BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Romney & Steinbart (2009: 28) “Accounting Information System is a system that collects, records, stores, and processes data to produce information for decision makers”, yang artinya Sistem Informasi Akuntansi adalah sebuah sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan memproses data agar menghasilkan informasi yang berguna bagi pengambil keputusan. Menurut Bodnar & Hopwood (2010: 1) “Accounting Information System is a collection of resources, such as people and equipment, designed to transform financial and other data into information”, yang artinya Sistem Informasi Akuntansi adalah kumpulan dari sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi. Jadi, dapat disimpulkan Sistem informasi akuntansi adalah sebuah sistem atau kumpulan dari sumber daya yang dirancang agar menghasilkan informasi yang berguna.
2.1.2 Pengertian Analisis Sistem Menurut Satzinger, et al. (2005: 4) “System analysis is the process of understanding and specifying in detail what the information system should do”, yang artinya Analisis sistem adalah proses understanding dan specifying secara rinci apa yang harus dilakukan sistem informasi. Menurut Whitten & Bentley (2009: 32) “System analysis is the study of a business problem domain to recommend improvements and specify the business requirements and priorities for the solution”, yang artinya Analisis sistem adalah sebuah pembelajaran mengenai domain masalah bisnis untuk rekomendasi pengembangan dan menentukan kebutuhan bisnis dan prioritas untuk solusinya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa analisis sistem adalah sebuah proses understanding dan specifying sebuah sistem untuk pengembangan dari sistem tersebut. 6
7 2.1.3 Pengertian Perancangan Sistem Menurut Satzinger, et al. (2005: 4) “System design is the process of specifying in detail how many components of the information system should be physically implemented”, yang artinya ialah perancangan sistem adalah proses menentukan secara rinci berapa banyak komponen dari sistem informasi yang harus diimplementasikan secara fisik. Menurut Whitten & Bentley (2009: 33) “System design is the specification or construction of a technical, computer based solution for the business requirements identified in a system analysis”, yang artinya ialah Perancangan sistem merupakan spesifikasi atau konstruksi solusi teknis yang berbasis komputer sebagai persyaratan bisnis yang diidentifikasikan dalam analisis sistem. Jadi, dapat disimpulkan bahwa perancangan sistem adalah suatu proses merancang sebuah sistem baru sebagai hasil dari analisa sistem yang sebelumnya telah dilakukan.
2.1.4 Klasifikasi Sistem Informasi Menurut Gupta (2011: 18) “Information systems are categorized this way to spotlight the major roles each plays in the operations and management of a business. Some brief examples of such information systems categories are given ahead. 1. Operations Support Systems Information systems have always been needed to process data generated by, and used in, business operations.Such Operation Support Systems produce a variety of information products for internal and external use. Transaction processing systems are important examples of operations support systems that record and process the data resulting from business transactions.They process transactions in two basic ways. In batch processing, transactions data are accumulated over a period of time and processed periodically. In real-time (or online) processing, data are processed immediately after a transaction occurs. For example, point-of-sale (POS) systems at many retail stores use electronic cash register terminal to capture and transmit sales data electronically over telecommunications links to regional computer centers for immediate (real-time) or nightly (batch) processing.
8 Process control systems monitor and control physical processes. Enterprise collaboration systems enhace team and workgroup communications and productivity and include applications that are sometimes called office automation systems.
2. Management Support Systems When information system applications focus on providing information and support for effective decision making by managers, they are called management support systems. Providing information and support for decision making by all types of managers and business professionals is a complex task. Management Information Systems provide information in the form of reports and displays to managers and many business professionals. Decision support systems give direct computer support to managers during the decision making process. Executive information systems provide critical information from wide variety of internal and external sources in easy-to-use displays to executives and managers.
3. Other Classifications of Information Systems Several other categories of information systems can support either operations or management applications. For example, expert systems can provide expert advice for operational chores like equipment diagnostics or managerial decisions such as loan portfolio management. Knowledge management systems are knowledge-based information systems that support creation, organization, and dissemination of business knowledge to employees and managers throughout a company. Information systems that focus on operational and managerial applications in support of basic business functions such as accounting or marketing are known as functional business systems. Finally, strategic information systems apply information technology to a firm’s products, services, or business processes to help it gain a strategic advantage over its competitors. ”
Yang diartikan sebagai sistem informasi dikategorikan sebagai dengan caracara berikut untuk menekankan peranan utama dari setiap pengelolaan dan operasional suatu bisnis.Berikut merupakan beberapa informasi singkat mengenai sistem informasi. 1. Operations Support Systems
9 Sistem informasi selalu digunakan untuk memproses data yang dihasilkan dan digunakan dalam kegiatan operasional bisnis. Seperti Operation Support Sysyem yang menghasilkan berbagai informasi produk untuk keperluan internal dan external. Transaction processing systems merupakan contoh penting dalam operations support systems yang merekam dan memproses data yang dihasilkan dari transaksi bisnis. Ada dua cara mendasar dalam memproses transaksi. Dalam batch processing, transaksi data diakumulasi dalam waktu tertentu dan diproses secata periodic. Dalam real time (atau online) processing, data diproses segera setelah munculnya sebuah transaksi. Sebagai contoh, point-of-sale (POS) systems di banyak toko retail memakai electronic cash register terminal untuk menangkap dan mengirimkan data penjualan secara elektronik melewati link telekomunikasi kepada regional computer centers untuk immediate (real-time) atau nightly (batch) processing. Process control systems mengawas dan mengontrol proses secara fisik. Enterprise collaboration systems meningkatkan komunikasi tim dan kelompok serta produktivitas dan mencakup aplikasi yang terkadang disebut dengan office automation systems.
2. Management Support System Ketika sistem informasi aplikasi fokus kepada menyediakan informasi dan mendukung pengambilan keputusan yang efektif untuk manajer, itulah yang disebut dengan management support systems. Menyediakan informasi dan mendukung pengambilan keputusan untuk semua manajer dan professional bisnis merupakan tugas yang sulit. Management Information Systems menyediakan informasi dalam bentuk laporan dan tampilan untuk manajer dan banyak professional bisnis. Decision support systems memberikan dukungan komputer secara langsung ke manajer saat proses pengambilan keputusan. Executive information systems menyediakan informasi penting dari berbagai macam sumber internal dan external dalam tampilan easy-to-use untuk para eksekutif dan manajer.
3. Klasifikasi lain dari Sistem Informasi Beberapa kategori lain dari sistem informasi dapat mendukung operasional maupun aplikasi manajemen. Sebagai contoh, expert systems dapat menyediakan expert advice untuk tugas operasional seperti diagnostik peralatan atau keputusan manajerial seperti loan portfolio management. Knowledge management systems
10 merupakan sistem informasi berbasis pengetahuan yang mendukung penciptaan, pengelolaan, dan penyebaran pengetahuan bisnis kepada karyawan dan manajer di suatu perusahaan.Sistem informasi yang fokus pada aplikasi operasional dan manajerial dapat mendukung fungsi dasar bisnis seperti akuntansi atau marketing dikenal dengan functional business systems. Pada akhirnya, strategic information systems mengaplikasikan teknologi informasi pada produk, jasa, atau proses bisnis perusahaan untuk membantu meningkatkan keuntungan strategi daripada para pesaingnya.
2.2 Teori Khusus 2.2.1 Perusahaan Jasa Menurut Kotler (2009: 386), “A service is any act of performance that one party can offer to another that essentially intangible and does not result in the ownership of anything its production may or may not to be tied to physical product”, yang berarti jasa adalah setiap tindakan atau kinerja yang ditawarkan oleh satu pihak ke pihak lain yang secara prinsip tidak berwujud dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan. Produksi jasa dapat terikat pada suatu produk fisik. Menurut
Aisyah
dan
Fitria
(2009:
201),
Perusahaan jasa
adalah
perusahaan yang didirikan seseorang atau sekelompok orang yang kegiatan pokoknya bergerak dalam bidang pelayanan jasa atau menjual jasa. Perusahaan jasa dapat berupa perusahaan perorangan, persekutuan ataupun perseroan. Perusahaan jasa yang banyak dijumpai di sekitar kita, contohnya bengkel mobil ataupun motor, salon kecantikan, perusahaan telekomunikasi, dan gedunggedung
bioskop,
jasa/servis
elektronik,
persewaan
komputer,
persewaan
kendaraan/mobil dan masih banyak lagi yang lain. Menurut Kotler dan Keller (2009: 389) yang diterjemahkan oleh Sabran, Karakteristik jasa dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Intangibility (Tidak berwujud) Jasa tidak dapat dilihat, didengar dicium, sampai jasa tersebut dibeli oleh konsumen. 2. Inseparability (Tidak dapat dipisahkan) Jasa dikonsumsi atau diproduksi secara bersamaan atau dalam waktu yang bersamaan. Jasa tidak dapat dipisahkan dari produsennya. Jasa tidak berlaku bagi
11 produk fisik yang diproduksi, digudangkan, atau disimpan, didistribusikan pada berbagai penjual dan dikonsumsi oleh konsumen. 3. Variability (Heterogenitas) Jasa adalah sangat bervariasi, sejak jasa tersebut bergantung pada siapa yang menyediakan jasa itu dan kapan jasa tersebut disediakan. Pembeli jasa sangat berhati-hati dengan tingkat variasi jasa dan seringkali membicarakannya dengan orang lain sebelum menentukan penyedia jasa yang tepat. 4. Perishability (Tidak tahan lama) Jasa tidak dapat disimpan. Keadaan tidak tahan lama dari jasa bukan merupakan suatu masalah ketika permintaannya stabil, sebab ini adalah memudahkan dalam melakukan persiapan sebelum melakukan suatu kegiatan jasa ketika permintaan berfluktuasi maka perusahaan jasa akan mengalami kesulitan.
