BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1
Teori Umum 2.1.1
Pengertian Strategi Menurut Wheelan dan Hunger (2004, p13), strategi dari sebuah perusahaan merupakan perencanaan utama yang menyeluruh yang merumuskan bagaimana perusahaan akan mencapai misi dan tujuannya. Strategi yang tepat akan mampu memaksimalkan keuunggulan bersaing bagi perusahaan. Strategi adalah pola perencanaan yang menyeluruh meliputi serangkaian usaha dan pemberdayaan sumber daya untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut David (2006, p16), strategi adalah alat untuk mencapai tujuan jangka panjang, strategi merupakan tindakan potensial yang membutuhkan keputusan manajemen tingkat atas dan sumber daya perusahaan dalam jumlah yang besar. Strategi juga mempengaruhi kemakmuran perusahaan dalam jangka panjang. Strategi memilih konsekuensi yang multi fungsi dan multi dimensi serta perlu mempertimbangkan factor-faktor eksternal dan internal yang dihadapi perusahaan. Menurut Ward dan Peppard (2002, p69), strategi adlah serangkaian kegiatan atau aksi yang ditunjukkan untuk meningkatkan 11
12
keuntungan dan kekuatan perusahaan dalam jangka panjang dalam hubungannya dengan para pesaing. Menurut McLeod (2001, p34) Perencanaan jangka panjang juga dikenal sebagai perencanaan strategis karena mengidentifikasi tujuantujuan
yang
akan
memberikan
perusahaan
posisi
yang
paling
menguntungkan dalam lingkungannya, serta menentukan strategi-strategi untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. 2.1.2
Pengertian Informasi Menurut O’Brien (2006, p20), informasi adalah data yang telah diolah menjadi berarti dan berguna bagi end user tertentu. Menurut McLeod (2004, p10), informasi adalah data yang telah di proses atau data yang memiliki arti. Menurut Turban dan Rainier (2008, p7), informasi merujuk pada data yang telah diorganisir sehingga mereka memiliki makna dan nilai kepada penerima. Contohnya IPK adalah data, tetapi nama mahasiswa yang dipasangkan dengan nilai IPKnya adalah informasi. Menurut Ralph dan George (2006, p5), informasi adalah kumpulan fakta – fakta yang disusun sedemikian rupa sehingga memiliki nilai tambah selain dari fakta itu sendiri.
13
2.1.3
Pengertian Teknologi Informasi Menurut O’Brien (2006, p5), teknologi informasi adalah hardware, software, telekomunikasi, manajemen database dan teknologi pemrosesan informasi lainnya yang digunakan dalam system informasi berbasis komputer. Menurut Ward dan Peppard (2002, p3), teknologi informasi menunjuk pada spesifikasi mengenai teknologi, khususnya hardware, software dan jaringan telekomunikasi. Menurut Brian K. Williams dan Stacey C. Sawyer(2007, p3), teknologi informasi adalah istilah yang umum untuk mendeskripsikan teknologi yang membantu menghasilkan, memanipulasi, menyimpan, mengkomunikasikan dan atau menyebarkan informasi
2.1.4
Pengertian Strategi Teknologi Informasi Menurut Ward dan Peppard (2002, p44), strategi teknologi informasi adalah strategi yang berfokus pada penetapan visi tentang bagaimana teknologi dapat mendukung dalam memenuhi kebutuhan informasi dan system dari sebuah informasi.
2.1.5
Komponen-Komponen Sistem Informasi Menurut O’Brien (2006, p26), komponen dasar system informasi
14
meliputi lima sumber daya utama, yaitu manusia, pereangkat keras, perangkat lunak, data dan jaringan.
Gambar 2.1 Komponen-Komponen Sistem Informasi 1.
People Resources (Sumber Daya Manusia) Sumber daya manusia meliputi end-user dan specialist IS. Specialist IS adalah orang-orang yang mengembangkan dan menjalankan system informasi, sedangkan end-user adalah orang yang menggunakan system informasi.
2.
Hardware (Perangkat Keras) Sumber daya perangkat keras meliputi semua peralatan fisik dan material yang dalam pemrosesan informasi seperti system
15
komputer dan bagian komputer. 3.
Software (Perangkat Lunak) Sumber daya perangkat lunak meliputi semua kumpulan perintah pemrosesan seperti system software (operasi program dalam system yang mengontrol dan mendukung proses operasi dari system komputer), aplikasi software (program yang berhubungan dengan pemrosesan data oleh end-user) dan prosedur (instruksi operasi untuk orang yang akan menggunakan system informasi).
4.
Sumber daya data Sumber daya data adalah fakta-fakta mentah atau obervasi yang biasanya mengenai fenomena secara fisik atau transaksi bisnis.
5.
Network (Sumber daya jaringan) Sumber daya jaringan merupakan teknologi komunikasi dan jaringan yang menjadi dasar dari semua komponen sumber daya system informasi. Sumber daya jaringan seperti media komunikasi dan jaringan pendukung (media komunikasi, akses jaringan). Pengolahan data pada Sistem Informasi mencakup Originating
(perekaman), Classifying (klasifikasi), Sorting (penyusunan), Retrieving (pencarian),
Calculating
(perhitungan),
Summarizing
(penyusunan
laporan), Storing (penyimpanan), Reproducing (penggandaan) dan Communicating (pembagian).
16
2.1.6
Hubungan Strategi Bisnis, Strategi SI dan Strategi TI Menurut John Ward and Joe Peppard (2002, p40)), dalam membuat suatu strategic application tidak boleh hanya memfokuskan pada analisis terhadap teknologi saja. Earl berpendapat bahwa jalur yang efektif dalam menghasilkan suatu kelebihan dari SI atau TI adalah dengan fokus pada pemikiran tentang bisnis, yaitu: dengan menganalisis masalah bisnis yang ada dan perubahan lingkungan dibisnis tersebut, menyadari bahwa SI/TI adalah hanya salah satu bentuk solusi yang ditawarkan dan lebih bersifat sebagai pendukung bisnis. Karena ia menemukan bahwa strategi SI/TI saat ini lebih banyak mengidentifikasikan persoalan teknologi dan terminologi teknikal saja, tetapi sedikit mengidentifikasikan kebutuhan organisasi akan aplikasi dan kebutuhan bisnis. Earl menyarankan agar strategi SI fokus dalam mengidentifikasikan kebutuhan perusahaan terhadap, sistem informasi, teknologi informasi dan infrastrukturnya.
