BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Investasi Menurut Kasmir, & Jakfar. (2008), investasi didefinisikan sebagai pengorbanan atau penanaman sejumlah dana pada masa sekarang untuk suatu usaha pada saat sekarang dan mengharapkan pengembalian dengan disertai dengan keuntungan pada masa yang akan datang. Menurut Ibrahim Y. (2003), biaya investasi adalah biaya yang diperlukan dalam pembangunan proyek, terdiri dari pengadaan tanah, gedung, mesin, peralatan, biaya pemasangan, biaya feasibility study dan biaya lainnya yang berhubungan dengan pembangunan proyek. 2.2 Studi Kelayakan Bisnis 2.2.1 Definisi Studi Kelayakan Bisnis Menurut Ibrahim Y. (2003), Studi kelayakan Bisnis didefinisikan sebagai kegiatan penelitian yang yang hasilnya akan digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan / proyek yang direncanakan.
Menurut Kasmir, & Jakfar. (2008), studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan penelitian yang dilakukan secara mendalam tentang rencana bisnis, dalam rangka menentukan layak atau tidaknya rencana bisnis tersebut dijalankan. Layak dalam arti akan memberikan keuntungan tidak hanya bagi perusahaan yang menjalankannya, tetapi juga bagi investor, kreditor, pemerintah dan masyarakat luas. Menurut Umar H. (2005), studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidaknya bisnis itu dibangun, tetapi juga pengontrolan kegiatan operasionalnya secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan. 2.2.2 Tujuan dan Manfaat Studi Kelayakan Bisnis Menurut Kasmir, & Jakfar. (2008), studi kelayakan bisnis memiliki 5 tujuan, antara lain: 1. Menghindari resiko kerugian Untuk menghindari resiko kerugian dimasa yang datang, karena pada masa mendatang terdapat kondisi ketidakpastian. Kondisi ini ada yang dapat diramalkan atau memang dengan sendirinya terjadi tanpa dapat diramalkan. Dalam hal ini fungsi studi kelayakan adalah untuk meminimalkan resiko yang tidak kita inginkan, baik resiko yang dapat kita kendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan.
6
2. Memudahkan perencanaan Jika sudah dapat meramalkan yang akan terjadi dimasa yang akan datang, maka akan mempermudah kita dalam melakukan perencanaan dan melaksanakan halhal yang diperlukan. 3. Memudahkan pelaksanaan pekerjaan Para pelaksana yang menjalankan bisnis memiliki pedoman yang bisa diikuti, sehingga pengerjaan dapat dilakukan secara sistematik dan sesuai dengan rencana yang telah disusun. 4. Memudahkan pengawasan Dengan telah dilaksanakannya suatu usaha atau proyek sesuai dengan rencana yang sudah disusun, maka akan memudahkan perusahaan untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya usaha. 5. Memudahkan pengendalian Bila dalam pelaksanaan pekerjaan telah dilakukan pengawasan, maka jika terjadi suatu penyimpangan akan mudah terdeteksi, sehingga akan dapat dilakukan pengendalian atas penyimpangan yang akan menghambat pencapaian tujuan perusahaan. Sedangkan manfaat dari studi kelayakan bisnis menurut Kamaluddin (2004), antara lain: 1. Manfaat Finansial Artinya bisnis tersebut dinilai sangat menguntungkan bagi pelaku bisnis apabila bisnis tersebut dilakukan perbandingan dengan resiko yang akan ditanggung. 7
2. Manfaat ekonomi nasional Artinya bisnis tersebut jika dijalankan mampu menunjukkan manfaat makro bagi negara. Sebagai contoh banyak tenaga kerja yang terserap. 3. Manfaat sosial Artinya dengan keuntungan dari suatu bisnis maka masyarakat sekitar lokasi bisnis tersebut juga akan merasakan manfaat atas bisnis yang dilakukan. 2.2.3 Aspek-aspek Studi Kelayakan Bisnis Menurut Umar H. (2005), aspek studi kelayakan bisnis dibagi menjadi tiga komponen besar, yaitu: 1. Aspek pasar Pada dasarnya, analisis aspek pasar bertujuan antara lain untuk mengetahui berapa besar luas pasar, pertumbuhan permintaan dan market-share dari produk bersangkutan. Analisis dapat dilakukan dengan cara deskriptif maupun inferensial, dan jenis data yang digunakan dapat berupa data kuantitatif maupun kualitatif. 2. Aspek internal perusahaan -
Aspek pemasaran
-
Aspek teknik dan teknologi
-
Aspek manajemen
-
Aspek sumber daya manusia
-
Aspek finansial
8
3. Aspek persaingan dan lingkungan eksternal lainnya -
Aspek ekonomi, sosial dan politik
-
Aspek lingkungan industri
-
Aspek yuridis
-
Aspek lingkungan hidup
2.2.3.1 Aspek Pasar Menurut Umar H. (2005), bahwa salah satu aspek rencana bisnis yang perlu dikaji kelayakannya adalah aspek pasar. Jika pasar yang akan dituju tidak jelas, prospek bisnis ke depan pun tidak jelas, maka resiko kegagalan bisnis menjadi besar. a. Pengertian pasar, permintaan dan penawaran Stanton yang diterjemahkan oleh Umar H. (2005) mendefinisikan
pasar
sebagai kumpulan orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk dibelanjakan dan kemauan untuk membelanjakan uang tersebut. Jadi ada tiga faktor utama yang menunjang terjadinya pasar, yaitu orang dengan segala keinginanya, daya belinya, serta tingkah laku dalam pembeliannya. Permintaan dapat diartikan sebagai jumlah barang yang dibutuhkan konsumen yang mempunyai kemampuan untuk membeli pada berbagai tingkat harga. Dan penawaran diartikan sebagai berbagai kuantitas barang yang ditawarkan dipasar pada berbagai tingkat harga. Permintaan yang didukung oleh kekuatan tenaga beli disebut permintaan efektif, sedangkan permintaan yang didasarkan kebutuhan saja disebut permintaan potensial. Konsep permintaan di dalam pasar terbagi menjadi dua bagian,
9
yaitu permintaan konsumen dan permintaan pasar. Permintaan konsumen (secara perseorangan) tidak akan mampu mempengaruhi harga dan persediaan barang, akan tetapi jika bersama-sama akan membentuk sisi permintaan dalam pasar. b. Bentuk pasar Bentuk pasar dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sisi produsen/penjual dan sisi konsumen. Dari sisi produsen/penjual, pasar dapat dibedakan atas pasar persaingan sempurna, persaingan monopolistis, oligopoli dan monopoli. Dari sisi konsumen, pasar dapat dibedakan atas empat bentuk, yaitu pasar konsumen, pasar industri, pasar penjual kembali (reseller), dan pasar pemerintah. •
Pasar konsumen Pasar ini merupakan pasar untuk barang dan jasa yang dibeli atau disewa oleh perorangan atau keluarga dalam rangka penggunaan pribadi (tidak untuk dibisniskan).
