BAB 2 LANDAS AN TEORI 2.1
Teori - Teori Umum
2.1.1
Data Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih
memerlukan adanya suatu pengolahan. Data bisa berwujud suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka, matematika, bahasa ataupun simbol-simbol lainnya yang bisa kita gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian ataupun suatu konsep.Dengan data kita dapat mengetahui/memperoleh gambaran tentang sesuatu keadaan.Bagi banyak orang, data hanyalah sekedar angin lalu yang mungkin hanya merepotkan untuk mendapatkan dan mengelolahnya.Tapi jauh di atas fungsi tersebut, data adalah modal mutlak keberhasilan strategi sebuah bisnis. Contoh: Data tentang keuangan perusahaan, akan menggambarkan kondisi keuangan yang ada dalam perusahaan. Data merupakan bentuk paling sederhana dari informasi dan dari informasi inilah yang menjadi poin penting dalam menentukan dan menjalankan strategi bisnis.Data bisa didapatkan dari mana saja, dan terkait dengan bisnis yang dijalani, terutama mengenai perusahaan itu sendiri, pesaing, pasar dan konsumen. Data sendiri tidak memiliki nilai yang besar bagi perusahaan jika berdiri sendiri, maka selayaknya data harus didukung dengan sistem yang kompeten dalam mengumpulkan data yang akurat, baik yang mengukur masa lalu, sekarang dan masa depan. Hal ini tentu saja untuk mengetahui seberapa jauh perusahaan / produk telah berjalan, bagaimana kondisi perusahaan/produk dibandingkan dengan pesaing,
7
8 bagaimana produk di mata konsumen dan peluang apa yang bisa digarap produk di masa yang akan datang. M enurut Khosrow-Pour(2009, p. 805), Data adalah kumpulan contoh-contoh, fakta-fakta, atau kasus-kasus dalam sebuah penyimpanan data. M enurut Turban&Rainer (2009, p. 6), Data adalah suatu deskripsi dasar dari suatu hal, aktivitas, kejadian,dan transaksi yang direkam, dikelompokkan, dan disimpan namun tidak diorganisir untuk menyampaikan suatu arti yang spesifik. M enurut O’Brien (2005, p. 26), Data merupakan fakta-fakta yang belum diproses, atau hasil dari observasi, yang berhubungan dengan fenomena fisik atau transaksi – transaksi bisnis. M enurut Haag, Cummings,&M cCobbrey(2005, p. 6), Data merupakan faktafakta yang belum diolah yang mendeskripsikan suatu fenomena tertentu. Berdasarkan pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa data adalah kumpulan fakta mentah mengenai suatu kejadian dimana data tersebut belum memiliki nilai bagi penggunanya.
2.1.2
Informasi Informasi merupakan hasil pengolahan dari sebuah model, formasi, organisasi,
ataupun suatu perubahan bentuk dari data yang memiliki nilai tertentu, dan bisa digunakan untuk menambah pengetahuan bagi penerimanya.Dalam hal ini, data bisa dianggap sebagai obyek dan informasi adalah suatu subyek yang bermanfaat bagi penerimanya.Informasi juga bisa disebut sebagai hasil pengolahan ataupun pemrosesan data.
9 Informasi dapat diibaratkan sebagai darah yang mengalir di dalam tubuh manusia, seperti halnya informasi di dalam sebuah perusahaan yang sangat penting untuk mendukung kelangsungan perkembangannya, sehingga terdapat alasan bahwa informasi sangat dibutuhkan bagi sebuah perusahaan. Akibat bila kurang mendapatkan informasi, dalam waktu tertentu perusahaan akan mengalami ketidakmampuan mengontrol sumber daya, sehingga dalam mengambil keputusan-keputusan strategis sangat terganggu, yang pada akhirnya akan mengalami kekalahan dalam bersaing dengan lingkungan pesaingnya. M enurut Khosrow-Pour(2009, p. 599), Informasi adalah suatu bentuk data yang memberikan suatu arti dengan mengurangi makna ganda, ketidakjelasan, atau ketidakpastian, atau sebuah data yang mengindikasikan bahwa kondisi tersebut tidak diisyaratkan. M enurut Turban& Rainer(2009, p. 6), Informasi adalah data yang telah diorganisir sehingga data-data tersebut mempunyai suatu arti dan nilai terhadap penggunanya. M enurut Haag,Cummings,&M cCobbrey(2005, p. 6), Informasi adalah suatu data yang memiliki suatu arti dalam sebuah konteks tertentu. Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa informasi merupakan data yang telah diolah sehingga memiliki suatu nilai yang spesifik bagi penggunanya.
