BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Teori-Teori Basis Data 2.1.1
Pengertian Sistem Sistem adalah kumpulan dari komponen-komponen yang saling terkait dan bekerja bersama ke arah pencapaian tujuan dengan menerima input dan menghas ilkan output di dalam sebuah proses transformasi atau perubahan yang terorganisir (O’Brien, 2002, p8). Sistem pada dasarnya adalah: 1. Sekelompok user yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu (M ulyadi, 1997, p2). 2. M erupakan sekumpulan sumber daya yang berhubungan untuk mencapai tujuan bersama (Bodnar dan Hopwood, 2000, p1).
2.1.2
Pengertian Basis Data dan S istem Basis Data Pengertian basis data yaitu suatu kumpulan data yang dapat dishare, yang berhubungan secara logikal, dan deskripsi dari data tersebut, dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi suatu organisasi (Connolly dan Begg, 2002, p14).
8 Basis
data
adalah
kumpulan
data
yang
digunakan
untuk
menghadirkan informasi dari suatu sistem informasi yang menarik (Atzeni, 2003, p2). M enurut Date (2000, p10), basis data merupakan kumpulan data persistent yang digunakan oleh sistem aplikasi pada beberapa perusahaan. Sementara O’Brien (2002, p469) mendefinisikan basis data sebagai kumpulan yang terintegrasi dari record atau objek yang terkait secara logikal. Sedangkan pengertian sistem basis data adalah komputerisasi sistem penyimpanan data yang bertujuan menyimpan dan memelihara informasi serta mengizinkan user untuk melakukan peng-update-an atau pengambilan data yang dibutuhkan (Date, 2000, p5).
2.1.3
DBMS (Database Management System) Berdasarkan pendapat James O'Brien (2002, p146), DBM S berperan sebagai penghubung antara user dengan basis data. DBM S membantu user dalam mengakses data dalam basis data. DBM S menggunakan suatu software manajemen basis data untuk mengatur pembuatan basis data, penggunaannya, dan pemeliharaannya untuk menyediakan informasi yang diperlukan oleh user dan organisasi. M enurut Connolly dan Begg (2002, p16), DBM S adalah suatu software yang memperbolehkan pemakai untuk mendefinisikan (define), membuat, memelihara (maintain), dan mengendalikan akses ke basis data. Selain itu, DBM S adalah suatu software yang menghubungkan antara pemakai program aplikasi dengan basis data.
9 Secara umum DBM S menyediakan beberapa fasilitas: 1.
M emperbolehkan pemakai mendefinisikan (define) basis data, biasanya
melalui
Data
Definition
Language
(DDL).
DDL
memperbolehkan pemakai untuk menspesifikasikan tipe, struktur data, dan jenis-jenis data yang dimasukkan dalam basis data. 2
M emperbolehkan pemakai untuk melakukan insert, update, delete, dan retrieve data dari basis data, biasanya menggunakan Data Manipulation Language (DM L). Adanya penyimpanan (repository) pusat untuk semua data beserta deskripsinya, memperbolehkan DM L untuk menyediakan sebuah fasilitas inquery umum, yang disebut query language.
3
M enyediakan pengendalian akses ke basis data. Contohnya : a.
Sistem keamanan, di mana menghindari pemakai yang tidak memiliki izin (unauthorized) untuk mengakses basis data.
b.
Sistem integritas, di mana memelihara konsistensi data yang dimasukkan.
c.
Concurrency Control System, di mana memperbolehkan untuk pembagian akses ke basis data.
d.
Sistem pengendali pemulihan (recovery control system), di mana berfungsi untuk mengembalikan basis data ke kondisi sebelumnya jika terjadi kegagalan pada software atau hardware.
e.
User accessible catalog, di mana berisikan deskripsi dari data yang ada di basis data.
10 DBM S melakukan tiga aktivitas dasar : 1.
M eng-update dan memelihara basis data umum untuk transaksi bisnis baru dan kegiatan lainnya yang memerlukan perubahan pada data organisasi.
2.
M enyediakan informasi yang dibutuhkan oleh setiap aplikasi dengan menggunakan program aplikasi yang menggunakan data pada basis data umum. User dan programmer tidah harus tahu dimana dan bagaimana data tersebut disimpan.
3.
M elakukan tanggapan dan memberikan laporan melalui software DBM S sehingga user dapat menggunakan web browser dan internet atau intranet untuk mengakses, membuat laporan, dan menerima respon yang cepat terhadap permintaan informasi.
2.1.4
DDL (Data Definition Language) Adalah bahasa yang digunakan untuk menggambarkan skema logikal, eksternal dan fisikal serta otorisasi akses (Atzeni, 2003, p8). DDL menurut Connolly dan Begg (2002, p40) merupakan suatu bahasa
yang
memperbolehkan
seorang
DBA
atau
user
untuk
mendeskripsikan dan memberi nama suatu entiti, atribut dan relasi data yang diminta oleh aplikasi, bersamaan dengan integritas data dan batasan keamanan datanya.
11 2.1.5
DML (Data Manipulation Language) Adalah bahasa yang digunakan untuk query dan peng-update-an setiap kejadian dalam basis data (Atzeni, 2003, p8). M enurut Connolly dan Begg (2002, p41), DM L adalah bahasa yang menyediakan satu set operasi untuk mendukung pengoperasian manipulasi data dasar pada basis data. Pengoperasian data yang akan dimanipulasi pada umumnya meliputi : ¾ Penambahan data baru ke dalam basis data. ¾ M odifikasi data yang disimpan dalam basis data. ¾ Pengembalian data yang terdapat dalam basis data. ¾ Penghapusan data dari basis data.
2.1.6
Komponen-Komponen DBMS Environment Ada 5 komponen utama dalam DBM S environment menurut Connolly dan Begg (2002, p18-20), yaitu : a. Hardware DBM S dan aplikasi memerlukan hardware untuk dapat menjalankannya. Hardware tersebut bisa mencakup mulai dari single personal computer, single mainframe, hingga suatu network computer. Sementara perangkat hardware tertentu yang digunakan tergantung dari kebutuhan organisasi dan pengguna DBM S tersebut.
12 b.
Software Komponen software meliputi software DBM S itu sendiri dan programprogram aplikasi, bersama dengan sistem operasi, termasuk software network jika DBM S digunakan pada suatu jaringan.
c. Data Komponen paling penting dalam DBM S environment, pastinya dari sudut pandang end-user adalah data. Sebuah data dapat berperan sebagai jembatan
antara komponen
mesin
(hardware,
software)
dengan
komponen manusia (prosedur, orang). d. Prosedur Prosedur merupakan suatu instruksi dan aturan yang mengatur tata cara perancangan dan penggunaan suatu basis data. Prosedur tersebut pada umumnya meliputi instruksi-instruksi tentang bagaimana : -
log on ke basis data.
-
menggunakan fasilitas DBM S tertentu / program aplikasi.
-
Start dan stop DBM S.
-
M enggunakan salinan back-up dari basis data.
-
M enangani kegagalan hardware atau software.
-
M erubah struktur table, menyusun kembali basis data pada multiple disks, bagaimana meningkatkan performance, atau mengarsipkan data dalam secondary storage.
13 e. M anusia. Yaitu : orang-orang yang terlibat dalam DBM S yang dapat digolongkan menjadi 4 tipe berbeda, antara lain : DBA (Database Administrator), Database Designer, Apllication Developer, dan end-user.
2.1.7
Keuntungan dan Kerugian DBMS Penerapan DBM S dapat memberikan banyak keuntungan bagi organisasi yang menggunakannya. Berikut ini terdapat beberapa keuntungan yang dapat diperoleh menurut Connolly dan Begg (2002, p25-29). A. Keuntungan : 1. M engontrol redundancy data Redundancy data dihilangkan dengan pengintegrasian file-file yang ada, jadi berbagai salinan data yang sama tidak disimpan kembali. Namun bagaimanapun pendekatan basis data tidak sepenuhnya dapat menghilangkan redundancy, tetapi mengontrol jumlah redundancy yang tidak dapat dipisahkan dalam basis data. 2. Konsistensi data Dengan menghilangkan atau mengontrol redundancy, kita dapat mengurangi resiko ketidakkonsistenan data yang terjadi. Jika data yang disimpan hanya sekali dalam basis data, maka update terhadap nilai data tersebut pun dapat dilakukan hanya sekali saja dan nilai yang baru akan tersedia seketika itu juga untuk semua user.
