BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi M enurut O’Brien (2005, p5), Sistem Informasi merupakan kombinasi teratur apapun dari orang-orang hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. M enurut Suryanto kutipan jurnal “CommIT (Communication and Information Technology) (2008, p107), “Information system can be defined technically as a set of interelated components that collect (or retrieve), process, strore, and distribute information to support decision making, coordination, and control in a organization.” Jadi kesimpulannya , Sistem Informasi adalah suatu kombinasi yang tersusun secara teraktur yang terdiri dari sekumpulan user , hardware , software dan Sumber daya yang mengumpulkan , mengubah dan menyebarkan informasi yang di perlukan bagi si pemakai. 2.1.2 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi M enurut Jones & Rama (2006, p13), “Accounting information system s a subsystem of a Management Information System (MIS) that provides accounting and financial information as well as other information abtained in the routine processing of accounting transactions”, yang terjemahannya adalah : Sistem Informasi Akuntansi
(SIA) merupakan subsistem dari sistem informasi manajemen (SIM ), yang menyediakan informasi tentang akuntasi dan keuangan sebaik informasi lain yang diperoleh dari proses rutin dalam transaksi akuntansi. M enurut Wilkinson, et al (2006, p7) ”Accounting Information System is a unified structure with in a entity,such as a business firm., that employes phisical resources and other components to transform economic data into accounting information,with the purpose of statisfying the infomation needs of a variety of user”, yang diterjemahkan : Sistem Informasi Akuntansi merupakan suatu kesatuan struktur dengan entitas,seperti perusahaan bisnis,yang menggunakan sumber daya fisik dan komponen lainnya untuk mengubah data ekonomi menjadi informasi akuntansi ,dengan tujuan untuk membuhi kebutuhan informasi dari beragam pengguna. Jadi dapat disimpulkan , Sistem Informasi Akuntansi adalah bagian dari sistem informasi manajemen yang menyediakan informasi-informasi akuntansi dan berbagai informasi lainnya yang berkaitan dengan transaksi-transaksi akuntansi. 2.1.3 Pengertian Analisis Sistem M enurut Jones & Rama (2006, p568), “System Analysis is the next phase of system development . The tasks in system analysis are similiar to those in systems investigations. However, the analysis phase is more detailed and required information”, yang terjemahannya adalah : analisa sistem adalah fase selanjutnya dari pengembangan sistem . Tugas – tugas dalam analisa sistem mirip dengan yang ada di dalam investigasi sistem . tetapi , fase analisis lebih detil dan membutuhkan informasi.
M enurut M arakas (2006, p8), “System analysis is a professional who studies an activity (such as a procedure, a business or a physiological function) in order to define its goals or purposes and to discover operations and procedures for accomplishing them most efficiently”, yang terjemahannya adalah : "Analisis Sistem adalah seorang profesional yang mempelajari suatu aktivitas (seperti prosedur, bisnis atau fungsi fisiologis) dalam rangka untuk menentukan tujuan atau tujuan dan untuk menemukan operasi dan prosedur untuk mencapai mereka yang paling efisien", Jadi kesimpulannya, Analisis sistem adalah suatu proses yang di gunakan untuk memisahkan atau menguraikan suatu sistem dan mengidentifikasi setiap masalah yang muncul untuk memperoleh informasi dan mendapatkan tujuan yang jelas dan efisien. 2.1.4 Pengertian Manufacturing Information System M enurut Quick (1999,p3) “Manufacturing is the process of adding value to material to build a product. The act of manufacturing implies a process, or some repetitive sequence of operation, used to build the product”. Yang terjemahannya adalah : M anufaktur adalah proses penambahan nilai bahan untuk membangun sebuah produk. Tindakan manufaktur menunjukkan adanya proses, atau beberapa urutan operasi berulang-ulang, digunakan untuk membangun produk. M enurut Heim & Compton (2008, p9) Manufacturing Information System merupakan organisme kompleks. Ini menerima masukan dari dunia luar (konsep produk dan layanan, pesanan, bahan dan energi), menggunakan satu set sumber daya untuk menanggapi suatu masukan, mengubah bahan atau komponen menjadi bentuk yang
dibutuhkan atau diinginkan oleh pelanggan, dan beroperasi dalam kendala yang ditentukan oleh fisik, keuangan, keterbatasan manusia, dan politik. 2.2 Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Berbasis Object Oriented 2.2.1 UML (Unified Modeling Language) 2.2.1.1 Pengertian UML M enurut Jones & Rama (2006, p60), “UML is language used for specifying, visualizing, contruction, and documenting an information system”, yang terjemahannya adalah
: UML merupakan sebuah bahasa yang digunakan
menspesifikasikan,
menvisualisasikan, membangun dan mendokumentasikan sebuah sistem informasi. M enurut M arakas (2006), “UML is the industry – standard language for specifying, visualizing,constructing and documenting the artifacts of object-based software systems”, Yang diterjemahkan : UML adalah bahasa standard industry untuk memspesifikasikan, memvisualisasikan, membangun, dan mendokumentasikan artifak dari sistem software berbasis objek. Jadi UML adalah suatu bahasa standar yang digunakan untuk menentukan, memvisualisasikan, membangun dan mendokumentasikan model dalam sistem informasi berbasis object-oriented. Jadi kesimpulannya, UML merupakan suatu bahasa yang dapat digunakan untuk menentukan, menvisualisasikan, membagun suatu sistem informasi yang berbasis objekoriented. 2.2.1.2 Activity Diagram