17
Gambar 2.2 Hubungan Strategi Bisnis,Strategi SI dan Strategi TI Gambar 2.2 menjelaskan bahwa hubungan antara strategi bisnis, strategi SI, dan strategi TI saling berkaitan dan mendukung satu sama lainnya. namun semua keterkaitan itu berawal dari visi dan misi perusahaan,
lingkungan
bisnis
internal
maupun
eksternal
serta
pengambilan keputusan bisnis. Dari ketiga hal itu disatukan menjadi sebuah strategi bisnis. Berdasarkan strategi bisnis itulah mulai direncanakan strategi system informasi yang tepat, serta mendukung strategi bisnis. Ada 3 hal penting yang dibahas didalam Strategi Sistem Informasi,
yaitu
Basis
Permintaaan/Pelanggan
Bisnis
(Demand
(Business Oriented),
Based), dan
Fokus
Orientasi Aplikasi
(Application Focused). Setelah terbentuknya Strategi Sistem Informasi, maka masuklah ke tahap Strategi Teknologi Informasi, dididalam tahap
18
ini ada beberapa hal yang perlu dirumuskan, yaitu prioritas aktivitas yang berorientasi mendukung terhadap Sistem Informasi dan focus terhadap teknologi yang dibutuhkan sesuai dengan Strategi Sistem Informasi.
2.2
Teori Khusus 2.2.1
Definisi Kaca Kaca merupakan sebuah substansi yang keras dan rapuh, serta merupakan padatan amorf. Hal ini dikarenakan bahan – bahan pembuat kaca bersifat amorf yang mana dapat meleleh dengan mudah. Kaca merupakan hasil penguraian senyawa – senyawa inorganik yang mana telah mengalami pendinginan tanpa kristalisasi. Komponen utama dari kaca adalah silika. Dalam kehidupan sehari – hari kaca digunakan sebagai cermin, insulator panas, alat – alat laboratorium, dekorasi, dan pembatas ruang. Menurut Adams dan Williamson, kaca adalah material amorf yang pada suhu biasa mempunyai bentuk yang keras, tetapi apabila dipanaskan, lama kelamaan akan menjadi lunak, sesuai dengan suhu yang meningkat dan akhirnya menjadi kental hingga mencapai keadaan cair. Selama proses pendinginan terjadi proses yang berkebalikan dengan proses peleburan kaca. Kaca memiliki sifat yaitu tahan terhadap bahan kimia, efektif sebagai isolator listrik, dapat menahan vakum. Selain memiliki
19
sifat-sifat tersebut, kaca merupakan bahan yang rapuh dan tidak tahan terhadap benturan.
2.2.2.
Unsur Unsur Pembentuk Kaca Kaca merupakan bentuk lain dari gelas (Glass). Oksida – oksida yang digunakan untuk menyusun komposisi kaca dapat digolongkan menjadi :
1. Glass Former Merupakan kelompok oksida pembentuk utama kaca. 2. Intermediate Oksida yang menyebabkan kaca mempunyai sifat-sifat yang lebih spesifik, contohnya untuk menahan radiasi, menyerap UV, dan sebagainya. 3. Modifier Oksida yang tidak menyebabkan kaca memiliki elastisitas, ketahanan suhu, tingkat kekerasan, dll.
Glass former
Glass Intermediate
Glass modifier
B2O3
Al2O3
MgO
SiO2
Sb2O3
Li2O
20
GeO2
ZrO2
BaO
P2O5
TiO2
CaO
V2O5
PbO
SrO
As2O3
BeO
Na2O
ZnO
K2
Tabel 2.1 Kelompok bahan baku kaca
Kombinasi dari ketiganya akan mempengaruhi karakteristik kaca saat dilakukan proses pembentukan. 2.2.3.
Sifat Kaca Sifat kaca yang penting untuk dipahami adalah sifat pada saat kaca berbentuk fasa cair dan fasa padatnya. Sifat fasa cair dari kaca digunakan dalam proses pengambangan (floating) dan pembentukan kaca, sedangkan untuk sifat fasa padat dari kaca digunakan di dalam pemakaiannya (kegunaannya). Beberapa sifat fisik dan kimia yang penting dari kaca antara lain : 1. Sifat mekanik Tension strength atau daya tarik adalah sifat mekanik utama dari kaca.Tensile strength merupakan tegangan maksimum yang dialami oleh
21
kaca sebelum terpisahnya kaca akibat adanya tarikan (fracture). Sumber fracture ini dapat muncul jika kaca mempunyai cacat di permukaan, sehingga tegangan akan terkonsentrasi pada cacat tersebut. Kekuatan dari kaca akan bertambah jika cacat di permukaan dapat dihilangkan. 2. Densitas dan Viskositas Densitas adalah perbandingan antara massa suatu bahan dibagi dengan volumenya. Nilai densitas dari kaca adalah sekitar 2,49 g/cm3. Densitas dari kaca akan menurun seiring dengan kenaikan temperatur. Sedangkan, viskositas merupakansifat kekentalan dari suatu cairan yang diukur pada rentang temperatur tertentu. Viskositas dari kaca sekitar 4,5 x 107 poise. Harga viskositas dari kaca merupakan fungsi dari suhu dengan kurva eksponensial. 3. Sifat termal Konduktivitas panas dan panas ekspansi merupakan sifat thermal yang penting dari kaca. Kedua sifat ini digunakan untuk menghitung besarnya perpindahan panas yang diterima oleh cairan kaca tersebut. Nilai dari tahanan kaca sekitar 1020 – 1 Ω cm13. 4. Optical properties •
Refractive properties Kaca mempunyai sifatmemantulkan cahaya yang jatuh pada permukaan kaca tersebut. Sebagian sinar dari kaca yang jatuh itu akan diserap dan
22
sisanya akan diteruskan. Apabila cahaya dari udara melewati medium padat seperti kaca, maka kecepatan cahaya saat melewati kaca menurun. Perbandingan antara kecepatan cahaya di udara dengan kecepatan cahaya yang lewat gelas ini disebut dengan indeks bias. Nilai indeks bias untuk kaca adalah ± 1,52. •
Absorptive properties Intensitas cahaya yang masuk ke dalam akan berkurang karena adanya penyerapan sepanjang tebal kaca tersebut. Jika kaca semakin tebal, maka energi cahaya yang diserap akan semakin banyak sedangkan intensitas cahaya yang masuk melalui kaca akan semakin rendah. 5. Stabilitas kimia Stabilitas kimia adalah ketahanan suatu bahan terhadap pengaruh zat kimia. Stabilitas kimia banyak dipengaruhi oleh bahan – bahan pembentuk kaca.