14 3. Informasi yang lebih dari jumlah data yang sama Dengan adanya operasional data yang terintegrasi, maka mungkin saja suatu organisasi memperoleh tambahan informasi dari data yang sama. 4. Sharing data M aksudnya, keseluruhan data yang ada dalam basis data dapat digunakan bersama oleh semua user yang memiliki wewenang tertentu. 5. M eningkatkan integritas data Integritas basis data dapat berarti keakuratan dan konsistensi dari data yang disimpan. Integritas data biasanya dinyatakan dalam istilah batasan (constraints), dimana aturan konsistensi basis data tidak boleh dilanggar. 6. M eningkatkan keamanan data Security basis data yang ada berfungsi untuk melindungi basis data dari pihak-pihak yang tidak berwenang untuk mengakses basis data. 7. Penerapan standarisasi M enyangkut keseragaman data yang ditetapkan oleh seorang DBA. Biasanya meliputi standar per departemen, organisasi, nasional atau internasional untuk hal - hal seperti format data untuk mempermudah pertukaran data antar sistem, menamai konvensi, standar dokumentasi, prosedur peng-update-an, dan aturan pengaksesan.
15 8. Skala ekonomi M engkombinasikan semua data operasional organisasi ke dalam basis data dan membuat satu set aplikasi yang bekerja pada suatu sumber data tersebut dapat mengurangi biaya. 9. M enyelaraskan kebutuhan yang berbeda M asing-masing user atau departemen memiliki kebutuhan yang berbeda. Oleh karena itu seorang DBA harus dapat membuat keputusan tentang desain dan penggunaan operasional dari basis data yang menyediakan penggunaan sumber daya yang terbaik untuk organisasi secara keseluruhan. Keputusan tersebut akan memberikan performance optimal untuk aplikasi yang penting 10. M eningkatkan produktivitas Ada
banyak
DBM S
yang
menyediakan
Fourth-generation
environment yang terdiri dari tools-tools yang menyederhanakan pengembangan
aplikasi
basis
data.
Hal
inilah
yang
dapat
meningkatkan produktivitas programmer dan juga mengurangi waktu pengembangan. 11. M eningkatkan concurrency Dengan adanya sistem concurrency dalam basis data maka data -data yang sama dapat digunakan secara bersamaan oleh beberapa user. 12. M eningkatkan back up dan recovery service DBM S memiliki recovery control sistem yang dapat mengembalikan basis data ke status awal bila terjadi kegagalan hardware atau software.
16 Sementara keuntungan menggunakan DBM S menurut pendapat Date (2000, p16-19) adalah : 1. Data dapat digunakan bersama (sharing data), maksudnya data yang sama dapat diakses oleh beberapa user pada waktu bersamaan. 2. Redundancy dapat dikurangi dan dikontrol karena data yang sama pada beberapa aplikasi cukup disimpan sekali saja. 3. Ketidakkonsistenan data dapat dihindari sebab redundancy berkurang, sehingga umumnya update data hanya sekali. 4. Dapat digunakan sebagai pendukung transaksi. 5. Integritas data terpelihara karena data tersimpan secara akurat. 6. Keamanan data lebih terjamin karena data hanya dapat diakses oleh orang yang berhak / berwenang. 7. Kebutuhan yang berbeda dapat diselaraskan, maksudnya sistem menyediakan aplikasi lengkap sesuai kebutuhan perusahaan sehingga kebutuhan yang berbeda dapat dipenuhi oleh sistem tersebut. 8. Penerapan standarisasi lebih ditekankan untuk keseragaman penyajian data.
M enurut Connolly dan Begg (2002, p29-30) di samping keuntungan potensial ada pula beberapa kerugian yang ditimbulkan dari hasil penerapan DBM S.
17 B. Kerugian : 1. Kompleksitas Kemampuan
yang
kita harapkan
dari DBM S yang
bagus
menyebabkan sistem menjadi lebih kompleks dan terlihat lebih rumit serta memerlukan penguasaan yang lebih tinggi. 2. Ukuran (size) Kompleksitas dan luasnya kemampuan menjadikan ukuran DBM S lebih besar, sehingga memerlukan banyak space pada disk dan menuntut sejumlah memory yang memadai untuk dijalankan secara efisien. 3. Biaya Lebih mahal, karena membutuhkan biaya yang lebih besar untuk hardware, software, dan personil yang lebih berkualitas. 4. Performance DBM S secara umum berfungsi untuk memenuhi kebutuhan data dari berbagai aplikasi. Efek yang dapat ditimbulkan adalah beberapa aplikasi akan
menjadi lebih
lambat
saat
dijalankan
ketika
menggunakan DBM S. 5. Dampak kegagalan lebih tinggi Sumber daya yang terpusat dapat menyebabkan sistem menjadi lebih mudah rusak atau sensitive.
18 2.1.8
Tiga Level Arsitektur Basis data M enurut Date (2000, p33-40), suatu basis data bisa dikaitkan dengan penggunanya, dapat dibagi dalam tiga tingkatan yaitu: a. Eksternal Level M erupakan level yang paling dekat dengan user dan berkaitan dengan bagaimana cara menyajikan data ke user. Pengguna pada level ini biasanya hanya berkepentingan pada sebagian kecil dari keseluruhan basis data karena masing-masing pengguna melihat data di dalam basis data sesuai porsi aplikasi yang menjadi wewenangnya saja. b. Konseptual Level M erupakan level yang menghubungkan antara eksternal level dengan internal level serta memberikan gambaran menyeluruh dari basis data secara logikal. Yang paling berkepentingan pada tingkat ini adalah DBA yang bertanggung jawab pada pengelolaan suatu basis data. c. Internal level M erupakan level yang paling dekat dengan penyimpangan fisik, yaitu tentang bagaimana cara atau pengorganisasian data yang disimpan secara fisik.
19 2.1.9
Siklus Hidup Aplikasi Basis Data
Database Planning
System Definition
Requirement Collection dan Analysis
DBMS Selection
Konseptual Database Design Logikal Database Design
Application Design
Fisikal Database Design
Prototyping
Implementation
Data Conversion And Loading
Testing
Operational Maintenance
Gambar 2.1 Siklus Hidup Aplikasi Basis data (Sumber : Connolly dan Begg, 2002, p272)
20 Langlah-langkah daur hidup aplikasi database dapat dijelaskan sebagai berikut (Connolly dan Begg, 2002, p273-293), yaitu: A. Perencanaan Basis Data (Database Planning) Yaitu merencanakan bagaimana langkah-langkah dalam daur hidup basis data untuk nantinya dapat diwujudkan se-efisien dan seefektif mungkin.
Langkah pertama yang paling penting dalam
Perencanaan Basis Data adalah menggambarkan dengan jelas mission statement dari proyek basis data. Kemudian menentukan mission objectives di mana tiap-tiap mission objectives dapat mengidentifikasi tugas-tugas tertentu yang didukung oleh basis data. Perencanaan Basis Data harus dapat diintegrasikan dengan keseluruhan strategi sistem informasi suatu organisasi. Berikut ini ada tiga isu utama dalam merumuskan strategi sistem informasi, diantaranya: a. Identifikasi rencana dan sasaran perusahaan dengan menentukan kebutuhan sistem informasi yang diperlukan. b. Evaluasi sistem informasi yang ada sekarang untuk menentukan kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan yang ada. c. Penilaian terhadap peluang teknologi informasi yang dapat menghasilkan keuntungan yang kompetitif.
