BAB 2 LANDASAN TEORI
Landasan teori merupakan teori yang digunakan untuk menjelaskan tentang objek yang sedang diteliti dan sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang ada. Teori yang didapat bukan sekedar berasal dari pendapat pengarang atau pendapat orang lain, tetapi teori yang telah teruji kebenarannya. 2.1
Tinjauan Umum Museum Museum hanya dapat dipahami oleh karena fungsi dan kegiatannya. Kata
‘museum’ berasal dari kata Yunani Kuno “museian” yang berarti kuil/rumah persembahan untuk Dewi Muze. Muze adalah putra Zeus, dewa penguasa yang bersemayan di bukit Olimpus. Muze merupakan pelindung sembilan dewa pengetahuan dan seni. ‘A museum is non profit making, permanent institution in service of society and of its development, and open the public, which aquires, conserves, communicates, and exhibit for purpose of study, education and enjoyment, material evidence of human and enviroment’. ICOM (International Council of Museum, 2007). 2.1.1 Pengertian Museum Museum
adalah
sebagai
tempat
penyimpanan,
perawatan,
pengamanan dan pemanfaatan benda-benda bukti materil hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa. Museum
merupakan sebuah
lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, dan melayani masyarakat dalam perkembangannya, terbuka untuk umum, memperoleh, merawat, menghubungkan dan memamerkan artefak-artefak perihal jati diri manusia dan lingkungannya untuk tujuan studi, pendidikan dan rekreasi. (Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 1995)
9
10 2.1.2 Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Museum 1. Rancangan Peraturan Pemerintah Pasal 18 ayat (5) UndangUndang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Berdasarkan Pasal 18 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, sebagai upaya pelestarian Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, dan/atau Struktur cagar Budaya bergerak dan Bukan Cagar Budaya dilakukan oleh Museum sebagai lembaga permanen yang tidak mencari keuntungan guna melayani masyarakat dengan tujuan pengkajian, pendidikan, dan kesenangan. Tidak setiap lembaga mempunyai koleksi sebagai Museum. 2. Undang-undang RI Nomor 5 tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya. Dimaksud dengan Benda Cagar Budaya adalah Benda buatan manusia, bergerak atau tidak bergerak yang berupa kesatuan atau kelompok atau bagian satau sisanya yang berumur minmal 50 tahun atau mewakili masa gaya yang khas dan mewakili masa gaya sekurang-kurangnya 50 tahun, serta dianggap memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan. Bendabenda alam yang dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 1993 tentang Pelaksanaan Undang-undang RI Nomor 5 tahun 1992. 4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1995 tentang Pemeliharaan dan Pemanfaatan Benda Cagar Budaya di Museum. 5. Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor KM. 33/PL.303/MKP/2004 tentang Museum. 2.1.3 Sejarah Perkembangan Museum a.
Asal Muasal Museum Kata museum berasal dari kata Latin yaitu ' museion', yang
berarti kuil untuk sembilan dewi Muse, anak-anak Dewa Zeus yang tugas utamanya adalah
menghibur . Dalam perkembangannya
11 museion merupakan tempat kerja para ahli di zaman Yunani kuno, seperti Pythagoras, Plato dan lainnya. Museion dianggap sebagai tempat penyelidikan dan pendidikan filsafat, serta ruang lingkup ilmu dan kesenian. Iskandarsyah adalah tempat museum tertua yang merupakan pusat ilmu dan kesenian. Pada awalnya museum merupakan
tempat pengumpulan
benda-benda dan alat-alat yang diperlukan bagi penyelidikan ilmu dan kesenian, kemudian berubah menjadi tempat mengumpulkan bendabenda yang dianggap aneh. Perkembangan ini meningkat pada abad pertengahan. Dikala itu
museum
menjadi tempat benda-benda
pribadi milik pangeran, bangsawan, para pencipta seni dan budaya, serta para pencipta ilmu pengetahuan. Kumpulan benda yang ada mencerminkan minat dan perhatian khusus pemiliknya. Yang bersifat pribadi. (Museumku. 2011. Sejarah Museum)
b.
Perkembangan Museum Pertumbuhan besar museum di Eropa berawal dari banyaknya
barang-barang seni yang ada di Eropa dan ditambah dari luar Eropa. Namun saat itu museum jarang dibuka untuk umum karena koleksinya menjadi ajang pamer oleh pemiliknya dan hanya diperlihatkan kepada para kerabat atau orang-orang dekat. Museum juga pernah diartikan sebagai kumpulan ilmu pengetahuan dalam karya tulis seorang sarjana. Hal ini terjadi di zaman ensiklopedis yaitu zaman sesudah Renaissance,
ditandai
dengan
kegiatan
orang-orang
yang
memperdalam dan memperluas pengetahuan mereka tentang manusia, berbagai jenis flora maupun fauna serta tentang bumi dan jagat raya. Berdirinya museum terjadi pada akhir abad ke-18 seiring dengan perkembangan pengetahuan di Eropa. Negeri Belanda yang merupakan bagian dari Eropa juga tidak ketinggalan dalam upaya mendirikan museum. (Museumku. 2011. Sejarah Museum) c.
Perkembanagan Museum di Indonesia Perkembangan museum di Indonesia sangat dipengaruh
dengan perkembangan museum di Belanda. Bermula dari seorang
12 pegawai VOC yang bernama G.E. Rumphius yang pada abad ke-17 memanfaatkan
waktunya
untuk
menulis
tentang
Ambonsche
Landbeschrijving yang memberikan gambaran tentang sejarah kesultanan Maluku. Pada 24 April 1778 berdiri Bataviaach Genootschap van Kunsten en Wetenschappen. Lembaga ini di pimpim oleh dewan direksi dan berstatus setengah resmi. Pasal 3 dan 19 Statuten pendirian lembaga tersebut menyebutkan bahwa salah satu tugasnya adalah memelihara museum yang meliputi
pembukuan,
himpunan etnografis, himpunan kepurbakalaan, himpunan prehistori, himpunan keramik, himpunan muzikologis, himpunan numismatik, pening dan cap-cap, serta naskah dan perpustakaan. Sesudah kemerdekaan Indonesia 1945 keberadaan museum diberikan pada pembangunan bangsa Indonesia. Para ahli bangsa Belanda yang aktif di museum dan lembaga-lembaga yang berdiri sebelum 1945, masih diizinkan tinggal di Indonesia dan terus menjalankan tugasnya. (Museumku. 2011. Sejarah Museum) Tabel 2.1 Perkembangan Museum di Indonesia Sumber : Berbagai banyak sumber terkait. Tahun Perkembangan Berdirinya museum tertua di Ambon, yaitu Ambonsche 1662
Ratitertenkamer, didirikan oleh Rumphius bertepatan pada hari lahirnya pemerintah Hindia Belanda di Indonesia.
1778
Perkembangan gedung Batavia Society of Art and Science, gedung ini berperan penting dalam penelitian dan pengumpulan benda bersejarah alam dan kebudayaan Indonesia.
13
1812
Di masa pemerintahan Inggris, Raffles melengkapi dengan bangunan administrasi dan perpustakaan.
1817
Direncanakan dan dibuat Kebun Raya Bogor (Hortus Botanicus Bogoriense).
Batavia Society of Art and Science, dijadikan Museum 1862
Nasional, seluruh koleksi menjadi milik pemerintah Indonesia.
1894
Didirikan Museum Zoologi di Bogor besar dan lengkap menyebabkan Kebun Raya dan Zoologi menjadi pusat ilmu pengetahuan biologi terlengkap di dunia saat itu.
14
Abad 1900 an
Pada Abad 1900 an banyak tempat bersejarah yang dipugar ulang dan diambil ahli oleh direktorat museum untuk dijadikan museum. Dan beberapa museum didirikan guna melestarikan kebudaayn bangsa Indonesia.
1957 Museum Perjuangan Bogor menyimpan bermacam-macam benda-benda dari senapan yang dipergunakan oleh pejuang, maupun senapan rampasan dari Jepang dan Inggris serta dilengkapi
dengan
diorama
yang
menggambarkan
pertemuan di daerah Bogor dan sekitarnya.
1972 Museum Satria Mandala menyimpan berbagai berbagai benda bersejarah yang berkaitandengan TNI seperti aneka senjata berat ketentaraan, panji- panji lingkungan TNI
maupun
ringan,
danlambang-lambang
atribut di
15
1974 Museum Fatahillah yang dahulunya adalah Balai Kota. Objek-objek yang dapat ditemui di museum ini antara lain perjalanan sejarah Jakarta,
replika peninggalan
Tarumanegara dan Pajajaran,hasil
masa
penggalian arkeologi di
Jakarta, mebel antik mulai dari abad ke-17 sampai 19.
1975 Selaku ketua Yayasan Harapan Kita (YHK),Ibu Tien Soeharto menyampaikan gagasan pembangunan Miniatur Indonesia. Bentuk dan sifat isian proyek berupa bangunan utama berupa rumah adat daerah dan dilengkapi dengan pergelaran kesenian, kekayaan flora-fauna, dan unsur budaya lain dari masing-masing daerah yang ada di Indonesia.
16
1977 Koleksi yang disimpan terdiri atas berbagai jenis perahu tradisional, gaya dan ragam hias, hingga kapal zaman VOC. Museum Bahari menampilkan koleksi biota laut, data-data jenis dan sebaran ikan di perairan Indonesia dan aneka perlengkapan serta cerita dan lagu tradisional masyarakat.
. 1988
Museum Tanah juga terdapat contoh batuan, pupuk, perangkat uji tanah, peta-peta maket, dan alat survei tanah.
Pembangunan museum terus berlanjut, dengan menjadikan 1990 - tempat atau rumah bersejarah di pugar dan dijadikan an
museum. Seperti museum Naskah Proklamasi, dan yang lainnya.
2.1.4 Jenis-jenis Museum Museum yang terdapat di Indonesia dapat dibedakan melaui beberapa jenis klasifikasi, yakni sebagai berikut : (Museumgeologiku, 2011)
17 a. Jenis museum berdasarkan koleksi yang dimiliki, yaitu terdapat dua jenis : - Museum Umum, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material manusia dan atau lingkungannya yang berkaitan dengan berbagai cabang seni, disiplin ilmu dan teknologi. Contoh : Museum Nasional Jakarta. - Museum Khusus, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material manusia atau lingkungannya yang berkaitan dengan satu cabang seni, satu cabang ilmu atau satu cabang teknologi. Contoh : Museum Batik. b. Jenis museum berdasarkan kedudukannya, terdapat tiga jenis : - Museum Nasional merupakan museum yang memiliki koleksi dari kumpulan benda yang berkaitan dengan manusia dan lingkungan dari seluruh wilayah Indonesia yang bersifat nasional. - Museum Propinsi berisikan kumpulan benda-benda yang berkaitan dengan bukti manusia dan lingkungan yang berasal dari wilayah maupun propinsi dimana museum tersebut berada. - Museum Lokal berkaitan dengan kumpulan benda material manusia atau lingkungan dari wilayah kabupaten dimana museum tersebut berdiri. c. Berdasarkan penyelenggara, museum terbagi menjadi : - Museum Pemerintah, museum yang dikelola sepenuhnya oleh lembaga pemerintahan . - Museum Swasta, museum yang dikelola oleh perseorangan atau sekelompok orang tanpa ada campur tangan pemerintah.
2.1.5 Fungsi dan Manfaat Museum a. Fungsi Museum Menurut
hasil
musyawarah
umum
ke-11
(11th
General
Assembley) International Council of Museum (ICOM) pada
18 tanggal 14 Juni 1974 di Denmark, dapat dikemukakan 9 fungsi museum sebagai berikut: -
Pengumpulan dan pengamanan warisan alam dan budaya.
-
Dokumentasi dan penelitian ilmiah.
-
Konservasi dan preservasi
-
Penyebaran dan pemerataan ilmu untuk umum
-
Pengenalan dan penghayatan kesenian.
-
Pengenalan kebudayaan antardaerah dan antarbangsa.
-
Visualisasi warisan alam dan budaya.
-
Cermin pertumbuhan peradaban umat manusia.
-
Pembangkit rasa takwa dan bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Manfaat Museum -
Edukasi Kegiatan mengunjungi museum akan membuat sesorang
belajar dan menambah pengetahuan terhadap benda-benda yang berada didalam museum tersebut. Seseorang akan mengetahui perkembangan peradaban suatu masa ke masa lain. Memambah wawasan yang mungkin tidak didapat dalam pendidikan formal. Seperti
museum
perjuangan
bangsa
Indonesia,
selain
mempertajam pengetahuan yang didapat namun juga meningkat rasa banga akan bangsanya Indonesia. -
Inovatif Pengunjung yang datang untuk melihat benda-benda yang
ditampilkan dapat menjadi sebuah ide baru yang kemudian akan berkembang menjadi sebuah karya baru. Dengan banyak melihat benda-benda yang baru menimbulkan sebuah pengalaman dan menghasilkan interpretasi baru. -
Rekreatif Dengan mengunjungi museum orang dapat santai, dan
melepaskan
himpitan-
himpitan
sehari-hari
yang
telah
menyibukkannya. Oleh karena itu dapat di saksikan pada harihari libur museum yang sudah terkenal dipadati pengunjung, misalnya Museum Nasional Jakarta, dan Museum Negeri Provinsi
19 Bali yang berhasil menarik pengunjung untuk berekreasi. Wisatawan-wisatawan asing pada museum tersebut menjadikan tujuan rekreasi wisatanya. -
Imajinatif Dengan mengunjungi museum seorang dapat melakukan
kontemplasi sehingga mampu mengembangkan daya imajinasinya untuk menghasilkan suatu karya seni. Demikian dengan kunjung museum siswa-siswa dapat memperjelas imajinasinya terhadap pelajaran sejarah yang didapat, dibantu dengan memperhatikan foto dan koleksi.
