BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum 2.1.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Menurut Turban (2003, p8) sistem adalah suatu komponen kelompok yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk mencapai tujuan umum dengan menerima input dan menghasilkan output dalam proses transformasi yang terorganisasi. Sedangkan Menurut Mcleod dan Schell (2001,p9) sistem adalah elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan yang terdiri dari sejumlah sumber daya dan sumber daya tersebut bekerja menuju tercapainya suatu tujuan tertentu yang ditentukan oleh pemilik atau manajemen perusahaan tersebut. Menurut Mcleod (2001, p12) informasi adalah data yang telah diproses atau data yang memiliki arti. Dan menurut Laudon Dan Laudon (2002,p12) informasi adalah data yang disusun menjadi suatu bentuk yang mempunyai arti dan berguna bagi manusia. Menurut Laudon dan Laudon (2002, p7), sistem informasi adalah kumpulan komponen-komponen yang saling berhubungan dalam mengumpulkan, memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan, koordinasi dan kontrol didalam organisasi. Karena banyaknya pendapat mengenai sistem informasi itu maka Laudon dan Laudon (2002, p38-p39) membagi sistem informasi tersebut menjadi :
6
1. Sistem informasi tingkat operasional (Operational Level System) Sistem informasi mengawasi kegiatan dan transaksi sehari-hari dalam suatu organisasi. Tipe informasi yang ada dalam sistem ini yaitu Transaction Processing System (TPS), sistem pengelolaan transaksi ini menyajikan informasi kegiatan sehari-hari yang terjadi didalam suatu organisasi. 2. Sistem informasi tingkat pengetahuan (Knowledge Level System) Sistem informasi yang mendorong pengetahuan dan data pekerjaan dalam suatu organisasi. Ada beberapa tipe informasi yang ada dalam sistem ini yaitu: a. Knowledge Work System (KWS) Sistem ini memberi bantuan kepada pekerja yang berpendidikan dalam pembuatan dan pengintegrasian pengetahuan baru didalam organisasi. b. Office Automation System (OAS) Misalnya sistem komputer pengolahan data, sistem pesan elektronik dan sistem industri yang dirancang untuk meningkatkan produksi terpenting dari pengolahan data dalam perusahaan. 3. Sistem informasi tingkat manajemen (Management Level System) Sistem informasi ini mendukung pengawasan, pengontrolan, pengambilan keputusan dan aktivitas administrasi dari manager tingkat menengah yang terbagi menjadi 2 tipe yaitu : a. Sistem informasi manajemen (Management Information System) Sistem informasi ini menangani dan membantu para manager untuk menjalankan fungsinya seperti perencanaan skema kerja, pengawasan, pengambilan keputusan dan menangani masalah yang terstruktur berdasarkan informasi dan laporan sehari-hari. 7
b. Sistem pendukung pengambilan keputusan (Decision Support System) Sistem informasi ini dibuat untuk mendukung menajemen dalam mengidentifikasi masalah yang terstruktur dan semi terstruktur, pengambilan keputusan dengan mengkombinasikan data dan analisa model. 4. Sistem informasi tingkat strategis (Strategic Level System) Sistem informasi ini mendukung perencanaan jangka panjang yang disusun oleh manager senior. Dalam tingkatan ini sistem informasi yang disajikan pada tingkat strategis didalam suatu organisasi yang lebih mengarah kepada pengambilan keputusan untuk masalah yang tidak terstruktur melalui bentuk tampilan grafik, tabel, gambar dan fasilitas untuk mengkomunikasikan keputusan yang diambil.
8
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Senior Manager
EIS Strategic Level DSS MIS
Management Level
KWS OAS
Middle Manager Knowledge and Data Worker
Knowledge Level
TPS
Operational Manager
Operational Level
Sales and Manufacturing Finance Marketing
Accounting
Human Resource
Gambar 2.1 Hubungan Tingkat Sistem Informasi Menurut Laudon dan Laudon (2002, p38-p39)
Didalam level perusahaan memerlukan sistem yang berbeda-beda, oleh karena itu diperlukan sistem yang tepat untuk dapat menangani setiap level (lihat gambar 2.2) sistem tersebut antara lain, a. Transaction Processing System (TPS) merupakan sistem pengolahan transaksi yang menyajikan informasi mengenai aktivitas dan kegiatan sehari-hari yang terjadi dalam organisasi. 9
b. Office Automation System (OAS) merupakan suatu sistem yang dirancang untuk meningkatkan produktivitas dari pengolahan data dalam perusahaan, seperti word processing, electronik mail system dan spreadsheet. c. Knowledge Worker System (KWS) merupakan sistem yang membantu pekerja berpendidikan dalam menangani pengintegrasian pengetahuan baru dalam suatu organisasi. d. Management Information System (MIS) merupakan sistem informasi yang menangani dan membantu para manager tingkat menengah untuk menjalankan fungsi perencanaan skema kerja, pengontrolan, pengambilan keputusan dan menangani masalah yang terstruktur berdasarkan informasi dan laporan seharihari. e. Decision Sopport System (DSS), sistem informasi ini dibuat untuk mendukung manager dalam mengidentifikasi masalah yang terstruktur dan semi terstruktur, pengambilan keputusan dengan mengkombinasikan data dan analisa model. f. Executive Information system (EIS), sistem digunakan untuk membantu para manager tingkat atas dalam proses pengambilan keputusan yang bersifat tidak terstruktur dengan bantuan gambar (grafik).