2.1.3
Sistem Sistem adalah gabungan komponen yang terorganisir dan berhubungan satu
dengan yang lain. Setiap komponen memiliki kontribusi dan berpengaruh terhadap
10 sistem. Sistem memiliki lingkungan yang menyediakan input dan menerima output dari sistem. Suatu sistem terdiri atas unsur-unsur yang saling berhubungan dan beroperasi secara bersama utuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jadi jelas bahwa sistem bukan merupakan suatu unsur yang tersusun secara tidak beraturan melainkan suatu unsur-unsur yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan. Sebagai contoh: apabila ada satu unit di dalam suatu perusahaan mengalami gangguan, maka unit yang lainnya pun akan terganggu dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sistem disebut efektif jika sistem tersebut dapat membantu anda memenuhi target setiap saat anda menjalani proyek yang serupa. M enurut Khosrow-Pour(2009, p. 111), Sistem adalah sebuah kelompok yang terdiri dari modul-modul yang berinteraksi dan saling berbagi kerangka kerja umum dan memberikan sebuah tujuan umum. M enurut O’Brien (2005, p. 29), Sistem merupakan sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur. Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem adalah gabungan dari beberapa komponen yang saling menunjang satu sama lain dan bertujuan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang spesifik.
2.1.4
Sistem informasi Sistem informasi
adalah
suatu
sistem
dalam
suatu
organisasi
yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan informasi yang diperlukan untuk
11 pengambilan keputusan. Sistem informasi dalam suatu organisasi dapat dikatakan sebagai
suatu
sistem
yang menyediakan informasi bagi semua tindakan dalam
organisasi tersebut kapan saja diperlukan. Sistem mengubah, mengolah dan mengkomunikasikan
ini
menyimpan, mengambil,
informasi yang diterima dengan
menggunakan sistem informasi atau peralatan sistem lainnya. Sistem informasi yang dibangun dengan baik dan benar dapat meningkatkan produktivitas, mengurangi stok material produksi, menghilangkan kegiatan yang tidak memiliki manfaat (nilai tambah), meningkatkan layanan dan kepuasan pelanggan, mengkoordinasikan setiap bagian dalam perusahaan serta meningkatkan kualitas kebijakan manajemen. Sistem informasi yang baik dapat digunakan tidak hanya untuk penyimpanan data secara elektronik saja tetapi harus mampu mendukung proses analisis yang diperlukan oleh manajemen. Sehingga dengan dukungan sistem informasi yang baik maka dapat diperoleh informasi yang akurat, terpercaya, mutakhir dan mudah diakses mengenai kondisi penjualan perusahaan.Dengan adanya laporan yang tersaji dengan cepat dan setiap saat dapat diakses tersebut maka keputusan-keputusan yang diambil pun dapat lebih cepat dan presisi terhadap dinamika pasar yang ada. M enurut Khosrow-Pour(2009, p. 400), Sistem informasi adalah sebuah sistem yang meliputi perangkat keras, perangkat lunak, orang-orang, dan bisnis atau sekelompok komunitas dari struktur-struktur dan proses-proses. M enurut Laudon & Laudon (2006, p. 50), Sistem informasi adalah sebuah satu kesatuan dari komponen-komponen yang saling berhubungan yang mengumpulkan atau mengambil, memproses, menyimpan, dan mendistribusi informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan pengendalian didalam sebuah organisasi.
12 M enurut O’Brien (2005, p. 20), Sistem informasi adalah suatu kombinasi yang diorganisasikan yang terdiri dari orang, perangkat keras, perangka lunak, jaringan komunikasi, dan sumber data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. Turban& Rainer(2009, p. 20)menjelaskan bahwa sebuah sistem informasi dapat mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisa dan menyebarkan informasi untuk tujuan tertentu. Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem informasi adalah gabungan dari beberapa komponen yang berfungsi untuk memproses data menjadi
informasi
dan
mendistribusikan
informasi
tersebut
kepada
seluruh
penggunanya.
2.1.5
Teknologi Informasi Secara umum istilah teknologi informasi lebih dikenal dengan istilah
komputerisasi. M ulai dari
input
data,
proses
data,
menyimpan
data,
dan
mendistribusikan data yang semuanya oleh komputer sehingga akan berjalan secara otomatis dan tidak dikerjakan lagi secara manual. Teknologi informasi berguna dalam memastikan kelancaran fungsi semua departemen dalam sebuah perusahaan seperti departemen sumber daya manusia, departemen keuangan, departemen manufaktur dan juga dalam tujuan keamanan terkait. Dengan bantuan teknologi informasi, perusahaan mampu memperkecil kesalahan dalam kegiatan operasional.Salah satu peranan teknologi informasi bagi perusahaan yang paling nyata adalah semua pekerjaan akan lebih cepat dan akurat.
