BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Proyek dan Investasi Sejak dahulu telah dikenal adanya proyek. Wujud dan skalanya dapat beraneka ragam mulai dari rumah hunian sederhana sampai dengan candi – candi raksasa. Semakin maju peradaban manusia semakin besar dan kompleks proyek yang dikerjakan dengan melibatkan penggunaan bahan – bahan, tenaga kerja, dan teknologiyang semakin terampil dan canggih. Dari semua itu yang dimaksud dengan proyek sendiri itu apa? Menurut Project Management Institute, proyek adalah kegiatan /usaha bersifat sementara yang dilakukan untuk menciptakan produk atau jasa yang unik. Hal yang cukup spesifik dari karakteristik proyek adalah sifatnya yang sementara, bukan kegiatan rutin dan berulang (repetitive). Dan menurut A Guide to the Project Management Body of Knowledge, proyek setidaknya dapat dilihat dan dikelola dari 9 subdisiplin
pengetahuan/manajemen
yakni:
manajemen
lingkup
pekerjaan,
manajemen waktu, manajemen biaya, manajemen kualitas, manajemen SDM, manajemen komunikasi, manajemen risiko, manajemen procurement, dan manajemen integrasi. Seluruh bagian disiplin ilmu ini saling terkait satu sama lain, sehingga penguasaan dan penererapannya sangat penting artinya bagi kesuksesan proyek.
9
Sedangkan menurut Iman Soeharto (1999:2), adalah suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk menghasilkan produk atau deliverable yang criteria mutunya telah digariskan dengan jelas. Lingkup tugas tersebut dapat berupa pembangunan pabrik, pembuatan produk baru atau pelaksanaan penelitian dan pengembangan. Dari pengertian diatas maka ciri pokok proyek adalah sebagai berikut : •
Bertujuan menghasilkan lingkup (scope) tertentu berupa produk akhir atau hasil kerja akhir.
•
Dalam proses mewujudkan lingkup diatas, ditentukan jumlah biaya, jadwal, serta criteria mutu.
•
Bersifat sementara, dalam arti umurnya dibatasi oleh selesainya tugas. Titik awal dan akhir ditentukan dengan jelas.
•
Non rutin, tidak berulang-ulang. Macam dan intensitas kegiatan berubah sepanjang proyek belangsung.
Dalam pelaksanaan suatu proyek tidak bisa lepas dengan apa yang dinamakan investasi. Investasi secara umum dapat diartikan sebagai keputusan untuk mengeluarkan dana pada saat sekarang untuk membeli aktiva riil ( tanah, rumah, mobil, dan sebagainya) atau aktiva keuangan (saham, obligasi, reksadana, wesel dan sebagainya) dengan tujuan untuk mendapatkan penghasilan yang lebih besar dimasa yang akan datang.
10
Menurut Gitman (2000:332-334), investasi (jangka panjang) atau pengeluaran modal (capital expenditure) adalah komitmen untuk mengeluarkan dana sejumlah tertentu pada saat sekarang untuk memungkinkan perusahaan menerima manfaat di waktu yang akan dating, dua tahun atau lebih. Lebih lanjut, Fitzgerald (1978:6) menyatakan bahwa investasi adalah aktivitas yang berkaitan dengan usaha penarikan sumber-sumber (dana) yang dipakai untuk mengadakan barang modal pada saat sekarang, dan dengan barang modal itu akan dihasilkan aliran produk baru di masa yang akan datang. Dengan makna yang sama, van Horne (1981:106) dan J.J. Clark dkk. (1979:3) menyatakan bahwa investasi adalah kegiatan yang memanfaatkan pengeluaran kas pada saat sekarang untuk mengadakan barang modal guna menghasilkan penerimaan yang lebih besar di masa yang akan datang untuk waktu dua tahun atau lebih. Memperhatikan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa investasi adalah pengeluaran untuk mengadakan barang modal pada saat sekarang dengan tujuan untuk menghasilkan keluaran barang atau jasa agar dapat diperoleh manfaat yang lebih besar dimasa yang akan dating. 2.1.1 Proyek Penghematan Biaya (Cost Reducing Project) Menurut Murdifin Haming dan Salim Basalamah (2000:30), proyek penghematan biaya adalah proyek yang ditujukan untuk memperbaiki proses produksi atau proses bisnis dalam usaha menekan biaya usaha. Proyek ini merupakan bagian dari proyek perusahaan (business sector project, profit motive project), yang dibangun dan
11
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat umum dengan tujuan untuk menghasilkan laba.
