BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Tinjauan Pembelajaran Anak Usia Dini 2.1.1.1 Pengertian Pembelajaran Anak Usia Dini Belajar Merupakan Kegiatan yang sangat mendasar dalam setiap jenjang pendidikan. Pembelajaran memiliki makna adanya kegiatan mengajar dan belajar yang berorientasi pada kegiatan pengembangan. Banyak para ahli yang berpendapat mengenai pengertian belajar diantaranya menurut Bennet, Fin dan Crib dalam (Sujiono, 2009) menjelaskan bahwa pada dasarnya pengembangan program pembelajaran adalah pengembangan sejumlah pengalaman belajar melakukan kegiatan bermain yang dapat memperkaya pengalaman anak tentang berbagai hal, seperti cara berpikir anak tentang diri sendiri, tanggapan pada pertanyaan dapat memberikan argumentasi untuk mencari berbagi alternatif. Menurut Albert Miller dalam
(Sujiono, 2009) berpendapat bahwa dalam pengembangan
program pembelajaran bagi anak usia dini seharusnya bereksplorasi dengan aktivitas bermain yang mengutamakan adanya kebebasan bagi anak untuk bereksplorasi dan berkreativitas sedangkan orang dewasa seharusnya hanya berperan sebagai fasilitator saat anak membutuhkan bantuan untuk memecahkan masalah. Sedangkan Kitano dan Kirby dalam (Sujiono, 2009) mengemukakan pembelajatran haruslah terkait dengan
pengembbangan
kurikulum
pendidikan yang dirancang untuk
yang
merupakan
rencana
memaksimalkan interaksi
pembelajaran dalam rangka menghasilkan perubahan perilaku yang potensial. Pada hakikatnya pembelajaran diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada pengembangan seluruh aspek kepribadian anak dan keterampilan. 7
8
Secara yuridis istilah anak usia dini ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan
untuk
membantu
pertumbuhan
dan
perkembangan jasmani dan rohani, mengembangkan kemampuan kognitif, bahasa, gerak-motorik, dan emosional.
2.1.1.2 Tujuan Pembelajaran Anak Usia Dini Secara umum, tujuan pembelajaran anak usia dini adalah memberikan stimulus atau rangsangan bagi perkembangan potensi anak agar menjadi manusia yang beriman, berilmu, berakhlak mulia, kreatif, inovatif dan bertanggung jawab. Para ahli berpendapat tujuan pembelajaran anak usia dini diantaranya Catron dan Allen dalam (Sujiono, 2009) berpendapat bahwa tujuan utama
pembelajaran
yang
utama
adalah
mengoptimalkan
perkembangan anak secara menyeluh serta terjadinya komunikasi interaktif, kemudian menurut Solehudin dalam
(Suyadi, 2014)
menyatakn bahwa tujuan pembelajaran anak usia dini adalah memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal dan menyeluruh dan diharapkan anak dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya. Tentunya agar mendapatkan pengetahuan dan keterampilan
dasar
sesuai
dengan
kebutuhan
dan
tingkat
perkembanganya. Selain itu menurut UNESCO (2005) ECCE ( Early Childhood Care ) antara lain : 1. Untuk membangun pondasi awal dalam meningkatkan pendidikan yang lebih tinggi 2. Menanam investasi SDM yang menguntungkan bagi keluarga, bangsa dan negara 3. Melindung hak asasi manusia untuk memperoleh pendidikan yang dijamin oleh undang-undang.
2.1.1.3 Fungsi Pembelajaran Anak Usia Dini Pembelajaran memiliki sejumlah fungsi antara lain : 1. Untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki anak sesuai dengan tahap perkembanganya
9
2. Mengenalkan anak pada dunia sekitar 3. Mengembangkan sosialisais anak 4. Memberikan kesempatan kepada anak unut menikmati masa bermainya
2.1.1.4 Model Pembelajaran Anak Usia Dini Pembelajaran anak usia dini memiliki dua jenis model yaitu pembelajaran yang berpusat pada guru dan berpusat pada anak. Berikut ini karakteristik mengajar berdasarkan pengembangan berpusat pada anak dan yang berpusat pada guru
Tabel 2.1 Model Pembelajaran Sumber : Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini
Pembelajaran
Berpusast Pembelajaran
Pada Anak Bahan,
Dapat
Berpusat
Pada Guru
gunakan
secara Berdasarkan
ruang dan bebas
petunjuk
guru
waktu Peran guru
Mengikuti
minat
dan Langsung,
keinginan anak Motivasi
Keinginan
mengevaluasi & menekan Belajar Eksternal,
intrinsik
berdasarkan
Penghargaan
Konsep
Pengalaman
belajar
dalam
langsung Drill
bermain
Individual
Individual
vs
kebutuhan anak
atau
pengulangan
unutk untuk
memahami situasi nyata
kelompok
inisiasi,
menguasai
keterampilan
berdasarkan Kebutuhan sebagai
satu
kelompok kesatuan.
kemampuan
untuk
berkelompok Berdasarkan contoh yang dilihat
model/
10
2.1.1.5 Prinsip Pembelajaran Anak Usia Dini Ada beberapa prinsip-prinsip pembelajaran Anak usia Dini menurut (suyadi & Ulfah, 2013) diantaranya : 1. Proses pembelajaran anak usia dini harus berorientasi pada kebutuhan anak 2. Proses pembelajaran dilaksanakan berdasarkan prinsip belajar melalui bermain 3. Proses pembelajaran dilaksankana dalam lingkungan yang kondusif dan inovatif baik di dalam maupun di luar ruangan 4. Proses Pembelajaran merangsang kreativitas dan inovasi
2.1.1.6 Ruang Lingkup Pembelajaran Anak Usia Dini Sebagaimana yang telah ditegaskan dalam Undang-ung dalam sistem pendidikan bahwa ruang lingkup anak usia dini terbagi ke dalam 3 jalur yaitu, formal, non-formal dan informal. Ketiganya merupakan jenjang pendidikan yang diselenggarakan
sebelum
memasuki pendidikan dasar. Dibawah ini adalah gambaran skema mengilustrasikan bentuk penyelenggara untuk anak usia dini
Gambar 2.1 Jalur dan jenjang PAUD Sumber : (suyadi & Ulfah, 2013)
11
2.1.1.7 Asas- Asas Pembelajaran Anak Usia Dini 1. Asas Apersepsi Pembelajaran
dengan
memperhatikan
pengetahuan
dan
pengalaman awal atau sebelumnya yang dimiliki anak agar hasil belajar optimal 2. Asas Kekongkritan Pembelajaran dengan menggunakan berbagai media sumber belajar nyata agar pembelajaran menjadi bermakna 3. Asas Motivasi Pembelajaran yang dirancang sesuai dengan kebutuhan, minat dan kemauan anak agar memiliki dorongan untuk belajar 4. Asas Kemandirian Pembeleajaran
yang
dirancang
untuk
mengembangkan
kemandirian anak dan memecahkan masalah yang dihadapinya 5. Asas Kerjasama Pembelajran yang di rancang mengembangkan keterampilan sosial anak melalui bekerja sama.
2.1.1.8 Pengelolaan Pembelajaran Anak Usia Dini 1. Pengaturan Ruang Kelas a. Susunan meja kursi bersifat fleksibel dan dapat berubah-ubah b. Pada waktu kegiatan tidak selalu duduk di kursi tetapi dapat duduk di karpet c. Penyedian
alat
bermaun
atau
sumber
belajar
disesuaikan dengan kegiatan yang di laksanakan d. Pengelompokan meja disesuaikan dengan kebutuhan sehingga cukup untuk ruang gerak bagi anak e. Peletakan dan penyimpanan alat berain atau sumber belajar diatur sesuia dengan fungsinya 2. Pengorganisasian Anak Didik a. Kegiatan Klasikal kegiatan yang dilakukan oleh seluruh anak dalam satu kelas, dalam satu satuan waktu dengan kegiatan yang sama.
12
Misalnya kegiatan awal akhir dengan menggunakan metode menyanyi, bercerita dan lain-lain b. Kegiatan Kelompok dalam satu satuan waktu tertentu terdapat beberapa kelompok anak yang berbeda-beda. Misalnya : biasanya dilaksanakan pada kegiatan inti, dimana terdapat beberapa kegiatan dan anatr kelompok melakukan kegiatan yang berbeda. c. Kegiatan individual Setiap anak dimungkinkan memilih kegiatan yang sesuai dengan minat dan kemampuan masing-masing. Misalnya anak yang senang membacamemilih area membaca dan menulis. 3. Pengaturan Alat atau Sumber Belajar Dibedakan menjadi 2 kelompok 1. Alat sumber belajar di dalam ruangan atau kelas a. Pembelajaran kelompok dengan kegiatan pengaman Dimaksudkan agar anak menyelesaikan tugas terlebih dahulu lalu diperbolehkan bermain dengan kegiatan pengaman agar tidak menganggu temen yg belum selesai b. Pembelajaran kelompok dengan sudut-sudut kegiatan Sudut keluarga : alat permainan kerumah tanggaan, peralatan makan, peralatan memasak Sudut pembangunan: permainan balok, lego, puzzle c. Pembelajaran berdasarkan minat Area musik, area bahasa, area berhitung, area agama 2. Alat atau Sumebr Belajar di luar Ruangan atau kelas a. Alat
permainan
untuk
memupuk
perkembangan
motorik, intelektual, sosial dan emosional. Misalnya jungkitan, ayunana, papan peluncur dan lain-lain.