B. Definisi Sistem (Sistem Definition) M enerangkan ruang lingkup dan batasan dari program/aplikasi basis data, para penggunanya dan cakupan program tersebut.
21 C. Pengumpulan dan Analisa Kebutuhan (Requirements Collection dan Analysis) M erupakan proses pengumpulan dan analisis informasi tentang bagian dari organisasi yang didukung oleh aplikasi basis data dan menggunakan informasi tersebut untuk mengidentifikasi kebutuhan user dari sistem baru. Pengumpulan kebutuhan dan analisis dapat dilakukan dengan cara: a. M empelajari dokumentasi, berguna untuk memperoleh beberapa pengertian, seperti bagaimana kebutuhan akan suatu basis data yang ada. Selain itu juga dapat membantu menyediakan informasi pada bagian perusahaan yang dihubungkan dengan masalah. Jika masalah berhubungan dengan sistem yang sedang berjalan, maka pasti ada dokumentasi yang dihubungkan dengan sistem tersebut. Dengan mempelajari dokumentasi, maka dapat dengan cepat memperoleh beberapa pemahaman dari sistem. b. Wawancara, adalah mengumpulkan informasi dari individu dengan cara bertatap muka. c. Teknik fact-finding untuk mengerti sebuah sistem dengan mengamati saat perusahaan beroperasi. Teknik ini memungkinkan berpatisipasi ke dalam atau melihat seseorang melakukan aktivitas untuk mempelajari tentang sistem. d. Penelitian, berfungsi untuk meneliti aplikasi dan masalah. M ajalah dagang komputer, buku petunjuk, dan internet (yang
22 termasuk user group dan bulletin boards) adalah sumber informasi yang baik. e. M enyebar kuisioner, yaitu : dokumen-dokumen yang mempunyai tujuan tertentu yang mengizinkan fakta-fakta untuk dikumpulkan dari sejumlah besar orang.
D. Perancangan Basis Data (Database Design) Adalah desain konsepsual, logikal, dan fisikal dari basis data atau proses menciptakan suatu rancangan untuk sebuah basis data yang akan mendukung operasi dan tujuan perusahaan (Connolly dan Begg, 2002, p279)
Untuk merancang suatu basis data, dapat dilakukan dengan pendekatan: •
Bottom-Up approach (pendekatan bottom-up): pendekatan ini mulai dari level dasar
atribut (yaitu, properties of entities dan
relationships) yang melalui analisis asosiasi antara atribut, dikelompokkan menjadi relasi yang mempresentasikan tipe entiti dan hubungan antara entiti. Pendekatan ini untuk perancangan basis data yang sederhana dengan jumlah atribut yang sedikit. •
Top-Down approach (pendekatan top-down) : untuk perancangan basis data yang kompleks, dimulai dengan mengembangkan model data yang berisi beberapa entiti dan relationship level tinggi kemudian menerapkan perbaikan top-down yang secara berurutan
23 untuk mengidentifikasi entiti, relationship dan atribut yang dihubungkan pada level yang lebih rendah. Pendekatan top-down menggunakan konsep model ER (Entiti Relationship) yang dimulai dengan menentukan entiti dan relationship antara entiti. Contoh: jika ingin
mulai mengidentifikasi entiti PrivateOwner dan
PropertyForRent, dan kemudian hubungan antara entiti ini, PrivateOwner Owns PropertyForRent, dan akhirnya atribut yang dihubungkan
seperti
(ownerNo,
name,
dan
address)
dan
PropertyForRent (propertyNo dan address)
Kriteria model data yang optimal yaitu: -
Structural
validity
:
konsistensi
dengan
cara
perusahaan
mendefinisikan dan mengorganisasikan informasi. -
Simplicity : pemahaman oleh profesional sistem informasi dan nontechnical user.
-
Expressibility : kemampuan untuk membedakan antara data yang berbeda, hubungan antara data dan batasan-batasannya.
-
Nonredundancy : pengecualian informasi yang tidak berhubungan, khususnya representasi salah satu informasi sekali secara tepat.
-
Shareability : tidak spesifik untuk aplikasi atau teknologi tertentu dan dengan demikian dapat digunakan oleh banyak user.
-
Integrity : konsistensi dengan cara perusahaan menggunakan dan mengatur informasi.
24 -
Dragmatic representation : kemampuan mempresentasikan suatu model dengan menggunakan notasi diagram yang mudah dipahami.
E. Pemilihan DBMS (DBMS Selection) Adalah memilih DBM S (Database Management System) yang sesuai untuk mendukung aplikasi basis data. Langkah - langkah penelitian DBM S antara lain: 1.
M endefinisikan istilah-istilah dari referensi studi.
2.
Sortlist (urutkan 2 atau 3 produk)
3.
M engevaluasi produk
4.
M erekomendasikan pilihan dan prosedur laporan.
F. Perancangan Aplikasi (Application Design) M erancang user interface dan program aplikasi yang mudah dipelajari,
mudah
digunakan,
dan
bersifat
fault tolerant untuk
penggunaan dan pemrosesan basis data.
G. Prototyping Yaitu
membangun
model kerja aplikasi basis
data, yang
memperbolehkan perancang atau user untuk memvisualisasikan dan mengevaluasi bagaimana sistem final akan tampil dan berfungsi. Tujuan utama dari prototyping yaitu: 1.
M enuntun user menggunakan prototype untuk mengidentifikasikan fitur-fitur agar sistem berjalan dengan baik.
25 2.
Sebagai saran pengembangan atau mungkin menambah fitur baru pada aplikasi basis data.
H. Implementasi (Implementation) Yaitu membuat definisi eksternal, konsepsual, definisi basis data internal dan program aplikasi.
I. Data Conversion and Loading Yaitu membawa data dari sistem yang lama ke sistem yang baru dan mengkonversi aplikasi-aplikasi yang ada untuk bisa berjalan di basis data yang baru.
J. Pengujian (Testing) Yaitu basis data yang diuji untuk mencari kesalahan dan divalidasi apakah sudah sesuai dengan kebutuhan yang ditetapkan oleh pemakai.
K. Operational Maintenance Yaitu aplikasi basis data diimplementasikan secara penuh. Sistem tersebut terus menerus diawasi dan dipelihara. Kapan pun dibutuhkan, kebutuhan-kebutuhan baru dimasukkan ke dalam aplikasi basis data melalui tahapan-tahapan daur hidup sebelumnya.
26 2.1.10 Normalisasi M enurut Connolly dan Begg (2002, p376), normalisasi adalah suatu teknik yang menghasilkan satu set relasi dengan properties yang diinginkan, yang memberikan kebutuhan data organisasi. Normalisasi yakni teknik untuk mengkoordinasikan data ke dalam suatu tabel dengan tujuan mempermudah pengelompokan dan pengolahan data dalam rangka memenuhi kebutuhan pemakai dalam organisasi (Date, 2000, p357). Sedangkan yang dimaksud dengan Unnormalized Form (UNF) adalah sebuah tabel yang berisi satu atau lebih repeating group. Dari bentuk inilah nantinya dilakukan proses normalisasi (Connolly dan Begg, 2002, p387). Beberapa bentuk proses normalisasi menurut Connolly dan Begg (2002, p387-394) dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. First Normal Form (1NF) Suatu relasi di mana intersection dari setiap baris dan kolom hanya mengandung satu nilai. 2. Second Normal Form (2NF) Pada normalisasi kedua akan dilakukan dekomposisi atau pemisahan sesuai dengan sifat ketergantungan fungsional. Setiap atribut nonprimary-key secara fungsional penuh bergantung pada primary key nya. 3. Third Normal Form (3NF) Sebuah hubungan yang ada pada first dan second normal form, dan atribut yang bukan non-primary-key tergantung secara transitif pada primary key.
