20
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Pertumbuhan Ekonomi
Secara singkat, “pertumbuhan ekonomi” adalah proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang. Ada tiga aspek pertumbuhan ekonomi, yaitu: proses, ouput per kapita, dan jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses, bukan suatu gambaran ekonomi pada suatu saat. Aspek dari dinamis suatu perekonomian adalah melihat bagaimana suatu perekonomian berkembang atau berubah dari waktu ke waktu. Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan kenaikan “output per kapita”. Output per kapita adalah output total dibagi jumlah penduduk. Jadi, proses kenaikan output per kapita, tidak bisa tidak, harus dianalisa dengan jalan melihat apa yang terjadi dengan output total di satu pihak, dan jumlah penduduk dilain pihak. Aspek yang ketiga dari definisi “pertumbuhan ekonomi” adalah perspektif waktu jangka panjang. Kenaikan output per kapita selama satu atau dua tahun, yang kemudian diikuti dengan penurunan output per kapita bukan pertumbuhan ekonomi. Suatu perekonomian tumbuh apabila dalam jangka waktu yang cukup lama (10, 20, atau 50 tahun, atau bahkan lebih lama lagi) mengalami kenaikan output per kapita. Tentu saja bisa terjadi bahwa pada suatu tahun, output per kapita merosot (misalnya, karena kegagalan panen). Tetapi apabila selama jangka waktu
yang
cukup
panjang
tersebut
output
per
kapita
menunjukkan
Universitas Sumatera Utara
21
kecenderungan yang jelas untuk menaik, maka bisa dikatakan bahwa pertumbuhan ekonomi terjadi.
2.1.1 Teori-Teori Pertumbuhan Ekonomi A. Pandangan Adam Smith Mengenai faktor yang menentukan pembangunan, Smith berpendapat bahwa perkembangan penduduk akan mendorong pembangunan ekonomi. Penduduk yang bertambah akan memperluas pasar dan perluasan pasar akan meninggikan tingkat spesialisasi dalam perekonomian tersebut. Sebagai akibat dari spesialisasi yang terjadi,
maka tingkat
kegiatan ekonomi akan bertambah tinggi.
Perkembangan spesialisasi dan pembagian pekerjaan diantara tenaga kerja akan mempercepat
proses
pembangunan
ekonomi,
karena
spesialisasi
akan
meninggikan tingkat produktivitas tenaga kerja dan mendorong perkembangan teknologi. Mengenai corak proses pertumbuhan ekonomi, Smith mengatakan bahwa apabila pembangunan sudah terjadi, maka proses tersebut akan terus-menerus berlangsung secara kumulatif. Apabila pasar berkembang, pembagian kerja dan spesialisasi akan terjadi, dan menimbulkan kenaikan produktivitas. Kenaikan pendapatan nasional yang disebabkan oleh perkembangan tersebut dan perkembangan penduduk dari masa ke masa yang terjadi bersama-sama dengan kenaikan dalam pendapatan nasional, akan memperluas pasar dan menciptakan tabungan yang lebih banyak. Spesialisasi yang bertambah tinggi dan pasar yang bertambah
luas
akan
menciptakan teknologi dan
mengadakan
inovasi
(pembaruan). Maka, pertumbuhan ekonomi akan berlangsung lagi dan demikian dari masa ke masa pendapatan per kapita akan terus bertambah lagi.
Universitas Sumatera Utara
22
B. Pandangan Ricardo Teori pertumbuhan ekonomi yang dikemukakan oleh Ricardo adalah teori pertumbuhan klasik. Teori ini sangat dipengaruhi oleh teori perkembangan penduduk yang dikemukakan Malthus dan teori hasil yang lebih makin berkurang. Menurut Ricardo, pola proses pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut: 1. Pada permulaannya jumlah penduduk rendah dan kekayaan alam relatif cukup
banyak.
Sebagai
akibatnya,
para
pengusaha
memperoleh
keuntungan yang tinggi. Karena pembentukan modal tergantung kepada keuntungan,
maka
laba
yang
tinggi
akan
menciptakan
tingkat
pembentukan modal yang tinggi pula. Ini akan mengakibatkan kenaikan produksi dan pertambahan permintaan tenaga kerja. 2. Sesudah tahap tersebut, karena jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan bertambah, maka upah akan naik dan kenaikan upah ini mendorong pertumbuhan penduduk. Karena luas tanah tetap, maka makin lama tanah yang digunakan adalah tanah yang mutunya lebih rendah. Sebagai akibatnya, hasil tambahan yang diciptakan oleh seorang pekerja (produk marjinalnya) akan menjadi semakin kecil, karena lebih banyak pekerja yang digunakan. Dengan demikian, dengan terjadinya pertambahan penduduk yang terus-menerus, sewa tanah merupakan bagian yang cukup besar dari seluruh pendapatan nasional dan mengurangi tingkat keuntungan yang diperoleh para pengusaha. Dorongan untuk mengadakan pembentukan modal menurun dan selanjutnya akan menurunkan permintaan atas tenaga kerja.
Universitas Sumatera Utara
23
3. Sesudah tahap tersebut, tingkat upah akan menurun dan pada akhirnya akan berada pada tingkat yang minimal. Pada tingkat ini perekonomian akan mencapai stationary state. Pembentukan modal baru tidak akan terjadi lagi karena sewa tanah yang sangat tinggi menyebabkan pengusaha tidak memperoleh keuntungan. Keadaan stationary state dapat dielakkan apabila tuan tanah bersedia menggunakan sewa tanah yang diterimanya untuk pembentukan modal. Tetapi menurut Ricardo, tuan tanah merupakan golongan masyarakat yang sangat boros dan akan membelanjakan uangnya untuk pengeluaran yang bersifat konsumtif dan bukan untuk pembentukan modal yang produktif. Ricardo membedakan masyarakat dalam perekonomian pada tiga golongan, yaitu pekerja, pengusaha, dan tuan tanah. Pada waktu stationary state tercapai, para pekerja menerima upah sebesar upah subsistem dan para pengusaha tidak memperoleh laba sama sekali. Satu-satunya golongan masyarakat yang mengecap pendapatan yang sangat tinggi adalah tuan tanah. Maka, mereka memegang dana yang banyak yang dapat digunakan untuk pembentukan modal. Tetapi menurut Ricardo, mereka tidak akan menggunakan sewa tanah yang mereka peroleh untuk pembentukan modal. Mereka lebih suka menggunakan pendapatan tersebut untuk pengeluaran yang akan mempertinggi kemewahan mereka. Berarti, golongan tuan tanah tidak dapat diharapkan untuk mengelakkan perekonomian dari stationary state. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa teori pertumbuhan klasik dalam garis besar mengemukakan pandangan berikut:
Universitas Sumatera Utara
24
1. Tingkat perkembangan suatu masyarakat tergantung kepada empat faktor, yaitu jumlah penduduk, jumlah stok barang-barang modal, luas tanah, dan tingkat teknologi yang dicapai. 2. Pendapatan nasional suatu masyarakat dapat dibedakan menjadi tiga jenis pendapatan, yaitu upah para pekerja, keuntungan para pengusaha, dan sewa tanah yang diterima para pemilik tanah. 3. Kenaikan upah akan menyebabkan pertambahan penduduk. 4. Tingkat keuntungan merupakan faktor yang menentukan besarnya pembentukan
modal,
apabila
tidak
terdapat
keuntungan
maka
pembentukan modal tidak akan terjadi dan perekonomian akan mencapai tingkat stationary state. 5. Hukum hasil lebih yang semakin berkurang berlaku untuk segala kegiatan ekonomi sehingga mengakibatkan tidak adanya kemajuan teknologi, pertambahan penduduk akan menurunkan tingkat upah, menurunkan tingkat keuntungan, akan tetapi menaikkan tingkat sewa tanah.
