7
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Teknologi Informasi Dan Sistem Informasi Pengertian teknologi informasi dapat diartikan secara umum sebagai suatu subjek yang luas yang berkenaan tentang teknologi dan aspek lain tentang bagaimana melakukan manajemen dan pemprosesan pengolahan data menjadi informasi. Teknologi informasi merupakan subsistem dari sistem informasi. Menurut Thompson dan Cats-Baril,(2003,p3), “Information Technology is the hardware and software that are packaged as a device for capturing, storing, proceesing, and outputting digital content”. yang berarti teknologi informasi adalah perangkat lunak dan piranti lunak yang dikemas sebagai sebuah alat untuk menangkap, menyimpan, memproses dan menghasilkan digital. Menurut Alter (1999, p42) “teknologi informasi adalah perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan oleh sistem informasi. Perangkat keras merupakan sekumpulan peralatan fisik yang terlibat dalam pemrosesan informasi, seperti komputer, workstation, peralatan jaringan, scanner, dan printer. Sistem dapat didefinisikan secara sederhana sebagai sekelompok elemen yang saling berhubungan atau berinteraksi hingga membentuk satu kesatuan. Akan tetapi, konsep umum sistem berikut ini memberikan konsep dasar yang lebih tepat untuk bidang sistem informasi. Sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur.
8 Menurut O’brien(2005,p6), ”An Information System
can be any
organized combination of people, hardware, software, communications networks, and data resources that collects, tranforms, and disseminates information in an organization”. Dapat diartikan ke dalam bahasa Indonesia seperti ini “Sistem informasi dapat merupakan kombinasi sumber daya-sumber daya yang terorganisir dari manusia, perangkat keras, piranti lunak, jaringan komunikasi dan data yang mengumpulkan, mengubah, dan mendistribusikan informasi pada suatu organisasi”. Adapun O’brien(2003,p8) menyatakan bahwa, “system is a group of interrelated components working together toward a common goal by accepting inputs and producing outputs in an organized trnsformations process” dapat diartikan “merupakan kumpulan komponen-komponen yang saling berhubungan yang bekerja sama menuju suatu tujuan dengan menerima input dan menghasilkan output melalui proses transformasi yang terorganisir”. Pada bagian lain, menurut O’Brien(2003,p13) tetang pengertian informasi adalah sebagai berikut, ” Information as data that have been converted into a meaningful and useful context for specific end users” dapat diartikan “informasi adalah data yang telah diubah kedalam sebuah bentuk yang mempunyai arti dan berguna bagi end-user”.
Komponen-komponen dalam sistem informasi memperlihatkan hubungan antara komponen dan aktivitas sistem informasi. Model tersebut memberikan kerangka kerja yang menekankan pada lima konsep utama, yang dapat diaplikasikan ke semua jenis sistem informasi, yang terdiri dari:
9 Sumber Daya Manusia Manusia dibutuhkan untuk pengoperasian semua sistem informasi. Baik sebagai pemakai akhir maupun sebagai pakar sistem informasi. Pemakai akhir maksudnya adalah orang-orang yang menggunakan sistem informasi atau informasi yang dihasilkan oleh sistem tersebut. Sedangkan pakar sistem informasi mempunyai tugas membuat maupun mendisain sistem informasi berdasarkan kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh pemakai akhir.
Sumber Daya Hardware Konsep sumber daya hardware meliputi semua peralatan dan bahan fisik yang digunakan dalam pemrosesan informasi. Dalam hal ini, sumber daya hardware tidak hanya meliputi mesin, komputer dan perlengkapan lainnya. Hardware merupakan perangkat keras, suatu alat yang bisa dilihat dan diraba oleh manusia secara langsung, yang mendukung proses komputerisasi. Peralatan ini umumnya cukup canggih. Hardware dapat bekerja berdasarkan perintah yang ada padanya, yang disebut juga dengan instruction set. Dengan adanya perintah yang dimengerti oleh mesin tersebut, maka perintah tersebut melakukan berbagai aktifitas kepada mesin yang dimengerti oleh mesin tersebut sehingga mesin dapat bekerja berdasarkan susunan perintah yang didapatkan olehnya.
Sumber Daya Software Konsep sumber daya software meliputi semua rangkaian perintah pemrosesan informasi. Konsep umum software ini meliputi tidak hanya perintah operasi yang disebut program, dengan hardware komputer pengendalian langsung, tetapi juga
10 rangkaian perintah pemrosesan informasi yang disebut prosedur yang dibutuhkan orang-orang. Sumber daya software antara lain software system, software aplikasi, dan prosedur.
Sumber Daya Data Data lebih daripada hanya bahan baku mentah sistem informasi. Konsep sumber daya data telah diperluas oleh para manajer dan pakar sistem informasi. Mereka menyadari bahwa data membentuk sumber daya organisasi yang berharga. Jadi, anda harus melihat data sebagai sumber daya data yang harus dikelolah secara efektif agar dapat memberi manfaat para pemakai akhir dalam sebuah organisasi.
