BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1
Riset Operasi
2.1.1 Pengertian Riset Operasi Menurut Mulyono, riset adalah proses untuk mencari kebenaran suatu masalah atau hipotesa, sedangkan operasi didefinisikan sebagai penerapan tindakan-tindakan pada beberapa masalah atau hipotesa, sedangkan riset adalah proses untuk mencari kebenaran suatu masalah atau hipotesa. Berikut adalah pemahaman riset operasi menurut pendapat para ahli mengenai riset operasi : 1.
Miller dan M.K. Starr mendefinisikan riset operasi sebagai instrumen manajemen yang menyatukan ilmu pengetahuan, matematika, dan logika dalam kerangka pemecahan masalah-masalah yang dihadapi sehari-hari, sampai masalah tersebut terselesaikan.
2.
Churchman, Ackoff mendefinisikan riset operasi sebagai aplikasi metode-metode, teknik-teknik, dan alat ilmiah dalam menghadapi masalah yang timbul di dalam operasi perusahaan yang memiliki tujuan untuk memberikan solusi yang optimum untuk pemecahan masalah tersebut.
3.
Morse dan Kimball mendefinisikan riset operasi sebagai metode ilmiah yang bermanfaat bagi manajer untuk mengambil keputusan dari masalah yang dihadapi sesuai dengan perhitungan kuantitatif yang telah dilakukan.
Dari ketiga definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa riset operasi adalah pengambilan keputusan yang optimal dalam menyusun model sistem-sistem barik yang diterministik maupun probabilistik yang berasal dari kehidupan nyata.
13
14 2.2
Manajemen Operasional
2.2.1 Pengertian Manajemen Manajemen secara singkat dapat dijelaskan sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Ricky W. Grifin (2006) mendefinisikan
manajemen
sebagai
sebuah
proses
perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efisien. Efektif yang dimaksud adalah tercapainya suatu tujuan yang telah direncanakan, sedangkan efisien adalah tujuan yang terlaksana telah dilakukan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.
2.2.2 Pengertian Manajemen Operasional Berikut adalah pengertian dari Manajemen Operasional menurut para ahli : 1.
Eddy Herjanto adalah suatu proses yang berkesinambungan dan efektif
yang
menggunakan
fungsi-fungsi
manajemen
untuk
mengintegrasikan berbagai sumber daya secara efisien dalam rangka mencapai tujuan. 2.
Richard L. Daft adalah “Bidang manajemen yang mengkhususkan pada produksi barang, serta menggunakan alat-alat dan tekhniktekhnik
khusus
untuk
memecahkan
masalah-masalah
dalam
produksi”. 3.
Jay Heizer dan Barry Render mengatakan bahwa “Manajemen operasi adalah serangkaian kegiatan yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengunbah input menjadi output.”
Dari pengertian para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen operasi adalah proses penggunaan sumber daya secara efisien untuk memproduksi barang atau jasa dengan mengubah sumber daya (input) menjadi produk atau jasa (output) yang jika timbul permasalahan dapat diselesaikan dengan alat-alat dan tekhnik-tekhnik khusus. Manajemen memiliki 5 fungsi menurut Henry Fayol antara lain:
15 1. Planning Merupakan pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran, dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. 2. Organizing -
Penentuan sumber daya dan kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi.
-
Perancangan dan pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja yang akan dapat membawa hal-hal tersebut ke arah tujuan.
-
Penugasan tanggung jawab tertentu.
-
Pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu-individu untuk melaksanakan tugasnya.
3. Staffing Perekrutan, latihan, dan pengembangan serta penempatan dan pemberian orientasi pada karyawan dalam lingkungan kerja yang menguntungkan dan produktif. 4. Leading Manajemen harus dapat mengarahkan seluruh karyawan agar melakukan yang harus merekan lakukan untuk mencapai tujuan perusahaan. 5. Controlling Memastikan bahwa seluruh kegiatan dan rencana terlaksana sesuai dengan yang telah ditetapkan sebelumnya.
