7
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Jaringan Komputer [26] [28] Jaringan komputer merupakan sekumpulan dua atau lebih komputer yang saling berdiri sendiri dan saling terhubung satu sama lain melalui sebuah teknologi. Dua buah komputer bisa dikatakan saling terhubung bila mereka dapat saling bertukar informasi. Media komunikasi tidak hanya terbatas pada kabel tembaga saja, melainkan dapat menggunakan fiber optic, gelombang elektromagnetik, infrared dan bahkan melalui satelit. Klasifikasi jaringan didasarkan pada jaraknya dibagi menjadi 3, yaitu: 1. Local Area Networks (LAN) merupakan jaringan milik pribadi di dalam sebuah gedung atau kampus yang berukuran sampai beberapa kilometer. LAN sering digunakan untuk menghubungkan komputer pribadi dan workstation dalam kantor perusahaan atau pabrik untuk resource sharing dan saling bertukar informasi. 2. Metropolitan Area Networks (MAN) merupakan versi LAN yang berukuran lebih besar dengan cakupan kantor perusahaan yang berdekatan atau sebuah kota. 3. Wide Area Networks (WAN), mencakup daerah geografis yang luas, seringkali mencakup sebuah negara atau benua dan biasanya dihubungkan dengan menggunakan media satelit atau kabel bawah laut.
8
2.2 Model Referensi TCP/IP [12] [13] [26] Model TCP/IP dibuat oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat – U.S. Department of Defense (DoD) dan merupakan open standard yang dapat digunakan bebas oleh siapapun. TCP/IP merupakan model referensi jaringan yang menggambarkan konsep layer. Konsep layer digunakan untuk membantu menggambarkan bagaimana aliran proses jaringan komputer mendistribusikan informasi dari satu komputer ke yang lain. Tujuan tiap layer adalah memberikan layanan kepada layer yang berada di atasnya. Layer n pada sebuah host melakukan komunikasi dengan layer n pada terminal lainnya sesuai dengan protokol yang digunakan. Protokol adalah sebuah persetujuan semua pihak yang berkomunikasi tentang bagaimana komunikasi tersebut harus dilakukan. Model referensi TCP/IP terbagi menjadi 4 layer, yaitu: 1. Network Access Layer Berkaitan dengan logical interface diantara suatu ujung sistem dan jaringan serta termasuk detil dari teknologi LAN dan WAN. 2. Internet Layer Berkaitan dengan routing data dari sumber ke host tujuan melewati satu jaringan atau lebih yang dihubungkan melalui router. Protokol-protokol yang termasuk dalam layer ini adalah: a) Internet Protocol (IP) Internet Protocol (IP) adalah protokol yang berorientasi pada data, yang mengatur bagaimana data dikirim dari satu komputer ke komputer lain dalam suatu jaringan komputer. Setiap perangkat keras (host) yang berada
9 dalam jaringan internet setidaknya mempunyai satu IP Address yang bersifat unik yang membedakan dari host lain. IP Address dibagi dua berdasarkan pemakaiannya di internet: •
Private IP Address Private IP address merupakan alamat IP yang digunakan oleh sebuah komunitas, baik itu rumah ataupun sebuah perusahaan. Alamat IP ini tidak bisa berkomunikasi langsung ke internet
dan juga dengan
komputer lain pada jaringan internet, sehingga dibutuhkan satu perantara yaitu Internet Service Provider (ISP) yang menyediakan jasa layanan internet. IP yang tergolong private IP address adalah: Kelas A: 10.x.x.x Kelas B: 172.16.x.x s./d. 172.31.x.x Kelas C: 192.168.x.x Keterangan: x adalah angka dimulai dari 0 sampai dengan 255. •
Public IP Address Public IP address adalah alamat IP yang digunakan untuk berkomunikasi antar komputer yang tersambung secara langsung dalam jaringan internet. Jenis IP address ini banyak digunakan oleh Internet Service Provider (ISP) dan lembaga-lembaga dunia yang mengatur lalu lintas di internet. Public IP address adalah semua alamat IP selain private IP address dan IP loopback (127.0.0.0 s/d 127.255.255.255). Untuk menghubungkan jaringan lokal ke jaringan internet diperlukan suatu public IP, dimana semua private IP jaringan
10 lokal akan diterjemahkan sebagai public IP dalam jaringan internet. Prosedur penerjemahan private IP menjadi public IP dikenal dengan Network Address Translation (NAT). b) Internet Control Message Protocol (ICMP) Internet Control Message Protocol adalah protokol manajemen dan layanan messaging yang disediakan untuk IP. c) Address Resolution Protocol (ARP) Address Resolution Protocol mencari alamat hardware dari host yang sudah diketahui alamat IP-nya. ARP menerjemahkan alamat IP menjadi alamat fisikal dari komputer yaitu Medium Access Control (MAC) Address. d) Reserve Address Resolution Protocol (RARP) Digunakan untuk mengetahui alamat IP dari sebuah mesin yang tidak diketahui
alamat
IP-nya,
dengan
cara
mengirim
paket
yang
mengikutsertakan alamat MAC dan meminta alamat IP untuk alamat MAC tersebut. 3. Transport Layer Menyediakan layanan transfer data dari ujung ke ujung atau lebih dikenal dengan istilah end-to-end. Lapisan ini meliputi mekanisme-mekanisme keandalan. Protokol yang dimiliki pada layer ini adalah Transmission Control Protocol (TCP) dan User Datagram Protocol (UDP). Protokol TCP memiliki orientasi terhadap reliabilitas data dan komunikasinya bersifat connection oriented. Sedangkan protokol UDP lebih berorientasi kepada kecepatan pengiriman data dan bersifat connectionless.
11 Dalam protokol Transport layer, sebuah port adalah mekanisme yang mengizinkan sebuah komputer untuk mendukung beberapa sesi koneksi dengan komputer
lainnya
dan
program
di
dalam
jaringan.
Port
dapat
mengidentifikasikan sebuah proses tertentu di mana sebuah server dapat memberikan sebuah layanan kepada klien atau bagaimana sebuah klien dapat mengakses sebuah layanan yang ada dalam server. Port dapat dikenali dengan angka 16-bit (dua byte) yang disebut dengan Port Number dan diklasifikasikan dengan jenis protokol transport apa yang digunakan, yaitu ke dalam port TCP dan port UDP. Karena memiliki angka 16-bit, maka total maksimum jumlah port untuk setiap protokol transport yang digunakan adalah 65536 buah. Dilihat dari penomorannya, port UDP dan TCP dibagi menjadi tiga jenis, yakni sebagai berikut: a. Well-known Port: berada antara 0 sampai 1023 dan telah disetujui oleh Internet Assigned Numbers Authority (IANA). Contoh port dari TCP atau UDP yang umum digunakan adalah sebagai berikut:
TCP
Keterangan
20
File Transfer Protocol/FTP (digunakan untuk saluran data)
21
File Transfer Protocol/FTP (digunakan untuk saluran kontrol)
25
Simple Mail Transfer Protocol/SMTP (digunakan untuk mengirim e-mail)
23
Telnet (digunakan untuk remote device)
80
Hypertext Transfer Protocol/HTTP (digunakan untuk World Wide Web)
110
Post Office Protocol 3/POP3 (digunakan untuk menerima e-mail)
139
NetBIOS over TCP session service
Tabel 2.1 Port Umum TCP
12 Port UDP
Keterangan
53
Domain Name System (DNS) Name Query
67
BOOTP client (Dynamic Host Configuration Protocol [DHCP])
68
BOOTP server (DHCP)
69
Trivial File Transfer Protocol (TFTP)
137
NetBIOS Name Service
138
NetBIOS Datagram Service
161
Simple Network Management Protocol (SNMP)
445
Server Message Block (SMB)
520
Routing Information Protocol (RIP)
1812/1813
Remote Authentication Dial-In User Service (RADIUS)
Tabel 2.2 Port Umum UDP b. Registered Port: Range registered port berkisar dari 1024 hingga 49151. c. Dynamically Assigned Port: Dynamically Assigned Port berkisar dari 49152 hingga 65535 dan dapat digunakan atau dilepaskan sesuai kebutuhan. 4. Application Layer Menyediakan komunikasi diantara proses atau aplikasi pada host-host terpisah, representasi data, proses encoding dan kontrol dialog sehingga komunikasi dapat terjadi antara aplikasi jaringan. Protokol yang ada pada layer ini antara lain: TCP (connection-oriented): FTP, HTTP, SMTP. Protokol UDP (connectionless): TFTP.
