9
BAB 2 LANDASAN TEORI
Untuk memperoleh informasi tentang potensi wilayah yang akurat, diperlukan suatu sistem informasi yang tepat dan terarah. Suatu sistem informasi dapat dikategorikan tepat dan terarah jika benar-benar mengikuti kaidah dan karakteristik sistem. Agar sistem yang dibuat dapat berfungsi dengan baik, maka perlu memperhatikan pendapat dari beberapa ahli mengenai sistem.
2.1 Pengertian Sistem Sistem digunakan untuk mendeskripsikan banyak hal, khususnya untuk aktifitasaktifitas yang diperlukan untuk pemrosesan data. Sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan objek, ide, berikut saling keterhubungannya (inter-relasi) dalam mencapai tujuan atau sasaran bersama. Definisi ini menggunakan pendekatan sistem yang lebih menekankan pada komponen atau elemen sistem. Pendapat senada mengenai pendekatan sistem dari komponen-komponennya juga diungkapkan dari beberapa ahli berikut ini :
Menurut O’Brien (2003, p8) sistem adalah sekumpulan komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu dengan menerima masukan dan menghasilkan keluaran melalui proses transformasi yang terorganisasi. Pendapat O’Brien lebih menekankan sistem pada keterkaitan atau hubungan elemen-elemen sistem dan proses yang terjadi dalam elemen-elemennya
10 untuk memungkinkan terjadinya suatu keluaran. Sistem menurut O’Brien itu tampak lebih dapat berinteraksi dengan lingkungannya.
Sedangkan menurut Mcleod (2001, p14), sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama guna mencapai suatu tujuan. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sekumpulan komponen yang
saling bekerja sama dengan menerima masukan dan menghasilkan keluaran dengan proses yang terorganisasi untuk mencapai tujuan yang sama. Pada SIG yang ingin dirancang, dapat dikatakan bahwa sistem informasi berbasiskan geografis itu merupakan suatu sistem yang terdiri dari komponen-komponen berupa peta, teks, basis data, prosedur proses dan lain-lain, yang saling bekerja sama untuk menampilkan tujuan, yakni informasi yang dibutuhkan pengguna.
Gambar 2.1 Model Konsepsual dari Sistem
11 Pada gambar ilustrasi diatas komponen-komponen sistem disimbolkan sebagai karakter A, B, C, hingga I. Hubungan yang terjadi diantara masing-masing komponen dipresentasikan oleh garis-garis yang bersangkutan. Simbol (bentuk gambar) yang sama menggambarkan keterkaitan yang unik diantara suatu komponen dengan komponen yang lainnya, subsistem. Agar sistem yang dibuat tidak menyimpang dari tujuan dan fungsinya sendiri, maka diperlukan suatu batasan sistem. Batasan yang dimaksud adalah suatu karakteristik umum sistem (Jogiyanto, 1991, p4-5) yang harus dipenuhi oleh suatu sistem. Karakteristik sistem tersebut adalah sebagai berikut : 1.
Komponen Sistem terdiri dari sejumlah komponen berupa subsistem atau elemen sistem yang
melaksanakan suatu fungsi atau tugas tertentu, dapat saling berinteraksi, dan bekerja sama dalam satu kesatuan untuk mencapai tujuan sistem keseluruhan. 2.
Batas Sistem Batasannya adalah daerah yang membatasi suatu sistem dengan sistem lainnya
atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini menunjukkan ruang lingkup sistem itu sendiri. 3.
Lingkungan Luar Sistem Segala sesuatu yang berada di luar batas atau ruang lingkup sistem yang turut
mempengaruhi kerja sistem.
12 4.
Penghubung Sistem Suatu media yang menghubungkan antar elemen atau sub sistem dalam suatu
sistem. Melalui penghubung ini dimungkinkan pengiriman masukan atau keluaran dari satu sub sistem ke sub sistem lainnya. Hubungan antar sub sistem melalui penghubung ini mengakibatkan adanya kesatuan antar elemen dalam suatu sistem. 5.
Masukan ke Sistem Segala sesuatu yang diperlukan oleh suatu sistem untuk diproses, sehingga sistem
dapat beroperasi atau mendapatkan hasil yang diharapkan. 6.
Pengolah Sistem Suatu unit yang mengubah sesuatu berupa masukan ke sistem menjadi suatu
keluaran melalui suatu proses atau prosedur tertentu. 7.
Keluaran dari Sistem Hasil yang diharapkan, yang berasal dari masukan yang telah diproses. Hasil itu
dapat berupa hasil akhir yang diinginkan ataupun menjadi masukan sub sistem lain untuk diproses. 8.
Sasaran atau Tujuan Sistem Sesuatu yang menentukan masukan, alur, dan keluaran dari suatu sistem. Tercapai
atau tidaknya tujuan dapat dilihat dari keluaran yang dihasilkan. Untuk itu perlu masukan dan proses yang tepat agar keluaran yang dihasilkan dapat mengenai sasaran.
13 2.2 Pengertian Informasi Ada beberapa definisi dari informasi, diantaranya adalah menurut O’Brien (2003, p13), informasi adalah data yang telah dikonversikan menjadi bentuk yang memiliki arti dan berguna dalam konteks tertentu bagi para pemakainya. Definisi menurut Turban (2001, p15) adalah sekumpulan data yang telah diorganisasikan kedalam bentuk yang berguna. Menurut Turban adalah fakta atau deskripsi dari hal kejadian atau kegiatan dari transaksi yang disimpan kemudian dikelompokkan. Definisi menurut McLeod (2001, p12) adalah data yang telah diproses, atau data yang telah memiliki arti. Dari pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan hasil dari pengolahan data dalam suatu sistem, yang bermanfaat bagi penerimanya, sehingga dapat digunakan untuk bertindak atau mengambil keputusan sesuai dengan konteks informasi yang diterima dan tujuan sistem. Namun, sebelum bertindak atau mengambil keputusan, seseorang harus mengetahui kualitas informasi yang diterimanya. Menurut McLeod (2001, p148) nilai suatu informasi ditentukan oleh :
Relavansi Informasi harus bermanfaat bagi pemakainya dan berkaitan langsung dengan
permasalahannya yang ada.
14
Keakuratan Informasi harus bebas dari kesalahan yang menyesatkan dan harus mencerminkan
maksud yang dikandungnya. Idealnya semua informasi harus akurat.
