Bab 2 Landasan Teori
2.1 Teori Hinshi Menurut Sakakura (1992:317) membagi hinshi 「品詞」atau “kelas kata” ke dalam beberapa jenis, yaitu 1. Doushi
「 動 詞 」 (verba) , yaitu salah satu jenis kelas kata yang dapat
mengalami perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く ‘berjalan’, 食べる ‘makan’, 信じる ‘percaya’. 2. Keiyoushi 「形容詞」(adjektiva -i) disebut juga kata sifat golongan satu. Setiap kata yang termasuk keiyoushi selalu berakhiran -i dalam bentuk kamusnya, dapat menjadi predikat, dan dapat menjadi kata keteranganyang menerangkan kata lain dalam suatu kalimat. Keiyoushi memiliki beberapa perubahan bentuk. Contoh : 小さい ‘kecil’,暑い ‘panas’. 3. Keiyoudoushi 「 形 容 動 詞 」 (adjektiva –na), yaitu kata yand dapat berdiri sendiri dan merupakan kata sifat golongan dua, memiliki perubahan sendiri yang berbeda dengan kata sifat golongan satu/keiyoushi. Contoh : きれい ‘cantik’, 上 手 ‘pandai’. 4. Meishi 「 名 詞 」 (nomina), kata-kata yang menunjukan nama suatu tempat, benda, orang, peristiwa, keadaan, termasuk ke dalam meishi. Meishi
dapat
berdiri sendiri dan bias menjadi subjek. Meishi tidak memiliki perubahan bentuk. Contoh : かばん ‘tas’, 光 ‘cahaya’, 京都 ‘kyoto (kota kyoto)’.
10
5. Rentaishi 「 連 体 詞 」 (pronominal), yaitu kata yang termasuk kelompok jiritsugo yang tidak mengenal konjugasi yang digunakan hanya untuk menerangkan nomina. Rentaishi ini tidak bias menjadi subjek atau predikat dan tidak memiliki perubahan bentuk. Contoh : その ‘itu’, この ‘ini’. 6. Fukushi 「副詞」(adverbia), yaitu kata-kata yang menerangkan verba, adjektiva, dan adverbial yang lainnya, tidak dapat berubah bentuki, dan berfungsi menyatakan keadaan atai derajat suatu aktivitas, suasana, atau perasaan pembicara. Contoh : かなり ‘agak’, とても ‘sangat’. 7. Kandoushi 「感動詞」(interjeksi), yaitu kata yang dapat berdiri sendiri, pada umumnya, menyatakan ekspresi, perasaan, cara memanggil, cara menjawab dan lain sebagainya. Kandoushi tidak dapat menjadi subjek dan tidak memiliki perubahan bentuk. Contoh :ああ, あら, はてな, あれ. 8. Setsuzokushi 「接続詞」(konjugasi) adalah kata yang dapat berdiri sendiri dan berfungsi untuk menyatakan hubungan antar kalimat atau bagian kalimat atau frase dengan frase. Setsuzokushi tidak bias menjadi subjek, objek, predikat, ataupun kata yang menerangkan kata lain, dan tidak memiliki perubahan bentuk. Contoh : だから ‘oleh sebab itu’, そして ‘lalu’, 例えば ‘misalnya’. 9. Jodoshi 「助動詞」(verba bantu) yaitu kata yang tidak dapat berdiri sendiri, dapat berubah bentuk, dan banyak melekat pada doushi, keiyoushi, juga pada jodoushi lain. Contoh : - られる (bentuk pasif), - ない (bentuk negative) 10. Jyoshi 「助詞」(partikel), yaitu kata yang tidak dapat berdiri sendiri dan tidak memiliki perubahan. Bila kata ini terpisah dari kata lain, maka kata ini tidak 11
mempunyai arti. Jyoshi 「助詞」hanya berfungsi untuk menyambung kata-kata jiritsugo dalam pembentukan kalimat bahasa Jepang dan juga menentukan arti kata tersebut. Contoh : が,は,を,で,に, dan の. 2.2 Teori Meishi Menurut Sakuhara (1992:143) mengatakan bahwa meishi adalah kata kata yang dapat digunakan untuk 1. 具体的なものを表す。 ‘menunjukkan hal yang bersifat konkrit.’ Contoh : 「お米」’beras’「こおり」’batu es’「山」’gunung’「本」’buku’ 2. 抽象的な事がらを表す。 ‘menunjukkan hal yang yang bersifat abstrak’ Contoh : 「昔」’dahulu’「信号」’keyakinan’「矛盾」’kontadiksi’ 3. 特定の土地・年号・人名などを表します。 ‘Menunjukkan nama daerah yang spesifik, zaman, nama orang.’ Contoh : 「 京 都 」 ’Kyoto (kota)’, 「 昭 和 」 ’Shouwa’ (zaman)’, 「 田 中 さ ん」’tuan Tanaka’. (Matsuoka, 2000:342). Pengertian meishi adalah kata-kata yang menyatakan orang, benda, peristiwa, dan sebagainya, tidak mengalami konjugasi, dan dapat dilanjutkan dengan Kakujoshi. Meishi adalah kata-kata yang menyatakan nama suatu perkara, benda, barang kejadian, atau peristiwa, keadaan, dan sebagainya yang tidak mengalami konjugasi. Meishi disebut juga taigen, didalam suatu kalimat ia dapat menjadi subyek,
12
predikat, kata keterangan dan sebagainya (Hirai, 1989:148). Sementara itu, Murakami Motojiro (1986:25-26) menyimpukan bahwa meishi 1. Merupakan jiritsugo 2. Tidak mengalami perubahan bentuk (konjugasi) 3. Dapat membentuk bunsetsu dengan ditambah partikel ga, wa, o, no, ni, dan sebagainya. 4. Dapat menjadi subyek 5. Disebut juga taigen sebagai lawan yoogen. 6. Dilihat dari sudut pandang artinya dapat dibagi menjadi empat macam yakni futsuu meishi, koyuu meishi, daimeishi, dan suushi. Di dalam pengertian diatas dikatakan bahwa di dalam suatu kalimat nomina dapat menjadi subyek, predikat, dan kata keterangan. Biasanya nomina dapat menjadi subjek manakala pada bagian berikutnya diikuti partikel-partikel wa, mo, sae, dake, koso, dan sebagainya, misalnya dalam kalimat; 1) 富士山わとてもきれいです。 Gunung fuji sangat indah 2) 週もジャカルタへ行く。 Minggu depan pun akan pergi ke Jakarta 3) 水さえのどにとおらない。 (sampai-sampai)airpun tidak masuk kerongkongan 4) あミルんだけ日本へ行った。 Hanya amir yang sudah pergi ke jepang
13
5) あの人こそりっぱなひとです。 Dialah orang yang hebat Nomina dapat menjadi predikat manakala pada bagian berikutnya diikuti partikel yo, verba bantu (jodooshi) desu, da, rashii, atau diikuti partikel no ditambah verba bantu yooda (noyooda/no yoodesu), dan sebagainya seperti pada kalimat berikut. 1) それは田中さんの自転車よ。 Itu sepeda Tanaka 2) 明日は休みだ。 Besok libur 3) それは私の本です。 Itu buku Saya 4) あの帽子を被っている人はインドネシア人らしい、 Orang yang memakai topi itu kelihatannya seperti orang Indonesia 5) あの人は日本人のようです。 Orang itu seperti orang Jepang Nomina juga dapat menjadi kata keterangan dalam suatu kalimat, misalnya nomina nihongo ‘bahasa jepang’, jidoosha ‘mobil’,michi ‘jalan’. 1) インドネシアから来ました。 Datang dari Indonesia 2) 道を歩きます。 Berjalan dijalan
14
3) へやに入ります。 Masuk kamar 2.2.1
Jenis -jenis Meishi
Walaupun Murakami (2004) membagi Meishi menjadi empat macam, namun banyak juga ahli yang membaginya menjadi lima macam dengan cara menambahkan Keishiki Meishi sebagai salah satu jenis Meishi. Misalnya Terada Takano dalam Dahidi (2004) membagi Meishi menjadi lima macam sebagai berikut. 1. Futsuu Meishi, yaitu nomina yang menyatakan nama-nama benda, barang, peristiwa, dan sebagainya yang bersifat umum misalnya, 山’gunung’, 本’buku’, 学校’sekolah’. 2. Koyuu meishi, yaitu nomina yang menyatakan nama-nama yang menunjukkan benda secara khusus seperti nama daerah, nama negara, nama orang, nama buku, dan sebagainya. Contoh nomina jenis ini antara lain, 中国’cina’, 上田’ueda’, 富 士山’gunung fuji’. 3. Suushi, yaitu nomina yang menyatakan bilangan, jumlah, kuantitas, urutan, dan sebagainya, misalnya, 一’satu’, 四つ‘empat buah’, 五本’lima batang’. 4. Keishiki Meishi, yaitu nomina yang menerangkan fungsinya secara formalitas tanpa memiliki hakekat atau arti yang sebenarnya sebagai nomina, misalnya, Koto, Mono, Tame, Wake, Hazu, Mama, Toori. 5. Daimeshi, yaitu kata-kata yang menunjukkan sesuatu secara langsung tanpa menyebutkan nama orang, benda, barang, perkara, arah, tempat, dan sebagainya. Kata-kata yang dipakai untuk menunjukkan orang disebut Ninshoo Daimeishi