13 Penerapan teknologi informasi yang efektif akan mengurangi biaya yang tidak diharapkan dan dapat meningkatkan fleksibilitas. Hal ini akan terlihat dalam alur bisnis yang menjadi lebih terorganisir dan tersentralisasi. Karena perkembangan sektor teknologi informasi, perusahaan mampu menjaga diri mereka serta menyadari perubahan di pasar global.Teknologi Informasi dapat diterapkan pada semua jenis usaha dan telah menjadi kebutuhan dasar mulai dari perusahaan kecil sampai perusahaan besar bahkan toko retail sekalipun. M enurut Khosrow-Pour(2009, p. 59), Teknologi informasi adalah setiap alat bantu berbasis komputer yang digunakan untuk bekerja dengan informasi dan mendukung sebuah organisasi atas kebutuhan informasi yang dibutuhkan. M enurut Whitten, Bentley, & Dittman(2004, p. 10), Teknologi informasi adalah suatu istilah yang menggambarkan kombinasi teknologi computer (perangkat keras dan lunak) dengan teknologi komunikasi (jaringan data, gambar, dan suara). M enurut O’Brien (2005, p. 6), Teknologi informasi adalah hardware, software, dan jaringan manajemen database dan teknologi pengolahan informasi lainnya yang digunakan dalam sistem informasi berbasis computer. Ward&Peppard(2002, p. 3)menyatakan bahwa teknologi informasi secara khusus ditujukan untuk teknologi, khususnya hardware, software dan jaringan telekomunikasi. Teknologi informasi memfasilitasi perolehan, pemrosesan, penyimpan, pengiriman, dan pembagian informasi dan isi digital lainnya. Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa teknologi informasi merupakan gabungan antara hardware,software, brainware yang berfungsi untuk menyimpan data dan memproses data menjadi informasi.
14 2.1.6
Database Database adalah kumpulan tabel yang mempunyai kaitan antara satu tabel
dengan
tabel
yang
lain
sehingga
membentuk
data
yang
berfungsi
untuk
menginformasikan satu perusahaan dan instansi. Bila terdapat tabel yang tidak dapat dipadukan atau dihubungkan dengan tabel yang lainnya, berarti tabel tersebut bukanlah kelompok dari satu database, melainkan membentuk satu database sendiri.Database juga merupakan landasan bagi pembuatan dan pengembangan program aplikasi.Oleh sebab itu, database harus dibuat sedemikian rupa sehingga pembuatan program lebih mudah dan cepat.Database merupakan salah satu komponen yang penting dalam sistem informasi, karena merupakan basis dalam menyediakan informasi bagi para pemakai. Tujuan utama dari konsep database adalah menghilangkan pengulangan data dan mencapai independensi. M anfaat database bagi perusahaan antara lain untuk menentukan kualitas informasi yaitu cepat, akurat, dan relevan, sehingga infromasi yang disajikan tidak basi. Informasi dapat dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkanya.Selain itu untuk mengatasi kerangkapan data (redundancy data), menghindari terjadinya inkonsistensi data, mengatasi kesulitan dalam mengakses data serta menyusun format yang standar dari sebuah data. M enurut Connoly& Begg(2005, p. 15), Database adalah kumpulan data yang berelasi secara logical dan sebuah deskripsi dari data tersebut yang didesain untuk memenuhi kebutuhan organisasi. Database adalah sebuah tempat penyimpanan besar dari data yang dapat digunakan secara terus menerus oleh banyak departemen dan user. M enurut O’Brien (2005, p. 141), Database adalah kumpulan elemen data terintegrasi yang berhubungan secara logical.
15 M enurut Turban, Aronson,& Liang(2005, p. 446), Database adalah kumpulan dari file-file yang menyimpan data yang saling berelasi dan berasosiasi satu dengan yang lainnya. Dimana letak data tersebut disimpan dapat mempengaruhi kecepatan user untuk mengakses, waktu respon query, data entry, sekuriti dan biaya. Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa database adalah sebuah tempat penyimpanan data yang besar dan terdiri atas gabungan tabel-tabel yang saling berelasi.
2.1.7
Komunikasi Hovland yang diterjemahkan oleh M ulyana(2005, p. 62) mendefinisikan
komunikasi sebagai berikut:, “Komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang(komunikator) menyampaikan rangsangan untuk mengubah perilaku orang lain.” Ross yang diterjemahkan oleh M ulyana (2005, p. 62) mendefinisikankomunikasi sebagai berikut:, “Komunikasi adalah suatu proses menyortir, memilih dan mengirimkan simbolsimbol sedemikian rupa sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respons dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksudkan komunikator.” Lasswell yang diterjemahkan oleh M ulyana(2005, p. 62), mendefinisikan komunikasi sebagai berikut:, “Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa,dengan akibat apa atau hasil apa (Who? Says what? In which channel?To whom?With what effect?).”
16 2.1.8
Alat dan Perangkat Telekomunikasi M enurut INSW (2012), Alat Telekomunikasi adalah setiap alat perlengkapan
yang digunakan dalam bertelekomunikasi,
yaitu setiap
kegiatan pemancaran,
pengiriman, dan atau penerimaan dari setiap informasi, dalam bentuk tanda-tanda, isyarat, tulisan, gambar, suara, dan bunyi melalui sistem kawat, optik, radio, atau sistem elektromagnetik lainnya. Dasar hukum yang mengatur ketentuan sertifikasi alat dan perangkat komunikasi: 1. Peraturan M enteri Komunikasi dan Informatika Nomor : 29 / Per / M en kominfo / 09 /2008 Tentang Sertifikasi Alat Dan Perangkat Telekomunikasi. 2. Keputusan Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi Nomor : 102 / Dirjen / 2008 Tentang Pengelompokan Alat dan Perangkat Telekomunikasi Untuk Keperluan Sertifikasi.
