7
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Manajemen Strategi Manajemen menurut Robbins (2003, p8) adalah proses mengkoordinasi dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja agar diselesaikan secara efesien dan efektif dengan dan melalui orang lain. Menurut Stoner et al (1996, p7) manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan pekerjaan anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai sasaran organisasi yang sudah ditetapkan. Menurut Stoner et al (1996, p267) strategi adalah program luas untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi atau bisa juga diartikan sebagai respon organisasi pada lingkungannya sepanjang waktu. Menurut Porter (Kotler, 2003, p33) berpendapat bahwa strategi pada intinya adalah penciptaan posisi yang unik dan bernilai, yang melibatkan sekumpulan kegiatan. Jika hanya terdapat satu posisi ideal maka tidak diperlukan suatu strategi. Porter (Kotler, 2003, p106) mengemukakan tiga strategi generik, yakni: 1) Overall Cost Leadership yaitu strategi yang digunakan dengan cara perusahaan bekerja keras untuk mencapai biaya produksi dan distribusi terendah sehingga dapat menawarkan harga yang lebih rendah daripada pesaingnya dan memenangkan penguasaan pangsa pasar yang besar. 2) Differentiation yaitu strategi yang digunakan perusahaan dengan cara berkonsentrasi pada pencapaian kinerja superior dalam suatu area manfaat
8 bagi pelanggan yang penting yang dinilai penting oleh sebagian besar dari pasar. 3) Focus yaitu strategi yang digunakan perusahaan dengan cara memfokuskan diri pada satu atau lebih segmen pasar kecil. Menurut David (2002, p35), pada prinsipnya strategi generik dapat dikelompokkan atas empat kelompok strategi, yaitu: 1. Strategi integrasi vertikal (Vertical Integration Strategy). Strategi ini menghendaki agar perusahaan melakukan pengawasan yang lebih terhadap distributor, pemasok, dan/atau para pesaingnya, misalnya melalui merger, akuisisi atau membuat perusahaan sendiri. 2. Strategi intensif (Intensive Strategy). Strategi ini memerlukan usaha-usaha yang intensif untuk meningkatkan posisi persaingan perusahaan melalui produk yang ada. 3. Strategi diversifikasi (Diversification Strategy). Strategi ini dimaksudkan untuk menambah produk–produk baru. Strategi ini makin kurang populer, paling tidak ditinjau dari sisi tingginya tingkat kesulitan manajemen dalam mengendalikan aktivitas perusahaan yang berbeda–beda. 4. Strategi bertahan (Defensive Strategy). Strategi ini bermaksud agar perusahaan melakukan tindakan–tindakan penyelamatan agar terlepas dari kerugian yang lebih besar, yang pada ujung–ujungnya adalah kebangkrutan. Menurut Stoner et al (1996, p268) manajemen strategi adalah proses manajemen yang mencakup penyertaan organisasi dalam membuat rencana
9 strategis dan kemudian bertindak berdasarkan rencana tersebut. Menurut Hofer dan Schendel (Stoner et al, 1996, p270) terdapat empat aspek kunci dari manajemen strategis yaitu: 1. Penetapan sasaran yaitu menetapkan sasaran dan tujuan yang diinginkan. 2. Merumuskan strategi yaitu membuat strategi berdasarkan sasaran yang telah ditetapkan. 3. Administrasi yaitu mengimplementasikan strategi, yang bertugas untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. 4. Pengendalian strategi yaitu memberikan umpan balik kepada manajer mengenai kemajuan yang dicapainya. Menurut Thompson dan Strickland (2001, p6) konsep dasar dari manajemen strategik merupakan proses manajerial dalam membentuk suatu visi strategik,
menentukan
serangkaian
tujuan,
mengimplementasikan
dan
menjalankan strategi yang bersangkutan, dan kemudian melakukan penyesuaian korektif terhadap visi, tujuan, strategi, dan pelaksanaan dimana dirasakan perlu secara berkala.
2.2
Pengertian Penjualan Kotler (2003, p7) penjualan adalah suatu kegiatan usaha dalam mengalirkan aliran barang dan jasa dari produsen ke konsumen atau pemakai. Metode penjualan dibagi ke dalam dua jenis pembayaran yaitu: 1. Penjualan Tunai
10 Yaitu penjualan yang pembayarannya langsung pada saat diterimanya pesanan atau barang yang dibeli. 2. Penjualan Kredit Penjualan yang pembayarannya dilakukan beberapa waktu kemudian setelah diterimanya barang. Menurut Kotler (2003, p35), prinsip penjualan bukan merupakan penjualan personal (Personal selling) dan bukan juga tentang aktifitas penjualan produk kepada pelanggan, namun lebih kepada taktik untuk menciptakan hubungan jangka panjang dengan para pelanggan melalui produk perusahaan. Penjualan merupakan pengintegrasian perusahaan dan pelanggan. Ada tiga tingkat penjualan, yakni penjualan fitur (feature selling), penjualan keuntungan (benefit selling), dan penjualan solusi (solution selling). Dalam kondisi dewasa ini yang berorientasi pelangan maka tingkat penjualan yang dipakai sebaiknya penjualan solusi dimana penjualan fitur dan penjualan keuntungan tidak lagi dirasakan memadai dalam mempererat hubungan baik dengan pelanggan dan menciptakan pelanggan yang setia.
2.3
Pengertian Jasa Pengertian jasa menurut Kotler (2003, p8) adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun yang produksinya dapat atau tidak dapat dikaitkan dengan produk fisik. Menurut Rangkuti (2002, pp26-27) jasa merupakan pemberian suatu kinerja atau tindakan tidak kasat mata dari satu pihak kepada pihak lain. Pada
11 umumnya jasa diproduksi dan dikonsumsi pada saat bersamaan, dimana interaksi antara penyedia jasa dan penerima jasa mempengaruhi hasil tersebut. Suksesnya suatu industri jasa tergantung pada sejauh mana perusahaan tersebut mampu mengelola tiga aspek yaitu: 1. Janji perusahaan mengenai jasa yang akan disampaikan kepada pelanggan. 2. Kemampuan perusahaan untuk membuat karyawan mampu memenuhi janji tersebut. 3. Kemampuan karyawan untuk menyampaikan janji tersebut kepada pelanggan. Karakteristik utama yang membedakan antara jasa dengan barang (Tjiptono, 2002, pp136-137) adalah: •
Intangibility (tidak berwujud) Jasa berbeda dengan barang, jika barang merupakaan obyek atau benda, maka jasa adalah suatu perbuatan kinerja atau usaha. Bila barang dapat dimiliki, jasa hanya dapat dikonsumsi dan tidak dapat dimiliki. Jasa adalah tidak berwujud, tidak dapat dilihat, dirasa, dicium, didengar atau diraba sebelum dibeli dan sebelum dikonsumsi.
•
Inseparability (tidak terpisahkan) Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual dan dikonsumsi, sedangkan jasa umumnya dijual terlebih dahulu baru kemudian diproduksi, dan dikonsumsi secara bersamaan. Interaksi antara penyedia jasa dan konsumen merupakan ciri khusus dalam pemasaran jasa dimana kedua pihak mempengaruhi hasil dari jasa tersebut.
12 •
Variability (bervariasi) Jasa bersifat variabel karena merupakan non standardized output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis tergantung pada siapa, kapan, dan dimana jasa tersebut dihasilkan.
•
Perishability (mudah lenyap) Jasa merupakan komoditas yang tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan.
2.4
Ekspor Impor
2.4.1
Dokumen Ekspor Impor A. Letter Of Credit ( L/C ) Menurut Amir (2003, p1) Letter of Credit (L/C) adalah surat yang dikeluarkan oleh bank devisa atas permintaan importir nasabah bank devisa bersangkutan dan ditujukan kepada eksportir di luar negeri yang menjadi relasi dari importir tersebut. Isi surat ini menyatakan bahwa eksportir penerima L/C diberi hak oleh importir untuk menarik wesel (surat perintah untuk melunasi utang) atas bank pembuka untuk sejumlah uang yang disebut dalam surat itu. Bank yang bersangkutan menjamin untuk menghonorir wesel yang ditarik tersebut asal sesuai dan memenuhi semua syarat yang tercantum di dalam surat itu. Menurut Hutabarat (1995, p13) sistem pembayaran dengan L/C merupakan cara yang paling aman bagi eksportir untuk memperoleh hasil penjualan barangnya dari importir asalkan eksportir tersebut dapat menyerahkan dokumen – dokumen sesuai dengan yang diisyaratkan dalam L/C. Dengan
13 penerbitan L/C ini sebuah bank bertindak sebagai pengganti importir yakni pihak yang memberikan kepercayaan dan kepastian kepada eksportir bahwa pembayaran akan dilakukan oleh bank tersebut sesuai dengan persyaratan yang terdapat di dalam L/C. Dokumen – dokumen penting dan tambahan yang umumnya disyaratkan dalam sebuah L/C menurut Hutabarat (1995, p63) adalah sebagai berikut: Dokumen Penting: •
Dokumen Pengangkutan meliputi Bill of Lading, Air Waybill dan Railway Consignment Note.
•
Invoice meliputi commercial invoice, proforma invoice dan consular invoice.
•
Dokumen Asuransi meliputi insurance policy, insurance certificate dan cover note.
Dokumen Tambahan: •
Packing List.
•
Certificate of Origin.
•
Certificate of Inspection.
Peranan L/C dalam perdagangan internasional adalah: •
Memudahkan pelunasan pembayaran transaksi ekspor.
•
Mengamankan dana yang disediakan importir untuk membayar barang impor.
•
Menjamin kelengkapan dokumen pengapalan.
