BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1
Teori-Teori Umum
2.1.1 Organisasi dan Enterprise Organisasi merupakan bagian kecil dari sebuah enterprise yang dikoordinasikan melalui beberapa hirarki dengan aktivitas proses bisnis yang menunjang dari jalannya sebuah aktivitas di organisasi tersebut. Organisasi dapat didefinisikan menurut Daft (2007:10), adalah entitas sosial yang tujuannya terarahkan, dan sistem aktivitas yang terstruktur berkaitan dengan lingkungan eksternal. Sedangkan menurut Laudon (2012:82), adalah struktur yang stabil, formal, sosial yang mengambil sumber daya dari lingkungan dan diproses untuk menghasilkan output. Dengan ini, dapat disimpulkan bahwa enterprise dan organisasi merupakan kumpulan organisasi dengan segala entitas sosial dan aktivitas terstruktur yang tujuannya terarahkan berkaitan dengan lingkungan eksternal. Bilamana sebuah organisasi yang telah tumbuh dan berkembang menjadi besar, maka organisasi itu akan berubah menjadi enterprise. Pada dasarnya sebuah enterprise merupakan kumpulan aktivitas bisnis yang mempunyai cangkupan begitu luas, terutama yang menjadi penggerak kelompok tersebut. Sebuah enterprise terdiri dari kelompok-kelompok orang, berbagai informasi, dan juga teknologi yang terkait melakukan fungsi bisnis dan memiliki struktur organisasi yang ditetapkan dan memiliki tujuan dalam kegiatannya. Enterprise dapat diartikan menurut Najafi dan Baraani (2012:2), sebuah kumpulan organisasi yang memiliki tujuan atau garis bawah. Suatu perusahaan dapat menjadi sebuah badan pemerintah dan divisi dari sebuah perusahaan yang terkait oleh kepemilikan bersama.
2.1.2 Visi dan Misi Di dalam enterprise dan organisasi mempunyai tujuan atau impian bersama yang akan dilakukan di masa mendatang. Hal itu dapat diartikan sebagai visi dan misi perusahaan. Menurut Wibisono (2006:43), visi adalah sebagai cita-cita atau impian dari sebuah perusahaan yang ingin dicapai di masa mendatang. Dengan ini, visi dapat disimpulkan sebagai impian yang akan dicapai oleh perusahaan di masa mendatang. Untuk mencapai visinya, perusahaan mempunyai aktivitas yang akan dilakukan dengan tujuan mencapai cita-cita atau impian dari enterprise atau organisasi. Aktivitas tersebut merupakan misi-misi perusahaan. Misi menurut Wibisono (2006:46-47), diartikan sebagai rangkaian kalimat yang menyatakan tujuan atau alasan eksistensi organisasi yang 5
6 memuat apa yang disediakan oleh perusahaan kepada masyarakat, baik berupa produk ataupun jasa. Dengan ini dapat kita simpulkan bahwa visi merupakan cita-cita atau impian yang ingin dicapai perusahaan di masa mendatang. Sedangkan misi, ialah rangkaian tujuan dan alasan eksistensi yang dapat mempengaruhi visi perusahaan guna untuk mencapai cita-cita dan impian perusahaan.
2.1.3 Strategi Untuk mencapai visi dan misinya, setiap organisasi ataupun perusahaan pasti memiliki langkah-langkah dan tindakan strategi yang akan dilakukan untuk masa mendatang dalam mencapai tujuan jangka panjangnya. Strategi itu sendiri menurut pandangan Grant dan Jordan (2012: 17), didefinisikan sebagai cara suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya. Strategi difokuskan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Dari sudut pandang yang berbeda Ward dan Peppard (2002: 69), mendifinisikan strategi sebagai kumpulan tindakan yang tergabung untuk meningkatkan keberhasilan dan kekuatan jangka panjang dari perusahaan yang terkait dengan para pesaing. Suatu strategi bisnis yang meliputi: •
Misi, pernyataan yang memberikan arahan tentang apa yang akan dilakukan oleh sebuah perusahaan dalam mencapai visinya.
•
Visi, pencapaian dari sebuah misi atau dapat diartikan sebagai sebuah pandangan masa depan dari sebuah bisnis yang menjadi tujuan umum sebuah perusahaan.
•
Business Driver, adalah beberapa faktor kritis mendorong perubahan yang dapat memberikan fokus pada bisnis sehingga dapat memenuhi sasarannya.
•
Sasaran, sasaran-sasaran yang ditetapkan dan harus dipenuhi oleh perusahaan dalam pencapaian visi perusahaan.
•
Strategies, adalah kebijakan atau tindakan langsung yang dipilih perusahaan sebagai alat untuk mencapai tujuan dan memenuhi misinya.
•
Critical Success Factors (CSF), adalah beberapa area kunci dimana sesuatu harus berjalan dengan baik sehingga keberhasilan bisnis dapat dicapai.
