BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Fashion 2.1.1.1 Definisi Fashion Mode atau fesyen dalam bahasa inggris yaitu fashion. Fashion adalah gaya berbusana. Busana adalah pakaian atau baju atau kostum yang berfungsi sebagai pelindung tubuh. Dapat terhitat dari kutipan di bawah ini. “ For as long as humans have lived in organized societies, clothing has represented far more than a simple means of protecting oneself form the cold or covering the body “ (Sumber Fashion Worlds – Contemporary Retail Spaces, 2012 : 4-462) Dapat disimpulkan busana digunakan sebagai pelindung tubuh sampai akhirnya dengan berkembangnya jaman busana sebagai bentuk pengidentifikasian diri seperti yang dikutip Thomas Carlyle,”pakaian adalah perlambang jiwa”. (Sumber: peneliti media dan kebudayaan pop dalam pengantar buku Malcolm Barnard, fashion dan komunikasi: 2007) 2.1.1.2 Sejarah Fashion Sejarah kostum barat yang menjadi awal mula fashion Peradapan dan pusat mode dunia pada saat ini. Perjalanan yang panjang pada jaman prehistoric sampai pengaruhnya fashion terhadap masa yang akan datang. Menarik melihat cara setiap era merefleksikan hubungan kemanusiaan dengan dunia dan moral, kebudayaan, seni dan pakaian. Pakaian barat telah menjadi jembatan yang luar biasa untuk adaptasi , perubahan , dan asimilasi dibandingkan dengan mode dari budaya lain, dan ini tampaknya menjadi terkait secara langsung untuk 9
10
penggunaan pakaian untuk secara pribadi mengekspresikan diri serta untuk pemeliharaan budaya tradisional dan nilai-nilai sosial. dalam budaya lain item pakaian dan aksesoris biasanya berasal dari gambar yang dilambangkan para dewa atau dari disengaja pilihan dewa raja , tapi di barat , mode berasal dari rentang yang besar dan variasi berbagai sumberdaya pribadi dan sosial. Revolusi terbesar adalah perubahan dari masa neolitic ke revolusi industri pada aba ke 19 mengubah fashion dari perlambangan status sosial menjadi suatu kerasi penciptaan dan pemasaran. berikut adalah runtutan sejarah fashion.
Tabel 2.1 Daftar Sejarah Fashion (Sumber Costume History and Style, 1983 : 4-462) Seperti yang sudah di paparkan di atas melalui sejarah fashion, dapat disimpulkan
bahwa
Busana
yang
terus
berkembang
seiring
dengan
perkembangan zaman dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu: sejarah, iklim, budaya, suasana, teknologi,dan industry di seluruh belahan dunia termasuk Indonesia. Fashion juga berubah dari masa ke masa dan terus berkembang dan fashion juga dapat mengalami perputaran siklus. Sejarah fashion juga menjadi acuan inpirasi para perancang busana. Pendidikan fashion memumculkan desainer-desanier ternama dunia pada saat ini dan menciptakan brand-brand ternama terbaik yaitu Gucci, Prada, Dolce and Gabbana. Hal tersebut berpengaruh terhadap berkembangnya kepada industry fashion maupun insttitusi
11
fashion dunia termasuk Indonesia. Mode di Indonesia sudah ada sejak lama, namun perkembangannya dan keberadaannya baru terasa ketika media cetak bermunculan terutama majalah wanita (femina) tahun 1970an. Pada saat yang bersamaan para desainer muda Indonesia mulai kembali ke Indonesia selepas mengenyam pendidikan diluar negeri. Sejak itu kreasi desainer dan berbagai tulisan tentang mode banayak muncul di majalah maupun Koran-koran. Pada era berikutnya , bisnis mode , industri mode dan profesi desainer berkembang pesat di tunjukan dengan munculnya berbagai butik, peragaan busana dan sekolah-sekolah mode karena bidang mode menjadi bidang yang sangat menjanjikan. Dewasa ini mode sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat Indonesia. Mode telah menjadi bidang industri dan binis yang semakin di geluti secara profesional seiring meningkatnya kesejahteraan masyarakat. Terbukti dari mode telah di tetapkan sebagai salah satu subsector dalam ekonomi kreatif dan penyumbang Produk Domestic Bruto terbesar yaitu 43 persen menurut Maria Eka Pangestu, Menteri Perdagangan Republik Indonesia. (Sumber Kamus Mode Indonesia, 2011 : 4-7) Desainer berbakat dan pelaku mode semakin banyak bermunculan seiring dengan banyaknya edukasi di bidang perancangan mode di Indonesia berikut adalah daftar Pendidikan Pelatihan di Bidang Perancangan Mode di Indonesia. Apabila melihat daftar sekolah mode yang ada di Indonesia dan melihat perkembangan mode di Indonesia. Mode berkembang sangat pesat semenjak munculnya sekolah sekolah mode dan menghasilkan desainer-desainer muda berbakat Indonesia. Ini menunjukan bahwa pendidikan merupakan aspek penting dalam perkembangan ekonomi serta perkembangan budaya sebuah Negara.
12
Daftar Pendidikan Pelatihan di Bidang Perancangan Mode di Indonesia Pendidikan Formal
Pendidikan Nonformal
ASRIDE ISWI ESMOD Institut Kesenian Jakarta
ARVA School Of Fashion BUNKA School Of Fashion INTERMODEL Lembaga Pendidikan Seni Desain Harry Darsono LPTB Susan Budihardjo MODEGRAF
Institut Teknologi Bandung Lasalle College Internasional Raffles Desain Institute Jakarta Sekolah Tinggi Desain Indonesia Bandung Sekolah Tinggi Desain Interstudi Universitas negeri Jakarta BINUS Internasional Telkom Creative Industries School (Fakultas Industri Kreatif), Universitas Telkom Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI)
PHALIE Studio Dolling School of Fashion Desain Lembaga Kursus Tata Busana Wiwi IKKIS Sanly's Fashion
Sekolah Mode Lina Lea Juliana Jaya
Tabel 2.2 Daftar Pendidikan Perancangan Mode Di Indonesia (Sumber Kamus Mode Indonesia, 2011 : 290-296) Fashion desainer tidak lepas dari proses berfikir dan akhirnya memerlukan kreatifitas untuk menhasilkan ide dan merealisasikan menjadi sebuah karya. Pendidikan fashion membantu memfasilitas siswa agar dapat memahami proses berfikir keratif sampai perancangan yang nantinya akan menjadi seorang fashion desainer. Berikut saya akan membahas proses desain seorang fashion desainer.
13
2.1.1.3 Proses Desain Fashion Desainer Proses desain merupakan tahapan yang digunakan para perancang untuk menghasilkan sebuah rancangan. Berikut adalah tabel proses desain fashion desainer.