14 Pihak yang terlibat langsung dalam pembukaan suatu L/C adalah: •
Opener atau applicant Importir yang meminta bantuan bank devisanya untuk membuka L/C guna keperluan penjual atau eksportir.
•
Opening Bank atau Issuing Bank Bank devisa yang dimintai bantuannya oleh importir untuk membuka suatu L/C untuk keperluan eksportir disebut Opening Bank atau Issuing Bank. Bank devisa inilah yang memberikan jaminan kepada eksportir.
•
Advising Opening Bank membuka L/C untuk eksportir melalui bank lain di negara eksportir yang menjadi koresponden dari Opening Bank tersebut. Bank korespondensi ini berkewajiban untuk menyampaikan amanat yang terkandung dalam L/C kepada eksportir.
•
Beneficiary Eksportir yang menerima pembukaan L/C dan diberi hak untuk menarik uang dari dana L/C yang tersedia.
•
Negotiating Bank Di dalam L/C biasanya disebutkan bahwa beneficiary boleh menguangkan melalui bank mana saja yang disukainya asalkan memenuhi syarat L/C. Bank yang membayar dokumen itu disebut sebagai Negotiating Bank.
15 Pihak yang tidak langsung terlibat dalam pembukaan L/C menurut Hutabarat (1995, p28) adalah: •
Perusahaan pelayaran / perkapalan Menerima barang dagang dari shipper/ eksportir/ freight forwarder dan mengatur pengangkutan barang tersebut dan menerbitkan Bill of Lading (B/L) atau surat bukti muat barang.
•
Bea dan Cukai / Pabean Bagi importir, bertindak sebagai agen dan akan memberikan izin untuk pelepasan barang bilamana dokumen B/L menunjukkan telah dilakukan pembayaran.
•
Perusahaan Asuransi Mengasuransi barang yang dikapalkan sesuai nilai yang disyaratkan, dengan mengeluarkan sertifikat / polis asuransi untuk menutup risiko yang dikehendaki.
•
Badan Pemeriksa Ditunjuk pemerintah yang berwenang dalam pemeriksaan mutu, jenis, jumlah barang dan sebagainya. B. Bill Of Lading ( B/L ) Merupakan dokumen pengapalan yang paling penting karena mempunyai sifat jaminan atau pengamanan. B/L asli menunjukkan hak pemilikan atas barang-barang dan tanpa B/L tersebut seseorang atau orang lain yang ditunjuk
16 tidak dapat menerima barang-barang yang disebutkan di dalam B/L yang bersangkutan dari maskapai pelayaran. Untuk alat transportasi pengangkutannya, B/L dibagi dalam 3 bagian yaitu: 1. Marine Bill of Lading atau Ocean Bill of Lading Dokumen B/L yang dipakai untuk pengangkutan melalui kapal laut. 2. Air Waybill atau Air Consignment Note Dokumen B/L yang dipakai untuk pengangkutan melalui kapal udara. 3. Railway Consignment Note Dokumen B/L yang dipakai untuk penangkutan melalui darat menggunakan kereta api. Pihak – pihak yang tercantum dalam dokumen B/L adalah: •
Shipper: Beneficiary dari L/C (eksportir / pengirim).
•
Consignee: kepada siapa barang ditujukan.
•
Notify party: siapa saja yang ditetapkan dalam L/C.
•
Carrier: pengangkutan atau perusahaan pelayaran.
Fungsi dari B/L adalah sebagai berikut: •
Bukti tanda penerimaan barang, yakni barang yang diterima oleh pengangkut (carrier) dari shipper (pengirim barang/eksportir) ke suatu tempat tujuan dan
17 selanjutnya menyerahkan barang tersebut kepada pihak penerima (consignee / importir). •
Bukti kontrak pengangkutan dan penyerahan barang antara pihak pengangkut dengan pengirim.
•
Bukti pemilikan atau dokumen pemilikan barang, yang menyatakan bahwa orang yang memegang B/L merupakan pemilik dari barang yang tercantum pada B/L.
C. Commercial Invoice Commercial invoice merupakan nota perincian tentang keterangan barang yang dijual dan harga dari barang tersebut. Commercial invoice tersebut oleh penjual (eksportir) ditujukan kepada pembeli (importir) yang nama dan alamatnya sesuai dengan yang tercantum dalam L/C dan ditandatangani oleh yang berhak menandatanganinya. Istilah yang terdapat dalam bagian Incoterms pada Commercial Invoice menyangkut standar penawaran harga adalah sebagai berikut: •
Ex Factory (Ex Work): harga yang tertera pada commercial invoice hanya meliputi harga barang-barang saja.
•
F.O.B.: Free On Board, harga yang tertera pada commercial invoice meliputi harga barang, biaya pengangkutan ke dermaga, dan biaya pemuatan ke atas kapal.
•
F.A.S.: Free Alongside Ship, harga yang tertera pada commercial invoice meliputi harga barang dan biaya pengangkutan ke dermaga.
18 •
C & F: Cost and Freight, harga yang tertera pada commercial invoice meliputi harga barang dan biaya pengangkutan sampai pelabuhan tujuan.
•
C.I.F.: Cost, Insurance and Freight, harga yang tertera pada commercial invoice meliputi harga barang. Asuransi dan biaya pengangkutan sampai pelabuhan tujuan.
D. Dokumen Asuransi Dokumen asuransi adalah dokumen yang membuktikan bahwa barang yang disebut didalam dokumen asuransi tersebut telah diasuransi. Jenis risiko yang ditutup juga disebutkan lama dokumen ini. Dokumen asuransi menyatakan pihak mana yang meminta asuransi dan kepada siapa claim (permintaan kerugian) dibayarkan. Pihak yang bersangkutan mungkin sama, tetapi tidaklah merupakan keharusan. Dalam kontrak F.O.B. atau C & F seorang importir bertanggung jawab atas asuransi barang, sedangkan dalam kontrak C.I.F. penutupan asuransi dilakukan oleh eksportir. E. Packing List Dokumen yang dibuat oleh eksportir yang menerangkan uraian dari barang yang dipak, dibungkus, diikat dalam peti dan sebagainya dan biasanya diperlukan oleh pejabat bea cukai untuk memudahkan pemeriksaan seketika dan pemeriksaan yang mendalam atas isi dari suatu pengepakan, termasuk dalam uraian barang tersebut adalah jenis bahan pembungkus dan cara mengepaknya.
19 Dengan adanya packing list dari setiap peti maka importir atau pemeriksa barang tidak keliru untuk memastikan isinya. Nama dan uraian barang haruslah sama dengan yang tertulis pada commercial invoice. F. Certificate Of Origin (Surat Keterangan Asal) Sertifikat yang berisi pernyataan yang ditandatangani untuk membuktikan asal dari barang yang diekspor. Surat ini menjelaskan keterangan barang, pada transaksi mana barang tersebut dikaitkan, keterangan asal barang dan bahwa barang tersebut benar hasil atau produksi dari negara eksportir. Surat ini dikeluakan oleh instansi yang ditunjuk oleh pemerintah misalnya Departemen Perdagangan, Kamar Dagang, Bea Cukai dan sebagainya. Sertifikat ini dicap dan dibubuhi tanda tangan pejabat yang berhak menandatanganinya. G. Certificate Of Inspection (Sertifikat Pemeriksaan) Sertifikat ini merupakan keterangan tentang keadaan barang yang dibuat oleh independent surveyor, juru pemeriksa barang atau badan resmi yang disahkan oleh pemerintah dan dikenal oleh dunia perdagangan internasional. Sertifikat ini sangat penting bagi importir karena memberi jaminan atas: •
Mutu dan jumlah barang.
•
Ukuran dan berat barang.
•
Keadaan barang.
•
Pembungkusan atau pengepakan barang.
•
Banyaknya satuan isi masing-masing pengepakan.
20 H. Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) dan Persetujuan Ekspor (PE) Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) adalah dokumen pabean yang digunakan oleh eksportir untuk memberitahukan pelaksanaan ekspor barang kepada Bea Cukai. Pengisian Formulir PEB dilakukan oleh pihak eksportir untuk kemudian disetujui oleh pihak pabean. Setelah diperiksa oleh pihak pabean maka akan dikeluarkan Persetujuan Ekspor (PE) yang merupakan tanda persetujuan dari pihak pabean yang menyatakan bahwa barang sudah disetujui untuk diekspor ke luar negeri, setelah mengeluarkan PE maka eksportir akan dikenakan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), untuk kemudian pabean akan menyerahkan PE dan PEB ke pihak eksportir.
2.4.2
Prosedur Ekspor Impor Menurut Hutabarat (1995, p158) secara singkat prosedur umum pelaksanaan transaksi ekspor impor dengan L/C dapat dilihat pada Gambar 2.1 yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Importir mengajukan permohonan kepada bank pembuka L/C (issuing bank) untuk membuka L/C yang ditujukan kepada eksportir, sebelumya telah ada kesepakatan sales contract antara importir dan eksportir. 2. Bank pembuka L/C yang bersangkutan membuka L/C tersebut kepada bank koresponden di tempat eksportir (advising bank). 3. Advising bank meneruskan L/C tersebut kepada eksportir. 4. Eksportir menyiapkan dan mengapalkan barang – barang yang akan dikirimkan kepada importir.