2.2.1.1 Departemen Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, departemen adalah cabang pekerjaan yang dikepalai oleh manajer tunggal. PT. Gada Pratama Samalangu memiliki beberapa departemen didalamnya, yaitu: a. Departemen Operasional Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, operasional adalah operasi yang didasarkan pada aturan atau operasi yang sesuai dan tidak menyimpang dari suatu norma atau kaidah. Sehingga Departemen Operasional adalah sebuah cabang pekerjaan yang menjalankan suatu operasi berdasarkan aturan perusahaan yang mana dikepalai oleh seorang manajer operasional. Bagian Operasional PT. Gada Pratama Samalangu memiliki beberapa bagian dibawahnya, yaitu: 1. Customer Service Menurut Oxford Dictionary, customer service adalah ”The assistance and advice provided by a company to those people who buy or use its products or services”, yang berarti adalah bantuan dan saran yang diberikan oleh perusahaan kepada orang-orang yang membeli atau menggunakan produk atau jasa perusahaan tersebut. 2. Crew
12 Menurut Oxford Dictionary, crew adalah “A group of people who work closely together”, yang berarti adalah sekelompok orang yang bekerja sama. Crew pada PT. Gada Pratama Samalangu terdiri atas dua bagian, yaitu: 1) Driver Menurut Oxford Dictionary, driver adalah “A person who drives a vehicle”, yang berarti adalah seseorang yang mengendarai sebuah kendaraan. 2)
Co-Driver Menurut Oxford Dictionary, co-driver adalah “A person who shares the
driving of a vehicle with another”, yang berarti adalah seseorang yang saling berbagi dalam mengendarai kendaraan dengan orang lain.
b. Departemen Keuangan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, keuangan adalah seluk beluk uang; urusan uang. Sehingga Departemen Keuangan adalah sebuah cabang pekerjaan yang menjalankan seluruh seluk beluk dan urusan mengenai uang, yang mana dikepalai oleh seorang manajer keuangan. Didalam Departemen Keuangan direncanakan adanya departemen tambahan yaitu: 1. Departemen Akuntansi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, akuntansi adalah teori dan praktik perakunan, termasuk tanggung jawab, prinsip, standar, kelaziman (kebiasaan), dan semua kegiatannya atau seni pencatatan dan pengikhtisaran transaksi keuangan dan penafsiran akibat suatu transaksi terhadap suatu kesatuan ekonomi. Sehingga Departemen Akuntansi adalah sebuah cabang pekerjaan yang menjalankan seni pencatatan dan pengikhtisaran transaksi keuangan dan penafsiran akibat suatu transaksi terhadap suatu kesatuan ekonomi yang mana dikepalai oleh seorang manajer keuangan.
2.2.2 Transaksi dan Pencatatan pada Perusahaan Jasa 2.2.2.1 Arus Transaksi Bisnis atau Prosedur Pada PT. Gada Pratama Samalangu terdapat beberapa prosedur, antara lain: a. Prosedur Pendaftaran Pelanggan
13 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendaftaran adalah proses, cara, perbuatan mendaftar (mendaftarkan); pencatatan nama, alamat, dan sebagainya dalam daftar. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pelanggan adalah orang yang membeli (menggunakan) barang secara tetap. Sehingga pendaftaran pelanggan adalah proses pencatatan dalam daftar yang berisi nama, alamat, dan sebagainya dari seseorang yang membeli atau menggunakan barang secara tetap. Menurut Schiffman dan Kamuk (2010: 23) ada dua jenis pelanggan, yaitu individu dan organisasi. Pelanggan individu membeli barang dan jasa untuk digunakan sendiri, sedangkan pelanggan organisasi, termasuk di dalamnya perusahaan profit, non-profit, pemerintah, dan institusi, membeli produk bertujuan untuk menjalankan organisasi. Pelanggan tetap pada PT. Gada Pratama Samalangu pada sistem yang diusulkan akan disebut sebagai member. Menurut Oxford Dictionary, member adalah “A person, country, or organization that has joined a group, society, or team”, yang berarti adalah seseorang, negara atau organisasi yang tergabung dalam suatu kelompok, lembaga, atau tim.
b. Prosedur Penerimaan Kas Menurut
Warren,
et
al.
(2005:
71-72)
yang
diterjemahkan
oleh
Sirait&Gunawan, transaksi terjadi bermula ketika manajer atau karyawan memberikan persetujuan otorisasi atas transaksi. Kemudian transaksi tersebut dilakukan. Pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi ini biasanya menyiapkan dokumen yang menjelaskan rincian transaksi. Dokumen-dokumen inilah yang menjadi dasar untuk menganalisa dan mencatat transaksi. Transaksi pertama-tama akan dicatat ke dalam jurnal, kemudian secara periodik, ayat jurnal tersebut dipindahkan ke akun-akun pada buku besar. Proses pemindahan debit dan kredit ini dari ayat jurnal ke akun-akun dinamakan pemindah bukuan atau posting. Menurut Dull, et al. (2012: 385) “The billing/accounts receivable/ cash receipts (B/AR/CR) process is an interacting structure of people, equipment,
14 activities, and control designed to create information flows and records that accomplish the following: 1. Support the repetitive work routines of the credit department, the cashier, and the accounts receivable department, 2. Support the problem-solving processes of financial managers, 3. Assist in the preparation of internal and external reports Yang diartikan sebagai proses billing atau account receivable atau cash recipients (B/AR/CR) adalah struktur dari manusia, peralatan, aktivitas, dan kontrol yang saling berinteraksi yang dirancang untuk menghasilkan alur dan rekaman informasi yang dapat dicapai melalui: 1. Mendukung rutinitas kerja yang repetitif dari credit department, kasir, dan account receivable department. 2. Mendukung proses penyelesaian masalah dari manajer keuangan 3. Membantu persiapan laporan internal dan eksternal.
c. Prosedur Pengeluaran Kas Menurut Narko (2009: 509) pengeluaran kas adalah suatu set sumber daya manusia dan model dalam suatu organisasinya yang berguna untuk menyiapkan informasi keuangan dan juga informasi yang diperoleh dari kegiatan pengumpulan dan
pengolahan
data
transaksi,
serta
prosedur
utang/voucher. Bentuk-
bentuk pengeluaran kas disebutkan sebagai berikut: 1. Uang Tunai 2. Cek, Bilyet Giro 3. Voucher Dokumen-Dokumen yang berhubungan dengan pengeluaran kas diantaranya: 1. Surat Permintaan Barang Merupakan dokumen yang digunakan untuk memesan barang yang telah diproses. Formulir ini berisi permintaan kepada perusahaan untuk mengirim barang tertentu. Dalam surat permintaan ini dinyatakan jumlah atau berat yang dikirim, spesifikasi barang yang dikirim, harga barang, cara pembungkusan dan negara atau kode tujuan untuk pelanggan, 1 copy untuk bagian yang bersangkutan, 1 copy untuk pembukuan atau akutansi. 2. Kas Bon
15 Merupakan bukti permohonan pengeluaran uang yang akan digunakan untuk menguras dokumen-dokumen atapun pembayaran yang dipergunakan oleh suatu departemen, jumlah uang yang diminta ini akan dikeluarkan apabila sudah dapat persetujuan dari kepala departemen yang bersangkutan dan manager cabang. 3. Tutup Bon Dokumen yang berisikan jumlah uang yang telah dipakai untuk pengurus dokumen ataupun pembayaran, tutup bon ini diakui kebenarannya apabila sudah ditanda tangani oleh kepala departemen yang bersangkutan, manajer cabang dan disertai bukti-bukti atas pembayaran yang telah dilakukan. 4. Surat Penawaran Harga Merupakan surat dari perusahaaan yang berisi penawaran harga dari barang yang diberikan. 5. Tanda Terima Dokumen ini berisikan pernyataan tentang sejumlah uang yang telah diberikan oleh kasir kepada pegawai operasional yang akan digunakan untuk mengurus dokumen. 6. Bukti Pembayaran Berupa kwitansi, struk pembayaran atau dokumen lainnya yang menunjukan telah terjadi pembayaran yang dilakukan oleh pegawai operasional.
d. Proses Pengeluaran Kas Proses pengeluaran kas mengontrol pengeluaran cek seperti juga pengeluaran tunai. Biasannya cek digunakan untuk mayoritas pengeluaran besar, dengan pengeluaran mata uang yang dibatasi untuk jumlah kecil yang ditarik dan diperhitungkan untuk dana pembayaran dimuka memiliki kas kecil. Konsep dasar pembayaran uang muka tidak dibatasi untuk kontrol kas kecil. Dana pembayaran dimuka adalah dana yang dipelihara pada jumlah tertentu yang ditentukan sebelumnya. Akun pemeriksaaan pembayaran dimuka yang terpisah bisa dipelihara untuk kategori dan pengeluaran lain, seperti pembayaran deviden. Dalam proses pengeluaran kas, terdapat langkah-langkah pembukuan dan pengecekkannya, yaitu: 1. Faktur penjualan disusun urut abjad pelanggan. 2. Jumlah rupiah dari semua dijumlahkan dengan menggunakan mesin hitung yang mempunyai pita hitung menghasilkan pita hitung.
