BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan adalah lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk menyediakan barang dan jasa dengan tujuan memperoleh keuntungan. Manajemen merupakan sebuah subjek yang sangat penting karena mengembangkan usaha penetapan dan pencapaian sasaransasaran, dan mengkombinasikan secara efektif bakat-bakat orang serta mendayagunakan sumber-sumber materil. Manajemen terdapat pada hampir semua aktivitas manusia, baik itu dalam perusahaan, kantor, ataupun ditempat lainnya. Karena manajemen menyentuh serta mempengaruhi kehidupan hampir semua manusia, mana manajemen membuat kita menyadari akan kemampuan-kemampuan kita sehingga dengan manajemen yang baik akan berhasil mencapai tujuan secara bersama.
Dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki keterampilan diperlukan perhatian terhadap aspek-aspek khusus dari sumber daya manusia yang merupakan faktor yang dapat menentukan kinerja karyawan yang selanjutnya dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh (Gary Dessler, 2003): “Manajemen sumber daya manusia adalah proses memperoleh, melatih, menilai dan memberikan kompensasi kepada karyawan, memperhatikan hubungan kerja mereka, kesehatan dan keamanan serta masalah keadilan.
2.2 Prestasi Kerja Prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugastugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan, serta waktu.
Penilaian prestasi kerja (performance appraisal) merupakan salah satu tugas yang paling penting bagi setiap manajer, yang diakui pula bahwa banyak kesulitan dialami dalam menanganinya secara memadai. Tidaklah selalu mudah untuk menilai prestasi 7
8
seseorang secara akurat, dan lagi pula sangatlah sulit untuk menyampaikan hasil penilaian tersebut kepada bawahan yang bersangkutan tanpa menimbulkan rasa kecewa bagi yang bersangkutan.
2.3 Gaji Gaji adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan. Gaji dapat diibaratkan balas jasa yang diterima karyawan atas pekerjaannya, dimana perolehan gaji didasarkan pada ketentuan dan kebijakan perusahaan, berarti setiap karyawan kemungkinan memiliki tingkat gaji yang berbeda-beda.
2.4 Interaksi Sosial Interaksi sosial adalah hubungan antara sesama karyawan, dengan atasannya maupun karyawan yang berbeda jenis pekerjaannya.
Adapun tujuan utama dilaksanakannya hubungan sosial antar individu dalam perusahaan adalah untuk mendapatkan kepuasan hati karyawan, semangat kerja yang tinggi, kerja sama yang tinggi antar karyawan, moral yang tinggi, disiplin yang tinggi dan banyak lagi yang lainnya.
2.5 Gaya Kepemimpinan Kepemimpinan mempunyai arti yang berbeda pada pendapat setiap orang. Kata ini adalah suatu kata yang diambil dari kamus umum dan dimasukkan ke kamus teknis sebuah disiplin ilmiah tanpa didefenisikan secara tepat, namun salah satu dari arti kepemimpinan adalah mereka yang secara konsisten memberi kontribusi yang efektif terhadap orde sosial, dan yang diharapkan dan dipersediakan melakukannya. Gaya Kepemimpinan (Teknik Kepemimpinan) adalah kemampuan dan keterampilan teknis serta sosial pemimpin dalam menerapkan teori-teori kepemimpinan pada praktek kehidupan serta organisasi melingkupi konsep-konsep pemikiran perilaku sehari-hari dan semua peralatan yang dipakainya. Teknik kepemimpinan dapat juga dirumuskan sebagai cara
9
bertindaknya pemimpin dengan bantuan alat-alat fisik dan macam-macam kemampuan psikis untuk mewujudkan kepemimpinannya.
2.6 Fasilitas Fasilitas adalah segala sesuatu yang dapat memudahkan dan melancarkan pelaksanaan suatu kegiatan, tujuannya yaitu untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana melalui sistem perencanaan secara hati-hati dan seksama kemudian mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana secara tepat dan efisien. Dan juga dapat membantu personil dalam memberi layanan secara profesional dan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja personil.