2.3 Kualitas 2.3.1 Pengertian kualitas Pengertian kualitas menurut Kotler adalah kualitas dimulai dari kebutuhan pelanggan dan harus berakhir pada persepsi pelanggan, dalam arti kualitas bukan harus dilihat dari sisi perusahaan namun dari sisi pelanggan. Namun Krajewski dan Ritzman memberikan perbedaan antara pandangan kualitas
menurut
perusahaan
dan
menurut
pelanggan.
Perusahaan
menganggap kualitas adalah kesesuaian dengan spesifikasi yang ada, sedangkan dari sudut pandang pelanggan kualitas adalah nilai dari seberapa
16 baik produk atau jasa menyediakan tujuan yang dimaksudkan dengan tingkat harga yang bersedia dibayar konsumen dalam menilai kualitas. Kesimpulannya adalah kualitas merupakan sesuatu kriteria baik yang dinilai oleh pelanggan dengan harapan terpuaskan oleh produk atau jasa yang mereka bayar, dan bagi perusahaan agar mereka memenuhi standar spesifikasi agar kualitas itu tetap terjaga.
2.3.2 Pengukuran dan penentuan performansi kualitas Gaspersz memberikan cara untuk mengukur dan menentukan performansi kualitas, yang terdiri dari : - Fisik : lebar, panjang, diameter, ketebalan, berat, dan lain-lain - Sensory : bentuk, warna, tampilan, bau, dan lain-lain - Orientasi waktu : kemampuan pelayanan, reliability (kehandalan), pemeliharaan, ketepatan waktu produksi sampai penyerahan produk, dan lainlain - Cost : berkaitan dengan harga yang harus dibayarkan oleh konsumen
2.3.3 Tujuan Pengendalian Kualitas Secara umum pengendalian kualitas dalam perusahaan adalah : 1.
Untuk meningkatkan kepuasan konsumen.
2.
Menekan biaya produksi serendah-rendahnya.
3.
Untuk mengendalikan proses produksi agar selesai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Sisi lain dari tujuan pengendalian kualitas adalah:
3
Pencapaian kebijaksanaan dan target perusahaan secara efisien.
4
Perbaikan hubungan manusia.
5
Peningkatan moral karyawan.
6
Pengembangan kemampuan tenaga kerja. Menurut Sofjan Assauri, tujuan dari pengendalian kualitas adalah :
17 1.
Agar barang hasil produksi dapat mencapai standar kualitas yang telah ditetapkan.
2.
Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin.
3.
Mengusahakan agar biaya desain dari produk dan proses dengan menggunakan mutu produksi tertentu dapat menjadi sekecil mungkin.
4.
Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi serendah mungkin.
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa, tujuan utama pengendalian kualitas adalah untuk menjamin bahwa kualitas produk atau jasa yang dihasilkan telah sesuai dengan standar kualitas yang ditetapkan tentunya dengan pengeluaran biaya yang seefisien mungkin.
2.3.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Menurut Prawirosentono terdapat 6 faktor yang dapat mempengaruhi kualitas produk, antara lain: 1. Manusia Sumber daya manusia merupakan unsur utama dari proses penambahan nilai. Kemampuan mereka untuk melakukan suatu tugas dengan keahlian, pengalaman, pelatihan, dan kreativitas akan memperoleh suatu ouput 2. Metode Metode merupakan sebuah prosedur kerja terbaik yang harus diikuti oleh setiap orang yang bekerja sesuai dengan tugas masing-masing individu agar setiap orang dapat melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisien. Terkadang masih ada orang yang mengerjakan tugasnya secara berbeda dari prosedur yang sudah diberikan, namun hal ini dapat ditoleransi jika pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana dan tidak menganggu prosedur pihak lain. 3. Mesin Mesin digunakan sebagai proses penambahan nilai menjadi output. Mesin berguna untuk membantu pembuatan produk yang berbentu bervariasi dan dalam jumlah yang besar dengan waktu proses yang lebih cepat. 4. Bahan baku
18 Bahan baku berguna untuk menjadikan suatu produk/output dengan melalui proses produksi. Bahan baku yang beragam akan menghasilkan output yang juga beragam. Lancar atau tidaknya proses pekerjaan dapat dipengaruhi juga oleh keberagaman bahan baku karena hasil output yang beragam sehingga sulit untuk menentukan mana output yang terbaik. 5. Ukuran Ukuran sebagai standar penilaian kinerja harus dimiliki oleh perusahaan dalam setiap tahap produksi. Tujuan pengukuran kinerja pada seluruh tahap produksi adalah untuk memastikan bahwa nantinya hasil yang diperoleh sesuai dengan rencana. 6. Lingkungan Lingkungan tempat produksi berlangsung dapat mempengaruhi hasil atau kinerja produksi. Hal ini juga dapat dipengaruhi oleh pengaruh lingkungan eksternal yang dapat mempengaruhi kelima unsur sebelumnya sehingga dapat menimbulkan variasi penyelesaian tugas.