2.1.1.9 Pembelajaran Meningkatkan Kreativitas Anak Usia Dini Pembelajaran yang dimulai sejak dini dapat meningkatkan kreativitas pada anak tentunya dengan kiat yang benar diantaranya
13
dengan memberikan kebebasan pada anak. Secara tidak langsung pembelajaran dengan pendekatan bermain tentunya menambah tingkat kreativitas anak, karena dengan bermain anak dapat mengeksplorasi seluru kemampuanya. Disamping itu untuk memberikan pembelajaran yang kreatif pada anak diperlukan pembimbing yang memiliki keterampilan mengajar untuk memupuk rasa percaya diri, dengan percaya diri anak dapat mengeluarkan ide-ide lainya.
2.1.2 Tinjauan Kreativitas 2.1.2.1 Pengertian Kreativitas (Munandar,
2009)
mengemukakan
kreativitas
adalah
kecenderungan untuk mengeatualisasikan diri mewujudkan potensi dorongan untu berkembang san menjadi matang. Kecenderungan untuk mengekspresikan dengan mengaktifkan semua kemampuan organisme.
Definisi
lain
kreativitas
merupakan
pengalamn
mengekspresikan dan mengtualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri, dengan alam, dan dengan orang lain Clark Moustaki dalam (Munandar, 2009)
2.1.2.2 Konsep Kreativitas Setiap individu pada dasarnya memiliki potensi dasar kreatif dengan kadar yang berbeda-beda. Tentunnya potensi kreatif dapat dan perlu di tingkatkan. Pengembangan kreativitas pada diri seseorang dapat dilakukan dengan melalui pendekatan 4P yaitu pribadi, pendorong, proses dan produk (Sujiono & Sujiono, 2010)
Pribadi
Proses
Produk
Pendorong
Gambar 2.2 Pengembangan Kreativitas Sumber : (Sujiono & Sujiono, 2010)
14
2.1.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Kreativitas Faktor yang mempengaruhi kreativitas anak menurut Hurlock dalam jurnal (Fajarwati, 2009) antara lain : A. Faktor Internal 1. Jenis kelamin 2. Status soaial ekonomi 3. Inteligensi B. Faktor Eksternal 1. Saran 2. Dorongan 3. Lingkungan yang Merangsang 4. Cara mendidik anak 5. Waktu bermain 6. Kesempatan sendiri
2.1.3 Tinjauan Anak Usia Dini 2.1.3.1 Pengertian Anak Usia Dini Anak usia dini di Indonesia secara yuridis adalah di tujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun. Usia ini dianggap sangat berharga karena anak sedang mengalami proses tumbuh kembang, bahkan dikatakan sebagai golden age ( usia emas).
2.1.3.2 Hakikat Perkembangan Anak Usia Dini Perkembangan
merupakan
suatu
proses
yang
bersifat
kumulatif artinya perkembangan terdahulu akan menjadi dasar bagi perkembangan selanjutnya. Oleh sebab itu apabila terjadi hambatan pada perkembanngan terdahulu maka perkembangan selanjutnya akan mendapat hambatan menurut Jamaris dalam (Sujiono Y. N., 2009) Anak usia dini berada dalam masa keemasan , selama masa inilah anak secara khusus mudah menerima stimulus dali lingukangannya. Untuk itulah anak perlu diberi pendidikan yang sesuai dengan perkembangannya dengan cara memperkaya lingkungan bermainnya dan perlu memberi peluang untuk menyatakan diri, berekspresi dan berkreasi.
15
Berdasarkan aspek perkembanganya seorang anak dapat belajar dengan baik apabila kebutuhan fisiknya dipenuhi. Diyakini para pakar agar pertumbuhan dan perkembangan tercapai secara optimal dibutuhkan situasi dan kondisi yang kondusif pada saat memberikan stimulasi dan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan.
2.1.3.3 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Anak Usia Dini Adanya perbedaan perkembangan tumbuh kembang antara anak satu dengan anak lainya di pengaruhi oleh bebepara faktor diantaranya : 1. Faktor lingkungan yang menyenangkan anak Hubungan anak dengan masyarakat yang menyenangkan terutama dengan anggota keluarga mengarah ke penyesuaian sosial yang lebih baik 2. Faktor Emosi Pemuasan emosional mendorong perkembangan kepribadian anak yang semakin stabil 3. Metode mendidik anak Anak yang diberikan pendidikan sejak kecil ketika besar cenderung lebih bisa bertanggung jawab 4. Faktor rangsang lingkungan Lingkungan yang merangsang merupakan salah satu pendorong tumbuh kembang anak dan dapat mendorong fisik dan mental anak 2.1.3.4 Jenis Perkembangan Anak Usia Dini
Tabel 2.2 Jenis Perkembangan Anak Usia Dini Sumber : (Sujiono Y. N., 2009)
Jenis perkembangan Perkembangan Fisik
Penjelasan Perkembangan fisik meliputi bentuk tulang, dan pergerakan tubuh
16
Perkembangan Sosial
Perkembangan Sosial mempengaruhi perilaku yang di terima secara sosial. Perkembangan sosial proses belajar menyesuaikan terhadap kelompok, tradisi lingkungan maupun moral dengan lingkungan yang lain
Perkembangan Emosional
Perkembangan emosional pada anak usia dini dilakukan dengan tangisan, rasa marah, dan rasa ingi tahu.
Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif Merupakan dasar
kemampuan
anak
untuk
berpikir
2.1.3.5 Perkembangan Fisik
Tabel 2.3 Perkembangan Fisik Anak Usia Dini Sumber : (Sujiono Y. N., 2009)
Jenis perkembangan 0-3 Tahun
Penjelasan -duduk, merayap dan merangkak -mulai untuk berjalan dan berlari -keterampilan motorik berkembang dengan baik
3-4 Tahun
-Peningkatan keterampilan fisik -Melompat dengan kedua kaki -Dapat
berjalan
pada
balok
keseimbangan -Memanjat pada alat permainan 4-5 Tahun
-Melompat
dengan
kaki
saling
bergantian -Peningkatan pada motorik halus -Memotong pada garis
17
-dapat menjiplak gambar geometris 5-6 Tahun
-Keterampilan fisik menjadi hal yang penting dalam perkembangan konsep diri -Adanya peningkatan energi yang tinggi -Pengendalian motorik halus sudah sangat bagus
2.1.3.6 Perkembangan Sosial
Tabel 2.4 Perkembangan Sosial Anak Usia Dini Sumber : (Sujiono Y. N., 2009)
Usia 0-3 tahun
Penjelasan -Bereaksi terhadap orang lain -Menikmati saat bergaul dengan orang lain -dapat meniru tindakan dari orang lain -mulai untuk melibatkan diri dengan permainan yang paralel
3-4 tahun
-Menjadi akan lebih sadar akan diri sendiri -mengembangkan perasaan rendah hati -Dapat mengambil arah dan mengikuti beberapa aturan -Menunjukan suatu pertumbuhan dalam hal perasaan atau pengertian dari kepercayaan pada diri sendiri
5-6 tahun
-Menyatakan gagasan yang kaku
18
tentang peran jenis kelamin -Memiliki teman baik meskipun untuk jangka waktu yang pendek -ingin menjadi yang nomer satu -menjadi lebih posesif dengan barang-barang kepunyannya -Sering bertengkar dalam waktu yang singkat
2.1.3.7 Perkembangan Emosional
Tabel 2.5 Perkembangan Emosional Anak Usia Dini Sumber : (Sujiono Y. N., 2009)
Usia 0-3 tahun
Penjelasan -Mudah menangis atau berteriak -Sering tidak mempu mengendalikan dorongan atau gerakan hati -membutuhkan suatu rutinitas dan rasa aman -Mulai untuk merasakan emosi dari anak yang lain
3-4 tahun
-Mulai mengembangkan pengendalian diri -Menghargai kejutan dan peristiwa tertentu -Mulai menunjukan selera humor -takut akan gelap, merasa diabaikan, atau pada situasi yang belum dikenal
5-6 tahun
-Dapat mengendalikan agresi dengan lebih baik -Menyatakan selera humor di dalam
19
lelucon, kata-kartta omongan kosong -Belajar mengenai hal-hal yang benar dan yang salah -Mulai dapat menyatakan
2.1.3.8 Perkembangan Kognitif
Tabel 2.6 Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini Sumber : (Sujiono Y. N., 2009)
Usia 0-3 tahun
Penjelasan -Melakukan penyelidikan secara sensori terhadap dominasi lingkungan -Perkembangan berjalan cepat -Mengembangkan suatu perasaan atau pengertian terhadap suatu objek yang tetap -Mulai dapat menggunakan beberapa angka, jumlah warna tetapi tidak memahaminya
3-4 tahun
-Dapat mengikuti dua perintah -dapat membuat penilaian menghitung banyaknya kesalahan yang telah mereka buat -Mengembangkan kosa kata dengan cepat -menggunakan angka-angka tanpa pemahaman -Mulai meenanyakan pertanyaan ‘mengapa’ secara sering
5-6 tahun
-Menunukan perhatian pada masa pertumbuhan
20
-Dapat mengurutkan objek dalam urutan yang tepat -Melakukan berbagai hal dengan sengaja, lebih sedikit menuruti kata hati -Menjadi tertarik dalam menulis
2.1.4 Klasifikasi Aktivitas Pengguna 1. Anak – anak a. Belajar Anak-anak belajar sesuai dengan pembagian usia dan fasilitas disediakan yang menunjang anak belajar b. Bermain Anak-anak disediakan area bermain yang tentunya tetap mementingkan
keamanan
pada
area
bermain
pengawasan 2. Orang tua / Pendamping a.
