BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Umum Data data dan informasi yang akan digunakan untuk mendukung proyek tugas akhir ini akan diambil dari berbagai sumber, diantaranya : 1. Literatur : 1001 Spesies Anggrek yang tumbuh dan berbunga di indonesia (buku) 2. Sumber lain : penelitian yang relevan, artikel dan media internet 3. Wawancara / interview Bu Rini, Jebi, dan Bu Mazna 2.1.1 Apakah Bunga Anggrek Anggrek memiliki nama latin Orchidaceae, yaitu merupakan satu suku tumbuhan berbunga yang memiki anggota atau jenis terbanyak. Jenis-jenisnya tersebar luas dari mulai wilayah tropika basah sampai lokasi sirkumpolar, walau beberapa besar anggotanya ditemukan di wilayah tropika. Umumnya anggota suku ini hidup sebagai epifit, terlebih yang datang dari wilayah tropika. Anggrek di wilayah beriklim sedang umumnya hidup di tanah serta membentuk umbi sebagai langkah beradaptasi pada musim dingin. Organ-organnya yang condong tidak tipis serta berdaging ( sukulen ) membuatnya tahan hadapi tekanan ketersediaan air. Anggrek epifit bisa hidup dari embun serta udara lembap. Orchidaceae merupakan sumber inspirasi dari penamaan kereta api argo anggrek, kereta api kelas eksekutif yang melayani perjalanan surabaya pasar turi-gambir. 2.1.2 Ciri-ciri Botani Anggrek Seperti halnya bunga-bunga lainya, Anggrek juga memiliki ciri khas tersendiri hingga menjadikanya beda serta mudah dikenali. Bagian suku ini cenderung mempunyai organ-organ yang sukulen atau berdaging : tidak tipis dengan kandungan air yang tinggi. Karena ia bisa hidup pada
3
4
situasi ketersediaan air yang rendah. Air didapatkan dari hujan, tetesan, embun, atau uap air di udara. Tetapi demikianlah, anggrek tidak ditemukan di tempat gurun dikarenakan perakarannya tidak intensif. Anggrek suka sinar matahari namun tidak segera hingga ia biasa ditemukan di alam sebagai tumbuhan lantai rimba atau dibawah naungan. Sebagai tanaman hias, anggrek tahan didalam area. Memiliki akar serabut,
tidak
dalam.
Beberapa
jenis epifit yakni
mengembangkan akar sukulen serta menempel pada batang pohon tempatnya tumbuh, tetapi tidak merugikan pohon inang. Ada juga yang tumbuh geofitis, dengan arti lain terrestria berarti tumbuh di tanah dengan akar-akar didalam tanah. Ada juga yang berbentuk saprofit, tumbuh pada media daun-daun kering serta kayu-kayu lapuk yang sudah membusuk jadi humus. Pada permukaan akar kerapkali ditemukan jamur akar (mikoriza) yang bersimbiosis dengan anggrek. Batang anggrek beruas-ruas. Anggrek yang hidup di tanah (anggrek tanah) batangnya pendek serta condong mirip umbi. Sesaat itu, anggrek epifit batangnya tumbuh baik, kerapkali menebal serta terlindungi susunan lilin untuk menghindar penguapan terlalu berlebih. Perkembangan batang bisa berbentuk memanjang (monopodial) atau melebar (simpodial), bergantung genusnya. Daun anggrek umumnya oval memanjang dengan tulang daun memanjang juga, khas daun monokotil. Daun bisa juga menebal serta berperan sebagai penyimpan air. Bunga anggrek bentunya khas serta menjadikanya ciri yang membedakannya dari bagian suku lain. Bunga-bunga anggrek tersusun majemuk, nampak dari tangkai bunga yang memanjang, nampak dari ketiak daun. Bunganya simetri bilateral. Helaian kelopak bunga (sepal) umumnya berwarna serupa dengan mahkota bunga (hingga dimaksud tepal). Satu helai mahkota bunga termodifikasi membentuk sejenis lidah yang membuat perlindungan satu susunan aksesori yang membawa benang sari serta putik. Benang sari mempunyai tangkai amat pendek dengan dua kepala sari berupa cakram kecil (dimaksud pollinia) serta terlindung oleh susunan kecil yang perlu di buka oleh serangga penyerbuk (atau manusia untuk vanili) serta membawa serbuk sari ke mulut putik. Tanpa pertolongan organisme penyerbuk, tak lagi berlangsung penyerbukan.