13
Gambar 2.1 Model Referensi TCP/IP
2.3 Perangkat Jaringan [11] Perangkat yang terhubung langsung ke jaringan dapat diklasifikasikan ke dalam dua bagian, yaitu end–user devices dan network devices. 2.3.1 End-user devices End-user devices mencakup komputer, printer, scanner dan perangkat lain yang menyediakan service secara langsung kepada user. End-user devices (hosts) mengijinkan user untuk membagi, menciptakan dan memperoleh informasi. Untuk menghubungkan hosts ke media jaringan diperlukan Network Interface Card (NIC) atau disebut juga network adapter. Setiap NIC memiliki kode yang unik disebut Medium Access Control (MAC) address. Alamat ini digunakan untuk mengontrol komunikasi data pada host dalam suatu jaringan.
14 Berikut adalah bentuk end-user devices pada Gambar 2.3:
Gambar 2.2 End User Devices
2.3.2 Network devices Network devices mencakup semua perangkat yang menghubungkan end–user devices secara bersama sehingga dapat berkomunikasi. Network
devices
digunakan
untuk
memperpanjang
koneksi,
memusatkan koneksi, mengubah format data dan mengatur transfer data. Beberapa contoh network devices: 1. Repeater Repeater adalah perangkat untuk menguatkan sinyal sehingga mencegah transmisi loss akibat redaman sehingga sinyal tersebut dapat menempuh jarak yang lebih jauh.
Gambar 2.3 Repeater
15
2. Hub Hub adalah perangkat untuk menghubungkan end-user ke dalam sebuah jaringan (memusatkan koneksi). Hub juga membangkitkan ulang sinyal yang masuk kedalamnya, sehingga hub sering disebut sebagai multiport repeater.
Gambar 2.4 Hub 3. Switch Switch merupakan multiport bridge, dimana mempunyai fungsi yang sama tetapi jumlah port yang tersedia berbeda. Paket data yang dikirimkan oleh switch berdasarkan Medium Access Control (MAC) address yang dituju untuk paket data.
Gambar 2.5 Switch 4. Router Router merupakan perangkat yang memiliki semua kemampuan diatas. Router dapat menghubungkan network yang satu dengan yang lain dan memilih jalur yang terbaik untuk mengirimkan data berdasarkan IP Address penerima, menguatkan sinyal, memusatkan banyak koneksi, mengkonversi format transmisi data dan mengatur transfer data. Router sebagai penghubung ke jaringan WAN, mampu menghubungkan ke LAN yang terpisah oleh jarak yang jauh.
16
Gambar 2.6 Router
2.4 Media Transmisi Data [22] [26] Dalam sistem transmisi data, media transmisi adalah jalur fisik antara transmitter dengan receiver. Media transmisi untuk gelombang elektromagnetik terbagi menjadi dua yaitu: Guided dan Unguided. Pada media transmisi Guided, gelombang dipandu di sepanjang media yang secara fisik dapat dilihat dengan mata, misalnya pada twisted-pair tembaga, kabel coaxial tembaga dan fiber optic. Sedangkan pada media transmisi Unguided menggunakan media atmosfer dan ruang angkasa untuk mentransmisikan gelombang elektromagnetik. Bentuk transmisi seperti ini tidak membutuhkan kabel sebagai penghantarnya, contohnya pada gelombang mikro, gelombang radio, gelombang mikro satelit dan infra merah. 2.4.1 Media Transmisi Guided 1. Kabel Twisted Pair Kabel Twisted Pair merupakan media transmisi guided yang sudah lama digunakan dan masih banyak dipakai saat ini, serta biayanya murah. Kabel ini terdiri atas dua kawat yang disekat dan disusun secara pola spiral yang beraturan dan sepasang kawat tersebut bertindak dalam jalur komunikasi tunggal. Media ini pula dapat dilewati oleh sinyal analog maupun sinyal digital. Penggunaan kabel Twisted Pair ini biasanya kita lihat pada infrastruktur jaringan telepon Public Switch Telephone Network (PSTN).
17 Kabel Twsited Pair memiliki beberapa jenis, dimana ada 2 jenis yang sangat penting dalam jaringan komputer yaitu: Category 3 yang memiliki bandwidth sekitar 10 Mbps dan Category 5 yang memiliki bandwidth 100 Mbps. Kedua jenis kabel ini sering disebut sebagai Unshielded Twisted Pair (UTP), dan biasanya digunakan dalam jaringan Local Area Network (LAN). Berikut ini adalah jenis-jenis yang ada pada kabel Twisted Pair : a. Kategori 1: Sebelumnya dipakai untuk Plain Old Telephone Service (POTS) dan ISDN. b. Kategori 2: Dipakai untuk token ring network dengan bandwidth 4 Mbps. c. Kategori 3: Dipakai untuk data network dan lebih populer dengan nama UTP dimana bandwidth-nya 10 Mbps (LAN). Memiliki frekuensi kerja diatas 16 Mhz. d. Kategori 4: Memiliki frekuensi sampai dengan 20Mhz dan sering dipakai untuk token ring network dengan bandwidth 16 Mbps. e. Kategori 5: Memiliki frekuensi sampai dengan 100Mhz dan biasa dipakai untuk network dengan kecepatan 100 Mbps (LAN) dan dikenal dengan nama UTP. Namun kabel ini tidak cocok untuk pemakaian gigabit ethernet network. f. Kategori 5e: Memiliki sifat yang sama dengan kategori 5, namun sudah mendukung koneksi gigabit ethernet network.