2.1.6 Persyaratan Berdirinya sebuah Museum Persyaratan yang harus diperhatikan dalam perencanaan suatu museum, antara lain : (Pedoman PendirianMuseum (1999/2000) A. Lokasi Museum 1. Lokasi yang strategis Lokasi yang dipilih bukan untuk kepentingan pendirinya, tetapi untuk masyarakat umum, pelajar, mahasiswa, ilmuwan, wisatawan, dan masyarakat umum lainnya. 2. Lokasi harus sehat Lokasi sehat diartikan lokasi yang tidak terletak di daerah industri yang banyak pengotoran udara, bukan daerah yang berawa atau tanah pasir, elemen iklim yang berpengaruh pada lokasi itu antara lain : kelembaban udara setidaknya harus terkontrol mencapai netral, yaitu 55 – 65 %. B. Persyaratan Bangunan 1. Persyaratan umum yang mengatur bentuk ruang museum yang bisa dijabarkan sebagai berikut : a. Bangunan dikelompokkan dan dipisahkan sesuai : - Fungsi dan aktivitas - Ketenangan dan keramaian - Keamanan
20 b. Pintu masuk utama diperuntukkan bagi pengunjung. c. Pintu masuk khusus untuk bagian pelayanan, perkantoran, rumah jaga serta ruang-ruang pada bangunan khusus. d.
Area semi publik terdiri dari bangunan administrasi termasuk
perpustakaan dan ruang rapat.
e. Area privat terdiri dari : - Laboratorium Konservasi - Studio Preparasi - Storage f. Area publik / umum terdiri dari : - Bangunan utama, meliputi pameran tetap, pameran temporer, dan peragaan. - Auditorium, keamanan, gift shop, cafetaria, ticket box, penitipan barang, lobby / ruang istirahat, dan tempat parkir.
2. Persyaratan Khusus a. Bangunan Utama, yang mewadahi kegiatan pameran tetap dan temporer, harus dapat : - Memuat benda-benda koleksi yang akan dipamerkan. - Mudah dalam pencapaiannya baik dari luar atau dalam. - Merupakan bangunan penerima yang harus memiliki daya tarik sebagai bangunan utama yang dikunjungi oleh pengunjung museum. - Memiliki sistem keamanan yang baik, baik dari segi konstruksi, spesifikasi ruang untuk mencegah rusaknya benda-benda secara alami ataupun karena pencurian. b. Bangunan Auditorium, harus dapat : - Dengan mudah dicapai oleh umum. - Dapat dipakai untuk ruang pertemuan, diskusi, dan ceramah. c. Bangunan Khusus, harus : - Terletak pada tempat yang kering. - Mempunyai pintu masuk yang khusus.
21 - Memiliki sistem keamanan yang baik. d. Bangunan Administrasi, harus : Terletak di lokasi yang strategis baik dari pencapaian umum maupun terhadap bangunan lainnya. C. Persyaratan Ruang Dalam
membuat
persyaratan
sebuah
yang harus
ruang
pamer
diperhatikan,
terdapat
antara
beberapa
lain: (Pedoman
PendirianMuseum, 1999/2000) 1.
Pencahayaan dan Penghawaan Pencahayaan dan penghawaan merupakan aspek teknis utama
yang perlu diperhatikan untuk membantu memperlambat proses pelapukan dari koleksi. Untuk museum dengan koleksi utama kelembaban yang disarankan adalah 50% dengan suhu 210C – 260C. Intensitas cahaya yang disarankan sebesar 50 lux dengan meminimalisir radiasi ultra violet. Beberapa ketentuan dan contoh penggunaan cahaya alami pada museum sebagai berikut:
Gambar 2.1 Pencahayaan Alami Sumber : http://www.p2kp.org/
Gambar 2.2 Pencahayaan Alami Sumber : Pedoman Pendirian Museum (1999/2000)
22
Gambar 2.3 Pencahayaan Alami Sumber : Pedoman Pendirian Museum (1999/2000) 2.
Ergonomi dan Tata Letak Untuk memudahkan pengunjung dalam melihat, menikmati,
dan mengapresiasi koleksi, maka perletakan peraga atau koleksi turut berperan. Berikut standar-standar perletakan koleksi di ruang pamer museum :
Gambar 2.4 Perletakan Koleksi Sumber : Data Arsitek
Gambar 2.5 Perletakan Panil Koleksi Sumber : Pedoman Pendirian Museum (1999/2000)
23
Gambar 2.6 Perletakan Panil Koleksi Sumber : Data Arsitek 3.
Jalur Sirkulasi di Dalam Ruang Pamer Jalur
sirkulasi
di
dalam
ruang
pamer
harus
dapat
menyampaikan informasi, membantu pengunjung memahami koleksi yang dipamerkan. Penentuan jalur sirkulasi bergantung juga pada runtutan cerita yang ingin disampaikan dalam pameran.
Gambar 2.7 Jalur Sirkulasi Ruang Sumber : Pedoman Pendirian Museum (1999/2000)
Berikut ini adalah beberapa tipe dari jalur sirkulasi: (Dharma, Agus. Teori Arsitektur 2) 1. Linier
Gambar 2.8 Sirkulasi Linear Sumber : http://nurwantoblogs.blogspot.com/
24 Liner merupakan dasar jalan lurus yang dapat menjadi unsur pembentuk utama sebuah ruangan.
2. Radial
Gambar 2.9 Sirkulasi Radial Sumber : http://nurwantoblogs.blogspot.com/
Pola radial merupakan sebuah jalan yang berpusat pada satu titik ditengah dan berkembang dari titik pusat tersebut. 3. Spiral
Gambar 2.10 Sirkulasi Spiral Sumber : http://nurwantoblogs.blogspot.com/
Pola spiral merupakan suatu jalan yang berpusat dari satu titik pusat kemudian berputar mengelilingi pusat dan berjalan menjauhi titik pusat tersebut.
25 4. Network
Gambar 2.11 Sirkulasi Network Sumber : http://nurwantoblogs.blogspot.com/ Pola network terdiri dari beberapa titik yang kemudian saling menghubungkan dengan titik-titik dalam sebuah ruang.
5. Campuran
Gambar 2.12 Sirkulasi Campuran Sumber : http://nurwantoblogs.blogspot.com/
Pola campuran dalam sebuah ruang memiliki bentukan pola yang menghindari terbentuknya suatu orientasi, membentuk urutan utama dalam sirkulasi ruang terbsebut.
2.1.7 Klasifikasi Fasilitas Museum Pembagian fasilitas pada aktivitas yang ada dalam bangunan museum, yaitu : (Mohammad zakaria, 2013)
26 1. Fasilitas Umum Memberikan segala aktivitas umum sebelum memasuki museum serta fasilitas lain didalamnya. Guna mendukung fasilitas didalam museum. Misalnya area parkir, loket pembayaran, loker penitipan barang, area lobby dan area duduk. 2. Fasilitas Pameran Merupakan fasilitas terpenting dalam sebuah museum dan merupakan bagian terbesar dalam museum. Kegiatan didalamnya berupa pameran tetap dan sementara. 3. Fasilitas Operasional Fasiktas yang memiliki beberapa kegiatan penting di balik sebuah penunjungan museum. Seperti petugas administrasi mengelola ketenagaan,
keuangan,
surat-menyurat,
kerumahtanggaan,
pengamanan, dan registrasi koleksi. 4. Fasilitas Pendidikan Fasilitas yang memberikan informasi berupa wawasan dan ilmu pengetahuan. Didalamnya dapat berupa ruang pelatihan, ruang serba guna, pusat interbet dan lainnya. 5. Fasilitas Servis, Pewaratan dan Keamanan - Toilet dan janitor - Tempat penyimpanan barang koleksi. - Kegiatan perawatan dan penelitian keadaan koleksi - Kegiatan perbaikan koleksi yang rusak, pembuatan tiruan yang sah dan mempersiapkan koleksi untuk pameran. - Kegiatan pemeliharaan seperti ruang ME, pos satpam, ruang kontrol cctv dan sistem alarm. 6. Fasilitas pendukung - Fasilitas Cafe Cafeteria yang berada dalam naungan museum biasanya merupakan rumah makan seperti café yang penempatannya merupakan penyisihan tempat dari museum yang dipergunakan sebagai ajuan untuk menarik pengunjung selain pengunjung museum itu sendiri.
27 - Tempat Penjualan Souvenir Menampung semua bentuk kerajinan tangan, pernak – pernik yang merupakan suatu khas yang mencerminkan isi dari museum tersebut. 2.1.8 Pengadaan Koleksi Pengadaan Koleksi merupakan suatu kegiatan menggumpulkan berbagai benda yang akan dijadikan koleksi, baik berupa benda asli ataupun benda tidak asli. Pengadaan koleksi memiliki 2 tujuan pokok, yaitu: (Museografi Jilid XIX No. 2) 1. Penyelamatan warisan sejarah alam dan sejarah budaya. 2. Sebagai bahan penyebarluasan informasi mengenai kekayaan warisan sejarah alam dan sejarah budaya dengan melalui pameran museum baik pameran tetap, maupun temporer.
Sebelum dilakukan pengadaan koleksi, objek yang akan dijadikan koleksi museum terlebih dahulu diseleksi dan diproses melalui suatu sistem penilaian, kaidah/aturan, tertentu, yang semuanya dituangkan dalam kebijaksanaan pengadaan koleksi. Pengadaan koleksi harus bersifat sistematis dan
aktif,
maka
museum
tidak
cukup
dengan
hanya
menyusun
kebijakasanaan pengadaan dan tanpa melakukan tindakan apapun, tetapi museum harus aktif menyusun program pengadaan koleksi. Proses pengadaan koleksi tersebut sebaiknya menyebutkan secara jelas cara dan dokumentasi yang harus dibuat, serta tempat dokumentasi itu disimpan. Kurator dalam kegiatan pengadaan koleksi bekerja sama dengan registrer. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan pengadaan koleksi, antara lain: (Museografi Jilid XIX No. 2) - Direncanakan dan dilakukan secara baik dan benar, objek harus konsisten dengan koleksi yang menjadi tujuan (visi dan misi) museum. - Sesuai
dengan
kebutuhan
pemilikan
koleksi
di
museum,
dilaksanakan dengan tujuan untuk melengkapi koleksi, tata pameran
28 tetap atau temporer. Sebuah perencanaan pameran dapat menjadi salah satu sasaran dalam melakukan kegiatan pengadaan koleksi. - Peraturan yang menyangkut kebijaksanaan pengadaan koleksi, dan juga
menyangkut
kelanjutannya:
penempatan,
pengamanan,
perlindungan dan penyediaan tempat. - Penyelamatan suatu benda, sebagai contoh suatu objek yang langka kemungkinan akan hilang jika pengelola museum tidak segera menjadikannya sebagai koleksi museum. - Bila ada penawaran objek untuk dijual harus dapat dibandingkan dengan objek yang diperoleh dari hibah atau warisan. - Objek harus sesuai dengan kempampuan museum dalam melakukan perawatan. - Objek dapat digunakan sebagai koleksi pada masa yang akan datang
Dalam
menentukan
kebijakan
pengadaan
koleksi
perlu
mempertimbangkan hal-hal berikut: A. Prinsip dan persyaratan sebuah benda menjadi koleksi: -
Memiliki nilai sejarah dan nilai ilmiah (termasuk nilai estetika).
-
Dapat diidentifikasikan mengenai bentuk, tipe, gaya, fungsi, makna, asal secara historis dan geografis, genus (untuk biologis), atau periodenya (dalam geologi, khususnya untuk benda alam).
-
Harus dapat dijadikan dokumen, dalam arti sebagai bukti kenyataan dan eksistensinya bagi penelitian ilmiah.
B. Pertimbangan skala prioritas, yaitu penilaian untuk benda-benda yang bersifat: -
Masterpiece, merupakan benda yang terbaik mutunya.
-
Unik, merupakan benda-benda yang memiliki ciri khas tertentu bila dibandingkan dengan benda-benda yang sejenis.
-
Hampir punah, merupakan benda yang sulit ditemukan karena dalam jangka waktu yang sudah terlalu lama tidak dibuat lagi.
29 -
Langka, merupakan benda-benda yang sulit ditemukan karena tidak dibuat lagi atau karena jumlah hasil pembuatannya hanya sedikit.
2.1.9 Penyajian Koleksi Agar pameran dapat menarik perhatian pengunjung, maka perlu dilakukan penataan yang baik. Tugas kurator adalah bekerjasama dengan Bagian Preparasi. Koleksi yang tidak dipamerkan harus disimpan dengan baik di ruangan penyimpanan. Koleksi yang berada baik di ruang pamer maupun di ruang simpan harus cukup terlindung dari api, coretan dan bencana alam. Perlu ditetapkan prosedur penanganan dalam keadaan darurat. Agar tidak terjadi kebosanan terhadap pengunjung perlu diadakan pergantian koleksi yang dipamerkan dengan yang disimpan. Penyajian koleksi merupakan salah satu cara berkomunikasi antara pengunjung dengan benda-benda koleksi yang dilengkapi dengan teks, gambar, foto, ilustrasi dan pendukung lainnya (Pedoman Museum Indonesia, 2008). 1.
Prinsip-prinsip Penyajian Koleksi Penataan koleksi di ruang pameran museum harus memiliki : - Alur cerita pameran, sangat diperlukan dalam penyajian koleksi, karena akan mempermudah komunikasi dalam penyampaian informasi koleksi museum kepada masyarakat. - Koleksi yang mendukung alur cerita, koleksi yang diletakan diruang pamer harus dipersiapkan terlebih dahulu, agar koleksi yang dipamerkan terlihat memiliki keterikaitan hubungan yang jelas antar isi dan materi pameran.
2.
