BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti “seni” melaksanakan dan mengatur. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal Menurut Daft (2006:8) Manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi
dengan
cara
yang
efektif
dan
efisien
melalui
perencanaan
pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian sumberdaya organisasi. Menurut Robins (2009:8), manajemen adalah proses pengkoordinasian kegiatankegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain Dari beberapa pengertian dari para ahli diatas penulis menyimpulkan yang di maskud dengan manajemen adalah proses untuk menjalankan fungsi planning, organizing , coordinating, leading dan controlling untuk mencapai tujuan perusahaan dengan efektif dan efisien.
2.2 Manajemen Operasional Menurut Heizer dan Rander (2011:36), manajemen operasional adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output
9
2.2.1 Strategi Manajemen Operasional Menurut Heizer dan Render (2011:67), ada 3 strategi utama yang perlu dilakukan oleh perusahaan untuk bisa memenangkan persaingan dengan kompetitor. Perusahaan bisa memilih salah satu atau mengkombinasikan ketiganya. Ketiga strategi itu adalah: a. Differesiation Bersaing dalam segi diferensiasi artinya perusahaan harus menyediakan keunggulan value dari produk atau jasanya dibanding kompetitor, misalnya dari segi fungsi, atribut, dan lainnya. berhubungan dengan penyajian sesuatu keunikan. b. Cost leadership Bersaing dalam segi biaya berarti juga berarti dalam segi harga. Dalam strategi ini perusahaan harus mampu menciptakan produk atau jasa dengan biaya yang serendah mungkin di banding kompetitor, dengan biaya operasional yang rendah maka perusahaan akan mampu menyediakan produk atau jasa dengan harga yang rendah pula. c. Responsiveness Kemampuan perusahaan dalam melayani konsumen juga masuk dalam strategi operasional ini. Respon yang cepat, flesksibel dan kemampuan memenuhi perubahan pasar akan memberikan value tersendiri.
2.3
Tata Tetak Menurut Haizer dan Render (2006:376) dalam
bukunya operation
management Tata letak memiliki pengaruh besar dalam menentukan efensiensi dalam operational jangka panjang. Tata letak mempunyai pengaruh yang strategis untuk meningkatkan daya saing perusahaan dari berbagai aspek, yaitu aspek kapasitas, proses, fleksibilitas perpindahan barang, produktifitas,sehingga berujung pada efektifitas dan efesiensi waktu dan biaya, dengan tata letak yang optimal jelas akan membantu perusahaan dalam mengembangkan strategy diferensiasi, cost leadership dan respon dalam mengembangkan strategy diferensiasi, cost leadership dan respon yang cepat terhadap permintaan pasar. desain tata letak harus mempertimbangkan bagaimana untuk dapat mencapai : •
Utilitas ruang, peralatan, dan orang yang lebih tinggi.
•
Aliran informasi, barang, atau orang yang lebih baik.
•
Moral karyawan yang lebih baik, juga kondisi lingkungan kerja yang lebih aman.
•
Interaksi dengan pelanggan yang lebih baik.
•
Fleksibilitas (bagaimanapun kondisi tata letak yang ada sekarang, tata letak tersebut akan perlu diubah).
Selanjutnya Rendermengemukakan keputusan tata letak mencakup penempatan yang terbaik dari mesin-mesin (dalam setting produksi), ruang kantor, lemari dan mejameja (dalam setting kantor), atau pusat pelayanan ( seperti rumah sakit dan department store).tata letak yang efektif mendukung arus bahan baku, manusia dan informasi, baik dalam dan antar wilayah. Tujuan managemen adalah mengatur sisterm tata letak sedemikian rupa supaya system mampu beroprasi dengan efesiensi dan efektifitas yang tinggi. Untuk mencapai tujuan tersebut maka ada beberapa pendekatan yang telah dikembangkan. Render mengemukakan ada 6 pendekatan pokok mengenai tata letak yaitu: 1. Tata letak posisi tetap Tata letak posisi tetap merupakan tata letak dimana menharuskan karyawan dan peralatan bekerja dalam satu wilayah kerja, sesuai dengan namanya tata letak posisi tetap, bersifat tidak fleksibel, dan biasanya diterapkan untuk proyek-proyek besar yang sangat memakan tempat, seperti kapal, jembatan atau gedung. 2. Tata letak yang berorientasi pada proses Tata letak letak yang berorientasi pada proses dapat secara bersamaan digunakan untuk tata letak produk maupun jasa, tata letak ini juga paling efisien untuk perusahaan yang memproduksi produk yang pembuatannya berbeda-beda untuk komsumen yang berbeda, dengan kata lain tata letak yan berorientasi
pada
proses
cocok
diterapkan
pada
perusahaan
yang
memproduksi barang dengan jumlah yang sedikit tetapi variasi barangnya besar. Keuntungan dari tata letak yang berorientasi pada proses adalah fleksibilitas dalam penempatan mesin dan tenaga kerja, sehingga jika terjadi kerusakan di salah satu mesin tidak akan menghambat proses, karena pekerjaan dapat di transfer ke mesin lain.