15
(pronomina persona), sedangkan kata kata yang dipakai untuk menunjukkan benda, barang, perkara, arah, dan tempat disebut Shiji Daimeishi. 2.3 Teori Keishiki Meishi Izumi dalam Yoshikawa (2006), mendefinisikan sebagai berikut: Keishiki Meishi adalah kata yang kehilangan makna yang sebenarnya dan menjai kata benda yang hnya memiliki peranan secara formalitas dengan syarat, jika dipadukan dengan kata lain maka akan menjadi memiliki fungsi yang sangat penting dalam tata bahasa. Selain itu Sakakura dalam Hermawan (1992:146)juga memberikan penjelasan bahwa Keishiki Meishi merupakan bagian dari meishi dimana Keishiki Meishi tidak seperti meshi yang lain yang bisa berdiri seniri. Keishiki Meishi harus dipadukan dengan kata lain untuk dapat menerangkan fungsinya. 2.4
Teori Keishiki Meishi “Koto” Nagara, et all. (1989:24-25) menjelaskan fungsi, dan cara pakai dari Keishiki Meishi
Koto, yang terdapat dibawah ini. 1. 文や句を体言化して抽象的な事柄や概念を表す “Membendakan kalimat dan frase, lalu menyatakan sebagi konsep dan keadaan yang bersifat abstrak”. Pengertian abstrak itu sendiri adalah semua yang bersifat tidak konkrit, tidak dapat dilihat, dan tidak terwujud (KBBI, 2008:4) Pola kalimat: 名詞+の/だった+こと Kata benda +no/datta+Koto Contoh:
16
1. あの人のことが忘れられない。 “Ano hito no Koto ga wasurerarenai.” “Saya tidak bisa melupakan (hal-hal yang mengenai) orang itu.” 2. 彼女のことはよく知っている。 “Kanojyou no Koto wa yoku shitteiru” “Saya mengetahui (hal-hal mengenai) dia dengan baik” Pola kalimat: イ/ナ表形容詞(現在/過去形)+こと Katasifat i/na (bentuk sekarng/ bentuk lampau)+Koto Contoh : 1. 長いことお目にかかりませんでした。 “Nagai Koto omeni kakarimasen deshita”. “Sudah lama tidak berjumpa” 2. 日本は物価が高いことはよく知っている。 “Nihon no bukka ga takai Koto wa yoku shitteiru. “Sudah diketahui bahwa harga komoditas diJepang mahal” Pola kalimat: 動詞(現在/過去形/テ+イル形)+こと Kata kerja (bentuk sekarang/bentuk lampau/bentuk te-iru)+Koto Contoh : 1. 学生として勉強することが必要です。 “Gakusei toshite benkyousuru Koto ga hitsuyou desu” “Bagi seorang Mahasiswa, belajar itu penting.” 17
2. 鯨が哺乳動物であることを知っている。 “Kujira ga honyuu doubutsu de aru Koto wo shitteiru.” “Saya mengetahui kalau ikan paus itu hewan mamalia.” 2. 述部に可能性・成否・評価・感情・思考を表す言葉が来るとき、主部には「こ と」が使えます。 ‘Apabila muncul kata yang menyatakan pikiran/pendapat, perasaan, penilaian, benar/salah, atau kemungkinan yang berkedudukan sebagai predikat, maka subjeknya dapat menggunakan Koto’. Misalnya:当然、真実、正しい、うそだ、嫌いだ、う れしい Pola Kalimat : 動詞(現在/過去形/テ+イル形)+こと+イ/ナ表形容詞 k.kerja (bentuk biasa/lampau/te-iru)+Koto+kata sifat i/na Contoh : 1. 新聞に書いてあることは真実だ。 “Shinbun ni kaitearu Koto wa shinjitsu da.” “Hal yang ditulis di koran adalah benar.” 2. この人の言ったことは嘘だ。 “Kono hito no itta Koto wa uso da.” “Perkataan orang itu bohong.” 3. 忠告・命令または主張を表す。 ‘ Menyatakan peringatan/saran, perintah, dan permintaan’. Contoh :
18