2.2.4
Bahan Baku Kaca Ada 4 jenis bahan baku utama yang dapat digunakan untuk menghasilkan kaca, antara lain : 1. Pasir silika Pasir silika merupakan sumber dari SiO2. Pasir silika yang digunakan sebagai bahan baku kaca adalah pasir silika yang tidak banyak
23
mengandung pengotor, baik dari bahan organik maupun bahan anorganik. Pasir silika berguna untuk membentuk cairan gelas yang sangat kental yang memiliki ketahanan terhadap perubahan temperatur yang mendadak. 2. Dolomite (CaO.MgO.H2O ) Dolomite digunakan sebagai sumber CaO dan MgO. Dolomite ini biasanya berupa mineral tambang berwarna putih. Penggunaan dolomite sangat penting karena dapat mempermudah peleburan (menurunkan temperatur peleburan) serta mempercepat proses pendinginan kaca. 3. Soda Ash (Na2CO3) Soda Ash ini digunakan sebagai sumber Na2O dan K2O. Fungsi dari Na2O adalah menurunkan titik lebur. Secara umum, penggunaan Soda Ash adalah mempercepat pembakaran, menurunkan titik lebur, mempermudah pembersihan gelembung dan mengoksidasi besi. 4. Cullet Cullet merupakan sisa – sisa dari pecahan kaca yang dapat digunakan sebagai salah satu bahan baku utama dari produksi kaca. Tujuan dari penggunaan cullet ini adalah mengurangi 3 bahan baku utama di atas sehingga biaya produksi dapat semakin kecil. Komposisi kimia dari cullet sama dengan komposisi kimia kaca yang diproduksi. Selain itu, penggunaan cullet ini dapat memperkecil melting point atau titik lebur
24
dari pembuatan kaca, sehingga dapat menghemat penggunaan bahan bakar. Bahan baku kaca tidak hanya terdiri dari 3 bahan di atas, tapi ada juga bahan pendukung lainnya, seperti Feldspar, Calumite, Sodium Nitrate, Blue Dust, Nickel Oxide, Cobalt Oxide, Salt Cake, Nepheline dan Sodium Selenite. Feldspar digunakan sebagai sumber alumina (Al2O3) dan besi (Fe). Feldspar yang digunakan harus memiliki kemurnian cukup tinggi dan mudah melebur. Feldspar meleleh pada suhu 1100oC – 1200oC. Alumina berfungsi untuk meningkatkan elastisitas dan kekuatan kaca terhadap lingkungan, sedangkan Fe digunakan untuk memberikan bias kehijauan sehingga dapat menaikkan persen transmitan dari kaca. Sumber Al2O3 dan Fe dapat diperoleh juga dari Nepheline dan Blue Dust. Kaca dapat juga diwarnai dengan menambahkan oksida – oksida pewarna. Akan tetapi, bahan – bahan pewarna ini hanya digunakan sedikit sekali dalam komposisi kaca. Bahan pewarna yang digunakan untuk menghasilkan kaca berwarna hitam adalah Blue Dust, Cobalt Oxide, dan Nickel Oxide. Untuk menghasilkan kaca berwarna coklat digunakan bahan pewarna Blue Dust, Cobalt Oxide, Sodium Selenite. Bahan pewarna yang digunakan untuk menghasilkan kaca berwarna biru adalah Blue Dust, dan Cobalt Oxide.
25
2.2.5 Teori Finance, Marketing & Sales, Inventori A.Finance Financial memiliki arti lebih besar dari sekedar menabung. Menabung merupakan bagian kecil dari financial planning. Selama ini banyak masyarakat memiliki pandangan yang sama bahwa kedua pengertian tersebut memiliki arti yang sama. Sebelum masuk ke dalam hukum perencanaan keuangan (Law of Financial Planning), mari kita mengerti dulu definisi financial planning. Financial planning (perencanaan keuangan) merupakan tindakan untuk memegang kendali atas hal-hal yang menyangkut kebutuhan dan penggunaan keuangan. B. Marketing & Sales b.1 Marketing Jika dikatakan bahwa marketing adalah ilmu yang dinamis, itu memang benar adanya. Sejarah teori dan konsep marketing selalu mengikuti
perubahan
struktur
sosial
dan
ekonomi
masyarakat.
Kemunculan ide-ide baru yang memperkaya ilmu marketing terus berkembang seiring revolusi besar
peradaban
manusia.
Mungkin masih banyak yang belum tahu bahwa peradaban bisnis modern berkembang sejak adanya revolusi industri di tahun 1900. Revolusi ini benar-benar mengubah tatanan struktur dan perilaku masyarakat pada saat
26
itu. Bisnis yang tadinya berciri merkantilis (berdagang) kemudian berubah menjadi kapitalis. Kekuatan modal dipergunakan untuk membangun pabrik dan organisasi perusahaan,memproduksi barang, dan memperdagangkannya. Pada proses ini muncullah pandangan-pandangan baru tentang bagaimana perilaku pasar terjadi dan bagaimana sebuah lembaga menjalankan kegiatan operasional untuk memenuhi kebutuhan pasar. Hal-hal inilah yang kemudian melatarbelakangi munculnya ilmu praktik manajemen bisnis, termasuk
marketing.
Boleh jadi, ilmu marketing ketika itu memang menjadi jawaban atas berbagai pertanyaan yang tidak bisa diakomodasi oleh ilmu ekonomi yang telah berkembang terlebih dahulu. Marketing awalnya tak lebih dari aktivitas bisnis yang sederhana. Para ekonom pun hanya memasukkannya sebagai salah satu bentuk aktivitas
ekonomi.
Namun, pendekatan yang lebih berciri sosiologis kemudian menunjukkan adanya pengembangan dari institusi (lembaga) yang disebut sebagai “market” dalam bahasa ekonomi. Pendekatan sosiologis melihat institusi market bisa dilihat sebagai institusi sosial dibandingkan ekonomi. Artinya, di market bukan hanya tempat bertemunya supply dan demand. Market adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli. Market merupakan sebuah sistem sosial di mana kebutuhan setiap pihak akan materi tertentu akan
bertemu.