Menenmani anaknya
b.
Menunggu anaknya
c.
Makan dan Minum
3. Staff Pengajar (Guru) a. Mengajar anak-anak b. Mengawasi anak-anak c. Melayani kebutuhan anak 4. Staff Karyawan a. Mengurus administrasi b. Mengurus berkas-berkas
2.1.5 Klasifikasi Fasilitas Pengguna Pusat Pembelajaran A. Fasilitas Utama Pengguna 1. Anak – anak a. Ruang Kelas
dan
dalam
21
Sebagai tempat untuk kegiatan pembelajaran anak. Ruang kelas harus dilengkapi dengan fasilitas penunjang kegiatan yang berlangsung, ruang kelas di sediakan terdapat berbagai jenis. b. Ruang Bermain Sebagai ruang untuk bermain tentunya ruangan memiliki area yang cukup luas agar anak bebas bermain dan bergerak dengan bebas. Tentunya penggunaan material harus diperhatikan 2. Orang Tua / Pendamping a. Ruang tunggu Disediakan ruang tunggu sebagai tempat untuk orang tua atau pendamping menunggu anak saat belajar b. Kantin Kantin disediakan untuk makan dan minum bagi orang tua, staff pengajar (guru) ketika membutuhkan 3. Staff Pengajar (guru) a. Ruang Guru Ruang guru disediakan untuk guru menyimpan file-file, barang-barang ataupun berkas anak-anak 4. Staff Karyawan a. Ruang Tata Usaha Ruang tata usaha disediakan untuk staff karyawan yang bekerja di tempat ini seperti, staff keuangan, staff
B. Fasilitas Pendukung Pengguna Pusat Pembelajaran 1. Lobby 2. Ruang makan 3. Ruang Perpustakaan 4. Ruang Keterampilan 5. Parent Lounge 6. Kantin 7. Outdoor Area 8. UKS
22
2.1.6 Standarisasi Ergonomi Anak Anak memiliki ukuran standar yang berbeda dengan orang dewasa ukuran furniture yang dirancang harus disesaikan dengan ukuran tubuh anak. Dibawah ini adalah gambar ergonomi anak
Gambar 2.3 Ukuran anak usia 3-5 Tahu
Gambar 2.3 Ukuran anak usia 3-5 Tahun Sumber : Santi Hapasari, 2013
Gambar 2.4 Ukuran anak usia 5-7 Tahun Sumber : Santi Hapasari, 2013
23
2.1.7 Tinjauan Arsitektur Menurut (Kotnik, 2010) aspek arsitektural tempat belajar anak harus menjawab kebutuhan Penggunanya meliputi beberapa hal diatanranya : a. Target Bangunan Utama Kuatitas yang di capai harus mendasar pada beberapa hal 1. Desain harus menyediakan fitur yang mendorong hubungan positif antara pengajar dengan anak 2. Menyesuaikan desain untuk skala penggunanya b. Lokasi yang sesuai Lokasi untuk pembangunan disesaikan dengan keadaan sekitar, karena tujuan di bangunya untuk memenuhi kenutuhan untuk di daerah sekitar c. Kualitas lingkungan Bangunan di bangun di zona yang tenang, jauh dari kebisingan, debu, asap industri dan jalan-jalan utama.
2.1.8 Tinjauan Interior Menurut (Kotnik, 2010) aspek interior belajar anak harus menjawab kebutuhan penggunanya meliputi beberapa aspek diataranya : 1. Pembagian ruang berdasarkan Pengelompokan Usia a. Usia 0-1 (baby) b. Usia 1-3 (Todller) c. Usia 3-6 (Preschool) 2. Pembagian Pengguna ruang a.
Area untuk anak Ruang belajar dan ruang bermain
b.
Area Staff Ruang staff
c.
Service area
3. Penggunaan Warna warna primer, warna yang di mudah di perkenalkan kepada anak hanya saja sebaiknya tidak digunakan terlalu banyak, dapat di apliksasikan sebagai aksen
24
4. Penggunaan Furniture a. Furniture disesuaikan umur dan ukuran tubuh anak b. Menggunakan bentuk yang aman, tidak dengan ujung yang tajam 5. Tekstur tektur dapa digunakan sebagai perangsang anak-anak, tekstur lembut sebaiknya di gunakan untuk area yang tenag, sedangkan tekstur keras untuk aktivitas lebih besar.
2.1.9 Studi Warna dan Bentuk 1. Studi Warna Warna dapat berperan untuk memnuhi lingkungan belajar anak dengan tujuan agar anak selalu tertarik dan terstimuli untuk mau belajar sehingga perkembangan anak dapat optimal. Ruang yang dapat merangsang untuk anak beraktifitas gembira dan kreatif
Tabel 2.7 Studi warna Sumber : Color in interior design
Warna
Arti Positif
Arti Negatif
Merah
-Hidup
-Panas
-Cerah
-Bahaya
-Pemimpin
-Emosi
-Kekuatan
-Agresif
-Muda
-Dominan
-Kreatif
-Arogan
Jingga
-persahabatan -Dinamis Kuning
-Segar
-Sinis
-Cerah
-kritis
-Energik -Semangat -Inspiratif -Tenang
25
Hijau
-Segar
-Pahit
-Stabil -Formal -Energik -Harmonis Biru
-Kebenaran
-Emosional
-Damai
-egosentris
-Intelegensi tinggi -Sejuk Ungu
-Artistik
-Angkuh
-Personal
-Sombong
-Mistis
-Diktator
-Spiritual Cokelat
-Organik
-Tidak bersih
-Kekuatan
-kering
-Hangat
Putih
-Jujur
-Sunyi
-Bersih
-Kekosongan
-Higienis -Kebenaran Abu-Abu
-Netral
-Bimbang
-Modern
-Monoton
-Teknologi Hitam
-Kuat
-Terlalu kuat
-Kreativitas
-Merusak
-Magis
-Menekan
-idealis -fokus
26
2. Studi Bentuk A. Garis Tabel 2.8 Studi Garis Sumber : Dasar-Dasar Desain
Jenis garis
Arti
Garis Verikal
Memberi sugerti Stabilitas, kuat dan simpel, megah
Garis Horizontal
Memberi
sugesti
ketenangan,
serta respon pada hal yang tak bergerak Garis Diagonal
Memberi sugesti ketidakstabilan, atasu sedang bergerak.
Garis Lengkung
Menimbulkan jika
semangat,
berlenihan
tetapi
menimbulkan
kegelisahan.
B. Bentuk
Tabel 2.9 Studi Bentuk Sumber : Dasar-Dasar Desain
Jenis Bentuk
Arti
Segitiga
Melambangkan kestabilan bentuk
Lingkaran
Memberi kesan stabil, menguasai lingkungan sekitar, memberi
Bujur Sangkar
Memberi kesan netral,stabil, satis, dan rasional
Bentuk Orgnaik
Berkesan terukur.
tumbuh
dan
tidak
27
2.1.10 Elemen Pembentuk Ruang a. Lantai Adalah bagian dalam bangunan yang paling dasar dan berhubungan langsung dengan beban, baik beban mati maupun beban gerak. Lantai harus memiliki karakter, banyak jenis penutup lantai tentunya disesuain dengan fungsi ruang.
Tabel 2.10 Jenis Penutup Lantai Sumber : www.google.com
Jenis Parquet
Karakteristik -Memberi kesan hangat dan alami -Dapat meredam suara -Pemasangan mudah -Tidak tahan panas -Tersedia berbagai warna dan motif
Karpet
-Memberi kesan hangat -Dapat meredah suara -Perawatan agak sulit -Tersedia banyak warna dan motif
Vynil
-Perawatan mudah -Tahan
noda
dan
mudah
dibersihlan -Anti gores tapi bukan benda tajam -Semakin tebal lapisan, semakin bagus kualitasnya Keramik
-Terdapat
pilihan
warna -Mudah Perawatan
bentuk
dan
28
-Harga Variatif
b. Dinding Adalah pembatas suatu ruang atau pembatas suatu kegiatan. Banyak jenis Material dinding yang dapat digunakan untuk tempat belajar anak tentunya sesuai dengan fungsi dan kegiatan didalamnya.
