BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Data Menurut Connolly dan Begg (2010, p19), data adalah komponen yang paling penting dalam Database Management System (DBMS), berasal dari sudut pandang end user. Data berguna sebagai jembatan antara mesin dan pengguna. 2.1.2. Database Menurut Connolly dan Begg (2010, p65), Database adalah kumpulan dari data yang saling berelasi secara logikal dan sebuah deskripsi dari data tersebut, yang didesain untuk menemukan informasi yang dibutuhkan oleh suatu organisasi. Menurut Gretchen Irwin et al (2012) dalam jurnalnya mengatakan, Organisasi bergantung pada database untuk memberikan data yang akurat dan tepat waktu untuk mendukung operasi mereka dan pengambilan keputusan. 2.1.3. Database Management System (DBMS) 2.1.3.1.
Pengertian DBMS Menurut Connolly dan Begg (2010, p66), DBMS adalah sebuah perangkat lunak yang memberikan kebebasan pada pengguna untuk mendefinisikan, membuat, memelihara dan mengontrol akses ke database.
7
Menurut Kyu Young Whang, Jae-Gil Lee et al dalam jurnalnya mengatakan, DBMS menyediakan mekanisme ekstensi untuk menambahkan jenis data barudan operasi untuk DBMSs mereka sendiri 2.1.3.2.
Keuntungan penggunaan DBMS Menurut Connolly (2010, p77), keuntungan menggunakan DBMS sebagai berikut:
2.1.3.3.
•
Mengontrol pengulangan data
•
Konsistensi data
•
Lebih banyak informasi dari jumlah data yang sama
•
Membagi data
•
Meningkatkan integritas data
•
Meningkatkan keamanan
•
Penegasan standar
•
Keseimbangan dari persyaratan yang bertentangan
•
Meningkatkan kemudahan akses dan respon data
•
Meningkatkan pemeliharaan melalui data yang mandiri
•
Meningkatkan ketepatan
•
Meningkatkan backup dan recovery services.
Kerugian pengunaan DBMS Menurut Connolly (2010, p77), kerugian menggunakan DBMS adalah sebagai berikut: a. Harga dari DBMS itu sendiri b. Performance c. Berdampak lebih besar saat terjadi kegagalan d. Kompleksitas
8
e. Ukuran f. 2.1.3.4.
Tambahan harga pada hardware
Komponen DBMS
Gambar 2.1 Komponen DBMS (Connolly and Begg (2010, p68))
Menurut Connolly (2010,p68-71), Di dalam lingkungan DBMS terdapat lima komponen utama, yaitu hardware, software, data, prosedures, dan people. 2.1.3.4.1.
Hardware Hardware sangat dibutuhkan untuk menjalankan aplikasi dan DBMS. Hardware dapat berupa sebuah komputer, sebuah mainframe, ataupun sebuah jaringan antar komputer, yang nantinya di sesuaikan dengan kebutuhan organisasi dan DBMS yang digunakan.
2.1.3.4.2.
Software Software terdiri dari program aplikasi dan software DBMS itu sendiri, yang bekerja sama dengan sistem operasi (dalam hal ini jaringan software) jika DBMS bekerja dalam sebuah jaringan.
9
2.1.3.4.3.
Data Jika dilihat dari sudut pandang end-users, data merupakan
komponen
yang
paling
penting
dalam
lingkungan DBMS. Database mengandung data operasional dan meta-data (data yang menjelaskan data). 2.1.3.4.4.
Prosedure Prosedure merupakan instruksi dan ketentuan yang menentukan rancangan dan penggunaan dari database.
2.1.3.4.5.
People People yang dimaksud disini adalah manusia yang memiliki hubungan langsung dengan sistem.
2.1.4. Entity Relationship Modeling 2.1.4.1.
Pengertian Entity Relationship Modeling Menurut Connolly (2010, p372), Entity adalah objek yang mencolok (manusia, tempat, benda, konsep atau kegiatan) dari sebuah perusahaan yang menggambarkan database. Attributes adalah properti yang rnenggambarkan beberapa objek yang ingin disimpan. Relationship adalah hubungan antara entity.