•
Pasar industri Pasar ini adalah pasar untuk barang dan jasa yang dibeli atau disewa oleh perorangan atau organisasi untuk digunakan pada produksi barang atau jasa lain, baik untuk dijual maupun untuk disewakan (dipakai untuk diproses lebih lanjut).
•
Pasar penjual kembali (reseller) Pasar penjual kembali (reseller) adalah suatu pasar yang terdiri dari perorangan dan/atau organisasi yang biasa disebut para pedagang menengah
10
yang terdiri dari dealer, distributor, grossier, agent, dan retailer. Semua reseller ini melakukan penjualan kembali dalam upaya memperoleh keuntungan. •
Pasar pemerintah Pasar pemerintah merupakan pasar yang terdiri dari unit-unit pemerintah yang membeli atau menyewa barang atau jasa untuk menjalankan tugas-tugas pemerintah, misalnya di sektor pendidikan, perhubungan, kesehatan, dan lainlain.
c. Meramal permintaan mendatang Peramalan permintaan mendatang perlu dilakukan oleh manajemen. Adapun cara untuk meramalnya antara lain: •
Survei niat pembeli Yaitu dengan menanyakan kepada pembeli secara langsung dengan harapan mereka akan menjawab secara obyektif.
•
Pendapat para tenaga penjual (wiraniaga) Yaitu perusahaan meminta para tenaga penjualnya untuk mengestimasi penjualan tiap produk untuk daerah mereka masing-masing, kemudian semua estimasi individu dijumlahkan untuk mendapat ramalan penjualan secara keseluruhan. Dalam mengestimasi dibutuhkan bermacam data.
11
•
Pendapat para ahli Yaitu pendapat yang dihasilkan berdasarkan data dan analisis yang lengkap dan ilmiah baik dari para akademisi maupun dari para praktisi.
•
Analisis regresi Yaitu seperangkat prosedur statistik untuk menemukan faktor-faktor nyata yang paling penting yang mempengaruhi penjualan.
•
Analisis deret waktu Yaitu analisis yang menggunakan data kuantitatif masa lalu dimana data dirinci menjadi komponen-komponen trend, suklus, musim dan residu yang prosesnya dapat menggunakan prosedur statistik. Dan metode regresi sederhana merupakan metode yang dapat digunakan untuk peramalan jangka pendek maupun jangka panjang. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut: Yt = a + bX
a=
b=
∑Y n
∑ ( X .Y ) ∑X
Dimana:
2
Yt
= Peramalan pada tahun t
X
= Periode
a & b = Konstanta n
= Total Periode 12
•
Analisis rantai makrov Yaitu alat analisis yang dapat digunakan untuk meramalkan pangsa pasar pada saat ini dan masa datang.
2.2.3.2 Aspek Pemasaran Menurut Umar H. (2005), ada 3 kegiatan besar dalam aspek pemasaran, yaitu: a. Segmentasi, Target dan Posisi di Pasar Setelah diketahui pasar dimana produk atau jasa akan ditawarkan, selanjutnya adalah melakukan segmentasi pasar. Ini diperlukan karena sifat pasar yang heterogen. Agar lebih mudah masuk ke pasar yang heterogen, harus dilakukan pemilahan pasar sehingga terbentuk segmen-segmen yang relatif homogen. Langkah selanjutnya adalah mengambil keputusan memilih target yang lebih jelas. Hal ini perlu dilakukan karena keterbatasan sumber daya yang dimiliki perusahaan sehingga tidak dapat memenuhi pasar walaupun telah disegmentasikan. Setelah target pasar yang ingin dituju lebih terarah, produk hendaknya memiliki posisi yang jelas di pasar. Karena dengan asumsi pasar adalah persaingan sempurna, maka pesaing tetap ada, sehingga tindakan melakukan posisi yang berbeda dengan pesaing adalah penting. Untuk menentukan posisi pasar, ada tiga langkah yang harus ditempuh, antara lain: 1. Mengidentifikasi keunggulan kompetitif 2. Memilih keunggulan kompetitif 3. Mewujudkan dan mengkomunikasikan posisi
13
b. Sikap, Perilaku dan Kepuasan Konsumen 1. Sikap konsumen Sikap memegang peranan penting dalam pembentukan perilaku. Sikap yang menempatkan seseorang kedalam suatu pemikiran untuk menyukai atau tidak menyukai. Sehingga mempelajari sikap konsumen, diharapkan dapat menentukan apa yang akan dilakukan. 2. Perilaku konsumen Perilaku konsumen tidak dapat secara langsung dikendalikan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengumpulan informasi mengenai perilaku-perilaku konsumen. Perilaku konsumen merupakan tindakan langsung dalam mendapatkan, mengkonsumsi, serta menghabiskan barang atau jasa, termasuk proses yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu sosial budaya dan psikologis. 3. Kepuasan konsumen Kepuasan konsumen merupakan tingkat perasaan konsumen setelah membandingkan apa yang diterima dan diharapkan. Seorang pelanggan jika merasa puas dengan produk atau jasa yang dipakai, sangat besar kemungkinannya menjadi pelanggan dalam waktu yang lama. c. Manajemen Pemasaran Stanton yang diterjemahkan oleh Umar H. (2005), mendefinisikan bahwa pemasaran meliputi sistem yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha, yang 14
mempuanyai tujuan untuk merencakan, menentukan harga, hingga melakukan promosi dan mendistribusikan barang atau jasa yang akan memberikan kepuasan kepada konsumen, baik yang aktual maupun potensial. Tahapan-tahapan kegiatan manajemen pemasaran antara lain sebagai berikut: 1. Analisis Persaingan Untuk dapat menetapkan strategi pemasaran kompetitif yang efektif, perlu mencermati produk, harga, distribusi maupun promosi yang dilakukan pesaing terdekat. Langkah-langkah dalam menganalisis pesaing antara lain: -
Mengidentifikasi pesaing
-
Menentukan sasaran pesaing
-
Mengidentifikasi strategi pesaing
-
Menilai kekuatan dan kelemahan pesaing
-
Mengestimasi pola reaksi pesaing
-
Memilih pesaing
2. Bauran Pemasaran Produk Barang Dalam hal pemasaran produk barang, ada empat kebijakan manajemen pemasaran, yaitu kebijakan produk, harga, distribusi dan promosi. -
Kebijakan Produk Atribut produk barang antara lain mutu, ciri dan desain. Mutu menunjukkan kemampuan produk dalam menjalankan fungsinya, ciri adalah sarana untuk membedakan dengan produk pesaing dan desain dapat menyumbang kegunaan atau manfaat serta corak produk. Jadi, 15
produk tidak hanya mementingkan penampilan, tetapi hendaknya yang simpel, aman, tidak mahal, sederhana dan ekonomis dalam proses produksi dan distribusinya. -
Kebijakan Harga Keputusan-keputusan yang berkaitan dengan harga dipengaruhi oleh faktor internal perusahaan dan lingkungan eksternal. Untuk faktor internal, harga disesuaikan dengan sasaran pemasaran. Sedangkan faktor eksternal, pasar dan permintaan konsumen adalah plafon harga (harga tertinggi). Karena konsumen akan membandingkan harga produk dengan manfaat yang dimilkinya.
