BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum Teori–teori yang digunakan sebagai referensi pengetahuan dalam memahami hal–hal yang berkaitan dengan sistem informasi dan komponen–komponennya.
Sistem Informasi Sistem informasi sangat berperan penting dalam perkembangan bisnis dijaman teknologi ini guna untuk meningkatkan produktivitas. Berikut penjabaran pengertian sistem informasi: • Pengertian Sistem Menurut O’Brien (2008, p24), Sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima inputan serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur. • Pengertian Sistem Informasi Menurut O’Brien (2008, p4), sistem informasi adalah suatu kombinasi teratur apapun dari people (orang), hardware (perangkat keras), software (piranti lunak), computer networks and data communications (jaringan komunikasi), dan database (basis data) yang mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi di dalam suatu bentuk organisasi. Sistem informasi memiliki definisi yang berbeda menurut para ahli, namun secara umum, sistem informasi adalah kombinasi dari teknologi informasi dan
aktivitas
orang
yang
menggunakan
teknologi
itu
untuk
mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis dan menyebarkan informasi dalam mendukung proses bisnis.
6
7 Teori Dasar Analisis Proses yang di lakukan untuk
Identify
mengindentifikasi masalah
Understand
Memahami kerja dari sistem yang ada
Analisis
Melakukan analisa Membuat laporan dari hasil analisis yang
Report
telah di lakukan dalam kurun waktu tertentu Tabel 2.1 Teori Dasar Analisis Mulyanto (2009:129)
2.2 Teori Khusus Teori – teori yang digunakan sebagai acuan pola kerja dan pola pikir untuk mencapai
tujuan
peningkatan
rantai
pasokserta
didalamnya
termasuk
menganalisa dan merancang sistem informasi yang dibutuhk
2.2.1 Supply Chain Management Istilah supply chain management pertama kali dikemukakan oleh Oliver dan Weber pada tahun 1982. Supply chain adalah jaringan fisiknya, yakni perusahaan–perusahaan yang terlibat dalam memasok bahan baku, memproduksi barang, maupun mengirimkannya ke pemakai akhir, supply chain management adalah metode, alat, atau pendekatan pengelolaannya. (Pujawan, 2005)
Pada berbagai definisi supply chain management di atas maka bisa dikatakan secara umum semua kegiatan yang terkait dengan aliran material, informasi dan uang di sepanjang supply chain adalah kegiatankegiatan dalam cakupan supply chain management.
8 Tabel 2.2 Area Cakupan Supply Chain Management Bagian
Cakupan kegiatan antara lain
Pengembangan
Melakukan riset pasar, merancang produk baru,
produk
melibatkan supplier dalam perancangan produk baru
Pengadaan
Memilih supplier, mengavaluasi kinerja supplier, melakukan pembelian bahan baku dan komponen, memonitor supply risk, membina dan memelihara hubungan dengan supplier
Perencanaan &
Demand planning, peramalan permintaan, perencanaan
Pengendalian
kapasitas, perancanaan produksi dan persediaan
Operasi /
Eksekusi produksi, pengendalian kualitas
Produksi Pengiriman /
Perencanaan
Distribusi
pengiriman,
jaringan
distribusi,
penjadwalan
mencari dan memelihara
dengan perusahaan jasa
pengiriman,
hubungan memonitor
service level di tiap pusat distribusi Sumber: Pujawan (2005, p9)
Elemen Supply Chain Management(SCM) Menurut Widjaja (2010, p87) Supply Chain Management terdiri atas 3 elemen yang saling terkait satu sama lain,yaitu : 1. Struktur jaringan supply chain jaringan kerja anggota dan hubungan dengan anggota supply chain lainnya. 2. Proses bisnis supply chain aktivitas – aktivitas yang menghasilkan nilai keluaran tertentu bagi pelanggan. 3. Komponen manajemen supply chain variable – variable manajerial dimana proses bisnis disatukan dan disusun sepanjang supply chain.