21 5. Atas pemuatan barang di kapal, eksportir menerima dokumen pengapalan B/L dari maskapai pelayaran (a). Khusus di Indonesia B/L lazim disyaratkan dikirim maskapai pelayaran melalui advising bank (b). 6. Dokumen pengapalan serta wesel kemudian diserahkan oleh eksportir kepada advising bank yang meminta bertindak sebagai negotiating bank (bank yang bernegosiasi wesel). Yang menjadi negotiating bank ini boleh juga bank lain, tergantung keinginan eksportir. 7. Advising bank atau negotiating bank menegosiasi (membeli) wesel yang diajukan eksportir tersebut. 8. Selanjutnya dokumen pengapalan dikirimkan oleh negotiating bank kepada issuing bank untuk mendapat ganti pembayaran (reimbursement). 9. Issuing bank memeriksa dokumen tersebut apakah sesuai dengan syarat yang tertera pada L/C, bila “ya” maka meminta importir menebusnya dengan cara pembayaran yang disyaratkan dalam L/C. 10. Importir membayar atau meminta issuing bank untuk mendebit rekeningnya pada bank tersebut. 11. Issuing bank kemudian me-reimburse negotiating bank dengan mengkredit rekening negotiating bank pada issuing bank.
22 2 L/C BANK KORESPONDEN / ADVISING BANK
DOKUMEN PENGAPALAN
BANK PEMBUKA L/C ISSUING / OPENING
8
BANK
REIMBURSEMENT
/L
10
APLIKASI L / C
7
REIMBURSEMENT DOKUMEN L / C
BAYAR / DEBIT RREKENING
5b
B
DOKUMEN
3
MENGADVIS L/C
6
MENEGOSIASI / MEMBELI WESEL
11
1
9
4 EKSPORTIR /
MASKAPAI PELAYARAN
BARANG
BENEFICIARY
BARANG
IMPORTIR / BUYER
5a B/L
Sumber: Hutabarat, 1995, p160
Gambar 2.1 Bagan Prosedur Ekspor Impor Dalam melakukan kegiatan ekspor impor melalui L/C terlihat perbedaan yang nyata dari jenis tugas yang dikerjakan baik itu oleh importir maupun eksportir. Tabel 2.1. berikut menjelaskan perbedaan tugas dari importir dan eksportir.
23 Tabel 2.1 Perbedaan tugas antara eksportir dan importir Eksportir
Importir
1. Menerima order dari importir.
1. Menempatkan order pada eksportir.
2. Menerima L/C dari bank di negara 2. Meminta eksportir (advising bank).
bank
membuka
L/C
untuk
eksportir (opening bank), yang dapat
3. menyiapkan barang.
bertindak sebagai paying bank.
4. Melakukan pengepakan barang dengan 3. Menyelesaikan atau tanpa bantuan ekspedisi.
persyaratan
pembukaan
L/C pada opening bank.
5. Memesan ruangan kapal pada maskapai 4. Menerima pelayaran.
pemberitahuan
tibanya
dokumen pengapalan dari opening bank
6. Melakukan pemuatan barang dengan atau tanpa perusahaan ekspedisi.
yang dikirim oleh advising / negotiating bank.
7. Mengurus B/L pada maskapai pelayaran.
5. Menyelesaikan
formulir
impor
dan
8. Menutup asuransi, tergantung syarat L/C.
perhitungan asuransi, bea masuk dan
9. Menyiapkan
pajak.
faktur
dan
dokumen
pengapalan yang disyaratkan dalam L/C. 10. Menyerahkan dokumen dan mengajukan
6. Melakukan penyetoran pajak, bea masuk dan lain – lain (sesuai ketentuan).
wesel kepada advising / negotiating bank 7. Menebus dokumen pengapalan dengan untuk memperoleh pembayaran / akseptasi
melakukan pembayaran, akseptasi wesel
sesuai syarat L/C.
kepada opening bank sesuai syarat L/C.
11. Memperoleh pembayaran / akseptasi dari 8. Menyerahkan bukti penyelesaian formulir impor dan pelunasan pajak / bea masuk
advising / negotiating bank. pengapalan
yang telah disahkan oleh bank kepada bea
kepada importir atau memberitahukan
dan cukai untuk memperoleh Delivery
pengapalan kepada importir.
Order (D.O).
12. Mengirim
copy
dokumen
9. Menyerahkan
D.O
dan
B/L
kepada
maskapai pelayaran untuk pengeluaran barang dengan atau tanpa perusahaan ekspedisi. 10. Mengajukan claim ganti rugi kepada eksportir atau kepada maskapai asuransi, dalam
hal
terdapat
kerusakan barang. Sumber: Hutabarat, 1995, p161
kehilangan
atau
24 2.4.3
Pengertian Freight Forwarder (EMKL/EMKU) Freight Forwarder atau Forwarding Agent menurut Hutabarat (1995, p147) dapat diterjemahkan sebagai biro perjalanan untuk barang atau jasa angkutan terpadu lebih tepat digunakan sebagai arsitek transportasi. Peranan dari Freight Forwarder adalah: •
Memberikan saran kepada pemakai jasa alat angkutan yang tercepat dan termurah.
•
Membantu dalam membuka pasaran baru suatu komoditi.
•
Memberi saran dalam hal pengepakan yang murah, aman dan efesien.
•
Membantu pemilik barang agar semua ketentuan perdagangan luar negeri dan L/C dapat dilaksanakan dengan tepat, termasuk usaha melengkapi dokumen pengangkutan yang diperlukan.
•
Memilih alat pengangkutan yang terbaik untuk si pemakai jasa.
•
Mengusahakan efisiensi antara lain dalam pengelompokkan barang, dan produktivitas yang tinggi sehingga menekan biaya yang akan ditanggung pemilik barang.
•
Mengatur atau memberikan saran – saran dalam pengasuransian barang selama perjalanan dan membantu penyelesaian klaim.
•
Mengawasi barang – barang supaya tetap dalam keadaan utuh dan kondisi baik.
•
Membantu mengamankan barang di pelabuhan tujuan.
•
Membantu menyediakan gudang yang representatif sebelum atau sesudah barang diangkut dan mengorganisasikan pendistribusian barang.
25 •
Membantu eksportir atau importir dalam penyelesaian urusan – urusan pabean, penyelesaian bongkar muat barang dan penyerahan barang tepat pada waktunya. Perusahaan ekspedisi muatan kapal laut (EMKL) menurut Hutabarat
(1995, p147) adalah perusahaan yang bidang usahanya secara khusus adalah dalam bidang ekspedisi muatan kapal laut. Perusahaan EMKL berbentuk badan hukum Indonesia yang memiliki modal dasar dan modal kerja yang dapat menjamin kelancaran usahanya. Di samping harus mempunyai izin usaha tetap EMKL harus memiliki keahlian di bidang: •
Dokumen muatan dan kepabeanan.
•
Pelayaran dari pintu ke pintu (door to door service)
•
Pembukuan Peranan dari EMKL adalah mengurus dokumen dan pekerjaan yang
menyangkut penerimaan muatan yang akan diangkut melalui laut untuk diserahkan kepada perusahaan pelayaran untuk kepentingan pemilik barang. Perusahaan ekspedisi muatan kapal udara (EMKU) menurut Hutabarat (1995, p149) adalah perusahaan yang kegiatannya khusus di bidang ekspedisi muatan pesawat udara. Syarat – syarat bentuk perusahaan, izin dan keahlian dalam perusahaan EMKU adalah sama dengan yang diharuskan dalam EMKL. Peranan dari EMKU adalah mengurus dokumen dan pekerjaan yang menyangkut penerimaan muatan yang akan diangkut melalui udara untuk diserahkan kepada perusahaan penerbangan untuk kepentingan pemilik barang.
26 Dalam melakukan tugasnya EMKL atau EMKU memerlukan surat kuasa penuh dari yang memerlukan bantuan jasanya. Untuk selanjutnya merupakan inisiatif perusahaan itu sendiri untuk mempercepat proses penyelesaiannya dan tugas tersebut berakhir pada tahap sesuai kuasa yang diberikan.
2.5
Metode Analisis Bisnis
2.5.1
Model Lima Kekuatan Persaingan Porter Menurut Stoner et al (1996, p137) kemampuan bersaing adalah suatu kemampuan atau keadaan yang memungkinkan sebuah perusahaan untuk memperoleh keuntungan yang lebih tinggi dari rata-rata dalam suatu industri tertentu. Whiteley (2000, p26) mengemukakan analisis Porter sebagai model analisis yang digunakan perusahaan untuk membantu mengidentifikasikan ancaman-ancaman terhadap posisi kompetitifnya dan untuk membuat rencana penerapan teknologi informasi dan e-commerce untuk melindungi dan mempertahankan posisi kompetitifnya tersebut. Porter (Thompson, 2001, pp79-81) mengemukakan suatu alat analisis untuk mendiagnosa tekanan persaingan dalam suatu pasar dan menilai seberapa kuat dan penting dari setiap faktor yang ada, sering disebut sebagai model lima kekuatan persaingan dan digambarkan seperti dalam Gambar 2.2.
27
Gambar 2.2 Model Lima Kekuatan Persaingan Model lima kekuatan persaingan dapat dijelaskan sebagai berikut: •
Threat of new entrants yaitu ancaman dari pendatang baru yang masuk ke dalam industri sejenis, semakin sulit tingkat masuk perusahaan baru ke dalam industri maka ancaman yang dihadapi perusahaan relatif ringan, namun apabila perusahaan baru mudah untuk masuk ke dalam industri maka ancaman terhadap perusahaan relatif besar.
•
Bargaining power of buyers yaitu kekuatan daya tawar pembeli atau pelanggan, tingkat kekuatan daya tawar pembeli ditentukan oleh banyaknya perusahaan yang menyediakan produk atau jasa kepada pembeli, semakin sedikit perusahaan maka akan semakin tinggi daya tawar pembeli terhadap perusahaan, semakin banyak jumlah perusahaan maka akan semakin rendah daya tawar pembeli terhadap perusahaan.