Sumber Daya Jaringan Jaringan telekomunikasi terdiri dari komputer, pemroses komunikasi, dan peralatan lainnya yang dihubungkan satu sama lain melalui media komunikasi, serta dikendalikan melalui software komunikasi. Konsep sumber daya jaringan menekankan bahwa teknologi komunikasi dan jaringan adalah komponen sumber daya dasar dari semua sistem informasi.
2.2 Investasi Teknologi Informasi
Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan di
11 masa depan. Terkadang investasi disebut juga sebagai penanaman modal. (http://id.wikipedia.org/wiki/Investasi).
Proses investasi teknologi informasi terdiri dari tiga tahap fundamental yaitu tahap seleksi, control, dan evaluasi. Selama tahap seleksi, suatu organisasi menyeleksi investasi teknologi informasi yang paling mendukung kebutuhankebutuhan misinya, mengindentifikasi, menganalisi resiko dan pengembalian tiap investasi sebelum mendanai investasi tersebut. Selama tahap control, organisasi memastikan bahwa inplementasi investasi teknologi informasi tersebut masih sejalan dengan perencanaan proyek. Setiap ada penambahan biaya investasi, proyek tetap berlangsung selama masih sesuai misinya, dan pada tingkat biaya serta resiko yang telah diperkirakan. Selama tahap evaluasi, realisasi dan hasil dibadingkan dengan perencanaan yang sebelumnya dilakukan. Hal ini dilakukan untuk menilai pengaruh investasi pada kinerja misi, mengidentifikasi perubahan atau modifikasi yang diperlukan terhadap investasi, dan memperbaiki proses manejemen investasi berdasarkan pengalaman..
Investasi teknologi informasi merupakan keputusan yang diambil oleh organisasi untuk meningkatkan sumber daya dari pengeluaran biaya yang nyata dari teknologi informasi dengan harapan manfaat dari pengeluaran tersebut mencapai nilai dari apa yang diharapkan.
Manfaat dari investasi dapat juga diklasifikasikan dalam bentuk keuntungan berwujud (tangible benefits) dan keuntungan tidak berwujud (intangible benefits). Keuntungan berwujud merupakan keuntungan yang berupa penghematan-
12 penghematan atau peningkatan-peningkatan di dalam perusahaan yang dapat diukur secara kuantitas dalam bentuk satuan nilai uang. Keuntungan berwujud diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Pengurangan-pengurangan biaya operasi. b. Pengurangan kesalahan-kesalahan proses. c. Peningkatan penjualan. d. Pengurangan biaya persediaan. e. Pengurangan kredit tak tertagih.
Keuntungan tak berwujud (intangible benefits) adalah keuntungankeuntungan yang sulit atau tidak mungkin diukur dalam bentuk satuan nilai uang. Keuntungan-keuntungan ini diantaranya adalah sebagai berikut : a. Peningkatan pelayanan lebih baik kepada langganan. b. Peningkatan kepuasan kerja personil. c. Peningkatan pengambilan keputusan manajemen yang lebih baik. Secara umum investasi teknologi informasi bermanfaat untuk menekan biaya–biaya
operasi
perusahaan,
meningkatkan
menyelesaikan masalah bisnis yang spesifik.
produktifitas
dan
13 2.3 Evaluasi Investasi dengan metode Information Economics 2.3.1 Pengertian Metode Information Economics Secara
ringkas,
IE
(information
economics)
bertujuan
untuk
menjembatani aspek kuantitatif dan kualitatif dari manfaat teknologi informasi, isu tangible dan intangible, Hal-hal yang penuh ketidakpastian baik secara strategis maupun operasional, dan terutama yang berkaitan dengan resiko yang dihadapi. Kelemahannya adalah bahwa untuk menggunakan metode ini diperlukan keahlian spesifik karena sifatnya yang kompleks dan cukup memakan waktu. Information Economics (IE) merupakan sekumpulan alat hitung untuk mengukur manfaat dan biaya dari proyek teknologi informasi (Parker,1988,p5). Information economics merupakan dasar dari Traditional Cost Benefit Analysis (analisis biaya-biaya tradisional) yang berhubungan dengan value (nilai) berdasarkan pada kinerja bisnis untuk menangani hal-hal yang memberikan dampak strategis pada perusahaan.
