7
BAB 2 LANDAS AN TEORI
2.1
Jaringan Komputer Jaringan komputer adalah kumpulan beberapa komputer (dan perangkat lain seperti printer, hub) yang saling terhubung satu sama lain melalui media perantara(Sofana, 2008). Berikut merupakan manfaat penggunaan jaringan komputer : 1. Berbagi perangkat keras. Perangkat keras dapat digunakan oleh sejumlah komputer tanpa perlu melepas dan memasang kembali, cukup dipasang ke komputer atau di hubungkan ke suatu peralatan khusus dan semua komputer dapat mengaksesnya. 2. Berbagi program atau data. Program atau data dimungkinkan untuk disimpan pada sebuah komputer yang bertindak sebagai server. Cara ini memungkinkan perusahaan membeli sebuah perangkat lunak dan dipasang di server, kemudian orang yang memerlukannya dapat mengakses program tersebut. 3. M endukung kecepatan berkomunikasi. Dengan adanya dukungan jaringan komputer, komunikasi dapat dilakukan lebih cepat. M isalnya saja rapat lewat telekonferensi.
8
4. M emudahkan pengaksesan informasi. Jaringan komputer memudahkan pengaksesan informasi. Seseorang dapat bepergian ke mana saja dan tetap mengakses data yang terdapat pada server ketika ia membutuhkannya. Agar dapat mencapai tujuan yang sama, setiap bagian dari jaringan komputer meminta dan memberikan layanan (service).
2.1.1 Klasifikasi Jaringan Komputer Jaringan komputer dibagi menjadi beberapa klasifikasi, yaitu : 1. Berdasarkan Skala Local Area Network (LAN) Suatu jaringan komputer yang menghubungkan suatu komputer dengan komputer lain dengan jarak yang terbatas dan mencakup area dalam suatu ruang, gedung, atau beberapa gedung yang berdekatan. LAN umumnya menggunakan media transmisi berupa kabel. Jarak jangkauan areanya sekitar 10 – 10.000 meter. Metropolitant Area Network (M AN) Prinsip sama dengan LAN, hanya saja jaraknya lebih luas, yaitu 10.000 – 100.000 meter. Jaringan seperti ini biasanya menggunakan media transmisi dengan mikro gelombang atau gelombang radio. Namun, ada juga yang menggunakan jalur sewa (leased line).
9
Wide Area Network (WAN) Jaringan yang mencakup antar kota, antar provinsi, antar negara dan bahkan antar benua disebut dengan WAN. Jarak jangkauan areanya sekitar 100.000 – 1.000.000 meter. 2. Berdasarkan fungsi Berdasarkan fungsinya maka ada dua jenis jaringan komputer :
Client - server Client – server adalah jaringan komputer yang salah satu ( boleh lebih ) komputernya difungsikan sebagai server untuk melayani komputer lain. Komputer yang dilayani server disebut client. Layanan yang diberikan bisa berupa akses Web, email, file, atau yang lain. Client server banyak dipakai oleh Internet dan Intranet (Sofana, 2009).
Peer - to - peer Peer - to – peer adalah jenis jaringan komputer di mana setiap komputer bisa menjadi server sekaligus client. Setiap komputer dapat menerima dan memberikan access dari / ke komputer lain. Peer - to – peer banyak di implementasikan pada LAN. Walaupun dapat diimplementasikan pada MAN, WAN, atau Internet, namun hal ini kurang lazim. Salah satu alasannya adalah masalah manajemen dan security. Cukup
sulit
mengawasi security pada jaringan Peer - to – peer manakala pengguna jaringan komputer sudah sangat banyak (Sofana, 2009).
10
3. Berdasarkan media transmisi data
Jaringan Berkabel (Wired Network) Wire network adalah jaringan kompoter yang menggunakan kabel sebagai media penghantar. Jadi, data dialirkan melalui kabel. Kabel yang umum digunakan pada jaringan komputer biasanya menggunakan bahan dasar tembaga. Ada juga jenis kabel lain yang menggunakan bahan dasar tembaga. Ada juga jenis kabel lain yang menggunakan bahan serat optik. Biasanya bahan tembaga banyak digunakan pada LAN. Sedangkan untuk MAN atau WAN menggunakan gabungan kabel tembaga dan serat optik (Sofana, 2009).
Jaringan Nirkabel (Wireless Networks) Wireless network adalah jaringan komputer yang menggunakan media penghantar berupa gelombang radio atau cahaya ( infrared atau laser). Saat ini sudah semakin banyak pusat perbelanjaan, airport, rumah sakit, dan lokasi lain yang menyediakan layanan wireless network. Sehingga pengguna dapat dengan mudah melakukan akses Internet menggunakan handphone, laptop, PDA, dan perangkat mobile lainnya. Frekuensi yang digunakan wireless network biasanya 2,4 GHz dan 5,8 GHz. Sedangkan penggunaan infrared dan laser umumnya hanya terbatas untuk jenis jaringan yang hanya melibatkan dua buah titik saja yang disebut point to point (Sofana, 2009).
11
4.
Berdasarkan topologi jaringan, jaringan komputer dapat dibedakan atas:
Topologi bus Topologi bus sering juga disebut daisy chain atau ethernet bus topologies. Sebutan terakhir diberikan karena pada topologi bus digunakan perangkat jaringan atau network interface card (NIC) bernama ethernet. Jaringan yang menggunakan topologi bus dapat dikenali dari pengunaan sebuah kabel backbone (kabel utama) yang menghubungkan semua peralatan jaringan (device). Karena kabel backbone menjadi satu – satunya jalan bagi lalu lintas data maka apabila kabel backbone rusak atau terputus akan menyebabkan jaringan mati total(Sofana, 2008).
