BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pengertian komik Komik seperti yang kita ketahui dan kita lihat di toko buku merupakan gabungan antara gambar dan tulisan baik narasi maupun dialog, yang dapat menyampaikan suatu cerita atau informasi. Dengan kata lain komik merupakan media visual
yang mengekspresikan suatu ide kepada
pembacanya. Dikutip
dari
Wikipedia,
komik
adalah
suatu
bentuk
seni
yang
menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita. Biasanya, komik dicetak di atas kertas dan dilengkapi dengan teks. Komik dapat diterbitkan dalam berbagai bentuk, mulai
dari
strip
dalam koran,
dimuat
dalam
majalah,
hingga
berbentuk buku tersendiri. Meskipun begitu, pada saat ini banyak komik yang sudah berbentuk digital sehingga tidak memerlukan media kertas. Sedangkan dalam buku Understanding Comics oleh Scott Mccloud, komik didefinisikan sebagai gambar-gambar serta lambang-lambang lain yang terjukstaposisi dalam turutan tertentu, untuk menyampaikan informasi dan/atau mencapai tanggapan estetis dari pembacanya. Yang dimaksud terjukstaposisi adalah gambar dan lambang tersebut diletakkan saling berdekatan atau bersebelahan. Gambar dan lambang tersebut disusun dalam turutan waktu dan mengirimkan suatu ide kepada pembaca sehingga mereka dapat menangkap maksud dari komik itu. Informasi yang disampaikan lewat komik tersebut menghasilkan respon estetik bagi pembacanya. Dengan kata lain komik merupakan media yang memuat berbagai kreasi yang direpresentasikan dalam bentuk visual. Will Eisner dalam bukunya yang berjudul Theory of Comics & Sequential Art mengatakan bahwa jalinan antara gambar-gambar dan kata-kata dalam komik menyajikan dimensi yang komunikatif yang memberikan pengalaman visual kepada pembacanya. Menurutnya, yang penting dari sebuah komik adalah bagaimana membuat pembaca dapat mengerti dan menangkap maksud dari komik sehingga berdampak emosional. 3
4 Ciri umum komik antara lain adalah memiliki panel, ilustrasi, balon kata, efek suara, dan narasi. Dengan ciri-ciri tersebut sudah dapat dibuat suatu ide yang dapat disampaikan kepada pembaca. Walaupun demikian, tidak semua ciri-ciri tersebut mutlak dimiliki dalam suatu komik, contohnya ada komik bisu yang tidak menggunakan dialog atau narasi sama sekali, tetapi pembaca tetap dapat menangkap ide/cerita dari komik tersebut melalui ilustrasi atau gambar pada komik tersebut. Umumnya komik menggunakan ilustrasi berbentuk kartun, meskipun ada komik yang menggunakan fotografi sebagai gambarnya. Komik tersebut disebut photonovel. Komik sendiri mempunyai berbagai bentuk, seperti: buku komik, komik strip, graphic novel, sampai kartun editorial pun dapat disebut komik.
2.1.2 Komik Indonesia Komik Indonesia memiliki sejarah yang panjang dan sudah berkembang bahkan sebelum perkembangan cerpen maupun bentuk prosa lainnya. Komikus Indonesia yang terkenal antara lain adalah R.A. Kosasih, Ganes TH, dan Jan Mintaraga. R.A. Kosasih yang dijuluki Bapak Komik Indonesia telah menghasilkan banyak karya secara konsisten. Beliau dapat membuat komik dari suatu kisah yang rumit menjadi jauh lebih mudah dimengerti dan lebih sederhana. Tema dari komik Indonesia pada awal kemunculannya banyak mengambil tema seputar cerita-cerita silat sehingga lebih mengutamakan gambar yang aktif dan dinamis. Perkembangan komik Indonesia sendiri tidak terlepas dari pengaruh budaya asing seperti dari Amerika maupun Jepang. Perkembangan komik indonesia diawali sekitar tahun 1930. Komik Indonesia telah dipublikasikan pada media Belanda dan juga pada koran Sin Po yang saat itu memuat komik tentang peranakan Tionghoa, Put On, oleh Kho Wan Gie. Pada tahun 1940, dikenallah R.A. Kosasih yang membuat berbagai komik superhero seperti Sri Asih yang bertema wanita super berbalut budaya lokal. Pada saat itu, penerbitan Indonesia memang dibanjiri oleh komik dari Amerika sehingga pembuatan komik lokal pun ikut terpengaruh oleh budaya asing. Pada perkembangan selanjutnya, komik Indonesia mulai memuat tema yang berbeda seperti kisah pewayangan dan cerita seputar kerajaan Indonesia. Pada
