BAB 2 LANDAS AN TEORI
2.1
Sistem Informasi Geografi Dalam sub-bab ini akan dibahas mengenai beberapa pengertian yang berkaitan
dengan sistem informasi geografi.
2.1.1
Pengertian Sistem Informasi Geografi Definisi SIG (Sistem Informasi Geografi) selalu berkembang, bertambah dan
bervariasi. Hal ini terlihat dari banyaknya definisi SIG yang telah beredar. Selain itu, SIG juga merupakan bidang kajian ilmu dan teknologi yang relatif baru, digunakan oleh berbagai disiplin ilmu dan berkembang dengan cepat. M enurut Burrough (1986, p6), sistem informasi geografi merupakan sistem informasi yang bertujuan mengumpulkan, menyimpan, menggunakan kembali saat dibutuhkan, memroses, dan menampilkan data spasial dari dunia sebenarnya untuk tujuan tertentu. M enurut Paryono (1994, p1), sistem informasi geografi adalah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan, memanipulasi dan menganalisis informasi geografis. Sistem informasi geografi adalah sistem yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data, manusia, organisasi, dan lembaga yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi-informasi
10
11
mengenai daerah-daerah di permukaan bumi (Prahasta, 2001, p55; Chrisman, 1997, p121). Secara teknis, SIG meliputi perangkat lunak pemetaan dan fitur aplikasinya seperti penginderaan jarak jauh, survei tanah, foto udara, matematika, fotogrametri, geografi, dan tools yang dapat diimplementasikan dengan piranti lunak SIG meskipun tidak semua hal yang berkaitan dengan topologi dapat terakomodasi melalui SIG. Lebih lanjutnya, istilah ini juga mencakup setiap sistem informasi yang mengintegrasikan, menyimpan, menyunting, menganalisis, menyebarkan, dan menampilkan informasi geografis. Secara umum yang disebut aplikasi SIG adalah tools yang memudahkan pengguna untuk menciptakan query interaktif ataupun pencarian yang direkayasa sendiri oleh pengguna, menganalisis informasi spasial/keruangan, menyunting data, peta, dan menyajikan hasil dari semua operasi tersebut. Sebagai tambahan, para praktisi juga memasukkan orang yang membangun dan mengoperasikannya serta data yang digunakan sebagai bagian dari sistem ini. Secara garis besar, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi geografi membahas tentang masalah pengumpulan, pengecekan, pengelolaan, penyimpanan, pemrosesan (manipulasi), analisis, dan penayangan informasi atau data mengenai permukaan bumi dari dunia nyata secara otomatis dan akurat melalui komputer untuk tujuan tertentu. Teknologi sistem informasi geografi dapat digunakan untuk investigasi ilmiah, pengelolaan sumber daya, perencanaan pembangunan, kartografi, dan perencanaan rute. M isalnya SIG dapat membantu pihak berwenang untuk secara cepat menghitung waktu tanggap darurat saat terjadi bencana alam atau SIG dapat digunakan untuk mencari lahan basah yang membutuhkan perlindungan dari polusi.
12
Secara singkat, SIG dapat berguna untuk memberikan nilai tambah pada data spasial dengan memungkinkan data untuk diorganisasikan dan ditampilkan secara efisien. Dengan analisis dan penemuan data baru yang dapat dilakukan secara cepat, SIG menghasilkan informasi yang sangat berguna untuk membantu pengambilan keputusan.
2.2
Komponen S istem Informasi Geografi SIG dapat disajikan sebagai suatu paket perangkat lunak dan perangkat keras di
mana komponen-komponen pendukungnya terdiri atas berbagai macam alat yang digunakan untuk menginput, memanipulasi, menganalisis, dan menghasilkan data (Burrough, 1986, p7).