2.1.9 Telekomunikasi M enurut Lakshmi (2008), Telekomunikasi adalah rangkaian teknologi yang terlibat dalam mentransmisikan
informasi jarak
jauh.
Dahulu telekomunikasi
menggunakan transmitter seperti smoke signal, semaphore, dan drum, Sekarang telekomunikasi dilakukan dengan menggunakan telepon, televise, komputer, serta jaringan untuk mengirimkan infromasi. Beberapa teknologi telekomuikasi termutakhir seperti telepon genggam, land lines, telepon satelit, dan Voice over Internet Protocol (VoIP). Komponen Dasar Telekomunikasi M enurut Lakshmi (2008), Untuk bisa melakukan telekomunikasi, ada beberapa komponen untuk mendukungnya yaitu :
17 - Transmitter: Alat yang digunakan untuk menangkap informasi dan merubahnya kedalam sinyal, contoh: menara pemancar. - Transmission medium: M edia yang paling sesuai untuk membawa sinyal, contoh: ruang terbuka. - Receiver: Alat yang dapat menangkap dan merubah sinyal menjadi informasi yang dapat digunakan oleh manusia, contoh: radio. - Transceiver: Alat yang memiliki fungsi sebagai pemancar dan penangkap sinyal, contoh: telepon genggam. - Point to point: Transmisi yang terjadi diantara transmitter tunggal dan receiver. - Broadcast: Transmisi yang terjadi diantara transmitter yang kuat dan banyak receiver sekaligus. - Signal: Data khusus yang digunakan untuk menyusun dan mengontrol komunikasi, bentuknya dapat berupa analog maupun digital. - Analog: Sinyal elektronik yang dapat terganggu apabila terdapat noise. - Digital: Sinyal elektronik yang ter-encode sebagai kumpulan nilai diskret dan tidak berubah selama transmisi berlangsung. - Network: Jaringan telekomunikasi lengkap yang terdiri dari transmitter, receiver, atau transceiver. - M odulation: Proses yang mengubah sinyal menjadi informasi.
2.1.10 Object Persistence Dalam pengembangan sistem, pengertian persistence adalah objek yang dihasilkan dari suatu sistem yang dapat disimpan dalam waktu lama bahkan bersifat permanen.Object Persistence bisa disimpan dalam bentuk basis data relasional mupun
18 file sistem dalam Object Persistence yang paling banyak digunakan dalam pengembangan perangkat lunak adalah basis data relasional. Basis data relasional mudah dibuat dan diakses. Dengan Object Persistence, data yang terkandung pada objek tersebut dapat dengan mudah disimpan dan diakses. Object persistence bersifat abstrak, dapat menyembunyikan rincian mekanisme bagaimana suatu data disimpan dan diakses, sehingga tidak terlihat oleh objek lainnya. M enurut Session (1996, p. 37), Persistence adalah kemampuan untuk menyimpan atau mempertahankan sistem data saat program sedang dijalankan sehingga data tersebut masih dapat digunakan oleh proses yang lain. Berdasarkan penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Object Persistence berarti kemampuan untuk menyimpan data, behavior, serta hubungan dengan obyek lain untuk dipakai lagi untuk menghasilkan informasi yang berharga.
2.2
Teori – teori Khusus
2.2.1
Data Warehouse Tujuan dibangunnya sistem data warehouse adalah untuk mengubah volume
penyimpanan data yang sangat besar, yang telah terkumpul sepanjang sejarah suatu organisasi, menjadi informasi pengambilan keputusan strategis dan memberikan penyelesaian kepada pengguna. Dalam hal ini data warehouse berperan untuk memberi para manajer organisasi suatu kemampuan untuk melakukan query secara efisien terhadap database yang sangat besar agar dapat memperoleh ringkasan informasi secara cepat, serta menyusun data kedalam berbagai perspektif yang berbeda-beda dan independen. data yang dipelihara dalam berbagai database operasional secara kontinu bertambah sepanjang pengoperasian organisasi dari hari ke hari.
