BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1.
Rancangan Percobaan
Percobaan merupakan serangkaian kegiatan di mana setiap tahap dalam rangkaian benar-benar terdefinisikan; dilakukan untuk menemukan jawaban tentang permasalahan yang diteliti melalui suatu pengujian hipotesis (Hanafiah, 2011). Rancangan percobaan bertujuan untuk memperoleh atau mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang diperlukan dan berguna dalam melakukan penelitian persoalan yang akan dibahas. Rancangan percobaan berusaha untuk memperoleh informasi yang maksimum dengan menggunakan biaya yang minimum (Sudjana, 1994). Unsur-unsur dasar suatu percobaan adalah (Hanafiah, 2011): 1. Perlakuan (treatment), yaitu semua tindakan coba-coba (trial and error) yang dilakukan terhadap suatu objek, yang pengaruhnya akan diselidiki untuk menguji hipotesis. 2. Ulangan (replication), yaitu frekuensi suatu perlakuan yang diselidiki dalam suatu percobaan. Jumlah ulangan suatu perlakuan tergantung pada derajat ketelitian yang diinginkan oleh si peneliti terhadap kesimpulan hasil percobaannya. Ulangan ini berfungsi untuk menghasilkan suatu estimasi tentang galat dan menghasilkan ukuran pengaruh perlakuan-perlakuan yang lebih tepat terhadap hasil percobaan. 3. Pengendalian (local control), yaitu upaya pengendalian kondisi lapangan yang heterogen menjadi nisbi homogen, setidak-tidaknya pada lokal-lokal tertentu, yang ditujukan untuk menekan galat menjadi nisbi kecil, sehingga bisa menonjolkan satu atau beberapa perlakuan yang logisnya memang lebih menonjol dari perlakuan kontrol atau perlakuan-perlakuan lainnya.
2.2.
Rancangan Bujur Sangkar Latin
Keuntungan utama rancangan bujur sangkar latin (RBSL) adalah kemampuannya untuk secara serempak menangani dua sumber keragaman di antara satuan percobaan. Sumber keragaman dalam rancangan ini diperlakukan sebagai dua kriteria pengelompokan yang bebas. Pengelompokan dua arah dalam RBSL, yang umumnya ditunjukkan sebagai pengelompokan baris dan pengelompokan kolom,
Universitas Sumatera Utara
diselesaikan dengan jaminan bahwa setiap perlakuan terjadi hanya sekali dalam setiap pengelompokan baik baris maupun kolom. Prosedur ini memungkinkan untuk menduga keragaman di antara pengelompokan baris dan juga pengelompokan kolom dan mengeluarkannya dari galat percobaan (Gomez & Gomez, 1995). Penempatan perlakuan ke dalam unit-unit percobaan sedemikian rupa sehingga perlakuan tertentu harus terjadi satu kali dalam baris dan kolom. Hal ini hanya mungkin terjadi jika banyaknya perlakuan sama dengan banyaknya baris dan sama dengan banyaknya kolom. Oleh karena itu, diperlukan suatu pola tertentu agar syarat-syarat terpenuhi (Yitnosumarto, 1993) Rancangan ini jarang digunakan karena memerlukan persyaratan (Hanafiah, 2011): 1. Jumlah baris = jumlah kolom = jumlah perlakuan, sehingga jika jumlah perlakuan terlalu sedikit derajat bebas yang berhubungan dengan galat percobaan menjadi terlalu kecil sebagai penduga yang layak; dan jika jumlah perlakuan terlalu besar akan menyebabkan ulangan perlakuan yang terlalu besar sehingga akan tidak ekonomis jika digunakan. 2. Tidak ada interaksi antara baris atau kolom dengan perlakuan. Jika ada interaksi, maka RBSL ini tidak dapat digunakan dan jika tetap digunakan, maka kesimpulan atau hasil-hasil percobaan tersebut menjadi samar. 3. Adanya dua sumber keragaman data di luar perlakuan yang diteliti. Dua sumber keragaman ini dapat berupa dua arah silang kemiringan lereng, dua arah silang kesuburan tanah, dua arah silang cara/tenaga/alat kerja, dua waktu pengamatan dan lain-lain, yang penting faktor-faktor ini bukanlah faktor yang diteliti. Karena itu, RBSL digunakan hanya untuk percobaan dengan banyaknya perlakuan yang tidak kurang dari empat dan tidak lebih dari delapan. Karena keterbatasan tersebut, RBSL tidak digunakan secara luas dalam percobaan penelitian di samping potensinya yang besar dalam mengendalikan galat percobaan (Gomez & Gomez, 1995).