C. Pandangan Harrord-Domar Harrord dan Domar memberikan peranan kunci kepada investasi didalam proses pertumbuhan ekonomi, khususnya mengenai watak ganda yang dimiliki investasi. Pertama ia menciptakan pendapatan, dan kedua ia memperbesar kapasitas produksi perekonomian dengan cara meningkatkan stok modal. Yang pertama dapat disebut sebagai “dampak permintaan” dan yang kedua sebagai “dampak penawaran” investasi. Oleh sebab itu, selama investasi netto berlangsung pendapatan nyata dan output akan senantiasa membesar. Namun demikian untuk mempertahankan tingkat ekuilibrium pendapatan pada pekerjaan penuh dari tahun
Universitas Sumatera Utara
25
ke tahun, baik pendapatan nyata maupun output tersebut keduanya harus meningkat dalam laju yang sama pada saat kapasitas produktif meningkat. Kalau tidak, setiap perbedaan antara keduanya akan menimbulkan kelebihan kapasitas atau ada kapasitas nganggur. Hal ini memaksa para pengusaha membatasi pengeluaran investasinya sehingga akhirnya akan berpengaruh buruk pada perekonomian yaitu menurunkan pendapatan dan pekerjaan pada periode berikutnya dan menggeser perekonomian keluar jalur ekuilibrium pertumbuhan mantap. Jadi apabila pekerjaan hendak dipertahankan dalam jangka panjang, maka investasi senantiasa harus diperbesar. Ini lebih lanjut memerlukan pertumbuhan pendapatan nyata secara terus-menerus pada tingkat yang cukup untuk menjamin penggunaan kapasitas secara penuh atas stok modal yang sedang tumbuh. Tingkat pertumbuhan pendapatan yang diperlukan ini dapat disebut sebagai “tingkat pertumbuhan terjamin (warranted rate of growth)” atau “tingkat pertumbuhan kapasitas penuh”.
2.1.2 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) A. Pengertian PDRB Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu negara atau wilayah dalam satu periode tertentu adalah data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai
Universitas Sumatera Utara
26
tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun tertentu sebagai tahun dasar.
B. Metode Perhitungan PDRB Ada dua metode yang dapat dipakai untuk mengitung PDRB, yaitu metode langsung dan metode tidak langsung. 1. Metode Langsung Perhitungan didasarkan sepenuhnya pada data daerah, hasil perhitungannya mencakup seluruh produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh daerah tersebut. Pemakaian metode ini dapat dilakukan melalui tiga pendekatan. 1. Pendekatan Produksi PDRB merupakan jumlah Nilai Tambah Bruto (NTB) atau nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh unit-unit produksi disuatu wilayah dalam suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. Sedangkan NTB adalah Nilai Produksi Bruto (NTB/Output) dari barang dan jasa tersebut dikurangi seluruh biaya antara yang digunakan dalam proses produksi. 2. Pendekatan Pendapatan PDRB adalah jumlah seluruh balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun. Berdasarkan pengertian tersebut, maka NTB adalah jumlah dari upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal, dan keuntungan semuanya sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam pengertian PDRB ini termasuk pula komponen penyusutan dan pajak tak langsung netto. Berbeda dengan
Universitas Sumatera Utara
27
pendekatan produksi, maka kita perlu mengumpulkan data dari pendapatan faktor-faktor produksi yang dimiliki. 3. Pendekatan Pengeluaran PDRB adalah jumlah seluruh pengeluaran yang dilakukan untuk pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta nirlaba, pengeluaran konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap domestik bruto, perubahan inventori dan ekspor netto (ekspor netto merupakan ekspor dikurangi impor), didalam suatu wilayah dalam periode tertentu, biasanya satu tahun. Dengan metode ini, perhitungan NTB bertitik tolak pada penggunaan akhir dari barang dan jasa yang diproduksi. Seharusnya ketiga cara pendekatan akan memberikan angka yang sama, tetapi karena sumber data yang ada belum mempunyai sistem pembukuan yang baik dan tertib maka ketiga pendekatan sering menghasilkan perhitungan yang tidak sama. 2. Metode Tidak Langsung atau Alokasi Menghitung nilai tambah suatu kelompok ekonomi dengan mengalokasikan nilai tambah nasional kedalam masing-masing kelompok kegiatan ekonomi pada tingkat regional. Sebagai alokator digunakan indikator yang paling besar pengaruhnya atau erat kaitannya dengan produktivitas kegiatan ekonomi tersebut. Pemakaian masing-masing metode pendekatan sangat tergantung pada data yang tersedia. Pada kenyataannya, pemakaian kedua metode tersebut akan saling menunjang satu sama lain, karena metode langsung akan mendorong peningkatan kualitas daerah, sedangkan metode tidak langsung akan merupakan koreksi dalam pembanding bagi data daerah.
Universitas Sumatera Utara
28
2.2 Investasi 2.2.1 Teori-Teori Investasi Hampir semua ahli ekonomi menekankan arti penting pembentukan modal (capital formation) sebagai penentu utama pertumbuhan ekonomi. Arti “pembentukan modal” ialah bahwa masyarakat tidak mempergunakan seluruh aktivitas produktifnya saat ini untuk kebutuhan dan keinginan konsumsi, tetapi menggunakan sebagian saja untuk pembuatan barang modal, seperti: perkakas dan alat-alat, mesin dan fasilitas angkutan, pabrik dan perlengkapannya. Inti proses itu kemudian ialah pengalihan sebagian sumber daya yang sekarang ada pada masyarakat ke tujuan untuk meningkatkan persediaan barang modal sehingga memungkinkan perluasan output yang dapat dikonsumsi pada masa depan. Menurut Dr. Singer, pembentukan modal terdiri dari barang yang nampak seperti pabrik, alat-alat dan mesin, maupun barang yang tidak nampak seperti pendidikan bermutu tinggi, kesehatan, tradisi ilmiah dan penelitian. Pendapat yang sama dinyatakan Kuznets, “Pembentukan modal domestik tidak hanya mencakup biaya konstruksi, peralatan dan persediaan dalam negeri, tetapi juga pengeluaran lain, kecuali pengeluaran yang diperlukan untuk mempertahankan output pada tingkat yang ada. Ia mencakup juga pembiayaan untuk pendidikan, rekreasi dan barang mewah yang memberikan kesejahteraan dan produktivitas lebih pada individu dan semua pengeluaran masyarakat yang berfungsi untuk meningkatkan moral penduduk yang bekerja”. Pembentukan atau pengumpulan modal dipandang sebagai salah satu faktor dan sekaligus faktor utama di dalam pembangunan ekonomi. Menurut Nurkse, lingkaran setan kemiskinan di negara terbelakang dapat digunting melalui
Universitas Sumatera Utara
29
pembentukan modal. Sebagai akibat rendahnya tingkat pendapatan di negara terbelakang maka permintaan, produksi dan investasi menjadi rendah atau kurang. Hal ini menyebabkan kekurangan di bidang barang modal yang dapat diatasi melalui pembentukan modal. Pembentukan modal membawa kepada pemanfaatan penuh sumbersumber yang ada. Jadi pembentukan modal menghasilkan kenaikan besarnya output nasional, pendapatan dan pekerjaan, dengan demikian memecahkan masalah inflasi dan neraca pembayaran, serta membuat perekonomian bebas dari beban utang luar negeri. (Jhinghan, 1996).