19 Pihak manajemen eksekutif, data analis, dan pengguna-akhir sebagai pekerja pengetahuan (knowledge worker) suatu organisasi lambat laun menyadari bahwa mereka memerlukan sebuah alat yang tepat untuk mengendalikan dan mengakses data tersebut agar dapat memperoleh informasi yang berguna.Berbagai sumber data operasional yang berbeda-beda diintegrasikan ke dalam sebuah tempat penyimpanan data terpusat untuk dapat diakses oleh alat-alat analisis informasi seperti OLAP. Secara fisik data warehouse adalah database, tapi perancangan data warehouse dan database sangat berbeda. Dalam perancangan database tradisional menggunakan normalisasi, sedangkan pada data warehouse normalisasi bukanlah cara yang terbaik. M enurut Suri & Sharma (2011), Data warehouse merupakan sebuah model database kuat yang secara signifikan meningkatkan kemampuan user untuk menganalisis kumpuluan data multidimensional dengan cepat. Data warehouse membersihkan dan mengelola data sehingga user dapat membuat keputusan bisnis berdasarkan fakta yang ada, namun data yang terdapat dalam data warehouse harus memiliki karakteristik analitikal yang kuat. M enurut Pardillo & M azon (2011), Data warehouse menyediakan tampilan multi-dimensi dari data historis yang bersumber dari data operasional, sehingga data warehouse menyediakan informasi yang berguna, dimana informasi tersebut digunakan oleh para pembuat keputusan untuk meningkatkan proses bisnis di dalam sebuah organisasi. M enurut Connolly& Begg(2005, p. 1151), Data warehouse adalah suatu kumpulan data yang bersifat subject oriented, integrated, time-variant, dan non-volatile dalam mendukung proses pengambilan keputusan. Data warehouse bertujuan agar perusahaan dapat menggunakan arsip datanya untuk mendapatkan keunggulan bisnis.
20 M enurut Inmon (2005, p. 62), Data warehouse adalah koleksi data yang berorientasi subyek, terintegrasi, tidak mengalami perubahan, dan berdasarkan variasi waktu untuk mendukung keputusan manajemen. Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa data warehouse merupakan tempat penyimpanan data yang memiliki kapasitas besar dimana data yang disimpan berasal dari berbagai sumber serta pemanfaatannya difokuskan untuk membantu pengambilan keputusan. Karakteristik data warehouse menurut Inmon (2005, p. 30) yaitu : 1. Subject Oriented (Berorientasi subyek) Data warehouse berorientasi subject artinya data warehouse didesain untuk menganalisa data berdasarkan subyek-subyektertentu dalam organisasi, bukan pada proses atau fungsi aplikasi tertentu. Data warehouse diorganisasikan disekitar subyeksubyekutama dari perusahaan (customers, products, dan sales) dan tidak diorganisasikan pada area-area aplikasi utama (customer invoicing, stock control, dan product sales). Hal ini dikarenakan kebutuhan dari data warehouse untuk menyimpan data-data yang bersifat sebagai penunjang suatu keputusan daripada aplikasi yang berorientasi terhadap data.
2. Integrated (Terintegrasi) Data warehouse dapat menyimpan data-data yang berasal dari sumber-sumber yang terpisah ke dalam suatu format yang konsisten dan saling terintegrasi satu dengan lainnya. Dengan demikian data tidak bisa dipecah-pecah karena data yang ada merupakan suatu kesatuan yang menunjang keseluruhan konsep data warehouse itu sendiri. Syarat integrasi sumber data dapat dipenuhi dengan berbagai cara seperti tetap
21 konsisten dalam penamaan variabel, konsisten dalam ukuran variabel, konsisten dalam struktur pengkodean dan konsisten dalam atribut fisik dari data. Contoh : pada lingkungan operasional terdapat berbagai macam aplikasi yang mungkin pula dibuat oleh developer yang berbeda. M ungkin dalam aplikasi-aplikasi tersebut ada variabel yang memiliki tujuan yang sama, tetapi nama dan formatnya berbeda. Variabel tersebut harus dikonversi menjadi nama yang sama dan format yang disepakati bersama. Dengan demikian tidak ada lagi kerancuan karena perbedaan nama, format, dan lain sebagainya. Barulah data tersebut bisa dikategorikan sebagai data yang terintegrasi karena kekonsistenannya.
3. Non-Volatile (Tidak mudah berubah) Karakteristik keempat dari data warehouse adalah non-volatile, maksudnya data pada data warehouse tidak di-update secara real time tetapi di refresh dari sistem operasional secara reguler. Berbeda dengan database operasional yang dapat melakukan update, insert dan delete terhadap data yang mengubah isi dari database sedangkan pada data warehouse hanya ada dua kegiatan memanipulasi data yaitu loading data (mengambil data) dan akses data (mengakses datawarehouse seperti melakukan query atau menampilkan laporan yang dibutuhkan, tidak ada kegiatan updating data).
4. Time Variant (Variansi waktu) Seluruh data pada data warehouse dapat dikatakan akurat atau valid pada rentang waktu tertentu.