M enurut Jones & Rama (2006, p68) “Activity diagram plays the role of a map in understanding business processes by showing the sequence of activities the process”, yang terjemahannya adalah : Activity diagram merupakan suatu peranan “peta” dalam proses bisnis dengan menunjukkan urutan aktivitas di dalam proses bisnis tersebut. M enurut Bennett, et all (2006, p648) “Activity diagram is a diagram that shows activities amd actions to describe workflows”, yang terjemahannya adalah : Activity diagram yang menunjukkan aktivitas dan tingkah laku untuk mendeskripsikan worflows. Jadi kesimpulan activity diagram adalah suatu diagram yang menggambarkan secara grafis dan berurutan aktivitas dalam proses bisnis. 2.2.1.3 Klasifikasi Activity Diagram 2.2.1.3.1 Overview Activity Diagram (OAD) M enurut Jones & Rama (2006, p61) “Overview activity diagram presents a highlevel view of the business process by documenting the key events, the sequence of these event, and the information flows among the events”, yang terjemahannya adalah: overview diagram adalah sebuah diagram aktivitas yang mewakili tampilan level-tinggi dari proses bisnis dengan mendokumentasikan event-event tersebut dan arus informasi antara event-event tersebut. 2.2.1.3.2 Detailed Activity Diagram (DAD) M enurut Jones & Rama (2006, p61) “Detailed activity diagram is an activity diagram hat provides a detailed representation of the activities associated with one or two of the events shown on an overview diagram.”, yang terjemahannya adalah Detailed
activity diagram adalah diagaram aktifitas yang menyediakan perincian gambaran dari aktivitas yang berhubungan dengan satu atau dua kejadian yang ditunjukkan di dalam overview diagram. 2.2.1.4 Simbol dalam Activity Diagram M enurut Jones & Rama (2006, p88), Simbol yang digunakan di dalam activity diagram adalah : 1.
Solid Circle
2.
Rounded Rectangle
3.
Coutinuos Line
4.
Dotted Line
5.
Document
6.
Diamond
7.
Table
8.
Note
9.
Bull’s-Eye
2.2.1.5 Identifikasi Event M enurut M athiassen, et al (2000, p51), “Event is an abstraction of a problem domain activity or process that is performend or experienced by one or more object”, yang terjemahannya adalah : event adalah suatu kejadian yang melibatkan satu object
atau lebih. Event merupakan hasil abstraksi dari satu aktivitas yang ada di problem domain atau proses yang terlaksana oleh satu object atau lebih. M enurut Jones & Rama (2006, p21), ada beberapa cara dalam mengidentifikasi event, yaitu: a.
“Recognize the first event in a process when a process a person or department
within an organization becomes for an activity”, yang terjemahannya adalah : kenali event pertama di dalam suatu proses yang terjadi ketika seseorang atau departemen bertanggung jawab dalam suatu proses bisnis. b.
“Ignore activities that do not require participation by an internal agent”, yang
terjemahannya adalah : abaikan suatu kegiatan yang tidak memerlukan partisipasi dari internal agent. c.
“Recognize a new event when responsibility is transferred from one intenal agent
to another”, yang terjemahannya adalah : kenali sebuah event baru pada saat bertanggung jawab berpindah dari suatu internal agent ke yang lainnya. d.
“Recognize a new event when a process has been interrupted and resumed later
by the same interna agent”, yang terjemahannya adalah : kenali sebuah event baru ketika suatu proses terganggu dan dilanjutkan kembali oleh internal agent yang sama. e.
“Use an event name and description that reflects the broad nature of the event”,
yang terjemahannya adalah : gunakan nama dan gambaran event yang merefleksikan secara menyeluruh dari event tersebut. 2.2.1.6 Pengertian Workflow Tabel
M enurut Jones & Rama (2006, p73), “Workflow Tabel is a two column table that identifies the actors and action in a process”, Yang terjemahannya adalah Workflow Tabel adalah 2 kolom tabel yang mengidentifikasikan aktor dan kegiatan dari sebuah proses. M enurut Connolly, et all (2005, p621), “Workflow tabel is an cativity involving the coordinated execution of multiple tasks performed by different processing entities”, Yang terjemahannya adalah Workflow tabel merupakan suatu aktivitas yang melibatkan pelaksanaan yang terkoodinasi dalam suatu entitas. Jadi Workflow Tabel merupakan suatu tabel berisi aliran transaksi dalam suatu proses bisnis yang menjelaskan hubungan aktor-aktor dan aktivitas dalam suatu proses bisnis. 2.2.1.7 UML Class Diagram 2.2.1.7.1 Pengertian UML Class Diagram M enurut Jones & Rama (2006, p157), ”UML Class Diagram can be used to document (a) tables in SIA, (b) relationship between tables, and (c) attributes of tables”, yang terjemahannya adalah : UML Class Diagram adalah sebuah diagram yang bisa digunakan untuk mendokumentasikan tabel dalam sistem informasi akuntansi, hubungan antar tabel, dan atribut tabel. M enurut M athiassen, et al (2000, p336), “A class diagram decribes a collection of classes and their structural relationship”, yang terjemahannya adalah : class diagram menggambarkan kumpulan dari class dan hubungan yang terstruktur.