Tetapi kerugian dari system ini adalah penggunaan peralatan yang generalpurpose (peralatan dapat digunakan untuk berbagai macam tujuan) sehingga pemesanan memakan waktu lebih lama dan biaya yang lebih tinggi karena penjadwalan, pemasangan dan menanganan bahan baku sulit. Berikut langkah-langkah dalam perhitungan proses oriented layout •
Membentuk from to matrixuntuk menentukan intensitas perpindahan barang
•
Menentukan kebutuhan lokasi untuk setiap bagian
•
Menentukan diagram perpindahan barang
•
Melakukan perhitungan biaya yang diperlukan untuk melakukan perpindahan barang dengan rumus
•
Menggunakan metpde trial eror untuk menentukan tata letak usulan
3. Tata letak kantor Tata letak kantor berkaitan dengan penempatan pekerja dan perlengkapannya, ruang bagi mereka dengan tujuan agar arus informasi dapat berjalan dengan lancar, selain itu aspek kenyamanan dari para karyawan yang bekerja didalamnya juga harus diperhatikan dalam perencanaan tata letak kantor ini, pertimbangan-pertimbangan lain secara mendetail biasannya berkaitan dengan kerja kelompok, wewenang dan status karyawan dalam kantor tersebut, biasanya untuk karyawan biasa ruanganya dipisahkan dengan sekat, sementara untuk manager biasanya memiliki ruangan tersendiri. 4. Tata letak retail atau sektor jasa Tata letak retail didasarkan pada pemikiran bahwa penjualan yang bervariasi tergantung sejauh mana produk dapat menarik perhatian dari konsumen, sehingga tata letak retail ditunjukan untuk sebanyak mungkin bisa memamerkan barang kepada konsumen, banyak penelitian yang menunjukan bahwa semakin tinggi tingkat pameran (display), maka semakin tinggi pula tingkat penjualan dan pengembalian investasinya. 5. Tata letak pergudangan dan penyimpanan Tujuan dari tataletak pergudangan adalah memenukan panduan yang optimal antara biaya penanganan barang dan ruang gudang. Biaya penanganan
merupakan semua biaya yang berhubungan dengan transportasi ke gudang, biaya penyimpanan, dan transportasi ke luar gudang, biaya-biaya ini mencakup peralatan, manusia, bahan baku, pengawasan, asuransi dan penyusutan. Tata letak pergudangan yang efektif juga harus meminimalkan kerusakan barang di gudang. 6. Tata letak yang berorientasi pada produk Tata letak yang berorientasi pada produk ditunjukan untuk produk yang jumlahnya besar namun variasinya kecil.dengan asumsi yang di ambil adalah: •
Jumlah produksi cukup untuk pemanfaatan yang tinggi atas peralatan yang ada
•
Permintaan produk yang stabil untuk investasi yang besar pada peralatan-peralatan khusus
•
Produknya standar atau mendekati satu tahap dari siklus hidupnya
•
Pasokan bahan mentah dan komponennya cukup dan mutunya seragam ( cukup standar)
Salah satu bentuk dari tata letak yang berorientasi pada produk adalah assembly line (lini perakitan). Lini perakitan menempatkan suku cadang yang terintegrasi bersama-sama dalam serangkaian stasiun kerja, salah satu contohnya adalal perakitan mobil. Sehingga tujuan utama dari tata letak yang berorientasi pada produk adalah meminimalisasi ketidak seimbangan dalam lini febrikase maupun perakitan. Keuntungan utama dari tata letak ini adalah biaya variable per unit yang rendah karena berkaitan dengan produk yang diproduksi dalam jumlah besar.
