BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Sistem Informasi Menurut O’Brien (2006:5) sistem informasi dapat merupakan kombinasi teratur apapun dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. Pengertian sistem informasi menurut Gelinas dan Dull (2008:13), sebuah sistem infromasi atau sistem informasi manajemen adalah sebuah sistem buatan manusia yang umumnya terdiri dari sekumpulan komponen berbasis computer dan komponen manual
yang terintegrasi untuk
mengumpulkan, menyimpan, dan mengelola data dan untuk menghasilkan infromasi kepada pengguna. Pengertian sistem informasi menurut Satzinger, Jackson dan Brud (2005:7) adalah sekumpulan komponen yang saling berhubungan satu dengan yang
lainnya
untuk
mengumpulkan,
memproses,
menyimpan
dan
menyediakan hasil berupa informasi yang dibutuhkan untuk melengkapi tugas bisnis.
2.2
Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Dalam jurnal Soudani (2012) sistem informasi akuntansi adalah sistem yang digunakan unuk mencatat transaksi keuangan dari sebuah bisnis atau organisasi. Menurut Turner dan Weickgenannt (2013:4) sistem informasi akuntansi meliputi proses, prosedur dan sistem yang mengambil data akuntansi dari proses bisnis; mencatat data akuntansi ke dalam jurnal yang tepat; memproses data akuntansi dengan mengklasifikasikan, merangkum, dan menggabungkan; dan melaporkan hasil rangkuman data akuntansi kepada pengguna internal dan eksternal. Menurut Romney dan Stienbart (2009:28), sistem informasi akuntansi adalah sebauh sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan dan
7
8
memproses data untuk menghasilkan informasi bagi para pengambil keputusan.
2.2.1
Kegunaan Sistem Informasi Akuntansi Menurut Jones dan Rama (2006:6-7) kegunaan dari sistem informasi akuntansi adalah: •
Menghasilkan laporan bagi pihak eksternal seperti kreditur, bank, investor dan lainnya.
•
Mendukung aktivitias rutin seperti menerima pemesanan, mengirimkan barang dan jasa, melakukan penagihan dan menerima pembayaran.
2.2.2
•
Membantu dalam proses pengambilan keputusan.
•
Membantu dalam proses perencanaan dan pengendalian.
•
Menerapkan pengendalian internal
Komponen Sistem Informasi Akuntansi Menurut Reomney dan Steinbart (2006:28-29), ada enam buah komponen dalam sistem informasi akuntansi, yaitu: •
Orang yang menjalankan sistem dan melaksanakan berbagai fungsi
•
Prosedur
dan
instruksi,
baik
manual
maupun
otomatis,termasuk di dalamnya mengumpulkan, memproses dan menyimpan data mengenai kegiatan organisasi •
Data mengenai organisasi dan proses bisnisnya
•
Perangkat lunak yang digunakan untuk memproses data organisasi
•
Infrastruktur
teknologi
informasi,
termasuk
komputer,
perangkat, dan peralatan komunikasi jaringan yang digunakan untuk
mengumpulkan,
menyimpan,
memproses
dan
mengirimkan data dan informasi. •
Pengendalian internal dan pengukuran keamanan untuk melindungi data dalam sistem informasi akuntansi.