Tabel 2.11 Jenis Penutup Dinding Sumber : www.google.com
jenis Gypsum
Karakteristik -Pemasangan mudah -Kuat terhadap api -Umunya digunakan untuk sebagai sekat
Finishing Cat tembok
-Tahan terhadap air -Mudah di bersihkan -Relatif murah -Warna Variatif
Finishing Walpaper
-Tahan lama -Mudah dibersihkan -Variatif motif dan corak -Relatif mahal
Finishing Mural
-Relatif mahal -Mudah dibersihkan -Dapat dibuat sesuai keinginan
Kaca
-Tahan Api -Mudah dibersihan -Meberikan kesan Luas -Harga relatif mahal
29
2.1.11 Sistem Interior a. Pencahayaan Cahaya menjadi syarat untuk melihat, tetapi apabila cahaya terlalu berlebih akan menimbulkan kesilauan. Sehinggga Penggunaan Cahaya Harus Diperhatikan. Cahaya terbagi menjadi 2 yaitu alami dan buatan. Berdasarkan sumbernya : 1. Pencahayaan alami : berasal dari matahari langsung 2. Pencahayaan Buatan : Berasal dari lampu Berdasarkan Jenisnya : 1. General Lighting 2. Task Lighting 3. Decoraing Light 4. Accent Lighting b. Penghawaan Penghawaan dalam ruangan harus diperhatikan karena dengan udara yang tidak segar dapat menghambat kegiatan belajar. Penghawaan terbagi menjadi 2 yaitu penghawaan alami dan penghawaan buatan Berdasarkan jenisnya : 1. Penghawaan alami : menggunakan udara alami sebagai sumber penghawaan. Dapat dimanfaatkan melalui jendela, ventilasi atau bukaan-bukaan yang lain 2. Penghawaan buatan : Menggunakan udara bautan yang sifatnya
hanya
sementara,
dan
dapat
disesuaikan
kebutuhan. Contoh AC dan kipas angin. c. Akustik Akustik bertujuan untuk mengurangi suara atau bunyi yang sifatnya menggangu. Agar kegiatan yang berlangsung dalam ruang lebih kondusif.
30
2.2 Tinjauan Khusus 2.2.1 Tumble Tots
Gambar 2.5 Logo Tumble Tots (Sumber : http://www.tumbletots.co.id) 1. Sejarah Tumble Tots Tumble Tots adalah sebuah tempat untuk program belajar dan bermain fisikal yang difokuskan bagi anak usia 6 bulan sampai dengan 7 tahun, dan dirancang untuk mengembangkan kemampuan fisik anak, meliputi elastisitas tubuh, kesimbangan tubuh, koordinasi tubuh, dan Tumble
Tots
memiliki
kepercayaan
bahwa
setiap
anak
dapat
mengembangkan keterampilanya. Tumble Tots pertama kali berawal di kota Southhampton, UK pada tahun 1979. ditemukan oleh Bll Cosgrave, beliau adalah seorang Psikolog anak yang telah memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun di dunia anak. Dengan pengamatan dan pengalaman beliau yakin bahwa anak yang tidak mendapat stimulasi motorik kasar sejak usia dini akan sangat mempengaruhi belajarnya pada saat memasuki usia sekolah . Tumble Tots bermula di kota Southhampton, UK pada tahun 1979. Tumble Tots memiliki lebih dari 400 pusat di Inggris yang dioperasikan lebih dari 100 franchisee dan keanggotaan saat ini sekitar 42.000 anakanak Semua cabang Tumble Tots di seluruh dunia mempunyai standar
31
dan metode yang sama yang diterapkan oleh Tumble Tots Internasional di UK. 2. Tujuan Tumble Tots a. Memberikan pendidikan kepada anak usia dini yaitu dari usia 6 bulan7 tahun melalui kegiatan bermain. b. Memberikan anak perhatian untuk mengeskpresikan diri dengan lingungan yang mendukung
3. Program Tumble Tots Tumble Tots memiliki 5 program yaitu : a. Gymbabes Kategori usia gymbabes adalah 6 bulan sampai berjalan. Pada tahap ini Gymbabes membantu untuk merangsang dan mendorong bayi untuk menggunakan semua indera mereka dengan baik yang di dampingi oleh pembibing, lembut dan tanpa tekanan. Kemudian di dalam kelas ini bayi akan bermain, berekspolrasi, merangkak sambil berinteraksi dalam lingkungan yang menyenangkan. b. Berjalan-2tahun Pada tahap ini peran orang tua diperukan untuk keamanan emosional anak. Kelas ini dirancang untuk meningkatkan kemampuan elastisitas tubuh, keseimbangan tubuh, memanjat dan koordinasi Pada usia kritsi ini setiap anak didorong untuk memanjat, melompat, berguling dan aktifitas fisik dasar lainya yang membantu merangsang kesadaran tubuh
sehingga
membantu
mereka
menjadi
percaya
diri,
mempercayai orang lain dan mandiri secara alami c. Two to three Dalam kelas ini, tetap dengan peran orang tua, anak-anak mulai belajar disiplin melalui lathina rutin sambil mendengarkan dan memahami perintah melalui aktivitas. Seluruh sesi kelas dirancang untuk membentuk berbagai tahapan tgas dan mengembangkan kemampuan elastisitas tubuh, keseimbangan, dan koordinasi tubuh
32
d. Three to five Tahap dalam kelas ini tidak di hadirkan orang tua, difokuskan pada pengembangan kepercayaan dan rasa aman dalam pertemanan sehingga anak mengalami pengalaman berinterkasi melalui aktifitas fisikal. Semakin anak percaya diri, maka anak tidak bergantung pada orang lain. Kelas ini difokuskan lebih pada tugas-tugas yang menantang untuk lembih mengembangkan kemampuan koordinasi anak, kesadaran tubuh dan kontrol. e. Five to seven Dalam tahap ini, kegiatan jauh lebih menantang dan tuntutuan kemampuan untuk kematangan anak dimana penekanan utama ditujukan pada kemampuan penampilan dan kompetisi. Anak distimulasi dapat bekerja secara individu maupun berkelompok baik alat ataupun tanpa alat.
4. Jam Operasional Senin-sabtu : 07.30 – 14.00
5. Tumble Tots Schedule
Tabel 2.12 Schedule Tumble Tos (Sumber : Tumble Tots Bogor) day class
monday tuesday wednesday thursday friday saturday
Gymbabes -
-
-
-
-
10.30
W-2 Class 08.00
08.00
08.00
08.00
-
08.00
2-3 Class
09.15
09.15
09.15
09.15
-
09.15
3-5 Class
-
10.30
-
10.30
-
10.30
Playgroup
08.00
-
08.00
-
08.00
-
6. Kurikulum
33
a. Pendidikan Keterampilan Memberikan kesempatan kepada anak untuk melatih keterampilan dengan tujuan tertentu yang akan sangat membantu anak dalam perkembangan fisik, emosional dan sosial. b. Pendidikan Sensorik Kegiatan ini dirancang secara khusus untuk menstimulasi lima panca indra
unuk
membimbin
anak
dalam
belajar,
membedakan,
mengklarisifikasi, membandingkan serta mempersiapkan perkembangan intelektual mereka dengan tahap dan cara yang terstruktur. c. Matematika Matematika dirancang untuk memberikan pemahaman angka dan konsepnya. Angka-angka diperkenalkan dengan cara yang sederhana dan sensorik, sehingga anak dapat melihat, memegang dan merasakan pada konsep angka, dan di arahkan pada pemahaman yang abstrak. d.
Studi Budaya Anak-anak diajarkan untuk dapat mengenal studi Budaya dan memahami dunia. Materi setui budaya meliputi : botany, zoology, geografi dan sejarah
e.
Bahasa Indonesia Anak-anak selain menggunakan pengantar bahasa inggris, anak-anak diajarkan Bahasa Indonesia agar lebih menyenangkan
f. Tumble Tots Station Program fisik yang terstruktur dan dirancang secara khusus untuk mengembangkan keterampilan fisik anak secara penuh, yang meliiputi agility, balancing, climbing, dan co-ordination, melalui penggunaan equipment yang menarik dan menyenangkan. 7. Fasilitas Ruang a. Perpustakaan b. Ruang Belajar c. Ruang Bermain dan Belajar d. Toilet e. Front Desk f. Kantin
34
g. Ruang tunggu h.