16 3. Buku jurnal diposting ke buku besar. 4. Buku jurnal di jumlahkan hasilnya di cocokan dengan pita hitung. 5. Bukti diposting ke rekening pembantu masing- masing pelanggan. 6. Jumlah yang diposting ke rekening pembantu tanggal tersebut dibuatkan pita hitung. 7. Cocokan pita hitung. 8. Jumlah dari buku jurnal diposting ke rekening buku besar. 9. Cocokan jumlah yang diposting ke buku besar pada tanggal tersebut dengan pita hitung. Sementara itu, prosedur pengeluaran kas terbagi menjadi 4 (empat) yaitu sebagai berikut: 1. Prosedur permintaan cek Dalam prosedur ini fungsi memerlukan pengeluaran kas mengajukan permintaan pengeluaran kas dengan mengisi permintaan cek. Dokumen ini dimintakan otorisasi dari kepala fungsi yang bersangkutan dan kirim ke fungsi akutansi. 2. Prosedur pembuatan bukti kas keluar Berdasarkan dokumen pendukung yang dikumpulkan melalui sistem pembelian atau berdasarkan permintaan cek yang diterima oleh fungsi akutansi, dari prosedur pembuatan bukti kas keluar, bagian akutansi membuat bukti kas keluar. Bukti kas keluar ini berfungsi sebagai perintah kepada fungsi kas untuk mengisi cek sebesar jumlah rupiah yang tercantum pada dokumen tersebut dan mengirimkan cek tersebut kepada kreditur yang namanya ditulis dalam dokumen tersebut. 3. Prosedur pembayaran kas Dalam prosedur ini fungsi kas mengisi cek, meminta tanndatangan atas cek kepada pejabat yang berwenang, dan mengirimkan cek tersebut kepada kreditur yang namanya tercantum pada bukti kas keluar. 4. Prosedur pencacatan pengeluaran kas Dalam prosedur ini, fungsi akutansi mencatatat pengeluaran kas didalamnya jurnal pengeluaran kas atau register cek.
2.2.2.2 Jurnal Didalam Akuntansi, terdapat dua jenis jurnal, yaitu: a. Jurnal Umum
17 Kieso, et al (2011: 87) menjelaskan mengenai Jurnal Umum sebagai berikut: “In order to have a complete record of each transaction or other event in one place, a company uses a journal (also called “the book of original entry”). In its simplest form, a general journal chronologically lists transactions and other events, expressed in terms of debits and credits to accounts. Each general journal entry consists of four parts: (1) a date, (2) the accounts and amounts to be debited (Dr.), (3) the accounts and amounts to be credited (Cr.), and (4) an explanation. A company enters debits first, followed by the credits (slightly indented). The explanation begins below the name of the last account to be credited and may take one or more lines. A company completes the “Ref.” column at the time it posts the accounts.” Yang diartikan menjadi untuk memiliki sebuah rekaman lengkap untuk setiap transaksi atau peristiwa lain dalam satu tempat, perusahaan menggunakan jurnal (juga disebut “buku pemasukan asli”). Dalam bentuk yang paling sederhana, sebuah jurnal umum memiliki daftar kronologis dari transaksi dan peristiwa lain, yang dituliskan dalam bentuk debit dan kredit dari sebuah akun. Setiap jurnal umum terdiri atas empat bagian, yaitu: (1) tanggal, (2) akun dan jumlah yang didebit, (3) akun dan jumlah yang dikredit, dan (4) penjelasan. Perusahaan harus memasukkan debit terlebih dahulu, dilanjutkan ke kredit. Penjelasan ditulis dibawah nama akun yang di kredit dan dapat mengambil lebih dari satu baris. Lalu perusahaan melengkapi kolom “Ref.” dengan waktu saat akun tersebut dituliskan. Kiseo juga memberikan ilustrasi dalam pengisian jurnal umum, yaitu: “Illustration 3-7 depicts the technique of journalizing, using the first two transactions for Softbyte, Inc. These transactions were: September 1 Shareholders invested $15,000 cash in the corporation in exchange for ordinary shares. Purchased computer equipment for $7,000 cash. The J1 indicates these two entries are on the first page of the general journal.” Yang diterjemahkan menjadi Ilustrasi 3-7 menggambarkan teknik untuk menjurnal menggunakan dua transaksi awal untuk Softbyte, Inc. Berikut ini adalah transaksinya: 1 September Shareholders menginvestasikan $15,000 tunai dalam perusahaan untuk pembagian saham.
18 Melakukan pembelian perlengkapan komputer senilai $7,000 tunai. Jurnal dibawah ini mengindikasikan dua data tersebut dalam halaman awal dari jurnal umum.
Tabel 2. 1 Contoh Jurnal Umum GENERAL JOURNAL Date
Account Titles and Explanation
J1 Ref.
Debit
Credit
2011 Sept. 1
Cash
15000
Share Capital – Ordinary
15000
(Issued ordinary shares for cash) 1
Computer Equipment
7000
Cash
7000
(Purchased equipment for cash)
b. Jurnal Khusus Menurut Kieso, et al (2011: 87) “In some cases, a company uses special journals in addition to the general journal. Special journals summarize transaction processing a common characteristic (e.g., cash receipts, sales, purchases, cash payments). As a result, using them reduces bookkeeping time.” Yang diartikan menjadi dalam beberapa kasus, perusahaan menggunakan beberapa jurnal spesial untuk ditambahkan pada jurnal umum. Jurnal spesial atau jurnal khusus menyimpulkan pemrosesan transaksi dalam karakteristik tertentu (contoh: cash receipts, penjualan, pembelian, pembayaran tunai). Hasilnya, menggunakan jurnal khusus tersebut dapat mengurangi waktu pembukuan.
2.2.2.3 Formulir Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, formulir adalah lembar isian, surat isian. Pada PT. Gada Pratama Samalangu terdapat beberapa formulir yang diusulkan, yaitu: a. Formulir Order
19 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, order adalah perintah untuk melakukan sesuatu. Sehingga Formulir Order adalah suatu lembar isian atau surat isian yang berisikan perintah untuk melakukan sesuatu. b. Formulir Checklist Menurut Oxford Dictionary, checklist adalah “A list of items required, things to be done, or points to be considered, used as a reminder”, yang berarti daftar dari barang yang dibutuhkan, hal yang harus dilakukan, atau hal-hal yang harus dipertimbangkan, digunakan sebagai pengingat. Sehingga Formulir Checklist adalah suatu lembar isian atau surat isian yang berisikan daftar dari barang yang dibutuhkan, hal yang harus dilakukan, atau hal-hal yang harus dipertimbangkan dan digunakan sebagai pengingat. c. Kuitansi atau Invoice Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kuitansi adalah surat bukti penerimaan uang. Menurut Oxford Dictionary, invoice adalah “A list of goods sent or services provided, with a statement of the sum due for these; a bill”, yang berarti daftar dari barang yang dikirim atau layanan yang disediakan, dengan pernyataan mengenai jumlahnya atau sebuah tagihan.
2.2.2.4 Laporan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, laporan adalah segala sesuatu yg dilaporkan; berita. Menurut Oxford Dictionary, report (laporan) adalah “an account given of a particular matter, especially in the form of an official document, after thorough investigation or consideration by an appointed person or body”, yang berarti akun yang diberikan dari masalah tertentu, terutama dalam bentuk dokumen resmi, setelah penyelidikan atau pertimbangan menyeluruh yang dilakukan oleh orang atau badan yang ditunjuk. Terdapat beberapa jenis laporan, pada PT. Gada Pratama Samalangu, laporan-laporan tersebut antara lain: a. Laporan Transaksi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, laporan adalah segala sesuatu yg dilaporkan; berita. Sementara itu arti transaksi adalah persetujuan jual beli (dalam perdagangan) antara dua pihak; pelunasan (pemberesan) pembayaran.
