BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1
Teori umum 2.1.1 Data Menurut Hoffer (2005,p5), data adalah fakta atau bagian dari fakta yang mengandung arti, yang dihubungkan dengan kenyataan, simbol-simbol, gambar-gambar, kata-kata, angka-angka, huruf-huruf dan simbol-simbol yang menunjukan suatu ide, kondisi atau situasi dan lain-lain. Data adalah representasi objek yang disimpan dan kejadian-kejadian
yang
memiliki
maksud
dan
penting
bagi
pengguna(user). Data (Williams dan Sawyer,2007,p25) adalah faktafakta dan gambar mentahan yang akan diproses menjadi informasi. Jadi, data adalah fakta atau bagian dari fakta yang masih mentah dan akan diproses menjadi informasi. Menurut Indrajani (2011,p2), ada beberapa definisi tentang data, antara lain: 1. Data adalah fakta atau observasi mentah yang biasanya mengenai fenomena fisik atau transaksi bisnis. 2. Lebih khusus lagi data adalah ukuran objektif atribut (karakteristik) dari entitas seperti orang-orang, tempat, benda atau kejadian. 3.
Representasi fakta yang mewakili suatu pbjek seperti, pelanggan, karyawan, mahasiswa dan lain-lain, yang
7
8 disimpan dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, buntui dan kombinasinya. Menurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2004,p23), data adalah fakta mentah mengenai orang, tempat, kejadian, dan hal-hal penting dalam organisasi tiap fakta, dengan sedirinya, secara relatif tidak ada artinya. Menurut Turban (2003,p17), data adalah suatu fakta atau deskripsi dasar dari sesuatu, kejadian, aktivitas, dan transaksi yang diperoleh,
disimpan,
direkam,
diklasifikasikan,
tetapi
belum
memberikan manfaat khusus bagi penggunanya. Jadi dapat disimpulkan bahwa data adalah suatu fakta dari suatu, kejadian, aktivitas, dan transaksi yang diciptakan, disimpan, diklasifikasikan oleh sistem informasi tetapi belum memberikan manfaat khusus bagi penggunananya.
2.1.2 Basis data (Database) Menurut Connoly dan Begg (2010, p65), basis data adalah kumpulan data yang terhubung secara logikal, deskripsi dari data tersebut dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi dari sebuah organisasi. Basis data merupakan sebuah tempat pengumpulan data yang sangat besar digunakan secara bersama-sama oleh berbagai departement dan pengguna (user). Menurut O’Brien (2003,p145), database adalah sebuah kumpulan yang terintegrasi dari elemen data yang terhubung secara
9 logikal. Elemen data mendeskripsikan entiti-entiti dan hubungan anatara entiti-entiti. Menurut Indrajani (2011,p2), basis data adalah kumpulan terpadu dari elemen data logis yang saling berhubungan. Basis data mengonsolidasi banyak catatan yang sebelumnya disimpan dalam file terpisah. Jadi database adalah suatu sistem penyimpanan data yg tersusun atas sekumpulan data yang secara logika saling terkait yang dirancang untuk memnuhi kebutuhan informasi perusahaan. Model database
relasional adalah sistem yang banyak digunakan karena
struktur logikalnya yang sederhana. Pada model relasional seluruh data disusun secara logikal dalam relasi-relasi atau tabel. Setiap relasi terdiri dari baris, dan kolom dari relasi yang diberi nama tertentu disebut atribut. Sedangkan baris dari relasi disebut tuple dan setiap tuple (baris) memiliki satu nilai untuk setiap atribut.
2.1.3 DBMS (Database Management System) Menurut Connoly dan Begg (2010,p66), DBMS adalah sistem perangkat lunak (software) yang memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan, membuat, memelihara dan mengontrol akses ke dalam
basis
data.
Sedangkan
menurut
Ramakrishnan
dan
Gehrke(2003,p8), DBMS adalah sebuah bagian perangkat lunak yang dirancang
untuk memudahkan dalam mengerjakan tugas-tugas.
DBMS mempunyai keuntungan dan kerugian serta komponenkomponennya. Jadi, DBMS adalah sistem/bagian perangkat lunak
10 yang dirancang untuk memudahkan pengguna dalam mendefinisikan, membuat, memlihara dan mengontrol akses ke dalam basis data.
2.1.3.1 Komponen DBMS Menurut Connoly dan Begg (2010,p68-p71), terdapat lima komponen utama dalam lingkungan DBMS, yaitu perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software),data, prosedur dan manusia (people) yang digambarkan sebagai berikut : a.
Perangkat Keras (Hardware) Perangkat keras dapat terdiri dari sebuah personal komputer,
ke
mainframe
tunggal,dan
ke
jaringan
komputer. Bagian khusus perangkat keras bergantung pada kebutuhan organisasi dan juga pengguna DBMS. b.
Perangkat lunak (software) Komponen pernagkat lunak terdiri dari software DBMS itu sendiri dan program aplikasi, bersama dengan sistem operasi, termasuk perangkat lunak jaringan dan apabila DBMS tersebut digunakan melalui jaringan.
c.
Data Komponen penting dalam lingkungan DBMS berasal dari gambaran end-user, yaitu data. Data berperan sebagai jembatan antar komponen mesin dan komponen manusia.
d.
Prosedur
11 Prosedur menunjukan instruksi dan peraturan yang mempengaruhi desain dan pengguna basis data. Pengguna sistem dan karyawan yang mengatur sistem basis data membutuhkan prosedur dokumentasi tentang bagaimana menggunakan atau menjalankan sistem. e.
Manusia Komponen terakhir yaitu manusia sendiri yang terlibat dalam sistem tersebut. Komponen ini meliputi data and database administrator, database designers, application developers, dan end-users.
2.1.4 Model relasional Menurut Connoly dan Begg (2010,p144-p151), relasional terstruktur data yaitu terdiri dari : a. Relasi (Relation) adalah sebuah tabel yang memiliki kolom dan baris. b. Atribut (Attribute) adalah nama dari kolom yang ada dalam sebuah relasi. c. Domain adalah sekumpulan nilai yang diperbolehkan untuk satu atau lebih atribut. d. Tuple adalah baris dari sebuah relasi. e. Degree dari sebuah relasi adalah jumlah atribut yang terdapat di dalamnya. f. Cardinality dari sebuah relasi adalah jumlah tuple yang terdapat di dalamnya.
12 g. Basis data relasional (Relational database) adalah kumpulan relasi yang sudah dinormalisasi dengan perbedaan nama relasi.
