6
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1
Teori Umum
2.1.1 Sistem Informasi Geografi Sistem Informasi Geografi adalah sistem computer yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, dan menampilkan data-data yang berhubungan dengan posisi-posisi di permukaan bumi (Prahasta, 2002, p54; Rice, 2002)
Sedangkan menurut Gistut (1994) (dikutip dalam Prahasta 2002, hal 55) Sistem Informasi Geografi adalah sistem yang mendukung pengambilan keputusan spasial dan mampu mengintegrasikan deskripsi-deskripsi lokasi dengan karakteristik-karakteristik fenomena yang ditemukan di lokasi tersebut.
2.1.1.1 Komponen Sistem Informasi Geografi SIG dapat disajikan sebagai suatu paket perangkat lunak dan perangkat keras dimana komponen-komponen pendukungnya terdiri dari atas berbagai macam alat yang digunakan untuk menginput, memanipulasi, menganalisis, dan menghasilkan data (Burrough, 1986, p7).
7
2.1.1.2 Perangkat Keras Secara umum, perangkat keras terdiri dari beberapa komponen yang saling terhubung dan bekerja sama (Burrough,1986, p7). Perangkat keras terdiri dari : 1.
Perangkat untuk mengumpulkan data, berguna untuk mengkonversi data analog dalam peta menjadi data digital yang digunakan dalam Sistem Informasi Geografi. Jenis perangkat untuk mengumpulkan data antara lain : a.
Digitizer : Alat untuk mengkombinasikan cara memposisikan secara manual dengan penginderaan secara elektromagnetik pada permukaan bidang datar, yang berisi kabel-kabel tipis bermuatan arus listrik. Pengkonversian koordinat pada peta analog menjadi peta digital dapat dilakukan oleh digitizer melalui sebuah sensor kecil yang mendeteksi medan elektromagnetik pada permukaan bidang datar.
b.
Pendeteksi garis otomatis : Digitizer otomatis, yang bekerja dengan menggunakan sensor pintar otomatis untuk mengikuti garis pada peta/layer.
c.
Scanner : Sistem elektromekanis yang dapat mengubah suatu gambar ke bentuk titik-titik raster.
2.
Perangkat penyimpanan, berguna untuk menyimpan data peta dan atribut program, hasil masukan atau proses, dan lain-lain. Sifat penyimpanannya ada yang permanen dan tidak permanen. Contoh perangkat penyimpanan tidak permanen adalah memori komputer, chace memory, dan register sedangkan contoh perangkat penyimpanan yang permanen adalah disket, hard drive, pita magnetic, dan optical disc.
8 3.
Perangkat pemroses, berfungsi untuk mengartikan dan mengeksekusi intruksi program, manipulasi data dan peta, dan mengontrol peralatan keluaran dan masukan.
4.
Perangkat untuk menampilkan hasil pemrosesan dalam bentuk visual atau cetakan dapat berupa layar/monitor, plotter dan printer.
2.1.1.3 Perangkat Lunak Perangkat lunak membantu perangkat keras untuk memasukkan, memanipulasi, menyimpan serta mengatur data geografi. M enurut Burrough (1987, p8), terdapat lima modul utama dalam perangkat lunak Sistem Informasi Geografi : a.
M asukkan dan pengecekan data, meliputi pengubahan data konvensional dalam bentuk peta analog hasil pengamatan lapangan, sensor satelit, dan foto udara menjadi data digital.
b.
M enyimpan dan mengatur data, berhubungan dengan struktur dan aturan data posisi/topologi dan atribut elemen geografi, dapat berupa titik, garis, dan area yang menggambarkan obyek-obyek di dunia nyata.
c.
M emproses data, mencakup kegiatan mengurangi kesalahan akibat pemasukan data atau hasil proses kurang baik, menganalisa data, mengatur data, misalnya perubahan skala peta, menghubungkan data geometris dengan
atribut,
menampilkannya. d.
M engatur cara menampilkan data dan pelaporan hasil analisa ke pengguna dalam bentuk peta, tabel, laporan dan sebagainya.
9 e.
M elakukan interaksi dengan pengguna untuk menentukan apakah perangkat lunak SIG ini dapat diterima atau tidak. Dapat dilakukan melalui penggunaan menu, format perintah, windows, query dan lain-lain. Sebuah software SIG haruslah menyediakan fungsi dan tools yang mampu
melakukan penyimpanan data, analisis, dan menampilkan informasi geografi. Elemenelemen yang harus terdapat dalam software SIG adalah : a.
Tools untuk melakukan input dan transformasi data geografis.
b.
Graphical User Interface (GUI) untuk memudahkan akses pada tools geografis.
c.
Sistem manajemen basis data.
d.
Tool yang mendukung query geografis, analisis, dan visualisasi.
2.1.1.4 Data dan Informasi Geografi SIG dapat mengumpulkan dan menyimpan data dan informasi yang diperlukan baik secara tidak langsung dengan cara mengimpornya dari perangkat-perangkat lunak SIG yang lain maupun secara langsung dengan dilakukan digitasi data spasial dari peta dan memasukkan data atributnya dari tabel-tabel dan laporan dengan menggunakan keyboard. M enurut Prahasta (2002) ada dua jenis data yang digunakan dalam Sistem Informasi Geografi yaitu data spasial dan data non spasial. Data spasial adalah data mengenai obyek-obyek atau unsur geografi (baik di bawah, di atas dan di permukaan bumi) yang dapat diidentifikasi dan mempunyai acuan lokasi berdasarkan sistem koordinat tertentu. Data spasial dikenal juga dengan sebutan data geografi terdiri dari
10 data grafis yang merupakan elemen gambar dalam komputer yang dapat berupa titik (node), garis (arc) dan bidang (polygon) dalam bentuk data vektor ataupun data raster. M odel data raster menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan struktur matriks atau piksel-piksel yang membentuk grid. Setiap piksel memiliki atribut tersendiri, termasuk koordinatnya yang unik (di pojok, pusat, atau ditempat lain dalam grid). Akurasi model ini sangat tergantung pada resolusi atau ukuran pikselnya dipermukaan bumi. Entiti spasial raster di dalam layer yang secara fungsionalitas direlasikan dengan unsur-unsur petanya. Di bawah ini ada beberapa karakteristik layer raster : a.
Resolusi Resolusi data spasial dapat diidentifikasi sebagai dimensi linier minimum dari sistem terkecil ruang geografi yang dapat direkam.
b.