28 •
Bargaining power of suppliers yaitu kekuatan daya tawar pemasok, tingkat kekuatan daya tawar pemasok ditentukan jumlah dari pemasok tersebut, apabila terdapat banyak pilihan pemasok maka daya tawar perusahaan terhadap pemasok menjadi tinggi, apabila terdapat sedikit pilihan pemasok maka daya tawar perusahaan terhadap pemasok menjadi rendah.
•
Threat of substitute products or services yaitu ancaman dari produk atau jasa pengganti, semakin murah dan murah didapatkan produk pengganti maka akan semakin besar ancaman terhadap perusahaan.
•
Rivalry among existing firms yaitu persaingan di antara perusahaan yang sudah ada dalam industri.
2.5.2
Internal Factor Analysis dan External Factor Analysis Menurut David (2002, pp196-197), matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci, yakni total nilai IFAS (Internal Factors Analysis Summary) dan total nilai EFAS (External Factors Analysis Summary). tabel IFAS dapat dilihat di Tabel 2.2 dan tabel EFAS dapat dilihat di Tabel 2.3.
29 Tabel 2.2 Internal Factors Analysis Summary Faktor – faktor Strategi Internal
Bobot
Rating
Nilai
Komentar
Kekuatan : * * * Kelemahan : * * * Total
Untuk menyusun tabel IFAS (Internal Strategic Factors Analysis Summary), berikut ini adalah cara-cara penentuan faktor strategi internal (kekuatan dan kelemahan): i. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan dalam kolom 1. ii. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktorfaktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan. (Semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00.) iii. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 sampai dengan 1, berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk kategori kekuatan) diberi
30 nilai
mulai
dari
+1
sampai
dengan
+4
(sangat
baik)
dengan
membandingkannya dengan rata-rata industri atau dengan pesaing utama. Sedangkan variabel yang bersifat negatif, kebalikannya. Contohnya jika kelemahan perusahaan besar sekali dibandingkan dengan rata-rata industri, nilainya adalah 1, sedangkan jika kelemahan perusahaan dibawah rata-rata industri, nilainya adalah 4. iv. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 1,0 sampai dengan 4,0. v.
Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.
vi. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan
bagi
perusahaan
yang
bersangkutan.
Nilai
total
ini
menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktorfaktor strategis eksternalnya.
31 Tabel 2.3 External Factors Analysis Summary Faktor – faktor Strategi Eksternal
Bobot
Rating
Nilai
Komentar
Peluang : * * * Ancaman : * * * Total
Untuk menyusun tabel EFAS (External Strategic Factors Analysis Summary), berikut ini adalah cara-cara penentuan faktor strategi eksternal (peluang dan ancaman): i. Susunlah dalam kolom 1 ( peluang dan ancaman). ii. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor strategis. iii. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 1 (poor) sampai dengan 4 (outstanding) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif (peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil, diberi rating +1). Pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikannya.
32 Misalnya, jika nilai ancamannya sangat besar, ratingnya adalah 1, sebaliknya jika nilai ancamannya sedikit ratingnya 4. iv. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 1,0 sampai dengan 4,0. v. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktorfaktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung. vi. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis eksternalnya.
2.5.3
Model Matrik Internal Eksternal Menurut Rangkuti (2001, p42) Matrik Internal Eksternal merupakan sebuah model yang dikembangkan dari model General Electric, parameter yang digunakan meliputi parameter kekuatan internal perusahaan dan pengaruh eksternal yang dihadapi perusahaan. Tujuan penggunaan model ini adalah untuk memperoleh strategi bisnis di tingkat korporasi yang lebih detail. Gambar matrik internal eksternal dapat dilihat pada Gambar 2.3.
33 Tabel Nilai EFAS Berbobot Kuat 3,00 - 4,00 4,00
3,00
Kuat 1,00 - 1,99 2,00
1,00
1. Growth
2. Growth
3. Retrenchment
4. Stability
5. Growth
6. Retrenchment
KonsentrasiIntegrasi Vertikal
Tinggi 3,00 - 4,00 Tabel Nilai IFAS Berbobot
Kuat 2,00 - 2,99
Konsentrasi Integrasi Horizontal
3,00 Hati-hati Sedang 3,00 - 4,00
Konsentrasi Integrasi Horizontal
Stability
Tidak ada perubahan profit strategy
2,00
7. Growth
Diversifikasi Konsentrik
Rendah 3,00 - 4,00
Captive Company / Divestment
8. Growth
Diversifikasi Konglomerat
9. Retrenchment
Bankrupt / Likuidasi
1,00
Sumber: Rangkuti, 2001, p42
Gambar 2.3 Matrik Internal Eksternal Pada Gambar 2.3 dapat diidentifikasikan 9 sel strategi perusahaan, menurut Rangkuti (2001, p42) pada prinsipnya kesembilan sel itu dapat dikelompkkan menjadi tiga strategi utama, yaitu: 1. Growth strategy: merupakan pertumbuhan perusahaan itu sendiri (sel 1, 2, dan 5) atau upaya diversifikasi (sel 7 dan 8). 2. Stability strategy: yaitu strategi yang diterapkan tanpa mengubah arah strategi yang telah diterapkan. 3. Retrencment strategy: yaitu usaha memperkecil atau mengurangi usaha yang dilakukan perusahaan.
34 Untuk memperoleh penjelasan secara lebih detail mengenai kesembilan strategi yang terdapat pada sembilan sel matrik IE, maka dapat dijelaskan sebagai berikut Rangkuti (2001, pp42-46): 1. Strategi pertumbuhan (Growth strategy) Didesain untuk mencapai pertumbuhan, baik dalam penjualan, aset atau profit, atau kombinasi dari ketiganya. Hal ini dapat dicapai dengan cara menurunkan harga, mengembangkan produk baru, menambah kualitas produk atau jasa, atau meningkatkan akses ke pasar yang lebih luas. Usaha yang dapat dilakukan adalah dengan cara meminimalkan biaya (minimize cost) sehingga dapat meningkatkan profit. Cara ini merupakan strategi terpenting apabila kondisi perusahaan tersebut dalam pertumbuhan yang cepat dan terdapat kecenderungan pesaing untuk melakukan perang harga dalam usaha untuk meningkatkan pangsa pasar. Dengan demikian, perusahaan yang belum mencapai critical mass (mendapat profit dari largescale production) akan mengalami kekalahan, kecuali jika perusahaan ini dapat memfokuskan diri pada pasar tertentu yang menguntungkan. 2. Strategi pertumbuhan melalui konsentrasi dan diversifikasi Jika perusahaan memilih staregi konsentrasi, perusahaan dapat tumbuh melalui integrasi horizontal maupun vertikal, baik secara internal melalui sumber daya sendiri atau secara eksternal dengan menggunakan sumber daya dari luar. Jika perusahaan memilih strategi diversifikasi, perusahaan dapat tumbuh melalui konsentrasi atau diversifikasi konglomerat baik secara internal melaui pengembangan produk baru, maupun eksternal melalui akuisisi.
35 3. Konsentrasi melalui integrasi vertikal Pertumbuhan melalui konsentrasi dapat dicapai melalui integrasi vertikal dengan cara backward integration (mengambil alih fungsi supplier) atau dengan cara forward integration (mengambil alih fungsi distributor). Hal ini merupakan strategi utama untuk perusahaan yang memiliki posisi kompetitif pasar yang kuat (high market share) dalam industri yang berdaya tarik tinggi. 4. Konsentrasi melalui integrasi horizontal Strategi pertumbuhan melalui strategi horizontal adalah suatu kegiatan untuk memperluas perusahaan dengan cara membangun di lokasi yang lain, dan meningkatkan jenis produk serta jasa. 5. Diversifikasi konsentris Strategi pertumbuhan melalui diversifikasi umumnya dilaksanakan oleh perusahaan yang memiliki kondisi competitive position sangat kuat tetapi nilai
daya
tarik
industrinya
sangat
rendah.
Perusahaan
berusaha
memanfaatkan kekuatannya untuk membuat produk baru secara efisien karena perusahaan ini sudah memiliki kemampuan manufaktur dan pemasaran yang baik. 6. Diversifikasi konglomerat Strategi pertumbuhan melalui kegiatan bisnis yang tidak saling berhubungan dapat dilakukan jika perusahaan menghadapi competitive position yang tidak begitu kuat dan nilai daya tarik industrinya sangat rendah. Kedua faktor tersebut memaksa perusahaan itu melakukan usahanya ke dalam perusahaan lain.
36 2.5.4
Model Analisis Strengths Weaknesses Opportunities Threats (SWOT) Menurut Rangkuti (2001, p18) analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. Menurut Thompson dan Strickland (2001, p127) metode SWOT merupakan proses penelusuran kekuatan dan kelemahan internal perusahaan serta kesempatan dan ancaman yang ditimbulkan oleh lingkungan eksternal perusahaan yang kemudian ditarik beberapa kesimpulan mengenai: 1. Bagaimana strategi perusahaan dapat diselaraskan dengan kemampuan sumber daya perusahaan dengan kesempatan yang ada dalam pasar. 2. Seberapa penting bagi perusahaan untuk memperbaiki kelemahan sumber daya tertentu dan melindunginya terhadap ancaman tertentu dari pasar. Komponen SWOT terdiri dari (Pearce dan Robinson, 2000, p202): 1. Kekuatan (Strengths) Kekuatan merupakan sumber daya yang ada berhubungan dengan pesaing dan kebutuhan pangsa pasar yang suatu perusahaan sediakan atau yang perusahaan harapkan tersedia. Kekuatan muncul dari sumber daya dan kompetensi yang tersedia pada perusahaan. 2. Kelemahan (Weaknesses)
37 Kelemahan merupakan suatu batasan atau kurangnya satu atau lebih sumber daya atau kompetensi yang berhubungan dengan pesaing yang menghambat pelaksanaan efektif pada perusahaan. 3. Peluang (Opportunities) Peluang merupakan keadaan utama yang menguntungkan dalam lingkungan suatu perusahaan. segmen pasar, perubahan dalam persaingan atau keadaan peraturan, perubahan teknologi, dan hubungan pembeli dan pemasok yang baik dapat merupakan peluang dalam perusahaan. 4. Ancaman (Threats) Ancaman merupakan keadaan utama yang tidak menguntungkan dalam lingkungan suatu perusahaan. Ancaman merupakan kunci penghalang atas posisi sekarang atau posisi yang diinginkan dalam suatu perusahaan. Masuknya pesaing baru, pertumbuhan pasar yang berjalan lamban, naiknya kekuatan tawar-menawar dari pembeli dan pemasok, perubahan teknologi, dan peraturan yang baru atau yang diganti dapat merupakan ancaman atas kesuksesan perusahaan. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan. Gambar 2.4 mengilustrasikan bagaimana analisis SWOT digunakan untuk menganalisa strategi.