Yard
8. Struktur Organisasi
Gambar 2.6 Struktur Organisasi Tumble Tots Sumber : Tumble Tots
9. Aspek Lingkungan a. Lokasi Komplek IPB baranangsiang Bogor, blok D ujung Tanah baru b. Batasan Bangunan Fisik Utara
: Perkebunan
Selatan
: Jembatan Tol Bogor
Barat
: Perkebunan
Timur
: Perumahan
c. Lingkungan 1. Faktor Cahaya Alami Bangunan Tumble Tots ini di bangun mengahadap ke Selatan. Untuk bagian lobbynya sendiri cukup mendapat cahaya matahari pagi dan sore dan tidak terlalu banyak membutuhkan cahaya buatan.
35
2. Faktor Udara Bangunan terletak tidak di jalan utama sehingga tidak terlalu banyak terkena polusi selain itu bangunan masih bersebelahan dengan perkebunan, sehingga masi mendapatkan udara segar dan tidak semua bangunan memerlukan penghawaan buatan. 3. Faktor kebisingan Bangunan ini terletak bagian ujung jalan, namun bukan merupakan jalan utama sehingga tidak menjadi kegiatan lalu lintas berkendara dan tidak menimbulkan kebisingan.
10. Aspek Bangunan a. Arsitektur
Gambar 2.7 Arsitektur Tumble Tots Bogor Sumber : Dokumen Pribadi
Bangunan Tumble Tots ini memilik luas sekitar 800m dan Terdiri dari 2 lantai. Arsitektur bergaya modern dengan bentuk yang geometris dan tidak memiliki banyak detail. Penggunaan warna pada tampak luar di dominasi oleh warna biru muda. Pintu masuk utama berada tepat pada bagian tengah bangunan dan terdapat jedela pada bagian
36
kanan dan kiri yang memberikan kesan balance pada tampak depan bangunan. b. Interior Tumble Tots Bogor memiliki interior bergaya modern. Bentuk yang diaplikasikan pada interior merupakan bentuk yang geometris yang memberi kesan teratur. Untuk penggunan lantai pada ruang-ruang belajar, perpustakaan dan front desk menggunakan keramik. terdapat ruang bermain dan belajar yang menggunakan karpet diperuntukan untuk pelatihan motorik kasar agar anak lebih aman bermain dan belajar. Ruang-ruang yang ada di desain dengan mengunakan banyak warna cerah seperti hijau, kuning, dll agar anak memiliki daya tarik dan senang berada dalam ruangan tersebut. c. Program Ruang Berikut ini adalah struktur organisasi ruang pada Tumble Tots Bogor
Outdoor Area Study & Game Room
Study Room Yard Toilet
Back office & storage
Waiting Area
Kantin
library
Front Desk
Entrance
Study Room
Outdoor Area
Gambar 2.8 Program Ruang Tumble Tots Lantai 1
37
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Staff Area & Storage
Gambar 2.9 Program Ruang Tumble Tots Lantai 2 Sumber: Dokumentasi Pribadi
2.2.1.1 Analisa Data Survey
Gambar
Tabel 2.13 Analisa Tumble Tots Sumber : Dokumentasi Pribadi Analisa
38
Receptionist
Receptionist ini adalah sebagai area pertama yang kita temui saat masuk tumble tots ini. Terdapat partisi dengan finishing cat dan kaca pada bagian tengah. Untuk area ini mendapatkan cahaya matahari sehingga tidak memerlukan buatan.
pencahayaan
Pada
bagian
lantai
menggunakan keramik 40x40 putih
dan
untuk
ceilingnya
menggunakan gypsum.
39
Area Tunggu
Pada
area
tunggu
menggunakan warna
dinding
finishing biru,
cat lantai
mengugunakan keramik 40x40. Untuk
pencahayaan
penghawaan
dan
mengoptimalkan
yang cahaya dan pengahwaan alami.
Ruang Belajar
Ruang belajar ini menggunakan finishing cat warna biru yang memberikan kesan dingin pada rungan, keramik 40x40 putih digunakan sebagi penutup lantai dan terdapat carpet tile yang digunakan anak saat belajar di lantai, ruangan ini terdapat 6 buah jendela yang digunakan sebagai masuknya sinar matahari sehingga cahaya
tidak buatan
sirkulasi udara.
menggunakan dan
terdapat
40
Ruang Perpustakaan
Ruang
perpustakaan
menggunankan keramik
putih
ini
finishing 40x40
pada
bagian lantai, dan finishing cat pada bagian dindingnya pada sisi yang
sama
menggunakan
berhadapan finishing
cat
warna yang. Terdapat 4 buah jendala sebagaimana dibutuhkan cahaya
yang
terang
dalam
kegiatan membaca dan tidak perlu buatan.
menggunakan Untuk
diruangan menggunakan buatan.
cahaya
penghawaanya ini
tidak penghawaan
41
Ruang Belajar dan Bermain
Ruang belajar dan bermain ini dikhususkan
untuk
kegiatan
motorik kasar, sehingga seluruh lantai di lapisi dengan carpet tile yang
berfungsi
keamanan.
sebagai
Terdapat
painting
pada
ruangan
yang
seluruh
wall area
memberikan
susana yang berbeda dan daya tarik pada anak. Ruangan ini menggunakan
penghawaan
buatan yaitu ac dan kipas angin. Rungan ini terdapat beberapa jendela yang brefungsi sebagai sumber cahaya.
42
Back Office
Area ini mendapatkan cahaya matahari langsung dari jendela yang cukup besar, sehingga pada pagi
dan
siang
membutuhkan
hari
tidak
pencahayaan
buatan. Terdapat 1 buah meja digunakan untuk staff bekerja. Area ini memiliki ceiling yang sangat
tinggi
penggunaan dinding
kemudian
finishing
cat
berwana
mengesankan
putih
ruangan
terasa
luas. Toilet
Pada toilet ini area lantai dan dinding menggunakan keramik, hanya saja ukuran dan warnanya saya yang berbeda. Untuk lantai menggunakain keramik 20x20 dan dindingnya menggunakan ukuran 20x30. Terdapat jendela yang cukup memberikan cahaya pada saat pagi dan siang hari.
Staff Area
Area staff ini pada dinding menggunakan warna
putih,
finishing dan
cat lantai
menggunakan keramik 40x40 putih.
Terdapat
tempat
staff
rak
sebagai
manemptakan
barang. Pada area ini tidak terdapat jendela sehingga saat pagi dan siang hari dibutuhkan pencahayaan buatan.
43
Storage
Storage ini tempat penyimpanan barang-barang, terdapat
namun
lemari
tidak untuk
menyimpan barang-barang yang berbentuk kecil sehingga terlihat tidak rapi dan berantakan.
Yard
Taman di tengah Tumble Tots ini memberikan area ini terasa sejuk , sebagai sumber cahaya alami
dan
sirkulasi
udara.
Tempat ini tidak dijadikan area bermain anak, namun hanya sebagai pelengakap saja.
44
Outdoor Area
Outdoor
area
ini
dijadikan
sebagai area bermain anak pada saat ada kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pengenalan pada
alam
tentunya
dengan
pengawasan para pembimbing.
Kantin
Kantin ini digunakan pada orang tua untuk menunggu atau hanya sekedar membeli makan dan minum. Seluruh dinding area kanting ini menggunakan finishing cat berwarna coklat, pada lantai menggunakan keramik 40x40 putih dan ceiling menggunakan gypsum. Pintu masuk kantin ini cukup besar yang berfungsi sebagai sumber cahaya dan sirkulasi udara sehingga tidak terdapat jendela di dalamnya.
45
2.2.2 Matahariku Montessori
Gambar 2.10 Logo Matahariku Montessori Sumber : Matahariku Montessori 1. Sejarah Mathariku Montessori Matahriku Montessori dibina oleh seorang Doktor Psikologi dan dipimpin oleh seroang guru bersertifikat American Montessori Society (AMS) yang berpengalaman di American Serikat. Tempat ini adalah sebuah tempat belajar anak untuk usia 2 sampi 6 tahun dimana anak dapat mengenali dan menggali potensi dalam dirinya dengan menggunakan metode Montessori. Pertama kali didirikan di Bogor pada tahun 2011 dan sudah berjalan sampai sekarang. Bangunan ini awalnya adalah sebuah rumah memiliki luas sekitar 800 dan bangunan nya sendiri 250m yang kemudian dijadikan tempat untuk belajar anak. Terdapat 2 lantai namun lantai 2 hanya di gunakan sebagai storage. Metode Montessori di dasarkan pada asumsi bahwa dengan atmosfir yang tepat, materi yang sesuai prinsip perkembangan anak, dan guru yang terlatih bersedia mendampingi anak dalam explorasi bebas kanakkanaknya, maka seluruh potensi akan berkembang. Untuk kuriulumnya sendiri disampaikan secara billingual dan menggunakan material selfcorrected dan terbagi menjadi beberapa disiplin pokok. Kelas yang ada di Montessori menerapkan konsep follow the children dengan konsisten, bahkan hal ini menjadi prinsip dasar. Dengan pendekatan ini guru dapat menjawab kebutuhan khusus setiap anak.
46
2. Tujuan Matahariku Montessori a. Untuk menggali dan mengenali potensi anak dalam diri sejak dini b. Menjadikan anak mandiri dan berkreasi c. Memberikan kebebasan pada anak agar menumbuhkan percaya diri pada anak
3. Program Matahariku Montessori a.
Toddler
: umur 2-3 tahun
b.