Sedangkan untuk kunci relasinya terdiri dari : 1. Superkey adalah sebuah atau kumpulan dari atribut yang secara unik mendefinisikan sebuah tuple yang berada di antara relasi. 2. Candidate key adalah satu atribut atau kombinasi dari beberapa atribut atau lebih yang secara unik menjadi pengenal pada suatu relasi. 3. Primary key
adalah candidate key
yang dipilih untuk
mengindetifikasi tuple secara unik dalam relasi. 4. Foreign key adalah sebuah atribut atau sebuah kumpulan dari atribut dalam sebuah relasi yang dapat dipasangkan dengan candidate key dari sebuah relasi yang sama
Gambar 2.1 Contoh Hubungan Branch dan Staff (Sumber: Connoly and Begg,2010,p145) Relationship Modeling (E-R Modeling)
13
Konsep dasar dari E-R Model menurut Connoly dan Begg (2010,p374-p379) a. Tipe Entitas Tipe entitas adalah kelompok dari objek-objek dengan properti yang sama, yang diidentifikasi oleh perusahaan seperti memiliki keberadaan yang tidak bergantung. Tipe entitas digambarkan dalam bentuk kotak yang di dalamnya terdapat nama dari entitas. Setiap objek yang dapat diidentifikasi secara unik dari sebuah tipe entitas disebut entity occurance.
Gambar 2.2 Contoh entitas dari ER Model (sumber : Atzeni,2003,p165)
b. Tipe Hubungan Derajat dalam tipe hubungan adalah jumlah tipe entitas yang ikut serta dalam hubungan (Connoly,2010,p374-379). Entitas yang terkait dalam sebuah fakta tipe hubungan petunjuk sebagai participants dalam hubungan. Jumlah participants dalam tipe hubungan disebut degree (derajat) dari hubungan tersebut. Sebuah
14 hubungan yang memiliki derajat dua disebut sebagai binary. Sedangkan , sebuah hubungan yang memiliki derjat tiga disebut sebagai ternary. Kemudian, quartenary panggilan untuk sebuah hubungan yang memiliki derajat empat.
Gambar 2.3 Representasi Diagram dari Tipe Hubungan Branch Has Staff (Sumber : Connoly dan Begg,2010,p376) “Private owner owns property for rent”
Gambar 2.4 Contoh dari Binary Relationship (Sumber : Connoly dan Begg,2010,p376)
15
Gambar 2.5 Contoh dari Ternary Relationship (Sumber : Connoly dan Begg,2010,p377)
c. Atribut Atribut
(Connoly
dan
Begg,2010,p150-151),
adalah
karakteristik dari suatu entitas atau hubungan. Menurut Atzeni (2003,p168), atribut menggabungkan sifat dasar dari entitas dan hubungannya. Atribut menghubungkan dengan kejadian dari nilai yang dimiliki entitas–entitas (atau hubungan) yang diketahui sebagai atribut domain. Jadi, atribut merupakan karakteristik yang dimiliki suatu entitas atau hubungan yang menggambarkan sifat dasar dari entitas atau hubungan tersebut. Menurut Connoly dan Begg (2010,p150), keys memberikan karakteristik yang unik untuk setiap baris (tuple). Keys dibedakan menjadi : 1. Candidate key Jumlah
minimal
atribut-atribut
mengidentifikasikan setiap record secara unik. 2. Primary key
yang
dapat
16 Candidate key yang tidak menjadi primary key menjadi alternate key. Pemilihan primary key berdasarkan keunikan dan panjang atribut, data yang unik dan lebih pendek dipilih sebagai primary key. 3. Composite key Candidate key yang mengandung dua atau lebih atribut, dimana sifat unik muncul dari kombinasi atributatribut yang saling berhubungan itu.
Gambar 2.6 Representasi Diagram dari Entitas Staff and Branch dan AtribuAtributnya (Sumber : Connoly dan Begg,2010,p382)
17 d. Structural Constraints Menurut
Connoly
dan
Begg
(2010,p385),
Constraint
seharusnya mencerminkan batasan dari hubungan sebagai suatu tanggapan dalam dunia nyata. Tipe utama Constraint dalam hubungan disebut multiplicity. Multiplicity adalah sejumlah kejadian yang mungkin terjadi pada sebuah tipe entitas dimana memungkinkan berhubungan dengan satu kejadian lain yang bergantung pada sebuah tipe entitas melalui sebuah hubungan nyata. Multiplicity membatasi jalan setiap entitas yang terhubung. Derajat yang paling umum dalam relationship adalah binary (degree two). Binary relationship umumnya mengarah pada : 1. One-to-One (1:1) Relationship Pada one-to-one relationship, suatu kejadian entitas tunggal hanya dapat dihubungkan dengan suatu kejadian entitas tunggal dari entitas yang lain.
Gambar 2.7 Semantic Net Menunjukan Dua Kejadian dari Tipe Hubungan Staff Manages Branch (Sumber: Connoly dan Begg,2010,p386 )
18
Gambar 2.8 Multiplicity One-to-One Relationship dari Staff Manages Branch (Sumber : Connoly dan Begg,2010,p386)
2. One-to-Many (1..*) Relationship Pada one-to-many relationship, suatu kejadian entitas tunggal dapat berhubungan dengan lebih dari satu kejadian entitas tunggal dari entitas yang lain.
Gambar 2.9 Semantic Net menunjukan Tiga Kejadian dari Tipe Hubungan Staff Oversees PropertyForRent (Sumber : Connoly dan Begg,2010,p387)
19
Gambar 2.10 Multiplicity One-to-Many Relationship dari suatu Oversees PropertyForRent (Sumber : Connoly dan Begg,2010,p388)
3. Many-to-Many (*..*) Relationship Pada many-to-many relationship, lebih dari satu kejadian entitas tunggal dapat berhubungan dengan lebih dari satu kejadian entitas tunggal dari entitas yang lain.
Gambar 2.11 Semantic Net Menunjukan Empat Kejadian dari Tipe Hubungan The Newspaper Advertises PropertyForRent (Sumber : Connoly dan Begg,2010,p388)
20 2.1.4.1
Data Definition Language (DDL) Menurut
Connoly
dan
Begg
(2010,p92),
DDL
merupakan bahasa dalam basis data yang memungkinkan pengguna untuk mendeskripsikan dan memberikan nama entitas (entity), atribut dan relasi yang dibutuhkan oleh aplikasi, bersamaan dengan semua batasan integritas dan batasan keamanaan yang berkaitan.