Pada waktu itu, konsumsi dianggap sebagai akhir dari kegiatan produksi
27
di dunia ekonomi. Padahal perilaku konsumsi sendiri sebenarnya merupakan ilmu yang bisa dieksplorasi lebih dalam. Demikian halnya dengan istilah “value”. Ilmu ekonomi meletakkan value berhubungan dengan penambahan input dari faktor-faktor produksi. Padahal di dunia bisnis, value juga mencakup sesuatu yang intangible seperti pelayanan.
Pendekatan marketing juga mempertanyakan apakah market dipengaruhi hanya oleh purchasing power (daya beli) masyarakat? Lebih jauh dari itu, para praktisi bisnis melihat bahwa market bukan sekadar dipengaruhi oleh daya beli, tetapi juga keinginan membeli yang dipengaruhi oleh iklan dan tenaga penjual. Kabarnya kelas pertama dari pelajaran marketing diberikan oleh ED Jones pada tahun 1902 di University of Michigan dan kemudian oleh Simon Litman di University of California pada tahun yang sama. Saat itu, pemikiran marketing masih berfokus pada masalah distribusi. Ini sesuai dengan ciri industri tahap awal yang berfokus pada distribusi massal. Namun, pengembangan pemikiran awal teori marketing justru banyak bermunculan dari universitas seperti Wisconsin, Harvard, Ohio State, University of Illinois dan Northwestern
University.
Sebenarnya, walaupun belum dimasukkan dalam disiplin ilmu marketing, pemikiran tentang dunia iklan (advertising) sudah lebih dulu ada. Buku History of Advertising sudah muncul pada tahun 1875. Demikian pula halnya dengan selling sudah mendahului pengembangan ilmu marketing
28
itu sendiri. Selling awalnya hanya sekadar sebuah seni menjual, tetapi kemudian dijadikan sebuah formula untuk dipelajari dan dianalisis. Mulanya pendekatan marketing memang menyangkut tiga elemen: advertising, selling dan distribusi. Namun, banyak pemikiran yang kemudian menambahkan elemen-elemen dalam marketing. Seperti Ralph Butler dan Arch Shaw, dua ahli ini menambahkan elemen lain dalam marketing, yakni: komoditas, institusi, dan fungsional. Artinya marketing menyangkut pula soal produk, organisasi pemasaran dan juga proses serta kegiatan. Untuk elemen distribusi, berkembang pula pemikiran baru yang disebut retailing sejak tahun 1914. Nystrom pada waktu itu menulis literatur ritel bukan saja dari sisi proses distribusi, tapi juga manajemen ritel. Dengan banyaknya tambahan elemen-elemen baru dalam marketing. maka ilmu marketing kemudian masuk ke dalam tahapan integrasi. Pada tahap ini para pemikir dan ilmuwan mencoba menggabungkan berbagai ilmu, literatur serta elemen yang berdiri sendiri menjadi sebuah konsep yang terintegrasi. Buku Principles of Marketing pertama muncul lewat tangan Paul Ivey pada tahun 1920-an. Buku ini menggabungkan semua teori dan pemikiran yang berkembang di dunia marketing. Tetapi, yang lebih mengemuka kemudian adalah buku Principles of Marketing karangan Maynard, Weidler dan Beckman. Berbeda dibandingkan Ivey yang berfokus pada sisi pengusaha, buku ini lebih berfokus pada sudut pandang
konsumen.
29
Teori marketing belum berakhir dengan dimunculkannya buku-buku tadi. Pada
dekade-dekade
berikutnya
masuklah
berbagai
unsur
yang
memperkaya marketing. Ilmu-ilmu psikologi dan sosial mulai masuk. Demikian
pula
dengan
konsep
seperti
segmentasi
baru
hadir
belakangansetelah muncul konsep-konsep lain seperti marketing mix . Elemen-elemen dalam marketing sendiri mengalami perkembangan. Sebagai contoh, ilmu advertising semakin berkembang dengan masuknya media-media baru seperti televisi yang mulai populer pada tahun 1960-an. Pada tahun 1960-an dan 1970-an ilmu marketing justru memecahkan diri ke dalam berbagai diferensiasi (kekhususan) seperti international marketing, social marketing, marketing for non-profit organization dan lain-lain. Konsep social responsibility juga menjadi salah satu konsep yang
sudah
mulai
terbentuk
pada
tahun
1970.
Peran Kotler Kejayaan Kotler sebagai “bapak marketing” sendiri dimulai pada periode 1970-an.
Peran
Kotler
dalam
dunia
marketing
memang
pada
kemampuannya menerjemahkan konsep marketing ke terminologi yang mudah dipahami oleh banyak orang. Kotler-lah yang mengubah konsep marketing ke bentuk-bentuk aplikasi tertentu seperti marketing untuk health service, public service, educational
service, politik, dan lain-
lain. Tahun 1967, misalnya, Kotler sudah memperkenalkan konsep manajemen marketing modern yang meliputi analisis marketing opportunities,
30
mengorganisasikan aktivitas marketing, kegiatan perencanaan marketing serta
kontrol.
Buku-buku Kotler kemudian menginspirasi banyak para pengajar dan praktisi di dunia marketing seluruh dunia. Bahkan, tak ada kuliah marketing yang tak lepas dari karya-karya Kotler. Buku Principles of Marketing dan Marketing Management dari Kotler membentuk pemikiran-pemikiran dasar dan fundamental yang mempengaruhi berbagai
pemikiran
baru
lainnya
di
dunia
marketing.
