BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1
Pengertian Strategi Menurut Umar (2001 , p31), strategi adalah suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Menurut Chandler (2000,p4), strategi adalah tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan serta pendayagunaan dan alokasi sumber daya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut. Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa strategi adalah tujuan jangka panjang yang disusun oleh sebuah perusahaan untuk mencapai sebuah tujuan.
2.2
Pengertian Bisnis Menurut Hughes dan Kapoor (1985, p6), bisnis adalah bentuk usaha individu yang terorganisir untuk produksi dan penjualan untuk laba, barang, dan jasa yang memuaskan / memenuhi kebutuhan masyarakat. Menurut Ricky dan Ronald (2007, p4), bisnis adalah organisasi yang menyediakan barang atau jasa untuk dijual dengan maksud mendapatkan laba. Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa bisnis adalah organisasi atau perusahaan yang menjual barang atau jasa untuk mendapatkan laba.
7
8
2.3
Pengertian Sistem Dalam beberapa acuan yang diperoleh, terdapat beberapa pengertian sistem yang cukup luas dan bervariasi, berikut ini adalah pendapat yang dikemukakan oleh para ahli : •
Menurut Satzinger (2005, p6), sistem adalah kumpulan komponenkomponen yang saling berkaitan dan mempunyai fungsi yang sama untuk mencapai tujuan tertentu.
•
Menurut O’Brien (2005, p29), sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur. Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem adalah
sekumpulan komponen yang saling berintegrasi untuk mencapai suatu tujuan dengan menerima input dan menghasilkan output dalam sebuah proses yang terorganisasi. 2.4
Pengertian Informasi Berikut ini adalah beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli mengenai pengertian informasi, yaitu : •
Menurut Whitten (2004, p23), informasi adalah data yang telah diproses yang disaring lebih jauh berdasarkan fakta, kebenaran, kepercayaan, penilaian, pengalaman, dan keahlian si penerima.
9
•
Menurut McLeod (2007, p43), informasi merupakan data yang telah diproses atau data yang memiliki arti. Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data
yang telah diproses atau diorganisasi ulang menjadi bentuk atau data yang lebih berarti dan berguna. 2.5
Sistem Informasi Berikut ini adalah beberapa pendapat sistem informasi menurut beberapa ahli, yaitu : •
Menurut Whitten (2004, p10), sistem informasi adalah pengaturan orang, data, proses, dan teknologi informasi yang berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyediakan output.
•
Menurut O’Brien (2005, p5), sistem informasi adalah kombinasi atau gabungan yang terorganisir dari orang, perangkat keras, piranti lunak, jaringan komunikasi dan sumber-sumber data yang mengumpulkan, mentransformasikan, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.
Dari definisi-definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah sekumpulan orang dan komponen-komponen yang saling berhubungan yang mengumpulkan, mentransformasikan, dan menyebarkan informasi dalam suatu organisasi untuk membantu dalam pengambilan keputusan, pengkoordinasian, pengendalian analisa dan menampilkannya dalam suatu organisasi.
10
2.6
Pengertian Teknologi Menurut Koontz, O’Donnell, dan Weihrich (1990, p337), teknologi adalah jumlah total dari pengetahuan tentang cara melakukan hal – hal yang mencakup penemuan – penemuan, teknik, dan pengetahuan terorganisasi tentang cara melakukan sesuatu. Menurut Alwi (2002, p1158), teknologi adalah metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis, ilmu pengetahuan terapan. Selain itu teknologi juga dapat diartikan sebagai keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa teknologi adalah ilmu pengetahuan terapan yang digunakan untuk kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.
2.7
Pengertian Teknologi Informasi Dibawah ini ada beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli mengenai pengertian teknologi informasi, yaitu : •
Menurut Ward dan Peppard (2002,p3), teknologi informasi secara spesifik mengacu pada teknologi, baik berupa perangkat keras, perangkat lunak, maupun jaringan telekomunikasi yang memfasilitasi dan mendukung proses pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan pertukaran informasi.
•
Menurut O’Brien (2003, p7), teknologi informasi adalah perangkat keras, perangkat lunak, perangkat telekomunikasi, manajemen
11
database, dan teknologi pengolahan informasi lainnya yang digunakan dalam sebuah sistem informasi berbasis komputer. Berdasarkan dua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi adalah sebuah perangkat keras, perangkat lunak, perangkat telekomunikasi, manajemen database, dan teknologi pengolahan informasi lainnya yang berguna untuk mendukung aktivitas sebuah sistem informasi. 2.8
Pengertian Enterprise Menurut Bernard (2005, p31), enterprise adalah suatu area segala aktivitas dan tujuan – tujuannya dalam suatu organisasi atau antar beberapa organisasi dimana informasi dan sumber daya lainnya saling bertukar dan berinteraksi. 2.8.1 Enterprise Architecture Menurut Bernard (2005, p31), enterprise architecture adalah suatu profesi dan praktek manajemen yang didedikasikan untuk meningkatkan kinerja suatu enterprise dengan cara membuat perusahaan tersebut mampu secara keseluruhan mengintegrasikan strategi, praktek – praktek bisnis alur – alur informasinya dan sumber daya teknologinya.
EA = S + B + T Enterprise Architecture = Strategy + Business + Technology
12
Adapun arsitek dalam EA terlihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 2.1 The EA Cube Documentation Framework
2.8.2 Menghubungkan Strategi, Bisnis, dan Teknologi Menurut Bernard (2005, p72), agar EA dapat mendukung enterprise secara menyeluruh harus menghubungkan strategi, bisnis, dan teknologi. EA akan sangat efektif apabila secara bersamaan mendukung perencanaan eksekutif top – down dan pengambilan keputusan pada enterprise dan perencanaan manajemen bottom – up dan pengambilan keputusan dalam setiap LOB. EA membantu memastikan bahwa strategi mengarahkan bisnis dan perencanaan teknologi. Dari perspektif bisnis, EA menyediakan konteks dan tujuan aktivitas bisnis dengan memastikan teknologi diimplementasikan dengan
syarat
setelah
kebutuhan
–
kebutuhan
bisnis
telah
13
diidentifikasikan. Dari perspektif teknologi, EA menyediakan konteks strategi dan bisnis untuk perencanaan sumber daya. 2.8.2.1 Menghubungkan EA dan Strategi Menurut Bernard (2005, p72), framework EA dan metodologi pengaturan dokumentasi EA yang mengizinkan
strategi
mempengaruhi
bisnis
dan
perencanaan teknologi serta pengambilan keputusan. Hal ini sangatlah penting khususnya pada dokumentasi pandangan
future
EA.
Dengan
mengidentifikasi
perubahan apa yang diantisipasi pada strategic goals and initiatives, kelanjutan dokumentasi aktivitas bisnis dan sumber daya teknologi dapat dilengkapi dengan cara
meningkatkan
efektivitas.
keselarasan,
Dokumentasi
efisiensi,
strategi
dan
melibatkan
identifikasi goal, inisiatif, dan pengukuran hasil. •
Strategic Goals Ini
merupakan
enterprise.
tujuan
Strategic
membutuhkan
utama goals
beberapa
pada
sebuah
secara
khusus
tahun
untuk
penyelesaiannya. Perubahan pada strategic goals dibuat dikarenakan
perubahan
peraturan dan
hukum internal dan eksternal bisnis dan teknologi.
14
•
Strategic Initiatives Ini merupakan aktivitas bisnis dan teknologi, program,
dan
proyek
yang
penyelesaian strategic goals,
memungkinkan sehingga
dapat
memberikan dampak pada arah fundamental enterprise. •
Strategic Measures Ini
merupakan
hasil
pengukuran
yang
mengidentifikasikan ketika strategi inisiatif telah berhasil memenuhi strategic goals. Hasil goal ditentukan ketika sebuah enterprise menyelesaikan misinya.
2.8.2.2 Menghubungkan EA dan Perencanaan Bisnis Menurut
Bernard
(2005,
p73),
yang
direfleksikan pada desain framework EA, strategi menciptakan kebutuhan – kebutuhan bisnis dan solusi dukungan teknologi untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhannya. EA mendokumentasikan isu – isu utama pada level bisnis : •
Supporting Strategic Goals Poin – poin penting antara strategi inisiatif dan aktivitas bisnis perlu didokumentasikan secara jelas. Tidak semua aktivitas bisnis itu merupakan
15
strategi, dan sangatlah penting untuk membedakan antara mana yang berhubungan langsung dengan strategi inisiatif dan mana yang menyediakan fungsi dukungan umum di dalam dokumentasi EA pada sebuah enterprise. •
Documentation of Business Activities Mendokumentasikan pembuatan dan pengiriman produk dan jasa pada bisnis sangat penting didukung oleh Business Process Improvement (BPI) dan proyek Business Process Reengineering (BPR), dan dalam dokumentasi aktivitas bisnis memperlihatkan
input,
output,
outcome,
dan
elemen lain yang mempengaruhi setiap proses bisnis. Penting juga untuk mengidentifikasikan bagaimana proses bisnis berhubungan satu dan lainnya. •
Identifying Supporting Technologies Analisa kebutuhan dan aktivitas bisnis dapat memperlihatkan teknologi pendukung (contohnya aktivitas marketing membutuhkan analisis data penjualan, dan proses manufacture membutuhkan berbagai macam tipe sumber daya termasuk bahan baku, fasilitas, tenaga kerja, komputer, data, dan / atau robotik). EA membantu mengidentifikasikan
16
dan mendokumentasikan teknologi – teknologi pendukung ini.