2.2.1. Pengacakan Perlakuan pada Rancangan Bujur Sangkar Latin Pengacakan perlakuan menurut baris dan kolom dalam RBSL ini dilakukan sekaligus, tetapi tidak ada perlakuan yang terulang dalam baris dan kolom tertentu, agar setiap baris dan setiap kolom mempunyai perlakuan-perlakuan secara lengkap. Dalam pengacakan ini, pengacakan bervariasi dari pengacakan bebas (untuk petak pertama), pengacakan bebas bersyarat (untuk petak-petak
Universitas Sumatera Utara
berikutnya) hingga pengacakan tak bebas (bukan pengacakan) untuk petak percobaan terakhir (Hanafiah, 2011). Tabel 2.1. Pengacakan Perlakuan pada Rancangan Bujur Sangkar Latin Kolom Baris
Yi.. 1
2
3
...
r
1
Y111
Y122
Y133
...
Y1rr
2
Y212
Y223
...
3
Y313
...
Y1.. Y2.. Y3..
...
...
...
r
Yr1r
Yr..
Y.j.
Y.1.
Y.2.
Y.3.
...
Y.r.
Perlakuan
1
2
3
...
r
Y..k
Y..1
Y..2
Y..3
...
Y..r
Y...
dalam hal ini ππβ¦ = οΏ½ ππππππππ = ππ
(2.1)
ππππ.. = οΏ½ ππππππππ = π΅π΅ππ
(2.2)
ππ.ππ . = οΏ½ ππππππππ = πΎπΎππ
(2.3)
ππ..ππ = οΏ½ ππππππππ = ππππ
(2.4)
ππππππ ππππ
ππππ
ππππ
dengan T
= jumlah semua nilai pengamatan
Bi
= jumlah nilai pengamatan baris ke-i
Kj
= jumlah nilai pengamatan kolom ke-j
Universitas Sumatera Utara
Pk
= jumlah nilai pengamatan perlakuan ke-k
2.2.2. Model Linier Rancangan Bujur Sangkar Latin Misalkan (i,j,k) merupakan baris, kolom, dan perlakuan pada suatu petak percobaan. Sehingga ada sebanyak r3 nilai pengamatan yang memungkinkan, dalam hal ini tiap perlakuan masing-masing diterapkan ke tiap petak percobaan. ππππππππ = ππβ¦ + (ππππ.. β ππβ¦ ) + οΏ½ππ.ππ . β ππβ¦ οΏ½ + (ππ..ππ β ππβ¦ ) + (ππππ.. β ππβ¦ )οΏ½ππ.ππ . β ππβ¦ οΏ½ +(ππππ.. β ππβ¦ )(ππ..ππ β ππβ¦ ) + οΏ½ππ.ππ . β ππβ¦ οΏ½(ππ..ππ β ππβ¦ ) + +(ππππ.. β ππβ¦ )οΏ½ππ.ππ . β ππβ¦ οΏ½(ππ..ππ β ππβ¦ )
(2.5)
ππ, ππ, ππ = 1,2,3, β¦ , ππ
Karena pada RBSL tiap perlakuan hanya diterapkan sekali di masingmasing baris dan kolom, sekarang misalkan ππππππππ = ππππππ + ππππ
(2.6)
di mana Xij merupakan nilai pengamatan di petak percobaan (ij), dan Οk merupakan pengaruh pemberian perlakuan k terhadap nilai pengamatan. Persamaan (2.6) direduksi menjadi ππππππππ = ππ.. + (ππππ. + ππ.. ) + οΏ½ππ.ππ + ππ.. οΏ½ + (ππππ. + ππ.. )οΏ½ππ.ππ + ππ.. οΏ½ + ππ. + (ππππ + ππ. )
ππππππππ = (ππ.. + ππ. ) + (ππππ. + ππ.. ) + οΏ½ππ.ππ + ππ.. οΏ½ + (ππππ + ππ. ) +οΏ½ππππππ β ππππ. β ππ.ππ + ππ.. οΏ½
(2.7)
dapat ditulis menjadi