2.1.4.2
Data Manipulation Language (DML) Menurut Connoly dan Begg (2010,p92) , merupakan bahasa yang menyediakan sekumpulan operasi yang mendukung operasi maanipulasi data yang ada di dalam basis data. Jadi, DML adalah bahasa yang memungkinkan pengguna untuk mengakses atau memanipulasi data menggunakan sekumpulan operasi manipulasi data yang ada di dalam basis data.
2.1.5 Siklus Hidup Basis Data (Database Lifecycle) Menurut Connoly dan Begg (2010,p313), sistem informasi adalah
sebuah
sumber
yang
mengijinkan
untuk
terjadinya
pengoleksian manajemen, kontrol, dan penyebaran informasi dalam organisasi. Sebuah sistem basis data memiliki komponen fundamental dari organisasi berskala besar dan memiliki cakupan sistem informasi
21 yang sangat luas. Sistem database siklus pengembangannya secara inheren terkait dengan siklus hidup sistem informasi.
Gambar 2.12 Database Application Lifecycle (Sumber : Connolt dan Begg,2010,p314)
A. Perencanaan Basis Data (Database Planning) Menurut Connoly dan Begg (2010,p313), perencanaan basis data adalah pengolahan aktifitas yang memungkinkan tahapan aplikasi basis data tercapai dengan efektif dan efisien. Terdapat tiga persoalan utama yang menyangkut perumusan sebuah strategi sistem informasi, yaitu : 1. Mengidentifikasi rencana dan tujuan perusahaan kemudian menentukan kebutuhan sistem informasi.
22 2.
Mengevaluasi sistem informasi yang sudah ada untuk menentukan kekuatan dan kelemahan yang ada.
3.
Menilai
dari
kesempatan
teknologi
informasi
yang
menghasilkan kekuatan yang kompetitif. Langkah penting dalam tahap ini adalah mendefinisikan secara jelas pernyataan misi untuk proyek basis data. Pernyataan tersebut mendefinisikan tujuan utama dari aplikasi basis data. Bila pernyataan
tersebut selesai maka langkah selanjutnya adalah
mendefinisikan sasarnnya. Pernyataan dan sasaran ini perlu didukung oleh informasi-informasi tambahan yang menentukan pekerjaan apa saja yang harus diselesaikan, sumber-sumber yang mendukung, dan biaya yang harus dikeluarkan.
B. Definisi Sistem (System Definition) Menurut Connoly dan Begg (2010,p316), definisi sistem adalah menggambarkan jangkauan dan batasan dari aplikasi basis data dan pandangan utama para pengguna. Sebelum merancang suatu aplikasi basis data, penting untuk terlebih dahulu mengidentifikasi batasan-batasan dari sistem yang sedang diteliti dan bagaimana keterkaitannya dengan bagian lain dari sistem informasi organisasi. Menurut O’Brien (2003,p8) sistem adalah kumpulan elemen yang saling terhubung atau berinteraksi membentuk suatu kesatuan atau sekumpulan komponen yang saling terhubung dan bekerja sama untuk mencapai sasaran dengan menerima input
23 dan menghasilkan output dalam sebuah proses transformasi yang teroganisir. Dari pendapat-pendapat diatas disimpulkan sistem adalah kumpulan unsur-unsur yang berhubungan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan perusahaan dalam mencapai suatu tujuan tertentu.
C. Analisis
dan
Pengumpulan
Kebutuhan
(Requirement
Collection and Analysis) Menurut Connoly dan Begg (2010,p316), analisis dan pengumpulan kebutuhan adalah proses dari analisis dan pengumpulan informasi tentang bagian organisasi yang akan dibuat aplikasi basis data dan menggunakan informasi ini untuk mengenali kebutuhan pengguna dari sistem. Beberapa teknik atau cara untuk mendapatkan informasi adalah dengan teknik fact finding. Fact finding (Connoly dan Begg,2010,p317) adalah proses formal dengan menggunakan teknik seperti wawancara dan kuisioner untuk mengumpulkan fakta tentang sistem dan kebutuhan.
D. Perancangan Basis Data (Database Design) Menurut Connoly dan Begg (2010,p320-p324), perancangan basis data adalah proses pembuatan sebuah rancangan untuk sebuah basis data yang mendukung operasi dan tujuan dari perusahaan.
24 Terdapat dua pendekatan pada perancangan basis data, yaitu bottom-up dan top-down. Pendekatan bottom-up dimulai dari tingkat yang paling dasar atribut (yaitu, properti-properti entitas dan hubungannya), yang melalui analisis hubungan antar atribut akan dikelompokkan kedalam relasi yang mewakili tipe dari entitas dan hubungan diantara entitas tersebut. Pendekatan bottom-up lebih kepada perancangan basis data yang sederhana dengan jumlah yang relatif kecil. Pendekatan top-down lebih kepada perancangan basis data yang
lebih
kompleks.
Pendekatan
ini
dimulai
dengan
pengembangan model data yang mengandung beberapa entitas tingkat atas dan hubungannya, dan kemudian akan dilakukan berturut-turut perbaikan top-down untuk mengidentifikasi tingkat bawah entitas, hubungannya dan entitas yang terkait. Perancangan basis data dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu : 1. Perancangan basis data konseptual. 2. Perancangan basis data logikal. 3. Perancangan basis data fisikal.
E. Pemilihan DBMS (DBMS Selection) Connoly dan Begg (2010,p325), pemilihan DBMS adalah memilih DBMS yang sesuai untuk mendukung aplikasi basis data. Pemilihan DBMS dilakukan antara tahapan perancangan basis data logikal dan perancangan basis data konseptul.
25 Tujuannya untuk kecakupan sekarang dan kebutuhan masa mendatang pada organisasi, membuat keseimbangan biaya termasuk pembelian produk DBMS, piranti lunak untuk mendukung aplikasi basis data, biaya yang berhubungan dengan perubahan dan pelatihan pegawai. Pada berikut ini adalah langkah-langkah utama dalam pemilihan DBMS yaitu : 1. Mendefinisikan kerangka acuan studi. 2. Memfokuskan ke dua atau tiga produk. 3. Mengevaluasi produk-produk 4. Merekomendasikan pemilihan dan menghasilkan laporan.
F.