2.8.2.3 Menghubungkan EA dan Perencanaan Teknologi Menurut Bernard (2005, p73), teknologi adalah tipe sumber daya yang memungkinkan informasi dan sumber daya lainnya mengalir untuk mendukung pembuatan dan pengiriman produk dan jasa bisnis, yang juga memungkinkan pencapaian strategic goal. Sangatlah penting memahami bahwa teknologi tidak mengarahkan
bisnis
dan
perencanaan
strategi,
khususnya keterbatasan sumber daya pada enterprise, dimana biaya teknologi non – strategic tidak bisa dicapai. Perencanaan bottom – up (contohnya dimana teknologi merupakan salah satu faktor perubahan) adalah penggunaan EA secara aktif, meskipun itu bukanlah proses normal untuk implementasi sumber daya. Lebih penting bagi enterprise untuk memahami tujuan dan prioritas utamanya, perencanaan kebutuhan aktivitas bisnis, dan kemudian mengidentifikasikan sumber daya pendukung, termasuk TI.
2.9
EA sebagai Program Manajemen Menurut Bernard (2005, p177), EA sebagai program manajemen mendukung
pengembangan
kebijakan,
pengambilan
keputusan,
dan
17
penggunaan efektif / efisien sumber daya. Program EA bagian manajemen dokumen kegiatan yang terkait dengan pemberian EA sebagai program yang sedang berlangsung. •
Governance and Principles Menurut
Bernard
(2005,
p177),
pada
bagian
ini
mendokumentasikan cara kebijakan dan pembuatan keputusan akan terjadi dalam program EA. Hal ini juga dimana prinsip – prinsip dasar pada program EA diartikulasikan. EA governance mengharapkan gambaran yang baik melalui naratif yang meyediakan kebijakan program EA dan bersamaan dengan flow chart yang menjelaskan tentang bagaimana dan kapan keputusan dibuat dalam EA seperti proposal investasi, review proyek, penerimaan dokumen, dan pengadoptasian standar. Prinsip – prinsip EA mengartikulasikan nilai – nilai enterprise yang terkait dengan EA. Prinsip – prinsip ini memadukan program establishment dan manajemen EA. Contoh prinsip EA antara lain: 1. Persetujuan dimana enterprise mempromosikan sharing informasi secara terbuka 2. Penekanan pada partisipasi stakeholder 3. Pengenalan bahwa TI itu sangat berarti 4. Penekanan pada penggunaan produk komersil berdasarkan pada standar terbuka 5. Pengenalan bahwa EA menambahkan nilai pada perencanaan, komunikasi.
pengambilan
keputusan,
dan
18
•
Support For Strategy and Business Menurut Bernard (2005, p178), pada bagian ini menekankan bahwa salah satu tujuan utama program EA adalah untuk mendukung dan meningkatkan strategi dan perencaan bisnis pada enterprise, baik dalam mengidentifikasi kesenjangan performa yang dapat membantu program EA. Dengan memperlihatkan bagaimana komponen EA telah digunakan, dan mengidentifikasikan kegunaan proses dan teknologi baru pada setiap level framework, peningkatan performa dapat terjadi dan di-capture pada pandangan EA future.
•
EA Roles and Responsibilities Menurut Bernard (2005, p178-p179), pada bagian ini mendokumentasikan aturan – aturan main yang harus diikuti oleh stakeholder, dan apa yang menjadi tanggung jawab yang berkaitan dengan aturan – aturannya. Disini juga diidentifikasikan pemain – pemain yang ada pada tim EA. Berikut ini tabel roles and responsibilities : Tabel 2.1 Tabel Roles and Responsibilities EA Team
EA Team
Position
Role
EA Responsibilities
Sponsor
Executive
Be the champion of the EA program. Provide
Leadership
resources. Assist in resolving high-level EA issues.
Chief
Executive
Facilitate the establishment and ongoing
19
Information
Leadership
operation of the EA program. Lead the
Officer (CIO)
and Decision- resolution og high-level EA issues. Integrate Making
EA and other governance.
Chief
Program
Manage the EA program and documentation
Architect
Management
process.
Select and implement the EA
framework and documentation methodology. Identify EA standards and manage EA configuration management sub-process. Line Business
of Requirements
Participate in EA program decision-making.
Identification
Promote the identification of IT related
Managers
requirements and EA solutions for each LOB.
Solutions
Problem
Collaboratively identify solutions for IT
Architect
Solving
related problems within LOBs. Support EA documentation.
Systems
Analysis and Provide technical analysis and design support
Architect
Design
for system-related EA component selection implementation. Ensure that IT Systems meet integration and interoperability requirements. Support EA documentation.
Data Architect Analysis and Provide technical analysis and design support Design
for database-related EA component selection and implementation. Ensure that databases
20
meet
integration
and
interoperability
requirements. Support EA documentation. EA
Tool Application
Expert
End-User
Maintenance of EA Software Application.
and Database Maintenance Support
information.
Requirements
Identify
od
end-user
Representative Identification/ components.
EA
repository
requirements
Provide
feedback
for
EA
on
the
QA
effectiveness of solutions.
Website
Maintenance
Support
content, and links to other websites ad needed
Research
Requirement
Document and verify LOB and end-user
Analyst
Analysis
requirements. Assist in EA component design
Webmaster
of
EA
website,
and documentation activities.
•
and
EA Program Budget Menurut
Bernard
(2005,
p179-180),
bagian
ini
mendokumentasikan anggaran biaya untuk program EA dengan anggaran keuangan tahunan dan total daur hidup, sehingga total cost of ownership (TCO) dapat diidentifikasikan. Sembari program EA dioperasikan, periode lifecycle lima tahun direkomendasikan agar dapat mengkalkulasikan TCO. Pada umumnya, cost yang termasuk dalam program EA ini adalah start-up dan operasi, gaji dan fasilitas kerja untuk tim EA, dokumentasi inisial EA, update EA secara
associated
21
periodik, serta pengembangan dan pemeliharaan repository EA. Estimasi initial cost ini merepresentasikan “baseline” program pendanaan EA. •
EA Program Performance Measures Menurut
Bernard
(2005,
p180),
bagian
ini
mendokumentasikan bagaimana efektivitas dan efesiensi program EA akan diukur. Ada dua tipe pengukuran: outcome dan output. Outcome mengukur identifikasi kemajuan yang sedang dibuat terhadap endstate baru, seperti integrasi komponen EA yang lebih baik, peningkatan kepuasan aplikasi end-user, atau pengambilan keputusan investasi TI yang lebih efektif. Output mengukur penyediaan data pada aktivitas, seperti berapa banyak database yang ada, berapa banyak e – mail yang dikirim setiap harinya, atau seberapa cepat proyek TI sejalan dengan garis besar estimasi cost / jadwal / performa. Outcome seringkali mengukur elemen kuantitatif dan kualitatif. Ketika output mengukur pentingnya kemajuan indikasi pada area inisiatif, ini adalah pencapaian outcome yang terkait dengan pencapaian goal, yang merupakan hal yang terpenting pada sebuah enterprise.
2.9.1 Resource Alignment Menurut Bernard (2005, p34), EA mendukung perencanaan strategis dan proses perencanaan sumber daya operasional lainnya dengan menyediakan pandangan makro dan mikro tentang bagaimana sumber daya dioptimalkan untuk mencapai tujuan enterprise. Serta
22
membantu untuk memaksimalkan efisiensi dan keefektifan sumber daya, yang akan membantu memajukan kemampuan perusahaan dalam berkompetisi. Sumber daya TI dan keterlibatannya dengan pengembangan proyek dalam suatu perusahaan harus diperhatikan karena menentukan apakah sumber daya tersebut dapat mendukung atau cocok dengan satu atau lebih strategic goal perusahaan. Gambar berikut menunjukkan bagaimana proyek TI dan sumber daya yang terkait selaras dengan goal serta inisiatif perusahaan.
Gambar 2.2 Resource Alignment
2.9.2 Standarized Policy Menurut Bernard (2005, p35), EA mendukung implementasi standarisasi kebijakan
manajemen
yang
berhubungan
dengan
pengembangan dan penggunaan TI dan sumber daya lainnya. Dengan penyediaan yang menyeluruh, pandangan hirarki tentang sumber daya
23
yang saat ini dan yang akan datang, EA mendukung pembentukan kebijakan untuk: •
Mengidentifikasikan kebutuhan strategis dan operasional
•
Menentukan keselarasan strategi dengan sumber daya
•
Mengembangkan
sumber
daya
bisnis
dan
teknologi
perusahaan •
Memprioritaskan pendanaan program dan proyek
•
Mengawasi manajemen program dan proyek
•
Mengidentifikasikan performa metrics untuk program dan proyek
•
Mengidentifikasikan dan menaati standar dan peraturan manajemen
2.9.3 Decision Support Menurut Bernard (2005, p36), EA meyediakan dukungan pada sumber daya pengambilan keputusan TI
tingkat manajemen
eksekutif, dan level staff pada sebuah enterprise. Pada tingkat eksekutif, EA menyediakan pandangan untuk inisiatif TI dan mendukung penentuan arah strategi. Pada tingkat manajemen, EA mendukung perancangan dan konfigurasi keputusan manajemen. Pada tingkatan staff, EA mendukung pengoperasian keputusan yang telah dibuat, pemeliharaannya, dan pengembangan sumber daya dan layanan TI.
24
2.9.4 Resource Development Menurut Bernard (2005, p36), EA mendukung pendekatan standarisasi untuk pengembangan TI dan sumber daya lainnya. Berdasarkan lingkup sumber daya yang terlibat dan batasan waktu pengembangan, berbagai macam metode daur hidup pengembangan sistem dapat digunakan untuk mengurangi resiko biaya, jadwal, atau performa parameter yang mungkin tidak sejalan. EA mendukung penggunaan standarisasi proses seleksi dan evaluasi investasi pada sumber daya TI dari perspektif bisnis dan finansial.