20 Sehingga laporan transaksi adalah persetujuan jual beli atau pembayaran yang dilaporkan kepada pihak yang berwenang. b. Laporan Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (2009: 1) menjelaskan mengenai laporan keuangan dengan cara berikut: Laporan keuangan meliputi bagian dari proses laporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara, misalnya: sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Menurut Munawir (2010: 5), pada umumnya laporan keuangan itu terdiri dari neraca dan perhitungan laba-rugi serta laporan perubahan ekuitas. Harahap (2009: 105) menjelaskan laporan keuangan dengan cara berbeda, yaitu: Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah neraca, laporan laba-rugi atau hasil usaha, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, laporan posisi keuangan.
2.2.2.5 Catatan Akuntansi pada Perusahaan Jasa Warren et al. (2005: 75-79) menjelaskan dalam bukunya, bahwa: Beberapa transaksi yang dicatat dalam catatan akuntansi pada perusahaan jasa yaitu ketika perusahaan memperoleh pendapatan atas jasa pelayanan, maka akun kas meningkat dan di debit; akun pendapatan jasa meningkat dan di kredit. Kas
xxxxxxxx Pendapatan Jasa
xxxxxxxx
Ketika perusahaan bersedia untuk menjual barang atau jasa dan menerima pembayarannya kemudian, maka perusahaan tersebut telah mempunyai piutang usaha, yang merupakan klaim terhadap pembeli. Piutang usaha adalah aktiva dan meskipun belum menerima kas, perusahaan telah mengakui pendapatan. Jadi, akun piutang usaha meningkat dan di debit; akun pendapatan jasa meningkat dan di kredit. Piutang usaha Pendapatan Jasa
xxxxxxxx xxxxxxxx
21 Jika perusahaan menerima pembayaran piutang dari pelanggan (pelanggan membayar utang), maka satu aktiva meningkat dan aktiva lainnya menurun. Kas meningkat dan di debit; piutang usaha menurun dan di kredit. Kas
xxxxxxxx Piutang usaha
xxxxxxxx
2.2.3 Pengertian Towing Menurut Oxford Dictionary, towing adalah “(of a motor vehicle or boat) pull (another vehicle or boat) along with a rope, chain, or tow bar”, yang berarti kendaraan bermotor atau perahu yang menarik kendaraan atau perahu lain menggunakan tali, rantai atau tow bar.
2.2.4 Pengertian Mobil Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mobil adalah kendaraan darat yang dapat digerakkan oleh tenaga mesin, beroda empat atau lebih (selalu genap), biasanya menggunakan bahan bakar minyak untuk menghidupkan mesinnya.
2.2.5 Pengertian Asuransi Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan asuransi sebagai berikut: Asuransi adalah pertanggungan (perjanjian antara dua pihak, pihak yang satu berkewajiban membayar iuran dan pihak yang lain berkewajiban memberikan jaminan sepenuhnya kepada pembayar iuran apabila terjadi sesuatu yang menimpa pihak pertama atau barang miliknya sesuai dengan perjanjian yang dibuat).
2.2.6 Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Soemarso S.R (2004: 172) menjelaskan mengenai penerimaan kas dalam paragraf berikut: “Penerimaan kas adalah suatu transaksi yang menimbulkan bertumbuhnya saldo kas dan bank milik perusahaan yang diakibatkan adanya penjualan hasil produksi, penerimaan piutang maupun hasil transaksi lainnya yang menyebabkan bertambahnya kas.” Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian penerimaan kas adalah transaksi-transaksi yang mengakibatkan bertumbuhnya saldo-saldo kas tunai, dan atau rekening bank milik perusahaan baik yang berasal dari pendapatan tunai, penerimaan piutang, penerimaan transfer maupun penerimaan-penerimaan lainnya.
22 2.2.7 Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Akuntansi berbasis Object Oriented Analysis and Design (OOAD) 2.2.7.1 Unified Modeling Language (UML) Menurut Whitten & Bentley (2009: 371) “Unified Modeling Language is a set of modeling conventions that is used to specify or describe a software system in terms of object”, yang artinya Unified Modeling Language adalah sebuah kumpulan pemodelan konvensi yang digunakan untuk menentukan atau menggambarkan sebuah sistem software dari sisi obyek. Menurut Satzinger, et al (2005: 48) “Unified Modeling Language is a standard set of model constructs and notations developed specifically for objectoriented development”, yang artinya ialah Unified Modeling Language adalah sekumpulan standar dari model constructs dan notasi yang di kembangkan terutama untuk pengembangan object-oriented. Jadi, UML adalah sekumpulan pemodelan dan notasi yang digunakan untuk menggambarkan sistem informasi sebuah perusahaan.
2.2.7.2 Object Oriented Analysis and Design (OOAD) Menurut Satzinger, et al. (2005: 60) “Object Oriented Analysis defining all of the types of objects that do the work in a system and showing what user interactions are required to complete tasks”. Yang artinya ialah Object-Oriented Analysis (OOA) menjelaskan semua jenis dari objek yang melakukan pekerjaan di dalam sistem dan menampilkan apa saja yang dibutuhkan oleh use cases untuk menyelesaikan tugas. Menurut Satzinger, et al. (2005: 60) “Object Oriented Design defining all of the types of objects necessary to communicate with people and devices in the system, showing how the objects interact to complete the tasks, and refining the definition of each type of object so it can be implemented with a specific language or environment”. Yang terjemahannya yaitu, Object-Oriented Design (OOD) menjelaskan semua jenis dari objek penting untuk komunikasi dengan orang dan alat di dalam sistem, menampilkan bagaimana objek berinteraksi untuk menyelesaikan tugas, dan menyaring pengertian dari setiap jenis objek sehingga dapat di terapkan dengan bahasa dan lingkungan yang spesifik.
23 2.2.7.3 Analasis Sistem Informasi Akuntansi Didalam Analisis Sistem Informasi Akuntansi, terdapat beberapa hal, antara lain: a. Business Rules and Process Menurut Oxford Dictionary, business adalah “an activity that someone is engaged in.” Yang diartikan menjadi sebuah aktivitas dimana seseorang terikat pada aktivitas tersebut. Menurut Oxford Dictionary, rule adalah “one of a set of explicit or understood regulations or principles governing conduct a procedure within a particular area of activity.” Yang diartikan menjadi satu dari serangkaian peraturan atau prinsip yang mengatur prosedur dalam suatu area dalam sebuah aktivitas. Menurut Oxford Dictionary, process adalah “a series of actions or steps taken in order to achieve a particular end.” Yang diartikan menjadi sebuah rangkaian perilaku atau langkah yang diambil untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Berdasarkan pengertian business dan rules menurut Oxford Dictionary, maka pengertian dari business rules adalah serangkaian peraturan atau prinsip yang mengatur prosedur dalam suatu area dalam aktivitas bisnis. Berdasarkan pengertian business dan process menurut Oxford Dictionary, maka pengertian dari business process adalah rangkaian perilaku atau langkah yang diambil untuk mencapai suatu tujuan bisnis, yaitu mendapatkan keuntungan atau profit.
b. Activity Diagram Menurut Whitten & Bentley (2009: 390) “Activity diagram is a diagram that can be used to graphically depict the flow of a business process, the steps of a usecase, or the logic of an object behavior (method)”, yang artinya Activity diagram adalah sebuah diagram yang dapat digunakan untuk menggambarkan secara grafis alur dari proses bisnis, langkah-langkah dari usecase, atau logika dari behavior sebuah obyek (method). Menurut Satzinger, et al. (2009: 141) “Activity diagram is a tab of workflow diagram that describes the user activities and there sequential flow” yang artinya Activity diagram adalah sebuah label dari diagram alur kerja (workflow) yang menggambarkan aktivitas pengguna dan ada aliran sekuensialnya.