5
Buah anggrek berupa kapsul yang berwarna hijau serta bila masak jadi kering serta terbuka dari samping. Bijinya amat kecil serta mudah, hingga gampang terbawa angin. Biji anggrek tidak mempunyai jaringan penyimpan cadangan makanan ; apalagi embrionya belum meraih kematangan prima. Perkecambahan baru berlangsung bila biji jatuh pada medium yang cocok serta meneruskan perubahannya sampai kemasakan. 2.1.3 Jenis-Jenis Tanaman Anggrek Hias Penyebutan type anggrek hias biasa dijelaskan dengan nama genusnya saja dikarenakan sangat banyak hibrida antar spesies serta antargenus yang sudah dibuat. Mengakibatkan, penamaan anggrek mempunyai sejenis aturan spesial yang agak menyimpang dari aturan penamaan botani biasa. Tersebut disini nama-nama genus anggrek hias yang banyak di kenal di kalangan masyarakat : a. Cattleya, Bunganya Besar Serta Spektakuler, Tetapi Sukar Dipelihara. b. Dendrobium, Tanaman Hias Sangat Popular Dari Pada Beberapa Jenis Anggrek. c. Grammatophylum, Anggotanya Terhitung Grammatophyllum Scriptum Yang Dikenal Juga Dengan Nama Lokal Anggrek Papua Raksasa. d. Oncidium, Terhitung Didalamnya Anggrek Golden Shower. e. Phalaenopsis, Kepopulerannya Mendekati Dendrobium. Anggrek Bulan. Yaitu Di Antara Jenisnya. f. Spathyphyllum, Anggrek Tanah. g. Vanda, Umumnya Sebagai Bunga Potong. 2.1.4 Cara Menanam Bunga Anggrek Anggrek merupakan salah satu tanaman hias yang cocok dipajang baik di dalam maupun di luar rumah dan cocok dengan iklim di Indonesia. budidaya tanaman anggrek bisa dilakukan dalam ruangan tertutup, yaitu dengan menanamnya di dalam pot, kemudian pot tersebut diletakkan di dalam rumah. Berikut ini merupakan tips merawat tanaman Anggrek dalam rumah.
6
a. Menempatkan tanaman Anggrek di tempat yang terkena sinar matahari secara alami tetapi tidak boleh terlalu panas. Menempatkan tanaman Anggrek di tempat yang terkena sinar matahari secara alami tetapi tidak boleh terlalu panas. b. Membeli lampu ruangan. Hal ini dimaksudkan ketika seorang penanam menempatkan tanaman Anggrek di dalam ruangan dan mencegah agar tanaman Anggrek di dalam rumah tidak kekurangan cahaya. c. Menjaga agar tanaman Anggrek tetap lembab. Sebagai tanaman tropis, tanaman Anggrek perlu dijaga agar tetap lembab. d. Menanam Anggrek di dalam pot yang lebih kecil. Hal ini dikarenakan akar tanaman Anggrek yang halus dan memerlukan pot dengan ukuran lebih kecil agar leluasa dalam berkembang. e. Memberi pupuk. Sebagai tanaman, Anggrek juga memerlukan pupuk. Gunakanlah pupuk khusus untuk Anggrek dan atau pupuk untuk tanaman tropis. 2.1.5 Kuisioner Berikut merupakan kuisioner yang disebar oleh penulis di media social sebagai materi pembantu dalam perancangan buku Publikasi Anggrek Spesies, yang nantinya akan menjadi materi pendukung dalam perancangan buku publikasi ini : Pertanyaan pertama : Berapakah usia anda? dari 95 koresponden, 77 koresponden (81.1%) menjawab "20 - 25 Tahun", 7 koresponden (7,4%) menjawab "26 - 30 Tahun", 1 koresponden (1.1%) menjawab "31 - 35 Tahun", 10 koresponden (10,5%) menjawab "> 40 Tahun". Pertanyaan kedua : Jenis kelamin anda? dari 95 koresponden, 45 koresponden (47.4%) menjawab "Laki-laki", 50 koresponden (52,6%) menjawab "Perempuan". Pertanyaan ketiga : Apakah pekerjaan anda saat ini? dari 95 koresponden, 67 koresponden (70,5%) menjawab "Pelajar / Mahasiswa", 4 koresponden (4,2%) menjawab "Ibu Rumah Tangga", 14 koresponden