Bagan 2.1 Fashion Desain Process (Sumber Fashion Design process, inovation & practice 2nd , 2012) Proses desain di atas akan menjadi acuan dalam pertimbang perancangan perpustakaan agar dapat memfasilitasi proses desain pengguna yaitu siswa jurusan fashion desain. Pada proses desain yang pertama yaitu Analysing the brief dimana analisa dilakukan mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan klien dan mendeskripsikan
14
menjadi poin-poin atau kata kunci awal untuk menjawab kebutuhan klien. (lampiran bagan 3.1) Research adalah tahap kedua dimana di bagi menjadi research inspiration dan research direction. Rearch merupkaan tahap dimana seorang desainer mencari refrensi melalui banyak sumber sebagai bahan untuk rancangan sesuai dengan kata kunci dari hasil analisa. Research dapat dilakukan dengan melihat film, internet, buku ,dan lain-lain serta melihat sumber refrensi lain seperti museum, desain grafis, dan lain-lain. Sehingga dapat menghasilkan sebuah konsep. (lampiran bagan 3.2) Desain development tahap ketiga adalah tahap pengembangan rancangan dari konsep yang didapat dari hasil research pengembangan rancangan di atas kertas dengan penentuan bentuk melalui sketsa serta penentuan material, warna. (lampiran bagan 3.2) Prototyping teknik pengerjaan 3 dimensi dengan pengambilan sample pembuatan ,pembuatan pola, serta draping, pleating, sclupting pada manekin. (lampiran bagan 3.2) The chosen range or Collection dengan menyatukan elemen-elemen pendukung seperti aksesoris dan benda lain yang mendukung koleksi. Sehingga dapat melengkapi rancangan. . (lampiran bagan 3.1) Promotion yang terakhir promosi dengan membuat portofolio digital hasil akhir maupun dengan pengambilan foto hasil rancangan. Yang akan menambah nilai sebuah rancangan. (lampiran bagan 3.1)
15
Bagan 2.2 Fashion Desain Development (Sumber Fashion Design process, inovation & practice 2nd , 2012)
2.1.2 Pendidikan 2.1.2.1 Pendidikan di Indonesia Menurut Jaques Dehlor (1996) berprinsip dari empat pilar pendidikan, yaitu: learning to know (belajar untuk memperoleh pengetahuan), learning to do (belajar untuk dapat berbuat/melakukan pekerjaan), learning to be (belajar untuk dapat menjadikan dirinya menjadi orang yang berguna), dan learning to life together (belajar untuk dapat hidup bersama dengan orang lain). (Sumber www.infokursus.net) dapat dlihat bahwa tujuan pendidikan berdasarkan prinsip 4 pilar tersebut. Oleh sebab itu pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup manusia di seluruh penjuru negeri termasuk negara indonesia. Pendidikan di Indonesia diatur menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 yaitu tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pada pasal 1 pendidikan adalah usaha sadar dan
16
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Terdapat tiga jalur pendidikan di Indonesia yang di atur dalam UU No. 20 tahun 2003 Pasal 13 ayat 1 yaitu pendidikan formal, non-formal dan informal. Salah satu pilihan jalur pendidikan bagi penduduk usia produktif (18-35 tahun) yaitu pendidikan nonformal. Pendidikan nonformal adalah pendidikan yang dapat ditempuh bagi masyarakat yang tidak dapat mengenyam pendidikan formal. Pendidikan nonformal Seperti Lembaga Kursus dan Pelatihan, Kelompok Belajar, Sanggar, dll. Menurut UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab VI. Jenis, Jenjang, dan Jenis Pendidikan, bagian kelima tentang Pendidikan Nonformal, pasal 26, yaitu: (1) Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. (2) Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional. (3) Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik. (4) Satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan,
17
kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, dan majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis. (5) Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan,
keterampilan, kecakapan hidup,
dan sikap untuk
mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. (6) Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan mengacu pada standar nasional pendidikan. (7) Ketentuan mengenai penyelenggaraan pendidikan nonformal sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4), ayat (5), dan ayat (6) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. Seperti yang sudah terjabarkan pada pasal 26 mengenai pendidikan non formal pada pasal 35 dijabarkan mengenai Standar Pendidikan Nasional yang harus menjadi acuan yang digunakan sebagai standar pembangunan sebuah institusi pendidikan nonformal meliputi pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan, pengelolaan serta sarana dan prasarana. Oleh karena itu pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan, pengelolaan serta sarana dan prasarana merupakan sebuah pondasi dasar yang dapat menunjang proses berlangsungnya sebuah pendidikan. 2.1.2.2 Life skill
Broling (1989) mendefinisikan life skills sebagai interaksi berbagai pengetahuan dan kecakapan yang sangat penting dimiliki oleh seseorang sehingga mereka dapat hidup mandiri. Dan menurut Dawis (2000: 1) yang menyatakan bahwa life skills adalah “manual pribadi” bagi tubuh seseorang. Kecakapan ini membantu seseorang belajar bagaimana memelihara tubuhnya, tumbuh menjadi dirinya,
18
bekerja sama secara baik dengan orang lain, membuat keputusan logis, melindungi dirinya sendiri, dan mencapai tujuan dalam kehidupannya. WHO (1997) juga menegaskan bahwa kecakapan hidup (life skills) adalah berbagai keterampilan/kemampuan untuk dapat beradaptasi dan berperilaku positif, yang memungkinkan seseorang mampu menghadapi berbagai tuntutan dan tantangan dalam hidup sehari-hari secara efektif). (Sumber www.infokursus.net) Berdasarkan uraian beberapa pendapat ahli di atas, dapat dirumuskan bahwa hakikat pendidikan kecakapan hidup dalam pendidikan nonformal adalah upaya untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, sikap, dan kemampuan yang dapat membuat seserang hidup secara mandiri. Dengan maksud yang sama Seperti yang tertulis dalam UU Nomor 20/2003 pasal 26 Ayat 5: Kursus dan pelatihan
diselenggarakan
bagi
masyarakat
yang
memerlukan
bekal
pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap. Life skill merupakan seperti yang sudah terurai pada kesimpulan para ahli adalah sebuah upaya dalam kehidupan dan merupakan hasil dari pendidikan non formal Menurut Broling (1989) life skills dapat di kelompokkan ke dalam tiga kelompok kecakapan, yaitu: kecakapan hidup sehari-hari (daily lifing skills), kecakapan pribadi dan sosial (personal dan social skills), dan kecakapan untuk bekerja (occupation skills). (Sumber www.infokursus.net) Kecakapan hidup sehari-hari (daily lifing skills) antara lain pengelolaan kebutuhan pribadi, pengelolaan keuangan pribadi, pengelolaan rumah, pribadi, kesadaran kesehatan, kesadaran keamanan, pengelolaan makan dan gizi, pengelolaan pakaian, tanggung jawab sebagai warga Negara, pengelolaan waktu luang, rekreasi, dan kesadaran lingkungan. Kecakapan pribadi dan sosial (personal dan social skills) meliputi: kesadaran diri (minat, bakat, sikap, dan kecakapan), percaya diri, komunikasi dengan orang lain, tenggang rasa dan kepedulian pada sesama, hubungan antara personalan, pemahaman dan pemecahan masalah, menemukan dan mengembangkan kebiasaan positif, kemandirian dan kepemimpinan.
19
Kecakapan bekerja
(occupation skills) meliputi: memilih pekerjaan,
perencanaan kerja, persiapan keterampilan kerja, latihan keterampilan, penguasaan kompetensi, menjalankan suatu profesi, kesadaran untuk menguasai berbagai keterampilan, kemampuan menguasai dan menerapkan teknologi, merancang dan melaksanakan proses pekerjaan, dan menghasilkan produk dan jasa. WHO juga mengelompokkan kecakapan hidup ke dalam lima jenis aspek, yaitu: kecakapan mengenal diri sendiri (self awareness) atau kecakapan pribadi (personal skills), kecakapan sosial (social skills), kecakapan berpikir (thinking skills), kecakapan akademik (academic skills), dan kecakapan kejuruan (vocasional skills). •
Kecakapan personal (personal skills) yang mencakup kecakapan mengenal diri sendiri.
•
Kecakapan sosial (social skills) adalah kecakapan melakukan kerja sama, bertenggang rasa dan tanggung jawab sosial.
•
Kecakapan akademik (academic skills) adalah kecakapan dalam melakukan penelitian, persobaan-percobaan dengan pendekatan ilmiah.
•
Kecakapan vokassional (vokassional skills) adalah berkaitan bidang keterampilan/kejuruan tertentu seperti bidang perbengkelan, jahit-menjahit, peternakan, pertanian, dan produksi barang tertentu.
Pembelajaran pendidikan nonformal, ditekankan pada upaya pembelajaran yang dapat menghasilkan tenaga profesional yang dapat langsung memiliki keahlian dan bersaing di dunia profesional. Kecakapan vokassional (vokassional skills) merupakan kecakapan yang akan didapatkan pada Sekolah Fashion yaitu pelatihan perancangan mode. Pelatihan di bidang perancangan mode di indonesia dapat berasal dari pendidikan formal dan nonformal. Pendidikan formal perancangan mode melalui universitas ataupun collage yang berasal dari institusi dalam negeri dan institusi luar negeri.
20
Pendidikan non formal pada bidang perancangan mode seperti kursus-kursus atau lembaga pelatihan. Seperti yang terlampir pada tabel 2.2 2.1.3 Sarana dan Prasarana Berikut adalah pengertian sarana dan prasarana menurut Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan pada Petunjuk Pelaksanaan Revitalisasi Sarana Kursus dan Pelatihan Tahun 2012. Sarana adalah segala sesuatu berupa peralatan praktik utama yang dapat digunakan sebagai alat atau media dalam mencapai maksud dan tujuan dari seluruh kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh lembaga pendidikan nonformal. Prasarana adalah fasilitas dasar untuk menjalankan fungsi pembelajaran di lembaga pendidikan nonformal , berupa lahan dan bangunan. Menurut UU No. 20 tahun 2003 Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan maupun terdidik sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaa. Seperti yang sudah di ungkapkan sebelumnya pada pasal 26 mengenai pendidikan non formal pada pasal 35 telah dijabarkan juga standar pembangunan sebuah institusi pendidikan nonformal yang salah satunya adalah sarana dan prasarana serta hak pendidik dan terdidik berkesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas pada pasal 40 UU No. 20 tahun 2003. Maka dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana sangatlah penting untuk menunjang pendidik maupaun terdidik. Salah satu sarana yang disediakan lembaga pendidikan nonformal adalah perpustakaan. Serta menjadi salah satu sarana yang menunjang proses perkembangan edukasi. 2.1.3.1 Perpustakaan
21
Perpustakaan berasal dari bahasa latin yaitu liber atau libri yang artinya buku . dalam bahasa belanda bibliothek. Perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung tempat menyimpan buku-buku untuk di baca, sedangkan menurut taslimah yusuf (1996) , Perpustakaan adalah tempat menyimpan berbagai jenis bahan bacaan dan masyarakat memanfaatkan bacaan untuk menambah pengetahuan, mencari informasi atau sekedar mendpatkan hiburan. Jenis koleksi yang tersedia di perpustakaan berupa buku, majalah , surat kabar, bahan audio visual, rekaman kaset dan film. Tugas perpustakaan adalah mengumpulkan, mengolah, memelihara, merawat, melestarikan, mengemas, menyimpan, memberdayakan, dan menyajikan koleksi bahan pustkaa kepada pemakai. Fungsi perpustakaan diantaranya sebagai fungsi edukatif, informatif, penelitian, kultural, dan rekreasi. (Sumber managemen perpustakaan, abdul rahman saleh dan rita komlasari, 2009 ) Setiap perpustakaan yang didirikan mempunyai tujuan organisasi, jenis pemakai dan kegitaan yang berbeda-beda. Karena perbedaan tersebut perpustakaan di bagi menjadi 5 yaitu Perpustakaan Nasional, Perpustakaan Umum, Perpustakaan Khusus, Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Perguruan Tinggi. Berikut adalah jenis perpustakaan dan penjelasannya
•
Perpustakaan Nasional Adalah perpustakaan yang didirikan oleh suatu Negara biasanya hanya ada satu di setiap Negara. Fungsinya untuk menyimpan semua bahan pustaka tercetak, terekam serta multimedia yang ditebitkn oleh Negara. Contoh, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.
