum
ππ = Pengaruh perlakuan ke-i
π½π = Pengaruh kelompok ke-j
πππ = Pengaruh acak pada perlakuan ke-i dan kelompok ke-j Pada asumsi ini pengaruh perlakuan dan pengaruh lingkungan yang terdapat dalam suatu model linier RAKL harus dapat dijumlahkan. Dalam analisis variansi asumsi sifat aditif dari suatu model memang telah ditentukan. Akan tetapi jika hal tersebut diragukan, maka perlu dilakukan suatu pemeriksaan untuk memastikan asumsi ini telah terpenuhi oleh model linier tersebut. Gagalnya suatu model untuk mempunyai sifat aditif pada umumnya disebabkan oleh hal-hal seperti berikut (Sudjana, 1991:52) :
a. Model bersifat multiplikatif b. Adanya interaksi yang belum dimasukkan ke dalam model c. Terdapat observasi yang keliru
Universitas Sumatera Utara
Untuk menguji asumsi keaditifan model linier RAKL, dapat dilakukan dengan menggunakan uji formal yaitu uji Tukey. Adapun prosedur dari uji tukey adalah berikut:
a.
Hipotesis: π»0 : Model linier bersifat aditif
b. c.
π»1 : Model linier tidak bersifat aditif
Taraf Signifikansi : πΌ
Statistik Uji dan Perhitungan: Melengkapi tabel ANAVA
Tabel 2.2.2. Analisa Variansi Sumber Variansi Non-Aditivitas Tukey
db (derajat bebas) 1
JK
KT
Fhit
JKNAT
JKNAT/1
Perlakuan
p-1
JKP
JKP/(p-1)
Kelompok
k-1
JKK
JKK/(k-1)
Sisaan Total
(p-1)(k-1) 1+(p-1)(k-1)
JKS JKT
JKS/(p-1)(k-1)
πΉhit =
π½πΎππ΄π π½πΎπβ(πβ1)(πβ1)
Dimana:
πΉhit =
π½πΎππ΄π
π½πΎπ β(πβ1)(πβ1)
π½πΎππ΄π = οΏ½
π2
οΏ½ οΏ½ 2 βπ (ποΏ½ βποΏ½.. )2 βπ π=1(π.π βπ..) π=1 π. π
οΏ½
οΏ½ οΏ½ οΏ½ οΏ½ dengan π = βπ=1 βπ π=1(ππ. β π.. )(π.π β π.. )πππ π½πΎπ = π½πΎπ β π½πΎπ β π½πΎπΎ β π½πΎππ΄π
dengan
π
π½πΎπ = βπ=1 βππ=1 πππ 2 β πΉπΎ π
πΉπΎ = (βπ=1 βππ=1 πππ )2 /ππ
Universitas Sumatera Utara
Ftab 1/(p-1)(k-1)
π½πΎπ =
π½πΎπΎ =
βπ π=1 ππ. π
βπ π=1 π.π π
β πΉπΎ
β πΉπΎ
Keterangan : JKNAT = Jumlah kuadrat non aditifitas π
= Uji tukey
JKS = Jumlah kuadrat sisaan JKP = Jumlah kuadrat perlakuan JKK = Jumlah kuadrat kelompok JKT = Jumlah kuadrat total FK = Faktor koreksi p = Jumlah macam perlakuan k = Jumlah macam kelompok d. e.
Kriteria Keputusan: π»0 ditolak jika πΉhit>πΉπΌ(1,πbsisaan)
Kesimpulan
2. Kehomogenan variansi galat Asumsi ini penting untuk dipenuhi sebelum dilakukan pengujian ANAVA dikarenakan keheterogenan variansi galat dapat mengakibatkan respons yang keliru dari beberapa perlakuan tertentu (Steel & Torrie.1991:208). Uji formal yang dapat digunakan untuk memeriksa asumsi kehomogenan variansi galat adalah uji Bartlett. Adapun langkah-langkah dari Uji Bartlett adalah sebagai berikut: a. Hipotesis: π»0 : π1 2 = π2 2 = β― = ππ 2 π»1 : ππ 2 β ππ 2
untuk π β π
π, π = 1,2, β¦ , π
(Minimal ada satu perlakuan yang variansiny tidak sama dengan yang lain) b. Taraf signifikansi : πΌ c. Statistik uji dan perhitungan:
Universitas Sumatera Utara
π
π
Ο2 =(ln 10)οΏ½οΏ½βπ=1(ππ β 1)οΏ½πππ(π 2 ) β βπ=1(ππ β 1) πππ (ππ 2 )οΏ½ 2
π =
π
οΏ½βπ=1 (ππβ1)ππ 2 οΏ½ π
οΏ½βπ=1 (ππβ1)οΏ½
2 βππ=1(ποΏ½ππ β ποΏ½π. )2 ππ βππ=1 ποΏ½ππ β (βππ=1 ποΏ½ππ )2 = ππ = ππ β 1 ππ (ππ β 1) 2
πΉπΎ = 1 + οΏ½
π 1 1 1 οΏ½ οΏ½οΏ½ οΏ½ οΏ½β π οΏ½ βπ=1(ππ β 1) 3(π β 1) π=1 ππ β 1
Keterangan : ππ
= Jumlah pengamatan dengan perlakuan ke-i
ππ 2 = Varians perlakuan ke-i π 2 = Varians gabungan
ri = Jumlah pengamatan pada perlakuan ke-i
d. e.
