BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1.
Tinjauan Umum Pet Care
2.1.1. Pengertian Pet Care Pet/hewan peliharaan : hewan jinak, sebagai contoh kucing atau anjing, dipelihara sebagai teman, diperlakukan dengan cinta dan kasih sayang. Pet (Sumber: www.Reference.com diakses pada tanggal 28 Maret 2015) Care disini dapat didefinisikan secara umum sebagai sebuah tempat penitipan yang menyediakan apa yang diperlukan untuk kesehatan, kesejahteraan, perawatan, dan perlindungan seseorang atau sesuatu.
Berdasarkan penjelasan di atas, kata pet dapat diartikan sebagai hewan yang dipelihara oleh manusia untuk kesenangan dan persahabatan. Pet tersebut dipelihara karena memiliki karakteristik dan keindahan (contoh: anjing memiliki bentuk tubuh dan bulu yang indah, khusus untuk burung misalnya karena suaranya yang indah, dll). Jadi Pet Care adalah suatu sarana yang memiliki fasilitas pelayanan kesehatan, perawatan, dan penitipan bagi hewan peliharaan. Selain itu juga berfungsi sebagai pusat informasi, tempat rekreasi, penyedia kebutuhan hewan peliharaan, dan juga sebagai tempat berinteraksi antara sesama pecinta hewan.
2.1.2. Fungsi dan Tujuan Pet Care Pet Care merupakan sebuah tempat yang menyediakan berbagai kebutuhan yang berhubungan dengan hewan peliharaan khususnya anjing dan kucing kepada masyarakat umum secara komersial (jual-beli) maupun secara rekreasi. Adapun fungsi pet centre adalah sebagai berikut : -
Tempat
perdagangan
dan
perawatan
hewan
peliharaan
beserta
kelengkapannya. Merupakan tempat kegiatan perdagangan yang bersifat komersial, di mana terjadi pertukaran uang, barang dan jasa antara penjual dan pembeli. -
Tempat rekreasi. Merupakan tempat berkumpulnya bagi penggemar hewan peliharaan khususnya anjing dan kucing untuk bertukar cerita dan 7
8 pengalamannya mengenai hewan kesayangannya, sekaligus tempat untuk masyarakat umum yang dapat berinteraksi langsung dengan hewan peliharaan yang terdapat di situ. 2.1.3.
Klasifikasi Jenis Aktifitas Pada Pet Care
Klasifikasi jenis menurut aktifitas yang dilakukan di dalam Pet Care dapat dibagi menjadi beberapa bagian sebagai berikut: 1.
Aspek aktifitas pengunjung •
Pengunjung
yang
datang
untuk
melakukan
pelayanan
kesehatan (klinik) dan kecantikan (grooming) bagi hewan kesayangannya. •
Pengunjung
yang
datang
untuk
menitipkan
hewan
peliharaannya. •
Pengunjung yang datang untuk melakukan kegiatan lain di luar pelayanan bagi hewan peliharaannya seperti makan/minum, berbelanja, atau pengunjung yang sekedar bertemu dengan rekan kerja atau teman.
2.
Aspek aktifitas karyawan •
Karyawan yang bertugas melakukan perawatan pada hewanhewan peliharaan pengunjung.
•
Karyawan yang bertugas untuk menjaga dan memelihara fasilitas.
•
Karyawan yang bertugas untuk menjaga keamanan dan keselamatan pengunjung.
•
Karyawan yang bertugas untuk melayani pengunjung.
•
Karyawan yang bertanggung jawab dalam pengelolaan administratif.
2.1.4.
Klasifikasi Jenis Fasilitas Pada Pet Care
A. Menurut Fungsi Bangunan Pet Care Sesuai dengan fungsi bangunannya, maka klasifikasi Jenis fasilitas yang terdapat pada sebuah Pet Care dapat dibagi menjadi beberapa bagian
9 menurut skala prioritas aktifitas sebagai berikut: 1. Fasilitas Utama, terdiri dari : - Klinik : tempat untuk melakukan pemeriksaan, observasi dan pengobatan terhadap hewan peliharaan - Grooming : suatu tempat perawatan yang dapat dikatakan seperti salon hewan untuk membuat hewan peliharaan tampak lebih indah. - Pet hotel & daycare : suatu tempat untuk menampung hewanhewan peliharaan khususnya anjing dan kucing yang akan dititipkan. 2. Fasilitas Pendukung, terdiri dari : - Toko perlengkapan : suatu tempat yang menjual perlengkapan seperti pakaian, snack, aksesoris dan semacamnya untuk hewan kesayangan khususnya anjing dan kucing. - Café : restoran kecil yang melayani snack, makan, dan minum - Playground : suatu tempat yang diperuntukkan hewan kesayangan agar dapat bermain sekaligus berlatih. - Swimming pool : kolam renang untuk anjing peliharaan agar dapat berlatih berenang atau melatih pergerakkannya dalam air.
B.Menurut Fungsi Ruang Sesuai dengan fungsinya terhadap bangunan Pet Care, maka dapat dibagi menjadi beberapa ruang sebagai berikut: - Ruang pelayanan/sirkulasi; Ruang pelayanan termasuk ruang sirkulasi merupakan ruang yang mewadahi kegiatan melayani konsumen dan membutuhkan staf untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Contohnya
adalah
resepsionis,
toko
perlengkapan,
toko
merchandise, kafetaria, dan lain-lain. - Ruang komunal; Ruang komunal adalah ruang yang mewadahi aktivitas berkomunikasi, dan dapat dijalankan tanpa adanya staf seperti lobby, taman, dan lain-lain. - Ruang administrasi; Merupakan ruang untuk mewadahi kegiatan yang bersifat administratif, seperti urusan personal, ketatausahaan, dan
10 lain-lain. - Ruang servis; Ruang servis adalah ruang yang menjalankan segala kegiatan agar aktivitas di dalam bangunan dapat berjalan. Contohnya adalah tempat parkir, ruang pegawai, kamar mandi/WC, ruang genset, ruang istirahat pegawai, dan lain- lain. (Sumber: Ratu Amie, Ariandhini. (2007). Semarang Pet Centre. Skripsi S1. Universitas Negeri Semarang, Semarang.) 2.1.5.
Persyaratan Fasilitas Pada Pet Care
Prinsip paling penting untuk diperhatikan pada saat merancang atau membangun tempat untuk hewan adalah menciptakan suatu lingkungan yang stabil dan sesuai dengan keperluan fisiologis jenis hewannya. •
Ventilasi/penghawaan; Dalam hal ini berarti suhu, kelembaban dan kecepatan pertukaran udara yang ekstrem harus dihindari. Semua hewan harus dikandangkan dalam gedung dengan ventilasi yang baik supaya suhu dan kelembaban dapat diatur dan supaya bau merangsang cepat hilang. Selanjutnya, ventilasi yang baik juga akan mengurangi kemungkinan penyebaran penyakit-penyakit hewan.
•
Kenyamanan; Dinding dan lantai harus tahan air dan mudah dicuci. Lantai harus dibuat sedemikian rupa sehingga air mudah mengalir dan cepat kering sesudah dicuci. Bahan bangunan harus kuat dan tahan lama. Dinding dan lantai tidak boleh ada pipa saluran air, pipa saluran listrik, pinggiran kayu maupun batu menonjol. Bangku yang dipakai harus mempunyai konstruksi sederhana supaya cepat dan mudah dibersihkan. Pintu dan jendela kamar hewan harus dapat ditutup rapat untuk mencegah serangga dan hewan liar.
•
Ruang untuk kucing; Kandang harus cukup besar sehingga suatu papan dapat dipasang ditempat yang agak tinggi untuk tempat istirahat. Asalkan ventilasi baik, kucing kurang peka terhadap panas dibanding anjing. Kandangnya harus cukup besar untuk tempat kotoran. Papan atau cabang pohon dapat dipasang di area terbuka untuk memanjat, jalan-jalan dan lari-lari dan harus dilengkapi dengan batang kayu untuk digaruk-garuk sehingga kucing dapat mengasah kuku.
11 •
Ruang untuk anjing; Anjing lebih senang dan lebih berisik jika dikandangkan bersama atau berkelompok. Syarat dasar akomodasi anjing adalah tempat tinggal yang nyaman dengan ventilasi dan pembuangan air yang baik. Anjing peka terhadap stres panas sehingga naungan dengan ventilasi bagus atau pendinginan mungkin diperlukan di daerah tropis. Lantai beton dalam kandang untuk lari-lari dianjurkan untuk memudahkan pembersihan yang baik. (Sumber: Ratu Amie, Ariandhini. (2007). Semarang Pet Centre. Skripsi S1. Universitas Negeri Semarang, Semarang.)
2.2.
Tinjauan Umum Pet / Hewan Peliharaan
Pada umumnya Pet adalah hewan kesayangan atau hewan pendamping yang dipelihara oleh manusia untuk dijadikan sebagai teman atau kesenangan. Sebagian dari hewan tersebut dipelihara karena memiliki karakteristik ataupun karena keindahannya.
Perkiraan awal domestikasi hewan dilakukan arkeolog berdasarkan dari hasil temuan di situs purbakala. Domestikasi adalah proses pengadopsian hewan liar menjadi hewan peliharaan. Bukti tertua adanya hewan peliharaan adalah kerangka anjing berusia sekitar 5 bulan di sisi kerangka seorang perempuan yang ditemukan di dekat Ain Mahalla (Israel), yang berusia hampir 10.000 tahun SM. Kerangka-kerangka anjing dari masa antara 8.000 dan 7.000 SM juga ditemukan pada situs-situs purbakala di banyak tempat. Kerangka kucing peliharaan tertua ditemukan di Siprus, berasal dari sekitar 6.000 tahun SM. Diperkirakan, kucing juga dipelihara untuk mengatasi gangguan tikus di lumbung pangan. Sejarah awal hadirnya hewan pekerja adalah masa sebelum kebudayaan pertanian dan tinggal menetap. Manusia menjinakkan anjing liar sebagai sebagai pembantu dalam usaha perburuan hewan. Di seluruh dunia, hewan pekerja memiliki hubungan khusus dengan pemiliknya. Hewan yang dijinakkan seringkali dikembangbiakkan untuk berbagai kondisi dan keperluan, terutama kuda dan anjing. Hewan pekerja pada umumnya dikembangkan di peternakan meski ada juga yang menjinakkannya secara langsung dari alam liar, seperti lumba-lumba dan gajah.