27 2.1.11 Metodologi Perancangan Basis data M etodologi perancangan adalah suatu pendekatan terstruktur yang menggunakan bantuan prosedur-prosedur, teknik-teknik, alat-alat dan dokumentasi untuk mendukung dan memfasilitasi proses perancangan (Connolly dan Begg, 2002, p418) M enurut Connolly dan Begg (2002, p418), sebuah metodologi perancangan basis data terdiri dari fase-fase yang masing-masing terdiri dari sejumlah langkah-langkah, yang memandu perancang ke dalam teknik-teknik yang tepat pada setiap tingkatan proyek. M etodologi perancangan juga membantu perancang untuk merencana,
mengatur, mengontrol, dan
mengevaluasi proyek perkembangan basis data.
2.1.11.1 Perancangan Konseptual M enurut Connolly dan Begg (2002, p419), perancangan konseptual basis data adalah suatu proses membangun sebuah model dari informasi yang digunakan oleh perusahaan.
Tahap-tahap perancangan basis data konseptual : Tahap 1 : Membangun model data konseptual lokal untuk setiap bagian. M embuat model data konseptual lokal untuk setiap bagian dari sebuah perusahaan untuk setiap view yang spesifik. 1.1
Identifikasi tipe entiti utama yang dibutuhkan view.
1.2
Identifikasi tipe relationship penting yang ada di antara tipe entiti yang telah diindentifikasi.
28 1.3
Identifikasi dan menggabungkan atribut dengan tipe entiti atau tipe relationship yang cocok.
1.4
M enentukan domain atribut dalam data model konseptual lokal.
1.5
M enentukan atribut candidate key untuk setiap tipe entiti dan apabila terdapat lebih dari satu candidate key, maka pilih salah satu untuk dijadikan primary key.
1.6
M empertimbangkan penggunaan konsep enchanced modelling (pilihan), seperti spesialisasi/generalisasi, agregasi, dan komposisi. •
Spesialisasi : proses memaksimalkan perbedaan antara anggota-anggota entiti dengan mengidentifikasi karakteristikkarakteristik khususnya.
•
Generalisasi : proses meminimalkan perbedaan antara anggota-anggota entiti dengan mengidentifikasikan ciri-ciri umumnya.
•
Agregasi : menggambarkan ”has a” atau ”is part of” relationship antara tipe entiti, di mana salah satu entiti sebagai keseluruhan dan entiti yang lain menjadi bagiannya.
•
Composition : sebuah bentuk spesifik dari agregasi di mana ada hubungan kepemilikan yang kuat antara keseluruhan dan bagian. Dalam composition, entiti yang merupakan bagian hanya dapat berhubungan ke satu entiti yang merupakan keseluruhan. Sedangkan dalam agregasi, satu entiti bagian dapat menjadi bagian dari beberapa entiti keseluruhan.
29 1.7
M empertimbangkan model apakah ada redundancy.
1.8
Validasi model konseptual lokal dengan transaksi user, menjamin bahwa model konseptual lokal mendukung transaksi yang disyaratkan oleh ”view”.
1.9
Review model data konseptual lokal dengan user untuk menjamin bahwa model tersebut merupakan representasi sesungguhnya dari ”view”.
Tujuan utama dari tahap 1 adalah membangun sebuah model data konseptual lokal dari sebuah perusahaan untuk jenjang yang lebih spesifik. M odel data konseptual lokal itu terdiri dari : tipe entiti, tipe relationship, atribut, domain atribut, primary key, dan alternate key.
2.1.11.2 Perancangan Logikal M enurut Connolly dan Begg (2002, p419), perancangan logikal basis data merupakan proses membangun sebuah model informasi yang digunakan dalam sebuah perusahaan yang berdasarkan pada sebuah model data yang spesifik, tetapi tidak bergantung pada sebuah DBM S tertentu dan pertimbangan-pertimbangan fisik lainnya. Langkah pokok dari perancangan basis data logikal untuk relational model mencakup : membuat dan memvalidas i model data logikal lokal untuk setiap bagian, dan membuat dan memvalidasi model data logikal global. Sebuah model data logikal termasuk ERD (Entiti Relationship Diagram),
30 skema relational, dan dokumen pendukung, seperti : kamus data, yang terbentuk dalam pengembangan model.
Tahap-tahap perancangan basis data logika untuk model relational : Tahap 2 : Membangun dan memvalidasi model data logikal lokal untuk setiap bagian. M embangun sebuah model data logikal lokal dari sebuah model data konseptual lokal yang merepresentasikan sebuah view tertentu dari perusahaan dan kemudian memvalidasi model ini untuk menjamin bahwa secara structural benar (menggunakan teknik normalisasi) dan menjaminnya mendukung transaksi yang disyaratkan.
2.1
Hilangkan hal-hal yang tidak cocok dengan model relational M enyaring model data konseptual lokal untuk menghilangkan fitur yang tidak kompatibel dengan model relational. a) M enghilangkan tipe many-to-many (*:*) binary relationship. b) M enghilangkan
tipe
many-to-many
relationship. c) M enghilangkan tipe complex relationship. d) M enghilangkan atribut multi-valued.
(*:*)
recursive
31 2.2
Dapatkan relasi untuk model data logikal lokal M enciptakan
relasi
untuk
model
data
logikal
untuk
merepresentasikan entiti, relationship, dan atribut yang telah diidentifikasikan. a) Strong entity types. b) Weak entity types. c) Tipe one-to-many (1:*) binary relationship. d) Tipe one-to-one (1:*) binary relationship. 1) Mandatory
participation
on
both
sides
of
1:1
relationship. 2) Mandatory participation on one sides of 1:1 relationship. 3) Optional participation on both sides of 1:1 relationship. 2.3
Validasikan relasi menggunakan normalisasi. M emvalidasi relasi dalam model data logikal lokal dengan menggunakan teknik normalisasi.
2.4
Validasikan relasi terhadap transaksi user. M emastikan bahwa relasi pada model data logikal lokal mendukung transaksi yang diperlukan oleh view.
2.5
Definisikan batasan integritas yang diberikan dalam view. Ada lima tipe batasan integritas : •
Required Data, beberapa atribut harus selalu mempunyai nilai yang valid (tidak boleh NULL). Contoh : setiap staff harus punya jabatan. Batasan ini masuk ke dalam kamus data.
32 •
Attribute Domain Constraint, contoh : jenis kelamin staff dilambangkan dengan ”M ” atau ”F”.
•
Entity Integrity, primary key tidak boleh NULL. Contoh : setiap tuple dari relasi staff harus memiliki atribut primary key, staffNo.
•
Referential Integrity, jika foreign key berisi nilai / punya nilai maka nilai itu harus menunjuk ke salah satu tuple yang ada di dalam relasi parent-nya.
•
Enterprise Constraint, disebut juga peraturan bisnis. Contoh : DreamHome
mempunyai peraturan
untuk
menghindari
anggota staff memimpin lebih dari 100 properti pada waktu yang sama. 2.6
Review model data logikal lokal dengan user. M emastikan model data logikal lokal dan dokumentasi pendukung yang menjelaskan
model
data adalah
representasi yang
sesungguhnya dari ”view”.
Tahap 3 : Membuat dan memvalidasikan model data logikal global M enggabungkan tiap model data logikal lokal ke dalam satu model data logikal global yang menggambarkan keseluruhan perusahaan. 3.1 M enggabungkan model-model data logikal lokal ke dalam model global.
33 Pada tahap ini dilakukan penggabungan model data logikal menjadi sebuah model data logikal yang menyeluruh bagi perusahaan. 3.2
M emvalidasikan model data logikal global. M emvalidasikan relasi yang diciptakan dari model data logikal global dengan menggunakan teknik normalisasi dan memastikan mereka mendukung transaksi yang disyaratkan, jika diperlukan.
3.3
M emeriksa untuk perkembangan di masa yang akan datang. M enentukan apakah ada perubahan signifikan di masa mendatang dan menilai/menaksir apakah model data logikal global dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan tersebut.
3.4
Review model data logikal global dengan user. M emastikan bahwa model data logikal global telah sesuai dengan gambaran perusahaan.