2.3 Pengeluaran Pemerintah Pengeluaran
pemerintah
mencerminkan
kebijakan
pemerintah.
Apabila
pemerintah telah menetapkan suatu kebijakan untuk membeli barang dan jasa, pengeluaran pemerintah mencerminkan biaya yang harus dikeluarkan oleh pemerintah untuk melaksanakan kebijakan tersebut.
2.3.1 Teori-Teori Pengeluaran Pemerintah A. Teori Rodenstein-Rodan Teori Rodenstein-Rodan memberi tekanan pembangunan pada semua sektor ekonomi agar tercapai pertumbuhan yang berkelanjutan. Tidak satupun dari semua teori di atas memberikan kerangka teori yang memuaskan tentang proses pembangunan secara holistik, yang tidak hanya berorientasi pada pencapaian tujuan tertentu (pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi) tetapi juga menjelaskan secara sistematis bagaimana berbagai individu dalam suatu masyarakat berinteraksi untuk mencapai tingkat kemajuan yang lebih tinggi. Untuk itu
Universitas Sumatera Utara
30
diperlukan suatu kerangka teori yang komprehensif tentang proses pembangunan tersebut. Kerangka analisis yang memenuhi karakteristik pembangunan sebagai proses yang holistik ini diberikan oleh pakar dalam bentuk “teori pembangunan sosial”. Beberapa pokok pikiran dari teori pembangunan sosial ini adalah sebagai berikut: 1.
Proses pembangunan terjadi oleh terciptanya tingkat organisasi yang semakin tinggi dalam masyarakat yang memungkinkan dihasilkannya kegiatan yang lebih besar dengan menggunakan energi sosial secara lebih efisien.
2.
Masyarakat berkembang dengan mengorganisir segala pengetahuan, energi manusia serta sumber daya materil yang dimiliki masyarakat tersebut untuk mencapai aspirasinya.
3.
Pembangunan memerlukan empat jenis infrastruktur dan sumber daya (resources), yaitu fisik, sosial, mental, psikologis. Hanya yang fisik ketersediaannya terbatas.
4.
Paling penting dalam proses pembangunan ini adalah manusia yang dengan kemampuan berpikirnya yang semakin meningkat dapat menciptakan sumber daya yang dibutuhkan untuk pembangunan. Penerapan dari intelegensia manusialah yang dapat merubah sumber daya alam (substance) menjadi suatu sumber daya ekonomi (resource). Karenanya kemampuan berpikir manusia merupakan sumber daya yang paling utama.
Universitas Sumatera Utara
31
Menurut teori pembangunan sosial ini, hakekat dari pembangunan adalah pembangunan dari manusia itu sendiri. Terus meningkatnya kemampuan manusia untuk membentuk (conceive), mendesain, merencanakan, mengalokasikan, memsistemasir, menstandardisir, mengkoordinasi, dan mengintregasikan berbagai kegiatan, sistem, organisasi serta pengetahuan kedalam suatu tatanan produksi yang lebih luas dan lebih rumit merupakan penyebab utama dari terjadinya proses pembangunan sosial. Rodenstain-Rodan dan Hirschmann mengemukakan pentingnya perubahan struktural perekonomian.
B.
Model Pembangunan Pemerintah
Tentang
Perkembangan
Pengeluaran
Model ini dikembangkan oleh Rostow dan Musgrave yang menghubungkan perkembangan pengeluaran pemerintah dengan tahap-tahap pembangunan ekonomi yang dibedakan antara tahap awal, tahap menengah, dan tahap lanjut. Pada tahap awal pembangunan ekonomi, persentase investasi pemerintah terhadap total investasi besar. Sebab pada tahap ini pemerintah harus menyediakan prasarana, misalnya pendidikan, kesehatan, transportasi, dan sebagainya. Pada tahap menengah pembangunan ekonomi, investasi pemerintah tetap diperlukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi agar dapat tinggal landas, namun pada tahap ini investasi swasta sudah semakin membesar. Peranan pemerintah tetap besar pada tahap menengah, karena peranan swasta yang semakin besar ini banyak menimbulkan kegagalan pasar, dan juga menyebabkan pemerintah harus menyediakan barang dan jasa publik dalam jumlah yang lebih banyak dan kualitas yang baik. Selain itu, pada tahap ini perkembangan ekonomi menyebabkan terjadinya hubungan antar sektor yang semakin rumit (complicated). Misalnya
Universitas Sumatera Utara
32
pertumbuhan ekonomi yang ditimbulkan oleh perkembangan sektor industri, menimbulkan semakin tingginya tingkat pencemaran udara dan air, dan pemerintah harus turun tangan untuk mengatur dan mengurangi akibat negatif dari polusi itu terhadap masyarakat. Pemerintah juga harus melindungi buruh yang berada dalam posisi yang lemah agar dapat meningkatkan kesejahteraan mereka. Teori perkembangan peranan pemerintah yang dikemukakan oleh Musgrave dan Rostow adalah suatu pandangan yang ditimbulkan dari pengamatan berdasarkan pembangunan ekonomi yang dialami oleh banyak negara, tetapi tidak didasarkan oleh suatu teori tertentu. Selain itu, tidak jelas apakah tahap pertumbuhan ekonomi terjadi dalam tahap demi tahap, ataukah beberapa tahap dapat terjadi secara simultan.
C.