22 2.2.2
Online Transaction Processing (OLTP) Data pada umumnya diambil dari OLTP.OLTP menyimpan setiap data transaksi
yang terjadi pada perusahaan.Data transaksi dapat berupa data penjualan pada perusahaan retail, atau data produksi pada perusahaan manufaktur.Data pada OLTP belum dapat memenuhi kebutuhan analisis yang dibutuhkan oleh pengambilan keputusan, karena hanya menggambarkan entitas bisnis dalam satu sudut pandang sistem saja.Contoh : data transaksi penjualan dalam sebuah sistem penjualan dirancang untuk menghindari data redundan
melalui proses normalisasi, sehingga dihasilkan banyak
tabel yang membutuhkan proses join untuk menganalisis data penjualan dari berbagai sudut pandang. M enurut Larson (2006, p. 27), Transactionaldata merupakan informasi yang disimpan, digunakan untuk mengawasi interaksi atau transaksi bisnis yang dilakukan oleh perusahan. Seperti pembayaran harus dilakukan atas barang dan jasa yang diterima atau permintaan pesanan dan layanan harus dipenuhi. Secara umum, perusahaan membutuhkannya untuk terus mengawasi apa yang telah terjadi dan apa yang harus dilakukan. Ketika transaksi ini disimpan dan dikelola oleh komputer, inilah yang disebut sebagai online transcation processing (OLTP). Seluruh penjumlahan dari transaksi-transaksi tersebut yang disimpan dalam sistem OLTP adalah data histori dari sebuah perusahaan. Data transaksi ini terdiri dari angka-angka mentah, yang digunakan untuk menghitung ukuran-ukuran yang digunakan untuk membuat Business intelligence. Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa OLTP merupakan suatu sistem yang memproses data mengenai kegiatan operasional transaksi sehari-hari.
23 2.2.3
Online Analytical Processing (OLAP) Selama sepuluh tahun terakhir, persentase yang signifikan dari data perusahaan
telah bermigrasi ke database relasional.Database relasional telah digunakan besarbesaran di bidang operasi dan kontrol, dengan penekanan khusus pada proses transaksi seperti: kontrol proses manufaktur, perdagangan perantara). Berbeda dengan sebuah data warehouse, yang biasanya didasarkan pada teknologi relasional, OLAP memungkinkan analis, manajer, dan eksekutif untuk mendapatkan informasi tentang data secara cepat, konsisten, akses interaktif untuk berbagai kemungkinan pandangan informasi. OLAP mengubah data mentah sehingga mencerminkan dimensi nyata dari perusahaan sebagaimana yang dipahami oleh pengguna.OLAP dan data warehouse saling melengkapi. Data warehouse menyimpan dan mengelola data. OLAP mengubah data di dalam data warehouse menjadi informasi strategis. Sebuah OLAP digunakan untuk mengelola informasi yang dapat dilihat dari berbagai aspek. OLAP memungkinkan pengguna untuk mendapatkan pengertian dan pengetahuan yang lebih dalam tentang berbagai aspek dari data perusahaan secara cepat, konsisten, dan akses yang interaktif ke seluruh view dari data yang mungkin. Sesuai dengan pernyataan Connolly& Begg(2005, p. 1212), OLAP adalah istilah yang mendeskripsikan sebuah teknologi yang menggunakan multi-dimensional view dari data agregat untuk menyediakan akses yang cepat bagi informasi strategis dengan tujuantujuan darianalisis lebih lanjut. Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa OLAP merupakan suatu pemrosesan database yang menggunakan tabel fakta dan dimensi untuk dapat menampilkan berbagai macam bentuk laporan, analisis, query dari data yang berukuran besar.
24
2.2.4 Perbedaan OLTP dan Data Warehouse M enurut Connolly& Begg(2005, p. 1153) Perbedaan antara sistem OLTP dan sistem data warehouse: Tabel 2.1 Perbedaan sistem OLTP dengan sistem data warehouse Sumber: Connolly& Begg(2005) Sistem OLTP Sistem data warehouse M enangani data-data yang sekarang M enangani data-data historis M enyimpan data detil, sedikit ringkas M enyimpan data detil dan sangat ringkas Datanya dinamis Datanya statis Pemrosesan Ad Hoc, tidak terstruktur Pemrosesan berulang kali dan heuristic Medium to low level of transaction High level of transaction throughput troughput Pola penggunaan yang dapat Pola penggunaan tidak dapat diperkirakan diperkirakan Transaction-driven Analysis-driven Berorientasi pada aplikasi Berorientasi pada subyek M endukung pengambilan keputusan M endukung pengambilan keputusan sehari-hari strategis Digunakan oleh banyak user Digunakan oleh sejumlah kecil user operasional manajerial
2.2.5
Dimensional Modeling Dimensional modeling adalah sebuah teknik pengganti model data entity
relationship (ER), yang memperbolehkan informasi direpresentasikan dalam sebuah cara yang lebih cocok untuk akses yang memiliki performa tinggi. Hal ini sesuai dengan yang diutarakan oleh Loshin (2003, p. 245)bahwa teknik dimensional modeling menyimpan unit standar dari representasi menjadi sebuah single ataupun multi-keyed entity didalam sebuah tabel fakta.