Orientasi Orientasi di dalam sistem grid atau raster dibuat untuk merepresentasikan arah utara grid. Hal ini dilakukan dengan cara mengimpitkan arah utara grid ini dengan arah utara yang sebenarnya di titik asal sistem koordinat grid.
c.
Zone Setiap zone layer peta raster merupakan sekumpulan lokasi yang memperlihatkan nilai (ID atau nomor pengenal yang direpresentasikan oleh nilai piksel) yang sama.
d.
Nilai Dalam kontek raster, nilai adalah item informasi (atribut) yang disimpan di dalam sebuah layer untuk setiap pikselnya.
11 e.
Lokasi Dalam model data raster, lokasi diidentifikasi dengan menggunakan pasangan koordinat kolom dan baris (x,y). Lokasi atau posisi geografi (geodetik) yang sebenarnya dipermukaan bumi dari beberapa piksel yang terletak di sudut-sudut citra raster juga diketahui melalui proses pengikatan.
M odel data vektor menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik, garis (kurva atau poligon) beserta atributnya. Bentuk dasar representasi data spasial dalam model data vektor didefinisikan oleh sistem koordinat kartesian dua dimensi (x,y). Garis atau kurva merupakan sekumpulan daftar titik-titik dimana titik awal dan titik akhir poligon memiliki nilai koordinat yang sama. Berikut ini adalah penjelasan tentang macam-macam entiti yang digunakan dalam Sisem Informasi Geografi : a. Titik Entiti titik meliputi objek garis atau geografis yang dikaitkan dengan pasangan koordinat (x,y). Data atau informasi yang diasosiasikan dengan titik disimpan untuk menunjukkan titik tersebut. b. Garis Entiti garis dapat didefinisikan sebagai semua unsur linier yang dibangun dengan menggunakan segmen-segmen garis lurus yang dibentuk oleh dua titik koordinat atau lebih. Entiti garis yang sederhana memerlukan ruang untuk menyimpan titik awal dan titik akhir beserta informasi lain mengenai simbol yang digunakan untuk merepresentasikannya.
12 c. Area atau poligon Entiti poligon dapat direpresentasikan dengan berbagai cara di dalam model data vektor. Struktur data poligon bertujuan mendeskripsikan properties yang bersifat topologi dari suatu area sedemikian rupa sehingga properties yang dimiliki oleh blok-blok bangunan spasial dasar dapat ditampilkan dan dimanipulasi sebagai data peta tematik.
2.1.1.5 Manajemen Data Sistem Informasi Geografi Suatu proyek SIG akan berhasil jika diatur dengan baik dan dikerjakan oleh orang-orang yang memiliki keahlian serta kemampuan yang tepat.
2.1.1.6 Pengguna Sistem Informasi Geografi Dalam penerapan Sistem Informasi Geografi harus ada manusia yang berperan dalam merencanakan, mengimplementasikan dan mengoperasikan sistem sekaligus membuat keputusan berdasarkan output yang dihasilkan oleh sistem. Oleh karena itu, pengenalan terhadap SIG kepada para pengguna merupakan hal yang sangat penting, bahkan dapat membawa sebuah organisasi kearah perubahan besar termasuk restrukturisasi internal, pelatihan ulang staf, dan peningkatan alur informasi. Penelitian membuktikan bahwa penggunaan sebuah SIG
yang berhasil sangat ditentukan oleh
kemampuan dan kinerja sumber daya sebuah organisasi serta ketepatan pemilihan dan cara implementasi sistem yang baik.
13
2.1.1.7 Manfaat Sistem Informasi Geografi Untuk daerah rawan narkoba seperti DKI Jakarta, SIG sangat bermanfaat karena bisa digunakan untuk menjelaskan tingkat kerawanan narkoba terhadap suatu daerah. M elalui pendataan yang cepat dari lokasi yang rawan terhadap pengguna narkoba, kita bisa memperoleh sebuah peta baru yang menunjukan tingkat masyarakat yang terkena dan terancam bahaya narkoba. Selain itu, SIG dapat digunakan untuk menyimpan data lokasi dan kondisi wilayah yang rentan terhadap bahaya narkoba seperti kampuskampus, tempat hiburan dan lainnya. Informasi geografi yang disajikan pada peta konvensional boleh jadi merupakan informasi yang murah dari segi biaya, namun peta tersebut sudah dimanipulasi untuk memudahkan
pembacaan
sehingga
mengurangi
bahkan
tidak
menampakkan
keasliannya. Sistem Informasi Geografi menyimpan data seperti apa adanya, sesuai dengan ukuran aslinya. Data keruangan yang dimiliki SIG disimpan dalam bentuk digital menggunakan media penyimpanan digital berkapasitas besar. Beberapa keuntungan penggunaan SIG adalah : a.
SIG mempunyai kemampuan untuk memilih dan mencari detail atau tema yang diinginkan, menggabungkan suatu kumpulan data dengan kumpulan data lainnya, melakukan perbaikan data, serta melakukan permodelan dan menganalisis suatu keputusan dengan lebih cepat.
b.
SIG dengan mudah menghasilkan peta-peta tematik yang dapat digunakan untuk menampilkan informasi-informasi tertentu. Peta-peta tematik tersebut dapat dibuat dari peta-peta yang sudah ada sebelumnya, hanya dengan memanipulasi atribut-atributnya.
14 c.
SIG memiliki kemampuan untuk menguraikan unsur-unsur yang terdapat di permukaan bumi menjadi beberapa lapisan data spasial. Dengan penggunaan konsep lapisan dalam pemodelan, permukaan bumi dapat direkonstruksi kembali atau dirancang dalam bentuk tiga dimensi berdasarkan data ketinggiannya.
Adapun manfaat dari sistem informasi geografi dapat berbeda-beda disesuaikan dengan fungsi dan bidang pekerjaan yang menggunakan SIG sebagai acuan. Beberapa manfaat dari sistem informasi geografi yang dapat diterapkan di segala bidang yaitu : a.
SIG memudahkan pengguna dalam melihat fenomena dimuka bumi dengan perspektif yang lebih baik.
b.
SIG mampu mengakomodasi penyimpanan, pemrosesan, dan penayangan data spasial digital bahkan integrasi data yang beragam, mulai dari citra satelit, foto udara, peta, dan data statistik.
c.
SIG akan mampu memproses data dengan cepat dan akurat.
d.