5 rentang 1960-1980, industri komik Indonesia memasuki era yang gemilang karena banyak terlahir komikus-komikus lokal yang menghasilkan karya yang populer di masyarakat. Komik yang dihasilkan anara lain: Godam (1970), Robot Penakluk (1972), Bocah Atlantis (1975), dan Sang Kolektor (1978). Beberapa komikus di Indonesia ternyata menyayangkan bahwa komik Indonesia kebanyakan meniru atau komik asing, baik dari ide, storytelling, maupun visual. Basuki Rahmat, komikus dari Purwokerto, mengatakan bahwa masih ada banyak hal yang bisa digali dari Indonesia untuk membuat komik, seperti ide cerita, penggambaran karakter, dan setting. Ia memang setuju bahwa komik luar atau Jepang memiliki nilai-nilai sosial dan edukasi, tetapi ia menambahkan bahwa banyak hal yang tidak dapat di-cover oleh style komik luar untuk menggambarkan hal-hal lokal secara utuh. Selain itu, Beng Rahadian, komikus dari Akademi Samali Jakarta, berpendapat tentang perbedaan antara mengimitasi dan terinspirasi. Ia berkata, “Terinspirasi mungkin tak apa sebagai proses pencarian diri. Namun jangan keenakan dan kelamaan, karena kalau seperti sekarang ini, kita sebenarnya sudah dalam taraf mengimitasi produk yang sudah jelas mapan, dan ini berbahaya.” Ia menambahkan bahwa jika terus menerus meniru maka proses kreatif tidak akan muncul. Komik Indonesia sebaiknya menggambarkan lokalitas dari alur cerita dan visualnya, sehingga dapat dikenali sebagai produk lokal. Elemen-elemen asing memang dapat menginspirasi, tetapi sebenarnya tetap dapat kembali diolah dengan menambahkan elemen-elemen lokal sehingga memiliki identitas sendiri dan tidak mengimitasi komik asing yang sudah terkenal.
2.1.3 Cerita Rakyat Indonesia memiliki banyak cerita rakyat yang berasal dari berbagai daerah. Walaupun hanya merupakan dongeng ataupun mitos semata, tetapi bila digali lebih dalam, maka cerita rakyat dapat mencerminkan kebudayaan dan peradaban suatu bangsa. Cerita rakyat sendiri banyak yang merupakan komedi yang jenaka, dan banyak pula yang menyampaikan kisah heroik dan menegangkan. Di balik semua itu, dapat dikatakan bahwa cerita rakyat mengandung nilai moral dan budi pekerti yang bisa dipetik oleh masyarakat.
6 Menurut Wikipedia, cerita rakyat adalah cerita rekaan dari zaman dahulu yang beredar dalam masyarakat, yang masih diceritakan atau diperdengarkan dan diturunkan dari satu generasi ke generasi lain secara lisan. Cerita rakyat Indonesia dipengaruhi oleh seni wayang dan teater, dan kemudian berkembang dari budaya lisan menjadi tertulis. Cerita rakyat dapat digolongkan menjadi tiga kategori yaitu mitos, legenda, dan dongeng: ● Mitos Mitos berasal dari kata mythos dari bahasa Yunani. Mitos merupakan cerita prosa rakyat yang menceritakan kisah di masa lampau. Mitos berhubungan erat dengan keyakinan masyarakat tempat mitos itu berada dan seringkali daianggap benar-benar terjadi. Mitos umumnya juga dikaitkan dengan hal-hal yang mistis dan gaib, seperti dewa, orang suci, dan sebagainya. Mitos umumnya disebarkan kepada masyarakat untuk menyampaikan pengalaman yang religius dan membentuk ajaran yang dianut masyarakat dengan nilai-nilai kearifan yang terkandung di dalamnya. Contoh mitos di Indonesia adalah Nyi Roro Kidul.
