BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1
Definsi Teknologi Informasi . Teknologi Informasi mencakup komponen teknologi yang dibutuhkan untuk
mengolah, menyimpan dan menyampaikan informasi. ( Luhukay ,1994 ) 1. Teknologi Pengolahan Komponen-komponen eletronik, mekanis dan lojik program yang dibutuhkan mengolah informasi. a
Teknologi Perangkat Keras : Elektronik, Optik, Mekanis ( Kasat-Mata)
b
Teknologi Perangkat Lunak : Program
2. Teknologi Penyimpan Teknologi meddium penyimpan informasi dan komponen pengeloaannya: a
Teknologi Media:
Komponen elektromagnetik dan optik untuk
menyimpan data. b
Teknologi Data : Representasi informasi yang terhimpun dalam rangkuman yang punya makna bagi pihak-pihak terkait.
5
6
3. Teknologi Komunikasi a
Teknologi Komunikasi Data : Komponen dan kemudahan yang mendukung penyampaian dan penyajian data diantara dua atau lebih piranti pengolah.
b
Teknologi Penyajian Informasi : teknik tampilan dan antarmuka antara piranti teknologi dan manusia.
2.2
Teknologi Client-Server Menurut Hall (1994,P l) teknologi client server adalah paradigma yang
memungkinkan kombinasi antara kemampuan perangkat keras komputer dengan teknologi komunikasi yang murah, cepat dan terpercaya. Sistem client server telah dapat memindahkan dari sistem komputer yang satu monolistik dan terpusat menjadi suatu sistem terdistribusi yang cepat dan ekonomis untuk akses informasi. Teknologi client server mempunyai beberapa keuntungan antara lain : a Dapat memudahkan perangkat keras dengan harga yang terjangkau. b Memudahkan manajemendari distribusi data c Tampilan yang lebih baik dengan tampilan grafik( GUI ). d Fault tolerant yang lebih baik e Support pada Terminologi client server mengacu pada relasi antara 2 sistem atau proses. Client adalah sistem yang meminta pelayanan pada sistem server. Sedangkan server adalah sistem yang menyediakan service.
7
2.3.
Sistem Informasi Pemasaran Sistem Informasi Pemasaran terdiri dari peralatan , manusia dam prosedur
untuk mendapatkan, mengurutkan, menganalisa, mengevaluasi dan mendistribusikan kebutuhan, ketepatan dan keakuratan informasi unrtuk para pengambil keputusan pemasaran ( Kotler, 1997). Bagian dari Sistem Informasi Pemasaran adalah menetukan kebutuhan informasi para Manajer. Kebutuhan Informasi dibangun dari internal campany record, marketing intelligences activities, marketing research, dan marketing decision support analysis. Sistem Informasi yang paling mendasar yang digunakan pada manajemen pemasaran adalah Internal Record System.Yang termasuk pada Internal System adalah laporan pada pesanan, penjualan, harga dan level dari inventori, piutang dan hutang dan sebagainya. Dengan menganalisis laporan tersebut Manajer dapat melihat peluang dan masalah. Inti dari Internal Record System adalah siklus pesanan hinga pembayaran. Kebutuhan Perusahaan sekarang ini adalah daoat melakukannya secara cepat dan akurat. Pembeli mengharapkan agar perusahaan dapat mengirim barang tepat pada waktunya. Banyak perusahaan sekarang menggunakan Electronic Data Interchange ( EDI ), untuk meningkatkan kecepatan, keakuratan dan efisiensi dari siklus order dan pembayaran. 2.4
Reka Ulang Proses Bisnis Definisi dari reka-ulang menurut Hammer-Champy ( 1995,P27) adalah
pemikiran ulang secara fundamental dan perancangan ulang secara radikal atas proses-proses bisnis untuk mendapatkan perbaikan dramatis dalam hal ukuran-ukuran
8
kinerja yang penting dan komtemporer, seperti biaya, kualitas, pelayanan dan kecepatan. Definisi diatas memuat 4 kata kunci yaitu : − Kata kunci fundamental yaitu menanyakan pertanyaanpertanyaan yang paling mendasar tentang perusahaan – perusahaan mereka daan bagaimana operasinya.. − Kata kunci radikal yaitu merancang ulang mulai dari akar permasalahan dan menciptakan cara-cara yang sama sekali baru dalam menyelesaikan pekerjaan. − Kata kunci dramatis artinya perbaikan yang akan dicapai dengan reka ulang adalah sebuah lompatan yang jauh kedepan. − Kata kunci proses adalah sekumpulan aktivitas yang meliputi suatu jenis input atau lebih dan menciptakan harga sebuah output yang bernilai bagi pelanggan. Reka Ulang Proses Bisnis menurut Johansson, McHugh, Penleburry dan Wheeler ( 1995,P 58) dapat diarahkan oleh salah satu dari tiga tujuan bisnis yang berbeda diantaranya :
1. Perbaikan proses dapat menghasilkan penghematan biaya yang dramatik dalam proses-proses bukan inti. 2. Dalam proses-proses bisnis inti, upaya reka ulang biasanya diarahkan untuk mencapai posisi “ terbaik dikelasnya” mencapai varietas bersaing
9
dengan mereka yang dimasa lalu menetapkan standar dan menetapkan aturan main. 3. Upaya menemukan dan mengimplementasikan titik penentu, untuk mengubah aturan main dan menciptakan definisi baru mengenai yang terbaik dikelas yang akan dicoba dicapai oleh pihak-pihak lain. Selain ketiga tujuan diatas, Reka Ulang Proses Bisnis memiliki tiga tahap rancangan seperti dibawah ini : 1. Tahap pertama Identifikasi peluang dan skala reka ulang proses bisnis inti. Selama tahap ini perusahaan menciptakan visi strategik untuk mendominasi atau memperbaharui daya saing pasar. 2. Tahap Kedua
Desain Ulang. Selama tahap ini proses reka ulang dirinci,
direncanakan dan direka. 3. Tahap Ketiga Realisasi, Implementasi desain ulang untuk melaksanakan strategi.Suatu ukuran kinerja yang menjadi tujuan utama dari reka ulang dapat berupa : Pengurangan waktu siklus. Pengurangan biaya dan peningkatan laba. Meningkatkan efisiensi melalui peningkatan produktivitas danbeban kerja dari sumber daya
10
Untuk mencapai tujuan utama dari reka ulang diatas maka perlu melakukan perubahan terhadap proses yang ada dengan cara : Menghilangkan bagian proses. Menerapkan teknologi pada bagian yang memungkinkan. Pemberdayaan dengan mengalihkan tanggung jawab pengambilan keputusan dan kontrol kepada level dimana pekerjaan dilakukan. Memperbaiki alur kerja dengan penekanan pada fungsi yang memberikan nilai tambah. Menetapkan kriteria pengukuran yang berguna untuk analisis dan pembuatan rencana strategis.