Perancangan Aplikasi (Application Design) Menurut Connoly dan Begg (2010,p329-331), perancangan aplikasi adalah perancangan user interface dan program aplikasi yang menggunakan serta memproses basis data. Terdapat dua aspek dalam perancangan aplikasi, yaitu : 1. Perancangan transaksi. 2. Perancangan antar muka (interface)
G. Prototipe (Prototyping) Menururt Connoly dan Begg (2010,p333), prototipe adalah membangun sebuah model kerja dari suatu sistem basis data. Ada dua jenis prototyping yang sering digunakan, yaitu :
26 1. Requirements prototyping adalah prototipe yang digunakan untuk menentukan persyaratan dari sebuah proposal sistem basis data. Apabila proposalnya telah dibuat maka prototipenya dapat dihapus. 2. Evaluation prototyping adalah digunakan untuk tujuan yang sama dengan requirement prototyping. Namun terdapat perbedaan yaitu prototipenya tidak dibuang melainkan dikembangkan menjadi sistem basis data yang bekerja.
H. Implementasi (Implementation) Menurut Connoly dan Begg (2010,p333-p334), implementasi merupakan realisasi fisikal dari basis data yang perancangan aplikasi. Implementasi basis data dicapai dengan menggunakan Data Definition Language (DDL) dari DBMS yang dipilih atau sebuah
Graphical User Interface (GUI) yang menyediakan
fungsi yang sama sambil menyembunyikan perintah DDL tingkat rendah. User View juga diimplementasikan pada tahap ini. Sementara implementasi aplikasi perangkat lunak adalah bentuk dari transaksi basis data yang diimplementasikan dengan menggunakan Data Manipulation Language (DML). Biasanya sudah terdapat dalam bahasa pemograman.
I.
Konversi dan Pemuatan Data (Data Conversion and Loading) Menurut Connoly dan Begg (2010, p334), konversi dan pemuatan data adalah proses memindahkan data yang sudah ada
27 kedalam basis data yang baru dan mengubah aplikasi yang ada untuk dapat berfungsi dengan basis data yang baru. Tahap ini diperlukan saat sistem basis data yang baru menggantikan sistem yang lama.
J. Pemeliharaan Operasional (Operational Maintenance) Menurut Connoly dan Begg (2010,p335), pemeliharaan operasional merupakan proses mengamati dan memelihara sistem setelah dilakukan instalasi. Aktivitas-aktivitas yang terlibat dalam tahap ini adalah : 1. Mengamati performa dari sistem. Apabila performa jatuh di bawah tingkat yang dapat diterima, maka perbaikan atau pengorganisasian dari basis data perlu dilakukan. 2. Memelihara dan memperbaharui aplikasi basis data (apabila dibutuhkan). Kebutuhan baru disatukan dengan aplikasi basis data.
2.1.6 Metodologi Perancangan Basis Data Perancangan
basis
data
ini
fokus
pada
perancangan
metodologi yang terdiri dari beberapa tahapan yang tiap tahapannya mempunyai tahapan lagi. Perancangan metodologi ini bertujuan untuk membimbing perancangan dalam memilih teknik yang cocok seperti bagaimana mereka merencanakan, mengatur, mengontrol, dan mengevaluasi basis data pada tiap tahapan pengembangan proyek.
28 Menurut Connoly dan Begg (2010,p466-p467),
proses
perancangan terbagi menjadi tiga fase utama, yaitu : A. Perancangan Basis Data Konseptual Perancangan basis data konseptual adalah proses membangun sebuah model data yang digunakan dalam perusahaan, terlepas dari semua pertimbangan fisik yang ada (Connoly dan Begg,2010,p467). Fase perancangan basis data konseptual dimulai dengan pembuatan data model konseptual perusahaan, dimana semua rincian pelaksanaannya berdiri sendiri seperti target DBMS, program aplikasi, bahasa pemograman, hardware platform, masalah performa atau pertimbangan fisik lainnya. Pada tahap model konseptual, langkah-langkah yang dilakukan menurut Connoly dan Begg(2010,p468-p469) sebagai berikut :
Langkah pertama : Membuat local conceptual data model untuk setiap pandangan yang spesifik. Langkah pertama ini dalam perancangan basis data adalah memproduksi model data konseptual untuk setiap pandangan dari perusahaan. Model data konseptual didukung oleh dokumentasi, termasuk kamus data, yang dihasilkan melalui pengembangan model. Tahap-tahap pada langkah pertama adalah : 1.
Mengidentifikasi beberapa tipe entitas
29 Bertujuan untuk menentukan tipe entitas utama yang dibutuhkan. Menentukan entitas dapat dilakukan dengan memeriksa spesifikasi kebutuhan pengguna. Setelah terdefinisi, entitas diberikan nama yang tepat dan jelas (contoh staff number, staff name). Menurut Connoly dan Begg (2010,p471), tipe entitas adalah kumpulan objek yang mempunyai karakteristik yang sama, dimana telah diidentifikasi oleh perusahaan.
2.
Mengidentifikasi beberapa tipe hubungan Bertujuan untuk mengidentifikasi suatu hubungan yang penting yang ada antar entitas yang telah diidentifikasi. Nama dari suatu hubungan menggunakan kata kerja seperti mempelajari, memiliki, mempunyai dan lain-lain. Menurut Connoly dan Begg (2010,p473) definisi dari tipe hubungan adalah kumpulan antar entitas yang saling berhubungan dan mempunyai arti.
3.
Mengidentifikasi dan mengasosiasikan atribut dengan beberapa tipe entitas dan hubungan. Bertujuan untuk menghubungkan atribut dengan entitas atau hubungan yang tepat. Atribut yang dimiliki setiap entitas atau hubungan memiliki identitas atau karakteristik yang sesuai dengan memperhatikan atribut berikut : simple
30 attribute, composite attribute, single/multi-valued attribute dan derived attribute. Menurut Connolly dan Begg(2010,p475), atribut adalah karakteristik dari suatu entitas atau relasi. Setiap atribut diperbolehkan untuk memiliki nilai yang disebut dengan domain. Domain atribut adalah kumpulan dari nilainilai yang diperbolehkan untuk satu atau lebih atribut. Menurut Connolly dan Begg(2010,p475), simple attribute adalah atribut yang terdiri dari komponen tunggal dimana atribut tersebut tidak dapat dipisahkan lagi, sedangkan composite attribute adalah attribute yang nilainya didapat dari hasil perhitungan atribut yang berhubungan.
4.
Menentukan beberapa domain atribut Bertujuan untuk menentukan domain atribut pada model data konseptual. Contohnya yaitu menentukan nilai atribut jenis_kelamin pada entitas mahasiswa dengan ‘M’ atau ‘F’ atau nilai atribut sks pada entitas mata_kuliah dengan ‘1’, ‘2’, ‘3’ dan ‘4’.
5.
Menentukan candidate key dan primary key tiap entitas Bertujuan untuk mengidentifikasi candidate key pada setiap entitas dan memilih primary key jika ada lebih dari satu candidate key. Pemilihan primary key didasari pada panjang dari atribut dan keunikan key di masa datang.