Topologi star Topologi star dikenali dengan keberadaan sebuah sentral berupa hub yang menghubungkan semua node. Setiap node menggunakan sebuah kabel UTP atau STP yang dihubungkan dari ethernet card ke hub. Banyak sekali jaringan rumah, sekolah, pertokoan, laboratorium, dan kantor yang menggunakan topologi ini. Topologi star tampaknya yang paling popular di antara semua topologi yang ada(Sofana, 2008). Pada awal kemunculannya, topologi star tidak lebih baik dibandingkan token ring. Hub yang masih digunakan akan menyebarkan data ke semua komputer, walaupun komputer – komputer tersebut bukan komputer penerima. M etode pengiriman data masih sama dengan topologi bus. Baik bus maupun star
sama – sama menggunakan CSMA/CD. Jadi, bisa
12
dibayangkan betapa sibuk dan ramainya lalu lintas data saat sebuah komputer sedang mengirim data. Untuk mengatasi kendala tersebut, dibuatlah perangkat pengganti hub bernama switch. Switch lebih cerdas dibandingkan hub. Switch dapat mempelajari alamat hardware setiap ethernet card pada jaringan. Ketika sebuah komputer mengirim data maka switch akan mengatur agar hanya komputer tujuan saja yang akan dikirim data. Komputer – komputer lain tidak akan dikirim data. Switch juga dapat mengatur pemakaian media jaringan. Pada satu saat, hanya sebuah komputer saja yang diizinkan menggunakan
media untuk pengiriman data.
Sehingga kecepatan
maksimal dapat dicapai. Bayangkan jika jalan tol digunakan oleh sebuah mobil saja. Tentunya mobil tersebut dapat melaju dengan kecepatan maksimal.
Topologi ring Topologi ring sangat berbeda dengan topologi bus. Sesuai dengan namanya, jaringan yang menggunakan topologi ini dapat dikenali dari kabel backbone yang membentuk cincin. Setiap komputer terhubung dengan kabel backbone. Setelah sampai pada komputer terakhir maka ujung kabel akan kembali dihubungkan dengan komputer pertama(Sofana, 2008).
Topologi tree Topologi tree disebut juga topologi star-bus atau star/bus hybrid. Topologi tree merupakan gabungan beberapa topologi star yang dihubungkan
13
dengan topologi bus. Topologi tree digunakan untuk menghubungkan beberapa LAN dengan LAN lain. Hubungan antar - LAN dilakukan via hub. M asing – masing hub dapat dianggap sebagai akar (root) dari masing – masing pohon (tree). Topologi tree dapat mengatasi kekurangan topologi bus yang disebabkan persoalan broadcast traffic, dan kekurangan topologi star yang disebabkan oleh keterbatasan kapasitas port hub. Karakteristik yang dimiliki topologi tree mirip dengan topologi bus dan star. Begitu juga dengan peralatan, kabel, dan teknik pemasangan. Apabila kabel penghubung antar-hub putus, maka jaringan star masih tetap dapat berfungsi, hanya saja hubungan dengan jaringan star yang lain akan terganggu. Walaupun disebut sebagai jaringan bus, namun tidak selalu harus menggunakan kabel coaxial. Bisa saja menggunakan serat optic, wireless, atau jenis kabel yang lain. Topologi tree banyak digunakan untuk WAN(Sofana, 2008).
Topologi mesh Topologi mesh dikenali dengan hubungan point to point ke setiap komputer. Setiap komputer terhubung ke komputer lain melalui kabel, bisa menggunakan kabel coaxial, twisted pair, bahkan serat optik. Topologi mesh sangat jarang diimplementasikan. Selain rumit juga sangat boros kabel. Apabila jumlah komputer semakin banyak maka instalasi kabel jaringan akan semakin rumit juga. Topologi mesh cocok digunakan pada jaringan yang sangat kritis. Pada awalnya jaringan mesh dikembangkan
14
untuk keperluan militer, seperti pusat kontrol senjata nuklir menggunakan topologi ini. Apabila salah satu atau beberapa kabel putus masih tersedia route alternatif melalui kabel yang lain Topologi mesh melibatkan teknik pengiriman data yang diterapkan pada router. Jika data dikirim pada jaringan mesh maka komputer akan menentukan jalur mana yang akan ditempuh. Hanya salah satu jalur yang akan digunakan walaupun tersedia kabel atau jalur yang lain. Saat ini sudah mulai banyak orang yang mengimplementasikan topologi mesh. Hanya saja media yang digunakan berupa gelombang elektromagnetik, bukan kabel. Topologi mesh juga banyak diterapkan pada WAN, seperti jaringan internet(Sofana, 2008).
2.2
Teori Wireless
2.2.1 Sejarah Wireless LAN Sejarah munculnya WLAN dimulai pada tahun 1997, sebuah lembaga independen bernama IEEE membuat spesifikasi/standar WLAN yang pertama diberi kode 802.11. Peralatan yang sesuai standar 802.11 dapat bekerja pada frekuensi 2,4 GHz dengan kecepatan transfer data (throughput) maksimal 2 M bps. Sayangnya peralatan yang mengikuti spesifikasi 802.11 kurang diterima oleh pasar. Throught sebesar ini dianggap kurang memadai untuk aplikasi multimedia dan aplikasi kelas berat(Sofana, 2008). WLAN atau Wireless Local Area Network merupakan salah satu jaringan komputer bersifat lokal yang memanfaatkan gelombang radio sebagai media
15
transmisi data. Informasi data elektronik ditransfer dari satu komputer ke komputer lain melalui gelombang radio. Penyebaran jaringan nirkabel, seperti kebanyakan teknologi, seperti turuntemurun dibawah naungan dari militer. M iliter perlu suatu kemudahan, yang mudah diterapkan, dan metode keamanan pertukaran data dalam suatu lingkungan peperangan. Ketika biaya teknologi nirkabel merosot dan mutu meningkat, itu menjadi penghematan biaya untuk perusahaan - perusahaan yang dapat menggabungkan bagian nirkabel ke dalam jaringan mereka. Teknologi nirkabel menawarkan suatu jalan yang murah untuk kampus untuk menghubungkan bangunan satu sama lain tanpa pemasangan kabel fiber atau tembaga.