2.7 Motivasi Kerja Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan. Seorang pemimpin perusahaan harus mengetahui seluk beluk motivasi karena hal ini berkaitan erat dengan tingkah laku bawahannya yang harus dibina ke arah tercapainya tujuan organisasi perusahaan.
2.8 Data Data adalah bahan baku yang jika diolah melalui berbagai analisis dapat melahirkan informasi, dimana dengan informasi tersebut dapat diambil suatu keputusan. Data merupakan komponen utama dalam statistika.
2.8.1 Data Menurut Sifatnya Menurut sifatnya data terbagi atas dua bagian, yaitu:
a.
Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang sifatnya hanya menggolongkan saja dan yang kemungkinannya tidak dinyatakan dalam angka-angka. Yang termasuk dalam klasifikasi
10
data kualitatif adalah data yang berskala ukur nominal dan ordinal. Contohnya: Tinggi, Rendah
b.
Data Kuantitatif
Adalah data yang berbentuk angka. Yang termasuk dalam klasifikasi data kuantitatif adalah data yang berskala ukur interval dan rasio. Sebagai contoh data kuantitatif adalah data hasil pengukuran tinggi badan mahasiswa matematika, data tersebut berbentuk angka.
2.8.2 Data Menurut Sumbernya Menurut sumbernya data terbagi atas dua bagian pula, yaitu:
a.
Data Internal
Adalah data yang didapat dari dalam perusahaan atau organisasi dimana riset dilakukan. Sebagai contoh: catatan akuntansi, catatan produksi, catatan inventaris, dan lainnya.
b.
Data Eksternal
Data eksternal adalah data yang menggambarkan keadaan di luar perusahaan atau organisasi. Data eksternal terbagi atas dua bagian, yaitu:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang secara langsung dikumpulkan oleh orang yang berkepentingan atau yang memakai data tersebut. Data ini diperoleh dari hasil wawancara atau kuesioner. Dalam metode pengumpulan data primer, peneliti melakukan sendiri observasi di lapangan maupun di laboratorium. Pelaksanaannya dapat berupa survei atau percobaan. Data yang disajikan oleh penulis adalah data primer
11
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data primer yang diperoleh dari pihak lain atau data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan. Data sekunder pada umumnya digunakan oleh peneliti untuk memberikan gambaran tambahan, gambaran pelengkap atau diproses lebih lanjut. Data sekunder didapat dari hasil penelitian dari beberapa sumber seperti Badan Pusat Statistika, Media Massa, Lembaga Pemerintahan dan sebagainya.
2.8.3 Data Menurut Jenisnya Menurut jenisnya data terdiri dari dua bagian, yaitu:
a.
Data kontiniu
Data kontiniu adalah data dalam bentuk angka/ bilangan yang diperoleh berdasarkan hasil pengukuran. Data ini dapat berbentuk bilangan bulat atau pecahan tergantuk jenis skala yang digunakan. Contohnya: Berat badan Tomy 70 kg, Tinggi badan Tomy 180.
b.
Data diskrit
Data diskrit adalah data dalam bentuk angka (bilangan) yang diperoleh dari hasil perhitungan. Contohnya: Jumlah siswa perempuan di SMA Bunga sebanyak 300 orang.
2.9 Skala Pengukuran Skala merupakan suatu prosedur pemberian angka atau simbol lain kepada sejumlah ciri dari suatu objek agar dapat menyatakan karakteristik angka pada ciri tersebut. Skala pengukuran dibagi atas 4 bagian, yaitu:
a.
Skala Nominal
Skala nominal adalah skala pengukuran yang paling sederhana yang dilambangkan dengan kata-kata, huruf, simbol, atau bilangan. Skala ini digunakan untuk
12
mengklasifikasikan objek-objek atau kejadian-kejadian kedalam kelompok yang terpisah untuk menunjukkan kesamaan atau perbedaan ciri-ciri tertentu dari objek yang diamati. Pada skala nominal hasil pengukurannya dapat dibedakan tetapi tidak dapat diurutkan mana yang lebih tinggi, rendah, dan mana yang dikesampingkan. Skala nominal merupakan skala yang paling rendah atau jenis pengukurannya terbatas, misalnya jenis kelamin yang hanya ada 2 kategori.
b.