Weigthed
Weighted
Weighted
PROJECT
Simple
Business
Technology
SCORE
+
+
=
ROI
Domain
Domain
(Quantification)
(Assesment)
(Assesment)
Gambar 2.1 Factors for computing the project score Parker(1988,P102)
14 Simple ROI merupakan justifikasi finansial yang merupakan ketiga lembar kerja yang diselesaikan sebelumnya. Dalam information economics terdapat tiga komponen utaman untuk menghitung skor suatu proyek investasi yaitu perhitungan ROI (Return Of Investment), penilaian pada business domain, dan penilaian pada teknologi domain. Kalkulasi untuk mempertimbangkan ROI yaitu traditional cost benefit, value linking, value acceleration, value restructuring, dan innovation valuation. Traditional cost benefit adalah mutlak dilakukan sedangkan keempat faktor lainnya tergantung dari sifat teknologi informasi yang diimplementasikan. Untuk mendapatkan skor domain bisnis dan domain teknlogi terdapat variable yang perlu dibobot, dievaluasi dan diformulasikan melalui beberapa lembar kuisioner maupun tanya jawab langsung. Variabel-variabel tersebut dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
15
Category
Strategic
Business Domain •
Value •
•
Strategic
Technolgy Domain •
Strategic
Match
Information
Competitive
System
Advantage
Architecture
2.1
Competitive Response
•
Management Information
Organizational
•
Project or
Risk and
Organization
Uncertainty
Risk
Tabel
•
Definitional Uncertainty
•
Technical Uncertainty
•
Information System Infrastructure Risk
Variabel-variabel domain bisnis dan domain teknologi
16 2.3.2 Domain Keuangan 2.3.2.1 Analisa Biaya-Manfaat (Cost Benefit Analysis) Menurut Parker (1988,p90) biaya (cost) merupakan suatu pengukuran atas sejumlah daya yang dibutuhkan untuk memperoleh sebuah produk. Dalam information economics terdapat dua jenis biaya, yaitu biaya pengembangan dan biaya berjalan. Biaya pemeliharaan termasuk dalam biaya berjalan. Menurut Remenyi (1995,p40) manfaat (benefit) dari teknologi informasi merupakan suatu keuntungan atau kelebihan yang diperoleh dengan teknologi informasi terhadap suatu perusahaan yang bersedia untuk membayar atas penggunaan teknologi informasi tersebut. Benefit atau manfaat memiliki banyak arti yang dapat dihubungkan dalam berbagai bidang, tapi dalam information economics manfaat dipandang secara ekonomis baik yang tangible maupun intangible. Menurut Parker (1988,p92) terdapat tiga jenis manfaat, yaitu: a. Tangible benefit, merupakan keuntungan nyata dan dapat dikalkulasikan secara keuangan (lebih mengarah kepada bisnis). b. Quasi tangible, merupakan keuntungan yang mengacu pada peningkatan efisiensi proses kerja yang sudah diterapkan dalam perusahaan. c. Intangible benefit, merupakan keuntungan yang mengacu pada efektivitas perusahaan.
proses
kerja
yang
sudah
diterapkan
dalam
17
Gambar 2.2 Relevansi antara IT Benefit Matrix(Remenyi) dan Tiga Tipe manfaat (Parker)
Sedangkan menurut Remenyi (1995, p42), mengelompokan lebih lanjut kedua jenis manfaat tersebut dalam information teknologi benefit metriks. Pengelompokan tersebut mengembangkan dua jenis manfaat menjadi empat jenis manfaat : a. Tangible Measureable merupakan manfaat yang membawa dampak langsung terhadap keuntungan perusahaan dan efek tersebut dapat diukur secara objektif. Contohnya : pengurangan biaya dan peningkatan keuntungan. b. Tangible Unmeasureable, merupakan manfaat yang membawa dampak langsung terhadap keuntungan perusahaan tetapi sulit untuk dapat diukur secara langsung. Contohnya : informasi yang lebih baik dan resiko yang lebih rendah serta peningkatan keamanan.
18 c. Intangible Measureable, Merupakan manfaat yang dapat diukur tetapi dampaknya tidak secara langsung dapat mempengaruhi keuntungan perusahaan. Misalnya : peningkatan kepuasan konsumen atau karyawan, penyampaian informasi yang lebih cepat. d. Intangible Unmeasureable, merupakan manfaat yang sulit diukur
tetapi
dampaknya
tidak
secara
langsung
dapat
mempengaruhi keuntungan perusahaan, contohnya : persepsi konsumen dan calon karyawan terhadap produk perusahaan, perubahan pasar. Berdasarkan Pengertian diatas, penulis menyimpulkan bahwa manfaat tangible measureable dikategorikan sebagai manfaat tangible, manfaat
tangible
dikategorikan
Unmeasureable
manfaat
dan
quasitangible,
Intangible dan
Measureable
manfaat
intangible
unmesureable dikategorikan sebagai manfaat intangible. Untuk biaya pada quasi intangible berkemungkinan mempunyai beberapa elemen manfaat yang dapat diukur secara langsung tetapi untuk biaya pada intangible hanya mempunyai nilai yang dapat diukur secara tidak langsung. Biaya-biaya yang akan dihitung dengan menggunakan lembar kerja biaya pengembangan dan lembar kerja yang berjalan. Menurut Parker (1988,P91), analisa biaya dan manfaat dapat digunakan dalam dua cara, yang pertama adalah sebagai alat