•
Business Area Plans, adalah perencanaan dari berbagai area bisnis yang ada dan berkaitan dengan strategi bisnis perusahaan. Strategi dalam sudut pandang bisnis diartikan oleh Rangkuti (2006:7), sebagai sebuah
strategi fungsional yang berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen. Misalnya strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi distribusi, strategi perusahaan, dan strategi-strategi yang berhubungan dengan keuangan. Strategi dalam sudut pandang Sistem Informasi menurut Ward dan Peppard (2002: 44), didefinisikan sebagai kebutuhan
7 perusahaan terhadap informasi dan sistem yang mendukung keseluruhan strategi bisnis yang dimiliki perusahaan tersebut. Sedangkan Strategi dalam sudut pandang Teknologi Informasi menurut Ward dan Peppard (2002: 44), diartikan sebagai strategi yang berfokus pada penetapan visi tentang bagaimana teknologi dapat mendukung dalam memenuhi kebutuhan informasi dan sistem dari sebuah perusahaan. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa strategi adalah suatu cara perusahaan dalam mencapai tujuannya yang tergabung untuk memenuhi kebutuhan perusahaan terhadap informasi dan sistem yang mendukung keseluruhan strategi bisnis yang dimiliki perusahaan tersebut, dan bagaimana teknologi dapat mendukung dalam memenuhi kebutuhan informasi dan sistem untuk meningkatkan keberhasilan dan kekuatan jangka panjang perusahaan, yang meliputi: visi, misi, Business Driver, sasaran, Strategi, Critical Success Factors, Business Area Plans.
2.1.4 Perencanaan Strategi Untuk mencapai inti strategi, perusahaan akan membuat suatu rancangan perencanaan sebagai pedoman perusahaan. Perencanaan menurut Ward dan Peppard (2002: 69), perencanaan
merupakan
sebuah analisis yang menyeluruh
dan sistematis
dalam
mengembangkan sebuah rencana kegiatan. Perencanaan merupakan tindakan yang akan dilakukan dan yang akan dibuat. Sedangkan untuk perencanaan strategi biasanya terlibatkan dalam pemindaian lingkungan dan prediksi, atau analisis SWOT untuk setiap bisnis yang relatif terhadap pesaing bisnis di pasar atau lini produk. Menurut Turban (2011:16), perencanaan strategi adalah serangkaian proses dimana organisasi memilih dan mengatur bisnis atau layanan untuk mempertahanka organisasi yang layak.
2.1.5 Teknologi Informasi dan Sistem Informasi Tidak hanya visi misi, strategi, dan perencanaan yang menjadi titik tumpu perusahaan, tetapi untuk meningkatkan efektivitas komponen tersebut. Perusahaan juga membutuhkan pengetahuan tentang Teknologi Informasi dan Sistem Informasi. Pengertian Teknologi Informasi menurut Ward dan Peppard (2002:3), adalah teknologi informasi yang menunjuk pada spesifikasi mengenai teknologi, khususnya hardware, software dan jaringan telekomunikasi. Sedangkan menurut O'Brien (2006:9), teknologi informasi ini merupakan konsep-konsep utama, pengembangan, dan berbagai manajemen teknologi informasi yaitu: hardware, software, jaringan, manajemen data dan teknologi berbasis internet. Selain Teknologi Informasi, perusahaan juga menggunakan komponen-komponen dari Sistem Informasi yang dapat membantu perusahaan dan memberikan informasi penting
8 sehingga dapat tertata dengan baik. Menurut pandangan Laudon (2002:7), mengatakan bahwa sistem informasi adalah komponen-komponen yang saling terkait yang bekerjasama untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan menyebarkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan, koordinasi, kontrol, analisis, dan visualisasi dalam organisasi. Sedangkan menurut O’brein (2005:5), mengatakan bahwa sistem informasi merupakan kombinasi teratur apapun dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. Menurut Ward dan Peppard (2002: 47-48), alasan mengapa perusahaan perlu memiliki strategi sistem informasi dan teknologi informasi (SI/TI): •
Investasi pada SI/TI tidak mendukung sasaran bisnis
•
Tidak terkontrolnya SI/TI yang ada.
•
Sistem yang tidak terintegrasi, sehingga memungkinkan terjadinya duplikasi data dan hilangnya keterkaitan antar sumber daya informasi.
•
Perusahaan tidak memiliki panduan untuk menetukan prioritas proyek SI/TI dan selalu terjadi perubahan sehingga menurunkan produktivitas.
•
Manajemen informasi yang buruk dan tidak akurat.
•
Strategi SI/TI tidak sejalan dengan strategi bisnis perusahaan.
•
Proyek SI/TI hanya dievaluasi pada basis keuangan semata.
•
Masalah yang disebabkan oleh investasi SI/TI dapat menjadi sumber konflik antara bagian bagian organisasi.
•
Sistem, rata-rata lebih pendek daripada yang diharapkan dalam kehidupan bisnis dan jauh lebih besar pengeluaran SI/TI untuk membangun kembali.