38 Berbagai Peluang
Kuadran III Mendukung strategi
turn- around
Kuadran I Mendukung Strategi Agresif
Kelemahan Internal
Kekuatan Internal Kuadran IV Mendukung strategi defensif
Kuadran II Mendukung strategi diversifikasi
Berbagai Ancaman
Sumber: Rangkuti, 2001, p19
Gambar 2.4 Analisis SWOT Kuadran 1 merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan agresif (Growth oriented strategy). Kuadran 2 perusahaan menghadapi berbagai ancaman, namun masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar). Kuadran 3 perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak, perusahaan menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik. Kuadran 4 merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, dimana perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.
39 Situasi ini membutuhkan strategi defensif yang meminimalkan kelemahan internal dan menghindari ancaman yang datang dari lingkungan eksternal. Matrik SWOT merupakan alat yang dipakai untuk menyusun faktorfaktor strategis perusahaan. Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis. Matrik SWOT dapat dilihat pada Tabel 2.4. Tabel 2.4 Model Diagram Matrik SWOT IFAS
STRENGTHS (S)
WEAKNESSES (W)
Tentukan faktor kekuatan Tentukan faktor kelemahan EFAS
internal
OPPORTUNITIES (O)
STRATEGI WO
STRATEGI SO
Tentukan faktor peluang Ciptakan eksternal
internal
strategi
menggunakan
yang Ciptakan
kekuatan meminimalkan memanfaatkan untuk
untuk
STRATEGI ST
Tentukan faktor ancaman Ciptakan eksternal
strategi
menggunakan
kelemahan
memanfaatkan
STRATEGI WT yang Ciptakan
strategi
kekuatan meminimalkan
untuk mengatasi ancaman. Sumber: Rangkuti, 2001, p35
yang
peluang.
peluang. THREATS (T)
strategi
yang
kelemahan
dan menghindari ancaman
40 2.6
Pengertian Sistem Informasi Pengertian sistem menurut Mulyadi (2001, p6) adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan perusahaan. Menurut McLeod (2001, p9) sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Suatu organisasi seperti perusahaan atau suatu area bisnis cocok dengan definisi ini. Organisasi terdiri dari sejumlah sumber daya yang bekerja menuju tercapainya suatu tujuan tertentu yang ditentukan oleh manajemen. Terdapat beberapa elemen yang merupakan susunan dasar dari suatu sistem, elemen-elemen tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.5. Tujuan
Mekanisme Pengendalian
Masukan
Transformasi
Keluaran
Sumber: McLeod, 2004, p10
Gambar 2.5 Elemen dari suatu sistem
Mekanisme dari jalannya suatu sistem adalah sumber daya input (masukan) diubah menjadi sumber daya output (keluaran), sumber daya mengalir dari elemen input, melalui elemen transformasi, ke elemen output. Suatu
41 mekanisme pengendalian memantau proses transformasi untuk meyakinkan bahwa sistem tersebut memenuhi tujuannya. Pengertian informasi menurut McLeod (2004, p12) adalah data yang telah diproses, atau data yang memiliki arti. Informasi merupakan salah satu dari lima jenis utama sumber daya yang dapat dipakai oleh manajer. Lima jenis utama sumber daya adalah manusia, material, mesin, uang dan informasi. Laudon (2002, pp7-8) menjelaskan sistem informasi dapat didefinisikan secara teknis sebagai sekumpulan komponen yang saling berhubungan untuk mengumpulkan, memroses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan, koordinasi, dan pengendalian dalam suatu organisasi. Sistem informasi juga membantu para manajer dan karyawan untuk menganalisis masalah, memvisualisasikan hal-hal kompleks, dan menciptakan produk baru. Laudon (2002, pp316-317) analisis sistem informasi adalah analisis mengenai suatu masalah yang dicoba untuk dipecahkan oleh organisasi dengan menggunakan sistem informasi. Sedangkan perancangan sistem informasi adalah rincian bagaimana suatu sistem akan memenuhi kebutuhan informasi yang telah ditentukan dengan analisis sistem.
2.7
Pengertian Internet Menurut McLeod (2004, p222) internet hanyalah kumpulan jaringan yang dapat saling berhubungan. Internet memiliki dampak yang besar pada komunikasi berbasis komputer karena dengan internet telah menghasilkan
42 aplikasi khusus seperti intranet dan ekstranet. Internet juga dapat didefinisikan sebagai jaringan interkoneksi antara ribuan jaringan dan jutaan komputer yang terhubung untuk keperluan bisnis, institusi pendidikan, pemerintah maupun individu (Laudon, 2002, p109). Intranet adalah jaringan TCP/IP (Transmission Control Protocol / Internet Protocol) yang cakupannya hanya di dalam organisasi yang bertujuan untuk dapat saling berkomunikasi dan bertukar informasi (Laudon, 2002, p131). Menurut Whiteley (2000, p168) intranet adalah suatu jaringan yang didesain yang digunakan oleh pekerja (user) dalam suatu organisasi ke dalam bentuk internet pribadi. Menurut McLeod (2004, p222) intranet menggunakan protokol jaringan yang sama dengan internet tetapi yang membedakannya adalah intranet membatasi akses ke sumber daya komputer hanya bagi sekelompok orang di dalam organisasi. Menurut Laudon (2002, p131) extranet terbentuk ketika perusahaan mengijinkan pihak – pihak tertentu dari luar organisasi
untuk mengakses
jaringan internal mereka. Menurut McLeod (2004, p222) ekstranet merupakan perluasan dari intranet yang menyertakan para pemakai di luar organisasi, misalnya pelanggan, pemasok dan mitra bisnis terpercaya yang mendapat akses ekstranet. Terdapat beberapa istilah penting yang umum digunakan dalam pemakaian internet yaitu :
43 •
Pengertian Website Website adalah suatu komputer yang dikaitkan ke internet yang berisi
hypermedia yang dapat diakses dari komputer lain dalam jaringan melalui suatu hypertext link. Hypertext link adalah suatu penunjuk yang terdiri dari teks atau grafik yang digunakan untuk mengakses hypertext yang disimpan di situs web. Teks ini biasanya digaris-bawah dan ditampilkan dalam warna biru (McLeod, 2004, p60). Website adalah suatu koleksi dokumen HTML pribadi atau perusahaan dalam server web (Maseleno, 2003). Web page merupakan suatu file hypermedia yang disimpan di suatu situs web yang diidentifikasi oleh satu alamat yang unik. Home page adalah halaman pertama dari suatu website. Halamanhalaman lain di situs tersebut dapat dicapai dari home page. •
Pengertian World Wide Web World Wide Web adalah salah satu layanan intenet yang paling
terkenal yang menyediakan akses lebih dari satu milyar halaman web (Laudon, 2002, p109). World Wide Web dapat diartikan juga sebagai layanan internet yang dapat me-link dengan dokumen multimedia bersama dengan hypertext. Pemakai dapat melompat antara dokumen dengan menggunakan link untuk melihat text, grafik, video dan media lainnya (Maseleno, 2003).
44 •
Pengertian Hyper Text Markup Language Hyper Text Markup Language adalah format dokumen yang
digunakan dalam world wide web. HTML merujuk pada tampilan halaman, jenis huruf, elemen grafis, juga link hypertext ke dokumen lain di internet (Maseleno, 2003). • Pengertian TCP (Transmission Control Protocol) / IP (Internet Protocol) Protokol komuinkasi yang pada mulanya dikembangkan oleh Departemen Pertahanan AS. TCP / IP menyediakan jalur transportasi data sehingga jumlah data yang dikirim oleh suatu server dapat diterima oleh server yang lain. TCP / IP merupakan protokol yang memungkinkan sistem di seluruh dunia berkomunikasi pada jaringan tunggal yang disebut internet (Maseleno, 2003). Menurut McLeod (2004, p217) Transmission Control Protocol adalah protokol pengendali transmisi menangani komunikasi antara berbagai aplikasi Sedangkan Internet Protocol adalah protokol yang menangani komunikasi antara berbagai alamat jaringan. •
Pengertian Hyper Text Transfer Protocol Salah satu protokol yang sering digunakan dalam internet adalah
HTTP. Protokol HTTP ini digunakan untuk berbagai jenis layanan dalam www di jaringan TCP / IP juga dapat digunakan untuk berkomunikasi antara web browser dan web server satu sama lain.