● Legenda Legenda, berasal dari bahasa Latin legere, merupakan cerita prosa rakyat mengenai cerita yang dianggap benar-benar terjadi, umumnya dikaitkan dengan asal usul pembentukan suatu tempat atau nama suatu daerah. Legenda yang disebarluaskan melalui mulut ke mulut akhirnya mengalami distorsi sehingga mengalami perubahan dari kisah aslinya dan juga tidak sedikit legenda yang memiliki beberapa versi berbeda. Legenda tidak terlepas dari hal-hal yang dianggap ajaib, akan tetapi ada hal yang membedakan legenda dengan mitos yaitu bahwa legenda tidak dianggap suci atau keramat seperti mitos. Contoh legenda di Indonesia adalah Tangkuban Perahu dan Danau Toba.
7 ● Dongeng Dongeng adalah kisah berasal dari imajinasi manusia dan merupakan kisah yang fiktif. Dongeng menceritakan fantasi yang umumnya ditujukan sebagai cerita hiburan untuk anak-anak. Walaupun demikian, dongeng tetap memiliki nilai moral dan pengetahuan tentang kehidupan manusia beserta interaksinya. Banyak dongeng yang juga telah mengalami modifikasi sehingga telah melenceng dari cerita
aslinya.
Dongeng
yang
menjadikan
binatang
sebagai
karakternya disebut fabel. Contoh dongeng Indonesia adalah Timun Mas, Bawang Putih Bawang Merah, dan Asal-Usul Api.
2.1.4 Suku Dayak dan Dayak Benuaq Cerita rakyat asal-usul api berasal dari Kalimantan Timur, khususnya berasal dari suku Dayak. Dayak adalah nama penghuni pedalaman yang mendiami Pulau Kalimantan (Brunei, Malaysia yang terdiri dari Sabah dan Serawak, serta Indonesia yang terdiri dari Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan). Suku bangsa Indonesia yang terdapat di Kalimantan dikelompokkan menjadi tiga, yaitu suku Banjar, suku Dayak, dan suku lainnya (non-Dayak dan non-Banjar). Hampir semua nama sebutan orang Dayak mempunyai arti sebagai sesuatu yang berhubungan dengan hulu atau sungai, terutama pada nama rumpun dan nama keluarganya. Suku
Dayak
dapat
dibagi
dalam
enam
rumpun
yakni rumpun
Klemantan, rumpun Iban, rumpun Apokayan (Dayak Kayan, Kenyah dan Bahau), rumpun
Murut, rumpun
Ot
Danum-Ngaju dan rumpun
Punan.
Namun secara ilmiah, para linguis membagi suku Dayak menjadi lima kelompok berdasarkan rumpun bahasa yang digunakan, yaitu Barito Raya, Dayak Barat, Borneo Utara, Sulawesi selatan, dan Melayik. Arti dari kata ‘Dayak’ itu sendiri masih bisa diperdebatkan. Commans (1987), menulis bahwa menurut sebagian pengarang, ‘Dayak’ berarti manusia, sementara pengarang lainnya menyatakan bahwa kata itu berarti pedalaman. Commans mengatakan bahwa arti yang paling tepat adalah orang yang tinggal di hulu sungai. Rumpun Iban menggunakan istilah Dayak
8 dengan arti manusia, sementara Dayak Benuaq mengartikannya sebagai hulu sungai. Mereka juga menyatakan bahwa sebagian orang mengklaim bahwa istilah Dayak menunjuk pada karakteristik personal tertentu yang diakui oleh orang-orang Kalimantan, yaitu kuat, gagah, berani dan ulet. Kisah asal-usul api secara spesifik berasal dari suku Dayak Benuaq. Korrie Layun Rampan pun dikenal sebagai salah satu sastrawan yang berasal dari Dayak Benuaq. Dayak Benuaq adalah salah satu anak suku Dayak di Kutai Barat, Kalimantan Timur. Dayak Benuaq termasuk dalam rumpun Dayak yang menggunakan bahasa Barito Raya, secara khusus menggunakan bahasa Barito Timur. Suku ini berasal dari rumpun Ot Danum. Benuaq sendiri berasal dari kata benua, yang berarti suatu wilayah/daerah teritori tertentu, seperti sebuah negeri. Sedangkan pengertian secara sempit berarti wilayah/daerah tempat tinggal sebuah kelompok/komunitas. Menurut cerita pula asal kata Benuaq merupakan sebutan oleh orang Kutai, yang membedakan dengan kelompok Dayak lainnya yang masih hidup nomaden. Orang
Benuaq
telah
meninggalkan
budaya
nomaden.