2.1.6 Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi Untuk mencapai tujuan perusahaan yang menggunakan sistem informasi dan teknologi informasi, perlu adanya suatu perencanaan yang melibatkan sistem informasi dan teknologi informasi sehingga perusahaan lebih terintegrasi satu sama lain. Perencanaan Strategi Sistem Informasi menurut Turban (2003:432), merupakan sekumpulan tujuan jangka panjang yang menggambarkan tujuan sistem dan arsitektur teknologi informasi untuk mencapai tujuan perusahaan. Sedangkan menurut Newkirk dan Lederer (2007:34), perencanaan strategi sistem informasi adalah sebuah proses penentuan portofolio organisasi berbasis aplikasi komputer yang akan membantu untuk mencapai tujuan usahanya. Jadi, kesimpulan yang diambil dari Perencanaan Strategi Sistem Teknologi Informasi adalah proses analisis secara menyeluruh dan sistematis untuk perumusan suatu tujuan,
9 sasaran perusahaan, dan menentukan strategi yang memanfaatkan keunggulan sistem informasi dari dukungan teknologi informasi dalam menunjang strategi bisnis untuk memberikan perusahaan suatu keunggulan jangka panjang dalam menghadapi persaingan dengan kompetitor.
2.1.7 Enterprise Architecture Enterprise Architecture sebagai salah satu metode atau framework acuan dalam membangun sebuah arsitektur informasi bagi perusahaan. Dengan menerapkan metode Enterprise Architecture, perusahaan dapat merencanakan arsitektur yang berorientasi pada kebutuhan bisnis yang terdiri dari arsitektur data, aplikasi dan teknologi, serta rencana implementasi dari arsitektur yang telah dibuat untuk mendukung aktivitas bisnis demi pencapaian misi organisasi (enterprise). Biasanya sering dikaitkan dengan pemanfaatan teknologi informasi yang lebih luas untuk praktek optimasi bisnis yang membahas arsitektur bisnis, manajemen kinerja, struktur organisasi dan arsitektur lainnya. Menurut Pearlson dan Saunders (2010:171), adalah istilah yang digunakan untuk logika pengorganisasian untuk seluruh organisasi, sering menentukan bagaimana teknologi informasi akan mendukung proses bisnis. Sedangkan menurut Jeon (2007:4), adalah sebuah praktek yang menerapkan metode komprehensif yang ketat untuk menggambarkan struktur dan perilaku untuk proses organisasi, sistem informasi, personil dan organisasi sub-unit saat ini atau masa depan, sehingga sejajar dengan tujuan inti organisasi dan arah strategis. Oleh karena itu Enterprise Architecture dapat dikatakan sebagai salah satu cara pengorganisasian untuk keseluruhan organisasi (enterprise) dengan pemanfaatan teknologi informasi yang menggambarkan struktur dan perilaku untuk proses organisasi, sistem informasi, personil, dan organisasi pada saat ini dan masa mendatang sehingga sejajar dengan tujuan inti dari organisasi dan arah strategis yang ingin dicapai, dan segala sesuatu yang telah disusun dan dirancang dapat diimplementasikan untuk menyelaraskan kebutuhan dan mendukung aktivitas bisnis organisasi (enterprise).
2.2
Teori Khusus
2.2.1 Enterprise Architecture Perusahaan membutuhkan EA untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Menurut Bernard (2012: 31), enterprise adalah suatu area atau ruang lingkup aktivitas dimana segala aktifitas dan tujuan-tujuannya dalam suatu organisasi atau antara beberapa organisasi dimana informasi dan sumber daya lainnya saling bertukar dan berinteraksi. Sedangkan Enterprise
10 Architecture adalah analisis dan dokumentasi pada sebuah perusahaan yang didalamnya terdapat current dan future state dari strategi integrasi, bisnis dan perspektif teknologi. Komponen Enterprise Architecture terdiri dari EA = S + B + T (Enterprise Architecture = Strategy + Business + Technology). Menurut Mathias dan Recker (2012), menjelaskan beberapa sudut pandang dimensi dari EA. Dimensi kualitas informasi menggambarkan output dari sebuah sistem informasi, sedangkan pada dimensi kedua dari realisasi manfaat model EAM, kualitas sistem adalah disesuaikan dengan kualitas infrastruktur dimensi EAM, dimensi ketiga menyangkut pelayanan berkualitas menggantikan dimensi kualitas pelayanan, sedangkan dimensi yang terakhir membahas kepuasan dan keuntungan bersih terhadap perusahaan.