Early Year
: umur 3-5 tahun
c.
Primary
: umur 5-6 tahun
4. Jam Oprasional Senin-jumat : 08.00 – 13.00
5. Schedule Tabel 2.14 Schedule Matahriku Montessori (Sumber : Tumble Tots Bogor) day
monday tuesday
class Toddler
08.0011.00
-
Early
08.00-
08.00-
Year
11.00
11.00
08.00-
08.00-
11.00
11.00
Primary
wednesday
thursday
08.00-11.00
-
08.00-11.00
08.00-11.00
friday 08.0011.00
08.00-
08.00-
11.00
11.00
08.00-
08.00-
11.00
11.00
saturday
-
-
-
6. Kurikulum a.
Practical life Pada kurikulum praktical life ini Memberi kesempatan pada anak untuk berlatih pekerjaan rutin sehari-hari secara mandiri, serta melatih koordinasi motorik halus dan konsentrasi
b.
Sensorial
47
Mengembangkan kapasitas dasar anak untuk mengklarifikasi dan berekspresi dengan menggunakan pengindraan ( indra pengelihatan, perabaan, penciuman, perasaan dan pendegaran). c.
Language Membantu anak mengembangkan bahasa verbal, pengembangan kognitif, pengenalan baca tulis, simbol serta dalam hal pengambilan keputusan dalam perkembangan emosinya.
d.
Math Menggunakan alat peraga atau material. Memperkenalkan pendekatan multidemansional atas konsep angka, nomer, simbol, urutan dan operasional matematika.
e.
Geografi Memperkenalkan geografi sederhana mengenai map, hutan, benua dan negara.
f.
Science Memeperkenalkan konsep Science sederhana untuk mengembangkan wawasan alam dan membangkitkan apresiasi anak
g.
Social study Mengembangkan wawasan sosial anak untuk memupuk kepercayaam diri.
h.
Art and music Memberi kesempatan anak untuk berkreasi dan mengembangkan daya imajenasinya. Musik juga menjadi sarana belajar untuk objek-objek tertentu.
7. Fasilitas Ruang a. Ruang Penyimpanan Rak b. Ruang Kelas Montessori c. Ruang Sensorial d. Ruang Praktical Life e. Storage f. Toilet g. Outdoor Area
48
8. Struktur Organisasi
Gambar 2.11 Struktur Organisasi Matahariku Montessori Sumber : Matahariku Montessori
9. Aspek Lingkungan a. Lokasi Jl. Wijaya Kusuma II no 5 Taman Yasmn , Sektor 1 Cilendek, bogor b. Batasan Bangunan Fisik Utara
: Permuahan
Selatan
: Sawah
Barat
: Perumahan
Timur
: Perumahan
c. Lingkungan 1. Faktor Cahaya Alami Bangunan Matahariku Montessori menghadap ke arah utara sehingga kurang mendapatkan cahaya matahari pagi yang cukup sehingga perlu menambahkan cahaya buatan yaitu dengan pemasangan lampu pada area-area tertentu untuk menunjang kegiatan belajar anak. 2. Faktor Udara Matahariku Montessori berada di dalam komplek perumahan dan bukan merupakan jalan akses utama perumahan, sehingga tidak banyak kegiatan lalu lintas kendaraan yang mengakibatkan polusi. Bangunan ini tidak membutuhkan penghawaan buatan.
49
3. Faktor Kebisingan Berada didalam dan pojok perumahan, bukan merupakan jalan utama yang sering di lalui oleh kendaraan sehingga tidak terlalu menggangu kegiatan belajar akibat kebisingan kendaraan yang ada.
10. Aspek Bangunan a. Arsitektur
Gambar 2.12 Arsitektur Matahariku Montessori Sumber : Dokumentasi Pribadi
Matahariku Montessori adalah bangunan rumah yang kemudian dirancang dan dijadikan tempat untuk belajar anak. Tampak luarnya sendiri pemilik tidak merubah bentuk tetap terlihat seperti bangunan rumah tinggal.bangunan ini berada di suatu komplek perumahan yang berada di Bogor. Bangunan ini memiliki luas 800m dam memiliki 2 lantai. Untuk seluruh dinding tampak depan bangunan menggunakan finishing cat berwana kuning sedangkan untuk pintu dan jendela menggunakan finishing duco berwana hijau.
50
b. Interior Untuk interiornya sendiri Matahariku Montessori di dominasi oleh warna orange dan warna hijau. Pada area belajar utama seluruh dinding ruangan menggunakan finishing cat warna orange, untuk area rak penyimpana menggunakan finishing cat warna kuning sedangkan dinding lainnya menggunakan finishing warna hijau, namun terdapat wall painting pada area praktical life Penggunaan lantaiya sendiri untuk semua ruangan menguunakan keramik 40x40 putih dan bagian ceiling nya menggunakan gypsum.
c. Program Ruang
Outdoor Area
Ruang Belajar Montessori
Ruang Makan
Toilet
Area Rak penyimapan & Entrance
Ruang Practical life
Ruang Sensorial
Gambarr 2.13 Program Ruang Matahariku Montessori Lantai 1 Sumber : Dokumentasi Pribadi
51
Toilet
Storage & Ruang Staff
Gambar 2.14 Program Ruang Matahariku Montessori lantai 2 Sumber : Dokumentasi Pribadi
2.2.2.1 Analisa Data Survey
Tabel 2.15 Analisa Matahariku Montesssori (Sumber : dokumentasi Pribadi) Gambar
Analisa
Entrance
Area pintu masuk utama yang berada di samping bangunan, menggunakan pintu kayu dengan finishing duco hijau. Di samping kanan dan kiri terdapat jendala sebagai sumber untuk cahaya matahari masuk.
52
Ruang Sensorial
Ini adalah ruang sensorial, salah satu fasilitas ruang yang ada di Matahariku Montesorri, seluruh dinding area ini menggunakan finishing cat warna hijau dan
untuk
lantainya
sendiri
menggunakan keramik berukuran 40x40 putih. Namun ketika ada kegiatan belajar area ini menggunakan karpet. Area ini memiliki jendela yang berfungsi sebagai sumber cahaya
alami sehingga tidak
memerulukan banyak penerangan buatan di pagi hari. Untuk bangian dindingnya sendiri banyak di pasangi bentuk-bentuk dan hasil karya kreativitas anak.
53
Ruang belajar (Montessori)
Ruang belajar ini memiliki ukuran yang cukup besar karena sebagai ruang utama berbagai macam pembelajaran, karena tujuan
ruang
ini
adalah
memberi
kebebasan kepada anak untuk memilih kegiatan belajar apa yang akan di lakukan. Jenis pelajaran yang di dapat pada
ruang
,matematika,
ini science,
adalah
bahasa
geografi
dll.
seluruh dinding menggunakan finishing cat warna orange kemudia terdapat perpaduan orange tua dan muda pada sebagian lantai
dindingnya.
tetep
Penggunaanya
menggunakan
keramik
berukuran 40x40 berwarna putih dan celingnya menggunakan gypsum. Untuk pencahyaan pada ruangan menggunakan penerangan buatan karena sinar matahari yang
masuk
menerangi
tidak ruangan
cukup
untuk
ini.
Jenis
peneranganya menggunakan lampu PL. Dan penghawaanya tidak menggunakan penghawaan buatan.
54
Area Practical Life
Area Practical life ini adalah area untuk anak berlatih pekerjaan rutin sehari-hari, dimana terdapat rak sepanjang dinding sebagai tempat penyimpanan alat yang di butuhkan.
Area
ini
menggunakan
finishing cat warna hijau yang kemudian di berikan wall painting pada satu bagian dinding agar memberikan tampilan yang berbeda.
Di
area
ini
terdapat
pencahayaan buatan karena pencahayaan alami saja tidak cukup untuk kegiatan aktifitas di dalamnya. Lantainya sendiri tetap menggunan keramik 40x40 putih dan ceilingnya menggunakan gypsum
Dapur (Pendukung Area Practical life) Area dapur ini adalah sebagai area pendukung
practical
life,
terdapat
kabinet bawah untuk kegiatan cooking class. Karena area ini masih menyatu dengan
area
practical
life
untuk
penggunaan dinding dan lantai pun sama yaitu finishing cat berwarna hijau dan lantai keramik putih berukuran 40x40.
55
Ruang Makan
Ruang makan ini berbentuk melorong dan terkesan ruangan ini sangat panjang. Ruang makan ini mendapatkan cahaya matahari yang sangat cukup sehingga tidak terdapat pencahayaan buatan. Untuk
dindingnya
menggunakan
finishing cat warna kundi dan
Lantai
pada area makan menggunakan potongan keramik yang di pasang secara acak. ceiling pada area ini sangat tinggi dan menggunakan material asbes membuat ruang ini menjadi panas.