9
2.3
Pengendalian Internal Pengendalian internal menurut Turner dan Weickgenannt (2013:4) adalah seperangkat prosedur dan kebijakan yang diterapkan dalam sebauh organisasi untuk melindungi asset yang ada, mengecek keakuratan dan keandalan dari data, meningkatkan efisiensi operasional, dan mendukung kepatuhan terhadap praktek-praktek manajerial yang ditentukan. Menurut Boynton dan Johnson (2006:391) berdasarkan laporan COSO pengertian pengendalian internal adalah sebauh proses, yang dipengaruhi oleh dewan direksi entitas, manajemen, dan personel lainnya, dibuat untuk memberika keamanan terkait pencapaian tujuan atas beberapa kategori berikut: -
Keandalam laporan keuangan
-
Kepatuhan dengan hukum dan peraturan yang berlaku
-
Efektifitas dan efisiensi operasional
2.3.1
Komponen Pengendalian Internal Menurut Rama dan Jones (2006:105) berdasarkan laporan COSO ada lima komponen dari pengendalian internal yang dapat mempengaruhi organisasi dalam mencapai tujuan pengendalian internal yaitu: •
Pengendalian lingkungan Mengarah pada faktor-faktor yang menetapkan pola dari organisasi dan mempengaruhi kesadaran pengendalian dari karyawannya. Faktor-faktor ini adalah integritas, nilai etis, dan filosofi manajemen dan operasional. Selain itu cara manajemen menugaskan
tanggungjawab
dan
otoritas,
mengelola
dan
mengembangkan orang, dan perhatian dan arahan yang diberikan oleh dewan direksi juga termasuk di dalamnya. •
Penilaian resiko Identifikasi dan anlisis resiko yang dapat menggangu tercapainya tujuan pengendalian internal
•
Aktivitas pengendalian
10
Kebijakan
dan
prosedur
yang
dikembangkan
oleh
organisasi untuk menangani resiko. Aktifitas yang dapat dilakukan adalah: -
Meninjau performa adalah aktivitas yang menganalisa performa contohnya
membandingkan
actual
dengan
perencanaan awal. -
Pemisahan tugas yaitu menugaskan tanggungjawab untuk otorisasi transaksi, mengeksekusi transaksi, mencatat transaksi dan penjagaan asset oleh beberapa karyawan yang berbeda.
-
Pengendalian aplikasi
-
Pengendalian umum contohnya akses terbatas atas computer dan data perusahaan
•
Informasi dan komunikasi Sistem informasi menggambarkan sekumpulan prosedur dan catatan yang digunakan untuk memulai, mencatat, memproses dan melaporkan kejadian atas proses dari entitas. Komunikasi mengarah pada memberikan pemahaman yang jelas mengenai tugas dadri setiap orang dan tanggungjawabnya.
•
Pengawasan mengarah pada pengawasan pengendalian internal untuk memastikan pengedalian yang ada berjalan dengan benar.
2.4
Siklus Pembelian Menurut Rama dan Jones (2006:20) siklus pembelian dari organisasiorganisasi yang berbeda hampir sama karena memiliki beberapa atau semua operasi dibawah ini: •
Konsultasi dengan pemasok. Sebelum memutuskan untuk membeli pembelian, perusahaan akan menghubungi beberapa pemasok untuk memperoleh pemahaman dari barang dan jasa yang tersedia termasuk harganya.
•
Memproses permintaan. Dokumen permintaan barang atau jasa terlebih dahulu dipersiapkan oleh pegawai dan disetujui oleh supervisor.
11
Permintaan pembelian kemudian dipakai oleh departemen pembelian untuk melaksanakan pemesanan dengan pemasok. •
Membuat kesepakatan dengan pemasok untuk membeli barang atau jasa di kemudian hari. Persetujuan dengan pemasok termasuk purchase order dan kontrak dengan pemasok.
•
Menerima barang atau jasa dari pemasok. Organisasi harus memsatikan bahwa barang yang benar diterima dan dalam kondisi yang baik. pada organisasi besar, unit penerimaan yang terpisah bertanggungjawab atas penerimaan barang. Departemen penerimaan menerima barang dan meneruskannya ke departemen permintaan.
•
Mengakui klaim atas barang dan jasa yang diterima. Setelah barang diterima, pemasok mengirimkan sebuah invoice. Jika tagihannya benar, departemen piutang mencatat invoice.
•
Memilih invoice untuk dibayar. Banyak perusahaan memilih invoice untuk dibayar berdasarkan jadwal, biasanya mingguan.
•
Membuat cek. Setelah invoice dipilih untuk dibayar, cek akan dibuat, ditandatangani, dan dikirim ke pemasok.