10
EIS
MIS
DSS
KWS/ OAS
TPS
Gambar 2.2 Hubungan Antara Tipe Sistem Informasi Menurut Laudon dan Laudon (2002, p46)
2.1.2 Konsep Dasar Sistem Informasi Eksekutif 2.1.2.1 Eksekutif Eksekutif berasal dari bahasa inggris yaitu “to execute” yang berarti melaksanakan. Menurut pendapat Mcleod (2001, p423) mengidentifikasi manager pada tingkat atas dari hirarki organisasi yang berpengaruh kuat pada perusahaan. Pengaruh ini diperoleh dengan terlibat dalam perencanaan strategis dan menetapkan kebijaksanaan perusahaan. Biasanya eksekutif tersebut akan memberikan nilai yang lebih tinggi untuk kepentingan yang akan mempengaruhi kesejahteraan unit-unit didalam organisasinya.
11
2.1.2.2 Sistem Informasi Eksekutif (SIE) Menurut McLeod (2001, p432) berpendapat bahwa sistem informasi eksekutif merupakan sistem yang menyediakan informasi bagi eksekutif yang meliputi keseluruhan performance dari perusahaan.Informasi tersebut dapat dengan mudah didapat kembali dan menyediakan detil dalam tingkat yang bermacam-macam. Menurut Turban (2001, p311) sistem informasi eksekutif mempunyai keuntungan bagi perusahaan antara lain memudahkan pencapaian tujuan perusahaan, mempermudah akses untuk memperoleh informasi, memberi mutu pengambilan keputusan, memberikan produktif yang lebih bagi user. Memberi kesempatan untuk bersaing, menghemat waktu pemakai user dalam melakukan tugasnya, meningkatkan kemampuan berkomunikasi, meningkatkan mutu komunikasi, memberikan pengendalian yang lebih baik dalam organisasi, memberikan perencanaan, mengantisipasi masalah, meningkatkan mutu komunikasi, memberikan pemecahan terhadap suatu masalah menemukan kebutuhan-kebutuhan eksekutif. Karakteristik Sistem Informasi Eksekutif (SIE) menurut Turban (2001,p310-314) adalah sebagai berikut : 1. Drill Down Salah satu dari kemampuan EIS adalah dapat membantu informasi secara terperinci. Drill Down berarti bahwa eksekutif dapat memulai dari gambaran sekilas dan kemudian secara bertahap mengambil informasi yang lebih terperinci. Dengan tampilan Drill Down dapat dilihat beberapa menu dan sub menu yang merupakan komunikasi yang diinginkan.
12
2.
Critical Success Factor (CSF) Critical Success Factor merupakan faktor kritis yang perlu dipertimbangkan dalam mencapai sasaran perusahaan. Critical Success Factor (CSF) terdiri dari 3 sumber utama, yaitu faktor perusahaan, faktor industri dan faktor lingkungan. Faktor-faktor penentu keberhasilan suatu perusahaan dengan perusahaan lain tidaklah sama tergantung bidang usaha perusahaan. Eksekutif mengutamakan sistem informasi eksekutif mereka memantau tiap CSF. CSF dapat dimonitor berdasarkan 5 tipe informasi, yaitu: a. Key Problem Narrative Laporan ini meliputi keseluruhan performance, kunci permasalahan, dan alasan yang masuk akal untuk masalah dalam suatu organisasi. Penjelasan sering dilengkapi dengan tabel, grafik atau informasi yang tersusun dalam tabel atau daftar. b. Highlight Chart Ringkasan ini menampilkan informasi tingkat tinggi yang didasarkan dari keputusan atau pilihan user, karena mereka dirancang dari perspektif user, tampilan ini secara cepat menampilkan area yang ditandai. c. Top Lever Financial Tampilan ini menyediakan informasi dari keseluruhan kesehatan keuangan perusahaan dalam formulir dari nomor-nomor yang mutlak dan perbandingan performance. d. Key Factors
13