Ruang Rak Penyimpanan Anak
Rak Ruang penyimpanan berada di bangian utama tempat ini,
yang juga
sebagai fungsi untuk bertemu dengan pengunjung. Seluruh dinding runag ini menggunakan finishing cat berwarna kuning. Terdapat
pencahayaan buatan
namun untuk pagi hari tidak digunakan karena
cukup
mendapatkan
cahaya
matahari, penghawaannya sendiri tidak menggunakan pengahawaan buatan.
56 Toilet
Pada
toilet
ini
terdapat
kombinasi
material pada dinding yaitu
finishing
dengan cat berwana kuning dan pada bagian
tengah
menggunaka lantai
hingga
keramik
menggunakan
bawah
20x30.
Untuk
keramik
20x20
motif. Dalam toilet ini terdapat closet, shower dan ember.
Outdoor Area
Outdoor area ini memiliki luas yang cukup besar untuk kegiatan anak bermain dan untuk pengenalan dengan pelajaran science. Disini terdapat permainan untuk anak seperti perosotan, area bermain pasir dan lain sebagainya. Tentunya area ini menjadi fasilitas pendukung yang baik agar anak tidak merasa bosan saat berada di dalam ruangan.
57
Storage
Tempat ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan,
namun
tidak
terdapat
lemari untuk menyimpan barang , posisi ceiling
yang
berbentuk
miring
memberikn kesan sempit pada ruangan.
58
2.2.3 La Roche
Gambar 2.15 Logo La Roche Sumber : www.larochepreschool.com 1. Sejarah La Roche La Roche adalah suatu lembaga pendidikan untuk anak yang berada di Jakarta Barat. La Roche berdiri sejak tahun 2000 hingga saat ini. Pertama kali La Roche didirikan hanya terdiri dari 1 kepala sekolah dan 3 guru pembimbing dan pendidikan di La Roche ini hanya untuk anak usia 3-6 tahun. Semakin diminatinya pendidikan untuk anak usia dini dan permintaan dari orang tua untuk pendidikan usia 1-3 tahun kemudian La Roche membuka kelas untuk anak usia 1-3 tahun pada tahun 2005 hingga sekarang ini. Dasar pendidikan yang diajarkan di La Roche ini adalah, membaca dan menulis, kemudian bertambah hingga matematika science, art & craft, bahasa indonesia bahasa mandarin dll. Semua pembelajaran menggunakan pengantar bahasa inggris. 2. Tujuan La Roche a. Untuk menggali dan mengenali potensi anak dalam diri sejak dini b. Menjadikan anak mandiri dan berkreasi
3. Program La Roche a.
Baby Club
d.
Early Year
: Usia 6 bulan-1 tahun
59
1. Pre-nursery : Usia 2-3 tahun 2. Nursery e.
: Usia 3-4 tahun
Primary 1. Kindergarten 1 : Usia 4-5 tahun 2. Kindergarten 2 : Usia 5-6 tahun
4. Jam Oprasional Senin-jumat : 08.00 – 14.00
5. Schedule Tabel 2.16 Schedule La Roche (Sumber : La Roche) day
monday tuesday
class Baby Club
-
Pre-
08.00-
nursery
10.00
08.4509.45 -
08.00-
08.00-
11.00
11.00
Kinder-
08.00-
08.00-
garten 1
12.00
12.00
Kinder-
08.00-
08.00-
garten 2
12.30
12.30
Nursery
wednesday
-
08.00-10.00
08.00-11.00
08.00-12.00
08.00-12.30
thursday 08.4509.45 -
friday
saturday
-
-
08.0010.00
08.00-
08.00-
11.00
11.00
08.00-
08.00-
12.00
12.00
08.00-
08.00-
12.30
12.30
-
-
-
-
6. Kurikulum a. Membaca dan Menulis Diperkenalkan huruf-huruf pada anak dan kemudian diajarkan menulis huruf dengan baik b. Practical life Memberi kesempatan pada anak untuk berlatih pekerjaan rutin seharihari secara mandiri, serta melatih koordinasi motorik halus dan konsentrasi.
60
c. letterland menggunakan metode Letterland yang bertujuan untuk membangun pondasi ketrampilan berbahasa Inggris dengan mengembangkan ketrampilan-ketrampilan d. Language Membantu anak mengembangkan bahasa verbal, pengembangan kognitif, pengenalan baca tulis, bahasa yang diajarkan adalah bahasa indonesia dan mandarin. e. Math Memperkenalkan pendekatan multidemansional atas konsep angka, nomer, simbol, urutan dan operasional matematika. f.
Science
Memeperkenalkan konsep Science sederhana untuk mengembangkan wawasan alam dan membangkitkan apresiasi anak g. Social Study Mengembangkan wawasan sosial anak untuk memupuk kepercayaam diri. h. Art and Craft Memberi kesempatan anak untuk berkreasidan mengembangkan daya imajenasinya. Dan membuat hasil karya
7. Fasilitas Ruang a. Receptionist b. Ruang tunggu c. Ruang Baby Club d. Ruang Pre-Nursery e. Ruang Nursery f. Ruang Kindergarten g. PlayRoom h. Toilet i. Ruang perpustakaan j. Ruang Komputer k. storage
61
8. Struktur Organisasi
Gambar 2.16 Struktur Organisasi La Roche Sumber : La Roche
9. Aspek Lingkungan a. Lokasi Jl Tanjung Duren Barat 1 no 5 Jakarta Barat b. Batasan Bangunan Fisik Utara
: Perumahan & tempat usaha
Selatan
: Apartment & Mall
Barat
: Tempat usaha
Timur
: Pasar & tempat usaha
c. Lingkungan 1. Faktor Cahaya Alami Bangunan La Roche in menghadap ke arah utara. Untuk cahaya matahari yang masuk ke dalam bangunan ini kurang optimal sehingga ketika pagi hari seluruh ruangan perlu menggunakan cahaya buatan. 2. Faktor Udara
62
Bangunan ini berada tepat di tepi jalan yang merupakan jalan utama Tanjung Duren. Udara yang segar sudah tidak didapatkan lagi di La roche ini akibat dari polusi kendaraan yang ada. Oleh karena itu seluruh ruangan di La Roche ini Menggunakan AC sebagai penghawaan buatan. 3. Faktor Kebisingan La Roche yang berlokasi tepat di tepi jalan utama mengakibatkan terjadinya kebisingan akibat kendaraan bermotor, terutama pada area receptionist dan area waiting yang berada di bagian depan bangunan. Kemudian untuk mengatasinya digunakan pintu kaca yang sedikit lebih membuat kedap di bandingkan dengan pintu kayu.
10. Aspek Bangunan a. Arsitektur
Gambar 2.17 Arsitektur La Roche Sumber : Dokumentasi Pribadi
La Roche adalah sebuah bangunan yang terdiri dari bangunan 3 ruko kemudian dijadikan 1 dan memilik 5 lantai. Untuk menjaga
63
keamananya bangunan ini menggunakan pagar besi tinggi dengan finishing cat besi warna biru, dan sebelum memasuki pintu utama terdapat foldingdoor yang menggunakan finishing berwarna biru. Untuk seluruh dinding Tampak depanya menggunakan finishing cat warna hijau. Kemudia terdapat jendela-jendala dengan kusen alumunium yang disusun tiap lantai yang memberikan kesan simetris pada bangunan ini. b. Interior Untuk interiornya Bangunan La Roche ini menggunakan warnawarna yang berbeda dengan di dominasi finishing cat pada setiap ruangan yang ada, tentunya agar memberikan kesan yang tidak monoton. Kemudian untuk ruang nursery dan pre nursery terdapat aksen list wallpaper pada bagian tengah keselurahn dinding. Seluruh ruangan ruangan menggunakan finishing lantai kerramik 40x40 dan ceiling gypsum.
c. Program Ruang Ruang Pre Nursary
Ruang Finance
Ruang Baby Club
Hall
Ruang Guru
Ruang Marketing Receptionist
Ruang Tunggu
Gambar 2.18 Program Ruang La Roche Lantai 1 Sumber : Dokumentasi Pribadi
64
Ruang Nursery
Ruang Nursery
Hall
Ruang komputer & perpustakaan
Gambar 2.19 Program Ruang La Roche Lantai 2 Sumber : Dokumentasi Pribadi
Ruang Kindergar ten 1
Ruang Peralatan
Hall
Playroom
Ruang Kindergar ten 1
Gambar 2.20 Program Ruang La Roche Lantai 3 (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
65
Ruang Kindergarten 2
Storage
Ruang Kindergarten 2
Gambar 2.21 Program Ruang La Roche Lantai 4 Sumber : Dokumentasi Pribadi
Area untuk Berenang
Gambar 2.22 Program Ruang La Roche Lantai 5 Sumber : Dokumentasi Pribadi
66
2.2.3.1 Analisa Data Survey
Tabel 2.17 Analisa La Roche Sumber : dokumentasi Pribadi Gambar
Analisa
Recepetionist
Pintu masuk area receptionist ini menggunakan
pintu
kemudian
dilapisi
Seluruh
dinding
kaca
yang
dengan
sticker.
menggunakan
finishing cat warna orange. Terdapat ornamen lukisan pada dinding dan tampak depan meja receptionist. Pada lantai menggunakan keramik 40x40 putih dan ceiling gypsun. Tentunya dengan lokasi yang
yang kurang
mendukung area ini menggunakan penghawaan
buatan.