Skala Ordinal (Rangking)
Adalah skala pengukuran yang selain mempunyai ciri untuk membedakan juga mempunyai ciri untuk mengurutkan pada rentangan tertentu. Dengan menggunakan skala ordinal objek-objek juga dapat digolongkan dalam kategori tertentu. Angka atau huruf yang diberikan mengandung tingkatan, sehingga dari kelompok yang terbentuk dapat dibuat peringkat yang menyatakan hubungan lebih dari atau kurang dari menurut aturan penataan tertentu. Contoh: Seorang anggota ABRI dapat dikelompokkan menurut pangkatnya, yakni Mayor, Kapten, Letnan dll.
c.
Skala Interval
Skala interval adalah skala pengukuran yang mengelompokkan objek-objek ke dalam kelas-kelas yang mempunyai urutan dan perbedaan dalam jarak yang sama. Misalnya: Suhu tertinggi pada bulan lalu berturut-turut 30, 32 derajat celcius.
d.
Skala Rasio (Nisbah)
Skala ini skala pengukuran yang memiliki 4 ciri, yakni membedakan, mengurutkan, jarak yang sama, dan memiliki titik nol tulen (titik nol yang berarti) sehingga dapat menghitung rasio atau perbandingan antar nilai. Semua ciri skala interval menjadi ciri skala rasio, perbedaan antara nilai-nilai diketahui dan bernilai tetap, kategori-kategori nilai juga bersifat lepas. Hanya saja skala rasio mempunyai titik nol yang berarti dalam rasio (perbandingan) antara dua nilai juga berarti, misalnya Tina makan 2 apel dari meja sementara Dani makan 4 apel, jadi Dani makan 2 apel lebih banyak dari Tina.
13
2.10 Skala Untuk Instrumen (Model Skala Sikap) Model Skala Sikap yang sering digunakan dalam penelitian ada 5 macam, yaitu:
a.
Skala Likert
Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi dimensi, dimensi dijabarkan menjadi sub variabel kemudian sub variabel dijabarkan kembali menjadi indikator-indikator yang dapat diukur. Artinya indikator ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item instrumen yang berupa pertanyaan yang dapat dijawab oleh responden. Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pertanyaan yang dinyatakan dengan pernyataan berikut:
b.
Sangat Suka (SS)
=5
Suka (S)
=4
Cukup Suka (CS)
=3
Tidak Suka (TS)
=2
Sangat Tidak Suka (STS)
=1
Skala Gutman
Skala gutman mengukur suatu dimensi saja dari suatu variabel multidimensi. Skala Gutman adalah skala yang digunakan untuk jawaban yang bersifat jelas (tegas) dan konsisten.
c.
Skala Diferensial Semantik
Skala diferensial semantik atau skala perbedaan semantik berisikan serangkaian bipolar (dua kutub). Responden diminta untuk menilai suatu objek atau konsep pada suatu skala yang mempunyai 2 ajektif yang bertentangan.
d.
Rating Scale
Yaitu data mentah yang didapat berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif.
14
e.
Skala Thurstone
Skala ini meminta responden untuk memilih jawaban pertanyaan yang ia setujui dari beberapa pertanyaan yang menyajikan pandangan-pandangan berbeda. Pada umumnya setiap item mempunyai asosiasi antara 1 sampai 10 tetapi nilainya tidak diketahui oleh responden.
2.11 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data penelitian dapat dilakukan berdasarkan cara-cara tertentu. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan secara umum dalam sebuah penelitian adalah:
a.
Metode Dokumentasi
Adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, dan sebagainya. Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang variabel-variabel yang paling mempengaruhi prestasi kerja para karyawan.
b.