Faktor-faktor ini menyediakan ukuran-ukuran yang khusus dari CSF, disebut Key Performance Indicator. Tampilan ini sering digunakan kecuali pada perhitungan khusus untuk menguji CSF yang ditandai sebagai masalah pada Highlight Chart. e. Detailed KPI Responsibility Report Laporan ini mengindikasikan detail Performance dari individu atau unit bisnis dalam area kritis untuk kesuksesan perusahaan. 3. Status Access (Status Akses) Dengan model laporan atau data yang terakhir bisa diakses setiap saat dengan menggunakan jaringan. Hubungan antara informasi sangat penting, meskipun status akses mengizinkan eksekutif untuk melihat informasi tetapi tidak diizinkan untuk memanipulasi data. 4. Analysis (Analisis) Kemampuan analisis sangat diperlukan dalam SIE yang membutuhkan. Analisis hanya memilih dari menu, analisis ditampilkan dalam bentuk yang standar dan eksekutif mempunyai pilihan untuk memodifikasi tampilan sesuai dengan yang diinginkan. 5. Exception Reporting (Laporan Pengecualian) Karakteristik ini didasarkan pada konsep management by excetion, menurut konsep ini, eksekutif bisa mengetahui kasus-kasus kinerja yang sangat buruk atau sangat baik sebagai contoh, sistem informasi eksekutif ini biasanya menghasilkan varian dan jika variannya besar maka akan langsung dapat diketahui dengan melihat laporan, sehingga dapat menghemat waktu. 6. Use Of Colors And Audio 14
Secara khusus, hal yang kritis dilaporkan tidak hanya berupa angka-angka, tetapi juga berupa warna. Hijau untuk tanda ok, kuning untuk tanda peringatan, merah untuk tanda bahaya. Warna-warna tersebut akan mengingatkan para eksekutif untuk masalah penting yang memerlukan perhatian khusus. Beberapa sistem dilengkapi dengan sinyal audio untuk memberi peringatan kepada user bahwa ada informasi baru. 7. Navigation Of Information Mempunyai kemampuan untuk data yang jumlahnya besar, untuk dapat dikembangkan secara mudah dan cepat. Untuk menggunakan kemampuan ini, dapat menggunakan hypermedia tools dan intelligent agents. 8. Communication Para eksekutif perlu berkomunikasi dengan yang lain. Komunikasi dapat dilakukan dengan e-mail, surat untuk karyawan tertentu, rapat, komentar yang dibuat oleh wartawan untuk dimuat di internet.
2.1.3 Model Sistem Informasi Eksekutif Konfigurasi sistem informasi eksekutif menurut McLeod & Schell (2001, p330) biasanya meliputi satu komputer personal. Untuk perusahaan berskala besar biasanya personal komputer dihubungkan dengan mainframe. Komputer personal eksekutif berfungsi sebagai eksekutif workstation. Komputer perangkat kerasnya mencakup penyimpanan sekunder, kebanyakan dalam bentuk hard disk, yang menyimpan database eksekutif. Database eksekutif berisi data dan informasi yang telah diproses sebelumnya oleh komputer sentral perusahaan. Eksekutif memilih dari menu untuk menghasilkan
15
tampilan layer yang telah disusun sebelumnya atau untuk melakukan sejumlah kecil pemrosesan.
Gambar 2.3 Model Sistem Informasi Eksekutif McLeod & Schell (2001, p330)
2.1.4 Critical Success Factor dari EIS Menurut Mcleod (2001, p437) mengidentifikasikan faktor penentu keberhasilan suatu organisasi, dimana faktor tersebut dapat dikuasai dengan baik, maka akan menjamin keberhasilan organisasi dalam menghadapi persaingan. Analisa faktor kritis 16
dapat membantu menentukan informasi yang diperlukan oleh sistem informasi eksekutif. CSF adalah tujuan dari organisasi, bila tujuan ini tercapai maka dapat dijamin kesuksesan dari organisasi. Penetapan faktor penentu keberhasian akan membawa pengaruh kepada eksekutif dalam menetapkan aktivitas yang paling penting dan membantu
mereka
untuk
memikirkan
lagi
kebutuhan
akan
informasi
dan
mengidefinisikan informasi kritis yang menjadi prioritas pembangunan sistem.