2.2 Kegunaan Studi kelayakan Secara umum, menurut Murdifin Haming dan Salim Basalamah (2000:12) kegunaan primer dari studi kelayakan adalah : 1. Memandu pemilik dana (investor) untuk mengoptimalkan penggunaan dana yang dimilikinya. 2. Memperkecil risiko kegagalan investasi dan, pada saat yang sama, memperbesar peluang keberhasilan investasi yang bersangkutan. 3. Alternatif investasi teridentifikasi secara obyektif dan teruji secara kuantitatif sehingga manajer puncak mudah mengambil keputusan investasi yang obyektif. 4. Aspek terkait terungkap secara keseluruhan dan lengkap sehingga penerimaan dan atau penolakan terhadap alternatif investasi didasarkan atas pertimbangan terhadap semua aspek proyek dan bukan hanya aspek finansial saja. Sedangkan menurut Suad Husnan dan Suarsono (2000:7), tujuan dilaksanakannya analisa kelayakan adalah untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal yang besar untuk kegiatan yang tidak menguntungkan. Lain halnya menurut pandangan Iman Soeharto (1999:76) yang menerangkan bahwa pengkajian yang bersifat menyeluruh dan mencoba menyoroti segala aspek kelayakan proyek atau investasi
12
dikenal sebagai studi kelayakan. Disamping sifatnya yang menyeluruh, studi kelayakan harus dapat menyuguhkan hasil analisis secara kuantitatif tentang manfaat yang akan diperoleh dibandingkan dengan sumber daya yang diperlukan.
2.3 Aspek Teknis Dalam kajian teknis merupakan bagian untuk menganalisa kelayakan proyek dari segi teknis engineering yang dimaksudkan untuk memberikan batasan garis besar parameter – parameter teknis yang berkaiatan dengan perwujudan fisik proyek. Sistem Design atau perancangan sistem merupakan kegiatan untuk pengembangan sistem dan prosedur baru, dalam kaitannya dengan sasaran-sasaran (baru) yang dikehendaki oleh pihak manajemen, untuk memperoleh suatu sistem yang mampu dipakainya untuk miningkatkan profitabilitas perusahaannya secara lebih efektif dan efisien. Perancangan sistem (baru) tersebut dilakukan dengan meningkatkan efisiensi aliran proses kerja dalam suatu organisasi atau perusahaan, serta memperbaiki sistem pengendaliannya melalui kegiatan operasional perusahaan. Perancangan sistem merupakan sebuah proses yang terdiri dari beberapa kegiatan. 1. adalah menentukan secara tepat dan rinci operasional manajemen yang berkaitan dengan kegiatan pengolahan data yang dikehendaki oleh manajemen yang sebenarnya.
13
2. Adalah mengatur semua kebutuhan tadi, serta membagi-baginya secara sistematis
pada
beberapa
tahap
dan
bagian,
yang
nantinya
akan
dioperasionalkan. 3. Ketiga menentukan cara-cara pelaksanaan dari masing-masing jenis tugas tersebut. 4. Keempat menentukan tingkat ukuran mutu untuk menilai keberhasilan (dan ketidakberhasilan) dari masing-masing performa tugas-tugas tersebut. Beberapa hal yang menjadi landasan teori dari kajian teknis proyek ini, yakni: 2.3.1 .Proses Painting Painting secara garis besar adalah proses pelapisan bahan baik logam maupun plastic, dan untuk kesempatan kali ini kita fokus untuk pelapisan bahan logam. Dalam proses ini terbagi menjadi 5 bagian besar yaitu : 1. Persiapan material ( pretreatment ) 2. Pengecatan ( Painting ) 3. Pengeringan 4. Finish Semua benda kerja sebelum dicat harus dipersiapkan permukaannya agar betul betul bersih dari hal –hal yang dapat mengurangi ketahanan / daya lekat cat pada benda kerja
14
2.3.2 Sifat Larutan Beberapa sifat larutan yang penting dan harus diperhatikan dalam proyek ini adalah : 2.3.2.1 Konduktivitas Jika sebuah larutan bersifat elektrolit maka ia memiliki kemampuan untuk menghantarkan arus listrik. Suatu zat yang bersifat elektrolit dapat berupa senyawa asam, basa, atau garam mineral. Besarnya kemampuan konduktivitas (K), dinyatakan dalam besaran ohm-1 m-1 atau Siemen (S). Setiap zat memiliki nilai konduktivitas sendiri yang dapat diukur. Perubahan konsentrasi zat terlarut pada larutan akan berpengaruh pada nilai konduktivitas akhir larutan. Semakin tinggi konsentrasi semakin tinggi pula nilai konduktivitas larutan. 2.3.2.2 DI Water Dalam proses painting ada bagian dimana untuk persiapan material yang akan diproses pasti akan melewati bagian ini. Pretreatment adalah proses dimana maerial atau barang mentah yang akan di painting akan di persiapkan secara kimiawi sehingga pada akhir dari proses ini barang tersebut telah siap untuk dilapis cat. Pada proses ini banyak menggunakan media berupa air, ada air pam dan DI water. Untuk air pam ini yang biasa kita gunakan untuk kehidupan sehari – hari adalah air yang mempunyai conductivity 150 – 300 µS sehingga dalam banyak mengandung mineral dan ion – ion .