ππππππππ = ππβ¦ + (ππππ.. β ππβ¦ ) + οΏ½ππ.ππ . β ππβ¦ οΏ½ + (ππ..ππ β ππβ¦ ) + οΏ½ππππππ . β ππππ.. β ππ.ππ . + ππβ¦ οΏ½ (2.8) atau
ππππππππ = ππ + πΌπΌππ + π½π½ππ + ππππ + ππππππππ
(2.9)
dengan
Yijk = hasil pengamatan pada baris ke-i, kolom ke-j, dan perlakuan ke-k Β΅
= rata-rata umum
Ξ±i
= pengaruh utama baris ke-i
Universitas Sumatera Utara
Ξ²j
= pengaruh utama kolom ke-j
Οk
= pengaruh perlakuan ke-k
Ξ΅ijk = pengaruh acak (galat) pada baris ke-i, kolom ke-j, dan perlakuan ke-k Apabila RBSL menggunakan model tetap, asumsinya: οΏ½ πΌπΌππ = 0 ππ=1
οΏ½ π½π½ππ = 0 ππ =1
οΏ½ ππππ = 0
ππ=1
ππππππππ ~ππ(0, ππ 2 )
Tabel analisis varian pada RBSL adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2. Analisis Varian pada Rancangan Bujur Sangkar Latin Sumber Keragaman Baris Kolom Perlakuan Galat Total
2.3.
Derajat Bebas
Jumlah Kuadrat
1 ππ 2 οΏ½ π΅π΅ππ2 β 2 ππ ππ
ππ β 1
ππ
1 ππ 2 οΏ½ πΎπΎππ2 β 2 ππ ππ
ππ β 1
ππ
1 ππ 2 οΏ½ ππππ2 β 2 ππ ππ
ππ β 1
ππ
(ππ β 1)(ππ β 2) Selisihnya 2 οΏ½ ππππππππ ππππππ
2
ππ β 1
ππ 2 β 2 ππ
Kuadrat Tengah π½π½π½π½π½π½ ππππ ππππππππππ
π½π½π½π½π½π½ ππππ ππππππππππ
π½π½π½π½π½π½ ππππ ππππππππππππππππππ π½π½π½π½π½π½ ππππ ππππππππππ
Fhitung
Ftabel
πΎπΎπΎπΎπΎπΎ πΎπΎπΎπΎπΎπΎ
πΉπΉπΌπΌ(ππππ ππππππππππ ,
πΎπΎπΎπΎπΎπΎ πΎπΎπΎπΎπΎπΎ πΎπΎπΎπΎπΎπΎ πΎπΎπΎπΎπΎπΎ
ππππ ππππππππππ )
πΉπΉπΌπΌ(ππππ ππππππππππ , ππππ ππππππππππ )
πΉπΉπΌπΌ(ππππ ππππππππππππππππππ ππππ ππππππππππ )
Data Hilang
Kadang-kadang ketika melakukan penelitian ataupun pengamatan terjadi satu atau mungkin lebih pengamatan yang hilang. Seekor binatang percobaan mati sebelum eksperimen berakhir, sebuah tabung percobaan pecah jatuh ke lantai, seorang pasien meninggal dunia ketika pengobatan masih sedang berlangsung, atau data hasil pengamatan hilang dan lain sebagainya (Sudjana, 1994). Jika dalam percobaan dengan menggunakan RBSL ππ Γ ππ terdapat sebuah data hilang, maka nilai data yang hilang tersebut ditaksir oleh suatu nilai yang dihitung dengan rumus: β=
ππ(π΅π΅β² + πΎπΎ β² + ππβ² ) β 2ππ β² (ππ β 1)(ππ β 2)
(2.10)
Universitas Sumatera Utara
,
dengan h
= nilai data pengganti data yang hilang
Bβ = jumlah nilai pengamatan dalam baris dengan data hilang Kβ = jumlah nilai pengamatan dalam kolom dengan data hilang Pβ = jumlah nilai pengamatan untuk perlakuan dengan data hilang Tβ = jumlah semua nilai pengamatan yang ada
2.4.