2.4.1
Pembelian Menurut Gelinas dan Dull (2008:420), pembelian adalah sebuah struktur yang berinteraksi dengan orang, peralatan, metode, dan control yang dirancang untuk mencapai fungsi-fungsi utama dibawah ini: o Menangani rutinitas kerja yang berulang dari departemen pembelian dan depasrtemen penerimaan o Mendukung kebutuhan pemngambilan keputusan dari orang-orang yang mengatur departemen pembelian dan penjualan. o Membantu dalam penyiapan laporan internal dan eksternal
2.5
Siklus Pendapatan Menurut Rama dan Jones (2006:443-444) siklus pendapatan dari jenisjenis organisasi yang berbeda adalah sama dan di dalamnya terdiri dari beberapa atau semua dari operasi dibawah ini:
12
-
Respon terhadap permintaan pelanggan
-
Mengembangkan perjanjian dengan pelanggan untuk menyediakan barang dan jasa di kemudian hari
-
Menyediakan jasa atau pengiriman barang kepada pelanggan
-
Mengakui klaim atas barang dan jasa yang telah diseberikan
-
Menerima uang
-
Menyimpan uang ke bank
-
Menyiapkan laporan
2.5.1
Pendapatan Menurut Godfrey, Hodgson, Traca, Hamilton dan Holmes (2010:292) pengertian pendapatan menururt IAS 18/AASB 118, paragraph 7 pendapatan diartikan sebagai pemasukan kotor dari keuntungan ekonomis selama periode munculnya aktifitas dari sebauh entitas ketika pemasukkan itu berdampak pada peningkatan ekuitas, selain yang berkaitan dengan kontribusi dari perserta ekuitas. Menurut Ahmed dan Belkaoui (2004: 178) pendapat dapat dilihat dari dua pandangan yaitu berdasarkan aset atau liability yang berarti sebagai peningkatan pada aset atau penurunan pada kewajiban yang tidak berefek pada modal sedangkan berdasarkan pandangan dari pendapatan atau beban pendapatan merupakan hasil dari penjualan barang atau jasa yang termasuk didalamnya untung dari penjualan dan perutukaran aset, bunga dan deviden yang didapat dari investasi dan peningkatan modal pemilik selama periode atau kontribusi dan penyesuaian terhadap modal.
2.5.2
Penjualan Menurut Reeve, Warren, Duchac (2012:256) penjualan adalah total yang dikenakan kepada konsumen atas barang yang terjual, baik penjualan secara tunai maupun kredit. Menurut
Soemarso
(2008:174)
menjelaskan
mengenai
penjualan seperti berikut ini: pada saat perusahaa menjual barang dagangnya, maka diperoleh pendapatan. Jumlah yang dibebankan
13
kepada pembeli untuk barang dagang yang diserahkan merupakan pendapatan perusahaan yang bersangkutan. Penjualan dapat dilakukan secara kredit maupun tunai dan pada umumnya kepada beberapa pelanggan.
2.5.3
Penjualan Tunai Menurut Mulyadi (2010: 455), sistem penjualan tunai merupakan sistem yang dilakukan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran harga terlebih dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli.
2.5.4
Penjualan Kredit Menurut Mulyadi (2010: 210), penjualan kredit merupakan penjualan yang dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mengirim barang sesuai dengan order yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut. Menurut Kasmir (2008: 108) terdapat prinsip 5C dalam pemberian kredit yaitu akan dijelaskan sebagai berikut: a. Character Prinsip character ini berfokus kepada analisis terhadap watak dari peminjam. Hal ini penting, dikarenakan kredit merupakan kepercayaan yang diberikan kepada debitur sehingga debitur seharusnya adalah pihak yang dapat dipercaya dan memiliki niat baik untuk mengembalikan. Hal-hal yang termasuk dalam analisis watak debitur ini yaitu riwayat peminjaman, reputasi dala bisnis dan keuangan, manajemen, dan legalitas usaha. b. Capacity Prinsip capacity ini berfokus untuk mengukur tingkat kemampuan debitur dalam membayar. Kemampuan ini dapat diuraikan ke dalam kemampuan manajerial dan kemampuan finansial.