31 Menurut Connolly dan Begg(2010,p479), primary key adalah key yang telah menjadi candidate key yang dipilih secara unik untuk mengidentifikasi suatu tipe entitas. Candidate key adalah kumpulan atribut minimal yang unik untuk mengidetifikasikan suatu tipe entitas.
6.
Mempertimbangkan
penggunaan
konsep-konsep
pemodelan yang disempurnakan (optional step) Pada
tahap
ini
bertujuan
untuk
menjelaskan
penggunaan Enhanced Modeling Concepts seperti spesialisasi atau
generalisasi,
agregasi
dan
composition.
Jika
menggunakan pendekatan spesialisasi, maka satu atau lebih entitas didefinisikan sebagai subclass dari entitas superclass yang
ada.
Sedangkan
jika
menggunakan
pendekatan
generalisasi, maka entitas-entitas umum didefinisikan untuk memperoleh entitas superclass. Namun, dalam perancangan basis data tidak diterapkan model enhanced.
7.
Memeriksa redundansi pada model Dua langkah yang dapat dilakukan pada tahap ini adalah: a.
Memeriksa ulang hubungan one-to-one Dari hasil identifikasi, tidak terdapat hubungan one-toone.
b.
Hilangkan semua redundansi
32 Dari semua relasi setelah diperiksa tidak menemukan relasi yang redundansi pada kasus ini.
8.
Memvalidasi
model
konseptual
terhadap
transaksi
pengguna Bertujuan konseptual
untuk
mendukung
menjamin kebutuhan
bahwa
model
transaksi.
data
Dengan
menggunakan model yang telah divalidasi tersebut, dapat digunakan untuk melaksanakan operasi secara manual. Ada dua pendekatan yang mungkin untuk menjamin bahwa local conceptual data model mendukung kebutuhan transaksi, yaitu : a.
Mendeskripsikan transaksi Memeriksa seluruh informasi (entitas, hubungan dan atribut) yang diperlukan pada setiap transaksi yang disediakan oleh model dengan mendokumentasikan penggambaran dari tiap kebutuhan transaksi.
b.
Menggunakan transaksi pathways Pendekatan kedua, untuk memvalidasi data model dengan keperluan transaksi yang melibatkan diagram yang mewakili pathways diambil dari tiap transaksi langsung pada diagram ER. Bertujuan untuk melihat kembali model konseptual dan memastikan bahwa data model tersebut sudah benar.
33
B. Perancangan Basis Data Logical Menurut Connoly dan Begg (2010,p489-p520), perancangan basis data logikal adalah proses pembuatan suatu model informasi yang digunakan pada perusahaan berdasarkan pada model data yang spesifik, tetapi tidak tergantung dari DBMS yang khusus dan pertimbangan fisik yang lain.
Langkah kedua : membuat dan memvalidasi local logical data model untuk setiap pandangan. Bertujuan untuk membuat local logical data model dari local conceptual data model yang mempresentasikan pandangan khusus dari perusahaan dan memvalidasi model tersebut untuk menjamin kebenaran strukturnya (dengan menggunakan teknik normalisasi) dan menjamin bahwa model tersebut mendukung kebutuhan transaksi. Tahap-tahap pada langkah kedua adalah : 1.
Menghilangkan features yang tidak compatible dengan model relasional (optional step). Bertujuan untuk menghasilkan model yang kompatibel dengan model relasional, yaitu dengan : 1.
Menghilangkan many-to-many (*:*) binary relationship types.
2.
Menghilangkan relationship types.
many-to-many
(*:*)
recursive
34
2.
3.
Menghilangkan complex relationship types.
4.
Menghilangkan multi-valued attributes
Memperoleh relasi untuk local logical data model. Bertujuan untuk membuat relasi model logikal yang mewakili
entitas,
hubungan
dan
atribut
yang
telah
didefinisikan. Mendeskripsikan komposisi tiap hubungan memakai DDL untuk relasi yang diikuti dengan daftar dari relasi atribut yang mudah lalu mengidentifikasi primary key dan foreign key dari suatu relasi.
3.
Memvalidasi relasi dengan menggunakan normalisasi Bertujuan untuk memvalidasi relasi dalam local logical data model menggunakan teknik normalisasi. Dengan menggunakan normalisasi, maka model yang dihasilkan mendekati model dari kebutuhan perusahaan, konsisten dan memiliki sedikit redudansi dan stabilitas yang maksimum.
4.
Memvalidasi relasi dengan transaksi pengguna Bertujuan untuk menjamin bahawa relasi dalam model logikal tersebut mendukung spesifikasi kebutuhan pengguna secara detail. Selain itu juga untuk meyakinkan bahwa tidak ada kesalahan yang muncul sewaktu membuat suatu relasi.
5.
Mendefinisikan Integrity Constraints
35 Bertujuan untuk mendefinisikan intergrity constraints yang disampaikan dalam pandangan. Intergrity constraints adalah batasan-batasan yang menentukan dalam rangka melindungi
basis
ketidakkonsistenan.
data
untuk
(Connoly
menghindari dan
terjadinya
Begg,2005,p474).
Terdapat lima tipe intergrity contraints yang harus diperhatikan, yaitu :
6.
a.
Required data
b.
Attribute domain contraints
c.
Entity integrity
d.
Referential integrity
e.
Enterprise Constraints
Melihat kembali local logical data model dengan pengguna. Bertujuan untuk menjamin local logical data model dan mendukung dokumentasi yang menggambarkan model yang sudah benar. Pada bagian ini terjadi tiga tahap meliputi : 1) Menggabungkan local logical data model menjadi global model Pada langkah ini, setiap local logical data model menghasilkan ER diagram, skema relasional, kamus data dan
dokumen
pendukung
contraints dari model.
yang
mendeskripsikan
36 Beberapa tugas yang harus dikerjakan adalah sebagai berikut : a.
Memeriksa kembali nama dan isi dari entitas dari hubungan dan candidate key.
b.
Memeriksa kembali nama dan isi dari hubungan foreign keys.
c.
Menggabungkan entitas atau hubungan dari model data lokal.
d.
Mengikutsertakan (tanpa menggabungkan) entitas atau hubungan yang unik
pada tiap model data
lokal. e.
Menggabungkan hubungan atau foreign key dari model data lokal.
f.
Mengikutsertakan
(tanpa
menggabungkan)
hubungan atau foreign key unik pada tiap
model
data lokal. g.