Tujuan SupplyChainManagement(SCM) Menurut Miranda dan Widjaja(2002,p87), tujuan supplychain adalah memaksimalkan persaingan dan keuntungan perusahaanbeserta seluruh
9 anggotanya, termasuk pelanggannya. Tujuan dari supply chain management adalah mencapai biaya yang minimum danservice level yang maksimum. Supply chain management mempertimbangkan semua fasilitas yang berpengaruh terhadap produk yang dihasilkan dan biaya yang diperlukan dalam memenuhi kebutuhan customer. Tujuan dari supply chain adalah memaksimalkan nilai keseluruhan yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan pelanggan. Di sisi lain, tujuannya adalah untuk meminimalkan biaya keseluruhan.Supply chain management mempunyai tujuan untuk mendapatkan barang atau service yang tepat, ditempat yang tepat, waktu yang tepat, dan keadaan yang diinginkan,selama memberikan kontribusi yang besar kepada suatu perusahaan. Kontribusi itu berupaminimal total biaya sistem dan memuaskan kebutuhan pelanggan.
Strategi Supply Chain Management (SCM) Di dalam tahap ini, perusahaan menentukan strategi kompetitif perusahaan dan strategi supply chain perusahaan. Kemudian mereka melakukan penyesuain strategi supply chain dengan strategi kompetitif perusahaan. Penyesuaian strategi ini berarti bahwa strategi kompetitif dan strategi supply chain mempunyai tujuan yang sama. Terdapat 3 langkah untuk mencapai kesesuaian strategi, yaitu: 1. Mengerti konsumen Untuk mengerti konsumen, perusahaan harus mengidentifikasi segmentasi dari kebutuhan konsumen yang dilayani. Terdapat beberapa poin yang perlu diperhatikan untuk mengerti konsumen, yaitu: • Jumlah dari produk yang dibutuhkan dalam setiap segmen • Waktu respon yang konsumen bersedia ditolerir • Variatas produk yang dibutuhkan • Level pelayanan yang dibutuhkan • Harga produk • Tingkat keinginan inovasi produk.
10 Setelah
mengetahuikeinginan
konsumen,
perusahaan
dapat
menentukan tingkat permintaan konsumen termasuk yang mana.
2. Mengerti supply chain Kita menentukan tingkat daya tanggap dari supply chain. Tingkat daya tanggap supply chain termasuk kemampuan untuk melakukan hal-hal sebagai berikut: • Tanggap terhadap permintaan pada rentang yang lebar • Waktu tenggang yang singkat • Mengatasi sejumlah besar variasi produk • Membangun produk yang berinovasi tinggi • Mampu melakukan layanan pada tingkat yang sangat tinggi. Semakin banyak kemampuan yang dapat dilakukan oleh supply chain maka supply chain tersebut akan semakin tanggap.
3. Mencapai kesesuaian strategi Pada tahap ini, perusahaan melakukan penyesuaian strategi untuk memastikan bahwa
supply
chain sesuai dengan kebutuhan
konsumen. Tingkat responsifitas dari supply chain haruslah konsisten dengan tingkat permintaan konsumen.
Proses Dalam Supply Chain Management Supply Chain memiliki 3 proses utama yang saling berhubungan menurut Chopra dan Meindl (2007, P15), yaitu: 1. Customer Relationsip management (CRM), proses ini meliputi semua proses yang berfokus pada penghubung antara perusahaan dengan pelanggannya. Proses ini bertujuan untuk menghasilkan permintaan pelanggan dan memfasilitasi peletakan serta pelacakan pesanan. 2. Internal supply chain management, proses ini meliputi semua proses internal perusahaan, termasuk perencanaan produksi dan kapasitas penyimpanan internal, persiapan permintaan dan perencanaan pasokan, dan pemenuhan pesanan yang actual.
11 3. Supplier relationship management (SRM), proses ini meliputi semua proses yang berfokus pada penghubung antara perusahaan dengan pemasoknya. Proses ini bertujuan untuk menyusun dan mengatur sumber pasokan untuk berbagai macam produk dan jasa perusahaan.