Jenis Pameran Jenis pameran di museum dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu pameran tetap dan pameran khusus / temporer a. Pameran
tetap, adalah pameran yang diadakan dalam
jangka waktu 2 sampai dengan 4 tahun. Tema pameran sesuai dengan jenis, visi dan misi museum. Idealnya, koleksi pameran yang disajikan adalah 25 sampai dengan 40 persen dari koleksi
30 yang dimiliki museum, dan dilakukan penggantian koleksi yang dipamerkan dalam jangka waktu tertentu. b. Pameran khusus / temporer, adalah pameran koleksi museum yang diselenggarakan dalam waktu relatif singkat. Fungsi utamanya adalah untuk menunjang pameran tetap, agar dapat lebih banyak mengundang pengunjung datang ke museum. 3.
Metode Pameran Metode dan teknik penyajian koleksi di museum terdiri dari : a. Metode pendekatan intelektual, adalah cara penyajian benda-benda
koleksi
museum
yang
mengungkapkan
informasi tentang guna, arti dan fungsi benda koleksi museum. b. Metode pendekatan romantik (evokatif), adalah cara penyajian
benda-benda
koleksi
museum
yang
mengungkapkan suasana tertentu yang berhubungan dengan benda-benda yang dipamerkan. c. Metode pendekatan estetik, adalah cara penyajian bendabenda koleksi museum yang mengungkapkan nilai artistik yang ada pada benda koleksi museum. d. Metode pendekatan simbolik, adalah cara penyajian benda-benda koleksi museum dengan menggunakan simbolsimbol tertentu sebagai media interpretasi pengunjung. e. Metode pendekatan kontemplatif, adalah cara penyajian koleksi di museum untuk membangun imajinasi pengunjung terhadap koleksi yang dipamerkan. f. Metode pendekatan interaktif, cara penyajian koleksi di museum dimana pengunjung dapat berinteraksi langsung dengan koleksi yang dipamerkan. Penyajian interaktif dapat menggunakan teknologi informasi. 4.
Penataan Koleksi Penataan dalam suatu pameran dapat disajikan secara : a. Tematik, yaitu dengan menata materi pameran dengan tema dan subtema.
31 b. Taksonomik, yaitu menyajikan koleksi dalam kelompok atau sistem klasifikasi. c. Kronologis, yaitu menyajikan koleksi yang disusun menurut usianya dari yang tertua hingga sekarang. 5.
Berdasarkan dari bentuk/materi obyek yang dipamerkan, terbagi
menjadi 2 macam yaitu : a. Dua dimensi (2D), bentuk obyek pamer yang hanya dapat dilihat dalam satu bidang (sisi) pamer dengan dimensi panjang dan lebar. b. Tiga dimensi (3D), bentuk obyek pamer dapat dilihat dari segala bidang dan arah dengan dimensi panjang, lebar dan tinggi. 6.
Penyajian Koleksi Kegiatan yang paling penting dalam pelakaan sebuah pameran
adalah memajang karya. Penyajian karya merupakan salah satu cara berkomunikasi antara pengunjung dengan benda-benda koleksi, dilengkapi dengan gambar, tuliasan dan lainnya. a. Panel Digunakan untuk menggantung atau menempelkan koleksi yang bersifat dua dimensi dan cukup dilihat dari sisi depan. Panil-panil secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu : - Teks dinding (introductory label) yang memuat informasi awal / pengenalan mengenai pameran yang diselenggarakan, tema dan subtema pameran, kelompok koleksi.
- Label individu yang berisi nama dan keterangan singkat mengenai koleksi yang dipamerkan. Informasi yang disampaikan berisi keterangan yang bersifat deskriptif, dan informasi yang dibutuhkan sesuai dengan alur cerita.
32
Gambar 2.13 Kontruksi panil harus kokoh sehingga dapat berdiri dengan tegak lurus 90° Sumber : Buku Pedoman Teknis Pembuatan Sarana Pameran Di Museum Hal. 31
Gambar 2.14 Panil yang dapat dilepas-lepas bentuknya disesuaikan dengan fungsinya Sumber : Buku Pedoman Teknis Pembuatan Sarana Pameran Di Museum Hal. 26
33
Gambar 2.15 Panel Foto Museum Muri Sumber : Michi Anddora, 2015
b. Vitrin Digunakan untuk meletakkan benda-benda koleksi tiga dimensi, dan relatif bernilai tinggi. -
Vitrin Tunggal, berfungsi sebagai almari pajang saja
-
Vitrin Ganda, berfungsi sebagai almari pajang dan tempat penyimpanan benda koleksi.
Gambar 2.16 Vitrin Tunggal, dan Vitrin Ganda Sumber : Buku Pedoman Teknis Pembuatan Sarana Pameran Di Museum hal. 37
Gambar 2.17 Vitrin Tengah
34 Sumber : Buku Pedoman Teknis Pembuatan Sarana Pameran Di Museum hal. 43
Gambar 2.18 Vitrin Dinding Sumber : Buku Pedoman Teknis Pembuatan Sarana Pameran Di Museum hal. 40
c. Pedestal Pedestal atau alas koleksi, meletakkan koleksi berbentuk tiga dimensi. Ukuran tinggi rendahnya harus disesuaikan dengan besar kecilnya koleksi yang diletakkan di atasnya.
Gambar 2.19 Beberapa bentuk alas koleksi. Sumber : Buku Pedoman Teknis Pembuatan Sarana Pameran Di Museum hal. 47
35
Gambar 2.20 Contoh Pedestal di Museum Nyonya Meneer Sumber : Michi Anddora, 2015
2.1.10 Penggunaan dan Kegiatan dalam Museum 1. Pengguna Museum Terdapat dua kategori pengguna dalam sebuah museum yakni sebagai berikut : (Pedoman Museum Indonesia,2008) a. Pengelola Pengelola museum adalah petugas yang berada dan melaksanakan tugas museum dan dipimpin oleh seorang kepala museum. Kepala museum membawahkan dua bagian yaitu bagian administrasi dan bagian teknis. - Bagian administrasi Petugas administrasi mengelola ketenagaan, keuangan, suratmenyurat, kerumahtanggaan, pengamanan, dan registrasi koleksi. - Bagian teknis Bagian teknis terdiri dari tenaga pengelola koleksi, tenaga konservasi, tenaga preparasi, tenaga bimbingan dan humas. - Tenaga pengelola koleksi bertugas melakukan inventarisasi dan kajian setiap koleksi museum. - Tenaga
konservasi
perawatan koleksi.
bertugas
melakukan
pemeliharaan
dan
36 - Tenaga preparasi bertugas menyiapkan sarana dan prasarana serta menata pameran. - Tenaga bimbingan dan humas bertugas memberikan informasi dan mempublikasikan koleksi untuk dimanfaatkan oleh masyarakat. b. Pengunjung Berdasarkan intensitas kunjungannya dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu : - Kelompok orang yang secara rutin berhubungan dengan museum seperti kolektor, seniman, desainer, ilmuwan, mahasiswa, dan pelajar. - Kelompok orang yang baru mulai mengunjungi museum. Berdasarkan tujuanya pengunjung dibedakan menjadi: - Pengunjung sebagai pelaku studi. - Pengunjung dengan tujuan tertentu - Pengunjung sebagi pelaku rekreasi. 2. Kegiatan dalam Museum Kegiatan pelayanan museum kepada pengunjung museum meliputi kegiatan pameran tetap dan temporer, bimbingan dan pemanduan keliling museum, ceramah, bimbingan karya tulis, pemutaran film dan slide, dan museum keliling kegiatan dalam museum secara garis besar
meliputi
:
(Ayo
Kita
Mengenal
Museum
:
2009). Menurut Sutaarga, 1989/1990 kegitan museum meliputi, antara lain: a. Pengumpulan koleksi, kegiatan ini antara lain jual beli koleksi, peminjaman koleksi, pembuatan film dokumenter, dan kegiatan lainya. b. Penyimpanan dan pengelolaan koleksi, kegiatan ini antara lain penampungan, (reproduksi).
penyimpanan,
penelitian,
dan
penggandaan
37 c. Preservasi, kegiatan ini antara lain meliputi : - Reproduksi, sebagai cadangan koleksi untuk menyelamatkan koleksi aslinya. - Penyimpanan, untuk menyelamatkan koleksi asli dari faktor merugikan. - Registrasi, pemberian dan penyusunan keterangan menyangkut benda koleksi. d. Observasi, penyeleksian koleksi untuk disesuaikan dengan persyaratan koleksi museum. e. Apresiasi, kegiatan ini antara lain meliputi : - Pendidikan, menunjang fungsi museum sebagai sarana pendidikan bagi masyarakat yang sifatnya non formal. - Rekreatif, museum sebagai obyek rekreasi yang menyajikan acara yang menghibur. f. Komunikasi, kegiatan ini antara lain meliputi : - Pameran, ruang pamer merupakan sarana komunikasi antara masyarakat / pengunjung dengan materi koleksi, yang dibantu denganguide. - Pertemuan, antara pengelola dengan masyarakat sebagai penunjang kegiatan. - Administrasi. 2.1.11
Sistem Pengamanaan dan Pemeliharaan Museum A. Sistem Pengamanan Dalam Museum Selain menggunakan pengamanan fisik, museum sebaiknya juga menggunakan perangkat elektronik (Pedoman Museum Indonesia, 2008). Perangkat elektronik yang digunakan dalam pengamanan museum meliputi : -
Control panel, pusat dari semua kegiatan yang terlihat pada suatu sistem pengamanan elektronik, sesuai dengan program yang telah diatur sebelumnya.
-
Kontak magnetik, digunakan pada jendela, pintu atau vitrin jika terjadi kerusak, maka alarm akan berbunyi.
38 -
Kawat (wiring), aliran melalui kawat diletakkan di pintu atau penutup dan tombol akan bergerak bila pintu terbuka.
-
Sensor infra merah pasif,
sensor
ini
didesain untuk
mendeteksi panas tubuh dan ditempatkan di sekitar koridor atau galeri dengan sensor layar alarm. -
Detektor asap, sensor untuk mendeteksi asap jika terjadi kebakaran dan membunyikan alarm. Biasanya dilengkapi alat penyemprot air (water sprinkle) dan sistem prevensi gas.
-
Dual tone sounder, berfungsi untuk memberikan peringatan bila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan di dalam ruangan yang telah diproteksi alarm.
-
Close circuit television (CCTV) terdiri dari camera, video switcher, TV monitor, stabilizer, video recorder. Alat ini tidak dapat dijadikan sebagai petugas satpam, tetapi harus tetap dipantau
secara
kesinambungan,
bila
terjadi
hal
yang
mencurigakan, pemantau harus segera menghubungi petugas satpam terdekat lokasi yang dicurigai. B. Sistem Pemeliharaan Museum Sistem pemeliharaan museum meliputi lingkungan makro seperti bangunan museum dan ruangan dalam museum, dan juga lingkungan secara mikro seperti lemari-lemari koleksi museum. Penempatan barang-barang koleksi
juga perlu dipertimbangkan
secara matang (Pedoman Museum Indonesia,2008). Penempatan koleksi di museum dapat berada di : a. Ruang pamer (display) Untuk koleksi yang dipamerkan, biasanya berada di dalam ruangan dan di luar ruangan, untuk koleksi di dalam ruangan biasanya ditempatkan di dalam vitrin dan di luar vitrin.
b. Ruang simpan (storage) Koleksi di luar ruang simpan biasanya berada di dalam ruangan tertutup dan berada di dalam rak-rak atau diletakkan di lantai.
39 c. Keadaan transisi Koleksi transisi adalah koleksi yang dipersiapkan untuk dipindahkan. Pemindahan koleksi dapat berupa pindah lokal (dari suatu ruangan ke ruangan lain), ataupun dipinjam oleh museum lain untuk di pamerkan di dalam kota, luar kota, dalam negeri dan luar negeri melalui transportasi darat, udara dan laut. Cara konservasi preventif dalam mengatasi faktor penyebab kerusakan adalah : 1. Pengaturan letak koleksi a. Posisi
koleksi
museum
terhadap
temperatur
dan
kelembaban. Misalnya pengaturan posisi koleksi museum terhadap sumber cahaya agar tidak terlalu dekat dengan lampu dan jendela. Terlebih koleksi organik jenis kertas, tekstil dan kayu. Begitu pula tinggi penempatan koleksi museum dari lantai harus lebih dari 20 cm. b. Pengaturan posisi antar koleksi museum. Misalnya posisi koleksi dalam penyimpanan tidak diperkenankan diletakkan dalam posisi bersinggungan, bertumpukan, menggantung atau terlipat. Bila terpaksa bersinggungan harus disekat. 2. Pengendalian a.
Kelembaban udara, pengendalian kelembaban relatif
dapat dilakukan dengan alat dehumidifier untuk mengatur fluktuasi kelembaban. b. Temperatur udara, pengendalian udara dapat dilakukan dengan cara pengaturan fluktuasi suhu melalui penggunaan air conditioning(AC) dan alat sirkulasi udara untuk membuat aliran udara dalam ruang penyimpanan koleksi dan ruang pamer. c.