Gambar 2.1 EA Cube Documentation Framework Enterprise Architecture menurut Bernard (2012: 33), enterprise architecture sebagai program management menyediakan strategi, pandangan integrasi dan resource planning. Menurut Benard (2012: 104), proses dokumentasi EA dicapai melalui penerapan metodologi EA yang mencakup (1) framework, (2) komponen, (3) current architectural view, (4) future architectural views, (5) rencana yang mengelola transisi yang sedang berjalan antara current architectural view dengan future architectural views; (6) vertical threads yang mempengaruhi arsitektur dari semua level. 1. Framework EA
dokumentasi
mengidentifikasi
cakupan
dari
arsitektur
yang
akan
didokumentasikan dan membangun suatu hubungan antara area arsitektur. 2. Komponen Komponen EA adalah tujuan, proses, standar, sumberdaya yang dapat dikembangkan dalam suatu perusahaan yang dapat berubah-ubah. Contohnya adalah semua komponen yang meliputi inisiatif dan tujuan strategi, produk bisnis dan pelayanan, aliran informasi,
11 pengetahuan dan objek-objek data, sistem informasi dan aplikasi software, program sumber daya perusahaan dan website. 3. Current Architecture Current Architecture meliputi semua komponen EA yang saat ini ada dalam perusahaan pada setiap tingkat framework. EA Current View terdiri dari dokumen-dokumen, diagram-diagram, data, spreadsheets, dan grafik. 4. Future Architecture EA Future Architecture adalah semua dokumen baru EA atau komponen yang diubah dan dibutuhkan oleh perusahaan untuk menutup kesenjangan kinerja yang ada atau mendukung inisiatif strategis baru, persyaratan operasional atau solusi teknologi. 5. Perencanaa Manajemen Perencanaan Manajemen bertujuan untuk mengartikulasikan program dan pendekatan dokumentasi. Rencana pengelolaan EA juga memberikan gambaran dari pandangan saat ini dan masa depan untuk sebuah perusahaan. 6. Keterkaitan hubungan dengan semua level didalam EA EA dokumentasi mencakup tren aktivitas umum yang hadir disemua tingkat framework. Keterkaitan ini termasuk TI terkait keamanan, standar, dan pertimbangan tenaga kerja. Current Architecture dan Future Architecture mempunyai 5 komponen utama yang terdiri dari: 1. Goals and Initiatives 2. Products and Services 3. Data and Information 4. Systems and Applications 5. Networks and Infrastructure
2.2.1.1 Goals and Initiatives Menurut Bernard (2012:112), merupakan kekuatan pendorong arsitektur yang mempunyai tingkat atas dari framework arsitektur perusahaan yang mengidentifikasi arah strategis, tujuan dan inisiatif perusahaan dan memberikan gambaran yang jelas dari kontribusi bahwa TI akan membuat dalam mencapai tujuan-tujuan ini. Perencanaan strategis dimulai dengan suatu pernyataan yang jelas tujuan dan misi perusahaan, dilengkapi dengan sebuah pernyataan singkat dari visi untuk sukses.
12 EA Artifacts untuk komponen Goals and Initiatives terdiri dari: 1. Strategic Plan Menurut Bernard (2012: 284), memperlihatkan sebuah gambaran tingkat atas dari kumpulan pengaturan dalam perusahaan itu sendiri. Arah ini lebih lanjut diartikulasikan dalam skenario (Scenarios) jangka panjang, strategi (Strategies), tujuan (Goals), dan inisiatif (Initiatives) yang berfungsi sebagai dasar untuk jangka pendek perencanaan taktis (Operasional) yang di perbaharui setiap tahun. Sebuah rencana strategis adalah gabungan EA Artifact yang harus memandu arah perusahaan selama periode 3-5 tahun di masa depan dengan menyediakan item berikut, masing-masing merupakan EA Artifacts yang sangat sedehana yang terpisah. 2. Analisis SWOT Menurut Rangkuti (2006: 18-19), analisis SWOT adalah identifikasi berbasis faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan analisa ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. Analisis ini terbagi menjadi 4 komponen dasar yaitu: •
S: Strength, merupakan kekuatan dari organisasi.
•
W: Weakness, merupakan kelemahan dari organisasi.
•
O: Opportunity, merupakan peluang dari luar organisasi dan memberikan peluang kepada organisasi untuk berkembang dimasa mendatang.
•
T: Threat, merupakan ancaman dari luar bagi organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi dimasa mendatang.
Gambar 2.2 Analisis SWOT
13 •
Kuadran 1: Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang afresif.
•
Kuadran 2: Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar).
•
Kuadran 3: Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak, perusahaan menghadapi beberapa kendala internal. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik. Misalnya, Apple menggunakan strategi peninjauan kembali teknologi yang dipergunakan dengan cara menawarkan produk-produk baru dalam industri mikro-komputer.
•
Kuadran 4: Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. Menurut Chan (2011), sebuah analisis SWOT tidak hanya terfokus pada perusahaan
yang mencari laba, melainkan dapat digunakan dalam menemukan kekuatan kelemahan, peluang, dan ancaman bagi perusahaan, sehingga dengan melakukan analisis SWOT perusahaan dapat membuat sebuah keputusan yang terbaik dari kekuatan internal saat mencapai peluang eksternal sehingga memperoleh pengaruh yang besar.
Penentuan Faktor Strategi Eksternal (EFAS) Menurut Rangkuti (2006:22-24), sebelum membuat matrik faktor eksternal, terlebih dahulu perlu mengetahui faktor strategi eksternal (EFAS). Table 2.1 EFAS FAKTOR-FAKTOR STRATEGI EKSTERNAL PELUANG TOTAL PELUANG ANCAMAN TOTAL ANCAMAN TOTAL EFAS
BOBOT RATING
BOBOT X RATING
KOMENTAR
Berikut ini adalah cara-cara penentuan Faktor Strategi Eksternal (EFAS): 1. Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai dengan 10 peluang ancaman)
14 2. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 0,1 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor strategis. 3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif (peluang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil, diberi rating +1). Pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikannya. Misalnya, jika nilai ancamannya sangat besar, rating adalah 1. Sebaliknya jika nilai ancamannya sedikit ratingnya. 4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor). 5. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung. 6. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis eksternalnya. Total skor ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.