2.2.1
Perangkat Keras Secara umum, perangkat keras terdiri dari beberapa komponen yang saling
terhubung dan bekerja sama (Burrough, 1986, p7), seperti yang ditunjukkan oleh skema perangkat keras SIG pada gambar 2.1
13
Gambar 2.1 Skema perangkat keras SIG Central Processing Unit (CPU) dihubungkan dengan disk drive sebagai unit penyimpanan yang menyediakan tempat untuk menyimpan data dan program. Digitizer, scanner atau komponen lain yang serupa digunaka n untuk mengambil data dari peta dan komponen lainnya untuk kemudian diubah ke dalam format digital dan dikirim ke CPU. Plotter, printer, atau komponen lain yang serupa digunakan untuk menampilkan hasil data yang telah diproses. Tape drive digunakan untuk menyimpan data ke dalam magnetic tape atau untuk berkomunikasi dengan sistem lainnya. Komunikasi dengan komputer lain dapat dilakukan dengan menggunakan modem di mana pengguna melakukan kontrol atas komponen-komponennya melalui Visual Display Unit (VDU). Sistem informasi geografi dapat digunakan pada berbagai macam jenis komputer mulai dari Personal Computer (PC) hingga super computer multi-user (Heywood, 2002, p13), dan dapat ditulis dalam berbagai bahasa pemrograman. Sistem utama berhubungan
14
dengan peralatan-peralatan mahal termasuk monitor dan mesin digitasi sedangkan yang lainnya dapat dihubungkan secara langsung ke PC. Pada saat ini, SIG tersedia untuk berbagai platform perangkat keras mulai dari desktop, workstation, hingga multi-user host yang dapat digunakan oleh banyak orang secara bersamaan dalam jaringan komputer yang luas, berkinerja tinggi, memiliki ruang penyimpanan (hard disk) dan kapasitas memori (RAM ) yang besar. Walaupun demikian, fungsionalitas SIG tidak terikat secara ketat melalui karakteristik-karakteristik fisik perangkat keras ini sehingga keterbatasan memori pada komputer pun dapat diatasi. Perangkat keras dalam SIG terbagi menjadi tiga kelompok yaitu: a.
Alat masukan (input) sebagai alat untuk memasukkan data ke komputer. Contoh: scanner, digitizer dan CD-ROM
b.
Alat pemrosesan, merupakan sistem komputer yang berfungsi mengolah, menganalisis dan menyimpan data yang masuk sesuai kebutuhan. Contoh: CPU, tape drive dan disk drive
c.
Alat keluaran (output) yang berfungsi menayangkan informasi geografi sebagai data dalam proses SIG. Contoh: VDU, plotter dan printer
2.2.2
Perangkat Lunak Perangkat lunak merupakan bagian dari sistem yang berfungsi untuk
memasukkan, menyimpan dan menghasilkan data yang diperlukan. Sedangkan mengenai skema perangkat lunak dalam SIG sendiri dapat dilihat pada gambar 2.2. Bila dipandang dari sisi lain, SIG juga merupakan sistem perangkat lunak yang tersusun secara modular di mana basis data memegang peranan kunci. Setiap subsistem
15
diimplementasikan dengan menggunakan perangkat lunak yang terdiri dari beberapa modul, hingga tidak mengherankan jika ada perangkat SIG yang terdiri dari ratusan modul program (*.exe) yang masing-masing dapat dijalankan sendiri secara terpisah. Input data
Input tambahan
Basis data (dasar) geografi
Penayangan dan pelaporan
Transformasi
Gambar 2.2 Skema perangkat lunak SIG Data hasil penginderaan jarak jauh dan tambahan seperti data lapangan dan peta disatukan menjadi data dasar geografi. Data dasar tersebut dimasukkan ke dalam komputer melalui unit input untuk disimpan dalam hard disk. Bila diperlukan data yang telah disimpan tersebut dapat ditayangkan melalui layar monitor atau dicetak untuk laporan (dalam bentuk peta/gambar). Data ini juga dapat diperbaharui untuk menjaga agar data tetap sesuai dengan keadaan sebenarnya.