15
Sedangkan untuk DI water ( Demineral Ionnizer Water ) adalah air yang telah melewati proses filtrasi yang menghilangkan bahan kimia berbahaya, organic dan bakteri. Dan untuk kondisi conductivity nya bisa mencapai < 2 µS, jadi sangat bagus untuk proses pembilasan dalam proses pretreatment karena dapat mengurangu potensi terjadinya korosi pada barang yang akan di cat.
2.4 Aspek Finansial Studi mengenai aspek finansial merupakan aspek yang paling penting dari studi kelayakan. Hal tersebut disebabkan karena, meskipun studi mengenai aspek-aspek selain aspek finansial menyatakan bahwa proyek tersebut layak, tetapi apabila studi aspek finansial memberikan hasil yang tidak layak, maka usulan proyek akan ditolak karena tidak akan memberikan manfaat ekonomi. 2.4.1 Dana Kebutuhan Investasi Dihubungkan dengan jenis penggunaan dana, maka dana yang diperlukan dibedakan atas: 1. Dana investasi inisial (initial investment), yaitu dana investasi yang diperlukan untuk mengadakan barang modal. 2. Dana modal kerja (working capital), yaitu dana yang diperlukan untuk membiayai aktivitas operasi sesudah proyek memasuki fase operasi komersial.
16
Berdasarkan uraian diatas, maka sebuah proyek memerlukan dua macam pengeluaran, yakni: 1. Pengeluaran modal (capital expenditure), yaitu pengeluaran untuk investasi inisial. 2. Pengeluaran operasi untuk pendapatan (operating or revenue expenditure), yaitu modal kerja yang dibutuhkan untuk membiayai operasi sesudah memasuki fase komersial. Dari semua itu dasar dan tujuan analisis aspek finansial dibedakan dari aspek finansial – ekonomi. Analisis finansial berangkat dari tujuan yang umumnya dimiliki oleh perusahaan swasta yaitu berkepentingan untuk meningkatkan kekeyaan perusahaan yang diukur dengan naiknya nilai saham. Sedangkan aspek ekonomi, mengkaji manfaat dan biayabagi masyarakat secara menyeluruh. 2.4.2 Sistematika Aspek Finansial Dalam proses mengkaji kelayan proyek atau investasi dari aspek finansial, pendeekatan konvensional yang dilakukan adalah dengan menganalisis perkiraan aliran kas keluar dan masuk selama umur proyek atau investasi. Sistematika analisis aspek finansial di atas mengikuti urutan sebagi berikut: 1. Menentukan Parameter Dasar Parameter dasar memberikan ketentuan, antara lain mengenai kapasitas produksi, teknologi yang dipakai, pilihan peralatan utama, fasilitas pendukung, jumlah produksi, pangsa pasar, proyeksi harga produk dan lain – lain. Dengan
17
demikian, telah ada batasan lingkup proyek yang memungkinkan pembuatan perkiraan biaya pertama. 2. Membuat Perkiraan Biaya Investasi Tiga komponen utama biaya investasi yaitu biaya pertama atau biaya pembangunan, modal kerja (working capital), dan biaya operasi / produksi. 3. Proyeksi Pendapatan Adalah perkiraan dana yang masuk sebagai hasil penjualan produksi dari unit usaha yang bersangkutan. Dalam pada itu, analisis titik impas (break even point analysis) akan menunjukkan hubungan antara jumlah produksi, harga satuan, dan profitabilitas suatu unit usaha. 4. Membuat Model Sebagai model untuk dianalisis dalam rangka mengkaji kelayakan finansial adalah aliran kas selama umur investasi. 5. Kriteria penilaian Pembahasan mengenai criteria penilaian (figure of merit) diawali dengan konsep equivalent yang mencoba memberikan bobot kuantitatif faktor waktu terhadap nilai uang seperti bunga. Terdapat bermacam – macam criteria penilaian yang dianggap baku, beberapa diantaranya seperti NPV, IRR, indeks profitabilitas dan lain – lain.