2.1.4.2.
Entity Types Menurut Connolly dan Begg (2010,p372), Entity Type (tipe entitas) merupakan konsep dasar dari ER model. Tipe entitas merupakan sekumpulan kelompok dari objek dengan properti yang sama dimana diidentifikasi oleh sebuah perusahaan sebagai suatu keberadaan
yang berdiri sendiri. Setiap objek yang dapat
diidentifikasi secara unique dari sebuah tipe entitas disebut sebagai
10
entity occurrence. Tipe entitas dapat diklasifikasikan menjadi 2 (dua), yaitu: a. Strong Entity Menurut Connolly dan Begg (2010,p383), strong entitytype adalah sebuah tipe entitas dimana keberadaannya tidak
bergantung
pada
beberapa
tipe
entitas
lain.
Karakteristik dari strong entity type ialah setiap entity occurrence dapat diidentifikasi secara unik menggunakan sebuah attributes atau beberapa attributes primary key dari tipe entitas-nya b. Weak Entity Menurut Connolly dan Begg (2010, p383), Weak EntityType ialah sebuah tipe entitas yang keberadaannnya bergantung pada beberapa tipe entitas lain. Karakteristik dari weak entity ialah setiap entity occurrence tidak dapat diidentifikasi secara unik hanya menggunakan Attributes yang berhubungan dengan tipe entitas lain yang berupa foreign key yang dijadikan sebagai primary key. 2.1.4.3.
Relation Types Menurut
Connolly
dan
Begg(2010,
p374),
sebuah
Relationship Type ialah sekumpulan asosiasi antara satu atau banyak jenis entity yang terdapat. Setiap relationship type diberi nama sesuai dengan fungsinya. Relationship occurrence ialah sebuah asosiasi yang dapat diidentifikasikan secara unik yang mencakup sebuah kejadian dari setiap entity yang terdapat.
11
2.1.4.4.
Attributes Menurut Connolly dan Begg (2010 ,p379), Attributes ialah properti dari sebuah entity atau sebuah relationship type. Sebuah attribute memegang nilai yang menggambarkan setiap entity occurrence dan mewakili bagian utama dari data yang disimpan dalam database. Attribute dapat diklasifikasikan menjadisimple dan composite, single-valued dan multi valued, sertaderived attributes.
2.1.4.4.1.
Simple dan Composite Attributes Menurut Connolly dan Begg (2010, p379), Simple Attribute adalah sebuah attribute dari komponen tunggal dengan keberadaan yang berdiri sendiri. Simple attribute terkadang disebut juga sebagai atomic attribute. Menurut
Connolly
dan
Begg
(2010,
p380),
Composite Attribute ialah sebuah attribute dari komponen yang banyak, tiap-tiap attribute-nya memiliki keberadaan yang berdiri sendiri. 2.1.4.4.2.
Single-valued dan Multi-valued Attributes Menurut Connolly dan Begg(2010, p380), Singlevalued Attributes ialah sebuah attribute yang memegang sebuah nilai tunggal untuk setiap kejadian dari sebuah tipe entity. Sedangkan Multi-valued Attribute ialah sebuah attribute yang memegang banyak nilai untuk setiap kejadian dari sebuah tipe entitas.
12
2.1.4.4.3.
Derived Attributes Menurut Connolly dan Begg (2010, p380), Derived Attribute adalah sebuah attribute yang mewakili sebuah nilai yang diturunkan dari nilai sebuah attribute yang berhubungan
atau
sekumpulan
attribute
yang
tidak
diperlukan dalam tipe entitas yang sama. 2.1.4.4.4.