Penentuan Faktor Strategi Internal (IFAS) Menurut Rangkuti (2006:24-25), setelah faktor-faktor strategi internal suatu perusahaan diidentifikasi, suatu table IFAS (Internal Strategic Factor Analysis Summary) disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategis internal tersebut dalam framework Strength and Weakness perusahaan. Table 2.2 IFAS FAKTOR-FAKTOR STRATEGI INTERNAL KEKUATAN Total Kekuatan KELEMAHAN Total Kelemahan TOTAL IFAS
BOBOT RATING
BOBOT X RATING
KOMENTAR
15 Tahapnya adalah: 1. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan dalam kolom 1. 2. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 0,1 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan (semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00). 3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan +4 (sangat baik) dengan membandingkannya dengan rata-rata industri atau pesaing utama. Sedangkan variabel yang bersifat negatif, kebalikannya. Contohnya, jika kelemahan perusahaan besar sekali dibandingkan dengan rata-rata industri, nilainya adalah 1, sedangkan jika kelemahannya perusahaan dibawah rata-rata industri, nilainya adalah 4.
Matriks SWOT Merupakan alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan adalah Matriks SWOT. Matriks ini menggambar peluang dan ancaman eksternal (EFAS) yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan (IFAS) yang dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat sel kemungkinan alternatif strategis. Cara membuat Matriks SWOT adalah dengan menggunakan faktor-faktor strategis eksternal maupun internal sebagaimana telah dijelaskan dalam tabel EFAS dan IFAS, yaitu mentransfer peluang dan ancaman dari tabel EFAS serta mentransfer peluang dan ancaman dari tabel IFAS kedalam sel yang sesuai dalam matrik SWOT Rangkuti (2006: 31-32).
16 Table 2.3 Matrik SWOT IFAS
EFAS Opportunities (O)
Weaknesses (W)
Strengths (S) Tentukan 5-10 faktor-faktor
Tentukan 5-10 faktor-faktor
kekuatan internal
kelemahan internal.
Strategi (SO)
Strategi (WO)
Tentukan 5-10
Ciptakan strategi yang
Ciptakan strategi yang
faktor peluang
menggunakan kekuatan untuk
meminimalkan kelemahan untuk
eksternal
memanfaatkan peluang
memanfaatkan peluang.
Threats (T)
Strategi (ST)
Strategi (WT)
Tentukan 5-10
Ciptakan strategi yang
Ciptakan strategi yang
faktor ancaman
menggunakan kekuatan untuk
meminimalkan kelemahan dan
eksternal.
mengatasi ancaman.
menghindari ancaman.
Faktor-faktor tersebut lalu dibuatkan 4 set alternatif strategi (SO, ST, WO, dan WT), yaitu: •
Strategi SO Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan
seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. •
Strategi ST Strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi
ancaman. •
Strategi WO Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara
meminimalkan kelemahan yang ada. •
Strategi WT Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive dan berusaha
meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
2. CONOPS Scenario dan CONOPS Diagram CONOPS Scenario Menurut Bernard (2012: 286), CONOPS (Concept of Operation Scenario) adalah sebuah dokumen narasi yang menjelaskan bagaimana perusahaan beroperasi saat ini atau akan beroperasi beberapa tahun di masa yang akan datang faktor-faktor tertentu internal dan eksternal lain yang diidentifikasi dalam Analisis SWOT.
17 CONOPS Diagram Menurut Bernard (2012: 287), CONOPS (Concept of Operation Scenario) diagram adalah penggambaran grafis tingkat tinggi bagaimana fungsi perusahaan, baik secara keseluruhan, atau di daerah tertentu yang menarik.
2.2.1.2 Business Products and Services Menurut Bernard (2012: 112), business product & services adalah arsitektur yang termasuk dalam area pengaruh primer. Tingkat kedua dari framework EA ini mengidentifikasi produk bisnis layanan dari perusahaan dan kontribusi teknologi untuk mendukung proses tersebut EA Artifacts untuk komponen Business Products and Services terdiri dari: 1. Business Plan Menurut Bernard (2012: 289), business plan menawarkan deskripsi tingkat tinggi urutan kunci dari fungsi bisnis, dan strategi keuangan yang akan menyelesaikan tujuan dan inisiatif strategis. Yang terdapat di dalam perencanaan bisnis adalah: 1. Business overview 2. Executive team profile 3. Relationship of business activites to strategic goals 4. Organizational structure 5. Market outlook and competitive strategy 6. Business cycles 7. Capitalization summary 8. Financial strategi 9. Current financial status summary 10. Business partnership and alliances
2. Swim Lane Process Diagram Menurut Bernard (2012: 291), menjelaskan diagram aktivitas kepentingan dari stakeholder (orang-orang yang telibat dan memiliki kepentingan dalam perusahaan) di mana stakeholder terlibat dengan proses bisnis, dan waktu interaksinya. Diagram ini menggunakan format dari "Swim Lanes" untuk mengurutkan pemangku kepentingan dengan baris dan urutan waktu dengan kolom, dan mengurutkan aktivitas menggunakan simbol flowchart.
18 Activity Diagram Menurut Satzinger (2008:141), activity diagram adalah sebuah diagram alur kerja yang menggambarkan berbagai pengguna kegiatan, orang yang melakukan aktivitas masingmasing (user) dan aliran sekuensial kegiatan tersebut secara berurutan.