Penggerak Supply Chain Management Menurut Chopra dan Meindl (2007, P44) ada empat faktor utama yang menjadi penggerak utama SCM dan penentu performa dari SCM, yaitu:
1. Fasilitias Fasilitas menurut Chopra dan Meindl (2007, P48) adalah lokasi fisik di sepanjang jaringan supply chain yang menjadi tempat untuk perakitan, penyimpanan, ataupun produksi. Fasilitas yang ada dikelompokan menjadi fasilitas produksi dan fasilitas penyimpanan. Beberapa komponen fasilitas yang harus dipertimbangkan antara lain : • Peranan, fungsi utama dari fasilitas produksi, baik fokus kepada produk (1 produk) maupun fungsional (banyak produk). Fasilitas persediaan,
apakah
hanya
merupakan
cross-docking
ataupun
merupakan tempat penyimpanan. • Lokasi, terpusat bila ingin meraih economic of scale, terdesentralisasi bila ingin meraih respon yang cepat untuk pelanggan. • Kapasitas, berapa jumlah kapasitas yang tepat untuk memenuhi permintaan pelanggan.
2. Persediaan Persediaan menurut Chopra dan Meindl (2007, P50) terdiri dari persediaan bahan baku, bahan setengah jadi, dan bahan jadi. Persediaan timbul karena adanya perbedaan antara penawaran dan permintaan. Beberapa komponen persediaan yang harus dipertimbangkan antara lain : • Cycle inventory, jumlah rata rata persediaan yang diperlukakan untuk memenuhi permintaan selama menunggu pengiriman dari pemasok. • Safety inventory, persediaan untuk mengantisipasi permintaan yang berlebih.
12 • Seasonal
inventory,
persediaan
untuk
mengantisipasi
variasi
permintaan musiman. Sourcing, proses bisnis yang diperlukan untuk mendapatkan barang ataupun jasa yang diperlukan perusahaan. Perusahaan dalam Supply chain dapat memperoleh keuntungan kompetitif dengan memilih dan menjalin hubungan erat dengan supplier terpilih melalui kontrak jangka panjang
Tantangan dalam Mengelola Supply Chain Management(SCM) Menurut Pujawan (2005, p17-19) dalam mengelola supply chain terdapat dua tantangan terbesar, yaitu:
1. Kompleksitas Kompleksitas muncul akibat banyaknya pihak yang terlibat paska rantai pasok
2. Ketidakpastian Ketidakpastian bisa berasal dari arah permintaan, dari arah supplier, maupun internal perusahaan.
Informasi Informasi menurut Chopra dan Meindl (2007, P56) adalah penghubung antara berbagai tahapan-tahapan yang ada di dalam supply chain. Beberapa komponen informasi yang harus dipertimbangkan antara lain: • Push versus pull, menyesuaikan dengan proses yang ada di supply chain, informasi untuk proses push umumnya berupa perencanaan kebutuhan bahan baku dari rencana produksi, sementara untuk proses pull umumnya berupa permintaan aktual yang diinformasikan dengan cepat. • Koordinasi dan pembagian informasi, bagaimana cara informasi dapat dikelola agar koordinasi di sepanjang supply chain menjadi baik.
13 • Peramalan dan perencanaan agregat, melakukan peramalan akan keadaan di masa depan, dan melakukan perencanaan dari peramalan yang dibuat. • Manajemen harga dan pendapatan, menentukan tingkat harga yang sesuai dengan keadaan yang ada. • Teknologi pendukung, menentukan penerapan teknologi yang mendukung aliran dan pengelolaan informasi di sepanjang supply chain.
2.2.2 SWOT Analysis Menurut Strauss dan Frost (2012, p74) analisis SWOT mengalir dari analisis situasi yang menguji kekuatan internal perusahaan dankelemahan yang berhubungan dengan lingkungan, kompetisi, peluang, ancaman eksternal. Peluang dapat membantu untuk menentukan target pasar atau mengidentifikasi peluang produk baru, sedangkan ancaman adalah wilayah pemasaran.