Hewan peliharaan atau hewan timangan adalah hewan yang dipelihara sebagai teman sehari-hari manusia. Hewan timangan berbeda dari hewan ternak, hewan percobaan,
12 hewan pekerja, atau hewan tunggangan yang dipelihara untuk kepentingan ekonomi atau untuk melakukan tugas tertentu. Hewan peliharaan yang populer biasanya adalah hewan yang memiliki karakter setia pada majikannya atau memiliki penampilan yang menarik, atau kemampuan menarik tertentu seperti mengeluarkan suara yang indah. Walaupun secara teori seseorang dapat memelihara hewan apa pun sebagai hewan peliharaan, dalam prakteknya hanya spesies-spesies tertentu saja yang sering dijumpai, terutama hewan kecil (anjing, kucing, dan kelinci), burung, dan ikan. (Sumber: Falvey, John Lindsay. 1985. Introduction to Working Animal. Melbourne: MPW Australia)
Tidak semua hewan dapat dijadikan hewan peliharaan, karena menyangkut habitat alaminya dan berbagai faktor lainnya, seperti dianggap tidak menguntungkan, atau memang belum pernah melalui tahap domestikasi oleh manusia. Karena hal tersebut, hanya beberapa jenis hewan yang akhirnya digemari oleh manusia untuk dijadikan hewan peliharaan.
2.2.1.
Penggolongan dan Jenis Pet / Hewan Peliharaan
Di dunia ini, mungkin manusia tidak akan beradab tanpa bantuan hewan peliharaan. Ketika hewan tidak lagi diburu tetapi dijinakkan, manusia dapat menetap disatu tempat. Hewan peliharaan memberikan makanan dan pakaian tanpa harus diburu. Karena dengan makin jinaknya hewan, dapat digunakan sebagai kendaraan atau mengangkut beban (sapi, kerbau, keledai, unta). Dari segi pemeliharaannya, hewan dibagi menjadi dua, yaitu hewan yang tidak dapat dipelihara (liar) dan hewan yang dapat dipelihara. Hewan yang tidak dapat dipelihara kebanyakan hidup di alam bebas seperti hutan belantara maupun hutan buatan manusia (kebun binatang, taman safari). Mayoritas hewan ini sangat berbahaya dan sulit didekati oleh manusia, seperti bangsa kucing (singa, harimau, cheetah, dll), bangsa anjing (serigala, rubah, dll), hyena, badak, dll. Sedangkan hewan yang dapat dipelihara merupakan hewan yang bisa hidup berdampingan dengan manusia (Our World Encyclopedia, 1983:78). Biasanya untuk memudahkan klasifikasi dan penempatannya pada ruangan-ruangan di rumah sakit, hewan dibagi menjadi dua yaitu : a. Hewan besar (hewan ternak) seperti sapi, kerbau, kambing, dll. b. Hewan kecil (biasanya disebut hewan kesayangan) seperti kucing, anjing, ikan, burung, dll.
13 Di dalam rumah sakit, hewan kesayangan, mendapatkan perhatian yang lebih karena hewan kesayangan terbiasa dengan kasih sayang dan perlakuan yang hangat dari pemiliknya dibanding hewan ternak, karena rasa ditinggalkan pada hewan kesayangan akan menyebabkan kondisi psikologis yang tidak mendukung proses perawatan dan pemulihannya akan lebih sulit dibanding penyembuhan penyakitnya. (Sumber: Ratu Amie, Ariandhini. (2007). Semarang Pet Centre. Skripsi S1. Universitas Negeri Semarang, Semarang.) Pet dapat digolongkan menjadi 6 kategori antara lain; kucing, anjing, small pet, burung, ikan, dan reptil. Namun dalam tinjauan penelitian ini akan lebih jauh membahas kucing dan anjing sebagai berikut :
2.2.1.1. Kucing
(Gambar 2.1. Berbagai jenis kucing) Sumber: http://www.catkitty.org/different-cat-breeds-3/
•
List of Cat Breeds Abyssinian, American Bobtail, American curl, American Shorthair, American Wirehair, Balinese, Bengal, Birman, Bombay, British Shorthair, Burmese, Cornish Rex, Cymric, Devon Rex, Egyptian Mau, Exotic Shorthair, Havana Brown, Himalayan, Japanese Bobtail, Javanese, Korat, Maine Coon, Manx, Munchkin, Nebelung, Norwegian Forest Cat, Ocicat, Oriental, Persian, Ragdol, Russian Blue, Scottish Fold, Selkirk Rex, Siamese, Siberian, Singapura, Snowshoe, Somali, Sphynx, Tonkinese, Turkish Angora, Turkish Van. (Sumber: Cat Breeds, diakses 16 Maret 2015 dari http://petfinder.com)
14 Kucing telah dipelihara manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Kucing merupakan hewan karnivora berdarah panas yang dapat melihat dengan baik pada malam hari karena memiliki biji mata yang terbuka lebar yang dapat menangkap cahaya sebanyak-banyaknya. Aneka macam kucing peliharaan merupakan keturunan dari kucing liar di Afrika (Sumber: Our World Encyclopedia,1983:64).
Kucing sudah menjadi bagian dari hidup manusia 7.000-8.000 tahun lalu. Di Afrika, hewan-hewan pengerat suka masuk lumbung dan memakan hasil panen. Itu sebabnya kucing-kucing liar dibiarkan masuk untuk membasmi. Hubungan antara kucing dan manusia baru dimulai pada kebudayaan Mesir Kuno kira-kira 4.000 tahun lalu. Masyarakat Mesir memuja kucing sebagai titisan salah satu dewi. Jika seekor kucing peliharaan mati, seluruh anggota keluarga berduka cita. Tidak sedikit kucing diawetkan menjadi mumi. (Sumber: Sejarah Seru Hewan Peliharaan, diakses 16 Maret 2015 dari http://arkeologi.web.id/) •
Karakteristik dan Kebutuhan Kucing a. Makan Naluri alami kucing adalah berburu, hingga menjadi sifat alami bagi mereka untuk cenderung lebih tertarik untuk mendapatkan makanan dengan cara yang lebih sulit. b. Tidur Kucing suka tidur di tempat yang aman bagi mereka. Tempat yang tertutup, atau jauh dari jangkauan merupakan tempat favorit mereka. c. Buang air Kucing menyenangi area yang dapat digali, maka itu kebiasaan membuang air di wadah berisi pasir menjadi pilihan terbaik. d. Suhu Kucing menyukai berada di tempat yang hangat, namun perhatikan suhu ruangan, terlalu panas pun juga akan membuatnya tidak nyaman. Suhu yang baik sekitar 22°-26° Celcius dan kelembaban ideal 40-50% agar jamur dan kutu tidak dapat berkembang. Untuk mendapatkan suhu ideal di Indonesia khususnya dapat menggunakan AC dan untuk menurunkan kelembaban dengan dehumidifier, karena rata-rata kelembaban ruang di Indonesia 70%.
15 e. Bermain Dalam sehari,
setidaknya luangkan
4 sesi x 10 menit untuk bermain,
terutama jika kucing terus-terusan berada dalam ruangan. Bermain yang menyenangkan bagi kucing sementara juga menjadi bermanfaat bagi stimulasi mental, kebugaran dan psikologisnya. f. Salon Kucing paling menyukai kegiatan ini, karena kucing memiliki sifat alami yang suka dimanja dan diperlakukan istimewa. g. Diet Untuk menjaga kucing sehat, mereka membutuhkan sekitar 300 kalori per hari yang idealnya harus diberikan lebih dari 10 makanan kecil. Namun dapat dibagi menjadi 3-4x sehari. (Sumber : Pet Food Manufacturer Asociation : Pet Care, diakses 15 Maret 2015 dari http://www.pfma.org.uk/)
2.2.1.2. Anjing Anjing menjadi kawan manusia sejak kira-kira 10.000 tahun yang lalu, pada jaman batu. Banyak orang berpendapat bahwa anjing keturunan serigala. Yang lain berpendapat bahwa mungkin asalnya dari suatu jenis anjing buas lain yang sekarang sudah punah (Our World Encyclopedia, 1983:79).
Gambar 2.2. Evolution of the Dog Sumber: http://officialhuskylovers.com/evolution-of-wolf-into-dogs/
Berbagai teori sejarah digali dan dikembangkan para peneliti untuk mengungkap asal muasal anjing, termasuk menduga nenek moyangnya. Bangsa ini mempunyai kepala besar, mulut panjang, gigi geligi, dan rahang kuat. Kemampuan adaptasinya sangat baik serta mampu bertahan hidup di berbagai habitat. Mulai dari daerah dingin
16 hingga panas, bahkan dari daerah tandus hingga hutan belantara. Kini, anjing digolongkan dalam keluarga Canidae sebangsa dengan wolf, fox, coyote, jackal, dan wild hunting dog. Anjing Canis familiaris telah “berubah” menjadi sosok binatang yang cantik dan berbagai keistimewaan pada penglihatan, pendengaran, dan penciumannya.
Anjing didomestifikasi atau dijinakkan oleh manusia melalui serangkaian sejarah panjang sejak ribuan tahun silam. Jauh sebelum menjadi teman manusia, anjing adalah binatang liar yang hidupnya berburu. Pada zaman itu, manusia primitive juga hidup secara nomaden-(berpindah-pindah) dengan berburu binatang. Hari berganti hari, anjing-anjing liar itu sadar untuk memperoleh makanan hanya mengandalkan sisa-sisa tulang dan makanan yang dibuang manusia. Bagi manusia, anjing dapat diandalkan untuk membantu berburu mangsa karena memiliki kecepatan gerak tinggi dan penciuman tajam. Kehadiran anjing ternyata juga bisa diandalkan untuk menjaga harta milik majikannya. Sejak itu, anjing merasa hidupnya lebih terjamin setelah berdekatan dengan manusia.
Penjinakan anjing berhasil menurunkan keturunan dengan perubahan sifat mulai dari indera penglihatan, penciuman, dan pendengaran. Anjing tidak lagi dimanfaatkan sebagai teman berburu, tapi dilatih berbagai keterampilan. Kini, domestifikasi terus dilakukan untuk mendapatkan jenis anjing sesuai dengan kebutuhan. Sosok anjing semakin beragam, mulai dari yang berukuran besar, sedang hingga kecil. Bentuk mukanya pun bervariasi, ada yang seperti serigala, singa, bahkan ada yang mirip monyet. Ada yang memiliki tipe bulu dari yang pendek hingga sehalus sutera. (Sumber: Santoso, Bobby, N.S. Budiana (2015). Dalam B. Prasetya W. (Ed.). Anjing. Jakarta: Agriflo (Penebar Swadaya Grup); (hal. 8- 10).)