1. 敷地内に入らないこと。 ‘Shikichinai ni hairanai Koto.’ ‘ Dilarang masuk ke lokasi.’ 2. 人の陰口は言わないこと。 “Hito no kageguchi wa iwanai Koto” “Jangan membicarakan kejelekan orang lain.” 2.5 Teori Keishiki Meishi “Mono” Nagara, et al.(1989:24-25) menjelaskan fungsi, dan cara penggunaan dari Keishiki Meishi Mono, yang membagi penggunaan Mono kedalam 4 bagian, yakni. a. 当然の帰結:Menunjukkan kebiasaan yang pada umumnya atau yang alami Pola kalimat: 動詞(現在)+もの K.kerja biasa+Mono Contoh : 年をとる目がわるくなるものです “Toshi wo toru me ga waruku naru Mono desu.” ‘Semakin tua, mata semakin rabun’ b. 過 去 の 習 慣 : Menunjukkan kebiasaan masa lampau yang didapat dari pengalaman yang sudah pernah terjadi. Pola kalimat: 動詞(現在/過去形)+もの K.kerja biasa/lampau
+ Mono
Contoh 19
毎年冬には屋根まで雪が降ったものだ。 “Mainen fuyu ni wa yane made yuki ga futta Mono da. ‘Setiap tahun musim dingin saljunya menutupi genteng’ c. 感慨:Menunjukkan perasaan hati Pola kalimat: イ/ナ形容詞(現在: 過去)+もの K.sifat i/na( bentuk sekarang/ bentuk lampau)+Mono Contoh : ジェットというのははやいものですね “Jet to iu no wa hayai Mono desu ne” ‘Mesin jet adalah pesawat yang sangat cepat’ d. 説明:Berfungsi untuk menjelaskan sesuatu Pola kalimat: 動詞(表現/過去/テ+イル形)+もの Kata kerja(kamus/lampau/te-iru) + Mono Contoh : terdapat kata-kata”という、と言われています、といった、とな る。” 共産主義というものは実社会に適応した理論でない。 “Kyousanshugi to iu Mono wa jisshakai ni tekiou shita riron denai” Komunisme bukanlah sesuatu yang disesuaikan dengan teori di masyarakat.
20
2.6 Konsep Pengajaran Bahasa Pengajaran bahasa adalah metode pengajaran bahasa secara tradisonal dirumuskan sebagai prosedur umum tata cara penyajian materi pengajaran. Guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam implentasi suatu strategi pembelajaran. Tanpa guru, bagaimana bagus atau tidaknya strategi, makan strategi itu tidak bisa siaplikasikan. Layaknya seorang prajurit dimedan pertempuran. Keberhasilan penerapan strategi berperang untuk menghancurkan musuh akan sangat bergantung pada kualitas prajurit itu. Demikan juga dengan guru. Keberhasilan implementasi suatu srategi pembelajaran akan tergantung pada kepiawaian guru dalam menggunakan metode, teknik, dan taktik pembelajaran. Diyakini, setiap guru akan memeliki pengalaman, pengetahuan, kemampuan, gaya, dan bahkan pandangan yang berbeda dalam mengajar (Sanjaya, 2009:52) Selain guru, dalam kegiatan belajar mengajar tidak lepas dari objek guru yakni, murid. Murid adalah organisme yang unik yang berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya.tidak dapat sangkal bahwa setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda yang dapat dikelompokkan pada siswa yang berkamampuan tinggi, sedang dan rendah. Siswa yang tergolong berkemampuan tinggi biasanya ditunjukkan oleh motivasi yang tinggi dalam belajar, perhatian, dan keseriusan dalam mengikuti pelajaran, termasuk mengerjakan tugas, dan lain sebagainya. Sebaliknya, siswa yang tergolong pada kemampuan rendah ditandai dengan kurangnya motivasi belajar, tidak ada keseriusan dalam mengikuti pelajaran, termasuk menyelesaikan tugas, dan lain sebagainya (Sanjaya , 2009:54). Kemudian hal lain di luar faktor guru dan murid dalam kegiatan belajar mengajar, yakni adalah acuan atau bahan ajar, agar tercapai tujuan belajar yang diharapkan. Materi 21