Hukum Wagner
Wagner mengemukakan suatu teori mengenai perkembangan pengeluaran pemerintah yang semakin besar dalam persentase terhadap GNP yang juga didasarkan pula pengamatan di negara-negara Eropa, U.S dan Jepang pada abad ke-19. Wagner mengemukakan pendapatnya dalam bentuk suatu hukum, akan tetapi dalam pandangannya tersebut tidak dijelaskan apa yang dimaksud dengan pertumbuhan pengeluaran pemerintah dan GNP, apakah pengertian dalam pertumbuhan secara relatif atau secara absolut. Apabila yang dimaksud oleh Wagner adalah perkembangan pengeluaran pemerintah secara relatif sebagaimana teori Musgrave, maka hukum Wagner adalah sebagai berikut: “Dalam suatu perekonomian,
apabila
pendapatan
perkapita
meningkat,
secara
relatif
pengeluaran pemerintah pun akan meningkat”.
Universitas Sumatera Utara
33
Dasar dari hukum tersebut adalah pengamatan empiris dari negara-negara maju (USA, Jerman, Jepang), tetapi hukum tersebut memberi dasar akan timbulnya kegagalan pasar dan eksternalitas. Wagner menyadari bahwa dengan bertumbuhnya perekonomian hubungan antara industri dengan industri, industri dengan masyarakat dan sebagainya menjadi semakin rumit atau kompleks. Dalam hal ini Wagner menerangkan mengapa peranan pemerintah menjadi semakin besar, terutama disebabkan karena pemerintah harus mengatur hubungan yang timbul dalam masyarakat, hukum pendidikan, rekreasi, kebudayaan, dan sebagainya. Kelemahan hukum Wagner adalah hukum tersebut tidak didasarkan pada suatu teori mengenai pemilihan barang-barang publik. Wagner mendasarkan pandangannya dengan suatu teori yang disebut teori organis mengenai pemerintah (organic theory of the state) yang menganggap pemerintah sebagai individu yang bebas bertindak, terlepas dari anggota masyarakat lainnya.
D.
Teori Peacock dan Wiseman
Peacock dan Wiseman adalah dua orang yang mengemukakan teori mengenai perkembangan pengeluaran pemerintah yang terbaik. Teori mereka didasarkan pada suatu pandangan bahwa pemerintah senantiasa berubah untuk memperbesar pengeluaran sedangkan masyarakat tidak suka mebayar pajak yang semakin besar untuk membiayai pengeluaran pemerintah yang semakin besar tersebut, sehingga teori Peacock dan Wiseman merupakan dasar dari teori pemungutan suara. Peacock dan Wiseman mendasarkan teori mereka pada suatu teori bahwa masyarakat mempunyai suatu tingkat toleransi pajak, yaitu suatu tingkat dimana masyarakat dapat memahami besarnya pungutan pajak yang dibutuhkan oleh
Universitas Sumatera Utara
34
pemerintah untuk membiayai pengeluaran pemerintah. Jadi masyarakat menyadari bahwa pemerintah menyadari membutuhkan dana untuk membiayai aktivitas pemerintah sehingga mereka mempunyai suatu tingkat kesediaan masyarakat untuk membayar pajak. Tingkat toleransi pajak ini merupakan kendala bagi pemerintah untuk menaikkan pemungutan pajak secara semena-mena. Teori Peacock dan Wiseman adalah sebagai berikut: Perkembangan ekonomi menyababkan pemungutan pajak yang semakin meningkat walaupun tarif pajak tidak berubah, dan meningkatnya penerimaan pajak menyebabkan pengeluaran pemerintah juga semakin meningkat. Oleh karena itu, dalam keadaan normal meningkatnya GNP menyebabkan penerimaan pemerintah yang semakin besar, begitu juga dengan peneluaran pemerintah menjadi semakin besar. Apabila keadaan normal tersebut terganggu, misalnya karena adanya perang, maka pemerintah harus memperbesar pengeluarannya untuk biaya perang. Karena itu penerimaan pemerintah dari pajak juga meningkat, dan pemerintah meningkatkan penerimaannya tersebut dengan cara menaikkan tarif pajak sehingga dana swasta untuk investasi dan konsumsi menjadi berkurang. Keadaan ini disebut efek pengalihan yaitu adanya suatu gangguan sosial yang menyebabkan aktifitas swasta dialihkan pada aktifitas pemerintah. Perang tidak bisa dibiayai dengan pajak, sehingga pemerintah juga harus meminjam dari negara lain untuk pembiayaan perang. Hipotesa yang dikemukakan oleh Peacock dan Wiseman mendapat kritikan dari Bird. Bird menyatakan bahwa selama terjadinya gangguan sosial memang terjadi pengalihan aktifitas pemerintah dari pengeluaran sebelum gangguan ke aktifitas yang berhubungan dengan gangguan tersebut. Hal ini akan
Universitas Sumatera Utara
35
menyebabkan kenaikan pengeluaran pemerintah dalam persentasenya terhadap GNP. Akan tetapi setelah terjadinya gangguan, persentase pengeluaran pemerintah terhadap GNP perlahan-lahan akan menurun kembali pada tingkat sebelum terjadinya gangguan. Jadi menurut Bird, efek pengalihan aktifitas hanya merupakan gejala dalam jangka pendek, tetapi tidak terjadi dalam jangka panjang. Suatu hal yang perlu dicatat dari teori Peacock dan Wiseman adalah bahwa mereka mengemukakan adanya toleransi pajak, yaitu suatu limit perpajakan. Akan tetapi, mereka tidak meyatakan pada tingkat berapakah toleransi pajak tersebut.
2.3.2 Klasifikasi Pengeluaran Pemerintah Pengeluaran pemerintah adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan peraturan daerah. Tahun anggaran APBD meliputi masa satu tahun, mulai dari tanggal 1 Januari sampai 31 Desember. APBD tersebut terdiri atas: 1. Anggaran pendapatan, terdiri atas Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang meliputi pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah, dan penerimaan lain-lain dari Bagian Dana Perimbangan, yang meliputi Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus, dan berbagai macam pendapatan yang sah seperti dana hibah atau dana darurat. 2. Anggaran belanja, yang digunakan untuk keperluan penyelenggaraan tugas pemerintahan di daerah. 3. Pembiayaan, yaitu setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya.
Universitas Sumatera Utara
36
Belanja pembangunan adalah belanja modal (capital investment), yaitu kegiatan (proyek) yang bersifat non reccuring capital expenditure yang penyelesaiannya dalam periode waktu tertentu (biasanya sampai enam tahun). Proses penyusunan APBD menurut PP 105 tahun 2000, tahap-tahap penyusunan APBD adalah sebagai berikut: a.
Perumusan kebijakan umum APBD antara Pemda dan DPRD
b.
Penyusunan strategi pola prioritas oleh Pemda
c.
Penyusunan RAPBD dilakukan oleh Pemda
d.
Pembahasan RAPBD dilakukan oleh Pemda ditambah DPRD
e.
Penetapan APBD dengan Perda
f.
Apabila DPRD tidak menyetujui RAPBD, dipergunakan APBD tahun sebelumnya.
g.
Perubahan APBD ditetapkan paling lambat 3 bulan.
