BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1
Kajian Pustaka
2.1.1 Manajemen Manajemen menurut Malayu S.P. Hasibuan (2012;1) manajemen merupakan alat untuk mencapai tujuan yang diinginkan, manajemen yang baik akan lebih memudahkan terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Dengan manajemen daya guna dan hasil guna unsur-unsur manajemen dapat ditingkatkan.
2.1.2 Fungsi Manajemen Fungsi Manajemen terdiri dari 4 fungsi, terdiri atas: 1. Perencanaan (Planning) Perencanaan atau biasa disebut planning adalah hal yang ditentukan oleh manager dalam meimpin suatu perusahaan. Sehingga seorang manager dapat mengatur apa yang harus dikerjakan, siapa yang akan mengerjakan pekerjaan tersebut, dan bagaimana pekerjaan tersebut diselesaikan dengan baik dan sesuai tujuan perusahaan.
2. Penataan (Organizing) Penataan atau organizing
adalah penyusunan yang dilakukan guna
mendesain tugas yang harus diselesaikan ataupun dikerjakan oleh para tenaga kerja yang telah dipersiapkan dan ditata.
3. Pengarahan (Directing) Pengarahan atau directing adalah pemberian dorongan serta pemberian langkah-langkah yang jelas demi keamanan kerja yang harus dilakukan sebaikbaiknya oleh para karyawan.
4. Pengendalian (Controlling) Pengendalian atau controlling adalah ukuran-ukuran yang telah ada dalam perusahaan dalam bidang kegiatan dengan standar-standar yang telah dimiliki oleh perusahaan dalam bidang ketenagakerjaan.
2.1.3 Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia menurut Gary Dessler (2010;4) ialah manajemen sumber daya manusia sebagai kebijakan dan latihan untuk memenuhi kebutuhan karyawan atau aspek-aspek yang terdapat dalam sumber daya masnusia seperti posisi manajemen, pengadaan karyawan atau rekrutmen, penyaringan, pelatihan, kompensasi, dan penilaian prestasi kerja karyawan.
2.2
Bisnis Internasional Bisnis internasional adalah suatu kegiatan bisnis yang dilakukan antar suatu
negara dengan negara lain, dengan menghasilkan beberapa macam tipe ataupun jenis bisnis yang terjadi antar kedua negara tersebut. Menurut Kotler (2005), menyatakan bahwa terdapat aktivitas yang diberlakukan dalam mendapatkan keuntungan sehingga dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1.
Manufaktur adalah bisnis yang memproduksi produk yang berasal dari barang mentah atau komponen-komponen, kemudian dijual untuk mendapatkan keuntungan. Contohnya perusahaan yang memproduksi barang fisik seperti mobil atau pipa.
2.
Bisnis jasa adalah bisnis yang menghasilkan barang intangible (tak berwujud), dan mendapatkan keuntungan dengan cara meminta bayaran atas jasa yang mereka berikan. Contohnya adalah konsultan dan psikolog.
3.
Pengecer dan distributor adalah pihak yang berperan sebagai perantara barang antara produsen dengan konsumen. Kebanyakan toko dan perusahaan yang berorientasi-konsumen adalah distributor atau pengecer.
4.
Bisnis pertanian dan pertambangan adalah bisnis yang memproduksi barangbarang mentah, seperti tanaman atau mineral tambang.
5.
Bisnis finansial adalah bisnis yang mendapatkan keuntungan dari investasi dan pengelolaan modal.
6.
Bisnis informasi adalah bisnis menghasilkan keuntungan terutama dari penjualan-kembali properti intelektual (intelellectual property).
7.
Utilitas adalah bisnis yang mengoperasikan jasa untuk publik, seperti listrik dan air yang biasanya didanai oleh pemerintah.
8.
Bisnis real estate adalah bisnis yang menghasilkan keuntungan dengan cara menjual, menyewakan, dan mengembangkan properti, rumah, dan bangunan.
9.
Bisnis transportasi adalah bisnis yang mendapatkan keuntungan dengan cara mengantarkan barang atau individu dari sebuah lokasi ke lokasi yang lain.
2.2.1 Hakikat Bisnis Internasional Suatu bisnis yang telah dilakukan oleh suatu perusahaan di suatu negara dapat dikatakan perusahaan tersebut melakukan internasional marketing atau pemasaran internasional. Dalam teori Stanton (2005), bisnis internasional dengan pemasaran internasional berbeda, yaitu: 1. Perdagangan internasional Perdagangan internasional adalah transaksi antar negara yang biasa diberlakukan dengan para pihak internasional. Cara yang paling sering dilakukan oleh para pelaku perdagangan internasional adalah cara ekspor maupun impor, sehingga munculah perdagangan antar suatu negara dengan negara lain.