45 Pengertian Hyper Text Transfer Protocol adalah sebagai sebuah protokol atau metode yang digunakan untuk mendownload file ke komputer. Protokol ini berbasis pada hypertext, sebuah format text yang umum digunakan di internet (Maseleno, 2003). •
Pengertian File Transfer Protocol File Transfer Protocol (McLeod, 2004, p61) mengacu pada
perangkat lunak yang memungkinkan kita menyalin file ke komputer kita dari situs web mana saja. Pengertian lain dari FTP adalah protokol yang disediakan pada internet untuk melakukan pengalihan file dari suatu tempat (site) di internet ke komputer lokal atau program yang memungkinkan kita memindahkan data di antara dua komputer yang berjauhan letaknya (Maseleno, 2003). •
Pengertian Uniform Resources Locator URL dapat diartikan sebagai sebuah alamat yang menunjukkan rute
ke file pada web atau pada fasilitas internet yang lain. URL diketikkan pada browser untuk mengakses suatu situs web (Maseleno, 2003). Format umum dari URL adalah: Protokol_transfer://nama_host/path/nama_file
46 2.8
Pengertian 8 Aturan Emas Delapan Aturan Emas menurut Schneiderman (1998, p8) dalam merancang interface adalah: 1. Berusaha keras untuk konsisten Harus selalu berusaha konsisten dalam merancang tampilan. 2. Memungkinkan frequent users menggunakan shortcuts Tingkat interaksi yang diminta adalah yang pendek/singkat dan langsung menuju ke fungsi tersebut untuk mempersingkat proses tujuan, untuk itu perlu disediakan tombol khusus. 3. Memberikan umpan balik yang informatif Umpan balik harus diberikan untuk memberikan informasi kepada user sesuai dengan action yang dilakukannya. User akan mengetahui action apa yang telah dan akan dilakukan dengan adanya umpan balik ini. Umpan balik bisa berupa informasi atau konfirmasi atas suatu action. Misalnya setelah melakukan fungsi simpan dapat diberikan informasi bahwa data telah disimpan. 4. Merancang dialog untuk menghasilkan keadaan akhir Umpan balik atas berakhirnya atau suksesnya
dari action akan sangat
membantu dan juga user akan mendapat signal untuk melanjutkan action lainnya. Misalnya pada saat akan menutup suatu program akan ditampilkan konfirmasi penutupan (yes, no, cancel). 5. Memberikan penanganan kesalahan yang sederhana
47 Sistem dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mencegah user dalam membuat kesalahan. Hanya penggunaan menu seleksi untuk membatasi input dari user, validasi pengisian data pada form agar data yang diisi sesuai dengan ketentuan. Bila terjadi kesalahan, sistem harus dapat memberikan intruksi yang sederhana, kontruktif dan spesifik untuk perbaikan. 6. Mengijinkan pembalikan undo dengan mudah Terkadang user tidak sengaja melakukan action yang tidak diinginkan, untuk itu user ingin melakukan pembatalan. Sistem harus sebanyak mungkin memberikan fungsi pembatalan ini. User akan merasa lebih aman dan tidak takut dalam mencoba dan memakai sistem tersebut. 7. Mendukung internal locus of control (pemakai menguasai sistem atau inisiator, bukan sebagai responden) User yang berpengalaman sangat mendambakan kontrol yang kuat pada sistem, sehingga mereka merasa menguasai sistem tersebut. Sistem yang tidak terduga dan sulit dalam melakukan action akan menyulitkan user. 8. Menguasai beban ingatan jangka pendek Keterbatasan memori pada manusia harus ditanggulangi oleh program dengan tidak banyak membuat user untuk melakukan proses penyimpanan memori.
2.9
Pengertian System Development LifeCycle SDLC timbul dari usaha awal dalam menerapkan teknik pengaturan proyek ke dalam proses pengembangan sistem. SDLC bertujuan untuk
48 membantu menangani beberapa masalah sistem, seperti biaya yang tidak terkontrol, rendahnya evaluasi ekonomi, rendahnya desain sistem, kurangnya komunikasi, dan kurangnya pengarahan (Weber, 1999, pp107-109). Untuk mengembangkan sistem berkualitas tinggi, setiap tahap SDLC harus direncanakan dan diawasi, diikuti dengan standar pengembangan, didokumentasikan dengan cukup, dikerjakan dengan staf yang kompeten, dan memiliki tanda penyelesaian pada tiap tahap proyek. Delapan tahap SDLC untuk waterfall model dapat dilihat pada Gambar 2.6.
Gambar 2.6 Waterfall Model dari SDLC 1. Studi kelayakan Yaitu analisa kriteria cost benefit ke aplikasi yang diinginkan. 2. Analisis informasi Yaitu menjelaskan kebutuhan informasi pengguna.
49 3. Desain sistem Yaitu pembuatan user interface, file yang akan digunakan, dan fungsi pemrosesan informasi yang akan dijalankan sistem. 4. Penyusunan program Yaitu pembuatan, coding, compiling, tes, dan dokumentasi program. 5. Prosedur dan pembuatan laporan Yaitu pembuatan dan pendokumentasian prosedur sistem dan laporan untuk pengguna sistem. 6. Uji penerimaan Yaitu pengujian terakhir dari sistem dan pembuktian serta penyerahan formal dari pihak manajemen dan pengguna. 7. Konversi Yaitu perubahan dari sistem lama ke sistem baru. 8. Pengoperasian dan perawatan Yaitu pengoperasian sistem dan kebutuhan perubahan dan perawatan bila ditemukan masalah.
2.10
E-Business
2.10.1 Pengertian E-Business Menurut Turban (2002, p5) e-business merupakan suatu definisi yang lebih luas dari e-commerce, tidak hanya sekedar menjual dan membeli, tetapi juga melayani pelanggan dan berkolaborasi dengan partner bisnis lainnya, dan menawarkan transaksi secara elektronik dalam sebuah perusahaan.
50 Menurut Bover dan Thill (2001, p19) e-business adalah sebagai suatu bisnis yang mentransformasikan proses bisnis melalui pengambilan secara menyeluruh akan keuntungan teknologi internet, menghasilkan sebagian besar pendapatannya dari penjualan melalui internet dan memfokuskan pada pendapatan keuntungan dan selalu terbuka bagi bisnis. Menurut Laudon (2001, p24) e-business adalah penggunaan internet dan teknologi digital lainnya untuk komunikasi dan koordinasi organisasi dan manajemen dalam perusahaan. Menurut Chaudury (2002, p31) e-business adalah sebuah peleburan rumit dari proses-proses bisnis, aplikasi-aplikasi perusahaan, dan struktur organisasi yang diperlukan untuk menciptakan sebuah model bisnis yang berkinerja tinggi. Menurut Kalakota (2001, p5) e-business bukan hanya tentang transaksi ecommerce atau tentang penjualan dan pembelian melalui web, melainkan lebih merupakan strategi keseluruhan yaitu mendefinisikan ulang model bisnis yang lama dengan dibantu oleh teknologi untuk memaksimalkan nilai pelanggan dan keuntungan. Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan e-business adalah melakukan kegiatan bisnis melalui internet, kegiatan yang dilakukan tidak hanya berupa bertransaksi menjual produk atau jasa, melainkan mencakup seluruh proses bisnis perusahaan.
2.10.2 Model E-Business Model dari suatu e-business secara umum dapat dibagi menjadi 4 bagian (Anonim, 2005) yaitu dapat dilihat pada Gambar 2.7.
51 Business
Customer
Business
B2B
B2C
Customer
B2C
C2C
Gambar 2.7 Model E-business Penjelasannya dari Gambar 2.7 adalah sebagai berikut: 1. B2B (Business to Business) Hubungan bisnis antara perusahaan di mana perusahaan melakukan transaksi atau pertukaran dengan perusahaan atau organisasi lain. Model bisnis ini biaya untuk sistemnya relatif murah, tetapi nilai transaksinya tinggi. Alat yang digunakan masih sederhana yaitu e-mail. Tipe B2B ini merupakan yang paling dominan dan banyak digunakan dalam praktek ebusiness. Contohnya adalah Dell, Cisco dan Stationery.co.id. 2. B2C (Business to Customer) Hubungan bisnis antar perusahaan dengan konsumen. Dalam penerapan B2C membutuhkan biaya yang relatif tinggi, karena membutuhkan suatu media web yang interaktif namun nilai transaksi yang dilakukannya relatif rendah. Dalam model B2C perlu diperhatikan beberapa hal sepertu segmentasi pelanggan, cara promosi yang penting baik secara online melalui fitur web maupun secara offline melalui media konvensional, jenis produknya, proses dan prosedur transaksi yang harus ditempuh dan tingkat pelayanan yang dapat diberikan kepada pelanggan termasuk layanan pengiriman
produk
barang.
Infokomputer.com dan Sanur.co.id. 3. C2B (Customer to Business)
Contohnya
adalah
Amazon.com,
52 Hubungan
bisinis
antara
perorangan
dengan
perusahaan.
Dalam
penerapannya membutuhkan biaya relatif tinggi, karena membutuhkan media web interaktif untuk memperoleh kepercayaan dari perusahaan dan mempunyai nilai transaksi yang relatif tinggi. Contohnya adalah Buy.com dan Asiagateway.com. 4. C2C (Customer to Customer) Hubungan bisnis antara perorangan konsumen di mana konsumen melakukan transaksi dengan konsumen lain dalam pasar virtual yang disediakan oleh pihak ketiga, contohnya pelelangan yang dilakukan dalam dunia maya. Model C2C dalam penerapannya membutuhkan biaya yang tinggi karena membutuhkan web interaktif, dan nilai transaksinya rendah. Banyak individu menggunakan intranet dan jaringan organisasi internal untuk barang iklan, penjualan dan pelayanan. Contohnya adalah Bekas.com, ebay.com dan iklanbaris.com. Disamping keempat model e-business diatas, masih terdapat model tambahan lagi yaitu (Anonim, 2005): 1. B2E (Business to Employee) Suatu tipe e-business di mana perusahaan mempertukarkan informasi dengan karyawan atau pegawai mereka pada berbagai macam subyek seperti perubahan manajemen, kebijakan sumber daya manusia, kenaikan gaji, pelatihan, dan promosi. 2. G2C (Government to Citizen) / G2B (Government to Business)
53 Suatu tipe e-business di mana pemerintah menyediakan jasa kepada warga negaranya (baik individu atau bisnis), seperti pengurusan dokumen ekspor impor dan pembayaran pajak.