Pencahayaan, pengendalian pencahayaan harus dilakukan
agar cahaya agar tidak langsung mengenai koleksi. Lampu yang digunakan dalam ruangan dan vitrin harus diberi filter untuk mencegah sinar ultra violet mengenai koleksi secara langsung. Bagi koleksi yang sensitif, nilai intensitas cahaya yang diberikan
40 adalah maksimum 30 luks dan untuk koleksi yang tidak sensitif maksimum 200 luks. d. Air, pengendalian air dilakukan dengan cara : - Meletakkan koleksi, yang berada di luar vitrin, tidak langsung terkena dinding atau lantai agar terhindar dari kapilaritas air tanah. - Memperhatikan tetesan air yang bocor yang berasal dari AC. - Menempatkan saluran pembuangan air tidak melewati ruang pamer. e. Api, pengendalian api dilakukan dengan cara : - Melengkapi museum dengan smoke detector, hydrant, tabung pemadam kebakaran. - Memberi tanda larangan merokok pada setiap ruangan. 2.2
Tinjauan Umum Perpustakaan 2.2.1 Pengertian Perpustakaan Perpustakaan berasal dari kata “pustaka”. Arti pustaka adalah buku (Library dari bahasa Yunani).Perpustakaan dapat pula diartikan sebagai tempat kumpulan buku atau tempat buku dihimpun dan diorganisasikan sebagai media belajar. Menurut Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007, perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka. Menurut RUU Perpustakaan pada Bab I pasal 1 menyatakan Perpustakaan adalah institusi yang mengumpulkan pengetahuan tercetak dan terekam, mengelolanya dengan cara khusus guna memenuhi kebutuhan intelektualitas para penggunanya melalui beragam cara interaksi pengetahuan. Perpustakaan adalah fasilitas atau tempat menyediakan sarana bahan bacaan. Tujuan dari perpustakaan sendiri, khususnya perpustakaan perguruan tinggi adalah memberikan layanan informasi untuk kegiatan belajar, penelitian, dan pengabdian masyarakat dalam rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi. (Wiranto dkk, 1997)
41 Ada dua unsur utama dalam perpustakaan, yaitu buku dan ruangan. Namun, di zaman sekarang, koleksi sebuah perpustakaan tidak hanya terbatas berupa buku-buku, tetapi bisa berupa film, slide, atau lainnya, yang dapat diterima di perpustakaan sebagai sumber informasi. Kemudian semua sumber informasi itu diorganisir, disusun teratur, sehingga memudahkan dalam pencariaannya.
2.2.2 Fungsi Perpustakaan Perpustakaan memiliki beberapa fungsi terkait didalamnya, sebagai berikut : (Darmono, 2007. a. Fungsi Informasi Perpustakaan menyediakan berbagai jenis informasi yang meliputi bahan tercetak, terekam maupun koleksi lainnya agar pengguna perpustakaan dapat: - Mengambil berbagai ide dan buku yang ditulis oleh para ahli dan berbagai bidang ilmu. - Menumbuhkan rasa percaya diri dalam menyerap informasi dalam berbagai bidang serta mempunyai kesempatan untuk dapat memilih informasi yang layak yang sesuai dengan kebutuhannya. - Memperoleh
kesempatan
untuk
mendapatkan
berbagai
informasi yang tersedia di perpustakaan dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan. - Memperoleh informasi yang tersedia di perpustakaan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan seharihari di masyarakat.
b. Fungsi pendidikan Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan tercetak, terekam maupun koleksi lainnya sebagai sarana untuk menerapkan tujuan pendidikan. Melalui fungsi inii manfaat yang diperoleh adalah:
42 - Agar pengguna perpustakaan mendapat kesempatan untuk mendidik diri sendiri secara berkesinambungan, - Untuk membangkitkan dan mengembangkan minat yang telah dimiliki pengguna yaitu dengan mempertinggi kreativitas dan kegiatan intelektual, - Mempertinggi sikap sosial dan menciptakan masyarakat yang demokratis, - Mempercepat penguasaan dalam bidang pengetahuan dan teknologi baru.
c. Fungsi kebudayaan Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan tercetak, terekam maupun koleksi lainnya yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna untuk: - Meningkatkan mutu kehidupan dengan memanfaatkan berbagai informasi sebagai rekaman budaya bangsa untuk meningkatkan taraf hidup dan mutu kehidupan manusia baik secara individu maupun secara kelompok, - Membangkitkan minat terhadap kesenian dan keindahan, yang merupakan salah satu kebutuhan manusia terhadap cita rasa seni, - Mendorong tumbuhnya kreativitas dalam berkesenian, - Mengembangkan sikap dan sifat huhungan manusia yang positif serta menunjang kehidupan antar budaya secara harmonis, - Menumbuhkan budaya baca di kalangan pengguna sebagai bekal penguasaan alih teknologi.
d. Fungsi rekreasi Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan tercetak, terekam maupun koleksi lainnya untuk: - Menciptakan kehidupan yang seimbang antara jasmani dan rohani,
43 - Mengembangkan minat rekreasi pengguna melalui berbagai bacaan dan pemanfaatan waktu senggang, - Menunjang berbagai kegiatan kreatif serta hiburan yang positif.
e. Fungsi penelitian Sebagai fungsi penelitian perpustakaan menyediakan berbagai informasi untuk menunjang kegiatan penelitian. Informasi yang disajikan meliputi berbagai jenis dan bentuk informasi, sesuai dengan kebutuhan lembaga. f. Fungsi deposit Sebagai fungsi deposit perpustakaan berkewajiban menyimpan dan melestarikan semua karya cetak dan karya rekam yang diterbitkan di wilayah Indonesia. Perpustakaan yang menjalankan fungsi deposit secara nasional adalah Perpustakaan Nasional. Sebagai fungsi deposit Perpustakaan Nasional merupakan perpustakaan yang ditunjuk oleh UU No 4 Tahun 1990 yaitu Undang-Undang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam untuk menghimpun, menyimpan, melestarikan, dan mendayagunakan semua karya cetak dan karya rekam yang dihasilkan di wilayah Republik Indonesia, atau karya cetak dan karya rekam tentang Indonesia yang diterbitkan di luar negeri, dan oleh lembaga atau importir diedarkan di wilayah Republik Indonesia. 2.2.3 Jenis-jenis Perpustakaan IFLA
(Internasional
Federation
of
Library
Association)
mengelompokkan jenis-jenis perpustakaan atas : a. Perpustakaan Nasional (National Library) Perpustakaan Nasional adalah perpustakaan yang didirikan di ibukota negara dan merupakan perpustakaan induk dari semua jenis perpustakaan yang ada di negara tersebut. -
Sebagai
pusat
referensi
nasional.
Dalam
fungsi
ini
perpustakaan nasional harus mampu menjawab pertanyaan apa saja, oleh siapa saja yang ada hubungannya dengan Indonesia.
44 -
Sebagai perpustakaan deposit. Dalam hal ini perpustakaan
nasional mempunyai tugas dan bertanggung jawab untuk melestarikan seluruh penerbitan yang ada di Indonesia maupun yang ada di luar negeri yang mengenai Indonesia. Untuk menjamin terkumpulnya semua penerbitan yang ada di Indonesia, maka
perlu
mewajibkan terbarunya
adanya semua kepada
Undang-undang penerbit
untuk
Perpustakaan
Karya
Cetak
mengirimkan
Nasional
yang
terbitan
sebanyak
dua
eksemplar. -
Perpustakaan Nasional merupakan perpustakaan atau suatu
badan yang menerbitkan Bibliografi Nasional yang merupakan suatu daftar buku-buku yang ada di Perpustakaan Nasional Indonesia dan pada perpustakaan lain di Indonesia terbitan Indonesia dan tentang Indonesia. Bibliografi Nasional Indonesia ini disebar luaskan juga kepada Instansi lain agar mereka juga mengetahui koleksi yang ada di Pepustakaan Nasional. -
Perpustakaan Nasional pada beberapa waktu yang lalu berada
di bawah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, tetapi sekarang telah diakui sebagai lembaga Pemerintahan Non Departemen dan bertanggung jawab langsung kepada pemerintah.
b. Perpustakaan Umum (Public Library) Perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang bertugas mengumpulkan, menyimpan, mengatur dan menyajikan bahan pustakanya untuk masyarakat umum. Perpustakaan umum diselenggarakan untuk memberikan digital library 7 pelayanan kepada masyarakat umum tanpa memandang latar belakang pendidikan, agama, adat istiadat, umur, jenis dan lain sebagainya, maka koleksi perpustakaan Umum pun terdiri dari beraneka ragam bidang dan pokok masalah sesuai dengan kebutuhan informasi dari pemakainya. Fungsi Perpustakaan Umum -
Pusat Informasi : menyediakan informasi yang dibutuhkan masyarakat pemakai.
45 -
Preservasi kebudayaan : menyimpan dan menyediakan tulisantulisan tentang kebudayaan masa lampau, kini dan sebagai pengembangan kebudayaan di masa yang akan datang.
-
Pendidikan : mengembangkan dan menunjang pendidikan non formulir diluar sekolah dan universitas dan sebagai pusat kebutuhan penelitian.
-
Rekreasi : dengan bahan-bahan bacaan yang bersifat hiburan perpustakaan umum dapat digunakan oleh masyarakat pemakai untuk mengisi waktu luang.
c. Perpustakaan Perguruan Tinggi (University Library) Perpustakaan
perguruan
tinggi yaitu
perpustakaan
yang
diselenggarakan untuk mengumpulkan, memelihara, menyimpan, mengatur, mengawetkan dan mendaya gunakan bahan pustakanya untuk
menunjang
pendidikan/pengajaran,
penelitian
dan
pengabdian masyarakat. Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi -
Jantung dari semua program pendidikan Universitas yaitu perpustakaan harus mampu membantu dan menjadi pusat kegiatan akademis lembaga pendidikannya.
-
Sebagai pelaksana pelaksanaan Tri Darma Perguruan Tinggi.
d. Perpustakaan Sekolah Perpustakaan sekolah yaitu perpustakaan yang mengumpulkan, menyimpan, memelihara, mengatur dan mengawetkan bahan pustkanya untuk menunjang usaha pendidikan dan pengajaran di sekolah. Masyarakat pemakainya ialah para siswa, tenaga pengajar dan staf sekolah lainnya. Fungsi perpustakaan sekolah ialah : - Menunjang kegiatan belajar dan mengajar. - Merupakan sarana pengembangan bakat dan keterampilan. - Pusat media sekolah dan sarana penelitian sederhana. - Sarana rekreasi.
46 e. Perpustakaan Khusus (Spesial Library) Perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh kantor atau instansi yang tujuannya adalah untuk untuk menunjang kegiatan kantor atau instansi dimana perpustakaan itu berada. Fungsi perpustakaan khusus ialah : - Untuk keperluan perencanaan, penagambilan keputusan dan pemecahan persoalan. - Untuk kebutuhan riset dan pengembangan para staf yang terlibat dalam berbagai tugas penelitian dan pengembangan. - Untuk kepentingan pendidikan dan latihan yang diselenggarakan oleh kantor dan instansi tersebut. - Sebagai tempat pemeliharaan dan perawatan dokumen dari kantor atau instansi yang bersangkutan.
f. Perpustakaan Wilayah Perpustakaan wilayah yaitu perpustakaan yang diselenggarakan oleh pemerintah dan berkedudukan di setiap ibu kota Propinsi, bertugas mengumpulkan serta melestarikan semua penerbitan daerah yang bersangkutan. Fungsi Perpustakaan Wilayah adalah sebagai berikut : -
Sebagai perpustakaan referensi di wilayahnya.
-
Merupakan
perpustakaan
deposit
yang
bertugas
mengumpulkan semua penerbitan di daerahnya. -
Merupakan suatu badan yang bertugas membuat bibliografi
-
Merupakan pusat kerjasama antar perpustakaan daerah
-
Mempunyai
wewenang
untuk
membina
perpustakaan-
perpustakaan yang ada di daerahnya.
g. Perpustakaan Keliling. Perpustakaan keliling pada prinsipnya merupakan perluasan dari pelayanan
perpustakaan
umum. Perpustakaan
keliling adalah
merupakan jenis perpustakaan yang dalam memberikan pelayanan
47 bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain dengan tujuan mengunjungi pemakai. Fungsi perpustakaan keliling adalah : -
Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat di daerah, khususnya di daerah pedesaan dan daerah terpencil.
-
Pemerataan pengembangan pendidikan.
-
Sebagai media penerangan bagi masyarakat.
-
Memasyatakatkan perpustakaan dadn minat baca di kalangan masyarakat.
2.3
Tinjauan Umum Jamu 2.3.1 Pengertian Jamu Pengertian jamu dalam Permenkes No.003/Menkes/Per/I/2010 adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Dalam (Kamus Besar bahasa Indonesia), jamu adalah ramuan dari rempa-rempa yang dihaluskan dengan air lalu diminum (untuk obat), atau dalam kata lain disebut dengan obat tradisional. Jamu ( Empirical based herbalmedicine) adalah obat tradisional yang disediakan secara tradisional, yang berisi seluruh bahan tanaman yang menjadi bahan dasar pembuatan jamu, serta digunakan secara tradisional. Bentuk jamu tidak memerlukan pembuktian ilmiah sampai dengan klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris secara turun-menurun. Menurut ahli bahasa Jawa Kuno, istilah “jamu” berasal dari singkatan dua kata bahasa Jawa Kuno yaitu “Djampi” dan “Oesodo”. Djampi berarti penyembuhan yang menggunakan ramuan obat dan doa, sedangkan Oesodo berarti kesehatan. Secara umum jamu merupakan sebutan untuk obat tradisional dari Indonesia. Jamu adalah obat tradisional berbahan alami warisan budaya yang telah diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi untuk kesehatan. Jamu dibuat dari bahan-bahan alami, berupa bagian dari tumbuhan
48 seperti rimpang (akar-akaran), daun-daunan, kulit batang, dan buah. Ada juga menggunakan bahan dari tubuh hewan, seperti empedu kambing, empedu ular, atau tangkur buaya.