14
c. Capital Prinsip capital ini berfokus untuk mengukur kemampuan debitur untuk memiknul beban pembiayaan yang dibutuhkan dan bagaimana debitur atau perusahaan tersebut dapat menanggung resiko yang mungkin saja dapat muncul terkait dengan keputusan yang dibuatnya. d. Collateral Prinsip collateral ini berfokus kepada pemberian jaminan yang dapat diberikan oleh debitur. Jaminan hendaknya dapat melebihi jumlah kredit yang diberikan. e. Condition of Economy Prinsip condition of economy ini berfokus kepada kondisi ekonomi, sosial, dan politik yang ada pada saat ini dan dampak yang mungkin akan muncul nantinya pada bidang usaha debitur
2.5.5
Piutang Usaha Menurut Reeve, Warren, Duchac (2012:256) piutang usaha adalah tagihan terhadap kosumen yang muncul karena adanya penjualan barang atau jasa secara kredit.
2.5.6
Retur Penjualan Menurut Reeve, Warren, Duchac (2012:256) retur penjualan adalah barang yang dikembalikan oleh konsumen atau penyesuaian atas barang yang cacat atau rusak. Menurut Hall (2008:170) terdapat banyak alasan yang dapat menyebabkan barang yang telah dijual dikembalikan lagi oleh pelanggan, berikut beberapa alasannya: 1. Perusahaan mengirimkan barang dagangan yang salah ke pelanggan. 2. Barang yang dikirmkan adalah barang yang salah. 3. Barang rusak dalam pengiriman. 4. Pelanggan menolak pengiriman barang karena keterlambatan pengiriman barang atau pengiriman barang tertunda.
15
2.5.7
Penerimaan Kas Menurut Hall (2008:173), menyebutkan ada 5 prosedur yang terlibat dalam sistem penerimaan kas, yang meliputi : 1. Remittance entry Pada tahap ini, kasir akan mengumpulkan semua cek dan mencocokan dengan remittance advice yang diterima, kemudian menjumlahkan semua cek yang diterima. Kemudian remittance list, yang berisi daftar remittance advice secara keseluruhan dibuat. 2. Depositing receipts Salah satu salinan dari remittance list dikirimkan ke kasir yang akan membandingkan dan merekonsiliasi. Kemudian, kasir ini akan
membuat deposit
slip dan cash
receipt
transaction
listing (jurnal). Setelah itu, barulah semua cek disetorkan ke bank. 3. Update Accounts Receivable Remittance advice digunakan untuk mengirim ke rekening nasabah dalam buku besar pembantu piutang. Secara berkala, perubahan saldo rekening dirangkum dan diteruskan ke fungsi buku besar. 4. Update General Ledger Setelah menerima voucher jurnal dan ringkasa akun, fungsi buku besar umum dituliskan ke rekening kas dan rekening kendali piutang dan flie voucher jurnal. 5. Reconcile Cash Receipts and Deposits Secara berkala (mingguan atau bulanan), seorang pegawai dari kantor pengawas (atau karyawan tidak terlibat dengan prosedur penerimaan
kas)
menyatukan
penerimaan
membandingkan dokumen-dokumen berikut: -
Salinan prelist yang terkait.
-
Slip penyetoran yang diterima dari bank.
-
Jurnal voucher yang terkait.
kas
dengan
16
2.6
Persediaan 2.6.1
Pengertian Persediaan Pengertian persediaan menurut Alfredson, Leo, Picker, Pacter, Radford, dan Wise (2007:342) di dalam paragraf 6 IAS 2 bahwa persediaan adalah asset: •
Ditahan untuk dijual dalam aktivitas bisnis
•
Proses dari produksi seperti penjualan
•
Dalam bentuk bahan baku atau persediaan yang akan digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa Persediaan menurut Kieso, Weygandt, Warfield (2010, p382)
adalah asset yang dipegang oleh perusahaan untuk dijual dalam kegiatan bisnis, atau barang yang akan digunakan dalam produksi barang untuk dijual.
2.6.2
Metode Penilaian Persediaan Menurut Stice dan Stice (2010, 462 – 466), ada ada empat metode yang digunakan, yaitu : 1. Specific Identification, dimana biaya bisa dialokasikan antara barang yang terjual selama suatu periode dan barang yang ada di gudang pada akhir periode pada biaya aktual dari unit spesifik. 2. Average Cost Method, menetapkan nilai rata-rata yang sama pada setiap unit. Metode ini berdasarkan pada asumsi bahwa barang yang dijual harus dikenakan pada biaya rata-rata, dimana rata-rata tersebut dihitung berdasarkan jumlah unit yang diperoleh pada setiap harga. 3. FIFO (First-In, First-Out) Method, metode ini berdasarkan pada asumsi bahwa unit yang terjual adalah unit yang paling lama yang ada di gudang. 4. LIFO (Last-In, First-Out) Method, metode ini berdasarkan pada asumsi bahwa bahwa barang yang terjual adalah barang yang paling baru.