18 2. Kabel Coaxial Kabel ini memiliki pelindung yang lebih baik daripada Twisted Pair sehingga coaxial dapat menjangkau jarak yang lebih jauh dan kecepatan yang lebih tinggi. Dengan perlindungan yang lebih baik ini, kabel coaxial dapat lebih tahan terhadap interferensi dan crosstalk. Kabel coaxial pada umumnya dapat menjangkau jarak 500 meter dengan bandwidth sekitar 10 Mbps. Penggunaan kabel ini sering kita jumpai pada distribusi siaran televisi, transmisi telepon jarak jauh dan juga LAN. 3. Fiber Optic Kabel fiber optic memiliki bentuk yang sangat tipis, tetapi mempunyai kemampuan yang sangat baik untuk menghantarkan sinar optik. Serat optik ini biasanya dibuat dari berbagai jenis kaca dan plastik. Penggunaan media ini biasanya untuk backbone, dimana membutuhkan bandwidth yang besar dan dapat menjangkau jarak yang jauh. Fiber optic menggunakan berkas cahaya sebagai penghantar data, sehingga fiber optic tidak terpengaruh oleh aliran listrik maupun medan magnet serta memiliki kecepatan tinggi dan dapat mencapai jarak yang jauh tanpa kehilangan data. Fiber optic jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan kabel tembaga biasa, serta memerlukan peralatan yang lebih mahal dan pemasangannya sulit.
19 2.4.2 Media Transmisi Unguided 1. Gelombang Mikro Penggunaan gelombang mikro ini biasanya digunakan untuk komunikasi jarak jauh dan umumnya dipakai pada transmisi gelombang suara (radio) dan televisi. Aplikasi lainnya dapat digunakan pada transmisi point-to-point jarak pendek, terutama untuk komunikasi data dalam LAN. Pada transmisi ini, banyak sekali ditemukan masalah seperti redaman akibat luas pancaran yang tidak besar, ataupun disebabkan oleh gangguan cuaca. Selain itu dapat juga terjadi interferensi antara beberapa sinyal yang berdekatan serta menggunakan frekuensi yang sama. 2. Gelombang Mikro Satelit Satelit digunakan untuk menghubungkan beberapa pemancar atau penerima yang ada di bumi. Satelit menerima sinyal transmisi pada satu frekuensi (uplink) dan memperbesar sinyal tersebut kemudian memancarkannya kembali pada
frekuensi yang berbeda (downlink). Satelit biasanya
digunakan pada pendistribusian siaran televisi, hubungan telepon jarak jauh dan jaringan bisnis tertentu. 3. Gelombang Radio Gelombang radio biasanya digunakan pada pemancaran radio FM, jaringan televisi dan aplikasi jaringan komunikasi data. Perbedaannya dengan gelombang mikro adalah gelombang radio pemancarannya ke segala arah, sedangkan pada gelombang mikro terfokus pada satu arah (directional). Selain itu, gelombang radio tidak membutuhkan antena penerima khusus dan arahnya yang bebas.
20 4. Sinar Infra Merah Komunikasi infra merah dilakukan dengan cara menggunakan transmitter dan receiver yang dapat memodulasi sinar infra merah yang tidak menyatu. Transceiver dari masing-masing device harus terletak pada satu garis lurus untuk menerima pancaran atau pantulan dari benda yang berwarna terang. Perbedaan antara sinar infra merah dengan gelombang mikro, yaitu sinar infra merah tidak dapat menembus dinding, namun tidak memiliki masalah seperti interferensi dan gangguan lainnya seperti pada gelombang mikro. Selain itu sinar infra merah tidak perlu menggunakan frekuensi dalam memancarkan sinarnya.
2.5 Wide Area Network (WAN) [14] [24] WAN merupakan jaringan komunikasi data yang mencakup area geografis yang luas sekali dan terdiri dari sejumlah node penghubung. Berikut tiga karakteristik utama WAN: 1. WAN umumnya menghubungkan perangkat yang terpisah jauh dan tidak dapat dijangkau oleh LAN. 2. WAN menggunakan layanan berupa carrier, seperti perusahaan telepon, perusahaan kabel, sistem satelit dan network provider. 3. WAN menggunakan beragam jenis koneksi serial untuk menyediakan akses bandwitdh ke area geografis yang luas. Dalam kaitannya dengan model referensi OSI Layer, operasi WAN difokuskan khususnya pada layer 1 dan layer 2. Physical Layer (OSI layer 1) berhubungan dengan karakteristik elektrikal, mekanikal, operational dan fungsional
21 terhadap layanan komunikasi service provider. Sedangkan Data Link Layer mendefinisikan bagaimana data di-enkapsulasi untuk transmisi menuju lokasi yang jauh dan mekanisme mengirimkan frame. Beberapa variasi teknologi yang digunakan antara lain Frame Relay, ATM, High-Level Data Link Control (HDLC). Berikut ini adalah gambar beberapa koneksi WAN link yang ada:
Gambar 2.7 Koneksi WAN Koneksi WAN dibagi menjadi 2 kategori, yaitu: 1. Private WAN Connection, terbagi menjadi 2 yaitu: a. Dedicated Communication Jenis layanan ini biasanya menggunakan biaya tetap. Maksudnya digunakan maupun tidak, biaya yang dibayar kepada provider jaringan setiap bulannya sama. Dedicated atau Leased Line ini menggunakan koneksi point-to-point.
22 b. Switched Communication, terbagi lagi menjadi 2: •
Circuit-Switched Teknik jaringan ini membuat koneksi virtual untuk data dan suara antara pengirim dan penerima, dimana physical circuit dibangun, dipelihara, dan diputuskan setiap melakukan sesi komunikasi oleh service provider. Contohnya analog dial-up (PSTN) dan ISDN.
•
Packet-Switched Jaringan packet switched mengirimkan data berbentuk packet dimana terdapat juga informasi kontrol yang berfungsi untuk menyediakan
informasi
yang
diperlukan
jaringan
untuk
mengarahkan paket sepanjang jaringan hingga ke tujuan. Jaringan packet-switched hanya mengirimkan data ketika ada data yang akan dikirim, sehingga trafik jaringan lebih rendah dibandingkan dengan circuit-switched yang terus menerus mengirimkan data walaupun host dalam keadaan idle. Jaringan packet-switched terdiri atas node-node yang berfungsi untuk store and forward packet, dimana routing memegang peranan penting dalam jaringan packet-switched. 2. Public WAN Connection Bentuk riil dari jenis koneksi ini adalah internet, dimana semua host dapat terhubung satu sama lain, yang berarti semua host tersebut berada dalam sebuah jaringan publik besar.
23 2.5.1 Access Technology [24] Access Technology merupakan teknologi akses jaringan internet WAN connection. Salah satu contoh WAN connection dapat dilihat pada layanan internet melalui jaringan PSTN. Pada awal perkembangannya PSTN hanya digunakan untuk komunikasi suara (telepon) saja. Namun saat ini PSTN telah berkembang dan mendukung teknologi akses internet seperti Modem Analog dan Digital Subscriber Line (DSL). 2.5.1.1 Public Switched Telephone Network (PSTN) PSTN pada awalnya dibangun untuk melayani trafik antara telepon. Prinsip kerja PSTN adalah PSTN tidak dapat mengirimkan gelombang suara, namun sebuah telepon analog memiliki mikrofon yang dapat mengubah gelombang suara menjadi gelombang listrik analog. Gelombang listrik tersebut dapat dikirimkan oleh PSTN antara telepon yang satu dengan yang lainnya. Pada sisi penerima, telepon mengubah sinyal listrik analog menjadi gelombang suara menggunakan speaker yang ada pada telepon. Tujuan utama dari PSTN adalah untuk membangun sebuah circuit antara dua telepon. PSTN saat ini telah menggunakan sinyal digital daripada analog untuk jaringan inti. Jaringan inti tersebut adalah jaringan yang menghubungkan beberapa PSTN dengan PSTN lainnya. Dengan menggunakan sinyal digital ini, PSTN dapat mengirimkan banyak panggilan suara dengan menggunakan media kabel yang sama, sehingga lebih menghemat biaya.