pembelajaran merupakan faktor lain yang mempengaruhi dan menentukan keterlibatan murid pada proses belajra mengajar dikelas. Hal ini menyebabkan suatu ketertarikan siswa atau motivasi mereka dalam mengikuti pelajaran. Materi pelajaran yang baik akan memberikan rangsangan yang baik pada proses belajar murid, sehingga mampu mendukung mereka dalam mencapai kompetensi untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan siswa. Kegiatan pengajaran yang dilakukan oleh guru terhadap murid, dibutuhkan juga media pengajaran. Media pembelajaran adalah komponen strategi penyampaian yang didapat dimuat pesan yang akan disampaikan kepada pembelajar baik berupa orang, alat, maupun bahan. Interaksi pembelajar dengan media adalah komponen strategi penyampaian pembelajaran yang mengacu kepada kegiatan belajar. Adapun bentuk kegiatan belajar mengajar adalah komponen startegi penyampaian pembelajaran yang mengacu pada pembelajaran dalam kelompok besar, kelompok kecil, perseorangan atau mandiri (Degeng: 1989). Fungsi guru haruslah bersifat proaktif dalam menyampaikan materi pengajarannya, oleh karena itu, seorang pengajar atau guru perlu menyiapkan strategi pengajaran yang efektif. Salah satu strategi pengajaran yang efektif adalah dengan menggunakan metode drill. Metode drill berawal dari suatu aliran pengajaran yang bernama audio lingual. Kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode audio lingual, pada umumnya menggunakan pendekatan yang disebut Oral Approach. Ciri khas dari Oral Approach adalah digunakan latihan-latihan Pattern practice atau Mi-Mu (meniru dan mengingat). (Hastuti:1997). Metode Audio Lingual berorientasi pada hasil analisa struktur bahasa dan perbandingan antara bahasa ibu pembelajar dengan bahasa sasaran yang di pelajari, lalu menentukan pola kalimat yang harus dipelajari serta membiasakan bahasa yang baru 22
dipelajarinya dengan menggunakan latihan drill. Pembelajar dituntut untuk meniru dan mengingat atau menghapal materi pengajaran yang telah diperolehnya. Dalam kegiatan belajar mengajar yang menggunakan metode Audio lingual materi pengajaran diberikan dari yang mudah, bertahap ke materi yang sulit. Cara pemakaian metode Audio Lingual adalah sebagai berikut. Untuk mengukur tingkat kemampuan yang telah dicapai dalam hal pemakaian kosakata dan pola kalimat digunakan jenis latihan Pattern Practice (Hastuti:1997). Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam metode Audio Lingual adalah. 1. Latihan pattern practice dilakukan dalam tempo yang sesuai dengan keadaan. 2. Pengajar bicara dengan kecepatan yang wajar atau alami sesuai dengan situasi / kondisi komunikasi yang sebenarnya. 3. Kosakata baru diajarkan dengan melalui pemakaian pola kalimat yang telah diajarkan sebelumnya. 4. Pemakaian pola kalimat diluar yang telah diajarkan bukan merupakan hal yang salah. Kamada osamu, et all. (1996) menjelaskan bahwa Jenis latihan yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar bahasa asing (Pattern Practice), dilihat dari bentuknya dapat dikelompokkan menjadi empat jenis yaitu. 1. Substitution drill (代人練習). Latihan menukar kata (yang digaris bawahi) dengan kata lain. 2. Transformation drill (転換練習) Latihan mengubah bentuk kata (yang digaris bawahi). 3. Expansion drill ( 拡 張 練 習 ) Latihan mengembangkan kalimat dengan cara menambah kata sesuai dengan maknanya. 23
4. Responce drill (応答練習) Latihan membuat pertanyaan atau menjawab pertanyaan dengan menggunakan kalimat yang telah dipelajari. Latihan drill akan baik sekali apabila dibantu media pengajaran seperti, gambar, barang atau benda asli maupun tiruan. sehingga, tujuan atau sasaran pengajaran akan tercapai dengan baik bila digunakan metode Mi-Mu sebelum atau sesudah latihan pattern practice untuk kosakata atau kalimat. 2.6.1