19 perecanaan yang membantu dlam pengambilan keputusan, yang kedua adalah digunakan sebagai alat evaluasi apakah proyek system informasi sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam analisis biaya manfaat ini. Pertama adalah studi kelayakan untuk proyek. Kedua, pada tahap akhir proyek. Dan terakhir adalah menganalisa apakah biaya dan manfaat yang telah dikeluarkan penting untuk proyek-proyek besar. Setelah menentukan manfaat-manfaat dan biaya-biaya yang diperkirakan dari implementasi proyek, hubungan antara manfaatmanfaat dengan biaya-biaya membutuhkan definisi. Menurut Parker (1988,P93),
ada
beberapa
pendekatan
yang
digunakan
untuk
mengembangkan hubungan antara biaya dan manfaat, diantaranya :
Simple Return on Investment (ROI) Teknik ini disebut juga dengan Accounting Rate of Return. Simple ROI ini merupakan rasio rata-rata pendapatan bersih proyek untuk tiap tahun yang dibagi dengan investasi internal dalam proyek. Metode ini merupakan metode yang biasa digunakan dalam pengelolahan data dan proyek sistem informasi. Pendekatan return on investment (ROI) ini terdiri dari sejumlah teknik pendekatan formal seperti payback method dimana dicoba dihitung durasi waktu yang diperlukan untuk mengembalikan investasi yang telah diperlukan untuk mengembalikan investasi yang telah dialokasikan. Namun sebagian kalangan menganggap pendekatan ini
20 terlampau sederhana. Mereka lebih suka menggunakan metode return on investment (ROI) dimana dicoba diperhitungkan nilai atau value atau manfaat investasi yang akan diperoleh di masa depan dan memproyeksikan besaran nilai tersebut pada saat ini.
2.3.2.2 Value Linking and Value Acceleration Value linking dan value acceleration adalah teknik dan konsep yang
saling
berkaitan.
Kedua
teknik
ini
membantu
dalam
mengidentifikasi efek samping dari perubahan teknologi di organisasi. Value linking digunakan untuk mengevaluasi secara finansial dampak kombinasi dari peningkatan performa suatu fungsi terhadap fungsi yang lain. Value Acceleration digunakan untuk mengevaluasi secara finansial percepatan waktu yang terjadi dari manfaat karena mengaitkan (linking) dua departemen atau fungsi dalam hubungan sebab akibat. Menurut Parker (1988,P111) menyatakan bahwa “Value lingking is used to evaluate financially the combain effects of improving performance of a function and any consequential result from a separate function”. Penjelasan diatas dapat diartikan sebagai berikut : Value linking digunakan untuk mengevaluasi secara financial efek dari perubahan performa sebuah fungsi atau proses atau pengaruh terhadap peningkatan kinerja perusahaan. Nilai tersebut tidak tergantung oleh waktu.
21 2.3.2.3 Value Restructuring
Value restructuring mengevaluasi nilai (value) yang terjadi karena restrukturisasi sebuah fungsi pekerjaan atau departemen. Value Restructuring mengukur nilai dan peningkatan produktivitas yang dihasilkan dari perubahaan organisasional. Salah satu contoh dari value restructuring ini adalah terjadinya peningkatan produktivitas dalam suatu fungsi atau departemen karena penerapan aplikasi office automation.
Peningkatan
produktivitas
merupakan
perpindahan
kemampuan organisasi dari kegiatan yang bernilai lebih rendah ke nilai yang lebih tinggi.
Menurut
Parker
(1988,P111)
menyatakan
bahwa
“Value
restructuring ties the effects of information technology of job activity from lower value function to higher value function”. Yang dapat diartikan value restructuring merupakan suatu teknik yang digunakan untuk mengukur nilai suatu peningkatan produktivitas sebagai pengaruh akibat terjadinya restrukturisasi atau perubahan fungsi suatu pekerjaan atau fungsi suatu departemen sebagai dampak penerapan suatu teknik informasi.
2.3.2.4 Innovation Value Innovation valuation menciptakan fungsi-fungsi baru dalam organisasi. Inovasi merubah pola atau cara bagaimana organisasi menjalankan bisnisnya. Aplikasi teknologi informasi yang inovatif
22 merupakan alat untuk merubah strategi bisnis, jas, dan produk lini bisnis, dan domain
bisnis organisasi. Akhirnya, teknik innovation
valuation berfokus pada organisasional ketimbang biaya dan resiko teknologi. Menurut Parker (1988,P134) menyatakan bahwa “innovation creates new functions within the business domain, it changes the way the enterprise conducts its business”. Penjelasan diatas dapat diartikan inovasi menghasilkan fungsi baru yang dapat mengubah cara sesuatu perusahaan dalam melakukan bisnis. Inovasi dalam pemakaian teknologi informasi menyediakan tempat untuk melakukan perubahan strategi bisnis, produk dan jasa bisnis inti. Teknik innovation valuation lebih berfokus pada organisasi dibandingkan kepada biaya dan resiko teknologi. Teknik ini sangat berguna untuk melakukan evaluasi terhadap suatu teknologi baru yang belum pernah diterapkan.