18
6. Melakukan Penilaian dan Menyusun Rangking Alternatif Penilaian akan menghasilkan mana usulan yang mempunyai prospek baik dan tidak baik, untuk selanjutnya ditolak atau diterima. Ini dikenal dengan pendekatan accept accept decision. 7. Analisis Resiko Yaitu mencoba mengaitkan dengan keputusan pendanaan dan melihat bagaimana kemungkinan interaksi yang terjadi. 2.4.3 Analisis Pendapatan dan Aliran Kas Umur suatu proyek bergantung pada bermacam faktor, seperti faktor teknis, misalnya umur peralatan utama telah tua sehingga biaya pemeliharaan menjadi terlalu tinggi. Atau proses produksi yang dipakai telah ketinggalan teknologi sehingga mengakibatkan ongkos produksi tidak dapat bersaing, selain itu disebabkan faktor permintaan pasar produk yang dihasilkan terlalu lemah. Ini semua menyebabkan diambilnya keputusan bahwa unit usaha investasi tidak ekonomis untuk dioperasikan lebih lanjut. 2.4.3.1 Biaya Pertama Biaya pembangunan fisik serta pengeluaran lainnya yang berkaitan sering disebut sebagai biaya pertama (first cost), yang meliputi modal tetap untuk membangun proyek dan modal kerja. 1. Modal Tetap untuk Membangun Proyek •
Pengeluaran untuk studi kelayakan, penelitian, dan pengembangan.
19
•
Pengeluaran untuk membiayai desain engineering dan pembelian.
•
Pembiayaan untuk membangun instalasi atau fasilitas produksi.
2. Modal Kerja •
Modal kerja adalah pengeluaran untuk membiayai keperluan operasi dan produksi pada waktu pertama kali dijalankan
2.4.3.2 Biaya Operasi atau Produksi Biaya operasi, produksi atau manufaktur, dan pemeliharaan (maintenance) adalah pengeluaran yang diperlukan agar kegiatan operasi dan produksi berjalan lancar sehingga dapat menghasilkan produk sesuai dengan rencana. Biaya ini terdiri dari beberapa komponen seperti diperlihatkan dibawah ini : 1. Bahan Mentah : Pengeluaran biaya untuk pengadaan bahan mentah merupakan porsi yang cukup besar dari ongkos produksi. Ini meliputi biaya pembelian bahan mentah, transportasi, dan asuransi. Jumlahnya tergantung pada kuantitas dan harga satuan yang besangkutan 2. Tenaga Kerja : Pengeluaran biaya untuk tenaga kerja operasi dan produksi terdiri dari gaji dan tunjangan bagi mereka yang terlihat langsung maupun tidak langsung dalam proses produksi. Misalnya, gaji dan tunjangan bulanan, sewa rumah, dana kesehatan, uang kerja lembur, bonus dan lain – lain.
20
3. Utility dan Penunjang : Ini adalah pengeluaran untuk mendukung operasi dan produksi seperti bahan bakar, air pendingin, uap air, steam, dan lain – lain. 4. Administrasi, Manajemen, dan Overhead : Untuk melaksanakan operasi dan produksi, pengeluaran – pengeluaran pentingyang sifatnya tidak langsung adalah administrasi, manajemen dan overhead, pajak atas asset, royalty, promosi dan lain – lain. 2.4.3.3 Pendapatan Adalah jumlah pembayaran yang diterima perusahaan dari penjualan barang atau jasa. Pendapatan dihitung dengan mengalikan kuantitas barang terjual dengan harga satuan. Rumusnya adalah : P=Dxh dimana, P = Pendapatan D = Jumlah (quantity) terjual h = Harga satuan per unit
Pada awal operasi, umumnya sarana produksi tidak dipacu untuk berproduksi penuh, tetapi naik perlahan – lahan sampai segala sesuatunya siap untuk mencapai kapasitas penuh. Oleh karena itu, perencanaan jumlah pendapatan pun harus disesuaikan.