7
(14.7%) "Pegawai Swasta", 2 koresponden (2.1%) menjawab "Pegawai Negeri", 1 koresponden (1,1%) menjawab "Designer", 7 koresponden (7,4%) menjawab "Lainnya". Pertanyaan keempat : Kota anda tinggal sekarang? dari 95 koresponden, 79 koresponden (83,2%) menjawab "Jakarta", 16 koresponden (16,8%) menjawab "Luar Jakarta". Pertanyaan kelima : Apakah anda pernah melihat bunga anggrek? dari 95
koresponden,
88
koresponden
(92,6%)
menjawab
"Pernah",
7
koresponden (7,4%) menjawab "Belum Pernah". Pertanyaan keenam : Apakah anda mengetahui jenis-jenis anggrek di indonesia? dari 95 koresponden, 16 koresponden (16,8%) menjawab "Ya", 79 koresponden (83,2%) menjawab "Tidak". Pertanyaan ketujuh : Apakah anda mengetahui asal muasal bunga anggrek? dari 95 koresponden, 2 koresponden (2,1%) menjawab "Ya", 93 koresponden (97,9%) menjawab "Tidak". Pertanyaan kedelapan : Apakah anda suka membaca buku? dari 95 koresponden, 68 koresponden (71,6%) menjawab "Suka", 27 koresponden (28,4%) menjawab "Tidak Suka". Pertanyaan kesembilan :
Buku seperti apa yang ada suka untuk
dibaca? dari 95 koresponden, 14 koresponden (14,7%) menjawab "Teks lebih banyak dibanding gambar", 57 koresponden (60%) menjawab " Gambar dan Teks seimbang", 24 koresponden (25,3%) menjawab "Gambar lebih banyak dibanding Teks". Pertanyaan kesepuluh : Apa yang anda lihat dari sebuah buku pertama kali? dari 95 koresponden, 34 koresponden (35,8%) menjawab "Desain buku secara keseluruhan", 50 koresponden (52,6%) menjawab "Isi buku dan informasinya",
7 koresponden (7,4%) menjawab "Judul Buku", 4
koresponden (4,2%) menjawab "Penulis Buku".
8
Pertanyaan kesebelas : Perlukah adanya publikasi yang membahas tentang bunga anggrek?
dari 95 koresponden, 77 koresponden (81,1%)
menjawab "Perlu", 18 koresponden (18,9%) menjawab "Tidak Perlu". Pertanyaan keduabelas : Menurut anda, setujukah anda jika buku publikasi mengenai anggrek dikemas dengan illustrasi? dari 95 koresponden, 91 koresponden (95,8%) menjawab "Setuju", 4 koresponden (4,2%) menjawab "Tidak Setuju".
2.2 Tinjauan Khusus 2.2.1 Definisi Publikasi Istilah publisistik berasal dari kata kerja dalam bahasa Latin, Publicare, yang berarti mengumumkan.Istilah publikasi dapat diartikan sebagai pengumuman suatu hal yang disiarkan lewat media elektronik atau diterbitkan melalui media cetak.(Ton Kertapati), “Dasar – Dasar Publisistik Dalam Perkembangannya di Indonesia” 1986. Kaitannya dengan dengan topik anggrek saya ingin mempublikasikannya dalam bentuk media cetak yaitu buku publikasi, bagi saya buku masih menjadi sumber informasi yang konkrit dan juga buku adalah salah satu media cetak yang berguna bagi penyebaran informasi dan juga masih di terima masyarakat. 2.2.1.1 Buku Ideal 2.2.1.1.1 Cover a. Jaket buku b. Cover depan c. Punggung d. Cover Belakang e. Flap Jaket f. Endpaper
9
2.2.1.1.2 Halaman-halaman pendahuluan a. Preliminary blank b. Half title / bastard c. Frontispiece d. Judul Halaman e. Hal imprint f. copyright g. Informasi reprint h. ISBN i. Detail Produksi j. Colophon k. Dedikasi atau kuotesi l. Foreword m. Daftar isi n. Kata pengantar o. Penghargaan p. Bagaimana menggunakan buku ini (tidak selalu ada) q. Intoduksi (biasanya oleh penulis) r. Glosari s. Daftar singkatan yang digunakan dalam teks.