24 Berikut ini adalah gambar dari jaringan PSTN:
Gambar 2.8 Panggilan Suara Analog melalui PSTN Digital 2.5.1.2 Modem Analog Modem
Analog
memperbolehkan
dua
komputer
untuk
mengirim dan menerima sebuah aliran bit, tanpa harus mengubah jaringan telepon antara sebuah rumah dengan central office (CO). Switch yang berada di CO hanya dapat mengirim dan menerima sinyal suara analog melewati jaringan telepon, sehingga modem juga dapat mengirim dan menerima sinyal analog dari PSTN. Sinyal analog yang diterima dan dikirimkan oleh modem tadi berisikan bit-bit yang komputer butuhkan untuk saling berkomunikasi dengan komputer lainnya. Modem analog mengkonversi sinyal analog yang masuk menjadi sinyal digital untuk diproses oleh komputer dan sinyal digital yang dihasilkan oleh komputer ke modem akan diubah lagi menjadi sinyal analog dan diteruskan melalui jaringan telepon yang ada. Cara kerja modem analog adalah membangun terlebih dahulu sebuah circuit atau melakukan panggilan. Ketika circuit sudah berhasil
25 dibangun oleh PSTN, kedua modem harus mengikuti standar yang digunakan antar modem tersebut. Selama kedua modem tersebut menggunakan aturan yang sama dalam melakukan modulasi dan demodulasi, maka kedua modem tersebut dapat saling berkomunikasi. Berikut ini adalah gambar dari oeprasi dasar modem analog yang menggunakan jaringan telepon PSTN:
Gambar 2.9 Operasi Dasar dari Modem Analog pada PSTN Saat ini penggunaan modem analog sudah mulai ditinggalkan. Alasan utamanya adalah karena kecepatan dalam akses internet sangat lambat, yaitu sekitar 56 Kbps untuk downstream dan 33 Kbps untuk upstream. Kecepatan 56 Kbps adalah sangat kecil bila dibandingkan dengan teknologi lainnya seperti DSL yang sudah dapat mencapai kecepatan dalam satuan megabit per seconds, tergantung dari jenis DSL mana yang digunakan. Selain persoalan kecepatan, analog modem juga memiliki kelemahan lain, yaitu saat mengakses internet dengan menggunakan modem, proses pengiriman data tidak dapat dilakukan bersamaan dengan percakapan telepon, dengan kata lain seseorang
26 tidak dapat menerima atau membuat panggilan dengan menggunakan line telepon yang sedang digunakan untuk mengirim data. 2.5.1.3 Digital Subscriber Line (DSL) DSL dibentuk untuk memberikan high-speed access antara rumah atau perkantoran dengan jaringan telepon lokal. DSL dapat digunakan untuk mencapai kecepatan yang lebih tinggi daripada modem analog. DSL dapat mendukung kecepatan diatas 1 Mbps dan kecepatan itu tidak akan menurun ketika beberapa pengguna DSL ditambahkan pada jaringan tersebut. Namun hal tersebut bergantung pada jarak dari CO ke DSL modem pengguna dan standar DSL yang didukung oleh CO. Semakin jauh letak DSL modem dari CO maka kecepatan transfer data akan menurun. Apabila letak DSL modem semakin dekat dengan CO, maka penggguna akan mendapatkan kecepatan transfer data yang maksimal. Perbedaan dan persamaan antara DSL dengan analog modem dan ISDN adalah sebagai berikut: 1. DSL dapat melewatkan sinyal suara analog dan sinyal data digital untuk dikirimkan melalui jaringan telepon lokal. Sinyal analog yang ada digunakan untuk percakapan suara, sedangkan sinyal digital digunakan untuk data. 2. Mirip dengan ISDN, jaringan telepon yang ada harus terhubung dengan switch khusus yang ada di CO, yaitu sebuah alat yang dinamakan sebagai DSL Access Multiplexer (DSLAM).
27 3. Beberapa jenis DSL dapat digunakan secara bersamaan dengan percakapan telepon, tidak seperti pada modem analog. 4. Berbeda dengan modem analog dan ISDN, DSL adalah layanan koneksi yang selalu on, dengan kata lain tidak perlu melakukan call untuk membangun data circuit. Berikut ini adalah gambar dari koneksi DSL dari rumah menuju CO:
Gambar 2.10 Koneksi DSL dari Rumah Menuju Central Office
2.6 Digital Subscriber Line (DSL) [1] [18] DSL adalah teknologi modem yang menggunakan saluran telepon (localloop) untuk mentransmisikan data ber-bandwidth besar seperti multimedia dan video. Teknologi DSL ini akan membawa dua sinyal berbeda (analog dan digital) pada satu kabel. Sinyal digital digunakan untuk komunikasi data sementara sinyal analog digunakan untuk komunikasi suara. DSL memanfaatkan frekuensi lebih tinggi untuk mengirim data (diatas 4000 Hz) dan frekuensi rendah untuk menyalurkan percakapan suara, dimana range frekuensi untuk percakapan suara
28 berada pada 0 Hz sampai 4000 Hz. Kemampuan untuk memisahkan sinyal suara dan data ini adalah merupakan suatu keuntungan dari teknologi DSL dan seluruh koneksi DSL dilakukan secara digital, dimana data digital secara langsung dikirimkan atau diterima oleh komputer pengguna melalui modem DSL. Tidak seperti pada cable, DSL bukanlah sebuah shared bandwidth service karena sebuah dedicated line terhubung secara langsung dari rumah pengguna menuju ke CO. Hal tersebut menjamin bahwa bandwidth yang ada tetap konstan karena satu line hanya digunakan oleh satu pengguna saja, kecuali satu line tersebut digunakan untuk tujuan komersial. Teknologi xDSL ini dapat dikelompokkan berdasarkan metode pembagian bandwidth dari bentuk transmisinya, yaitu simetrik dan asimetrik. Selain permasalahan simetrik atau asimetrik, variasi xDSL juga terletak pada jarak, kecepatan, dukungan terhadap POTS atau telepon analog.