2.10
EA sebagai Metode Dokumentasi Menurut Bernard (2005, p37), dokumentasi EA meliputi pandangan strategic goal, layanan bisnis, aliran informasi, sistem dan aplikasi, jaringan, dan infrastruktur pendukungnya. Dokumentasi EA juga termasuk ‘ancaman’ yang mempengaruhi setiap level arsitektur. Ancaman ini meliputi standar, keamanan, dan perencanaan kinerja. Dokumentasi EA diselesaikan melalui 6 elemen dasar berikut : 2.10.1 EA Documentation Framework Menurut Bernard (2005, p38), dokumentasi kerangka kerja EA mengidentifikasikan lingkup arsitektur yang akan didokumentasikan dan menciptakan hubungan antara area arsitektur. Lingkup kerangka kerja ini direfleksikan melalui desain geometris dan area-area yang yang diidentifikasikan untuk dokumentasi. Kerangka kerja tersebut menjadi sebuah rangkaian abstrak sebuah enterprise melalui cara pengumpulan dan pengaturan informasi arsitekturnya.
25
2.10.2 EA Component Menurut Bernard (2005, p39), komponen EA merupakan goal yang dapat berubah, proses, standar-standar, dan sumber daya yang bisa diperluas atau berisi LOB yang spesifik didalamnya. Contoh komponen-komponen EA meliputi strategic goal dan inisiatif; produk dan jasa; aliran informasi, gudang pengetahuan, dan objek data; sistem informasi, aplikasi software, sumber daya program enterprise, dan website; suara, data, dan video jaringan; dan mendukung infrastruktur seperti bangunan, ruang server, closet, dan peralatan.
Gambar 2.3 EA Components 2.10.3 EA Current Architecture Menurut Bernard (2005, p40), current architecture EA meliputi komponen EA yang ada saat ini yang didalamnya terdapat kerangka kerja enterprise pada setiap level. Pandangan saat ini pada EA dibuat untuk menciptakan ‘baseline’ sumber daya saat ini dan
26
aktivitas-aktivitas yang didokumentasikann dengan cara yang konsisten dengan pandangan masa depan EA sehingga analis dapat melihat kesenjangan pada performa antara rencana masa depan dan kemampuan yang ada saat ini. Pandangan current tentang komponen EA yang akurat dan komprehensif sangat penting untuk referensi perencanaan proyek, manajemen aset, dan investasi pengambilan keputusan.
2.10.4 EA Future Architecture Menurut Bernard (2005, p41), future architecture sangat penting
untuk
manajemen
tingkat
strategis
maupun
taktikal
dikarenakan: arah dan goal baru; perubahan prioritas bisnis; dan teknologi yang muncul. EA tidak bisa merefleksikan perubahan tersebut ke dalam arsitektur masa depan kecuali kalau pemimpin tim perusahaan menyiapkan perubahan arah strategi dan goal; dan manajer LOB dan manajer program mennyiapkan perubahan proses bisnis dan prioritas yang dibutuhkan untuk menyelesaikan goal baru; serta staff mengidentifikasikan teknologi yang aktif dan solusi untuk kebutuhan-kebutuhan yang baru.
27
Gambar 2.4 Drivers of Change Future architecture harus meng-cover perubahan yang telah direncanakan pada komponen EA dalam jangka waktu terdekat (perubahan taktikal pada 1-3 tahun), seperti perubahan pada komponen EA yang menghasilkan implementasi operasi skenario jangka panjang yang memperlihatkan 4-10 tahun ke depan. Skenario ini menggabungkan perbedaan driver internal dan eksternal dan dapat membantu mengidentifikasikan perubahan yang dibutuhkan dalam proses, sumber daya, atau teknologi yang diterjemahkan ke dalam perencanaan asumsi yang akan datang, yang mengendalikan perencanaan untuk komponen EA yang baru. Berikut ini adalah gambar proses perubahan Current Architecture ke Future Architecture :
28
Gambar 2.5 Elements of EA Documentation 2.10.5 EA Management Plan Menurut Bernard (2005, p42), EA management plan berkaitan dengan
pendekatan
program
EA
dan
dokumentasinya.
EA
management plan juga menyediakan deskripsi pandangan saat ini dan masa depan arsitektur, dan kelanjutan pengaturan transisi rencana ke dalam lingkungan operasi bisnis / teknologi yang akan datang. EA management plan merupakan dokumen dapat digunakan untuk kita menyadari keuntungan dari EA sebagai program manajemen.
2.10.6 EA Planning Threads Menurut Bernard (2005, p42), dokumentasi EA meliputi ‘ancaman’ terhadap aktivitas-aktivitas umum yang ada pada setiap level kerangka kerja. Ancaman ini meliputi :
29
•
IT Security Security merupakan sesuatu yang efektif ketika menjadi bagian utuh dari program manajemen EA dan metodologi
dokumentasi.
IT
security
program
yang
menyeluruh mempunyai beberapa area tertentu, meliputi informasi, personal, operasi, dan fasilitas. Agar bisa efektif, IT security harus bekerja pada seluruh level EA framework dan dalam semua komponen EA. IT security tidak bisa 100% merupakan solusi untuk enterprise karena anggota sebuah enterprise atau service provider yang bekerja sama, dan bahkan orang-orang yang paling dipercaya dalam hal security atau posisi sistem administrasi dapat merusak, menghindari, menyabotase solusi IT. •
IT Standards Salah satu fungsi EA yang paling penting adalah memberikan standar-standar teknologi terkait pada setiap level EA framework. EA harus menggambarkan standar penerimaan internasional, nasional, dan industri untuk mempromosikan penggunaan hak milik pada komponen EA.
•
IT Workforce Di setiap enterprise diharapkan mempunyai sumber daya yang handal. Dikarenakan sangat penting untuk memastikan keterkaitan staff TI, keahlian, kebutuhan pelatihan
30
yang diidentifikasikan untuk Line Of Business (LOB) dan mendukung aktivitas pada setiap level EA framework, dan menyesuaikan solusi yang direfleksikan pada current dan future architecture.
2.11
EA Repository Menurut Bernard (2005, p45-46), memberikan akses yang mudah untuk dokumentasi EA adalah hal yang sangat penting dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan. Hal ini dapat dicapai melalui perusahaan yang memakai sistem online. Repositori EA berfungsi untuk mengarsipkan dokumentasi komponen EA dalam berbagai bidang framework EA. Pada dasarnya repositori EA adalah sebuah website dan database yang menyimpan informasi dan menyediakan link ke tools EA dan sumber program EA lainnya.
31
Tabel 2.2 Enterprise Architecture Repository
2.12
The Structure & Culture Menurut Bernard (2005, p49), aspek wawasan sumber daya manusia dalam perusahaan juga penting untuk pengembangan kebijakan, standarisasi, dan manajemen rencana EA yang akan diterima oleh perusahaan. Berpindah dari EA yang ada saat ini ke EA yang akan dibangun akan melibatkan banyak perubahan dalam proses bagaimana orang – orang dalam perusahaan akan berkomunikasi. Perubahan akan melibatkan perpindahan dari sesuatu yang sudah dikenal menjadi sesuatu yang kurang dikenal, dimana perubahaan tersebut kurang nyaman dan / atau mengancam banyak orang di dalamnya. Oleh karena itu, mungkin akan ada penolakan terhadap program seperti EA
32
yang bisa mendukung terjadinya perubahan dalam sumber daya dan seluruh proses bisnis perusahaan.
2.12.1 The Structure of Enterprise Menurut Bernard (2005, p50-51), terdapat beberapa referensi untuk organisasi bukan untuk perusahaan dikarenakan konsep berasal dari teori yang dibangun oleh organisasi. Konsep teori yang dikemukakan oleh organisasi juga di aplikasikan pada perusahaan karena perusahaan merupakan jenis organisasi sosial. Organisasi dan perusahaan yang pada dasarnya memiliki sistem sosial yang kompleks (rumit), tidak terlalu memperhatikan misi akan memiliki banyak kesamaan dalam struktur dan fungsi dasar mereka. Salah satu dari banyak model yang sudah lama dari struktur organisasi umum adalah three level view yang pada
awalnya
diimpikan oleh seorang sosilogis bernama Talcott Parsons pada tahun 1950 dan selanjutnya dikembangkan oleh sosiologis bernama James Thompson
pada
tahun
1960.
Dalam
penelitiannya,
Parson
mengidentifikasikan three general level yang paling umum dalam organisasi sosial (teknis, manajerial, dan institusional), berdasarkan pada observasi pada berbagai jenis kegiatan pada berbagai tingkat.
33
Gambar 2.6 Parson Thompson Model Geometri model Parson / Thompson ini telah diadaptasikan oleh penulis untuk menyerupai suatu seri dari kalangan konsentris. Model ini menyediakan gambar yang lebih berguna untuk menggambarkan
organisasi
sosial
yang
berinteraksi
dengan
lingkungannya melalui model institutional level, memfasilitasi sumber daya internal melalui level manajerial, dan melindungi proses dan sumber daya inti yang sangat penting pada level teknikal. Gambar 2.7 memperlihatkan model parson/thompson versi lingkaran, yang juga berguna dalam menghubungkan bagaimana EA framework dapat mendokumentasikan fungsi organisasi.