American Kennel Club (AKC) mengenali sekitar 150 jenis keturunan anjing. Mereka lalu membagi menjadi beberapa kelompok, yaitu terrier (anjing kecil), working (anjing pekerja), sporting (anjing untuk olahraga), hound (anjing penggembala), toy (anjing untuk mainan), dan nonsporting dogs.
17 Tabel 2.1. Breeds Recognized by the AKC No. 1.
Kelompok
Jenis
Sporting
Brittanys, Pointers, German Short-haired Pointers,
Dogs
German
Wire-haired Pointers,
Retrievers,
Curly-Coated
Chesapeake
Retrievers,
Bay
Flat-Coated
Retrievers, Golden Retrievers, Labrador Retrievers, English
Setters,
Gordon
Setters,
Irish
Setters,
American Water Spaniels, Clumber Spaniels, Black Cocker Spaniels, Ascob Cocker Spaniels, Parti-Color Cocker Spaniels, English Cocker Spaniels, English Springer Spaniels, Field Spaniels, Irish Water Spaniels, Sussex Spaniels, Welsh Springer Spaniels, Vizslas, Weimaraners, Wire-haired Poinring Griffons.
2.
Hound Dogs
Afghan Hounds, Basenjis, Basset Hounds, ThirteenInch Beagle, Fifteen-Inch Beagle, Black and Tan Coonhounds,
Bloodhounds,
Dachshunds,
Smooth
Dachshunds,
Borzois,
Long-haired
Dachshunds,
Wire-haired
American
Foxhounds,
English
Foxhounds, Greyhounds, Harriers, Ibizan Hounds, Irish Wolfhounds, Norwegian Elkhounds, Otterhounds, Petits Bassets Griffons Vendeens, Pharaoh Hounds, Rhodesian Ridgebacks, Salukis, Scottish Deerhounds, Whippets. 3.
Working
Akitas, Alaskan Malamutes, Bernese Mountain Dogs,
Dogs
Boxers, Bullmastiffs, Doberman Pinschers, Giant Scnauzers, Great Danes, Great Pyrenees, Greater Swiss mountain dogs, Komondoroks, Kuvaszoks, Mastiffs, Newfoundlands, Portuguese Water dogs, Rottweilers, Saint Bernards, Samoyeds, Siberian Huskies, Standard Schnauzers.
4.
Terrier
Airedale Terriers, American Staffordshire Terriers,
18 Dogs
Australian Terriers, Bedlington Terriers, Colored Bull Terriers, White Bull Terriers, Cairn Terriers, Dandie Dinmont Terriers, Smooth Fox Terriers, Wire fox Terriers, Irish Terriers, Kerry Blue Terriers, Lakeland Terriers, Standart Manchester Terriers, Miniature Bull Terriers, Miniature Scnauzers, Norfolk Terriers, Norwich
Terriers,
Scottish
Terriers,
Sealyham
Terriers, Skye Terriers, Soft-Coated Wheaton Terriers, Staffordshire Bull Terriers, Welsh Terriers, West Highland White Terriers.
5.
Toy Dogs
Affenpinschers, Brussels Griffons, Cavalier King Charles Spaniels, Long Coat Chihuahuas, Smooth Coat Chihuahuas, Chinese Crested dogs, Blenheim & Prince Charles English Toy Spaniels, King Charles and Ruby English Toy Spaniels, Italian Greyhounds, Japanese Chins, maltese, toy Manchester terriers, Miniature
Pinschers,
Papillons,
Pekingese,
Pomeranians, Toy Poodles, Pugs, Shih Tzus, Silky Terriers, Yorkshire Terriers.
6.
Non-
American Eskimo dogs, Bichons frises, Boston Terrier,
Sporting
Bulldogs,
Dogs
Dalmatians,
Finnish
Keeshonden,
Lhasa
chinese
shar-peis,
Chow
Spitzes, Apsos,
Chows,
French
Bulldogs,
Miniature
Poodles,
Standart Poodles, Schipperkes, Shiba Inus, Tibetan Spaniels, Tibetan Terriers.
7.
Herding
Australian
dogs
Bearded Sheepdogs,
Cattle Collies, Belgian
dogs,
Australian
Belgian
Shepherds,
Malinois,
Tervurens,
Border
Belgian Collies,
Bouviers des Flanders, Briards, Rough Collies, Smooth Collies, German Shepherds dogs, Old English
19 Sheepdogs, Puliks, Shetland Sheepdogs, Cardigan Welsh Corgis, Pembroke Welsh Corgis.
(Sumber: Stern, Jane, Michael, Stern (1997). Dog Eat Dog; A Very Human Book About Dogs and Dog Shows. New York: Scribner. (hal. 187-190) •
Karakteristik dan Kebutuhan Anjing a. Tidur Anjing menyukai area tidur yang cukup luas dan nyaman, menjauhkan area tidurnya dari lokasi yang bising merupakan jalan terbaik. b. Bermain Bermain lempar-tangkap merupakan hal yang sangat disukai oleh jenis hewan ini, selain untuk tetap mempertahankan kebugarannya, jenis permainan ini juga membuat ikatan anjing dengan pemiliknya semakin erat. c. Buang air Anjing menyukai suasana alam bebas, dalam hal buang air, anjing lebih memilih melakukannya saat keluar dari rumah, ketimbang di tempat khusus dalam sebuah ruangan. d. Berlari Anjing membutuhkan setidaknya 1x sesi dalam sehari untuk keluar dari rumahnya dan melakukan aktivitas yang paling disukainya, yaitu berlari dan membakar kalori dalam tubuhnya. e. Penciuman Anjing memiliki indera penciuman yang sangat kuat bahkan dari radius berpuluh-puluh meter, hewan ini bias mengendus dan mengikuti jejak berdasrkan bau. f. Sosial Anjing adalah hewan peliharaan social, sehingga sudah menjadi sifatnya yang menyukai keramaian dan hubungan yang sangat dekat dengan orang maupun hewan lain di sekitarnya. g. Minum Anjing sangat mudah merasa kepanasan, terutama karena kebiasaanya berlari dan beraktivitas berlebih, sehingga kebutuhan akan air bersih untuk diminum setiap saat untuk mengembalikan suhu tubuhnya adalah syarat utama.
20 h. Salon Beberapa bagian tubuh pada anjing sangatlah mudah kotor dan timbul jamur, maka harus ada perhatian ekstra terutama terhadap kebersihan gigi, telinga, mata, hidung dan kakinya. (Sumber : Pet Food Manufacturer Asociation : Pet Care, diakses 15 Maret 2015 dari http://www.pfma.org.uk/) 2.3.
Manusia dan Pet / Hewan Peliharaan
Berinteraksi dengan hewan peliharaan adalah merupakan hal yang paling menyenangkan. Hewan peliharaan adalah guru dan penyembuh dengan bakat yang luar biasa. Banyak cara dilakukan untuk menjelaskan cara hewan membantu manusia. Hal ini termasuk “pet theraphy”, “pet facilitated theraphy”, atau “animalassisted theraphy”. Pet dapat membantu manusia baik manusia normal atau manusia dengan kekurangan fisik, mental dan emosi. Beberapa kualitas yang dimiliki hewan yang membuat mereka terapetik, yaitu: a. Hangat dan berbulu halus Kehangatan dan bulu yang halus merupakan kelebihan dari hewan. Mereka lebih mudah untuk dicintai dan dapat memberikan kenyamanan. b. Tidak menghakimi Pet tidak pernah menghakimi manusia. Mereka menerima manusia apa adanya. c. Pendengar yang baik Jika kita berbicara dengan hewan peliharaan, maka dia akan mendengarkan tanpa menginterupsi apa yang kita bicarakan. d. Humoris Hewan peliharaan selalu saja dapat bertingkah sangat lucu. Hal ini menyebabkan manusia akan terbawa kedalam suasana yang menyegarkan karena selalu tertawa melihat tingkah dari pet. e. Cinta tanpa syarat Pet tidak menuntut manusia untuk melakukan apa yang diminta, dengan kata lain sangat perhatian. f. Membantu orang yang memiliki cacat fisik Pet sangat berguna bagi orang cacat fisik dalam berbagai cara. Contohnya berkuda dapat membantu mereka yang memiliki kelainan pada otot dan
21 control motoriknya. Berkuda membantu meningkatkan kesembuhan pada postur, keseimbangan, pergerakan dan fungsi tubuh. g. Membantu kita untuk merasa penting dan dibutuhkan Manusia selalu merasakan kebutuhan untuk merasa penting dan dibutuhkan. Dengan merawat pet membuat kita merasa selalu dibutuhkan. (Sumber: Ratu Amie, Ariandhini. (2007). Semarang Pet Centre. Skripsi S1. Universitas Negeri Semarang, Semarang.) •
Anjing dan manusia Selain dari hal-hal tersebut diatas, anjing memiliki manfaat lainnya bagi manusia apabila terlatih dalam berbagai tugas. Antara lain:
-
Anjing penjaga; sesuai dengan kemampuan menjaga territorial, anjing dimanfaatkan untuk menjaga rumah tinggal, pabrik, dan shopping centre. Umumnya, anjing tipe ini berukuran besar sepertir rottweiler, doberman, pit bull, herder, atau Belgian melanois. Meskipun demikian, anjing berukuran kecil juga bisa dijadikan alarm dog seperti pug, pomeranian, atau schanauzer.
-
Anjing pemburu; penciuman anjing tipe ini sungguh luar biasa dan dapat membantu manusia dalam berburu babi hutan, tikus, atau monyet yang sering merusak lading pertanian.
-
Anjing tempur; bertugas menjaga gudang amunisi di daerah pertempuran. Anjing dilatih untuk mencari ranjau. Bahkan, anjing dapat mengetahui kedatangan pesawat tempur musuh jauh sebelum dengung mesin terderngar oleh para prajurit. Anjing tempur dilatih sebagai pengintai yang bertugas melaporkan ke induk pasukan bila menemukan adanya orang yang dicurigai dan menunjukkan lokasi musuh.
-
Anjing polisi; dimanfaatkan untuk membantu tugas polisi. Penciuman anjing yang tajam sangat andal untuk menemukan jejak pencuri. Kehadiran anjing juga mampu menghalau para demonstrasi atau penjarahan di suatu pertokoan.
-
Anjing SAR; anjing mendeteksi dan menyelamatkan korban bencana yang butuh pertolongan. Dengan penciumannya, korban bisa segera ditemukan dan dievakuasi.