2.2.2 S tandarisasi Wireless LAN Karena wireless LAN mengirim menggunakan frekuensi radio, wireless LAN diatur oleh jenis hukum yang sama dan digunakan untuk mengatur hal hal seperti AM/FM radio. Federal Communications Commission (FCC) mengatur penggunaan alat dari wireless LAN. Dalam pemasaran wireless LAN sekarang, menerima beberapa standard operasional dan syarat dalam Amerika Serikat yang diciptakan dan dirawat oleh Institute of Electrical Electronic Engineers (Sofana, 2008).
16
Beberapa Standar wireless LAN yang dapat dilihat pada tabel 2.1 : S pesifikasi Keterangan 802.11
Spesifikasi WLAN yang pertama, dibuat pada tahun 1997 standar asli wireless LAN menetapkan tingkat perpindahan data yang paling lambat dalam teknologi transmisi light-based dan RF.
802.11a
Gambaran tentang pengiriman data lebih cepat dibandingkan (tetapi kurang sesuai dengan) IEEE 802.11b, dan menggunakan 5 GHZ frekuensi band UNII.
802.11b
M enggambarkan tentang beberapa transfer data yang lebih cepat dan lebih bersifat terbatas dalam lingkup teknologi transmisi.
802.11c
M erupakan spesifikasi yang dipakai untuk keperluan koneksi bridge. Sekarang 802.11c telah diubah menjadi 802.1.
802.11d
Dibuat pada tahun 2001. Spesifikasi ini dipakai untuk pengaturan spektrum sinyal
802.11e
Dukungan QoS (Quality of Service) pada protokol WLAN.
802.11f
Dibuat pada tahun 2003. M erupakan standar bagi protokol komunikasi antar - access point.
802.11g
Syarat yang paling terbaru berdasar pada 802.11 standard yang menguraikan transfer data sama dengan cepatnya seperti IEEE 802.11a, dan sesuai dengan 802.11b yang memungkinkan untuk lebih murah.
802.11h
Dibuat pada tahun 2003. M erupakan pengembangan 802.11a dan dibuat untuk mengantisipasi persoalan regulasi yang diterapkan negara – negara di benua Eropa dan Asia Pasifik.
802.11i
Dibuat pada tahun 2004. Pengembangan 802.11 dengan dukungan security.
802.11j
Dibuat pada tahun 2004. Pengembangan sinyal 5 GHz dan mendukung regulasi yang diterapkan oleh negara Jepang.
802.11k
M asih dalam tahap pengembangan. M erupakan spesifikasi yang
17
digunakan untuk sistem manajemen WLAN. 802.11l
Dukungan kemampuan security pada WLAN. Spesifikasi ini akhirnya dibatalkan oleh IEEE, karena dapat menimbulkan kebingungan (sudah didefinisikan pada 802.11i)
802.11m
Untuk keperluan pemeliharaan dokumentasi seluruh keluarga 802.11
802.11n
Ditujukan untuk WLAN dengan kecepatan transfer data 108 M bps. Di pasar dapat dijumpai dengan merk dagang M IM O atau Pre-802.11n.
Pada umumnya lebih dikenal tiga standar wireless LAN dengan perbandingan dalam tabel 2.2 (Sofana, 2008) : 802.11a
802.11b
802.11g
54
11
54
Operating Frequency (GHz) 5
2.4
2.4
Typical power output (mw)
40-800
100
100
Compatibility
Not compatible Not compatible Compatible
Data Rate(Mbps)
with
802.11b with
802.11a with 802.11b
or 802.11g
or 802.11g
Range
305 meter
460 meter
460 meter
Interference risk
Low
High
High
Price
Expensive
Cheap
Moderate
Hot-spot access
Poor
Good
Good
18
2.2.3 Access Point Peralatan yang digunakan pada wireless LAN AP bertugas mengatur dan menghubungkan koneksi beberapa peralatan Wi - Fi. AP dapat dianalogikan dengan hub, hanya saja digunakan pada wireless LAN. Access Point juga dapat menggabungkan jaringan wireless dengan wired dan dapat memperbesar jangkauan WLAN(Sofana, 2008).
Gambar 2.1. Perangkat access point Pada umumnya access point dibuat dengan kemampuan tambahan, seperti: - DHCP server DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) adalah protokol yang digunakan untuk keperluan alokasi IP address secara otomatis. Sehingga pengguna komputer client tidak perlu melakukan konfigurasi IP address secara manual. - Firewall Firewall merupakan software untuk keperluan security. Biasanya firewall digunakan untuk mengatur akses keluar masuk jaringan lokal.
19
- NAT NAT (Network Address Translation) merupakan suatu teknik yang memungkinkan komputer – komputer dengan IP address private atau lokal tetap dapat mengakses Internet (IP address public) - ADSL atau dial-up modem Access Point tertentu ada yang memiliki fitur sebagai modem. Sehingga akses Internet via provider Internet dapat dilakukan tanpa bantuan modem tambahan. - Wireless Bridge Access Point dengan
fitur seperti ini dapat digunakan untuk
menghubungkan satu jaringan wireless dengan jaringan wireless yang lain.