2.1.11.3 Perancangan Fisikal M enurut Connolly dan Begg (2002, p419), perancangan fisikal basis data merupakan proses yang menghasilkan
sebuah deskripsi
implementasi dari basis data pada secondary storage yang menggambarkan relasi dasar, organisasi file, dan indeks yang digunakan untuk mencapai akses yang efisien ke data, dan penggabungan batasan integritas dan ukuran keamanan.
34 Tahap-tahap perancangan fisikal basis data untuk basis data relational: Tahap 4 : Mengubah model data logikal global untuk target DBMS M enghasilkan sebuah sistem basis data relational dari model data logikal global yang dapat diimplementasikan dalam target DBM S. 4.1
M erancang relasi-relasi dasar. M emutuskan bagaimana merepresentasikan relasi-relasi dasar yang diidentifikasikan pada model data logikal global dalam target DBM S.
4.2
M erancang representasi dari derived data. M emutuskan bagaimana merepresentasikan derived data yang ada pada model data logikal global ke dalam target DBM S. Atribut yang nilainya dapat ditemukan dengan memeriksa nilai dari atribut lain dikenal sebagai derived atau calculated attributes.
4.3
M erancang batasan-batasan perusahaan untuk target DBM S. Tergantung DBM Snya, ada yang menyediakan fasilitas untuk mendefinisikan batasan perusahaan dan ada yang tidak. Jika tidak ada maka harus merancang batasan ke dalam aplikasi.
Tahap 5 : Merancang representasi fisik. M enentukan organisasi file yang optimal untuk menyimpan relasi-relasi dasar dan indeks-indeks yang diperlukan untuk mencapai performance yang diinginkan, untuk itu akan ditentukan relasi dan tuple mana yang ada pada secondary storage.
35 5.1
Analisis transaksi. M emahami fungsi transaksi yang akan dijalankan pada basis data dan menganalisis transaksi-transaksi penting.
5.2
M emilih organisasi file. M enentukan pengelompokkan file yang efisien untuk setiap relasi yang terbentuk.
5.3
M emilih indeks-indeks. M enentukan
jika penambahan
indeks
akan
meningkatkan
performance sistem. 5.4
M emperkirakan kebutuhan disk space. M emperkirakan jumlah disk space yang akan dibutuhkan oleh basis data.
Tahap 6 : Perancangan user view. M erancang user
view
yang
diidentifikasikan
selama pengumpulan
kebutuhan-kebutuhan dan tahap analisis dari siklus aplikasi basis data relational.
Tahap 7 : Perancangan mekanisme keamanan. M erancang mekanisme keamanan untuk basis data seperti yang ditentukan oleh user. Relational DBM S secara umum menyediakan dua tipe keamanan basis data yaitu : •
Keamanan sistem : mencakup akses dan penggunaan basis data pada level sistem, seperti user name dan password.
36 •
Keamanan data : mencakup akses dan penggunaan objek basis data (seperti relasi dan view) dan aksi yang dapat dilakukan user terhadap objek.
Tahap 8 : Mempertimbangkan adanya pengontrolan redundancy. Tujuan : menentukan apakah redundansi dalam batasan yang terkendali dengan menggunakan teknik normalisasi akan meningkatkan performance dari sistem.
Tahap 9 : Memonitor dan menyesuaikan sistem operasi. Tujuan : mengawasi sistem operasional dan meningkatkan kinerja dari sistem untuk memperbaiki kebutuhan perancangan yang tidak sesuai atau merefleksikan perubahan-perubahan.
2.1.12 Database Security Definisi database security menurut Connolly dan Begg (2002, p522) adalah suatu mekanisme yang melindungi basis data dari tindakan pengrusakan yang disengaja atau ancaman-ancaman tertentu. Security merupakan perlindungan terhadap penggunaan data dari user yang tidak memiliki wewenang (Date, 2000, p504). Berbagai aspek permasalahan Security dalam basis data (Date, 2000, pp504-505): -
Aspek legal, sosial, etika (misalnya, seorang pelanggan mempunyai hak untuk mengakses informasi yang tersedia bagi mereka).
37 -
Pengendalian fisik (misalnya saja, apakah ruang terminal atau komputer perlu dijaga).
-
M asalah operasional (seperti penggunaan password, bagaimana menjaga kerahasiaan password itu sendiri, seberapa sering perubahan password dilakukan).
-
Pengendalian hardware (misalnya, apakah CPU memiliki sarana keamanan, seperti kunci pelindung penyimpanan atau pelindung mode operasi).
-
Pengamanan Sistem Operasi (Apakah OS menghapus isi dari main memory atau disk file setelah selesai?).
-
Isu yang berkaitan langsung dengan basis data sendiri (contohnya, apakah sistem basis data memiliki konsep kepemilikan data?).
2.2 Teori Pendukung dalam pembuatan halaman web 2.2.1
Internet Berdasarkan pendapat Edward Forest (1999, p16), internet adalah jaringan komputer dunia yang berbasiskan standar protokol yang disebut TCP/IP (Transfer Control Protocol / Internet Protocol), yang memungkinkan komputer untuk saling berkomunikasi satu sama lain. Internet terdiri dari World Wide Web, Usenet, Telnet, IRC (Internet Relay Chat) dan FTP (File Transfer Protocol). Bentuk data yang dapat ditransmisikan melalui internet mencakup text, suara, video dan software.
38 M enurut M ougayar (1998), internet mempunyai lima identitas dan dibentuk menjadi lima fungsi : 1.
Sebagai jaringan, yang menghubungkan individu dan organisasi secara bersama-sama.
2.
Sebagai perantara, menawarkan bentuk komunikasi baru.
3.
Sebagai perdagangan, menawarkan bentuk perdagangan yang luas dengan user yang berpotensial.
4.
Sebagai media transaksi, memungkinkan orang untuk menyelesaikan transaksi secara online.
5.
Sebagai media pengembangan aplikasi, memungkinkan pengembangpengembang software untuk menggunakannya sebagai dasar dalam mengembangkan aplikasi mereka.
M enurut Badan Jaringan Dunia, FNC (Leiner et al.1998), hubungan internet dalam menjelaskan sistem informasi dunia adalah : 1.
Secara logika berhubungan satu sama lain dengan alamat-alamat yang unik berdasarkan IP.
2.
M emungkinkan dukungan komunikasi melalui TCP/IP dan IP protokol yang sesuai.
3.
M enyediakan, menggunakan, dan memungkinkan secara umum maupun pribadi, pelayanan tingkat tinggi berlandaskan pada komunikasi dan infrastruktur yang terkait.
39 2.2.1.1
Sejarah Internet Berdasarkan pendapat Edward Forest (1999, p16), Asal mula
internet berasal dari perang dingin tahun 1950, ketika Rusia meluncurkan Sputnik, satelit buatan pertama. Amerika Serikat merespon dengan membentuk Advanced Research Projects Agency (ARPA) atau Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) yang disebut sekarang (Zakon, 1998). Inisial Internet dikemukakan oleh J.C.R.Licklider dari M IT pada Agustus 1962. Pada tahun 1967 Lawrence G.Roberts, yang bekerja pada ARPA, mengusulkan ARPANET yang berdasarkan pada bentuk packet switching pada jaringan. Jaringan tersebut dibuat untuk mengatur komunikasi militer dan penelitian dalam perang nuklir. Saat itu komunikasi radio dan telepon diatur secara terpusat yang seharusnya tidak digunakan lagi. Jaringan ARPANET tidak memerlukan komputer pusat untuk mengatur fungsi dari seluruh jaringannya. Jika salah satu komputer hancur, paket data secara otomatis akan menemukan jalan lain ke tujuannya. Selanjutnya jaringan komputer ini terus diperbaharui dan dikembangkan, sehingga kini menjadi tulang punggung global sumber daya informasi yang disebut internet.
2.2.2
WWW (World Wide Web) Berdasarkan Jill H Ellsworth (1997, p4), web merupakan sistem yang menyebabkan pertukaran data di internet menjadi mudah dan efisien. Web terdiri atas dua komponen dasar :
40 •
Server Web : sebuah komputer dan software yang menyimpan dan mendistribusikan data ke komputer lainnya (yang meminta informasi) melalui Internet.