Proyek pembangunan umum daerah akan terdiri dari, pekerjaan yang akan dilaksanakan pada periode waktu tertentu, sedangkan biaya investasinya belum kembali dalam waktu tertentu (biasanya 5-6 tahun). Pelaksanaan proyek-proyek tersebut dinilai ulang setiap tahun, sesuai tujuan yang hendak dicapai dalam pelaksanaan
pembangunan
fisik
Kabupaten/Kota,
dan
sepenuhnya
mempertimbangkan kemampuan keuangan dan prioritas daerah. Revisi tahunan terhadap program pengembangan modal investasi dapat dibenarkan/disesuaikan dengan kondisi fiskal atau prioritas proyek. Misalnya bila terjadi pertambahan jumlah penduduk lebih dari yang diperkirakan, maka pengembangan sistem penyediaan air bersih lebih penting daripada pembangunan gedung kantor yang baru. Program pengembangan modal investasi terdir dari
Universitas Sumatera Utara
37
berbagai program yang termasuk dalam kategori proyek pelayanan publik, mulai dari kegiatan konstruksi, penggantian peralatan, perbaikan atau pembelian tanah. Spesifikasi Program Modal Investasi yaitu apa yang dibutuhkan, dimana harus dikerjakan, kapan pelayanan itu diminta, berapa besar biaya yang diperlukan, dan darimana sumber pembiayaannya.
2.4 Jumlah Penduduk 2.4.1 Teori-Teori Kependudukan A.
Faktor Yang Mempercepat Perkembangan Penduduk
Perkembangan penduduk dunia yang besar jumlahnya tersebut disebabkan oleh dua faktor. Yang pertama adalah jumlah penduduk yang sudah terlalu banyak dewasa ini. Semenjak permulaan abad lalu, yaitu dalam waktu satu abad, penduduk dunia telah berkembang dari 1,6 Milyar menjadi lebih 6 Milyar. Pertambahan penduduk yang semakin besar dalam waktu singkat tersebut belum pernah terjadi dalam sejarah. Faktor kedua yang lebih penting yang menyebabkan perkembangan penduduk yang dewasa ini adalah tingkat pertambahan penduduk yang relatif sangat cepat dalam beberapa waktu belakangan ini. Pada masa ini cepatnya tingkat pertambahan penduduk adalah lebih besar daripada masa-masa sebelumnya. Banyak usaha telah dibuat untuk memperkirakan lajunya tingkat perkembangan penduduk pada masa-masa lalu. Salah satunya adalah Barelson dan menurut perhitungannya, diantara tahun 1650-1750 laju rata-rata pertumbuhan penduduk adalah sebesar 0,3 persen. Ledakan penduduk yang terjadi dalam beberapa waktu belakangan ini telah mengubah corak permasalahan penduduk yang harus diatasi oleh negara
Universitas Sumatera Utara
38
berkembang. Secara umum boleh dikatakan bahwa masalah penduduk yang sedang dihadapi sekarang ini jauh lebih rumit dari masa sebelum Perang Dunia II, sebelum penduduknya mecapai jumlah dan tingkat perubahan seperti yang sekarang ini. Tingkat pertambahan yang terlalu tinggi, secara langsung telah menimbulkan kesulitan kepada negara berkembang untuk mempertinggi tingkat kesejahteraan masyarakatnya. Telah ditunjukkan bahwa diantara negara tersebut ada yang mengalami perkembangan produksi domestik bruto yang cukup tinggi. Di samping data kenaikan PDB yang tinggi ini, didapati pula data yang menggambarkan bahwa tingkat pendapatan perkapita tidak menunjukkan gambaran yang terlalu menggembirakan. Perbedaan yang besar antara tingkat pertumbuhan produksi domestik bruto dan tingkat pertumbuhan pendapatan perkapita disebabkan oleh tingkat pertkembangan penduduk yang sangat tinggi.
B.
Efek Positif Perkembangan Penduduk
Ahli-ahli ekonomi pada umumnya sependapat bahwa perkembangan penduduk dapat
menjadi
faktor
pendorong
maupun
penghampat
pembangunan.
Perkembangan penduduk dipandang sebagai faktor pendorong. Pertama, karena perkembangan itu memungkinkan pertambahan jumlah tenaga kerja dari masa ke masa. Selanjutnya, pertambahan penduduk dan pemberian pendidikan kepada mereka sebelum menjadi tenaga kerja memungkinkan masyarakat bukan hanya menjadi tenaga kerja yang ahli, tetapi juga menjadi tenaga kerja yang terampil, dan menjadi entrepreneur
yang berpendidikan. Oleh sebab itu, pada tingkat
pembangunan yang lebih tinggi, pertambahan penduduk dapat memberikan sumbangan yang lebih besar bagi pengembangan kegiatan ekonomi.
Universitas Sumatera Utara
39
Dorongan lain yang timbul dari perkembangan penduduk adalah perluasan pasar. Luas pasar barang-barang dan jasa ditentukan oleh dua faktor penting, yaitu pendapatan masyarakat dan jumlah penduduk. Maka apabila jumlah penduduk bertambah dengan sendirinya luas pasar akan bertambah pula. Dengan demikian, perkembangan penduduk merupakan perangsang bagi sektor produksi untuk meningkatkan kegiatannya. Pertambahan penduduk juga dapat menciptakan dorongan untuk mengembangkan teknologi. Hal ini dapat dilihat dari sektor pertanian. Di negara maju sejak beberapa abad yang lalu pertambahan penduduk merupakan salah satu faktor penting yang menimbulkan perbaikan teknologi pertanian. Perkembangan penduduk yang bertambah cepat bersama dengan perbaikan jaringan pengangkutan dan pertambahan tingkat pendapatan, akan selalu memperluas pasar bagi hasil-hasil pertanian. Pasar yang bertambah luas merangsang peningkatan produktivitas sektor tersebut, hal ini dapat dicapai dengan mempertinggi teknologi bercocok tanam.
C.
Pertambahan Penduduk dan Investasi
Mengenai pengaruh pertambahan penduduk yang sangat cepat terhadap corak investasi, ahli-ahli ekonomi sepenuhnya sependapat bahwa keadaan tersebut akan mengakibatkan beberapa perubahan yang tidak menguntungkan struktur investasi yang dilaksanakan oleh negara berkembang. Pertambahan penduduk yang sangat pesat mengakibatkan proporsi penduduk muda lebih besar. Keadaan ini mengharuskan pemerintah melakukan investasi yang lebih besar untuk sektor pendidikan. Selanjutnya pemerintah juga harus mempercepat pengembangan fasilitas-fasilitas
yang
diperlukan
guna
memperbaiki
tingkat
kesehatan
masyarakat. Berbagai jenis penanaman modal untuk menciptakan fasilitas-fasilitas
Universitas Sumatera Utara
40
sosial ini menyebabkan proporsi dana penanaman modal yang dapat digunakan untuk membangun kegiatan-kegiatan yang lebih produktif menjadi berkurang.