2.11
Metode Analisis dan Perancangan Sistem Terstruktur
2.11.1 Pengertian Analisis dan Perancangan Sistem Terstruktur Salah satu teknik formal pemodelan sistem yang masih banyak digunakan saat ini adalah analisa dan desain terstruktur. Menurut Whitten et al (2001, p96) analisa terstruktur merupakan teknik berpusat-pada-proses yang digunakan untuk memodelkan kebutuhan-kebutuhan bisnis untuk sebuah sistem. Analisa terstruktur menggunakan alat pemodelan yang disebut data flow diagram (DFD) untuk mengilustrasikan kebutuhan-kebutuhan proses bisnis. Sedangkan pengertian desain terstruktur menurut Whitten et al (2001, p96) adalah teknik berpusat pada proses yang mengubah model analisa terstruktur menjadi model desain software yang baik. Desain terstruktur menggunakan
alat
pemodelan
yang
disebut
structure
charts
untuk
mengilustrasikan struktur software guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan bisnis.
2.11.2 Pengertian Data Flow Diagram (McLeod, 2004, p429) diagram arus data (data flow diagram) atau DFD adalah suatu gambaran grafis dari suatu sistem yang menggunakan sejumlah bentuk simbol untuk menggambarkan bagaimana data mengalir melalui suatu proses yang saling berkaitan. Walaupun nama diagram ini menekankan pada
54 data, namun pada prakteknya justru penekanannya ada pada proses. DFD adalah cara paling alamiah untuk mendokumentasikan proses dan merupakan salah satu notasi yang termasuk dalam sekian banyaknya proses pemodelan data yang menggunakan teknik analisis terstruktur. Data Flow Diagram (DFD) dikemukakan oleh Whitten et al (2001, p308) sebagai alat yang menggambarkan aliran data melewati sebuah sistem dan pekerjaan atau pemrosesan yang dilakukan oleh sistem tersebut. Whitten et al (2001, pp308-310) menjelaskan beberapa simbol yang digunakan untuk menggambarkan DFD, yakni: •
Kotak Bundar mewakili proses atau pekerjaan yang dilakukan. Kotak Persegi mewakili external agents – pihak-pihak luar yang berhubungan dengan sistem.
•
Kotak yang terbuka pada satu sisi menggambarkan data stores, kadangkadang disebut file atau database.
•
Panah menggambarkan aliran data, atau input dan output, dari dan ke proses. Ada banyak macam notasi yang digunakan dalam DFD diantaranya adalah
Notasi Gane & Sarson dan DeMarco /Yourdon. Tabel 2.5 mengilustrasikan simbol-simbol DFD yang digunakan menurut DeMarco/Yourdon.
55 Tabel 2.5 Simbol Data Flow Diagram (DFD) No.
Definisi
Simbol
Keterangan Tindakan terhadap data
1.
sehingga data dapat
Proses
ditransformasi, disimpan Atau didistribusikan. Data dalam keadaan diam,
2.
yang memiliki berbagai bentuk
Penyimpanan data
fisik penyimpanan.
3.
Sumber
data
/
eksternal agents
Asal data dan/atau tujuan data yang merujuk pada entitas.
Pergerakan 4.
Arus data
data
dari
satu
tempat ke tempat lain dalam suatu sistem.
Sumber : Whitten et al, 2001, pp311-331
Pada pembuatan DFD dibagi ke dalam tiga tingkat yaitu (McLeod, 2004, pp432-434): 1. DFD Konteks Yaitu DFD yang menempatkan sistem dalam konteks lingkungan. Diagram konteks terdiri dari satu simbol proses yang menggambarkan keseluruhan sistem. Diagram konteks menunjukkan data mengalir ke dan dari terminator. 2. DFD Tingkat nol
56 Yaitu DFD yang mengidentifikasikan proses-proses utama dari sistem. 3. DFD Tingkat Rinci DFD yang mendokumentasikan sistem secara lebih rinci dari diagram nol. Diagram rinci mendokumentasikan satu proses DFD secara lebih rinci. Biasa ditulis dengan diagram gambar n, huruf n menggambarkan jumlah proses pada tingkat selanjutnya yang lebih tinggi yang sedang didokumentasikan.
2.11.3 Pengertian Basis Data Data field adalah unit data terkecil. Catatan atau record adalah suatu kumpulan data field yang berhubungan. File adalah suatu kumpulan record yang berhubungan. Kumpulan dari file – file yang berhubungan disebut basis data (database). Database mengacu pada semua data yang disimpan pada sumber daya berbasis komputer. Sedangkan manajemen database (DBMS) adalah aplikasi perangkat lunak yang menyimpan struktur database, hubungan antar data dalam database, serta berbagai formulir dan laporan yang berkaitan dengan database (McLeod, 2004, pp187-196). Konsep database adalah: 1. Menimimalkan pengulangan data (data redundancy) yaitu duplikasi data artinya data yang sama disimpan dalam beberapa file, pengulangan data menyebabkan kebutuhan ruang simpan tambahan, yang akan mengeluarkan biaya, disamping itu akan mengakibatkan inkonsistensi data sehingga pengulangan data harus diminimalisasikan sesuai dengan konsep database.
57 2. Mencapai indepedensi data yaitu kemampuan untuk membuat perubahan dalam struktur data tanpa membuat perubahan pada program yang memroses data. Independensi data dicapai dengan menempatkan spesifikasi data dalam tabel dan kamus yang terpisah secara fisik dari program.
2.11.4 Pengertian Kamus Data Kamus data (data dictionary) menurut McLeod (2004, pp424-428) adalah suatu penjelasan tertulis mengenai data yang berada di dalam database. Kamus data tersimpan dalam dalam bentuk hard copy dengan mencatat semua penjelasan data dalam bentuk tercetak. Walau sejumlah kamus berbasis dokumen masih digunakan, praktek yang umum sekarang adalah menggunakan kamus data berbasis komputer. Pada kamus data terdapat formulir kamus data yang memberikan gambaran mengenai interaksi antara data dan proses. Langkah – langkah dalam menyusun kamus data adalah: 1. Entry kamus arus data yaitu menjelaskan tiap arus data yang terdapat dalam DFD. Nama arus data adalah nama yang digunakan dalam DFD, dan penjelasan menguraikan sedikit peran dari arus itu dalam sistem. 2. Entry kamus penyimpanan data yaitu menjelaskan tiap penyimpanan data unik dalam DFD. Nama penyimpanan data sama dengan yang tertulis dalam DFD. Penjelasan menguraikan sedikit jenis data yang terdapat dalam penyimpanan dan cara data tersebut digunakan.
58 3. Entry kamus struktur data, diisi untuk tiap struktur yang terdaftar pada formulir penyimpanan data dan arus data. Nama struktur berisi nama yang sama dengan yang digunakan pada formulir penyimpanan data atau arus data. Elemen data mendaftarkan tiap elemen data yang terdapat di dalam struktur. 4. Entry kamus elemen data, digunakan untuk tiap elemen data yang termasuk dalam semua struktur, yaitu struktur yang ada dalam arus data maupun penyimpanan data.
2.11.5 Pengertian Normalisasi Normalisasi menurut Connoly dan Begg (2002, p376) merupakan suatu teknik formal untuk menghasilkan serangkaian hubungan atau relation dengan sifat yang sesuai, yang memberikan data sesuai kebutuhan. Normalisasi dapat didefinisikan sebagai sebuah teknik dalam logical design database, teknik pengelompokkan atribut dari suatu relasi sehingga membentuk struktur yang baik (tanpa redudansi). Normalisasi data yang sering digunakan adalah: 1. Normalisasi 1nf (1st Normal form) yaitu apabila tidak terdapat adanya pengulangan pada elemen data. Terdapat aturan-aturan dalam normalisasi pertama yaitu: •
Mendefinisikan atribut kunci (primary key).
•
Tidak adanya group berulang.
59 •
Semua atribut bukan kunci bergantung pada primary key.
2. Normalisasi 2nf (2nd Normal form) yaitu apabila dalam bentuk normalisasi pertama dan setiap atribut bukan primary key secara fungsional tergantung pada primary key. Terdapat aturan-aturan dalam normalisasi kedua yaitu: •
Sudah memenuhi bentuk normal pertama.
•
Sudah tidak ada ketergantungan parsial, dimana seluruh field hanya tergantung pada sebagian field kunci.
3. Normalisasi 3nf (3rd Normal form) yaitu candidate key adalah atribut yang dapat menjadi primary key dalam relation, maka sebuah relation merupakan bentuk normalisasi ketiga apabila dalam bentuk normalisasi kedua dan jika faktor yang menentukan merupakan candidate key. Terdapat aturan-aturan dalam normalisasi ketiga yaitu: •
Sudah berada dalam bentuk normal kedua.
•
Tidak ada ketergantungan transitif (dimana field yang bukan primary key tergantung pada field yang bukan primary key lainnya).
2.11.6 Pengertian Spesifikasi File Menurut Connoly dan Begg (2002, p236) spesifikasi file adalah gambaran secara logis dari database yang digunakan. Format yang umum digunakan pada saat membuat spesifikasi file dapat dilihat pada Tabel 2.6.