2.3.2 Sejarah Jamu Indonesia Tidak ada yang dapat memastikan sejak kapan tradisi meracik dan meminum jamu muncul. Tapi dipercaya tradisi meminum telah berjalan ratusan bahkan ribuan tahun. Penggunaan ramuan tradisional sejak zaman prasejarah dipercaya telah ada di Indonesia berdasarkan beberapa penemuan bukti batu dari zaman Mesolithikum dan Neolithikum berupa lumping yang telah digunakan oleh nenek moyang untuk memproses penggunaan jamu. Sementara bukti tertulis mulai ada sejak ditemukannya Prasasti 7 Yupa pada abad 5 M di Kalimantan Timur yang bertuliskan huruf Palawa dengan bahasa Sansekerta. Dianggap sebagai bukti tertua yang menunjukkan adanya tradisi meracik dan meminum obat tradisional di Indonesia. Bukti yang termasuk dalam sejarah tertua penggunaan ramuan tumbuhan obat dapat dilihat pada relief Karmawipangga yang ada di Candi Borobudur yang termashur di bangun oleh kerajaan Syailendra di tahun 800 – 900 Masehi didekat Yogyakarta Jawa Tengah. Relief pada candi ini menggambarkan pohon Kalpataru, sebuah pohon mitoligis yang kekal abadi di mana daunnya dan bahan-bahan lain sedang digiling untuk dipakai bagi perawatan kesehatan dan kecantikan wanita. Lalu relief Candi Brambang yang ada di kompleks Candi Prambanan (8-9 M), Panataran, Sukuh dan Tegalwangi. Di perlihatkan pahatan relief tanaman obat endemik yang sudah dipakai masyarakat sekitar candi. Penggunaan jamu dan resep-resep jamu dalam pengobatan juga ditemukan pada daun lontar menggunakan bahasa Jawa Kuno, Sansekerta dan Bahasa Bali. Lontar yang ditulis dengan bahasa Bali yaitu Usada atau Lontar Kesehatan pada 991-1016 M. Istilah 'Jamu' sendiri sebetulnya baru muncul pada zaman Jawa Baru, sekitar abad pertengahan 15-16 M. Menurut pakar bahasa Jawa Kuno, jamu berasal dari singkatan 2 kata yaitu Djampi dan Oesodo. Djampi berarti pengobatan yang menggunakan ramuan obat-obatan atau doa-doa dan ajianajian, sementara Oesodo berarti kesehatan. Primbon terlengkap mengenai
49 Djampi baru ditulis pada zaman Kerajaan Kartosuro (1820 M). Catatan yang sudah menggunakan istilah jamu ditemukan pada 'Serat Parimbon Djampi Ingkang Sampoen Langge Ing Salami-laminipoen' (1875 M). Melalui kisah bersejarah yang sangat terkenal, menghubungkan jamu ke abad 17 tentang Kekuasaan Kerajaan Hindu Mataram. Dimana para puteriputeri keraton, menjaga kesehatan dan kecantikan diri mereka untuk terlihat selalu nampak muda dan cantik untuk suami mereka, menggunakan persediaan jamu dan kosmetik herbal. Kitab Madhawapura's adalah sebuah buku catatan resep jamu dari Kerajaan Majapahit yang menceritakan tentang "Pembuatan Jamu" yang disebut "Acaraki''. Tradisi tersebut terus dikembangkan di keraton Yogya dan Solo, yang kemudian menjadi referensi utama bagi hampir semua perusahaan jamu di Indonesia. Meski demikian, sampai permulaan abad XX tradisi tersebut masih menjadi sesuatu yang ekslusif, hanya dikerjakan oleh kalangan tertentu saja. Dalam masyarakat tradisi, seorang acaraki harus berdoa dulu sebelum membuat jamu. Ia juga harus melakukan meditasi serta berpuasa untuk dapat merasakan energi positif yang bermanfaat bagi kesehatan. Ritual ini diperlukan karena masyarakat Jawa kuno percaya bahwa Tuhanlah sang penyembuh utama. Dimana pada zaman dahulu jamu hanya dikenal di kalangan keraton, terutama kesultanan Djogdjakarta dan Kasunanan Surakarta. Jamu yang biasa digunakan oleh para puteri kerajaan serta para selir untuk menjaga kesehatan, kebugaran serta kecantikan mereka itu bersifat rahasia dan tidak diperbolehkan 'keluar' dari lingkungan istana sampai permulaan abad ke-20. Sehingga masyarakat dapat menggunakan pengobatan jamu sebagai pengobatan yang lebih murah dan dapat digunakan oleh semua kalangan.
2.3.3 Publikasi Jamu Dalam Bentuk Buku Pada masa kolonial, beberapa referensi menyebutkan berbagai jenis tanaman di nusantara yang memiliki khasiat obat. Yacobus Bontius, seorang petualang asal Portugis adalah orang Eropa pertama yang menerbitkan buku mengenai jenis-jenis tanaman obat dan kegunaannya dengan judul "Historia Naturalist et Medica Indiae" pada 1627. Bontius juga merupaka orang pertama yang menulis tentang tumbuhan obat di Jawa pada 1658 M. Penulis
50 lain yang juga menulis buku mengenai obat tradisional khas nusantara adalah Gregorius Rumphius, seorang ahli Botani yang tinggal di Maluku. Karyanya
berjudul
"Amboinish
Kruidboek"
dan
"Herbarium
Amboinense" yang merupakan catatan tentang pemanfaatan tumbuhan untuk pemeliharaan kesehatan dan pengobatan yang ditulis sekitar 1741-1755 M. Setelah itu tercatat pula adanya monograf tumbuhan obat di Jawa, oleh Horsfield (1816). Tumbuhan yang beracun dan bermanfaat sebagai obat, oleh Greshoff's (1890-1914), "Het Javaanese Receptanboek" (Buku resep pengobatan Jawa Kuno) oleh Van Hien (1872) dan "Indische Planten en haar Geneeskracht" (Tumbuhan Asli dan kekuatan penyembuhannya) oleh Kloppenburg-Versteegh (1907). Semua publikasi tersebut umumnya berisikan manfaat setiap jenis tanaman atau berupa ramuan yang digunakan oleh masyarakat Indonesia. Peranannya sangat besar dalam perkembangan pengetahuan jamu di Indonesia. (Susan-Jane Beers, 2012, Jamu: The Ancient Indonesian Art of Herbal Healing)
2.3.4 Sejarah Industri Jamu di Indonesia Seiring dengan perkembangan zaman, tradisi meracik jamu yang dahulu hanya digunakan dalam lingkungan kerajaan mulai dikenal dan dipelajari oleh masayrakat luas. Bertambahnya perkembangan ilmu juga mempengaruhi pengetahuan akan manfaat dan kadungan dalam tanaman yang ada di Indonesia. Kemudian muncul lah beberapa industri jamu rumahan dan kemudian cukup berkembang hingga di kenal oleh mancanegara. Berikut beberpa industri jamu awal yang berkembang di Indonesia :
1. Nyonya Item dan Nyonya Kembar. Industri jamu skala rumah tangga pertama dirintis oleh Nyonya Item dan Nyonya Kembar pada 1825 di Ambarawa, Jawa Tengah.
51 2. PT Iboe Sativa Camilind
Gambar 2.21 Djamoe Iboe Sumber : http://tempointeraktif.com/ Seiring dengan trend 'Back To Nature' yang melanda pasar dunia, industri jamu di tanah air pun mulai berkembang. Tercatat nama Tan Swan Nio dan Siem Tjiong Nio lah yang memassalkannya dalam skala industri dengan mendirikan 'Djamoe Industrie en Chemicalien Handel "Iboe" Tcap Doea Njonja' pada 1910 di kota Surabaya. Produk yang paling legendaris adalah jamu galian singset. Dulu para ibu ”memaksa” anak gadisnya mengkonsumsi jamu pelangsing ini.Bisnis dijalankan Nyonya Tan Swan Nio dan Nyonya Siem Tjiong Nio. Kemasannya kertas roti, tapi pada 1979 diganti aluminum foil, diikuti juga oleh produsen jamu lain. Pada 1980, Jamu Iboe mendirikan PT Iboe Sativa Camilind yang memproduksi jamu alternatif. 3. Djamoe Tjap Djago
Gambar 2.22 Djamoe Djago Sumber : http://tempointeraktif.com/ Menyusul 'Djamoe Tjap Djago' di Semarang pada 1918 dan seterusnya hingga sekarang tercatat di BPOM ada lebih dari 1024 perusahaan dengan berbagai skala yang memproduksi lebih dari 10.000 macam produk jamu mulai dari yang berbentuk godogan, pil, serbuk sampai kapsul dengan distribusi yang beragam mulai dari sebatas
di
mancanegara.
lingkungan
tempat
produksi
sampai
ekspor
ke
52 4. Nyonya Meneer
Gambar 2.23 Nyonya Menner Sumber : http://tempointeraktif.com/ Pada tahun 1918 bermula dari Lauw Ping Nio, orang sering memanggilnya Menir, atau Meneer dalam bahasa Belanda. Manakala suaminya sakit, perempuan keturunan Cina kelahiran Sidoarjo, Jawa Timur, ini mulai meracik jamu dari tumbuhan dan rempah-rempah. Ia pun meracik obat demam, sakit kepala, masuk angin, dan penyakit ringan lain. Berawal dari banyaknya minat masyarakat akan jamu buatannya, dia mendirikan perusahaan Jamu Jawa Asli Cap Portret Nyonya Meneer pada 1919 di rumah Jalan Raden Patah 195, Semarang. 5. PT.Sido Muncul
Gambar 2.24 Sido Muncul Sumber : http://tempointeraktif.com/ Selanjut nya pada tahun 1940, berawal dari sebuah industri rumahan milik Nyonya Rakhmat Sulistio di Yogyakarta. Dibantu tiga karyawannya, sang nyonya mulai meramu dan mengedarkan jamu hasil racikannya. Banyaknya permintaan pasar membuat Nyonya Rakhmat mengambil jalan yang lebih praktis, ia memproduksi jamu dalam bentuk serbuk. Pada 1951 Nyonya Rakhmat boyongan ke Semarang. Di sini lahirlah perusahaan sederhana bernama Sido Muncul. Tapi pabrik berskala kecil di Jalan Mlaten Trenggulun itu tidak sanggup menjawab permintaan pasar yang membengkak. Kemudian terjadilah ekspansi kecil yang diawali dengan pendirian
53 pabrik baru di Jalan Kaligawe, pada 1984. Dan ini berlanjut dengan pembangunan unit pabrik berskala lebih besar dan modern di Klepu, Kecamatan Bergas, Ungaran, 13 tahun kemudian. Pabrik Sido Muncul terletak di atas tanah seluas 29 hektare, dengan lahan agrowisata seluas 1,5 hektare di dalamnya, dan bangunan pabrik 7 hektare. Sido Muncul kini memiliki 150-an produk, seratus di antaranya generik. Mengejar citra tradisional jamu melalui iklan yang menggunakan moto: "Orang pintar minum tolak angin". 6. Jamu Air Mancur
Gambar 2.25 Jamu Air Mancur Sumber : http://tempointeraktif.com/ Berrmula dari sebuah industri rumah tangga sederhana, di Solo, Jawa Tengah; tiga orang sahabat Lambertus Wonosantoso, Rudy Hindrotanojo dan Kimun Ongkosandjojo, bergabung untuk meramu obat-obatan tradisional untuk dijual ke Jakarta. Awalnya, semua dikerjakan dengan alat-alat tradisional yang sederhana, dilaksanakan oleh 11 karyawan. Dengan kerja keras dan semangat usaha yang tinggi, mereka pun berhasil mendirikan pabrik pertama, lengkap dengan sebuah mesin modern namun bekas. Dalam waktu sembilan bulan, mereka telah mencatat sejarah dengan mengubah usaha rumahan menjadi sebuah badan hukum PT. AIR MANCUR pada 23 Desember 1963. AIR MANCUR terus berkembang pesat dengan kurang lebih 1800 pekerja dan beberapa unit pabrik yang tersebar di Solo, Wonogiri dan Karanganyar. Produk Air Mancur telah sejak lama diekport ke berbagai belahan dunia antara lain Malaysia, Singapore, Brunei, Taiwan, Hong bahkan Timur Tengah dan Afrika.
Berkat para perintis industri jamu tadi, kini jamu dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat, tak lagi terbatas di
54 kalangan kerajaan. Saat ini diperkirakan sekitar 80% penduduk Indonesia mengonsumsi jamu. Berbeda dengan jamu racikan yang dibuat pada zaman dahulu, kini jamu sudah dikemas secara modern dengan sistem pengolahan, pengemasan secara klinis.
2.3.5 Bahan - bahan pembuatan Jamu Indonesia merupakan negara agraris yang terkenal akan kekayaan alam berupa rempah dan berbagai jenis tanaman. Setiap jenis tanaman memiliki kasiat yang berbeda-beda. Pembagian bahan dasar jamu dibedakan menjadi dua yaitu hasil dari tanaman jamu dan tanaman jamu berupa daun. Berikut beberap hasil tanaman yang dapat dijadikan jamu :
Tabel 2.2 Hasil Tanaman Herbal
NO
MANFAAT
NAMA Sakit
perut,
Kembung,
Mual,
Muntah, dan diare. Sakit Kuning Menambah
1
nafsu
makan
meningkatkan pengihatan. Melacarkan Asih. ADAS (Foeniculum Vulgare Mill)
Susah tidur atau insomnia. Rematik dan pegal linu Encok Luka bekas gigitan ular
2
Luka bekas gigitan Kalajengking AKAR WANGI (Vetiveria zizanioides Stapf)
Luka bekas gigitan tawon
dan
55
Beberapa
penyakit
disembuhkan
dengan
yang
tumbuhan
anyang-anyang sebagai berikut : 3
Air kencing sedikit ANYANG ANYANG (Elaeocapus grandiflora)
Borok dan bisul Mencret menahun Sariwan Asma, Batuk kering Demam Reumatik Sakit perut
4
Alergi / Biduren. ASAM (Tamarindus indica Linn)
Sariawan. Luka Baru dan Luka Borok. Bengkak. Kerontokan rambut
dapat
56
Bebas
kolesterol.
Kaya
akan
vitamin. Banyak starch.
mengandung Membantu
resistant
pertumbuhan
bakteri yang berguna di dalam usus. 5
BERAS (Oryza sativa L)
.Mengurangi resiko tekanan darah tinggi. Mencegah kanker. Merawat permukaan kulit
yang
terbakar. Menguatkan jantung.
Obat malaria. Luka karena digigit ular. Sebagai obat cacing tonikum. Pengobatan penyakit lambung.