2.1.5 Perbedaan EIS, MIS dan DSS Sistem
EIS
MIS
Tujuan utama
Memonitor internal
informasi Memonitor dan
informasi
eksternal internal perusahaan
perusahaan Pemakai utama
Level
top
eksekutif Manager tingkat menengah
perusahaan Keluaran utama
Berisi
laporan
khusus, Meringkas informasi
query dan presentasi Operasi utama
Pengintegrasian
dan Pengontrolan
penelusuran CSF Orientasi waktu
Waktu
lampau
dan Waktu lampau
sekarang Contoh
Agenda jangka pendek
Laporan pemasaran
Table 2.1 Perbedaan EIS dan MIS
17
Dimensi
EIS
Fokus
Kemudahan
DSS akses, Analisis,
mendukung
tracking, kontrol “Drill pengambilan keputusan Down” Pengguna informasi
Eksekutif senior
Analisis,
professional,
manager atas Kemudahan bagi pemakai
Diharuskan
Diharuskan
jika
diperuntukan
bagi
pemakai awal Dasar model
Dapat ditambahkan tapi Tersedia dari DSS terbatas
Dukungan bersifat detail
informasi Akses
langsung Dapat diprogramkan tetapi
keberbagai detail (Drill biasanya tidak Down)
Grafik
Diharuskan
Bagian
penting
beberapa DSS
Tabel 2.2 Perbedaan EIS dan DSS
18
dalam
2.2 Teori Khusus 2.2.1
Pemasaran
2.2.1.1 Pengertian dan Konsep Pemasaran Kotler dan Amstrong (2001, p5) berpendapat bahwa pemasaran adalah proses penghantaran kepuasan dari konsumen dalam wujud sebuah laba atau keuntungan. Dua tujuan utama dari pemasaran adalah menarik konsumen baru dengan cara menjanjikan hasil yang besar dan menjaga konsumen yang telah ada dengan cara memberikan kepuasan. Pemasaran juga merupakan proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka perlukan dan mendapat produk dengan cara saling menukar. Menurut Freddy Rangkuti (2001, p49) pemasaran adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial budaya, politik, ekonomi, dan manajerial. Akibat dari pengaruh berbagai faktor tersebut adalah masing-masing individu maupun kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dan menciptakan, menawarkan, dan menukarkan produk yang memiliki nilai komoditas. Kotler dan Amstrong (2001, p23) berpendapat bahwa untuk mencapai tujuantujuan organisasi tergantung pada penentuan dan keinginan pasar sasaran (Target Market) dan memuaskan pelanggan secara lebih efektif dan efisien daripada yang dilakukan pesaing. Menurut Kotler (2001, p23) konsep pemasaran bersandar pada 4 Plan yaitu: 1. Pangsa Pasar Sasaran Perusahaan tidak dapat beroperasi disemua pasar dan memuaskan semua kebutuhan pelanggan maka dari itu perusahaan harus menentukan target pasarnya secara seksama. Perusahaan akan sukses apabila mempersiapkan program pemasaran untuk setiap target pasarnya. 19
2. Kebutuhan Pelanggan Pelanggan memiliki bermacam-macam kebutuhan. Produsen diharapkan dapat memenuhi permintaan pelanggan dengan menyediakan apa yang mereka butuhkan. 3. Pemasaran Terpadu Pemasaran terpadu berjalan dalam 2 tahap yaitu : a. Berbagai fungsi pemasaran diantaranya : tenaga penjual, periklanan dan manajemen produk didalam departemen pemasaran harus dapat bekerja sama dengan baik. b. Pemasaran harus dikoordinasikan dengan baik Dengan bagian lain dalam perusahaan sebab pemasaran tidak akan berjalan dengan baik apabila hanya didukung oleh divisi pemasaran saja. 4. Profitabilitas Tujuan utama konsep pemasaran adalah membantu organisasi mencapai tujuan mereka berfokus pada kebutuhan pelangggan dan membuat laba dengan menciptakan hubungan jangka panjang dengan pelanggan berdasarkan nilai dan kepuasan pelanggan. Menurut Mcload (2001, p49) Pemasaran terdiri dari kegiatan perorangan dan organisasi yang memudahkan dan mempercepat hubungan pertukaran yang memuaskan dalam sebuah lingkungan yang dinamis melalui penciptaan, pendistribusian, promosi dan penentuan harga barang, jasa dan gagasan.
20
2.2.1.2 Manajemen Pemasaran Menurut pendapat Kotler dan Amstrong (2001, p18) manajemen pemasaran adalah analisis perencanaan , implementasi dan pengendalian dari program-program yang dirancang untuk menciptakan, membangun dan memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli. Menurut pendapat Kotler dan Amstrong (2001, p19-25) terdapat 5 falsafat manajemen pemasaran suatu organisasi yaitu : 1. Konsep Produksi (Production Concept) Beranggapan bahwa konsumen akan menyukai produk yang gampang diperoleh dengan sangat terjangkau dan karenanya manajemen harus berfokus pada perbaikan pada perbaikan efisiensi produk dan distribusi. 2. Konsep Produk (Product Concept) Beranggapan bahwa konsumen akan menyukai produk yang menawarkan mutu terbaik kinerja terbaik dan sifat terbaik dan bahwa organisasi harus mencurahkan tenaganya untuk melakukan perbaikan produk terus menerus. 3. Konsep Penjualan (Selling Concept) Beranggapan bahwa konsumen tidak akan membeli cukup banyak produk perusahaan kecuali jika perusahaan tersebut melakukan usaha penjualan dan promosi skala besar. 4. Konsep Pemasaran (Marketing Concept) Beranggapan bahwa untuk mencapai tujuan organisasi tergantung pada penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran (Target Market) dan memuaskan pelanggan secara lebih efektif dan efisien dan pada yang dilakukan pesaing. 21
5. Konsep Pemasaran Bernuansakan Sosial Gagasan yang menyatakan bahwa organisasi harus menentukan kebutuhan keinginan dan minat pasar sasaran dan memberikan kepuasan yang diharapkan secara efektif dan efisien daripada pesaing dengan suatu cara yang dapat menjaga dan meningkatkan kesejahteraan pelanggan dan masyarakat.