25 M enurut Kimball & Ross (2002, p16), Dimensional modeling adalah suatu metode desain yang merupakan peningkatan dari model relasional biasa dan teknik rekayasa realitas data teks dan angka. M enurut Connolly& Begg(2005, p. 1183), Dimensional Modeling adalah sebuah teknik desain logikal yang bertujuan untuk menampilkan data dalam sebuah standar, format intuitif yang memperbolehkan akses dengan performa yang tinggi.Dimensional modeling menggunakan konsep entity-relationship(ER) dengan beberapa batasan penting. Berdasarkan pengertian diatas kami menyimpulkan bahwa dimensional modeling merupakan sebuah tabel dengan sebuah composite primary key, yang disebut dengan tabel fakta, serta sekumpulan tabel yang lebih kecil yang berhubungan dengan satu dari komponen-komponen composite key di dalam sebuah tabel fakta.
2.2.6
Tabel Dimensi Setiap tabel dimensi sering kali terstruktur sesuai dengan hubungan hierarkinya.
Sebagai contoh, dimensi waktu biasanya terdiri atas : {hari,minggu,tahun} atau {hari, minggu, kuartal, tahun}. Dimensi sejenis, lokasi, juga terstruktur secara hierarkis yaitu {jalan,kode pos, kota, provinsi, negara, area}. Hal ini seperti yang dinyatakan oleh Vercellis (2009 , p. 55)bahwa tabel dimensi merujuk kepada entitas utama yang terdapat dalam Data Warehouse, dan biasanya entitas tersebut diperoleh secara langsung dari tabel master yang tersimpan di dalam sistem OLTP, seperti pelanggan, produk, penjualan, lokasi, dan waktu.
26 M enurut Inmon (2005, p. 495), Tabel dimensi merupakan tempat dimana data tambahan yang berhubungan dengan tabel fakta ditempatkan pada sebuah tabel multi dimensi. M enurut
Connolly& Begg(2005,
p.
1183), Tabel dimensi merupakan
sekumpulan dari tabel-tabel yang lebih kecil yang memiliki sebuah primary key sederhana yang merespon secara benar terhadap salah satu komponen dari composite key yang ada dari tabel fakta. Berdasarkan pengertian diatas kami menyimpulkan bahwa tabel dimensi merupakan tabel yang berisikan kategori dengan ringkasan data detail yang dapat dilaporkan. Seperti laporan laba pada tabel fakta dapat dilaporkan sebagai dimensi waktu (yang berupa perbulan, perkuartal dan pertahun).
2.2.7
Tabel Fakta Sebuah tabel fakta terdiri dari baris-baris record yang merujuk padaobjek-objek
yang dapat diamati dalam konteks bisnis, dan setiap recordmengandung sebuah key yang komponennya adalah key yang berada dalam tabel dimensi bersama dengan beberapa bagian dari informasi spesifik yang berhubungan denga tabel fakta. M enurut Inmon (2005, p. 497), Tabel fakta adalah pusat dari tabel star join dimana data dengan banyak kepentingan tersimpan. M enurut Kimball & Ross (2002, p. 402), Tabel fakta pada sebuah skema bintang adalah tabel sentral dengan pengukuran performa bisnis dalam ukuran numerik yang memiliki karakteristik berupa sebuah composite key, dimana setiap elemennya adalah foreign key yang didapat dari tabel dimensi.
27 M enurut Connolly& Begg(2005, p. 1183), Tabel fakta merupakan sebuah tabel yang memiliki sebuah composite primary key dimana tabel tersebut akan membentuk sebuah model dimensional. Tabel fakta umumnya merujuk kepada tabel transaksi dan terdiri dari 2 tipe data: -
Hubungan ke tabel dimensi, yang mengacu pada informasi yang terdapat ada setiap tabel fakta
-
Nilai numerik dari atribut-atribut yang mengkarakterisasi transaksi yang terkait dan merepresentasikan target aktual dari analisis OLAP.(Vercellis, 2009 , p. 55) Berdasarkan pengertian diatas kami menyimpulkan bahwa tabel fakta M erupakan tabel yang umumnya mengandung angka dan data history dimana key (kunci) yang dihasilkan sangat unik, karena key tersebut terdiri dari foreign key (kunci asing) yang merupakan primary key (kunci utama) dari beberapa dimension tabel yang berhubungan.