2.2.3.1 Mode Access Point Access point berkomunikasi dengan jaringan wireless dan jaringan kabel serta dengan access point yang lain. Ada 3 mode konfigurasi access point adalah : - Root Mode M ode ini digunakan ketika access point dihubungkan ke jaringan kabel melalui interface Internet.
20
Gambar 2.2. Access Point dalam Root Mode - Bridge Mode Access point layaknya seperti jembatan wireless. Jembatan ini digunakan untuk dua link atau lebih segment wired bersama-sama dengan wireless.
Gambar 2.3. Access point dalam Mode Bridge - Repeater Mode Access point mempunyai kemampuan untuk menyediakan up stream link wireless menjadi jaringan kabel seperti normalnya saluran kabel.
21
Gambar 2.4 Access point dalam mode repeater 2.2.4 Wi - Fi Adapter Wi - Fi adapter merupakan peralatan wireless utama. Tanpa Wi -Fi adapter kita tidak dapat membangun WLAN. Wi - Fi adapter dapat disetarakan dengan Ethernet card yang bekerja menggunakan gelombang radio. Sehingga ada yang menyebut Wi - Fi adapter sebagai ethernet radio atau Wi - Fi radio. Wi - Fi adapter tersedia untuk computer desktop, komputer laptop, atau keduanya. Jenis yang pertama harus digunakan pada komputer yang memiliki slot PCI atau ISA. Jenis kedua untuk slot PCM CIA atau CardBus. Sedangkan jenis yang ketiga dapat digunakan pada computer desktop maupun laptop yang telah menyediakan port USB. Wi - Fi adapter USB saat ini semakin popular karena bersifat multifungsi. Selain itu juga mudah dibawa – bawa.
22
Gambar 2.5. Wi - Fi adapter jenis PCM CIA, PCI, dan USB
2.2.4.1 Tipe Wireless Router -
Wireless bridge M enyediakan koneksi antara segmen wired LAN dan digunakan dalam konfigurasi point to point atau point to multipoint. Wireless bridge adalah half duplex hanya pada komunikasi wireless layer dua.
Gambar 2.6. Point - to - point wireless bridge link
23
- Mode Wireless Bridge Mode wireless bridge terdiri atas : • Mode Root • Mode Non - root • Mode Access Point • Mode Repeater - Mode Root Satu bridge dalam masing - masing root harus diset sebagai root bridge. Sebuah root bridge hanya dapat berkomunikasi dengan non - root bridge dan peralatan klien yang lain tidak dapat berhubungan dengan root bridge yang lain.
Gambar 2.7 Komunikasi root bridge dengan non - root bridge
24
- Mode Non - Root Wireless bridge menyertakan dalam mode non-root, dengan wireless ke wireless bridge yang berada dalam model root. Beberapa industri wireless bridge mendukung koneksi client ke mode non - root bridge dimana bridge tersebut berada dalam mode access point. Peralatan client berhubungan dengan AP (bridge dalam mode access point) dan bridge berkomunikasi dengan bridge. Ketika menggunakan protokol spanning tree, semua bridge non root harus memiliki koneksi ke bridge root. - Mode Access Point Beberapa
perusahaan
mengambil
administrator
yang
mampu
menghubungkan client dengan bridge, yang sebenarnya hanya memberikan fungsional access point bridge. - Mode Repeater Wireless bridge juga dapat dikonfigurasi seperti repeater, seperti gambar 2.8 Pada konfigurasi repeater, bridge akan diposisikan antara dua bridge yang lain untuk tujuan menambahkan panjang segmen wireless bridge.
25
Gambar 2.8. Wireless bridge pada mode repeater - Wireless Workgroup Bridge Perbedaan besar antara bridge dan work group bridge adalah wireless group sebagai perangkat client. Wireless Workgroup Bridge mampu mengumpulkan berbagai perangkat client wired LAN ke dalam satu client wireless LAN kolektif.
Gambar 2.9 Wireless Workgroup Bridge diinstall pada jaringan
26
- Perangkat Client Wireless LAN Yang termasuk dalam perangkat ini adalah : • PCMCIA dan Compact Flash Card • Ethernet dan Serial Cinverters • USB Adapter • PCI dan ISA Adapter Client wireless LAN adalah titik end - user seperti dekstop, laptop atau PDA memerlukan konektifitas wireless ke dalam infrastruktur jaringan wireless. - Wireless Residential Gateway Perangkat yang didesain untuk hubungan small number node wireless untuk perangkat tunggal pada layer 2(wired dan wireless) dan layer 3 hubungan internet atau jaringan lainnya.
Gambar 2.10 Wireless residential gateway diinstall pada jaringan
27
2.2.5 Pemilihan Jenis S pesifikasi Wireless LAN Saat ini dapat dijumpai beberapa jenis spesifikasi Wireless LAN, yaitu 802.11a, 802.11b, 802.11g. Peralatan 802.11g kompatibel dengan 802.11b, sehingga dapat ditukarkan. Sebuah komputer yang menggunakan jenis 802.11g dapat memanfaatkan access point 802.11b dan begitu pula sebaliknya(Sofana, 2008). Pilihlah perangkat 802.11a jika : o M emerlukan kecepatan transfer data (teoritis) hingga 54 M bps. o WLAN akan digunakan untuk aplikasi multimedia, transfer file berukuran besar seperti gambar, video, dan audio. o M enghindari atau meminimalkan interferensi dengan peralatan wireless lain. o Sebuah access point hendak diakses oleh banyak user. o Berencana untuk ke depannya memperbesar kapasitas host. Pilihlah perangkat 802.11b jika : o M emerlukan kecepatan transfer data (teoritis) hingga 11 M bps. o Ingin memperluas WLAN 802.11b yang sudah ada. o Sebuah access point hendak diakses oleh sedikit user. o M enginginkan perangkat WLAN yang dapat melakukan penetrasi tembok penghalang secara optimal. o M eninginkan perangkat WLAN yang dapat menjangkau seluruh bagian ruangan (indoor). o M emerlukan akses WLAN menggunakan Pocket PC, PDA, dan peralatan genggam lainnya.