2.2.3
Data SIG dapat mengumpulkan dan menyimpan data dan informasi yang diperlukan
baik secara tidak langsung dengan cara mengimpornya dari perangkat-perangkat lunak SIG yang lain maupun secara langsung dengan cara mendigitasi data spasial dari peta dan memasukkan data atributnya dari tabel-tabel dan laporan dengan menggunakan keyboard.
16
Terdapat dua macam jenis data yang digunakan dalam pengolahan data SIG, yaitu data spasial dan data non-spasial. Data spasial adalah data mengenai obyek-obyek atau unsur geografis (baik di bawah, di atas dan di permukaan bumi) yang dapat diidentifikasi dan mempunyai acuan lokasi berdasarkan sistem koordinat tertentu. Data spasial yang dikenal juga dengan sebutan data geografis yang terdiri dari data grafis yang merupakan elemen gambar dalam komputer yang dapat berupa titik (node), garis (arc) dan bidang (polygon) dalam bentuk data vektor ataupun data raster. Data non-spasial (data atribut) merupakan data dalam bentuk teks atau angka, sesuai dengan karakteristik obyeknya yang bersifat kuantitatif atau kualitatif (Yousman, 2004, p14). Adapun dalam sistem informasi geografi terdapat dua macam penyajian data spasial, yaitu model raster dan model vektor. Model raster menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan struktur matriks atau piksel-piksel yang membentuk grid (bidang referensi horizontal dan vertikal yang terbagi menjadi kotak-kotak). Setiap piksel memiliki atribut tersendiri, termasuk koordinatnya yang unik. Akurasi model ini sangat tergantung pada resolusi atau ukuran piksel suatu gambar. M odel raster memberikan informasi spasial apa saja yang terjadi di mana saja dalam bentuk gambaran yang digeneralisasi. Dengan model raster, data geografi ditandai oleh nilai-nilai elemen matriks dari suatu obyek yang berbentuk titik, garis maupun bidang (Prahasta, 2007, p148). Model vektor menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik-titik, garis-garis dan kurva atau poligon beserta atribut-atributnya.
17
Bentuk dasar model vektor didefinisikan oleh sistem koordinat Kartesius dua dimensi (x, y). Di dalam data vektor, garis atau kurva merupakan sekumpulan titik-titik terurut yang berhubungan. Sedangkan, bidang atau poligon disimpan sebagai sekumpulan titiktitik dengan ketentuan bahwa titik awal dan titik akhir memiliki koordinat yang sama (Prahasta, 2007, p156).
2.2.4
Manajemen Data Data adalah hasil dari pengamatan yang kita lakukan terhadap dunia nyata. Data
dikumpulkan sebagai fakta atau bukti yang dapat diproses untuk memberikan arti kepada data tersebut dan mengubahnya menjadi informasi. Jadi dengan memiliki rincian lengkap, sebuah data berubah menjadi sebuah informasi. Walaupun dalam bahasa sehari-hari antara data dan informasi terkadang sering tertukar penggunaannya, tapi sebenarnya dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan yang jelas antara keduanya. Data merupakan suatu bentuk penyimpanan informasi yang harus diterjemahkan terlebih dahulu untuk menghasilkan suatu informasi baru yang siap pakai. Data merupakan fakta mentah hasil observasi, umumnya mengenai fenomena fisik atau transaksi bisnis (O’Brien, 2002, p14). M enurut Whitten et al (2004, p23), data adalah fakta mentah mengenai orang, tempat, kejadian, dan hal-hal penting yang ada di dalam organisasi. Setiap fakta tanpa disertai fakta lainnya secara relatif tidak akan ada artinya.