Wignjosoebroto (2009:68) dalam buku “ Tata Letak Pabrik dan Perpindahan Barang” berpendapat bahwa fungsi utama tata letak pabrik adalah mengatur area kerja, barang dan fasilitas produksi dalam posisi yang paling ekonomis, untuk mencapai operasi produksi yang aman dan nyaman sehingga bisa meningkatkan performa kerja karyawan. Sritomo juga menjelaskan secara lebih mendalam mengenai keuntungan perusahaan yang mampu memciptakan tata letak yang baik terutama dalam kegiatan produksi: 1. Menaikan output produksi
Tata letak yang baik jelas akan membarikan output produksi yang lebih besar dengan biaya produksi yang lebih efisien, bisa juga meminimalkan Manhour, atau dapat mengurangi jam kerja mesin. 2. Mengurangi waktu tunggu (delay) Semkin baiknya arus perpindahan barang dengan Pengaturan letak mesin yang terintegrasi baik dengan letak material barang akan mengurangi waktu tunggu (delay) dalam setiap proses produksi. 3. Mengurangi proses pemindahan bahan (material handling) Dalam proses produksi untuk merubah bahan menjadi produk jadi, maka hal itu memerlukan aktivitas pemindahan (movement) paling tidak satu dari tiga elemen dasar sistem produksi yaitu : bahan baku, orang/pekerja, atau mesin dan peralatan produksi, bahan baku biasanya lebih sering mengalami perpindahan dibandingkan dengan pekerja dan mesindan peralatan. Pada beberapa perusahaan yang mobilitas operasionalnya tinggi biaya untuk proses pemindahan bahan ini bisa mencapai 30% sampai 90% dari total biaya produksi karena intensitas perpindahannya sangat tinggi, dalam hal ini mereka yangbertanggung jawab dalam perencanaan dan perancangan tata letak pabrik atau
gudang
akan
lebih
menekankan
desainnya
pada
usaha-usaha
memindahkan aktivitas-aktivitas pemindahan bahan pada saat proses produksi berlangsung. Hal ini dilakukan dengan beberapa alasan seperti : •
Biaya pemindahan bahan disamping cukup besar pengeluarannya juga akan terus ada dari tahun ke tahun selama proses produksi berlangsung.
•
Biaya pemindahan bahan dengan mudah akan dapat dihitung dimana biaya ini akan proporsional dengan jarak pemindahan bahan yang harus ditempuh dan pengukuran jarak pemindahan bahan ini dapat dianalisis dengan memperhatikan tata letak semua fasilitas produksi yang ada dari pabrik.
4. Penghematan penggunaan area untuk produksi, gudang dan servis Jalan lintas, material yang menumpuk, jarak antara mesin yang berlebihan, dan lain-lain semuanya akan menambah area yang dibutuhkan untuk pabrik. Suatu perencanaan tata letak yang optimal akan mencoba mengatasi segala pemborosan pemakaian ruangan ini dan berusaha untuk mengkoreksinya.
5. optimalisasi pemakaian mesin, tenaga kerja, dan atau fasilitas produksi lainnya. Faktor-faktor pemanfaatan mesin, tenaga kerja, dan lain-lain sangat berpengaruh dengan biaya produksi. Suatu tata letak yang terencana baik akan banyak membantu mengoptimalkan elemen-elemen produksi secara lebih efektif dan lebih efesien. 6. Mengurangi work in-process inventory Sistem produksi selalu menghendaki agar bahan baku untuk berpindah dari suatu operasi langsung ke operasi berikutnya secepat mungkin dan berusaha mengurangi bertumpuknya penyimpanan bahan setengah jadi (material in process).Problemini terutama bisa dilaksanakan dengan mengurangi waktu tunggu (delay) dan bahan yang menunggu untuk segera diproses. 7. Proses manufacturing yang lebih singkat Dengan memperpendek jarak antara operasi satu dengan operasi berikutnya mengurangi bahan yang menunggu serta storage yang tidak diperlukan maka waktu yang diperlukan dari bahan baku untuk berpindah dari suatu tempat ke tempat lainnya dalam pabrik akan juga bisa diperpendek sehingga secara total waktu produksi akan dapat pula diperpendek. 8. Mengurangi resiko kecelakaan kerja Perencanaan tata letak juga berpengaruh terhadap suasana kerja yang nyaman dan aman bagi orang-orang yang bekerja didalamnya. Karena itu perencanaan tata letak juga harus memperhatikan aspek K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) dalam kegiatan operationalnya. 9. Memperbaiki moral dan kepuasan kerja Pada dasarnya setiap orang menginginkan untuk bekerja dalam lingkungan kerja yang nyaman dan aman, jika yang segala sesuatunya diatur secara tertib, rapih dan baik akan menciptakan suasana lingkungan kerja yang nyaman dan menyenangkan sehingga moral dan kepuasan kerja akan dapat lebih ditingkatkan. Hasil positif dari lokasi kerja yang nyamanakan meningkatkan performa kerja karyawan. 10. Mempermudah aktivitas supervisi Tata letak pabrik yang terencana dengan baik akan dapat mempermudah aktivitas supervisi. Dengan meletakan kantor/ruangan di atas, maka seseorang supervaisor akan dapat dengan mudah mengamati segala aktivitas mengamati