2.2.1.1.3 Teks (text) Halamann 1 (angka arabik mulai disini), bagian-bagian dibagi dalam bab (chapter). Halaman 1 selalu disebelah kanan (recto), bisa juga bagian dari judul, jadi apabila bab mulai dari halaman recto, halaman 3 menjadi judul bab pertama dan halaman pertama dari teks sebenarnya. Apabila bab mulai pada halaman verso (kiri) atau recto (kanan), halaman 2 akan menjadi bab judul pertama dan halaman pertama teks. halaman sub judul selalu mulai pada halaman recto (kanan). Dan sering diberi warna blok penuh untuk mengenal lebih cepat apabila pembaca membuka lembaran secara cepat.
2.2.1.1.4 The Endmatter a. Informasi tambahan (supplement) b. Appendix
10
c. Refrensi (atau pada akhir tiap bab) d. Sumber Illustrasi e. Glosari (optional dan letak lebih tradisional) f. Bibliografi g. Indeks h. Colophon (menerangkan detil produksi-produksi optional)
2.2.2 Teori Desain Komunikasi Visual Menurut Safanayong(2006:2) "Desain adalah suatu disiplin atau mata pelajaran yang tidak hanya mencakup eksplorasi visual, tetapi terkait dan mencakup pula dengan aspek-aspek seperti kultural-sosial, filosofis, teknis dan bisnis." 2.2.3 Teori Illustrasi Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (Balai Pustaka, 1996), ilustrasi dibagi menjadi dua jenis yaitu ilustrasi audio dan ilustrasi visual. Ilustrasi audio berarti musik yang mengiringi suatu pertunjukan sandiwara di pentas, radio atau musik yang melatari sebuah film. Ilustrasi visual atau yang lebih dikenal dengan kata lain ilustrasi yaitu gambar dapat berupa foto atau lukisan untuk membantu memperjelas isi buku, karangan, dan sebagainya ; dapat juga bermakna gambar, desain, diagram untuk penghias halaman sampul. Bagi saya ilustrasi adalah media yang tepat untuk mengekspresikan essence dan keindahan dari bunga anggrek itu sendiri, dan karena bentuk asli bunganya itu memiliki potensi untuk dijadikan bentuk-bentukan surealis yang dapat mendukung efek-efek dramatis dan unik di dalam pembentukan karya ini. Suasana yang tercipta bukanlah juga hanya sekedar pembelajaran yang sudah umum ada di banyak buku tentang botani, namun juga menjadi penuturan cerita akan artian sebuah anggrek yang membedakan anggrek dibanding bunga-bunga lainnya. Contohnya seperti bentuk abstrak dan halus yang dapat dibentuk oleh cat air ; dimana dapat mempercantik bentuk bentuk anggrek yang sudah ada
11
2.2.4 Teori Warna Menurut Scheintserger (2011:150) harmoni warna tidak hanya dipelajari sebagai aspek teori warna, namun juga bisa ditemukan dari pengaplikasian. Menurut buku Color Theory - Graphic Design, Nassif (2014:15) Warnawarna yang hangat dapat menggambarkan kebahagian dan kesegaran dan juga mood yang positive. Warna yang hangat akan menciptakan suasana yang hangat dalam suatu desain. Warna pada Color Swatch yaitu warna yang bold seperti merah, kuning dan hijau terang mempunyai karakteristik yaitu : hangat & fresh. Sedangkan warna biru mempunyai karakteristik seperti kesegaran dan ketenangan, dan juga menggunakan warna putih sebagai background dengan tujuan agar menonjolkan warna bungabunga anggrek dalam buku publikasi ini. 2.2.5 Teori Tipografi Menurut Alfarisi(2011:6) dalam bukunya yang berjudul "Tipograpi dan Penerapannya dalam Publikasi." Tipografi adalah seni dan desain huruf (termasuk symbol) dalam aplikasinya dan sifatnya sehingga pesan yang akan disampaikan sesuai dengan yang diharapkan. Secara modern, tipografi berkaitan dengan penataan huruf pada media elektronik, baik dari segi tampilan maupun output-nya ke berbagai media cetak.. Tipografi memegang peranan penting dalam segala hal yang berkenaan dengan penyampaian bahasa non verbal (menggunakan tulisan) dalam segala bentuk publikasi ,seperti kita mengetahui bentuk dari font dan ukurannya yang akan kita pakai untuk mengatur efek dan muatan yang akan disampaikan sehingga emosi dan sifat dari pesan yang akan disampaikan bisa dipahami oleh si pembaca. Anatomi huruf terbagi menjadi 4 bentuk dasar yaitu serif, sans serif, script, dan decorative." Prinsip dalam tipografi terdiri dari Clearity, Readabilty, Legibility, ketiga prinsip ini lebih menekankan kepada keterbacaan dan jenis hurufnya. Visibility lebih menekan kepada sisi keindahan jenis hurufnya :