2. Pemasaran Internasional Pemasaran internasional biasa disebut suatu keadaan dimana perusahaan terlibat dalam suatu transaksi bisnis dengan perusahaan di negara lain. Transaksi yang dilakukan dalam bisnis internasional biasanya memasarkan hasil produksinya ke luar negri. Pengusaha dalam hal ini akan terbebas dari barrier atau hambatan perdagangan dan tarif biaya masuk, dikarenakan adanya transaksi ekspor maupun impor. Barang atau produk yang dipasarkan oleh suatu perusahaan dapat berupa barang atau jasa, transaki yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut:
-
Licensing
-
Franchising
-
Managemenr Contructing
-
Marketing in home country by host country
-
Joint venturing
-
Multinastional Corporation (MNC)
Semua bentuk transaksi international biasa disebut fee. Perusahaan di negara home country harus membayar, sedangkan penerima di negara host country mendapatkan fee tersebut.
2.2.2 Alasan terjadinya bisnis internasional Bisnis internasional dapat terjadi dikarenakan adanya persetujuan dari kedua belah pihak, karena adanya keuntungan yang didapatkan dari perdagangan tersebut. Tentu saja perdagangan tersebut telah mendapatkan persetujuan dari kedua belah pihak yang berkecimpung didalamnya.
2.3
Pengalaman Internasional Pengalaman internasional yang dijalankan oleh suatu perusahaan tidak lepas
dari kata ekspor. Ekspor memiliki manfaat yang besar bagi semua pihak, baik bagi perusahaan, pengusaha, maupun pemerintah. Ekspor menurut O.P. Simorangkir dalam Adrian Sutedi (2014;9) ialah perdagangan yang dilaksanakan para pedagang antarnegara
yang
berbeda,
mengakibatkan
timbulnya
valuta
asing
yang
mempengaruhi neraca perdagangan negara yang bersangkutan. Menurut Charles WH Hill (2008), bisnis internasional adalah sebagai perusahaan yang termasuk dalam perdagangan serta investasi internasional. Lain halnya yang dinyatakan oleh Ball, McCulloch, Frantz, Geringer, Minorv (2006), pengalaman internasional adalah keterlibatan dalam bisnis luar negeri dengan mengekspor, yaitu menjual beberapa jenis produk regular mereka ke luar negeri.
2.3.1 Langkah Memasuki Pasar Internasional Langkah-langkah yang jelas dan konkrit dalam memasuki pasar internasional ialah sebagai berikut: 1. Menggunakan informasi peluang untuk masuk ke pasar yang lebih potensial 2. Memilih sumber daya yang produktif. 3. Memilih dan mengakses pasar. 4. Mengatasi resiko pada saat memasuki pasar internasional.
2.3.2 Pengalaman yang Perusahaan dapatkan Pengalaman ekspor membuat perusahaan terus bisa mendapatkan informasi yang lebih matang kedepannya, informasi tersebut ialah: 1.
Mendapatkan informasi yang jelas dan akurat tentang pasar ekspor ikan ke negara yang memiliki permintaan dalam jumlah besar dan rutin pemesanannya
2.
Mengetahui sumber daya yang lebih produktif, sumber daya manusia atau tenaga kerja maupun sumber daya alam berupa ikan laut hasil tangkapan
3.
Dapat memahami pasar yang akan mereka masuki diawal PT. Prima Indo Bahari akan memasuki kedalam pasar tersebut.dilihat dari kondisi serta besarnya permintaan serta minat ikan laut di negara tujuan ekspor.
4.
Lebih sigap dan dapat mengkontrol dengan baik resiko-resiko yang didapatkan oleh PT. Prima Indo Bahari dalam melakukan ekspor ikan dan menentukan negara tujuan penjualan hasil laut Indonesia
2.4
Proses Bisnis Proses bisnis dapat diartikan sebagai suatu aktivitas atau pekerjaan yang
sudah tertata dengan baik dan juga saling berhubungan untuk menyelesaikan masalah atau menghasilkan produk atau jasa. Menurut Laudon (2012;19), proses bisnis mengarah kedalam kegiatan yang saling berkaitan secara logis, sehingga perilaku organisasi tersebut dapat terkoordinasi dengan baik. Mengembangkan suatu produk yang baru, memenuhi pemesanan konsumen, membuat rencana pemasaran, dan pengangkatan karyawan baru adalah contoh kecil dalam proses proses bisnis.