segala aktivitas yang sedang berlangsung di area kerja yang dibawah pengawasan dan tanggung jawabnya. 11. Mengurangi kemacetan dan kesimpang-siuran Material yang menunggu, gerakan pemindahan yang tidak perlu, serta banyaknya
perpotongan
menyebabkan
(intersection) dari lintasan
kesimpang-siuran
yang
akhirnya
yang
akan
ada akan
menimbulkan
kemacetan.Layout yang baik akan memberikan luasan yang cukup untuk seluruh operasi yang diperlukan dan proses bisa berlangsung mudah dan ramping. 12. Mengurangi faktor yang bisa merugikan dan mempengaruhi kualitas dari bahan baku ataupun barang jadi Tata letak yang direncanakan dengan baik akan dapat mengurangi kerusakankerusakan yang bisa terjadi pada bahan baku atau produk jadi. Getarangetaran, debu, panas dan lain-lain dapat dengan mudah merusak kualitas material ataupun produk yang dihasilkan. 2.3.1Hal Hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Perencanaan Tata Letak Assauri (2008:61) mengungkapkan bahwa dalam perencanaan tata letak pabrik atau gudang ada tiga belas aspek penting yang harus diperhatikan, ketiga belas aspek tersebut adalah sebagai berikut : 1. Produk Ukuran dan berat produk jelas menjadi pertimbangan dalam perencanaan tata letak produk yang besar atau berat maka memerlukan handling yang khusus seperti menggunakanforkfilt, loaderatau conveyor, sehingga memerlukan ruangan gerak yang lebih luas. Sedangkan apabila produknya kecil dan ringan, handling akan lebih mudah sehingga ruang geraknya tidak terlalu memakan tempat. Sifat dari produk juga harus diperhatikan apakah mudah pecah atau tidak, mudah rusak atau tahan lama. 2. Urutan produksinya. Faktor ini penting terutama bagi product layout. Karena product layout penyusunannya didasarkan pada urutan-urutan produksinya (Operation Sequence). 3. Kebutuhan akan ruangan yang cukup luas (Special Requirement). Dalam hal ini diperhatikan luas ruangan pabrik atau gudang.
4. Peralatan / mesin-mesin itu sendiri. Apakah mesin-mesinnya berat, apabila berat maka diperlukan lantai yang kokoh. 5. Maintenance dan Replacment. Mesin-mesin harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga maintenance-nya mudah dilakukan dan replacement-nya juga mudah. 6. Adanya keseimbangan kapasitas (Balance Capacity). Keseimbangan kapasitas harus diperhatikan terutama dalam product layout, karena mesinmesin diatur menurut urutan-urutan (sequence) prosesnya. 7. Minimum Movement. Dengan gerak yang sedikit, maka biayanya (cost) akan lebih rendah. 8. Aliran (flow) dari material. Flow ini dapat digambarkan, yaitu merupakan arus yang harus diikuti oleh produknya pada waktu dia dibuat, gambar mana yang sangat penting bagi perencanaan lantai, atau ruangan pabrik (floor plant). 9. Employe Area; tempat kerja buruh di pabrik harus cukup luas, sehingga tidak mengganggu keselamatan dan kesehatannya serta kelancaran produksi. 10. Service Area (seperti cafeteria, toilet, tempat istirahat, tempat parkir mobil, dan sebagainya.) Service area diatur sedemikian rupa sehingga dekat dengan tempat kerja dimana sangat dibutuhkan. 11. Waiting area; yaitu untung mencapai flow matrial yang optimum, maka harus diperhatikan tempat-tempat dimana 12. Plant climate; udara dalam pabrik harus diatur yaitu harus sesuai dengan keadaan produk dan buruh, jangan terlalu panas, jangan terlalu dingin, dan juga jangan merusak kesehatan buruh. 13. Flexibility; perubahan-perubahan dari produk atau proses/mesin-mesin dan sebagainya
hampir
tidak
dapat
dihindarkan,
karena
sesuai
dengan
perkembangan teknologi dan perubahan-perubahan kecil yang terjadi tidak memerlukan biaya yang tinggi.