2.3.5 Langkah-langkah Pengendalian Kualitas Menurut Schroeder, untuk mengimplementasikan perencanaan, pengendalian, dan pengembangan kualitas dapat mengikuti langkah-langkah berikut: 1. Menentukan karakteristik kualitas. 2. Memutuskan bagaimana cara mengukur setiap karakteristik. 3. Menetapkan standar kualitas. 4. Menentukan tes yang tepat untuk tiap-tiap standar. 5. Mencari dan memperbaiki kasus produk yang memiliki kualitas rendah. 6. Melakukan perbaikan terus-menerus.
2.4
Statistical Quality Control
2.4.1 Pemahaman tentang Statistical Quality Control
19 Menurut
Sofjan
Assauri,
SQC
adalah
suatu
sistem
yang
dikembangkan untuk menjaga standar dari kualitas hasil produksi yang bertujuan untuk mencapai efisiensi.
2.4.2 Metode Pengendalian Kualitas Secara Statistik Pengendalian kualitas secara statistik terbagi kedalam 2 metode yaitu:
1.
Acceptance Sampling:
Montgomery (2009:15) menjelaskan bahwa “Acceptance Sampling adalah proses inspeksi dan klasifikasi dari unit sampel yang dipilih secara acak dari batch / lot yang lebih besar dan keputusan utama tentang penempatan sebuah lot, biasanya terjadi pada dua titik (bahan baku yang masuk atau komponenkomponen atau produk akhir).
2.
Statistical Process Control:
Tekhnik statistik yang digunakan untuk memastikan bahwa produktifitas, efisiensi, dan kualitas berada pada level yang maksimum. Penjelasan lebih lanjut akan dijelaskan pada bagian berikutnya.
2.5
Statistical Process Control (SPC)
2.5.1 Pemahaman tentang SPC SPC (Statistical Process Control) merupakan tekhnik statistik yang digunakan secara luas untuk memastikan bahwa proses memenuhi standar. SPC merupakan metode-metode produksi serta konsep manajemen yang digunakan untuk mendapatkan efisiensi, produktifitas, dan kualitas dengan tingkat yang maksimum. SPC mempergunakan signal-signal statistik untuk memelihara pengendalian dan performa produksi pada tingkat kualitas yang lebih tinggi (Gerald Smith, 2004). Sedangkan menurut Gaspersz (2007), SPC adalah suatu terminologi yang mulai digunakan tahun 1970-an untuk menjabarkan penggunaan teknik-teknik statistik dalam memantau dan meningkatkan performansi proses untuk menghasilkan produk yang berkualitas.
20
2.5.2 Manfaat Penerapan Statistical Process Control Secara umum Statistical Process Control yang diterapkan pada perusahaan akan memperoleh beberapa manfaat, yakni: 3
Meningkatkan daya saing produksi karena tingkat terjadinya variasi dapat ditekan
4
Mengurangi biaya-biaya yang serharusnya tidak perlu dikeluarkan (rework cost, punishment cost, sorting cost, dll)
5
Meningkatkan mutu bahan dan material yang dibeli melalui penerapan incoming inspection
6
Meningkatkan produktivitas dengan menekan persentase cacat (defect)
2.5.3 Alat Ukur Statistical Process Control Terdapat 7 alat ukur untuk Statistical Process Control, yakni: 1.
Flow chart (diagram alir)
2.
Pareto chart (diagram pareto)
3.
Check sheet (lembar pengecekan)
4.