28
Pilihlah perangkat 802.11g jika : o M emerlukan kecepatan transfer data (teoritis) hingga 54 M bps. o Ingin memperluas WLAN 802.11b yang sudah ada. o WLAN akan digunakan untuk aplikasi multimedia, transfer file berukuran besar seperti gambar, video, dan audio. o M enginginkan perangkat WLAN yang dapat melakukan penetrasi tembok penghalang secara optimal. o M eninginkan perangkat WLAN yang dapat menjangkau / melakukan penetrasi tembok penghalang dengan baik (indoor). o Sebuah access point hendak diakses oleh sedikit user.
2.2.6 Authentication dan Association Proses dalam menghubungkan untuk suatu wireless LAN terdiri dari dua sub - processes yang terpisah, yaitu authentication dan association. Sebagai contoh, ketika kita berbicara tentang suatu kartu wireless PC yang menghubungkan untuk suatu wireless LAN, kita katakan bahwa kartu PC telah dibuktikan asli, dengan dan telah berhubungan dengan suatu titik akses yang tertentu. Ingatlah bahwa ketika kita berbicara tentang asosiasi, kita sedan g menyatakan layer 2 connectivitas dan pengesahan secara langsung menyinggun g kepada kartu PC radio.
29
2.2.6.1 Authentication Karena komunikasi wireless dapat dengan mudah dikirim atau diterima oleh stasiun – stasiun yang tidak mempunyai hak akses, suatu stasiun harus dapat membuktikan dirinya sebelum diizinkan untuk mengirim data. Kemudian stasiun mobile tersebut diasosiasikan oleh stasiun pusat, stasiun pusat mengirim rangkaian cobaan yang khusus ke stasiun mobile untuk mengakses ke dalam jaringan, jika stasiun mobile mengetahui password yang ditetapkan untuknya(Tanenbaum, 2003). Dalam menyatakan password dengan rangkaian enkripsi dan mengirim kembali ke stasiun pusat. Jika hasilnya benar, stasiun mobile yang sudah terdaftar dalam jaringan. Dalam standar awal, stasiun pusat tidak mengidentifikasi stasiun mobile, tetapi bekerja untuk memperbaiki kerusakan yang berkelangsungan.
Gambar 2.11. Proses Authentication
30
2.2.6.2 Association Untuk berasosiasi dengan access point, suatu stasiun melakukan hal – hal berikut(Forouzan, 2003) : 1. Stasiun mengirim rangkaian probe request 2. Semua access point mencapai respon dengan suatu rangkaian probe request 3. Stasiun memilih salah satu access point dan mengirim rangkaian association request. 4. Access point merespon dengan suatu rangkaian association response.
Gambar 2.12. Proses Assosiasi 2.2.7 Aplikasi dari Wireless LAN 1. Hot-Spot Hot-spot adalah situs yang menawarkan akses internet melalui jaringan area local nirkabel melalui penggunaan router yang terhubung ke link ke penyedia layanan internet. Hot-spot biasanya menggunakan teknologi Wi-Fi untuk jaringan nirkabel.
31
Wireless LAN kebanyakan menyebar dalam suatu lapisan akses, maksudnya mereka digunakan sebagai suatu titik masukan ke dalam suatu kabel jaringan.
Gambar
2.13
menggambarkan
klien
dengan
cepat
memperoleh akses dalam suatu kabel jaringan melalui hubungan suatu alat koneksi .
Gambar 2.13. Akses role hot-spot dari wireless LAN 2. Small office-Home office Bentuk jenis ini juga digunakan oleh banyak perusahaan yang hanya mempunyai beberapa karyawan. Dalam perusahaan
ini mempunyai
kebutuhan untuk membagi informasi antar para pemakai dan koneksi internet tunggal untuk efisiensi dan peningkatan produktivitas. Untuk aplikasi ini small office-home office, atau SOHO- wireless LAN sangat mudah dan solusi yang efektif.
32
Gambar 2.14. SOHO wireless LAN 3. Mobilitas Sebagai suatu solusi lapisan akses, wireless LAN tidak dapat digantikan dengan kabel LAN dalam kondisi kecepatan data (100BaseTx tiap 100Mbps versus IEEE 802.11a tiap 54M bps). Wireless LAN melakukan penawaran dalam peningkatan suatu mobilitas (seperti pada gambar 2.15) sebagai awal perdagangan untuk kecepatan dan mutu layanan.
Gambar 2.15. Mobilitas
33
2.3
Teori Global Positioning S ystem Global Positioning
System (GPS)
adalah sistem navigasi satelit yang
berfungsi dengan baik di mana sistem ini menggunakan 24 satelit yang mengirimkan sinyal gelombang mikro ke Bumi. Sinyal ini diterima oleh alat penerima di permukaan, dan digunakan untuk menentukan posisi, kecepatan, arah, dan waktu. Sistem ini memungkinkan pengguna untuk mengetahui posisi kendaraan, armada ataupun mobil dalam keadaan Real-Time dan lokasi sekitar yang dituju. GPS memanfaatkan kombinasi teknologi GSM dan GPS untuk menentukan koordinat sebuah obyek, lalu menerjemahkannya dalam bentuk peta digital. 2.3.1 Cara Kerja GPS Sistem ini menggunakan sejumlah satelit yang berada di orbit bumi, yang memancarkan sinyalnya ke bumi dan ditangkap oleh sebuah alat penerima. Ada tiga bagian penting dari sistem ini, yaitu : • Bagian Kontrol Seperti namanya, bagian ini untuk mengontrol. Setiap satelit dapat berada sedikit diluar orbit, sehingga bagian ini melacak orbit satelit, lokasi, ketinggian, dan kecepatan. Sinyal-sinyal dari satelit diterima oleh bagian kontrol, dikoreksi, dan dikirimkan kembali ke satelit. Koreksi data lokasi yang tepat dari satelit ini disebut dengan data empiris, yang nantinya akan di kirimkan kepada alat navigasi kita.