2.3.3 Penilaian Terhadap Domain Bisnis Business domain adalah variable yang ditambahkan dalam menghitung nilai total dari sebuah proyek teknologi informasi dalam membuat ranking keseluruhan dari proyek menjadi lebih realitis. Menurut Parker (1988,p145) faktor-faktor domain bisnis meliputi sekumpulan nilai dan resiko antara lain:
23 2.3.3.1 Strategic Match (SM) Strategic Match memfokuskan penilaian pada keterkaitan antara investasi teknologi informasi dalam pencapaian tujuan strategis perusahaan Hal ini memberikan kesempatan dalam menghasilkan skor dari inovasi maupun penyelarasan aplikasi yang mendukung secara langsung dalam pencapaian tujuan bisnis perusahaan .. 2.3.3.2 Competitive Advantage (CA) Competitive Advantage merupakan bidang yang perlu dievaluasi disetiap perusahaan. Yaitu apakah dalam penerapan teknologi informasi mampu mendukung kemampuan bersaing perusahaan yang didasarkan pada strategis utama bisnis perusahaan. Hal ini sebagai implementasi
dari
biaya
kepemimpinan,
deferensiasi
atau
pemfokusan. Penilaian strategi diferensiasi harus dibuat dalam skala yang dikumpulkan dari segala faktor yang membuat produk menjadi unik. Sebagai tambahan, faktor unik tersebut harus dinilai oleh pelanggan. Pada akhirnya, fokus dari strategi bertumpu pada segmen target perusahaan sebagai bagian dari kumpulan keseluruhan atau total potensial pasar. Setiap perusahaan harus mengembangkan ranting gradasi yang merefleksikan secara tepat implementasi strategi yang telah terpilih. Sehingga pada intinya, hal tersebut berfokus pada tingkat dimana proyek teknologi informasi atau sistem informasi manajemen mendukung perusahaan untuk mempertahankan ataupun meningkatkan keunggulan bersaingnya.
24 2.3.3.3 Competitive Response (CR) CR
mengukur
tingkat
dimana
kegagalan
sistem
dapat
menyebabkan ancaman persaingan bagi perusahaan. hal ini dapat muncul dikarenakan pesaing telah lebih dulu menyediakan pelayanan, produk, pertukaran data, kapasitas yang dibutuhkan oleh industri, serta beberapa otoritas dalam menjalankan sistem sebagai kondisi dari jalannya suatu aktivitas bisnis.
2.3.3.4 Management Information for CSF’s (MI) Management Information for CSF’s berfokus pada seberapa jauh proyek TI atau SI akan menyediakan informasi manajemen kepada kegiatan perusahaan atau Line of Bisiness perusahaan. (Management Information Support of Core Activities/MISCA). Penilaian (skor) dalam kategori ini tergantung dari derajat dimana inisiatif dalam menyediakan informasi manajemen yang mengijinkan pembuat keputusan untuk memperkirakan operasi dan untuk membuat mereka menjadi lebih efektif, dan menguntungkan bagi perusahaan secara materil.
2.3.3.5 Project Or Organizational Risk (OR) Project Or Organizational Risk berfokus pada tingkat dimana organisasi mampu membawa perubahan yang dibutuhkan oleh proyek. Evaluasi berfokus pada pemakai (user) atau domain bisnis organisasi, bukan pada organisasi teknikal. Komponen dari kapasitas
25 organisasi meliputi dukungan manajemen untuk berubah, kedewasaan dalam komputerisasi di dalam organisasi, penelitian realistis atas tugas-tugas yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek melalui pemahan atas proses dan fungsi bisnis yang penting.
2.3.4 Penilaian Terhadap Domain teknologi Variabel yang terdapat pada domain teknologi lebih membahas pada resiko dan keuntungan yang ditimbulkan dari penggunaan teknolgi pada sebuah proyek. Menurut Parker (1988,p.158) terdapat empat variabel dalam domain teknologi yang digunakan untuk menghitung manfaat-manfaat maupun resiko yang bersifat intangible yaitu:
2.3.4.1 Strategic IS Architecture (SA) Strategic IS Architecture mengevaluasi tingkat dimana proyek itu sesuai dengan keseluruhan strategi sistem informasi. Kesesuaian ini direfleksikan dalam perencanaan
teknologi
informasi
(blueprint).
Hasil blueprint dalam proses pengembangan sistem diperlukan untuk menyelesaikan rencana yang telah ditetapkan. Blueprint menjelasakan urutan proyek-proyek yang diperlukan untuk mengimplementasilkan rencana. Suatu implementasi teknologi informasi yang baik harus mampu menunjang strategi sistem informasi secara keseluruhan untuk merefleksikan rencana teknologi informasi yang sudah ditetapkan oleh perusahaan.