34
Gambar 2.7 Relating Models of Organizational Function and Structure
2.12.2 Understanding Culture Menurut Bernard (2005, p56), perubahan dalam perusahaan akan terjadi terlepas dari adanya program EA, namun perubahan tersebut akan terjadi dalam EA lebih lanjut atau benar – benar secara independen dan tanpa EA. Efek dari program EA adalah untuk mengkoordinasikan perubahan sedemikian rupa sehingga jauh lebih termotivasi oleh strategi baru dan kurangnya kebutuhan bisnis akan teknologi baru. Orang – orang dapat tetap bertahan terhadap perubahan di lingkungan mereka, apakah itu di rumah atau di tempat kerja. Jika program EA membuat perubahan di perusahaan dan jika orang – orang sering menentang terhadap setiap perubahan jika tidak dilakukan untuk meningkatkan dalam tingkat kontrol. Meningkatkan tingkat kontrol dapat membantu mensukseskan mengolah perubahan dan dapat dicapai dengan beberapa cara termasuk :
35
•
Melibatkan para stakeholder dalam proses pembangunan dan manajemen program EA, kemudian menjelaskan kepada semua stakeholder yang terlibat tentang sejauh mana pembangunan dan manajemen program EA berjalan baik dari cost, schedule, budgeting, dan semua faktor yang berhubungan langsung dengan proses pembangunan dan manajemen program EA.
•
Mengkomunikasi kegiatan kepada para stakeholder dengan teratur dan efektif
•
Memperbolehkan para stakeholder memberikan masukan untuk perencanaan EA dan pengambilan keputusan
•
Mengelola harapan para stakeholder terhadap apa yang dapat dilakukan oleh program EA
2.13
EA Artifact 2.13.1 Goal and Initiatives Menurut Bernard (2005, p106), top level dari Framework EA3 mengidentifikasikan tujuan strategis, goals, dan inisiatif dari sebuah enterprise dan menyediakan deskripsi yang jelas dari kontribusi dimana TI akan membuat pencapaian pada goals ini. Perencanaan strategi dimulai dengan pernyataan tujuan dan / atau misi perusahaan yang jelas, dilengkapi dengan adanya pernyataan visi yang ringkas dan tepat. Diikuti dengan deskripsi tujuan strategis enterprise yang diambil, skenario yang dapat terjadi, sama halnya juga strategi
36
kompetitif yang memungkinkan tidak hanya pertahanan, tetapi keberhasilan enterprise pada waktu yang tepat harus ditentukan. Semua itu meliputi pernyataan – pernyataan yang didukung oleh identifikasi goals dan inisiatif pendukung, termasuk juga outcomes yang dapat diukur dan ukuran performa. 2.13.2 Product and Services Menurut Bernard (2005, p106), products and services ini merupakan area yang membawa pengaruh utama pada arsitektur. Pada level ini mengidentifikasikan layanan produk bisnis pada enterprise dan kontribusi dari teknologi untuk mendukung proses-proses tersebut. Istilah “business service” digunakan untuk mengartikan proses dan prosedur yang mencapai misi dan tujuan enterprise, apakah persaingan di bidang swasta, layanan umum, pendidikan, atau jasa medis. Perencanaan strategi membantu untuk mengarahkan dan memprioritaskan berbagai macam produk dan jasa. 2.13.2.1
Business Plan Menurut
Bernard
(2005,
p297),
business
plan
menyediakan gambaran tingkat tinggi tentang kunci dari fungsi-fungsi bisnis, dan strategi finansial yang akan membantu melengkapi atau menyelesaikan strategi goal dan inisiatif. Yang sering ditemukan dalam business plan:
37
•
Business overview Pada tahap ini mengidentifikasi kegiatan bisnis yang terjadi dalam sebuah enterprise
•
Executive team profile Pada poin ini menjelaskan tentang gambaran apa saja yang dilakukan para tim eksekutif
•
Hubungan antara aktivitas bisnis dengan strategi goal Tahap ini menjelaskan tentang hubungan dari aktivitas bisnis dengan pengaruhnya terhadap tujuan strategis
•
Struktur organisasi Tahap ini mengidentifikasi struktur tingkatan jabatan dari organisasi atau enterprise
•
Ramalan pasar dan strategi kompetitif Pada
tahap
ini
melakukan
analisis
pasar
dan
menentukan strategi kompetitif yang tepat untuk bersaing mendapatkan target pasar •
Business cycles Pada tahap ini menggambarkan tentang pertumbuhan perusahaan dari waktu ke waktu
•
Capitalization summary Pada tahap ini menjelaskan tentang dari mana modal tersebut didapat dan kemana modal tersebut akan didistribusikan
38
•
Strategi finansial Pada tahap ini menjabarkan tentang perencanaan strategis dalam bidang keuangan perusahaan
•
Status finansial saat ini Pada tahap ini menjabarkan status (kondisi) dari keadaan keuangan perusahaan sekarang
•
Partner bisnis dan aliansi Pada tahap ini menjelaskan siapa saja rekan bisnis dan aliansi dari perusahaan yang dapat bekerja sama
2.13.2.2
Business Process Diagram Menurut Bernard (2005, p298), business process
diagram menunjukan rincian aktivitas secara detil, termasuk bagaimana setiap langkah-langkah aktivitas itu berhubungan dengan aktivitas lainnya. •
Inputs:
sesuatu
yang
menyebabkan
atau
mengakibatkan aktivitas ditransformasikan, dipakai, atau bagian dari aktivitas lainnya. •
Controls: panduan atau aturan aktivitas; biasanya mengindikasikan kapan atau bagaimana sebuah proses dilakukan
•
Ouputs: hasil produksi dari aktivitas; alasan mengapa proses dilakukan
39
•
Mechanism: sistem, manusia, dan peralatan yang digunakan untuk melakukan aktivitas
Controls
Inputs
Outputs
Activity
Mechanisms “ICOM”
Gambar 2.8 IDEF – 0 Activity Modeling
2.13.2.3
Swim Lane Process Diagram Menurut Bernard (2005, p299), swim lane process
diagram adalah format yang digunakan untuk menyusun atau mengatur stakeholder-stakeholder berdasarkan baris, dan batasan waktu berdasarkan kolom, dan membatasi aktivitas dengan simbologi flowchart untuk membuat diagram yang menunjukkan stakeholder mana saja yang terlibat dengan proses LOB dan interaksi waktunya.
40
Gambar 2.9 Swim Lane Process Diagram
2.13.2.4
Use Case Narrative & Diagram Menurut Bernard (2005, p302), use case narrative
merupakan bagian dari format Unified Modeling Language (UML) untuk mngidentifikasikan kebutuhan bisnis, konteks bisnis, stakeholder (aktor), dan aturan-aturan bisnis untuk interaksi
dengan
sistem,
service,
dan
aplikasi
yang
diidentifikasikan sebagai solusi teknologi yang dibutuhkan untuk pengembangan. Use case diagram menggambarkan interaksi antara sistem dengan actor yang ada.
41
Menurut Satzinger (2005, p214), use case merupakan kegiatan yang dilakukan oleh sistem, biasanya dalam menanggapi permintaan user.
Automatic Payment System payment
cash withdrawal
Account owner
money transfer account information
Liquidity monitor
Gambar 2.10 Use Case Diagram
Notasi yang digunakan dalam Use Case Diagram : System Boundary System Adalah suatu batas yang mengelilingi use case yang menandai adanya sistem itu
42 Use Case Use Case
Menggambarkan suatu set peristiwa yang terjadi ketika aktor menggunakan suatu sistem untuk melengkapi suatu proses
Actor Menggambarkan
suatu
peran
yang
berhubungan dengan sistem atau mewakili suatu peran yang dimainkan oleh suatu obyek di luar Actor Relationship Menggambarkan hubungan antara actor dengan sebuah use case dengan garis yang sederhana
Merupakan hubungan antar use case dimana
<
>
terdapat beberapa use case yang memiliki kesamaan dan hubungan ini digunakan untuk menghindari use case
Merupakan hubungan antar use case yang menggambarkan sebuah variasi pada behaviour
<<Extend>>
normal dan supaya digunakan bentuk yang lebih mudah dengan mendeklarasikan extention pants dalam use case dasar
43
2.13.3 Data dan Informasi Menurut Bernard (2005, p107), mengoptimalkan data dan proses pertukaran informasi adalah tujuan sekunder arsitektur. Tingkat
ketiga
dari
kerangka
EA
dimaksudkan
untuk
mendokumentasikan bagaimana penggunaan informasi saat ini oleh perusahaan dan bagaimana arus informasi pada masa depan akan terlihat. Pada tingkat ini dapat mengambarkan dokumen strategi TI yang mengikat ke dalam rencana strategis perusahaan dan / atau rencana bisnis. Tujuan dari strategi TI adalah untuk membangun pendekatan tingkat tinggi untuk mengumpulkan, menyimpan, mengubah dan menyebarkan informasi ke seluruh bagian perusahaan. Penggunaan konsep – konsep seperti knowledge management, data mining, information warehouse, data marts, dan web portals dapat diorganisir melalui strategi TI. Fungsi dan desain database seluruh perusahaan didokumentasikan pada tingkat tingkat ini seperti standarisasi dan format data, data dictionaries, dan repositori untuk objek informasi yang dapat digunakan kembali.
2.13.3.1
Object State Transition Diagram Menurut Bernard (2005, p306), sebuah diagram
transisi keadaan yang menggunakan notasi dari bahasa pemodelan terpadu untuk menunjukkan bagaimana siklus hidup objek data tertentu. Diagram ini menunjukkan perubahan atribut, link – link, dan / atau perilaku dari objek
44
“On-Line Order” yang merupakan hasil dari aktivitas sistem internal atau eksternal yang berubah dalam keadaannya. Notasi yang digunakan dalam Object State Transition Diagram :
States State
States menggambarkan situasi selama hidup sebuah obyek
Transition Sebuah
gambar
anak
panah
menggambarkan
path
antara
states yang berbeda dari sebuah obyek. Initial State Menggambarkan
status
dari
suatu obyek sebelum peristiwa apapun termasuk diagram yang melakukannya.