34
• Bagian Angkasa Bagian ini terdiri dari kumpulan satelit-satelit yang berada di orbit bumi, sekitar 12.000 mil diatas permukaan bumi. Kumpulan satelit-satelit ini diatur sedemikian rupa sehingga alat navigasi setiap saat dapat menerima paling sedikit sinyal dari empat buah satelit. Sinyal satelit ini dapat melewati awan, kaca, atau plastik, tetapi tidak dapat melewati gedung atau gunung. Data ini dipancarkan dengan kode ‘pseudo-random’. M asing-masing satelit memiliki kodenya sendiri-sendiri. Nomor kode ini biasanya akan ditampilkan di alat navigasi, maka kita bisa melakukan identifikasi sinyal satelit yang sedang diterima alat tersebut. Data ini berguna bagi alat navigasi untuk mengukur jarak antara alat navigasi dengan satelit, yang akan digunakan untuk mengukur koordinat lokasi. Kekuatan sinyal satelit juga akan membantu alat dalam penghitungan. Kekuatan sinyal ini lebih dipengaruhi oleh lokasi satelit, sebuah alat akan menerima sinyal lebih kuat dari satelit yang berada tepat diatasnya. • Bagian Pengguna Bagian ini terdiri dari alat navigasi yang digunakan. Satelit akan memancarkan data yang akan diterima oleh alat navigasi secara teratur. Data tersebut berisikan perkiraan lokasi (approximate location) satelit yang dipancarkan terus menerus oleh satelit. Untuk menunjukkan koordinat sebuah titik (dua dimensi), alat navigasi memerlukan paling sedikit sinyal dari 3 buah
35
satelit. Untuk menunjukkan data ketinggian sebuah titik (tiga dimensi), diperlukan tambahan sinyal dari 1 buah satelit lagi. Dari sinyal-sinyal yang dipancarkan oleh kumpulan satelit tersebut, alat navigasi akan melakukan perhitungan-perhitungan, dan hasil akhirnya adalah koordinat posisi alat tersebut. M akin banyak jumlah sinyal satelit yang diterima oleh sebuah alat, akan membuat alat tersebut menghitung koordinat posisinya dengan lebih tepat. Ada banyak hal yang dapat mengurangi kekuatan sinyal satelit: • Kondisi geografis, seperti yang diterangkan diatas. Selama kita masih dapat melihat langit yang cukup luas, alat ini masih dapat berfungsi. • Hutan. M akin lebat hutannya, maka makin berkurang sinyal yang dapat diterima. • Air. Jangan berharap dapat menggunakan alat ini ketika menyelam. • Kaca film mobil, terutama yang mengandung metal. • Alat-alat elektronik yang dapat mengeluarkan gelombang elektromagnetik. • Gedung-gedung. Tidak hanya ketika didalam gedung, berada diantara 2 buah gedung tinggi juga akan menyebabkan efek seperti berada di dalam lembah.
36
• Sinyal yang memantul, misal bila berada diantara gedung-gedung tinggi, dapat mengacaukan perhitungan alat navigasi sehingga alat navigasi dapat menunjukkan posisi yang salah atau tidak akurat.
2.4
Base Transceiver Station (BTS ) Terminologi ini termasuk baru dan mulai populer di era booming seluler saat ini. BTS berfungsi menjembatani perangkat komunikasi pengguna dengan jaringan menuju jaringan lain. Satu cakupan pancaran BTS dapat disebut cell. Komunikasi seluler adalah komunikasi modern yang mendukung mobilitas yang tinggi. Dari beberapa BTS kemudian dikontrol oleh satu Base Station Controller (BSC) yang terhubungkan dengan koneksi microwave ataupun serat optik.
2.5
Social Networking Social Networking (jejaring sosial) adalah suatu layanan online, platform, atau situs yang membangun hubungan sosial antara orang-orang, misalnya saling sharing informasi dan aktivitas. Sebuah layanan jaringan sosial pada dasarnya terdiri dari profil setiap pengguna, hubungan sosial (komunitas), dan berbagai layanan tambahan.
37
2.6
Layanan Berbasis Lokasi Layanan Berbasis Lokasi (Location – Based Service) merupakan layanan informasi yang mengutilisasi kemampuan untuk menggunakan informasi lokas i dari perangkat bergerak dan dapat diakses dengan perangkat bergerak melalui jaringan telekomunikasi bergerak (Steiniger, et al., 2006). Terdapat beberapa komponen dasar pada LBS, antara lain : 1. Mobile Device Perangkat bagi pengguna yang digunakan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Hasilnya dapat berupa suara, gambar, teks, dan lainnya. Perangkat – perangkat tersebut dapat berupa PDA, telepon selular, dan notebook. 2. Communication Network Komponen ini merupakan komponen jaringan komunikasi yang mengirim data pengguna dan permintaan layanan yang dibutuhkan dari perangkat bergerak ke penyedia layanan dan informasi yang diminta ke pengguna. 3. Positioning Component Dalam pemrosesan suatu layanan biasanya posisi pengguna harus sudah ditentukan. Posisi pengguna dapat diperoleh baik dengan menggunakan jaringan komunikasi bergerak atau dengan menggunakan Global Positioning System (GPS). Kemungkinan lebih lanjut untuk menentukan posisi adalah dengan WLAN. M etode penentuan posisi khususnya dapat digunakan untuk navigasi dalam ruangan seperti di museum.