Ketepatan Waktu Informasi yang didapatkan harus sesuai dengan saat kebutuhannya. Informasi tidak
boleh terlambat diterima, bahkan informasi harus tersedia bagi pemecahan masalah sebelum situasi yang kritis menjadi tidak terkendali.
Kelengkapan Informasi yang disampaikan pada penerima atau pengguna harus menyajikan
gambaran lengkap dari suatu permasalahan atau penyelesaian.
2.3 Pengertian Sistem Informasi Semua organisasi pasti memiliki sistem informasi. Sistem informasi adalah suatu pengaturan orang-orang, data, proses, komunikasi, dan teknologi informasi yang saling berhubungan untuk mendukung dan meningkatkan operasi sehari-hari di dalam bisnis, seperti memberi dukungan pemecahan masalah dan kebutuhan keputusan manajemen dan para pemakai. Ada beberapa definisi yang berbeda dari sistem informasi menurut para ahli :
15
Menurut O’Brien (2004, p14), sistem informasi adalah kombinasi yang terdiri dari orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komputer, dan sumber data yang dapat mengumpulkan, mengubah, dan mendistribusikan informasi.
Menurut Turban (2001, p15), sistem informasi adalah mengumpulkan, mengolah, menyimpan dan menganalisis informasi untuk tujuan tertentu yang terdiri dari masukan (data, instruksi) dan keluaran ( laporan, hasil perhitungan).
Menurut Laundon (2002, p7), sistem informasi adalah komponen yang saling berhubungan, yang mengumpulkan atau menampilkan, memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk mendukung proses pengambilan keputusan, koordinasi dan kontrol didalam organisasi. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa sistem informasi mengolah masukan dan menghasilkan keluaran yang berguna bagi pengguna. Dari teori-teori tersebut, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah sistem
yang berguna untuk menghasilkan informasi dari data yang tersedia, dan digunakan untuk mendukung tindakan dan mengambil keputusan. Sistem informasi yang baik harus dapat menyediakan pemrosesan transaksi yang cepat dan
tepat, komunikasi cepat,
mengurangi informasi yang berlebihan, dapat melampaui hambatan, menyediakan dukungan dalam pengambilan keputusan dan kompetetif (O’Brien, 2002, p18).
16 2.4
Sistem Informasi Geografi (SIG) Informasi mengenai permukaan bumi sejak zaman purba hingga kini dapat kita
temukan dalam peta yang terbuat mulai dari kulit hewan hingga kertas. Berdasarkan isi informasi suatu peta, kita dapat menggolongkan menjadi : 1)
Peta umum, peta yang menggambarkan topologi suatu daerah ataupun batas-batas administratif suatu wilayah atau negara, dan
2)
Peta tematik, peta yang khusus menampilkan distribusi keruangan seperti geologi, geomorfologi, tanah, vegetasi, atau sumber daya lahan. Peta dapat berisi tentang informasi permukaan bumi atau distribusi sosial ekonomi
masyarakat. Informasi tersebut harus mengacu ke bumi, artinya menggunakan data acuan berupa koordinat bumi yang menggunakan sistem bujur atau lintang atau sistem UTM (Universal Transverse Mercator). Semakin lama, informasi yang ingin ditampilkan pada peta konvensional makin berkembang dan butuh manipulasi data yang besar. Berdasarkan kebutuhan itu, maka SIG dirancang menggunakan komputer. SIG dapat menampung kebutuhan informasi yang tidak mampu disajikan oleh peta konvensional bagi para pemakai di segala bidang usaha.
2.4.1 Pengertian Geografi Menurut kurikulum 1994, geografis berasal dari kata “Geographia” yang diambil dari bahasa Yunani. “Geographia” sendiri berasal dari dua kata yaitu “Geo” yang berarti
17 bumi dan “Graphein” yang berarti mencitrakan sesuatu atau melukiskan. Jadi, secara harfiah Geografis artinya ilmu yang mempelajari pencitraan dan penggambaran bumi. Dari sudut pandang ilmu, geografis merupakan segala sesuatu yang terkait dengan keruangan bumi. Produk akhir geografis adalah wilayah-wilayah sebagai suatu perwujudan dari persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan dari sesuatu yang terdapat di permukaan bumi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 1997, secara harfiah geografis adalah ilmu tentang permukaan bumi, iklim, penduduk, flora, fauna, serta hasil yang diperoleh dari bumi. Sedangkan kata geografis artinya adalah segala sesuatu yang bersangkut paut dengan geografi.
2.4.2 Pengertian Sistem Informasi Geografis ( SIG ) Pada dasarnya, istilah sistem informasi geografis merupakan gabungan dari ketiga unsur pokok : sistem, informasi dan geografis. Dengan demikian, pengertian terhadap ketiga unsur pokok ini akan sangat membantu dalam memahami SIG. Dengan melihat unsur pokoknya, maka jelas SIG merupakan salah satu sistem informasi dengan tambahan unsur “Geografis”. Atau SIG merupakan suatu sistem yang menekankan pada unsur “informasi geografis”. Istilah “informasi geografis” mengandung pengertian informasi mengenai tempattempat yang terletak di permukaan bumi, pengetahuan mengenai posisi dimana suatu
18 objek terletak di permukaan bumi, dan informasi mengenai keterangan-keterangan atau atribut yang terdapat di permukaan bumi yang posisinya diberikan atau diketahui. Dengan memperhatikan pengertian sistem informasi, maka SIG merupakan kesatuan formal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik dan logika yang berkenaan dengan objek-objek yang terdapat dipermukaan bumi. Jadi, SIG merupakan sejenis perangkat lunak yang dapat digunakan untuk pemasukan, penyimpanan, manipulasi, menampilkan, dan keluaran informasi geografis menurut atribut-atributnya. Definisi SIG selalu berkembang, bertambah dan bervariasi. Hal ini terlihat dari banyaknya definisi SIG yang telah beredar. Selain itu SIG juga merupakan suatu bidang kajian ilmu dan teknologi yang relatif baru, digunakan oleh berbagai bidang disiplin ilmu, dan berkembang dengan cepat. Berikut beberapa definisi SIG :
Menurut Heywood (2002, p12), digunakan
untuk
memberi
juga didefiniskan secara singkat SIG dapat
nilai,
dengan
melakukan
pengaturan
dan
memperlihatkan data secara tepat, menggabungkannya dengan data lain, melakukan analisis terhadap data, dan menghasilkan data baru yang berguna, pada gilirannya SIG dapat membantu untuk berguna dalam pengambilan keputusan.