Metode Angket (Kuesioner)
Kuesioner adalah pertanyaan tertulis yang digunakan untukmemperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang peribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. Metode ini digunakan untuk mencari dan mengetahui faktor-faktor yang dapat mendongkrak prestasi kerja karyawan. Lalu penilaiannya digunakan dengan Skala Likert.
c.
Wawancara
Merupakan teknik pengumpulan data dalam metode survei yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subjek penelitian. Teknik wawancara dilakukan jika peneliti memerlukan komunikasi atau hubungan langsung kepada responden. Dalam penelitian ini dilakukan wawancara secara lisan dengan responden guna membantu responden memahami kuesioner/ angket yang akan disebar.
15
2.12 Defenisi Analisis Konjoin
2.12.1 Pengertian Analisis Konjoin Analisis konjoin pada awalnya populer digunakan pada riset pemasaran, khususnya pada berbagai riset untuk mengetahui bagaimana preferensi konsumen terhadap berbagai desain produk. Kata “Conjoint” Menurut para praktisi riset diambil dari kata “Con – Sidered Jointly” Dalam kenyataannya kata sifat “Conjoint” diturunkan dari kaya benda “to conjoint” yang berarti “Joined Together” atau bekerja sama.
Analisis konjoin adalah suatu teknik analisis yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat kepentingan relatif berdasarkan persepsi pelanggan yang dibawa oleh suatu produk tertentu dan nilai kegunaan yang muncul dari atribut - atribut produk terkait. Manfaat yang dapat diambil dari penggunaan analisis konjoin ini adalah produsen dapat mencari solusi kompromi yang optimal dalam merancang atau mengembangkan suatu desain.
Dalam menentukan pilihannya untuk membeli suatu produk, konsumen sering mempertimbangkan berbagai faktor. Bagi konsumen faktor tersebut bersifat trade-off yang membuat konsumen serba salah, misalnya antara harga dan kualitas, mana yang harus dipilih, memilih harga yang tinggi dan kualitas yang relatif rendah atau harga tinggi dengan kualitas yang tinggi pula.
2.12.2 Tujuan dan Manfaat Penggunaan Analisis Konjoin Pada dasarnya tujuan analisis konjoin adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi seseorang terhadap suatu objek untuk mengetahui kombinasi seperti apa yang memiliki nilai
manfaat
terbesar
yang
dirasakan
oleh
responden
sehingga
akan
mempengaruhimereka dalam menentukan keputusan. Hasil utama analisis konjoin adalah suatu bentuk (desain) produk/ barang/ jasa atau objek tertentu yang diinginkan oleh sebagian besar responden. (Singgih, 2010).
2.12.3 Istilah – istilah Dalam Analisis Konjoin Adapun beberapa istilah dalam analisis konjoin adalah:
16
1. Atribut, yaitu berupa variabel – variabel yang akan diteliti. 2. Taraf/ level, yaitu bagian dari atribut yang memperlihatkan nilai yang diasumsikan oleh atribut. 3. Stimuli, yaitu sekelompok atribut yang dievaluasi oleh responden yang berasal dari kombinasi atau desain taraf – taraf atribut. 4. Nilai kepentingan relatif (Relative Importance Value), yaitu nilai yang memperlihatkan atribut yang paling penting dalam mempengaruhi pilihan responden. 5. Nilai kegunaan (utilitas), yaitu teori ekonomi yang mempelajari kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh dari seorang konsumen. Semakin tinggi tingkat kepuasan maka semakin tinggi pula nilai guna (utilitas) dan sebaliknya. Nilai guna dibedakan dalam dua pengertian: a. Nilai guna marginal, yaitu pertambahan/ pengurangan kepuasan akibat adanya pertambahan/ pengurangan penggunaan satu unit barang tertentu. b. Total nilai guna, yaitu keseluruhan kepuasan yang diperoleh dari mengonsumsi sejumlah barang-barang tertentu.
2.12.4 Tahapan – tahapan Analisis Konjoin Adapun tahapan-tahapan yang perlu dilakukan dalam merancang dan melaksanakan analisis konjoin secara umum sebagai berikut:
1.