Jadi kelompok kami menarik kesimpulan bahwa UML Class Diagram adalah menggambarkan kumpulan class yang memiliki hubungan sehingga membentuk satu kesatuan. 2.2.1.7.2 Pengertian Class M enurut M athiassen, et al (2000, p49), “Class is a description of a collection of objects sharing structure , behaviour, pattern and attributes”, yang terjemahannya adalah : Class adalah deskripsi dari berbagai struktur, pola, dan atribut yang dipakai secara bersama-sama. M enurut Bennett, et all (2006, p71) “Class is a concept that describes set of objects that are specified in the same way”. Yang terjemahannya adalah : Class merupakan konsep yang menerangkan bahwa seperangkat objek yang ditemukan dengan cara yang sama. Jadi kelompok kami menarik kesimpulan bahwa Class adalah Class merupakan kumpulan dari beberapa object yang memiliki struktur, attribute dan behavior yang sama. 2.2.1.7.3 Pengertian Atribut M enurut Jones & Rama (2006, p155), “Attribute is the smallest units of data that can have meaning to a user”, yang terjemahannya adalah : Atribut merupakan unit terkecil dari data yang dapat berarti bagi penggunanya. M enurut M athiassen, et al (2000, p92), “A descriptive property of a class or an event”, yang terjemahannya adalah : Atribut merupakan sebuah sifat dari suatu kelas yang menjelaskan kelas tersebut.
Jadi kelompok kami menarik kesimpulan bahwa atribut adalah suatu database yang mempunyai keunikan dan kelebihan dalam mewakili setiap atribut. 2.2.1.7.4 Pengertian Behaviour M enurut M athiassen, et al (2000, p89), “A description of possible event traces for all object in a class”, yang terjemahannya adalah : behaviour merupakan keterangan dari suatu kejadian untuk menemukan semua objek dalam sebuah kelas. Konsep dari behaviour adalah : a. Event trace, “A sequence of events involving a specific object”, yang artinya adalah sekumpulan dari event yang melibatkan object yang specifik. b. Behaviour pattern, “A description of possible event traces for all object in class”, yang artinya deskripsi dari event trace yang mungkin untuk semua object pada class. c. Attribute,” A description property of a class ir an event”, yang artinya deskripsi dari class atau event. M enurut Whitten & Bentley ( 2009, p372 ), “The behavior is the set of things that an object can do and that correspond to functions that act on the object’s data ( or attributes).”Yang terjemahannya : Behavior adalah kumpulan dari sesuatu yang dapat dilakukan oleh objek dan terkait dengan fungsi-fungsi yang bertindak pada data objek (attribute). Pada siklus berorientasi objek, perilaku objek merujuk kepada metode, operasi, atau fungsi.
2.2.1.7.5 Pengertian Event M enurut M athiassen, et al (2000, p51), “Event is instancious incident involving one are more object.” Yang terjemahannya adalah : Event yang melibatkan satu insiden instancious adalah obyek yang lebih. M enurut Jones & Rama (2006, p18), “Event are things that happen at a point in time”, yang artinya adalah event merupakan sesuatu yang terjadi pada saat ini juga. Jadi kelompok kami menarik kesimpulan bahwa event adalah suatu kejadian yang melibatkan satu object dengan objek lainnya. 2.2.1.8 Use Case Diagram 2.2.1.8.1 Pengertian Use Case Diagram M enurut Jones & Rama (2006, p267), “Use case diagram is a graphical presentation that provide a list of use case that occur in an application”, Yang terjemahannya adalah : use case diagram adalah presentasi grafik yang dapat menyedikan daftar use case yang terdapat dalam suatu aplikasi. M enurut M athiassen, et al (2000, p120), “Use Case Diagram is a diagram that shows relation between actor and use case ”, Yang terjemahannya adalah : Use Case diagram adalah suatu diagram yang menggambarkan hubungan antara actor dengan Use Case
Jadi kelompok kami menarik kesimpulan Use Case Diagram adalah suatu grafik yang dapat menggambarkan hubungan antara actor dan event. 2.2.1.8.2 Pengertian Use Case M enurut Jones & Rama (2006, p267), “Use case is sequence of steps that occur when an actor is interacting with the system for a particular purpose”, yang terjemahannya adalah : use case merupakan sebuah langkah yang berurutan yang terjadi ketika aktor berinteraksi dengan sistem untuk tujuan tertentu. M enurut M athiassen, et al (2000, p120), “A pattern for interaction between the system and actors in the application domain”, yang terjemahannya adalah : Use case adalah suatu pola interaksi antara sistem, aktor, dan application domain. Jadi kelompok kami menarik kesimpulan bahwa use case adalah transaksi yang diawali ketika aktor saling berinteraksi untuk memenuhi kebutuhan user. 2.2.1.8.3 Simbol Use Case Diagram M enurut M athiassen, et al (2000, p343), use case diagram menampilkan hubungan antara aktor dengan use case.Ada beberapa elemen dan symbol yang terdapat dalam use case diagram yaitu: 2.2.1.8.4 Pengertian Actor M enurut M athiassen , et al. (2000, p119), “Actor is an abstraction of users or other systems that interact with the target system”, yang terjemahannya adalah actor adalah abstraksi dari pengguna atau sistem lainnya yang berinteraksi dengan sistem sasaran.