SIG adalah kombinasi perangkat lunak dan perangkat keras komputer yang memungkinkan untuk mengelola, menganalisa, memetakan informasi spasial berikut data atributnya (data deskriptif) dengan akurasi kartografi (Prahasta, 2005, p54) Jadi kesimpulan dari kedua pengertian di atas, SIG adalah sistem yang berbasiskan
komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi
19 geografi. SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objekobjek dan fenomena dimana lokasi geografi merupakan karakteristik yang penting atau kritis untuk dianalisis. Dengan demikian, SIG merupakan suatu sistem yang terkomputerisasi yang mampu menyimpan, mengolah, menampilkan, dan memperoleh data sedemikan rupa sehingga dapat menghasilkan informasi yang dapat dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan. Namun, secara teknis SIG berhubungan dengan peta digital yang disimpan pada basis data. Di dalam basis data itu, selain terdapat peta digital, yang dapat memvisualisasikan dunia nyata, ada pula atribut data dari peta tersebut. Atribut tersebut terdiri dari kumpulan karakteristik objek pada peta beserta informasi yang dikandungnya dan informasi hubungan antar objek dalam peta, misal batas propinsi, persimpangan jalan, dan lain-lain. Hubungan antar data geometris atau peta dengan data atribut dapat dijelaskan sebagai berikut :
Peta dapat mewakili data atribut objek dengan suatu simbol grafis tertentu, yang dapat ditampilkan secara bersama-sama. Misal simbol rumah, jalan, area wilayah, dan sebagainya.
Data atribut suatu objek dalam peta dapat ditampilkan, hanya dengan memilih simbol grafis yang mewakili objek tersebut pada layar dengan bantuan mouse atau pointer.
20 2.4.3 Komponen SIG Pelaksana SIG bertanggung jawab atas proses manajemen dan analisis data agar dapat dilakukan dengan baik serta aspek-aspek data dari perangkat keras dan perangkat lunak juga harus dipenuhi. Ada 4 komponen dalam SIG, yaitu : 1.
Komponen Perangkat Keras SIG Perangkat keras dalam SIG digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data
melalui proses digitasi peta, menyimpan, memproses data dan peta, serta menampilkan hasil analisis atau masukan. Pada saat ini SIG tersedia juga untuk berbagai platform perangkat keras mulai dari PC desktop, workstations, hingga multiuser host yang dapat digunakan oleh banyak orang secara bersamaan dalam jaringan komputer yang luas. Hubungan antar perangkat keras SIG dapat dilihat pada gambar 2.2.
Media Penyimpanan
Alat Manipulasi
Pita Magnetis
Komputer
Hard Disk
Monitor
Floopy Disk
Mouse Tablet
Alat Masukan Data Digitiser
Alat untuk menampilkan
Scanner
Ploter
Komputer Monitor
Monitor Printer
Ploter Stereo
Komputer
Theodolite Satelit
Gambar 2.2 Hubungan Antar Perangakat Keras
21 Perbedaan perangkat keras yang mendukung analisis geografi dan pemetaan terletak pada kecendrungan memerlukan perangkat tambahan yang dapat mendukung presentasi grafik dengan resolusi dan kecepatan yang tinggi, dan mendukung operasioperasi basis data yang cepat dengan volume data yang besar. Perangkat keras ini pada umumnya mencakup : 1.
CPU (Central Processing Unit) Bagian dari sistem komputer yang bertindak sebagai tempat untuk pemrosesan semua instruksi dan program. CPU juga mengendalikan seluruh operasi yang ada didalam lingkungan sistem komputer yang bersangkutan.
2.
RAM Bagian ini digunakan oleh CPU untuk menyimpan (sementara) semua data dan program yang dimasukkan melalui input device baik untuk jangka waktu yang panjang maupun pendek.
3.
Storage Perangkat ini merupakan tempat penyimpanan data secara permanen atau semi permanen (temporary). Dibandingkan dengan RAM, akses pada storage ini agak lambat. Contoh dari perangkat ini seperti : Hardisk, disket, CDROM, dan sangat bervariasi.
4.
Perangkat input dan output data Scanner Alat input yang mengkonversikan peta kertas menjadi peta digital, data dideteksi dengan cahaya. Digitizer Mengkonversikan peta digital menjadi peta digital berbasis vektor.
22 Keyboard Alat untuk menginput data kedalam file. Plotter Alat dengan kemampuan dalam mencetak peta vektor
Gambar 2.3 Komponen Hardware Peta kertas dikonversikan menjadi peta digital raster melalui scanner, kemudian disimpan kedalam memory. Peta digital dikonversikan kembali menjadi peta digital oleh digitizer, proses ini disebut digitasi. Proses digitasi ini dilengkapi dengan data atributnya dan menginputnya melalui keyboard. Kemudian Display Monitor digunakan untuk menampilkan data dan berguna untuk berinterkasi dengan user.
2.
Komponen Perangkat Lunak SIG Pada sistem komputer modern, perangkat lunak yang digunakan tidak dapat berdiri
sendiri, tetapi terdiri dari beberapa layer. Model layer ini terdiri dari sistem operasi, program-program pendukung sistem-sistem khusus (special system utilities), dan
23 perangkat lunak aplikasi. Special system utilities dan perangkat lunak aplikasi yang digunakan untuk menjalankan tugas-tugas seperti menampilkan atau mencetak peta, mengakses program-program sistem operasi untuk mengeksekusi fungsi-fungsinya. Special system utilities dan program-program pendukungnya terdiri dari compiler bahasa pemograman (seperti Assembler, Fortran, C, C++ ), device driver ( mendukung input dan output driver seperti scanner, plotter, digitizer, printer ), utility untuk backup data. Pemilihan perangkat lunak SIG sangat bergantung pada sejumlah faktor, termasuk tujuan-tujuan aplikasi, biaya pembelian dan pemeliharaan, kesiapan dan kemampuan personil-personil pengguna dan agen perangkat lunak yang bersangkutan. Dalam software SIG, terdapat 5 teknik dasar yaitu : 1)
Input dan verifikasi data Mencakup masukan data dari peta, observasi lapangan, mengkonversi data dari bentk awal menjadi bentuk digital yang dapat digunakan pada SIG.