Gambar 2.3 Activity Diagram
3. Business Process Diagram Menurut Bernard (2012: 292), business process diagram ini menunjukkan rincian dari suatu kegiatan, termasuk bagaimana setiap langkah dalam aktivitas berhubungan dengan orang lain. Diagram proses bisnis mengikuti IDEF-0 teknik pemodelan untuk menunjukkan input, kontrol, output, dan mekanisme untuk menggambarkan aktifitas yang ada pada sebuah perusahaan.
19
Gambar 2.4 Activity Modeling •
Input, suatu kejadian yang memacu aktivitas dan diubah, digunakan, dan menjadi bagian.
•
Controls, memandu atau mengatur aktivitas, biasanya menyatakan kapan atau bagaimana sebuah proses dilakukan.
•
Outputs, sebuah hasil produksi dari suatu aktivitas, alasan dari proses yang mana sedang berlangsung.
•
Mechanism, sistem, manusia dan peralatan yang digunakan untuk melakukan aktivitas.
4. Activity/Product Matrix Menurut Bernard (2012: 293), activity/product matrix memetakan lifecycle dari kegiatan operasional atau produksi dari berbagai macam proses bisnis dari keseluruhan perusahaan. Matrix ini menunjukkan siapa pelaksana dari suatu bisnis proses dan produknya, beserta jangkauan supply chains. Lifecycle dari setiap penghasilan produk yang dihasilkan oleh perusahaan kepada LOB yang mendukung satu atau lebih fase-fase lifecycle produksi.
Unified Modelling Languange (UML) Menurut Satzinger (2005:48), menyatakan unified modelling languange (UML) merupakan suatu rangkaian standar konstruksi model dan notasi yang dikembangkan secara khuisus untuk pengembangan beorientasi object.
4. Use Case Narative dan Diagram Menurut Bernard (2012: 294), sebuah use case naratif berikut membahas pemodelan terpadu (UML) format untuk mengidentifikasi kebutuhan bisnis konteks, pemangku kepentingan (aktor), dan aturan bisnis untuk interaksi mereka dengan sistem, layanan dan aplikasi sistem, layanan, dan aplikasi yang diidentifikasi sebagai solusi teknologi yang membutuhkan pembangunan.
20 Hampir semua pendekatan baru untuk pengembangan sistem memulai proses persyaratan pemodelan dengan konsep use case (kasus penggunaan). Menurut Satzinger (2008: 160), use case diagram adalah sebuah diagram yang menunjukkan kegiatan atau segala aktivitas di dalam sistem. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa use case diagram merupakan sebuah diagram yang menggambarkan seluruh aktivitas antara sistem dengan actor. Notasi Use Case Diagram: •
System Boundary: lingkup dari sistem yang di mana aktor berinteraksi dengan use case.
•
Use Case: kegiatan yang dilakukan di dalam sistem.
•
Actor: user yang menggunakan sistem. Use Case
: Use Case
: Connecting Line
: Actor Actor
: Automotion Boundary
2.2.1.3 Data and Information Menurut Bernard (2012: 113), data mengoptimalkan dan pertukaran informasi adalah tujuan sekunder dari arsitektur. Tingkat ketiga dari framework EA3 dimaksudkan untuk mendokumentasikan bagaimana informasi saat ini sedang digunakan oleh perusahaan dan bagaimana masa depan arus informasi akan terlihat. Tingkat ini dapat tercemin melalui dokumen Strategi TI yang mengikat ke rencana strategis perusahaan dan rencana bisnis. Tujuan dari strategi TI adalah untuk membentuk suatu pendekatan tingkat tinggi untuk mengumpulkan, menyimpan, mengubah, dan menyebarkan informasi di seluruh perusahaan. EA Artifacts untuk komponen Data and Information terdiri dari: 1. Object State Transition Diagram Menurut Bernard (2012: 298), object state transition diagram adalah sebuah state transition diagram yang digunakan sebagai notasi dari UML untuk menunjukkan bagaimana lifecycle dari specific data object. Diagram ini menunjukkan perubahan atribut, link, atau
21 perilaku dari objek “on-line” dari peristiwa sistem internal atau eksternal yang memicu perubahan dalam state. 2. Object Event Trace Diagram Menurut Bernard (2012: 299), object event trace diagram juga dapat disebut object ‘sequence’ diagram yang memungkinkan untuk mencatat aktivitas dari serangkaian skenario atau serangkaian operasional. Setiap model harus fokus kepada rangkaian yang kritis dari sebuah event dan deskripsi dari skenario harus berdasarkan model. Menurut Satzinger (2010: 252), sequence diagram adalah diagram yang digunakan untuk mendefinisikan input dan output serta urutan interaksi antara pengguna dan sistem untuk sebuah use case. 3. Logical Data Model Menurut Bernard (2012: 300), model data semantik dapat dikembangkan dengan menggunakan metode terstruktur tradisional dan simbologi (diagram hubungan entitas) atau satu dapat menggunakan metode object-oriented dan simbologi, dari bahasa pemodelan terpadu (UML) yang menghasilkan diagram kelas dan diagram objek.
Class Diagram Menurut Satzinger (2005: 184), domain model class diagram adalah sebuah UML class diagram yang menggambarkan cara kerja problem domain classes associations, dan attributes. •
Attribute adalah karakteristik dari sebuah objek yang memiliki nilai seperti ukuran, bentuk, warna, lokasi, dan lain sebagainya.
