BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Internet 2.1.1 Pengertian Internet Menurut Strauss, El-Ansary, Frost (2003: 8) “Internet adalah seluruh jaringan yang saling terhubung satu sama lain. Beberapa komputer- komputer dalam jaringan ini menyimpan file, seperti halaman web, yang dapat diakses oleh seluruh jaringan komputer.” Pengertian internet secara umum adalah kumpulan jaringan komputer yang terhubung baik secara langsung ataupun secara tidak langsung, antara satu perangkat ke perangkat lainnya yang bertujuan untuk pertukaran data menggunakan protokol TCP/IP. 2.1.2 Website Website adalah suatu halaman web yang saling berhubungan yang umumnya berisikan kumpulan informasi yang disediakan secara perorangan, kelompok, atau organisasi. Halaman website dapat diakses dengan menggunakan software web browser. Sebuah website biasanya ditempatkan setidaknya pada satu web server yang dapat diakses melalui jaringan seperti Internet, ataupun jaringan wilayah lokal (LAN) melalui alamat Internet yang dikenali sebagai URL. Gabungan atas semua situs yang dapat diakses publik di Internet disebut pula sebagai World Wide Web atau lebih dikenal dengan singkatan WWW.
Berikut adalah hal-hal yang berhubungan dengan website: •
World Wide Web
Menurut Darma dan Shenia (2009), “World Wide Web, biasa lebih terkenal disingkat sebagai WWW adalah suatu ruang informasi yang dipakai oleh pengenal global yang disebut Pengidentifikasi Sumber Seragam untuk mengenal pasti sumber
9
10 daya berguna.” WWW sering dianggap sama dengan Internet secara keseluruhan, walaupun sebenarnya ia hanyalah bagian daripada Internet. Dapat disimpulkan bahwa, World Wide Web atau www adalah kumpulan Web server dari seluruh dunia yang berfungsi menyediakan data dan informasi untuk dapat digunakan bersama. Berbagai informasi dapat Anda temukan pada WWW, seperti informasi politik, ekonomi, sosial, budaya, sastra, sejarah, teknologi, pendidikan dan lain-lain. •
Web browser
Menurut Sunarto (2005: 23), “web browser adalah sebuah program aplikasi yang digunakan untuk menjelajahi dunia maya dan menampilkan web page yang ada di internet.” Menurut Comer (2007: 209), “web browser adalah program yang menampilkan dan menyediakan akses dokumen hypermedia yang ada di internet.” Dapat disimpulkan bahwa web browser adalah software yang dapat menampilkan halaman website yang ada pada internet. •
Web server
Menurut Zaki (2008: 21), “web server adalah sebuah hardware dan software yang bertugas melakukan interpretasi HTTP request untuk kemudian melakukan respon atas HTTP request tersebut dalam bentuk kode HTML, dan kode - kode lainnya yang bisa dipahami browser.” Ada banyak sekali web server yang bisa dipakai antara lain : 1.
Apache Tomcat
2.
Microsoft Windows Server 2003 Internet Information Service ( IIS )
3.
Lighttpd
4.
Sun Java System Web server
5.
Xitami Web server
6.
Zeus Web server
•
Hypertext Transfer Protocol ( HTTP )
Menurut Sunarto (2005: 22) “HTTP adalah sebuah protocol yang menentukan aturan main antara software client dan software server dalam penyediaan dokumen yang diminta browser.”
11 •
Uniform Resource Locator ( URL )
Menurut Suyanto (2009: 195), URL adalah “alamat sebuah file yang dapat diakses di internet, berisi nama protocol internet yang dibutuhkan untuk mengakses file, nama computer yang berisi file tersebut, dan direktori dimana file tersebut berada.” Secara umum, URL dibagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama menunjukkan protocol yang dipakai seperti http: // atau https: //. Bagian kedua menunjukkan alamat host seperti www.yahoo.com . Bagian ketiga menunjukkan path direktori file, yaitu tempat dimana file yang ingin diakses disimpan dalam server. •
Transmission Control Protocol / Internet Protocol ( TCP / IP )
Menurut Blank (2004: 2), TCP/IP adalah “kumpulan protocol yang memungkinkan komunikasi antar komputer.” TCP/IP merupakan gabungan dari protokol TCP (Transmission Control Protocol) dan IP (Internet Protocol) sebagai sekelompok protokol yang mengatur komunikasi data dalam proses tukar-menukar data dari satu komputer ke komputer lain di dalam jaringan internet yang akan memastikan pengiriman data sampai ke alamat yang dituju. Protokol ini tidaklah dapat berdiri sendiri, karena memang protokol ini berupa kumpulan protokol (protocol suite). Protokol ini juga merupakan protokol yang paling banyak digunakan saat ini, karena protokol ini mampu bekerja dan diimplementasikan pada lintas perangkat lunak (software) di berbagai sistem operasi Istilah yang diberikan kepada perangkat lunak ini adalah TCP/IP stack.