-
Kebijakan Distribusi Dalam hal kebijakan, desain saluran distribusi perlu ditetapkan. Mendesain saluran memerlukan analisis kebutuhan layanan konsumen, penentapan sasaran dan kendala saluran dan identifikasi alternatif saluran.
-
Kebijakan Promosi Untuk mempromosikan produk barang perlu dilakukan penyusunan strategi yang disebut Bauran Promosi yang terdiri dari empat komponen utama, yaitu periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat dan penjualan perorangan.
16
3. Bauran Pemasaran Produk Jasa Bauran pemasaran untuk produk jasa lebih luas daripada bauran produk barang. Untuk produk jasa selain kebijakan yang dipaparkan sebelum pada produk barang, ada tambahan tiga elemen lagi yaitu elemen orang, bukti fisik dan proses jasa itu sendiri. 2.2.3.3 Aspek Teknik dan Teknologi Berkaitan dengan strudi kelayakan bisnis untuk aspek teknik dan teknologi, hendaknya permasalahan-permasalahn manajemen operasional dapat dianalisis dengan cermat agar dapat menyatakan layak atau tidak layak rencana bisnis dilihat dari aspek ini. Pada proses manufaktur, persoalan-persoalan dalam proses produksi/operasi dikelompokkan berdasarkan masalah manajemen operasionalnya, yaitu: 1. Kelompok masalah posisi perusahaan, persoalan utamanya yaitu a. Pemilihan strategi perusahaan b. Pemilihan dan perencanaan produk c. Perencanaan kualitas 2. Kelommpok masalah desain, persoalan utamanya yaitu a. Pemilihan teknologi b. Perencanaan kapasitas pabrik c. Perencanaan letak pabrik d. Perencanaan tataletak pabrik
17
3. Kelompok masalah operasional, persoalan utamanya yaitu a. Perencanaan jumlah produksi b. Manajemen persediaan c. Materials Requirement Planning d. Pengawasan kualitas produk
a. Pemilihan Strategi Produksi Dari masukan penelitian aspek pasar dan pemasaran, berikutnya ditetapkan macam-macam produk yang dijadikan alternatif untuk diproduksi. Mengacu pada alternatif yang telah didapat, akan dikaji pula hubungannya dengan aspek-aspek lainnya seperti aspek finansial dan seterusnya. b. Pemilihan dan Perencanaan Produk Dari alternatif produk yang telah tersaring, dilakukan pengkajian terhadap alternatif produk tersebut sehingga dapat diketahui prioritas produk yang akan diproduksi. Untuk penetapan produk ini ada beberapa tahapan yang harus dilalui, yaitu : 1. Penentuan ide produk dan seleksi 2. Pembuatan desain produk baru 3. Pembuatan prototip dan pengujian 4. Implementasi
18
c. Perencanaan Kualitas Kualitas
produk
ditentukan
dari
dimensi-dimensinya,
sehingga
perlu
menentukan suatu tolak ukur rencana kualitas produk dari tiap dimensi kualitasnya. Adapun dimensi kualitas produk sebagai berikut: 1. Produk berupa barang Menurut Garvin yang diterjemahkan Umar H. (2005), menentukan dimensi kualitas barang dapat dilakukan melalui delapan dimensi, yaitu:
•
Performance, hal yang berhubungan dengan aspek fungsional barang dan merupakan karakteristik utama yang menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli barang tersebut.
•
Features, yaitu aspek performansi yang dapat menambah fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan-pilihan produk dan pengembangnya.
•
Reliability, hal yang berkaitan dengan probabilitas atau kemungkinan suatu barang berhasil menjalankan fungsinya setiap kali dipergunakan dalam periode waktu tertentu dan dalam kondisi tertentu pula.
•
Conformance, hal ini terkait dengan tingkat kesesuaian dengan spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan pada keinginan konsumen. Konfirmasi merefleksikan derajat ketepatan antara karakteristik desain produk dengan karakteristik kualitas standar yang telah ditetapkan.
19
•
Durability, suatu refleksi umur ekonomis berupa ukuran daya tahan atau masa pakai barang.
•
Serviceability, yaitu karakteristik yang terkait dengan kecepatan, kompetensi, kemudahan dan akurasi dalam memberikan pelayanan untuk perbaikan barang.
•
Aesthetics, merupakan karakteristik yang bersifat subjektif mengenai nilai-nilai estetika yang berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari preferensi individual.
•
Fit and Finish, yaitu suatu sifat subjektif yang berkaitan dengan perasaan konsumen mengenai keberadaan produk tersebut sebagai produk yang berkualitas.