24 Jadi, dapat disimpulkan bahwa Activity Diagram merupakan diagram yang menggambarkan alur dari proses bisnis sebuah perusahaan.
c. Event Table Menurut Satzinger, et al. (2005: 174) “Event Table is a catalog of use cases that lists events in rows and key pieces of information about each event in coloumns.” Yang artinya ialah, event table adalah sebuah katalog use case yang memuat kejadian / event dalam baris dan informasi lainnya mengenai masing-masing kejadian dalam kolom. Menurut Muhairat, et al. (2010: 1), “UML Diagrams Generator: A New CASE Tool to Contruct the Use-Case and Class Diagrams from an Event Table”, event table adalah dokumentasi dari hasil analisa kejadian mengenali sekumpulan proses dari kejadian tersebut. Jadi, dapat disimpulkan bahwa event table adalah sebuah katalog atau dokumentasi use case yang memuat kejadian dan informasi mengenai kejadian tersebut. Pengertian event sendiri dijelaskan oleh Satzinger, et al. (2005: 167-170) “Event is an occurrence at a specific time and place that can be described and is worth remembering.” Yang artinya ialah Event adalah sebuah kejadian dalam suatu waktu dan tempat spesifik yang dapat dideskripsikan dan pantas untuk diingat. Terdapat tiga tipe event, yaitu: 1. External Events “An event that occurs outside the system, usually initiated by an external agent or actor”, yang diterjemahkan sebagai event yang terjadi diluar sistem, biasanya dimulai oleh external agent atau aktor. 2. Temporal Events “An event that occurs as a result of reaching a point in time”, yang diterjemahkan sebagai event yang terjadi sebagai hasil pencapaian suatu titik pada waktu tertentu. 3. State Events “An event that occurs when something happens inside the system that triggers the need for processing”, yang diterjemahkan sebagai event yang terjadi saat sesuatu terjadi dalam sistem yang menimbulkan kebutuhan untuk melakukan proses.
25 d. Domain Model Class Diagram Menurut Satzinger, et al. (2005: 184), “A UML class diagram that shows the things that are important in the users’ work: problem domain classes, their associations, and their attributes”, yang diterjemahkan sebagai sebuah UML class diagram yang menampilkan hal-hal penting bagi pekerjaan penggunanya, yaitu problem domain classes, asosiasi satu sama lain, dan atributnya. Pengertian mengenai class yang telah dijelaskan oleh Satzinger, et al. (2005: 63), “Class is a type or classification to which all similar objects belong.” Yang artinya yaitu, kelas adalah tipe atau klasifikasi objek-objek yang mirip dalam hal tertentu. Sementara itu, pengertian Attributers Menurut Satzinger, et al. (2005: 62), “Attributes is an object characteristics that have values, such as the size, shape, color, location, and caption of a button or label or the name, address, and phone number of a customer”. Yang terjemahannya yaitu, atribut adalah sebuah karakteristik objek yang mempunyai nilai seperti ukuran, bentuk, warna, lokasi, dan teks dari sebuah tombol atau label atau nama, alamat, dan nomor telepon dari seorang pelanggan. Menurut Whitten & Bentley (2009: 372), “Attribute is the data that represents characteristics of interest about an object”, yang artinya yaitu atribut ialah data yang mewakili karakteristik interest dari sebuah objek. Jadi, dapat disimpulkan bahwa atribut ialah data dari karakteristik sebuah objek. e. State Machine Diagram Menurut Satzinger, et al. (2005: 238), “State is a condition during an object’s life when it satisfies some criterion, performs some action, or waits for an event”. Yang terjemahannya ialah state adalah sebuah kondisi selama hidupnya sebuah objek ketika objek tersebut sudah memenuhi kriteria, menampilkan beberapa aksi, atau menunggu sebuah kejadian. Menurut Satzinger, et al. (2005: 238), “Transition is the movement of an object from one state to another state”. Yang terjemahannya yaitu Transisi adalah pergerakan sebuah objek dari satu state ke state lainnya. Sedangkan pengertian State Machine Diagram sendiri menurut Satzinger, et al. (2005: 214), “A statechart diagram, or more simply just a statechart, describes the collection of states of each object.” Yang terjemahannya yaitu Statechart
26 diagram atau yang biasa disebut statechart, mendeskripsikan kumpulan dari state dari sebuah objek.
f. Use Case Use Case terdiri dari hal-hal berikut ini: 1. User Goals Menurut Satzinger, et al. (2005: 167), “Each is performed by one user in a set time and place, and once it is completed, the system and its data are in a consistent state." Yang diartikan sebagai user goals dilakukan oleh setiap pengguna dalam waktu dan tempat yang ditentukan, dan setelah semuanya selesai, sistem dan datanya berada dalam status yang konsisten.
2. Use Case Diagram Menurut Satzinger, et al. (2009: 242) “Usecase is an activity the system carries out, usually in response to a request by a user of the system”, yang artinya ialah Usecase adalah aktivitas yang dibawa oleh sistem, biasanya untuk menanggapi sebuah permintaan dari pengguna sistem. Menurut Satzinger, et al. (2009: 242), “Usecase diagram is a diagram to show the various user roles and how those roles use the system”, yang artinya ialah Usecase diagram adalah diagram yang menampilkan berbagai peran pengguna dan bagaimana peran-peran tersebut menggunakan sistem.
3. CRUD Matrix Satzinger, et al. (2005: 199) menjelaskan mengenai CRUD Matrix dalam paragraf berikut: “CRUD Matrix serves an additional purpose when initially identifying use case and domain classes. An additional use case identification technique is to cross-check each domain class to verify that there are use cases that are responsible for creating, updating, and deleting each domain class.” Yang terjemahannya yaitu, CRUD Matrix menyediakan tujuan tambahan ketika pertama kali identifikasi use case dan domain class. Teknik identifikasi Use case tambahan ialah untuk mengecek masing-masing domain class untuk verifikasi bahwa use case tersebut bertanggung jawab atas creating, updating, dan deleting masing-masing domain class.
27 4. Detailed Level of Use Case Pada Detailed Level of Use Case terdapat tiga description, yaitu: 1) Brief Use Case Description Satzinger, et al. (2005: 220) menjelaskan Brief Use Case Description dalam paragraf berikut: “A brief description can be used for very simple use cases, especially when the system to be developed is so small, well-understood application. A simple use case would normally have a single scenario and very few, if any, exception conditions. Yang artinya ialah, brief description dapat digunakan pada use case yang sangat simple, terutama ketika sistem yang dikembangkan kecil, aplikasi yang mudah di mengerti. Sebuah use case sederhana biasanya mempunyai satu skenario dan sangat sedikit, terkadang ada kondisi pengecualian juga.
2) Intermediate Use Case Description Menurut Satzinger, et al. (2005: 221), “The intermediate-level use case description expands the brief description to include the internal flow of activities for the use case. If there are multiple scenarios, then each flow of activities is described individually. Exception conditions can be documented, if they are needed.” Yang artinya ialah, Intermediate-level use case description merupakan pengembangan dari brief description dimana sudah ada flow internal dari aktivitas sebuah use case. Jika ada beberapa skenario, masingmasing urutan aktivitas dideskripsikan satu-satu. Kondisi pengecualian bisa saja ditulis, jika diperlukan.
3) Fully-Developed Use Case Description Satzinger, et al. (2005: 221) menjelaskan mengenai Fully-Developed Use Case Description dalam paragraf dibawah ini: “The fully developed description is the most formal method for documenting a use case. Even though it takes a little more work to define all components at this level, it is preferred method of describing the internal flow of activities for a use case.” Yang artinya adalah, fully developed description adalah metode paling formal untuk mendokumentasikan use case. Walau membutuhkan kerja lebih
28 keras untuk menentukan seluruh komponen pada level ini, tapi ini merupakan metode yang disukai dalam mendeskripsikan alur internal dari activity untuk sebuah use case. g. System Sequence Diagram Menurut Satzinger, et al. (2005: 213), “A diagram showing the sequence of messages between an external actor and the system during a use case or scenario.” Yang artinya ialah sebuah diagram yang menunjukkan urutan dari messages antara external actor dan sistem dalam sebuah use case atau scenario.
h. Activity Diagram for Use Case Satzinger, et al. (2005: 226) menjelaskan mengenai Activity Diagram for Use Case dalam paragraf berikut: “The other way to document a use case scenario is with an activity diagram. An activity diagram can be used to support any level of use case description. Activity diagrams are similar to the two-coloumn description in the fully developed narrative description. The benefit of creating an activity diagram is that it is more visual and so can help both the user and the developer as they work together to fully document the use case.” Yang artinya ialah, cara lain untuk mendokumentasikan sebuah use case scenario adalah dengan activity diagram. Sebuah activity diagram dapat digunakan untuk menunjang level apapun dari use case description. Activity diagram serupa dengan dua kolom description di fully developed narrative description. Manfaat dari membuat activity diagram ialah menjadi semakin visual dan dapat membantu user dan developer karena mereka berdua bekerja bersama untuk melengkapi pendokumentasian use case.
2.2.7.4 Perancangan Sistem Informasi Akuntansi a. Support Service Architecture and Deployment Environment Didalam Support Service Architecture and Deployment Environment terdapat beberapa hal, antara lain: 1. Pengertian Deployment Environment Menurut Satzinger, et al. (2005: 270), “The deployment environment consists of the hardware, system software, and networking environment in which the system
29 will operate.” Yang artinya ialah Deployment environment terdiri dari perangkat keras, sistem perangkat lunak, dan networking environment dimana sistem akan beroperasi. Dalam Deployment Environment terdapat beberapa hal, yaitu: 1) Single-Computer and Mulitier Architecture Satzinger, et al. (2005: 270) menjelaskannya dalam paragraf dibawah ini: “Single-computer architecture employs a single computer system and its directly attached peripheral devices. Multitier architecture employs multiple computer systems in a cooperative effort to meet information-processing needs.” Yang artinya ialah, Single-computer architecture menggunakan sistem single computer dan sudah langsung ada peripheral devices nya. Arsitektur Multitier menggunakan sistem multiple computer untuk bekerjasama dalam memenuhi kebutuhan information-processing.