18
2.2.5
Pengguna Sistem Informasi Geografi Dalam penerapan sistem informasi geografi harus ada manusia yang berperan
dalam merencanakan, mengimplementasikan dan mengoperasikan sistem sekaligus membuat keputusan berdasarkan output yang dihasilkan oleh sistem. Oleh karena itu, pengenalan terhadap SIG kepada para pengguna merupakan hal yang sangat penting, bahkan dapat membawa sebuah organisasi ke arah perubahan besar termasuk restrukturisasi internal, pelatihan ulang staf, dan peningkatan alur informasi. Penelitian membuktikan bahwa penggunaan sebuah SIG yang berhasil sangat ditentukan oleh kemampuan dan kinerja sumber daya sebuah organisasi serta ketepatan pemilihan dan cara implementasi sistem yang baik.
2.3
Keuntungan Penggunaan Sistem Informasi Geografi Informasi geografis yang disajikan pada peta konvensional boleh jadi merupakan
informasi yang murah dari segi biaya, namun peta tersebut sudah dimanipulasi untuk memudahkan
pembacaan
sehingga
mengurangi
bahkan
tidak
menampakkan
keasliannya. Sistem informasi geografi menyimpan data seperti apa adanya, sesuai dengan ukuran aslinya. Data keruangan yang dimiliki SIG disimpan dalam bentuk digital menggunakan media penyimpanan digital berkapasitas besar. M enurut Yousman (2004, p263), beberapa keuntungan penggunaan SIG adalah: a.
SIG mempunyai kemampuan untuk memilih dan mencari detail atau tema yang diinginkan, menggabungkan suatu kumpulan data dengan kumpulan data lainnya, melakukan perbaikan data, serta melakukan pemodelan dan menganalisis suatu keputusan dengan lebih cepat;
19
b.
SIG dengan mudah menghasilkan peta-peta tematik yang dapat digunakan untuk menampilkan informasi-informasi tertentu. Peta-peta tematik tersebut dapat dibuat dari peta-peta yang sudah ada sebelumnya, hanya dengan memanipulasi atribut-atributnya;
c.
SIG memiliki kemampuan untuk menguraikan unsur-unsur yang terdapat di permukaan bumi menjadi beberapa lapisan data spasial. Dengan penggunaan konsep lapisan dalam pemodelan, permukaan bumi dapat direkonstruksi kembali atau dirancang dalam bentuk tiga dimensi berdasarkan data ketinggiannya.
Adapun manfaat dari sistem informasi geografi dapat berbeda-beda disesuaikan dengan fungsi dan bidang pekerjaan yang menggunakan SIG sebagai acuan. Beberapa manfaat dari sistem informasi geografi yang dapat diterapkan di segala bidang yaitu: a.
SIG memudahkan pengguna dalam melihat fenomena di muka bumi dengan perspektif yang lebih baik;
b.
SIG mampu mengakomodasi penyimpanan, pemrosesan, dan penayangan data spasial digital bahkan integrasi data yang beragam, mulai dari citra satelit, foto udara, peta, dan data statistik;
c.
SIG akan mampu memproses data dengan cepat dan akurat;
d.
SIG juga mengakomodasi data dinamis serta penyediannya secara tepat waktu;
e.
Informasi yang
dihasilkan
SIG
merupakan
informasi
keruangan
dan
kewilayahan, maka informasi tersebut dapat dimanfaatkan untuk inventarisasi data keruangan yang berkaitan dengan sumber daya alam; f.
SIG dapat menghemat waktu dalam produksi peta, proses pembaharuan peta dan ruang penyimpanan data;
20
g.
SIG dapat digunakan untuk proses pengambilan keputusan hingga menghasilkan perencanaan yang lebih baik pada suatu organisasi.
2.4
Pemetaan Dalam sub-bab ini akan dibahas mengenai berbagai hal yang berhubungan
dengan peta secara garis besar.