2. Produk berupa jasa Menurut Zeithaml yang diterjemahkan Umar H. (2005), ada lima dimensi yang menetukan kualitas produk jasa, yaitu:
•
Reliability, yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang sesuai dengan janji yang ditawarkan.
•
Responsiveness, yaitu tingkat kesigapan dalam membantu pelanggan dalam memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap.
•
Assurance, meliputi kemampuan dalam hal pengetahuan produk secara tepat, kualitas keramah-tamahan, perhatian dan kesopanan dalam memberi
pelayanan,
keterampilan
20
dalam
memberi
informasi,
kemampuann memberikan keamanan di dalam memanfaatkan jasa yang ditawarkan,
dan
kemampuan
dalam
menanamkan
kepercayaan
pelanggan terhadap perusahaan.
•
Emphaty, perhatian secara individual yang diberikan kepada pelanggan seperti kemudahan untuk menghubungi perusahaan, kemampuan karyawan
untuk
berkomunikasi
dengan
pelanggan,
dan
usaha
perusahaan untuk memahami keinginan dan kebutuhan pelanggan.
•
Tangibles, meliputi penampilan fasilitas fisik seperti gedung dan ruangan front office, ketersediaan tempat parkir, kebersihan, kerapihan dan kenyamanan ruangan, kelengkapan peralatan komunikasi, dan pennampilan karyawan.
d. Pemilihan Teknologi Berkaitan dengan pemilihan teknologi, suatu produk tertentu dapat diproses dengan lebih dari satu cara, sehingga teknologi perlu ditentukan dengan jelas. Patokan umum yang dipakai misalnya adalah dengan mengetahui seberapa jauh derajat mekanisasi yang diinginkan dan manfaat ekonomi yang diinginkan. Kriteria lainnya adalah kesesuaian dengan bahan mentah yang dipakai, keberhasilan pemakaian teknologi ditempat lain, kemampuan tenaga kerja dalam pengoperasian teknologi, dan kemampuan antisipasi terhadap teknologi lanjutan.
21
e. Perencanaan Kapasitas Pabrik Rencana kapasitas produksi dalam rangka studi kelayakan aspek teknik dan teknologi ini tergantung beberapa pilihan sistem, antara lain: 1. Skala ekonomi Dengan faktor ini, kapasitas yang dipilih adalah memiliki biaya per unit yang paling rendah. Tetapi cara ini memiliki kelemahan, yaitu waktu pengembalian modalnya berjangka panjang, akibatnya produk menjadi kurang fleksibel untuk disesuaikan dengan selera konsumen. 2. Focused Facilities Dengan kelemahan yang ada pada skala ekonomi maka muncul sistem
focused facilities, dimana cara mempertahankan produksi yang tinggi diganti dengan penyediaan produk yang lebih disesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Dalam perencanaan kapasitas produksi, terdapat dua strategi yang ekstrim. Yang pertama yaitu strategi ekspansi yaitu strategi yang lebih bersifat proaktif. Cara kerja strategi ini adalah dengan melakukan penelitian pasar untuk mengetahui apakah pada waktu yang akan datang permintaan produk akan meningkat atau sebaliknya. Dan strategi yang kedua yaitu strategi wait and see yaitu strategi yang bersifat semua harus pasti, contohnya permintaan produk sudah yakin meningkat atau tidak meningkat.
22
f. Perencanaan Letak Pabrik Dalam studi kelayakan bisnis, pilihan letak pabrik hendaknya di analisis dengan memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut. 1. Letak konsumen potensial atau pasar sasaran yang akan dijadikan tempat produk dijual. 2. Letak bahan baku utama. Mendirikan pabrik dekat dengan pusat bahan baku akan menguntungkan. 3. Sumber tenaga kerja. Jika sumber tenaga kerja dekat dan mudah didapat di sekitar pabrik, proses SDM akan sangat terbantu. 4. Sumber daya seperti air, kondisi udara, tenaga listrik di sekitar pabrik adalah penting bagi proses produksi agar tidak terganggu, sehingga faktor-faktor ini perlu dipertimbangkan seksama. 5. Fasilitas transfortasi yang memadai untuk memindahkan bahan baku ke pabrik, dan memindahkan hasil produksi dari pabrik ke pasar. 6. Fasilitas untuk pabrik, seperti pengadaan onderdil untuk kendaraan, serta fasilitas untuk karyawan seperti pasar, apotik, praktek, dan seterusnya perlu juga dikaji. 7. Lingkungan masyarakat sekitar yang akan mempengaruhi aktivitas pabrik baik secara positif maupun negatif. Oleh karena itu, sebelum pabrik didirikan perlu dikaji dampak positif maupun negatif keberadaan pabrik bagi lingkungan masyarakat di sekitar.
23
8. Peraturan pemerintah, misalnya dalam hal kawasan berikat, dan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) perlu diperhatian berkenaan dengan kajian aspek teknik dan teknologi ini. g. Perencanaan Tataletak (Layout) Pada perusahaan manufaktur, minimal ada tiga jenis tempat yang perlu diatur
layout-nya, yaitu pabrik, kantor dan gudang. 1. Tataletak pabrik. Tataletak pabrik disebut juga tataruang, artinya penempatan fasilitas-fasilitas yang dipakai di dalam pabrik, seperti letak mesin-mesin, letak alat-alat produksi, lajur pengangkutan barang, dan seterusnya. 2. Tataletak
kantor.