2) Centralized and Distributed Architecture Satzinger, et al. (2005: 272) menjelaskan mengenai hal tersebut pada paragraf berikut: “Centralized architecture describes deployment of all computer systems in a single location. Centralized architecture is generally used for large-scale processing applications, including both batch and real-time applications. Distributed Architecture is an architecture that deploys computing resources in multiple locations connected by a computer network. Distributed architecture relies on communication networks to connect geographically dispersed computer hardware components.” Yang artinya ialah, arsitektur tersentralisasi menjelaskan bahwa penyebaran dari semua sistem komputer berada di satu lokasi. Arsitektur tersentralisasi biasanya digunakan untuk aplikasi processing skala besar, termasuk aplikasi batch dan real-time. Sementara arsitektur terdistribusi ialah sebuah arsitektur yang menyebarkan computing resources dalam lokasi yang berbeda-beda yang terhubung dengan jaringan komputer. Arsitektur ini tergantung dari jaringan komunikasi untuk menghubungkan secara geografis komponen perangkat keras komputer.
30 3) Hardware Menurut Oxford Dictionary, hardware adalah “the machines, wiring, and other physical components of a computer or other electronic system”, yang diartikan sebagai mesin, pemasangan kawat (wiring), dan komponen fisik lain dari komputer atau sistem elektronik lain.
4) Design Network Menurut Satzinger, et al. (2005: 284), “During network deign, the analyst expands the information content of these documents to include processing
locations,
communication
protocols,
middleware,
and
communication capacity.” Yang artinya ialah, selama mendesain jaringan, seorang analyst mengembangkan isi atau konten informasi dari dokumendokumen yang mencakup lokasi processing, protokol komunikasi, middleware, dan kapasitas komunikasi.
2. Pengertian Network Menurut Syafrizal (2010: 2), “Dengan semakin berkembangnya kebutuhan pengolahan data dan informasi, di dalam sebuah perusahaan dibutuhkan beberapa komputer yang digunakan oleh banyak orang yang bekerja dalam sebuah tim. Untuk saling bertukar data dan informasi, maka komputer-komputer yang digunakan akan terhubung antara satu dengan yang lainnya. Kumpulan komputer yang saling terhubung disebut sebagai jaringan komputer. Keuntungan yang didapat dengan menggunakan jaringan komputer diantaranya adalah: - Dapat mengakses data di komputer lain dari komputer yang Anda gunakan - Data yang digunakan dapat disimpan atau dicopy ke beberapa komputer, sehingga bila salah satu komputer rusak, maka salinan di komputer lain masih dapat digunakan - Penggunaan Printer, Scanner, CD/DVD ROM dan perangkat lainnya dapat digunakan bersama-sama dengan pengguna lain - Administrator jaringan dapat mengontrol data-data penting agar dapat diakses oleh pengguna yang berhak saja. Sehingga keamanan data akan lebih terjamin - Penghematan biaya dapat dilakukan, karena sebuah perangkat dapat digunakan secara bersama-sama.”
31 3. Pengertian Topologi Menurut Syafrizal (2010: 4), “Topologi jaringan merupakan gambaran pola hubungan antara komponen-komponen jaringan, yang meliputi komputer server, komputer klien/workstation, hub/switch, pengkabelan, dan komponen jaringan yang lain. Terdapat beberapa topologi jaringan yang dapat disesuaikan dengan kondisi di lapangan. - Topologi Bus, merupakan topologi yang menghubungkan beberapa komputer ke sebuah kabel dengan beberapa terminal. - Topologi Ring, merupakan topologi yang menghubungkan beberapa komputer dengan membentuk sebuah lingkaran. Komputer yang terhubung dalam sebuah jaringan akan terkoneksi pada 2 komputer lain. - Topologi Star, merupakan topologi yang menghubungkan beberapa komputer dengan menggunakan perangkat yaitu Hub dan Switch. Perangkat ini berfungsi sebagai pengontrol dari semua komputer yang terhubung dalam jaringan.”
b. Software Architecture Satzinger, et al. (2005: 277) menjelaskan mengenai Software Architecture pada paragraf berikut: “Simple deployment environments, such as a single centralized computer with video display terminals, can be matched to relatively simple software architectures. More complex distributed and multitier hardware and network architectures require more complex software architectures.” Yang artinya ialah, simple deployment environments seperti single centralized computer dengan video display terminals, dapat disesuaikan dengan arsitektur perangkat lunak yang relative sederhana. Semakin kompleks perangkat lunak terdistribusi dan multitier dan arsitektur jaringan nya, membutuhkan semakin kompleks pula arsitektur perangkat lunaknya. c. Use Case Realization Dalam Use Case Realization terdapat beberapa diagram, yaitu: 1. First Cut Design Model Class Diagram Menurut Satzinger, et al. (2005: 309), “The First cut design class diagram is developed by extending the domain model class diagram. It requires two steps: (1) elaborating the attributes with type and intial value information and (2) adding navigation visibility arrows. The elaboration of the attributes is fairly
32 straightforward. All attributes are kept invisible or private, as indicated by the minus signs preceding them in the diagram.” Yang artinya ialah, First Cut Class Diagram dikembangkan dengan memperluas domain model class diagram. Perluasan ini membutuhkan 2 langkah: (1) melakukan elaborasi atribut dengan informasi type and initial value dan (2) menambahkan panah navigasi. Melakukan elaborasi atribut cukup mudah. Semua atribut tetap tak terlihat atau private, ditunjukkan oleh tanda minus dalam diagram.
2. System Sequence Diagram Terdapat tiga jenis System Sequence Diagram, yaitu: 1) Domain Layer Design System Sequence Diagram Menurut Satzinger, et al. (2005: 316), "The first step in expanding SSD is to determine which other objects may need to be involved to carry out the use case." Yang diartikan sebagai langkah pertama dalam memperluas SSD, dalam hal ini langkah pertamanya adalah Domain Layer Design System Sequence Diagram, adalah untuk menentukan objek mana yang dibutuhkan untuk membawa use case tersebut. Disebutkan pula adanya penambahan use case controller object yang disebut sebagai handler yang nantinya akan menggantikan :System pada SSD, kemudian akan dilanjutkan dengan object yang dibutuhkan dalam use case tersebut.
2) View Layer Design System Sequence Diagram Menurut Satzinger, et al. (2005: 320), “The view layer involves humancomputer interaction and requires designing the user interface for each use case.” Yang artinya adalah view layer melibatkan interaksi manusia dan komputer dan membutuhkan perancangan user interface untuk setiap use case.
3) Data Access Design System Sequence Diagram Satzinger, et al. (2005: 322) mengenai Data Access Design System Sequence Diagram dalam paragraf berikut: “The principle of separation of responsibilities also applies to the data access layer. On smaller systems, two-layer designs exist, in which the SQL statements to access a database are embedded within the business logic layer. In OO two-layer designs, this implies that SQL statements are included in methods
33 of the problem domain classes. However, on larger, more complex systems, it makes sense to create classes whose sole responsibillities is to execute database SQL statements, get the results of the query, and provide that information to the domain layer.” Yang diartikan sebagai prinsip pemisahan tanggung jawab juga berlaku untuk data access layer. Pada sistem yang lebih kecil, terdapat two-layer designs, yang mana SQL statements yang akan mengakses database tertanam dalam business logic layer. Pada OO two-layer designs, menyatakan bahwa SQL statements termasuk dalam methods dari problem domain classes. Pada sistem yang lebih besar, dimana sistemnya lebih kompleks, masuk akal untuk membuat classes yang memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan database SQL statements, mengambil hasil dari query, dan menyediakan informasi untuk domain layer sendirian.
3. Communication Diagram Satzinger (2005: 334) menjelaskan mengenai Communication Diagram pada paragraf berikut ini: “Communication Diagram and sequence diagram are both interaction diagram, and they capture the same information. The process of designing is the same whether you are using communication diagram or sequence diagrams. Which model is used for design is primarily a matter of a designer’s personal preference.” Yang artinya yaitu, communication diagram dan sequence diagram keduanya merupakan interaction diagram, dan kesemuanya mengambil informasi yang sama. Proses desain nya juga sama pada communication diagram atau sequence diagram. Model mana yang akan digunakan untuk mendesain tergantung dari designer nya sendiri.