-
Anjing pelacak; mampu mendeteksi adanya narkotika di pelabuhan, bandara, terminal, dan stasiun. Penciuman anjing mampu mengendus “barang
22 terlarang” meski sudah disimpan rapat. Anjing terlatih juga diandalkan sebagai pendeteksi bahan peledak dan menemukan bom. -
Anjing pelayan; dapat dilatih sebagai pelayan untuk penderita tuna netra dan tuna rungu. Anjing tidak saja bertugas sebagai pengantar, tetapi juga merangkap sebagai pengawal majikannya. Bagi penderita tuna rungu, kehadiran anjing sangat membantu untuk memberitahu majikannya, misalnya suara bel pintu atau suara tanda bahaya lainnya.
-
Anjing
kesayangan
keluarga;
banyak
dimanfaatkan
sebagai
hewan
kesayangan dan teman bermain sehingga mendapat kasih saying lebih. Pada tipe ini, kecintaan dan kesetiaannya pada majikan seolah tidak mengenal waktu dan bahkan sepanjang masa. Anjing juga bisa diajak berbagi rasa dan suasana senang atau duka. Anjing bisa menghibur di kala susah atau kesepian. (Sumber: Santoso, Bobby, N.S. Budiana (2015). Dalam B. Prasetya W. (Ed.). Anjing. Jakarta: Agriflo (Penebar Swadaya Grup); (hal. 12).)
2.4.
Tinjauan Fasilitas Hewan
Desain, jangkauan, dan ukuran fasilitas untuk hewan tergantung pada beberapa hal seperti dibawah ini : •
Jumlah hewan yang akan ditampung.
•
Persyaratan untuk fleksibilitas dalam penempatan berbagai jenis hewan.
•
Hubungan/interaksi fisik dari institusi yang ada.
•
Pemilihan lokasi.
(Sumber: Ratu Amie, Ariandhini. (2007). Semarang Pet Centre. Skripsi S1. Universitas Negeri Semarang, Semarang.) Dalam usaha pelayanan jasa medik veteriner terdapat beberapa persyaratan umum yang telah ditentukan oleh Menteri Pertanian Indonesia (Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya. (2012). Manual Prosedur Pelayanan Medis Klinik Hewan, Malang), persyaratan tersebut adalah sebagai berikut : •
Memiliki surat-surat perizinan
•
Memiliki tempat praktek yang sekurang-kurangnya harus dilengkapi dengan: -
Papan nama dengan mencantumkan bentuk usaha pelayanan jasa medik
23 veteriner, alamat yang jelas, serta dengan ukuran yang memadai. -
Tempat untuk menunggu klien dan pasien yang memadai.
-
Ruang kerja untuk meletakkan meja periksa, uji sederhana, peralatan medic, serta peralatan untuk menangani limbah pelayanan kesehatan hewan.
-
Sistem penerangan dan sirkulasi udara yang memadai sesuai dengan kapasitas.
-
Sumber air bersih, sistem drainase, sistem penanganan limbah, sistem keamanan untuk menjamin kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan.
(Sumber: Mellisa Christie, Patricia. (2013). Perancangan Interior Pusat Perawatan Hewan Peliharaan Di Jakarta. Skripsi S1. Universitas Bina Nusantara, Jakarta.) 2.4.1. Persyaratan Fungsional Persyaratan yang menjadi pertimbangan dalam sebuah fasilitas hewan modern adalah sebagai berikut : •
Pemisahan fisik dari fasilitas hewan dan manusia ataupun aktivitasnya seperti kantor dan laboratorium. Penempatan bagian hewan dilain bangunan/ruang yang terpisah dari tempat tinggal manusia, pemisahan jenis, pemisahan untuk karantina, ataupun isolasi.
•
Area penerima dan gudang untuk makanan, supply dan peralatan harus kering dan tersedia lemari es, tidak pada area di mana hewan tinggal, terpisah dari area pembuangan, mudah dibersihkan.
•
Tersedianya kantor untuk administrasi pengawas dan direktur.
•
Tersedianya lavatory dan ruang loker untuk staff.
•
Area cuci dan sterilisasi peralatan dan supply di luar area hewan, dirancang khusus dan terletak terpusat.
•
Tersedia area untuk makan.
(Sumber: Ratu Amie, Ariandhini. (2007). Semarang Pet Centre. Skripsi S1. Universitas Negeri Semarang, Semarang.)
24 2.5.
Tinjauan Fasilitas Komersial
Beberapa pengertian dari pertokoan adalah sebagai berikut : -
Sebuah pertokoan yang berupa gedung/ruang, yang barang-barangnya dibuat, dipersiapkan kemudian diadakan penjualan.
-
Sekelompok kesatuan bangunan komersial yang dibangun dan didirikan pada sebuah lokasi yang direncanakan, dikembangkan, dimulai dan diatur menjadi kesatuan operasi, berhubungan dengan lokasi, ukuran, tipe toko dan area perbelanjaan dari unit tersebut.
-
Sebagai suatu wadah dalam masyarakat yang menghidupkan kota/lingkungan setempat, selain berfungsi sebagai tempat untuk kegiatan berbelanja/transaksi jual beli, juga sebagai tempat untuk berkumpul dan berekreasi.
(Sumber: Ratu Amie, Ariandhini. (2007). Semarang Pet Centre. Skripsi S1. Universitas Negeri Semarang, Semarang.) 2.5.1. Karakteristik Fasilitas Komersial Beberapa karakter pewadahan bagi bangunan komersial, yaitu sebagai berikut : -
Rekreatif; Dalam artian pewadahan fisik bangunan mampu menimbulkan rasa senang, bernuansa santai dan membuat betah para pemakai maupun pengunjung apabila berada dalam ruangan.
-
Komunikatif; Dalam artian pewadahan fisik dapat memiliki daya tarik yang besar, baik dari aspek bentuk maupun fungsi, hingga masyarakat tertarik untuk mengunjunginya.
-
Atraktif; Dalam artian pewadahan fisik bangunan mampu memberikan ekspresi yang spesifik, mencakup unsur-unsur ruang dan desain lainnya sehingga tercipta nuansa yang khas di samping memberikan keunikan tersendiri bagi pengunjung.
(Sumber: Ratu Amie, Ariandhini. (2007). Semarang Pet Centre. Skripsi S1. Universitas Negeri Semarang, Semarang.) 2.5.2. Persyaratan Fasilitas Komersial Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menentukan citra fasilitas pertokoan adalah (Hoyd, Charles King dalam Estri Utami, 2005).
25 a. Kejelasan (clarity); Perlu memberi penyelesaian dengan sesuatu yang sangat penting untuk bisa menarik perhatian pengunjung dan memberi kejelasan bagi seseorang untuk bisa mengenali suatu fasilitas dengan cepat. b. Kemencolokan (boldness); Fasilitas komersial harus mempunyai sesuatu yang membuat orang mengenali dan mengingat dalam memorinya. c. Keakraban (intimacy); Perlu adanya pertimbangan fisik yang mendorong terciptanya suasana akrab, santai, dan nyaman. d. Fleksibilitas (flexibility); Menciptakan suasana yang tidak monoton sehingga pengunjung tidak bosan karena selalu menemukan suasana yang berubahubah. e. Kekompleksan (complexity); Perencanaan dan perancangan yang kompleks akan memungkinkan perubahan dan pengembangan pada fasilitas komersial yang sudah terbangun. f. Efisiensi (efficiency); Sejalan dengan orientasi profit, maka fasilitas komersial harus optimal dalam pengolahan setiap jengkal ruang dan mempertimbangkan biaya yang dikeluarkan untuk pembangunannya. g. Kebaruan; Merupakan tuntutan akan tatanan massa dan ekspresi yang inovatif untuk mencegah kebosanan dan menciptakan atmosfer yang khas pada fasilitas komersial. (Sumber: Ratu Amie, Ariandhini. (2007). Semarang Pet Centre. Skripsi S1. Universitas Negeri Semarang, Semarang.) 2.6.
Tinjauan Khusus Hasil Survey
Dalam penelitian untuk perancangan interior pada Pet Care ini penulis melakukan survey ke beberapa tempat yaitu sebanyak dua one stop pet shop, satu cat cafe dan satu klinik hewan yang berlokasi di Jakarta dan Bandung.
Selain itu penyebaran kuesioner kepada pemilik anjing dan kucing juga dilakukan untuk dijadikan data pembanding yang dapat dijadikan masukkan dalam mendesain perancangan Pet Care. Berikut adalah hasil survey tersebut :
26 2.6.1. Vodka & Latte and Salon co. di Jakarta
(Gambar 2.3. Logo Vodka & Latte and Salon co) Sumber: http://www.vodkaandlatte.com/
2.6.1.1. Informasi Umum Vodka & Latte and Salon co. A. Infomasi Umum Vodka & Latte and Salon co. •
Jam Operasional : Senin – Minggu pukul 09.00 – 20.00
•
Alamat
: Jalan Kemang Timur No. 88A
(Gambar 2.4. Lokasi Vodka & Latte and Salon co.) Sumber: https://jakartayuk.wordpress.com
•
Vodka & Latte and Salon co. Vodka & Latte and Salon co. merupakan sebuah bangunan yang mewadahi para pemilik atau penyayang anjing untuk dapat berkumpul juga menyediakan fasilitas lengkap mulai dari salon, perlengkapan anjing, penginapan anjing, cafe, taman bermain dan kolam renang untuk para anjing dan pemiliknya sehingga bisa menghabiskan waktu bermain bersama. Peralatan yang digunakan dalam salon ini merupakan peralatan salon khusus untuk anjing yang diimpor langsung dari Jepang. Dan yang membedakan tempat ini dengan salon anjing yang lain adalah penggunaan teknologi canggihnya dan teknik potong dari Jepang. Dengan teknik potong yang berasal dari Jepang dapat menghasilkan guntingan yang detail serta bulu anjing yang lebih mengembang.
27
B. Sejarah Berdirinya Vodka & Latte and Salon co. Vodka & Latte and Salon co. adalah dog grooming center pertama di Indonesia dengan standart Jepang, yang berlokasi di Kemang Timur No. 88A dengan area seluas hampir 2000m2, Vodka & Latte didirikan oleh tiga partner yang merupakan pecinta dan pemelihara anjing yaitu Giri Sumantri, Susan Santoso dan Laurens Yahya dan resmi dibuka pada bulan Agustus 2014.