Tataletak
kantor
hendaknya
disesuaikan
dengan
besar/kecilnya investasi. Selain itu, tataletak harus dirancang dengan memperhatikan kemudahan dalam berkomunikasi, fleksibilitas pemakaian ruangan, struktur organisasi yang diterapkan, serta bentuk layanan yang dilaksanakan secara rutin. 3. Tataletak gudang. Gudang sebagai tempat penyimpanan bahan baku maupun barang jadi, hendaknya juga diatur layout-nya. Hal-hal utama yang perlu dicermati dalam penyusunan tataletak gudang antara lain besar atau kecilnya nilai investasi, bahwa tataletak gudang hendaknya dapat memudahkan aktivitas bongkar-muat barang, juga harus fleksibel untuk memudahkan
pengaturan kembali jika jumlah barang yang disimpan
berkurang atau bertambah. Juga, layout gudang perlu memperhatikan 24
masalah keselamatan barang digudang serta lingkungan dan keselamatan kerja di dalam gudang. h. Perencanaan Jumlah Produksi Dalam industri manufaktur, ada beberapa faktor utama yang akan mempengaruhi perencanaan jumlah produksi perusahaan, antara lain: 1. Permintaan 2. Kapasitas pabrik 3. Suplai bahan baku 4. Modal kerja 5. Peraturan pemerintah dan ketentuan teknis lainnya Dalam merencakan jumlah produksi terdapat beberapa metode yang bisa digunakan, antara lain: 1. Metode Break-Even Point 2. Metode Marginal Cost dan Marginal Revenue 3. Metode Linier Programming i. Manajemen Persediaan Persediaan barang biasanya digunakan untuk mengantisipasi permintaan konsumen yang meningkat secara tajam, atau untuk mensuplai kekurangan bahan baku. Hal-hal pokok yang perlu dikaji dalam rangka studi kelayakan antara lain adalah sebagai berikut: 1. Penentuan jumlah order 2. Safety stock 25
3. Inventory system 4. Materials Requirement Planning j. Pengawasan Kualitas Produk Kualitas produk baik barang maupun jasa merupakan suatu kesatuan karakteristik produk produk dan jasa dari pemasaran, rekayasa, manufaktur, dan pemeliharaan yang membuat produk dan jasa dapat memenuhi harapan-harapan para konsumen. Dalam memahami kualitas dapat menggunakan trilogi manajerial yang meliputi perencanaan kualitas, pengendalian kualitas dan perbaikan kualitas. 2.2.3.4 Aspek Manajemen Tujuan studi dari aspek manajemen adalah untuk mengetahui apakah pembangunan dan implementasi bisnis dapat direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan, sehingga rencana bisnis dapat dikatakan layak, atau sebaliknya. a. Perencanaan Dalam menyusun suatu perencanaan hendaknya dikaji dari beberapa sisi, antara lain sisi pendekatan pembuatan perencanaan, sisi fungsi perencanaan itu sendiri, sisi jangka waktu pelaksanaan yang akan di-cover oleh perencanaan, dan sisi tingkatan perencanaan. Adapun paparan pendekatan-pendekatan diatas dijabarkan sebagai berikut:
26
1. Pendekatan dalam membuat perencanaan Proses pembuatan rencana dapat dilakukan dengan beberapa alternatif pendekatan. Berikut adalah empat macam pendekatan utama dalam pembuatan suatu perencanaan.
•
Pendekatan atas-bawah (Top-Down)
•
Pendekatan bawah- atas (Bottom-Up)
•
Pendekatan campuran
•
Pendekatan kelompok
2. Fungsi perencanaan dan rencana Fungsi utama rencana atau perencanaan manajemen suatu organisasi, antara lain:
•
Penerjemah kebijakan umum
•
Berupa perkiraan yang bersifat ramalan
•
Berfungsi ekonomi
•
Memastikan suatu kegiatan
•
Alat Koordinasi
•
Alat/sarana pengawasan
3. Macam-macam perencanaan Perencanaan dapat dilihat dari dua sisi penting, yaitu sisi jangka waktu manfaat rencana dan sisi tingkatan manajemen.
27
•
Sisi jangka waktu Dari sisi ini, dikenal tiga bentuk perencanaan, yaitu perencanaan jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek.
•
Sisi tingkatan manajemen Dari sisi ini, digolongkan menjadi dua, yaitu perencanaan strategis dan perencanaan operasional.
4. Program kerja Teknik-teknik
yang
umum
dipakai,
terutama
dalam
rangka
mengoptimalisasi sumber daya organisasi yang akan digunakan, antara lain:
•
Gantt chart
•
Gantt milestone chart
•
PERT (Program Evaluation and Review Technique)
•
NWP (Net Work Planning)
•
PKT (Pola Kerja Terpadu)
•
PIP (Performance Improvement Planning)
•
APP (Analisis Persoalan Potensial)
5. Anggaran Dalam perencanaan anggaran dikenal empat macam sistem, yaitu
•
Sistem anggaran tradisional
•
Sistem anggaran hasil karya
•
Sistem anggaran PPBS (Planning Programming Budgeting Systems)
28
•
Sistem Anggaran ZBB (Zero Base Budgeting)
b. Pengorganisasian Dalam hal pengorganisasian, hendaknya dikaji dari beberapa sisi, seperti bagaimana langkah-langkah dalam pengorganisasian, bagaimana asas organisasi yang hendak dipilih, bagaimana struktur organisasi yang dirancang, dan bagaimana prestasi organisasi yang diinginkan. Setelah dilakukan pengkajian dari sisi-sisi tersebut, dibuatkan suatu rekomendasi hasil studi yang menyatakan bahwa rencana pengorganisasian dapat diterima atau tidak. c. Penggerakan (Actuating) Agar penggerakan berjalan dengan baik, hendaknya dikaji dari beberapa sisi, antara lain fungsi penggerakan yang harus terpenuhi, serta sikap dan perilaku seorang pemimpin yang hendaknya memenuhi kriteria sehingga dapat menggerakkan bawahannya. d. Pengendalian (Controling) Pengendalian dalam manajemen memiliki beberapa fungsi pokokk, adapun fungsi-fungsi pokok tersebut adalah sebagai berikut: 1. Mencegah terjadinya penyimpangan-penyimpangan 2. Memperbaiki penyimpangan yang terjadi 3. Mendinamisasikan organisasi 4. Mempertebal rasa tanggungjawab