2.5 Model Pengolahan Data 2.5.1 Pengertian Regresi Analisis regresi merupakan salah satu teknik analisis data dalam statistika yang seringkali digunakan untuk mengkaji hubungan antara beberapa variabel dan meramal suatu variabel. Istilah “regresi” pertama kali dikemukakan oleh Sir Francis Galton (18221911), seorang antropolog dan ahli meteorologi terkenal dari Inggris. Dalam makalahnya yang berjudul “Regression towards mediocrity in hereditary stature”, yang dimuat dalam Journal of the Anthropological Institute, volume 15, hal. 246263, tahun 1885. Galton menjelaskan bahwa biji keturunan tidak cenderung menyerupai biji induknya dalam hal besarnya, namun lebih medioker (lebih mendekati rata-rata) lebih kecil daripada induknya kalau induknya besar dan lebih besar daripada induknya kalau induknya sangat kecil. Dalam mengkaji hubungan antara beberapa variabel menggunakan analisis regresi, terlebih dahulu peneliti menentukan satu variabel yang disebut dengan variabel tidak bebas dan satu atau lebih variabel bebas. Jika ingin dikaji hubungan atau pengaruh satu variabel bebas terhadap variabel tidak bebas, maka model regresi yang digunakan adalah model regresi linier sederhana. Kemudian Jika ingin dikaji hubungan atau pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap variabel tidak bebas, maka model regresi yang digunakan adalah model regresi linier berganda (multiple linear regression model). Kemudian untuk mendapatkan
Universitas Sumatera Utara
41
model regresi linier sederhana maupun model regresi linier berganda dapat diperoleh
dengan
melakukan
estimasi
terhadap
parameter-parameternya
menggunakan metode tertentu. Adapun metode yang dapat digunakan untuk mengestimasi parameter model regresi linier sederhana maupun model regresi linier berganda adalah dengan metode kuadrat terkecil (ordinary least square/OLS) dan metode kemungkinan maksimum (maximum likelihood estimation/MLE).
2.5.1.1 Regresi Linier Sederhana Regresi linier sederhana merupakan suatu proses untuk mendapatkan hubungan matematis dalam bentuk suatu pesamaan antara variabel tak bebas tunggal dengan variabel bebas tunggal atau dengan kata lain, regresi linier yang hanya melibatkan satu peubah bebas ܺ yang dihubungkan dengan satu peubah tak bebas ܻ. Bentuk umum model regresi linier sederhana yaitu:
Ŷ = ܽ + ܾܺ
2.1
dengan:
Ŷ = nilai regresi
ܺ = variabel bebas ܽ = nilai konstanta persamaan regresi ܾ = paramater koefisien regresi
Universitas Sumatera Utara
42
2.5.1.2 Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda melibatkan lebih dari satu variabel bebas dalam membuat suatu persamaan regresi linier. Penggunaan lebih dari satu variabel bebas dalam pembuatan persamaan regresi linier dimaksudkan agar persamaan regresi linier yang dihasilkan lebih mampu menerangkan atau menjelaskan karakteristik dari variabel tak bebasnya. Bentuk umum model regresi linier berganda yang menggunakan lebih dari dua variabel bebas adalah sebagai berikut:
Ŷ = ܽ + ܾଵ ܺଵ + ܾଶ ܺଶ + ⋯ + ܾ ܺ +
2.2
dengan: Ŷ
= nilaiestimasi dari ܻ
ܽ
= nilai konstanta persamaan regresi
ܾ
= nilai koefesienregresi
ܺ
= variabelbebas
= nilai error
=123 ,
,
,. .. ,
Dalam penelitian ini penulis menggunakan regresi linier berganda dengan 4 variabel, yaitu satu variabel terikat atau tak bebas (dependent variable) dan tiga variabel bebas (independent variable). Oleh sebab itu, bentuk persamaan regresi linier bergandanya adalah sebagai berikut:
Ŷ = ܽ + ܾଵ ܺଵ + ܾଶ ܺଶ + ܾଷ ܺଷ
2.3
dengan: Ŷ
= PDRB (Milyar Rupiah)
ܽ
= nilai konstanta persamaan regresi
Universitas Sumatera Utara
43
ܾଵ ܾଶ ܾଷ
= nilai koefesien regresi
ܺଵ
= Investasi (Juta Rupiah)
ܺଶ
= Pengeluaran Pemerintah (Milyar Rupiah)
ܺଷ
= Jumlah Penduduk (Juta Jiwa)
,
,
Persamaan (2.3) di atas diselesaikan dengan empat persamaan normal, yaitu:
∑ܻ = ܽ +
ܾଵ ∑ ܺଵ + ܾଶ ∑ ܺଶ + ܾଷ ∑ ܺଷ
2.4
∑ ܻܺଵ = ܽ ∑ ܺଵ + ܾଵ ∑ ܺଵଶ + ܾଶ ∑ ܺଵ ܺଶ + ܾଷ ∑ ܺଵ ܺଷ
2.5
∑ ܻܺଶ = ܽ ∑ ܺଶ + ܾଵ ∑ ܺଵ ܺଶ + ܾଶ ∑ ܺଶଶ + ܾଷ ∑ ܺଶ ܺଷ
2.6
∑ ܻܺଷ = ܽ ∑ ܺଷ + ܾଵ ∑ ܺଵ ܺଷ + ܾଶ ∑ ܺଶ ܺଷ + ܾଷ ∑ ܺଷଶ
2.7
Selanjutnya dalam bentuk matriks dapat dituliskan:
ܻ ܺ
ܻܺ = ܺ ܺ
ܻܺ ܺ ܺ ܺ
ܻܺ ܺ ܺ ܺ
ଵ ଶ
ଷ
ଵ
ଵ
ଶ ଷ
ଶ ଵ
ଵ ଶ
ଵ
ଷ
ܺ
ܺ ܺ
ܺ
ܺ ܺ ଶ
ଵ ଶ ଶ ଶ
ଶ
ଷ
ܺ
ܺ ܺ
ܺ ܺ
ܺ
ଷ
ଵ
ଶ
ܽ ܾଵ ܾଶ ଷ ܾ ଷ
ଷ
ଶ ଷ
′
′
Harga-harga ܽ ܾଵ ܾଶ ܾଷ yang telah didapat kemudian disubtitusikan ,
,
,
ke dalam
persamaan (2.3), sehingga diperoleh model regresi linier berganda. Dalam persamaan model regresi linier yang diperoleh, terdapat nilai kesalahan baku antara nilai
ܻ dengan nilai Ŷ . Kesalahan baku adalah besar
penyimpangan nilai dugaan Ŷ terhadap nilai sebenarnya ܻ . Kesalahan baku tersebut secara umum dilambangkan dengan notasi . Nilai kesalahan baku dihitung dengan rumus:
Universitas Sumatera Utara
44
మ
= ∑ Ŷ ଵ
2.8
dengan:
ܻ
= nilai data hasil pengamatan
Ŷ
= nilai hasil regresi
n
= jumlah sampel
k
= jumlah variabel bebas
2.5.2 Koefisien Determinasi Koefisien determinasi adalah suatu nilai yang menjelaskan kemampuan variabel bebas dalam mempengaruhi variabel tak bebasnya dalam suatu persamaan regresi. Nilai koefisien determinasi berkisar antara 0 sampai 1 0 < ଶ
< 1.