2.4.1
Pengertian Peta Peta adalah suatu metode tradisional untuk menyimpan, menganalisis dan
menyajikan data spasial, biasanya berwujud alat peraga yang dapat menyampaikan suatu ide berupa suatu gambar mengenai tinggi rendahnya suatu daerah, penyebaran penduduk, jaringan jalan, dan hal lainya yang berhubungan dengan kedudukan dalam ruang. Peta dilukiskan dengan skala tertentu dengan tulisan atau simbol sebagai keterangan yang dapat dilihat dari atas. Peta dapat meliputi wilayah yang luas, dapat juga hanya mencakup wilayah yang sempit. Peta merupakan dasar yang penting dalam SIG karena berfungsi sebagai sebuah sumber data, struktur dalam penyimpanan data dan alat untuk menganalisis dan mempertunjukkan data. M enurut Burrough (1986, p13), peta adalah sekumpulan titik, garis dan area yang digunakan untuk mendefinisikan lokasi dan tempat yang mengacu pada sistem koordinat beserta
dengan
penggambaran
atribut-atribut
non-spasialnya.
Peta
biasanya
direpresentasikan dalam dua dimensi tapi tidak menutup kemungkinan untuk dapat dipresentasikan dalam bentuk tiga dimensi.
21
2.4.2
Jenis Peta M enurut kegunaannya, peta terdiri dari:
a.
General Reference Map (Peta Referensi Umum) Peta ini digunakan untuk mengidentifikasi dan memverifikasi macam-macam bentuk geografi seperti fitur tanah, perkotaan, jalan, dan sebagainya;
b.
Mobility Map (Peta M obilitas) Peta ini bermanfaat bagi masyarakat dalam menentukan jalur dari satu tempat ke tempat lainnya, digunakan untuk perjalanan darat, laut dan udara;
c.
Thematic Map (Peta Tematik) Peta ini digunakan untuk menunjukkan penyebaran data non-spasial dari obyek tertentu pada peta, biasanya angka atau warna yang merupakan data hasil olahan;
d.
Inventory Map (Peta Inventaris) Peta ini menunjukkan lokasi dari fitur tertentu yang terdapat di suatu wilayah, seperti posisi semua taman nasional yang dimiliki oleh provinsi Sumatera Barat.
M enurut isinya, peta terdiri dari: a.
Peta Umum M elukiskan semua kenampakan pada suatu wilayah secara umum. Kenampakan adalah keadaan alam atau daerah dengan berbagai bentuk permukaan bumi. Peta umum dikenal juga dengan sebutan peta topografi. M enurut Unwin (1981, p184), peta topografi adalah gabungan dari peta yang berbeda-beda. Peta topografi mengandung kumpulan data yang bervariasi dalam topik yang berbeda-beda. Oleh karena itu, penggunaan lahan, relief atau kontur tanah, dan fitur kultural
22
juga dapat ditampilkan semuanya secara bersamaan dalam sebuah peta topografi yang sama. Contoh : peta Indonesia, peta dunia b.
Peta Khusus M elukiskan kemampuan tertentu atau menonjolkan satu macam data saja pada wilayah yang dipetakan. Contoh : peta geologi, peta geomorfologi dan peta populasi
M enurut skalanya, peta terdiri dari: a.
Peta kadaster
: skala antara 1:100 – 1:5.000;
b.
Peta skala besar
: skala antara 1:5.000 – 1:250.000;
c.
Peta skala sedang
: skala antara 1:250.000 – 1:500.000;
d.
Peta skala kecil
: skala antara 1:500.000 – 1:1.000.000;
e.
Peta geografi
: skala > 1:1.000.000.
M enurut keadaan obyeknya, peta terdiri dari: a.
Peta Stasioner M enggambarkan stabilitas atau apakah keadaan obyek yang dipetakan tetap. Contoh : peta persebaran gunung berapi.
b.
Peta dinamis M enggambarkan keadaan atau obyek yang dipetakan mudah berubah. Contoh : peta arah angin.