38
4. Service and Application Provider Penyedia layanan menawarkan sejumlah layanan yang berbeda untuk pengguna dan bertanggung jawab untuk memproses permintaan layanan. Layanan ini menawarkan perhitungan posisi, menemukan rute, pencarian halaman berkenaan dengan posisi atau mencari informasi spesifik tentang objek sekitar yang dituju oleh pengguna dan sebagainya. 5. Data and Content Provider Penyedia layanan biasanya tidak menyimpan dan menjaga semua informasi yang dapat diminta oleh pengguna. Oleh karena itu basis data geografis dan data lokasi informasi biasanya diminta dari otoritas maintenance (misalnya lembaga pemetaan) atau bisnis dan mitra industri
Ada lima kegiatan yang didasari kebutuhan pengguna terhadap informasi geografis, yaitu: 1. M engetahui di mana dia berada (locating) 2. M encari lokasi seseorang, suatu objek, atau kejadian (searching) 3. M enanyakan arah untuk mencapai suatu lokasi (navigating) 4. M enanyakan property dari suatu lokasi (identifying) 5. M encari lokasi sekitar yang berhubungan dengan objek (checking)
2.7
Basis Data Basis data adalah tempat penyimpanan data yang besar yang bisa digunakan secara bersama-sama oleh satu maupun banyak pengguna. Selain data yang ada
39
tidak akan berulang, semua data akan diintegrasi dengan jumlah duplikasi yang minimum (Connolly, et al., 2002). Penggunaan basis data memungkinkan user/program lain dapat mengakses dan memanipulasi data-data tersebut. Dengan adanya pengunaan basis data juga berguna untuk mencegah redudansi data. Selain itu, basis data juga memberikan keamanan atas hak akses data.
2.8
Teori Layanan Sebuah layanan adalah suatu produk yang intangible yang tidak akan ada hingga diminta oleh pelanggan. Layanan tidak bisa disimpan, diinventorikan, atau dilihat sebagai barang jadi. Jika sebuah layanan tidak dikonsumsi secara cepat setelah produksi, layanan tersebut akan menghilang (Daft, 2009). Kualitas sebuah layanan hanya bisa dirasa dan tidak bisa diukur dan dibandingkan secara langsung dengan cara yang sama seperti perbandingan produk. Salah satu karakteristik yang mempengaruhi kualitas sebuah layanan adalah kecepatan respon atau daya tanggap. Sebuah layanan harus bisa segera disediakan ketika pelanggan menginginkan dan membutuhkannya (Daft, 2009). M enurut Armistead, sampai tingkat tertentu, semua organisasi dinilai dari kemampuannya menanggapi dengan cepat suatu kejadian, apakah itu kecepatan menyadari adanya kebutuhan pelanggan atau kemampuan mengadakan layanan yang sempurna dan lebih cepat dari pada pesaing. Prinsip yang harus dipegang dalam melayani pelanggan adalah pelanggan harus dapat menghubungi orang yang dapat melaksanakan keinginan pelanggan dengan cepat dan mudah. M asalah milik pelanggan yang sudah menelepon atau
40
menulis surat dan tahu bahwa ia sedang melakukan kontak harus diambil secara cepat dan efisien. Dengan kata lain, pelanggan harus segera tahu bahwa mereka tidak lagi menghadapi masalah, karena masalah itu sudah ditanggulangi organisasi (Armistead, et al., 1996) Salah satu karakteristik yang mendefinisikan sebuah layanan adalah pentingnya pemilihan tempat atau lokasi layanan. Dikarenakan layanan itu bersifat intangible, layanan harus ditempatkan di mana pelanggan ingin dilayani. Layanan-layanan yang ada dibaurkan dan diletakkan dekat secara geografis dengan pelanggan untuk mempercepat pelanggan mendapatkan layanan (Daft, 2009).
2.9
Entity Relationship Diagram Entity Relationship Diagram (ERD) adalah model data yang menggunakan beberapa notasi untuk menggambarkan data dalam konteks entitas dan hubungan yang dideskripsikan oleh data tersebut (Whitten, et al., 2004). Entitas Kelompok orang, tempat, objek, kejadian, atau konsep tentang apa yang kita perlukan untuk meng-capture dan menyimpan data. Entitas dapat digambarkan dengan sebuah kotak seperti pada gambar 2.16. Entitas
Gambar 2.16. Simbol Entitas
41
Candidate Key Satu dari sekian banyak key yang menjadi calon sebagai primary key suatu entitas, sering disebut dengan candidate identifier. Primary Key Candidate key yang paling umum digunakan untuk mengidentifikasi contoh entitas tunggal. Dilambangkan dengan PK pada suatu entitas Foreign Key Primary Key suatu entitas yang digunakan dalam entitas lain untuk mengidentifikasi contoh hubungan. Dilambangkan dengan teks FK yang tertera di dalam entitas yang saling berhubungan. Hubungan (Relationship) Asosiasi bisnis alami antara satu entitas atau lebih, hubungan tersebut dapat menyatakan kejadian yang menghubungkan entitas atau hanya persamaan logika yang ada di antara entitas. Gambar 2.17 menggambarkan contoh hubungan antar entitas dengan skala kardinalitas yang ada.