Menurut Monk dan Wagner (2009;1), proses bisnis adalah kumpulan kegiatan yang membutuhkan satu atau lebih input yang menciptakan output, seperti perkiraan atau suatu laporan yang bernilai dan bermakna kepada pelanggan. Lain halnya yang dinyatakan oleh Weske (2010;5), bahwa proses bisnis terdiri dari banyak aktivitas yang akan mengkoordinasikan tekhnik pengorganisasian sehingga dapat mencapai suatu tujuan perusahaan, yang mana dalam setiap prosesnya memiliki aturan-aturan tersendiri yang sudah tersusun, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa proses bisnis tersebut akan berpengaruh kepada proses bisnis yang lainnya juga.
2.4.1 Balanced Scorecard Menurut Norton dan Kaplan dalam Sumarsan (2013;219), balanced scorecard adalah sebuah perencanaan strategis dan system management yang berorientasi pada laba maupun dalam organisasi nirlaba di seluruh dunia dalam kegitan menyelaraskan tujuan kedepan suatu perusahaan dan strategi organisasi. Menurut Sumarsan (2013;220) balanced scorecard
adalah sebuah system
management yang mana organisasi dapat menjelaskan tujuan perusahaan atau visi dan strategi organisasi sekaligus mengartikan kedalam tindakan. Balanced scorecard
menyediakan feed back atau umpan balik dalam proses bisnis internal maupun hasil eksternal untuk meningkatkan kinerja secara terus menerus. Menurut Vincent Gaspersz (2005), balanced scorecard merupakan suatu system untuk mengukur kinerja management atau suatu system management strategis, yang diaplikasikan dalam visi dan strategi suatu perusahaan. Jadi dapat disimpulkan bawha, pengertian balanced scorecard yaitu sautu usaha ataupun upaya alat yang digunakan untuk mengukur untuk menyelaraskan bisnis internal dan hasil eksternal untuk tujuan dan strategi perusahaan agar bisa meningkatkan kinerja perusahaan.
2.5
Leadership Leadership atau biasa disebut kepemimpinan menurut Kartono (2006)
merupakan pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manager yang menyebabkan orang lain bertindak, sehingga kemampuan seseorang manager dapat diukur dari kemampuannya dalam menggerakan orang-orang lain dalam bekerja. Menurut Dubrin (2005;3), kepemimpinan adalah upaya orang melalui komunikasi untuk mencapai tujuan, cara mempengaruhi orang dengan petunjuk atau perintah, tindakan yang menyebabkan orang lain bertindak atau merespons dan menimbulkan perubahan positif, kekuatan dinamis penting yang memotivasi dan mengkoordinasikan organisasi dalam rangka mencapai tujuan, kemampuan untuk menciptakan rasa percaya diri dan dukungan diantara bawahan agar tujuan organisasional dapat tercapai. Terdapat berbagai macam gaya kepemimpinan dan ciri-cirinya menurut Sondang P. Siagian (2005;37) yaitu: 1. Otokratis Seorang pemimpin yang bersifat : - Menganggap organisasi adalah milik sendiri. - Mengutamakan tujuan pribadi dibanding tujuan organisasi. - Menganggap bawahan sebagai alat semata. - Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat. - Terlalu tergantung pada kekuasaan formalnya. - Dalam tindakanya sering menggunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.
2. Militeris Seorang pemimpin yang bersifat : - Dalam penggerakan bawahannya lebih sering menggunakan sistem perintah. - Dalam menggerakan bawahannya sering bergantung pada jabatannya - Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan. - Menurut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahannya. - Sukar menerima kritik dari bawahannya. - Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
3. Patemalistis Seorang pemimpin yang bersifat : -
Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa.
-
Bersifat terlalu melindungi.
-
Jarang memberi kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangakan daya kreasi dan fantasinya.
-
Jarang memberi kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif.
-
Jarang memberi kesempatan kepada bawahnnya untuk mengambil keputusan.
-
Sering bersifat maha tau.
4. Karismatis Sampai saat ini belum ditemukan sebab-sebab mengapa pemimpin memiliki karisma, yang diketahui ialah bahwa seorang pemimpin yang demikian memiliki daya tarik yang amat besar. Oleh karena itu, pada umumnya orang yang memiliki karisma memiliki pengikut dalam jumlah yang besar, meskipun pengikut sering kali tidak dapat menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut.