•
Perpustakaan Umum Adalah jenis perpustakaan yang didirikan oleh masyarakat umum dan doibiayai oleh masyarakat itu sendiri baik secara langsung (swadya) maupun tidak langsung melalui pajak. Karakteristik perpustakan umum yaitu perpustakaan tersebut tebuka untuk umum, semua jenis masyarakat dapat
22
masuk dan dibiayai dengan dana masyarakat. Di Indonesia pepustakaan umum berasa di tingkat kota, kecamatan dan bahkan tingkat desa. •
Perpustakaan Khusus Adalah perpustakaan instansi pemerintahan maupun instansi swasta. Tujuan dari perpustakaan adalah untuk menyediakan informasi bagi pegawai di lingkungan instansi untuk memberikan dan meningkatkan pengetahuan pegawai. Serta koleksi pada perpustakaan
ini juga terbatas dan hanya
berkaitan dengan misi dan tugas lembaga tersebut. Contoh Perpustakaan secretariat ASEAN di Jakarta. •
Perpustakaan Sekolah Adalah salah satu sarana dan fasilitas penyelengara pendidikan. Perpustakaan sekolah bertujuan membantu para murid untuk mencapai tujuan khusus sekolah.
•
Perpustakaan Perguruan Tinggi Adalah Perpustakaan yang berada di lingkungan perguruan tinggi, universitas, sekolah tinggi, akademi dan pendidikan tinggi lainnya. Tujuan Perpustakaan ini sebagai sarana kelengkapan pusat yang besifat akademik untuk menunjang program perguruaan tinggi. Perencanaan tata ruang pada Setiap perpustakaan sangatlah penting agar
dapat menampung semua kegiatan termasuk peralatan dan perabor untuk menunjang kegiatan di perpustakaan. Kebutuhan ruang perpustakaan dapat dihitung berdasarkan jumlah kegitan ynag diselenggarakan perpustakaan. Semakin banyak jumlah kegitan semakin besar kebutuhan runagnya. Pada perpustakaan perguruan tinggi berdasarkan jumlah siswa (student body). Menurut keputusan Direktoral Jendral Pendidikan Tinggi Nomor 126 Tahun 1967 mengenai persyaratan luas minimal perpustakaan perguruan tinggi yaitu satu meter untuk setiap mahasiswa. Aspek yang harus dipertimbangkan untuk menentukan perabot dan perlengkapan di perpustakaan seperti, 1) jumlah dan jenis koleksi yang akan dimiliki perpustakaan dalam 5 atau 10 tahun mendatang, 2) jangkauan layanan yang akan diselenggarakan, 3) jumlah pengunjung.
23
Dapat disimpulkan bahwa perpustakaan merupakan sarana yang sangat penting untuk menunjang proses pembelajaran siswa. Kegiatan utama yang dilakukan di perpustakaan yaitu membaca. berikut dipaparkan manfaat serta tujuan membaca serta hubungan membaca dengan pembentukan kreatifitas. 2.1.4 Membaca Membaca adalah kegiatan meresepsi, menganalisa, dan menginterpretasi yang dilakukan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis dalam media tulisan. Tujuan membaca secara umum yaitu mampu membaca dan memahami teks pendek dengan cara lancar atau bersuara beberapa kalimat sederhana dan membaca puisi ( Depdiknas ; 2004 : 15 ). Sedangkan Menurut Nurhadi (1987) yang mengutip pendapat Waples (1967) menuliskan bahwa tujuan membaca adalah : •
Mendapat alat atau cara praktis mengatasi masalah.
•
Mendapat hasil yang berupa prestise yaitu agar mendapat rasa lebih bila dibandingkan dengan orang lain dalam lingkungan pergaulannya.
•
Memperkuat nilai pribadi atau keyakinan.
•
Mengganti pengalaman estetika yang sudah usang.
•
Menghindarkan diri dari kesulitan, ketakutan, atau penyakit tertentu.
Hal menarik diungkapkan oleh Nurhadi (1987) bahwa tujuan membaca akan mempengaruhi pemerolehan pemahaman bacaan. Artinya, semakin kuat tujuan seorang dalam membaca maka semakin tinggi pula kemampuan orang itu dalam memahami bacaannya. Menurut taringan, (1979:10) tujuan membaca yaitu : •
Membaca untuk memperoleh perincian dan fakta (reading for details or facts)
•
Mambaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas)
•
Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita (reading for sequence or organization)
•
Membaca untuk menyimpulkan, membaca refrensi (reding for inference)
•
Membaca untuk mengelompokan, membaca untuk mengklasifikasikan (reading to classify)
24
•
Membaca menilai, membaca mengevaluasi (reading to evaluate)
•
Membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan (reading to compare or contrast)
Menurut kedua ahli di atas mengenai tujuan membaca dapat disimpulkan bahawa banyak manfaat yang akan didapatkan bila kita banyak membaca. Dalam kutipan “ reading for main ideas” dapat disimpulkan bahwa membaca dapat memperoleh suatu ide. Ide merupakan perwujudan dari kerativitas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perpustakaan sebagai sarana untuk meningkatkan pengetahuan dan kreatifitas para siswa pada pendidikan di bidang seni sangat penting dimiliki oleh setiap institusi pendidikan.
2.1.5 Dasar Perancangan Perpustakaan 2.1.5.1 Antropometri Pria dan Wanita Dewasa Antropometri disebut sebagai ilmu yang secara khusus mempelajari tentang pengukuran tubuh manusia guna merumuskan perbedaan-perbedaan ukuran pada tiap individu ataupun kelompok dan lain sebagainya. Antopometri ada sejak tahun 1870, data antopometri sangat penting mengingat ukuran tubuh manusia sangat bervariasi berdasarkan usia, jenis kelamin, suku bangsa, bahkan kelompok pekerjaan. (Sumber Human dimension & Interior space, 1979 : 1113). Data Antopometri merupakan acuan serta pertimbangan dalam mendesain duniture dalam sebuah ruang. Berikut data antropometri pria dan wanita pada usia produktif dan merupakan dasar perancangan perpustakaan.
25
Tabel 2.3 Data Pengukuran Antopometri Berdasarkan Kelompok Umur (Sumber Human dimension & Interior space, 1979 : 83-94)
26
Tabel 2.3 Data Pengukuran Antopometri Berdasarkan Kelompok Umur (Sumber Human dimension & Interior space, 1979 : 83-94)
2.1.5.2 Ergonomi Pria dan Wanita Dewasa Ergonomi berasal dari bahasa Latin yaitu ergon yang berarti kerja dan nomos yang berarti hukum alam sehingga ergonomi dapat diartikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkukngan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain/perancangan. (Nurmianto, 2003) Munculnya ergonomic dikernakan Manusia terlahir dalam dimensi dan bentuk yang berbeda-beda, baik dari segi kognitif, sosial dan emosional. Pembeda ergonomi salah satunya kerna faktor usia. Ergonomi pria dan wanita pada usia dewasa adalah ukuran yang ditinjau dari anatomi tubuh
yang
digunakan sebagai acuan dalam merancang mess pengajar pada sekolah fashion. Ergonomi disesuaikan pada ruang dan furnitur dilihat dari subjek pengguna ruang tersebut. Sehingga desain pada sebuah furnitur dalam sebuah ruang dapat
27
terdesain dengan baik sesuai ergonomic pengguna. Berikut merupakan data standarisasi tubuh pria dan wanita dewasa.