2.2.1.3 Bauran Pemasaran Menurut McLeod (2001, p449) berpendapat bahwa strategi pemasaran terdiri dari campuran unsur-unsur yang dinamakan bauran pemasaran (marketing mix): produk (product) adalah apa yang dibeli oleh konsumen untuk memuaskan keinginannya atau kebutuhannya produk dapat berupa barang fisik, berbagai jenis jasa atau suatu gagasan. Promosi (Promotion) berhubungan dengan semua cara yang dapat meningkatkan penjualan produk termasuk periklanan dan penjualan langsung. Tempat (place) berhubungan dengan cara mendistribusikan produk secara fisik kepada pelanggan melalui saluran distribusi. Harga (price) terdiri dari semua elemen yang berhubungan dengan apa yang dibayar oleh pelanggan untuk harga produk itu. Kotler (2001, p71) berpendapat, bahwa bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran taktis, produk, harga, promosi, distribusi yang dipadukan untuk menghasilkan respon yang diinginkan pasar. Bauran pemasaran terdiri atas segala sesuatu yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaharui permintaan produknya. Kemungkinan-kemungkinan itu dapat dikelompokan menjadi 4 kelompok yang dikenal dengan 4 p : product, price, place, promotion.
22
Product
Price
Jenis Produk Mutu Rancangan Ciri-ciri, nama merk Kemasan Ukuran Pelayanan Garansi kembali
Harga tercantum Potongan harga Kelonggaran Periode pembayaran Batas kredit
Pelanggan sasaran Posisi yang diharapkan Place Saluran Cakupan Pilihan Lokasi Persedian Pengangkutan logistik
Promotion Pengiklanan Penjualan personal Promosi penjualan Hubungan masyarakat
Gambar 2.4 4P dari Bauran Pemasaran (Menurut Kotler dan Amstrong 2001, p74)
1. Produk (Product) Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan didalam suatu pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan dan dikonsumsi sehingga dapat memuaskan konsumen.
23
2. Harga (Price) Jumlah uang yang dibayarkan pelanggan untuk jumlah tertentu. Harga harus sebanding dengan nilai penawaran kepada pelanggan jika tidak maka pembeli akan berpaling ke produk pesaing. 3. Tempat (Place) Termasuk berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat produk dapat diperoleh dan tersedia bagi pelanggan sasaran. Kita harus menentukan mengajak dan menghubungkan berbagai perantara pemasaran untuk menyediakan produk dan pelayanan secara efisien kepada pasar sasaran. 4. Promosi (Promotion) Meliputi semua kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk memperkirakan produknya kepada pasar sasaran dan dapat meningkatkan penjualan. Perusahaan juga memperkenalkan, melatih dan memotivasi tenaga penjualannya dan menyiapkan program-program promosi yang terdiri dari iklan, pemasaran langsung, promosi penjualan dan hubungan masyarakat.
2.2.1.4 Strategi Pemasaran Kotler dan Amstrong (2001, p71) berpendapat bahwa strategi pemasaran merupakan logika pemasaran dimana perusahaan berharap untuk dapat mencapai tujuannya. Dalam pencapaiannya, sepanjang umur perusahaan harus merumuskan kembali strategi pemasaran yang telah dirancang untuk mengikuti strategi pasar yang selalu berubah. Ada 3 faktor utama yang menyebabkan perusahaan harus mengadakan perubahan dalam strategi pemasarannya yaitu: 24
1. Daur Hidup Produk Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan tahap dimana produk berada selama hidupnya, yaitu tahap perkenalan, pertumbuhan, kedewasaan, dan tahap kemunduran. 2. Posisi Pesaing Perusahaan di Pasar Strategi pemasaran perlu disesuaikan dengan posisi perusahaan pesaing, apakah ia memimpin (Leader), menantang (Challenger), mengikuti saja (Follower) atau hanya mengambil sebagian kecil dari seluruh pasar (nicher). 3. Situasi Ekonomi Penyesuaian suatu strategi pemasaran perlu dilakukan dikarenakan situasi ekonomi dan pandangan kedepan. Jadi apakah ekonomi sedang berada dalam situasi makmur atau inflasi tinggi atau bahkan resesi. Peran perusahaan dalam pasar sasaran sangat mempengaruhi strategi pemasaran, oleh karena itu peran perusahaan dikelompokkan menjadi: a. Market leader Sebuah perusahaan dikatakan market leader bila memimpin perusahaan lain yang sejenis dalam hal perubahan harga, perkenalan produk baru, cakupan distribusi, dan integritas promosi. Strategi yang diterapkan dalam perusahaan ini antara lain : •
Memperluas pasar secara keseluruhan dengan meningkatkan jumlah konsumen baru dan meningkatkan kegunaan baru atas produk.