3.
Ο2 = Chi kuadrat
Kriteria keputusan : π»0 ditolak jika οΏ½1οΏ½πΉπΎ οΏ½ Ο2 > Ο2 β(πβ1)
Kesimpulan
Kebebasan galat percobaan
Galat-galat dari salah satu pengamatan yang mempunyai nilai tertentu harus tidak boleh bergantung dari nilai-nilai galat pengamatan yang lain (Gaspersz,1994:66). Pengujian terhadap asumsi kebebasan antar galat percobaan dilakukan dengan cara membuat plot antara nilai sisaan dengan nilai dugaan pengamatan. Apabila grafik yang terbentuk berfluktuasi secara acak di sekitar nol maka dapat dikatakan bahwa suku-suku galat percobaan saling bebas
4.
Kenormalan galat
Uji formal yang dapat digunakan untuk menguji apakah suatu data menyebar normal atau tidak adalah uji Lilliefors. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan untuk melakukan uji Lilliefors adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
a.
Hipotesis: π»0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
b. c.
π»1 : Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
Taraf Signifikansi : πΌ
Statistik uji dan perhitungan πΏ0 = π ππππ πβ π‘πππππ ππ ππππ |πΉ (ππ ) β π(ππ )|
πΉ (ππ ) = π[π β€ π§π ]
ππ =
π(ππ ) =
(ππ βποΏ½ ) ππ¦
οΏ½ )2 βππ=1(ππ β π π βπ ππ 2 β (βππ=1 ππ )2 οΏ½ ππ¦ = = οΏ½ π=1
πβ1
ππππ¦ππππ¦π π§1, π§2, β¦π§π π¦πππ β€ππ π
Keterangan :
π(π β 1)
Lo = Uji lilliefors F(Zi) = probabilitas kumulatif normal baku S(Zi) = probabilitas kumulatif empiris baku Zi
= Tranformasi Yi dari angka ke notasi distribusi normal
Yi
= pengamatan ke-i
ποΏ½
= Rata-rata semua data
n
= jumlah pengamatan
Sy = Varians gabungan
d.
e.
Kriteria keputusan : π»0 ditolak jika πΏ0 > L(π) Kesimpulan
L(π) merupakan nilai kritis untuk uji Lilliefors.
Empat asumsi tersebut harus dipenuhi oleh suatu data yang akan diuji mengunakan analisis variansi (ANAVA). Apabila terdapat data yang tidak memenuhi asumsi-asumsi tersebut maka terdapat metode yang dapat dilakukan agar uji ANAVA
Universitas Sumatera Utara
tetap bisa dilakukan. Metode tersebut adalah transformasi data. Menurut Sudjana (1989:52) ada beberapa transformasi yang sering digunakan untuk keadaan-keadaan tertentu, yaitu sebagai berikut:
a) Transformasi Logaritma ( logπ atau logπ+1 ) Transformasi ini digunakan apabila terdapat sifat multiplikatif pada data atau pula bila simpangan baku sebanding dengan rataan tiap perlakuan. Menurut Steel & Torrie (1991:283) transformasi ini digunakan pada bilangan-bilangan positif , akan tetapi tidak dapat digunakan secara langsung pada nilai nol dan nilai-nilai pengamatan yang kurang dari 10. Oleh karena itu transformasi logaritma yang bisa digunakan untuk nilai-nilai yang kecil adalah log (Y+1). b) Transformasi Akar Kuadrat ( βπ atau βπ +1 )
Transformasi akar kuadrat digunakan jika variansi dari tiap perlakuan sebanding dengan rataannya. Transformasi akar dilakukan bila datanya berupa bilangan bulat positif. Misalnya banyaknya koloni bakteri,banyaknya tanaman atau serangga spesies tertentu di suatu daerah tertentu. Data tersebut dikatakan menyebar menurut sebaran Poisson (Steel & Torrie, 1993: 284) c) Transformasi Arc sinus ( arcsin βπ atau sin-1 βπ)
Transformasi Arc sinus dilakukan jika rata-rata populasi dan varians berbanding lurus dengan π (1βπ) . Transformasi ini biasanya diterapkan pada data binomial yang
dinyatakan sebagai pecahan desimal atau persentase. d) Transformasi Kebalikan (1/Y)
Transformasi ini digunakan jika simpangan baku sebanding dengan pangkat dua rataannya.