•
BrowserWeb : software yang dijalankan pada komputer pemakai ("client")
yang
meminta
informasi
dari
server
web
dan
menampilkannya sesuai dengan file data itu sendiri. Untuk menggunakan web, seseorang membutuhkan komputer dengan software browser web dan modem terpasang. (M odem merupakan peranti hardware yang mengubah sinyal komputer ke suara dan sebaliknya sehingga komputer dapat saling berkomunikasi lewat saluran telepon.) Setelah browser web
dijalankan,
komputer
diarahkan
agar
melakukan
dialing
ke
penyelenggara layanan internet (tentu saja dengan account yang sudah dimiliki). Browser kemudian diberi alamat situs web tatkala server web akan memberikan respons dengan mengirim sebuah "halaman" informasi. "Halaman" ini dapat berupa teks dengan berbagai ukuran dan gaya, dapat disertai pula dengan gambar dan grafik lainnya. Gambar atau teks tertentu akan
bergaris
bawah
atau
ditonjolkan
(highlight). Penonjolan
ini
menunjukkan bahwa informasi yang lebih detail tersedia. Yang perlu dilakukan pemakai hanyalah mengarahkan kursor ke teks/gambar tersebut dan mengklik tombol mouse, dan server Web akan memberikan informasi yang sesuai. Lebih dari teks dan gambar yang ditawarkan: •
Klip video dan animasi
41
2.2.3
•
Grafik yang bergerak-gerak
•
File suara dan suara langsung (real-time sound)
•
Basis data dan katalog
•
Program yang dijalankan langsung di komputer
•
Kesempatan untuk mengirim informasi ke pemilik situs web
HTTP (Hypertext Tran sfer Protocol) Berdasarkan Connolly dan Begg (2006,p999), HTTP adalah sebuat protocol yang digunakan untuk mentransfer halaman web melalui internet. Transaksi dalam HTTP terdiri dari beberapa tahap, yaitu : 1.
Koneksi – pemakai koneksi dengan web server.
2.
Permintaan – pemakai mengirim sebuah pesan permintaan ke web server.
3.
Respon – web server mengirim respon ke pemakai.
4.
Close – koneksi ditutup oleh web server.
Berdasarkan Jill H Ellsworth (1997, p6), internet beroperasi menggunakan satu set protokol yang mengontrol dan mengarahkan data di dalam jaringan (network). Secara keseluruhan protokol ini disebut Transfer Control Protocol / Internet Protocol (TCP/IP). Beberapa protokol ini adalah File Transfer Protocol (FTP), Simple Mail Transfer Protocol (SM TP), dan HTTP. Protokol HTTP digunakan oleh World Wide Web untuk transfer dan memproses file HTM L.
42 Protokol ini secara keseluruhan beroperasi tanpa sepengetahuan pemakai, tidak setiap pemakai perlu tahu TCP/IP bila hanya sekadar menggunakan internet atau web.
2.2.4
URL (Uniform Resource Locators) Dikutip dari Connolly dan Begg (2002, p952), URL adalah sekumpulan string atau karakter alphanumeric yang menggambarkan lokasi atau alamat dari sebuah sumber yang ada di internet dan bagaimana sumber itu dapat diakses. URL merupakan cara standar untuk menentukan situs atau halaman pada internet (Ellsworth, Jill H, 1997, p42). Hal ini merupakan sesuatu yang sangat hebat dalam satu sisi, itu sebabnya bisnis dapat bergabung dengan internet dengan mudah. Ada berbagai sistem berbeda di internet mengenai penyimpanan dan penyediaan informasi. M asing-masing sistem (seperti Gopher, FTP, dan Usenet) dikembangkan menggunakan software dan protokolnya sendiri. Ini berarti bahwa setiap orang harus mempelajari perintah-perintah dan karakteristik setiap sistem agar bisa menggunakan sumber dayanya. Akhirakhir ini program khusus yang disebut browser telah dikembangkan. Ada program yang dijalankan pada PC atau pada komputer milik perusahaan penyelenggara akses internet. Kunci kemampuan browser dapat bekerja dengan berbagai sistem yang berbeda di internet karena browser menggunakan URL. URL merupakan cara standar untuk menampilkan informasi tentang jenis ini dan
43 lokasi file : nama file, lokasi komputer di internet, letak file di dalam komputer dan protocol internet yang digunakan untuk mengakses file itu. Internet sangat besar, merupakan interkoneksi, terdistribusi, tempat yang sangat tidak seragam dan URL menstandarkan dari keanekaragaman ini. Berikut beberapa contoh URL:
2.2.5
1.
http://info.cern.ch:80/default.html
2.
gopher://gopher.std.com
3.
ftp://wuarchive.wustl.edu/mirrors
4.
news:alt.internet.services
5.
telnet://dra.com
Pemrosesan client / server M enurut Bradley Jones (2000, p2), pada model client-server, dua komputer bekerja bersama-sama dalam mengerjakan sebuah tugas. Sebuah komputer client meminta informasi yang diperlukan dari sebuah komputer server. Komputer server mengembalikan
informasi ini, dan client
mengerjakannya. Internet juga menerapkan model client-server, server-nya adalah sebuah web server. Web server adalah sebuah komputer yang berisi semua halaman web untuk sebuah website dan mempunyai software spesial untuk mengirimkan halaman web ini kepada browser web yang memerlukannya. Client-nya, pada internet adalah berupa sebuah web browser. Ketika seseorang mengunjungi sebuah halaman web statis melalui sebuah web browser, terjadi langkah-langkah sebagai berikut :
44 1.
Client
(web
browser)
dispesifikasikan
mengalokasikan
oleh
bagian
web
pertama
server
yang
dari
URL
(www.something.com). 2.
Client kemudian meminta halaman web statis yang dispesifikasikan oleh bagian kedua dari URL (/index.htm)
3.
Web server mengirim isi dari file tersebut kepada client dalam format HTM L.
4.
Client
menerima
HTM L
yang
dikirim
dari
server
dan
menampilkannya kepada user.
Gambar 2.2 Internet yang Berbasiskan pada M odel Client-Server
Pada transaksi ini, web server bertindak pasif, web server menunggu client untuk meminta sebuah halaman web statis. Setelah halaman tersebut diminta, web server mengirim halaman tersebut kepada client dan kembali menunggu permintaan selanjutnya. Dengan langkah-langkah ini, hanya halaman web statis yang dapat dikirimkan ke client. Untuk memungkinkan halaman web dinamis, web server harus memainkan peranan yang lebih aktif.
45 2.2.6
Arsitektur Web-DBMS Data intensif dari suatu aplikasi bisnis memiliki empat komponen utama yaitu : basis data, transaction logic, application logic, dan user interface. Untuk menyesuaikan dengan meningkatnya lingkungan bisnis yang sudah mulai ter-desentralisasi (tidak terpusat), maka sistem client-server mulai dikembangkan. Salah satu contoh arsitektur client-server yang dapat di-integrasikan dengan modern DBM S yaitu arsitektur two-tier client-server. Pada arsitektur two-tier client-server perlu adanya pembagian tugas-tugas dasar. Client (tier 1) bertanggung jawab penuh terhadap penyampaian data kepada user, dan server (tier 2) bertanggung jawab dalam penyedian data yang dibutuhkan oleh client.