•
Melindungi dan mempertahankan pangsa pasar yang besar yang akan meningkatkan profitabilitas pasar.
25
b. Market Challenger Market challenger menggunakan strategi penyerangan seperti melakukan penyerangan terhadap market challenger atau perusahaan setingkat yang tidak beroperasi dengan baik atau perusahaan yang lebih kecil. c. Market Follower Market follower adalah perusahaan yang cenderung mengikuti daripada menciptakan hal yang baru. Sebagian besar market follower menggunakan strategi seperti conterfiter (pemalsu), imitator (peniru), adapter (pengadaptasi). d. Market Niecher Market Niecher adalah pemimpin pasar yang kecil, yang menghindari persaingan melawan perusahaan besar dan mengincar pasar kecil yang tidak menarik perhatian perusahaan besar. Strategi yang digunakan ini adalah melakukan spesialisasi. Beberapa strategi alternatif dapat digunakan dalam menghadapi dunia kompetisi perusahaan yaitu dengan menggunakan strategi manajemen yang dikenal dengan SWOT.
2.2.2
Sistem Informasi Pemasaran Kotler dan Amstrong (2001, p144) berpendapat sistem informasi pemasaran
terdiri dari orang-orang, peralatan-peralatan dan prosedur-prosedur, mengumpulkan, menganalisa, mengevaluasi dan mendistribusikan informasi yang dibutuhkan secara tepat sehingga berakibat kepada para pengambil keputusan pemasaran. McLeod (2001, p450) berpendapat bahwa sistem informasi pemasaran sebagai suatu sistem berbasis komputer yang bekerjasama dengan sistem informasi fungsional 26
lain untuk mendukung manajemen perusahaan dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan pemasaran produk perusahaan. Dua elemen data definisi tersebut merupakan pokok penting. Pertama, semua sistem informasi fungsional harus bekerjasama dan kedua, dukungan pemecahan masalah tidak terbatas pada manager pemasaran. Peranan sistem informasi pemasaran menurut Kotler (2001, p144) adalah untuk memperkirakan kebutuhan informasi manager, menghasilkan informasi yang dibutuhkan dan mendistribusikan informasi tersebut dengan tepat waktu kepada manager pemasaran.
2.2.3
Analisa SWOT Menurut Freddy Rangkuti (2001, p18) analisa SWOT adalah identifikasi
berbagai faktor secara sistematis untuk memutuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunity), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakmess) dan ancaman (treaths). Proses pengambilan keputusan strategis (strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan analisis situasi. Model yang paling populer untuk analisis situasi adalah analisa SWOT. Menurut Freddy Rangkuti (2001, p19) penelitian menunjukan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal strength dan weakness serta lingkungan eksternal opportunities dan treaths yang dihadapi dunia bisnis. Analisis SWOT membandingkan antara faktor
27
eksternal peluang (opportunity) dan ancaman (threats) dengan internal kekuatan (strenght) dan kelemahan (weakness). Berbagai peluang 3. Mendukung strategi turnaround
1. Mendukung strategi agresif
Kelemahan internal
Kekuatan Internal 4. Mendukung Strategi Defensif
2. Mendukung Strategi Diversifikasi
Berbagai ancaman Gambar 2.5 Analisa SWOT ( Menurut Freddy Rangkuti 2001, p19 )
Kuadran 1:
Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented status)
Kuadran 2:
Meskipun menghadapai berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar).
Kuadran 3:
Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak, ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Kondisi bisnis pada kuadran 3 ini mirip dengan question mark pada BCG matrix. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah 28
internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik. Kuadran 4:
Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.
Untuk mengidentifikasikan hal-hal yang paling releven yang dapat dilihat berdasarkan analisa SWOT yaitu : a. Analisa lingkungan internal (analisa kekuatan dan kelemahan) Setiap unit perusahaan harus mengevaluasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki secara periodik. Terkadang perusahaan mengalami kegagalan tetapi bukan karena perusahaan tidak memiliki kekuatan tetapi kurang adanya kerjasama yang baik didalam perusahaan. Oleh karena itu, setiap proses kerja membutuhkan kerja sama yang baik antara department agar dapat menghadapi ancaman diluar lingkungan perusahaan. b. Analisa lingkungan eksternal (analisa peluang dan ancaman) Perusahaan harus memonitor kekuatan lingkungan makro (demografi, ekonomi, teknologi, politik, hukum, sosial/budaya) dan lingkungan mikro (pelanggan, pesaing, saluran distribusi, pemasok) tujuannya adalah untuk melihat peluang baru mereka timbul.