M enurut Jones & Rama (2006, p267) ”An actor can be a person, computer, or event another system”, yang terjemahanya adalah aktor dapat merupakan orang, komputer, atau bahkan sistem yang lain. Jadi dapat disimpulkan , Actors adalah manusia , organisasi , atau sistem lain yang berinteraksi secara langsung dengan sistem. 2.2.1.9 Rich Picture M enurut M athiassen (2000, p26), “ A rich picture is an informal drawing that presents the illustrator’s understanding of a situation”, yang terjemahannya adalah :rich picture adalah sumber gambar informasi yang melukiskan pemahaman penggambaran suatu situasi. M enurut Honni, et al kutipan jurnal “CommIT (Communication and Information Technology) (2008, p19),Rich Picture adalah gambaran informal yang menggambarkan situasi yang dipahami atau dimengeri oleh pelukis. Jadi kesimpulannya , Rich Picture adalah suatu proses yang di gunakan menggambarkan dan membagi proses – proses produksi sesuai dengan bagian – bagian dalam perusahaan. 2.2.2 Rancangan Database 2.2.2.1 Pengertian Rancangan Database M enurut Connoly, et all (2005 , p291) “ Database design is the process of creating a design that will support the enterprise’s missions statement and mission objectives for the required database system”, yang terjemahannya adalah Rancangan
Database adalah proses pembuatan rancangan yang akan mendukung misi perusahaan dan objektif perusahaan untuk kebutuhan sistem database . M enurut Whitten, et all (2004 , p548) “Database is a collection of interralated”, Yang terjemahannya adalah database merupakan file yang saling terkait, dimana file itu adalah kumpulan record yang serupa. Jadi kesimpulannya rancangan Database adalah suatu koleksi data yang disimpan dalam format tertentu yang dibuat untuk memudahkan user. 2.2.2.2 Pengertian Tahapan Perancangan Database M enurut Connoly, et all (2005 ,p293-294) Database design is made up of three main phases : a) Conceptual Database Design “The process of constructing model of the information used in an enterprise, independent of all physical considerations”. Yang terjemahannya adalah proses untuk membangun satu model dari keterangan yang di pergunakan pada satu perusahaan, tidak terikat dari semua bahan pertimbangan fisik. b)
Logical Database Design
“The process of constructing model of the information used in an enterprise based on a specific data model , but independent of a particular DBMS ( Data Base Management System ) and other physical consideration”. Yang terjemahannya adalah proses untuk membangun satu model dari keterangan yang dipergunakan pada satu perusahaan berdasarkan pada satu model data
yang spesifik , tetapi tidak terikat dari DBMS tertentu dan bahan pertimbangan fisik lain. c) Physical Database Design “The process of producing a description of the implementation of the database secondary stage ; a describes the base ralation , file organizations , and indexes used to achieve effective access to the data , and any associated integrity constraints and security measure”. Yang terjemahannya adalah proses untuk menghasilkan satu deskripsi tentang implementasi dari penyimpanan sekunder database ; ini menggambarkan hubungan dasar , data organisasi , dan tolak ukur yang dipergunakan untuk mencapai akses efisien ke data , dan apapun batasan integritas berhubungan dan ukuran jaminan keamanan. 2.2.2.3 Pengertian SQL M enurut Deliana , et all (2009, p20) “ SQL ( Structured Query Language ) adalah sebuah bahasa yang di pergunakan untuk mengakses data dalam basis data relasional, bahasa ini secara de facto
merupakan bahasa standar yang dipergunakan dalam
manajemen basis data relasional. M enurut Connolly , et al (2005, p111) “ SQL( Structured Query Language ) adalah contoh dari transformasi - bahasa berorientasi, atau bahasa dirancang untuk menggunakan hubungan untuk mengubah input menjadi output yang diperlukan. sebagai bahasa, ISO SQL standar memiliki dua komponen utama:
1. Data Definition Language (DDL) untuk mendefinisikan struktur database dan mengendalikan akses 2.
ke data.
Data Manipulation Language (DML) untuk mengambil dan memperbarui data.
Jadi kesimpulannya SQL adalah bahasa yang memudahkan seseorang untuk mengakses data dalam data base regional yang tersimpan dalam tabel. 2.2.3
Rancangan Formulir 2.2.3.1 Pengertian Rancangan Formulir M enurut Jones and Rama (2006 , p288), “ Form is a formatted document”. Formulir adalah dokumen yang telah diatur sedemikian rupa yang didalamnya terdapat ruang – ruang kosong yang dapat diisi oleh user. M enurut M ulyadi(2001,p3) adalah dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya transaksi. Jadi kesimpulannya adalah Formulir adalah dokumen – dokumen yang di gunakan dalam suatu transaksi. 2.2.3.2 Jenis Tipe Input Form M enurut Jones and Rama (2006 , p262-263) , ada tiga jenis input form yaitu single record entry forms , tabular entry forms , dan multi-table entry forms. a) Single – record entry forms
Digunakan untuk memasukkan atau mengubah sebuah single record dalam sebuah tabel. b) Tabular entry forms Digunakan untuk memasukkan atau mengubah beberapa record dalam sebuah tabel. c) Multi-table entry forms Digunakan untuk memasukkan atau mengubah beberapa record dalam beberapa tabel yang saling berhubungan.
2.2.3.3 Elemen Penting Formulir
M enurut Jones and Rama (2006 , p271-272) , ada 6 elemen penting dalam formulir , yaitu : a. Text Boxes “Text Boxes are spaces on a form that are used to entry information that is added to a table or to display information that is read from a table”. Yang terjemahannya adalah Text Boxes adalah ruang atas formulir yang di gunakan untuk meng-entry informasi yang ditambahkan pada tabel atau pada tampilan informasi yang terbaca dari tabel. b. Labels “Labels help the user understand what information needs to be entered”. Yang terjemahannya adalah Labels membantu pengguna mengerti informasi apa yang perlu dicatat. c. Look-up Features “Look-up features is frequently added to text boxes that are used for entering foreign keys”. Yang terjemahannya adalah Look-up Features adalah digunakan untuk memasukkan foreign keys. d. Command Buttons “Command Buttons are used to perform an action”. Yang terjemahannya adalah Commands Button digunakan untuk melakukan suatu tindakan. e. Radio Button
“Radio Button allow users to select one of a set of option”. Yang terjemahannya adalah Radio Button adalah memperbolehkan pengguna untuk memilih salah satu dari beberapa pilihan. f.