Sumber: Kotler dan Amstrong (2012, p54) Gambar 2.1 SWOT Analysis
2.2.3 Root-Cause Analysis Menurut
Jeston
(2006,
p.136),
dikemukakan
bahwa Root-
Cause Analysis adalah hal yang diperlukan untuk memulai fase inovasi dari sebuah proses. Hal yang perlu dilakukan adalah observasi,
investigasi,
analisa
dan berbicara dengan orang-
orang yang menjalankan proses tersebut setiap harinya • Fish Bone Diagram Diagram Ishikawa adalah sebuah alat grafis yang di gunakan untuk mengindentifikasi, mengeksplorasi dan menggambarkan suatu masalah, sebab dan akibat dari masalah itu. Sering disebut juga di agram sebab-
14 akibat atau diagram tulang ikan (fishbone diagram) karena menyerupai ikan (Whitten, Lonnie, and Dittman, 2004, pg. 228)
Gambar 2.2 Fishbone Diagram
2.2.4 Gap Analysis Menurut Hoffman dan Bateson (2006,p334) Gap Analysis adalah suatu alat yang digunakan untuk mengetahui mengenai kondisis aktual yang sedang berjalan di perusahaan tersebut,Untuk kemudian diperbandingkan dengan sumber daya perusahaan tersebut. Hal tersebut dilakukan agar untuk mengetahui apakah suatu perusahaan sudah bergerak di proses bisnisnya secara optimal untuk memaksimalkan kinerja perusahaan tersebut. Gap analysis dapat dilihat melalui beberapa perspektif, yaitu : 1.
Organisasi(Sumber daya Manusia)
2.
Arah Bisnis Perusahaan
3.
Proses Bisnis Perusahaan
4.
Teknologi Informasi
2.2.5 Responsible, Accountable, Support, Consult, Inform (RASCI) Model RASCI menurut Bosetti (2012) adalah alat yang ampuh digunakan untuk mendefinisikan peran dan tanggung jawab. Secara umum, Anda cocok peran dan tanggung jawab dengan proses. Alat ini sangat berguna ketika meluncurkan program manajemen perubahan baru, atau hanya mengungkap proses yang membuat fungsi organisasi Anda
15 dan mengidentifikasi partisipasi dalam proses-proses tersebut. Pertama mari kita bahas apa singkatan dari RASCI : 1. R for Responsible Orang yang melakukan pekerjaan dan bertanggung jawab dengan hasil pekerjaannya. Orang yang bertanggung jawab melaporkan langsung ke Accountable. 2. A for Accountable Accountable adalah orang yang bertanggung jawab dan berwenang untuk meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab 3. S for Support Orang – orang yang memberikan dukungan dan bantuan kepada mereka yang bertanggung jawab 4. C for Consultant Orang yang diperlukan umpan balik atau sarannya dan berkontribusi dalam kegiatan sebelum keputusan atau langkah – langkah yang di ambil untuk mencapai hasil. 5. I for Inform Orang-orang yang membutuhkan informasi kegiatan yang diambil serta hasil dari suatu keputusan atau tindakan.
2.2.6 People Capability Matrix Menurut Jeston dan Nelis (2008) People Capability Matrix merupakan suatu dasar kemampuan skill perorangan yang sangat berpengaruh pada kegiatan dalam perusahaan. Teori ini biasa dapat di terapkan menggunakan tabel. Contoh : Tabel 2.3 contoh tabel People Capability Matrix
Kegiatan
Pemesanan bahan baku
Kemampuan
Kemampuan
menggunakan
menangani
SI/TI
masalah
3
1
Kemampuan komunikasi
1
16
Penerimaan bahan baku Perencanaan produksi
1
1
2
1
2
2
2.2.7 Interaksi Manusia dan Komputer Sebuah sistem berbasis komputer selalu mempunyai elemen manusia yang terkait di dalamnya.Manusia berinteraksi langsung dengan perangkat keras dan perangkat lunak melalui sebuah antarmuka (interface). Menurut Shneiderman (2010,p88), dalam perancangan antarmuka terdapat delapan aturan-aturan emas yang harus diperhatikan, yaitu sebagai berikut:
1. Berusaha untuk konsisten Aksi yang konsisten diperlukan pada situasi yang sama. Konsistensi juga harus diterapkan pada prompt, menu, layar bantu, warna tampilan, kapitalisasi, huruf, dan sebagainya.
2. Memungkinkan penggunaan Shortcut Menambakan
fitur
seperti
tombol
cepat
(shortcut)
untuk
memudahkan Pengguna, khususnya bagi Pengguna yang sudah terbiasa atau ahli.Selain itu juga dapat meningkatkan kualitas sistem.