2)
Manajemen data Merupakan sekumpulan data yang saling berhubungan. Sekumpulan data ini disebut
database.
pengorganisasian,
Kegiatan dan
manajemen
pencarian
kembali
data data
mencakup
penyimpanan,
menggunakan
Database
Menagement Systems (DBMS). 3)
Keluaran data dan presentasi Merupakan cara data ditampilkan dan bagaimana hasil analisis dilaporkan pada user, mulai dari penyajian data dalam bentuk cetakan maupun bentuk digital. Data direpresentasikan sebagai peta, tabel, maupun statistik (grafik maupun diagram).
24 4)
Transformasi data Merupakan proses mengubah atau mengkoreksi kesalahan sistematik akibat proses digitasi, menghilangkan kesalahan pada data untuk menjaga data agar yang ditampilkan adalah data terkini atau untuk menghubungkan datadengan data lainnya.
5)
Interaksi dengan user Interaksi dalam
sistem SIG ditujukan untuk memudahkan untuk menerima
pertanyaan dan menyajikan jawaban atas pertanyaan user. Semua teknik dasar tersebut ditampilkan dalam gambar 2.4.
Masukan Data
Query Masukan
Basis data Geografis
Penampilan data
Proses
Gambar 2.4 Komponen Perangkat Lunak Dalam SIG
3.
Sumber Daya Manusia Menurut Bernhardsen (1992, p228), sumber daya manusia berguna untuk
mendefinisikan proses produksi, menentukan sistem berkas/file, mendeskripsikan data, menentukan aliran data, komunikasi antar proses, otorisasi pengguna, menentukan cara menentukan pemrosesan dan pemeliharaan data.
25 4.
Data Data merupakan salah satu komponen yang penting dalam SIG. Data ini diperoleh
dengan mengintegrasikan data spasial dengan sumber-sumber data lainnya (data non spasial).
2.4.4 Sumber Data SIG Menurut Turban (2003, p355) secara umum, data yang digunakan dalam suatu sistem apapun tak terkecuali dalam SIG harus memenuhi kualitas data dari segi kebenaran, kelengkapan dan ketepaduan data yang dapat dilihat dari berbagai aspek ketepatan, keamanan, keterkaitan, keterbaruan, kelengkapan, kehandalan. Sistem informasi geografi juga memerlukan data masukan agar dapat berfungsi dan memberikan informasi lain hasil analisisnya. Data masukan tersebut dapat diperoleh dari 3 sumber, yaitu: a)
Data lapangan adalah data yang diperoleh melalui pengukuran langsung di lapangan. Untuk mendapatkan data ini, dilakukan survei, pengambilan sample, wawancara, dan sebagainya. Jenis data yang diperoleh dapat dikategorikan sebagai data primer, karena memperolehnya langsung dari subjek dan menggunakan alat yang tepat dan dapat dipercaya.
b)
Data peta adalah data dari peta analog yang sudah dikonversi atau diubah dan direkam dalam bentuk peta digital. Data peta yang sudah direkam tersebut siap digunakan dalam SIG.
c)
Data peta citra pengindraan jarak jauh adalah data yang didapatkan dari citra penginderaan jarak jauh berupa foto udara atau satelit. Foto udara tidak dapat langsung digunakan, sebab harus diinterpretasikan dahulu arti objek-objek yang
26 berada di dalam foto tersebut, setelah itu baru dapat dikonversikan ke dalam bentuk digital. Ini berbeda dengan hasil citra satelit yang sudah dalam bentuk digital, sehingga sudah dapat langsung digunakan.
2.4.5 Manajemen Data Manajemen data atau peta adalah suatu teknik yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil, memanipulasi, dan menganalisa data. Kegiatan manajemen data meliputi : 1)
Menyediakan data/peta Awalnya peta yang disediakan berupa peta dasar yang berisi area wilayah dan
batas-batasnya, jalan, rumah dan sebagainya ataupun peta tematik yang sudah ada, misal peta batas kelurahan. Setelah itu menentukan hal apa saja yang akan ditampilkan dalam SIG tersebut serta menentukan klasifikasi penentuan area dalam peta yang akan digunakan. 2)
Membuat peta digital Peta tematik atau peta dasar yang sudah terbentuk digital tidak perlu dikonversi,
tetapi yang masih dalam bentuk analog, perlu dikonversi ke dalam format vektor atau raster. Untuk membuat peta digital digunakan salah satu dari perangkat keras pendukung SIG yang telah dijelaskan sebelumnya. 3)
Menentukan struktur data Setelah data geometri berupa vektor atau piksel direkam ke dalam suatu sistem
koordinat tertentu, selanjutnya menyimpan atribut data yang dikandung data geometris tersebut ke dalam basis data SIG.
27 4)
Manipulasi data Data yang telah disimpan sebagai berkas/file dalam basis data, dapat digunakan
untuk memanipulasi dan analisis. Manipulasi dapat dilakukan pada peta atau data atribut. Metodenya biasanya dilakukan dengan metode “tumpang susun” (overlay), sedangkan untuk manipulasi data dengan menggunakan operasi aritmatika atau logika, yang mana keduanya dapat dilakukan dengan bantuan perangkat lunak komputer. 5)
Menampilkan data Data dan peta yang telah dimanipulasi dan disimpan dapat ditampilkan ke bentuk
visual dengan peralatan keluaran dan bantuan perangkat lunak komputer.
2.4.6 Jenis Data SIG Data yang digunakan dalam SIG dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu data spasial/peta/geometri dan data atribut/keterangan/non-spasial yang saling melengkapi. Perbedaan di antara dua jenis data tersebut adalah sebagai berikut : 1.
Data Atribut Data atribut adalah data yang mendeskripsikan karakteristik/fenomena yang
dikandung pada satu objek data dalam peta dan tidak mempunyai hubungan dengan posisi geografis. Contohnya, data atribut sebuah danau berupa kedalaman, kualitas air, habitat, komposisi kimia, konfigurasi biologis, dll. Atribut dapat dideskripsikan secara kualitatif dan kuantitatif. Pada pendeskripsian secara kualitatif, kita mendeskripsikan tipe, klasifikasi, label suatu objek agar dapat dikenal dan dibedakan dengan objek yang lain, misal rumah sakit, hotel, dan sebagainya. Bila dilakukan secara kuantitatif, data objek dapat diukur/dinilai berdasarkan skala
28 ordinal/tingkatan, interval/selang, dan ratio/perbandingan dari suatu titik tertentu. Contohnya, populasi danau 3-5 ekor ikan, dan sebagainya. 2.