Pada dekade 1980-an, pemikiran baru di dunia marketing seperti positioning yang dipopulerkan oleh Jack Trout dan Al Ries serta brand equity yang dipopulerkan oleh David Aaker semakin menguat. Era kemajuan bisnis di banyak negara pada dekade tersebut menciptakan kompetisi bisnis yang semakin ketat. Karenanya, peran dari sebuah merek dan upaya untuk mendiferensiasikan diri juga mengemuka. Dekade 1980 dan 1990-an adalah dekade menguatnya unsur service dan kepuasan pelanggan di dalam marketing. Konsep seperti Servqual, Service profit chain dan juga services marketing mulai bermunculan. b.2 Sales Penjualan adalah suatu usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana-rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan dan keinginan pemebeli, guna mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba (Marwan, 1991). Penjualan merupakan sumber hidup
31
suatu perusahaan,karena dari penjualan dapat diperoleh laba serta suatu usaha memikat konsumen yang diusahakan untuk mengetahui daya tarik mereka sehingga dapat mengetahui hasil produk yang dihasikan. Menurut Winardi (1982), penjualan adalah suatu transfer hak atas benda-benda. Dari penjelasan tersebut dalam memindahkan atau mentransfer barang dan jasa diperlukan orang-orang yang bekerja dibidang penjualan seperti pelaksnaan dagang, agen, wakil pelayanan dan wakil pemasaran. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kegiatan Penjualan Dalam praktek, kegiatan penjualan itu dipengaruhi oleh beberapa factor sebagai berikut: (Swastha dan Irawan, 1990). 1. Kondisi dan Kemampuan Penjual. Transaksi jual-beli atau pemindahan hak milik secara komersial atas barang dan jasa itu pada prinsipnya melibatkan dua pihak, yaitu penjual sebagai pihak pertama dan pembeli sebagai pihak kedua. Disini penjual harus dapat menyakinkan kepada pembelinya agar dapat berhasil mencapai sasaran penjualan yang diharapkan.untuk maksud tersebut penjual harus memahami beberapa masalah penting yang sangat berkaitan, yakni: a. Jenis dan karakteristik barang yang di tawarkan. b. Harga produk. c. Syarat penjualan seperti: pembayaran, penghantaran, pelayanan
32
sesudah penjualan, garansi dan sebagainya. 2. Kondisi Pasar. Pasar, sebagai kelompok pembeli atau pihak yang menjadi sasaran dalam penjualan, dapat pula mempengaruhi kegiatan penjualannya. Adapun faktor-faktor kondisi pasar yang perlu di perhatikan adalah: a. Jems pasarnya b. Kelompok pembeli atau segmen pasarnya c. Daya belinya d. Frekuensi pembelian e. Keinginan dan kebutuhan 3. Modal. Akan lebih sulit bagi penjualan barangnya apabila barang yang dijual tersebut belum dikenal oleh calon pembeli, atau apabila lokasi pembeli jauh dari tempat penjual. Dalam keadaan seperti ini, penjual harus memperkenalkan dulu membawa barangnya ketempat pembeli. Untuk melaksanakan maksud tersebut diperlukan adanya sarana serta usaha, seperti: alat transport, tempat peragaan baik didalam perusahaan maupun di luar perusahaan, usaha promosi, dan sebagainya. Semua ini hanya dapat dilakukan apabila penjualan memiliki sejumlah modal yang diperlukan untuk itu.
33
4. Kondisi Organisasi Perusahaan. Pada perusahaan besar, biasanya masalah penjualan ini ditangani oleh bagian tersendiri (bagian penjualan) yang dipegang orang-orang tertentu/ahli di bidang penjualan. 5. Faktor lain. Faktor-faktor lain, seperti: periklanan, peragaan, kampanye, pemberian hadiah, sering mempengaruhi penjualan. Namun untuk melaksanakannya, diperlukan sejumlah dana yang tidak sedikit. Bagi perusahaan yang bermodal kuat, kegiatan ini secara rutin dapat dilakukan. Sedangkan bagi perusahaan kecil yang mempunyai modal relatif kecil, kegiatan ini lebih jarang dilakukan. Ada pengusaha yang berpegangan pada suatu prinsip bahwa "paling penting membuat barang yang baik". Bilamana prinsip tersebut dilaksanakan, maka diharapkan pembeli akan kembali membeli lagi barang yang sama. Namun, sebelum pembelian dilakukan, sering pembeli harus dirangsang daya tariknya, misalnya dengan memberikan bungkus yang menarik atau dengan cara promosi lainnya. C. Produksi Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Kegiatan menambah daya
34
guna suatu benda tanpa mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa. Sedangkan kegiatan menambah daya guna suatu benda dengan mengubah sifat dan bentuknya dinamakan produksi barang. Produksi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk mencapai kemakmuran. Kemakmuran dapat tercapai jika tersedia barang dan jasa dalam jumlah yang mencukupi. Orang atau perusahaan yang menjalankan suatu proses produksi disebut Produsen.
2.3
Teori Enterprise Archetecture Sub bab ini berisikan teori yang diambil dari buku Enterprise Architecture EA by Scott A.Bernard dalam penulisan ini. 2.3.1
Analysis PEST PEST menurut The Decision Group, 2008 adalah akronim dari Political, Economic, Social, dan Technology. PEST merupakan suatu model analisis untuk mengetahui kondisi lingkungan eksternal makro yang dapat mempengaruhi seluruh perusahaan. PEST mengukur potensi situasi pasar secara umum dimana perusahaan berada. Pada dasarnya hal ini adalah tentang berkembang atau menurun, dan ketepatan akses; oleh karena itu analisis PEST sangat penting dilakukan untuk suatu pertimbangan organisasi dalam melakukan suatu proses marketing terhadap suatu lingkungan. Faktanya, analisis terhadap lingkungan harus
35
dilakukan secara terus-menerus dan memenuhi segala aspek dalam perencanaan. Faktor PEST memiliki penting dalam menciptakan nilai keuntungan suatu strategi, Analisis PEST harus dilakukan dengan menganalisis kondisi regional dimana perusahaan berada. Karena setiap regional atau bahkan setiap negara memiliki kondisi PEST yang berbeda-beda. Analisis PEST disempurnakan dengan menambahkan beberapa faktor lagi. Antara lain Legal (hukum), Socio-Culture (sosio-budaya), Environment (lingkungan), Demographic (demografi), dan Education (pendidikan), serta Ethic (etika). Sehingga muncul akronim baru antara lain STEEPLE., STEEP, PESTEL, PESTLE, atau LEPTEST. Namun dalam penelitian ini, penulis akan berfokus hanya pada analisa PEST saja. Berikut adalah penjabaran dari setiap huruf dalam PEST. 1. Politik Faktor politik termasuk peraturan pemerintahan dan legal issue dan menerapkan peraturan formal dan non formal dibawah perusahaan yang mengoperasikannya. contoh: 1. Kebijakan perpajakan 2. Hukum ketenagakerjaan 3. Kebijakan Undang-Undang (pemerintah)
36
4. Peraturan lingkungan 5. Stabilitas politk 2. Ekonomi Faktor ekonomi memberi efek pada kekuatan pembelian konsumen yang potensial dan modal perusahaan. Contoh dari faktor makro ekonomi sebagai berikut. 1. Pertumbuhan ekonomi 2. Perhatian kurs 3. Nilai tukar kurs 4. Inflasi kurs
3. Sosial Yang termasuk faktor sosial adalah demografi dan aspek kultur lingkungan eksternal makro. Faktor tersebut mempengaruhi kebutuhan Pelanggan dan ukuran pasar potensial. diantaranya: 1. Kesadaran kesehatan 2. Tingkat pertumbuhan populasi
Beberapa faktor sosial
37
3. Distribusi usia 4. Perilaku karir 5. Perhatian terhadap keamanan 4. Teknologi Faktor teknologi bisa menjadi hambatan yang lemah untuk masuk, mengurangi secara minimum efisiensi level produksi, dan mempengaruhi keputusan outsourcing. Beberapa faktor teknologi diantaranya; 1. Aktivitas riset dan pengembangan 2. Otomatisasi 3. Pendorong teknologi 4. Tingkat perubahan teknologi 2.3.2
Analysis Porter Menurut Porter (John Ward, 2002) ada lima hal yang menentukan posisi bersaing perusahaan yaitu ancaman dari pendatang baru, ancaman adanya produk pengganti, kekuatan tawar perusahaan terhadap pemasok, posisi bersaing perusahaan, dan kekuatan tawar pembeli terhadap perusahaan. Secara ringkas kelima hal yang mempengaruhi posisi bersaing perusahaan dalam Porter Five Forces Analysis dapat dilihat pada gambar 2.3.