Gambar 2.1 Dimensi Tubuh Struktural Pada Kelompok Pria Dan Wanita Dewasa (Sumber Human dimension & Interior space, 1979 : 96)
Dimensi Tubuh Struktural pada kelompok pria dan wanita dewasa A
B
C
D
E
F
G
cm
cm
cm
cm
cm
cm
cm
Pria
91.9
120.1
174.2
52.6
69.3
94.0
86.1
Wanita
81.3
110.7
162.8
43.2
62.5
94.0
80.5
Pria
78.2
104.9
154.4
44.2
60.2
81.3
76.2
Wanita
68.1
98.0
143.0
37.8
53.8
68.6
71.4
Tabel 2.4 Dimensi Tubuh Struktural Pada Kelompok Pria Dan Wanita Dewasa (Sumber Human dimension & Interior space, 1979 : 96)
28
Gambar 2.2 Dimensi Tubuh Fungsional Pada Kelompok Pria Dan Wanita Dewasa (Sumber Human dimension & Interior space, 1979 : 98)
Dimensi Tubuh Fungsional pada kelompok pria dan wanita dewasa A
B
C
D
E
F
G
cm
cm
cm
cm
cm
cm
cm
Pria
91.9
120.1
174.2
52.6
69.3
94.0
86.1
Wanita
81.3
110.7
162.8
43.2
62.5
94.0
80.5
Pria
78.2
104.9
154.4
44.2
60.2
81.3
76.2
Wanita
68.1
98.0
143.0
37.8
53.8
68.6
71.4
Tabel 2.5 Dimensi Tubuh Fungsional Pada Kelompok Pria Dan Wanita Dewasa (Sumber Human dimension & Interior space, 1979 : 98) 2.1.5.3 Psikologi Warna Keberadaan warna di alam telah terbukti memberikan pengaruh pada semua makhluk hidup yang ada di dalamnya. Secara umum, warna dapat didefinisikan sebagai suatu spektrum yang terdapat di dalam cahaya, di mana identitas dari warna ditentukan oleh panjang gelombang cahaya tersebut.
29
Selain berpengaruh pada reaksi biologis makhluk hidup, warna juga memberi berbagai pengaruh pada kondisi psikologis manusia. Menurut Hartini (2007), warna memiliki berbagai karakteristik energi yang berbeda – beda apabila diaplikasikan pada tubuh. Pembelajaran mengenai pengaruh warna terhadap perilaku, emosi dan fisik manusia ini dikenal dengan sebutan psikologi warna. Setiap warna memiliki potensi untuk memberikan efek yang positif maupun negatif pada seseorang. Penggunaan warna berkaitan dengan kondisi psikologis seseorang akan mempengaruhi tubuh, pikiran, emosi dan keseimbangan dari ketiganya dalam diri manusia. Berikut ini adalah beberapa contoh pengaruh warna terhadap manusia yaitu : 1.
Warna merah merupakan warna yang cukup dominan. Penggunaan warna
ini pada suatu objek seringkali membuat objek tersebut tampak lebih dekat dari sebenarnya, sehingga mata kita cenderung lebih cepat mengidentifikasi warna merah dalam suatu ruangan. Warna merah memiliki pengaruh besar pada mood pria, karena warna ini menciptakan reaksi yang emosional. Walaupun dapat memberikan suasana hangat dalam ruangan, warna ini cenderung meningkatkan agresivitas seseorang. 2.
Warna biru memberikan efek yang cenderung menenangkan. Warna ini
seringkali diasosiasikan dengan warna langit atau lautan, juga dianggap sebagai warna favorit dunia karena efeknya yang membawa perasaan damai. Warna biru pekat akan menstimulasi pemikiran yang jernih, sementara warna biru muda akan membantu meningkatkan konsentrasi. 3.
Warna kuning menimbulkan perasaan ceria dan optimis. Warna ini banyak
mempengaruhi manusia secara mental dan emosional. Penggunaan warna ini secara tepat dalam ruangan, menimbulkan kesan bersahabat dan seringkali membantu meningkatkan kreativitas seseorang. Warna ini sangat cocok dipakai untuk menetralkan rasa gugup, karena cenderung meningkatkan rasa percaya diri seseorang. 4.
Warna hijau membawa kesan yang menyegarkan karena diasosiasikan
30
dengan alam dan tumbuhan. Warna hijau memberikan rasa aman, juga keseimbangan dan harmoni. Warna ini cocok digunakan dalam ruangan peristirahatan karena membawa perasaan damai dan ketenangan. 5.
Warna oranye merupakan hasil pencampuran warna merah dan kuning.
Dengan adanya kombinasi dua warna tersebut, warna oranye mempengaruhi manusia baik secara fisik maupun mental. Warna oranye dapat meningkatkan nafsu makan dan memberikan kenyamanan, sehingga sangat cocok digunakan di ruang makan atau ruang keluarga. Selain itu, warna ini membawa perasaan hangat dan menyenangkan. 6.
Warna hitam memberikan kesan yang glamor dan elegan. Selain itu, warna
ini juga menciptakan suasana yang cenderung serius dalam suatu ruangan. Warna hitam juga sering dipakai untuk menekan nafsu makan yang berlebihan, misalnya dengan cara melapisi meja dengan taplak berwarna hitam. 7.
Warna putih melambangkan kemurnian atau kesucian. Warna ini banyak
digunakan di rumah sakit karena memberikan kesan higienis dan steril. Secara visual, penggunaan warna ini pada suatu ruangan akan memberikan ilusi bahwa ruangan tersebut lebih tinggi daripada yang sebenarnya. 8.
Warna merah muda merupakan hasil pencampuran warna merah dan putih.
Warna ini melambangkan sifat yang feminim dan memberikan kesan santai. Namun faktanya, warna ini juga seringkali membuat orang merasa lesu dan kurang bersemangat.
9.
Warna cokelat terdiri dari warna merah, kuning dan hitam. Sama seperti
warna hitam, cokelat juga menimbulkan kesan yang serius, tetapi warna cokelat lebih menonjolkan sisi lembut dan kehangatan. 10. Warna ungu memberikan kesan mewah dan seringkali dikaitkan dengan kerohanian. Warna ini juga dapat mendorong manusia untuk melakukan perenungan atau meditasi. Selain itu, warna ini juga sering digunakan untuk
31
meningkatkan rasa percaya diri seseorang dan mengurangi rasa putus asa. 2.1.6 Furnitur dan Aksesoris Perpustakaan 2.1.6.1 Pengertian Furnitur dan Aksesoris
Furnitur Furnitur sendiri menurut concise oxford dictionary diartikan sebagai : 1) the movable articels that are used to make a room or building suitable for living or working in, such a table, chairs, or desks ; 2) the small accessories or fittings that are required for a partivular task or function. (Sumber pengantar desain mebel, 2007:118) Dapat dikatakan bahwa furnitur merupakan sebuah benda dalam sebuah ruang dan berfungsi membantu kegiatan manusia. Mebel atau Furiture merupakan perlengkapan atau barang seperti kursi, meja, lemari dsb. Furnitur sudah ada sejak jaman zaman neolitikum sekitar tahun 3100–2500 SM (Sebelum Masehi). Aksesoris Accessories are items smaller than furnitur that makeup the visual field of an interior. Categories of accessories include functional items, such wall clocks, umbrella stands, and magazine racks ; items that have personal sentimental value , such a souvenirs and family photographs; and obejects withs specific aesthetics merit, such as collections and artwork. Fundamental to idea of accessories in an interior is that they are worthy of display rather than being stored in closed, cabinet, drawer, or closet. Accsesoires ada 2 : functional dan decorative ( art work). (Sumber color space style,chris grimly & mimi love, 2007: 256) Aksesories dapat memperindah sebuha ruangan dan dapat memiliki nilai tertentu seperti nilai seni. Aksesoris dapat berfungsi ataupun sebagai dekorasi saja. Aksesoris beragam seperti jam dinding, lukisan,dll. 2.1.6.2 Batasan Furnitur Perpustakaan Mebel atau furnitur bukan hanya untuk kenyamanan dan kerapian diartikan
32
sebagai kekuasaan. Makna Mebel untuk zaman sekarang dapat juga mencerminkan status sosial pemiliknya. Mebel atau furnitur berfungsi sebagai pendukung dan membantu aktifitas dalam kehidupan manusia. Mebel yang terdesain dengan baik bahkan dapat mendukung kesehatan manusia. Furnitur atau mebel memiliki model dan jenis yang dapat mempengaruhi letak dan fungsi sebuah furnitur. Jenis furnitur yang dapat digunakan di perpustakaan yaitu : •
Furnitur free standing Furnitur Free Standing merupakan furnitur yang tidak permanen sehingga dapat digeser atau dipindahkan. Furnitur jenis ini paling banyak dan paling mudah ditemukan. Contoh dari jenis ini adalah bath up, sofa, kursi, coffee Table, Nackas, dan tempat tidur yang free standing.