Dipilihnya nama Vodka & Latte and Salon co. diambil dari dua nama anjing pemilik yaitu ‘Vodka’ anjing peliharaan Giri dan ‘Latte’ anjing peliharaan Laurens. Berawal dari perjalanan bisnisnya ke Tokyo, Giri yang berprofesi sebagai desain interior terpesona oleh ‘pet industry’ disana terutama anjing. Giri terobsesi akan perawatan anjing dan teknik styling-nya, ia berpikir jika membuka tempat yang serupa akan menjadi bisnis yang bagus. Setelah itu ia bertemu dengan Tetsuya Yoshida, entrepreneur, dog stylist and groomer yang memiliki salon anjing dan dog grooming school dan menjadikannya sebagai konsultan bisnisnya agar memiliki standarisasi tinggi seperti di Jepang. Dengan passion yang sama yaitu menginginkan tempat untuk anjing dan pemiliknya, dimana dapat melakukan kegiatan bersenang-senang, olahraga dan bersantai bersama. Selain itu mereka juga ingin meningkatkan kesadaran di kalangan masyarakat tentang bagaimana menangani anjing yang lebih baik.
C. Visi & Misi Memiliki slogan “Life is better with a dog” Vodka & Latte menunjukkan visi dan misinya yaitu; mewadahi para pemilik atau penyayang anjing untuk dapat berkumpul dan menjadi dog grooming center pertama di Indonesia dengan standart Jepang.
D. Struktur Organisasi Vodka & Latte and Salon co.
28
(Gambar 2.5. Struktur Organisasi Vodka & Latte Salon and co.)
2.6.1.2. Desain dan Fasilitas Vodka & Latte and Salon co. A. Desain Bangunan Vodka & Latte and Salon co.
(Gambar 2.6. Bangunan Vodka & Latte Salon and co.) Sumber: jktgo.com
Bangunan Vodka & Latte dirancang oleh pemilik dengan tema American Classic. Detail interior dan furniture yang begitu menarik telah dipilih dan disiapkan oleh Giri Sumantri sendiri, yang berprofesi sebagai desainer dan salah satu owner. Dengan konsep "open kitchen" di dalamnya dan suasana keglamoran ala America begitu terasa dengan hadirnya mural anjing karya Sanchia T. Hamidjaja.
B. Fasilitas Vodka & Latte and Salon co. 1) Salon anjing
29
(Gambar 2.7. Area Salon di Vodka & Latte) Sumber: http://www.vodkaandlatte.com/
Salon yang berkonsep open kitchen ini bernuansa clean, menggunakan keramik bertekstrur dengan warna coklat pada lantainya agar mudah dibersihkan atau dilap jika basah. Dinding dicat dengan warna putih agar terciptanya ruangan yang bersih dan keramik putih pada dinding area bathtub, pencahayaan alami cukup baik digunakan di dalam salon ini dengan penggunaan material kaca agar matahari dapat masuk. Ceiling menggunakan gypsum dan terdapat pengering. Salon anjing di Vodka & Latte menawarkan servis cuci dan styling. Semua styling dikerjakan oleh dua stylish dari Jepang yaitu Suzuki dan Miyahara. Salon anjing Vodka & Latte juga menampilkan teknologi tercanggih dari Jepang yang mencakup: -
7 pengering rambut khusus untuk anjing, yang turun dari langitlangit dilengkapi dengan pengatur angin dan suhu.
-
1 pengering berdiri
-
1 box dryer khusus untuk anjing besar
-
7 meja untuk menggunting anjing
-
1 area terpisah untuk mencuci anjing besar
-
1 area terpisah untuk mencuci anjing dengan problem kulit supaya terisolasi dari anjing yang lain
-
Shampo dan conditioner yang semua diimport dari Jepang
-
Alat-alat, gunting dan pembersih dari Jepang
-
Service lainnya seperti : tattoo, pewarnaan dan spa anjing
Total Kapasitas salon : 40 anjing per hari Servis: Wash and Trimming (60 – 120 menit)
30 -
Shampoo (2 kali), Conditioner (1 kali)
-
Body massage (15 menit)
-
Nail cutting
-
Ear & anal glands
-
Paw, Tummy & Eye area Trimming Styling (termasuk dari rangkaian Wash and Trimming)
-
Colouring (60 menit)
-
Tattoo (60 menit)
2) Hotel Anjing & Daycare
(Gambar 2.8. Hotel Anjing & Daycare di Vodka & Latte) Sumber: http://www.vodkaandlatte.com/
Pada lantai selain menggunakan keramik berwarna abu-abu terdapat rumput sintetis yang berfungsi sebagai mini playgroung agar anjing dapat bermain. Dinding dicat berwarna broken white, tidak ada desain yang istimewa pada interior hotel anjing ini. Interior pada ruangan daycare tidak berbeda jauh dengan hotel, hanya saja lantai menggunakan keramik yang sama dengan lobby dan salon yaitu keramik berwarna coklat yang memilik tekstur. Hotel anjing di Vodka & Latte memiliki 40 kandang, 10 untuk anjing besar yang dapat juga dipakai untuk dua anjing kecil sesuai permintaan pemilik dan 30 kandang untuk anjing kecil.
Servis mencakup :
31 -
Makan dan minum dua sampai tiga kali sehari sesuai dengan permintaan pemilik
-
Penyisiran bulu supaya tidak gimbal
-
Pencucian gratis jika tinggal lebih dari 7 hari
-
Jalan-jalan tiga kali sehari
-
CCTV dapat dipasang di kandang sesuai permintaan
-
Pengecekan dan pembersihan kandang tiap jamnya untuk menghindari bau dan bakteri
Total Kapasitas : 40 anjing per hari 3) Toko
(Gambar 2.9. Area Toko di Vodka & Latte) Sumber: Dokumen Pribadi Penulis
Interior pada toko sesuai dengan desain yang bertema American Classic pada Vodka & Latte itu sendiri, terlihat dari detail furniture dan chandelier yang terdapat pada toko. Ceiling gypsum dengan desain datar dipilih pada ruangan toko ini. Putih menjadi warna dominasi, namun dengan terisinya ruangan dengan barang-barang yang dijual membantu menghidupkan suasana ruangan. Mungkin itulah alasannya agar pengunjung dapat dengan mudah memilih barang yang akan dibelinya. Vodka & Latte menjual product pilihan dari Jepang. Produkproduk yang dijual di antaranya:
32
-
Snack dan makanan pilihan dari Jepang
-
Produk kebersihan seperti shampoo, conditioner, sikat gigi dan odol dengan bahan organik
-
Baju dan aksesoris
-
Mainan dan Bantal Anjing
4) Kafe
(Gambar 2.10. Area Kafe di Vodka & Latte) Sumber: Dokumen Pribadi Penulis
Interior pada kafe terbilang cukup iconic dikarenakan adanya dinding yang terdapat mural, selain itu sisi lainnya menggunakan bata ekspos berwarna putih serta panel kayu detail klasik warna biru terdapat elemen dekoratif yaitu cermin dan foto-foto. Lantai keramik bermotif bunga dekoratif dipilih dalam desain area kafe ini. Pemilihan furniture yang sesuai dan ringan pada ruangan yang sudah cukup glamor ini menggunakan produk-produk dari Alvin-T. Tidak terdapat pula variasi ceiling pada area kafe ini.
Pada saat ini kafe anjing dikelola bersama dengan ‘Oh La La’ dimana pengunjung dapat menikmati hidangan panas dan juga minuman dingin dan panas dengan aneka snack khas Oh La La. Selain itu Vodka & Latte juga menyediakan makanan panas dan siap saji untuk para anjing yang berkunjung seperti pasta dengan saos keju, daging cincang dengan sayuran dan sosis dan kentang lembut.
33 5) Fasilitas lainnya
(Gambar 2.11. Kolam Renang di Vodka & Latte) Sumber: Dokumen Pribadi Penulis
Pada luar ruangan atau outdoor terdapat playground yang memiliki dinding yang cukup iconic pula yaitu terdapat mural karya dari Sanchia T. Hamidjaja dan pada paving stones juga dilukis bentuk tulang, yang mana adalah kegemaran anjing yang paling diingat oleh umum. Untuk kolam renang terdapat motif bentuk dog paw atau jejak kaki anjing pada lantai keramiknya.
Vodka & Latte juga menyediakan fasilitas kolam renang dalam dua ukuran. Ukuran kecil seperti jacuzi untuk anjing kecil atau anjing yang baru memulai pengalaman pertamanya dengan air dan juga kolam besar untuk para pemilik anjing yang ingin berenang bersama dengan anjingnya. Vodka & Latte menyediakan pelampung untuk para anjing dan juga staff yang berjada dalam air selama anjing berenang.
(Gambar 2.12. Taman Bermain di Vodka & Latte) Sumber: http://www.vodkaandlatte.com/
Para anjing juga dapat menikmati fasilitas taman bermain untuk bermain dan berjalan-jalan.
34 2.6.1.3. Analisa S.W.O.T Vodka & Latte and Salon co. Strength • Dog grooming center pertama di Indonesia dengan standart Jepang • Memiliki konsep desain dan elemen-elemen interior yang menarik • Berada di lokasi yang strategis, pusat bisnis di Jakarta • Memiliki fasilitas yang cukup lengkap untuk anjing dan pemiliknya Weakness • Keberadaannya cukup tidak terlihat di sepanjang Jalan Kemang Timur Opportunity • Adanya nilai lebih dalam meraih perhatian para penggemar anjing untuk membawa peliharaannya melakukan perawatan di Vodka & Latte. Thread • Sudah adanya beberapa salon untuk hewan di sekitar Jalan Kemang, Jakarta.
2.6.2 Rumah Guguk di Bandung
(Gambar 2.13. Logo Rumah Guguk) Sumber: http://www.rumahguguk.com/
2.6.2.1. Informasi Umum Rumah Guguk di Bandung A. Infomasi Umum Rumah Guguk di Bandung •
Jam Operasional : Senin – Minggu pukul 10.00 – 18.00
•
Alamat
: Jl. Pada Lestari 23, Setiabudhi, Bandung
(Gambar 2.14. Lokasi Rumah Guguk) Sumber: https://assets.kompasiana.com
•
Rumah Guguk
35 Rumah Guguk merupakan suatu “One Stop Lifestyle” berkonsep pet shop yang
berada di Bandung, Jawa Barat. Rumah Guguk
menyediakan fasilitas-fasilitas seperti kolam renang khusus anjing, hotel untuk penitipan anjing, toko perlengkapan anjing (terdapat berbagai produk-produk bagi para anjing seperti baju, sepatu, parfum, makanan dan berbagai aksesoris untuk anjing) dan juga terdapat fasilitas perawatan bagi para anjing. Dan untuk kedepannya Rumah Guguk akan membuka pelayanan untuk kucing serta small pet seperti hamster, dan kelinci.