2.4 Gudang dan Pergudangan Menurut Lucas dan Rumsari (2004:81) Penggudangan merupakan serangkaian kegiatan pengurusan dalam penyimpanan logistik mulai dari kegiatan penerimaan, pencatatan, pemasukan, penyimpanan, pengaturan, pembukuan, pemeliharaan, pengeluaran dan pendistribusian samapai dengan kegiatan pertanggungjawaban pengelolaan gudang (pembuatan laporan – laporan) dengan tujuan mendukung
kontinuitas kerja unit kerja, sekaligus mendukung efektivitas dan efisiensi organisasi secara keseluruhan. 2.4.1 Fungsi Gudang Fungsi gudang dalam hal ini warehouse adalah sebagai berikut (Tompkins et al. 2003):a. 1. Receiving Suatu aktivitas yang meliputi kegiatan penerimaan semua material yang telah dipesan untuk disimpan dalam gudang, penjaminan terhadap kualitas maupun kuantitas barang sesuai dengan pesanan, serta pengalokasian atau pembagian barang untuk disimpan atau dikirim lagi. 2. Inspection and quality control Kelanjutan dari proses receiving dan dilakukan ketika pemasok tidak konsisten terhadap kualitas atau produk yang dibeli sulit diatur dan harus diperiksa tiap langkah dalam proses. 3. Repackaging Suatu kegiatan memecah produk yang diterima dalam jumlah ukuran yang besar dari pemasok kemudian dikemas dalam satuan yang lebih kecil atau menggabungkan beberapa bentuk produk dalam bentuk kit. Pelabelan ulang dilakukan ketika produk diterima tanpa tanda yang mudah dibaca oleh sistem atau manusia untuk tujuan pengidentifikasian 4. Putaway Putaway adalah kegiatan memindahkan barang pada tempat penyimpanan. Menempatkan barang pada tempat penyimpanan juga termasuk putaway. 5. Storage Terkadang barang tidak langsung diambil tetapi didiamkan dulu. Suatu keadaan di mana barang menunggu untuk diambil sesuai dengan permintaan. 6. Order picking Proses pemindahan barang dari gudang sesuai dengan permintaan. Hal ini merupakan layanan dasar warehouse untuk customer dan merupakan fungsi utama dari dasar desain warehouse.
7. Postponement Postponement dapat dilakukan sebagai langkah yang dipilih setelah proses pengambilan barang. Seperti pada proses repackaging, barang sejenis atau campuran dikemas untuk memudahkan penggunaan. 8. Sortation Kumpulan barang harus dipilah-pilah. Sortation adalah kegiatan memilah barang
sesuai
dengan
pesanan
masing-masing
dan
akumulasi
pendistribusian dari berbagai pesanan. 9. Packing and shipping Aktivitas yang meliputi kegiatan pengecekan kelengkapan sesuai dengan pesanan, pengepakan barang sesuai dengan shipping container yang tepat, menyiapkan
dokumen
pengiriman,
penimbangan
pesanan
untuk
menentukan biaya pengiriman, pengakumulasian pesanan dan penempatan muatan ke dalam truk. 10. Cross docking Cross docking adalah suatu pengeluaran dari receiving dock langsung ke shipping dock. Cross docking menghubungkan receiving dock dan shipping dock. 2.4.2 Jenis-Jenis Gudang Menurut Yunarto dan Santika (2005:183) dalam bukunyamenyebutkan beberapa macam tipe gudang,yaitu : 1. Manufacturing Plant Warehouse Manufacturing Plant Warehouse adalah gudang yang ada di pabrik. Transaksi di dalamgudangini meliputi penerimaan dan penyimpanan material, pengambilan material,penyimpanan barang jadi ke gudang, transaksi internal gudang, dan pengiriman barangjadi ke central warehouse, distribution warehouse, atau langsung ke konsumen.Menurut John Warman, manufacturing plant warehouse dapat dibagibagi menjadi : a. Gudang Operasional Gudang operasional digunakan untuk menyimpan raw material dan sparepartyang nantinya akan diperlukan dalam proses produksi. Dalam gudang operasionalini dapat pula disimpan barang – barang Work in process.