29
e. Mengakhiri Pembangunan Proyek Bisnis Dalam mengakhiri pembangunan proyek perlu memperhatikan beberapa hal agar tidak terjadi masalah dikemudian hari. Adapun langkah-langkah yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut: 1. Menetapkan organisator terminasi proyek 2. Mengadakan pertemuan untuk proses teminasi 3. Menyiapkan laporan dari masing-masing personil 4. Mengakhiri semua dokumen keuangan 5. Akhiri semua perintah kerja 6. Lengkapi semua dokumen 7. Tutup semua bagian proyek dan mengembalikan semua perlengkapan 8. Lakukan pos audit atas selesainya proyek 9. Membuat penyataan persetujuan 10. Tutup semua bagian fisik proyek dan lakukan pemutusan hubungan kerja 2.2.3.5 Aspek Sumber Daya Manusia Studi pada aspek ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam pembangunan dan implementasi bisnis layak atau tidak dilihat dari ketersediaan sumber daya manusia. Sehingga hal-hal yang perlu dikaji adalah jumlah karyawan yang dibutuhkan, menentukan deskripsi pekerjaan, menetukan kebijakan rekrutmen, seleksi dan orientasi, produktifitas, program pelatihan dan pengembangan, penentuan
30
prestasi kerja dan kompensasi, perencanaan karier, kesehatan dan keselamatan kerja, mekanisme PHK. 2.2.3.6 Aspek Finansial a. Kebutuhan Dana dan Sumbernya Dana investasi diklasifikasikan atas dasar aktiva tetap berwujud, seperti tanah, bangunan, pabrik dan mesin-mesin serta aktiva tetap tak berwujud, seperti paten, lisensi, biaya-biaya pendahuluan dan biaya-biaya operasi. Disamping untuk aktiva tetap, dana juga dibutuhkan untuk modal kerja, yang diartikan sebagai modal kerja bruto (menunjukkan semua investasi yang dibutuhkan untuk aktiva tetap). Menghitung modal kerja dapat menggunakan metode yang didasarkan pada waktu yang diperlukan dana sejak keluar dari kas sampai kembali menjadi kas. Setelah diketahui jumlah dana yang dibutuhkan, selanjutnya adalah menentukan dalam bentuk apa dana tersebut diperoleh. Beberapa sumber dana, antara lain: 1. Modal pemilik perusahaan yang disetorkan 2. Saham yang diperoleh dari penerbitan saham di pasar modal 3. Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan dan dijual dipasar modal 4. Kredit yang diterima dari bank 5. Sewa guna (leasing) dari lembaga non-bank b. Proyeksi Laba/Rugi Proyeksi laba/rugi adalah suatu metode yang ditujukan untuk mengetahui apakah dengan melakukan investasi dapat memberikan keuntungan yang diinginkan.
31
Pada proyeksi laba/rugi dihitung segala komponen biaya langsung dan tidak langsung kemudian dibandingkan dengan nilai penjualan per periode. Pada tahap ini juga dimasukkan nilai pajak sebagai pengurang laba kotor sehingga diperoleh laba bersih per periode waktu. Pada komponen biaya langsung dan tidak langsung terdapat biaya penyusutan yang disebut juga depreciation cost. Menurut Wignjosoebroto S. (2006), penyusutan diklasifikasikan menjadi tiga bentuk, yaitu penyusutan fisik, fungsi kerja dan nilai ekonomis/akuntansi. Untuk menentukan besarnya nilai penyusutan suatu investasi, dapat menggunakan 4 metode, yaitu: 1. Metode penyusutan garis lurus Metode ini memberikan kemungkinan untuk menyusutkan nilai suatu assets pada laju yang konstan selama periode penyusutan berlangsung. Rumusan penetapan nilai penyusutan dengan metode ini sebagai berikut
AD =
1 (P − S ) N
Dimana:
AD = Assets Depreciation (rupiah) P = Biaya awal (rupiah) S = Nilai sisa pada akhir periode depresiasi (rupiah) N = Periode tahun depresiasi
2. Metode penyusutan jumlah-digit-tahun (sum of year digit) Metode ini akan menghitung besarnya biaya penyusutan (depresiasi) pada satu tahun tertentu berdasarkan rasio digit tahun yang bersangkutan dengan
32
jumlah digit tahun-tahun dimana periode depresiasi berlaku. Metode ini akan memberikan kemungkinan nilai suatu asset akan terus berkurang pada laju pengurangan tertentu. Besarnya nilai depresiasi dapat dihitung sebagai berikut: AD1 =
N (P − S ) 1 + 2 + .... + N
AD2 =
N −1 (P − S ) 1 + 2 + .... + N
AD N =
1 (P − S ) 1 + 2 + .... + N
Dimana:
AD = Assets Depreciation (rupiah) P = Biaya awal (rupiah) S = Nilai sisa pada akhir periode depresiasi (rupiah) N = Periode tahun depresiasi
3. Metode penyusutan keseimbangan menurun Metode ini akan menghasilkan biaya depresiasi dalam jumlah besar pada tahun-tahun awal dan selanjutnya menurun cepat pada periode tahun berikutnya. Formulasi perhitungan depresiasinya sebagai berikut: ADn = (% R)( BVn −1 ) Dimana:
AD
= Assets Depreciation (rupiah)
%R
= Persentase penyusutan yang dikehendaki per tahun
BVn-1 = Nilai buku pada tahun ke-n (n = 1, 2, ...., N)
33
N = Periode tahun depresiasi 4. Metode penyusutan dana berkurang Metode ini menilai suatu asset akan berkurang dengan laju penyusutan yang terus bertambah besar. Dalam metode ini, adanya bunga bank akan ikut dipertimbangkan sebagai konsekuensi adanya perubahan nilai uang sesuai dengan fungsi waktu. Perumusannya sebagai berikut: AD = (P – S)(A/F, %Bunga, N) Dimana:
AD
= Assets Depreciation (rupiah)
P = Biaya awal (rupiah) S = Nilai sisa pada akhir periode depresiasi (rupiah) %Bunga = Persentase bunga bank yang digunakan N = Periode tahun depresiasi
c. Aliran Kas (Cash Flow)