60 Tabel 2.6 Spesifikasi File Aplication Name File Name Index key
No
Field Name
Type
Length
Decimal
Description
2.11.7 Pengertian Entity Relationship Diagram Diagram hubungan entitas (Entity Relationship Diagram) atau ERD menurut McLeod (2004, pp420-422) adalah diagram yang mendokumentasikan data perusahaan dengan mengidentifikasi jenis entitas dan hubungannya. ERD juga dapat diartikan sebagai gambaran grafis dari suatu model EntityRelationship (model E-R). Sedangkan model E-R merupakan entitas dan elemen data pada suatu organisasi atau instansi yang digambarkan secara detil dan logis. ERD merupakan peralatan pembuatan model data yang paling fleksibel, dapat diadaptasi untuk berbagai pendekatan yang mungkin diikuti perusahaan dalam pengembangan sistem. Menurut Whitten et al (2001, p260) Entity Relationship Diagram adalah model aktual dari notasi pemodelan data yang menggambarkan data dalam bentuk entitas-entitas data dan hubungan-hubungannya. Beberapa konsep model data dijelaskan Whitten et al (2001, pp260-267) sebagai berikut:
61 •
Entitas adalah sekelompok orang, tempat, kejadian, atau konsep yang perlu ditangkap dan disimpan datanya.
•
Primary Key adalah atribut tunggal atau jamak yang unik, digunakan untuk mengenali satu buah entitas tunggal.
•
Foreign Key adalah primary key dari sebuah entitas yang ditaruh ke entitas lainnya untuk mengenali hubungan kedua datanya.
•
Hubungan (Relationship) adalah asosiasi alami bisnis yang ada di antara satu entitas atau lebih.
2.11.8 Pengertian State Transition Diagram Whitten et al (2001, p593) mengemukakan bahwa State Transition Diagram (STD) digunakan untuk menggambarkan urutan dan variasi layar-layar yang dapat muncul ketika pengguna sistem menggunakan terminal. Simbol-simbol yang digunakan State Transition Diagram ada dua (Whitten et al,2001, pp593-594), yaitu: 1. State yaitu kumpulan keadaan atau atribut yang mencirikan seseorang atau suatu benda pada waktu tertentu, bentuk keberadaan tertentu atau kondisi tertentu. State digambarkan dalam bentuk persegi panjang.
Gambar 2.8 Notasi State
62 2. Transistion state yaitu suatu petunjuk perubahan state yang disimbolkan dengan tanda panah berarah.
Kondisi
Aksi
Gambar 2.9 Notasi Transition state
2.12
Metodologi Penelitian
2.12.1 Jenis dan Metode Penelelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam proses penulisan proposal ini adalah studi kasus yang dilakukan dengan mempelajari kasus penerapan suatu aktivitas di lapangan, mengamati dan melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yakni dilakukan dengan cara melakukan penelitian studi kasus pada objek penelitian, kemudian melaporkannya dalam bentuk laporan deskriptif yang menggambarkan hasil penelitian yakni penerapan strategi perusahaan dan bagaimana perusahaan dapat memberikan pelayanan dan informasi yang baik kepada pelanggan.
2.12.2 Teknik Pengumpulan Data
Jenis data Data yang digunakan adalah data kuantitatif dan kualitatif.
63 Data kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka, dalam hal ini merupakan data hasil kuisioner. Data kualitatif yaitu data dari hasil wawancara.
Sumber data Data berasal dari data primer dan data sekunder yaitu: 9 Data Primer berasal langsung dari perusahaan dalam hal ini adalah data tentang kondisi bisnis perusahaan serta wawancara dengan pihak perusahaan baik secara tatap muka langsung maupun melalui telepon dan email. 9 Data sekunder, merupakan data tentang perusahaan yang didapatkan dari dokumen-dokumen dan atau catatan perusahaan.
Cara pengumpulan data Pengumpulan data dilakukan dengan 2 cara yaitu: 9 Penelitian Kepustakaan Di dalam mengidentifikasi permasalahan di dalam penelitian, diperlukan pengetahuan tambahan yang dapat diperoleh dari literatur yang relevan. Literatur yang dimaksud adalah literatur-literatur manajemen, bisnis, ekspor impor, sistem informasi, e-business, ecommerce, serta literatur mengenai analisis dan perancangan sistem informasi. 9 Penelitian Lapangan Untuk penelitian lapangan dilakukan dengan 2 cara yaitu: 1. Wawancara yang dilakukan kepada pihak manajemen perusahaan untuk mengetahui proses bisnis perusahaan secara lebih mendalam.
64 2. Kuesioner yang dilakukan kepada: •
Pihak manajemen untuk mengetahui posisi perusahaan serta kekuatan persaingan perusahaan.
•
Pihak pelanggan untuk mengetahui kebutuhan pelanggan dan penilaian pelanggan terhadap pelayanan perusahaan selama ini.
2.12.3 Definisi Operasional dan Instrumen Pengukuran Instrumen pengukuran yang digunakan dalam penulisan ini adalah dengan menggunakan pengukuran Skala Likert terhadap kusioner yang diberikan pada pelanggan. Dengan Skala Likert, maka variabel yang akan diukur akan dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono, 2004, p86). Dalam hal ini yang dijadikan indikator adalah: •
Kebutuhan pelanggan akan sistem yang ingin dirancang.
•
Layanan atau fitur yang diperlukan pelanggan dalam sistem yang ingin dirancang. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan Skala Likert
mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain: 1. Sangat setuju 2. Setuju 3. Ragu-ragu
65 4. Tidak Setuju 5. Sangat tidak setuju Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor, skor tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.7. Tabel 2.7 Penilaian Kuantitatif untuk Pengisian Kuisioner Jawaban
Skor
Sangat setuju / Sangat penting / Sangat membantu / Sangat suka
5
Setuju / Penting / Membantu / Suka
4
Ragu-ragu / Biasa / Kadang-kadang
3
Tidak setuju / Kurang penting / Kurang membantu / Kurang suka
2
Sangat tidak setuju / Tidak penting / Tidak membantu / Tidak suka
1
Sumber: Sugiyono, 2004, p88
Definisi operasional dan instrumen pengukuran untuk penilaian pelanggan akan kebutuhan sistem dan layanan yang diperlukan oleh pelanggan terhadap sistem yang ingin dirancang dapat dilihat pada Tabel 2.8
66 Tabel 2.8 Definisi Operasional dan Instrumen Pengukuran Variabel penelitian Kepuasan
Definisi operasional
pelanggan Tingkat
kecepatan
Instrumen pengukuran waktu •
terhadap pelayanan jasa layanan perusahaan
Tingkat
waktu
kecepatan
mendapatkan informasi •
perusahaan
Tingkat kepuasan layanan yang diberikan oleh perusahaan
•
Waktu respon atas kebutuhan informasi
yang
diberikan
perusahaan kepada pelanggan Harapan yang
atau
kebutuhan •
diperlukan
oleh
Kemudahan
mendapatkan informasi •
pelanggan
Tingkat
Kebutuhan
pelanggan
akan
Informasi jadwal pelayaran •
Kebutuhan
pelanggan
akan
informasi mengenai status dari barang dan dokumen Minat pelanggan terhadap •
Tingkat pemakaian internet oleh
terhadap sistem layanan
penggunaan
pelanggan
berbasiskan web
informasi
Kebutuhan
pelanggan
teknologi •
Tingkat kebutuhan pelanggan terhadap penggunaan internet
Kualitas website menurut •
Bentuk tampilan website dan
pelanggan
kecepatan waktu akses •
Kebutuhan
pelanggan
akan
tersedianya informasi secara up to date •
Tingkat interaktif website bagi pelanggan
Kebutuhan pelanggan akan •
Kebutuhan
fitur yang terdapat dalam
informasi mengenai penawaran
sistem yang ingin dirancang
secara online •
Kebutuhan
pelanggan
pelanggan
akan
akan
layanan booking secara online
67 2.12.4 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan adalah: •
Menggunakan tabel perbandingan berganda untuk mengetahui bobot dari tabel IFAS dan EFAS. Dengan tabel perbandingan berganda maka dapat ditemukan bobot dari tiap–tiap poin yang ada pada tabel IFAS dan EFAS.
•
Menggunakan Skala Likert untuk perhitungan hasil kuisioner yang diisi oleh pelanggan untuk mengetahui kebutuhan pelanggan terhadap sistem yang akan dirancang.
2.12.5 Kelemahan Teknik Analisis Data Setelah memilih beberapa teknik analisis data maka terdapat beberapa kelemahan dalam melakukan teknik analisis data tersebut , diantaranya adalah: •
Dalam pengujian kuisioner menggunakan Skala Likert memiliki kelemahan yaitu terbatasnya pilihan jawaban dari pelanggan, sehingga pelanggan tidak dapat membuat suatu keputusan sendiri, melainkan alternatif jawaban sudah ditentukan di dalam kuisioner tersebut.
•
Dalam teknik analisis perbandingan berganda untuk menentukan bobot dari tabel IFAS dan EFAS terdapat kelemahan yaitu terbatasnya pilihan perusahaan untuk memilih pilihan-pilihan yang telah disediakan di dalam kuisioner perbandingan berganda.
68 2.13
Kerangka Pemikiran Teoritis
Analisis Lingkungan Bisnis menggunakan 5 kekuatan Persaingan Porter
Identifikasi SWOT
Penilaian Posisi Perusahaan menggunakan tabel IFAS & EFAS Identifikasi alternatif strategi perusahaan menggunakan Matriks SWOT dan matriks IE Kuisioner kebutuhan konsumen akan sistem informasi jasa ekspedisi ekspor berbasiskan web Perancangan sistem informasi jasa ekspedisi ekspor berbasiskan web Dokumentasi hasil usulan sistem informasi jasa ekspedisi ekspor berbasiskan web
Selesai
Gambar 2.10 Kerangka Berpikir