2.2 Konsep Dasar Sistem Informasi 2.2.1 Pengertian Data, Informasi dan Knowledge Menurut Rainer, Turban, Potter (2007: 5) “Data adalah sebuah deskripsi dasar akan sebuah benda, kejadian, aktivitas, dan transaksi yang terekam, terklasifikasikan dan tersimpan, namun tidak terorganisir untuk menyampaikan suatu maksud tertentu.” Data dapat berupa huruf, angka, suara, atau gambar. Contoh dari data adalah misalnya nilai dari seorang murid atau jumlah jam kerja seorang karyawan pada minggu tertentu.
12 Menurut Vardiansyah (2008: 3) Data adalah “catatan atas kumpulan fakta.” Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa data adalah sesuatu kumpulan atas fakta yang mentah, belum diolah dan tidak terorganisir untuk menyampaikan sesuatu. Menurut Rainer, Turban, Potter (2007: 5), “Informasi adalah data yang telah diolah maka mereka menjadi memiliki arti, dan nilai tertentu bagi yang menerimanya.” Contohnya, nilai seorang murid adalah data, namun ketika dikombinasikan dengan nama dari murid tersebut maka data tersebut telah menjadi informasi. Penerima informasi tersebut menginterpretasikan artinya dan dapat menarik konklusi dan implikasi dari informasi tersebut. Menurut Rainer, Turban, Potter (2007: 5), Knowledge atau pengetahuan adalah “Data dan atau informasi yang telah dikumpulkan secara terorganisir dan diproses untuk menyampaikan suatu pengertian, pengalaman, pembelajaran yang terakumulasi, dan dapat digunakan untuk memecahkan masalah tertentu.”
2.2.2 Pengertian Sistem Informasi Menurut Rainer, Turban, Potter (2007: 6), Sistem Informasi adalah “Sistem yang mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisa, dan menyebarkan informasi untuk suatu tujuan tertentu.” Sistem Informasi berbasis komputer adalah suatu sistem informasi yang menggunakan teknologi komputer untuk melakukan tugas-tugasnya. Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012: 4), Sistem Informasi adalah “Suatu kumpulan dari komponen yang saling berhubungan yang mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyediakan output dari suatu informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas bisnis.” Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012: 5), Systems analysis atau analisis sistem adalah “aktivitas yang memungkinkan seseorang untuk dapat mengerti dan menspesifikasikan apa yang dapat dicapai dari suatu sistem.” Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012: 5), Systems design atau perancangan sistem adalah “aktivitas yang memungkinkan seseorang untuk mendefinisikan dan mendeskripsikan secara detail akan suatu sistem yang memenuhi kebutuhan.”
13 2.2.3 Database Menurut Connolly dan Begg (2010: 65), database merupakan “sekumpulan data yang berhubungan secara logical dan dideskripsikan serta dirancang untuk memenuhi kebutuhan sistem informasi yang dibutuhkan oleh suatu organisasi.” Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 373) database adalah “kumpulan dari data yang tersimpan secara terintegrasi, di-manage dan dikontrol secara terpusat.” Menurut Rainer, Turban dan Potter (2007: 6) Database adalah “kumpulan file yang berhubungan atau tabel yang berisi data.” Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 373) database terdiri dari dua bagian yang berhubungan; yaitu physical data store dan schema. Physical data store menampung data bit dan byte mentah yang dibuat dan digunakan oleh sistem informasi (misalnya nama, harga, saldo). Sedangkan schema menampung informasi deskriptif tentang data yang ditampung dalam physical data store, yang mencakup: •
Organisasi akan data individual yang tersimpan dalam tabel.