Aliran kas disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama satu periode tertentu serta memberikan keterangan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber-sumber kas dan penggunaan-perngunaannya. Kas merupakan aktiva yang paling likuid atau merupakan salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi likuiditasnya. Jika tingkat likuiditasnya tinggi, dapat disebabkan oleh tingkat perputaran kas yang rendah, sehingga keuntungan perusahaan pun rendah. Begitu sebaliknya, jika tingkat likuiditasnya rendah atau jumlah kas sedikit yang disebabkan tingkat perputaran kas yang tinggi, memang perusahaan akan 34
mendapatkan keuntungan yang besar, tetapi menjadi tidak likuid jika terjadi kebutuhan dana secara mendadak. Sumber-sumber penerimaan kas, baik yang bersifat rutin maupun insidentil antara lain: 1. Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap, atau adanya penurunan aktiva tidak lancar yang diimbangi dengan penambahan kas 2. Adanya emisi saham maupun penambahan modal oleh pemilik 3. Pengeluaran surat tanda bukti utang serta bertambahnya utang yang diimbangi dengan adanya penerimaan kas 4. Adanya penerimaan kas, misalnya karena sewa, bunga, atau dividen. Sedangkan pengeluaran kas dapat disebabkan oleh transaksi-transaksi antara lain sebagai berikut: 1. Pembelian saham atau obligasi dan aktiva tetap lainnya 2. Penarikan kembali saham yang beredar dan pengembalian kas perusahaan oleh pemilik perusahaan 3. Pembayaran angsuarn atau perlunasan utang 4. Pembelian barang secara tunai 5. Pengeluaran untuk membayar dividen, pajak, denda, dan sebagainya. d. Penilaian Investasi
Studi kelayakan aspek finansial perlu dilakukan analisis penilaian investasi. Adapun metode-metode yang digunakan, yaitu Payback Period, Net Present Value, Profitability Index, Internal Rate of Return dan Break Even Point. 35
1. Payback Period (PP)
Menurut Umar H. (2005), metode ini digunakan untuk mencari periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan aliran kas. Adapun rumusnya sebagai berikut: PP =
Nilai _ Investasi x1Tahun Kas _ Masuk _ Bersih
Kriteria penilaian untuk metode ini adalah jika PI lebih pendek waktunya dari umut ekonomis proyek yang ditentukan maka usulan investasi dapat diterima. Metode PI ini cukup sederhana sehingga mempunyai kelemahan. Kelemahan utamanya yaitu tidak memperhatikan konsep nilai waktu dari uang disamping juga tidak memperhatikan aliran kas masuk setelah payback. Jadi, pada intinya metode ini hanya digunakan sebagai pendukung metode lain. 2. Net Present Value (NPV)
Menurut Umar H. (2005), NPV merupakan selisih antara present value dari investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang. Untuk menghitung nilai sekarang diperlukan tingkat bunga yang relevan. Adapun rumus NPV sebagai berikut: n
NPV = ∑ t =1
CFt − I0 (1 + K ) t
Dimana: CFt = aliran kas pertahun pada periode t I0
= investasi awal pada tahun 0
K
= suku bunga (discount rate)
36
Adapun kriteria penilaian untuk metode ini adalah sebagai berikut: •
Jika NPV > 0, maka usulan proyek diterima
•
Jika NPV < 0, maka usulan proyek ditolak
• Jika NPV = 0, nilai perusahaan tetap walau usulan proyek diterima atau ditolak. 3. Profitability Index (PI)
Menurut Johan S. (2011), PI adalah rasio atau perbandingan antara jumlah nilai sekarang arus kas selama umur ekonomisnya dan pengeluaran awal proyek. Adapun rumusnya sebagai berikut: n
PI =
CFt
∑ (1 + K ) t =1
t
I0
Dimana: CFt = aliran kas pertahun pada periode t I0
= investasi awal pada tahun 0
K
= suku bunga (discount rate)
Adapun kriteria penilaian kelayakan untuk metode ini adalah sebagai berikut: •
Proyek dinilai layak jika PI > atau = 1, sebaliknya
•
Dinilai tidak layak jika PI < 1
4. Internal Rate of Return (IRR)
Menurut Johan S. (2011), IRR merupakan metode penilaian kelayakan proyek dengan menggunakan perluasan metode nilai sekarang. Pada posisi NPV = 0 akan diperoleh tingkat persentase IRR. Rumusnya dapat didefinisikan sebagai berikut:
37
n
CFt
∑ (1 + IRR) t =1
t
= I0
Dimana: CFt = aliran kas pertahun pada periode t I0
= investasi awal pada tahun 0
IRR = Rate yang dihasilkan Adapun kriteria kelayakan untuk metode ini adalah sebagai berikut: •
Proyek dinilai layak jika IRR lebih besar dari persentase biaya modal (bunga kredit) atau sesuai dengan persentase keuntungan yang ditetapkan investor
•
Proyek dinilai tidak layak jika IRR lebih kecil dari biaya modal atau lebih rendah dari tingkat keuntungan yang diinginkan investor
Metode ini memiliki beberapa kelebihan, antara lain: •
Sudah menghitung nilai uang yang disebabkan oleh faktor waktu
•
Memperhitungkan usia ekonomis proyek
•
Memperhitungkan adanya nilai sisa proyek
•
Bank lebih mudah menentukan persentase tingkat suku bunga maksimum yang bisa ditutup proyek.
5. Break Even Point (BEP)
Menurut Pujawan I.N. (2009), analisis titik impas pada permasalahan produksi digunakan untuk menentukan tingkat produksi yang bisa mengakibatkan perusahaan berada pada kondisi impas.
38
Ada tiga komponen biaya yang dipertimbangkan dalam analisis ini, yaitu: •
Biaya-biaya tetap (fixed cost), yaitu biaya-biaya yang besarnya tidak dipengaruhi oleh volume produksi. Beberapa yang termasuk biaya tetap antara lain biaya gedung, biaya tanah, biaya mesin, biaya peralatan, dan sebagainya.
•
Biaya-biaya variabel (variable cost), yaitu biaya-biaya yang besarnya tergantung terhadap volume produksi. Biaya-biaya yang tergolong biaya variabel diantaranya adalah biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
•
Biaya total (Total Cost), yaitu jumlah dari biaya-biaya tetap dan biaya-biaya variabel.