Analisis Kovarian
Analisis kovarian adalah alat uji statistik multivariat yang merupakan penggabungan antara analisis regresi dengan analisis varian (Schefler, 1987). Prosedur dalam analisis kovarian menggunakan kombinasi analisis varian dan analisis regresi di mana model linier untuk sebarang rancangannya adalah model analisis varian ditambah suatu variabel tambahan untuk menggambarkan adanya variabel pengiring. Model linier rancangan acak lengkap (RAL) dengan satu faktor adalah sebagai berikut:
dengan:
ππππππ = ππ + ππππ + ππππππ
(2.11)
Yij = nilai pengamatan dari perlakuan ke-i dalam kelompok ke-j i
= 1, 2, β¦, t (t menyatakan banyaknya perlakuan)
j
= 1, 2, β¦, r (r menyatakan banyaknya ulangan)
Β΅
= rata-rata umum
Οi
= pengaruh dari perlakuan ke-i
Ξ΅ij
= pengaruh galat yang muncul dari perlakuan ke-i dalam kelompok ke-j
Bentuk umum model linier aditif untuk analisis regresi adalah sebagai berikut: ππππππ = ππ + π½π½οΏ½ππππππ β πποΏ½οΏ½ + ππππππ
(2.12)
Universitas Sumatera Utara
Gabungan dari persamaan (2.11) dan (2.12) didapatkan model linier aditif dari analisis kovarian untuk RAL sebagai berikut: ππππππ = ππ + ππππ + π½π½οΏ½ππππππ β πποΏ½οΏ½ + ππππππ
(2.13)
Menurut Gaspersz (1991), asumsi yang diperlukan dalam analisis kovarian adalah: 1. Variabel pengiring tidak berkolerasi dengan perlakuan yang dicobakan. 2. Hubungan antara variabel pengiring (X) dengan variabel respon (Y) bersifat linier. 3. Galat berdistribusi normal. 4. Pengaruh X terhadap Y, yaitu X mempengaruhi Y. Kemas Ali Hanafiah (2011) di dalam bukunya yang berjudul βRancangan Percobaan: Teori dan Aplikasiβ menuliskan bahwa analisis kovarian bermanfaat penting untuk: 1. Mengontrol galat dan memurnikan rata-rata pengaruh perlakuan, 2. Menaksir data hilang atau data rusak, 3. Meningkatkan keandalan interpretasi dari hasil-hasil percobaan.
2.5.
Koefisien Keragaman
Koefisien keragaman merupakan suatu koefisien yang menunjukkan derajat ketepatan dari suatu kesimpulan atau hasil yang diperoleh dari suatu percobaan. Koefisien keragaman ini dinyatakan dalam bentuk persen (Hanafiah, 2011) yaitu:
dengan π¦π¦οΏ½ = rata-rata umum.
πΎπΎπΎπΎ =
βπΎπΎπΎπΎπΎπΎ Γ 100% π¦π¦οΏ½
(2.14)
Dalam analisis kovarian, koefisien keragaman dinyatakan sebagai berikut: πΎπΎπΎπΎ =
βπΎπΎπΎπΎπΎπΎ π‘π‘ππππππππππππππππππ Γ 100% π¦π¦οΏ½
(2.15)
Secara umum dapat dikatakan bahwa jika nilai koefisien keragaman semakin kecil berarti derajat ketelitiannya semakin tinggi dan keabsahan kesimpulan yang diperoleh dari percobaan tersebut semakin baik, dan begitu juga sebaliknya.
Universitas Sumatera Utara