Final States Menggambarkan
penyelesaian
aktivitas di dalam penutupan status atau status tindakan.
45
Contoh : createMovieCopy ( ) H
Ready for checkout
checkoutMovie ( )
returnMovie ( )
discardMovie ( ) Checked out
H
Gambar 2.11 Contoh Object State Transition Diagram
2.13.3.2
Logical Data Model Mernurut Bernard (2005, p308), model data semantik
dapat dikembangkan dengan menggunakan metode terstruktur tradisional dan simbologi (Entity Relationship Diagram), atau dapat dengan menggunakan metode object-oriented dan simbologi dari Unified Modelling Language (UML), yang menghasilkan class diagram / atau object diagarm. Menurut Satzinger (2005, p184), domain model class diagram
adalah
menggambarkan
sebuah cara
UML
kerja
class
problem
diagram domain
yang classes,
associations, dan attributes. - Attribute
: karakteristik dari sebuah objek yang
memiliki nilai seperti ukuran, bentuk, warna, lokasi dan lain sebagainya.
46
- Class
: tipe atau klasifikasi dari objek yang
sama - Methods
:
behaviours
atau
operasi
yang
menggambarkan apa yang dapat dilakukan oleh sebuah objek - Message
: komunikasi dari objek yang saling
berhubungan. Notasinya : Nama Class - Attribute
: Class
+ Method ()
: Communication
0..1 ; 1 ; 1..1 : 0..* ; * ; 1..*
: Multiplicity
47
Contoh :
MovieTitle movieID title format category price 1
Customer customerID name address telephone status 1
1..*
1..*
MovieCopy
LoanLineItem
movieID copyNo datePurchased condition
1
1..* rentalPrice dueDate dateReturned
1..*
MovieLoan rentalD rentalDate 1 totalAmt status
Gambar 2.12 Contoh Logical Data Model
2.13.3.3
Activity / Entity Matrix (CRUD) Menurut Bernard (2005, p169), pandangan tradisional
dari model data yang menunjukkan struktur (Entity – Relationship Diagram) dan proses (Data Flow Diagram) dapat dikembangkan untuk menunjukkan perubahan di masa depan baik sebagai dokumen terpisah atau melalui notasi khusus yang dapat diintegrasikan ke pandangan saat ini (misalnya penggunaan garis putus – putus dan simbol – simbol untuk menunjukkan entitas data, aliran data, dan penyimpanan data di masa mendatang). Pendekatan apapun yang diambil, hal terpenting yang memberikan gambaran pandangan masa akan datang tentang struktur data dan proses dengan cara yang
48
secara
langsung
sebanding
sehingga
perubahan
dapat
teridentifikasi dengan mudah. Pemodelan tradisional data artifak lainnya yang bermanfaat bagi perkembangan ke depan yaitu activity / entity matrix (atau yang biasa disebut CRUD Matrix). Matrix ini memetakan aktivitas yang terjadi pada batasan sistem TI terhadap entitas – entitas data yang terpengaruh. Pemetaan ini memungkinkan
analisis data dan
enterprise architect untuk melihat dimana dan bagaimana data dibentuk, dibaca, diperbaharui, dan dihapus (CRUD). Dengan mengidentifikasi,
siapa
yang
ada
dalam
perusahaan
bertanggung jawab atas aktivitas masing – masing. Dengan pandangan CRUD saat ini dan pengetahuan akan masa depan, layanan bisnis memungkinkan pengembangan masa depan dari Matrix CRUD, dimana identitasnya berpotensi merubah kepemilikan data dan dapat mengarah pada diskusi perubahan dalam standarisasi data dan format. Sistem konsolidasi IT, upgrade, atau menggantikan aktivitas – aktivitas yang mampu untuk mengubah efisiensi pemrosesan data atau meningkatkan cost efektivitas dari sistem baru yang mampu memberi keuntungan dari analisis yang mendetil dari pandangan sekarang dan masa depan dari Matrix CRUD.
49
Gambar 2.13 Entity – Activity (CRUD) Matrix
2.13.4 EA System and Application Menurut Bernard (2005, p107), level ke-empat dari kerangka kerja EA3 adalah mengatur dan mendokumentasikan sistem informasi yang ada saat ini, dan aplikasi-aplikasi yang digunakan oleh enterprise untuk menghasilkan kemampuan TI. Sebagian besar, modul-modul aplikasi dapat menangani LOB yang besar dan fungsi back office (seperti sistem finansial, sistem kontrol industri, dan sistem supply chain manajemen). Sistem Enterprise Resource Planning (ERP) menyediakan hampir semua fungsi-fungsi yang enterprise butuhkan untuk fungsi bisnis dan dukungan administratif,
50
pendekatan modul ini merefleksikan strategi “plug-and-play” yang bisa diadopsi oleh enterprise pada level sistem dan aplikasi ini untuk meningkatkan interoperabilitas dan menekan biaya.
2.13.4.1
System Communication Description Menurut Bernard (2005, p313), system interface
diagram menyediakan deskripsi tentang bagaimana data dikomunikasikan dalam sistem di sebuah enterprise, dan termasuk spesifikasi link, path, jaringan, dan media.
Gambar 2.14 System Communication Description
51
2.13.4.2
System Data Flow Diagram Menurut Bernard (2005, p315), system data flow
diagram biasanya lebih dikenal dengan “data flow diagram” dan
menampilkan
proses
dalam
sebuah
sistem
yang
melakukan pertukaran data, dan bagaimana pertukaran data tersebut terjadi. 1. Meng-capture dan menjelaskan fungsi sistem dan aliran data didalamnya 2. Mendokumentasikan hirarki fungsional sistem 3. Tujuan utamanya adalah : •
Mengembangkan
deskripsi
yang
jelas
tentang
kebutuhan aliran data sistem yang diterima (input) dan dikeluarkan (output) oleh sistem •
Memastikan konektifitas fungsionalnya lengkap
•
Mendukung dekomposisi kesesuaian level fungsional untuk detil tambahan
52
Gambar 2.15 System Data Flow Diagram Menurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2004, p326), Data Flow Diagram adalah model proses yang digunakan untuk menggambarkan aliran data melalui sebuah sistem dan tugas atau pengolahan yang dilakukan oleh sistem. Notasi yang digunakan dalam data flow diagram : Proses
Proses adalah kerja yang dilakukan oleh sistem sebagai respon terhadap aliran data masuk atau kondisi. Aliran Data adalah data yang menjadi
Aliran Data
input atau output ke atau dari proses.
53
Agen eksternal
Agen Eksternal mendefinisikan orang, unit organisasi, sistem, atau organisasi luar yang berinteraksi dengan sistem. Data
Store
adalah
inventori data,
Data Store
penyimpanan data yang ditujukan untuk penggunaan selanjutnya.
2.13.5 EA Network and Infrastructure Menurut Bernard (2005, p107), networks and infrastruckture merupakan tulang punggung dari arsitektur ini. Level ke-lima dan terakhir dari kerangka kerja EA3 ini dimaksudkan untuk mengatur dan mendokumentasikan gambaran suara, data, dan video jaringan yang digunakan enterprise untuk sekumpulan sistem, aplikasi, website, dan database. Level ini juga mendokumentasikan infrastruktur enterprise seperti bangunan, ruang server, peralatan-peralatan. Local Area Networks (LANs), Wide Area Networks (WANs), System Application Networks (SANs), intranets, extranets, wireless networks semuanya juga didokumentasikan pada level ini sehingga rancangan yang efisien dapat diimplementasikan pada arsitektur yang akan datang yang mengurangi duplikasi, meningkatkan biaya dan performa secara efisien, dan menghasilkan ketersediaan dan ketahanan.
54
2.13.5.1
Network Connectivity Diagram Menurut Bernard (2005, p321), network connectivity
diagram menunjukan koneksi fisik antara voice, data, dan video jaringan yang ada pada enterprise. Termasuk juga Wide Area Network (WAN) dan Local Area Network (LAN) yang disebut juga dengan ekstranet dan intranet.
Gambar 2.16 Network Connectivity Diagram
55
2.14
Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal Bisnis Perusahaan 2.14.1 Analisis Lingkungan Eksternal Bisnis Analisis lingkungan eksternal merupakan analisis semua faktor eksternal dari suatu perusahaan. Faktor eksternal tersebut dari suatu perusahaan. Faktor eksternal tersebut meliputi : faktor ekonomi, sosial, politik, pesaing, pendatang baru, dan lain - lain. Dengan adanya faktor eksternal tersebut, perusahaan mampu mengetahui peluang dan ancaman yang ada disekitarnya. Peluang dan ancaman tersebut akan memberikan kesempatan perusahaan untuk maju atau terhambat perkembangannya.
2.14.1.1
Analisis Lima Daya Porter Lingkungan
terhadap
eksternal
bisnis
yang
berpengaruh
perkembangan suatu perusahaan berasal dari
lingkungan
persaingan
bisnis.