•
Furnitur built in Furnitur built in merupakan furnitur yang permanen sehingga tidak mudah untuk digeser ataupun dipindahkan. Furnitur jenis ini biasanya di pasang mengikuti keadaan suatu ruang dan memanfaatkan ruang semaksimal mungkin. Furnitur ini cocok dipasang di rumah dengan luas yang terbatas
•
Furnitur mobile Furnitur mobile sejenis furnitur yang dapat bergerak dan mudah untuk dipindah pindahkan. Furnitur ini biaasanya menggunakan roda pada bagian bawahnya atau dibagian kaki-kakinya.
•
Furnitur knock down Furnitur knockdown adalah jenis furnitur yang mudah dibongkar pasang dan sangat sesuai dengan anda yang sering berpindah tempat tinggal. Untuk furnitur knockdown
yang
berukuran
besar
tetap
membutuhkan
tukang
untuk
membongkarnya, seperti lemari pakaian, rak buku, dan workstation atau office system. Batasan Furnitur pada perpustakaan yang akan dirancang berupa 3 furnitur dan 2 aksesoris. Furnitur dan aksesoris yang akan dirancang yaitu Stool, Meja, rak buku, Discussion board dan Movable storage untuk sample material.
33
2.1.6.3 Standar Ukuran Furnitur Perpustakaan
Gambar 2.3 Ergonomi Duduk (Sumber: https://dairizgraph.files.wordpress.com yang di akses pada 20 maret 2015
Gambar 2.3 Ergonomi Duduk
34
(Sumber: https://dairizgraph.files.wordpress.com yang di akses pada 20 maret 2015) 2.1.6.4 Material Furnitur Perpustakaan Furnitur dan handicraft indonesia dapat dibuat dari berbagai jenis substrate, ada 3 jenis substarte, yaitu : substrate alam, olahan dan sintetis. (Sumber,furnitur & handicraft berkualitas ekspor, 2008 : 20-48)
A. Substrate Alam yang dapat ditemukan langsung dari alam dan dengan sedikit olahan dpaat digunakan sebagai bahan baku. Yang termasuk golongan substrate alam yaitu kayu, rotan, bambu dan serat alam. •
Kayu Merupakan bahan yang sering digunakan dalam pembuataan furnitur maupun handicraft karena kayu mudah diolah dan mudah didapatkan. Kekerasan kayu dipengaruhi dari asal pohonnya, terdapat dua jenis pohon yaitu pertama pohon berdaun Jarum dengan ciri ciri lebih cepat tumbuh, kayunya lunak dan serat kayunya bertekstur halus. Yang kedua jenis pohon berdaun lebar dengan ciri ciri kayunya keras, tumbuh lebih lama, dan serat kayunya lebih tegas dan bervariatif. Jenis pohon berdasarkan kekerasannya : Kayu sangat keras : kayu balau, kayu giam Kayu keras : kayu kulim, kayu pilang Kayu sedang kekerasannya : kayu mahoni, kayu meranti Kayu lunak : kayu pinus, kayu balsa
35
Tabel 2.6 Jenis Dan Kegunaan Kayu (Sumber,Furnitur & Handicraft Berkualitas Ekspor, 2008 : 26)
Berikut adalah ciri-ciri kayu untuk menjadikan bahan referensi dalam perancangan furnitur dan aksesoris. 1. Ciri-ciri Kayu Mahoni • Tekstur cukup halus • Serat indah • Berwarna merah muda hingga merah tua. • Mempunyai lingkaran tahun 2. Ciri-ciri Kayu Pinus • Daun seperti jarum • Jenis kayu lunak • Kulit kasar • Batang mengandung minyak/getah • Untuk bahan cat • Mempunyai lingkaran tahun • Warnanya kuning gading
36
3. Ciri-ciri Kayu Lame: • Ringan • Mudah dibentuk atau dipahat • Tahan lama. 4. Ciri-ciri Kayu Albasia • Ringan • Mudah dibentuk atau dipahat • Tahan lamaUmur pendek/Cepat besar • Mudah patah • Ada lingkaran tahun 5. Ciri-ciri Kayu sungkai: • tahan lama • tekstur cukup halus • serat indah • berwarna kuning pucat 6. Ciri-ciri Kayu Kamper: • tidak terlalu awet dan kuat • serat halus dan indah • tidak tahan air • tidak mempunyai lingkaran tahun • mudah dikerjakan 7. Ciri-ciri Kayu Jati: • kuat • tahan lama • serat dan tekstur indah • tahan dari jamur, rayap dan serangga • mudah dikerjakan
37
• ada lingkaran tahun • terdapat banyak macam tapi yang paling indah jati kembang • tidak mudah memuai terhadap perubahan suhu 8. Ciri-ciri Kayu Meranti: • Terdapat 2 jenis, yaitu: meranti merah dan meranti putih • Pada umumnya kayunya lunak • Paling tahan diantara kayu lokal lainnyaseperti duriannangka, dan rengas • Ada lingkaran tahunan 9. Ciri-ciri Kayu meranti merah: • keras • ringan sampai berat-sedang • warna merah muda tua hingga merah muda pucat • tekstur tidak terlalu halus • lebih keras dari putih 10. Ciri-ciri Kayu Sonokeling: • serat indah • berwarna ungu bercoret hitam • kuat dan awet, sangat keras • halus,warna tidak terlalu hitam • bobot sedang hingga berat • tahan air • ada lingkaran tahun. B. Substrate olahan adalah Substrate yang berasal dari alam namun mengalami pemrosesan terlebih dahulu. Pengolahan tersebut dilakukan dengan pencampuran bahan lain ataupun hanya mengubah bentuk dan tanpa campuran bahan lain.
38
•
Veneer Veneer merupakan bahan olahan pembuatan furnitur yang terbuat dari kayu. Veneer dibuat dengan cara mengupas balok kayu menjadi lembaran-lembaran kayu yang tipis. Veneer menjadi salah satu alternatif sebagai bahan pembuatan furnitur karena bentangan veneer lebih lebar sehingga memungkin untuk membuat furnitur yang panjang tanpa sambungan. Veneer biasa menjadi pelapis diatas plywood atau MDF, dengan serat yang menyerupai dengan jenis kayu aslinya. Plywood atau MDF yang sudah dilapis veneer biasa masih memerlukan fisnishing cat sebagai coating. Kekurangan dari veneer biasanya adalah sambungan sudut antar veneer agak tajam. Maka dari itu biasanya diberi edging untuk mengrasi resiko tajam disudut.