3. Memberikan umpan balik yang berguna Diharapkan dari setiap tindakan yang dilakukan Pengguna mendapatkan umpan balik (feedback) yang informatif dari sistem.Untuk tindakan yang sering terjadi, umpan balik yang diberikan dapat dibuat secara sederhana, sedangkan untuk tindakan yang jarang dilakukan harus lebih ditonjolkan lagi umpan balik (feedback) yang diberikan oleh sistem.
17
4. Merancang dialog yang memberikan penutupan (keadaan terakhir) Urutan aksi harus disusun ke dalam kelompok awal, tengah, dan akhir.Suatu umpan balik yang informatif pada akhir pekerjaan sebaiknya dibuat untuk mengindikasikan bahwa pekerjaan tersebut telah selesai dan siap untuk melanjutkan ke aksi berikutnya.
5. Memberikan pencegahan kesalahan dan penanganan kesalahan yang sederhana Sistem yang dibuat diharapkan tidak menghasilkan kesalahan yang serius jika digunakan oleh Pengguna.Jika Pengguna melakukan kesalahan, sistem diharapkan mendeteksi kesalahan tersebut dan memberikan solusi pemecahan masalah yang baik.
6. Memungkinkan pembalikkan aksi yang mudah Fitur ini adalah untuk kembali (back) ke aktivitasnya sebelumnya. Hal ini bertujuan agar Pengguna dapat kembali ke aktivitas sebelumnya jika penggunamelakukan kesalahan sehingga dapat memperbaikinya.
7. Mendukung pusat kendali internal Menjadikan pengguna yang menggunakan sistem sebagai pemegang kendali, bukan sebagai yang dikendalikan.
8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek Mengingat keterbatasan manusia dalam pemrosesan informasi dalam jangka pendek.Sebuah sistem diharapkan dibuat dengan tampilan sesederhana mungkin, frekuensi pergerakan window dikurangi, dan hal-hal lain yang dapat membebani ingatan pengguna.Informasi seperti singkatan atau kode sebaiknya juga disediakan.
18 2.2.8 Sequence Diagram Sequence diagram menurut Swain (2010) digunakan untuk menampilkan hubungan antara aktor dengan objek, objek dengan objek, dan objek dengan aktor untuk menampilkan aliran kontrol melalui sistem.
Gambar 2.3 Sequence Diagram
2.2.9 Pengertian Entity Relationship Diagram (ERD) Menurut Whitten, Bentley dan Dittman (2004, p295) ERD adalah sebuah model data yang memanfaatkan beberapa notasi untuk menggambarkan data dalam beberapa ketentuan dari entitas-entitas dan hubunganhubungan yang digambarkan oleh data. Pengertian Attributes Menurut
Connolly
dan
Begg
(2010,
p379)
attribute
merupakan sifat dari sebuah entitas atau relationship type. Attribute
domain
merupakan
sekumpulan
diperbolehkan bagi satu atau lebih atribut
nilai
yang
19 2.2.10 Topologi Jaringan Topologi jaringan adalah gambaran perencanaan hubungan antar komputer dalam Local Area Network yang umumnya menggunakan kabel (sebagai media transmisi), dengan konektor, ethernet card, dan perangkat pendukung lainnya. Ada beberapa jenis topologi yang terdapat pada hubungan komputer pada jaringan local area, seperti :
Topologi Bus Topologi bus merupakan jenis arsitektur yang paling sederhana. Dalam
penerapannya,
topologi
ini
sering
digunakan
untuk
membangun jaringan yang hanya terdiri dari beberapa unit komputer, misalnya 2 sampai 4 unit komputer. Topologi ini disebut topologi bus karena jenis arsitekturnya menyerupai bus (kendaraan umum). Hal tersebut didasarkan pada setiap node (workstation) yang diibaratkan seperti kursi yang ada pada bus kota. Beberapa kelebihan dari topologi bus : •
Topologi bus merupakan arsitektur jaringan yang paling sederhana dibanding jenis arsitektur lainnya.
•
Dikatakan sangat sederhana karena hanya memiliki anggota workstation yang sedikit.