Perumusan Masalah Dan Mengidentifikasi Atribut
Langkah awal dalam melakukan analisis konjoin yaitu perumusan masalah. Setelah adanya perumusan masalah maka dicarilah kumpulan atribut dimana setiap atribut terdiri atas beberapa taraf/ level. Informasi mengenai atribut yang mewakili preferensi konsumen dapat diperoleh melalui diskusi dengan pakar, eksplorasi data sekunder atau studi kepustakaan. Kemudian atribut yang sudah dianggap mewakili ditentukan datanya. Skala atribut dibagi menjadi skala kualitatif/ non-metrik atau kategori (nominal dan ordinal) dan skala kuantitatif atau metrik (interval dan rasio).
17
2.
Merancang Kombinasi Atribut (Stimuli)
Setelah mengidentifikasi atribut beserta taraf-tarafnya, kemudian dilakukan perancangan stimuli yaitu kombinasi taraf antar atribut. Pendekatan yang umum digunakan untuk merancang stimuli yaitu kombinasi lengkap (full profile) atau evaluasi banyak faktor dan kombinasi berpasangan (pairwise comparison) atau evaluasi dua faktor.
a.
Full Profile
Didalam metode full profile mengevaluasi banyak faktor dapat dibentuk dari semua atribut. Jumlah atribut dapat dikurangi dengan menggunakan factorial design. Suatu kelas spesial factorial design, yang disebut orthogonal array memungkinkan mengestimasi semua main effect. Desain ini mengasumsikan bahwa setiap interaksi yang tidak penting dapat diabaikan. Untik membentuk stimuli dirancang dengan menggunakan SPSS sehingga diperoleh stimuli dengan menggunaka orthogonal array. Stimuli yang terbentuk disusun dalam kartu – kartu stimuli.
Setiap stimuli berisi kombinasi atribut dengan level, dengan setiap stimuli menggambarkan profil tiap objek. Responden mengevaluasi masing-masing stimuli dengan cara rangking (mengurutkan) atau rating (memberi nilai peringkat) dimulai dari stimuli yang paling diminati sampai dengan stimuli yang paling tidak diminati. Keuntungan menggunakan metode ini adalah: 1) Diperoleh deskripsi yang lebih realistis dengan penjelasan dari setiap stimuli yang berisikan sebuah level dari masing-masing atribut. 2) Menggambarkan trade-off yang lebih jelas antara seluruh atribut yang ada. 3) Memungkinkan pemakaian tipe-tipe penilaian preferensi lainnya.
Sedangkan kendala yang terdapat pada metode ini ialah urutan-urutan atribut yang tertulis dalam kartu stimuli bisa berdampak pada evaluasi. Berdasarkan pernyataan tersebut maka pada metode Full profile disarankan apabila jumlah atribut yang diteliti kurang dari enam atau sama dengan enam serta dengan bertambahnya jumlah atribut maka akan menambah kemungkinan diperolehnya informasi yang berlebih.
18
b.
Pairwise Combination
Responden diminta untuk mengevaluasi pasangan-pasangan atribut secara bersamaan. Di dalam metode pairwise combination, dimungkinkan untuk mereduksi/ mengurangi jumlah perbandingan dengan menggunakan cylical design. Jumlah stimuli dapat dikurangi dengan menggunakan fractional design. Suatu kelas spesial fractional design, yang disebut orthogonal array memungkinkan mengestimasi semua main effects.
3.
Menentukan Metode Pengumpulan Data
Dalam analisis konjoin terdapat dua jenis data yaitu berupa data metrik (interval atau rasio) dan data non – metrik (data berskala nominal atau ordinal atau disebut juga dengan kategorial).
a.
Data Metrik
Untuk data metrik responden diminta untuk memberikan evaluasi berupa pemberian rangking pada stimulus dengan memberikan peringkat untuk stimulus yang paling disukai sampai dengan stimulus yang paling tidak disukai.
b.