•
Asosiasi antara tabel atau class.
•
Detail akan organisasi physical data store, mencakup type, lengths, location, dan indexing dari data tersebut.
•
Pengendalian akan akses dan konten,
mencakup nilai data yang
diperbolehkan untuk suatu data, ketergantungan nilai antar data, dan daftar pengguna yang diperbolehkan untuk melakukan read atau write terhadap suatu data tertentu.
DBMS (Database Management System) Menurut Connolly dan Begg (2010: 66), Database Management System (DBMS) adalah “suatu sistem perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan, membuat, memelihara, dan mengontrol akses ke database.” Menurut
Satzinger,
Jackson
dan
Burd
(2012: 373)
Database
Management System (DBMS) adalah “komponen sistem software yang mengelola dan mengendalikan satu atau lebih database.”
14 Berikut adalah komponen DBMS menurut Connolly dan Begg (2010: 68) yang terdiri atas 5 komponen, yaitu : 1.
Hardware
DBMS membutuhkan hardware untuk menjalankan aplikasi - aplikasinya yang meliputi PC, mainframe, dan suatu jaringan computer. 2.
Software
Komponen perangkat lunak yang meliputi software DBMS itu sendiri, program aplikasi, sistem operasi, termasuk dan sistem jaringan. 3.
Data
Data merupakan komponen yang paling penting dalam DBMS, berasal dari sudut pandang dari end-user. Data berperan sebagai penghubung antara mesin dan pengguna. 4.
Procedure
Prosedur merupakan instruksi dan aturan yang mengatur perancangan dan penggunaan database. 5.
People
Komponen terakhir adalah manusia yang berhubungan langsung dengan sistem. Komponen ini meliputi Database Adminstrator, Database Designers, Application Developers, dan end-user.
2.3 Konsep E-commerce dan E-Business 2.3.1 Pengertian E-commerce Menurut Varmaat (2007: 83), E-commerce merupakan “transaksi bisnis yang terjadi dalam jaringan elektronik seperti internet. Siapapun yang mempunyai jaringan internet dapat berpartisipasi dalam kegiatan E-commerce.” Menurut Rainer, Turban dan Potter (2007: 177), E-commerce adalah “proses membeli, menjual, mentransfer, atau bertukar barang, ataupun informasi, melalui jaringan komputer, termasuk internet.”
15 Menurut Wong (2010: 33), E-commerce adalah “pembelian, penjualan dan pemasaran barang serta jasa melalui sistem elektronik. Seperti televisi, radio dan jaringan komputer atau internet.” Dapat disimpulkan bahwa E-commerce adalah segala bentuk transaksi bisnis yang terjadi melalui internet. E-commerce merupakan bagian dari e-business, di mana cakupan e-business lebih luas, tidak hanya sekedar proses jual beli saja, tetapi mencakup juga kolaborasi antar mitra bisnis, pelayanan pelanggan, pemasaran, dan lain lain. Selain teknologi jaringan www, e-commerce juga memerlukan teknologi basisdata atau database, pemanfaatan surat elektronik (e-mail), dan teknologi lainya.
2.3.2
Jenis-Jenis E-commerce
Menurut Rainer, Turban dan Potter (2007: 179), ada beberapa tipe dari ECommerce: •
Business to Consumers (B2C), yaitu tipe e-commerce dimana perusahaan menjual produk atau layanan yang ditawarkanya kepada pembeli.
•
Business to Business (B2B), yaitu tipe e-commerce dimana penjual dan pembelinya adalah perusahaan.
•
Consumers to Consumers (C2C), yaitu tipe e-commerce dimana konsumen yang menjual secara langsung ke konsumen. Contoh: ebay.com. www.800webmall.com. www.auctionanything.com.
•
Business to Employee (B2E), tipe e-commerce dimana perusahaan menggunakannya untuk menyediakan informasi dan layanan kepada karyawan-nya. Perusahaan mengizinkan karyawan untuk mengelola tunjangan dan mengambil kelas pelatihan secara elektronik. Selain itu, karyawan dapat membeli asuransi berdiskon, paket wisata, dan tiket event pada intranet perusahaan.