Data Spasial Data spasial adalah data sistem informasi yang terpaut pada dimensi ruang, dapat
digambarkan dengan berbagai komponen data spasial. Komponen tersebut terdiri atas : a)
Titik Titik merupakan penggambaran grafis yang sederhana dari sebuah objek. Titik
tidak mempunyai dimensi, tetapi dapat dikenali di layar atau tampilan dengan bentuk simbol. Titik dapat mewakili objek tertentu berdasarkan skala yang ditentukan, misal sudut-sudut bangunan, atau suatu gedung pada peta yang berskala besar. b)
Garis Garis menghubungkan sedikitnya dua titik dan digunakan untuk menggambarkan
objek yang dapat ditampilkan pada satu dimensi. Contohnya kabel listrik, jalan, sungai, ataupun suatu area pada peta berskala besar. c)
Poligon Poligon atau area digunakan untuk menggambarkan objek yang mempunyai dua
dimensi. Suatu area dinyatakan sedikitnya dengan tiga buah garis yang dihubungkan dan membentuk kurva tertutup. Objek di bumi kadang-kadang digambarkan sebagai kumpulan bujursangkar atau persegi panjang kecil-kecil yang membentuk suatu area tertentu. Penggambaran itu dinamakan grid atau sel. Contohnya populasi penduduk, wilayah kabupaten atau kota, lahan, dan lain-lain.
29 Komponen data spasial ditampilkan dalam gambar 2.5.
titik garis string
poligon / area
sel raster / piksel
Gambar 2.5 Komponen Data spasial Data spasial mempunyai beberapa unsur pokok yang menjadi ciri-cirinya (Paryono, 1994, p7), yaitu : a)
Atribut, merupakan ciri dasar suatu objek, yang memberikan nama, label, jenis objek pada peta.
b)
Lokasi keruangan, yang berhubungan dengan tempat dan kedudukan suatu objek dalam ruang tertentu berdasarkan letak objek yang menjadi patokan. Hubungan antar dua objek yang mungkin terjadi adalah : bagian dari, terdiri dari, terdapat pada, dan batas dari.
c)
Posisi geografis, merupakan letak objek dalam peta yang berdasarkan sistem koordinat lintang atau bujur atau UTM.
d)
Waktu, merupakan saat peta/data spasial tersebut dibuat.
30 2.4.7 Model Data Spasial/Keruangan Data spasial adalah data yang memiliki referensi kebumian. Karakteristik data spasial terdiri dari informasi mengenai posisi, hubungan antara fitur lain dan perincian dari karakterikstik non-spasial. Data spasial direpresentasikan di dalam basisdata sebagai raster dan vektor. Di dalam konteks ini, sering digunakan terminologi “model data” sehingga untuk menyajikan entity spasial digunakan model data raster atau model data vektor. 1.
Data Raster Model data ini menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan
menggunakan struktur matriks atau piksel-piksel yang membentuk grid. Entity spasial raster disimpan di dalam layers, yang secara fungsionalis direlasikan dengan unsurunsur petanya. Dalam struktur ini data dikodekan, dipetakan ke dalam sel-sel grid tertentu untuk menyatakan lokasi keruangannya. Setiap sel menunjukkan baris dan kolom dari suatu matriks penunjuk lokasi, serta kode dari atribut yang dipetakan ke dalamnya. Dengan demikian, suatu basis data spasial kemungkinan besar mengandung lebih dari satu layer(s) yang lain di dalam basis data tersebut. Model data raster ditampilkan pada gambar 2.6 dan tabel 2.1.
31
Gambar 2.6 Model Data Raster No. Sel
Nilai Sel
OO
0
O1 O2
Arti Nilai Sel
0
1
2
3
4
5
6
7
0
0
0
1
0
0
2
0
0
0 Tidak dipetakan
0
1
0
1
0
1
2
2
0
0
1 Hutan
1
2
0
0
0
0
2
2
0
0
2 Jalan
0
3
0
0
0
0
2
0
0
0
3 Rumah
O4
0
4
0
0
0
2
2
0
0
0
O5
2
5
0
0
2
2
0
0
0
0
O6
0
6
0
2
2
0
0
3
3
0
...
0
7
2
2
0
0
0
0
0
0
65
3
66
3
67
0
...
...
70
2
71
2
...
...
...
...
O3
Tabel 2.1 Tabel Sel, posisi sel pada data raster dan arti nilai sel
32 Kelebihan dari model data raster adalah : Memiliki struktur data yang sederhana. Mudah dimanipulasi dengan menggunakan fungsi-fungsi matematis sederhana. Teknologi yang digunakan cukup murah dan tidak begitu kompleks sehingga pengguna dapat membuat sendiri program aplikasi yang menggunakan citra raster. Compatible dengan citra-citra satelit pengindraan jauh dan semua image hasil scanning data spasial. Gambaran permukaan bumi dalam bentuk citra raster yang didapat dari radar atau satelit pengindraan jauh (landsat, spot, dll) selalu lebih aktual dari pada bentuk vektornya.
Sedangkan kelemahan dari model data raster adalah : Memerlukan ruang atau tempat penyimpanan (disk) yang besar di komputer, banyak terjadi redudancy data baik untuk setiap layer-nya maupun secara keseluruhan. Tampilan atau representasi, dan akurasi posisinya sangat bergantung pada ukuran pikselnya (resolusi spasial). Transformasi koordinat dan proyeksi lebih sulit dilakukan.
2.
Data Vektor Model data ini menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan
menggunakan titik-titik, garis-garis atau kurva, atau poligon beserta atribut-atributnya. Pada suatu data vektor, suatu titik dinyatakan dengan koordinat tunggal (x,y), garis dengan deretan koordinat yang bersambungan (x1,y1; x2,y2; ... ; xn,yn) dan poligon
33 dengan deretan koordinat tertutup (x1,y1; x2,y2; x3,y3; ... ; xn,yn; x1,y1). Pada sistem kode topologi dengan vektor tertentu, titik, garis, dan poligon dikodekan dengan cara sebagai berikut : Titik, garis, dan poligon masing-masing diberi nomor kode. Dengan nomor-nomor ini, struktur ini dikodekan sesamanya. Node ditetapkan sebagai titik akhir dan perpotongan garis. Node diberi nomor dan dikodekan dengan garis busur yang berkaitan dengan node tersebut. Garis dikodekan dengan dua node yang dihubungkan dan dengan poligon kiri-kanan yang dipisahkannya. Poligon dikodekan pula dengan garis-garis yang membatasinya. Adapun model vektor ditampilkan pada gambar 2.7. Utara (X) 15
14,10 12,1
12,8
12,15
11,5
10
10,12 7,6
5
7,14
5,9 4,3
Timur 5
10 Gambar 2.7 Model Data Vektor
15
(Y)
34 Kelebihan dari Model Data ini adalah : Memerlukan ruang atau tempat penyimpanan (disk) yang lebih sedikit di komputer. Satu layer dapat dikaitkan dengan atau mengandung banyak atribut sehingga dapat menghemat ruang penyimpanan secara keseluruhan. Memiliki resolusi spasial yang tinggi. Transformasi koordinat dan proyeksi tidak sulit dilakukan. Dengan banyak atribut yang dapat dikandung oleh satu layer, banyak peta tematik lain (layer) yang dapat dihasilkan sebagai peta turunannya.