Memeriksa hilangnya entitas/relasi dan hubungan (relationship)/ foreign key.
h.
Memeriksa foreign key.
i.
Memeriksa intergrity constraints.
j.
Menggambarkan E-R Diagram.
k.
Melakukan update dokumen.
2) Memvalidasikan global logical data model
37 Bertujuan untuk memvalidasi hubungan yang dibuat dari global logical data model dengan teknik normalisasi dan menjamin bahwa model tersebut mendukung kebutuhan transaksi.
3) Melihat kembali global logical data model dengan pengguna Bertujuan untuk menjamin model data logikal yang bersifat global telah tepat untuk perusahaan.
C. Perancangan Basis Data Fisikal Menurut Connoly dan Begg (2010,p521-p543), perancangan basis data fisikal adalah suatu proses untuk menghasilkan gambaran dari implementasi basis data pada tempat penyimpanan kedua, menjelaskan dasar dari hubungan, file organisasi dan indeks yang digunakan untuk efisiensi data dan menghubungkan beberapa intergrity contraints dan tindakan keamanan.
Langkah ketiga : Menerjemahkan global logical data model untuk target DBMS. Bertujuan untuk menghasilkan skema basis data relasional dalam global logical data model yang dapat diimplementasikan ke DBMS. Tahap-tehap pada langkah ketiga adalah : 1. Merancang basis relasional
38 Bertujuan
untuk
memutuskan
bagaimana
merepresentasikan basis relasional yang diidentifikasi dalam global logical data model dalam target DBMS. Dalam memulai
merancang
desain
fisikal,
diperlukan
untuk
mengumpulkan dan memahami informasi tentang hubungan yang dihasilkan dari perancangan basis data logikal. Informasi yang penting bisa didapatkan dari kamus data dan definisi
hubungan
yang
dideskripsikan
menggunakan
Database Language (DDL).
2. Merancang representasi dari data yang diperoleh Bertujuan untuk menentukan bagaimana setiap data yang diperoleh mewakili global logical data model ke dalam DBMS.
3. Merancang general constraint Bertujuan untuk merancang batasan-batasan yang ada pada perusahaan.
Langkah keempat : Merancang representasi fisikal . Bertujuan untuk menentukan file organisasi yang optimal untuk menyimpan basis relasional dan indeks yang diperlukan untuk mencapai performa yang dapat diterima. Tahap-tahap pada langkah keempat adalah sebagai berikut: 1. Menganalisa transaksi
39 Bertujuan untuk mengerti fungsi dari transaksi yang dijalankan pada basis data dan menganalisa transaksi yang penting. Kriteria kemampuan yang harus diidentifikasi dalam menganalisa transaksi adalah: a.
Transaksi dapat berjalan secara sering dan akan mempunyai dampak yang signifikan dapa performa.
b.
Transaksi yang kritis pada operasi dan bisnis.
c.
Waktu selama sehari atau seminggu ketika akan ada permintaan yang tinggi pada saat basis data dibuat.
2. Memilih file organisasi Bertujuan untuk menyimpan data secara tepat ke tempat penyimpanan data. Ada beberapa pilihan struktur penyimpanan, yaitu Heap, Hash, Indexed Sequential Office Access Method (ISAM) and clusters.
3. Memilih indeks Bertujuan untuk meningkatkan performa dalam suatu sistem basis data. Salah satu pendekatan untuk memilih file organisasi yang cocok untuk hubungan adalah untuk menyimpan tuples yang tidak disimpan dan dibuat sebanyak secondary indexes sebagaimana diperlukan. Oleh karena itu, atribut yang digunakan adalah : a.
Atribut yang sering digunakan untuk join operation untuk membuat lebih efisien.
40 b.
Atribut yang sering dipesan untuk mengakses tuples pada suatu hubungan didalam urutan yang menunjukan atribut.
4. Memperhatikan kebutuhan ruang penyimpanan Bertujuan
untuk
memperkirakan
jumlah
ruang
penyimpanan yang akan diperlukan yang akan diperlukan dalam basis data.
Langkah kelima : Merancang pandangan pengguna. Bertujuan untuk merancang pandangan pengguna yang telah diidentifikasi selama mengumpulkan kebutuhan dan menganalisa langkah dari relasional Database Application Lifecycle.
Langkah keenam : Merancang keamanan. Dalam sebuah sistem basis data, keamanan adalah elemen yang sangat penting mengingat isi dari basis data berupa informasi yang sangat penting.
2.1.7 Normalisasi Menurut Connolly dan Begg (2010,p415), normalisasi adalah suatu teknik untuk menghasilkan kumpulan hubungan dengan properti yang diperlukan, yang berguna untuk menyediakan kebutuhan data dari perusahaan.
41 Karakteristik dari sekumpulan hubungan yang sesuai termasuk sebagai berikut : a.
Jumlah minimal dari atribut-atribut yang dibutuhkan untuk mendukung data yang dibutuhkan oleh perusahaan.
b.
Atribut-atribut dengan hubungan logikal yang dekat ditemukan dalam hubungan yang sama.
c.
Redundansi minimal dengan setiap atribut yang digambarkan hanya sekali dengan pengecualian yang sangat penting dari setiap atribut yang membentuk keseluruhan atau sebagian dari foreign key, dimana dibutuhkan untuk penggabungan hubungan yang saling terkait.
2.1.7.1 Tahap-tahap Normalisasi Teknik normalisasi menurut Connoly dan Begg (2010,p428-p434) terdiri dari : 1.
Unnormalized Form (UNF) UNF adalah tabel yang memiliki satu atau lebih kelompok perulangan.
2.
First Normal Form (1NF) 1NF merupakan bentuk normalisasi dimana data yang akan dikumpulkan menjadi satu field yang sifatnya tidak akan berulang dan tiap field mempunyai satu nilai. Suatu hubungan dikatakan normal pertama jika :
42 a.
Setiap baris dan kolom berisi atribut yang bernilai tunggal.
3.
b.
Kunci primer (primary key) telah ditentukan.
c.
Atribut nilai banyak (multi value) telah dihilangkan.
Second Normal Form (2NF) 2NF merupakan bentuk normalisasi dimana field yang bukan kunci tergantung secara fungsi pada suatu primary key. Suatu hubungan berada dalam 2NF juga dan hanya jika : a. Berada pada 1NF. b.Semua atribut non-key memiliki ketergantungan sepenuhnya (full fuctional dependency) terhadap primary key.
4.
Third Normal Form (3NF) Suatu relasi dikatakan dalam bentuk normal ketiga (3NF) jika: a. Berada pada 2NF. b. Setiap atribut non-key tidak memiliki ketergantungan transitif (transitive dependency) terhadap primary key.