Sedangkan
kata Dayak menurut Bahasa yang digunakan suku Dayak Benuaq berasal dari kata Dayaq atau Dayauq yang berarti hulu. Dayak Benuaq memiliki adat yang cukup menarik, salah satunya yaitu prosesi adat kematian. Prosesi adat kematian ini dilakukan secara berjenjang. Jenjang ini menunjukkan makin membaiknya kehidupan roh orang yang meninggal di alam baka. Mereka percaya bahwa tingkat kehidupan orang yang sudah meninggal di alam baka akan berbeda tergantung dari tingkat upacara kematian yang dilaksanakan. Dayak benuaq tidak mengenal neraka, karena perbuatan-perbuatan jahat yang dilakukan akan langsung mendapat ganjaran saat mereka hidup, baik berupa tulah, kutukan, atau bencana. Hal ini menyebabkan mereka menjalani hidup sebaik-baiknya sesuai dengan adat. 2.1.5 Sejarah Korrie Layun Rampan Korrie Layun Rampan dilahirkan di Samarinda, Kalimantan Timur, 17 Agustus 1953. Ayahnya bernama Paulus Rampan dan ibunya bernama Martha Renihay Edau Rampan. Korrie telah menikah dengan Hernawati K.L. Rampan, S.Pd.
9 Tahun 1971, ia melanjutkan kuliahnya di Yogyakarta. Semasa kuliah, ia aktif dalam kegiatan sastra. Ia bergabung dengan Persada Studi Klub, sebuah klub sastra, yang diasuh penyair Umbu Landu Paranggi. Sebagai sastrawan, Korrie dikenal sebagai sastrawan yang kreatif. Berbagai karya telah ditulisnya, seperti novel, cerpen, puisi, cerita anak, dan esai. Ia juga menerjemahkan sekitar seratus judul buku cerita anak dan puluhan judul cerita pendek dari para penulis cerpen dunia, seperti Leo Tolstoy, Knut Hamsun, Anton Chekov, O'Henry, dan Luigi Pirandello. Sedangkan novel yang ia tulis antara lain Upacara dan Api Awan Asap meraih hadiah Sayembara Mengarang Roman Dewan Kesenian Jakarta, tahun 1996 dan 1998. Beberapa cerpen, esai, resensi buku, cerita film, dan karya jurnalistiknya mendapat hadiah dari berbagai sayembara. Beberapa cerita anak yang ditulisnya ada yang mendapat hadiah Yayasan Buku Utama, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yaitu Cuaca di Atas Gunung dan Lembah (1985) dan Manusia Langit (1997). Selain itu, sejumlah bukunya dijadikan bacaan utama dan referensi di tingkat SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi. 2.1.6 Survey Komik Indonesia memang kurang menarik di mata masyarakat dibandingkan komik luar seperti manga. Berikut hasil survey pada situs komikoo.com tentang alasan mengapa orang-orang kurang antusias membeli komik Indonesia : ● Penulis/ilustrator kurang terkenal
7%
56 suara
● Ceritanya kurang bagus
25%
208 suara
● Gambarnya kurang bagus/konsisten
17%
138 suara
● Isinya kurang mendidik
2%
19 suara
● Penerbitnya kurang terkenal
2%
18 suara
● Sukar ditemui di toko buku
25%
212 suara
● Memangnya ada komik Indonesia?