26 2.3.4.2 Definitional Uncertainty(DU) Definitional Uncertainty menilai tingkat dimana kebutuhan dan spesifikasi yang telah diketahui serta menilai kompleksitas dari area dan kemungkinan perubahan yang tidak rutin. Semakin besar angka negatifnya, maka definitional uncertainty semakin tinggi. Nilai definitional uncertainty memberikan resiko yang terkait dengan proyek yang berhubungan dengan kebutuhan, spesifikasi dan perubahan. definitional uncertainty berfokus pada resiko yang mungkin timbul akibat adanya ketidakpastian akan kebutuhan. definitional uncertainty mendefinisikan ketidakpastian yang membebani spesifikasi dari tujuan perusahaan (user atau bisnis) yang dikomunikasikan pada staff proyek TI. Ketika user tidak dapat mendeskripsikan masalah secara baik, atau masalah terus berubah secara konstan, kelompok TI ditekankan untuk menjawab dengan jawaban yang benar dan layak. Jika kebutuhan sudah ditetapkan dengantepat tanpa terjadi perubahan lagi, maka akan lebuh mudah bagi staff TI untuk menyediakan sistem yang sesuai dengan kebutuhan para user. 2.3.4.3 Technical Uncertainty (TU) Technical Uncertainty nilai kesiapan domain teknologi untuk menjalankan proyek. Ada 4 penilaian yang meliputi kemampuan yang dibutuhkan, yaitu kebutuhan keahlian, ketergantungan hardware, ketergantungan software dan ketergantungan aplikasi software. Tujuan dari penilaian ini adalah untuk mengetahui resiko dan menekankan pda kesiapan dan persiapan yang dibutuhkan untuk kesuksesan proyek.
27 Semakin besar angka negatifnya maka technical uncartainly semakin tinggi. 2.3.4.4 Infratructure Risk (IR) Infratructure Risk menilai tingkat investasi nonproyek yang perlu segera dilakukan untuk mengakomodasikan proyek. Hal ini merupakan sebuah penilaian lingkungan yang meliputi faktor-faktor seperti administrasi data (seperti kebutuhan kanus data), komunikasi (seperti adanya bentuk komunikasi yang baru), dan sistem yang
tersebar
(seperti kebutuhan metode akses data yang baru). Penekanan pada organisasi sistem informasi yang meliputi Hardware, Software dan staff, dimana investasi ini dibutuhkan untuk mengakomodasi proyek yang ingin ditetapkan.
2.3.5 Value Chain
Untuk mengetahui hubungan antara teknologi informasi dengan performa bisnis, diperlukan pemahaman terhadap bisnis itu sendiri, struktur, tujuan, dan interaksi dengan customer, supplier, dan lingkungan ekonomis. Value Chain menyediakan sebuah struktur yang menekankan pada hubungan antara IT dengan unit bisnis(Parker,1988,p28).
Value chain secara garis besar dibagi menjadi dua bagian yaitu aktivitas utama dan aktivitas pendukung. Aktivitas utama adalah bagian yang dapat memenuhi aturan dari value chain itu sendiri dan meningkatkan
28 kepuasan pelanggan, yang akan berdampak langsung pada aktivitas yang berhubungan. Tidak hanya setiap aktivitas harus berjalan dengan baik, tapi juga harus berhubungan satu sama lain secara efektif jika menginginkan kemampuan seluruh bisnis dioptimalkan. Aktivitas utama ini terdiri dari :
Inbound logistic : penerimaan, penyimpaan, mendapatkan dan menentukan input dan sumber daya dengan kualitas dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan bisnis. Hal ini mungkin meliputi perekrutan staf yang baik, pembelian material, komponen dan jasa.
Operation : melakukan perubahan dari input menjadi produk dan jasa yang diburuhkan oleh konsumen
Outbound logistic : mendistribusikan produk ke konsumen baik secara langsung atau melalui perantara jalur distirbusi.
Sales dan marketing : menentukan cara bagaimana agar konsumen peduli terhadap produk dan jasa serta menerimannya, termasuk bagaimana caranya membujuk mereka untuk membeli dan menggunakan produk dan jasa.
Services : menambahkan nilai dengan memastikan konsumen mendapatkan keuntungan atau nilai dari produk yang dibelinya secara penuh.
Sedangkan aktivitas pendukung merupakan bagian yang memungkinkan untuk mengontrol dan mengembangkan bisnis sepanjang waktu dan menambah nilai secara tidak langsung. Nilai akan terwujud jika aktivas utama dijalankan dengan sukses. aktivitas pendukung terdiri dari beberapa bagian:
29 Infrastucture : seperti bangunan fisik, fasilitas, dan legal
Human resource management : terdiri dari karyawan atau personil, proses perekrutan, training dan payroll.
Product and technology development : melakukan riset dan development, serta mendesain produk dan prosesnya.
Procurement : melakukan pembelian dan pendanaan untuk kebutuhan aktivitas bisnis.