SIG juga mengakomodasi data dinamis serta penyediaanya secara tepat waktu.
e.
Informasi yang
dihasilkan
SIG
merupakan
informasi keruangan
dan
kewilayahan, maka informasi tersebut dapat dimanfaatkan untuk inventaris data keruangan yang berkaitan dengan sumber daya alam. f.
SIG dapat menghemat waktu dalam produksi peta, proses pembaharuan peta dan ruang penyimpanan peta.
g.
SIG dapat digunakan untuk proses pengambilan keputusan hingga menghasilkan perencanaan yang lebih baik pada suatu organisasi.
15
2.1.2 Pemetaan Dalam sub-bab ini akan dibahas mengenai berbagai hal yang berhubungan dengan peta secara garis besar.
2.1.2.1 Pengertian Pemetaan Peta adalah suatu
metode tradisional untuk menyimpan, menganalisis dan
menyajikan data spasial, biasanya berwujud alat peraga yang dapat menyampaikan suatu ide berupa suatu gambar mengenai tinggi rendahnya suatu daerah, penyebaran penduduk, jaringan jalan dan hal lainnya yang berhubungan dengan kedudukan dalam ruang. Peta dilukiskan dengan skala tertentu dengan tulisan atau symbol sebagai keterangan yang dapat dilihat dari atas. Peta dapat meliputi wilayah yang luas, dapat juga hanya mencakup wilayah yang sempit. Peta meruapakan dasar yang penting dalam SIG karena berfungsi sebagai sebuah sumber data, struktur dalam penyimpanan data dan alat untuk menganalisis dan mempertunjukkan data. M enurut Burrough (1986, p13), peta adalah sekumpulan titik, garis dan area yang digunakan untuk mendefinisikan lokasi dan tempat yang mengacu pada sistem koordinat beserta dengan penggambaran atribut-atribut non spasialnya. Peta biasanya direpresentasikan dalam dua dimensi tapi tidak menutup kemungkinan untuk dapat direpresentasikan dalam bentuk tiga dimensi.
2.1.2.2 Jenis Peta M enurut kegunaannya, peta terdiri dari :
16 a.
General Reference Map (Peta Referensi Umum) Peta ini digunakan untuk mengidentifikasi dan memverifikasi macammacam bentuk geografi seperti fitur tanah, perkotaan, jalan dan sebagainya.
b.
Mobility Map (Peta M obilitas) Peta ini bermanfaat bagi masyarakat dalam menentukan jalur dari suatu tempat ke tempat lainnya. Digukanan untuk perjalanan darat, laut dan udara.
c.
Thematic Map (Peta Tematik) Peta ini digunakan untuk menunjukkan penyebaran data non-spasial dari obyek tertentu pada peta, biasanya angka atau warna yang merupakan data hasil olahan
d.
Inventory Map (Peta Inventaris) Peta ini menunjukkan lokasi dari fitur tertentu yang terdapat di suatu wilayah, seperti posisi semua taman nasional yang dimiliki oleh provinsi Sumatera Barat.
Sedangkan menurut isinya, peta terdiri dari : a.
Peta Umum M elukiskan semua kenampakan pada suatu wilayah secara umum. Kenampakan adalah keadaan alam suatu daerah dengan berbagai bentuk permukaan bumi, peta umum dikenal juga dengan sebutan peta topografi. Peta topografi adalan gabungan dari peta yang berbeda-beda. Peta topografi mengandung kumpulan data yang bervariasi dalam topik yang berbeda-beda. Oleh karena itu, penggunaan lahan, relief atau kontur
17 tanah, dan fitur kultural juga dapat ditampilkan semuanya secara bersamaan dalam sebuah peta topografi yang sama. Contoh : peta Indonesia, peta dunia. b.
Peta Khusus M elukiskan kemampuan tertentu atau menonjolkan satu macam data saja pada wilayah yang dipetakan. Contoh : peta geologi, peta geomorfologi dan peta populasi.
M enurut skalanya, peta terdiri dari : a.
Peta kadaster : skala antaara 1:100 – 1:5.000
b.
Peta skala besar : skala antara 1:5.000 – 1:250.000
c.
Peta skala sedang : skala antara 1:250.000 – 1:500.000
d.
Peta skala kecil : skala antara 1:500.000 – 1:1.000.000
e.
Peta geografi : skala > 1:1.000.000
M enurut obyeknya, peta terdiri dari : a.
Peta Stasioner M enggambarkan stabilitas atau apakah keadaan obyek yang dipetakan tetap. Contoh : peta persebaran gunung berapi.
b.
Peta Dinamis M enggambarkan keadaan atau obyek yang dipetakan mudah berubah. Contoh : peta arah angin.
18
2.1.2.3 Pengertian Garis Lintang dan Garis Bujur Garis lintang (latitude) dan garis bujur (longitude) adalah garis-garis khayal di permukaan bumi yang dilukiskan di atas peta, atlas atau bola dunia untuk membantu menunjukkan kedudukan suatu tempat. Letak dan posisi tempat dirujuk oleh titik persilangan (koordinat) antara garis lintang dengan garis bujur. Nilai garis lintang dinyatakan terlebih dahulu, kemudian diikuti oleh nilai garis bujur. Garis lintang adalah garis-garis paralel pada bola dunia yang sejajar dengan Garis Ekuator. Garis lintang diukur dengan kiraan (o) dari garis khatulistiwa atau ekuator (0o) tanpa sudut. Garis-garis lintang utama di dunia terdiri dari Garis khatulistiwa, garis sartan, garis jadi, garis artik dan garis anartik. Semua garis lintang berbentuk lingkaran cincin, kecuali Kutub Utara (90oLU) dan Kutub Selatan (90o) yang berbentuk titik untuk menggambarkan poros bumi. Jadi Lintang Utara (LU) berarti semua posisi atau tempat yang terletak di sebelah Utara ekuator, sedangkan Lintang Selatan (LS) berarti semua tempat yang terletak di sebelah selatan Ekuator. Yang dimaksud dengan garis bujur adalah garis-garis setengah lingkaran yang dilukiskan di sekeliling bola dunia dari bagian atas sampai ke bawah tegak lurus dengan garis lintang sehingga seolah-olah menghubungkan Kutub Utara dan Kutub Selatan. Hal ini juga berarti semua garis bujur bertemu antara satu sama lain di Kutub Utara dan Kutub Selatan karena setiap garis berawal dan berakhir di keduanya. Garis bujur utama (prime meridian) adalah garis bujur 0o yang melewati kota Greenwich sebagaimana disepakati bersama secara internasional. Garis-garis bujur di sebelah barat M eridian diberi nilai 1oBB sampai 180oBT. Garis bujur 180oBT dan 180oBB adalah satu garis
19 o
yang sama, hanya berbeda orientasinya sehingga garis bujur ini juga ditulis dengan 180 tanpa menyebut Bujur Timur atau Bujur Barat.