2.5
Rapid Re Metodologi Rapid Re adalah metodologi yang terdiri dari lima tingkat dan lima puluh
empat langkah yang memungkinkan organisasi perubahan
yang radikal didalam
proses bisnis yang strategis dan bernilai tambah. Tahap 1- Persiapan, terbagi dalam empat langkah ; Pertama adalah Mengenali kebutuhan perusahaan., kedua mengembangkan konsesus dari ekesekutif. ketiga melatih team dan terakhir merencanakan perubahan Tahap 2 - Identifikasi terbagi kedalam sembilan langkah : 1.Memodelkan pelanggan. 2 Mendefinisi dan mengukur kinerja. 3.Mendefinisikan entitas. 4.Memodelkan proses. 5. Mengidentifikasikan aktivitas. 6. Memperluas model proses.7. Memetakan organisasi 8. Memetakan sumber daya. 9 Memprioritaskan proses.
11
Tahap 3 - Visi , terbagi kedalam sembilan langkah : 1.Memahami struktur proses. 2. Memahami aliran proses 3.Mengidentifikasikan aliran proses yang bernilai tambah. 4. Membuat Benchmark dari kinerja. 5. Menentukan faktor kinerja 6. Memperkirakan kesempatan. 7. Membuat visi dari yang ideal baik untuk yang external maupun internal. 8. Mengintegrasikan visi. Mendefinisikan Sub Visi.
Tahap-4 Solusi: Perancangan Teknis terbagi kedalam sepuluh langkah : 1. Memodelkan hubungan entitas.2. Memeriksa ulang keterkaitan proses. 3. Instrumen dan Informate. 4. Mengkonsolidasikan Interfaces dan Informasi. 5. Mendefinisikan ulang alternatif. 6. Merelokasikan dan retime pengendalian.7. Modularize. 8. Specify. 9.Development10. Mengaplikasikan teknologi Merencanakan proses implementasi. Tahap IVB-Perancangan social, terbagi kedalam dua belas langkah 1.Over Empcustomer Contact Personnel. 2. Identify Job Characteristic Clusters. 3. Definition Job / teams. 4. Define skills and staffing needs. 5. Specify Management Structure.6. Redraw Organizational Boundaries. 7. Specify Job changes 8. Design Career
paths.9.
Define
Traditional
Organization.
10.
Design
Changes
Management11. Design Incentives. 12.Plan Implementations. Tahap 5- Transformasi, terbagi kedalam sembilan langkah :1Complete business system, 2.Perform technical Design 3. Develop Test and Roll-out
4. Perform
technical Design. 5. Evaluate personnel 6. Construct system.7. Train staff8. Pilot New process 9. Refine Transactions 10.Continuous improvement
12
2.6
Peran TI dalam Reka Ulang Proses Bisnis Teknologi Informasi memainkan peranan penting didalam reka ulang proses
bisnis. Banyak orang berpikir bahwa reka ulang proses bisnis yang didukung oleh Teknologi Informasi sama seperti otomatisasi .Pendapat tersebut tentu saja salah karena kedua bidang tersebut memiliki arti yang berbeda-beda satu sama lain. Otomatisasi hanya menghasilkan cara-cara yang lebih efisien dalam hal melakukan hal-hal yang salah. Perusahaan yang menyamakan Teknologi Informasi dengan Otomatisasi tidak dapat melakukan Reka Ulang Proses Bisnis. Seni Teknologi Informasi modern adalah bagian dari setiap upaya reka ulang yang menurut Champy dan Hammer adalah pemungkin yang esensial. Hal ini cukup beralasan, karena Teknologi Informasi memungkinkan perusahaan-perusahaan dalam mereka ulang proses-proses bisnisnya. Kesalahgunaan Teknologi dapat menghambat reka ulang dan bersamaaan dengan itu justru memperkuat cara-cara berpikir dan polapola prilaku lama. Organisasi-organisasi perusahaan umumnya dibentuk oleh tiga pilar utama yaitu proses ( process ), manusia (people), dan teknologi (technology ). Ketiga pilar utama disebut sebagai pilar-pilar organisasi oleh Peppard, Rowland (1995,p45). Dalam mendesain proses, ketiga elemen ini harus disesuaikan pada kebutuhan pasar dan para pelanggan satu sama lain. Awalnya perusahaan mengidentifikasi proses mana yang akan diprioritaskan dahulu untuk direka ulang, setelah itu perusahaan harus mempertimbangkan faktor manusia yang akan mengoperasikan proses-proses tersebut. Sedangkan elemen ketiga, teknologi digunakan untuk mendukung proses-proses dan manusia.