38
Gambar 2.3 Poter forces Analysis Tujuan strategi bersaing untuk suatu unit usaha (business unit) dalam sebuah industri adalah menemukan posisi dalam industri tersebut dimana perusahaan dapat melindungi diri sendiri dengan sebaik-baiknya terhadap tekanan (gaya) persaingan atau dapat mempengaruhi tekanan tersebut secara positif. a.
Ancaman pendatang baru Pendatang baru pada suatu industri membawa kapasitas baru,
keinginan untuk merebut bagian pasar, serta seringkali juga sumber daya yang besar. Akibatnya harga dapat menjadi turun atau biaya membengkak sehingga mengurangi kemampulabaan. Ancaman masuknya pendatang baru ke dalam industri tergantung pada rintangan masuk yang ada,
39
digabung dengan reaksi dari para pesaing yang sudah dapat diperkirakan oleh pendatang baru. b.
Ancaman produk pengganti Produk pengganti membatasi laba potensial dari industri dengan
menetapkan harga pagu (Ceiling Price) yang dapat diberikan oleh perusahaan dalam industri. Semakin menarik alternatif harga yang ditawarkan oleh produk pengganti, semakin ketat pembatasan laba industri. Mengenali produk-produk subtitusi (pengganti) adalah persoalan mencari produk lain yang dapat menjalankan fungsi-fungsi yang sama seperti produk dalam industri. Produk pengganti yang perlu mendapatkan perhatian besar adalah produk-produk yang mempunyai kecenderungan untuk memiliki harga atau prestasi yang lebih baik ketimbang produk industri atau dihasilkan oleh industri yang berlaba tinggi. c.
Kekuatan tawar perusahaan terhadap pemasok Pemasok dapat menggunakan kekuatan tawar-menawar terhadap
para peserta industri dengan mengancam akan menaikan harga atau menurunkan mutu produk atau jasa yang dibeli. Kondisi-kondisi yang membuat pemasok kuat cenderung serupa dengan kondisi yang membuat pembeli kuat. Kelompok pemasok dikatakan kuat jika terdapat hal-hal berikut:
40
1. Para pemasok didominasi oleh beberapa perusahaan dan lebih terkonsentrasi ketimbang industri dimana mereka menjual. 2. Pemasok tidak menghadapi produk pengganti lain untuk dijual kepada industri. 3. Industri tidak merupakan pelanggan yang penting bagi kelompok pemasok. 4.
Produk pemasok merupakan input penting bagi bisnis pembeli.
5.
Produk
kelompok
pemasok
terdiferensiasi
atau
pemasok
telah
menciptakan biaya peralihan. 6. Kelompok pemasok memperlihatkan ancaman yang meyakinkan untuk melakukan integrasi maju. d.
Posisi bersaing perusahaan
Rivalitas (rivalry) di kalangan pesaing yang ada, berbentuk pertumbuhan untuk mendapatkan posisi dengan menggunakan taktik-taktik seperti persaingan harga, perang iklan, introduksi produk dan meningkatkan pelayanan atau jaminan kepada pelanggan. e.
Kekuatan tawar pembeli
Pembeli bersaing dengan industri dengan cara memaksa harga turun, tawar-menawar untuk mutu yang lebih tinggi dan pelayanan yang lebih baik, serta berperan sebagai pesaing satu sama lain. Semuanya dengan
41
mengorbankan kemampulabaan industri. Kelompok pembeli disebut kuat jika situasi berikut terjadi: 1. Kelompok pembeli terpusat atau membeli dalam jumlah besar relatif terhadap penjualan pihak penjual. 2. Produk yang dibeli dari industri merupakan bagian dari biaya atau pembelian yang cukup besar dari pembeli. 3. Produk yang dibeli dari industri adalah produk standar atau tidak terdiferensiasi. 4.
Pembeli menghadapi biaya pengendalian yang kecil.
5.
Pembeli mendapatkan laba kecil.
6.
Pembeli menunjukkan ancaman untuk melakukan integrasi balik.
7.
Produk industri tidak penting bagi mutu produk atau jasa pembeli.
42
2.3.3
Analisa Strengths-Weakness-Opportunities-Threats (SWOT)
Gambar 2.4 Enterprise Architecture EA3 Cube TM (Goals & Initiatives)
S-1
Strategic Plan Perencanaan Strategi yang membutuhkan kebijakan tingkat tinggi
dan dokumen perencanaan perusahaan yang menggunakan arah strategi kompetitif, dan tujuan terpenting mengadakan program-program proyek (inisiatif strategis) yang menjadi rencana strategis dalam mencakup periode masa depan perusahaan untuk 3-5 tahun mendatang. Rencana strategi harus menjadi panutan tujuan perusahaan dalam periode 3-5 tahun yang akan datang. Hal ini didapat dengan membuat
43
beberapa perencanaan sebagai berikut : •
Memberikan pernyataan visi dan misi yang sesuai dengan tujuan dan arah perusahaan.
•
Mengembangkan arah strategis yang sesuai dengan tujuan perusahaan,
memastikan
perusahaan
dapat
bertahan
dalam
persaingan bisnis, memungkinkan fleksibilitas dalam menjalankan bisnis, dan mempromosikan keberhasilan kompetitif. •
Merangkum hasil dari analisis SWOT yang didasarkan pada pernyataan arah tujuan strategis dan mengidentifikasi kekuatan perusahaan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Hal ini akan lebih rinci dibahas pada S-2 SWOT analysis.