First Tier Client
Second Tier Database server
Task ¾ User Interface ¾ M ain business and data processing logic
Task ¾ Server – side validation ¾ Database access
Gambar 2.3 Arsitektur Two-Tier Client-Server
46 2.2.7
Personal Home Page (PHP) Hypertext Pre-processor Dikutip dari Abdul Kadir (2002, p1), PHP merupakan bahasa berbentuk script yang ditempatkan dalam server dan diproses di server. Hasilnya kemudian dikirimkan ke client, tempat pemakai menggunakan browser. Secara khusus PHP dirancang untuk membentuk web dinamis. Artinya, ia dapat membentuk suatu tampilan berdasarkan permintaan terkini. M isalnya, bisa menampilkan isi basis data ke halaman web. Pada prinsipnya, PHP mempunyai fungsi yang sama dengan script-script seperti ASP (Active Server Pages), Cold Fusion ataupun Perl. Kelahiran PHP bermula saat Rasmus Lerdorf membuat sejumlah script Perl yang dapat mengamati siapa saja yang melihat-lihat daftar riwayat hidupnya, yakni pada tahun 1994. Script-script ini selanjutnya dikemas menjadi tool yang disebut “Personal Home Page”. Paket inilah yang menjadi cikal bakal PHP. Pada tahun 1995, Rasmus menciptakan PHP/FI versi 2 pada versi inilah programmer dapat menempelkan kode terstruktur di dalam tag HTM L. Pada awalnya PHP dirancang untuk diintegrasikan dengan web server apache. Namun, belakangan PHP juga dapat bekerja dengan web server seperti PWS (Personal Web Server), IIS (Internet Information Server), dan Xitami. PHP bersifat bebas dipakai dan tidak perlu membayar apapun untuk menggunakan perangkat lunak ini. Untuk versi windows dapat memperoleh kode binernya, untuk versi linux bisa mendapatkan kode sumbernya secara lengkap.
47 2.2.7.1
Basis data Dengan PHP Salah satu kelebihan dari PHP adalah mampu berkomunikasi
dengan berbagai basis data yang terkenal. Dengan demikian, menampilkan data yang bersifat dinamis, yang diambil dari basis data, merupakan hal yang mudah untuk diimplementasikan. Itulah sebabnya sering dikatakan bahwa PHP sangat cocok untuk membangun halaman-halaman web dinamis. Pada saat ini, PHP sudah dapat berkomunikasi dengan berbagai basis data meskipun dengan kelengkapan yang berbeda-beda. Beberapa diantaranya adalah: •
dBASE (dBASE III+, semacamnya )
•
DBM
•
FilePro (Personix,Inc)
•
Informix
•
Ingres
•
InterBase
•
M icrosoft Access
•
M SQL
•
MySQL
•
Oracle
•
Postgre SQL
•
Sybase
Visual dBA SE,
Visual FoxPro
dan
48 2.2.7.2
MySQL MySQL adalah salah satu jenis database server yang sangat
terkenal. Kepopulerannya disebabkan MySQL menggunakan SQL sebagai bahasa dasar untuk mengakses databasenya. Selain itu, bersifat free karena tidak perlu membayar untuk menggunakannya pada pelbagai platform (kecuali pada Windows yang bersifat shareware atau perlu membayar setelah melakukan evaluasi dan memutuskan untuk digunakan untuk keperluan produksi).
MySQL termasuk
jenis
RDBM S
(Relational
Database
Management System). Itulah sebabnya istilah seperti tabel, baris, dan kolom digunakan pada MySQL. Pada MySQL, sebuah database mengandung satu atau sejumlah tabel. Tabel terdiri atas sejumlah baris dan setiap baris mengandung satu atau beberapa kolom.
2.2.8
HTML (Hypertext Markup Language) Dikutip dari Connolly dan Begg (2002, p951), HTM L adalah suatu sistem mark up atau penggabungan, sehingga dokumen-dokumen dapat dipublikasikan dalam media web. Dikutip dari buku Marketing on the Internet yang ditulis oleh Jill H Ellsworth (1997, p42), HTM L merupakan sistem yang digunakan untuk menciptakan halaman dan dokumen yang disajikan pada web. Dokumen HTM L dapat dibuat menggunakan editor teks standar, walaupun akan lebih mudah jika menggunakan editor yang dirancang untuk pembuatan dokumen HTM L seperti HotDog, FrontPage atau GNNPress. Beberapa editor HTM L dapat mengubah file teks biasa ke dokumen HTM L, dan membantu
49 menciptakan dokumen yang lebih bagus dengan menggunakan template yang disediakan. Dokumen HTM L disebut sebagai mark up language karena mengandung tanda tertentu yang digunakan untuk menentukan tampilan suatu teks dan tingkat kepentingan dari teks tersebut pada suatu dokumen. Dengan sistem hypertext pada dokumen, dokumen tidak harus dibaca secara berurutan dari atas ke bawah tetapi dapat langsung menuju ke topik tertentu dengan menggunakan teks penghubung (link) yang akan membawa langsung ke topik yang diinginkan.
2.2.9
Macromedia Dreamweaver Berdasarkan buku M acromedia Dreamweaver 4 yang ditulis oleh Isak Rickyanto (2001, p1), M acromedia Dreamweaver adalah sebuah HTM L editor profesional untuk mendesain secara visual dan mengelola situs web maupun halaman web. Dreamweaver membuatnya jadi mudah dengan menyediakan
tool-tool
yang
sangat
berguna
dalam
meningkatkan
kemampuan dan pengalaman dalam membuat web. Dreamweaver mengikutsertakan banyak tool untuk kode-kode dalam halaman web beserta fasilitas-fasilitasnya, antara lain : Referensi HTM L, CSS, javascript debugger dan editor kode yang mengizinkan pengeditan kode javascript, XM L, dan dokumen teks langsung dalam Dreamweaver. Teknologi M acromedia Roundtrip HTM L mampu mengimpor dokumen
50 HTM L tanpa perlu mem-format ulang kode tersebut dan dapat menggunakan Dreamweaver untuk membersihkan dan mem-format ulang HTM L. Fasilitas editing secara visual dari Dreamweaver dapat menambahkan desain dan fungsionalitas halaman-halaman web tanpa perlu menulis satu baris kode pun. Dan juga dapat membuat objek dan commdan sendiri, memodifikasi shortcut keyboard bahkan menulis kode javascript.
2.2.10 Delapan Aturan Emas Perancangan Dialog (User Interface) M enurut Shneiderman (1992, p74), ada 8 aturan emas dalam merancang user interface yang baik antara lain : 1.
Berusaha untuk konsisten. Harus selalu berusaha konsisten dalam merancang dialog yang akan ditampilkan.
2.
Memungkinkan frequent users menggunakan shortcuts. Umumnya user yang sudah sering menggunakan aplikasi lebih menginginkan kecepatan dalam mengakses fungsi yang diinginkan. Jadi dibutuhkan tingkat interaksi ynag pendek atau singkat dan langsung menuju ke fungsi tersebut. Untuk itu, perlu disediakan tombol spesial atau perintah tersembunyi.
3.
Memberikan umpan balik yang informatif. Umpan balik harus diberikan untuk memberikan informasi kepada user sesuai dengan aksi yang dilakukannya. Pengguna akan mengetahui aksi apa yang telah dan akan dilakukan dengan adanya
51 umpan balik ini. Umpan balik bisa berupa konfirmasi atau informasi atas suatu aksi. 4.
Merancang dialog untuk menghasilkan keadaan akhir. Umpan balik atas akhir dari suatu proses dan aksi akan sangat membantu dan juga pengguna akan mendapat sinyal untuk melakukan aksi lainnya.
5.
Memberikan pencegahan kesalahan dan penanganan kesalahan yang sederhana. Sistem dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mencegah user dalam membuat kesalahan. Contohnya, penggunaan menu seleksi untuk membatasi input dari pengguna, validasi pengisian data pada form agar data yang diisi dapat memberikan instruksi yang sederhana, konstruktif dan spesifik untuk perbaikan.
6.
Mengijinkan pengembalian aksi (undo) dengan mudah Terkadang user tidak sengaja melakukan aksi yang tidak diinginkan, untuk itu pengguna ingin melakukan pembatalan, sistem harus sebanyak mungkin memberikan fungsi pembatalan ini. Sehingga user akan merasa lebih aman dan tidak takut dalam mencoba memakai sistem tersebut.
7.