B. Sejarah Berdirinya Rumah Guguk di Bandung Didirikan pada tanggal 19 September tahun 2013. Rumah Guguk mulanya memiliki luas dengan 100m2 toko hewan peliharaan sederhana di sebuah rumah yang menjual aksesoris dan pelayanan terbatas. Setelah kesuksesan dalam bisnisnya, sekarang Rumah Guguk yang menawarkan beragam layanan & produk untuk hewan peliharaan kini telah mengembangkan luas bangunannya menjadi 1.000m2 di Jalan Pada Lestari, Setiabudi Kota Bandung. Lokasi dipilih dikarenakan udara daerah tersebut masih bisa dibilang sejuk dan terbebas dari polusi, sehingga pengunjung yang datang dapat menikmati ketenangan selagi bermain dengan hewannya di Rumah Guguk.
C. Visi & Misi Rumah Guguk adalah "One Stop Lifestyle" konsep pet shop yang menarik dan terbaik dengan pelayanan lengkap untuk hewan peliharaan. Rumah Guguk berharap dapat membuat setiap pengunjung mendapatkan fasilitas, pengetahuan dan kemudahan sehingga mereka dapat membawa peliharaannya dengan baik.
D. Struktur Organisasi Rumah Guguk di Bandung
36
(Gambar 2.15. Struktur Organisasi Rumah Guguk)
2.6.2.2. Desain dan Fasilitas Rumah Guguk di Bandung A. Desain Bangunan Rumah Guguk di Bandung
(Gambar 2.16. Bangunan Rumah Guguk) Sumber: http://www.valadoo.com/maria.himawati/
Bangunan dan interior dari Rumah Guguk memiliki konsep desain ‘feels like home’ . Hal tersebut sepertinya memiliki alasan yaitu mengambil konsep dari kata ‘Rumah’ pada nama Rumah Guguk itu sendiri yang bertujuan menginginkan para pengunjung yang datang merasakan kenyamanan layaknya di rumah sendiri. Namun juga terdapat sentuhan gaya neoclassic pada bangunan dan interior dari Rumah Guguk ini.
B. Fasilitas Rumah Guguk di Bandung
37 1) Salon/ Grooming
(Gambar 2..17. Salon/Grooming di Rumah Guguk) Sumber: http://www.rumahguguk.com
Berkonsep open kitchen salon hewan pada Rumah Guguk ini menggunakan wallpaper motif gambar silhouette berbagai macam jenis anjing dan panel keramik berwarna coklat. Up ceiling berbentuk tulang pada plafonnya, serta pencahayaan yang baik secara buatan maupun alami dapat masuk ke ruangan ini menjadikan kesan bersih atau clean. Suasana feminine juga terlihat di dalam ruang grooming khusus
styling
dengan
sentuhan
warna
merah
muda
yang
mendominasi pada dinding.
2) Hotel Hewan
(Gambar 2.18. Hotel Hewan di Rumah Guguk) Sumber: http://www.rumahguguk.com
Penitipan hewan peliharaan pada Rumah Guguk ini terdapat pada outdoor dengan konsep wood hut berwarna oranye muda dan abu-abu. Anjing yang dititipkan difasilitasi kandang yang semi outdoor jadi masih mendapatkan udara segar dari luar dan cahaya matahari, lalu jika beristirahat bisa masuk ke dalam kandangnya. 3) Toko/ Store
38
(Gambar 2.19. Store di Rumah Guguk) Sumber: http://www.rumahguguk.com
Memiliki ambiance yang hangat dan membuat pengunjung merasakan layaknya di rumah ada pada area toko dari Rumah Guguk ini. Uniknya terdapat drop ceiling berbentuk jejak kaki anjing atau dog paw pada plafonnya. Banyaknya barang keperluan hewan peliharaan yang dijual sepertinya tidak cukup di area toko seperti terdapatnya barang yang dijual di area kafe, namun peletakkan atas kategori yang dijual di area toko sudah tertata dengan cukup baik. Pada dinding dicat berwarna putih dan keramik motif batu bata di area cashiernya.
4) Fasilitas lainnya; Kafe, Kolam Renang, dan playground
(Gambar 2.20. Kafe di Rumah Guguk) Sumber: Dokumentasi Pribadi
Terdapat pada semi outdoor ceiling area kafe ini menggunakan kayu, berpola lantai pada area kitchen bar dengan keramik berbentuk hexagonal memiliki turunan warna coklat dan pada area duduk
39 pengunjung
keramik
warna
beige.
Selagi
menunggu
hewan
kesayangannya melakukan grooming, pengunjung dapat menikmati makan atau minum dengan pemandangan taman dan kolam renang dengan udara sejuk nan segar khas Bandung.
(Gambar 2.21. Kolam renang di Rumah Guguk) Sumber: http://www.rumahguguk.com
Lantai pada sisi kolam renang menggunakan wood decking. Terdapat pagar yang membatasi antara taman dengan kolam renang. Rumput dipilih untuk taman atau playground dibandingkan dengan paving stones. Pada dinding di area taman yang dimural, menjadikannya cukup iconic dan ciri khas dari Rumah Guguk.
(Gambar 2.22. Taman bermain di Rumah Guguk) Sumber: http://vnyteh.blogspot.com/2014/04/rumah-guguk-bandung.html
2.6.2.3. Analisa S.W.O.T Rumah Guguk di Bandung Strength • Memiliki lokasi yang sejuk dan masih terbilang bebas polusi • ‘One Stop Pet Lifestyle’ terbaik di Bandung • Memiliki desain interior yang nyaman dan membuat pengunjung merasa betah Weakness
40 • Cukup sulit dijangkau karena keberadaannya tidak terlalu terlihat di sepanjang Jalan Setiabudi, Bandung. Opportunity • Adanya nilai lebih dalam meraih perhatian para penggemar anjing di Kota Bandung maupun luar kota untuk membawa peliharaannya melakukan perawatan di Rumah Guguk. Thread • Adanya kompetitor yang lokasinya tidak terkena macet dan lebih strategis di Kota Bandung.
2.6.3 The Cat Cabin di Jakarta
(Gambar 2.23. Logo The Cat Cabin) Sumber: https://www.facebook.com/thecatcabinjakarta
2.6.3.1. Informasi Umum The Cat Cabin A. Infomasi Umum The Cat Cabin •
Jam Operasional : Senin – Kamis pukul 10.00 - 21.00 Jumat – Minggu pukul 10.00 – 22.00
•
Alamat
: Jalan Kemang Raya No. 31, 2nd Floor, Jak-Sel
(Gambar 2.24. Lokasi The Cat Cabin) Sumber: https://www.facebook.com/thecatcabinjakarta
•
The Cat Cabin
41 The Cat Cabin adalah sebuah kafe dimana pelanggan dapat menikmati makanan dan minuman dengan didampingi oleh kucing-kucing yang berada di dalamnya. Terdapat 11 kucing dari berbagai tipe keturunan yang berbeda. Dapat dibilang The Cat Cabin adalah salah satu pet café pertama yang hadir di Jakarta. Berlokasi di Jalan Kemang Raya, The Cat Cabin kini menjadi salah satu tempat untuk berkumpulnya anak muda dan para pecinta kucing. Para pengunjung yang ingin bermain dan berfoto dengan kucing-kucing di kafe ini dikenakan biaya masuk Rp 50.000 untuk 1 jam pertama dan Rp 30.000/jam (untuk dewasa) dan Rp 30.000 (untuk anak-anak). •
Aturan bagi pengunjung selama berada di dalam kafe : o Dilarang memakai sepatu dan menggantinya dengan slippers yang sudah disediakan selama di dalam cafe o Dilarang membawa kucing peliharaan. o Dan beberapa peraturan lainnya untuk berinteraksi dengan kucing yang berada di dalam kafe, seperti dibawah ini;
(Gambar 2.25. Aturan bagi pengunjung Cat Cabin) Sumber: Dokumen Pribadi Penulis
B. Sejarah Berdirinya The Cat Cabin Berawal dari kegemarannya terhadap kucing, tiga pemilik The Cat Cabin yaitu Ayu, Tamma, dan Yansen memiliki ide untuk membuka cat café yang terinspirasi dari cat café ‘Neko no Niwa’ yang berada di Singapore. Sebelumnya mereka berencana untuk membuka The Cat Cabin di daerah SCBD, Jakarta. Namun dipilihlah tempat di Jalan Kemang Raya dikarenakan salah satu pusat bisnis di ibu kota, juga target pasar mereka selain komunitas
42 dan pecinta kucing ialah anak muda yang senang akan tempat baru untuk berkumpul. Akhinya The Cat Cabin dibuka pada tanggal 14 Februari 2015.
Meskipun The Cat Cabin ini sebuah cat café, namun kebersihan adalah hal penting dan utama. Pengunjung harus melepas sepatu dan menggantinya dengan sandal yang disediakan. Area persiapan makanan sepenuhnya dipisahkan dari area kucing, dan tentu saja semua kucing telah potty trained atau dilatih untuk buang air pada tempatnya. Pengunjung disini dibatasi untuk maksimal 20 orang di dalam ruangan, hal tersebut bertujuan agar kucing merasa nyaman.
C. Visi & Misi Menghadirkan tempat rekreasi dengan konsep yang baru yaitu cat café yang belum pernah ada di Indonesia, khususnya di Jakarta. Menjadi tempat berkumpul atau wadah para pecinta kucing maupun yang tidak memelihara kucing untuk dapat bersenang-senang dan bermain bersama kucing.
D. Struktur Organisasi The Cat Cabin
(Gambar 2.26. Struktur Organisasi The Cat Cabin)
2.6.3.2. Desain dan Fasilitas The Cat Cabin A. Desain Bangunan The Cat Cabin The Cat Cabin merupakan public space yang berada di lantai 2 pada sebuah ruko di Kemang Raya, Jakarta. Meskipun sedikit rumit untuk dijangkau namun desain yang dimiliki oleh kafe memiliki suasana yang homey. Elemen
43 dekoratif seperti buku-buku, bantal, photo frames yang berhubungan dengan kucing sangat menarik perhatian. Rak-rak buku yang terdapat pada dinding selain berfungsi sebagai elemen dekoratif dan menyimpan buku, juga berguna sebagai tempat bermain kucing.