Gambar 2.3 value chain Parker (1988, p67)
30 2.4 Membangun pembobotan korporasi (Corporate Value) Sebelum melakukan pembobotan atas beberapa faktor yang telah dievaluasi diatas, perlu terlebih dahulu mengidentifikasi keterkaitan antara tingkat kesehatan organisasi dan dengan dukungan sistem informasi yang dimiliki.Yang dimaksud dengan organisasi sehat adalah organisasi yang kuat, menguntungkan, kompetitif, dan tidak mudah terpengaruh oleh adanya krisis ekonomi, gejolak perilaku konsumen maupun dengan dukungan sistem informasi adalah seberapa kuat pengaruhnya sistem informasi dalam menunjang bahwa menentukan arah kegiatan organisasi.
Hal ini penting dilakukan karena nilai atau bobot domain bisnis dan domain teknologi sangat berbeda dari organisasi yang satu dengan organisasi yang lainnya. Seperti ditampilan pada gambar dibawah (gambar 2.4), kuadran A (Investment) yang mendeskripsikan sebuah organisasi yang kuat dengan tingkat dukungan sistem informasi yang lemah untuk mendukung jalannya usaha. Kuadran B (Strategic) menggambarkan sebuah organisasi yang kuat dengan dukungan sistem informasi yang kuat juga. Kuadran C (Infrastructure) mengilustrasikan sebuah organisasi yang lemah dengan dukungan sistem informasi yang lemah. Dan yang terakhir adalah peta Kuadran D (Breakthru or management) menggambarkan sebuah organisasi menjadi maju.
31
Gambar 2.4 Nilai Korporasi (line of business) Establishing corporate(line of business) value Parker (1988,p187) Karena ke-empat perbedaan inilah, maka masing-masing kuadran pada gambar 2.4 memiliki nilai relatif korporasi yang berbeda-beda.
Kuadran A (Investement)
Untuk organisasi pada kuadran investasi yang mempunyai dasar bisnis yang kuat, mempunyai waktu dan kesempatan dalam menginvestasikan masa depannya. Dengan berfokus pada pertumbuhan ke depan dan pengembangan infrastruktur yang ada adalah tapat. Nilai korporasi positifnya adalah 20 dan nilai negatifnya adalah 10 (lihat tabel 2.2)
32
Tabel 2.2 Investment quadrant corporate value Parker(1988,p188)
Kuadran B (strategic)
Untuk organisasi pada kuadran B mempunyai lini bisnis yang kuat dan juga dukungan komputer yang kuat juga,mempunyai nilai korporasi positif 20 dan nilai korporasi negatif -4(lihat tabel 2.3)
33
Tabel 2.3 Strategic quandrant corporate value
Parker (1988,p188)
Kuadran C (infrastructure)
Untuk organisasi pada kuadran C mempunyai lini bisnis yang lemah dengan dukungan komputer yang juga lemah. Nilai korporasi positifnya adalah 20 dan nilai korporasi negatifnya adalah -10 (lihat tabel 2.4)
34
Tabel 2.4 Infrastructure quadrant corporate value
Parker (1988, p189)
Kuadran D (breakthru or mangement)
Untuk organisasi pada kuadran D memiliki nilai bisnis yang lemah dengan dukungan komputer yang sangat kuat. Nilai korporasi positifnya adalah 20 dan nilai korporasi negatifnya adalah -10 (lihat tabel 2.5)
35
Table 2.5 breakthru or management quadrant corporate value Parker (1988,p190)
2.5 Lembar Kerja Untuk Menghitung ROI Menurut parker(1988), untuk menghitung nilai pengembalian suatu investasi
dapat
menggunakan
tiga
macam
lembar
kerja,
yaitu:
2.5.1 Lembar kerja biaya pengembangan ( Development Cost Worksheet ) Lembar kerja ini mencakup lima kategorial utama yaitu: Development effort (usaha pengembangan), mencakup biaya peningkatan syIstem dan pemrograman, biaya peningkatan adanya tambahan karyawan seperti administrasi data. New hardware, mencakup biaya-biaya tambahan untuk berbagai peralatan. Misalnya terminal, printer, monitor, dan sebagainya.
36 New purchased software, mencakup semua biaya yang berkaitan dengan adanya software baru dalam perusahaan. User training, mencakup keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memberikan pelatihan bagi karyawan dengan adanya suatu sistem baru. Other cost, mencakup semua biaya yang dikeluarkan termasuk juga di dalamnya sistem pengujian sistem baru pada saat diimplementasi.
Gambar 2.5 lembar kerja biaya pengembangan Parker (1988,p106)
37 2.5.2 Lembar kerja biaya yang sedang berjalan(Ongoing Expense Worksheet ) Menurut parker(1988), lembar kerja saat ini mencakup enam kategori, yaitu: a. Application software maintenance (penelitian aplikasi software) b. Incremental data storage expense (peningkatan biaya penyimpanan data). c. incremental communication (peningkatan biaya komunikasi) d. New software and hardware lease (peningkatan perangkat lunak dan keras yang baru) e. Supplies (perlengkapan) f. Other (lainnya).