Sedangkan kelemahan dari Model Data ini adalah : Memiliki struktur data yang kompleks. Datanya tidak mudah untuk dimanipulasi. Pengguna tidak mudah berkreasi untuk membuat programnya sendiri untuk memenuhi kebutuhan aplikasinya. Hal ini disebabkan oleh struktur data vektor yang lebih kompleks dan prosedur-prosedur fungsi dan analisisnya memerlukan kemampuan yang tinggi karena lebih sulit dan rumit. Tidak compatible dengan data citra satelit pengindraan jauh. Memerlukan perangkat lunak dan perangkat keras yang lebih mahal.
2.4.8 Metode Analisis Peta SIG menganalisis data yang tersimpan pada basis data dengan menggunakan satu atau beberapa peta. Metode analisis yang sering dipakai pada beberapa peta dikenal sebagai metode tumpang susun (overlay
method). Metode overlay tersebut
35 menggunakan prinsip-prinsip aljabar Boolean dengan menggunakan operator hubungan AND, OR, NOT, dan XOR, yang dapat dilihat melalui tabel 2.2. A
B
NOT A
A AND B
A OR B
A XOR B
1
1
0
1
1
0
1
0
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
1
0
0
0
Tabel 2.2 Tabel Logika Boolean
2.4.9 Teknik Tumpang Susun (Overlay) Teknik overlay sering digunakan pada SIG untuk menganalisis peta. Definisi overlay adalah suatu proses pada data spasial, yang terjadi pada suatu layer yang berisi peta tematik tertentu lalu “ditumpangkan dan disusun” dengan berbagai peta tematik lain dan akhirnya membentuk layer peta tematik baru dengan poligon yang baru dari hasil perpotongan bidang-bidang pada proses “penumpukan dan penyusunan” tersebut. Sudut pada poligon yang baru merupakan hasil perpotongan sisi poligon-poligon lama yang telah “ditumpangkan atau disusun”. Seluruh titik dan garis yang berada di peta-peta lama, kini ditampilkan bersama-sama dengan titik dan garis lain dengan perpotongan, dan topologi serta tabel atribut baru yang disesuaikan dengan hasil overlay poligon. Untuk dapat melakukan overlay, maka peta-peta tematik itu harus mempunyai satu patokan dan sisterm koordinat yang sama, sehingga peta tematik baru dihasilkan dengan baik.
36 Menurut Bernhardsen (1992, p189), prosedur yang dilakukan komputer dalam proses overlay adalah sebagai berikut : 1) Menghitung titik-titik perpotongan. 2) Membentuk titik-titik dan keterhubungan objek. 3) Menampilkan topologi dan objek baru. 4) Menghilangkan poligon-poligon kecil yang mengganggu dan menyatukan poligon. 5) Menghasilkan atribut baru dan proses penambahan/union di tabel atribut.
2.4.10 Perangkat Lunak Pendukung SIG Sekarang ini sudah banyak perangkat lunak pendukung SIG yang beredar di pasaran seperti Map Info, Map Basic, Map Guide, AutoCad Map, Arc View, Arc Info, Ilwis dan masih banyak lagi.
2.5 Sistem Basis Data SIG dikembangkan dengan menggunakan sistem-sistem manajemen basisdata (DBMS) yang telah lahir sebelumnya. Konsep mengenai basisdata dapat dipandang dari beberapa sudut. Dari sisi sistem, basisdata merupakan kumpulan tabel-tabel atau files yang saling berelasi. Selain itu, basisdata juga mengandung pengertian kumpulan data non-redudant yang dapat digunakan bersama (shared) oleh sistem-sistem aplikasi yang berbeda. Atau dengan kata lain, basisdata adalah kumpulan data-data (file) non-redudant yang saling terkait satu sama lainnya (dinyatakan oleh atribut-atribut kunci dari tabeltabelnya / struktur data dan relasi-relasi) di dalam usaha membentuk bangunan informasi yang penting (enterprise). Dengan basisdata, perubahan, editing, dan updating data
37 dapat dilakukan tanpa mempengaruhi komponen-komponen lainnya di dalam sistem yang bersangkutan. Penggunaan basisdata akan memperoleh keuntungan-keuntungan seperti berikut :
Reduksi duplikasi data (minimum redudancy data yang pada gilirannya akan mencegah inkonsistensi dan isolasi data).
Kemudahan, kecepatan dan efisiensi (data sharing dan availability) akses pemanggilan data.
Penjagaan integritas data.
Menyebabkan data menjadi self-documented dan self-descriptive.
Mereduksi biaya pengembangan perangkat lunak.
Meningkatkan faktor keamanan data (security). Jika menggunakan basisdata relasional, harus sesuai dengan standard SQL (FIPS
127-2) sebagaimana dideskripsikan di dalam sistem-sistem manajemen basisdata untuk standard aplikasi-aplikasi multiuser. Jika tidak menggunakan basisdata relasional, maka basisdata tersebut harus mampu melakukan eksport/import ke dan dari basisdata relasional (SQL).