(Gambar 2.27. Area Duduk Pengunjung) Sumber: http://manual.co.id/article/the-cat-cabin/
B. Fasilitas The Cat Cabin 1) Entrance dan Kasir
(Gambar 2.28. Entrance & Kasir The Cat Cabin) Sumber: http://manual.co.id/article/the-cat-cabin/
Pada area entrance yang tidak terlalu luas ini terdapat tempat duduk yang
berfungsi
sebagai
kegiatan/aktifitas
pengunjung
untuk
menunggu dan mengganti sepatu dengan slipper yang telah disediakan oleh The Cat Cabin. Sebelum masuk ke dalam ruangan, pengunjung dapat memesan makan dan minum melalui kasir yang terdapat di dekat pintu masuk ruangan. Lantai plester menjadi pilihan pada area
44 ini. Untuk dinding menggunakan bata ekspos berwarna putih dan di sisi lainnya bermaterial kaca dan kayu diatasnya. 2) Area Bermain Kucing
(Gambar 2.29. Area Arena Bermain Kucing di The Cat Cabin) Sumber: http://manual.co.id/article/the-cat-cabin/
Di tengah ruangan terdapat cat playhouse dimana menjadi sarana kucing-kucing untuk bermain. Pada dinding difinishing dengan cara dicat teknik washed berwarna abu-abu. Finishing lantai menggunakan vinyl dan pada bagian plafon exposed ceiling dengan cat berwarna hitam.
3) Area Duduk Pengunjung
(Gambar 2.30.Area Duduk Pengunjung di The Cat Cabin) Sumber: http://manual.co.id/article/the-cat-cabin/
Terdapat beberapa kursi, alas duduk untuk berlesehan dan sofa dimana diatas sofa terdapat elemen dekorasi yaitu rak kayu yang bisa dipergunakan kucing untuk tidur dan juga dijadikan tempat bermain kucing selain arena bermain kucing yang berada ditengah ruangan. Pada siang hari pencahayaan cukup baik, matahari dapat masuk dan mengurangi penggunaan lampu.
45 4) Area Dapur Terdapat cake display dan meja cashier di bagian depan, dan meja cabinet yang berfungsi sebagai storage serta penyajian minuman juga makanan
(menghangatkan
makanan),
karena
makanan
yang
disediakan oleh The Cat Cabin adalah makanan cepat saji.
(Gambar 2.31. Area Dapur di The Cat Cabin) Sumber : Dokumen pribadi
5) Toilet dan Kandang Kucing
(Gambar 2.32. Area Toilet dan Kandang Kucing di The Cat Cabin) Sumber : Dokumen pribadi
Area ini adalah tempat dimana kucing-kucing membuang kotoran pada tempatnya yang disediakan sekaligus kandang mereka untuk istirahat atau saat kafe sudah tutup. Penggunaan keramik berwarna putih dipilih agar mudah dibersihkan dan dapat terlihat apabila ada kotoran.
2.6.3.3. Analisa S.W.O.T The Cat Cabin Strength • Desain yang dimiliki bersifat homey membuat pengunjung terasa nyaman di dalamnya
46 • Salah satu cat café pertama di Indonesia • Berada di lokasi yang strategis Weakness • Keberadaannya cukup sulit ditemukan • Memiliki sirkulasi yang kurang luas • Pemilihan finishing lantai membuat kucing kadang terasa licin saat berjalan Opportunity • Adanya nilai lebih dalam meraih perhatian para pengunjung maupun pecinta kucing untuk berkumpul di The Cat Cabin dan membuatnya semakin diminati pendatang baru, karena konsep cat café yang belum ada di Indonesia khususnya Jakarta. Thread • Hadirnya cat café yang lebih kompetitif dengan lokasi yang lebih mudah dijangkau.
2.6.4 Groovy Vet Care
(Gambar 2.33. Klinik di Groovy Pet) Sumber : www.groovy.co.id
2.6.4.1. Informasi Umum Groovy Vet Care A. Infomasi Umum The Cat Cabin •
Jam Operasional : Senin – Sabtu pukul 09.00 - 17.00
•
Alamat
: Jl. Radio Dalam Raya no. 49, Jakarta 12140
47
(Gambar 2.34. Lokasi Klinik di Groovy Pet) Sumber : www.groovy.co.id
B. Sejarah Berdirinya Groovy Vet Care Awalnya Groovy didirikan pada tahun 1990 karena dari kegemaran pemiliknya akan hewan. Dengan respon dan tanggapan yang baik oleh masyarakat, didirikanlah pada tanggal 9 April 2008 yaitu Groovy Vetcare. Groovy Vetcare adalah klinik hewan dari serangkaian pelayanan yang dimiliki oleh Groovy, salah satu bisnis yang bergerak dalam bidang kesehatan hewan peliharaan khususnya anjing dan kucing. Berawal dengan pet shop dan salon grooming kini melebarkan sayapnya dengan membuka klinik dan pet transport.
C. Visi & Misi Visi: Hewan sebagai sahabat seumur hidup. Misi: Untuk menjadi mitra terbaik dalam menjaga hewan peliharaan sehat, penanganan hewan peliharaan aman, dan memberikan hewan peliharaan produk terbaik.
2.6.4.2. Desain dan Fasilitas Groovy Vet Care
(Gambar 2.35. Entrance & Resepsionis Groovy Vet Care) Sumber : https://www.facebook.com/groovyvetcare
48 Suasana ruangan rapi, bersih, terang, dan terkesan steril terdapat pada entrance dan resepsionis Groovy Vet Care. Ruang tunggu yang terdapat di klinik hewan ini cukup kecil dengan kapasitas tidak sampai hingga 10 orang duduk dengan membawa hewan dalam pangkuan maupun pengunjung yang menuntun anjingnya dengan leash.
(Gambar 2.36. Ruang Periksa Groovy Vet Care Sumber : https://www.facebook.com/groovyvetcare
Pada ruang periksa ini suasana yang dihasilkan adalah nyaman, tenang, dan steril. Ruangan yang didominasi oleh cat tembok dan plafon yang berwarna putih yang memiliki aksen warna hijau dan oranye menimbulkan kesan yang ceria di dalamnya.
Pelayanan yang tersedia di Groovy Vet Care yaitu: -
Veterinary Health
-
Hospitalization
checks and
- Dental care and Dental x-ray
consultations
- Orthopedics; by appointment
-
Vaccinations
- Acupuncture and
-
Dermatology care
-
Ophthalmology care
- X-ray and USG
-
Internal medicine and
- In-house pharmacy
surgery
- Laboratory tests
physiotherapy
2.6.5 Hasil Kuesioner Penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner pada tanggal 13 Maret – 23 Maret 2015. Penyebaran kuesioner dilakukan dengan cara menyebarkan secara langsung kepada responden yang memenuhi kriteria dan secara online (melalui
49 jejaring social twitter dan path) dengan bantuan google spreadsheet. Jumlah data yang diperoleh dan dapat diolah sebanyak 50 responden. A. Profil Responden Bagian ini akan menunjukkan karakteristik responden berdasarkan pada jenis kelamin, usia responden, jenis pekerjaan responden yang dijelaskan pada tabel berikut: Tabel 2.2. Profil Responden Profil Responden
Jumlah
Persentase (%)
14
28
36
72
50
100
24
48
16
32
7
14
3
6
50
100
17
34
5
10
17
34
11
22
50
100
Anjing
22
44
Kucing
25
50
3
6
50
100
Jenis Kelamin Pria Wanita
Usia Responden 18 – 25 tahun 26 = 35 tahun 36 – 45 tahun Lebih dari 45 tahun
Jenis Pekerjaan Mahasiswa/pelajar Wirausaha Karyawan Lain-lain Jenis Peliharaan
Lain-lain
Sumber: Hasil Data Profil Responden Kuesioner diolah oleh penulis
Dari tabel 2.2 diatas dapat terlihat bahwa wanita adalah jumlah responden terbanyak dalam penelitian ini, yaitu berjumlah 36 orang atau sekitar 72% dan
50 untuk jenis kelamin pria berjumlah 14 orang atau 28% dari seluruh total responden yang terlibat dalam penelitian ini. Responden yang berusia 18 – 25 tahun adalah responden yang paling mayoritas dalam penelitian ini yaitu sebanyak 24 orang atau 48% dari total responden yang terlibat dalam penelitian ini. Sedangkan responden yang berusia lebih dari 45 tahun merupakan responden yang paling minoritas dalam penelitian, yakni hanya berjumlah 3 orang atau hanya 6% dari total responden yang terlibat. Diikuti dengan responden yang berusia 36 – 45 tahun dan responden yang berusia 26 – 35 tahun. Sedangkan dilihat dari jenis pekerjaan, mayoritas responden yang terlibat adalah mahasiswa/pelajar dan karyawan yaitu masingmasing berjumlah 17 orang atau sekitar 34% dari total keseluruhan responden.
B. Pola Perawatan Terhadap Hewan Peliharaan Responden Pada bagian ini menjelaskan pola perawatan responden terhadap hewan peliharaannya
berdasarkan
frekuensi
melakukan
perawatannya,
jumlah
pengeluaran keseluruhan responden setiap bulan, frekuensi kepentingan servis dan fasilitas pada sebuah Pet Care, dan aspek-aspek yang dicari pada sebuah Pet Care. Pola perawatan terhadap hewan peliharaan tersebut dapat dilihat pada tabel 2.2 dibawah ini :
Tabel 2.3. Pola Perawatan Terhadap Hewan Peliharaan Responden Jumlah
Persentase (%)
Frekuensi Perawatan Hewan Peliharaan Setiap Bulan Sekali (12 kali)
18
36
Dua Bulan Sekali (6 kali)
15
30
Kurang dari 6 kali
14
28
3
6
50
100
Tidak pernah membawa ke salon
51 Biaya yang dikeluarkan per bulan < Rp 500.000
27
54
Rp 500.000 – Rp 1.000.000
13
26
> Rp 1.000.000
10
20
50
100
Sumber: Hasil Data Pola Perawatan Terhadap Hewan Peliharaan Responden diolah oleh penulis
Dari tabel 2.3 diatas dapat terlihat bahwa mayoritas responden melakukan perawatan terhadap hewan peliharaannya setiap bulan sekali (12 kali) yaitu sebanyak 18 orang atau 36% dari total responden yang terlibat. Sedangkan untuk biaya yang dikeluarkan per bulannya responden yang mengeluarkan biaya kurang dari Rp 500.000 adalah yang paling mayoritas yaitu sebanyak 27 orang atau 54% dari total total keseluruhan responden.
Frekuensi Kepentingan Servis dan Fasilitas Pada Pet Care Dari grafik pada Gambar 2.37 dapat dilihat pada frekuensi kepentingan servis dan fasilitas sebuah Pet Care yang dipilih oleh responden adalah sebagai berikut; -
Pet Salon, responden mayoritas sangat setuju berjumlah 86% atau sebanyak 43 orang.
-
Pet Hotel, responden mayoritas tidak setuju berjumlah 46% atau sebanyak 23 orang.