Adapun perumusannya adalah sebagai berikut: TC = FC + VC TC = FC + c. X
Dimana: TC = Total Cost FC
= Fixed Cost
VC = Variable Cost c
= Variable Cos per unit produk
X
= Volume Produk
Titik impas akan diperoleh apabila total ongkos-ongkos yang terlibat sama dengan total pendapatan. Dan dapat dirumuskan sebagai berikut
39
TR = TC p. X = FC + cX FC X = p−c Dimana: TR = Total Revenue p
= Harga produk per unit
X
= Volume Produk
FC
= Fixed Cost
c
= Variable Cos per unit produk
Gambar 2.1 Diagram titik impas pada permasalahan produksi Sumber: Pujawan I.N. (2009)
2.2.3.7 Aspek Ekonomi, Sosial dan Politik
Dalam penyusunan studi kelayakan, sebagai awalan dalam melakukan analisis diperlukan informasi lingkungan luar perusahaan untuk mengetahui seberapa besar lingkungan tersebut memberikan peluang maupun ancaman bagi rencana bisnis. Oleh
40
karena itu, perlu dikaji hubungan timbal balik antara rencana bisnis dengan lingkungan luar yang terdiri dari aspek ekonomi, sosial dan politik. 2.2.3.8 Aspek Lingkungan Industri
Selain ketiga aspek diatas, lingkungan luar lain yang paling dekat adalah lingkungan industri, dimana bisnis perusahaan berada. Dalam aspek lingkungan industri ini, hal-hal yang perlu dikaji dalam rangka studi kelayakan yaitu ancaman untuk pendatang baru, persaingan sesama perusahaan didalam industrinya, ancaman dari produk pengganti, kekuatan tawar-menawar pembeli, kekuatan tawar-menawar pemasok, dan pengaruh kekuatan stakeholder. 2.2.3.9 Aspek Yuridis
Aspek ini dimaksudkan untuk meyakini apakah secara yuridis rencana bisnis dapat dinyatakan layak atau tidak. Jika suatu rencana yang secara aspek yuridis tidak layak tetapi tetap direalisasikan maka akan beresiko dihentikan oleh pihak yang berwenang atau oleh protes dari masyarakat. Adapun hal-hal yang perlu dikaji adalah siapa pelaksana bisnis, bisnis apa yang dilaksanakan, waktu pelaksanaan bisnis, dimana bisnis dilaksanakan, bagaimana bisnis dilaksanakan terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. 2.2.3.10 Aspek Lingkungan Hidup
Tujuan dari pengkajian aspek ini adalah memastikan bahwa rencana bisnis layak atau tidak secara lingkungan hidup yang meliputi udara dan air. Dan kajian-
41
kajian yang dilakukan, antara lain kegunaan AMDAL dikaitkan dengan studi kelayakan bisnis, peraturan dan perundang-undangan AMDAL, komponen AMDAL, dan pelaksanaan proses pengelolaan dampak lingkungan. 2.3 Konsep Manajemen Teknologi
Menurut Task Force Management Technology yang diterjemahkan Nazaruddin (2008), manajemen teknologi merupakan disiplin yang menjembatani bidang engineering dan science dengan bidang manajemen yang ditujukan untuk perencanaan, pengembangan, dan implementasi teknologi dalam rangka pencapaian sasaran strategik dan operasional suatu organisasi. Komponen-komponen dasar teknologi dapat dibagi menjadi empat, antara lain sebagai berikut: a. Fasilitas Rekayasa (Technoware) Cakupannya antara lain peralatan, perlengkapan, mesin-mesin, alat pengangkut dan infrastruktur fisik. b. Kemampuan Insani (Humanware) Cakupannya antara lain pengetahuan, keterampilan, kebijakan, kreatifitas, dan pengalaman. c. Informasi (Infoware) Cakupannya antara lain proses, prosedur, teknik, metode, teori, spesifikasi, pengamatan, dan keterkaitan.
42
d. Organisasi (Orgaware) Cakupannya antara lain praktik-praktik manajemen, linkages, dan pengaturan organisasional.
Keempat komponen tersebut terkait satu sama lainnya. Keterkaitannya adalah sebagai berikut: a. Technoware merupakan inti dari sistem transformasi. Technoware dibangun, disiapkan, dan dioperasikan oleh humanware. b. Humanware merupakan elemen kuncidari suatu operasi transformasi. Humanware menggunakan Infoware dalam menjalankan operasi transformasi. c. Infoware juga digunakan oleh Humanware dalam melakukan pembuatan keputusan dan dalam mengoperasikan Technoware. d. Orgaware mengarahkan dan mengendalikan infoware, humanware dan technoware dalam menjalankan operasi ransformasi.
43
2.4 Review Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian terdahulu yang dilakukan beberapa penulis, dibahas aspekaspek kelayakan bisnis secara kompleks. Ibrahim Y. (2003) membahas membahas delapan aspek kelayakan bisnis, diantaranya aspek pasar, pemasaran, teknik dan teknologi, manajemen, finansial, ekonomi, sosial dan politik, yuridis, dan lingkungan hidup. Johan S. (2011) mengangkat sembilan aspek dalam penelitiannya, seperti aspek pasar, pemasaran, teknik dan teknologi, manajemen, sumber daya manusia, finansial, ekonomi, sosial dan politik, yuridis, dan lingkungan hidup. Kasmir, & Jakfar. (2008) meneliti delapan aspek kelayakan bisnis, yaitu aspek pasar, pemasaran, teknik dan teknologi, manajemen, finansial, ekonomi, sosial dan politik, yuridis, dan lingkungan hidup. Umar H. (2005) meneliti sepuluh aspek dalam penelitiannya, antara lain aspek pasar, pemasaran, teknik dan teknologi, manajemen, sumber daya manusia, finansial, ekonomi, sosial dan politik, lingkungan industri, yuridis, dan lingkungan hidup. Sedangkan tugas akhir ini hanya membahas tiga aspek kelayakan bisnis, diantaranya aspek pasar yang digunakan untuk meneliti proyeksi permintaan mendatang, aspek teknik dan teknologi untuk meneliti kesiapan komponenkomponen teknologi dalam mendukung peningkatan kapasitas produksi dan aspek finansial untuk meneliti kelayakan investasi peningkatan kapasitas produksi.
44
Tabel 2.1 Perbandingan Aspek Kelayakan Bisnis yang digunakan dalam penelitian
Johan S. (2011)
√
√
√
√
Kasmir, & Jakfar. (2008)
√
√
√
√
Umar H. (2005)
√
√
√
√
Tugas akhir ini
√
√
√
√
Aspek Lingkungan Hidup
√
Aspek Yuridis
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Aspek Lingkungan Industri
Aspek Manajemen
√
Aspek Ekonomi, Sosial dan Politik
Aspek Teknik dan Teknologi
√
Aspek Finansial
Aspek Pemasaran
Ibrahim Y. (2003)
Penelitian
Aspek Sumber Daya Manusia
Aspek Pasar
Aspek-aspek Studi Kelayakan
√
√
Sumber: Ibrahim Y. (2003), Johan S. (2011), Kasmir, & Jakfar. (2008), Umar H. (2005)
45