12
o Visibility : terfokus pada apakah jenis huruf tertentu dapa dilihat atau tidak o Readability : kualitas dan jenis huruf, lebih ke arah pemilihan huruf yang tepat untuk teks yang tepat. o Legibility : menekankan apakah dapat terbaca atau tidak ada jenis huruf yang indah, tetapi jika digunakan dalam teks akan mengakibatkan pembaca meninggalkan teks tersebut. o Clearity : kejelasan huruf, mempunyai fungsi jelas dan mudah terbaca. Kaitannya dalam perancangan buku publikasi Anggrek ini adalah karena penulis ingin menekankan pada makna-makna tertentu yang ingin di angkat namun tetapi mengikuti landasan Readability dan Legibility. Jenis huruf yang akan digunakan berupa serif dan sans serif untuk menimbulkan unsur elegan dan modern.
2.2.6 Teori Layout dan Grid Menurut Surianto Rustan, S.sn dalam bukunya “Layout dasar & penerapannya”, layout pada dasarnya dapat dijabarkan sebagai tataletak elemen-elemen desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep/ pesan yang dibawanya. Me-layout adalah suatu proses atau tahapan kerja dalam desain. Dapat dikatakan bahwa desain merupakan arsiteknya, sedangkan layout adalah pekerjaannya. Namun definisi layout dalam perkembangannya sudah sangat meluas dan melebur dengan definisi desain itu sendiri, sehingga banyak yang mengatakan bahwa me-layout itu sama dengan mendesain. (Surianto Rustan, 2010:0)
Prinsip – prinsip layout : a. Emphasis / penekanan
13
- Dapat diciptakan dengan memberi ukuran yang jauh lebih besarwarna yang berbeda, diletakan diposisi strategis. b. Balance / Keseimbangan - Ada 2 macam keseimbangan layout, yaitu : keseimbangan simestris dan tidak simetris. c. Sequence / urutan - Dengan adanya sequence akan membuat pembaca secara otomatis mengurutkan pandangan matanya sesuai dengan yang kita inginkan. - (Surianto Rustan, 2010:74)
d. Unity / kesatuan - Dapat memberikan efek yang kuat pada pembacanya. Semua
elemen harus saling berkaitan dan sisusun secara tepat.
2.2.7 Teori Fotografi Menurut Amir Hamzah Sulaeman dalam bukunya “Teknik Kamar Gelap untuk Fotografi”, kata fotografi berasal dari kata ‘foto’ yang berarti cahaya dan ‘grafi’ yang berarti menulis atau melukis. Dari arti kata tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa fotografi merupakan kegiatan melukis dengan cahaya. Dunia fotografi telah berkembang begitu pesat sejak fotografi digital ditemukan Menurut Putramijaya (2013:1) Fotografi makro adalah salah satu kategori fotografi yang membuat pembesaran terhadap suatu objek. Atau bisa dengan kata lain dunia fotografi yang diperkecil di dalam dunia Mikro.
14
2.3 S.W.O.T
Gambar 2.1 : 1001 Spesies Anggrek yang tumbuh & berbunga di indonesia (sumber : Penulis)
Strength •
Layout yang ditampilkan di buku ini rapi sehingga memudahkan pembaca mencerna informasi
•
Visualnya menggunakan fotografi sehingga bisa langsung membayangkan bentuk bunga anggreknya
Weakness
15
•
Gambar-gambar yang menggunakan teknik fotografi ada yang kurang jelas (blur).
•
Kurang adanya visual-visual pendukung
Oportunities •
Buku ini berguna untuk pemula yang ingin mengoleksi berbagai macam bunga anggrek jenis spesies
Threat •
Banyak buku lain yang isinya lebih lengkap dan juga didukung oleh visual pendukung