-
Pet Daycare, responden mayoritas sangat setuju berjumlah 58% atau sebanyak 29 orang.
-
Pet Playground, responden mayoritas sangat setuju berjumlah 44% atau sebanyak 22 orang.
-
Swimming Pool, responden mayoritas tidak setuju berjumlah 46% atau sebanyak 23 orang.
-
Pet Store, responden mayoritas sangat setuju berjumlah 78% atau sebanyak 33 orang.
-
Pet Clinic, responden mayoritas sangat setuju berjumlah 66% atau sebanyak 43 orang.
-
Café, responden mayoritas sangat setuju berjumlah 38% atau sebanyak 19 orang.
52
Gra ik Frekuensi Kepentingan Servis dan Fasilitas Pada Pet Care 100% 80% 60% 40% 20% 0% Pet Salon
Pet Daycar Playgr Hotel e ound
Swim ming Pool
Pet Store
Pet Clinic
Café
Tidak Setuju
10%
46%
12%
20%
46%
8%
16%
34%
Cukup Setuju
4%
20%
30%
36%
28%
14%
18%
28%
Sangat Setuju
86%
34%
58%
44%
26%
78%
66%
38%
(Gambar 2.37. Grafik Frekuensi Kepentingan Servis dan Fasilitas Pada Pet Care) Sumber: Hasil Data Frekuensi Kepentingan Servis dan Fasilitas Pada Pet Care Menurut Responden diolah oleh penulis
Jadi dapat disimpulkan bahwa Pet Salon adalah servis yang mayoritas dipilih ‘sangat setuju’ oleh keseluruhan responden yaitu sebanyak 86% (43 orang) yang diikuti dengan 78% (39 orang) memilih Pet Store, 66% (33 orang) memilih Pet Clinic, 58% (29 orang) Pet Daycare, 44% (22 orang) Pet Playground, dan 38% (19 orang) Café. Sedangkan untuk pilihan ‘tidak setuju’ mayoritas memilih Pet Hotel yang berjumlah 46% (23 orang) dan Swimming Pool sebanyak 46% (23 orang).
Aspek Yang Dicari Pada Pet Care
(Gambar 2.38. Grafik Aspek Yang Dicari Pada Pet Care) Sumber: Hasil Data Aspek Yang Dicari Responden Pada Pet Care diolah oleh penulis
Dapat dilihat pada grafik pada Gambar 2.38. mayoritas aspek yang dicari pada sebuah Pet Care secara berurut hingga ke minoritas adalah ; -
cleanliness yaitu sebanyak 15,5% responden (43 orang),
53 -
customer service yaitu sebanyak 15% responden (40 orang),
-
pet food yaitu sebanyak 11,5% responden (32 orang),
-
reasonable price yaitu sebanyak 10% responden (30 orang),
-
certification yaitu sebanyak 9,5% responden ( 26 orang),
-
pet daycare yaitu sebanyak 8% responden ( 22 orang),
-
accessories yaitu sebanyak 5,5% responden (15 orang),
-
toys yaitu sebanyak 5% responden (14 orang),
-
pet playground yaitu sebanyak 4,5% responden (13 orang),
-
interesting interior design yaitu sebanyak 4% responden (11 orang),
-
café yaitu sebanyak 3,5% responden (10 orang),
-
swimming pool yaitu sebanyak 3% responden (6 orang),
-
pet hotel yaitu sebanyak 2,5% responden (7 orang),
-
hair dye yaitu sebanyak 2% responden (5 orang),
-
proffesional photo yaitu sebanyak 0,5% responden (1 orang).
C. Interior Pilihan Responden Untuk Pet Care Pada bagian ini akan menunjukkan karakteristik pilihan interior seluruh responden, kegiatan yang dilakukan responden saat menunggu hewan peliharaannya saat melakukan treatment di sebuah Pet Care, fasilitas penunjang yang diinginkan terdapat pada sebuah Pet Care, dan desain juga fasilitas yang diinginkan responden pada Pet Care jika terdapat di sebuah pusat perbelanjaan. Tabel 2.4. Interior Pilihan Responden Untuk Pet Care Jumlah
(%)
No. 1 (simple modern)
8
16
No. 2 (shabby chic)
8
16
20
40
No. 4 (warm industrial)
5
10
No. 5 (natural)
8
16
No. 6 (romantic minimalism)
1
2
50
100
2
10
Pilihan Interior Untuk Sebuah Pet Care
No .3 (playful)
Aspek Utama Pada Interior Yang Terpilih (Playful) Pencahayaan
54 Estetika
-
-
Suasana/ambiance
2
10
Fungsional
3
15
13
65
20
100
Pet Behavior
Sumber: Hasil Data Interior Pilihan Responden Untuk Pet Care diolah oleh penulis
Dapat dilihat pada tabel 2.4 pilihan interior pada sebuah Pet Care yang mayoritas dipilih responden adalah konsep playful yaitu sebanyak 40% (20 orang). Lalu untuk pilihan konsep simple modern, shabby chic, dan natural memiliki jumlah persentase yang sama yaitu 16% atau sebanyak 8 orang di masing-masing kategorinya, diikuti konsep warm industrial dengan jumlah persentase 10% (5 orang). Dan pilihan minoritas responden terdapat pada konsep romantic minimalism yaitu 2% (1 orang).
Konsep interior mayoritas yaitu playful, telah dipilih oleh responden sebanyak 20 orang. Aspek yang mereka lihat dari konsep tersebut adalah 65% karena alasan pet behavior (13 orang),
fungsional 15% (3 orang), lalu aspek
pencahayaan dan suasana dengan persentase yang sebanding yaitu 10% (masingmasing aspek berjumlah 2 orang).
Kegiatan dan Aktifitas Disaat Menunggu di Pet Care Dapat dilihat pada grafik Gambar 2.39. diatas bahwa kegiatan dan aktifitas yang dilakukan responden saat menunggu di Pet Care yaitu duduk/membaca buku memiliki persentase ‘sangat setuju’ 56% (28 orang), perolehan ‘cukup setuju’ dan ‘tidak setuju’ berjumlah seimbang yaitu 22% (masing-masing 11 orang).
Kegiatan shopping memiliki persentase mayoritas ‘sangat setuju’ 52% (26 orang), perolehan ‘cukup setuju’ yaitu 26% (13 orang), dan ‘tidak setuju’ sebanyak 22% (11 orang).
55
Grafik Kegiatan dan Aktifitas Disaat Menunggu di Pet Care Tidak Setuju
Cukup Setuju
Sangat Setuju
56% 22%22%
52% 22%26%
50% 22%28%
28%42%30%
Duduk/baca buku
Shopping
Makan & minum
Training
(Gambar 2.39. Grafik Kegiatan dan Aktifitas Disaat Menunggu di Pet Care) Sumber: Hasil Data Kegiatan dan Aktifitas Disaat Menunggu di Pet Care diolah oleh penulis
Untuk kegiatan makan dan minum persentase mayoritas ‘sangat setuju’ yang didapat yaitu 50% (25 orang), perolehan ‘cukup setuju’ 28% (14 orang), dan ‘tidak setuju’ sebanyak 22% (11 orang).
Sedangkan kegiatan pet training mayoritas terdapat pada ‘cukup setuju’ yaitu 42% (21 orang), selanjutnya ‘sangat setuju’ 30% (15 orang) dan jumlah responden memilih ‘tidak setuju’ adalah 28% (14 orang).
Fasilitas Penunjang Yang Diinginkan di Pet Care Dapat dilihat pada grafik pada Gambar 2.40. fasilitas penunjang yang diinginkan pada sebuah Pet care mayoritas responden memilih pet playground yaitu sebanyak 40% (20 orang), selanjutnya yang memilih café dan lain-lain sebanyak 14% (masing-masing 7 orang), responden yang tidak menjawab sebanyak 12% (sekitar 6 orang), serta dengan persentase seimbang yaitu 6% (masing-masing 3 orang di tiap fasilitasnya) untuk swimming pool, pet toilet, dan free wifi. Sedangkan pet training menjadi pilihan minoritas yaitu hanya 2% (1 orang).
56
(Gambar 2.40. Grafik Fasilitas Penunjang Yang Diinginkan di Pet Care) Sumber: Hasil Data Fasilitas Penunjang Yang diinginkan di Pet Care diolah oleh penulis
Desain Pet Care Apabila Berada di Pusat Perbelanjaan
Grafik Desain Pilihan Untuk Pet Care di Pusat Perbelanjaan Indoor
Semi Outdoor
80% 20% Hasil Pilihan Responden (Gambar 2.41. Grafik Desain Pilihan Untuk Pet Care di Pusat Perbelanjaan) Sumber: Hasil Data Desain Pet Care Pilihan Responden di Pusat Perbelanjaan diolah oleh penulis
Dapat dilihat pada Gambar 2.41 hasil grafik dari desain Pet Care yang dipilih oleh seluruh responden dalam penelitian ini memilih 80% semi outdoor (40 orang) untuk apabila Pet Care berada pada sebuah pusat perbelanjaan. Dan 20% memilih untuk indoor (10 orang).
57 Fasilitas Pilihan Untuk Semi Outdoor
Grafik Fasilitas Pilihan Untuk Semi Outdoor Pada Pet Care Tidak Setuju
Cukup Setuju
Sangat Setuju
78% 58% 38% 18% 36% 36% 34% 30% 26% 24% 16% 6% Playground Swimming Pet Hotel Pool
Café
(Gambar 2.42. Grafik Fasilitas Pilihan Untuk Semi Outdoor Pada Pet Care) Sumber: Hasil Data Fasilitas Pilihan Untuk Semi Outdoor
Pada grafik Gambar 2.42 dapat dilihat bahwa fasilitas untuk semi outdoor yang mayoritas dipilih oleh responden adalah : -
pet playground dengan persentase ‘sangat setuju’ yaitu 78% (39 orang), ‘cukup setuju’ yaitu 16% (8 orang) dan ‘tidak setuju’ yaitu 6% (3 orang)
-
café dengan persentase ‘sangat setuju’ yaitu 58% (29 orang), ‘cukup setuju’ yaitu 16% (8 orang) dan ‘tidak setuju’ yaitu 6% (3 orang)
-
pet hotel café dengan persentase ‘sangat setuju’ yaitu 38% (19 orang), ‘cukup setuju’ yaitu 36% (18 orang) dan ‘tidak setuju’ yaitu 26% (13 orang)
-
swimming pool café dengan persentase ‘cukup setuju’ yaitu 36% (18 orang), ‘tidak setuju’ yaitu 34% (17 orang) dan ‘sangat setuju’ yaitu 30% (15 orang)