2.1.8 Internet Menurut Connolly dan Begg (2010,p1024-1025), internet merupakan suatu koleksi yang meliputi jaringan komputer seluruh
43 dunia yang saling terhubung. Menurut Williams dan Sawyer (2007,p17), internet disebut sebagai induk dari semua jaringan karena internet
adalah
jaringan
komputer
diseluruh
dunia
yang
menghubungkan ratusan bahkan ribuan jaringan yang lebih kecil, misalnya jaringan pendidikan, komersial, nirlaba dan militer, bahkan jaringan individual. Jadi, internet adalah induk dari semua jaringan yang meliputi jaringan komputer seluruh dunia yang saling terhubung.
2.1.8.1 World Wide Web World wide web (Williams dan Sawyer,2007,p17) merupakan komponen internet yang berupa multimedia. Web didefinisikan sebagai sistem interkoneksi komputer internet yang mendukung dokumen-dokumen berformat multimedia. Menurut Connolly dan Begg (2010,p1028). Web adalah sebuah sistem berbasis hypermedia yang menyediakan sarana informasi
di
internet
dengan
cara
non-sekunsial
menggunakan hyperlink. Jadi, web adalah sebuah sistem berbasis hypermedia yang menyediakan sarana informasi di internet dan mendukung dokumen-dokumen berformat multimedia. Web (Connolly dan Begg,2010,p1028), terdiri dari sebuah jaringan dari komputer-komputer yang dapat berperan sebagai server yang memberikan informasi, dan sebagai client (browsers) yang melakukan permintaan informasi.
44 Kebanyakan informasi di dalam web disimpan dalam bentuk dokumen menggunakan bahasa HTML (HyperText Markup Language). Protokol yang mengatur pertukaran informasi antara web server dan browser dinamakan HTTP (HyperText Transfer Protocol).
2.1.9 PHP (Hypertext Prepocessor) PHP (Connolly dan Begg,2005,pp1014) merupakan salah satu open source HTML yang terkenal yang disupport oleh berbagai web server seperti Apache HTTP Server dan Microsoft’s Internet Information Server. PHP dapat diintergrasikan ke dalam HTML yang akan dieksekusi setiap kali halaman tersebut diakses. Jadi, PHP adalah bahasa server side scripting yang didesain khusus untuk web dan merupakan salah satu open source HTML yang terkenal dan di support berbagai macam web server.
Beberapa keunggulan PHP antara lain : 1.
PHP mempunyai kineja yang tinggi dan sangat efisien, sehingga dengan menggunakan server tinggal yang murah, anda dapat melayani jutaan kunjungan perhari.
2.
PHP dapat terintegrasi dengan banyak sistem database, seperti MySQL, Oracle, mSQL, PorgreSQL, filePro, dan berbagai sistem database lainnya.
3.
Mempunyai banyak library untuk berbagai macam fungsi web karena PHP diciptakan untuk digunakan dalam web.
45 4.
PHP merupakan bahasa open source sehingga tidak dibutuhkan biaya untuk mendapatkan source code-nya.
5.
Mudah dipelajari dan digunakan karena syntax PHP menyerupai syntax dari bahasa pemograman lainnya seperti C, C++, Java dan Perl.
2.2
Teori Khusus 2.2.1 Media untuk melakukan continous improvement 1.
QCC : Kelompok kecil (terdiri dari 4-8 orang) dari tempat kerja yang sama secara sukarela melakukan aktifitas pengendalian mutu secara berkesinambungan.
2.
SS : Ide perbaikan yang dilakukan secara perorangan dan terorganisir dalam perusahaan.
3.
QCP : Kelompok kecil (terdiri dari 4-8 orang) dari tempat kerja yang berbeda secara sukarela melakukan aktivitas pengendalian mutu secara berkesinambungan.
2.2.2 QCC (Quality Control Circle) 1.
Definisi QCC QCC adalah kelompok kecil dari tempat kerja yang sama secara sukarela melakukan aktifitas pengendalian mutu.
2.
Ciri-ciri kelompok a.
Aktivitas berkesinambungan
b.
Partisipasi semua anggota
46
3.
4.
c.
Memakai metoda QC
d.
Berkembang mandiri
e.
Berkembang bersama-sama
f.
Merupakan bagian dari aktivitas manajemen mutu
8 Langkah QCC 1.
Menentukan Tema & Analisa Situasi
2.
Menetapkan Target
3.
Analisa Kemungkinan dan Sumber Penyebab
4.
Mencari Ide dan Merencanakan Perbaikan
5.
Implementasi Rencana Perbaikan
6.
Evaluasi Perbaikan
7.
Standarisasi dan Rencana Pencegahan
8.
Rencana Perbaikan Berikutnya
Prinsip Dasar QCC a.
Bagi diri sendiri : Menggali kemampuan manusia yang tersembunyi.
b.
Bagi tempat kerja : menghargai faktor kemanusian dan menciptakan tempat kerja menyenangkan.
c.
Bagi perusahaan : memberikan kontribusi peningkatan dan pengembangan perusahaan.
5.
Keuntungan penerapan QCC a.
Meningkatkan kesadaran mutu diseluruh jenjang organisasi
47 b.
Menumbuhkan
self-belonging
karyawan
terhadap
perusahaan c.
Meningkatkan team work antar karyawan dan antar bagian (departemen)
d.
Meningkatkan efisiensi proses
e.
Peningkatan : Quality, Cost, Delivery, Moral, Productivity dan Environment.
f.
6.
Environment : Meningkatkan motivasi kerja karyawan.
Syarat pembentukan group QCC 1.
Anggota mempunyai “Line/Group Head yang sama
2.
Bisa kerjasama dengan seksi/line/group lain (QCP)
3.
Jumlah anggota proporsional antara 5-10 orang
A. Unsur dalam pembentukan group
7.
a.
NoTulis
b.
TheMaleader
c.
CircleLeader
d.
Facilitator
e.
Advisor
Empat kriteria sebagai ukuran keberhasilan kegiatan QCC, yaitu: 1.
Frekuensi pertemuan
2.
Tingkat kehadiran anggota
48
8.
3.
Jumlah risalah perbaikan (imrovment) yang dihasilkan
4.
Jumlah proposal 8 langkah yang dihasilkan
Saran-saran membina QCC bagi fasilitator 1.
Pelajari detail-detail aktivitas QCC.
2.