Keys Menurut
Connolly
dan
Begg(2010,
p381),
Candidate Key merupakan jumlah minimal dari attribute, yang nilainya secara unik mengidentifikasi setiap entity occurrence. Primary Key ialah sebuah candidate key yang terpilih secara unik, yang mengidentifikasi setiap kejadian dalam sebuah tipe entitas. Sedangkan Composite Key ialah sebuah candidate key yang terdiri dari 2 (dua) atau banyak attributes. 2.1.4.4.5.
Structural Constraints Menurut Constraints
Connolly
seharusnya
dan
Begg
mencerminkan
(2010, batasan
p385), dari
hubungan sebagai suatu tanggapan dalam dunia nyata. Tipe utama constraints dalam hubungan disebut multiplicity. Multiplicity adalah sejumlah kejadian yang mungkin terjadi pada
sebuah
tipe
entitas
dimana
memungkinkan
berhubungan dengan satu kejadian lain yang bergantung pada sebuah tipe entitas melalui sebuah hubungan yang nyata. Multiplicity membatasi jalan dari setiap entity yang terhubung.
13
Tingkatan yang paling umum untuk relationship ialah binary relationship (tingkat dua) pada umumnya mengarah pada: 1. One-to-one (1:1) Terjadi bila setiap anggota entityA hanya boleh berpasangan dengan satu anggota dari entity B. Sebaliknya, tiap anggota dari entity B hanya boleh berpasangan dengan satu anggota entity A. 2. One-to-many (1:* ) Terjadi bila setiap anggota entity A boleh berpasangan dengan lebihdari satu anggota entity B. Sebaliknya,tiap anggota entity B hanya boleh berpasangan dengan satu anggota entity A. 3. Many-to-many (*:* ) Terjadi bila tiap anggota entityA boleh berpasangan dengan lebih dari satu anggota entity B. Sebaliknya, tiap anggota entity B juga boleh berpasangan dengan lebih dari satu anggota entity A. 2.1.4.5.
Domain Attributes Menurut Connolly dan Begg (2010, p144), Domain Attribute adalah kumpulan nilai-nilai untuk satu atau banyak attributes. Domain mendefinisikan tipe data dan panjang data dari attribute.
14
2.1.5. Normalization (normalisasi) Menurut Connolly (2010, p416), Normalisasi adalah sebuah tehnik untuk menghasilkan set dari hubungan dengan properti yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan data dari sebuah perusahaan.
Gambar 2.2 Normalisasi (Connolly and Begg (2010, p430)) Menurut Connolly (2010, p430-435), tahap-tahap proses normalisasi adalah sebagai berikut: a. UNF (Un-normalized form) Sebuah tabel yang menampung satu atau lebih perulangan dalam grup. Tahap ini merupakan proses memasukkan data dari sumber, yang dimasukkan dalam baris dan kolom. b. 1 NF (First Normal Form) Sebuah hubungan dimana setiap pembagian dari setiap baris dan kolom hanya berisi satu dan hanya satu nilai. c. 2NF (Secondary Normal Form) Sebuah hubungan dari tahap 1NF dan setiap non-primary-key tidak memiliki ketergantungan parsial.
15
d. 3NF (Third Normal Form) Sebuah hubungan yang terdapat dalam 1NF dan 2NF. dan dimana yang tidak memiliki primary key adalah bergantung secara transitif dalam primary key. 2.1.6. Metode Fact-finding Menurut Connolly dan Begg (2010, p317), metode Fact-finding adalah proses formal dari penggunaan tehnik seperti wawancara dan kuisioner untuk mengumpulkan data tentang sistem, kebutuhan, dan pilihan yang akan diambil. Metode fact-findingakan digunakan pada waktu awal, maupun saat-saat pentingdari sebuah life cycle. Metode-metodefact-finding yaitu sebagai berikut: a. Memeriksa dokumen dan membantu menyediakan informasi dalam perusahaan yang berhubungan dengan masalah yang ada, dengan membaca maupun menganalisis dari dokumen-dokumen yang sudah ada b. Wawancara adatah cara mencari informasi secara langsung dengan metode face-to-face c. Mengobservasi usaha dalam pelaksanaan d. Penelitian yang dilakukan pada aplikasi dan masalah e. Kuisioner
adalah
dokumen
dengan
tujuan
tertentu
yang
memungkinkan pengumpulan fakta dalam jumlah yang besar 2.2. Teori Khusus 2.2.1. Database Life Cycle Menurut Connolly dan Begg (2010, p313), sebuah Sistem Database adalah komponen dasar dari sistem inforrnasi organisasi yang lebih besar, yaitu berupa aplikasi database life cycle yang berhubungan erat dengan life cycle dari sistem informasi.