3%
36 suara
● Masyarakat kurang cinta produk lokal
19%
157 suara
(http://komikoo.com/poll/menurut-kamu-kenapa-orang-orang-kurangantusias-membeli-komik-indonesia, diakses tanggal 3 Maret 2014)
10 Hasil survey tersebut menunjukkan bahwa masalah terbesar dalah distribusi yang kurang meluas dan cerita yang kurang menarik. Kemudian disusul dengan fakta bahwa orang Indonesia memang kurang cinta produk lokal dan juga gambar/ilustrasi pada komik Indonesia dinilai yang kurang menarik dan konsisten. Berdasarkan hasil survey tersebut, ada poin-poin yang dapat diambil oleh desainer tentang bagaimana agar masyarakat Indonesia lebih tertarik untuk membaca komik lokal, terutama tentang pembuatan alur cerita yang menarik, yang dapat membuat pembacanya terbawa dalam cerita di dalamnya dan dengan plot yang tidak monoton dan mudah ditebak. Selain itu, pembuatan komik juga harus menyertakan gaya gambar yang bagus dan konsisten. 2.1.7 Target Pasar Demografi ● Jenis kelamin : Laki-laki dan perempuan ● Umur
: 11-18 tahun
● Ekonomi
: A dan B
Geografi Daerah yang dituju adalah kota-kota besar di Indonesia, terutama Jakarta Psikografi Hobi: membaca komik, membaca buku, main game, menonton film, menonton TV
2.2 Tinjauan Khusus 2.2.1 Teori Closure Menurut Scott Mccloud (Memahami Komik, 2001, p63), closure merupakan fenomena
mengamati
bagian-bagian,
tetapi
memandangnya
sebagai
keseluruhan. Pembaca komik tanpa disadari menganggap gambar yang terpotong dalam panel komik memiliki bagian-bagian yang utuh. Teori closure juga berlaku pada sela antara dua panel dalam komik. Kejadian dalam sela panel tersebut tidak digambarkan dalam komik, tetapi pembaca dapat menyimpulkan apa yang terjadi dalam sela panel tersebut. Closure dapat digunakan oleh pembuat komik untuk memberikan suatu kesan emosional kepada pembaca dan juga menstimulasi imajinasi pembaca.
11 Peralihan dari panel ke panel dibagi menjadi beberapa golongan : ● Waktu ke Waktu Peralihan ini memerlukan closure yang sangat sedikit karena antara panel-panel tersebut hanya terdapat jeda waktu yang sangat singkat. ● Aksi ke Aksi Peralihan panel ini menggambarkan aksi oleh satu subjek ke aksi selanjutnya. ● Subjek ke Subjek Peralihan sari satu subjek ke subjek yang berbeda tetapi masih dalam adegan atau gagasan yang sama. ● Adegan ke Adegan Peralihan ini memisahkan antara suatu adegan ke adegan yang berbeda yang terjadi dalam ruang dan waktu yang berbeda pula, sehingga pembaca harus memiliki pemikiran deduktif untuk dapat mengerti peralihan tersebut. ● Aspek ke Aspek Peralihan ini kebanyakan tidak mengenal waktu dan mengatur pandangan yang mengembara terhadap aspek tempat, gagasan, dan suasana hati yang berbeda. ● Non-sequitur Peralihan ini tidak menunjukkan hubungan logis antara panelnya.
2.2.2 Teori Waktu Scott Mccloud (Memahami Komik, 2001, p100) menyatakan bahwa waktu dan ruang adalah satu dan serupa dalam komik. Panel dalam komik berfungsi sebagai petunjuk umum untuk ruang/waktu yang terpisah. Dengan kata lain, satu panel hanya berisi satu ruang/waktu. Antara panel satu dengan panel berikutnya, tercipta ilusi waktu. Ilusi waktu yang terjadi tidak memiliki skala tetap. Panel satu dengan panel yang lain dapat memindahkan pembaca dari detik ke detik maupun dari tahun ke tahun. Rentang waktu dan dimensi ruang lebih dijelaskan oleh isi panel tersebut, bukan panel itu sendiri. Meskipun demikian ukuran panel tetap dapat mempengaruhi persepsi pembaca, dimana panel yang panjang akan terasa lebih lama dibandingkan panel yang pendek.
12 2.2.3 Teori Kombinasi Kata-Kata dan Gambar Teori ini menjelaskan tentang hubungan antara gambar dalam komik dan kata-kata yang dapat berupa narasi, efek suara, maupun percakapan atau pemikiran dalam balon kata. ● Khusus Kata-Kata Gambar hanya sebagai ilustrasi dan tidak banyak menambah makna, karena teks yang tertulis sudah sangat lengkap dan jelas. ● Khusus Gambar Kata-kata hanya sebagai tambahan karena gambar yang diberikan sudah sangat jelas. ● Khusus Duo Gambar dan teks menyampaikan pesan yang hampir sama tetapi sama penting. ● Bersimpangan Gambar dan teks meyampaikan pesan berbeda tetapi saling memperdalam atau memperkuat satu sama lain. ● Interdependen Gabungan teks dan gambar dimana keduanya tidak dapat berdiri sendiri. Keduanya dibutuhkan bersamaan untuk mengirimkan pesan yang utuh. ● Paralel Kata-kata dan gambar mengikuti alur yang berbeda tanpa saling bersimpangan. ● Montase Montase adalah dimana kata-kata merupakan bagian dari gambar.