2.1.3 Rekayasa Piranti Lunak M enurut Pressman (2001, p20), rekayasa piranti lunak adalah penerapan dan penggunaan prinsip-prinsip rekayasa dalam usaha menghasilkan piranti lunak yang ekonomis, dapat dihandalkan dan bekerja secara efisien pada mesin yang sesungguhnya.
2.1.3.1 Metode Rekayasa Piranti Lunak Paradigma rekayasa piranti lunak yang sering digunakan adalah the Classic Life Cycle atau lebih dikenal dengan waterfall model (Pressman, 2001, p23-25).
Gambar 2.1 Waterfall Model
20 Berikut ini adalalah langkah-langkah atau proses dalam Waterfall Model : a.
System / Information Engineering and Modeling Permodelan ini diawali dengan bentuk software. Hal ini sangat penting, mengingat software harus dapat berinteraksi dengan elemen-elemen yang lain seperti hardware, database, dsb. Tahap ini sering disebut dengan Project Definition.
b.
Software Requirments Analysis Proses pencarian kebutuhan diintensifkan dan difokuskan pada software. Untuk mengetahui sifat dari program yang akan dibuat, maka para software engineer harus mengerti tentang domain informasi dari software.
c.
Design Proses ini digunakan untuk mengubah kebutuhan-kebutuhan diatas menjadi representasi ke dalam bentuk “blueprint software” sebelum coding dimulai. Desain harus dapat mengimplementasikan kebutuhan yang telah disebutkan pada tahap sebelumnya.
d.
Coding Untuk dapat dimengerti oleh mesin, dalam hal ini adalah komputer, maka desain tadi harus diubah bentuknya menjadi bentuk yang dapat dimengerti oleh mesin, yaitu ke dalam bahasa pemrograman melalui proses coding.
e.
Testing / Verification Sesuatu yang dibuat haruslah diujicobakan. Demikian juga dengan software. Semua fungsi-fungsi software harus diujicobakan, agar
21 software bebas dari error, dan hasilnya harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan yang sudah didefinisikan sebelumnya. f.
Maintenance Pemeliharaan suatu software diperlukan, termasuk di dalamnya adalah pengembangan, karena software yang dibuat tidak selamanya hanya seperti itu. Ketika dijalankan mungkin saja masih ada error kecil yang tidak ditemukan sebelumnya, atau ada penambahan fitur-fitur yang belum ada pada software tersebut. Pengembangan diperlukan ketika adanya perubahan dari eksternal perusahaan seperti ketika ada pergantian sistem operasi, atau perangkat lainnya.
Pengaplikasian menggunakan model ini lebih mudah, kelebihan dari model ini adalah ketika semua kebutuhan sistem dapat didefinisikan secara utuh, eksplisit, dan benar, maka dapat berjalan dengan baik dan tanpa masalah. M eskipun seringkali kebutuhan sistem tidak dapat didefinisikan se-eksplisit yang diinginkan, tetapi paling tidak, problem pada kebutuhan sistem diawal project lebih ekonomis dalam hal materi (lebih murah), usaha, dan waktu yang terbuang lebih sedikit jika dibandingkan problem yang muncul pada tahap-tahap selanjutnya. M eskipun demikian, karena model ini melakukan pendekatan secara urut (sequential) maka ketika suatu tahap terhambat, tahap selanjutnya tidak dapat dikerjakan dengan baik dan itu menjadi salah satu kekurangan dari model ini. Selain itu, ada beberapa kekurangan pengaplikasian model ini, antara lain adalah sebagai berikut : a.
Ketika problem muncul, maka proses berhenti, karena tidak dapat menuju ke tahapan selanjutnya. Bahkan jika kemungkinan problem tersebut muncul akibat
22 kesalahan dari tahapan sebelumnya, maka proses harus membenahi tahapan sebelumnya agar problem ini tidak muncul. b.
Karena pendekatannya secara sequential, maka setiap tahap harus menunggu hasil dari tahap sebelumnya. Hal itu tentu membuang waktu yang cukup lama, artinya bagian lain tidak dapat mengerjakan hal lain selain hanya menunggu hasil dari tahap sebelumnya. Oleh karena itu, seringkali model ini berlangsung lama pengerjaannya.
c.
Pada setiap tahap proses tentunya dipekerjakan sesuai spesialisnya masingmasing. Oleh karena itu, ketika tahap tersebut sudah tidak dikerjakan, maka sumber dayanya juga tidak terpakai lagi. Oleh karena itu, seringkali pada model proses ini dibutuhkan seseorang yang “multi-skilled”, sehingga minimal dapat membantu pengerjaan untuk tahapan berikutnya. Tahapan-tahapan model ini sudah cukup baik, maka harus ada tahapan-tahapan
ini jugalah yang digunakan oleh model-model yang lain pada umumnya. Ada filosofi yang mengatakan sesuatu yang sukses diciptakan pertama kali, maka akan terus dipakai didalam pengembangannya. Hal ini juga berlaku pada waterfall model ini. Akan tetapi, yang mungkin menjadi banyak pertimbangan mengenai penggunaan dari model ini adalah metode sequential-nya. M ungkin untuk awal-awal software diciptakan, hal ini tidak menjadi masalah, karena dengan berjalan secara berurutan, maka model ini menjadi mudah dilakukan. Sesuatu yang mudah biasanya hasilnya bagus. Oleh karena itu model ini sangat popular. Akan tetapi, seiring perkembangan software, model ini tentu tidak bisa mengikutinya. Yang menjadi kelemahan adalah pada pengerjaan secara berurutan tadi, seperti yang sudah diutarakan sebelumnya. Kelemahan-kelemahan yang lain juga sudah diutarakan diatas, atau bahkan masih ada yang lainnya.