Jenis-Jenis Metode Drill
Istilah metode berarti perencaaan secara menyeluruh untuk menyajikan materi pelajaran bahasa secara teratur. Istilah ini bersifat prosedural dalam arti penerapan suatu metode dalam pembelajaran bahasa dikerjakan dengan melalui langkah-langkah yang teratur dan secara bertahap, dimulai dari penyusunan perencanaan pengajaran, penyajian pengajaran, proses belajar mengajar, dan penilaian hasil belajar. Dalam mengefektifkan kegiatan siswa dalam belajar Dave meiver (2002:19) menggunakan pendekatan “SAVI”,yakni: a. Somatis
: Belajar dengan bergerak dan berbuat
b. Audiotori
: Belajar dengan berbicara dan mendengar
c. Visual
: Belajar dengan mengamati dan menggambarkan
d. Intelektual
: Belajar dengan memecahkan masalah dan merenung
Menurut Kamada osamu, et all. (1996) mengatakan bahwa, metode drill adalah sebagai berikut. ドリルは、主に Substitution drill (代人練習), Transformation drill (転換練習), Response drill (応答練習), Expansion drill (拡張練習)の4つの種類に分けら れる。いずれもテキストにはその練習例が示されているが、実際の教室で は単にテキストに与えられた練習を忠実に消化するのではなく、むしろ学 習者の興味、ニーズに応じた内容に加工進めることが期待されている。以 上、それぞれの具代的な進め方を例示する。 24
Metode drill dibagi menjadi empat jenis yaitu: subsitution drill, transformation drill, response drill, dan expansion drill. baik dalam teksnya, telah menunjukkan bahwa contoh semua drill tersebut ditunjukkan pada contoh latihan kosakata, misalnya ketika latihan pada buku teks, saat didalam kelas, tidak hanya, berlatih untuk menghilangkan bentuk kalimat saja, akan tetapi lebih diharapkan untuk membangkitkan minat atau untuk mengembangkan isi dari suatu kalimat sesuai kebutuhan. Terlebih dari itu masing-masing metode drill memberikan keleluasan untuk mengembangkan isi kalimat dengan lebih nyata. Berikut ini adalah pembagian metode drill tersebut. 1. Substitution drill (代人練習) Contoh penggunaan Substitution Drill 教師
:ブラウンさんは相変わらずがんばっています。
学習者: ブラウンさんは相変わらずがんばっています。 教師
: 田中さん、よく働いています。
学習者: 田中さんは相変わらずよく働いています。 教師
: スミスさん、よくビールを飲みます。
学習者: スミスさんは相変わらずよくビールを飲みます。 まず、基本となる文を示し復唱さぜ、その後は、教師の示すキューを適切 な部分と入れ換え全文を作らせる。上の例では、キューは一度に2つずつ 与えられているが、1つの場合もあれば2つ以上の場合も可能。キューの 与え方も媒介語を使用することもあれば口頭ではなく絵やフラッシュ・カ ードを使って示すこともできよう。また代入箇所をー定にせず、次のよう にその都度学習者にどの部分と入れ換えるかを考えさせながら進める方法 もある。 Pertama, kita akan mengulangi menunjukkan contoh kalimat dasar (clue), lalu menggantikan bagian yang diberikan oleh guru. Dalam contoh di atas, (clue) yg diberikan 2 kali dalam waktu yg sama, tidak hanya satu saja bisa lebih dari dua kalimat. Dalam pemberian (clue) petunjuk perlu menggunakan media, tidak hanya berupa lisan, tetapi bisa juga dengan menggunakan gambar atau dengan menunjukkan flash card. Tanpa merubah pola dasarnya, pembelajar disuruh berpikir sambil mengganti dengan bagian tertentu. Berikut ini contoh dari metode Subsitution Drill 25
教師
: 漢字の勉強のために毎晩新聞を読んでいるんです。
学習者: 漢字の勉強のために毎晩新聞を読んでいるんです。 教師
: 日本語の勉強
学習者: 日本語の勉強のために毎晩新聞を読んでいるんです。 教師
: 毎朝
学習者: 漢字の勉強のために毎朝新聞を読んでいるんです。 教師
: テレビ