•
E-Government, yaitu pemerintah menggunakan teknologi internet, ecommerce, khususnya, untuk menyampaikan informasi tentang layanan publik kepada masyarakat, dan juga melayani transaksi dengan partner bisnis.
16 •
Mobile commerce (m-commerce), yaitu tipe e-commerce dimana transaksi dilakukan pada lingkungan yang wireless. Misalnya penggunaan telepon seluler untuk membeli barang melalui internet.
2.3.3 Pengertian E-Business Menurut Rainer, Turban dan Potter (2007: 177), E-Business adalah “konsep yang lebih luas dari E-commerce. Dimana selain melakukan transaksi jual beli akan barang dan jasa, E-Business juga mencakup pelayanan kepada customer, berkolaborasi dengan partner bisnis, dan melakukan transaksi elektronik dalam suatu organisasi. “
2.4
Variabel Penelitian 2.4.1
Information Quality
Kualitas informasi secara umum dapat diartikan sebagai ‘seberapa baik suatu informasi dapat digunakan oleh penggunanya’. Menurut Xu dan Koronios (2004) Information Quality atau kualitas informasi “merupakan suatu building block yang sangat penting bagi E-Business.” Xu dan Koronios (2004) mengemukakan beberapa dimensi dari Information Quality: 1.
Accessibility, yaitu seberapa mudah suatu data dapat diakses.
2.
Appropriate Amount of Data, yaitu volume data yang sesuai.
3.
Consistent Representation, yaitu konsistensi akan representasi data.
4.
Timeliness, yaitu seberapa up-to-date kah data yang digunakan.
5.
Understandability, yaitu seberapa mudah data yang ditampilkan dapat dimengerti.
Information Quality sebelumnya juga pernah diteliti oleh sejumlah peneliti lain dalam literatur yang membahas e-commerce. Contohnya adalah Rozekhi,
17 Hussin, dan Noor (2014) dalam jurnalnya yang berjudul Attributable E-commerce toward Purchase Intention: Online Search of Food Product.
2.4.2
Website Quality
Menurut Hasan dan Abuelrub (2008), “karakteristik akan suatu Website merupakan hal yang penting, hal ini telah menjadi pembahasan di penelitian dari berbagai bidang dan sangat banyak dipelajari khususnya pada literatur Ecommerce.” Hasan dan Abuelrub (2008) mengemukakan bahwa dimensi dari Website Quality adalah sebagai berikut:
Gambar 2-1 : Dimensi Website Quality Sumber: Hasan dan Abuelrub (2008)
1.
Content Quality yaitu kualitas konten website, yang mencakup beberapa indikator: • Timely, yaitu seberapa konten yang ada pada website up to date. • Relevant, yaitu seberapa konten yang ada pada website dapat digunakan. • Multilanguage / Culture, yaitu konten yang ada pada website sesuai dengan bahasa dan budaya penggunanya. • Variety of Presentation, yaitu konten ditampilkan menggunakan presentasi yang variatif (text, video, audio).
18 • Accuracy, yaitu konten yang ditampilkan tepat, tidak ada salah ketik dan sebagainya. • Objective, yaitu konten yang ada dipresentasikan secara objektif. • Authority, yaitu konten ditampilkan pada website melalui otoritas yang jelas.
2.
Design Quality yaitu kualitas rancangan website, aspek - aspek karakteristik visual yang dapat menarik perhatian pengguna terhadap website tersebut, yang mencakup beberapa indikator: • Attractive, yaitu seberapa inovatif dan aestetis(menarik) kah rancangan website, dan seberapa mampukah rancangan tersebut mengundang rasa nyaman bagi penggunanya. • Appropriateness, yaitu kepantasan, seberapa rancangan website yang digunakan sesuai dengan tujuan pembuatanya. Gambar-gambar yang digunakan sesuai dengan tujuan, dan keseimbangan antara text, warna dan gambar. • Color, yaitu warna-warna yang digunakan pada website. Pada background color, lebih baik untuk menggunakan warna ringan, sedangkan untuk warna font text, warna yang digunakan sebaiknya tidak melebihi 4 jenis warna. • Image/Sound/Video, yaitu elemen-elemen non text yang ada pada website. Perlu diperhatikan ukuran dari media supaya tidak terlalu berat yang akan menyebabkan halaman website menjadi lebih lama untuk dimuat. • Text, yaitu karakteristik akan text yang digunakan pada website.