23 Dari sini, nantinya akan dikembangkan model-model yang lain, bahkan ada tahap evolusioner dari suatu model proses untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tadi. M eskipun secara tahapan masih menggunakan standar tahapan waterfall model. Kesimpulannya adalah ketika suatu project skalanya kecil bisa menggunakan model ini. Akan tetapi kalau sudah project besar, tampaknya kesulitan jika menggunakan model ini. Akan tetapi kalau sudah project besar, tampaknya kesulitan jika menggunakan model ini.
2.1.3.2 Elemen Pokok Rekayasa Piranti Lunak Elemen pokok Rekayasa Piranti Lunak adalah sebagai berikut : a.
Proses Pada proses RPL merupakan perekat yang mengikat lapisan-lapisan teknologi secara bersama dan memampukan perangkat lunak komputer untuk
berkembang
secara
tepat
waktu
dan
rasional.
Proses
menggambarkan suatu kerangka kerja untuk sekumpulan dari Key Process Areas yang harus diterapkan untuk keefektifan pengiriman dari teknologi rekayasa piranti lunak. Key process areas merupakan bentuk dasar bagi kontrol manajemen dari proyek-proyek piranti lunak dan menerapkan konteks dimana metode teknis dapat diterapkan. Produk kerja (model, dokumen, data, laporan, bentuk, dll) yang diproduksi, kualitas yang dipastikan, dan perubahan yang diatur dengan baik.
24 b.
M etode M etode rekayasa piranti lunak menyediakan teknik bagaimana cara untuk membangun piranti lunak. M etode yang meliputi suatu ruang lingkup tugas yang luas yang meliputi analisa kebutuhan, desain, kontruksi program, pengujian, dan dukungan. M etode rekayasa piranti lunak bergantung pada sekumpulan prinsip-prinsip dasar yang memerintah tiap area dari teknologi dan meliputi kegiatan modeling dan teknik deskriptif lainnya.
c.
Tool Peranan rekayasa piranti lunak menyediakan dukungan yang otomatis dan semi-otomatis bagi proses dan metode-metodenya. Ketika peralatan itu terintegrasi, maka informasi yang dibentuk oleh suatu alat dapat digunakan
oleh
yang
lainnya,
suatu
sistem yang mendukung
perkembangan piranti lunak disebut Computer-Aideds Software (CASE), telah didirikan. CASE merupakan kombinasi dari software, hardware, dan suatu basis data rekayasa piranti lunak (sebuah tempat penyimpanaan yang berisi informasi penting tentang analisis, desain, konstruksi program, dan pengujian) untuk menciptakan suatu lingkungan analogis rekayasa piranti lunak untuk CAD/CAE (Computer-aided design / engineering) untuk perangkat keras.
25
2.1.4 Data Berikut ini akan dijelaskan tentang data, basis data, manajemen basis data serta komponen-komponen yang dibutuhkan dalam manajemen basis data.
2.1.4.1 Pengertian Data M enurut M cLeod, et al(2007, p15), data terdiri dari fakta-fakta dan angka-angka yang relatif tidak berhenti bagi pemakai. Ada dua sifat data : a.
Shared
: data dapat digunakan oleh beberapa pengguna.
b.
Integrated
: data merupakan kesatuan, sedapat mungkin menghindari
pengulangan sehingga data menjadi lebih valid.
2.1.4.2 Pengertian Basis Data Pengertian basis data adalah kumpulan data yang terhubung satu sama lain secara logikal dan deskripsi data itu dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi dalam suatu organisasi (Connolly, 2005, p15). Basis data adalah seperangkat file yang terinterelasi dan terkoordinasi secara terpusat (Romney, 2003, p82).
2.1.4.3 Relational Database M enurut Connoly (2002, p74), relational database adalah kumpulan relasi atau hubungan yang ternormalisasi dimana masing-masing relasi memiliki nama sendiri. M enurut Whitten (2004, p176) relasional database adalah database yang mengimplementasikan data sebagai serangkaian tabel dua dimensi yang dihubungkan melalui foreign key.
26
2.1.4.4 Entity Relationship M enurut Connoly and Begg (2002, p342), permodelan entity adalah sebuah pendekatan
top-down
untuk perancangan
basis
data
yang
dimulai
dengan
mengidentifikasi suatu data penting yang disebut entiti-entiti dan hubungan diantara suatu data yang harus dipresentasikan dalam suatu model. Ditambah dengan perincianperincian lain seperti suatu informasi yang ingin diambil tentang suatu entiti-entiti dan hubungannya yang disebut atribut-atribut dan batasan-batasan yang lain. Berikut ini adalah Entity Relationship Modelling menurut Connoly dan Begg (2002, p346) :
Gambar 2.2 Notasi Entity Relationship Modelling
Pengertian multiplicity adalah sejumlah kemungkinan kejadian-kejadian dari sebuah tipe entiti di dalam sebuah hubungan n-nary ketika nilai-nilai yang lain (n-1) ditentukan. Jenis-jenis multiplicity sebagai berikut : 1.
One to one ( 1 : 1 ) relationship
27 Sebuah entiti di A hanya dapat diasosiasikan dengan paling banyak satu entiti di B dan sebaliknya. 2.
One to many ( 1 : * ) relationship Sebuah entiti di A diasosiasikan dengan nol atau lebih entiti di B, namun entiti di B hanya dapat diasosiasikan dengan paling banyak satu entiti di A.
3.
Many to one ( * : 1 ) relationship Sebuah entiti di A dapat diasosiasikan dengan paling banyak satu entiti di B, namun entiti di B dapat diasosiasikan dengan nol atau lebih entiti di A.
4.
Many to many ( * : * ) relationship Sebuah entiti di A dapat diasosiasikan dengan nol atau lebih entiti di B, dan entiti di B dapat diasosiasikan dengan nol atau lebih entiti di A.
2.1.4.5 Entity Relationship Diagram Entity relationship diagram adalah model data yang menggunakan beberapa notasi untuk menggambarkan data dalam konteks entitas dan hubungan yang dideskripsikan oleh data tersebut (Whitten. 2004, p281)
2.1.4.6 Data Flow Diagram M enurut M cLeod (2004, p171) data flow diagram adalah suatu gambaran garis dari suatu sistem yang menggunakan sejumlah bentuk simbol untuk menggambarkan aliran data melalui suatu proses yang saling berkaitan. Simbol menggambarkan hubungan antar elemen, proses, aliran data dan penyimpanan data.