Gambar 2.11 Asimetrik dan Simetrik DSL 2.6.1 Protokol DSL [9] [24] DSL menyediakan transmisi layer 1 yaitu jalur antara kedua endpoints atau local loop, sama seperti pada modem analog. DSL juga menggunakan
29 beberapa protokol tambahan untuk mendukung transfer data. Protokol yang digunakan oleh DSL yaitu Asynchronous Transfer Mode (ATM) yang merupakan protokol layer 2 antara DSL modem/router dengan ISP router. Sebagai tambahan, DSL juga menggunakan protokol layer 2 lainnya yaitu Point-to-Point Protocol over ATM (PPPoA). PPP dan ATM memiliki fungsi yang berbeda, dimana PPP menyediakan dynamic address yang disediakan oleh ISP untuk DSL modem dan beberapa authentication dasar. Sesuai dengan perlengkapan yang diinstal, DSL mungkin memerlukan protokol seperti Pointto-Point Protocol over Ethernet (PPPoE) untuk trafik antara PC dengan DSL modem/router. Berikut ini adalah gambar protokol yang digunakan oleh DSL:
Gambar 2.12 Protokol yang Digunakan oleh DSL 2.6.2 Teknologi xDSL [1] [5] [6] [8] [15] [19] [28] [29] Teknologi dari xDSL terbagi menjadi dua bagian, yaitu: 1. Asimetrik Asimetrik mempunyai bandwidth transmisi terima (downstream) lebih besar dibanding bandwidth transmisi kirimnya (upstream). Selain itu, jenis
30 DSL ini juga mendukung pemakaian telepon analog (POTS). Jenis DSL yang termasuk dalam kategori asimetrik adalah: a. Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL) ADSL merupakan layanan asimetrik, dimana bit rate upstream up to 1 Mbps, sedangkan downstream 384 Kbps – 8 Mbps. Batas jarak terjauh untuk ADSL adalah sekitar 18.000 kaki atau sekitar 5.486 km. Pada jarak yang mendekati batas terjauh dari ADSL, maka pengguna hanya akan mendapatkan kecepatan yang sangat kecil bila dibandingkan dengan pengguna yang berada dekat dengan CO (mendekati 2 km). Penambahan kemampuan dari ADSL biasa adalah ADSL2 dan ADSL2+. Penambahan terletak pada kecepatan transfer data yang semakin tinggi dan jarak jangkau yang lebih jauh. Aplikasi penggunaan ADSL biasanya dipakai pada akses internet, video on demand (VoD), akses remote LAN, multimedia interaktif. b. ADSL2 dan ADSL2+ ADSL2 dan ADSL2+ merupakan pengembangan dari teknologi ADSL biasa untuk meperoleh kecepatan transfer data yang semakin tinggi, dikarenakan banyaknya aplikasi yang membutuhkan kecepatan transfer data yang tinggi seperti pada aplikasi High Definition Television (HDTV). ADSL2 memiliki kecepatan transfer upstream 3.5 Mbps dan downstream 12 Mbps. Kemudian jarak jangkau dari ADSL2 bertambah menjadi 6.5 km. Namun tetap perlu diingat bahwa
31 semakin jauh pengguna dari CO, maka kecepatan transfer akan semakin menurun. ADSL2+ memiliki kecepatan transfer upstream 1.4 Mbps dan downstream 24 Mbps, tergantung dari jarak antara CO ke modem. Jarak jangkau dari ADSL2+ ini maksimal sekitar 6 km dari CO ke modem ADSL pengguna. c. G.Lite G.Lite merupakan nama yang informal untuk standar instalasi Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL) service, atau biasa dikenal dengan Universal ADSL. G.Lite memberikan koneksi internet ke rumah dan bisnis dengan kecepatan downstream up to 1.5 Mbps pada jaringan telepon biasa. Sedangkan untuk kecepatan upstreamnya up to 512 Kbps. Jarak jangkau G.Lite sama dengan ADSL, yaitu sekitar 5.4 km. Bila dibandingkan dengan ADSL, G.Lite memiliki kecepatan yang jauh lebih lambat. Perbedaan G.Lite dengan ADSL terletak pada splitter. G.Lite tidak menggunakan splitter, tapi menggunakan alat yang dinamakan microfilter yang dipasang pada setiap jack telepon yang ada di rumah sebelum kabel telepon akan dipasang ke perangkat telepon analog atau modem ADSL. Namun pemasangan microfilter tidak sebaik bila dibandingkan dengan splitter. Pemasangan splitter harus dilakukan oleh teknisi dari jaringan telepon karena pemasangannya yang cukup rumit. Sedangkan microfilter dapat dengan mudah dipasang sendiri oleh pengguna.
32 d. Very High Bitrate Digital Subscriber Line (VDSL) VDSL juga merupakan layanan asimetrik, dimana bit rate upstream 1.5 Mbps – 3 Mbps, sedangkan downstream 12.96 Mbps - 52 Mbps. Aplikasi penggunaan VDSL sama dengan ADSL ditambah dengan HDTV, namun jarak jangkauannya hanya sekitar 300 meter saja. 2. Simetrik Simetrik mempunyai bandwidth upstream sama dengan downstream. Jenis DSL ini tidak mendukung pemakaian telepon analog (POTS). Jenis DSL yang termasuk dalam kategori simetrik adalah: a. High bit rate Digital Subscriber Line (HDSL) HDSL memiliki bit rate upstream dan downstream up to 2 Mbps. Aplikasi HDSL pada layanan T1/E1, WAN, LAN, akses server, koneksi-koneksi jaringan PBX. Jangkauan dari HDSL sekitar 3.65 km. b. Symmetric Digital Subscriber Line (SDSL) SDSL memiliki bit rate 2 Mbps untuk upstream dan downstream. Aplikasi SDSL sama dengan HDSL ditambah Video on Demand (VoD). Jarak jangkau dari SDSL sekitar 3 Km. c. ISDN Digital Subscriber Line (IDSL) IDSL memiliki bit rate upstream dan downstream 128 kbps. Aplikasi pada ISDN, komunikasi data, suara. Jarak jangkau dari IDSL sekitar 5.4 Km.