Cause and effect diagram (diagram sebab akibat)
5.
Histogram (diagram batang)
6.
Control chart (bagan kendali)
7.
Scatter diagram (diagram sebar)
21 Gambar 2. 1 7 Alat Ukur Statistical Process Control
Sumber : Jay Heizer and Barry Render, 2006 2.5.3.1
Flow Chart (diagram alir)
Diagram alir digunakan untuk mengidentifikasi urutan aktivitas atau aliran berbagai bahan baku dan informasi didalam suatu proses. Diagram yang sederhana ini merupakan alat yang sangat baik untuk memahami sebuah proses atau menjelaskan langkah-langkah sebuah proses. Menurut Gaspersz diagram alir dapat digunakan bila terkait dengan hal-hal berikut: 1.
Terdapat masalah dalam proses yang ditunjukan melalui tingkat performansi proses yang rendah.
2.
Memberikan pelatihan terhadap karyawan baru.
3.
Mengembangkan sistem pengukuran.
4.
Menganalisis ketidaksinkronan, kesenjangan, dan lain-lain yang berkatitan dengan proses.
5.
Landasan untuk perbaikan proses secara terus menerus. Fungsi dari diagram alir sebagai alat analisis adalah :
1.
Sebagai alat visual yang telah diringkas untuk memudahkan dalam pemahaman.
2.
Menunjukan output dari suatu proses.
22 3.
Menunjukan keadaan yang terjadi dalam situasi tertentu sepanjang waktu.
Penggambaran diagram alir tidak memiliki metode yang baik atau buruk. Beberapa software seperti LucidChart yang disediakan oleh Google dapat membantu kita untuk membuat diagram alir, namun yang perlu diperhatikan adalah penggunaan simbol-simbol dalam pembuatannya. Yamit menuturkan penggunaan simbol-simbol diagram alir sebagai berikut: Tabel 2. 1 Simbol-Simbol Flow Chart Simbol
Deskripsi Simbol terminal, yaitu mengidentifikasikan awal dan akhir dari sebuah proses.
Simbol aktifitas, mengidentifikasikan sebuah proses.
yaitu aktivitas
Simbol pengambilan keputusan, yaitu menandakan suatu keputusan diterima atau tidak (biasanya berisi ya atau tidak). Simbol garis alur, yaitu anak panah yang mengindikasikan arah aliran. Sumber: Yamit, 2010 2.5.3.2 Pareto Chart (diagram pareto) Diagram pareto merupakan grafik batang dan garis yang menggambarkan perbandingan masing-masing jenis data terhadap keseluruhan. Dengan memakai metode ini, dapat terlihat masalah yang dominan sehingga masalah tersebut dapat diberikan prioritas pertama untuk masalah yang dominan. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir masalah terbesar yang sedang dihadapi pada kurun waktu periode tertentu.
23 Fungsi dari diagram pareto adalah : 1.
Menunjukan masalah utama.
2.
Menunjukan perbandingan dari masalah keseluruhan.
3.
Menunjukan perbandingan dari masing-masing masalah sebelum dan sesudah perbaikan.
Langkah-langkah untuk membuat diagram pareto : 1.
Menentukan metode atau arti dari pengklasifikasian data, contohnya berdasarkan masalah, penyebab jenis cacat, dan sebagainya.
2.
Menentukan
satuan
yang
digunakan
untuk
membuat
urutas
karakteristik-karakteristik tersebut. 3. 4.
Mengumpulkan data sesuai dengan interval waktu yang ditentukan. Merangkum data dan membuat rangking kategori data tersebut dari yang terbesar hingga yang terkecil.
5. 6.
Menghitung frekuensi kumulatif atau persentase kumulatif. Menggambar diagram batang, menunjukkan tingkat kepentingan relatif masing-masing masalah.
2.5.3.3 Check Sheet (lembar periksa) Check Sheet adalah lembar pemeriksaan yang merupakan alat pengumpul dan penganalisis data yang disajikan dalam bentuk tabel yang berisi jumlah produksi dalam suatu periode beserta jumlah defect dari jumlah yang diproduksi. Tujuan dari Check Sheet adalah untuk mempermudah proses pengumpulan data dan analisis, serta untuk mengetahui area permasalahan berdasarkan frekuensi dari jenis atau penyebab dan mengambil keputusan untuk melakukan perbaikan atau tidak. Manfaat dari penggunaan Check Sheet adalah : 1.