3.
Organization Quality yaitu kualitas organisasi website, seperti konsistensi dan tata letak yang digunakan. Indikatornya:
19 • Index, yaitu terdapatnya index (navigasi) untuk menuju ke semua halaman website pada halaman utama. • Mapping, yaitu terdapatnya mapping pada setiap halaman website, supaya user dapat mengetahui, ia sedang berada di page yang mana. • Consistency, yaitu tata letak yang digunakan dalam rancangan website konsisten. • Links, yaitu link yang digunakan bekerja dengan benar; penempatan link yang baik supaya user dapat kembali ke halaman utama dari setiap halaman website. Penggunaan warna link yang sesuai dan menunjukan mana link telah dituju dan yang belum. • Logo, yaitu tersedianya logo perusahaan di setiap halaman website. • Domain, yaitu nama domain yang digunakan sesuai dengan tujuan dan identitas perusahaan.
4.
User-friendly Quality yaitu seberapa mudah suatu website untuk digunakan bagi para penggunanya. Indikatornya: • Usability, yaitu seberapa mudah suatu website untuk digunakan, dimengerti, dioperasikan untuk mencari informasi, dan dinavigasikan. • Reliability, yaitu penggunaan nama yang mudah untuk diingat, download time yang cepat, multi browser support, dan dapat bekerja dengan baik pada screen setting yang berbeda-beda. • Interactive features, yaitu suatu website mempunyai instruksi yang jelas dalam penggunaan bagian yang berbeda. Fungsi pembantu dan error message tersedia. Tersedianya alat internal search tool untuk membantu user mencari informasi pada website. • Security/Privacy, yaitu website menggunakan mekanisme yang efektif yang dapat menjaga keamanan transaksi. • Customization, yaitu proses yang kustomisasi pada batas tertentu yang dapat menyesuaikan kebutuhan user yang berbeda-beda terhadap website.
20 Website Quality sebelumnya juga pernah diteliti oleh sejumlah peneliti lain dalam literatur yang membahas e-commerce. Contohnya adalah Ranganathan, Dey, dan Ganapathy (2002) dalam jurnal yang berjudul Key Dimensions of Business-to-Consumer Sites, Information and Management.
2.4.3
E-Shopping Intention E-Shopping Intention secara umum dapat digambarkan sebagai ‘minat
untuk membeli produk melalui website.’ Cao dan Mokhtarian (2005) mengemukakan beberapa dimensi dari E-Shopping Intention: 1.
Purchasing from e-shopping sites, yaitu membeli melalui e-shopping site.
2.
Using e-shopping site, yaitu menggunakan website e-shopping.
3.
Recommending others to use e-shopping sites, yaitu merekomendasikan orang lain untuk menggunakan website e-shopping.
4.
Creating an account on e-shopping sites, yaitu kemauan untuk membuat akun pada website e-shopping.
5.
Positive remarks on e-shopping sites, yaitu kesan positif terhadap website e-shopping.
2.5 Metode Penelitian 2.5.1
Jenis-jenis penelitian Menurut Sugiyono (2003: 11) penelitian berdasarkan tingkat
eksplanasinya (tingkat kejelasan) dapat digolongkan sebagai berikut: 1.
Penelitian deskriptif
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain.
21 2.
Penelitian komparatif
Penelitian
komparatif
adalah
suatu
penelitian
yang
bersifat
membandingkan. Disini variabelnya masih sama dengan variabel mandiri tetapi untuk Sample yang lebih dari satu, atau dalam waktu yang berbeda.
3.
Penelitian asosiatif
Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun juga hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini mempunyai tingkatan tertinggi dibandingkan dengan deskriptif dan komparatif karena dengan penelitian ini dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.
Menurut Sugiyono, (2003: 14) terdapat beberapa jenis penelitian antara lain: 1. Penelitian kuantitatif, adalah penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. 2.
Penelitian kualitatif, data kualitatif adalah data yang berbentuk kata, skema, dan gambar.