33 Berikut ini adalah tabel perbandingan dari beberapa teknologi xDSL:
Tipe DSL
Simetrik / Asimetrik
Standar
Teknik Modulasi
Kecepatan
Jarak Jangkau Maksimum
Discrete Downstream Multi Tone 384 – 8 (DMT) atau Mbps; Carrierless Upstream up Amplitude to 1 Mbps Phase (CAP)
5.486 km
DMT
Downstream 1.5 Mbps; Upstream up to 512 Kbps
5.486 km
Asimetrik
ETSI dan ANSI in process
DMT
Downstream 12.96 Mbps - 52 Mbps; Upstream 1.5 Mbps – 3 Mbps
300 meter
High-datarate DSL (HDSL)
Simetrik
ITU G.991.1, ANSI TR 28
2 binary 1 quaternary (2B1Q)
Up to 2 Mbps
3.65 km
Symmetric DSL (SDSL)
Simetrik
-
2B1Q
2 Mbps
3 km
ISDN DSL (IDSL)
Simetrik
ANSI ETR 080
2B1Q
128 Kbps
5.4 km
Ful-rate ADSL / G.DMT
G. Lite
Very-highdata-rate DSL (VDSL)
Asimetrik
ANSI T1.413 Issue 2
Asimetrik
ITU-T G.992.1, ITU-T G.992.2
Tabel 2.3 Perbandingan Teknologi xDSL 2.6.3 Teknik Modulasi DSL [1] [10] [15] [19] [23] [27] [29] Sepasang kabel tembaga yang digunakan untuk sistem jaringan telepon standar memiliki banyak bandwidth yang tersedia untuk membawa data suara pada percakapan telepon. Percakapan suara dan fax hanya menggunakan
34 frekuensi di bawah 4 KHz, sehingga frekuensi yang berada di atas 4 KHz dapat digunakan untuk mentransmisikan data. Salah satu contoh dari teknologi DSL, yaitu ADSL menggunakan teknik modulasi Discrete Multitone (DMT) dan Carrierless Amplitude Phase (CAP). 2.6.3.1 Carrierless Amplitude Phase (CAP) CAP adalah teknik modulasi yang digunakan pada ADSL di awal perkembangannya, dimana pada saat itu kebanyakan ADSL modem menggunakan teknik CAP. Teknik ini membagi sinyal pada line telepon untuk ADSL menjadi tiga bagian, yaitu: 1. Kanal suara (0-4KHz). 2. Kanal upstream data (25-138KHz). 3. Kanal downstream data (240KHz – 1.5 MHz). Sinyal carrier sendiri dihilangkan terlebih dahulu sebelum dilakukan transmisi, sehingga teknik CAP ini disebut sebagai carrierless. Keuntungan dari CAP adalah mudah diimplementasikan dan menggunakan sedikit power atau daya sehingga menimbulkan panas yang lebih kecil. Berikut ini adalah konsep gambaran dari modulasi CAP :
Gambar 2.13 Modulasi CAP
35 2.6.3.2 Discrete Multitone (DMT) DMT adalah teknik modulasi yang paling banyak digunakan pada ADSL saat ini. Konsep dari DMT sendiri adalah multi carrier modulation, dimana data yang akan dikirimkan ditempatkan pada beberapa subcarriers atau channels yang jumlahnya cukup banyak. DMT akan membagi frekuensi menjadi 256 kanal yang masing-masing lebarnya 4 KHz. DMT memiliki performa yang baik, dapat diandalkan dan memiliki kecepatan yang lebih baik dari CAP serta jarak tempuh yang lebih jauh daripada CAP. Berikut ini adalah konsep gambaran dari modulasi DMT:
Gambar 2.14 Modulasi DMT 2.6.4 Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL) [21] Pada awalnya ADSL dibangun oleh perusahaan telepon untuk bersaing dengan TV cable. Pada tahun 1987 ide ADSL dimunculkan oleh Joe Leichlder, seorang Bellcore researcher dan ide pertama saat itu ialah konversi analog ke digital pada subscriber melewati jalur tembaga twisted pair. Pada awal perkembangan ADSL, modulasi ADSL masih menggunakan CAP. Namun pada perkembangannya, saat ini modulasi CAP sudah banyak ditinggalkan dan beralih menggunakan modulasi DMT karena dianggap lebih baik daripada CAP.
36 2.6.4.1 Konfigurasi Umum ADSL [1] [7] [20] [29] Untuk membangun suatu jaringan broadband ADSL minimal diperlukan peralatan-peralatan berikut pada pos-pos telepon di tiap wilayah, yaitu splitter, dan DSL Access Multiplexer (DSLAM). Sedangkan peralatan minimal yang diperlukan pengguna adalah splitter dan modem ADSL. Modem ADSL yang berada di sisi subscriber biasanya dinamakan sebagai ATU-R atau ADSL Transmission Unit Remote. Untuk modem ADSL yang berada pada sisi CO dinamakan ATU-C atau ADSL Transmission Unit - Central Office, dan biasanya sudah terintegrasi pada DSLAM. Splitter
berfungsi sebagai filter analog untuk membedakan
antara sinyal suara (0 KHz - 4 kHz) untuk POTS dengan sinyal data. Bila sinyal suara yang masuk maka akan dialirkan ke telepon oleh splitter, sedangkan bila sinyal data yang masuk maka akan dialirkan ke modem ADSL. Untuk trafik data yang keluar dari subscriber, splitter akan mengkombinasikan frekuensi suara dan data dalam satu jalur atau line. Maka telepon masih dapat digunakan bersamaan dengan ADSL modem saat mengirim atau menerima data digital pada satu jalur yang sama. Splitter juga terdapat pada CO, dimana memiliki fungsi yang sama dengan splitter yang ada pada sisi pengguna. Di titik tersebut, sinyal suara akan dipisahkan dengan sinyal data, dimana sinyal suara akan masuk ke voice switch, dan sinyal data akan masuk ke DSLAM. Setelah DSLAM menerima sinyal data, mulailah dibentuk paket-paket
37 data dan dikirmkan ke ISP. Splitter yang ada di terminal CO dapat berupa alat yang terpisah atau sudah terintegrasi dengan DSLAM. DSLAM diletakan pada sisi terminal CO yang mengatur koneksi ADSL dari beberapa pengguna dan menyatukannya secara multiplexing ke sebuah koneksi ke internet (menuju ISP). Berikut adalah konfigurasi umum ADSL antara pelanggan (subscriber) dengan penyelenggara jasa (provider):
Gambar 2.15 konfigurasi Umum ADSL
38 2.6.4.2 Komponen Sistem ADSL [1] [9] [19] [28] Ada
beberapa
perlengkapan
yang
dibutuhkan
untuk
menyediakan layanan-layanan ADSL seperti yang sudah dijelaskan di subbab sebelumnya. Komponen-komponen sistem ADSL dibedakan menurut penempatannya, yaitu dari sisi pengguna dan sisi penyedia layanan atau CO dari PSTN. 2.6.4.2.1 Perlengkapan ADSL Pada Pengguna (Subscriber) Perlengkapan ini berada pada sisi pengguna ADSL, antara lain: 1. Modem ADSL Modem ADSL digunakan untuk mentransmisikan dan menerima sinyal digital menuju DSLAM atau berasal dari DSLAM untuk menggunakan layanan ADSL. Modem ADSL hanya bertukar data dengan DSLAM, dan menghubungkannya dengan internet. 2. POTS Splitter Alat ini terletak pada dua tempat yaitu pada sisi CO yang biasanya sudah terintegrasi pada DSLAM dan pada sisi pengguna yang digunakan untuk memisahkan antara sinyal suara (POTS) dengan sinyal data. Splitter yang diletakan pada sisi pengguna ditempatkan pada NID atau Network Interface Device. Pemasangan splitter pada NID harus dilakukan oleh teknisi dari penyedia jaringan telepon. Karena penggunaan splitter