6
Sebagai pembersih darah. Obat bisul, lombok kurang. Obat sakit panas diperut. BIDARA LAUT (Strychnos lucida)
Sebagai obat sakit panans diperut.
Khasiat dan kegunaan brotowali : Gatal -gatal Luka, Koreng, atau Kudis Malaria
7
Obat Diabetes Obat Hepatitis BROTOWALI (Tinospora crispa)
Untuk Menambah Nafsu Makan
57
Asthma bronchial, radang saluran napas acute dan menahun (acute dan chronic bronchitis). Batuk rejan (Pertusis)
8
Radang mata, sakit kepala Panas pada anak, mimpi buruk BUNGA KENOP
(night screaming). Dysentery.
9
CENGKEH
10
CIPLUKAN (Physallis angulata Linn)
Mengobati sakit gigi.
Mengobati batuk.
Menghilangkan rasa mual.
Mencegah Inflamasi (Radang).
Antibakteri dan jamur.
Baik untuk kesehatan jantung.
Meningkatkan sistem imun.
Mengobati Influenza
Mengobati Sakit Tenggorokan
Mengobati Batuk Rejan (Pertusis)
Mengobati Bronchitis
Mengobati Gondongan (Parotitis)
58
Mencegah Aterosklerosis
Meningkatkan Kesuburan dan
Fungsi Seksual 11
DELIMA (Punica granatum L)
Membantu Menurunkan Tekanan
Mencegah Penuaan Kulit.
Membantu Perbaikan Kulit
Menjaga Perlindungan gigi
Memiliki Sifat anti – inflamasi
Melancarkan
peredaran
darah.
Demam dan batuk. Mencegah perut buncit. Menurunkan tekanan darah.
12
Menurunkan berat badan. Mengobati sakit gigi. Sebagai obat jerawat.
JAHE (Zingiber Officinale)
Obat mabuk perjalanan.
13
JINTAN HITAM
Anti-inflamasi
Anti-Maag
Anti-kolinergik Anti-jamur
Ant-hipertensi
Antispasmodic Antivirus
Bronkodilator
Inhibitor glukoneogenesis
Hepatoprotektif
Kakil lengan bengkak Sakit Perut pada anak karena 14
cacingan Demam pada wanita habis bersalin JUNG RAHAP (Baeckea frutescens L.)
Obat Penyegar terhadap kelelahan
59 Biji
Jokeling
astringen
bermanfaat
untuk
sebagai
mengendapkan
protein mukus yang melapisi bagian 15
dalam usus sehingga menghambat JOKELING
penyerapan makanan.
(Terminalliae arboreae)
Mencegah Osteoporosis. Menghilangkan Rasa Nyeri. Menjaga Kesehatan ginjal. Menjaga Kecantikan Kulit dan
16
Kesehatan Rambut. Diet alami menggunakan kapulaga. KAPULAGA (Amamum campactum soland)
Mengeluarkan racun pada tubuh. Meningkatkan kualitas Suara.
Menghangatkan tubuh. Sumber serat dan mineral. 17
KAYU MANIS (Cynamomum aromaticum Nees)
Sebagai obat anti bakteri. Mengurangi sakit rematik. Mengontrol gula darah. Menyeimbangkan hormon.
60
Obat rahim nyeri sehabis bersalin, disentri, koreng-koreng dan lukaluka.
18
Berkhasiat
sebagai
Stomakik;
Antipiretik; Desinfektan. Mengecilkan rahim KAYU RAPAT (Parameria laevigata)
Keputihan
Daunya dapat digunakan untuk obat sakit perut ( mulas atau nyeri perut ) Sebagai obat batuk 19 KEDAWUNG (Parxia roxburgi)
Dapat menyembuhkan demam pada waktu nifas. Mengurangi nyeri pada saat akan persalinan dan pada saat haid.
Obati kencing batu Mengobati perut mulas Obati keseleo Obati penyakit diare
20
Obati radang lambung KENCUR
Masuk angin
(Kaempferia Galanga)
Obati sakit kepala Obati batuk
61 Obat sakit kepala Obat kuat Sebagai
stimulan
jantung
atau
susunan syaraf pusat
21
Obat penenang Penambah darah KOLA (Malvaceae Sterculiaceae)
Penahan rasa kantuk Obat anti diare
Mengobati
Sariawan
Mengobati
Masuk angin dan perut kembung Mengatasi penyakit kulit seperti gatal-gatal dan lain-lainnya. 22
Mencegah Sel tumor atau kanker berkembang dalam tubuh KUNCI (Boesenbergiae rhizoma)
Penambah
tenaga
atau
stamina
tubuh Melancarkan produksi ASI pada ibu menyusui
Kunyit mengandung antioksidan dan antiperadangan. Kunyit
dapat
memperlambat
penyebaran dan pertumbuhan tumor. Kunyit dapat memperlancar sistem
23
pencernaan. KUNIR (Curcumae Rhizoma)
Meringankan gejala rematik. Domesticae
Membantu menyembuhkan luka. Membantu menyembuhkan penyakit kulit seperti koreng dan gatal-gatal.
62
Aneka penyakit kulit, seperti kudis, koreng, dan borok
Obat tetes telinga
Obat gosok, pelancar kemih, dan obat penguat empedu
24
LAOS (Alpinia galanga)
Rematik
Menambah nafsu makan
Batuk rejan atau kinghus
Alergi udang atau ikan laut sehingga timbul gatal-gatal
Kaki encok
Rematik di kaki atau obat gosok
Mencegah penyakit Alzheimer
Mencegah penyakit Kanker
Memperkuat sistem kekebalan tubuh
Sebagai antioksidan
Bermanfaat
untuk
mengatasi
penyakit Jantung.
25
Bermanfaat untuk mengurangi kadar gula dalam darah
MANGGIS (Garcinia mangostana)
Mencegah penyakit Diare
Mencegah penyakit Urat Syaraf
Mencegah penyakit Katarak
Mencegah kerapuhan tulang
63
Membantu menurunkan berat badan Radang sendi. Kanker. Sakit kepala dan sakit perut.
26
Hidung tersumbat. MERICA (Piper Albi Linn)
Anti Oksidan. Tekanan darah tinggi. Kesehatan jantung. Memperlancar serta
peredaran
memperlebar
darah saluran
pembuluh dara.
27
Melawan penyakit kanker atau selsel abnormal. MENGKUDU (Morinda Citrifolia)
Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
Pereda sakit perut Buah Pala Sebagai Obat tidur Mengatasi rasa mual
28
Meringankan penyakit maag Menyembuhkan suara parau PALA (Myristica fragrans) Mengobati sariawan dan batuk Deman pada anak-anak. Kejang usus dan radang lambung
29
Darah yang tidak berhenti keluar Radang Lambung dan marangsang nafsu makan. PULOSARI (Alyxia Stelat)
64
Dapat meredakan nyeri lambung yang disertai kejang. Tepung rimpang lempuyang pahit yang diparut dan dijadikan tapal. Dapat digunakan untuk memulihkan
30
kondisi
wanita
yang
baru
melahirkan. Mengobati asma & obat pengurang PUYANG (Zingiber Aromaticum)
rasa sakit
Mengatasi mulut kering Menguatkan gigi dan gusi Obat cacing
31
Mengobati kulit yang luka PINANG (Areca catechu L.)
Rabun mata Mengencangkan vagina Meningkatkan vitalitas
65
Influenza, demam, radang amandel, dan difteri TBC kelenjar (scrofuloderma) dan radang usus (enteritis) Disentri, sakit kuning, dan malaria Batu saluran kencing dan sakit lambung Wasir 32
berdarah,
muntah
darah,
terlambat haid, dan cacingan. Khusus untuk akarnya, digunakan SIDAGURI (Sida rhombifolia)
untuk mengobati influenza, asma, sakit gigi, sariawan, disentri, susah Buang
air
besar/sembelit
dan
rematik Sedangkan
bunga
Sidaguri
digunakan sebagai pengobatan luar untuk Gigitan Serangga.
Mengurangi gejala batuk darah Mengatasi diare dan disentri Mempercepat penyembuhan setelah masa persalinan Mengatasi berak darak, muntah 33
darah, dan luka berdarah Mengatasi SECANG (Caesalpinia sappan L.)
pembengkakan
akibat
tumor Mengobati penyakit sifilis, malaria, tetanus serta peradangan selaput mata
66
Pohonnya bisa digunakan untuk tanaman tepi jalan.
Kayunya bisa digunakan untuk tongkat, perkakas ringan dan kayu
34
bakar. SARINOGO (Mesua ferrea)
Bunga nagasari yang berbau harum dapat
digunakan
sebagai
bahan
kosmetik.
Kesehatan wanita Manfaatnya pada sistem saraf Mengobati infeksi kulit Untuk mencegah penyakit kanker.
35
Detoksifikasi Herbal Serai sebagai analgesi SERAI (Cymbopogon citratus)
Untuk memperindah kulit
67
Infeksi saluran nafas bagian atas (ISPA) Batuk rejan Ipertussis) Radang saluran nafas (bronkhitis) Radang tenggorokan Sariawan (aphthae), sakit gigi
36 TAHI KOTOK (Campositae (Asteraceae)
Gondongan (parotitis) Panas kejang pada anak-anak Radang kulit bernanah (pioderma), luka Pembengkakan payudara (mastitis).
Menjaga kesehatan hati Mengurangi radang sendi Menurunkan lemak darah Mengatasi penyakit maag
37
Melancarkan pencernaan TEMULAWAK (Curcuma xanthorhiza roxb)
Menyehatkan jantung Mengatasi kanker Mengatasi gangguan ginjal
Mengobatii cacingan pada anak dalam masa pertumbuhan.
Mencegah
letih,
lesu
dan
menghilangkan capek akibat bekerja
38
berat. TEMUIRENG (Curcuma aeruginosa)
Menurunkan tekanan darah tinggi.
Melancarkan peredaran darah.
68
Mengobati
dan
mengeluarkan
cacing terutama cacing gelang.
39
Obat Sakit Perut
Melancarkan keringat.
Melancarkan
sistem
ataualat
pencernaan.
Menambah nafsu atau selera makan.
Obat Pelangsing alami yang aman
TEMUGIRING ( Curcuma heyneana)
bagi tubuh.
Menghaluskan dan melembabkan kulit.
Akar Valeriana memiliki beberapa efek untuk pengobatan, antara lain : Menenangkan pada sistem saraf Gangguan mental yang melibatkan 40
saraf Serangan panik, tegang Mudah tersinggung Depresi dan histeria Valerian (Valeriana officinalis)
Kegelisahan dan rangsangan
Tabel 2.3 Tumbuhan Herbal
NO 1.
NAMA AJERAN (Bidens pilosa L.)
MANFAAT Demam, Influenza Sakit Tenggorokan Infeksi Hepatitis Radang Usus Buntu Pencuci Mata.
69 2.
ANDONG (Cordyline)
Mengatasi
batuk
darah,
urine
berdarah, dan haid terlalu banyak. Mengatasi wasir Mengobati radang gusi.
3.
AWAR-AWAR (Ficus
Penawar racun (ikan). Penanggulangan asma. Daun dapat menyebabkan muntah. Mengatasi bengkak-bengkak.
septica) Mengobati Kencing
4. BUNGUR (Lagerstroemia speciosa)
Manis. Obat sakit kuning dan hepatitis. Obat radang payudara. Obat sakit busung air
5.
BELUNTAS (Pluchea indica L.)
Megandung antibakteri dan antioksidan.
Obat malaria.
Menghilangkan bau badan.
Menghilangkan Keputihan.
70 6.
CABE JAWA PUTIH (Piper retrofractum)
Obat Kuat atau Obat Pembersih Rahim Sehabis Melahirkan
Obat Liver
Gangguan Paru-Paru, Lambung dan Jantung.
7.
DEWA (Gynura Segetum)
Sakit Ulu Hati, Muntah, Disentri.
Digigit
ular,
serangga,
dan
binatang berbisa. Mengobati kutil Tidak datang haid Perdarahan
pada
wanita,
pembengkakan payudara, batuk dan muntah darah.
Mengobati kanker, tumor, kencing
8. DEWA MAHKOTA (Phaleria macrocarpa)
manis (diabetes melitus), hepatitis, dan asam urat. Mengatasi radang kulit, eksim, hingga jerawat.
9.
DONDONG LAUT (Nothopanax fruticosum) Peluruh air seni. Reumatik. Sariawan.
71 Luka berdarah
10. EKOR KUCING (Acalypha hispida Burm)
Mengobati
disentri,
Mengobati
radang usus Mengobati cacingan Muntah berdarah Disentri
dan
radang
usus,
Mengobatikusta
11.
GANDARUSA (Gendarussa vulgaris Nees)
Obat Penurun Panas Mengatasi Kelumpuhan Otot Wajah Obat Borok Melancarkan Peredaran Darah
12.
ILER (Coleus scutellarioides)
Sakit Mata Merah Luka, Bisul, Abses, dan Mengatasi Cacing Gelang Radang Usus Ambeien
13.
• Sebagai bahan pembuat obat KB. IMBA (Azadirachta indica)
Mengatsi Diare. Mengobati masuk angin. Pencuci luka. Menurunkan panas dan meredakan nyeri.
14.
INGGU (Ruta angusttifolia)
Sakit kuning.
Ketombe Kejang pada anak. Kolera pada anak. Demam.
72 Sakit kepala. Sakit gigi.
Nifas.
15. JARONG (Achyranthes aspera Linn.)
Haid tidak teratur. Gondongan. Kencing batu. Radang tenggorokan atau batuk.
16.
(
KACA PIRING Gardenia augusta)
adang hati. Radang selaput lender. Radang payudara . Perdarahan akibat darah panas. Mata bengkak . Tekanan darah tinggi.
17. KEJI BELING (Sericocalyx crispus)
Kencing batu.