23
2.4.3
Pengertian Garis Lintang dan Garis Bujur Garis lintang (latitude) dan garis bujur (longitude) adalah garis-garis khayal di
permukaan bumi yang dilukis di atas peta, atlas atau bola dunia untuk membantu menunjukkan kedudukan suatu tempat. Letak dan posisi tempat dirujuk oleh titik persilangan (koordinat) antara garis lintang dengan garis bujur. Nilai garis lintang dinyatakan terlebih dahulu, kemudian diikuti oleh nilai garis bujur. Garis lintang adalah garis-garis paralel pada bola dunia yang sejajar dengan Garis Ekuator. Garis lintang diukur dalam kiraan (˚) dari Garis Khatulistiwa atau Ekuator (0˚) tanpa sudut. Garis-garis lintang utama di dunia terdiri dari Garis Khatulistiwa, Garis Sartan, Garis Jadi, Garis Artik, dan Garis Anartik. Semua garis lintang berbentuk lingkaran cincin, kecuali Kutub Utara (90˚LU) dan Kutub Selatan (90˚LS) yang berbentuk titik untuk menggambarkan poros bumi. Jadi Lintang Utara (LU) berarti semua posisi atau tempat yang terletak di sebelah Utara Ekuator, sedangkan Lintang Selatan (LS) berarti semua tempat yang terletak di sebelah Selatan Ekuator. Yang dimaksud dengan garis bujur adalah garis-garis setengah lingkaran yang dilukis di sekeliling bola dunia dari bagian atas sampai ke bawah tegak lurus dengan garis lintang sehingga seolah-olah menghubungkan Kutub Utara dan Kutub Selatan. Hal ini juga berarti semua garis bujur bertemu antara satu sama lain di Kutub Utara dan Kutub Selatan karena setiap garis berawal dan berakhir di keduanya. Garis bujur utama (Prime Meridien) adalah garis bujur 0˚ yang melewati kota Greenwich sebagaimana disepakati bersama secara internasional. Garis-garis bujur di sebelah timur M eridian diberi nilai 1˚BT hingga 180˚BT, begitu pula dengan garis-garis bujur di sebelah barat M eridian diberi nilai 1˚BB sampai 180˚BB. Garis bujur 180˚BT dan 180˚BB adalah satu
24
garis yang sama, hanya berbeda orientasinya sehingga garis bujur ini juga ditulis dengan 180˚ tanpa menyebut Bujur Timur atau Bujur Barat.
2.5
Sistem Basis Data Berikut ini akan dibahas mengenai berbagai hal seputar sistem basis data seperti
Database Management System dan metode yang digunakan dalam pemodelan dan perancangan basis data.
2.5.1
Pengertian Basis Data M enurut Turban, Rainer dan Potter (2003, p19), basis data adalah kumpulan
berkas dan arsip yang terkumpul, tersusun dan saling berhubungan membentuk data dan hal lainnya yang tersimpan di suatu wadah atau tempat. Pengertian basis data menurut Connolly dan Begg (2005, p14) adalah kumpulan data yang saling berhubungan secara loSIG dan saling berinteraksi serta menghasilkan informasi yang dibutuhkan. Suatu basis data haruslah merupakan sebuah penyimpanan data besar yang dapat digunakan oleh berbagai pengguna atau bagian organisasi dalam waktu yang bersamaan. Basis data adalah sebuah rangkaian data yang disimpan dalam suatu format yang sudah terstandarisasi, yang dirancang agar dapat digunakan oleh beberapa pengguna secara bersamaan. Konsep dasar dari basis data adalah kumpulan dari berbagai catatan dan potongan pengetahuan, maka sebuah basis data memiliki penjelasan terstruktur dari beragam fakta yang tersimpan
di dalamnya,
yang disebut
skema.
Skema
menggambarkan obyek yang diwakili suatu basis data dan hubungan di antara obyekobyek tersebut. Cara untuk mengorganisasikan skema atau memodelkan struktur basis
25
data dikenal sebagai model basis data atau model data. M odel yang umum digunakan sekarang adalah model relasional yang telah dapat mewakili semua informasi yang terdapat dalam bentuk tabel-tabel yang saling berhubungan, di mana setiap tabel terdiri dari baris dan kolom. Dalam model ini, hubungan antar tabel diwakili dengan menggunakan nilai yang sama antar tabel. M odel yang lain, seperti model hirarki dan model jaringan menggunakan cara yang lebih eksplisit untuk mewakili hubungan antar tabel.