5. Demokratis Tipe pemimpin ini amat cocok untuk organisasi modern, dengan sifdat-sifat sebagai berikut: -
Dalam proses pergerakan bawahan selalu bertitik tolak pada manusia sebagai manusia termulia di dunia.
-
Selalu berusaha mensinkronsasikan antara kepentingan tujuan organisasi dan kepentingan tujuan pribadi bawahannya.
-
Senang menerima saran dan pendapat, bahkan kritik dari bawahannya.
-
Selalu berusaha mengutamakan kerja sama dan teman kerja dalam usaha mencapai tujuan.
-
Selalu berusaha agar bawahannya lebih berhasil.
-
Beruasha mengembangkan kapasitas dirinya sebagai pemimpin.
2.5.1 Tindakan Tindakan yang sekiranya dilakukan oleh pemimpin Secara umum para pemimpin harus melakukan perbuatan berikut: -
Menganalisis organisasi atau kelompok yang dipimpinnya
-
Membina struktur organisasi
-
Mengambil inisiatif
-
Mencapai tujuan organisasi
-
Menyediakan fasilitas untuk berkomunikasi
-
Menciptkan kekompakan
-
Menumbuhkan rasa bahagia bagi semua anggota organisasi
-
Mempersatukan
-
Bekerja dalam filosofi organisasi yang dipimpinnya.
2.6
Kinerja Organisasi Menurut Mangkunegara (2007;67), kinerja organisasi adalah hasil kerja
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Menurut Mathis dan Jackson dalam Donni Juni Priansa (2014;269), kinerja adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh pegawai dalam mengemban pekerjaannya. Menurut Hasibuan (2012;94),
Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai
seseorang dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepada karyawan tersebut atas apa yang didasarkan atas pengalaman dan kesungguhan serta waktu kerja karyawan tersebut. Dari definisi yang telah dijelaskan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah suatu hasil pekerjaan yang telah dicapai oleh seseorang dalam tugas yang telah dibebankan kepada karyawan tersebut, sehingga didasarkan kepada tanggung jawab, kesungguhan, dan pengalaman.
2.6.1 Dimensi dan Indikator Kinerja Organisasi Menurut Mangkunegara (2009;14) yang menyatakan bahwa kinerja memiliki dimensi, yaitu:
-
Dimensi Individual
-
Dimensi psikologis
-
Dimensi Organisasi
Sehingga dengan adanya pendapat tersebut, dapat dibuatnya satuan konseptual variable, bahwa kinerja adalah hasil yang dicapai oleh karyawan dalam menyelesaikan tugas yang telah dibebankan kepadanya. Sehingga munculah indikator-indikator dari dimensi sebagai berikut: Dimensi Individual memiliki indicator sebagai berikut: -
Kemampuan
-
Keahlian
-
Latar Belakang
Dimensi psikologis memiliki indicator sebagai berikut: -
Persepsi
-
Attitude
-
Personality
-
Pembelajaran
-
Motivasi
Dimensi organisasi memiliki indicator sebagai berikut: -
Sumber daya
-
Kepemimpinan
-
Penghargaan
2.7
Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Pengalaman Internasional
X1
H1
Proses Bisnis X2
H2
Y
Kinerja Organisasi
H3
Kepemimpinan X3 H4
Sumber: Penulis (2016)
2.9
Hipotesis
Hipotesis 1 (H1) : Pengaruh pengalaman internasional terhadap kinerja organisasi
Ho:
Pengalaman internasional tidak berpengaruh terhadap kinerja organisasi
Ha:
Pengalaman internasional berpengaruh terhadap kinerja organisasi
Hipotesis 2 (H2) : Pengaruh proses bisnis terhadap kinerja organisasi
Ho:
Proses bisnis tidak berpengaruh terhadap kinerja organisasi
Ha:
Proses bisnis berpengaruh terhadap kinerja organisasi
Hipotesis 3 (H3) : Pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja organisasi
Ho:
Kepemimpinan tidak berpengaruh terhadap kinerja organisasi
Ha:
Kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja organisasi
Hipotesis 4 (H4) : Pengaruh secara simultan pengalaman internasional, proses bisnis, dan kepemimpinan terhadap kinerja organisai
Ho:
Pengalaman
internasional,
proses
bisnis,
dan
kepemimpinan
tidak
berpengaruh secara simultan terhadap kinerja organisasi Ha:
Pengalaman internasional, proses bisnis, dan kepemimpinan berepngaruh secara simultan terhadap kinerja organisasi