Semakin
mendekati nol besarnya koefisien determinasi suatu persamaan regresi, semakin kecil pula pengaruh semua variabel bebas terhadap nilai variabel tak bebas (dengan kata lain semakin kecil kemampuan model dalam menjelaskan perubahan nilai variabel tak bebas). Sebaliknya, semakin mendekati satu besarnya koefisien determinasi suatu persamaan regresi, semakin besar pula pengaruh semua variabel bebas terhadap variabel tak bebas (dengan kata lain semakin besar kemampuan model yang dihasilkan dalam menjelaskan perubahan nilai variabel tak bebas). Nilaikoefisien determinasi dihitung dengan rumus:
ଶ =
∑Ŷ మ ∑ మ
2.9
Universitas Sumatera Utara
45
2.5.3 Koefisien Korelasi Koefisien korelasi sampel secara umum dilambangkan dengan r, sedangkan koefisien korelasi populasi dilambangkan dengan
. Koefisien korelasi
merupakan suatu nilai yang menyatakan keeratan hubungan antara variabel bebas dan variabel tak bebas. Nilai dari koefisien korelasi berkisar antara -1 sampai 1 (-1 < r < 1). Artinya semakin tinggi nilai koefisien korelasi suatu persamaan regresi (mendekati 1) maka tingkat keeratan hubungan antara variabel bebas dengan variabel tak bebas semakin tinggi. Sebaliknya, semakin rendah nilai koefisien korelasi suatu persamaan regresi (mendekati 0 atau -1) maka tingkat keeratan hubungan antara variabel bebas dengan variabel tak bebas semakin lemah. Koefisien korelasi dengan nilai positif (r > 0) dapat diinterpretasikan sebagai jika nilai dari variabel bebas meningkat, maka nilai variabel tak bebasnya juga meningkat. Koefisien korelasi dengan nilai negatif (r < 0) dapat diinterpretasikan sebagai jika nilai dari variabel bebas meningkat, maka nilai dari variabel tak bebas mengalami penurunan. Nilai koefisien korelasi mendekati 0 menyatakan hubungan keeretan yang lemah antara variabel bebas dan variabel tak bebas. 1. Nilai koefisien korelasi dihitung dengan rumus: = √ଶ
2.10
Universitas Sumatera Utara
46
2. Nilai koefisien korelasi antar variabel bebas dihitung dengan rumus: •
Koefisien korelasi antara Investasi ( ܺଵ ) dengan Pengeluaran Pemerintah (ܺଶ ) భ మ
=
∑ భ మ ∑ భ ∑ మ
∑ భమ ∑ భ మ ∑ మ మ ∑ మ మ
•
Koefisien korelasi antara Investasi ( ܺଵ ) dengan Jumlah Penduduk ( ܺଷ ) భ య
=
∑ భ య ∑ భ ∑ య
∑ భమ ∑ భ మ ∑ య మ ∑ య మ
•
2.11
2.12
Koefisien korelasi antara Pengeluaran Pemerintah ( ܺଶ ) dengan Jumlah Penduduk (ܺଷ ) మ య
=
∑ మ య ∑ మ ∑ య
∑ మమ ∑ మ మ ∑ య మ ∑ య మ
2.13
3. Nilai koefisien korelasi antara variabel bebas dengan variabel tak bebas dihitung dengan rumus: •
Koefisien korelasi antara PDRB ܻ dengan Investasi (ܺଵ ) భ
=
∑ భ ∑ ∑ భ
∑ మ ∑ మ ∑ భ మ ∑ భ మ
•
Koefisien korelasi antara PDRB ܻ dengan Pengeluaran Pemerintah (ܺଶ ) మ
=
∑ మ ∑ ∑ మ
∑ మ ∑ మ ∑ మ మ ∑ మ మ
•
2.14
2.15
Koefisien korelasi antara PDRB ܻ dengan Jumlah Penduduk (ܺଷ ) య
=
∑ య ∑ ∑ య
∑ మ ∑ మ ∑ య మ ∑ య మ
2.16
Universitas Sumatera Utara
47
2.5.4 Uji Signifikansi Koefisien Regresi Parsial ( Uji Statistik t ) Uji signifikansi koefisien regresi parsial berfungsi untuk menguji signifikansi atau kebermaknaan dari masing-masing koefesien persamaan regresi populasi berdasarkan koefisien persamaan regresi sampel. Dengan kata lain, uji signifkansi koefisien regresi parsial berfungsi untuk menguji pengaruh dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel tak bebasnya. Dalam hal ini uji signifikansi koefisien regresi parsial digunakan untuk menguji apakah pengaruh yang terjadi antara Investasi ܺଵ dengan PDRB ܻ signifikan atau tidak, pengaruh yang terjadi antara Pengeluaran Pemerintah ܺଶ dengan PDRB ܻ signifikan atau tidak, dan pengaruh yang terjadi antara Jumlah Penduduk ܺଷ dengan PDRB ܻ signifikan atau tidak. Uji statistik yang digunakan untuk uji signifikan koefisien regresi parsial adalah uji statistik t. Sebelum melakukan uji signifikansi koefisien regresi parsial, terlebih dahulu menghitung nilai kesalahan baku dari koefisien regresi ܾଵ , koefisien regresi ܾଶ , dan koefisien regresi ܾଷ . Nilai kesalahan baku dari koefisien regresi ܾଵ , koefisien regresi ܾଶ , dan koefisien regresi ܾଷ secara berturut-turut dilambangkan dengan ଵ , ଶ , dan ଷ . Sebelum menghitung nilai ଵ , ଶ , dan ଷ terlebih dahulu menghitung nilai
var − kov ܾ. Bentuk matriks dari var − kov ܾdengan 4 variabel (satu variabel terikat atau tak bebas (dependent variable) dan tiga variabel bebas (independent variable))adalah sebagai berikut:
"ܽ #$"ܽ ܾଵ #$"ܽ ܾଶ #$"ܽ ܾଷ ܾଵ ܽ ܾଵ ܾଵ ܾଶ #$"ܾଵ ܾଷ #$" " #$" var − kov ܾ = "ܾଶ #$"ܾଶ ܾଷ #$"ܾଶ ܽ #$"ܾଶ ܾଵ
#$"ܾଷ ܽ #$"ܾଷ ܾଵ #$"ܾଷ ܾଶ "ܾଷ ,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
Universitas Sumatera Utara
48
Bentuk matriks dari persamaan normal regresi linier berganda adalah sebagai berikut:
ܻ ܺ
ܻܺ = ܺ ܺ
ܻܺ ܺ ܺ ܺ
ܻܺ ܺ ܺ ܺ
ଵ ଶ
ଷ
ଵ
ଶ ଷ
ଶ ଵ
ଵ ଶ
ଵ ଶ
ଵ
ܺ
ܺ ܺ
ܺ
ܺ ܺ ଶ
ଵ
ଷ
ଶ ଶ
ଶ
ଷ
ܺ
ܺ ܺ
ܺ ܺ
ܺ
ଷ
ଷ
′
ܽ
ଵ ଷ ܾଵ ܾଶ ଶ ଷ ܾ ଷ ଶ
′
Nilai var-kov ܾ dihitung dengan rumus:
" − #$" ܾ = %ଶ ܺ′ܺ ଵ
2.17
dengan:
%ଶ
= nilai varians atau nilai kuadrat dari kesalahan baku
Setelah nilai var-kov ܾ didapat, maka nilai ଵ , ଶ , dan ଷ dihitung dengan rumus: ଵ
= &"ܾଵ
2.18
%ଶ
= &"ܾଶ
2.19
%ଷ
= &"ܾଷ
2.20
Langkah-langkah analisis dalam pengujian hipotesis Uji statistik t adalah sebagai berikut: 1. Perumusan Hipotesis
' : ܾ = 0 ( = 1 2 3)Tidak ada pengaruh yang signifikan antara
,
,
variabel
bebas (investasi, pengeluaran pemerintah dan jumlah penduduk) terhadap variabel tak bebas (PDRB di Provinsi Sumatera Utara).