28 M enurut
Whitten
(2004, p326) data
flow
diagram
adalah
alat
yang
menggambarkan aliran data melalui sistem dan kerja atau pengolahan yang dilakukan oleh sistem tersebut. Terdapat tiga simbol dan satu koneksi pada DFD, yaitu : 1. Lingkaran menyatakan proses atau bagaimana tugas dikerjakan.
Gambar 2.3 proses DFD
2. Persegi panjang bersudut tumpul menyatakan agen eksternal – batasan sistem tersebut.
Gambar 2.4 agen eksternal DFD
3. Kotak dengan ujung terbuka menyatakan data store, terkadang disebut file atau database.
Gambar 2.5 data store DFD
4. Panah menyatakan aliran data atau masukan dan keluaran ke dan dari proses tersebut
29
Gambar 2.6 aliran data DFD
2.1.4.7 State Transition Diagram State Transition Diagram adalah diagram yang terdiri dari lingkaran untuk menggambarkan node dan segmen garis lurus untuk representasi transisi antar node. Satu atau lebih aksi mungkin dapat berasosiasi dengan setiap transisi. M enurut Whitten (2004, p636) state transition diagram adalah alat yang digunakan untuk menggambarkan urutan dan variasi screen yang dapat muncul ketika pengguna sistem mengunjungi terminal
2.1.4.8 Database Manajemen Sistem Database manajemen sistem (DBM S) adalah sebuah sistem software yang memperbolehkan user untuk menggambarkan, membuat, menjaga, dan mengontrol akses ke basis data (Connolly, 2005, p16). Database manajemen sistem adalah suatu kumpulan data yang interelasi dan seperangkat program untuk mengakses data-data tersebut (Silberschatz, 2002, p1). Fasilitas yang disediakan DBM S antara lain (Connolly, 2005, p16) : a.
M emperbolehkan user untuk mendefinisikan data, membuat spesifikasi tipe data, dan constraint pada data yang akan disimpan dalam basis data. Biasanya menggunakan Data Definition Language (DDL). Constraint adalah peraturan konsistensi nilai pada basis data yang tidak dapat dilanggar.
30 b.
M emperbolehkan user untuk menambah data, mengubah data, menghapus data, dan mengambil data dari basis data. Biasanya menggunakan suatu Data Manipulation Language (DM L). Bahasanya yang umum digunakan adalah Structured Query Languange (SQL).
c.
M enyediakan fungsi-fungsi untuk mengontrol akses ke basis data : 1.
Sistem keamanan (Security system), mencegah user yang tidak berwenenang agar tidak mengakses ke basis data.
2.
Sistem integrasi (Integrity system), menjaga konsistensi data yang disimpan.
3.
Sistem kontrol (Concurency control), mengijinkan agar data dapat dipakai bersama-sama oleh user lainnya.
4.
Sistem kontrol perbaikan (Recovery control system), memperbaiki atau mengembalikan basis data ke kondisi sebelumnya jika terjadi kerusakan pada perangkat keras dan perangkat lunak.
5.
Katalog yang dapat diakses user (User accessible catalog), catatan yang berisi deskripsi data pada basis data.
Database yang berisi deskripsi data pada basis data. Database application program adalah suatu program komputer yang berinteraksi dengan basis data sesuai dengan permintaan DBM S (Connolly, 2005, p17). Komponen lingkungan DBM S antara lain (Connolly, 2005, p18) : 1.
Perangkat Keras (hardware) Perangkat keras dapat berupa komputer personal, mainframe tunggal, hingga jaringan komputer. Perangkat keras dapat tergantung pada kebutuhan perusahaan dan DBM S yang digunakan.
31 2.
Perangkat Lunak (software) rd
Program aplikasi yang digunakan biasanya adalah 3
GL (third
generation language), seperti C, C++, Java, Visual Basic, COBOL, Fortran, Ada, Pascal, atau bahkan 4th GL(fourth generation language) seperti SQL yang digabungkan pada 3rdGL. 3.
Data Data merupakan komponen yang paling penting dari lingkungan DBM S. Data berperan sebagai penghubung antara komponen mesin dengan komponen manusia.
4.
Prosedur (procedure) Prosedur mengandung intruksi dan peraturan yang mengatur rancangan dan kegunaan basis data, seperti bagaimana masuk ke dalam DBM S, menjalankan dan menghentikan DBM S, dan bagaimana membuat cadangan data dari basis data.
5.
M anusia (people) M anusia merupakan komponen terakhir yang terlibat langsung dengan sistem, termasuk didalamnya adalah Database Administrator (DBA), perancang basis data, pengembangan aplikasi, dan pemakai akhir.
Keuntungan DBM S antara lain (Connolly, 2005, p26): a.
Kontrol redudansi data Pendekatan
basis
data
berusaha
menghapus
redudansi
dengan
menggabungkan file sehingga data yang sama tidak akan disimpan kembali. Bagaimanapun, pendekatan basis data tidak menghapus redudansi secara keseluruhan, tetapi mengontrol jumlah redudansi yang
32 terdapat pada basis data. Pada waktu yang berbeda, beberapa data yang duplikat diperlukan untuk meningkatkan performance. b.
Konsistensi data Dengan menghapus atau mengontrol redudansi, maka akan mengurangi resiko ketidak-konsistensi-an yang akan muncul. Jika sebuah data disimpan hanya satu kali pada basis data, update apapun terhadap nilai data tersebut hanya dilakukan satu kali dan nilai baru tersedia untuk user.
c.
Semakin banyak informasi yang didapat dari data yang sama Dengan integrasi dari data operasional, maka memungkinkan perusahaan untuk menurunkan informasi tambahan dari data yang sama.
d.
Data yang saling berbagi File
biasanya
dimiliki
oleh
orang
atau
departemen
yang
menggunakannya. Disisi lain, basis data adalah milik keseluruhan organisasi dan dapat dibagi-bagi kepada user yang berhak mengaksesnya. e.
M eningkatkan integrasi data Integrasi data merujuk pada validitas dan konsisten data yang disimpan. Integrasi biasanya digambarkan
dalam bentuk constraint,
yang
merupakan peraturan pada basis data secara konsisten dan tidak diperbolehkan untuk diubah secara sembarang. f.
M eningkatkan keamanan data Keamanan basis data adalah perlindungan basis data dari user yang tidak memiliki hak akses. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membuat username dan password untuk mengidentifikasi user yang mempunyai
33 hak akses ke basis data. Akses yang diberikan kepada user dapat dibatasi oleh jenis operasi yaitu insert, update, delete, dan retrival data. g.