•
Plywood Plywood adalah bahan olahan Plywood dibuat untuk mendapatkan lembaranlembaran kayu dengan luas yang lebar, plywood juga berguna untuk menghemat bahan baku kayu yang semakin sulit didapat.Plywood biasanya menjadi bahan membuat furnitur seperti lemari dan rak-rak yang kemudian dilapis lagi dengan veneer. Plywood terdiri dari beberapa ketebalan, dari 3mm-24mm. Bagian permukaan plywood biasanya terbuat dari venner dengan kualitas baik sedangkan bagian tengahnya terbuat dari veneer yang kurang baik atau bisa pula menggunakan particle board. Particle board adalah serpihan kayu yang di press. Pengisi plywood ini mengandung partikel sangat halus yang tidak baik bagi kesehatan paru-paru. Maka dari itu dalam proses pembuatannya, para tenaga ahli diwajibkan memakai masker. Walaupun demikian dalam prakteknya, tidak semua orang menggunakan masker. Setekah di-fisnishing, seharusnya furnitur yang berbahan plywood dianginkan beberapa saat di tempat yang terbuka untuk meminimalkan partikel halus yang ada di dalamnya. Menurut Iensufiie (2009), American Plywood Association membagi plywood dalam beberapa tingkatan kualtias (grade) a) Premium Grade (A)
39
Yaitu plywood yang terdiri dari lebih dari satu face veneer berkualitas tinggi, yang dipasang dengan pola kayu yang tepat. b) Good Grade (1) Grade ini memiliki karakteristik yang sama dengan Premium Grade, hanya kayu tidak perlu membentuk pola, hanya warna kayu harus benar-benar sama. c) Sound Grade (2) Grade ini tidak mengutamakan kesamaan warna kayu, namun tidak boleh terdapat cacat pada permukaan kayu. d) Utility Grade (3) Grade ini memperbolehkan adanya sedikit cacat pada permukaan kayu. e) Backing Grade (4) Grade ini membolehkan adanya cacat pada permukaan. Hal ini tidak pentik karena grade ini biasa digunakan untuk bagian-bagian furnitur yang tidak terlihat. •
Board Board adalah salah satu bahan pembuat furnitur yang terbuat dari limbah gergajian dan debu-debu kayu yang dicampur dengan bahan kimia dan adhesives, dijadikan bubur kayu dan di press dengan tekanan tinggi. Board dibagi menjadi: a) Particle Board : terbuat dari serbuk gergajian kasar b) Chip Board : hampir sama dengan particle board namun dengan serpihan yang lebih kasar c) MDF (Medium Density Fiberboard) : terbuat dari debu dan serbuk kayu. d) Hard Board : terbuat dari pecahan kayu yang diolah menjadi lapisan fiber yang padat. Board biasanya dilapisi dengan veneer dalam proses fisnishing. Karena bahan pembuatnya bukan merupakan bahan yang baik, kualitas board tidak
40
terlalu baik. Beberapa kelamahan board yaitu, tidak tahan air, mudah lumutan, tidak terlalu kuat, dan lain-lain. •
Besi Besi merupakan logam yang memiliki warna abu-abu keputih-putihan. Logam ini dihasilkan terutama dari peleburan biji hematit dalam tanur sembur. Kegunaanya adalah diapakai untuk bangunan dan bidang teknik, juga dapat dimanfaatkan untuk membuat aloi baja. Besi diolah menjadi produk untuk konstruksi bangunan maupun furnitu jenis bentuk besa serta ukurannya juga beragam. Berikut jenis-jenis produk besi baja yang dijual di pasaran : a) Carbon Steel Bars galvanize: • Besi Beton Polos ( Plain Bars) • Besi Beton Ulir ( Deformed Bars) • Besi As ( Round Bars) • As Besi Segi Empat • As Besi Segi Enam ( Hexagonal Bars) • Silver Steel-Hollow Bars-Tool Steel • Strep Besi ( Flat Bars) • Band Eyzer ( Strapping band Plates) b) Carbon Steel Pipes : • Pipa Baja Hitam ( Black Steel Pipes) • Pipa Air / Galvanis ( Galvanized Pipes) • Pipa Seamless ( Seamless Pipes) ASTM A 53 / A 106 / API 5 L • Pipa Pancang ( ERW Pipes) ASTM A 252 • Pipa Konstruksi STK-400 • Pipa Perabot ( Stalbuist Pipes)
41
• Pipa Kotak ( Rectangular & Square Pipes) c) Carbon Steel Plates : • Plat Besi Hitam • Plat Kapal ( Ship Building Plate BKI) • Plat Besi Putih ( Cold Rolled Coil/ Sheet) JIS SPCC • Plat Bordes ( Checkered Plate) • Plat Lubang ( Perforated Plate) • Plat Tahan Gesek ( Wear-Resistance Plate) • Plat Galvanil ( Galvaneal) • Plat Galvanis ( Galvanized) d) Carbon Steel Profiles galvanize : • Siku Besi ( Angle Bars) galvanis • Kanal UNP ( U-Channel) galvanis • Kanal CNP ( Lip-Channel) galvanis • H-Beam I-Beam WF-Beam galvanis C. Textile Tekstil dapat diaplikasikan dalam berbagai bentuk yaitu ceiling panels dan dinding, untuk sistem panel dan furnitur, membentuk karpet, tirai , membentuk perabot rumah untuk seprai .Oleh karena itu sangat penting bahwa desainer interior memahami struktur, properti, kinerja ,penyelsesaian, pencelupan, pencetakan dan teknik yang berhubungan dengan kain .Sebuah kain tekstil atau adalah sebuah materi yang terbuat dari serat saling seperti moven, knitted, atau felted .Tekstil digabung menjadi satu kesatuan dengan serat seperti sutra, kapas, rayon, nilon, atau di tenun, seprti satin, leno, twill. Tenun dapat digabungkan dengan berbagai jenis serat misalnya adalah tenun jacquard yang dapat dibuat berbagai serat dan jenis kain berbeda. (Sumber,chris grimly & mimi love, 2007:184-187)
42
Fibers atau Serat : dikategorikan menjadi 2 yaitu natural dan buatan atau kimiawi.serat natural berasal dari hewan, tumbuhan atau sumber mineral.
Natural fibers atau Serat Alami Angora Silk Cotton Linen Ramie Jute Tabel 2.7 Jenis Serat Alami (Sumber, color space style, 2007)
Man-made and chemical fibers atau Buatan dan Kimiawi Rayon Acetate Nylon Polyester Tabel 2.8 Jenis Serat Buatan dan Kimiawi (Sumber, color space style, 2007)
Karateristik serat sangat penting diketahui sebagai bahan refernsi karena serat adalah pembentuk bahan-bahan upholstery yang kandungannya merupakan campuran dari beberapa serat sehingga dapat menajdi pertimbangan dalam pemilihan tekstil untuk upholstery. Setiap kain memiliki tingkat ketahanan yang berbeda-beda sehingga hal tersebut dapat menjadi pertimbangan dalam
43
perancangan menggunakan kain. Karena ketahanan tersebut dipertimbangkan melalui pengguna (user), lokasi, dan durasi penggunaan, serta maintanace (pembaharuan) berikut tabel tingkat ketahanan kain :
Tabel 2.9 Kekuatan Serat (Sumber : Color Space Style, 2007:184-187)
2.1.6.5 Konstruksi Furnitur Perpustakaan Perancangan furnitur berbahan kayu hal yang sangat penting yang harus dipertimbangkan adalah penggabuan dua buah kayu atau yang di sebut joint. Joint merupakan konstruksi yang akan menjadi titik kekuatan dari sebuah furnitur kayu. Berikut teknik – teknik konstruksi sambungan kayu dalam furnitur bersumber dari buku, yaitu: (Sumber furnitur desain second edition, 2012 : 267273)
44
•
Biscuit connect
Gambar 2.4 Biscuit Connect Joint (Sumber Furnitur Desain, 2005)
•
Butt joint
Gambar 2.5 Butt Joint (Sumber Furnitur Desain, 2005)
•
Butterfly
Gambar 2.6 Butterfly Joint (Sumber Furnitur Desain, 2005)
45
•
Cross-lap
Gambar 2.7 Cross Lap Joint (Sumber Furnitur Desain, 2005)
•
Dado
Gambar 2.8 Dado Joint (Sumber Furnitur Desain, 2005)
•
Dovetail
Gambar 2.9 Dove Tail Joint (Sumber Furnitur Desain, 2005)
46
•
Finger
Gambar 2.10 Finger Joint (Sumber Furnitur Desain, 2005)
•
Keyed
Gambar 2.11 Keyed Joint (Sumber Furnitur Desain, 2005)
•
Lap
Gambar 2.12 Lap Joint (Sumber Furnitur Desain, 2005)
47
•
Miter
Gambar 2.13 Milter Joint (Sumber Furnitur Desain, 2005)
•
Mortise Tenon
Gambar 2.14 Mortise Tenon Joint (Sumber Furnitur Desain, 2005)
•
Pinned
Gambar 2.15 Pinned Joint (Sumber Furnitur Desain, 2005)
48
•
Rabbet
Gambar 2.16 Rabbet Joint (Sumber Furnitur Desain, 2005)
•
Scraf
Gambar 2.17 Scarf Joint (Sumber Furnitur Desain, 2005)
•
Spline butt
Gambar 2.18 Spline Butt Joint (Sumber Furnitur Desain, 2005)
•
V-groove
49
Gambar 2.19 V-Groove Joint (Sumber Furnitur Desain, 2005) 2.1.6.6 Fisnishing Furnitur Fisnishing adalah istilah proses produksi yang merupakan bagian akhir. Melalui pengecatan atau pelapisan permukaan. Fisnishing biasanya berupa penegcatan atau pelapisan permukaan material. Pelapisan kayu Fungsi pelapisan pada kayu adalah untuk melindungi kayu dari cuaca dan perlakuan pemakaian. Finisning kayu disesuaikan dengan karakter kayu yang berserat dan bahan kimia yang relative baik untuk kayu. Berikut prosesfinshing kayu yang menhasilkan warna alami kayu. •
Wood filler, berfungsi untuk mengisi celah pada permukaan kayu dan memunculkan karakter atau alur serat kayu.
•
Wood stain, melapiskan zat warna pada permukaan kayu.
•
Sanding sealer, melapisi permulaan kayu untuk proses ampelas.
•
Melamine lacquer, bahan pelapis permukaan kayu dengan warna transparan
•
Dof atau gloss, jenis pelapis permukaan. Berikut fisnishing metal :
•
Pengecatan, pengecatan terbaik untuk metal adalah sistem baked atau oven.
•
Plastic coating (dilapisi plastic)
•
Electro plating (di sepuh), teknik yang tampak menyerupai material sebenarnya. Bahan yang di pakai yaitu kromium
•
Anodizing teknik khusus untuk material aluminium.