2.2.4 Pemilihan Elemen Komik Dalam buku Making Comics, Scott Mccloud menyatakan bahwa pembuatan komik memerlukan suatu alur konstan dalam pemilihan elemen-elemen seperti dialog, komposisi, gesture, dan sebagainya. Langkah tersebut dibagi menjadi lima tipe: ● Pemilihan Momen Momen yang dipilih untuk digambarkan harus merupakan momen yang penting. Hal ini dilakukan agar komik dapat secara efektif
13 menyampaikan informasi kepada pembaca. Momen yang tidak penting untuk digambarkan sebaiknya dibuang. Momen yang dipilih juga harus dapat menyambungkan titik-titik cerita sehingga pembaca dapat mengerti jalannya cerita. Momen dapat diperpendek maupun diperpanjang tergantung pada situasinya. Momen yang panjang dapat digunakan sebagai emphasis dalam bercerita. ● Pemilihan Bingkai Pemilihan bingkai merupakan tahap untuk memilih bentuk panel dan sudut pandang. Di sinilah pembuat komik menentukan fokus yang akan disampaikan pada pembaca baik tempat dan posisi subjek. Establishing shot dibutuhkan agar pembaca dapat merasakan suasana tempat dan mengarahkan fokus pembaca. ● Pemilihan Gambar Tujuan tahap ini adalah untuk menentukan secara jelas karakter, objek, environment, dan simbol. Ekspresi dan bahasa tubuh karakter dibuat secara spesifik dan ekspresif sehingga dapat menimbulkan mood tertentu yang diinginkan. Anatomi dan perspektif berperan penting untuk karakter. Sedangkan environment yang dibuat harus dapat menunjukkan “dunia” secara detail dan sesuai dengan kebutuhan. ● Pemilihan Kata Pemilihan kata bertujuan untuk mengkomunikasikan ide, kata-kata dan suara secara jelas dan persuasif dalam kombinasi yang mulus dengan gambar. Gaya bahasa dan percakapan harus mendukung sifat dari karakter yang dibuat. Balon kata, efek suara, dan integrasinya dengan ilustrasi juga harus dipertimbangkan agar tidak mengganggu fokus gambar. Huruf yang digunakan umumnya bersifat kasual dan ditempatkan dengan tujuan memperlengkap ilustrasi. ● Pemilihan Flow Tahap ini bertujuan untuk memandu pembaca untuk membaca arus panel sesuai urutan yang diinginkan. Panel-panel dan elemen-elemen di dalamnya disusun sedemikian rupa untuk mengarahkan mata pembaca sesuai urutan konten.
14 2.2.5 Ilustrasi Ilustrasi berkaitan dengan karakter daan kepribadiannya serta environment tempat jalannya cerita. Scott Mccloud dalam bukunya Making Comics menjelaskan tentang tahapan-tahapan yang penting dalam mendesain karakter. Style ilustrasi yang digunakan akan lebih bersifat personal, tidak ada benar atau salah, dan sebagian besar proses desain bergantung pada style dan personal preference dari pembuat komik. Hal ini juga berlaku pada desain karakter. Beberapa karakter mungkin dirancang sejak awal, meski dalam tahap berikutnya karakter-karakter lain dapat berimprovisasi di tengah cerita. Kepribadian yang ditanamkan kepada karakter harus kuat, misalnya seperti membuat karakter yang mempunyai visi tertentu atau sejarah masa lalu yang menarik. Selanjutnya. bentuk fisik dan bahasa tubuh karakter yang unik dapat membuat karakter tersebut berkesan dan memorable bagi pembaca. Keunikan fisik karakter satu dan lainnya juga dapat memudahkan pembaca untuk mengingat karakter secara personal. Lingkungan dibangun berkaitan dengan karakter yang dibuat. Desain lingkungan hendaknya dapat mempengaruhi kelima indera, walaupun pembaca hanya menggunakan satu indera mata saja. Lingkungan yang dibuat komplementif dengan karakter dan harus dapat mendukung mood karakter. Posisi karakter dalam panel sangat berkaitan erat dengan lingkungan dimana karakter itu berada. Untuk panel close-up akan lebih berfokus pada karakter. Sedangkat untuk long shot akan environment akan lebih berperan banyak.