16
Gambar 2.3 Database Life Cycle (Connolly and Begg (2010, p313)) 2.2.1.1.
Database Planning Menurut Connolly dan Begg (2010, p313), Database Planning adalah aktivitas dari pengelolahan yang memungkinkan tahapan dari aplikasi database dapat direalisasikan secara efisien dan efektif. Terdapat 3 (tiga) persoalan dalam merumuskan sebuah strategi, yaitu: a. Mengidentifikasikan rencana dan tujuan perusahaan dengan menentukan sistem informasi yang diperlukan
17
b. Mengevaluasi
sistem
informasi
yang
ada
untuk
mengetahui kelebihan dan kekurangannya c. Penilaian mengenai peluang teknologi informasi yang, mungkin digunakan untuk menghasilkan keuntungan yang kompetitif 2.2.1.2.
System Definition Menurut Connolly dan Begg (2010, p316), System Definition adalah mendeskripsikan ruang lingkup dan batasan dari aplikasi database dan user view. User view mendefinisikan apa yang dibutuhkan dalam aplikasi database yang berhubungan dengan data dan menampilkan transaksi dalam data.
2.2.1.3.
Requirement Collection and Analysis Menurut Connolly dan Begg (2010, p316), Requirement Collection and Analysis adalah proses pengumpulan dan analisis dari informasi tentang organisasi, yang akan dibantu dengan aplikasi database,
dan
informasi
tersebut
akan
digunakan
untuk
mengidentifikasi kebutuhan pengguna atau user mengenai sistem yang baru. 2.2.1.4.
Database Design Menurut jurnal M Ayman Al Ahmar (2011) dalam jurnalnya mengatakan, tujuan penting dalam Database Design adalah untuk mengembangkan struktur database yang efisien sehingga data dapat disimpan, diakses, dan dimodifikasi dengan mudah. Menurut Connolly dan Begg (2010, p320), Database Design adalah proses perancangan pada database yang akan membantu operasional perusahaan dan target tujuannya. Pendekatan
18
yang biasa digunakan adalah top-down, bottom-up, inside-out, dan mixed. Pada pendekatan bottom-up, terdapat tiga tahap dalam aktivitas perancangan, meliputi conceptual design, logical design, dan physical design. Tahapan dalam perancangan database adalah sebagai berikut: a. Conceptual database design Sebuah
proses membuat
sebuah model
dari
informasi yang digunakan dalam sebuah inisiatif, mandiri dari seluruh pertimbangan physical. Penacangan database konseptual melibatkan beberapa aktifitas, yaitu : -
Mengidentifikasi Entitas Tahap ini bertujuan untak mengidentifikasi entitas mana yang dibutuhkan oleh view. Sebuah metode untuk mengidentifikasi entitas dengan memeriksa spesifikasi kebutuhan pengguna. Dan spesifikasi ini dapat diidentifikasi kata benda. Selain itu, tujuan dari tahap ini juga untuk mencari objek utama.
-
Mengidentifikasi Relationship Tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi relationship penting yang terdapat antara entitas yang
telah
diidentifikasi.
Secara
relationship ditandai dengan kata kerja.
19
khusus,
-
Mengidentifikasi dan Menghubungkan Atribut Dengan Entitas atau Relationship Tahap ini bertujuan untuk menghubungkan atribut dengan entitas atau relationship yang sesuai. Atribut dapat diidentifikasi dimana kata benda merupakan sebuah sifat, kualitas, identifier, atau karakteristik dari entitas atau relationship.