学習者: 漢字の勉強のために毎晩テレビを。。。。?『見ているんです』 最後のキュー『テレビ』のように、その部分を入れ換えるだけではそぐわ ない場合、他の部分をどのように変えれば適切な文になるかを教えさせる ことも意味がある。このようにわずかな工夫により、オーヂィオ・リンガ ル法が狙いとしている機械的練習を通しての自動的な反応力の開発だけで はなく、意味をじっくり考えさせ確認しながら進める方法としても使うこ とができる。 Pada petunjuk akhir pada contoh (televisi) tersebut, hanya pada bagian (televisi) saja yang diganti dengan kata lain. Disini pembelajar diarahkan untuk berpikir tidak hanya mengganti dengan kalimat yang tepat akan tetapi lebih pada arti atau makna kalimat yang tepat. Dan latihan memodifikasi seperti ini merupakan metode Audio Lingual, secara tehnik tidak hanya mampu merespon dengan otomatis saja, akan tetapi pembelajar lebih diajak berpikir sambil memastikan arti atau makna yang tepat sesuai dengan kalimatnya. 2. Transformation drill (転換練習) Contoh penggunaan metode Transformation Drill 教師
: 来月経済部に移ります。
学習者: (答え方のモデルとして)来月経済部に移ることにしました。 : 来月経済部に移ります。(学習者を指名) 学習者: 来月経済部に移ることになりました。 教師
: アメリカの大学で勉強します。 26
学習者: アメリカの大学で勉強することになりました。 教師
: 九州には転勤しません。
学習者: 九州には転勤しないことになりました。 教師
: 昨年イランへ行きました。
学習者:??? こうした練習は、文法事項に焦点があてやすい。肯定文だけではなく、否 定の形にしたり、時制を変えてみたりと様々な形を扱うことにより、その 使用域の理解を図ることができる。ここでもテンボよく進める場合とボー スをとりじっくり考えさせ納得させる場合との組み合わせが大切である。 Bentuk drill ini, lebih mudah untuk latihan tata bahasa, tidak hanya kalimat negasi saja, akan tetapi juga dapat mengukur cara penerapannya misal pola-pola negasinya, atau dengan , mengubah bentuk waktunya. Yanterpenting pembelajar disuruh untuk sambil memastikan kembali kalimat-kalimat yang dipelajarinya. Lalu disesuaikan dengan tempo atau jarak. 3. Response drill (応答練習) Berikut ini contoh penggunaan response drill 教師
:何のために、毎晩新聞を読んでいるんですか。 (キュー)漢字の勉強
教師
: (答え方のモデルとして)漢字の勉強のために、毎晩新聞を読んでいる
んです。 教師
: 何のために、毎晩新聞を読んでいるんですか。(キュー)漢字の勉強
学習者: 漢字の勉強のために、毎晩新聞を読んでいるんです。 教師
: 何のために、ニューヨークへ行かなければなりませんか。 (キュー)仕事
学習者: 仕事のために、ニューヨークへ行かなければなりません。 27
教師
: 何のために、電話をかけますか。 (キュー)デートの約束
学習者:デートの約束のために、電話をかけます。 文型練習の中では、最も実際の会話らしい練習である。キューを与えその 答え方を指示するものの、なるべく本当の会話の雰囲気を出すよう、特に 教師は学習者の答えには目線を合わせ、大げさぎみであっても何らかの反 応を示すことが大切だ。 例のように、その都度キューを与えるのではなく、教師の問いかけに対し 全て否定で答えるようになどと前もって指示しておく方法もある。 Saat mengajarkan pola kalimat pada dasarnya, merupakan latihan percakapan yang sesungguhnya. Adanya clue(petunjuk) maka jawabannya sesuai dengan petunjuknya. Tentu saja akan tercipta kondisi atau suasana percakapan yang sesungguhnya. Terutama ketika pengajar meminta siswa untuk melengkapi jawaban yang muncul, maka yang terpenting pada pola response drill ini adalah pembelajar dapat memberikan tanggapan dari petunjuk yang ada. Sebagai contoh pembelajar tidak hanya membuat pola kalimat sesuai dengan petunjuknya, akan tetapi siswa mampu memberikan respon atau jawaban misalnya dengan pola negasi atau dengan pola kalimat yang lain, terhadap pertanyaan yang diajukan oleh guru. 4. Expansion drill (拡張練習) 教師
: 勉強しているんです。
学習者: 勉強しているんです。 教師
: 遅くまで勉強しているんです。
学習者: 遅くまで勉強しているんです。 教師
:試験のために、遅くまで勉強しているんです。
学習者:試験のために、遅くまで勉強しているんです。 長めの文をリビートさせるために使う方法である。対話文の扱いのところ で紹介した build-up の方法と同じ。単なる機械的な練習ではなく、文の要 製を少しずつ加え、他の要素との関係や全体の構造を確認しながらリビー トさせることができる。
28
主な文型練習の方法を説明したが、それぞれの練習の目的をしっかり把握 し、学習者の定着状況を見極めながら、だらだらと同じ練習を引き延ばす ことのないよう、けじめをつけていくことが必要である。また、テキスト の内容にこだわらず、より学習者に身近な内容で練習を進めるよう工夫す ることが、学習者の学習意欲を高めることにつながるものと思われる。 