Data Non – metrik
Untuk memperoleh data dalam non – metrik, responden diminta untuk memberikan nilai atau rating terhadap masing-masing stimuli, dengan cara ini, responden dapat memberikan nilai penilaian terhadap masing-masing stimuli secara terpisah. Pemberian rating oleh responden dapat dilakukan dengan menggunakan: 1. Skala likert mulai dari angka 1 sampai dengan 5, dengan angka 1 menunjukkan paling tidak disukai dan dengan 5 menunjukkan sangat suka. 2. Menggunakan nilai rating terbalik, artinya untuk stimuli yang paling tidak disukai diberi nilai tertinggi dan untuk stimuli yang paling disukai diberi nilai rendah.
19
4. Menentukan Metode Analisis Yang Digunakan
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan model dari analisis konjoin adalah metode regresi dengan variabel dummy. Variabel yang dianalisis dengan model regresi dapat berupa variabel kuantitatif dan dapat pula berupa variabel kualitatif. Untuk variabel kualitatif yang mempunyai k kategorik (level) bisa dibangun k-1 peubah bonekadan biasanya mengambil nilai 1 atau 0 kedua nilai yang diberikan tidak menunjukkan bilangan (numerik) tetap hanya sebagai identitas kelas atau kategorinya. Adapun kategorinya sebagai berikut: 1. Untuk dua kategori maka diberi kode 1 untuk salah satu level, dan 0 untuk level lainnya. 2. Untuk tiga kategori dapat dilihat pada tabel 2.1 3. Untuk level lebih dari tiga, pengkodean dilakukan dengan cara yang sama sehingga setiap faktor memiliki k-1 variabel dummy.
Tabel 2.1 Pengkodean Variabel Dummy Kategori
Kode
Kode
Kategori 1
1
0
Kategori 2
0
1
Kategori 3
0
0
Metode regresi variabel dummy sangat umum dilakukan untuk data berjenis non – metrik maupun metrik, dengan data yang telah diperoleh melalui pengurutan maupun penilaian terhadap kombinasi atribut atau stimuli yang telah dirancang sebelumnya. Beberapa variasi pada penggunaan metode regresi variabel dummy yaitu:
a)
Bila data yang digunakan berasal dari penilaian stimuli yang telah dirancang sebelumnya dan penilaian dilakukan dengan menggunakan skala metrik, maka regresi dengan variabel dummy dapat dihitung langsung dengan menggunakan pendekatan Ordinary Least Square (OLS).
b) Bila penilaian stimuli menggunakan urutan (rangking) stimuli, maka data harus diubah lebih dahulu menjadi skala interval dengan menggunakan Monotonic Regression
atau
menggunakan
Multidimensional
Scaling
(MDS)
yang
20
dikombinasikan dengan Multy Analysis Of Variance (MANOVA). Kemudian analisis dilanjutkan dengan regresi menggunakan Variabel Dummy. c)
Bila data diperoleh melalui penilaian secara terpisah dari masing-masing atribut, dimana variabel tak bebas umumnya berupa intensitas pilihan, maka analisis yang digunakan adalah LOGIT model.