2.5.2
Metode Penelitian Kuantitatif
Menurut Sugiyono (2012: 7), metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai “metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu.” Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisa data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Metode kuantitatif sering juga disebut metode tradisional, positivistik, ilmiah / discovery dan metode discovery. Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini disebut sebagai metode ilmiah (discovery) karena metode ini telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit, empiris, obyektif, terukur, rasional dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery karena dengan metode ini
22 dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisa menggunakan statistik. Selain itu metode penelitian kuantitatif juga dikatakan sebagai metode yang lebih menekankan pada aspek pengukuran secara obyektif terhadap fenomena sosial. Untuk dapat melakukan pengukuran, setiap fenomena sosial di jabarkan kedalam beberapa komponen masalah, variable dan indikator. Setiap variable yang di tentukan dan di ukur dengan memberikan nilai angka yang berbeda-beda sesuai dengan kategori informasi yang berkaitan dengan variable tersebut.
2.5.3
Uji Validitas dan Reliabilitas 2.5.3.1
Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2012), “Validitas adalah tingkat keandalan dan kesahihan alat ukur yang digunakan.” Intrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang dipergunakan untuk mendapatkan data itu valid atau dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas dihitung dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel. Jika r hitung lebih besar dari r tabel maka pernyataan tersebut dapat dinyatakan valid.
2.5.3.2
Uji Reliabilitas
Menurut Arikunto (2006: 154), “reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.” Menurut Ghozali (2009), “reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.” Uji reliabilitas digunakan dengan melihat nilai Cronbach’s Alpha dimana nilai di atas 0,60 menunjukan bahwa data dapat dikatakan reliabel.
23 2.5.4 Uji Korelasi Menurut Fraenkel dan Wellen (2008), Penelitian korelasi atau korelasional adalah “suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut.” Menurut Emzir (2009), “Penelitian korelasional dilakukan dalam berbagai bidang diantaranya pendidikan, sosial, maupun ekonomi. Penelitian ini hanya terbatas pada penafsiran hubungan antarvariabel saja tidak sampai pada hubungan kausalitas, tetapi penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya seperti penelitian eksperimen.” Teknik uji korelasi yang digunakan dalam penulisan ini adalah Teknik Uji Korelasi Spearman. Menurut Rokhman (2009), Teknik korelasi Spearman dipergunakan untuk menganalisa data penelitian yang mempunyai karakteristik: 1. Hipotesis yang diajukan hipotesis asosiatif. 2. Skala data ordinal. 3. Data tidak harus berdistribusi normal. Menurut Sugiyono (2012), ukuran korelasi yang dapat digunakan adalah sebagai berikut: •
0,00 - 0,199 ; menunjukan derajat asosiasi yang sangat rendah.
•
0,20 - 0,399 ; menunjukan derajat asosiasi yang rendah.
•
0,40 - 0,599 ; menunjukan derajat asosiasi yang sedang / moderat.
•
0,60 - 0,799 ; menunjukan derajat asosiasi yang kuat.
•
0,80 - 1,000 ; menunjukan derajat asosiasi yang sangat kuat.
2.5.5
Populasi, Sample, dan Teknik Pengambilan Sample 2.5.5.1
Populasi
Arikunto (2006), mengemukakan bahwa “Populasi
adalah keseluruhan
subjek penelitian”. Menurut Sugiyono (2012: 115) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
24 karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”
2.5.5.2
Sample
Sugiyono (2012: 116) mengemukakan bahwa, “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, perlu adanya teknik sampling yang tepat seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012: 116), bahwa “Teknik Sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan di gunakan dalam penelitian, terdapat beberapa teknik sampling yang digunakan.”
2.5.5.3
Teknik Pengambilan Sample
Sugiyono (2012: 81) mengemukakan bahwa teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Jenis-jenis teknik sampling adalah sebagai berikut.