Check Boxes
“Check boxes are similiar to radio button , but more than one option can be selected”. Yang terjemahannnya adalah Check Boxes adalah serupa dengan radio button, tetapi dapat memilih lebih dari satu pilihan. 2.2.4 Rancangan Layar 2.2.4.1 Pengertian Rancangan Layar M enurut Jones and Rama (2006, p271), “Form interface elements are objects on form used for entering information of performing actions. All aspects of the form are control by the interface . some of these objects provide or opportunity to improve internal control over data elements”. Yang terjemahannnya adalah Interface adalah object – object pada form yang digunakan untuk memasukkan informasi atau menjalankan perintah segala aspek dari form dikontrol dengan elemen interface. M enurut M athiassen, et all (2000,p151) “ Interface is facilities that make a system’s model and functions available to actors”, yang terjemahannya adalah Interface adalah fasilitas yang membuat model sistem dan fungsinya menjadi nyata untuk aktor. Jadi dapat disimpulkan rancangan layar merupakan rancangan input pada layar komputer dengan memperhatikan hal – hal yang dapat mengurangi kesalahan pada saat pemasukan data itu sendiri.
2.2.4.2 Elemen Rancangan Layar M enurut M athiassen, et all (2000, p158), elemen – elemen yang terdapat dalam merancang layar adalah : 1. Screen layout , terdiri dari : a.
Menu Selection , Form fill-in , dan dialogue box formats
b.
Formulation of guiding texts and error massages
c.
Presentation of elements and lists
d.
Character set , fonts , icons
e.
Terminology , abbreviations
f.
Colors , inverse , blink , bold
2. Input dan output , terdiri dari : a.
Keyboard , display , cusror control , pointer device
b.
Sound , other special tools
c.
Screen layout , over lapping windows
d.
Responsive times , screen update frequency
3. Action sequences, terdiri dari : a.
Direct manipulation , click , drag , movement
b.
Syntax , semantic , and sequence of commands
c.
Function keys and shortcuts
d.
Recovery
4. Training , terdiri dari : a.
Online help
b.
Learning , user manuals
2.2.4.3 Pengertian Visual Basic.NET M enurut Jack Koh, et al (2007,p2) VB.NET is unlike previoud version of Visual Basic.It is now a fully object-oriented language with many new features such asclass inheritance,polymhorphism,namespace,constructors,destructors,overloading,interfaces,d elegates,structured
exception
handling,multithreading
capabilities
and
garbage
collection. Yang diterjemahkan: VB.NET tidak seperti versi sebelumnya dari Visual Basic. Sekarang bahasa berorientasi objek sepenuhnya dengan fetaures baru seperti menangani kelas
inheritance,
polymhorphism,
namespace,
constructors,
destructors,
overloading,
interfaces, delegates, structured exception handling, multithreading capabilities and garbage collection. M enurut Adi Nugroho (2010, pviii) VB.NET merupakan bahasa pemograman yang relatif mudah terutama dalam hal pembuatan antaramuka pengguna (graphical atau interfacenya). 2.2.4.4 Keistimewaan Visual Basic.NET Visual Basic.NET sudah lebih sempurna dibandingkan dengan Visual Basic 6,di dalam pengunaannya yang dikoneksikan dengan database, Visual Basic 6 masih sering terdapat Bugs,namun di dalam Visual Basic.NET sudah meminimalkan adanya Bugs saat pengunaannya. 2.2.4.5 Versi-versi Visual Basic.NET •
Microsoft.NET Framework
•
Visual Studio.NET
•
Microsoft.NET Internet Building Block Service to Support existing infrastuctures such as HTTP, XML, SOAP
•
Microsoft.NET Enterprise Servers such as SQL, Exchange
2.2.5 Rancangan Laporan 2.2.5.1 Pengertian Rancangan Laporan
M enurut Jones dan Rama (2006 , p201), “ Reports is a formatted and organized presentation of data “. Yang terjemahannya adalah Laporan adalah penyajian data yang telah terformat dan terorganisasi dengan baik . Jadi kesimpulannya , Laporan adalah penyajian data yang telah terformat dan terorganisasi dengan baik untuk di cetak. 2.2.5.2 Elemen Rancangan Laporan M enurut Jones dan Rama (2006 , p214 - 215), elemen – elemen yang terdapat dalam merancang laporan adalah : 1. Label Box and Text Box “ To important elements of any report are labels and data . in Microsoft Accsess, these elements are reffered to as label box and text box”. Yang terjemahannya adalah : dua elemen penting dari setiap laporan adalah label dan data . dalam Microsoft Accsess , elemen ini ditawarkan sebagai label boxes and text boxes. 2. Grouping Attribute “Grouped report are groupped by something . in a group detail report , 3 section pertain to a group”. Yang terjemahannya adalah : Grouped Reports dikelompokkan oleh sesuatu . dalam detail laporan yang di kelompokkan , 3 bagian menyinggung ke Group : group header , group detil , group footer. 3. Group Headers
“ The group header can be used to present information get is common to the group . separating this information , in the group header eliminates the need for it to precede every transaction, thus , in hancing the presentation of the report”. Yang terjemahannya adalah Group Header dapat di gunakan untuk memberikan informasi yang biasa ke Group . dengan mengeliminasikan kebutuhan untuk mendahului setiap transaksi , jadi memperkaya nilai presentasi atas laporan. 4. Group Detail “ Transactions pertaining are listed in the group detail section. For every product in the group header,many transaction are reported in the detail section”.Yang terjemahannya adalah : Transaksi – transaksi menyinggung ke group yang disusun dalam bagian group detail .Setiap produk dalam group header,banyak transaksi yang dilaporkan dalam bagian detail. 5. Group Footer “Group footers can also be used to provide useful information in grouped reports .The footer is often used to present summary information about the group”Yang terjemahannya adalah : Group footer dapat juga digunakan untuk membagi informasi yang berguna dalam kumpulan laporan.Footer digunakan untuk memberikan rangkuman informasi tentang group. 2.2.5.3 Pengertian Crystal Reports
sering
M enurut Peck (2003, p2) “Crystal reports,being a windows-based report writer,provides all the tools yaou need for creating presentation – quality reports”.Yang terjemahannya adalah crystal report,menjadi jendela – laporan berdasarkan penulisan,penyedia semua alat yang dibutuhkan untuk membuat persentasi – laporan yang berkualitas. Jadi kelompok kami menarik kesimpulan , bahwa Crystal Report merupakan suatu peralatan yang di gunakan untuk membuat bahan laporan dan presentasi berkualitas dalam mengelola kegiatan yang di lakukan.