-
Menentukan Domain Atributte Tahap ini bertujuan untuk menentukan domain bagi atribut di dalam model data konseptual lokal. Domain merupakan sebuah kolom nilai dari satu atau lebih atribut yang menggambarkan nilai dari masing-masing atribut.
-
Menentukan Atribut Primary Key dan Candidate Key Tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi candidate key bagi setiap entitas dan jika terdapat lebih dari satu candidate key, pilih satu yang akan dijadikan primary key.
-
Mempertimbangkan
Penggunaan
Konsep
bertujuan
untuk
penggunaan
konsep
Permodelan Lebih Lanjut Tahap
ini
mempertimbangkan pemodelan
lebih
lanjut,
seperti
generalisasi, agregasi dan composition.
20
spesialisasi
-
Memeriksa Model Untuk Pengulangan Tahap ini bertujuan untuk memeriksa keberadaaan berbagai pengulangan di dalam model. Pada tahap ini berfungsi untuk memeriksa kembali
relationship
one-to-one
dan
menghilangkan relationship yang berulang. -
Memvalidasi Model Konseptual Lokal Terhadap Transaksi User Tahap ini bertujuan untuk memastikan bahwa
model
konseptual
lokal
mendukung
transaksi yang diperlukan oleh user. -
Mereview Model Data Konseptual Lokal Dengan User Tahap ini bertujuan untuk me-review model data konseptual lokal dengan penguna untuk memastikan bahwa model tersebut merupakan gambaran yang sebenarnya.
b. Logical database design Sebuah proses untuk membangun sebuah model dari sebuah informasi yang digunakan dalam sebuah perusahaan berdasarkan sebuah data model yang spesifik, tetapi mandiri dari DBMS tertentu dan pertimbangan fisikal lainnya. Logical database design melibatkan beberapa aktifitas, yaitu: -
Menghilangkan fitur-fitur yang tidak sesuai dengan model relational (optional). Langkahlangkah yang dilakukan pada tahap ini adalah:
21
•
Menghilangkan tipe relasi many-to-many (*..*)
•
Menghilangkan
tipe
relasi
recursive
many-to-many(*..*)
-
•
Menghilangkan tipe relasi yang kompleks
•
Menghilangkan atribut multi-valued
Membuat relasi untuk model data logikal local Tahap ini bertujuan untuk membuat suatu relasi untuk model data logikal lokal yang mempresentasikan suatu entitas, relasi, dan juga atribut yang telah diidentifikasi.
-
Memvalidasi relasi menggunakan normalisasi Tahap
nomialisasi
ineiniliki
beberapa
langkah, yaitu: •
First normal form (1NF) menghilangkan repeating group
•
Second
normal
form
(2NF)
menghilangkan partial dependencies pada primary key •
Third normal form (3NF), menghilangkan transitive dependencies pada primary key
•
Boyce-codd
normal
menghilangkan masih
tersisa
dependencies
22
form
(BCNF),
anomali-anomali dalam
yang
functional
-
Memvalidasi relasi pada transaksi-transaksi user Tahap ini bertujuan untuk memastikan bahwa relasi dalam model data logikal lokal mendukung transaksi-transaksi yang diperlukan dalam penggambaran.
-
Mendefinisikan integrity constraints Integrity constraints memiliki lima tipe, yaitu : 1. Required data 2. Attribute domain constraints 3. Entity integrity 4. Referential integrity 5. Enterprise constraints
-
Meninjau ulang model data logikal lokal dengan user Tahap ini bertujuan agar model data logikal dapat menggambarkan model nyata dari suatu view
-
Menggabungkan model data logikal ke dalam model data global Hal-hal yang perlu dilakukan pada tahap ini adalah: a. Memeriksa kembali nama dan isi dari setiap entitas dari candidate key. b. Memeriksa kembali nama dan isi dari relationship foreign key. c. Menggabungkan entitas dari model data logical
23
d. Memasukkan entitas yang unik ke dalam setiap model data. e. Menggabungkan foreign keys dari model data logikal lokal. f.