•
Biaya yang dikeluarkan sangat murah karena media transmisi yang digunakan adalah kabel coaxial.
•
Karena menggunakan satu kabel yang menjadi pusat, pengiriman data pun lebih cepat.
Sedangkan kekurangan pada topologi bus, yaitu : •
Karena menggunakan satu kabel yang dijadikan pusat, akibatnya sering terjadi tabrakan data.
•
Apabila ada salah satu workstation error, maka akan mengakibatkan kerusakan pengiriman data dari komputer lain.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:
20
Gambar 2.4 Topologi Bus Budhi Irawan (2005 : 31)
Topologi Cincin (Ring) Topologi cincin merupakan desain jaringan yang dapat dikatakan cukup sederhana dibandingkan dengan bintang. Dalam pemasangan jaringan, arsitektur ini akan menggunakan kabel yang dipasang melingkar dengan sistem tertutup. Kabel yang sering digunakan pada jenis topologi ini adalah kabel coaxial. Keuntungan yang didapat dari topologi cincin : •
Implementasinya sangat sederhana karena arsitektur ini merupakan bentuk pengembangan dari topologi bus.
•
Peralatan yang digunakan sama seperti topologi bus, yaitu menggunakan media transmisi kabel coaxial.
•
Pada jenis ini anda tidak lagi memerlukan terminator karena kedua ujung kabel akan disambungkan dengan ujung kabel yang lain.
•
Transfer
data
dilakukan
dalam
satu
arah,
sehingga
kemungkinan terjadi tabrakan sangat jarang.
Kerugian yang mungkin akan didapat adalah kegagalan pengiriman data karena topologi jenis ini sangat dipengaruhi oleh node (workstation) yang lain. Pengiriman data dilakukan dalam satu arah. Apabila ada salah satu workstation yang rusak, proses pengiriman data akan terputus atau gagal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:
21
Gambar 2.5 Topologi Ring Sumber : Budhi Irawan (2005 : 38)
Topologi Star (Bintang) Topologi
ini
dinamakan
topologi
bintang
karena
bentuk
arsitekturnya dapat dianalogikan seperti bentuk bintang. Tentu saja bentuk bintang yang dimaksud tidak seperti bentuk bintang yang anda ketahui selama ini. Bentuknya seperti bintang karena pada perancangannya arsitekturnya memiliki node (titik) terpusat, yang kemudian dihubungkan dengan node node atau workstation yang lain. Dalam implementasinya, pengembangan arsitektur jaringan ini akan selalu memerlukan sebuah peralatan yang dijadikan sebagai terminal yang menghubungkan antara komputer satu dengan komputer yang lain. Terminal yang dipakai dapat berupa hub atau switch. Banyak keuntungan yang akan didapat dari topologi star, diantaranya : • Sanggup memuat banyak workstation dalam satu jaringan LAN. • Sangat jarang terjadi tabrakan data. • Karena jarang terjadi tabrakan data, transfer data akan lebih cepat. • Apabila salah satu workstation terputus atau rusak, workstation lain tidak akan mengalami gangguan. • Kerusakan kabel, misalnya putusnya transmisi kabel pada salah satu workstation, tidak akan mengakibatkan kerusakan jaringan secara menyeluruh. Memiliki teknik kerja yang terpusat,
22 maksudnya semua workstation yang melakukan pengiriman data akan dikirimkan melalui media.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 2.6 Topologi Star Budhi Irawan (2005 : 27)
Topologi Mesh Topologi jaringan ini (Black, 1993) menerapkan hubungan antar sentral secara penuh. Jumlah saluran harus disediakan untuk membentuk jaringan mesh adalah jumbal sentral dikurangi satu. Dalam topologi mesh setiap perangkat dapat berkomunikasi langsung dengan perangkat yang dituju (dedicated links). Topologi ini dianggap kurang ekonomis dan juga relatif mahal dalam pengoperasiannya karena membutuhkan banyak kabel dan port I/O.Kelebihan dari topologi mesh adalah adanya hubungan dedicatedlinks yang menjamin data langsungdikirimkan ke komputer tujuan tanpa harus melalui komputer lainnya sehingga dapat lebih cepat karena satu link digunakan khusus untuk berkomunikasi dengan komputer yang dituju saja (tidak digunakan secara beramairamai/sharing), selain itu dengan menggunakan topologi meshproses identifikasi masalah pada saat terjadi kerusakan koneksi antar komputer akan lebih mudah.