50
(Sumber pengantar desain mebel, 2007:118) Melapisi sebuah substrate haruslah dengan bahan dan fungsi protektif dan dekoratif yang dikenal dengan istilah coating .sistem pengecatan furnitur terbuat dari bahan baku kayu rotan, bamboo, serta alam,substate buatan, dan substate kombinasi. Berikut penjelasan singkat beberapa jenis finshing. •
Oil : Jenis fisnishing ini merupakan fisnishing yang sangat sedehana dan mudah aplikasinya. Oil akan meresap ke dalam pori-pori kayu dan tinggal di dalamnya untuk mencegah air keluar atau masuk ke pori-pori kayu. Cara aplikasinya adalah dengan cara menyiram, merendam atau melumuri benda dengan oil kemudian dibersihkan dengan kain kering. Bahan fisnishing ini tidak memberikan keawetan pada aspek benturan karena lapisannya sangat tipis.
•
Politur : Jenis fisnishing ini memiliki bahan dasar Shellac yang berwujud serpihan atau batangan, serta dapat juga diperoleh dalam bentuk siap pakai (sudah dicampuri alkohol dengan proporsi yang tepat). Alhokol berfungsi sebagai pencair (solvent). Cara aplikasinya adalah dengan melumuri kain lalu memoleskannya pada kayu hingga mendapatkan lapisan tipis fisnishing pada permukaan kayu. Semakin banyak polesan yaang diberikan semakin tebal lapisanya.
•
NC Lacquer : Jenis fisnishing ini terbuat dari resin Nitrocellulose/alkydyang dicampur dengan bahan solvent yang cepat kering, yang sering disebut sebagai thinner. Bahan fisnishing ini tahan terhadap air namun tidak tahan goresan maupun benturan fisik. Cara aplikasinya adalah dengan sistem spray (semprot) dengan tekanan udara.
•
Melamine : Jenis fisnishing ini hampir sama dengan bahan lacquer. Kelebihan dari bahan ini adalah memiliki kekerasan lapisan yang lebih tinggi dari lacquer dan memiliki lebih banyak warna. Bahan ini memiliki zat kimia yang dapat merusak kesehatan manusia sehingga sudah mulai jarang dipakai, bahan ini jg menimbulkan bau yang tidak sedap dan membutuhkan waktu yang lama untuk menghilangkan bau tersebut.
51
•
PU (PolyUrathane) : Jenis fisnishing ini termasuk jenis yang awet karena lapisannya menutup seluruh permukaan kayu seperti lapisan plastik. Lapisan ini memiliki daya tahan terhadap panas dan air yang tinggi, sehingga baik untuk produk outdoor, kusen, pindu luar, atau pagar. Proses pengeringan bahan ini menggunakan bahan kimia cair yang cepat menguap.
•
UV Lacquer : Jenis fisnishing ini cocok untuk permukaan yang lebar karena metode yang efektif untuk aplikasinya adalah teknik curtain method dimana bahan fisnishing diaplikasi seperti curahan yang membentuk tirai. Kayu akan diluncurkan melalui tirai tersebut sehingga membentuk lapisan cukup tipis pada permukaannya. Bahan ini disebut UV Lacquer karena bahan fisnishing ini hanya dapat dikeringkan oleh sinar Ultra Violet (UV)
•
Waterbased Lacquer : Jenis fisnishing ini merupakan jenis yang mulai populer pada saat ini karena ramah lingkungan dan tidak mengandung bahan kimia yang dapat merusak kesehatan. Fisnishing ini hampir sama kualitasnya dengan NC dan melamine. Namun karena berbahan dasar air maka pengeringan akan memakan waktu yang lebih lama.
2.2 Tinjauan Khusus 2.2.1 Data Observasi ARVA School of Fashion
52
2.2.1.1 Profil Sekolah ARVA School of Fashion didirikan 11 pada desember 1989 oleh Aryani Widagdo, dan didirikan sebagai pusat pendidikan yang menghasilkan beberapa perancang busana di indonesia. Selain program 1 tahun Fashion Desain, arva mode sekolah lain juga menyediakan short course yaitu easy sewing, short course Kids & Teen, Islamic Fashion desain, Kebaya, Fashion Illustration, Islamic Fashion Illustration. Logo arva berasal dari ilustrasi bunga mawar yang belum mekar dimana menggambarkan pada awalnya siswa belum berkembang namun harapan setelah keluar dari arva siswa dapat menjadi mawar yang benar-benar mekar.
Gambar 2.20 Logo ARVA School Of Fashion (Sumber: http://www.arvaschooloffashion.com yang diakses tanggal 16 Maret 2015) 2.2.1.2 Visi Misi Visi : Arva School of Fashion adalah sebuah lembaga pendidikan yang ingin membuktikan dirinya untuk menjadi pusat keunggulan dalam bidang fashion pendidikan di indonesia , dan dapat lebih dikenal di tingkat nasional tingkat internasional. Misi :
53
•
mempersiapkan para instruktur yang memenuhi syarat
•
terus meningkatkan kualitas pendidikan untuk karyawan
•
setelah peristiwa dalam lingkup nasional maupun internasional
•
menyediakan sarana dan prasarana belajar yang terbaru
2.2.1.3 Lokasi ARVA School of Fashion berlokasi di lokasi yang tenang dan tempat yang konduktif untuk kegiatan pendidikan, di jantung kota Surabaya .
Gambar 2.21 Peta ARVA School Of Fashion (Sumber:www.googlemaps.com yang diakses pada 26 maret 2015)
Gambar 2.22 Gedung Lama ARVA School Of Fashion (Sumber: http://www.arvaschooloffashion.com yang diakses tanggal 16 Maret 2015) 2.2.1.4 Program Belajar
54
1 year program
Fashion Desain a realistic and practical understanding of the demands of the explore the concepts of fashion desain and innovation, develop your critical understanding of creative desain in the fashion industry through research, analysis, desain development and product realization
Pattern Making and Sewing Students on this course learn the skills of desain, pattern drafting and sewing, together with academic, research, industry awareness and presentation skills.
Short course Eeasy Sewing Great for beginners to learn about the required tools and tricks to create their first dream dress. Level One: 23 sessions Level Two: 23 sessions Monday & Friday: 5pm - 8pm Wednesday: 9am - 12pm Islamic Fashion Illustration technique of Islamic fashion drawing, learn how to find inspiration and build their desain ideas. From color theory to illustration styles Islamic fashion portfolio Level One: 20 sessions Level Two: 20 sessions Monday & Friday: 5pm - 8pm Saturday: 9am - 12pm & 1pm - 4pm Islamic Fashion desain The course is desained for participants to learn the technique of Islamic fashion drawing, Moreover, their desain and produce a small collection of Moslem wears. Total sessions: 40 sessions Monday & Thursday: 1pm - 4pm Fashion Illustration learn the technique of fashion drawing, From color theory to illustration styles fashion portfolio Level One: 20 sessions Level Two: 20 sessions Monday & Friday: 5pm - 8pm Saturday: 9am - 12pm & 1pm - 4pm Short Course Kids & Teen Kebaya
Tabel 2.10 Program ARVA School Of Fashion (Sumber: http://www.arvaschooloffashion.com yang diakses tanggal 16 Maret 2015)
Jumlah Siswa dan Guru
55
Jumlah Siswa Short course
: 637 siswa
1 year program
: 58 siswa
Jumlah Pendidik
: 20 orang
2.2.1.5 Fasilitas •
Fashion Desain Workshop Terlihat pada ruang desain workshop terdapat mesin jahit yang diperuntukan masing-masing untuk setiap murid. Serta meja yang lumayan lebar dan nyaman untuk menjahit.
Gambar 2.23 Fashion Desain Workshop ARVA School Of Fashion (Sumber: http://www.arvaschooloffashion.com yang diakses tanggal 16 Maret 2015) •
Pattern Making Workshop Terdapat meja panjang serta manikin dan mesin jahit pada ruangan ini. untuk mempermudah prose pembuatan pola untuk pakaian.
Gambar 2.24 Pattern Making Workshop ARVA School Of Fashion (Sumber: http://www.arvaschooloffashion.com yang diakses tanggal 16 Maret 2015) • Perpustakaan Terdapat perpustakaan dengan koleksi-koleksi langka serta free wifi pada area
56
peprustakaan.
Gambar 2.5 Perpustakaan ARVA School Of Fashion (Sumber: Studio Kita, 2015) •
Teori Classrooms Ruanga kelas teori dimana terdapat LCD, meja panjang yang lebar dan full ac untuk menunjang pembelajaran.