Dan
untuk
pencahayaanya menggunakan lampu PL.
67
Ruang Tunggu
Untuk
area
ruang
menggunakan
pintu
tunggu
juga
kaca
yang
kemudian di lapisi dengan sticker. Di dalam area ini terdapat 1 kursi 2 seater, 2 kursi 3 seater dan 1 puff. Penggunaan lantai keramik 40x40 putih dan dinding finishing cat putih. Untuk area waiting menggunakan
pencahayan
dan
penghawaan buatan.
Hall Lantai 1
Hall lantai 1 ini menggunakan finishing cat warna pink dan terdapat ornamen pada dinding dan terdapat ornamen yang di gantung di ceiling. Penggunan lampu TL pada pagi hingga sore karena tidak terdapat cahaya matahari yang masuk. Penggunaan ac pun sangat dibutuhkan untuk area ini. Lantai tetap menggunakan
keramik
40x40
ceiling menggunakan gypsum.
dan
68
Ruang Baby Club
Untuk area baby club ini penggunaan lantai keramik dilapisi oleh carpet tile, karena segala aktifitas baby dilakukan di lantai dan tujuan lainya agar lebih aman, penggunan penghawaan dan pencahayaan buatan tetap digunakan di ruang ini. Finishing cat softpink pada dinding memberi kesan lembut pada ruang dan sesuai untuk warna anakanak
Ruang Pre-Nursery
Ruang pre-Nursery ini menggunakan finishing
cat
warna
pink
dan
menggunakan list wallpaper sebagai aksen
ruangan.
penggunaan
pencahayaan dan penghawaan buatan lampu TL dan ac juga digunakan pada ruang pre-Nursery ini. Pada area sudut kiri
ruangan
terdapat
menggunakam carpet tile.
area
yang
69
Ruang Guru
Pada ruang guru ini terdapat jendela yang dapat menjadi masuknya sumber cahaya alami, tetapi tidak dijadikan sebagai
pertukaraan udara karena
lokasi yang tidak memungkinkan. Pada Seluruh dinding ruang menggunakan finishing
cat
warna
kuning,
penggunaan keramik 40x40 putih dan ceiling gypsum.
70
Playground
Hall lantai 2 ini dijadikan sebagai play ground. Di area ini terdapat kolomkolom yang juga digunakan sebagai pembatas area. Ke 3 dinding pada area ini menngunak finishing cat berwana kuning yang disesuaikan dengan warna mainan pada area ini dan 1 dinding sisnya finishing mural/lukisan dinding. Area ini juga di fungsikan sebagai rapat guru, parent area dan acara nonton film.
Pada
salah
menggunakan
pada
satu area
area ini
menggunaka keramik ukuran 40x40 creme dan ceiling gypsum. Untuk penghawaan dan pencahayaan tetap menggunakan sumber buatan yaitu ac dan lapu TL
71
Ruang Komputer dan Perpustakaan
Ruang
komputer
sekaligus
ruang
perpustakaan ini menggunkan lantai keramik dengan keseluruhan di lapisi carpet tile, karena seluruh kegiatan dilakukan
di
lantai.
Ruang
ini
menggunakan finishing cat wana biru. Untuk penggunaan ac dan lampu tetap digunakan dalam ruang ini
Hall Lantai 3
Hall lantai 3 ini digunakan untuk acara nonton film, dance dan kegiatan seni lainya. Salah satu dindingnya diberi kaca dan dinding lainya menggunakan finishing cat warna kuning. Untuk lantai menggunakan keramik 40x40 creme
dan
ceiling
menggunakan
gypsum. Ac dan lampu TL tetap tersedia di ruang ini.
72
Ruang Nursery
Ruang
Nursery
ini
menggunakan
finishing cat dinding berwarna pink dan aksen list wallpaper. Pada lantai menggunakan keramik 40x40 creme dan terdapat kenaikan pada lantai, karena ruang diperuntukan unuk anak – anak maka kenaikan lantai ini dibuat seperti
ramp
agar
tidak
membahayakan. Penggunaka ac dan lampu TL juga tersedia pada ruang ini
73
Playroom
Seluruh area playroom ini difokuskan untuk anak bermain sehingga setelah menggunakan
finishing
keramik
kumudian dilapisi dengan carpet tile yang tujuannya anak bermain agar lebih aman. Untuk penggunaan dinding menggunakan finishing cat warna biru. Terdapat jendela pada ruang untuk dapat matahari
mengoptilamkan namun,
cahaya
penggunaan
pencahayaan buatan tetap tersedia.
74
Kelas Kindergarten 1
Ruang Kindergarten memiliki luasan yang cukup besar.
Untuk ruang
terdapat banyak jenedal sehingga dapat mengoptimalkan cahaya matahri yang masuk. Diruang ini terdapat meja dan kursi untuk anak belajar. Finishing dinding menggunakan cat berwana hijau dan untuk lantai menggunakan kerami 40x40 creme. Terdapat ac dan lampu TL pada ruang ini.
Storage
Storage ini memiliki ukuran
yang
cukup besar karena tujuan ruang ini untuk menyimpan barang-barnag yang jarang
dipakai.
Ruang
ini
mrngggunakan finishing cat warna pink, lantai keramik 40x40 creme dan ceiling gypsum. Untuk pencahayaanya ruang ini menggunaka lampu TL.
75
2.2.4 Kesimpulan Hasil Survey
Tabel 2.18 Kesimpulan Hasil Survey Sumber : Analisa Pribadi
Kategori Lokasi
Receptionist
Tumble Tots Tumble tots berlokasi tidak di jalan utama, tingkat kebisingan cenderung tidak ada, penghawaan pun sebagian besar menggunak a alami, akses mudah ditempuh.
Memiliki receptionist
Matahatiku Montessori Matahariku berada di dalam komplek, bukan merupakan akses jalan utama, tingkat kebisingan cenderung rendah, masih menggunaka n penghawaan buatan, akses tidak dilalui oleh kendaraan umum. -
La roche
kesimpulan
La Roche berada di tepi jalan utama, tingkat kebisingan cenderung tinggi, penghawaan seluruh bangunan menggunaka n buatan karena lokasi kurang mendukung, akses dilalui oleh kendaraan umum
Dari ke 3 hasil survey lokasi ideal untuk tempat yang untuk bangunan tempat belajar anak adalah Tumble Tots
Memiliki receptionist
Dari ke 3 hasil survey hanya Matahariku yang tidak memiliki receptionist sehingga kesulitan untuk orang tua yang ingin berkonsultasi dan mencari informasi mengenai tempat pembelajaran.
76
Ruang tunggu
Ruang Belajar
Ruang Bermain indoor
Ruang Bermain Outdoor
memiliki ruang tunggu yang memiliki satu akses dengan receptionist
Memiliki ruang tunggu terpisah sehingga terdapat akses pintu tersendiri
Matahariku montessori yang tidak memliki ruang tunggu untuk pendamping anaknya saat belajar. Sehingga jarang pendamping menunggu saat anak sedang belajar. Memiliki Memiliki Memiliki Dari ke 3 hasil ruang berbagai ruang belajar survey belajar yang jenis ruang disesuaikan memiliki disesuaikan belajar kategori usia semua tempat kategori pendukung pembelajaran usia utama memiliki berbagai jenis ruang yang disesuaikan dengan jenis kegiatan belajar dan kategori usia Memiliki Memiliki Dari ke 3 hasil bermain ruang survey hanya sekaligus bermain matahariku belajar indoor montessori indoor yang tidak memiliki ruang bermain indoor, karena space ruangan tidak memungkinka n Memiliki Memiliki Dari ke 3 hasil ruang ruang survey hanya bermain bermain la roche yang outdoor outdoor tidak memiliki ruang bermain outdoor di karenakan lokasi bangunan yang tidak
77
mendukung.
Ruang Perpusatakaa n
Memiliki ruang perpustakaa n yang terpisah dengan ruang belajar utama
Ruang perpustakaan tidak memiliki ruang yang terpisah tetapi menjadi satu dengan ruang belajar utama
Memiliki ruang perpusatakaa n yang terpisan dengan ruang belajar utama
Storage
Memiliki storage
Memiliki storage
Memiliki storage
Area Staff
Memiliki area staff
Memiliki area staff
Memiliki area staff
Ruang perpustakaan pada La roche dan Tumble Tots memiliki ruang sendiri, namun hanya matahariku montessori yang memiliki ruang perpustakaan pada ruang belajar utama, Ketiga tempat survey ini memiliki storage yang berfungsi sebagai tempat menyimpan barang. Ketiga tempat survey memiliki area staff yang berfungsi sebagai, tempat menyimpan barang, dan beristirahat.
78