2.5.2
Database Management System M enurut Eaglestone dan Ridley (2001, p79), komputer biasanya mengartikan
informasi dengan suatu pola dan susunan tertentu sebagai data yang tersimpan di dalam perangkat penyimpanan. Database Management System (DBM S) adalah programprogram tertentu dari komputer yang dipakai oleh program aplikasi untuk mengelola dan menyediakan akses ke koleksi data yang tersimpan dan diatur secara sistematis dalam basis data untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. DBM S juga dapat diartikan sebagai sebuah sistem perangkat lunak yang memungkinkan
pengguna untuk
menciptakan
dan
merawat
basis
data serta
mengendalikan akses dan interaksi basis data tersebut dengan program aplikasi yang membutuhkannya. Fasilitas-fasilitas yang biasanya disediakan DBM S meliputi: a.
Data Definition Language (DDL), di mana pengguna dapat membuat tipe data, struktur data spesifik dan batasan-batasan (constraint) terhadap data yang disimpan dalam basis data;
26
b.
Data Manipulaion Language (DM L), di mana pengguna dapat melakukan pemasukan, pembaharuan, penghapusan, dan pemanggilan kembali terhadap data di dalam basis data;
c.
2.5.3
Pengendalian akses yang dapat dibatasi terhadap basis data.
Primary Key M enurut Connolly dan Begg (2005, p79), Primary Key merupakan sebuah atribut
atau himpunan atribut yang bersifat unik yang dipilih untuk mengidentifikasi tuple atau record dalam sebuah tabel. Unik di sini memiliki arti tidak boleh ada duplikat atau key yang sama untuk dua atau lebih tuple/record dalam sebuah tabel.
2.5.4
Foreign Key Foreign Key berdasarkan Connolly dan Begg (2005, p79) adalah sebuah atribut
atau himpunan atribut dalam sebuah tabel yang merujuk pada key yang terdapat pada tabel lain. Foreign Key berfungsi untuk menggambarkan hubungan antara satu tabel dengan tabel yang lainnya.
2.5.5
Entity Relationship Diagram Entity relationship diagram menunjukkan hubungan antar data berdasarkan
persepsi nyata yang terdiri dari sekumpulan obyek dasar yang disebut entitas dan hubungan antar entitas-entitas tersebut. Jenis mapping cardinality menurut Eaglestone (2001, p125), antara lain:
27
a.
One to one Hubungan antara entitas x dan y di mana setiap satu x berhubungan ke satu atau hanya satu y, dan setiap satu y berhubungan dengan satu atau hanya satu x;
b.
One to many Hubungan antara entitas x dan y di mana setiap satu x berhubungan ke satu atau lebih y, tetapi setiap satu y berhubungan dengan satu atau hanya satu x;
c.
Many to many Hubungan antara entitas x dan y di mana setiap satu x mungkin berhubungan ke satu atau lebih y, dan setiap satu y mungkin berhubungan dengan satu atau lebih x;
d.
Zero or one to many Hubungan antara entitas x dan y di mana setiap satu x mungkin berhubungan ke satu atau lebih y, tetapi setiap satu y hanya berhubungan ke satu x atau tidak sama sekali.
2.6
Data Flow Diagram M enurut M cLeod (2004, p171), data flow diagram adalah gambaran dari suatu
sistem yang menggunakan sejumlah bentuk simbol untuk menunjukkan aliran data melalui proses-proses yang saling berkaitan. Simbol menggambarkan hubungan antar elemen, proses, aliran data, dan penyimpanan data. M enurut Whitten (2004, p326) data flow diagram adalah alat yang menggambarkan aliran data melalui sistem kerja atau pengolahan yang dilakukan oleh sistem tersebut.