2.2.3
Faktor Penentu Keberhasilan (CSF) Menurut James O’Brien (2002,p215) pendekatan CSF merupakan metologi
penting lain untuk perencanaan sistem informasi. CSF dapat digunakan tersendiri atau digunakan bersama-sama dengan metodologi perencanaan lainnya sebagai kunci komponen dari proses rencana mereka. 29
CSF merupakan metode yang dapat membantu manager dalam mendefinisikan area bisnis yang kritis terhadap suksesnya operasi bisnis. Penerapan CSF akan membawa pengaruh pada eksekutif dalam menetapkan aktifitas yang paling penting dan membantu mereka untuk memikirkan lagi kebutuhan akan informasi dan selain itu juga akan membantu dalam perencanaan dan prioritas pembangunan sistem. Ada 3 hal penting yang harus diperhatikan dalam CSF, yaitu: 1) Informasi yang bersifat kritis Adalah informasi yang berhubungan dengan CSF. Informasi ini dapat diperoleh dari data internal, eksternal database dan dikembangkan sendiri secara khusus atau dapat dibeli dari penyedia informasi publik. 2) Asumsi Kritis Adalah pra anggaran yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan dari CSF suatu perusahaan berkembang atau tercapai. Asumsi-asumsi yang diberikan dapat berdasarkan kondisi atau keadaan tertentu. 3) Keputusan Kritis Adalah sekumpulan keputusan yang bersifat kritis didalam menjalankan suatu perusahaan, kebanyakan dari keputusan kritis ini digunakan sebagai dasar untuk membangun suatu DSS.
2.2.4
Peramalan Secara umum peramalan adalah seni memperkirakan permintaan di masa depan
dengan mengantisipasi apa yang tampaknya akan dilakukan pembeli di bawah kondisi masa depan tertentu.
30
Menurut Pangestu ( 1996, p1 ) Peramalan adalah perkiraan mengenai sesuatu yang belum terjadi, didalam peramalan kita selalu bertujuan agar ramalan yang kita buat bisa meminimumkan pengaruh ketidakpastian ini terhadap perusahaan, dengan kata lain peramalan bertujuan mendapatkan ramalan yang bisa meminimumkan kesalahan ramalan. Ramalan penjualan yang akurat meningkatkan manfaat anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian. Menurut Makridakis, Wheelwright, dan McGee (1999,p14) peramalan merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien. Kebutuhan akan peramalan semakin meningkat seiring terdapat waktu senjang (time lag) antara kesadaran akan peristiwa atau kebutuhan mendatang dengan peristiwa itu sendiri. Adanya waktu tenggang (lead time) ini merupakan alasan utama bagi perencanaan dan peramalan. Jika waktu tenggang ini nol atau sangat kecil, maka perencanaan tidak diperlukan, Jika waktu tenggang ini panjang dan hasil peristiwa akhir bergantung pada faktor-faktor yang dapat diketahui, maka perencanaan memegang peranan yang penting. Dalam situasi seperti itu peramalan diperlukan menetapkan kapan suatu peristiwa akan terjadi atau timbul, sehingga tindakan yang tepat dapat dilakukan. Menurut McLeod (2001,p433) ada 2 metode dalam melakukan peramalan yaitu: 1. Metode Nonkuantitatif Metode ini adalah metode konversional, dimana metode ini tidak melibatkan perhitungan data tetapi berdasarkan pada penapsiran subyektif. Peramalan semacam ini mungkin tampak seolah-olah manager mencari mudahnya saja, tetapi peramalan semacam ini merupakan hasil dari pengertian yang mendalam mengenai bisnis bertahuntahun. Banyak manager sangat baik dalam hal pendekatan nonkuantitatif.
31
2. Metode kuantitatif Metode ini dengan menggunakan analisis regresi, dengan melibatkan pembuatan suatu hubungan antara kegiatan yang akan diramal disebut variable terikat (dependent variable), dengan kegiatan yang lain disebut variable bebas (independent variable). Kegiatan yang akan diramalkan tergantung pada kegiatan yang lain. Jadi ramalan penjualan adalah tingkat penjualan perusahaan yang diharapkan yang didasarkan pada rencana pemasaran yang dipilih dan lingkungan pemasaran yang diasumsikan. Namun ada juga metode yang digunakan dalam peramalan penjualan adalah metode rata-rata bergerak (moving average). Metode ini digunakan untuk meratakan deret berkala yang bergelombang. Dasar cara menghitung rata-rata bergerak ialah mencari nilai rata-rata dari beberapa tahun atau bulan secara berturut-turut, sehingga kita memperoleh nilai rata-rata yang bergerak secara teratur atas dasar jumlah tahun atau bulan yang tertentu. Metode rata-rata bergerak ini tidak memberi ketentuan tentang jumlah tahun yang digunakan sebagai dasar pernyataan.