•
Class adalah tipe atau klasifikasi dari objek yang sama.
•
Methods adalah behaviour atau operasi yang menggambarkan apa yang dapat dilakukan oleh sebuah objek.
•
Message adalah komunikasi dari objek yang saling berhubungan.
Berikut notasi yang ada pada domain model class diagram: : Communication Line 0..1 ,1 , 1...1,0.. .*, * , 1.. *
: Muliply
4. Activity/Entity (CRUD) Matrix Menurut Bernard (2012: 302), entitas matriks /aktivitas pemetaan yang dikembangkan oleh entitas data dipengaruhi oleh garis terkait kegiatan proses bisnis perusahaan. Sering disebut matriks 'mentah' karena mengidentifikasi jenis dasar dari transformasi yang dilakukan pada data (membuat, membaca, memperbarui, dan menghapus) melalui proses bisnis.
22 5. Data Dictionary Menurut Bernard (2012: 303), data dictionary menyediakan keseluruhan daftar dari entitas data yang telah terkumpul dan diolah oleh perusahaan.
2.2.1.4 Systems and Applications Menurut Bernard (2012: 113), tingkat keempat dari arsitektur framework perusahaan dimaksudkan untuk mengatur dan mendokumentasikan kelompok saat ini dari sistem informasi, dan aplikasi bahwa perusahaan menggunakannya untuk memberikan kemampuan IT. EA Artifacts untuk komponen Systems and Applications ini terdiri dari yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah System Data Flow Diagram. Menurut Bernard (2012: 307), sistem data flow diagram lebih dikenal dengan sebutan “diagram aliran data” dan yang dimaksudkan untuk menunjukkan proses dalam suatu sistem yang melakukan pertukaran data dan bagaimana pertukaran data itu terjadi.
2.2.1.5 Network and Infrastructure Menurut Bernard (2012: 114), adalah sebuah tulang punggung suatu arsitektur. Tingkat kelima dan bawah framework arsitektur perusahaan dimaksudkan untuk mengatur dan mendokumentasikan pandangan saat ini dan masa depan dari voice, data dan video network dimana perusahaan menggunakan untuk host systems, aplikasi, website, dan database. EA Artifacts untuk kompone Network and Infrastructure yang akan digunakan dalam penlitian ini adalah: Network Connectivity Diagram Menurut Bernard (2012: 313), network connectivity diagram dapat menunjukkan koneksi fisik antara sebuah perusahaan, data, dan jaringan video termasuk jaringan area eksternal (WANs) dan area jaringan lokal (LANs) juga disebut ekstranet dan intranet.
2.2.1.6 Security Menurut Bernard (2012: 115), keamanan adalah hal yang paling efektif bila bagian integral dari program manajemen EA dan metodologi dokumentasi. Sebuah Program Keamanan yang komprehensif TI telah fokus pada beberapa elemen yang termasuk: informasi, personel, operasi dan fasilitas. Agar lebih efektif, keamanan TI harus bekerja di semua tingkat dari framework EA dan didalam semua komponen EA.
23 Security and Privacy Plan Menurut Bernard (2012: 320), rencana keamanan menyediakan deskripsi secara rinci dari program keamanan yang berlaku di seluruh perusahaan. Yang termasuk security and privacy plan meliputi: fisik, data, personil dan elemen keamanan operasional prosedur.
2.2.1.7 Standard Menurut Bernard (2012:115), salah satu fungsi paling penting dari EA adalah menyediakan standar teknologi yang terkait di semua tingkatan dari framework EA. EA harus dapat diterima internasional nasional, dan standar industri dalam rangka untuk mempromosikan penggunaan non-proprietary commercial solution dalam komponen EA. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan integrasi komponen EA, serta lebih baik mendukung komponen yang digantikan atau dikeluarkan bila diperlukan. Technology Forecast Menurut Bernard (2012: 326), technology forecast mendukung dan berhubungan dengan technology standards profile. Technology Forecast mendokumentasikan perubahan yang diperkirakan dari daftar standar yang ada pada technology standards profile, dimana perubahan masa depan menjadi benar-benar terjadi atau yang akan terjadi.
2.2.1.8 Tenaga Kerja (Workforce) Menurut Bernard (2012: 115), salah satu sumber daya yang terbaik dari perusahaan adalah manusia. Hal ini sangat penting untuk memastikan TI dapat terkait dengan karyawan, kemampuan, dan persyaratan pelatihan yang teridentifikasi pada tiap level dari framework EA, serta menyediakan solusi-solusi yang dapat menggambarkan arsitektur masa depan. Perencanaan workforce TI mungkin saja adalah jalan terbaik untuk mengartikulasikan bagaimana manusia akan bekerja menggunakan teknologi, yang mana didasari oleh layanan bisnis dan arus informasi. 1. Workforce Plan Menurut Bernard (2012: 327), rencana kegiatan kerja memberikan gambaran tingkat tinggi tentang bagaimana sumber daya manusia dikelola di seluruh perusahaan rencana tenaga kerja termasuk strategi untuk memperkerjakan, retensi, dan pengembangan professional di tingkat eksekutif manajemen dan staf dari perusahaan. 2. Organization Chart Menurut Bernard (2012: 328), bagan organisasi menunjukkan bagaimana posisi dan personil diatur dalam diagram hirarki atau format matriks. Bagan organisasi membantu
24 menunjukkan jalur kewenangan hubungan kerja, serta kepemilikan sumber daya, produk, dan proses. 3. Knowledge and Skills Profile Menurut Bernard (2012: 329), pengetahuan dan keahlihan dalam suatu struktur organisasi menyediakan detil-detil dalam penyimpanan pengetahuan dan keahlihan apa yang harus diketahui dan dapat dilakukan oleh setiap karyaawan di dalam suatu perusahaan.