Gambar 2-2: Jenis-jenis teknik sampling Sumber: Sugiyono (2012: 92)
25 Metode Slovin Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel adalah dengan menggunakan rumus Slovin (Sevilla et. al., 1992), sebagai berikut:
Keterangan: n: jumlah sampel N: jumlah populasi e: batas toleransi kesalahan (error tolerance)
Untuk menggunakan rumus ini, pertama ditentukan berapa batas toleransi kesalahan. Batas toleransi kesalahan ini dinyatakan dengan persentase. Semakin kecil toleransi kesalahan, semakin akurat sampel menggambarkan populasi. Misalnya, penelitian dengan batas kesalahan 10% berarti memiliki tingkat akurasi 90%. Penelitian dengan batas kesalahan 2% memiliki tingkat akurasi 98%. Dengan jumlah populasi yang sama, semakin kecil toleransi kesalahan, semakin besar jumlah sampel yang dibutuhkan.
2.6 Analisa dan Perancangan Sistem 2.6.1 Object Oriented Analysis and Design Pendekatan Object Oriented Analysis and Design (OOAD) merupakan pendekatan analisa dan perancangan yang digunakan oleh penulis. Berikut ini adalah beberapa teori yang terkait dengan pendekatan ini.
2.6.1.1 Pengertian Object Oriented Analysis and Design Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 241) mendefinisikan Object Oriented Approach atau pendekatan berorientasi objek sebagai “pengembangan sistem
26 berdasarkan cara pandang bahwa suatu sistem adalah sekumpulan objek yang bekerja bersama.” Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 241) mendefinisikan suatu Object sebagai “sesuatu di dalam sistem informasi yang merespon suatu pesan dengan mengeksekusikan sebuah function atau method.” Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 241) mendefinisikan Object Oriented Analysis (OOA) sebagai “suatu proses mengidentifikasikan dan mendefinisikan use case dan kumpulan Object atau Class pada sistem.” Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 241) mendefinisikan Object Oriented Design (OOD) sebagai “suatu proses mendefinisikan semua tipe Object yang diperlukan untuk berkomunikasi dengan orang-orang dan peralatan dalam sistem, menunjukan bagaimana suatu Object berinteraksi untuk menyelesaikan tugas.”
2.6.2
UML (Unified Modeling Language)
Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 46), Unified Modeling Language adalah “suatu set standar konstruksi model dan notasi yang didefinisikan oleh Object Management Group. Dengan menggunakan UML, analis dan pengguna dapat mengerti berbagai variasi diagram yang digunakan dalam projek pengembangan sistem.” Sebelum adanya UML, tidak ada standar, sehingga diagram dapat menjadi membingungkan, karena pembuatannya berbeda dari perusahaan ke perusahaan lain, (atau dari buku ke buku). Selanjutnya penulis akan membahas mengenai teori model yang akan digunakan dalam penulisan, yaitu meliputi Activity Diagram, Domain Model Class Diagram, Multilayer Sequence Diagram, Use Case Diagram, dan Use Case Description.
2.6.3
Activity Diagram
Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 57), “sebuah Activity Diagram mendeskripsikan aktivitas dari user (atau sistem); siapa yang mengerjakan setiap aktivitas, dan alur berurutan akan aktivitas tersebut.” Berikut adalah simbolsimbol yang digunakan dalam Activity Diagram:
27
Gambar 2-3 : Simbol Activity Diagram Sumber: Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 57)
Gambar diatas menunjukan simbol-simbol dasar yang digunakan pada Activity Diagram. Lingkaran oval menggambarkan suatu aktivitas. Panah menggambarkan alur berurutan dari setiap aktivitas. Lingkaran hitam menggambarkan
awal
dan
akhir
dari
workflow.
Bentuk
diamond
menggambarkan decision point dimana alur akan mengikuti satu arah atau yang lainya. Swimlane menunjukan siapa yang mengerjakan aktivitas tersebut. Garis hitam tebal menggambarkan synchronization bar yang berfungsi menunjukan aktivitas yang dilakukan secara bersamaan. Berikut adalah contoh Activity Diagram yang menggambarkan proses online checkout:
28
Gambar 2-4 : Activity Diagram; Online Checkout Sumber: Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 59) 2.6.4
Use Case Diagram
Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 69), sebuah Use case adalah “sebuah aktivitas yang dilakukan oleh sistem, sebagai respon akan request yang dilakukan oleh user.”
29 Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 78), Use Case Diagram adalah “model UML yang digunakan untuk menggambarkan hubungan antar Use case dengan Actor yang mengerjakanya.”