Pada Expansion Drill ini pembelajar disuruh untuk membuat kalimat yang panjang. Metode sama dengan cara build-up dialog kalimatnya. Metode ini tidak hanya untuk berlatih secara otomatis kosa katanya saja, akan tetapi dengan menambah kosa kata pada pola yang dimaksud, sehingga Expansion drill ini dapat digunakan untuk memastikan kembali struktur kalimat atau unsur-unsur kalimat yang lain. Setelah menjelaskan pola utama kalimatnya, agar tercapai tujuan pada masingmasing latihannya, maka pembelajar dikondisikan menggunakan pola yang dimaksud sambil mengembangkan pola tersebut, tetapi sesuai dengan konteksnya. Sehingga stabilitas kondisi belajar siswa perlu dijaga agar siswa tidak malas saat melakukan drill ini. Selain itu diluar dari isi teks, siswa diharapkan lebih kreatif, untuk berlatih dengan baik, sebagai motivasi belajar siswa sehingga diharapkan dorongan belajar siswa dapat meningkat. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan substitusion drill dalam mengajarkan Teori Keishiki Meishi Koto dan Mono terhadap responden, karena menurut peneliti, Substitusion Drill adalah metode yang sesuai dan tepat untuk pengajaran Keishiki Meishi Koto dan Mono, dan efisien waktu dalam pengajarannya. 2.6.2 Proses pembelajaran Proses aktivitas pembelajaran harus melibatkan seluruh aspek psikofisis peserta didik, baik jasmani maupun rohani sehingga akselerasi perubahan perilakunya dapat terjadi secara cepat, tepat, mudah, dan benar, baik yang berkaitan dengan aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor. Dierich dalam Hanafiah (2009:22). Menyatakan, aktifitas belajar dibagi menjadi delapan kelompok, yaitu sebagai berikut. 1. Kegiatan-kegiatan visual, yaitu membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.
29
2. Kegiatan-kegiatan lisan (oral), yaitu mengeumukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, berwawancara, diskusi, dan interupsi. 3. Kegiatan-kegiatan mendengarkan, yaitu mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan, atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, atau mendengarkan radio. 4. Kegiatan-kegiatan menulis, yaitu menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan copy, membuat outline, atau rangkuman, dan mengerjakan tes, serta mengisi angket. 5. Kegiatan-kegiatan menggambar, yaitu menggambar, membuat grafik, chart, diagram, peta, dan pola. 6. Kegiatan-kegiatan metrik, yaitu melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, serta menari dan berkebun. 7. Kegiatan-kegiatan mental, yaitu merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisa faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan dengan membuat keputusan. 8. Kegiatan-kegiatan emosional, yaitu minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain. 2.7 Konsep Pengajaran Bahasa asing Konsep pengajaran yang berkaitan dengan penelitian ini adalah konsep pengajaran bahasa Jepang oleh yang dikemukakan oleh Maeda, et al (1995:91) yang menyatakan. 教授法という言葉聞くと、一般にはなにか特別な方法があって、そこに述 べられている方法で教えれば学習者効果的にかつ能率的に学習することが 30
できる、という具体的な教える技術だと考えるのではないだろうか。しか し、日本語教育の本で私たちがよく目にする、教授法と言われている「オ ーディオリンガル。アプローチ」「カオミュニカティブ。アポローチ」 「直接法」「翻訳」「オーラル。アプローチ」「TPR]など、これら輪みん なそのような『教え方」を表している。 Apabila kita mendengar metode pengajaran secara umum, maka kita akan mengingat tehnik pengajaran yang efektif untuk dapat meningkatkan kemampuan pembelajar. Dapat diaktakan bahwa tehnik pengajaran tersebut haruslah dapat bentuk yang konkrit. Selain itu dalam buku pendidikan bahasa Jepang ada beberapa hal yang disebut dengan metode pengajaran yakni (audiolingul, communicative approach, metode langsung, metode penerjemahan, oral method, oral approach, dan juga TPR).
31