Mendukung internal locus of control Pemakai menguasai sistem, sehingga mereka merasa menguasai sistem tersebut. Sistem yang tidak terduga dan sulit dalam melakukan suatu aksi akan menyulitkan user.
52 8.
Mengurangi beban ingatan jangka pendek Keterbatasan memori pada manusia harus diatasi oleh program dengan tidak banyak membuat user melakukan proses penyimpanan memori.
2.3 E-Commerce Dikutip dari buku M engenal E-commerce yang ditulis oleh Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi (2001, p2), “E-Commerce is a dynamicset of technologies, applications, dan business process that link enterprises, consumers, dan communities through electronic transaction dan the electronic exchange of goods, services, dan information.” (Baum, 1999, p36-44) Jadi e-commerce merupakan satu set dinamis teknologi, aplikasi, dan proses bisnis yang menghubungkan perusahaan, konsumen, dan komunitas tertentu melalui transaksi elektronik dan perdagangan barang, pelayanan, dan informasi yang dilakukan secara elektronik. Ada beberapa keuntungan yang didapat dari adanya e-commerce yaitu : 1.
Aliran pendapatan (Revenue stream) baru yang mungkin lebih menjanjikan, yang tidak bisa ditemui di sistem transaksi tradisional.
2.
Dapat meningkatkan market exposure (pangsa pasar).
3.
M enurunkan biaya operasional (operating cost).
4.
M elebarkan jangkauan (global reach).
5.
M eningkatkan kesetiaan konsumen.
6.
M eningkatkan supplier management.
53 7.
M emperpendek waktu produksi.
8.
M eningkatkan mata rantai pendapatan (value chain).
2.3.1
Jenis E-Commerce Berdasarkan buku M engenal E-commerce yang ditulis oleh Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi (2001, p4), Secara umum, E-Commerce bisa diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu Business to Business (B2B) dan Business to Consumer (B2C). Berikut akan dibahas secara singkat mengenai kedua jenis E-Commerce tersebut. Business to Business, karakteristiknya adalah : •
Trading partners yang sudah saling mengetahui dan antara mereka sudah terjalin hubungan yang berlangsung cukup lama. Pertukaran informasi hanya berlangsung di antara mereka dan karena sudah sangat mengenal, maka pertukaran informasi tersebut dilakukan atas dasar kebutuhan dan kepercayaan.
•
Pertukaran data dilakukan secara berulang-ulang dan berkala dengan format data yang telah disepakati. Jadi service yang digunakan antar kedua sistem tersebut sama dan menggunakan standar yang sama pula.
•
Salah satu pelaku tidak harus menunggu partner mereka lainnya dalam mengirimkan data.
54 •
M odel yang umum digunakan adalah peer-to-peer, di mana processing intelligence dapat didistribusikan di kedua pelaku bisnis.
Business to Consumer, karakteristiknya adalah : •
Terbuka untuk umum, di mana informasi disebarkan secara umum pula.
•
Service yang dilakukan juga bersifat umum, sehingga mekanismenya dapat digunakan oleh orang banyak, sebagai contoh, karena sistem web sudah umum di kalangan masyarakat maka sistem yang digunakan adalah sistem web pula.
•
Service yang diberikan adalah berdasarkan permintaan. Konsumen berinisiatif sedangkan produsen harus siap memberikan tanggapan terhadap inisiatif konsumen tersebut.
•
Sering dilakukan sistem pendekatan client-server, dimana konsumen di pihak client menggunakan sistem yang minimal (berbasis web) dan penyedia barang/jasa (business procedure) berada di pihak server.
2.3.2
Kegiatan yang berhubungan dengan E-Commerce Banyak sekali yang bisa dilakukan melalui E-Commerce. Namun pada umumnya orang menganggap E-Commerce sebagai kegiatan seperti kita membeli sebuah buku di toko online. E-Commece tidak sesempit itu. E-Commerce masih luas dan masih banyak bidang-bidang yang harus
55 dikembangkan. Ketepatan, kemudahan, dan kecepatan menjadi ciri kegiatan E-Commerce. Contohnya adalah perdagangan online melalui World Wide Web (WWW) yang merupakan contoh yang paling umum, transaksi online bisnis antar perusahaan, internet banking, TV interaktif, WAP dan sebagainya.
2.3.3
Faktor-faktor sukses dalam E-Commerce Berdasarkan pendapat James O’Brien (2002, p271), Dengan adanya E-Commerce ini, akan membuat bisnis menemukan cara untuk membangun kepuasan pelanggannya, kesetiaan, dan hubungan baik, sehingga pelanggan tidak akan meninggalkan perusahaannya. Dengan demikian kunci sukses E-Commerce terdiri dari beberapa faktor: 1.
Pilihan dan harga. Jelas, bisnis sekarang harus menawarkan pembeli pilihan yang bagus dari produk-produk yang dijual dan service pada harga yang terjangkau atau pembeli tersebut akan pergi dari perusahaan mereka. Tetapi harga perusahaan tidak harus rendah pada web jika mereka membangun reputasi untuk kualitas yang tinggi, jaminan kepuasan, dan pelayanan penuh ketika berbelanja dan sesudah penjualan.
2.
Pekerjaan dan pelayanan Orang tidak mau menunggu ketika memilih atau membayar di web E-Commerce. Halaman web harus dibuat sederhana untuk mudah diakses, berbelanja dan pembayaran dengan kekuatan server yang
56 kuat dan kapasitas jaringan untuk mendukung jalur web-nya. Berbelanja melalui web dan service pada pelanggan harus ramah dan penuh bantuan seperti cepat dan mudah. 3.
Lihat dan rasakan Web B2C dapat menawarkan pembelinya sebuah halaman depan web yang menarik, daerah-daerah shopping dan katalogkatalog produknya. Ini dapat diperoleh dari pengalaman berbelanja yang mengasikkan dengan suara, video dan grafik-grafik yang bergerak, sehingga menjadi mudah dan nyaman untuk dilihat dan dirasakan. Kebanyakan web E-Commerce membiarkan pembeli mencari produk yang diinginkan, meletakkannya pada tempat belanja dan pergi ke tempat pemeriksaan ketika mereka siap untuk membayar pesanannya.
4.
Promosi dan Pendorong Beberapa web E-Commerce akan mempromosikan pada media tetapi kebanyakan promosi melalui web ditargetkan dan diwujudkan pada banner tambahan pada halaman web lainnya dan promosi lewat email. Kebanyakan halaman web B2C juga menawarkan dorongan untuk membeli dan kembali pada web tersebut. Seperti kupon, diskon, penawaran khusus dan voucher-voucher untuk service web lainnya.
5.
Perhatian Pribadi M engkhususkan pengalaman berbelanja akan memberanikan user untuk membeli dan mengunjungi kembali web tersebut. Secara
57 otomatis akan mencatat kunjungan user dan membuat catatan khusus. Kebanyakan web juga mendorong user untuk mendaftar pada mereka dan mengisi form. 6.
Hubungan Komunitas Hubungan antar konsumen membantu membangun nilai dan kesetiaan konsumen. Hubungan website dan program pemasaran membangun dan mempromosikan komunitas virtual bagi konsumen, supplier, wakil-wakil perusahaan, dan lainnya
7.
Keamanan dan kehandalan Sebagai konsumen, kita menginginkan data-data pribadi kita, detil-detil transaksi kita aman dari penggunaan
yang tidak
bertanggungjawab, dan juga dengan layanan konsumen yang baik. Hal ini merupakan salah satu tolak ukur kehandalan penjual.
2.4 Teori-Teori Penjualan 2.4.1 Definisi Penjualan Penjualan menurut kamus akuntansi (Widjajanto, 1999, p122) adalah transfer hak atas barang untuk mendapatkan sumber daya lainnya, seperti kas atau janji untuk membayar kas (piutang). M enurut Swatsha (1999, p8), penjualan merupakan ilmu dan seni mempengaruhi pribadi yang dilakukan oleh penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia membeli barang atau jasa yang ditawarkannya.