M enjalankan standar Integrasi memungkinkan DBA mendefinisikan dan menjalankan standar yang diperlukan. Standar ini dapat meliputi standar departemen, organisasi, nasional, atau internasional untuk pemformatan data dalam memfasilitasi pertukaran data antar sistem, aturan penamaan, standar dokumentasi, prosedur update, dan aturan akses.
h.
M eningkatkan maintenance melalui independensi data Pada sistem berbasis file, deskripsi data dan logika untuk mengakses data dibangun ke dalam setiap
program aplikasi, membuat program
bergantung pada data. Pada DBM S, deskripsi data dan aplikasi dipisahkan sehingga membuat aplikasi terpisah dari perubahan deskripsi data. Ini disebut dengan independensi data. i.
M eningkatkan concurrency DBM S mengatur akses ke basis data dimana jika terjadi akses terhadap data secara bersamaan, maka akses yang satu tidak akan menggangu akses yang lainnya sehingga tidak terjadi kehilangan informasi.
2.2
Teori – Teori Khusus Berhubungan Dengan Topik
2.2.1 Narkoba Narkoba sudah tidak asing didengar, yaitu singkatan dari narkotika, psikotropika dan bahan adiktif, atau dapat juga disebut NAPZA (Badan Narkotika Provinsi, 2007,
34 p1). Narkoba merupakan zat yang pada umumnya memiliki resiko kecanduan bagi penggunanya, menurut pakar kesehatan narkoba adalah psikotropika yang biasa digunakan untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu, tetapi persepsi itu kini disalahgunakan akibat pemakaian yang telah melebihi dosis.
2.2.1.1 Opiat atau Opium (candu) Opiat merupakan golongan narkotika alami yang sering digunakan dengan cara dihisap (inhalasi). Contoh yang merupakan narkotika jenis opium adalah lem aica aibon, thinner,bensin, dan spritus (Badan Narkotika Provinsi, 2007, p2).
Efek yang ditimbulkan oleh opiat :
1. M emperlambat kerja otak dan sistem pusat syaraf.
2. M enimbulkan perasaan senang berlebihan, pusing, penurunan kesadaran, gangguan penglihatan dan pelo.
3. Problem kesehatan terutama merusak otak, lever, ginjal, dan paru-paru.
4. M enimbulkan semangat
5. M erasa waktu berjalan lambat.
6. Pusing, kehilangan keseimbangan/mabuk.
7. M erasa rangsang birahi meningkat (hambatan seksual hilang)
35 8. Timbul masalah kulit di sekitar mulut dan hidung.
2.2.1.2 Morfin M erupakan zat aktif (narkotika) yang diperoleh dari candu melalui pengolahan secara kimia. Umumnya candu mengandung 10% morfin. Cara pemakaiannya disuntik di bawah kulit, ke dalam otot atau pembuluh darah (intravena) (Badan Narkotika Provinsi, 2007, p2). Efek yang ditimbulkan oleh morfin adalah :
1. M enimbulkan euforia.
2. M ual, muntah, sulit buang hajat besar (konstipasi).
3. Kebingungan.
4. Berkeringat.
5. Dapat menyebabkan pingsan, jantung berdebar-debar.
6. Gelisah dan perubahan suasana hati.
7. M ulut kering dan warna muka berubah.
2.2.1.3 Heroin atau Putaw Heroin murni berbentuk bubuk putih sedangkan heroin tidak murni berwarna putih keabuan (street heroin). Zat ini sangat mudah menembus otak sehingga bereaksi lebih kuat dari pada morfin itu sendiri. Umumnya digunakan dengan cara disuntik atau
36 dihisap. Timbul rasa kesibukan yang sangat cepat/rushing sensastion (± 30-60 detik) diikuti rasa menyenangkan seperti mimpi yang penuh kedamaian dan kepuasan atau ketenangan hati (euforia). Ingin selalu menyendiri untuk menikmatinya (Badan Narkotika Provinsi, 2007, p3).
Efek yang ditimbulkan oleh heroin adalah :
1. Denyut nadi melambat.
2. Tekanan darah menurun.
3. Otot-otot menjadi lemas / rileks.
4. Pupil mengecil.
5. M engurangi bahkan menghilangkan kepercayaan diri.
6. M embentuk dunia sendiri (dissosial) : tidak bersahabat.
7. Penyimpangan perilaku : berbohong, menipu, mencuri, kriminal.
8. Ketergantungan dapat terjadi dalam beberapa hari.
9. Efek samping timbul kesulitan dorongan seksual, kesulitan membuang hajat besar, jantung berdebar-debar, kemerahan dan gatal di sekitar hidung serta timbul gangguan kebiasaan tidur.
10. Jika sudah toleransi, semakin mudah depresi dan marah sedangkan efek euforia semakin ringan atau singkat.
37
2.2.1.4 Ganja atau Kanabis Berasal dari tanaman kanabis sativa dan kanabis indica. Pada tanaman ini terkandung 3 zat utama yaitu tetrahidrokanabinol, kanabinol dan kanabidiol. Cara penggunaannya dihisap dengan cara dipadatkan menyerupai rokok atau dengan menggunakan pipa rokok (Badan Narkotika Provinsi, 2007, p4).
Gejala yang ditimbulkan oleh pengguna ganja :
1. Denyut jantung atau nadi lebih cepat.
2. M ulut dan tenggorokan kering.
3. M erasa lebih santai, banyak bicara dan bergembira.
4. Sulit mengingat sesuatu kejadian.
5. Kesulitan kinerja yang membutuhkan konsentrasi, reaksi yang cepat dan koordinasi.
6. Kadang-kadang menjadi agresif.
7. Bilamana pemakaian dihentikan dapat diikuti dengan sakit kepala, mual yang berkepanjangan, rasa letih/capek.
8. Gangguan kebiasaan tidur
9. Sensitif dan gelisah.
38 10. Berkeringat.