39 pada NID cukup rumit, maka pilihan lain yaitu menggunakan microfilter yang ditempatkan pada ujung jack kabel telepon yang ada di dalam rumah. Microfilter untuk POTS adalah low-pass filter, dan untuk ADSL adalah high-pass filter. Berikut ini adalah gambar penempatan splitter dan bentuk dari microfilter:
Gambar 2.16 Microfilter ADSL dan Telepon
Gambar 2.17 Pemasangan Splitter Pada Boks NID
40 2.6.4.2.2 Perlengkapan ADSL Pada Central Office PSTN Perlengkapan ini berada pada sisi penyedia layanan ADSL, antara lain: 1. Splitter Memiliki fungsi yang sama dengan POTS splitter, dan biasanya sudah terintegrasi di DSLAM. 2. Digital Subscriber Line Access Multiplexer (DSLAM) DSLAM yang berada dalam lingkungan CO digunakan sebagai dasar untuk solusi DSL khususnya ADSL. DSLAM berfungsi untuk mengkonsentrasikan trafik data dari berbagai loop ADSL yang kemudian akan dikirimkan ke backbone network untuk dihubungkan lagi ke jaringan lainnya misalnya jaringan internet yang disediakan oleh ISP. Di dalam DSLAM sendiri biasanya sudah terintegrasi modem (ATU-C atau ADSL Transmission Unit – Central Office) dan splitter. DSLAM memberikan suatu dedicated connection kepada setiap subscriber, sehingga kecepatan transfer data tidak akan menurun bila ada subscriber baru yang ditambahkan, kecuali jumlah total dari seluruh pengguna ADSL telah memenuhi jalur koneksi menuju internet yang ada pada DSLAM. DSLAM mendukung
41 berbagai jenis tipe xDSL dan protokol modulasi seperti CAP dan DMT. Jenis DSLAM yang dipakai pada penelitian ini adalah D-Link DAS-3248. DAS-3248 memiliki koneksi 48 port IP-Based DSLAM yang menyediakan akses ADSL ke modem pada sisi pengguna dan IP-DSLAM ini terhubung dengan jaringan internet menggunakan ethernet
interface
yaitu
10/100BASE-T
atau
1000BASE-LX Gigabit ethernet over fiber uplink. DAS-3248 juga mendukung teknologi ADSL / ADSL2 / ADSL2+ dan memiliki fitur-fitur seperti bandwidth management, traffic prioritization, serta kontrol pengamanan aliran data. Fitur-fitur lainnya seperti mendukung adanya VLAN untuk mengisolasi antar pemakai ADSL, dan juga adanya management port yang digunakan untuk memantau dan mengatur DSLAM baik secara local atau remote, dengan menggunakan Command Line Interface (CLI), SNMP, TELNET dan juga Element Management System (EMS) yang berbasiskan Graphical User Interface (GUI) sehingga lebih memudahkan dalam pengaturan dan pengontrolan DSLAM. Berikut ini adalah bentuk dari DSLAM D-Link DAS3248:
42
Gambar 2.18 Bentuk Depan D-Link DAS 3248
Gambar 2.19 Bentuk Belakang D-Link DAS 3248
Gambar 2.20 LED Indikator, Port Uplink, dan Port Management DAS-3248
2.7 Quality of Service (QoS) [17] [18] QoS adalah suatu ukuran yang menunjukkan performa dari suatu layanan atau jaringan yang menentukan tingkat kepuasan pengguna dari layanan atau jaringan yang bersangkutan.
43 Untuk mengukur kualitas dari layanan ADSL pada Binus Access secara operasional, penulis menggunakan 2 parameter QoS yaitu availability dan time to restore, serta 3 parameter karakteristik yaitu traffic, usage, dan interest factor. 2.7.1 Availability [2] [16] Availability secara umum adalah kemampuan dari seorang pengguna untuk menggunakan sistem, atau dapat diartikan secara matematis yaitu rasio/ perbandingan dari nilai uptime (waktu saat sistem atau layanan beroperasi) dari sistem terhadap nilai total antara nilai uptime dengan nilai downtime (waktu saat sistem atau layanan tidak beroperasi). Rumus untuk menghitung nilai dari availability adalah : Idealnya availability harus mencapai 100%. Namun availability yang baik adalah 99,999% (five nines), yang berarti tingkat kegagalan sistem sebesar 26 detik per bulan. 2.7.2 Time to Restore [2] [16] Time to Restore adalah waktu yang diperlukan suatu link untuk pulih kembali (up) setelah mengalami terputusnya koneksi (down). Dengan mendapatkan time to restore, maka dapat diketahui berapa lama rata-rata layanan ADSL saat mengalami gangguan hingga terputusnya layanan itu sampai layanan ADSL beroperasi dengan normal kembali. Lamanya time to restore dipengaruhi oleh nilai availability, berikut adalah rumus perhitungannya: Time to restore per year = (100% – availability) x 365 hari Time to restore per month = (100% – availability) x 30 hari x 24 jam Time to restore per week = (100% – availability) x 7 hari x 24 jam
44 Berikut ini adalah tabel perhitungan lamanya time to restore: Time to restore
Time to restore
Time to restore
Availability %
per year
per month
per week
90%
36.5 days
72 hours
16.8 hours
95%
18.25 days
36 hours
8.4 hours
98%
7.30 days
14.4 hours
3.36 hours
99%
3.65 days
7.20 hours
1.68 hours
99.50%
1.83 days
3.60 hours
50.4 min
99.80%
17.52 hours
86.23 min
20.16 min
99.9% ("three nines")
8.76 hours
43.2 min
10.1 min
99.95%
4.38 hours
21.56 min
5.04 min
99.99% ("four nines")
52.6 min
4.32 min
1.01 min
99.999% ("five nines")
5.26 min
25.9 s
6.05 s
99.9999% ("six nines")
31.5 s
2.59 s
0.605 s
Tabel 2.4 Perhitungan lamanya Time to Restore Karena availability yang baik mencapai 99.999% (five nines), maka time to restore yang baik adalah 26 detik per bulan. Maksudnya, selama 1 bulan, suatu koneksi (link) hanya boleh putus (down) selama 26 detik. Nilai ini dipakai di dunia telekomunikasi untuk perangkat carrier class, artinya perangkat atau sistem yang sangat handal dan teruji untuk memberikan layanan. 2.7.3 Traffic Parameter ini mengukur besarnya traffic paket yang lewat pada DSLAM ADSL Binus Access Anggrek dan Syahdan. Dengan parameter ini dapat diketahui bagaimana lalu lintas keseluruhan dari layanan ADSL setiap harinya, apakah tinggi, sedang, atau rendah pada jam-jam tertentu.
45 2.7.4 Usage Parameter usage digunakan untuk melihat jenis-jenis aplikasi yang sering digunakan oleh pelanggan internet ADSL Binus Access. 2.7.5 Interest Factor Interest Factor merupakan faktor ketertarikan pelanggan terhadap layanan internet ADSL Binus Access. Parameter ini digunakan untuk mengetahui tingkah laku pengguna ADSL Binus Access dalam menggunakan layanan internet (browsing), dimana penganalisaan ditinjau dari segi edukasi (binus, wikipedia), search engine (google), email (yahoo), social networking (friendster, facebook), streaming, dan download (indowebster, dan youtube).