Untuk
itu,
lingkungan
persaingan bisnis perlu dianalisa agar perusahaan mampu mengetahui ancaman dan peluang yang dimilikinya. Michael E. Porter mengemukakan konsep Competitive Strategy yang menganalisa persaingan bisnis berdasarkan lima aspek utama yang disebut Lima Kekuatan Bersaing (Umar, 2001, p78-83). Lima kekuatan bersaing tersebut meliputi:
56
1. Ancaman Masuknya Pendatang Baru Masuknya pendatang baru akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi perusahaan yang sudah ada, misalnya kapasitas menjadi bertambah, terjadinya perebutan pangsa pasar, serta perebutan sumber daya produksi bagi perusahaan yang telah ada. Ada beberapa faktor penghambat (entry barrier) pendatang baru untuk masuk ke dalam suatu industri yaitu : •
Diferensiasi produk Diferensiasi produk artinya perusahaan mempunyai identifikasi merk dan kesetiaan pelanggan yang disebabkan oleh iklan, pelayanan pelanggan, perbedaan produk karena merupakan perusahaan pertama yang memasuki industri. Diferensiasi menciptakan penghalang untuk masuk ke suatu industri
dengan
membuat
pendatang
baru
mengeluarkan biaya yang besar untuk mendapatkan pelanggan yang ada. •
Biaya peralihan Besarnya biaya yang harus dikeluarkan pendatang baru untuk beralih dari suatu pemasok ke pemasok yang lain akan menciptakan penghalang untuk masuk.
57
•
Akses ke saluran distribusi Mendapatkan jalur distribusi pelanggan dan jalur pemasok yang tepat adalah tantangan bagi setiap pendatang baru. Terutama apabila pesaing telah terikat dengan jalur distribusi yang ada, sehingga terkadang pendatang baru harus menciptakan jalur distribusi yang benar – benar baru.
•
Peraturan pemerintah Kebijakan
–
kebijakan
pemerintah
dalam
penyelenggaraan jaringan bisa merupakan salah satu hambatan untuk masuk. Misalnya peraturan – peraturan seperti persyaratan perizinan, besarnya BHP
yang
harus
dibayarkan
dalam
penyelenggaraan jaringan dan lain – lain.
2. Persaingan Di antara Perusahaan Sejenis Persaingan dalam industri akan mempengaruhi kebijakan dan kinerja perusahaan, menurut Porter tingkat persaingan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : •
Jumlah pesaing Banyaknya pesaing dengan kekuatan masing – masing akan meningkatkan intensitas persaingan dalam kompetisi.
58
•
Tingkat pertumbuhan industri Pertumbuhan
industri
yang
lamban,
akan
mengubah persaingan menjadi ajang perebutan pangsa pasar untuk perusahaan – perusahaan yang ingin melakukan ekspansi. •
Karakteristik produk Karakteristik
produk
yang
diproduksi
oleh
perusahaan sangat menentukan dalam persaingan dengan perusahaan sejenis. Ketika suatu produk atau jasa dipandang sebagai komoditas, maka pilihan oleh pembeli banyak didasarkan atas harga dan pelayanan, dan desakan untuk persaingan harga dan pelayanan yang tajam dapat terjadi. •
Biaya tetap yang besar Biaya tetap yang tinggi menciptakan tekanan yang berat terhadap semua perusahaan untuk mengisi kapasitas yang sering kali menyebabkan penurunan harga yang cepat pada saat terjadi kapasitas berlebih.
3. Ancaman Dari Produk/Jasa Pengganti Perusahaan-perusahaan yang berada dalam suatu industri tertentu akan bersaing pula dengan produk/jasa
59
pengganti. Walaupun karakteristiknya berbeda, barang substitusi dapat memberikan fungsi atau jasa yang sama. Ancaman produk substitusi menjadi kuat bilamana konsumen dihadapkan pada switching cost (biaya peralihan) yang sedikit dan jika produk substitusi itu mempunyai harga yang lebih murah atau kualitasnya sama, bahkan lebih tinggi dari produkproduk suatu industri.
4. Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli Para pembeli, dengan kekuatan yang mereka miliki, mampu mempengaruhi perusahaan untuk menurunkan harga produk, meningkatkan mutu dan pelayanan,
serta
mengadu
perusahaan
dengan
kompetitornya. Kekuatan tawar pembeli akan kuat apabila perusahaan dihadapkan pada kondisi sebagai berikut : •
Pembeli
mampu
memproduksi
produk
yang
diperlukan •
Sifat produk tidak teridentifikasi dan banyak pemasok
•
Switching cost pemasok adalah kecil, pembeli menghadapi switching cost yang kecil, hal ini salah
60
satunya yang dialami apabila switching cost ditanggung oleh penjual dan juga sebaliknya. •
Pembeli mempunyai tingkat profitabilitas yang rendah, sehingga sensitif terhadap harga dan diferensiasi pelayanan
•
Produk perusahaan tidak terlalu penting bagi pembeli, sehingga pembeli dengan mudahnya mencari penggantinya.
5. Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok Pemasok dapat mempengaruhi industri lewat kemampuan mereka menaikan harga atau mengurangi kualitas produk atau servis.
61
Pendatang Baru
Ancaman
Pendatang
Baru
Kekuatan Penawaran Pemasok
Pemasok
Pesaing Industri
Pembeli
Pesaing di antara Perusahaan yang Ada
Kekuatan
Penawaran
Pembeli Ancaman Produk atau
Produk Pengganti
Jasa Pengganti
Gambar 2.17 Lima Daya Persaingan Porter
2.14.1.2
Analisis PEST Menurut Ward dan Peppard (2002,p70-72) analisis
PEST adalah analisis terhadap faktor lingkungan eksternal bisnis yang meliputi bidang politik, ekonomi, sosial, dan teknologi. Analisis PEST digunakan untuk menilai lingkungan Politik, Ekonomi, Sosial, dan Teknologi yang dapat dalam lingkup organisasi. Dengan adanya analisis PEST, dapat diketahui peluang dan ancaman bagi perusahaan.
62
1. Faktor Politik Faktor politik meliputi semua kebijakan dan regulasi pemerintah baik itu formal maupun informal. Kebijakan dan regulasi tersebut akan mengatur suatu perusahaan dalam melakukan aktivitasnya. Contoh dari kebijakan dan regulasi tersebut adalah kebijakan dalam pembayaran pajak, ketentuan upah minimum, kebijakan mengenai polusi, dll.
2. Faktor Ekonomi Faktor ekonomi meliputi semua kondisi ekonomi yang ada di sekitar lingkungan perusahaan, baik itu daya beli masyarakat terhadap suatu produk maupun kebijakan bank dan kondisi ekonomi suatu negara. Pola konsumsi dari masyarakat terhadap produk itu sendiri juga dapat mempengaruhi
kontinuitas
bisnis
suatu
perusahaan.
Contoh dari faktor ekonomi inik adalah tingkat suku bunga, laju inflasi, harga produk dan jasa.
3. Faktor Sosial Faktor sosial meliputi kepercayaan masyarakat terhadap suatu produk serta gaya hidup yang berlaku dalam masyarakat. Dengan adanya faktor sosial ini, perusahaan akan fokus terhadap kebutuhan pelanggan sesuai dengan
63
segmen pasar anak – anak atau dewasa dan juga tingkatan ekonomi menengah ke atas atau menengah ke bawah.
4. Faktor Teknologi Faktor teknologi meliputi semua hal yang dapat membantu dalam menghadapi tantangan bisnis dan mendukung efisiensi proses bisnis. Contoh : aktivitas penelitian dan pengembangan teknologi, automatisasi, kecepatan transfer teknologi, tingkat kadaluarsa teknologi.
Tabel 2.3 Analisis PEST Politik
Sosial
•
Pajak / tarif
•
Tren gaya hidup
•
Perundang – undangan
•
Demografi
•
Tekanan atau adanya lobby
•
Tingkah laku konsumen
group tertentu
•
Tingkat pendidikan
Situasi politik dan keamanan
•
Angka kelahiran dan kematian
•
Tingkat penghasilan
•
Pengelompokan umur
•
Ekonomis
Teknologi
•
Situasi ekonomi dalam negeri
•
•
Bunga pinjaman
•
Tingkat inflasi
Industri yang meggunakan R&D
•
Penemuan teknologi baru
64
•
Upah regional
•
Teknologi informasi
•
Nilai tukar mata uang
•
Hak paten teknologi
•
Transfer teknologi
2.14.2 Analisis Lingkungan Internal Bisnis Analisis lingkungan bisnis dari perusahaan digunakan untuk mengetahui strategi bisnis perusahaan pada saat ini dan visi misi perusahaan, aktivitas dan proses bisnis perusahaan, sumber daya yang dimiliki dan informasi yang dibutuhkan perusahaan.
2.14.2.1
Analisis SWOT Menurut Rangkuti (2006,p18-19), analisis SWOT adalah
identifikasi
berbagai
faktor
secara
sistematis
untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini dilakukan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang dan secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. Jadi, analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan. Analisis ini terbagi atas 4 komponen dasar, yaitu :
65
a. S : Strength, merupakan suatu keunggulan sumber daya yang relatif terhadap pesaing, dan kekuatan yang dimiliki berasal dari dalam organisasi. b. W
:
Weakness,
merupakan
keterbatasan
serta
kekurangan dalam sumber daya, ketrampilan, dan kemampuan yang secara serius menghalangi kinerja efektif perusahaan. Keterbatasan dalam fasilitas, sumber daya perusahaan, keuangan, kemampuan, manajmen, ketrampilan pemasaran produk dan jasa merupakan sumber dari kelemahan. c. O : Opportunity, merupakan peluang dari luar organisasi dan memberikan peluang kepada organisasi untuk berkembang di masa mendatang. d. T : Threat, merupakan ancaman dari luar bagi organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi di masa mendatang.