11. Berfantasi.
12. Selera makan bertambah.
2.2.1.5 Kokain Kokain asam berupa kristal putih, rasa sedikit pahit dan lebih mudah larut dibanding bentuk basa bebas yang tidak berbau dan rasanya pahit. Nama jalanan kadang disebut koka, coke, happy dust, snow, charlie, srepet, salju, putih. Disalahgunakan dengan cara menghirup yaitu membagi setumpuk kokain menjadi beberapa bagian berbaris lurus di atas permukaan kaca dan benda yang mempunyai permukaan datar. Kemudian dihirup dengan menggunakan penyedot atau gulungan kertas. Cara lain adalah dibakar bersama tembakau yang sering disebut cocopuff. M enghirup kokain berisiko luka pada sekitar lubang hidung bagian dalam (Badan Narkotika Provinsi, 2007, p4). Efek atau gejala yang ditimbulkan oleh kokain adalah :
1. M enimbulkan keriangan, kegembiraan yang berlebihan (ecstasy).
2. Hasutan (agitasi), kegelisahan, kewaspadaan dan dorongan seks
3. Penggunaan jangka panjang mengurangi berat badan.
4. Timbul masalah kulit.
5. Kejang-kejang, kesulitan bernafas.
39 6. Sering mengeluarkan dahak atau lendir.
7. M erokok kokain merusak paru (emfisema).
8. M emperlambat pencernaan dan menutupi selera makan.
9. Paranoid.
10. M erasa seperti ada kutu yang merambat di atas kulit (cocaine bugs).
11. Gangguan penglihatan (snow light).
12. Kebingungan.
13. Bicara seperti menelan (slurred speech).
2.2.1.6 Ecstasy atau Amfetamin
Nama generik/turunan amfetamin adalah D-pseudo epinefrin yang pertama kali disintesis pada tahun 1887 dan dipasarkan tahun 1932 sebagai pengurang sumbatan hidung (dekongestan). Berupa bubuk warna putih dan keabu-abuan. Ada 2 jenis amfetamin yaitu MDM A (metil dioksi metamfetamin) dikenal dengan nama ecstacy. Nama lain fantacy pils, inex. Metamfetamin bekerja lebih lama dibanding M DM A (dapat mencapai 12 jam) dan efek halusinasinya lebih kuat. Nama lainnya shabu, SS, ice. Cara penggunaan dalam bentuk pil diminum. Dalam bentuk kristal dibakar dengan menggunakan kertas alumunium foil dan asapnya dihisap melalui hidung, atau dibakar dengan memakai botol kaca yang dirancang khusus (bong). Dalam bentuk kristal yang
40 dilarutkan dapat juga melalui suntikan ke dalam pembuluh darah (intravena) (Badan Narkotika Provinsi, 2007, p5).
Gejala yang timbul setelah menggunakan ecstasy :
1. Jantung terasa sangat berdebar-debar (heart thumps).
2. Suhu badan naik/demam.
3. Tidak bisa tidur.
4. M erasa sangat bergembira (euforia).
5. M enimbulkan hasutan (agitasi).
6. Banyak bicara (talkativeness).
7. M enjadi lebih berani/agresif.
8. Kehilangan nafsu makan.
9. M ulut kering dan merasa haus.
10. Berkeringat.
11. Tekanan darah meningkat.
12. M ual dan merasa sakit.
13. Sakit kepala, pusing, dan gemetar.
41 14. Timbul rasa letih, takut dan depresi dalam beberapa hari.
15. Gigi rapuh, gusi menyusut karena kekurangan kalsium.
2.2.1.7 Sedatif – Hipnotik ( Benzodiazepin BDZ ) Sedatif (obat penenang) dan hipnotikum (obat tidur). Nama jalanan BDZ antara lain BK, Lexo, MG, Rohip, Dum. Cara pemakaian BDZ dapat diminum, disuntik intravena atau melalui dubur. Ada yang minum BDZ mencapai lebih dari 30 tablet sekaligus. Dosis mematikan/letal tidak diketahui dengan pasti. Bila BDZ dicampur dengan zat lain seperti alkohol, putaw bisa berakibat fatal karena menekan sistem pusat pernafasan. Umumnya dokter memberi obat ini untuk mengatasi kecemasan atau panik serta pengaruh tidur sebagai efek utamanya, misalnya alprazolam / xanax / alviz.
Obat ini akan mengurangi pengendalian diri dan pengambilan keputusan.. Pengguna menjadi sangat acuh atau tidak peduli dan bila disuntik akan menambah risiko terinfeksi HIV/AIDS dan hepatitis B & C akibat pemakaian jarum bersama. Obat tidur/hipnotikum terutama golongan barbiturat dapat disalah gunakan misalnya seconal (Badan Narkotika Provinsi, 2007, p6).
Gejala yang terlihat oleh pengguna sedatif :
1. Terjadi gangguan konsentrasi dan keterampilan yang berkepanjangan.
2. M enghilangkan kekhawatiran dan ketegangan (tension).
3. Perilaku aneh atau menunjukkan tanda kebingungan proses berpikir.
42 4. Nampak bahagia dan santai.
5. Bicara seperti sambil menelan (slurred speech).
6. Jalan sempoyongan.
7. Tidak bisa memberi pendapat dengan baik.
2.2.1.8 Inhalasia atau Solven
Inhalansia adalah uap bahan yang mudah menguap yang dihirup. Contohnya aerosol, aica aibon, isi korek api gas, cairan untuk dry cleaning, tinner, uap bensin. Umumnya digunakan oleh anak di bawah umur atau golongan kurang mampu/anak jalanan. Penggunaan menahun toluen yang terdapat pada lem dapat menimbulkan kerusakan fungsi kecerdasan otak (Badan Narkotika Provinsi, 2007, p7).
1. Pada mulanya merasa sedikit terangsang.
2. Dapat menghilangkan pengendalian diri atau fungsi hambatan.
3. Bernafas menjadi lambat dan sulit.
4. Tidak mampu membuat keputusan.
5. Terlihat mabuk dan jalan sempoyongan.
6. M ual, batuk dan bersin-bersin.
7. Kehilangan nafsu makan.
43 8. Halusinasi.
9. Perilaku pengguna menjadi agresif/berani atau bahkan kekerasan.
10. Bisa terjadi henti jantung (cardiac arrest).
11. Pemakaian yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan syaraf otak menetap, keletihan otot, gangguan irama jantung, radang selaput mata, kerusakan hati dan ginjal dan gangguan pada darah dan sumsum tulang. Terjadi kemerahan yang menetap di sekitar hidung dan tenggorokan.
12. Dapat terjadi kecelakaan yang menyebabkan kematian di antaranya karena jatuh, kebakar, tenggelam yang umumnya akibat intoksikasi/keracunan dan sering sendirian.