28
Terdapat tiga tingkatan dalam diagram aliran data, yaitu: a.
Diagram konteks M erupakan tingkatan tertinggi yang menggambarkan input dan output sistem. Terdiri dari satu proses yang tidak memiliki data store;
b.
Diagram nol M emiliki data store. Jika terdapat diagram tidak rinci, maka diberikan tanda asterisk;
c.
Diagram rinci M erupakan rincian dari diagram nol atau diagram tingkat sebelumnya. Proses yang ada sebaiknya tidak melebihi tujuh proses. Terdapat tiga simbol dan satu koneksi dalam DFD, yaitu:
a.
Persegi panjang tumpul menyatakan proses atau bagaimana tugas dikerjakan;
Gambar 2.3 Proses DFD b.
Persegi empat menyatakan agen eksternal dan batasan sistem tersebut;
Gambar 2.4 A gen eksternal DFD c.
Kotak berujung terbuka menyatakan data store, terkadang disebut basis data;
Gambar 2.5 Data store DFD
29
d.
Panah menyatakan aliran data atau input ke dan output dari suatu proses.
Gambar 2.6 Aliran data DFD
2.7
State Transition Diagram State transition diagram adalah diagram yang terdiri dari lingkaran untuk
menggambarkan titik dan segmen garis lurus untuk representasi transisi antar titik. Satu atau lebih aksi mungkin dapat berasosiasi dengan setiap transisi. Diagram transisi bertugas untuk menunjukkan urutan-urutan fungsi yang dijalankan sebuah sistem. Dalam beberapa sistem bisnis, model ini tidak perlu diperhatikan mengingat urutan yang ada sudah diketahui dengan tepat. M enurut
Pressman
(2001,
p317),
state
transition
diagram
(STD)
menggambarkan kebiasaan dari suatu sistem dengan menunjukkan kondisi dan kejadian yang menyebabkan perubahan suatu kondisi. M enurut Whitten (2004, p636), state transition diagram adalah alat yang digunakan untuk menggambarkan urutan dan variasi layar yang dapat muncul ketika pengguna sistem menjalankan sistem. Komponen utama dari sebuah diagram transisi adalah state dan anak panah yang mewakili perubahan state. State adalah sekumpulan keadaan atau atribut karakter seseorang atau sesuatu pada waktu tertentu (Yourdon, p260).
30
Gambar 2.7 State pada diagram transisi
Gambar 2.8 Penanda perubahan pada diagram transisi
aksi kondisi
Gambar 2.9 Diagram transisi yang dilengkapi dengan aksi dan kondisi
Terdapat dua macam pendekatan yang dapat digunakan dalam pembuatan diagram transisi yaitu : a.
M endefinisikan semua state yang mungkin pada sistem dengan
cara
menampilkan ke dalam bentuk kotak-kotak terpisah, kemudian mencari hubungan yang ada antar kotak; b.
Inisialisasi state, dimulai dari state paling awal kemudian dilanjutkan ke statestate berikutnya hingga sampai ke state akhir.
31
2.8
Pengertian Kemitraan Kemitraan adalah perihal hubungan (jalinan kerja sama) sebagai mitra
(http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/).
2.9
Pengertian Mitra M itra adalah kawan kerja; pasangan kerja; rekan: ia telah memilih perusahaan itu
sebagai – dagangnya (http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/).
2.10
Pengertian Gerai Gerai adalah kedai kecil, meja, dan sebagainya tempat menjual barang
(http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/).
2.11
Pengertian Produk Produk adalah barang atau jasa yang dibuat dan ditambah gunanya atau nilainya
dulu
proses produksi
dan
menjadi
hasil
akhir
dari
proses produksi
itu
(http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/).
2.12
Pengertian Merek M erek
sebagainya)
adalah tanda yang dikenakan oleh pengusaha (pabrik, produsen, dan pada
barang
yang
(http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/).
dihasilkan
sebagainya
tanda
pengenal