b. Gudang Perlengkapan gudang
perlengkapan
merupakan
gudang
yang
digunakan
untuk
menyimpanperlengkapan yang akan digunakan untuk memperlancar proses produksi.Perlengkapan merupakan barang yang digunakan untuk proses produksi tetapitidak akan ditemui di finished good, karena barang ini hanya berfungsi membantuproses produksi. Setelah proses produksi berakhir barang ini akan dikembalikan kegudang perlengkapan. Biasanya berada dekat dengan line produksi. c. Gudang Pemberangkatan Gudang pemberangkatan adalah gudang yang digunakan untuk menyimpan barangyang telah menjadi finished good. Dari gudang inilah nantinya finished good akandikirim keluar,baik ke distributor atau retailer. Gudang ini dapat disebut gudangfinished good. d.
Gudang Musiman Gudang musiman adalah gudang yang bersifat insidentil dan hanya ada pada saatgudang-gudang baik operasional dan pemberangkatan penuh. Gudang ini biasanyabukan milik pabrik,tetapi disewa dari pihak lain untuk jangka waktu tertentu. Digudang ini dapat disimpan apa saja mulai dari raw material hingga finished good.
2. Central Warehouse Cetral warehouse merupakan gudang pokok. Transaksi di dalam gudang ini meliputipenerimaan barang jadi (dari manufacturing plant warehouse, langsung dari pabrik, atau dari supplier ), penyimpanan barang jadi ke gudang, dan pengiriman barang jadi ke distribution warehouse. 3. Distribution Warehouse Distribution warehouse adalah gudang distribusi. Transaksi dalam gudang ini adalahpenerimaan barang jadi (dari central warehouse,pabrik atau supplier), penyimpananbarang yang diterima gudang, pengambilan, dan persiapan barang yang akan dikirim,dan pengiriman barang ke konsumen. Terkadang distribution warehouse juga berfungsisebagai central warehouse. 4. Retailer Warehouse Retailer warehpuse adalah gudang pengecer, jadi dengan kata lain dapat dikatakangudang yang dimiliki toko yang menjual barang langsung ke konsumen.
2.5 Peramalan (Forecasting) Peramalan adalah suatu perkiraan tingkat permintaan yang diharapkan untuk suatu produk atau beberapa produk dalam periode waktu tertentu di masa yang akan datang. Oleh karena itu, peramalan pada dasarnya merupakan suatu taksiran, tetapi dengan menggunakan cara-cara tertentu peramalan dapat lebih daripada hanya satu taksiran. Dapat dikatakan bahwa peramalan adalah suatu taksiran yang ilmiah meskipun akan terdapat sedikit kesalahan yang disebabkan oleh adanya keterbatasan kemampuan manusia. Sebelum menjabarkan tentang metode peramalan ini, maka terlebih dahuludiuraikan tentang definisi dari peramalan itu sendiri. Menurut Heizer dan Render (2009:136), peramalan adalah seni atau ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa depan dan melibatkan pengambilan data historis dan memproyeksikannya ke masa mendatang dengan suatu bentuk model matematis. Menurut Prasetya dan Lukiastuti ( 2009 :43) Peramalan merupakan suatu usaha untuk meramalkan keadaan dimasa yang akan datang melalui pengujian keadaan dimasa lalu. Menurut Nasution (2006:235), peramalan adalah proses memperkirakan berapa kebutuhan di masa datang yang meliputi kebutuhan dalam urusan kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang atau jasa. Menurut Heizer dan Render (2009:163), peramalan dibagi berdasarkan jangka waktu fungsi dari peramalan tersebut, atau lebih dikenal dengan horizon waktu, horizon waktu sendiri dibagi menjadi 3 yaitu: •
Peramalan jangka pendek
peramalan jangka pendek biasanya digunakan untuk jangka waktu kurang dari 1 tahun. Peramalan ini digunakan dalam functional levels strategy. Seperti penjadwalan kerja karyawan, penugasan kerja, dan kegiatan-kegiatan lain dalam tingkat fungsional. •
Peramalan jangka menengah
Peramalan jangka menengah memiliki jangka waktu antara bulanan sampai 3 tahun dan biasanya digunakan dalam SBU( strategic business unit) level, seperti perencanaan strategi pemasaran, perencanaan anggaran operasional.