17
2.7
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Menurut Waluyo (2009: 2) Pajak Pertambahan Nilai (PPN) merupakan pajak yang dikenakan atas konsumsi di dalam negeri (di dalam Daerah Pabean), baik konsumis barang maupun konsumsi jasa. Menurut Manihuruk (2010: 1) Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak atas konsumsi barang dan jasa di Daerah Pabean yang dikenakan secara bertingkat di setiap jalur produksi dan distribusi. Menurut Resmi (2011: 4) pajak masukan adalah PPN yang seharusnya sudah dibayar oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) karena perolehan Barang Kena Pajak (BKP) dan/atau penerimaan Jasa Kena Pajak (JKP) dan/atau pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar Daerah Pabean dan/atau impor BKP. Sedangkan pajak keluaran adalah PPN terutang yang wajib dipungut oleh PKP yang melakukan penyerahan BKP, penyerahan JKP, atau ekspor BKP. Faktur pajak adalah bukti pungutan pajak yang dibuat oleh PKP yang melakukan penyerahan BKP atau penyerahan JKP, atau bukti pungutan pajak karena impor BKP yang digunakan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
2.8
Object Oriented Analysis and Design Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:60) pendekatan objectoriented adalah sebuah pendekatan pengembangan sistem yang memandang sistem informasi sebagai sebuah kumpulan objek yang berinteraksi bersamasama untuk menyelesaikan sebuah tugas. Terdapat tiga aspek dalam pendekatan berbasis objek ini menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:60), yaitu: 1.
Object-oriented analysis (OOA) mendefinisikan semua tipe dari objek yang mengerjakan tugas dalam sebauh sistem dan menunjukkan interaksi pengguna apa yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas tersebut.
2.
Object-oriented design (OOD) mendefinisikan semua tipe objek yang dibutuhkan dalam berkomunikasi dengan orang dan peralatan yang ada dalam sistem, menunjukkan bagaimana objek berinteraksi untuk
18
menyelesaikan tugas, dan menjelaskan definisi dari setiap objek sehingga objek dapat diimplementasikan dengan bahasa dan lingkungan tertentu. 3.
Object-oriented Programming (OOP) adalah penulisan pernyataan dalam bahasa pemrograman untuk menentukan apa saja yang dilakukan oleh sebuah objek, termasuk pesan yang dikirimkan antar objek satu dengan uang lainnya.
2.8.1
Metodologi Pengembangan Sistem Metodologi pengembangan sistem adalah sebuah tuntunan yang harus diikuti dalam menyelesaikan setiap aktivitas yang ada dalam
pengembangan
sistem.
Di
dalam
sebauh
metodologi
terkandung model, tools dan teknik.
2.8.2
Model Model adalah represntasi dari sebuah aspek penting dari dunia nyata. model bisa berupa grafik atau bentukyang hampir sama dengan aslinya. Model yang digunakan dalam pengembangan sistem kebanyakan berupa model grafik yang disebut dengan diagram dam chart. Unified Modeling Language (UML) adalah seperangkat model dan notasi standar yang dikembangkan khusus untuk pengembangan berbasis objek.
2.8.2.1 Tools Tools adalah software pendukung yang membantu dalam mebuat model atau komponen lainnya yang dibutuhkan dalam proyek. Tools yang tersedia dalam pengembangan sistem adalah CASE (Computer-Aided System Engineering) tools. CASE tools ini membantu seorang analis sistem menyelesaikan tugas pengembangan.
19
2.8.2.2
Teknik Teknik adalah sekumpulan pedoman yang membantu seorang anlis dalam menyelesaikan sebuah tugas atau aktivitas pengembangan sistem. Best practice adalah pendekatan yang diterima secara umum untuk menyelesaikan sebuah tugas pengembangan sistem yang telah terbuk efektif.