Memasukkan foreign keys yang unik ke dalam setiap model data tanpa menggabungkannya.
g. Memeriksa apakah ada entitas dan foreign keys yang tertinggal. h. Memeriksa kembali foreign keys i.
Memeriksa integrity constraints.
j.
Menggambarkan diagram ER relasi global
k. Meng-update dokumentasi -
Menvalidasikan model data logikal global Tahap ini bertujuan untuk menvalidasi relasi yang dibuat dari model data logikal global dengan menggunakan tehnik dari normalisasi dan memastikan
relasi
yang
dibuat
mendukung
transaksi. -
Memeriksa pertumbuhan masa depan Tahap ini bertujuan untuk menentukan perubahan yang mungkin terjadi di masa depan dan untuk menganalisis apakah model data logikal global dapat mendukung perubahan yang terjadi.
24
-
Meninjau ulang model data logikal global dengan users Tahap ini bertujuan untuk memastikan bahwa model data logikal merupakan representasi nyata sebuah perusahaan.
c. Physical database design Sebuah
proses
dari
menghasilkan
sebuah
implementasi dari sebuah database pada penyimpanan kedua, ini menggambarkan hubungan dasar, index yang pernah digunakan untuk mencapai efisiensi data, dan setiap integritas yang terhubung beserta ukuran keamanan. Physical database design melibatkan beberapa aktivitas, yaitu: 1. Merancang relasi dasar Tahap ini bertujuan untuk merumuskan bagaimana merepresentasikan relasi dasar yang diidentifikasi dalam model data logikal pada DBMS yang dipakai. 2. Merancang representasi dari data turunan Tahap ini bertujuan untuk memutuskan bagaimana mepresentasikan suatu data turunan pada model data logikal pada DBMS yang dipakai. 3. Merancang batasan perusahaan Tahap ini bertujuan untuk merancang batasan perusahaan dalam pengaksesan DBMS yang dipakai.
25
4. Analisis transaksi Tahap ini bertujuan untuk menganalisis setiap transaksi agar dapat mengetahui setiap fungsi dari suatu transaksi yang dijalankan pada database dan untuk menganalisis transaksi penting. 5. Memilih organisasi file Tahap
ini
bertujuan
untuk
menentukan
organisasi file yang efisien untuk setiap relasional data. 6. Memilih indeks Tahap
ini
bertujuan
untuk
menentukan
apakah penambahan indeks akan meningkatkan performa dan kinerja dari suatu system. 7. Memperkirakan kapasitas disk yang dibutuhkan untuk menyimpan database Tahap ini bertujuan untuk mengestimasi jumlah besarnya ukuran kapasitas disk yang diperlukan untuk sistem database. 8. Merancang user views Tahap
ini
bertujuan
untuk
merancang
tampilan user interface yang diidentifikasi dan dianalisis dari siklus hidup aplikasi sistem database. 9. Merancang mekanisme keamanan Tahap ini bertujuan untuk merancang ukuran keamanan untuk database yang telah ditentukan oleh user.
26
2.2.1.5.
DBMS Selection(Pemilihan DBMS) Menurut Connolly dan Begg (2010, p325), Pemilihan DBMS dilakukan untuk memilih sebuah DBMS yang tepat untuk mendukung aplikasi database. Langkah-langkah yang digunakan dalam memilih sebuah DBMS adalah sebagai berikut: a. Menggambarkan cakupan tugas berdasarkan kebutuhan perusahaan b. Membuat perbandingan mengenai dua atau tiga produk DBMS c. Mengevaluasi produk-produk DBMS tersebut d. Merekomendasikan pemilihan DBMS dan membuat laporan hasil dari evaluasi produk DBMS tersebut.
2.2.1.6.