2.5.1 Pengertian Tabel Tabel adalah suatu relasi data yang digambarkan dalam kolom dan baris. (Connoly, 2002, p72)
2.5.2 Pengertian Field Field dalam konteks database biasanya sering disebut dengan atribut. Field merupakan nama kolom dari sebuah tabel atau relasi. (Connoly, 2002, p72-p74)
38 2.5.3 Pengertian Record Record adalah suatu baris data atau informasi dalam sebuah tabel. Record sring juga disebut tuple. (Connoly, 2002, p73)
2.5.4 Pengertian Primery Key Primary Key merupakan sebuah atribut atau himpunan atribut yang dipilih untuk mengidentifikasi tuple-tuple atau record dalam tabel yang bersifat unik. Unik disini berarti tidak boleh ada duplikat atau key yang sama untuk dua atau lebih tuple atau record dalam sebuah tabel. (Connoly, 2002, p79)
2.5.5 Pengertian Foreign Key Foreign Key juga merupakan sebuah atribut atau himpunan atribut dalam suatu tabel yang menunjuk pada key yang terdapat pada tabel lain. Foreign Key berfungsi untuk menunjukkan hubungan antara satu tabel dengan tabel lainnya. (Connoly, 2002, p79)
2.6 Entity Relationship Diagram (ERD) Model entity-relationship (ER) yang berisi komponen-komponen entity set dan relationship
set
yang
masing-masing
dilengkapi
dengan
atribut-atribut
yang
mempresentasikan seluruh fakta dari sebagian dunia nyata, dapat digambarkan lebih baik dan sistematis dengan menggunakan diagram entity-relationship (diagram ER). (Prahasta, 2005, p107-109)
39 2.6.1 Diagram ER untuk Relasi Satu ke Satu Diagram ER berikut memperlihatkan adanya relasi antara entity misalnya X dan Y dimana setiap satu X berhubungan ke satu atau hanya satu Y, dan setiap satu Y berhubungan ke satu atau hanya satu X.
2.6.2 Diagram ER untuk Relasi Satu ke Banyak Diagram ER berikut memperlihatkan adanya relasi antara entity misalnya X dan Y dimana setiap satu X mungkin berhubungan ke satu atau dua lebih Y, tetapi setiap satu Y berhubungan ke satu atau hanya satu X.
2.6.3 Diagram ER untuk Relasi Banyak ke Banyak Diagram ER berikut memperlihatkan adanya relasi antara entity misalnya X dan Y dimana setiap satu X mungkin berhubungan ke satu atau dua lebih Y, dan setiap satu Y mungkin berhubungan ke satu atau dua atau lebih X.
2.6.4 Diagram ER untuk Relasi Nol atau Satu ke Banyak Diagram ER berikut memperlihatkan adanya relasi antara entity misalnya X dan Y dimana setiap satu X mungkin berhubungan ke satu atau dua atau lebih Y, tetapi setiap satu Y berhubungan ke satu atau tidak sama sekali.
2.7
Metode Data Flow Diagram (DFD) Data Flow Diagram adalah alat yang melukiskan aliran data melalui system dan
proses yang dilakukan oleh system itu. Aliran informasi melalui computer based system.
40 System menerima input dalam berbagai bentuk dan kemudian menghasilkan output dalam bermacam bentuk pula. input 1
output 1
input 2
Computer Based System
input n
output 2
output
Gambar 2.8 Data Flow Diagram Tingkatan dalam DFD ada tiga yaitu : 1. Diagram Konteks a. Merupakan level tertinggi yang menggambarkan input dan output sistem. b. Terdiri dari satu proses yang tidak memiliki data store. 2. Diagram Nol a. Memiliki data store. b. Diagram tidak rinci, diberikan tanda bintang pada akhir nomor. 3. Diagram Rinci a. Merupakan rincian dari diagram nol atau diagram level diatasnya. b. Proses yang ada sebaiknya tidak lebih dari jauh.
Perbedaan data flow dengan flowchart adalah : Proses dalam data flow dapat dioperasikan secara parallel, sehingga dapat dieksekusi secara terus menerus, sedangkan proses pada data flow hanya dapat dieksekusi sekali.
41 Diagram data flow menunjukan aliran data system. Data flow diagram dapat menunjukan proses yang memiliki perbedaan waktu.
2.8 Rekayasa Piranti Lunak Salah satu paradigma dari rekayasa piranti lunak adalah model air terjun (waterfall model), atau siklus hidup klasik (Classic Life Cycle). Model ini sangat terstruktur dan bersifat linear (kaku atau statik), karena prosesnya mengalir begitu saja secara sekuensial mulai dari awal hingga akhir (Prahasta, 2005, p222-224 ). Gambar 2.9 berikut adalah tahapan yang terdapat pada model waterfall :
System Engineering
Analysis
Design
Coding
Testing
Maintenance
Gambar 2.9 Model Waterfall
42 Model ini memerlukan pendekatan yang sistematis dan sekuensial di dalam pengembangan sistem perangkat lunaknya. Pengembangannya dimulai dari tingkat sistem, analisis, perancangan, implementasi (pemrograman/coding), pengujian (testing), pengoperasian & pemeliharaan. Dengan demikian, pada model ini terdapat aktivitasaktivitas sebagai berikut :
System Engineering Perancangan sistem sangat diperlukan karena piranti lunak selalu menjadi bagian dari sebuah sistem yang lebih besar. Oleh karena itu segala sesuatunya dimulai dengan menetapkan kebutuhan-kebutuhan semua elemen sistem. Hal ini menjadi sangat penting karena perangkat lunak akan berkomunikasi dengan perangkat keras, data, manusia, dan bahkan dengan perangkat lunak lainnya. Tahap ini sangat menekankan pada masalah pengumpulan kebutuhan pengguna pada tingkatan sistem dengan mendefinisikan konsep sistem beserta interfaces yang menghubungkannya dengan lingkungan sekitarnya. Hasil akhir dari tahap ini adalah spesifikasi sistem.
Analysis Merupakan proses pengumpulan kebutuhan yang dikhususkan pada piranti lunak, fungsi-fungsi, proses, atau prosedur yang diperlukan berserta unjuk kerjanya, dan interfaces. Hasil akhir dari tahap ini adalah spesifikasi kebutuhan dari piranti lunak.
Design Pada tahap ini, kebutuhan-kebutuhan atau spesifikasi piranti lunak, yang dihasilkan pada tahap analisis, ditransformasikan dalam ke bentuk arsitektur
43 piranti lunak yang memiliki karakteristik mudah dimengerti dan tidak sulit untuk diimplementasikan, diterjemahkan dalam gambaran piranti lunak yang dapat diperkirakan untuk kualitas sebelum pengkodean dilakukan,
meliputi :
perancangan DFD, STD, menu layar, basis data, ERD, spesifikasi program, dan peta tematik.
Coding Pada tahap ini, dilakukan implementasi hasil rancangan yang telah dibuat ke dalam baris-baris kode program yang dapat dipahami oleh sistem komputer.