Entitas 1
1
Relates 1…*
Entitas 2
Gambar 2.17. Hubungan antar Entitas
42
2.10 Unified Modeling Language Unified Modeling Language (UM L) merupakan sebuah perkakas untuk membantu pengembang sistem dalam mengetahui visi untuk suatu sistem, dan mengkomunikasikan visi tersebut ke orang – orang yang berhubungan dengan sistem dengan sekumpulan simbol dan diagram (Schumller, 1999). UM L ditemukan oleh Grady Booch, James Rumbaugh, dan Ivar Jacobson pada tahun 1990-an. UM L lalu dikembangkan lagi oleh konsortium UM L hingga akhirnya mencapai versi 1.0 pada tahun 1997. Sekarang UM L sudah menjadi sistem notasi umum yang dipakai pengembang sistem. UM L terdiri dari beberapa elemen grafis yang bergabung dengan aturan tertentu untuk membentuk diagram – diagram. Tujuan dari diagram – diagram ini adalah untuk memberikan sudut pandang berbeda – beda terhadap suatu sistem, dan sekumpulan sudut pandang yang berbeda disebut model. Sebuah model UM L dari sebuah sistem bisa diibaratkan seperti model skala dari sebuah gedun g dengan penjelasan terhadap gedung dari arstiteknya. Sebuah model UM L hanya mendeskripsikan apa yang akan suatu sistem lakukan, bukan bagaimana cara mengimplementasikan sistem tersebut. Berikut ini adalah diagram – diagram yang tergabung dari UM L. - Class Diagram - Object Diagram - Use Case Diagram - State Diagram - Sequence Diagram
43
- Activity Diagram - Collaboration Diagram - Component Diagram - Deployment Diagram Walaupun UM L memiliki beberapa jenis diagram, namun tidak semua diagram tersebut perlu dibuat. Pada umumnya, model – model UM L yang akan dibuat hanya memiliki subset dari seluruh diagram yang ada. Tujuan dari UM L sebenarnya adalah menyediakan pemahaman yang cukup kepada orang – orang yang berhubungan dengan sistem. Penelitian ini pun hanya melibatkan beberapa diagram antara lain use case diagram, dan sequence diagram. Kedua diagram ini akan dijelaskan di subbab berikut.
2.10.1 Use Case Diagram Sebuah use case diagram pada Unified Modeling Language (UM L) merupakan jenis diagram perilaku yang didefinisikan oleh dan diciptakan dari analisis kasus. Tujuannya adalah untuk menyajikan gambaran grafis dari fungsionalitas yang disediakan oleh sistem dalam hal pelaku, tujuan mereka (direpresentasikan sebagai kasus penggunaan), dan setiap ketergantungan antara kasus-kasus digunakan. Tujuan utama dari sebuah use case diagram adalah untuk menunjukkan apa yang dilakukan fungsi sistem yang aktor. Use case diagram dibentuk dari skenario – skenario yang berkaitan dengan kegunaan sistem yang dinotasikan dengan sebuah sebuah use case. Setiap scenario mendeskripsikan suatu rentetan kejadian. Setiap rentetan kejadian itu
44
diinisiasi bisa oleh seorang pengguna sistem, sistem lain yang berhubungan, perangkat keras yang ada di sistem, atau waktu. Entitas – entitas yang menginisiasi rentetan kejadian ini dinamakan aktor. Aktor memiliki notasi stick figure seperti pada Gambar 2.18 Notasi aktor menggunakan sebuah use case digambarkan pada Gambar 2.19. Aktor
Gambar 2.18 Notasi Aktor Pada Use Case
Sistem use case
Aktor
Gambar 2.19 Use Case
2.10.2 Sequence Diagram Sequence diagram adalah suatu diagram yang menggambarkan interaksi antar obyek dan mengindikasikan komunikasi di antara objek - objek tersebut. Diagram ini juga menunjukkan serangkaian pesan yang dipertukarkan oleh objek - objek yang melakukan suatu tugas atau aksi tertentu. Objek - objek
45
tersebut kemudian diurutkan dari kiri ke kanan, aktor yang menginisiasi interaksi biasanya ditaruh di paling kiri dari diagram. Pada diagram ini, dimensi vertikal merepresentasikan waktu. Bagian paling atas dari diagram menjadi titik awal dan waktu berjalan ke bawah sampai dengan bagian dasar dari diagram. Garis vertikal, disebut
lifeline,
dilekatkan pada setiap objek atau aktor. Kemudian, lifeline tersebut digambarkan menjadi kotak ketika objek melakukan suatu operasi , kotak tersebut disebut activation box. Objek dikatakan mempunyai live activation pada saat tersebut. Pesan yang dipertukarkan antar objek digambarkan sebagai sebuah anak panah antara activation box pengirim dan penerima. Kemudian di atasnya diberikan label pesan. Salah satu contoh sequence diagram digambarkan sebagai berikut.
Gambar 2.20 Sequence Diagram
46
Tujuan penggunaan sequence diagram : 1. M engkomunikasikan requirement kepada tim teknis karena diagram ini dapat lebih mudah untuk dielaborasi menjadi model design. 2. M erupakan diagram yang paling cocok untuk mengembangkan model deskripsi use-case menjadi spesifikasi design. Waktu Penggunaan sequence diagram : 1. Pada tahap discovery : Sequence diagram dari use case yang dipilih dibuat oleh Business Analyst. 2. Pada tahap construction : System analyst menggunakan use case dan sequence diagram yang dibuat oleh Business Analyst sebagai input untuk pembuatan technical sequence diagram yang akan ditinjau kembali oleh Business Analyst. 3.
Pada tahap final verification and validation : sequence diagram digunakan untuk merancang test dari use-case scenario.