Gambar 2.6 lembar kerja biaya saat ini Parker (1988,p107)
38 2.5.3 Lembar kerja dampak ekonomis (Economic Impact Worksheet) Menurut parker (1988), dalam lembar kerja ini berisi ringkasan dampak ekonomis dari proyek teknologi informasi. score (nilai) diperoleh dari adanya hubungan garis lurus untuk menghitung Return On Invesment(ROI) dari periode aliran kas bersih selama masa waktu lima tahun. Bagian-bagian utama dari lembar kerja ini adalah investasi bersih yang dibutuhkan (net investment
required)
yang
diambil
langsung
dari
lembar
kerja
pengembangan. Arus kas tahunan didapat dari manfaat ekonomis bersih ditambah dengan pengurangan biaya operasi menghasilkan pendapatan yang belum kena pajak, kemudian dikurangi lagi dengan yang sedang berjalan. Simple Return On Invesment (ROI) dikalkulasi rata-rata lima tahun arus kas bersih yang dibagi dengan investasi bersih. Setelah Simple Return On Information didapat , maka dampak ekonomis dapat ditentukan.
39
Net Investment Required (from development cost worksheet) Yearly Cash Flows :Based on five twelve month period following implementation of the proposed system Cash Flow can be negative Total Year 1
Year 2
Year 3
Year 4
Year 5
0
0
0
0
0
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
Pre-tax income
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
On-going
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
Net economic benefit Operation cost reduction
expense from woeksheet Net cash flow Simple ROI calcucation as B/# YRS / A Scoring economic impact Score
Simple ROI
0
Zero to less
1
1% to 299%
2
300% to 499%
3
500% to 699%
4
700% to 899%
5
Over Gambar 2.7 lembar kerja dampak ekonomis Parker (1988,P97)
XXX
40 2.5.4 Information Economics Scorecard Proses terakhir dari kerangka kerja information economics adalah memasukan semua nilai hasil pembobotan simple Return On Invesment (ROI) dan pembobotan variable domain teknologi dan domain bisnis ke dalam sebuah scorecard untuk mendapatkan scorecard akhir proyek Teknologi Informasi tersebut. Sebuah nilai positif dan negative yang mewakili nilai dan resiko yang dijumlahkan. Metode yang digunakan pada information economics pada umumnya terbagi 2 jenis yaitu pendekatan financial dan pendekatan non financial. Tahap awal penelitian ini ditujukan untuk mengetahui komponen-kompenen yang berhubungan erat dengan investasi teknologi informasi tersebut, misalnya biaya pemeliharaan, biaya perbaikan, dan lain-lain. Setelah itu dilakukan analisis biaya dan manfaat untuk mendapatkan ROI atas investasi tersebut. Tangible benefit diperoleh dengan menggunakan traditional cost benefit sedangkan value linking, value accelariton, value restructuring dan innovation valuation digunakan untuk quast tangible. Tahap selanjutanya adalah melakukan analisis dari dua sisi perusahaan yaitu domain teknologi dan domain bisnis. Hal ini dilakukan karena perhitungan ROI mereflesikan nilai dan resiko tertentu. Ada beberapa yang unik didomain bisnis dan yang lainnya unit domain teknologi. Analisis ini dilakukan untuk intangible benefit investasi teknologi informasi tersebut, Setelah dilakukan pembobotan, gabungan hasil analisis ROI, domain bisnis dan domain teknologi inilah yang akan memberikan angka atau score
41 yang menunjukan besarnya dampak ekonomis dari penerapan teknologi terhadap perusahaan.
Evaluator
Business Domain
Technolgy Domain
Weighted Score
Factor
ROI
SM CA MI CR OR SA DU TU IR
Business Domain Technology Domain Weighted Value Where: ROI = Return On Invesmen Business Domain Assesment SM = Strategic Match CA = Competitive Advantage CR = Competitive Response MI = Management Information OR = Project or Organizational Risk Technology Domain SA = Strategic IS Architecture DU = Definitional Uncertainty TU = Technical Uncertainty IR = IS Infrastructure Risk Gambar 2.8 lembar kerja Information Economics Parker (1988,p 145)
42 2.6 Skala Likert Skala
Likert
digunakan
untuk
mengukur
sikap,
pendapat
dan
persepsi
seseorang/sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian fenomena sosial ini telah ditatapkan secara spesifik oleh peneliti yang selanjutnya disebut sebagai variabelpenelitian. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijelaskan menjadi indikator variabel dan kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak ukur untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan/pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi sangat positif sampai sangat negatif. Skala likert dapat digambarkan seperti berikut ini.
Sangat Buruk
Buruk
Kurang
Cukup
Gambar 2.9 Skala Likert
Baik
Sangat Baik