Rumus : Fn = (S1 + S2 +...+ Sn)/n Dimana : Fn = Ramalan untuk periode selanjutnya . S = Penjualan dalam periode (bulan/tahun) n = Jumlah periode 32
2.2.5
Alat Bantu Untuk Analisa dan Perancangan Sistem
2.2.5.1 State Transition Diagram (STD) Menunjukan bagaimana sistem bekerja sebagai akibat dari kejadian eksternal untuk melakukan hal itu STD menampilkan model yang bermacam-macam dari tindakan (state) dari sistem dimana tindakan dibuat dari state ke state. STD berguna sebagai dasar untuk model tindakan, hal ini diungkapkan oleh Pressman (2000, p307) STD menggambarkan tindakan dari sistem dengan menggambarkan setiap dan kejadian yang menyebabkan sistem mengubah state. Notasi yang umum digunakan didalam STD adalah: •
State Kumpulan atribut yang merincikan suatu benda pada waktu atau kondisi tertentu. Misalkan: Menunggu pemilihan tombol, menunggu panggilan, dll. State disimbolkan dengan kotak persegi empat
State Gambar 2.1 Simbol State
•
Transition State atau perubahan state Disimbolkan dengan anak panah
Gambar 2.2 Simbol Transition State
33
•
Kondisi Adalah kejadian pada lingkungan eksternal yang dideteksi sistem
•
Aksi Adalah hal yang dilakukan sistem bila terjadi perubahan state. Aksi ini menghasilkan keluaran seperti tampilan pesan pada layar, cetakan pada printer atau output lainnya.
2.2.5.2 Spesifikasi Proses User mendefinisikan logika yang dipakai dengan menggunakan narasi yang ringkas yang mana konsisten kepada kata kunci yang utama dan susunan kata, bentuk narasi ini disebut dengan pseudocode (Mcleod dan Schell 2001, p406). Menurut Whitten (1994, p446) Pseudocode adalah alat bantu untuk mendefinisikan detil dari algoritma sebuah program/logika sebelum kode pada bahasa pemrograman. Jadi Pseudocode dapat dikatakan sebagai alat bantu yang menerangkan logika dari sebuah program dengan menggunakan gaya bahasa formal dan bahasa komputer tertentu untuk memudahkan para pengguna untuk mengerti dan membaca sebuah spesifikasi dari program.
2.2.5.3 Data Flow Diagram (DFD) Menurut Mcload (2001, p401) Data flow diagram adalah representasi grafis dari sistem yang menggunakan sejumlah simbol-simbol untuk mengilustrasikan bagaimana aliran data melewati proses-proses yang saling berhubungan.
34
Simbol-simbol DFD yang digunakan untuk merepresentasikan yaitu: 1. Elemen lingkungan proses Elemen lingkungan berada diluar batas dari sistem. Elemen ini menyediakan sistem dengan input data dan menerima output data sistem. Dalam sebuah DFD tidak ada perbedaan antara data dan informasi. Sebuah aliran dikenal sebagai data. Namun terminator digunakan untuk menggambarkan elemen-elemen lingkungan, hal tersebut menandakan suatu sistem telah selesai. Tiap-tiap terminator dapar berupa: •
Seseorang seperti manager yang menerima laporan dari sistem.
•
Organisasi, seperti departemen lain dalam perusahaan atau perusahaan lain.
•
Sistem lain dengan interface sistem kita.
2. Proses Proses adalah suatu
untuk mengubah input menjadi output. Hal tersebut dapat
diilustrasikan dengan lingkaran, segiempat horizontal atau segiempat dengan sudut melengkung. Setiap simbol proses diidentifikasikan dengan label. 3. Aliran data Terdiri dari sekelompok elemen data yang terhubung secara logis dan berjalan dari satu proses ke proses lain. Simbol panah digunakan untuk mengilustrasikan aliran, hal tersebut dapat digambarkan dengan garis melengkung. Jumlah dari data diwakili oleh sebuah data tunggal yang dapat bermacam-macam dari sebuah aliran data tunggal pada satu file atau lebih. 4. Penyimpanan data Apabila perlu untuk menyimpan data karena suatu alasan maka menggunakan data storage. Dalam terminologi DFD data storage merupakan tempat penyimpanan data.
35
DFD terbagi 3, yaitu: 1
Diagram Konteks Menempatkan sistem dalam konteks masalah bagian-bagian tersebut terdiri dari satu simbol proses yang menggambarkan seluruh sistem. Diagram konteks menunjukkan data mengalir kedalam dari terminator. Diagram konteks mendokumentasika pada tingkat tertinggi.
2
Diagram Nol Mengidentifikasikan proses-proses utama dari sistem. Tiap proses diberi lebel namanya dan nomor satu digit.
3
Diagram Rinci Mendokumentasikan
sistem
pada
tingkat
terendah,
yaitu
mendokumentasikan sistem secara lebih rinci dari diagram nol.
36
dengan