2.8.2.3
UP (Unified Process) UP adalah sebuah metodologi pengembangan sistem berbasis objek yang dikembangankan oleh Grady Booch, James Rumbaugh dan Ivar Jacobson. Di dalam UP ini terdapat beberapa fitur unik, menggunakan UML untuk model sistem dan
menerapkan
Perancangan
UP
Unified
system Process
development (UP),
life
Unifief
cycle.
Modeling
Language (UML) models, tools, dan teknik-teknik bermanfaat untuk memperkuat contoh praktik terbaik dari banyak metode yang digunakan dalam pengembangan sistem, seperti: 1. Pengembangan secara iteratif 2. Penjabaran dan pengelolaan system requirements 3. Pengunaan arsitektur komponen 4. Pembuatan model visual 5. Verifikasi kualitas 6. Pengendalian perubahan UP memperkenalkan pendekatan baru untuk siklus hidup pengembangan sistem yang menggabungkan perulangan (iterations) dan tahapan (phases) yang disebut siklus hidup UP (UP life cycle). UP mendefinisikan empat tahapan siklus hidup yaitu: inception, elaboration, construction, dan transition.
20
Gambar 2. 1UP Disciplines Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 264) 2.8.3
Business Modeling and Requirement Discipline
2.8.3.1
Business Modeling Tujuannya
adalah
untuk
memahami
dan
mengkomunikasikan sifat dari lingkungan bisnis dimana sistem akan diterpakan. Ada 3 aktivitas: •
Memahami lingkungan sekitar
•
Membuat system vision
•
Membuat model bisnis
Model yang digunakan adalah: •
Struktur Organisasi
•
Activity Diagram. Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:
144)
diagram
alur
digunakan
untuk
mendeksripsikan kegiatan user dan kelanjutan dari aktivitas tersebut juga untuk mengambarkan bagaimana sebuah alur kerja dari proses bisnis yang berjalan dari suatu organisasi dilengkapi dengan informasi tambahan berupa dokumen serta rangkapnya yang mempengaruhi alur bisnis sebuah transaksi.
21
Gambar 2. 2 Activity Diagram Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 146) •
Event Table. Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 144) event table adalah katalog dari use case yang mengurutkan event dalam bentuk baris dan bagian kunci dari informasi tentang kejadian dalam kolom. Event table mendeskripsikan kegiatan dari proses bisnis berjalan dalam bentuk tabel.
Gambar 2. 3 Event Table Sumber:Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 175)
22
2.8.3.2 Requirement Discipline Tujuannya
adalah
untuk
memahami
dan
mendokumentasikan proses bisnis kebutuhan pemrosesan. Kegaitan yang dilakukan: a. Mengumpulkan informasi detail, terdiri dari: •
Analis perlu untuk berdialog dengan user dari sistem baru
•
Analis harus berdialog dengan user dari sistem yang hampir sama
•
Analis harus membaca dokumentasi dari sistem yang sedang berjalan saat ini
•
Mengembangkan keahlian di bidang bisnis yang akan didukung dengan sistem
•
Informasi
teknis
lainnya
yang
perlu
untuk
dikumpulkan seperti, penggunaan computer, lokasi kerja, system interface dan software packages b. Menentukan kebutuhan •
Model mengkomunikasikan fungsi kebutuhan
•
Pembuatan
model
tetap
dijalankan
selama
adalah
sumber
pengumpulan infromasi •
Proses
penyempurnaan
pembelajaran bagi analis •
Model tertentu dibuat berdasarkan pengembangan sistem
•
UP memberikan seperangkat model yang mungkin untuk digunakan
c. Prioritas kebutuhan •
User cenderung meminta sejumlah fungsi yang cukup banyak
•
Kekurangan implementasi
sumber
daya
membatasi
fungsi
23
•
Terjadinya scope creep yaitu penambahan jumlah fungsi
•
Scope creep dapat mempengaruhi proyek misalnya biaya bertambah atau terlambatnya penyelesaian proyek
•
Prioritas memperkecil kemungkinan terjadinya scope creep
d. Mengembangkan user interface dialog •
Interface sebagai penghubung dengan mesin
•
User mengenali fungsi dari interface
•
Umpan balik deari pengguna atas interface yang baru sangat diandalkan
•
Interface dialog
e. Evaluasi kebutuhan dengan pengguna •
Model dibuat dan divalidasi berdasarkan kebutuhan user
•
Proses bersifat iterartif
•
Mengembangkan model alternative dan revisi yang berkelanjutan
Model yang digunakan adalah sebagai berikut : •
Usecase, digunakan untuk menggambarkan aktivitas yang dilakukan di sistem baru yang akan di design, biasanya untuk merespon permintaan dari pengguna.