66
BERBAGAI 3. Mendukung Strategi Turn - Around
1. Mendukung Strategi Agresif
PELUANG
KEKUATAN
KEKUATAN
EKSTERNAL
INTERNAL
2. Mendukung Strategi Diversifikasi
BERBAGAI
4. Mendukung Strategi Difensif
ANCAMAN
Gambar 2.18 Analisis SWOT
•
Kuadran I : merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang
dan
kekuatan
sehingga
dapat
memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus
diterapkan
dalam
kondisi
ini
adalah
mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth Oriented Strategy) •
Kuadran II : meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah
menggunakan
kekuatan
untuk
memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk / pasar)
67
•
Kuadran III : perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak, ia menghadapi
beberapa
kendala
/
kelemahan
internal. Kondisi bisnis pada kuadran 3 ini mirip dengan Question Mark pada BCG matriks. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah – masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik. Misalnya, Apple menggunakan strategi peninjauan kembali teknologi yang dipergunakan dengan cara menawarkan produk – produk baru dalam industri micro computer. •
Kuadran IV : ini merupakan situasi yang sangat tidak
menguntungkan,
perusahaan
tersebut
menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.
2.14.2.1.1
Matriks SWOT Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan adalah matrik SWOT. Matrik ini menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman eksternal (EFAS) yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan
dan
kelemahan
(IFAS)
yang
68
dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis (Rangkuti, 2006, p31). Cara membuat matrik SWOT adalah dengan menggunakan faktor-faktor strategis eksternal maupun internal sebagaimana telah dijelaskan dalam tabel EFAS dan IFAS, yaitu dengan memasukkan peluang dan ancaman dari tabel EFAS serta memasukkan kekuatan dan kelemahan dari tabel IFAS ke dalam sel yang sesuai dalam matrik SWOT. Kemudian dengan membandingkan faktor-faktor strategis tersebut lalu dibuatkan 4 (empat) set kemungkinan alternatif
strategi
(SO,
ST,
WO,
WT)
(Rangkuti, 2006, p35) : •
Strategi
SO
:
strategi
ini
dibuat
berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan
untuk
memanfaatkan
merebut peluang
dan sebesar-
besarnya. •
Strategi
ST
:
strategi
dalam
menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.
69
•
Strategi WO : strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada
dengan
cara
meminimalkan
kelemahan yang ada. •
Strategi WT : strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
Tabel 2.4 Matriks SWOT Strength (S)
Weakness (W)
Tentukan 5 – 10 faktor – faktor
Temukan 5 – 10 faktor –
kekuatan internal
faktor kelemahan internal
Opportunity (O)
Strategi SO
Strategi WO
Tentukan 5 – 10
Ciptakan strategi yang
Ciptakan strategi yang
faktor peluang
menggunakan kekuatan untuk
meminimalkan kelemahan
eksternal
memanfaatkan peluang
untuk memanfaatkan
IFAS
EFAS
peluang Threats (T)
Strategi ST
Strategi WT
Tentukan 5 – 10
Ciptakan strategi yang
Ciptakan strategi yang
70
faktor ancaman
menggunakan kekuatan untuk
meminimalkan kelemahan
eksternal
mengatasi ancaman
dan menghindari ancaman
2.14.2.1.2
Matriks EFAS Menurut sebelum
Rangkuti
membuat
(2006,
matrik
faktor
p22-23), strategi
eksternal, terlebih dahulu kita perlu mengetahui faktor strategi eksternal (EFAS). Berikut ini adalah cara- cara penentuan Faktor Strategi Eksternal (EFAS) :
Tabel 2.5 Tabel EFAS Faktor Strategi Eksternal Peluang Total Peluang ANCAMAN Total Ancaman TOTAL EFAS
Bobot
Rating
Bobot X Rating
Komentar
71
•
Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai dengan 10 peluang dan ancaman)
•
Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor
tersebut
kemungkinan
dapat memberikan dampak terhadap faktor strategis. •
Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing memberikan
faktor skala
mulai
dengan dari
4
(outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap
kondisi
perusahaan
yang
bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif (peluang yang semakin besar diberi taring +4, tetapi jika peluang kecil, diberi rating +1). Pemberian nilai rating ancaman
adalah
kebalikannya.
Misalnya, jika nilai ancamannya sangat besar, rating adalah 1. Sebaliknya, jika nilai ancamannya sedikit ratingnya 4.
72
•
Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor).
•
Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktorfaktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.
•
Jumlahkan
skor
pembobotan
(pada
kolom 4), untuk memperoleh total skor bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor
strategis
eksternalnya.
Total skor ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan kelompok industri yang sama.
2.14.2.1.3
Matriks IFAS Menurut
Rangkuti
(2006,
p24-25),
setelah faktor-faktor strategis internal suatu
73
perusahaan diidentifikasi, suatu tabel IFAS (Internal Strategic Factor Analysis Summary) disusun untuk merumuskan faktor - faktor strategis internal tersebut dalam kerangka Strength and Weakness perusahaan. Tabel 2.6 Tabel IFAS Faktor Strategi
Bobot
Rating
Internal
Bobot X
Komentar
Rating
Kekuatan Total Kekuatan Kelemahan Total Ancaman TOTAL IFAS
Tahapnya adalah : •
Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan dalam kolom 1.
•
Beri
bobot
masing-masing
faktor
tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-
74
faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan
(semua
bobot
tersebut
jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00). •
Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing memberikan
faktor skala
mulai
dengan dari
4
(outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap
kondisi
perusahaan
yang
bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai dari +1 sampai dengan +4 (sangat baik) dengan membandingkannya dengan rata - rata industri atau dengan pesaing utama. Sedangkan,
variabel
yang
bersifat
negatif, kebalikannya. Contohnya, jika kelemahan perusahaan besar sekali dibandingkan dengan rata-rata industri, nilainya adalah 1, sedangkan jika kelemahan perusahaan dibawah ratarata industri, nilainya adalah 4.
75
•
Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4 hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing – masing faktor yang nilainya bervariasi mulai 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor)
•
Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor – faktor tertentu dipilih, dan bagaiman skor pembobotannya dihitung.
•
Jumlahkan
skor
pembobotan
(pada
kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan
bagi
perusahaan
bersangkutan.
Nilai
menunjukkan
bagaimana
total
yang ini
perusahaan
tertentu bereaksi terhadap faktor – faktor strategis internalnya. Skor total ini
dapat
digunakan
untuk
membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.
76
2.14.2.2
Value Chain Services Business (Value Shop) Menurut Michael Porter (Ward dan Pepard 2002,p244) value chain analysis adalah kegiatan menganalisa kumpulan aktivitas yang dilakukan untuk merancang, memproduksi, memasarkan, mengantarkan dan mendukung produk atau jasa.
SUPPORT ACTIVITIES
Firm Infrastructure Human Resource Management
Procurement Inbound
Operations
Outbond Logistic
Logistic
Marketing &
Service
Sales
PRIMARY ACTIVITIES
Gambar 2.19 Value Chain Service Business Pendekatan value chain dibedakan menjadi dua tipe aktivitas bisnis (Ward dan Peppard, 2002,p263) :
Margin = value added - cost
Technology Development
77
1. Aktivitas Utama (Primary Activities) Aktivitas utama merupakan aktivitas pokok dan vital yang harus dilakukan oleh peusahaan dalam rangka untuk mencapai visi, misi, dan tujuan dari perusahaan. Aktivitas-aktivitas utama harus dilakukan dengan baik dan optimal untuk memperoleh suatu keuntungan kompetitif. Aktivitas utama terdiri dari inbound logistic, outbound logistic, sales & marketing, dan services.
a. Inbound Logistic Inbound Logistic merupakan semua kegiatan dan proses mencari, menerima serta menyimpan input yang diperoleh suatu perusahaan. Input yang dimaksud adalah semua sumber daya yang diperlukan oleh perusahaan dalam menjalankan kegiatannya, seperti : bahan baku, tenaga kerja, modal, dan lain - lain. Kegiatan inbound logistic ini meliputi pembelian dan pengadaan
bahan
baku,
perekrutan
karyawan,
pengadaan inventaris perusahaan. b. Operations Kegiatan
operations
meliputi
semua
kegiatan
perusahaan dalam mengubah bahan baku menjadi barang jadi atau menghasilkan suatu jasa, pelayanan
78
bagi konsumen. Kegiatan operations ini memerlukan sumber daya yang diperoleh melalui kegiatan inbound Logistic. c. Outbound Logistic Kegiatan
outbound
logistic
mencakup
kegiatan
distribusi barang atau jasa ke pelanggan baik secara langsung ke pelanggan maupun secara tidak langsung melalui agen dan kegiatan pengepakan barang. d. Sales & Marketing Sales & Marketing ini merupakan suatu kegiatan memasarkan barnag dan jasa ke pelanggan. Kegiatan ini bertujuan untuk meyakinkan calon pembeli akan barang atau jasa yang ditawarkan dan membujuk mereka untuk membeli dan menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan. e. Services Services merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk memberikan layanan kepada pelanggan sehingga pelanggan mendapatkan keuntungan penuh dari produk yang telah dibeli.
79
2. Aktivitas pendukung Aktivitas pendukung merupakan kumpulan dari aktivitas-aktivitas yang berfungsi untuk mendukung dan menyokong
aktivitas
utama
yang
dilakukan
oleh
perusahaan. Baik atau buruknya aktivitasnya pendukung dapat
dilihat
dari
sukses
atau
tidaknya
aktivitas
pendukung. a. Technology Menjelaskan mengenai teknologi apa saja yang digunakan
dalam
perusahaan
tersebut
dalam
mendukung dan membantu kinerja para karyawan yang ada dalam perusahaan. b. Human Resources Management Human Resources Management merupakan suatu cara bagaimana perusahaan mampu mengatur sumber daya manusia yang dimiliki agar mampu bekerja dengan baik serta mendukung perusahaan dalam mencapai tujuannya. Aktivitas ini berupa pelatihan, pembekalan ilmu dan skill. c. Infrastructure Infrastruktur merupakan semua sarana dan fasilitas yang diperlukan oleh perusahaan dalam mendukung semua proses bisnisnya.