Selalu berhubungan dengan QCC-QCC, baik dalam perusahaan maupun diluar perusahan. Bawa pengalamanpengalaman yang mereka alami dan diskusikan penglaman itu dalam QCC anda.
3.
Tentukan thema yang spesifik dan mulailah menganalisa persoalannya.
4.
Bina hubungan baik antara QCC dengan fasilitator serta advisor.
5.
Mempelajari bermacam variasi teknik penyelesaian masalah dan gunakan.
6.
Diskusikan penglaman seseorang dalam bentuk studi kasus pada pertemuan QCC.
7.
Diskusikan kasus-kasus/kesulitan , kesulitan yang timbul dengan para fasilitator atau advisor.
2.2.3 SS (Suggestion System) 1.
Definisi Suggestion System SS adalah media yang melibatkan karyawan untuk upaya perbaikan mutu melalui saran-saran perbaikan yang umumnya dilakukan perorangan.
49
2.
Contoh-contoh Tema SS : a.
Peningkatan kualitas (Quality)
b.
Penghematan biaya (Cost)
c.
Peningkatan performance delivery
d.
Peningkatan performance safety
e.
Peningkatan performance morale
f.
Peningkatan performance service
Gambar 2.13 Organisasi SS
2.2.4 Metodologi Improvement a.
Metodologi improvement yang umum dilakukan adalah QCC dan SS
b.
QCC (Quality Control Circle) adalah kelompok kecil dengan anggota 4-10 orang dari unit kerja yang sama yang melakukan aktivitas improvement atau pengendalian mutu.
50 c.
QCC umumnya dilakukan dengan pendekatan eight step improvement dan seven QC tools
2.2.5 Sejarah singkat TQC 1.
Tahun 1920 : QC/Quality Control di AS terbatas untuk produksi di pabrik.
2.
Tahun 1940 : SQC/Statistical Quality Control diciptakan oleh Dr.JM.Juran.
3.
Tahun 1950 : CWQC/Company Wide Quality Control, untuk semua karyawan dan semua bidang oleh Dr.WE.Deming.
4.
Tahun 1960 : Quality Control Circle di Jepang.
5.
Tahun 1978 : Total Quality Control (P-D-C-A) di jepang.
2.2.6 DELTA Langkah I Menentukan Tema a.
Memetakan proses dan mengukur potensi kegagalannya (Quality, Cost, Delivery, S, M, E)
b.
Merancang check sheet kegagalan proses yang efektif untuk mengumpulkan data sebagai alat bantu validasi pemilihan tema.
c.
Tools pendukung 1. Brainstorming 2. Stratification 3. Scatter 4. Histogram
51 5. Pareto 6. Check Sheet
Langkah II Menetapkan Target a.
Menggali penyebab kegagalan (7M: Man, Methode, Machine, Media, Material, Measuring, Money/Cost) proses dengan brainstorming.
b.
Menilai penyebab masalah yang ditemukan untuk mengukur kemampuan tindakan perbaikan sebagai dasar penentuan target.
c.
Kaidah penentuan target (SMART)
d.
Tools pendukung : 1. Brainstorming 2. Grafik
Langkah III Analisa kondisi yang ada a.
Aktivitas : Melihat permasalahan apa saja yang dihadapi
b.
Interprestasi : Melihat langsung ditempat kejadian secara bersama-sama dan bukan hanya membuat perkiraan saja melainkan dengan fakta
c.
Output : 1. Belajar melihat kenyataan 2. Belajar menganalisa dan membuat kesimpulan
52 3. Menemukan hal-hal baru 4. Membuka wawasan 5. Tools yang digunakan : 6. KPI 7. Check Sheet 8. Fish bone 9. Pareto 10. Scater diagram 11. Histogram
Langkah IV Menentukan penyebab a.
Aktivitas : menganalisa problem dengan diagram sebab akibat
b.
Interprestasi : analisa dilakukan terhadap probelm yang ditemukan dilapangan (bukan asumsi). Untuk mendapatkan akar penyebab. Setiap cabang ada korelasi positif dan relevan dengan cabang sebelumnya.
c.
Output : 1.
Anggota memahami tentang hubungan sebab dan akibat
2.
Akar penyebab / potensi penyebab ditemukan
3.
Rasa kepedulian masalah semakin meningkat
Langkah V
53 Merencanakan penanggulangan a.
Aktivitas : Merencanakan
aktivitas
untuk
mengatasi
akar
penyebab
(menggali ide-ide perbaikan /ide-ide improvement) b.
Interprestasi: Rencana merupakan manajemen konsep yang menggunakan matriks 5W +2H dengan mempertimbangkan faktor-faktor 7M. Sasaran aktivitas jelas secara kualitatif dan kuantitatif.
c.
Output : 1.
Semoga anggota terlibat
2.
Semua anggota memahami tanggung jawab,masalah dan tujuan aktivitas
3.
Ada rencana penanggulangan yang relevan dengan penyebab yang potensial
Langkah VI Melaksanakan penanggulangan a.
Aktivitas : 1. Implementasi/pelaksanaan rencana penanggulangan yang telah dibuat (monitoring schedule). 2. Mendokumentasikan data (visual, performance) sebelum, saat dan sesudah improvement.
b.
Interprestasi :
54 Melakukan
PDCA
untuk
merealisasikan
tujuan
aktivitas,
melakukan evaluasi terhadap hasil tiap penanggulangan termasuk kesulitan yang dihadapi. c.
Output : 1.
Pengetahuan tentang aktivitas yang telah dilakukan
2.
Implementasi penggunanaan siklus PDCA
Langkah VII Mengevaluasi hasil a.
Aktivitas : Evaluasi keseluruhan hasil terhadap target yang telah ditentukan
b.
Interprestasi : 1. Review
terhadap
aktivitas
penangulangan
terhadap
permasalahan yang dihadapi. 2. Melihat kemungkinan lain yang mungkin mengakibatkan masalah lain. 3. Melihat dampak / akibat secara keseluruhan 4. Melihat kemampuan / pengetahuan anggota d.
Output : 1.
Ada perubahan kondisi dari sebelumnya
2.
Trend yang jelas pada tiap aktivitas
3.
Selain data item juga berdampak terhadap aspek lain
Langkah VIII Standarisasi & tindak lanjut
55 a.
Aktivitas : Membuat standarisasi (SOP) agar masalah tidak terulang lagi.
b.
Interprestasi : Standarisasi dibuat berdasarkan hasil step VII dan kontrol hingga stabil.
c.
Output : 1.
Anggota memahami dan peduli terhadap standarisasi yang dibuat.
2.
Standar / SOP menjadi standar yang resmi