2.2.1.9 EA Management Plan Menurut Bernard (2012: 183), EA management plan merupakan dokumen yang menjelaskan bagaimana perusahaan akan mengelola transisi dari proses saat ini dan sumber daya untuk mereka yang akan dibutuhkan di masa depan. EA Management Plan juga menyediakan koordinasi dan mendukung pengawasan untuk perubahan EA perusahaan antara tampilan saat ini dan masa depan.
2.2.1.10 EA Implementation Methodology •
Langkah 1: Membangun sebuah EA Management Program dan mengidentifikasi Chief Architect
•
Langkah 2: Menetapkan metodologi implementasi EA
•
Langkah 3: Membangun EA governance dan menghubungkan ke proses manajemen lainnya
•
Langkah 4: Mengembangkan EA Communication Plan dan mendapatkan kepentingan buy-in stakeholder
•
Langkah 5: Memilih framework dokumentasi EA
•
Langkah 6: Mengidentifikasi EA Line of Business/Crosscuts dan urutan dokumentasi mereka
•
Langkah 7: Mengidentifikasi komponen EA akan didokumentasikan
•
Langkah 8: Memilih metode dokumentasi yang tepat untuk framework
•
Langkah 9: Memilih aplikasi perangkat lunak / alat untuk mendukung otomatis dokumentasi
EA
•
Langkah 10: Memilih dan membangun EA repositori on-line untuk dokumentasi
•
Langkah 11: Evaluasi bisnis yang ada dan dokumentasi teknologi untuk digunakan dalam EA
•
Langkah 12: Dokumen pandangan saat komponen EA yang ada di semua
•
Langkah 13: Membangun beberapa bisnis masa depan/ skenario pengoperasian
25 •
Langkah 14: Mengidentifikasikan asumsi perencanaan masa depan untuk setiap skenario masa depan
•
Langkah 15: Menggunakan skenario, masukan program dan update dijadwalkan untuk mendorong dokumentasi komponen masa depan di semua bidang framework.
•
Langkah 16: Mengembangkan EA Management Plan untuk urutan perubahan yang direncanakan di EA
•
Langkah 17: Menggunakan informasi EA untuk perencanaan sumber daya / pengambilan keputusan
•
Langkah 18: Secara teratur memperbarui pandangan saat / masa depan komponen EA
•
Langkah 19: Mempertahankan repositori EA dan kemampuan pemodelan
•
Langkah 20: Merilis update tahunan untuk EA Management Plan
2.2.2 Supply Chain Management
2.2.2.1 Supply Chain Menurut Turban (2011: 462), supply chain adalah aliran bahan informasi uang dan layanan dari bahan baku pemasok melalui pabrik dan gudang sampai ke pelanggan akhir. Suppy Chain juga mencakup organisasi dari proses yang membuat dan mengirimkan produk informasi dan layanan ke pelanggan akhir.
2.2.2.2 Supply Chain Management Menurut Turban (2011: 315), adalah manajemen efisien arus materi, data dan uang dalam rantai pasokan, seperti yang ditunjukkan. Jadi kita menyimpulkan bahwa supply chain management adalah sistem yang terintegrasi antara perusahaan yang berfungsi untuk mendukung dan mengelola hubungan dengan pemasok dan customer agar proses bisnis dari pengadaan, produksi dan distribusi menjadi lancer dengan menggunakan koordinasi dari fungsi perusahaan tersebut. Menurut Souza dan Ledur (2011), mengasumsikan bahwa perusahaan mendirikan kerja sama dengan anggota yang sama untuk meningkatkan kompetitif yang diungkapkan oleh kinerja operasional yang unggul dari semua anggota dan dampak dari kinerja SCM dapat Mengurangi biaya transaksi melalui pengembangan kepercayaan dan reputasi, kompetitif dari framework dapat dianggap sebagai cara untuk konsep dan mengukur kinerja operasional atau persaingan.
26 2.3
Kerangka Berpikir Melakukan Pengumpulan Data ke Perusahaan
Current Architecture - Goals & Initiative - Product & Service - Data & Information -System & Applications - Networks & Infrastructure
Menganalisa dan mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan
Membangun beberapa skenario operasi bisnis/teknologi yang akan datang
Menentukan asumsi rencana untuk setiap skenario yang akan datang
Menggunakan skenario dan pembaharuan untuk mendokumentasikan komponen ke dalam semua area kerangka kerja
Membangun sebuah EA Management Plan untuk menyusun rencana perubahan di dalam EA
Gambar 2.5 Kerangka Berpikir.