•
Merangkum asumsi situasi dan perencanaan untuk “konsep operasi” yang terdapat di dalam skenario CONOPS yang mendukung pada arah strategi perusahaan. Ringkasan ini harus mencakup kegiatan perusahaan saat ini yang menggambarkan pada tingkat tinggi koordinasi kegiatan yang sedang berlangsung.
S–2
SWOT Analysis Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis
untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini dilakukan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang dan secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. Jadi, analisis
44
ini memungkinkan perencana perusahaan dapat menata kembali informasi yang ada dan merumuskan masalah yang nantinya akan mendasari penentuan strategi alternatif dan rencana yang harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut dan membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan. Umumnya yang sering digunakan adalah sebagai kerangka atau panduan sistematis dalam diskusi untuk membahas kondisi alternatif dasar yang mungkin menjadi pertimbangan perusahaan. Diagram SWOT Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal yaitu peluang dan ancaman dengan faktor internal yaitu kekuatan dan kelemahan. Diagram analisis SWOT menunjuk titik kordinat dari posisi SWOT seperti yang ditujukan pada
Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT
45
• Kuadran Pertama merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan memiliki kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan yang agresif (Growth Oriental Strategy). • Kuadran Kedua meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk pasar). • Kuadran Ketiga dimana perusahaan menghadapi peluang yang besar, tetapi di lain pihak perusahaan terdapat beberapa kendala atau kelemahan internal. Fokus strategi perusahaan adalah meminimalkan masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik. • Kuadran
Keempat
merupakan
situasi
yang
sangat
tidak
menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. Matrix SWOT Matrix SWOT adalah alat yang dipakai untuk menyusun faktorfaktor strategi perusahaan. Matrix ini menggambarkan bagaimana kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan secara internal serta peluang dan ancaman dari faktor eksternal.
46
Matrix ini dapat menghasilkan empat bagian kemungkinan alternatif strategis seperti yang diperlihatkan pada tabel 2.1 yaitu strategi SO, strategi ST, strategi WO, strategi WT.
Tabel 2.2 Tabel TOWS Matrix • Strategi SO Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. • Strategi ST Strategi ini menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk ancaman yang ada. • Strategi WO Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan
47
meminimalkan kelemahan. • Strategi WT Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat bertahan dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada dan menghindari ancaman. • IFAS : Internal Strategic Factors Analysis Summary Terdiri dari kekuatan dan kelemahan perusahaan. • EFAS : External Strategic Factors Analysis Summary Terdiri dari peluang dan ancaman perusahaan. Tabel EFAS dan IFAS Menurut Rangkuti (2002, p22-25, 31) pada tahap pengumpulan data dibedakan menjadi dua, yaitu: Matrik Faktor Strategi Eksternal Sebelum membuat matrik faktor strategi eksternal, perlu diketahui terlebih dahulu Faktor Strategi Eksternal (EFAS). Berikut ini adalah cara menentukan EFAS: a. Susun dalam kolom pertama ancaman dan peluang b. Beri bobot masing – masing faktor dalam kolom kedua, mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting).
48
c. Hitung rating dalam kolom ketiga untuk masingmasing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1 (poor). d. Kalikan bobot pada kolom kedua dengan rating pada kolom ketiga, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom keempat. e. Gunakan
kolom
kelima
untuk
memberikan
komentar atau catatan f. Jumlahkan skor pembobotan pada kolom keempat, untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan yang digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama Matrik Faktor Strategi Internal Sebelum membuat matrik faktor strategi eksternal, perlu diketahui terlebih dahulu Faktor Strategi Internal (IFAS). Berikut ini adalah cara menentukan IFAS: a. Susun dalam kolom pertama kekuatan dan kelemahan
49
b. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom kedua, mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). c. Hitung rating dalam kolom ketiga untuk masing – masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1 (poor). d. Kalikan bobot pada kolom kedua dengan rating pada kolom ketiga, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom keempat. e. Gunakan
kolom
kelima
untuk
memberikan
komentar atau catatan f. Jumlahkan skor pembobotan pada kolom keempat, untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan yang digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.
IFAS
STRENGTHS (S)
Tentukan faktor-faktor
WEAKNESSES (W) 5-10
Tentukan faktor-faktor
5-10
50
kekuatan internal
kelemahan internal
EFAS
OPPORTUNITIES (O)
Tentukan
5-10 Ciptakan
menggunakan
peluang eksternal
untuk
Tentukan
Strategi WO
strategi
faktor-faktor
TREATHS (T)
Strategi SO
yang Ciptakan
strategi
kekuatan meminimalkan kelemahan
memanfaatkan untuk
memanfaatkan
peluang
peluang
Strategi ST
Strategi WT
5-10 Ciptakan
yang
strategi
yang Ciptakan
faktor-faktor
menggunakan
ancaman eksternal
untuk mengatasi ancaman
strategi
yang
kekuatan meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
Tabel 2.3 Matriks SWOT IFAS-EFAS S-3
CONOPS Scenario Konsep Skenario Operasi berisikan narasi
dokumen
yang
menjelaskan bagaimana kegiatan perusahaan beroperasi saat ini atau kegiatan operasi beberapa tahun yang akan datang dengan beberapa faktor-faktor tertentu internal dan eksternal yang di identifikasi dalam analisis SWOT dengan asumsi perencanaan.
51
S-4
Concept of Operation Diagram Sebuah konsep operasi (CONOPS) Diagram yang digambarkan
dengan gambaran tingkat tinggi grafis dari rincian fungsi perusahaan, baik secara keseluruhan, atau dari beberapa wilayah tertentu, contoh : “Hurricane warning system”. S-5
Balanced scorecard Balanced Scorecard
adalah ukuran finansial sukses bagi
perusahaan dan menetapkan tujuan dan langkah-langkah dalam empat pandangan bisnis utama, yaitu finansial, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Sistem manajemen penilaian dan pengendalian yang secara cepat, tepat dan komprehensif dan memberikan pemahaman kepada manajer tentang kinerja bisnis. Prinsip dasar dari Balanced Scorecard
ini adalah titik pandang penilaian sebuah
perusahaan hendaknya tidak hanya dilihat dari segi finansial saja tetapi juga harus ditambahkan dengan ukuran-ukuran dari perspektif lainnya seperti tingkat kepuasan pelanggan, proses internal dan kemampuan melakukan inovasi.