Gambar 2-5 : Use Case Diagram ‘Customer Account Subsystem’ Sumber: Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 82)
Gambar diatas menunjukan contoh Use Case Diagram. Actor digambarkan
dengan
stick
figure,
dan
garis
lurus
digunakan
untuk
menggambarkan relasi antar Actor dan use case. Dalam relasi antar use case, terdapat 2 jenis hubungan khusus, yaitu:
30 • <
>; yaitu hubungan antar use case yang menunjukan bahwa satu use case termasuk dalam use case lain. • <<extends>>; yaitu hubungan antar use case yang menunjukan bahwa satu use case memiliki kemungkinan untuk dilanjutkan ke use case lain.
2.6.5
Fully Developed Use Case Description
Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 121) mengemukakan bahwa Use Case Description "adalah suatu model textual yang mendaftarkan dan mendeskripsikan proses apa saja yang dilakukan dalam sebuah use case.” Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 122) Fully Developed Use Case Description adalah “metode yang paling formal dalam mendokumentasikan sebuah use case.” Dalam sebuah Fully Developed Use Case Description, baris pertama digunakan untuk menjelaskan nama use case. Baris kedua digunakan untuk menjelaskan scenario yang ada pada use case tersebut. Baris ketiga digunakan untuk menjelaskan event apa yang memicu terjadinya use case. Baris keempat digunakan untuk menjelaskan brief description atau deskripsi singkat akan use case tersebut. Baris kelima digunakan untuk menjelaskan actor yang terlibat dalam use case. Baris keenam digunakan untuk menjelaskan use case lain yang terlibat dengan use case. Baris ketujuh digunakan untuk menjelaskan stakeholder yang terlibat dalam use case. Baris kedelapan - preconditions, menjelaskan keadaan apa yang harus dipenuhi sebelum use case dilakukan. Baris kesembilan - postconditions, menjelaskan keadaan apa yang harus dipenuhi setelah use case dijalankan. Baris kesepuluh digunakan untuk menjelaskan alur aktivitas antara actor dan sistem. Baris kesebelas digunakan untuk menjelaskan exception conditions, yaitu keadaan alternatif yang mungkin terjadi. Berikut adalah
contoh
sebuah
Fully
Developed
Use
menggambarkan use case create customer account:
Case
Description
yang
31
Gambar 2-6 : Fully Developed Use Case Description ‘Create Customer Account’ Sumber: Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 123) 2.6.6
Domain Model Class Diagram
Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 101) sebuah class adalah “sebuah kategori atau klasifikasi dari sebuah benda atau objek.” Sedangkan domain class adalah “sebuah class yang mendeskripsikan objek dari problem domain.” Domain Model Class Diagram adalah sebuah class diagram yang hanya memasukan class dari problem domain. Berikut adalah contoh gambar yang menggambarkan sebuah Domain Model Class Diagram untuk sebuah bank:
32
Gambar 2-7 : Domain Model Class Diagram untuk sebuah bank Sumber: Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 103)
Dan berikut adalah gambar yang menjelaskan tentang multiplicity pada class diagram:
Gambar 2-8 : Multiplicity pada Class Diagram. Sumber: Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 102)
33 2.6.7
Multilayer Sequence Diagram
Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 332) Sequence Diagram adalah “sebuah tipe diagram interaksi yang menekankan urutan dari pesan yang dikirimkan antara objek untuk sebuah use case tertentu.” Berikut adalah contoh gambar yang menggambarkan sebuah System Sequence Diagram:
Gambar 2-9 : SSD untuk use case ‘Create Customer Account’ Sumber: Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 333) Multilayer
Sequence
Diagram
adalah
“Sequence
Diagram
yang
menggambarkan interaksi antar objek dalam sistem dengan menggunakan View Layer, Domain Layer, dan Data Layer.” Berikut adalah contoh gambar Multilayer Sequence Diagram:
34
Gambar 2-10 : Contoh Multilayer Sequence Diagram menggunakan View Layer, Domain Layer, dan Data Layer. Sumber: Satzinger, Jackson dan Burd (2010: 454)
35 2.7 Kerangka Pikir
Gambar 2-11 : Kerangka Pikir Sumber: Data olahan penelitian, 2015