Testing Pada tahap ini, setelah selesai diimplementasikan, pengujian dapat segera dimulai. Pengujian terlebih dahulu dilakukan pada setiap modul. Jika setiap modul selesai diuji dan tidak bermasalah, modul-modul tersebut segera diintegrasikan (dan dikompilasi) hingga membentuk suatu piranti lunak yang utuh. Kemudian dilakukan pengujian di tingkat perangkat lunak yang memfokuskan pada masalahmasalah logika internal, fungsi eksternal, potensi masalah yang mungkin terjadi, dan pemerikasaan hasil apakah sesuai dengan apa yang diharapkan. Pengujian ini meliputi seluruh perintah yang ada.
Maintenance Pada tahap ini, ditandai dengan penyerahan piranti lunak kepada pemesannya yang kemudian dioperasikan oleh pemiliknya. Dalam masa operasional sehari-hari, suatu piranti lunak mungkin saja mengalami kesalahan atau kegagalan dalam menjalankan fungsi-fungsinya. Atau pemilik bisa saja meminta peningkatan
44 kemampuan piranti lunaknya pada pengembangnya. Dengan demikian, kedua faktor ini menyebabkan perlunya piranti lunak dipelihara dari waktu ke waktu.
2.9 Pengertian State Transition Diagram (STD) State Transition Diagram (STD) digunakan untuk menggambarkan diagram dari kebiasaan sistem dengan beberapa jenis pesan yang kompleks dan sinkronisasi kebutuhan. (Yourdan, 1989, p260-261) STD memiliki komponen-komponen yang utama yaitu state dan arrow yang mewakili sebuah perubahan state. Setiap kotak persegi panjang mewakili sebuah state dimana sistem tersebut berada. Sebuah state didefinisikan sebagai suatu atribut-atribut atau keadaan suatu sistem pada suatu saat tertentu.
2.10 Pengertian Peta Menurut Heywood (2002, p283), peta topografi adalah peta yang tujuan utamanya adalah mengindikasikan data rekaan dari sebuah permukaan tanah. Peta ini biasanya menampilkan tanah lapang, keadaaan tanah, jaringan transportasi, batas-batas administrasi, dan bentuk-bentuk buatan yang lain. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 10 Tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta untuk Penataan Ruang Wilayah, peta adalah suatu gambaran dari unsur-unsur alam dan atau buatan manusia, yang berada diatas maupun dibawah permukaan bumi yang digambarkan pada suatu bidang datar dengan skala tertentu.
45 Kemajuan bidang teknologi yang berbasiskan komputer telah memperluas wahana dan wawasan mengenai peta. Peta tidak hanya dikenali sebagai gambar pada lembar kertas, tetapi juga penyimpanan, pengolahan, pengelolaan, analisa dan penyajiaannya dalam bentuk terpadu antara gambar, citra dan teks. Peta yang terkelola dalam mode digital mempunyai keuntungan penyajian dan penggunaan secara konvesional peta garis cetakan dan keluwesan, kemudahan penyimpanan, pengelolaan, pengolahan, analisa dan penyajiaannya secara interaktif bahkan real time pada media komputer.
2.10.1 Jenis Peta Peta bisa dijeniskan berdasarkan isi, skala, penurunan serta penggunaannya. Peta berdasarkan isinya : 1. Peta Geologi : memuat informasi tentang keadaaan geologis suatu daerah, bahan-bahan pembentuk tanah dan lain-lain. Peta Geologi umumnya juga menyajikan peta unsur geografi. 2. Peta Geografi : memuat informasi tentang ikhtisar peta, dibuat berwarna dengan skala lebih kecil dari 1: 100 000. 3. Peta Topografi : memuat informasi umum tentang keadaan permukaan bumi beserta informasi ketinggiannya menggunakan garis kontur. Peta topografi disebut juga sebagai peta dasar. 4. Peta Kadaster : memuat informasi tentang kepemilikan tanah beserta batas. 5. Peta Jalan : memuat informasi tentang jaringan jalan pada suatu wilayah. 6. Peta Kota : memuat informasi tentang jaringan transformasi, drainase, sarana kota.
46 7. Peta teknis : memuat informasi umum tentang keadaan permukaan bumi yang mencakup kawasan tidak luas. Peta ini dibuat untuk pekerjaan perancangan teknis skala 1:10000 atau lebih besar. Peta berdasarkan skala : 1. Peta skala besar : skala peta 1: 10 000 atau lebih besar 2. Peta skala sedang : skala peta 1: 10 000 – 1: 100 000 3. Peta skala kecil : skala peta lebih kecil dari 1: 100 000 Peta berdasarkan penurunan dan penggunaan : 1. Peta Dasar : digunakan untuk membuat peta turunan dan perencanaan umum maupun pengembangan suatu wilayah. Peta dasar umumnya menggunakan peta topografi. 2. Peta Tematik : dibuat atau diturunkan berdasarkan peta dasar dan memuat petapeta tertentu.
2.11 Distribusi Listrik 2.11.1 Pengertian Distribusi Distribusi adalah kegiatan menyalurkan atau menyebarkan produk barang atau jasa dari produsen kepada konsumen pemakai. Perusahaan atau perseorangan yang menyalurkan barang disebut juga distributor.
47 2.11.2 Pengertian Listrik Definisi listrik itu sendiri adalah pergerakan ion-ion positif dan negatif yang disebut juga atom dan elektron yang merupakan komponen-komponen fisik yang bersifat menghantar listrik. Listrik merupakan nama suatu sifat gaya tarik antar ion-ion positif dan negatif. Jadi listrik bukan bentuk fisik melainkan hanya merupakan sifat dari fisik itu sendiri. Listrik hanya merupakan usaha untuk mengkonsepkan pergerakan sifat dari fisik (logam penghantar listrik) dan bukan merupakan penamaan/pelabelan suatu benda fisik. Listrik secara harfiah dapat dikatakan dengan bahan isolator yang masih berkaitan dengan konsep listrik, karena pada prinsipnya semua atom adalah bergerak, bergetar dan mempunyai sifat kelistrikan.
2.11.3 Pengertian Distribusi Listrik Kegiatan menyalurkan produk jasa (listrik) dari produsen ke konsumen pemakai. Perusahan listrik PT.PLN Distribusi selaku distributor yang bertugas menyalurkan listrik ke konsumen pemakai atau pelanggan.