Application Design (Desain Aplikasi) Menurut Connoly dan Begg (2010, p329), Application Design adalah proses merancang user interface atau antarmuka pengguna dan program aplikasi yang menggunakan dan memproses database.
2.2.1.7.
Prototyping Menurut Connolly dan Begg (2010, p333), Prototyping adalah proses pembuatan model kerja sementara untuk aplikasi database. Umumnya sebuah prototype merupakan sebuah model kerja yang tidak memiliki semua fitur atau memberikan semua fungsi dari system. Tujuan utama dalam pengembangan prototype pada aplikasi database adalah untuk memungkinkan pengguna menggunakan prototype dan mengidentifikasi fitur-fitur sistem, baik yang bekerja dengan baik maupun yang kurang baik, serta memungkinkan pengguna untuk dapat mengusulkan perkembangan beberapa fitur baru untuk aplikasi database.
27
Dua jenis prototype yang sering ditemukan adalah : -
Requirement prototyping Penggunaan prototype untuk menunjukkan tujuan dari pembuatan aplikasi database.
-
Evolutionary prototype Digunakan
untuk
tujuan
yang
sama,
perbedaan
terpentingnya adalah prototype tidak dibuang, tetapi dikembangkan selanjutnya menjadi aplikasi database yang bekerja. 2.2.1.8.
Implementation (Implementasi) Menurut Connolly dan Begg (2010, p333), Implementasi adalah
realisasi
fisik
dari
database
dan
desain
aplikasi.
Implementasi database dapat dicapai dengan menggunakan Data DefinitionLanguage (DDL) dari DBMS yang dipilih. Pernyataan DDL digunakan untuk membuat struktur database dan arsip database kosong. 2.2.1.9.
Data Conversion and Loading Menurut Connolly dan Begg (2010, p334), Data Conversion and Loading adalah proses pemindahan beberapa data yang sudah ada ke dalam database baru dan mengubah aplikasi yang sudah ada untuk dapat dijalankan pada database yang baru. Tahap ini hanya diperlukan ketika sebuah sistem database baru menggantikan sistem yang lama.
2.2.1.10.
Testing Menurut Connolly dan Begg (2010, p334), Testing adalah proses untuk menjalankan program aplikasi dengan maksud menemukan dan mencari kesalahan-kesalahan. Sebelum digunakan,
28
aplikasi
database yang baru seharusnya telah melalui tahap
percobaan. 2.2.1.11.
Operational Maintenance Menurut Connolly dan Begg (2010, p335), Operational Maintenance adalah sebuah proses pemantauan dan pemeliharaan terhadap sistem setelah diinstalasi. Pada tahap sebelumnya, aplikasi database telah diimplementasikan dan diuji. Setelah itu, sistem dapat memasuki tahap perawatan, yang melibatkan aktivitas sebagai berikut: -
Memantau hasil dari sistem, jika hasil masih kurang dari harapan yang diterima, maka perbaikan database akan dibutuhkan
-
Memelihara dan melakukan upgrade pada aplikasi database (jika dibutuhkan)
-
Memasukkan kebutuhan baru ke dalam aplikasi database dapat dilakukan melalui tahap dari daur hidup terlebih dahulu
2.3. Teori Penunjang 2.3.1. Penjualan Menurut Nafarin (2007, p166), Penjualan berarti kegiatan menjual yaitu dari kegiatan penetapan harga jual sampai produk didistribusikan ketangan konsumen. Menurut Kahle Dave (2010) dalam jurnalnya mengatakan, Menjadi seorang Sales profesional tidak ada hubungannya dengan berapa lama dia berada di bidang itu, latar belakang pendidikan atau tingkat pengalaman.
29
2.3.2. Penggajian Menurut Warren et al (2008, p489), Dalam akuntansi, istilah gaji diartikan sebagai jumlah tertentu yang dibayarkan kepada karyawan untuk jasa yang diberikan selama periode tertentu 2.3.2.1.