Universitas Sumatera Utara
49
'ଵ : ܾ ≠ 0 ( = 1 2 3)Ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas
,
,
(investasi, pengeluaran pemerintah dan jumlah penduduk) terhadap variabel tak bebas (PDRB di Provinsi Sumatera Utara). 2. Kriteria pengujian:
' ()*+ ,- ) < )
' ()$-# ,- ) > )
3. Perhitungan Nilai kritis t ) dan Nilai statistik t ) •
Menghitung nilai kritis t berdasarkan tabel distribusi tdengan tingkat signifikansi .
= 5% .
Sebelum menghitung nilai kritis t, terlebih
dahulu menghitung nilai dari derajat bebas. Nilaiderajat bebas dihitung dengan rumus:
(*/) * = − #
Setelah nilai derajat bebas diperoleh, maka untuk melihat nilai kritis t pada tabel distribusi t adalah dengan rumus ) !"# . •
Menghitung nilai dari statistik t ) dengan menggunakan rumus: )
= $
2.21
್
dengan:
ܾ
= nilai koefisien regresi
%
= nilai kesalahan baku koefesien regresi
=123 ,
,
,
…
,
Universitas Sumatera Utara
50
4. Pengambilan keputusan Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan hasil dari kriteria pengujian.
2.5.5 Uji Signifikansi Persamaan Regresi ( Uji Statistik F ) Pada uji signifikansi koefisien regresi parsial,
koefisien regresi diuji
signifikansinya secara satu persatu. Namun, pada uji signifikansi persamaan regresi, koefisien regresi diuji secara bersamaan atau secara serentak. Dengan kata lain, uji signifikansi persamaan regresi berfungsi untuk menguji apakah pengaruh ketiga variabel bebas, yakni Investasi ܺଵ , Pengeluaran Pemerintah ܺଶ , dan Jumlah Penduduk ܺଷ secara bersamaan atau serentak terhadap variabel tak bebas, yaitu PDRB ܻ signifikan atau tidak. Jika hasil dari uji signifikansi persamaan regresi menyatakan tidak signifikan, maka model regresi yang telah dihasilkan tidak dapat digunakan untuk mengistimasi nilai dari variabel tak bebas, yaitu PDRB ܻ. Uji statistik yang digunakan adalah uji statistik F. Nilai kritis dari F diperoleh berdasarkan tabel distribusi F. Sebelum menghitung nilai kritis F, terlebih dahulu menghitung nilai dari derajat bebas pembilang dan derajat bebas penyebut. Berikut rumus untuk menghitung nilai derajat bebas:
(*/) * ,*+-0 = # − 1
(*/) * ,*1*2) = − #
Perhatikan bahwa merupakan jumlah sampel dan # merupakan jumlah variabel bebas. Untuk menentukan apakah suatu hipotesis diterima atau ditolak, maka dihitung nilai statistik F. Nilai statistik F dihitung dengan rumus:
Universitas Sumatera Utara
51
3=
మ
2.22
మ
భ
dengan: ଶ
= koefisien determinasi
#
= jumlah variabel bebas
= jumlah sampel
Langkah-langkah analisis dalam pengujian hipotesis Uji statistik F adalah sebagai berikut: 1. Perumusan Hipotesis
' :ܾଵ = ܾଶ = ܾଷ = 0 Tidak ada pengaruh yang signifikan secara bersamasama dari seluruh variabel bebas (investasi, pengeluaran pemerintah dan jumlah penduduk) terhadap variabel tak bebas (PDRB di Provinsi Sumatera Utara).
'ଵ : ܾଵ ≠ ܾଶ ≠ ܾଷ ≠ 0Ada pengaruh yang signifikan secara bersama-sama dari seluruh variabel bebas (investasi, pengeluaran pemerintah dan jumlah penduduk)
terhadap variabel tak bebas (PDRB di Provinsi Sumatera
Utara). 2. Kriteria pengujian:
' ()*+ ,- 3 ≤ 3
' ()$-# ,- 3 > 3
3. Perhitungan Nilai kritis F 3 dan Nilai statistik F 3 •
Menghitung nilai kritis F berdasarkan tabel distribusi F dengan tingkat signifikansi .
= 5%.
Sebelum menghitung nilai kritis F, terlebih
Universitas Sumatera Utara
52
dahulu menghitung nilai dari derajat bebas pembilang "ଵ dan derajat bebas penyebut "ଶ . Berikut rumus untuk menghitung nilai derajat bebas:
(*/) * ,*+-0 "ଵ = # − 1
(*/) * ,*1*2) "ଶ = − #
Setelah nilai derajat bebas pembilang "ଵ dan nilai derajat bebas penyebut "ଶ diperoleh, maka untuk melihat nilai kritis F pada tabel distribusi F adalah dengan rumus 3 %&భ &ଶ . .
•
,
Menghitung nilai dari statistik F 3 dengan menggunakan persamaan (2.22)
4. Pengambilan keputusan Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan hasil dari kriteria pengujian.
2.5.6 SPSS (Statistical Product and Service Solution) dan Komputer Statistik SPSS pertama kali dibuat pada tahun 1968 oleh tiga mahasiswa Stanford University, yang dioperasikan pada computer mainframe. Pada tahun 1984, SPSS pertama kali muncul dengan versi PC (dapat dipakai untuk computer dekstop) dengan nama SPSS/PC+ dan sejalan mulai populernya system operasi windows, SPSS pada tahun 1992 juga mengeluarkan versi Windows. SPSS yang tadinya ditujukan bagi pengolahan data statistic untuk ilmu social (SPSS saat itu adalah singkatan dari (Statistical Package for the Social Sciences), sekarang kepanjangan SPSS adalah Statistical Product and Service Solution.
Universitas Sumatera Utara