Kencing kurang lancar. Batu kandung kencing. Batu kandung empedu. Kencing manis. Batu ginjal. Sembelit.
73 18.
KELOR (Moringa oleifera)
Alergi Herpes, kurap dan luka bernanah Sakit mata Manfaat
daun
kelor untuk
Rematik, pegal linu, nyeri, Menghilangkan flek wajah dan menyehatkan kulit.
19.
KEMANGI (Ocimum basilicum)
Menyehatkan mata dan mulut. Menopouse. Mencegah batuk. Mengatasi
Keputihan
dan
Merangsang Sel Telur. Kesehatan Jantung dan mengatasi Stroke 20. KETEPENG (Cassia alata)
Mengobati Panu, Kurap, Eksema. Sembelit. Sariawan . Cacing Kremi pada Anak.
Susah kencing.
21. KITAJAM (Clinacanthusnutans Lindau)
Kencing manis. Disentri. Menormalkan gula darah. Menanbah daya tahan tubuh.
74 22.
KUMIS KUCING (Orthosiphon grandiflarus)
Mengobati Kencing batu. Sakit pinggang Darah tinggi. Diabetes mili tus.
23.
LEGUNDI (Vitex trifolia)
engatasi radang paru-paru. Mengobati TBC Pencengah Kehamilan Menyembuhkan pasca melahiran.
24.
LIDAH BUAYA (Aloe vera)
Perawatan Kulit. Kesehatan rambut dan bulu mata. Melancarkan pencernaan. Mengatasi Wasir. Mengeluarkan racun dalam tubuh.
25.
MANGKOKAN (Nothopanax scutellanium)
Menyuburkan Rambut/ Mencegah Kerontokan Menyembuhkan Luka Menyembuhkan Radang Payudara Melancarkan Buang Air Kecil
75 26.
MENIRAN
Mengobati hepatitis
(Phyllanthaceae)
Mengobati batu saluran kencing Mengobati rabies Obat reumatik Mengobati rabun senja Mengobati gigitan ular
27.
MINT (Mintha Spacata )
Gangguan Pencernaan Mengobati Gangguan Pernapasan Menyegarkan Kulit Kepala Mengatasi Bau Mulut Memperbaiki Kulit
28.
NAMPU (Homalomenae Rhizoma)
Sindroma sumbatan angin-lembab.
Rematik, pegal linu
Pegal linu setelah melahirkan.
Meningkatkan nafsu seks pada laki-laki.
76 29. NGOKILO (Stachytarpheta mutabilis)
Radang Pita Tenggorokan dan Sinusitis
Tumor dan Lever
Ambeien
Kolesterol Tinggi
Maag
Kena bisa ulat dan semut hitam.
30. PANDAN WANGI (Pandanus amaryllifolius Roxb.)
engobati pegal linu.
engobati lemah saraf.
engatasi gelisah.
enurunkan tekanan darah tinggi.
enambah nafsu makan 31. PEGAGAN (Centella asiatica)
Melancarkan peredaran darah
Meningkatkan syaraf memori,
Anti bakteri, tonik,dan antispasma
Menghambat terjadinya keloid
77 32. PRASMAN (Eupatorium Vahl.)
33.
triplinerve
PURING ( Codiaeum variegatum )
Panas Dalam.
Peluruh Kencing.
Sakit Kepala, Borok.
Terkena Sengatan Kalajengking
Sipillis.
Sakit perut pada anak-anak.
Sembelit
kejang
lambung,
kehilangan selera,penyakit saluran kencing pada anak.
34. ROSELA (Hibiscus sabdariffa)
Meredakan
panas
dalam
dan
menurunkan demam tinggi
Mencegah
stroke,
hipertensi,
kangker, kista, dan tumor.
Menghancurkan lemak.
Mencegah
peredaran
kencing . 35.
SALAM (Syzygium polyanthum.)
esehatan pencernaan
Mengatasi untuk hipertensi
Obat asam urat
Mengobati sakit mata
Mengobati Kolesterol
saluran
78 36.
SAMBANG GETIH (Hemigraphis colorata Hall .F.)
Penambah darah.
Penghenti perdarahan (hemostatis)
Peluruh kencing (diuretik).
37. SAMBILOTO
Mengatasi gatal-gatal
Mengobati malaria
Mengobati sakit perut
Kencing manis (DM)
Gejala penyakit hepatitis
(Andrographis paniculata)
Infeksi saluran empedu
SIRIH (Latin Piper Betle)
Menghilangkan bau ketiak
Mengobati gigi dan gusi bengkak.
Mampu mengobati luka bakar.
Menghentikan mimisan.
38.
39. SELEDRI (Apium graveolens L.)
Memperlambat proses penuaan. Menjaga kelenturan dan aktivitas otot. Membantu
melarutkan
dalam tubuh. Menetralkan asam tubuh
kalsium
79 40. TAPAK KUDA (Ipomoea pes-caprae Sweet.)
L.
Rheumatik. Wasir berdarah. Sakit gigi. Eczema
2.3.6 Jamu Gendong 2.3.6.1 Sejarah dan Makna Jamu Gendong Diambil dari namanya "gendong" yang berasal dari bahasa jawa. Mataram Islam, salah satu Kerajaan Mataram Islam, merupakan awal lahirnya jamu gendong. Dengan basis wilayah di seluruh Pulau Jawa, Bali, sebagian Sumatra dan mitra kerajaan lain di luar jawa. Membuat sebuah keseragaman konsep jamu di Indonesia. Berawal dari perintah Sultan Agung untuk menyebarkan ke seluruh penjuru Nusantara, menjadikan jamu sebagai media pengobatan bagi masyarakat kelas menengah ke bawah. Sehingga jamu tidak lagi dijadikan sebagai minuman
kebesaran, namun sebuah minuman
kebersaaman dalam lokalitas budaya Jawa. Dalam penyampaian konsep ini, para pedagang jamu gendong selalu membawa jamu dalam jumlah 8 jenis. Ini merupakan representasi konsep 8 arah mata angin sekaligus salah satu lambang surya Majapahit Wilwatikta. Melalui media jamu, diharapkan mengakar menjadi jati diri masyarakat Bangsa Indonesia dan dapat mencapai puncak kejayaan seperti pada zaman Majapahit tanpa terhalang segala macam marabahaya. Kedelapan jenis jamu mempunyai urutan ideal dalam meminum jamu dimulai dari manisasam, sedikit pedas-hangat, pedas, pahit, tawar, hingga manis kembali. (Pitri Lestari, 2014, Filosofi Jamu Indonesiaku) 1. Kunir Asam
80 Silogisme ini bisa diandaikan dengan keadaan "manis" sewaktu bayi. Manis merupakan pengalaman alami semasa bayi dan balita. Kata "kunir", diambil dari representasi warna kulit orang Indonesia yaitu sawo matang. "Asam" kondisi dimana mulai beranjak remaja, umur 11-15 tahun, dimana kita mulai melihat samar-samar keadaan hidup sebenarnya. 2. Beras Kencur Beralih pada fase Pra-Dewasa yang difilosofikan dengan jamu Beras Kencur. "Beras Kencur" dimaksudkan dengan kata 'Bebering Alas Tan Kena Diukur atau Luasnya 'Dunia' belum bisa dikira-kira. Fase dimana mulai masuk pada tahap kedewasaan. Rasa ingin tahu yang besar dan sikap egoisme mulai muncul, membuat seseorang mencoba hal-hal baru tanpa dipikirkan baik dan buruknya. Beras Kencur memiliki rasa sedikit pedas yang menggambarkan bahwa hidup ini baru mulai mencicipi sedikit dunia sebenarnya. 3. Cabe Puyang Cabe Puyang menggambarkan sikap labil kita pada umur 19-21 tahun. Suatu fase dimana harus lebih banyak menata diri dan bertanggung jawab atas apa yang diucapkan. Berusaha konsisten
akan
visi
yang
akan
dicapai,
bukan
bersikap keraguan (pagi beriman, sorenya kafir). Rasa pedasnya dunia sudah mulai dirasakan seperti pedas dan pahitnya jamu. 4. Pahitan Pahitan, namanya sesuai rasanya. Masa-masa dalam menghadapi kehidupan sebenarnya. Berbekal pendidikan budi pekerti yang telah ada sejak balita, dan dengan rasa keingintahuan yang besar di masa remaja, membuat semakin kuat dalam menghadapi hidup yang sebenarnya. 5. Kunci Suruh Ada saatnya menemui suatu perjalanan hidup yang landai sebagai sebuah resolusi hidup. Fase ini akan menikmati masa keemasan hidup. Berkisar antara umur 30-45 tahun, memiliki
81 pasangan hidup, meraih semua angan-angan yang pernah terpendam, dan berusaha lebih berarti bagi lingkungan masyarakat sekitar. Inilah filosofi dari sebuah jamu yang bernama "Kunci Suruh". Kunci merupakan sebuah bumbu penyedap makanan, sedangkan suruh memiliki banyak khasiat dan penyembuh berbagai macam penyakit. Jadi dapat dilambangkan bahwa kesuksesan hidup saat itu didasarkan pada apa yang di peroleh semenjak kecil.
6. Kudu Laos Dalam melanjutkan perjalanan hidup, ada tugas yang harus dikerjakan yakni menjalin hubungan dengan seluruh pihak. Dalam masa ini kadang kala sering merasa lupa dan kurang bersyukur akan apa yang telah diperoleh. Sudah sepatutnya mulai berderma, menyumbangkan segala yang dipunya dan memberikan kepada orang yang benar-benar membutuhkan. Inilah filosofi Kudu Laos. Sebuah jamu penghangat, yang mampu menghidupkan rasa kekeluargaan bagi orang-orang yang membutuhkan. 7. Uyup-uyup Uyup-uyup/gepyokan merupakan sebuah jamu penetral sekaligus bersifat rehabilitatif bagi seseorang yang telah sembuh dari penyakit berat. Bersifat mendinginkan adalah karakter jamu ini. Melalui pengabdian diri seutuhnya dan kepasrahan tulus dari seorang hamba kepada Tuhannya merupakan representasi nyata kehidupan seseorang sebelum memasuki tahap baru, tahap alam non fana, dan semuanya tergambar dalam aroma khas jamu ini, yakni aroma tawar sedikit manis. 8. Sinom Konklusi diartikan sirep
dari
siklus
tanpa
hidup, sinom yang
nampa.
Dalam
dapat Bahasa
82 Indonesia maknanya adalah diam (tidur/meninggal/moksa) dengan tidak meminta apa-apa. Jamu dengan rasa manis ini menggambarkan bahwa awal dan akhir dari sebuah siklus harus dijalankan secara seimbang. Apabila di awal kita dilahirkan secara fitrah, maka di akhir kita harus kembali seutuhnya dalam keadaan baik tanpa merepotkan siapapun. Perjalanan hidup seseorang yang tergambar jelas dalam sebuah manifestasi tradisi. Sebuah tradisi yang melekat pada jati diri warga bangsa dengan balutan Filosofi dan Representasi Budaya.
2.3.6.2 Kabupaten Sukoharjo
Gambar 2.26 Patung Jamu Gendong Sumber : jamumbahyah.blogspot.com Kabupaten Sukoharjo merupakan sentra penjualan jamu tradisional yang cukup dikenal di Indonesia. Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu kabupaten yang termasuk dalam Provinsi Jawa Tengah. Dari banyaknya pedagang jamu tradisional di Kabupaten Sukoharjo, maka didirikanlah patung identitas Sukoharjo yaitu patung Jamu Gendong yang ada di Bulakrejo. Biasa disebut patung Jamu Gendong karena patungnya menggambarkan seorang petani dan seorang penjual jamu gendong. Daerah Sukoharjo, khususnya kecamatan Nguter, memang terkenal sebagai daerah asal penjual jamu gendong.
Salah
pertumbuhan
satu
misi
perekonomian
Sukoharjo masyarakat
adalah yang
meningkatkan bertumpu
pada
Peningkatan Ketahanan Pangan dan UKM. Usaha meningkatkan pertumbuhan perekonomian masyarakat bisa dilakukan dengan usaha jamu di Sukohajo.
83
2.3.6.3 Jenis - jenis Jamu Gendong Terdapat delapan jenis jamu gendong, yang memiliki filosofi tersendiri dengan cara meminumnya, berikut bahan dasar dan cara pembuatannya : (Elnersing. 2011. Manfaat Jamu dan Risiko Penggunaan Jamu) 1. Jamu beras kencur -
Manfaat Jamu beras kencur dapat menghilangkan pegal-pegal pada
tubuh. Dengan membiasakan minum jamu beras kencur, tubuh akan terhindar dari pegal-pegal dan linu yang biasa timbul bila bekerja terlalu berat. Selain itu, jamu beras kencur dapat menambah nafsu makan, sehingga selera makan meningkat dan tubuh menjadi lebih sehat. -
Bahan baku Dalam pembuatan jamu beras kencur, terdapat beberapa bahan
yang digunakan, namun terdapat dua bahan dasar pokok, yaitu beras dan kencur. Komposisinya tidak selalu sama di antara penjual jamu. Bahan-bahan lain yang biasa dicampurkan ke dalam racikan jamu beras kencur adalah biji kedawung, rimpang jahe, biji kapulogo, buah asam, kunci, kayu keningar,kunir, jeruk nipis, dan buah pala. Sebagai pemanis digunakan gula merah dicampur gula putih dan seringkali juga mencampurkan gula buatan. -
Cara pengolahan Bahan dasar kencur direbus dan dibiarkan sampai dingin.
Mula-mula beras disangrai, selanjutnya ditumbuk sampai halus. Bahan-bahan lain diracikan dan ditumbuk menggunakan lumpang dan alu besi atau batu. Kedua bahan ini kemudian dicampur, diperas, dan disaring dengan saringan atau diperas melalui kain pembungkus bahan. Sari perasan bahan dicampurkan ke dalam air matang yang sudah tersedia, kemudian diaduk rata. Selanjutnya dimasukkan ke dalam botol-botol.