2.3. Metode Kuadrat Terkecil
Metode kuadrat terkecil adalah metode yang digunakan untuk menduga parameter dengan cara meminimumkan nilai β ππ2 , dengan e adalah galat (Supramono, 1993:210). Metode kuadrat terkecil dapat digunakan untuk menduga parameter dari
Universitas Sumatera Utara
model linier yang ada dalam rancangan percobaan. Galat percobaan biasanya diasumsikan berdistribusi normal dengan nilai tengah nol dan ragam π 2 . Dari
persamaan (2.2.1) dibentuk menjadi persamaan berikut: πππ = πππ β π β ππ β π½π
(2.3.1)
Jika π adalah galat percobaan yang terkecil, maka kuadrat dan jumlah
kuadratnya adalah yang paling kecil. Persamaan tersebut mempunyai parameter π, ππ ,
dan π½π yang belum diketahui. Maka dengan metode kuadrat terkecil akan ditentukan
penduga untuk parameter π, ππ , dan π½π . Persamaan ππ kemudian dikuadratkan dan
dijumlahkan, sehingga diperoleh:
βππ=1 βππ=1 πππ 2 = βππ=1 βππ=1(πππ β π β ππ β π½π )2 = π
Untuk menentukan penduga parameter π, πi, dan π½j yang menghasilkan nilai
R yang minimum maka diselesaikan sistem persamaan berikut: ππ
= 2 βπ=1 βππ=1οΏ½πππ β πΜ β ππ β π½π οΏ½(β1) = 0
ππ
= 2 βπ=1 βππ=1οΏ½πππ β π β πΜπ β π½π οΏ½(β1) = 0
ππ
= 2 βπ=1 βππ=1οΏ½πππ β π β ππ β π½Μπ οΏ½(β1) = 0
ππ ππ
ππ½
π
(2.3.2)
π
(2.3.3)
π
(2.3.4)
Diasumsikan bahwa π΄π=1 ππ = 0 dan Ξ£π=1 π½π = 0 sehingga dari ketiga
persamaan diatas diperoleh penduga parameter untuk π, ππ , π½π πππ πππ sebagai berikut: Pendugaan parameter π dengan memakai persamaan 2.3.2 π
2βπ=1 βππ=1 οΏ½πππ β πΜ β ππ β π½π οΏ½(β1) = 0 βππ=1 βππ=1 οΏ½πππ β πΜ β ππ β π½π οΏ½ = 0
βππ=1 βππ=1 πππ β πππΜ β π βππ ππ β π βππ π½π = 0
βππ=1 βππ=1 πππ β πππΜ = 0
π
πππΜ = βπ=1 βππ=1 πππ π Universitas Sumatera Utara
πΜ =
βπ βπ π π=1 π=1 ππ
οΏ½.. πΜ = π
ππ
(2.3.5)
Setelah diperoleh penduga parameter untuk π yaitu πΜ berikut akan dicari penduga parameter untuk ππ dengan batasan βπ=1 π½π = 0 Pendugaan parameter ππ dengan memakai persamaan 2.3.3
π 2βπ=1 βππ=1
οΏ½πππ β π β ποΏ½π€ β π½π οΏ½(β1) = 0
βππ=1 βππ=1οΏ½πππ β π β ποΏ½π€ β π½π οΏ½ = 0
βππ=1 βππ=1 πππ β ππ β π οΏ½ ππ€ β βππ π½ = 0 π
βππ=1 βππ=1 πππ β ππ β π οΏ½ ππ€ = 0
π
ποΏ½ ππ€ = βπ=1 βππ=1 πππ β π π οΏ½ ππ€ =
βπ π=1 πππ π
βπ
ποΏ½π€ = ποΏ½π. β ποΏ½..