•
Peramalan jangka panjang
Peramalan jangka panjang biasanya digunakan untuk perencanaan dengan jangka waktu diatas 3 tahun. Peramalan jangka panjang digunakan untuk corporate level strategy, seperti ivestasi perusahaan, pengembangan unit bisnis baru, menciptakan produk atau jasa baru, atau liquidasi bisnis unit. 2.5.1 Metode Peramalan Kuantitatif Dalam bukunya yaitu Manajemen Operasi, Heizer dan Render (2009 : 170-175), mengemukakan metode peramalan kuantitatif regresi linier : 1. Regresi Linier (Linear Regression) Regresi linier adalah suatu metode populer untuk berbagai macam permasalahan. Penggunaan untuk peramalan time series, formula regresi linier cocok digunakan bila pola data adalah trend. Rumus perhitungan regresi linier adalah sebagai berikut:
y = a + bx dimana : y = nilai hasil perhitungan dari variabel yang akan diramalkan a = persilangan sumbu y b = kemiringan garis regresi x = variable bebas (waktu). Untuk menentukan nilai a dan b, akan di jelaskan pada rumus dibawah ini.
dimana : b = kemiringan garis regresi ∑ = jumlah keseluruhan penjualan X = nilai variabel bebas yang diketahui y = nilai variabel terkait yang diketahui a= dimana : = rata-rata nilai y x
= rata-rata nilai x.
- bx
2.5.2 Menghitung Kesalahan Peramalan Menurut Gaspers (2005 : 80) menyatakan bawa untuk menghitung akurasi peramalan dapat dilakukan dengan membandingkan MAD&MSE. semakin tinggi nilai keakuratan peramalannya jika nilai-nilai MAD&MSE semakin kecil. Berikut penjelasan nya. 1. Simpangan absolut rata-rata atau Mean Absolute Deviation (MAD) Satu metode untuk mengevaluasi metode peramalan menggunakan jumlah dari kesalahan-kesalahan yang absolut. The Mean Absolute Deviation (MAD) mengukur ketepatan ramalan dengan merata-rata kesalahan dugaan (nilai absolut masing-masing kesalahan). MAD paling berguna ketika orang yang menganalisa ingin mengukur kesalahan ramalan dalam unit yang sama sebagai deret asli. MAD ini bertujuan agar para analis mengetahui kesalahan peramalan dalam unit ukuran yang sama seperti data aslinya. Cara menghitung MAD adalah sebagai berikut:
2. kesalahan rata-rata kuadrat atau Mean Squared Error (MSE) Metode lain yang dapat digunakan untuk mengukur peramalan adalah Mean Squared Error (MSE). Perhitungannya dengan mengkuadratkan asing-masing kesalahan atau sisa dikuadratkan. Kemudian dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah observasi. Pendekatan ini mengatur kesalahan peramalan yang besar karena kesalahan-kesalahan itu dikuadratkan. Suatu teknik yang menghasilkan kesalahan moderat mungkin lebih baik untuk salah satu yang memiliki kesalahan kecil tapi kadang-kadang menghasilkan sesuatu yang sangat besar. Rumus untuk menghitung MSE adalah
2.6 Kerangka Pemikiran
Mulai
Identifikasi Masalah
Study Literatur
Pengumpulan Data
Study Lapangan
Peramalan Penjualan Sebagai Dasar Desain Tata Letak
Trend Peramalan Penjualan Masing Masing Produk Kemasan Constant
Trend Peramalan Penjualan Masing Masing Produk Kemasan Berubah
From/to Matric menggunakan intensitas awal
From/to Matric Disesuaikan dengan perubahan tren penjualan
Evaluasi danPerhitungan Biaya Perpindahan Barang Tata Letak Gudang Awal
Usulan Perubahan Tata Letak
Perbandingan Efisiensi Biaya Tata Letak Usulan Dengan Tata Letak Sebelumnya
Kesimpulan selesai dan Saran
Selesai
Sumber : Pengolahan Data