52
Gambar 2.6 Analisis Balanced Scorecard Balanced Scorecard lebih dari sekedar sistem pengukuran taktis atau operasional. Perusahaan yang inovatif menggunakan Balanced Scorecard sebagai sistem manajemen strategis, untuk mengelola strategi jangka panjang dan menghasilkan proses manajemen seperti : •
Memperjelas dan menerjemahkan visi dan strategis
•
Mengkomunikasikan dan mengkaitkan berbagai tujuan dan ukuran strategis
•
Merencanakan, menetapkan sasaran dan menyelaraskan berbagai inisiatif strategis.
•
Meningkatkan umpan balik dan pembelajaran strategis.
53
Gambar 2.7 Enterprise Architecture EA3 Cube TM (Process & Services) B-1
Business Plan Rencana bisnis yang dituntut untuk memiliki deskripsi tingkat
tinggi dari garis kunci dan fungsi bisnis dengan strategi keuangan yang akan mencapai tujuan strategis dan inisiatif. Konsep berikut sering ditemukan dalam rencana bisnis : 1. Kegiatan bisnis 2. Eksekutif tim profile 3. Hubungan kegiatan usaha dengan tujuan strategis 4. Struktur organisasi 5. Prospek pasar dan strategi kompetitif
54
6. Siklus bisnis 7. Ringkasan kapitalisasi perusahaan 8. Strategi keuangan 9. Status keuangan 10. Bisnis kemitraan dan aliansi B-3
Swim Lane Process Diagram Stakeholder menunjukkan bagaimana diagram aktivitas para
bagian divisi (orang-orang dengan kepentingan dalam perusahaan) yang terlibat dengan lini proses bisnis, dan waktu interaksi yang diperlihatkan pada diagram dengan menggunakan format “swim lanes” untuk mengatur barisan stakeholder, dan jangka waktu menurut kolom serta overlay kegiatan dengan simbology flowchart. B-4
Business Process Diagram Diagram proses bisnis yang menunjukkan rincian dari suatu
kegiatan dan saling berhubungan dengan orang lain. Diagram D-4 mengikuti IDEF-0 yaitu tekhnik pemodelan untuk menunjukkan data inputs, kontrol, output, dan mekanisme untuk setiap langkah dalam proses kegiatan bisnis. B-5
Activity/Product Matrix Kegiatan usaha produk dan matriks pada peta siklus pendapatan
dalam memproduksi produk untuk berbagai bidang bisnis di seluruh
55
perusahaan, matriks menitikberatkan pada alur proses bisnis dan produk, serta tingkat rantai pasokan. B-6
Use case narrative & diagram Sebuah narasi use case dengan pemodelan terpadu langauge
(UML) format untuk mengidentifikasi kebutuhan bisnis, konteks, stakeholder (Actor), dan aturan bisnis di dalam interaksi mereka dengan sistem, layanan, dan aplikasi yang diidentifikasi sebagai solusi teknologi pengembangan dan perencanaan.
Gambar 2.8 Enterprise Architecture EA3 Cube TM (Data & Information)
56
D-3
Object State Transition Diagram Diagram keadaan transisi yang menggunakan notasi dari bahasa
pemodelan terpadu untuk menunjukkan bagaimana siklus hidup objek data tertentu. Diagram ini menunjukkan perubahan atribut, link, dan perilaku dari objek “on-line order” yang merupakan hasil dari aktivitas sistem internal atau eksternal. D-5
Logical Data Model Model data semantik dapat dikembangkan dengan menggunakan
metode terstruktur tradisional dan simbology (diagram hubungan entitas) atau dapat menggunakan metode object-oriented dan simbology dari bahasa pemodelan (UML) yang menghasilkan diagram kelas atau diagram object. D-7
Activity/Entity Matrix Matriks kegiatan entitas adalah pemetaan yang dikembangkan
oleh entitas data yang terkait dengan kegiatan usaha. Sering disebut “CRUD” Matrix karena mengidentifikasi jenis dasar dari transformasi yang dilakukan pada data (create, read, update, delete) melalui proses bisnis.
57
SA-2 System Communication Description SA-4 System Data Flow Diagram
Gambar 2.9 enterprise Architecture EA Cube (System & Application) SA-2 System Communication Description Artifak ini menyediakan penjelesan bagaimana alur data bergerak dalam sistem dalam perusahaan,dan termasuk detil mengenai hubunganhubungannya, jalur, jaringan dan media. SA-4 System Data Flow Diagram System data flow diagram atau yang lebih dikenal sebagai Data flow diagram dan bertujuan untuk menunjukkan proses dalam sistem yang melakukan pertukaran data dan bagaimana pertukaran itu terjadi.
58
NI-1 Network Connectivity Diagram
Gambar 2.10 enterprise Architecture EA Cube Networks & Infrastructures NI-1
Network Connectivity Diagram Network connectivity diagram menunjukkan koneksi secara fisik
antara jaringan suara, data dan video perusahaan, termasuk WAN eksternal dan Local Area Network yang juga dikenal dengan istilah ekstranet dan intranet.
59
SP-1 Security Plan ST-2 Technology Forecast W-1 Workforce Plan W-2 Organization Chart
Gambar 2.11 enterprise Architecture EA Cube Security, Standars, Workforce
SP-1
Security Plan Security plan menyediakan deskripsi mendetail dari program
keamanan yang terkait pada keseluruhan perusahaan. Termasuk prosedur dan elemen keamanan baik secara fisik, keamanan data, personel dan operational. ST-2
Technology Forecast Teknologi yang digunakan oleh perusahaan dalam jangka waktu
tertentu agar dapat digunakan untuk mendukung pencapaian sasaran
60
bisnis utk 3 tahun mendatang W-1
Workforce Plan Workforce plan menyediakan sekripsi bagaimana sumber daya
manusia diatur dalam perusahaan. Workforce plan didalamnya termasuk strategi penerimaan, mempertahankan karyawan lama dan pengembangan secara profesional karyawan baik level eksekutif, manajemen dan staf. W-2
Organization Chart Organization chart ini menunjukkan bagaimana jabatan dan
personel dalam organisasi dalam suatu diagram atau matrix. Struktur organisasi dapat membantu menunjukkan otoritas, hubungan kerja dan juga siapa yang menggunakan suatu sumber daya, produk ataupun proses.