(2.3.6)
Setelah diperoleh penduga parameter untuk π yaitu πΜ dan οΏ½ ππ€ untuk ππ , berikut π akan dicari penduga parameter untuk π½π dengan batasan βπ=1 ππ = 0 Pendugaan parameter π½π dengan memakai persamaan 2.3.4 π
2βπ=1 βππ=1 οΏ½πππ β π β ππ β π½οΏ½π₯ οΏ½(β1) = 0 βππ=1 βππ=1οΏ½πππ β π β ππ β π½οΏ½π₯ οΏ½ = 0
βππ=1 βππ=1 πππ β ππ β βππ ππ β ππ½οΏ½π₯ = 0 βππ=1 βππ=1 πππ β ππ β ππ½οΏ½π₯ = 0
π ππ½οΏ½π₯ = βπ=1 βππ=1 πππ β ππ
π½οΏ½π₯ =
βπ βπ π π=1 π=1 ππ π
βπ
π½οΏ½π₯ = ποΏ½.π β ποΏ½.. (2.3.7)
Universitas Sumatera Utara
2.4. Distribusi Normal
Distribusi normal merupakan salah satu jenis distribusi yang penting dalam statistika. Distribusi normal banyak digunakan dalam banyak kegiatan analisis dalam statistika. Distribusi normal sangat penting dalam prosedur pendugaan parameter dan pengujian hipotesis dari suatu populasi. Sebab peubah acak yang terkait dengan populasi harus mendekati distribusi normal, selain itu pada pendugaan parameter dengan metode kuadrat terkecil galat yang digunakan diasumsikan berdistribusi normal dengan nilai tengah nol dan ragam π 2 . Misalkan X suatu peubah acak maka fungsi kepadatan peluang dari distribusi normal dengan rataan π dan variansi π 2 adalah
π(π₯) =
1
πβ2π
untuk ββ < π₯ < β, ββ < π < dan π 2 >0
1
2
π 2π2(π₯βπ)
(2.4.1)
Suatu peubah acak X yang berdistribusi normal dengan rataan π dan variansi
π 2 sering disingkat dengan lambang π~(π, π 2 ) (Walpole & Myers,1995: 180). Setiap
peubah acak normal X dapat ditransformasikan menjadi suatu peubah acak Z dengan rataan nol dan variansi bernilai 1. Distribusi hasil transformasi tersebut adalah distribusi normal baku, dengan lambang π~(0,1). Hal ini dapat dilakukan melalui transformasi.
Keterangan
π=
Z = Data hasil tranformasi
πβππ₯ ππ₯
(2.4.2)
X = Data pengamatan ππ₯ = Rata-rata seluruh pengamatan ππ₯ = Standart deviasi pengamatan
Universitas Sumatera Utara
2.5. Sisaan
Sisaan adalah beda antara nilai yang teramati dengan nilai yang diramalkan (Neter,dkk (1985 : 109). Secara umum sisaan dijabarkan menurut persamaan sebagai berikut: ππ = ππ β ποΏ½π
(2.5.1)
Keterangan ei = Sisaan atau galat pengamatan ke-i ππ = Data pengamatan ke-i
ποΏ½π = Nilai harapan data pengamatan ke-i
Dalam analisis variansi, digunakan asumsi tertentu pada galat. Asumsi itu mengatakan bahwa galat-galat tersebut bebas satu sama lain, memiliki variansi konstan, dan mengikuti sebaran normal.
2.6. Nilai Harapan
Nilai harapan dari suatu variabel acak X dilambangkan dengan E(X) (Pollet & Nasrullah 1994:14). Jika X merupakan suatu variabel acak diskrit, maka nilai harapan dari X adalah: (π)=Ξ£π₯ f(x)
(2.6.1)
Tetapi, jika X merupakan suatu variabel acak kontinu dengan fungsi kepadatan peluang f(x) maka nilai harapan dari X didefinisikan sebagai: β
(π)=β«ββ π₯π(π₯ )ππ₯
(2.6.2)
Beberapa sifat-sifat yang dimiliki oleh nilai harapan adalah sebagai berikut: 1. (π)=π dengan k merupakan suatu konstanta 2. E(π+ππ)=π+π πΈ (π) dengan π dan π merupakan konstanta
3. E(πΒ±π)=πΈ(π)Β±πΈ(π)
4. E(ππ)=πΈ(π)πΈ(π) jika π dan π merupakan dua variabel acak yang saling bebas Universitas Sumatera Utara