Adapun persamaan regresi dengan variabel dummy adalah: 𝑌𝑌𝑖𝑖𝑖𝑖 = 𝛽𝛽0 + 𝛽𝛽1𝑗𝑗 𝑋𝑋1𝑗𝑗 + 𝛽𝛽2𝑗𝑗 𝑋𝑋2𝑗𝑗 + … + 𝛽𝛽𝑖𝑖𝑖𝑖 𝑋𝑋𝑖𝑖𝑖𝑖
(2.1)
keterangan: Yij
= Peringkat seluruh responden
β0
= Intercept
Xij
= Peubah boneka atau variable dummy dari atribut ke-i level ke-j
βij
= Nilai kegunaan atribut ke-i level ke-j
Adapun model dasar analisis konjoin adalah: 𝑚𝑚
𝑘𝑘 𝑖𝑖
𝑈𝑈(𝑋𝑋) = � � 𝛽𝛽𝑖𝑖𝑖𝑖 𝑥𝑥𝑖𝑖𝑖𝑖 𝑖𝑖=1 𝑗𝑗 =1
(2.2)
keterangan : U (X) = Nilai kegunaan (utility) total βij
= sumbangan the part-worth atau utility yang terkait dengan level j
Ij
= Parth Worth atau nilai kegunaan dari atribut ke-i level ke- j
ki
= banyaknya level atribut i
m
= jumlah atribut
xij
= Variable dummy atribut ke-i level ke-j (bernilai 1 bila level yang berkaitan muncul dan 0 bila tidak)
Dengan model regresi tersebut maka dapat ditentukan nilai kegunaan dari level-level tiap atribut untuk menentukan nilai pentingnya suatu level relatif terhadap level yang lain
21
pada suatu atribut. Setelah menentukan nilai kegunaan level, maka nilai kepentingan relatif (bobot) dapat dihitung dengan formula sebagai berikut:
𝑊𝑊𝑖𝑖 =
𝐼𝐼𝑖𝑖 𝑚𝑚 ∑𝑖𝑖=1 𝐼𝐼𝑖𝑖
(2.3)
keterangan : Wi
= Bobot kepentingan relatif untuk tiap atribut
Ii
= Range nilai kepentingan untuk tiap atribut
m
= Banyaknya atribut
Untuk mencari range nilai kepentingan relatif tiap atribut dapat dicari dengan rumus sebagai berikut: Ii = {maks(αij) – min(αij)}
(2.4)
Keterangan: Ii
= Nilai kepentingan relatif untuk tiap atribut
Maks = Nilai maksimal Min
= Nilai minimal
(αij)
= Utility (nilai kegunaan) tiap level
5. Interpretasi Hasil
Kuhfeld (2000) ada beberapa ketentuan dalam melakukan interpretasi hasil yaitu: a. Level yang memiliki nilai kegunaan lebih tinggi adalah level yang lebih disukai. b. Total nilai kegunaan masing-masing kombinasi sama dengan jumlah nilai kegunaan tiap level dari atribut-atribut tersebut. c. Kombinasi yang memiliki total nilai kegunaan tertinggi adalah kombinasi yang paling disukai responden d. Atribut yang memiliki perbedaan nilai kegunaan lebih besar antara nilai kegunaan level tertinggi dan terendahnya merupakan atribut yang lebih penting.
22
6.
Uji Validitas dan Realibilitas
Validitas merupakan alat ukur untuk melihat atau mengetahui apakah kuesioner dapat digunakan untuk mengukur keadaan responden sebenarnya (Algifari 2000). Suatu kuesioner dikatakan sah jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas dapat digunakan dengan menggunakan software SPSS menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment. Dalam uji ini, setiap item akan diuji relasinya dengan skor total variabelnya.
Reabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan dan sejauh mana hasil pengukuran konsisten bila dilakukan dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan alat ukur yang sama. Untuk mengukur reliabilitas alat ukur digunakan teknik Cronbach Alpha. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban responden terhadap pertanyaan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai > 0.60. Untuk menguji validitas keadaan responden digunakan rumus korelasi product moment pearsons, yaitu :
r=
𝑁𝑁(∑ 𝑋𝑋𝑋𝑋)− (∑ 𝑋𝑋 ∑ 𝑌𝑌)
�[𝑁𝑁 ∑ 𝑋𝑋 2 −(∑ 𝑋𝑋)2 ][𝑁𝑁 ∑ 𝑌𝑌 2 −(∑ 𝑌𝑌)2 ]
(2.5)
keterangan : r
= Koefisien Korelasi
N
= Jumlah Responden
X2
= Skor Pertanyaan
Y
2
= Skor Total
Jika nilai r hitung lebih besar dari r tabel maka kuesioner dinyatakan valid.