21
2.4.4. Anilisis Laba dan Titik Impas Analisis laba atau profitability analysis dimaksudkan untuk mengetahui besarnya perubahan laba bila faktor – faktor seperti biaya produksi, volume, dan harga penjualan berubah. Oleh karena laba merupakan unsur aliran kas yang akan dipakai sebagai model analisis aspek finansial proyek (investasi), maka perlu dianalisis hubungan serta pengaruh faktor – faktor tersebut diatas satu dengan yang lainnya. Untuk analisis laba dan titik impas, biaya operasi produksi dikelompokkan menjsdi biaya tetap dan biaya tidak tetap. 2.4.4.1 Biaya Tetap Total biaya jenis ini besarnya tetap, dalam arti tidak bergantung pada volume produksi. Misalnya, biaya untuk kompensasi manajemen atau membayar pajak gedung dan bangunan (PBB). Jadi, meskipun jumlah produk yang dihasilkan mengalami peningkatan atau penurunan, pengeluaran untuk butir – butir ini jumlahnya tetap. Bila dibuat grafik akan terlihat seperti pada gambar 4.1 :
800 600 Biaya tetap 400 200 0
10
20
30
40
50
Jumlah Produksi Gambar 2.1
60
70
22
2.4.4.2. Biaya Tidak Tetap (Variabel) Berbeda dengan biaya tetap, biaya variable mempunyai hubungan erat dengan tingkat produksi. Misalnya, hubungan tersebut mengikuti pola garis linier, jadi bila produksi naik maka biaya tidak tetap juga naik. Ditulis dengan rumus :
TVC = VC x Q
dimana, TVC = Total biaya Variabel VC = Biaya tidak tetap per unit Q
= Jumlah produksi
Total biaya produksi adalah jumlah biaya tetap dan tidak tetap
800 600 Biaya tidak tetap 400 200 0
10
20
30
40
50
Jumlah Produksi
Gambar 2.2
60
70
23
2.4.4.3 Titik Impas Titik impas (break even point) adalah titik dimana total biaya produksi sama dengan pendapatan. Tititk impas menunjukkan bahwa tingkat produksi telah menghasilkan pendapatan yang sama besarnya dengan biaya produksi yang dikeluarkan. Sumbu vertical menunjukkan jumlah biaya (produksi atau pendapatan) yang dinyatakan dalam rupiah, sedangkan sumbu horizontal menunjukkan volume produksi (jumlah output) yang dinyatakan dalam satuan unit. Garis a, b dan c, berturut – turut adalah biaya tetap, biaya tidak tetap dan biaya total. Biaya total adalah jumlah dari a dan b, sedangakan d adalah jumlah pendapatan dari titik penjualan produksi. Di atas titil I, di antara garis d dan c, merupakan daerah laba.
Biaya d (pendapatan) LABA
c (biaya total)
b (biaya tidak tetap) Titik Impas a (biaya tetap)
Volume produksi
Gambar 2.3 Hubungan Volume produksi, total biaya, dan titik impas
24
2.4.4.3.1. Rumus Perhitungan Dengan asumsi bahwa harga penjualan per unit produksi adalah konstan maka jumlah unit pada titik impas dihitung sebagai berikut :
Pendapatan = Biaya produksi = Biaya tetap + Biaya tidak tetap = FC + Qi x VC Jadi,
Qi x P = FC + Qi x VC Qi
=
FC P − VC
di mana, Qi = Jumlah unit (volume) yang dihasilkan dan terjual pada titik impas FC = Biaya tetap P
= Harga penjualan per unit
VC = Biaya tidak tetap per unit
Selain dapat mengungkapkan hubungan antara volume produksi, harga satuan dan laba, analisis titik impas bagi manajemen akan memberikan informasi mengenai hubungan antara biaya tetap dan biaya variable. Berdasarkan grafik dan rumus diatas terlihat bahwa perusahaan dengan biaya tetap yang tinggi harus memproduksi dan menjual lebih banyak produk untuk sampai pada titik impas dibanding perusahaan
25
dengan biaya tetap lebih rendah. Hal ini perlu diperhatikan pada waktu pengadaan pemilihan peralatan dan mengikuti perkembangan proses teknologi. Metode pemulihan investasi (payback method) adalah metode analisis kelayakan investasi yang berusaha untuk menilai persoalan kelayakan investasi menurut jangka waktu pemulihan modal yang diinvestasikan. Jangka waktu pemulihan modal (payback period) adalah jangka waktu yang diperlukan, biasanya dinyatakan dalam satuan tahun, untuk mengembalikan seluruh modal yang diinvestasikan. Menurut Murdifin Haming dan Salim Basalamah (2000:94,103), acuan untuk menghitung masa pemulihan modal adalah sebagai berikut: 1. Metode arus kumulatif. Metode ini dipakai sebagai alat penilai kelayakan apabila arus kas proyek tidak seragam, atau berbeda dari tahun ke tahun. 2. Metode arus rata-rata. Metode ini dipakai apabila arus kas proyek seragam, atau sama besarnya dari tahun ke tahun selama usia ekonomis proyek. Persamaan yang digunakan adalah:
dimana: T = periode pemulihan modal I o = investasi inisial A = Arus kas yang seragam