Gambar 2.26 Kelas Teori ARVA School Of Fashion (Sumber: http://www.arvaschooloffashion.com yang diakses tanggal 16 Maret 2015)
•
Fasilitas Pendukung : Outdoor area dan resepsionis
2.2.2 Data Observasi Lasalle College 2.2.2.1 Profil Sekolah
57
Lasalle College adalah institusi pendidikan swasta yang berfokus pada program kejuruan dan Pra-Universitas. Lasalle College didirikan pada tahun 1959 oleh Jean-Paul Morin. Tujuan pendirinya adalah untuk memberikan penduduk Quebec kesempatan-kesempatan karir yang baru dengan cara menerima pelatihan langsung dari sang ahli. Lasallale College kini memiliki 15 kampus yang tersebar dari America Latin, Afrika Utara, Eropa Timur, dan Asia Tenggara, Lasalle College Jakarta adalah salah satu cabangnya. Gelar yang dapat diraih di Lasalle College Jakarta ada dua, yaitu : lulus dengan Sertifikat Interior Desain dengan menyelesaikan 1 tahun pembelajaran secara full-time atau 2 tahun pembelajaran secara part-time atau bagi mereka yang ingin mempelajari lebih jauh dan memperoleh gelar Diploma dengan menyelesaikan 2 tahun pembelajaran secara full-time ataupun 3 tahun pembelajaran secara parttime.
Gambar 2.27 Logo Lasalle College (sumber: http://www.lasallecollege.ac.id yang diakses tanggal 16 Maret 2015)
2.2.2.2 Visi Misi Misi : to Indonesian students and proffesionals : we will train you to be the next International desainers in Indonesia Visi : providing the highest quality education offered by the Lasalle College Group.
2.2.2.3 Lokasi
58
Lasalle College Berlokasi di Jl. Jend. Sudirman Kav 86 , Sahid Office Boutique Unit D – F (Komp. Hotel Sahid Jaya), Lokasi tersebut merupakan pusat kota dan pusat perkantoran mewah.
Gambar 2.28 Peta Lasalle College (Sumber:www.googlemaps.com yang diakses pada 26 maret 2015)
Gambar 2.29 Gedung Lasalle College (Sumber: Callista Yulis, 2015)
2.2.2.4 Struktur Organisasi
59
Bagan 2.3 Struktur Organisasi Lasalle College (Sumber: Callista Yulis, 2015)
2.2.2.5 Program Belajar
60
Tabel 2.11 Kurikulum Lasalle College (Sumber: Callista Yulis, 2015)
2.2.2.6 Fasilitas
61
•
Academic class Setiap kelas teori berkapasitas maksimal 20 orang. Pembatasan kapasitas mahasiswa ini dimaksudkan agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan secara efektif dan produktif. Setiap kelas teori juga dilengkapi dengan satu TV LED, TV ini merupakan pengganti projektor agar warna-warna yang ditampilkan lebih jelas dan tidak melenceng.
Gambar 2.31 Academic Class Lasalle College (Sumber: Callista Yulis, 2015) •
Pattern Drafting Terdapat meja panjang dan lebar serta manekin pada ruangan pattern drafting untung membuat pola pakaian.
Gambar 2.32 Pattern Drafting Class Lasalle College (Sumber: Callista Yulis, 2015)
•
Workshop
62
Terdapat manekin serta meja besar serta beberapa alat pendukung pembuatan pakaian seprti setrika dan mesin lainnya.
Gambar 2.33 Ruang Workshop Lasalle College (Sumber: Callista Yulis, 2015) •
Sewing room Pada ruang sewing room terlihat banyak mesin jahit,bordir,dll dan setiap murid mendapatkan 1 mesin jahit pada proses pembelajaran.
Gambar 2.34 Sewing Room Lasalle College (Sumber: Callista Yulis, 2015)
•
Perpustakaan
63
Perpustakaan ini dilengkapi dengan berbagai buku desain dan bahan-bahan berupa kain, granit, marmer, keramik yang sangat bermanfaat bagi mahasiswa-mahasiswa Lasalle yang berasal dari berbagai jurusan desain.
Gambar 2.34 Perpusatakaan Lasalle College (Sumber: Callista Yulis, 2015) •
Mini Gallery Keterbatasan area pada Lasalle College Jakarta tidak membuat kampus ini kehabisan area untuk men-display berbagai karya mahasiswa yang penuh kreatifitas. Kita dapat menemukan mini gallery berupa etalase-etalase kecil di setiap lantai bahkan sudut tangga pun dimanfaatkan untuk menampilkan berbagai karya mahasiswa yang sekaligus mempermanis desain ruangan kampus keseluruhan.
Gambar 2.36 Mini Gallery Lasalle College (Sumber: Callista Yulis, 2015)
•
Fasilitas pendukung : Cafe, Outdoor Area, Studio Fotogarfi, Ruang Computer, ruang kostum, ruang pengajar, resepsionis, kasir, area tunggu.
2.2.3 Data Observasi LPTB Susan Budihardjo 2.2.3.1 Profil Sekolah
64
Lembaga pendidikan nonformal di bidang perancangan mode busana pertama dan tertua di Indonesia adalah Lembaga Pengajaran Tata Busana (LPTB) Susan Budihardjo. LPTB Susan Budihardjo pertama kali didirikan di Jakarta pada tahun 1980, Selama 32 tahun berderap di dunia mode Lembaga Pengajaran Tata Busana Susan Budihardjo (LPTB Susan Budihardjo) telah memperlihatkan tanggung jawab besarnya sebagai sebuah sekolah mode yang mendidik dan melahirkan banyak perancang berbakat yang sudah memiliki nama harum di masyarakat. “Pendidikan yang baik dan benar akan sangat menunjang kreativitas seseorang dalam berkarya,” tutup wanita yang telah 32 tahun melakukan perjalanan kreatifnya setelah kembali ke Tanah Air pada 1979.
Gambar 2.37 Logo LPTB Susan Budihardjo (Sumber: http://susanbudihardjo.com yang diakses tanggal 18 Maret 2015)
2.2.3.2 Visi Misi Untuk mengajak para murid melihat sebuah peluang besar salam industri mode yaitu busana siapa pakai atau ready-to-wear
2.2.3.3 Lokasi
65
Lokasi susan budihardjo terletak pada wilayah jakarta timur. Dimana banayak akses yang dapat ditempuh melalui jalan tol maupun akses jalan raya.
Gambar 2.38 Peta Lokasi LPTB Susan Budihardjo (Sumber:https://www.googlemaps.com diakses tanggal 20 Maret 2015)
Gambar 2.39 Gedung LPTB Susan Budihardjo (Sumber:Googke Maps diakses tanggal 20 Maret 2015)
66
2.2.3.4 Program Belajar
Tabel 2.12 Kurikulum LPTB Susan Budihardjo (Sumber: Callista Yulis, 2015)
67
2.2.3.5 Fasilitas •
Sewing class
Pada kelas menjahit terdapat mesinjahit serta manekin, jenis mesin jahitnya juga beragam.
Gambar 2.41 Sewing Class LPTB Susan Budihardjo (Sumber: http://store.tempo.co/foto/detail/P2005200700125/lembaga-pengajarantata-busana-susan-budiharjo#.VQ_1zSkRo6V yang diakses tanggal 20 Maret 2015 )
•
Workshop
Kelas workshop dimana terdapat 2 area area menjahit terdapat meja dan mesin jahit dan membuat pola dasar dengan meja panjang dan lebar untuk mempermudah pembuatan pola.
Gambar 2.42 Ruang Workshop LPTB Susan Budihardjo (Sumber: http://susanbudihardjo.com yang diakses tanggal 20 Maret 2015)
68
•
Drawing class
Terdapat juga kelas menggambar dimana terdapat meja khusus gambar yang sesuai ergonomi. Serta masing-masing murid mendapatkan 1 meja gambar.
Gambar 2.43 Ruang Gambar LPTB Susan Budihardjo (sumber: http://susanbudihardjo.com yang diakses tanggal 20 Maret 2015) •
Fasilitas pendukung : Meeting room, Reception & Cashier, Ruang tunggu
Ruang pengajar , Ruang desain short course, Perpustakaan ,Ruang teori ,Studio foto, Ruang Computer.
Tabel perbandingan survey perpustakaan Arva School Of Fashion
Lassale Collage
Binus University
69
Furnitur
Furnitur
Furnitur
Menggunakan kursi plastik,
Kursi plastik, kursi
Sofa, kursi ergonomi,
meja kaca, rak buku kaca
ergonomi, meja kayu
meja komputer, meja
panjang, meja komputer,
tatami, rak buku.
material rak, rak buku Interior
Interior
Interior
Ruangan kecil,
Dibagi menjadi 2 area
Ruangan luas, fasilitas
pencahayaan bagus,
membaca dan area
dan pembagian ruang
fasilitas sedikit, nuansa
komputer, ruangan
dimanfaatkan dengan baik
inetrior sesuai dengan
sedang namun tidak
arsitektur
dimanfaatkan dengan baik.
Warna
Warna
Warna
Biru, merah dan putih
Hijau , orange, coklat,
Putih, coklat dan hitam
Sebahasa dengan arsitektur
putih
sekolah Tabel 2.13 Perbandingan Survey Perpustakaan (Sumber: Callista Yulis, 2015)