23
Gambar 2.7 Topologi mesh
2.2.11 Electronic Data Interchange Menurut (Hill and Ferguson, 1989; Schatz, 1988) Electronic Data interchange adalah pertukaran data bisnis dengan rekan bisnis melalui aplikasi. EDI mengurangi penggunaan data yang tidak perlu. Ini menghasilkan pengiriman data yang lebih cepat, pengurangan kesalahan, waktu yang lebih efisien dan proses bisnis yang lebih mengalir. Keuntungan
ini
dapat
dihasilkan
proses-proses
tertentu
seperti
manajemen penyimpanan, pengiriman dan distribusi dan administrasi keuangan. EDI bisa digunakan untuk melakukan otomatisasi proses. Kesempatan ini bisa digunakan untuk melancarkan prosedur yang berarti mengurangi biaya dan meningkatkan kualitas layanan. EDI bisa dibandingkan secara langsung dengan email. Email memberikan kebebasan dalam pengiriman pesan secara eletronik. Di sisi lain EDI mendukung pesan bisnis yang lebih terstruktur dan mengirimkannya langsung ke aplikasi computer daripada ke orangnya. Elemen yang penting pada EDI adalah: •
Menggunakan media elektronik
•
Menggunakan pesan yang terstruktur
•
Pengirimannya cepat
•
Komunikasi langsung antara aplikasi computer.
2.2.12 Teori Analisis 5 Forces Porter Menurut John Ward dan Joe Peppard (2002, p95-96), analisis 5 forces porter adalah
analisis yang dikemukakan oleh Michael E.Porter
mengenai strategi bisnis yang digunakan untuk melakukan analisis dari
24 sebuah struktur perusahaan. Analisis tersebut dibuat berdasarkan 5 kekuatan kompetitif yaitu: 1. Threat of new entrants: Bagaimana Cara yang mudah atau sulit untuk kompetitor baru untuk mulai bersaing industri yang sudah ada. 2. Threat of substitute products or service: Cara mudah masuknya produk atau jasa yang dapat menjadi alternatif dari produk atau jasa yang sudah ada, khususnya yang dibuat dengan biaya lebih murah. 3. Bargaining power of buyers: Bagaimana kuatnya posisi pembeli. Pembeli mempunyai kekuatan untuk menentukan kemana dia akan melakukan transaksi. 4. Bargaining power of suppliers:
Bagaimana kuatnya posisi
penjual. Apakah ada banyak pemasok atau hanya beberapa pemasok saja, bisa jadi mereka memonopoli pasokan barang. 5. Rivalry
among existing
competitors:
Bagaimana
kuatnya
persaingan diantara pemain yang sudah ada. Apakah ada pemain yang sangat dominan atau semuanya sama.
Gambar 2.8 Lima Daya Saing Porter
25 2.2.13 Rich Picture Menurut Mathiassen, Nielsen dan Stage ( 2000, p26 ), Rich Picture adalah Informasi gambar yang menjelaskan pengertian dari pelaku atau penggambar mengenai pemahaman situasi. Berdasarkan pengertian yang telah dijelaskan diatas dapat disimpulkan bahwa Rich Picture digunakan sebagai gambaran umum dari suatu proses bisnis perusahaan yang digambarkan untuk memudahkan pemahaman para pengguna dalam mengetahui proses bisnis yang sedang terjadi.
Gambar 2.9 Rich Picture
2.3 Kerangka Pikir Melakukan Wawancara dengan General Manager
Menganalisa proses bisnis dan kondisi perusahaan yang sedang berjalan
Dihasilkan usulan sistem dan inovasi serta proses bisnis yang baru.
Gambar 2.10 Kerangka Pikir
Mengumpulkan teori – teori Supply Chain Management dan teori yang berhubungan
Analisa dengan metode : - SWOT analysis - Porter 5 forces analysis - Value Chain Analysis - Gap Analysis - Root Cause Analysis