Mempermudah pengumpulan data terutama untuk mengetahui bagaimana suatu masalah terjadi.
2.
Mengumpulkan data tentang jenis masalah yang sedang terjadi.
24 3.
Menyusun data secara otomatis sehingga lebih mudah untuk dikumpulkan.
4.
Memisahkan antara opini dan fakta.
Langkah-langkah untuk menyusun lembar periksa, dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Menjelaskan tujuan pengambilan data. 2. Identifikasi variabel atau atribut karakteristik kualitas yang sedang diukur. 3. Menentukan waktu atau tempat pengukuran. 4. Mulai mengumpulkan data untuk item yang sedang diukur. 5. Menjumlahkan data yang telah terkumpul. 6. Memustuskan untuk mengambil tindakan perbaikan atas penyebab masalah yang sedang terjadi itu.
2.5.3.4 Cause and Effect Diagram (diagram sebab akibat) Diagram sebab-akibat berguna untuk mengetahui dan menganalisa faktor-faktor utama yang berpengaruh pada kualitas yang mengakibatkan suatu masalah. Diagram ini berbentuk seperti tulang ikan oleh karena itu , diagram sebab-akibat sering disebut dengan diagram fishbone. Faktor-faktor utama, dapat dikelompokkan menjadi lima: 1. Material (bahan baku) 2. Machine (mesin) 3. Man (tenaga kerja) 4. Method (metode) 5. Environment (lingkungan) Sedangkan kegunaan dari diagram sebab-akibat adalah: 1. Alat bantu untuk mengidentifikasi sumber masalah. 2. Menganalisa kondisi yang sebenarnya yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas. 3. Membantu membangkitkan ide-ide untuk solusi suatu masalah. 4. Membantu pencarian fakta lebih lanjut.
25 5. Mengurangi kondisi-kondisi yang menyebabkan ketidak sesuaian produk dengan keluhan konsumen. 6. Menentukan standarisasi dari operasi yang sedang berjalan atau yang akan dilaksanakan. 7. Sarana pengambilan keputusan dalam menentukan pelatuhan tenaga kerja. 8. Merencanakan tindakan perbaikan. Langkah-langkah untuk membuat diagram sebab-akibat: 1. Identifikasi dan temukan kemungkinan penyebab masalah utama yang terjadi. 2. Gambar garis horizontal dengan suatu tanda panah pada ujung sebelah kanan dan kotak di depannya. (akibat atau masalah yang dianalisis diletakkan dalam kotak) 3. Tulis penyebab utama dalam kotak yang ditempatkan sejaja dan agak jauh dari garis panah utama. Hubungkan garis dari kotak tersebut dengan garis panah miring ke garis panah utama. 4. Tulis sub-penyebab dari penyebab utama pada daerah sekitar penyebab utama. Pastikan sub-penyebab tersebut memiliki pengaruh terhadap penyebab utama. Hubungkan sub-penyebab tersebut dengan garis pada ke arah garis panah penyebab utama. 5. Interpretasi atas diagram sebab akibat itu adalah dengan melihat penyebab-penyebab yang muncul secara berulang, kemudian dapatkan kesepakatan melalui konsesus tentang penyebab tersebut. Setelah disepakati oleh konsensus, fokuskan perhatian pada penyebab tersebut. 6. Terapkan
hasil
dari
diagram
sebab-akibat
dengan
cara
mengembangkan dan mengimplementasikan tindakan secara korektif, serta memonitor hasil-hasil untuk menjamin bahwa tindakan korektif yang dilakukan efektif karena telah menghilangkan akar penyebab dari masalah yang dihadapi.