2.8 Komponen Perangkat Lunak Komponen perangkat lunak atau software yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data dari parameter-parameter yang telah didefinisikan untuk mengukur QoS dari layanan ADSL Binus Access secara operasional. Masing-masing perangkat lunak berfungsi sebagai system monitoring yaitu Element Management System (EMS) yang memantau koneksi ADSL, yang dipantau dari sisi DSLAM melalui port management ethernet atau serial. Data EMS dapat digunakan untuk mendapatkan parameter availability dan time to restore dari layanan ADSL Binus Access. Pada penelitian ini digunakan EMS, karena tool ini diciptakan memang khusus untuk management DSLAM, yaitu Dlink DAS-3248. Fungsi software berikutnya adalah untuk traffic monitoring yaitu Cacti, digunakan untuk memantau aktivitas dari lalu lintas ADSL Binus Access, dan dari
46 data Cacti akan didapatkan parameter traffic. Contoh traffic monitoring yang lain adalah MRTG, tetapi tidak digunakan pada penelitian ini karena beberapa alasan. Seperti halnya Cacti, MRTG merupakan antarmuka website, tetapi tidak mempunyai tampilan seringkas dan selengkap Cacti. Selain itu, Cacti lebih mudah digunakan, serta mempunyai kelebihan untuk segi privacy, misalnya bisa dibuat account khusus guest. Fungsi software yang terakhir adalah sebagai packet analyzer yaitu Wireshark, yang digunakan untuk mendapatkan parameter interest factor dan usage dari pengguna layanan ADSL Binus Access. Contoh packet analyzer selain Wireshark, yaitu Microsoft Packet Analyzer, tetapi tidak digunakan pada penelitian ini karena beberapa kekurangan. Pada Wireshark, tool tersebut bisa melakukan analisa dengan sendirinya, yaitu menu statistics, sehingga didapatkan persentasepersentase yang dibutuhkan. Selain itu, Microsoft Packet Analyzer hanya dapat melihat sampai ke transport layer, sedangkan Wireshark dapat melihat sampai ke application layer. 2.8.1 Element Management System (EMS) [4] EMS adalah sebuah perangkat lunak yang user-friendly dibandingkan Command Line Interface (CLI), dan digunakan untuk mengatur dan memantau kinerja dari tiap link ADSL yang ada pada DSLAM. EMS ini dapat mengakses dan berinteraksi dengan sejumlah perintah-perintah yang ada pada DSLAM DAS-3248.
47 Berikut ini adalah tampilan dari EMS:
Gambar 2.21 Tampilan pada EMS D-Link DAS-3248 Istilah-istilah yang ada pada EMS: 1. ST ST merupakan status yang menunjukkan keadaan link masing-masing port dari ADSL berada dalam operasi yang baik. Selain itu ST juga bisa berarti bahwa port yang bersangkutan tidak digunakan. Keadaan tersebut dinamakan sebagai “No Defect” pada bagian description untuk event log seperti terlihat pada gambar 2.21. Bila description menuliskan “No Peer ATU Present” maka ada port yang terhubung pada DSLAM, tapi tidak dihubungkan dengan modem ADSL yang berada pada sisi pelanggan. 2. Major Alarm (MJ) Major Alarm adalah peringatan kepada network administrator bahwa link dari salah satu port pada DSLAM menuju modem ADSL
48 pelanggan terputus. Pada keadaan ini pelanggan tidak dapat menggunakan layanan ADSL sama sekali. Description yang muncul pada event log dari EMS biasanya berupa “ATUC Loss of Frame”, “ATUC Loss of Link”, dan “ATUC Loss of Signal”. 3. Minor Alarm (MN) Minor Alarm adalah peringatan kepada network administrator bahwa link dari salah satu port pada DSLAM menuju modem ADSL pelanggan mengalami gangguan. Pelanggan masih dapat menggunakan layanan ADSL, hanya saja layanan koneksi internet tidak berjalan dengan baik. Description yang muncul pada event log dari EMS biasanya berupa “Protocol Init Failure”, “Config Init Failure”, “Data Init Failire”, dan “ATUC Loss of Signal Quality”. 2.8.2 Cacti [3] Cacti adalah tool yang digunakan untuk tujuan network monitoring. Cacti dapat menghasilkan grafik yang berbasiskan waktu terhadap parameter monitoring, seperti : traffic usage (upstream dan downstream), CPU load, memory usage dari sebuah network device yang di-monitor, seperti router dan switch. Prasyarat dari device yang akan di-monitor adalah mendukung SNMP. Cacti yang digunakan untuk mencari parameter QoS traffic hanya terbatas pada penggunaan traffic usage monitoring. Pergerakan grafik Cacti dimulai dari sebelah kanan dan bergerak menuju ke kiri, sehingga dapat diketahui bahwa data grafik yang ada di sebelah kanan adalah data traffic
49 usage saat pengambilan data terakhir dan bergerak menuju ke kiri adalah grafik dari traffic usage pada saat pengambilan data sebelumnya. Berikut ini adalah gambar dari penggunaan Cacti untuk traffic usage:
Gambar 2.22 Tampilan pada Cacti Untuk Penggunaan Traffic Istilah-istilah yang ada pada Cacti: 1. Inbound Inbound merupakan status dari trafik yang masuk ke dalam DSLAM dari modem ADSL pelanggan. Apabila dilihat dari sisi pelanggan, inbound adalah upload yang dilakukan oleh pelanggan melalui modem ADSL menuju DSLAM. Inbound biasanya dituliskan dalam satuan Kbps atau Mbps. 2. Outbound Outbound merupakan status dari trafik yang keluar dari DSLAM menuju modem ADSL pelanggan. Apabila dilihat dari sisi pelanggan, outbound merupakan download yang dilakukan oleh pelanggan. Outbound biasanya diukur dalam satuan Kbps atau Mbps.
50 3. Current Current menunjukkan besarnya trafik yang ada pada saat pengambilan data dimulai, biasanya dalam satuan Kbps atau Mbps. 4. Average Average adalah rata-rata dari jumlah total trafik yang ada dari titik pengambilan data sebelumnya sampai ke titik pengambilan data yang terakhir dan biasanya dituliskan dalam satuan Kbps atau Mbps. 5. Maximum Maximum merupakan nilai trafik yang paling tinggi dari titik pengambilan sebelumnya sampai dengan titik pengambilan data yang terkahir, biasanya diukur dalam satuan Kbps atau Mbps. 2.8.3 Wireshark [25] Wireshark (pengembangan dari Ethereal) adalah software network packet analyzer / sniffer yang dikembangkan oleh Gerald Combs pada tahun 1997 untuk tujuan troubleshooting masalah pada jaringan. Sebuah network packet analyzer menangkap paket - paket data, men-decode-nya dan merepresentasikan paket data tersebut ke dalam bentuk yang sedetil mungkin. Ethernet
merupakan
standar
protokol
yang
terkenal
dimana
memungkinkan komputer untuk berkomunikasi. Dalam ethernet dikenal istilah broadcast dimana paket data dikirim ke semua komputer yang berada dalam network segmen yang sama. Paket data mempunyai header yang berisi IP Address sumber dan tujuan. Walaupun paket data ini dikirim ke semua komputer dalam satu segmen, hanya komputer tujuan saja yang menerima paket data ini. Komputer lain dalam satu segmen juga menerima paket data ini,
51 tetapi paket data ini dibuang karena bukan ditujukan untuk mereka, kecuali ada software sniffer berjalan pada komputer tersebut. Ketika sniffer berjalan, driver packet capture membuat Network Card Interface (NIC) ke dalam promiscuous mode dimana komputer sniffer dapat membaca semua data dalam satu segmen tanpa melihat tujuan dari paket-paket data tersebut. Berikut ini adalah gambar dari Wireshark:
Gambar 2.23 Tampilan Pada Wireshark Gambar di atas menunjukkan bentuk window Wireshark. Window tersebut dibagi atas tiga bagian utama, yaitu: 1. Summary Baris ini menampilkan sebaris informasi dari hasil capture. Field ini mencakup tanggal, waktu, source address, destination address dan informasi dari layer protokolnya.
52 2. Detail Bagian ini menampilkan semua detil dari setiap layer yang ada dalam paket data yang di-capture. 3. Data Raw data ditampilkan pada bagian ini dalam format hexadecimal dan format teks.