23
Kategori koefisien korelasi berdasarkan Sugiyono (2000) adalah sebagai berikut: Tabel 2.2 Koefesien Korelasi 0.80 < rxy ≤ 1.00
Korelasi Sangat Tinggi
0.60 < rxy ≤ 0.80
Korelasi Tinggi
0.40 < rxy ≤ 0.60
Korelasi Sedang
0.20 < rxy ≤ 0.40
Korelasi Rendah
-1.00 < rxy ≤ 0.20
Korelasi Sangat Rendah
Uji reliabilitas dilakukan dengan uji Alpha Cronbach. Reliabilitas item diuji dengan melihat koefisien Alpha dengan melakukan Reliability Analysis dengan SPSS. Akan dilihat nilai Alpha Cronbach untuk reliabilitas keseluruhan item dalam satu variabel.
2.13 Metode Penelitian
2.13.1 Variabel Penelitian Variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati. Variabel itu sebagai atribut dari sekelompok orang atau objek yang mempunyai variasi antar satu dengan yang lainnya dalam kelompok itu (Sugiono, 2000). Terdapat dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: 1.
Variabel Dependen Variabel dependen yang sering juga disebut dengan variabel terikat adalah variabel yang nilai atau Valuenya dipengaruhi atau ditentukan oleh variabel nilai lain. Variabel ini menjadi pusat perhatian utama peneliti karena dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas (independen). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah faktor yang paling mempengaruhi prestasi pada karyawan PTPN III Bandar Betsy.
2.
Variabel Independen Variabel ini sering juga disebut dengan variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen, baik yang pengaruhnya positif maupun negatif. Kata mempengaruhi dalam konteks ini mempunyai arti bahwa: a. Jika variabel independen ada, maka variabel dependen juga ada.
24
b. Jika nilai variabel independen berubah, maka nilai variabel dependen juga berubah. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Gaji, Interaksi Sosial, Gaya Kepemimpinan, Fasilitas, dan Motivasi Kerja.
2.13.2 Teknik Penarikan Sampel Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, sementara sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara – cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu. Jelas dan lengkap yang dianggap dapat mewakili populasi.
Disini penulis menggunakan pengambilan sampel dengan cara tidak acak yaitu sampel purposif. Yang dimaksud dengan sampel purposif adalah sampel yang menggunakan pertimbangan tertentu dalam memilih individu yang menjadi responden. Pertimbangannya adalah para karyawan PTPN III Bandar Betsy yang berada di divisi bengkel dan pabrik, dan yang berusia 20 – 50 tahun. Sampel yang akan dijadikan responden sebanyak 90 orang.
2.13.3 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan dalam rangka pengumpulan data responden. Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner/ angket. Kuesioner yang akan di sebar dalam penelitian ini, berasal dari desain stimuli yang dihasilkan oleh program SPSS versi 16.00. dalam penelitian yang menggunakan analisis konjoin, desain stimuli di gunakan sebagai acuan dalam membuat kuesioner.
2.13.4 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah berasal dari data sekunder dan data primer. Data sekunder dikumpulkan penulis dari website, buku dan karya publikasi yang berkaitan dengan data yang dibutuhkan. Data primer diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada karyawan PTPN III Bandar Betsy.
25
2.13.5 Metode Analisis Data Analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis data kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan tentang gambaran umum responden. Sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui atribut – atribut yang menjadi preferensi responden dalam memilih faktor yang paling mempengaruhi prestasi kerja.
2.13.6 Skala Pengukuran
Skala pengukuran yang digunakan adalah Skala Ordinal (Ranking) karena dengan menggunakan skala ordinal objek-objek juga dapat digolongkan dalam kategori tertentu. Angka atau huruf yang diberikan mengandung tingkatan, sehingga dari kelompok yang terbentuk dapat dibuat peringkat yang menyatakan hubungan lebih dari atau kurang dari menurut aturan penataan tertentu.
2.13.7 Model Skala Sikap
Model skala sikap yang digunakan dalam penelitian ini ialah Skala Likert karena indikator ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item instrumen yang berupa pertanyaan yang dapat dijawab oleh responden. Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pertanyaan yang dinyatakan dengan pernyataan berikut: Sangat Suka (SS)
=5
Suka (S)
=4
Cukup Suka (CS)
=3
Tidak Suka (TS)
=2
Sangat Tidak Suka (STS)
=1