2.2.6 Navigation Diagram M enurut M athiassen, et all (2000, p344), “Navigation Diagram is a special kind of statechart diagram that focuses only the overall dynamics of the user interface.The diagram shows the participating windws and the transaction between them.Th navigation diagram is not found in UML ”.Yang terjemahannya adalah : Navigation diagram merupakan jenis yang khusus dari Statechart diagram yang fokus pada perpindahan dinamis atas tampilan pengguna .Diagram ini menampilkan Windows yang ada dan perpindahan antar Windows.Navigation diagram tidak terdapat dalam UML. 2.3 Teori- Teori Khusus 2.3.1 Pengertian Produksi
M enurut Groover (2005,p1) Produksi merupakan suatu kumpulan orang peralatan,dan aturan – aturan yang dikelola sedemikian rupa untuk melaksanakan operasi – operasi manufaktur dalam sebuah pabrik. 2.3.2 Perencanaan Produksi M enurut Nasution (2003 , p13) perencanaan produksi adalah proses untuk merencanakan dan mengendalikan aliran material yang masuk , mengalir dan keluar dari sistem produksi / operasi sehingga permintaan pasar dapat dipenuhi dengan jumlah yang tepat, waktu penyerahan yang tepat, dan biaya produksi minimum. Pada dasarnya proses perencanaan produksi menurut Nasution (2003, p13) dapat dikemukakan melalui 4 langkah utama yaitu : 1. M engumpulkan data yang berhubungan dengan perencanaan produksi . misalnya ramalan penjualan, produksi periode yang lalu masih kurang dan harus diproduksi dan permintaan produk pada titik waktu tertentu. 2. M engembangkan data yang relevan menjadi informasi yang teraktur 3. M enentukan kapasitas produksi, berdasarkan sumber – sumber daya yang ada 4. M elakukan partnership meeting yang di hadiri oleh para manager yang dianggap relevan dengan produksi. Jadi kelompok kami menarik kesimpulan, bahwa perencanaan produksi adalah proses perencanaan yang dilakukan untuk dapat memenuhi kebutuhan dalam 1 tahun. 2.3.3 Proses Produksi
M enurut M ardi (2011, p97) Proses produksi merupakan aktivitas untuk menghasilkan output dalam bentuk barang maupun jasa. M enurut Nasution (2003, p3) Proses produksi merupakan cara , metode , dan teknik untuk menciptakan atau menambahkan kegunaan suatu produk dengan mengoptimalkan sumber daya produksi yang ada. M enurut Shimon, et al (1998, p2) Proses Produksi Assembly merupakan agregasi dari semua proses di mana berbagai bagian dan subassemblies dibangun bersama untuk membentuk sebuah perakitan yang lengkap, geometris atau produk yang dirancang baik oleh batch, individu atau proses yang berkesinambungan. M enurut Nasution (2003, p3) Proses Produksi Assembly dapat dibagi menjadi 2 jenis , yaitu : 1.
Proses produksi terus menerus (Countinous Process) adalah perusahaan menggunakan mesin – mesin yang telah dipersiapkan dalam jangka waktu yang lama dan tanpa mengalami perubahan.
2.
Proses produksi terputus – putus (Intermittent Process) adalah perusahaan menggunakan mesin – mesin yang telah dipersiapkan dalam jangka waktu yang pendek dan tanpa mengalami perubahan.
2.3.4 Fungsi Produksi M enurut Nasution (2003, p1) ada 3 fungsi utama dari kegiatan – kegiatan produksi, yaitu :
1.
Proses produksi , yaitu metode atau teknik yang digunakan dalam mengelola bahan baku menjadi produk
2.
Perencanaan produksi, yaitu merupakan tindakan antisipasi di masa mendatang sesuai dengan periode waktu yang direncanakan.
3.
Pengendalian produksi, yaitu tindakan yang menjamin bahwa semua kegiatan yang dilaksanakan dalam perencanaan telah dilakukan sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
2.3.5 Sistem Produksi 2.3.5.1 Pengertian Sistem Produksi M enurut Askin & Goldberg (2006 , p19), “The set of resources and procedures involved in converting raw material into products and delivering them to customers defined the production system. Yang terjemahannya adalah Sistem Produksi adalah Suatu Set sumber daya dan prosedur yang terlibat dalam mengkonversi bahan baku menjadi produk dan memberikan produk tersebut kepada pelanggan . M enurut Amran, et al yang diambil di dalam kutipan jurnal “Inasea Industrial and system engineering assesstment Jurnal kajian teknik dan sistem industri” (2009,p138) , yang menyatakan konsep heijunka tidak hanya dipakai pada lini perakitan saja , karena apabila setiap sub-perakitan memproduksi part sesuai dengan kapasitas produksinya tanpa henti, jumlah part yang tidak terpakai sangat banyak jumlahnya.