2. Jamu Kunir Asam
84 -
Manfaat Jamu kunir asam dikatakan sebagai jamu untuk menyegarkan
tubuh atau dapat membuat tubuh menjadi dingin. Dan bermanfaat untuk menghindar dari panas dalam atau sariawan, serta membuat perut menjadi dingin. Seorang penjual jamu mengatakan bahwa jamu jenis ini tidak baik dikonsumsi oleh ibu yang sedang hamil muda sehubungan dengan sifatnya yang memperlancar haid. Ada pula penjual jamu yang menganjurkan minum jamu kunir asam untuk melancarkan haid.
-
Bahan baku Jamu dibuat dengan bahan utama buah asam ditambah
kunir/kunyit, namun beberapa pembuatnya ada yang mencampur dengan sinom (daun asam muda), temulawak, biji kedawung, dan air perasan buah jeruk nipis. Sebagai pemanis digunakan gula merah dicampur gula putih dan seringkali mereka juga mencampurkan gula buatan, serta dibubuhkan sedikit garam. -
Cara pengolahan Bahan-bahan sesuai dengan komposisi racikan ditumbuk
secara kasar menggunakan lumpang dan alu besi atau batu atau diiris tipis-tipis (kunyit), dimasukkan ke dalam air mendidih dan direbus sampai mendidih beberapa saat. Selanjutnya, ditambahkan gula sampai diperoleh rasa manis sesuai selera. Rebusan yang diperoleh dibiarkan sampai agak dingin, kemudian disaring dengan saringan. Rebusan yang sudah disaring dibiarkan dalam panci dan selanjutnya dimasukkan ke dalam botol-botol dan siap untuk dijajakan.
3.
Jamu Sinom -
Manfaat Bahan penyusun, serta cara pembuatan jamu sinom tidak
banyak berbeda dengan jamu kunir asam. Perbedaan hanya terletak pada tambahan bahan sinom. Beberapa penjual tidak
85 menambahkan sinom, tetapi dengan cara mengencerkan jamu kunir asam dengan mengurangi jumlah bahan baku yang selanjutnya ditambahkan gula secukupnya.
4.
Jamu Cabe Puyang -
Manfaat Jamu cabe puyang dikatakan sebagai jamu 'pegal linu'.
Artinya, untuk menghilangkan cikalen, pegal, dan linu-linu di tubuh, terutama pegal-pegal dipinggang. Juga dapat untuk menghilangkan dan menghindarkan kesemutan, menghilangkan keluhan badan panas dingin atau demam. Minuman ini baik diminum oleh ibu yang sedang hamil tua. -
Bahan baku Bahan dasar jamu cabe puyang adalah cabe jamu dan puyang.
Tambahan bahan baku lain dalam jamu cabe puyang sangat bervariasi, baik jenis maupun jumlahnya. Bahan lain yang ditambahkan antara lain temu ireng, temulawak, jahe, kudu, adas, pulosari, kunir, merica, kedawung, keningar, buah asam, dan kunci. Sebagai pemanis digunakan gula merah dicampur gula putih dan kadangkala mereka juga mencampurkan gula buatan serta dibubuhkan sedikit garam. -
Cara pengolahan Pada umumnya tidak jauh berbeda, yaitu pertama-tama air
direbus sampai mendidih dan dibiarkan sehingga dingin, jumlahnya sesuai dengan kebutuhan. Bahan-bahan sesuai dengan komposisi racikan ditumbuk menggunakan lumpang dan alu besi atau batu. Seluruh bahan ini kemudian diperas melalui saringan ke dalam air matang yang sudah tersedia. Selanjutnya, ramuan yang diperoleh diaduk rata kemudian dimasukkan ke dalam botol-botol.
5. Jamu Pahitan -
Manfaat Jamu pahitan dimanfaatkan untuk berbagai masalah kesehatan.
Manfaat utamanya adalah untuk gatal-gatal dan kencing manis,
86 serta untuk 'cuci darah', kurang nafsu makan, menghilangkan bau badan, menurunkan kolesterol, perut kembung, jerawat, pegal, dan pusing. -
Bahan baku Bahan baku dasar dari jamu pahitan adalah sambiloto. Racikan
pahitan sangat bervariasi, ada yang hanya terdiri dari sambiloto, tetapi ada pula yang menambahkan bahan-bahan lain yang rasanya juga pahit seperti brotowali, widoro laut, doro putih, dan babakan pule. Ada pula yang mencampurkan bahan lain seperti adas.
-
Cara pengolahan Pembuatan jamu pahitan adalah dengan merebus semua bahan
ke dalam air sampai air rebusan menjadi tersisa sekitar separuhnya. Cara ini dimaksudkan agar semua zat berkhasiat yang terkandung dalam bahan dapat larut ke dalam air rebusan. Sebagai hasil akhirnya, diperoleh rebusan dengan rasa sangat pahit. Khusus jamu pahitan, tidak diberikan gula atau bahan pemanis lain.
6. Jamu Kunci Suruh -
Manfaat Jamu kunci suruh dimanfaatkan oleh wanita, terutama ibu-ibu
untuk mengobati keluhan keputihan. Sedangkan manfaat lain yaitu untuk merapatkan bagian intim wanita, menghilangkan bau badan, mengecilkan rahim dan perut. -
Bahan baku Bahan baku jamu ini sesuai dengan namanya, yaitu rimpang
kunci dan daun sirih. Biasanya selalu ditambahkan buah asam yang masak. Dapat juga ditambahkan bahan-bahan lain seperti buah delima, buah pinang, kunci pepet, dan majakan. Sebagai pemanis digunakan gula pasir, gula merah, dan dibubuhkan sedikit garam. -
Cara pengolahan
87 Air direbus sampai mendidih sesuai dengan kebutuhan. Bahan-bahan sesuai dengan komposisi racikan ditumbuk secara kasar menggunakan lumpang dan alu besi atau batu atau diiris tipis-tipis (kunyit), diperas, disaring, dan dimasukkan ke dalam air matang yang sudah didinginkan. Selanjutnya, ditambahkan gula sesuai kebutuhan, sampai diperoleh rasa manis sesuai selera. Ramuan selanjutnya dimasukkan ke dalam botol-botol dan siap untuk dijajakan.
7. Jamu Kudu Laos -
Manfaat Khasiat jamu kudu laos adalah untuk menurunkan tekanan
darah.
Tetapi,
ada
pula
yang
mengatakan
untuk
melancarkan peredaran darah, menghangatkan badan, membuat perut terasa nyaman, menambah nafsu makan, melancarkanhaid, dan menyegarkan badan. -
Cara pengolahan Pertama-tama air direbus sampai mendidih sejumlah sesuai
kebutuhan. Bahan-bahan sesuai dengan komposisi racikan ditumbuk secara kasar menggunakan lumpang dan alu besi atau batu kemudian diperas dan disaring dimasukkan ke dalam air matang yang sudah dingin. Selanjutnya ditambahkan gula sampai diperoleh
rasa
manis sesuai
selera.
Ramuan
selanjutnya
dimasukkan ke dalam botol-botol dan siap untuk dijajakan.
8. Jamu Uyup-uyup/Gepyokan -
Manfaat Jamu uyup-uyup atau gepyokan adalah jamu yang digunakan
untuk meningkatkan produksiair susu ibu pada ibu yang sedang menyusui. -
Bahan baku dan cara pengolahan
88 Bahan baku jamu uyup-uyup sangat bervariasi antar pembuat jamu, namun pada umumnya selalu menggunakan bahan emponempon yang terdiri dari kencur, jahe, bangle, laos, kunir, temulawak, puyang, dan temugiring. Cara pengolahan pada umumnya tidak jauh berbeda antar penjual jamu, yaitu semua bahan dicuci bersih tanpa dikupas, selanjutnya empon-empon dirajang, kemdian ditambah bahan-bahan lain dan ditumbuk kasar, lalu diperas serta disaring. Perasan dimasukkan ke dalam air matang yang sudah dingin. Selanjutnya ditambahkan gula sampai diperoleh rasa manis sesuai selera. Ramuan selanjutnya dimasukkan ke dalam botol-botol.
2.3.7 Proses Pembuatan Jamu 2.3.7.1 Pembuatan Secara Tradisional Pembauatan jamu secara tradisional menggunakan alat bantu yang sangat sederhana dan semua dikerjakan oleh tangan manusia. Dapat dikatakan pembuatan jamu secara tradisional dapat dikatakan sebagai jamu yang sebenarnya. Tidak menggunakan campuran bahan kimia ataupun pengawet buatan. Bahan-bahan yang digunakan di keringan dengan waktu yang tidak ditentukan sampai bahan-bahan tersembut benar-benar kering, sehingga dalam pembuataannya akan tahan lama.
Berikut beberapa langkah dalam pembuatan jamu secara tradional : (Nyonya Menner. Proses Pembuatan Jamu Secara Tradisional) - Bahan baku jamu yang masih berwujud sebenarnya, seperti jahe, temulawak dan kunir. - Kemudian dirajang kecil-kecil dan tipis-tipis, lalu dicuci dan dikeringkan. - Setelah proses pengeringan selesai dilakukan, lalu bahan jamu dicampur sesuai dengan ramuan yang dikehendaki untuk bahan jamunya.
89 - Siap diolah menjadi ramuan jamu, lalu dimasukan ke dalam masukan kedalam lumpun untuk dihaluskan. - Dilakukan beberapa kali proses penumbukan bahan baku sampai benar-benar halus menjadi bubuk. Berikut beberapa peralatan tradisional yang digunakan dalam pembuatan
jamu secara tradisonal :
- Danci : Alat tradisional untuk menimbang ramuan jamu yang beratnya ringan sekali, namun memerlukan keletitian yang tepat.
Gambar 2.27 Danci Sumber : Michi Anddora, 2015 - Kancip : Alat tradisional untuk memotong bahan-bahan ramuan jamu yang biasanya tidak begitu keras tetapi bisa dilakukan dengan cepat dan menurut ukuran tertentu sebagai pengganti pisau yang biasanya tidak bisa terlalu cepat dan kurang daya potongnya.
Gambar 2.28 Kancip Sumber : Michi Anddora, 2015
90 - Lumpang dan Alu : Digunakan untuk menumbuk bahan-bahan ramuan jamu secara satu persatu. Sampai halus seperti bubuk.
Gambar 2.29 Lumpung dan Alu Sumber : Michi Anddora, 2015 - Periuk Tembaga : Sebuah cawan yang terbuat dari tembaga, digunakan untuk merebus ramuan-ramuan jamu yang bersifat cair.
Gambar 2.30 Periuk Tembaga Sumber : Michi Anddora, 2015 - Cuwo : Terbuat dari tanah liat yang digunakan untuk mengungkap ramuan-ramuan, berguna agar ramuan yang telah dipipih halus agar tetap berbau wangi.
Gambar 2.31 Cuwo Sumber : Michi Anddora, 2015
91
- Anglo : Merupakan tungku bakar untuk merebus ramuan-ramuan jamu. Dengan menggunakan arang sebagai apinya.
Gambar 2.32 Anglo Sumber : Michi Anddora, 2015
2.3.7.2 Pembuatan Jamu Secara Industri Pembuatan Jamu secara industri sudah menggunakan beberapa alat mesin yang digunakan untuk mempermudah pembuatan jamu. Namun
tetap
ada
beberapa
kegiatan
produksi
yang
masih
menggunakan cara tradisional. Pemilihan bahan baku jamu masih tetap dilakukan secara langsung oleh manusia. Serta pengeringan bahan baku masih menggunakan pengeringan alami, yaitu dimana jamu di biarkan dijemur dengan sinar matahari. Pembuatan jamu secara industri lebih memudahkan proses pembuatan dan juga dapat dengan cepat memproduksi jumlah jamu dengan banyak.
Gudang Penyimpanan II
Peracikan
Penggilingan dan Pengayakan
Gudang Karantina II Retained Sampel Pengeringan
Pemotongan
Gudang Karantina III
Laboratorium Kontrol Kualitas
Pengemasan
Pencucian Gudang Ekspedisi
Sortasi Alat Kemas
Sortasi Bahan Jamu Pemasaran Gudang Penyimpanan I Pemusnahan Bahan
Gudang Penyimpanan III Gudang
92
Diagram 2.1 Skema Pembuatan Jamu Secara Industri Sumber : Jamu Jago
Gambar 2.33 Pengiriman Bahan dan Proses potong cuci Sumber : Michi Anddora, 2015
Gambar 2.34 Proses Jemur dan Penyimpanan Sumber : Michi Anddora, 2015
93
Gambar 2.35 Laboratorium dan Pengiriman Hasil Sumber : Michi Anddora, 2015 2.4
Tinjauan Khusus Jamu Untuk memperluas wawasan mengenai jamu yang merupakan pokok bahasan
dalam pembuatan museum jamu dan menguatkan desain perancangan, maka penulis melakukan kunjungan ke Museum Jamu Nyonya Meneer dan Jamu Jago, yang berlokasi di Semarang, Jawa Tengah. 2.4.1 Museum Nyonya Meneer A. Infomasi Umum Museum Nyonya Menner - Hari Operasional
: Senin - Jumat
- Jam
: 10.00 - 15.30
- Alamat
: Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang.
- Telp - Email
: 6582529 :
[email protected]
- Museum Jamu Nyonya Meneer adalah museum jamu pertama di Indonesia. Didirikan pada tanggal 18 Jnuari 1984. Berisikan koleksi pribadi Nyonya Meneer, Alat proses pembuatan Jamu dan Aneka macam Produksi Jamu yang dihasilkan.
B. Tata Tertib Mengunjungi Museum - Dimohon untuk tidak merokok. - Membuang sampah di tempah sampah yang tersedia. - Tidak menyentuh/ memegang koleksi/ benda bersejarah museum.