Kecurangan dalam kegiatan penggajian Menurut Gelinas dan Dull (2008,p520), penggajian merupakan area
yang dapat berpotensi timbulnya kecurangan, perusahaan melakukan ribuan kali pembayaran gaji kepada karyawan. Jenis kecurangan yang dapat terjadi dalam kegiatan penggajian adalah sebagai berikut: 1.
Ghost Employees: Karyawan yang tidak benar-benar bekerja pada perusahaan tetapi menerima slip gaji. Ini bisa saja merupakan karyawan fiktif.
2.
Falsified hours and salary: karyawan melebih-lebihkan waktu kerja atau dapat merubah kenaikan gaji dalam data karyawan
3.
Commission schemes:
perusahaan menerapkan sistem
komisi kepada karyawan, dapat menimbulkan kecurangan oleh karyawan dengan melebih-lebihkan target penjualan agar mendapat komisi lebih banyak. 4.
False workers compensation claims: karyawan berpura-pura mengalami sakit untuk mendapat klaim kompensasi.
2.3.3. Komisi 2.3.3.1.
Pengertian Komisi Menurut Adisu (2008, p76), Komisi adalah insentif yang diberikan berdasarkan barang yang dijual. Sistem ini sifatnya individual, standarnya adalah hasil penjualan yang dapat diukur dengan jelas.
30
Menurut Bird Anat (2005) dalam jurnalnya mengatakan, Kompensasi insentif dapat membantu mencapai tujuan perusahaan atau merusak tujuan perusahaan. 2.3.3.2.
Tujuan Pemberian Komisi Menurut Adisu (2008, p75), Insentif dan bonus diberikan dalam rangka untuk memacu karyawan agar bekerja lebih maksimal. Artinya karyawan yang hanya mengandalkan gaji/upah, pekerja tersebut bekerja hanya seadanya (minimal).
2.3.3.3.
Ketentuan Pemberian Komisi Pada Bagian Penjualan Pemberian komisi untuk perusahaan yang bergerak dibidang pemasaran (distribusi) berlaku berbeda dengan perusahaan yang bergerak dalam bidang manufacturing. Berberapa hal yang diperhatikan mengenai ketentuan yang biasa diterapkan pada karyawan bagian marketing atau bagian penjualan (sales) adalah: -
Status karyawan
-
Komponen upah
Dalam ketentuan undang-undang bahwa status karyawan terdiri dari Pekerja kontrak, sesuai perjanjian kerja waktu tertentu dan Pekerja tetap, sesuai perjanjian kerja waktu tidak tertentu. Karyawan bagian pemasaran (marketing) maupun bagian penjualan (sales) juga berlaku ketentuan
tersebut, ada yang statusnya
karyawan tetap, ada juga yang sistem kontrak. Perbedaan status karyawan berpengaruh pada komponen upah, maupun sistem pemberian bonus dan komisi. Kebiasaan yang berlaku adalah sebagai berikut: -
Bagi karyawan yang berstatus sebagai karyawan tetap komponen upah terdiri dari upah pokok, tunjangan tetap maupun tunjangan tidak tetap
31
mengikuti ketentuan perundangan yang berlaku. Dalam hal ini, sistem pemberian bonus dan komisi maupun
pencapaian
karyawan sales
target
berbeda
dengan
yang berstatus karyawan tidak
tetap -
Bagi karyawan yang berstatus sebagai karyawan tidak tetap (kontrak), komponen upahnya minimal harus desuai dengan ketentuan upah minimum, begitu pula dengan pembayaran komisi harus lebih tinggi dari karyawan sales yang berstatus sebagai karyawan tetap karena umumnya upah karyawan kontrak lebih kecil.
2.4. Kerangka pikir
Definisi Ruang Lingkup Masalah
Analisis Masalah
Analisis Kebutuhan
Desain Konseptual Model
Konstruksi dan Pengujian
Desain Fisik Model
Desain Logika Model
Gambar 2.4 Kerangka Pikir
32