Jadi kesimpulan dari kelompok kami adalah, bahwa Sistem Produksi merupakan suatu proses yang mengelola atau mengkonversikan bahan mentah menjadi bahan ½ jadi lalu menjadi bahan jadi yang mempunyai nilai ekonomis bagi pelanggan. 2.3.5.2 Jenis Sistem Produksi M enurut Askin & Goldberg (2006, p23), Jenis - jenis dari sistem produksi dapat dibagi menjadi 8 bagian, yaitu : 1. Physical Organization Schemes 2. Key Resources 3. Product Flow Control 4. Order Initiation 5. Production Authorization 6. Product Volume & Variety 7. Product Structure – Fabrication & Assembly 8. Time Horizon (Static vs Dynamic Environtments) 2.3.6 Harga Pokok Produksi M enurut Horngen , et all yang diterjemahkan Desi Adhariani (2005 , p46) , Harga Pokok Produksi menunjukkan biaya barang sampai diselesaikan , apakah dimulai sebelum atau selama periode akuntansi berjalan.
M enurut Hansen dan M owen yang diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari (1999, p49), Harga Pokok Produksi mencerminkan total biaya barang yang diselesaikan selama periode yang berjalan. Jadi kesimpulannya , Harga Pokok Produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan suatu barang. Harga pokok merupakan salah satu hal yang dijadikan landasan dalam pengambilan keputusan mengenai harga jual suatu produk, sehingga keputusan mengenai harga jual dapat dipertanggung jawabkan. 2.3.7 Sistem Akumulasi Biaya Produksi 2.3.7.1 Job Order Costing M enurut Horngen , et all (2005, p116) , Sistem Job Order Costing merupakan multi unit suatu produk atau jasa yang khas yang disebut dengan pekerjaan. M enurut Carter dan Usry (2002, p 127) Job order costing merupakan suatu metode perhitungan biaya dimana biaya diakumulasikan untuk setiap pesanan( setiap batch, setiap lot, atau setiap pesanan pelanggan) Jadi kesimpulannya , Job Order Costing adalah Transaksi yang dilakukan jika ada pesanan dari pelanggan. 2.3.7.2 Process Costing M enurut Horngen ,et all (2005 , p166) , Sistem biaya proses merupakan objek biaya adalah unit – unit produk atau jasa yang mirip dalam jumlah yang besar.
M enurut Carter dan Usry (2002, p171), process costing hanya dapat digunakan apabila yang diproduksi dalam suatu department, atau pusat biaya adalah produk sejenis atau homogen. Jadi kesimpulannya , Process Costing adalah Transaksi yang dilakukan sebelum menerima pesanan khususnya dalam jumlah yang banyak. 2.3.8 Laporan Biaya Produksi M enurut Carter and Usry (2002, p163) defenisi laporan biaya produksi adalah kertas kerja yang menampilkan jumlah biaya yang diakumulasikan dan dibebankan ke produksi selama satu bulan atau periode lain. M enurut Carter and Usry (2002, p163), Laporan biaya produksi untuk suatu departemen sebaiknya menunjukkan : 1.
Biaya total dan biaya per unit dari pekerjaan yang diterima dari satu atau beberapa departemen lain
2.
Biaya total dan biaya per unit dari bahan baku , tenaga kerja, dan overhead pabrik yang ditambahkan oleh departemen tersebut.
3.
Biaya dari persediaan barang dalam proses awal dan akhir
4.
Biaya yang ditransfer ke departemen berikutnya atau ke persediaan barang jadi.
2.3.9 Biaya Operasi Manufaktur Biaya dan faktor biaya dikelompokkan menjadi :
a.
Biaya tetap dan Biaya Variable
M enurut Groover (2005, p58), biaya tetap adalah biaya yang tetap ada untuk tingkat output produksi berapapun. Contohnya meliputi biaya bangunan pabrik dan peralatan produksi , asuransi dan pajak – pajak kepemilikan . semua biaya ini dinyatakan dalam tahunan. M enurut Groover (2005 , p58), biaya tidak tetap adalah biaya yang bervariasi secara proposional terhadap tingkat output produksi. Bila biaya output meningkat , biaya tidak tetap juga meningkat. Contohnya biaya tenaga kerja langsung , bahan baku dan tenaga listrik untuk mengoperasikan peralatan produksi. b.
Biaya tenaga kerja langsung , Material , Overhead
M enurut Groover (2005 , p59), klasifikasi lain membagi biaya menjadi : 1.
Biaya tenaga kerja langsung
Biaya tenaga kerja langsung adalah jumlah seluruh upah dan gaji yang dibayar kepada tenaga kerja yang mengoperasikan peralatan produksi dan melaksanakan operasi pengerjaan dan perakitan 2.
Biaya Material
Biaya Material adalah biaya pada penyediaan semua material bahan baku untuk membuat produk. 3.
Biaya Overhead
Biaya overhead adalah semua pengeluaran lainnya yang terkait dengan beroperasinya perusahaan manufaktur itu . biaya ini dibagi menjadi 2 , yaitu : a.
Biaya Overhead pabrik terdiri dari biaya untuk menjalankan pabrik
selain biaya tenaga kerja dan material. b.