2.2.6 Warna Warna selalu menjadi daya tarik utama yang menyita perhatian. Teknologi perkembangan warna pertama kali dijajak tahun 1862, ketika ilmuwan fisika Skotlandia, Sit James Clerk-Maxwell, berhasil memilah 3 pokok warna aditif yaitu merah, hijau, dan biru yang ketika diproyeksikan bersama akan menghasilkan warna putih. Warna- warna dipilih berdasarkan kekuatannya dan kekontrasannya dengan warna lain. Dengan kata lain kepekatan suatu warna dalam halaman komik akan menimbulkan dampak emosional. Misalnya warna merah akan menimbulkan amarah, warna biru menimbulkan kesan sejuk. Kostum yang dikenakan karakter juga akan menjadi simbol bagi pembaca sehingga mereka mungkin dapat mengenali suatu tokoh karakter
15 hanya dari warna khas karakter saja. Warna dapat memainkan peran utama. Sifat warna dalam halaman komik diantaranya: ● Warna dapat mengekspresikan kekuatan suasana hati. Warna kelabu atau gelap biasanya menyimbolkan kesedihan atau suasana kelam. Warna cerah mengekspresikan suasana gembira. ● Sinar kontras dan bentuk dapat memperdalam makna. Warna kontras dapat dipakai untuk menguatkan suatu adegan, misalnya untuk mengajak pembaca menyimak pesan yang serius dan mendalam. ● Warna sebagai sensasi suasana lingkungan saat halaman komik menonjolkan environment.
2.2.7 Rangkuman Cerita Asal-Usul Api Cerita yang ditulis oleh Korrie Layun Rampan ini memiliki tujuan untuk membantu perkembangan jiwa anak terutama generasi muda. Beliau menyadari bahwa Indonesia kaya akan khazanah budaya yang tak terniali harganya. Dengan ragam bacaan milik bangsa sendiri akan menopang kematangan kaum muda. Asal-Usul Api merupakan cerita rakyat dari Kalimantan Timur yang diceritakan ulang oleh Korrie Layun Rampan. Cerita dalam buku ini terdiri dari 10 subbab: ● Ikan Bermulut Sabit Alkisah di Negeri Beremauq hidup seorang pemuda yang gagah berani bernama Kilip. Ia merupakan cucu dari Raja Datu, pemimpin negeri tersebut. Raja Datu sedang dalam kondisi yang kurang sehat. Suatu hari, Kilip pergi utnuk memancing. Dengan susah payah akhirnya ia berhasil memancing seekor ikan yang memberikan perlawanan yang sengit. Ikan itu memiliki sisik yang indah dan mulut bagaikan sabit. Ikan ajaib yang dapat berbicara itu meminta Kilip untuk membuat delapan masakan dengan memasaknya. ● Negeri Tenukng Beremauq Diceritakan bahwa Raja Datu merupakan raja yang hebat sehingga negeri itu bernar-benar makmur. Raja Datu kemudian meminta Kilip untuk menggantikannya saat ia meninggal. Sementara itu, terjadi kegemparan di masyarakat setelah mengetahui keberadaan ikan ajaib tersebut. Akhirnya Raja Datu meninggal setelah menyantap delapan
16 masakan ikan itu dan Kilip mempersiapkan upacara pemadaman api untuk kakeknya agar terhindar dari kutukan orang mati. ● Upacara Pemadaman Api Kematian Raja Datu yang terlalu dini membuat seluruh rakyat besedih. Musik bergema, seluruh rakyat berkumpul untuk upacara kematian sang raja. Upacara tersebut dipimpin oleh seorang dukun kematian. Di tengah upacara kematian, ada seorang yang kaya raya merasa bosan dengan kehidupan sehingga ia meminta sang dukun untuk mengirimnya ke dunia orang mati. Pada akhirnya upacara pemadaman api dijalankan. Pelita damar yang menyala ditiup oleh Kilip. Tetapi ia telah membuat kesalahan karena seharusnya ia menyalakan lilin-lilin terlebih dahulu sebelum meniup pelita damar. Pelita damar yang merupakan sumber api sudah terlanjur ditiup sehingga negeri itu