4. Updated Design Model Class Diagram Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2005: 302), Design Class Diagram dan detail interaction diagram menggunakan satu sama lain sebagai pemasukan untuk perancangan dan dikembangkan pada waktu yang sama interaksi pertama pada design class diagram dilakukan berdasarkan model domain dan pada prinsip desain reenginering. Design Class Diagram sekarang dapat dikembangkan untuk masingmasing layernya. Dalam tampilan view layer dan data access layer, beberapa kelas
34 harus dispesifikasikan. Domain layer juga memiliki beberapa kelas yang ditambahkan untuk use case controller. Selain itu dijelaskan pula mengenai behavior yang merupakan bagian dari Updated Design Model Class Diagram oleh Whitten & Bentley (2009: 37), “Behavior is the set of things that an object can do and that correspond to function that act on the objects data”. Yang berarti bahwa behavior adalah sekumpulan hal yang dapat dilakukan oleh objek dan sesuai dengan fungsi yang dilakukan data object. Selain itu dijelaskan pula oleh Satzinger, et al (2005, p62), “Behavior or Methods describe what an object can do”, yang artinya ialah behavior atau method menjelaskan apa yang dapat dilakukan oleh sebuah objek. Jadi, dapat disimpulkan bahwa behavior adalah sekumpulan hal yang dapat menjelaskan apa yang dilakukan sebuah objek.
5. Package Diagram Menurut Satzinger (2005: 339), “Package Diagram in UML is simply a highlevel diagram that allows designers to associates classes of related groups.” Yang artinya ialah, Package diagram dalam UML merupakan diagram tingkat tinggi yang memungkinkan designer untuk mengasosiasikan kelas dari beberapa grup yang terkait.
d. Database Menurut Satzinger, et al (2005: 398), “Database is an integrated collection of stored data that is centrally managed and controlled”, yang terjemahannya yaitu, database adalah sebuah koleksi terpadu dari data yang tersimpan yang dikelola secara terpusat dan sudah dikendalikan. Menurut Connoly&Begg (2010: 65), “Database is a shared collection of logically related data, a description of this data, designed to meet the information needs of an organization”, yang artinya ialah database adalah sebuah kumpulan data yang saling berhubungan secara logis, deskripsi dari data tersebut, yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi dari sebuah organisasi. Menurut Connoly&Begg (2010: 465) Rancangan database dibuat dalam tiga fase utama: 1. Conceptual database design
35 “The process of constructing a model of the data used in an enterprise, independent of all physical considerations” yang terjemahannya yaitu, proses pembuatan data model yang digunakan di dalam perusahaan, lepas dari segala pertimbangan fisik. 2. Logical database design “The process of constructing a model of the data used in an enterprise based on a specific data model, but independent of a particular DBMS and other physical considerations” yang terjemahannya yaitu, proses pembuatan model dari data digunakan di dalam perusahaan berdasarkan model data spesifik, tetapi terbebas dari perincian DBMS dan pertimbangan fisik lainnya. 3. Physical database design “The process of producing a description of the implementation of the database on secondary storage; it describes the base relations, file organizations, and indexes used to achieve access to the data, and any associated integrity constraints and security measures”. Yang diterjemahkan bahwa proses dari menghasilkan implementasi database dan penyimpanan sekunder; mendeskripsikan hubungan dasar, file perusahaan dan indeks yang digunakan untuk mencapai efisiensi data, dan asosiasi integritas yang membatasi dan ukuran keamanan. Didalam database terdapat dua key, yaitu: 1) Primary Key Menurut Connoly&Begg (2010: 151) “Primary key: the candidate key that is selected to identify tuples uniquely within the relation”, yang artinya ialah
primary
key
merupakan
kandidat
kunci
yang
dipilih
untuk
mengidentifikasi baris-baris secara unik dalam sebuah relasi. Menurut Hall (2011: 9) “Primary key: Characteristics that uniquely identify each record in the tables” yang artinya primary key merupakan karakteristik unik yang dapat mengidentifikasi tiap record di dalam table. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian primary key adalah sebuah kandidat kunci atau karakteristik yang unik untuk mengidentifikasikan sebuah record di dalam table. 2) Foreign Key Menurut Connoly&Begg (2010: 151) “Foreign key is an attribute, or set of attributes, within one relation that matches the candidate key of some (possibly the same) relation.” Yang artinya foreign key adalah sebuah atribut
36 atau himpunan atribut dalam suatu tabel yang menunjuk pada key yang terdapat pada tabel lain. Jadi, dapat disimpulkan bahwa foreign key adalah sebuah kunci atau atribut dalam suatu tabel yang menunjuk pada primary key yang terdapat pada tabel lain.
Perancangan database pada penelitian ini menggunakan SQL, yang dijelaskan oleh Deliana, dkk (2009: 6) “SQL (Structured Query Language) adalah sebuah bahasa yang dipergunakan untuk mengakses data dalam basis data relasional. Bahasa ini secara de facto merupakan bahasa standar yang digunakan dalam manajemen basis data relasional. Selain itu, dijelaskan juga oleh Connolly & Begg (2010: 184), “SQL (Structured Query Language) is an example of transform-oriented language, or language designed to use relations to transform inputs into required outputs.” Yang terjemahannya ialah, SQL adalah contoh dari transform-oriented language atau bahasa yang didesain dengan menggunakan relasi untuk mengubah input menjadi output yang diinginkan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa SQL adalah bahasa pemrograman yang digunakan dalam manajemen basis data relasional untuk mengubah input menjadi output yang diiinginkan.
e. Interface Terdapat berbagai interface yang akan dirancang pada penelitian ini, yaitu: 1. Form Design Menurut Jones dan Rama (2006: 315) “Form is a formatted document containing a blank fields that users can fill in with data”, yang artinya formulir adalah suatu dokumen yang terancang yang berisi field kosong yang dapat diisi data oleh pemakai. Menurut Mulyadi (2003: 3) “Formulir adalah dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya transaksi.” Jadi, dapat disimpulkan bahwa rancangan formulir adalah suatu proses perancangan dokumen yang dapat diisi data oleh pemakai untuk merekam transaksi yang ada. Jones dan Rama (2006: 262) menyatakan tipe input formulir terdiri dari:
37 1) Single – record entry form “A single record entry form shows only one record at a time. This form is used to add, delete, or modify data in a single record in a perticular table”, yang artinya sebuah single record entry form hanya menampilkan satu record dalam suatu waktu. Formulir ini digunakan untuk memasukkan, menghapus, atau memodifikasi data pada record tunggal dalam suatu tabel. 2) Tabular entry form “The tabular entry form provides a spreadsheet like design for entering multiple record in a single table”, yang artinya adalah sebuah tabular entry form yang menampilkan tabel untuk menambahkan beberapa record dalam suatu tabel. 3) Multi – table entry form “The Multi table entry form is used to add data to more than one table”, yang artinya sebuah formulir yang digunakan untuk memasukkan data ke dalam lebih dari 1 tabel. Selain itu menurut Jones and Rama (2006: 271-272), ada enam elemen penting dalam formulir, yaitu: a. Textboxes “Text boxes are space on a form that are used to entry information that to added to a table or to display information that is read from a table”. Diterjemahkan sebagai Text boxes adalah ruang pada sebuah formulir yang digunakan untuk memasukkan informasi yang akan ditambahkan ke dalam tabel atau untuk menampilkan informasi yang dibaca dari tabel. b. Labels “Labels help the user understand what information needs to be entered”. Diterjemahkan sebagai Labels membantu pengguna untuk mengerti informasi apa yang harus dimasukkan. c. Look-up Features “Look-up features is frequently added to text boxes that are used for entering foreign keys”. Diterjemahkan sebagai Look-up features biasanya ditambahkan pada text boxes yang digunakan untuk memasukkan foreign keys. d. Command Buttons
38 “Command buttons are used to perform an action”. Diterjemahkan
sebagai
Command
buttons
digunakan
untuk
melakukan suatu tindakan. e. Radio Buttons “Radio buttons allows users to select one of a set of option”. Diterjemahkan sebagai Radio buttons memungkinkan pengguna untuk memilih salah satu pilihan dari beberapa pilihan. f. Check Boxes “Check boxes are similar to radio button, but more than one option can be selected”. Diterjemahkan sebagai Check boxes serupa dengan radio button, tapi lebih dari satu pilihan yang dapat dipilih.