Biaya Overhead perusahaan adalah biaya untuk menjalankan
perusahaan selain aktivitas – aktivitas manufaktur. 4.
Biaya penggunaan peralatan
Biaya pekerja yang menjalankan mesin di bagi menjadi : biaya tenaga kerja langsung dan mesin. Biaya tidak di bebankan kepada seluruh operasi pabrik , tetapi pada pusat pengerjaan individu. 2.3.10 Sistem Perhitungan Harga M enurut Witjaksono (2006 , p101),
Secara garis besar terdapat 2 macam
alternative sistem perhitungan biaya , yaitu : 1. Sistem Biaya Penuh (Full Costing) Sistem Harga Pokok penuh seluruh biaya produksi variabel dan biaya produksi tetap dibebankan kepada produk. 2. Sistem Biaya Variabel (Variable Costing) Sistem harga pokok variable hanya biaya produksi variable yang dibebankan kepada produk.
M enurut Raiborn & Kinney (2009 , p73) , “ Absorption costing treats the costs of all manufacturing component (direct material , direct labor , variable overhead , and fixed overhead ) as inventoriable , or product , cost in accordance with GAAP”. M enurut Raiborn & Kinney (2009 , p73) “ Variable costing is a cost accumulation method that includes only direct material , direct labor , and variable overhead as a period cost”. M enurut Witjaksono (2006, p102), perbedaan antara biaya penuh dan biaya variable adalah perlakuan terhadap biaya tetap dimana full costing biaya tetap diperlakukan sebagai biaya produk , sedangkan dalam variable costing diperlakukan sebagai biaya periode. Jadi kesimpulannya , Full Costing adalah penjumlahan antara bahan baku langsung , tenaga kerja langsung , biaya overhead pabrik variable , dan biaya overhead pabrik tetap . sedangkan biaya variable adalah penjumlahan antara bahan baku langsung , tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variable. 2.3.11 Klasifikasi Biaya M enurut Carter and Usry (2002, p40) klasifikasi biaya yang paling umum digunakan didasarkan pada hubungan antara biaya dengan berikut ini : a. Produk (satu lot, bath, atau unit dari suatu barang dan jasa) b. Volume produksi c. Departemen, proses, pusat biaya (Cost center), atau subdivisi lain dari manufaktur
d. Periode akuntansi e. Suatu keputusan, tindakan atau evaluasi M enurut Carter & Usry (2002, p40) klasifikasi biaya dalam hubungannya dengan produk
,
Gambar
2.2
mengilustrasikan
pembagian
total biaya operasi dan
mengidentifikasi beberapa elemen yang termasuk dalam setiap divisi.
Bahan baku langsung
+
Tenaga ke rja langsung
=
Biaya utama
+
Bahan baku
+
Tenaga ke rja
+
Biaya tidak
=
O ve rhead Pabrik
Tidak Langsung
Tidak Langsung
langsung lainnya
T ermasuk : Perlengkapan pabrik Pelumnas
T ermasuk : Supervisi Pengawas Inspeksi Gaji Pegawai Pabrik Pekerjaan Defektif Pekerjaan Eksperimental
Termasuk : Sewa Asuransi kebakaran & Kewajiban Pajak Bumi & Bangunan Beban Penyusutan Pemeliharaan & Perbaikan Generator Listrik = Pemanas Pajak Penghasilan Karyawan Alat – alat kecil Biaya Manufaktur Overhead pabrik lain – lain +
Be ban Pemasaran
+
Be ban Administratif
=
T ermasuk : Gaji T enaga Penjualan Komisi T enaga Penjualan Pajak Penghasilan Pemberi Kerja Periklanan Sampel Beban Penjualan
T ermasuk : Gaji Bag.Administrative & Kantor Pajak Penghasilan Pemberi Kerja Sewa Beban Penyusutan Pajak Properti Beban Audit
Se wa Hiburan Beban Penyusutan Pajak Properti Alat T ulis & Cetakan Pos Beban Pengiriman Keluar Beban Pemasaran lain - lain
Beban Bagian Hukum Biaya Piutang Tak Tertagih T elepon & T elegraf Alat T ulis & Cetakan Pos Biaya Administrasi Lain – Lain
Be ban Komersial
=
Total Biaya O pe rasi
Gambar 2.1 Klasifikasi Biaya dalam Hubungannya dengan Produk
2.3.12 Analisis Varians M enurut Garrison dan Noreen (2000, p407) , Varians adalah perbedaan antara harga standar dengan harga dan penyimpangan standar harga dengan harga sesungguhnya serta kuantitas standar dengan kuantitas sesungguhnya. Tindakan dalam menghitung dan mempresentasikan selisih di sebut analisis selisih. 2.3.12.1 Varians Overhead Pabrik Analisis Varians overhead pabrik memerlukan analisis yang lebih detil dari pada analisis varians pada biaya langsung. M enurut Garrison and Noreen (2000, p416) , penentuan varians biaya overhead pabrik variabel dibagi menjadi 2 bagian yaitu : 1. Varians tarif biaya overhead pabrik variabel Dengan rumus perhitungan : Varians = (AH * AR) – (AH*SR) Keterangan : AH = Actual Hours (jam sesungguhnya) AR = Actual Rate (Tatif sesungguhnya) SR = Standar Rate ( Tarif standar ) 2. Varians efisiensi biaya overhead pabrik variabel Dengan rumus perhitungan : Varians = (AH*SR) – (SH*SR)
Keterangan : AH = Actual Hours (Jam sesungguhnya) SR = Standar Rate (tarif standar) SH = Standar Hours Allowed for Output (jam standar yang diijinkan)