Gambar 2. 4 Simple Use Case Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005 : 216)
24
•
Usecase Description, digunakan untuk menjelaskan lebih detail mengenai proses dari sebuah usecase. Terdapat tiga jenis use case, yaitu: o Brief Description
Gambar 2. 5 Brief Description Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005 : 221)
o Intermediate Description
Gambar 2. 6 Intermediate Description Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005 : 222) o Fully Developed Description
25
Gambar 2. 7 Fully Developed Description Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 233) •
Domain
Class
Diagram,
digunakan
untuk
menggambarkan struktur dan deskripsi kelas, package, dan objek serta hubungannya satu sama lain seperti containment, pewarisan, asosiasi, dan lain lain. Menurut Satzinger et al. (2005: 179-180), terdapat tiga langkah dalam mengembangkan suatu daftar mengenai apa yang dibutuhkan
oleh
sistem
untuk
menyimpan
sebuah
informasi. Langkah pertama menggunakan event table dan informasi di setiap kejadian, langkah kedua menggunakan informasi lainnya dari sumber yang lain, prosedur sebelumnya, dan laporan sebelumnya, dan langkah ke tiga memperbaiki daftar dan catatan pendapat atau isu untuk digali. 3 karakteristik yang dapat digunakan untuk menentukan apakah data tersebut dapat dijadikan class atau tidak : data tersebut adalah unik dan sistem perlu
26
tahu, data tersebut ada dalam jangkauan sistem yang akan dibuat, sistem perlu menyimpan datanya lebih dari satu kali.
Gambar 2. 8 UML Domain Class Diagram Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 185)
2.8.4
Design Discipline Tujuannya membuat sistem berdasarkan kebutuhan yang ada. Dalam perancangan ini akan dikembangkan arsitektur dan detail dari hardware, jaringan, database dan software. Aktivitas yang ada terdiri dari: •
First Cut Class Diagram, bentuk perluasan dari class diagram dimana ditambahkan navigasi visibilitas panah.
27
Gambar 2. 9 First-Cut Class Diagram Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 311) •
Three-layer
system
sequence
diagram,
digunakan
untuk
menggambarkan secara lengkap sequence diagram dengan menambahkan layer.
28
Gambar 2. 10 Three-Layer System Sequence Diagram Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005 : 325) •
Updated Class Diagram, hampir sama dengan first cut class diagram hanya selain ditambahkan navigasi visibilitas panah, juga ditambahkan behaviour yang membedakannya.
Gambar 2. 11 Updated Design Class Diagram Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 340)
29
•
Package diagram, digunakan untuk untuk mengasosiasikan kelaskelas dari grup yang saling berhubungan.
Gambar 2. 12 Package Diagram Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005 : 341) •
User interface, digunakan sebagai perancangan tampilan layar yang terdiri dari input dan output yang melibatkan secara langsung pengguna sistem.
•
Deployment and Software Architecture o Deployment environment terdiri dari hardware, software, dan networking agar sistem dapat dijalankan. Satzinger, Jackson dan Burd (2005:207) membaginya menjadi dua bagian, yaitu: 1. Single Computer Architecture adalah arsitektur yang menggunakan satu sistem computer untuk menjalankan semua aplikasi yang terkait dengan software.
30
Gambar 2. 13 Single Computer Architecture Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 271)
2. Multitier Computer Architecture adalah arsitektur yang mendistribusikan aplikasi terkait software atau beban pemrosesan antar beberapa sistem komputer. Arsitektur ini dibagi lagi menjadi dua bagian, yaitu: a. Clustered
Architecture
adalah
arsitektur
yang
menggunakan sekelompok komputer dengan tipe yang sama yang membagi beban pemrosesan dan bertindak sebagai satu sistem computer yang besar.