2.5.3.5 Histogram (diagram batang)
26 Histogram adalah alat ukur dalam Statistical Process Control yang membantu untuk menentukan variasi dalam proses. Menurut Gaspersz histogram, dapat dipergunakan sebagai suatu alat untuk mengkomunikasikan informasi tentang variasi dalam proses dan membantu manajemen dalam membuat keputusan-keputusan yang berfokus pada usaha perbaikan terus menerus. Langkah-langkah untuk membuat diagram batang: 1. Kumpulkan data. 2. Kelompokan data. 3. Tentukan banyaknya kelas interval. 4. Tentukan interval kelas, batas kelas, dan nilai tengah kelas. 5. Tentukan frekuensi dari setiap kelas interval. 6. Buat diagram batang.
2.5.3.6 Control chart (bagan kendali) Peta kendali adalah alat grafik yang digunakan untuk melakukan monitor dan mengevaluasi apakah suatu aktivitas atau proses berada dalam pengendalian kualitas secara statistika atau tidak sehingga dapat memecahkan masalah dan menghasilkan perbaikan kualitas. Fungsi dari peta kendali adalah:
1. Memberikan informasi untuk proses produksi apakah dalam batas kendali atau sudah diluar batas. 2. Memantau proses secara terus menerus agar proses tetap stabil secara statistikal dan hanya mengandung variasi penyebab umum. 3. Menentukan kemampuan proses. 4. Mengevaluasi performa pelaksanaan dan kebijaksanaan pelaksanaan proses produksi. Peta kendali digunakan untuk membantu mendeteksi adanya penyimpangan/defect dengan cara menetapkan batas-batas kendali sebagai berikut: 1. Upper control limit (UCL) / batas kendali atas
27 Garis batas atas untuk defect yang masih ditoleransi. 2. Central line (CL) / batas kendali tengah Garis tengah yang melambangkan tidak ada penyimpangan dari karakteristik sampel. 3. Lower control limit (LCL) / batas kendali bawah Garis batas bawah untuk defect yang masih ditoleransi. Langkah-langkah untuk membuat peta kendali adalah sebagai berikut: 1.
Tentukan ukuran contoh subgroup yang cukup besar.
2.
Kumpulan banyak subgroup.
3. Hitung utuk setiap subgroup nilai proporsi unit yang cacat. 4. Hitung rata-rata dari P (nilai tengah/CL). 5. Hitung garis batas atas. 6. Hitung garis batas bawah.
2.5.3.7
Scatter diagram (diagram tebar) Metode ini, digunakan untuk menentukan hubungan antara sebab dan akibat dari dua variabel yaitu antara faktor proses yang mempengaruhi proses dengan kualitas produk. Langkah-langkah yang dapat diambil untuk membuat diagram sebar menurut Wignjosoebroto adalah sebagai berikut: 1. Kumpulkan sampel mulai dari 20 sampai 100 yang hubungannya akan diteliti kemudian masukkan kedalam tabel. 2. Gambarkan dua buah sumbu secara vertikal (sumbu y) dan horizontal (sumbu x) beserta skala dan keterangan. Sumbu y dan x sebagiknya sama panjang agar diagram mudah dibaca. 3. Tentukan titik koordinat data tersebut. Diagram tebak akan cenderung memiliki lima model sebagai berikut: 1. Kolerasi positif Nilai y akan naik apabila nilai x juga naik. Berarti apabila nilai x terkendali maka nilai y terkendali. 2. Adanya gejala korelasi positif
28 Bila x naik maka y cenderung naik namun nilai x memiliki kemungkinan dipengaruhi oleh faktor lain. 3. Tidak ada korelasi 4. Ada gejala korelasi negatif Naiknya x akan menyebabkan kecenderungan turunnya y. 5. Korelasi negatif Naiknya x akan menyebabkan menurunnya y. Jika x dapat dikontrol maka y akan menjadi terkontrol.
29 2.6 Rancangan Pemecahan Masalah
Tabel 2. 2 Rangka berpikir Indentifikasi masalah
Tujuan dan manfaat penelitian
Pengumpulan data
Data kuantitatif defect Arm Kick Starter periode Januari 2013 sampai Desember 2014
Company Profile dan Flow process
Pengolahan data menggunakan SPC
Diagram alir
Lembar periksa
Diagram pareto
Diagram batang
Diagram tebar
Kesimpulan dan saran
Finish Sumber: Olahan peneliti
Peta kendali
Diagram sebabakibat
30