kehilangan api. ● Makan Makanan yang Dijemur di Terik Matahari Sejak saat itu, seluruh rakyat hidup sengsara karena hanya bisa makan makanan mentah, kedinginan dan kegelapan di malam hari. Mereka menyalahkan kecerobohan Kilip. Kilip pun berkelana untuk mencari sumber api. ● Menguikuti Jejak Rusa Ia sampai di suatu ladang dan ia menemukan jejak rusa. Ia mengikuti jejak itu menmbus hutan hingga ia menemukan gua. Di ujung gua, ia menemukan sebuah rumah dan bertanya diaman ia bisa mendapatkan api. Penghuni rumah itu menjawab bahwa ada lautan api yang disebut Apui Apiq. ● Petunjuk asal-usul api Diceritakan bahwa beberapa lama setelah dunia ini dijadikan, persediaan api di dunia telah dibagi rata. Ada seorang bernama Terokok Udok. Ia berseteru dengan Kakah Singkar Oloq, kemudian Terokok Udok berkelahi dengannya dan mencuri kayu api Singkar Oloq. Tidak diduga kayu api itu sangat panas sehingga ia memberikan kayu api itu kepada teman-temannya Kemudian ia berlari ke laut untuk memadamkan api tersebut, tetapi tubuhnya berubah menjadi lautan api yang luas disebut Apui Apiq.
17 ● Memasang Jerat Kilip masih berkelana menuju sumber api. Ia kemudian memasang jerat untuk menangkap mangsa. Tidak diduga, Kilip menjerat seekor tikus raksasa. Ia membuat persetujuan dengan tikus itu, ia akan melepaskan tikus tersebut jika sang tikus mau membantunay mengambil api di sumbernya. Ia lalu mengikatkan 8 suluh ke ekor tikus itu sebagai alat untuk membawa api. ● Mengumpulkan Binatang Karena sang tikus tidak juga kembali, maka Kilip pun memutuskan untuk mengutus binatang-binatang lain yang berani untuk mencari api, diantaranya burung kutinjau, kutilang, elang dan beruang. Kilip juga memberikan suluh kepada masing-masing binatang. ● Laporan Pencari Api Akhirnya burung kutinjau kembali dan melaporkan bahwa suluhnya habis terbakar, bulu dan kaki burung itu terbakar parah. Nasib sama juga dialami burung kutilang, elang, dan beruang. Kilip sedih tetapi tetap menghargai mereka dan memberikan upah berupa makanan. ● Tempat-tempat Api Setelah hampir kehilangan harapan, sang tikus raksasa muncul. Ia tidak membawa api tetapi sang tikus berkata bahwa ia meninggalkan suluh itu satu persatu sebelum habis terbakar pada pohon meranti, pohon rotan, batu, dan besi yang ia lewati dalam perjalanannya. Sang tikus memerintahkan Kilip untuk menggosokkan rotan ke batang meranti, dan menggesekkan batu ke besi. Kilip pun terperangah setelah ia berhasil membuat api dengan cara tersebut. Akhirnya negeri itu kembali makmur.
2.2.8 SWOT Strength ● Komik ini menyajikan kisah sejarah dengan visual yang menarik ● Komik ini selain sebagai media entertainment sekaligus memberikan pesan moral yang baik dan mendidik melalui cerita rakyat
18 ● Mengangkat nilai-nilai lokal baik dari segi cerita maupun visual sehingga mencerminkan identitas bangsa ● Memiliki kisah yang unik dan masih jarang diketahui masyarakat Weakness ● Komik asing seperti manga lebih diminati baik dari segi cerita maupun dari segi grafis ● Komik asing lebih populer dan lebih menjual dibandingkan komik lokal Opportunity ● Komik ini mengingatkan bahwa bangsa Indonesia memiliki banyak sekali cerita rakyat dengan kisah-kisah yang menarik ● Meningkatkan ketertarikan masyarakat terhadap komik lokal Threat ● Ketidakpedulian masyarakat akan pelestarian sejarah dan kebudayaan Indonesia. ● Minimnya dukungan terhadap komik buatan Indonesia di tengah gencarnya pemasaran komik asing