Gambar 2. 14 Clustered Architecture Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 271)
b. Multicomputer
Architecture
adalah
sekelompok
computer dengan tipe yang berbeda yang membagi beban pemrosesan melalui spesialisasi fungsi.
Gambar 2. 15 Multicomputer Architecture Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 271)
31
o Software Architecture dibagi menjadi dua oleh Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 277), yaitu: 1.
Client/Server
Architecture,
arsitektur
ini
membagi
software manjadi dua bagian, yaitu: •
Server adalah sebuah proses, modul, objek atau komputer yang menyediakan layanan melalui jaringan. Server mengolah satu atau lebih sumber sistem informasi.
• Client adalah sebuah proses, modul, objek atau komputer yang meminta layanan dari satu atau lebih server. Client berkomunikasi dengan server untuk meminta sumber atau informasi, dan server merespon terhadap permintaan tersebut. 2.
Three-Layer
Client/Server
Architecture,
adalah
client/server arsitektur yang membagi aplikasi menjadi tiga lapisan: •
Data layer, merupakan lapisan yang mengatur penyimpanan data.
•
Business
logic
layer
merupaka
lapisan
yang
mengimplemetasikan peraturan dan prosedur dari proses bisnis. •
View layer merupakan lapisan yang menerima imput dan format dari user dan menampilkan hasil dari pemrosesan.
Gambar 2. 16 Three-layer architecture Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 280)
32
2.9
Perancangan Basis Data Menurut Conolly dan Begg (2010: 65) basis data adalah sekumpulan data yang terhubung secara logis, dan deskripsi dari data, dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi suatu organisasi. Menurut Conolly dan Begg (2010, 371) ER (Entity-Relationship) model adalah pendekatan top-down terhadap perancangan basis data yang dimulai dari mengidentifikasi data penting yang disebut entitas dan hubungan antar data yang harus disajikan dalam model tersebut. Komponen-komponen yang digunakan antara lain sebagai berikut : a. Entity Types Konsep dasar dari ER model adalah entity type yang menggambarkan sekelompok objek di dunia nyata yang memiliki properti yang sama, yang memiliki keberadaan yang independen. b. Relationship Type Relationship type adalah sekelompok asosiasi antara satu atau lebih entity type yang berpartisipasi di dalamnya. c.
Attribute Attribute adalah sebuah properti dari entity type atau relationship type. Contoh, sebuah entity type Staff bisa dideskripsikan oleh atribut staffNo, nama, posisi dan gaji.
d. Multiplicity Multiplicity merupakan tingkat hubungan antara suatu entitas dengan entitas lainnya. Hubungan bisa dilihat dari berbagai sisi seperti dari segi kejadian atau banyak tidaknya hubungan yang terjadi antar dua antitas tersebut. Ada tiga kemungkinan tingkat hubungan yang ada yaitu : 1. One To One (1:1), terjadi bila suatu entitas hanya memiliki sebuah hubungan dengan entitas lainnya dan hubungan dinyatakan satu pada satu kejadian.
33
Gambar 2. 17 Contoh One-to One Relationship Sumber: Conolly dan Begg (2010,358)
2. One To Many atau Many To One (1:M, M;1), terjadi apabila sebuah entitas memiliki banyak hubungan dengan entitas lain atau sebaliknya.
Gambar 2. 18 Contoh One-to Many Relationship Sumber: Conolly dan Begg (2010,359)
3. Many To Many (M:N), terjadi apabila dua buah entitas memiliki banyak hubungan.
Gambar 2. 19 Contoh Many-to Many Relationship Sumber: Conolly dan Begg (2010,360)
2.9.1
Kamus Data Menurut Conolly dan Begg (2010: 65) kamus data atau data dictionary adalah penjelasan atau deksripsi data yang ada di dalam sistem.
34
2.10 Kerangka Berpikir Dalam menentukan langkah-langkah penelitian, maka dibuat kerangka berpikir dalam bentuk bagan sebagai berikut:
Gambar 2. 20 Kerangka Berpikir