80
d. Procurement Procurement merupakan suatu proses pengadaan barang dari pemasok ke perusahaan dimulai dari pemesanan, pengiriman serta pembayaran. e. Margin Margin adalah selisih antara nilai total dengan biaya kolektif untuk menyelenggarakan aktivitas nilai.
2.14.2.3
Balanced Scorecard Menurut jurnal Pengukuran Kinerja Divisi TI Menggunakan IT Balanced Scorecard, balanced scorecard menerjemahkan misi dan strategi unit bisnis ke dalam berbagai tujuan dan ukuran. Balanced scorecard menyatakan adanya keseimbangan antara berbagai ukuran eksternal para pemegang saham dan pelanggan, dengan berbagai ukuran internal proses bisni
penting,
inovasi,
serta
pembelajaran
dan
pertumbuhan. Menurut
Bernard
(2005,
p296),
balance
scorecard telah melampaui ukuran finansial dari keberhasilan suatu perusahaan dan menetapkan tujuan dan ukuran dalam empat kunci pandangan bisnis utama : pelanggan, keuangan, proses bisnis internal, dan learning and growth.
81
Balance scorecard mengusulkan orang – orang untuk melihat perusahaan dari empat perspektik, (bukan hanya dari perspektif uang) dan membuat sebuah metrics, mengumpulkan data, dan menganalisis perusahaan yang berelasi dengan setiap perspektif ini. Balanced scorecard adalah sistem manajemen dan
merupakan
sebuah
pengukuran
yang
memungkinkan perusahaan untuk memperjelas visi dan strategi dan menerjemahkannya ke dalam tindakan. Balanced scorecard memberikan umpan balik di sekitar proses bisnis internal dan hasil eksternal dalam rangka untuk terus meningkatkan kinerja strategis dan hasilnya. Ketika sudah menyebar, balanced scorecard mentranformasikan rencana strategis dari sebuah latihan akademis menjadi pusat kekuatan dari sebuah perusahaan.
82
Gambar 2.20 Balanced Scorecard
2.14.2.4
Critical Success Factor (CSF) dan Key Performance Indicator (KPI) Menurut Ward dan Peppard (2002, p209), analisis Critidal Success Factor (CSF) merupakan area terbatas dalam suatu bisnis yang apabila terpenuhi
83
maka akan menjamin kesuksesan kinerja kompetitif bagi perusahaan. Rockart (Ward dan Peppard, 2002, p209) mendefinisikan CSF sebagai area tertentu dalam perusahaan, dimana jika hasil dari area tersebut memuaskan,
maka
akan
menjamin
keberhasilan
perusahaan dalam bersaing. Area tersebut adalah area kunci dimana ‘sesuatu harus berjalan dengan baik dan benar’, sehingga keberhasilan bisns dapat dicapai dan terus berkembang. Manfaat dari analisis CSF menurut Ward dan Peppard (2002, p209) adalah sebagai berikut : i.
Analisis CSF merupakan teknik yang paling efektif dalam melibatkan manajemen senior dalam keseluruhan telah berakar pada bisnis
dan
memberikan
komitmen
bagi
manajemen puncak dalam menggunakan sistem informasi yang diselaraskan dengan pencapaian tujuan perusahaan melalui area bisnis yang kritis. ii.
Analisis CSF menghubungkan proyek SI yang akan diimplementasikan untuk mencapai tujuannya, dengan demikian sistem informasi nantinya akan dapat direalisasikan agar sejalan dengan strategi bisnis perusahaan.
84
iii.
Dalam wawancara dengan manajemen senior, analisa CSF dapat menjadi perantara yang baik dalam mengetahui informasi apa yang diperlukan setiap individu.
iv.
Dengan menyediakan suatu hubungan dengan
kebutuhan
memegang
informasi,
peranan
analisa
penting
CSF dalam
memprioritaskan investasi modal yang potensial. v.
Analisis CSF sangat berguna dalam perencanaan sistem informasi pada saat strategi bisnis tidak berjalan sesuai dengan tujuan perusahaan, dengan memfokuskan pada masalahmasalah tertentu yang paling kritis.
vi.
Analisis CSF sangat berguna apabila digunakam sejalan dengan analisis value chain dalam mengidentifikasi proses yang paling kritis, serta memberikan fokus pada pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan yang paling tepat untuk dilaksanakan.
2.14.2.5
CONOPS 2.14.2.5.1
CONOPS Scenario Menurut Bernard (2005, p294), Concept of Operations Scenario adalah dokumen naratif yang menggambarkan
85
bagaimana
enterprise
menjalankan
rencananya
sekarang
atau
untuk
depan
dengan
beberapa
tahun
memberikan
ke
faktor
internal
serta
eksternal yang diidentifikasikan dalam analisis SWOT. Dengan
demikian,
enterprise
dapat mengevaluasi asumsi perencanaan dan hasil yang diharapkan pada skenario dan mengevaluasi manfaat dan kerugian secara relatif dalam peningkatan bagianbagian tertentu. Pengembangan aktivitas skenario dapat menjadi sesuatu yang bernilai bagi enterprise pada lingkungan operasi yang dinamis dan bergejolak.
2.14.2.5.2
CONOPS Diagram Menurut Bernard (2005, p295), Concept
of
Operations
(CONOPS)
diagram adalah penggambaran secara grafis tentang bagaimana fungsi-fungsi enterprise
secara
keseluruhan
atau
dalam beberapa bagian area tertentu yang menarik.
86
Conops diagram ini menjelaskan level tingkat tinggi bagaimana sistem yang dirangkai dan disebut “Hurricane Warning
System”
yang
akan
utama
dengan
menyediakan
pengawasan
titik
koordinat
kemampuan
laporan
menyampaikan
dan
misi
menggunakan sumber daya land-based, sea-based, airbone, and space-based.
Gambar 2.21 Concept of Operations Diagram
2.14.2.6
Strategic Menurut Thompson dan Strickland (2001,p3), strategi adalah sekumpulan langkah-langkah kompetitif dan pendekatan – pendekatan bisnis yang digunakan oleh
manager
untuk
menarik
dan
memuaskan
87
pelanggan,
bersaing,
mengembangkan
bisnis,
melaksanakan operasional sehari-hari dan mencapai tujuan yang ditargetkan. Strategi mengindikasikan pilihan-pilihan
yang
diambil
perusahaan
mendapatkan
perubahan
-
tentang
bagaimana
pelanggan,
merespon,
perubahan
pasar,
berkompetisi,
mengembangkan bisnis, dan bagaimana cara untuk mencapai target.
2.14.2.6.1
Security Plan Menurut Bernard (2005, p328), perencanaan
keamanan
yang
menyediakan dua deskripsi high – level dan deskripsi detil keamanan yang memberikan
efek
perusahaan,
termasuk
personil,
unsur
–
ke
seluruh
fisik,
unsur
data,
prosedur
keamanan dan operasional. Contoh outline : 1. Introduction Purpose of the IT security program Principles of IT security Critical success factors Intended outcomes
88
Perfomance measures 2. Policy Executive guidance Technical guidance Applicable law and regulations Standards 3. Reporting requirements IT security program roles and responsibilities IT security program schedule and milestones IT security incident reporting 4. Concept of operations IT security threat summary IT security risk mitigation Integration
with
enterprise
architecture Component/system security plans 5. Security program elements Information security Personnel security Operational security Physical security 6. Standard operating procedures Test and evaluation
89
Risk assessment Certification and accreditation Disaster
recovery/continuity
of
operations Records protection and archiving Data privacy
2.14.2.6.2
Technology Forecast Menurut Bernard (2005, p334), perkiraan teknologi yang akan
mendukung
dan
berhubungan dengan teknologi standar
ST-1.
Dokumentasi
perkiraan
teknologi
mengecualikan perubahan dalam salah
satu
standar
yang
tercantum dalam artifak ST-1, dimana perubahaan masa depan kelihatan
terjadi
atau
akan
terjadi. •
Meng-capture yang
perubahan
diharapkan
terkait
dengan standar teknologi dan konvensi
90
•
Mengidentifikasikan standar teknologi kritis, kelemahan, dan
dampak
perubahan
terhadap arsitektur •
Berisi spesifikasi prediksi tentang ketersediaan standar yang ada, dan hubungannya dengan spesifikasi elemen system/application framework
Gambar 2.22 Technology Forecast
91
2.14.2.6.3
Workforce Plan Menurut Bernard (2005, p335), perencanaan tenaga kerja memberikan deskripsi high – level bagaimana sumber daya manusia dikelola perusahaan.
di seluruh
Rencana
tenaga
kerja meliputi strategi untuk merekrut tenaga kerja, retensi, dan
profesionalisme
dalam
tingkat eksekutif, manajemen, dan staff dari perusahaan. Outline Workforce Plan : •
Summary
of
Human
Capital
Management
Strategy •
Line
of
Business
Requirements •
Executive Competencies
Level and
Professional Development Plans •
Management Competencies
Level and
92
Professional Development Plans o Line of Business A o Line of Business B o Line of Business C o Line of Business D •
Staff Level Competencies and
Professional
Development Plans o Line of Business A o Line of Business B o Line of Business C o Line of Business D
93
•
Performance
Review
Process •
Benefits Program
•
Training
and
Tuition
Assistance Program