2. Report Design Menurut Satzinger, et al. (2005: 497), “The primary objective of system outputs is to present information in the right place at the right time to the right people. Historically, the most common form of output information has been printed textual reports.” Yang artinya ialah, tujuan utama dari sistem output adalah untuk menunjukkan informasi pada tempat yang benar dengan waktu yang benar kepada orang yang benar. Jika dilihat dari sejarahnya, formulir yang biasa digunakan pada output information di cetak pada laporan tertulis. Menurut Jones dan Rama (2006: 214), Template rancangan laporan mempunyai 4 elemen sebagai berikut: 1) Label boxes and text boxes “Two important elements of any report are labels and data. Label boxes display desciptive text and are unaffected by data in a table. Text boxes display data taken or derived from a table”, yang artinya adalah Dua elemen penting dari segala laporan adalah label dan data. Dalam Microsoft Access, elemenelemen ini ditunjukkan oleh label boxes dan text boxes. 2) Grouping attribute “Grouped reports are grouped by something”, yang artinya adalah Laporan yang berkelompok, dikelompokkan oleh sesuatu. 3) Group header
39 “The group header can be used to represent information that is common to the group”, yang artinya adalah Group header dapat digunakan untuk menyajikan informasi yang umum pada kelompok. 4) Group detail “Transaction pertaining to the group are listed in the group detail section”, yang artinya adalah Transaksi yang terjadi pada kelompok didaftarkan di dalam kelompok secara rinci dan lengkap. 5) Group footer “Group footers can also be used to provide usefull information in grouped reports. The footer is often used to present summary infomation about the group”, yang artinya ialah Group footer juga dapat digunakan untuk menyediakan informasi yang berguna dalam laporan yang berkelompok.
Perancangan aplikasi dalam penelitian ini menggunakan Crystal Report. Menurut Pramono (2003: 16) “Crystal report merupakan program khusus yang membuat laporan yang terpisah dengan program Visual Basic 6.0 tetapi keduanya dapat dihubungkan.” Menurut Yung (2005: 171) “Crystal report merupakan sebuah desain untuk mencetak laporan yang memiliki bagian-bagian seperti report header, page header, detail, report footer, dan page footer.” Menurut Peck (2003: 2) “Crystal Reports: being a Windows-based report writer, provides all the tools you need for creating presentation-quality reports”, yang diterjemahkan crystal report adalah sebuah pembuat laporan berbasis Windows yang menyediakan semua alat yang dibutuhkan untuk membuat hasil laporan yang berkualitas. Jadi, dapat disimpulkan bahwa Crystal Report adalah alat untuk membuat laporan berbasis komputer pada Windows.
3. User Interface Menurut Satzinger, et al (2005: 442), “User Interfaces is the parts of an information system requiring user interaction to create inputs and outputs.” Yang artinya ialah, user interface merupakan bagian dari sistem informasi mencakup interaksi user untuk membuat input dan output. Menurut Jones&Rama (2006: 271) Elemen-elemen rancangan layar terdiri dari:
40 1) Text boxes “Spaces on a form that are used to enter information that is added to a table or to display information that is read from a table”, yang terjemahannya adalah ruang pada layar yang digunakan untuk memasukkan informasi atau menampilkan informasi yang dibaca dari tabel. 2) Labels “Help the user understand what information needs to be entered”, yang terjemahannya ialah membantu pengguna untuk memahami informasi apa yang dibutuhkan untuk dimasukkan. 3) Look-up feature “Frequently added to text boxes that are used for entering foreign key”, yang terjemahannya ialah biasanya ditambahkan pada text boxes yang digunakan untuk memasukan foreign key. 4) Command button “Used to perform an action.”, yang terjemahannya ialah digunakan untuk melakukan suatu aksi. 5) Radio button “Allow users to select one of a set of options”, yang terjemahannya ialah memungkinkan user untuk memilih satu dari seperangkat pilihan. 6) Check boxes “Similar to radio button, but more than one option can be selected”, yang diterjemahkan sebagai: mirip dengan radio button, tetapi dapat memilih lebih dari satu pilihan.
4. Storyboards Menurut Satzinger, et al. (2005: 460) “Storyboard is a technique used to document dialog designs by showing a sequence of sketches of the display screen”. Yang artinya ialah storyboard merupakan sebuah teknik yang digunakan untuk mendokumentasikan dialog designs dengan menunjukkan urutan dari sketsa tampilan layar.
41 5. System Output Menurut Oxford Dictionary, output adalah ”the amount of something produced by a person, machine, or industry”, yang diartikan sebagai sejumlah suatu hal yang diproduksi oleh manusia, mesin, atau industri. Sehingga System Output dapat diartikan sebagai suatu hal yang dihasilkan oleh sistem.
6. System Interface Menurut Satzinger, et al (2005: 442), “System Interfaces is the parts of an information system involving inputs and outputs that require minimal human intervention.” Yang artinya ialah, system interfaces merupakan bagian dari sistem informasi meliputi input dan output yang minimal memerlukan campur tangan manusia. a. System Security and Control Terdapat beberapa kontrol dalam perancangan sistem ini, antara lain: 1) Integrity Control Menurut Satzinger, et al (2005: 507), “Integrity Control is a mechanism and procedures that are built into an application system to safeguard information contained within it.” Yang artinya ialah, integrity control merupakan mekanisme dan prosedur yang dibangun ke dalam sistem aplikasi untuk menjaga informasi yang terkandung di dalamnya. Integrity Control terdiri atas empat hal, yaitu: a. Input Integrity Control Menurut Satzinger, et al (2005: 508-509), berikut adalah teknik-teknik input integrity control yang lebih umum digunakan saat ini: 1. Field combination controls adalah meninjau berbagai kombinasi field untuk memastikan bahwa data yang dimasukkan itu benar. 2. Value limit controls memeriksa bidang numerik untuk memastikan bahwa jumlah yang dimasukan masuk akal, seperti mengidentifikasi sebuah nilai dalam sebuah field terlalu besar atau terlalu kecil 3. Completeness controls untuk memastikan bahwa semua data yang diperlukan pada field telah dimasukkan
42 4. Data validation controls untuk memvalidasi data yang dimasukan sudah benar dan sesuai.
b. Database Integrity Control Menurut Satzinger, et al (2005: 509-510), “Most database management systems include integrity controls and security features providing an additional layer of control.” Yang diartikan sebagai sebagian besar sistem manajemen database termasuk fitur integrity control dan security yang menyediakan tambahan layer of control. Terdapat lima area utama dalam security dan control yang dapat diimplementasi dalam tingkatan database, yaitu: 1. Access control “An integrity control that determines who has access to a system and its data.” Yang diartikan sebagai integrity control yang menjelaskan siapa yang memili akses untuk sistem dan datanya. 2. Data encryption “Encryption is used both for data within a database and the transmission of data, especially over public carriers. Data within a database are normally encrypted with a single key encryption method.” Yang diartikan sebagai enkripsi digunakan untuk data dalam database dan transmisi data, terutama dalam carrier publik. Data didalam database pada umumnya dienkripsi dengan metode single key encryption. 3. Transaction control “Transaction logging is a technique whereby all up-dates to a database are recorded with the information on who performed the update, when, and how.” Yang diartikan sebagai transaction logging adalah sebuah teknik dimana semua pembaruan dalam database direkam bersamaan dengan siapa, kapan, dan bagaimana seseorang yang memperbaruinya. 4. Update controls “Transaction logging is a technique by which any update to the database is logged with audit information such as user ID, date, time, input data, and type of update." Yang diartikan menjadi
43 transaction logging adalah teknik yang mana setiap update pada database akan dicatat dengan informasi audit seperti user ID, tanggal, waktu, data yang dimasukkan, serta jenis update. Transaction logging ini digunakan dalam kontrol saat terjadi update. 5. Backup and recovery protection “Backup and recovery procedures are designed to protect the database from all other types of catastrophes.” Yang diartikan sebagai prosedur backup dan recovery dirancang untuk melindungi database dari semua jenis catastrophes.
c. Output Integrity Control Menurut Satzinger, et al (2005: 510-512), “The purpose of output controls is to ensure that output arrives at the proper destination and is accurate, current, and complete.” Yang diartikan sebagai tujuan dari output control adalah untuk memastikan bahwa output tiba sesuai tujuan dan akurat, pasti, serta lengkap. Terdapat dua jenis output integrity control, yaitu: 1. Destination controls “Destination controls is a integrity controls to ensure that output information is channeled to the correct persons.” Yang diartikan sebagai destination controls adalah integrity control yang memastikan output informasi terhubung dengan pihak yang benar. 2. Completeness, accuracy, and correctness controls “The completeness, accuracy, and coreectness of output information are a function primarily of the internal processing of the system rather than
any set of controls.” Yang diartikan sebagai
kelengkapan, keakuratan, dan kontrol kebenaran dari output informasi adalah fungsi utama dari pemrosesan internal sebuah sistem.
44 d. Integrity Control to Prevent Fraud Menurut Satzinger, et al (2005: 512-513), terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi resiko fraud atau kecurangan yang dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 2. 1 Faktor yang Mempengaruhi Resiko Fraud dan Teknik untuk Mencegahnya
2) Security Control Menurut Satzinger, et al (2005: 513), “Security control is a mechanism usually provided by the operating system or environment to protect the data and processing systems from malicious attack.” Yang artinya ialah, security control merupakan sebuah mekanisme yang biasanya telah disediakan oleh operating system atau environment untuk melindungi data dan sistem pemrosesan dari serangan yang membahayakan.
2.3 Kerangka Berpikir
45
Gambar 2. 2 Kerangka Berpikir