2.2.8
Star Schema Star Schema terdiri dari 2 tipe tabel, yaitu tabel fakta dan tabel dimensi. Tabel
fakta terdiri dari data yang berdasarkan fakta atau data yang bersifat kuantitatif, sedangan dimension tabel menyimpan data yang bersifat deskrptif tentang subyek dari sebuah bisnis.Tabel dimensi biasanya berisi sumber dari atribut-atribut yang digunakan untuk mengkualifikasikan, mengkategorisasikan, atau merangkum fakta-fakta dalam query, laporan, atau grafik. M enurutHoffer, Prescott, &M cFadden(2005, p. 467), Star Schema adalah sebuah rancangan database yang sederhana dimana data dimensional (mendeskripsikan
28 bagaimana data secara umum diagregasikan) dipisahkan dari fakta atau data kejadian (mendeskripsikan transaksi bisnis individual) . M enurut Connolly& Begg(2005, p. 1183), Star Schema adalah struktur logikal yang mempunyai sebuah tabel fakta berisi data factual yang ditempatkan ditengah, dikelilingi oleh tabel dimensi berisi data acuan(yang dapat didenormalisasi).Star Schema mengeksploitasi karakteristik dari data faktual dimana fakta dibuat dari peristiwa yang muncul di masa lalu dan tidak dapat dirubah, dengan mengabaikan bagaimana mereka dianalisis. Berdasarkan pengertian diatas kami menyimpulkan bahwa Star Schema merupakan struktur logikal yang memiliki tabel fakta yang terdiri atas data faktual ditengahnya, dan dikelilingi oleh tabel-tabel dimensi yang berisi referensi data. M enurut Connolly& Begg (2005, p. 1185),Star Schema memiliki beberapa kelebihan, antara lain : - Efisiensi : Struktur database yang konsisten memperbolehkan akses data yang lebih efisien melalui berbagai macam tools termasuk report writers dan query tools. -Kemampuan untuk menangani perubahan requirements: Star Schema dapat beradaptasi terhadap perubahan dalam user requirements, sebagaimana semua dimensi adalah sama dalam hal menyediakan akses terhadap tabel fakta. Artinya desain ini berfungsi lebih baik dalam mendukung ad hoc user queries. -Ekstensibilitas: model dimensional dapat diperbesar, sebagai contoh dengan menambahkan fakta baru selama masih konsisten dengan tabel fakta yang telah ada. Selain itu dapat ditambahkan dimensi baru serta atribut dimensi baru. -Kemampuan untuk memodelkan situasi bisnis umum
29 -Proses query yang dapat diprediksi: Aplikasi data warehouse yang mendrill-down akan menambahkan attribute dimensi lain dalam sebuah Star Schema.
2.2.9
Snowflake Schema M enurut Connolly& Begg (2005, p. 1235), Snowflake Schema adalah sebuah
varian dari Star Schema dimana isi dari tabel dimensi bukan merupakan data denormalisasi.Snowflake Schema memperbolehkan sebuah dimensi untuk memiliki dimensi lain didalamnya. M enurut Kimball & Ross (2002, p. 413), Snowflake Schema adalah sebuah dimensi yang telah dinormalisasi dimana sebuah tabel dimensi yang flat dan single disusun ulang dengan membentuk struktur pohon yang berpotensi memiliki banyak nesting level. Berdasarkan pengertian diatas kami menyimpulkan bahwa Snowflake schema merupakan varian dari Star Schema dimana tabel-tabel dimensi tidak terdapat data yang didenormalisasi. Dengan kata lain satu atau lebih tabel dimensi tidak bergabung secara langsung kepada tabel fakta tapi pada tabel dimensi lainnya.
2.2.10 Starflake Schema M enurut Connolly& Begg (2005, p. 1236), Starflake Schema adalah sebuah strukur
gabungan
yang
berisi
campuran
antara
Star
Schema
dengan
SnowflakeSchema.Beberapa dimensi mungkin dapat muncul dalam kedua bentuk untuk kebutuhan query yang berbeda-beda.
30 Tabel 2.2 Perbedaan Star Schema, Snowflake Schema, dan Starflake Schema Sumber : Connolly & Begg(2005) Star Schema Snowflake Schema Starflake Schema Pemrosesan query paling Performa query menurun Performa query relative cepat karena adanya table lambat tambahan M udah dipahami user Sulit dipahami user karena Strukturny kompleks strukturnya yang kompleks Ukuran file besar Ukuran file lebih kecil Ukuran sedang Tabel denormalisasi
Tabel normalisasi
Tabel normalisasi & denormalisasi
2.2.11 Extraction, Transformation, Loading (ETL) M enurut Loshin (2003, p. 245), Landasan dasar dari sebuah data warehouse adalah bahwa sekumpulan data dari beberapa sumber dikumpulkan lalu ditambahkan ke dalam penyimpanan data dimana aplikasi analitis dapat menggunakannya sebagai data masukan: 1. Extraction Pada tahap pertama, data diambil dari sumber internal dan eksternal yang tersedia. Perbedaan logis dapat dibuat diantara ekstraksi awal, dimana data yang terhubung pada semua periode masa lalu dimasukkan ke dalam tempat penyimpanan data kosong, dan ekstraksi secara berlanjut yang mengubah tempat penyimpanan data dengan data baru yang akan tersedia sepanjang waktu. M enurut Kimball & Ross (2002, p. 8), Extraction adalah langkah pertama dalam proses mendapatkan data ke dalam lingkungan data warehouse. 2. Transformation Tujuan dari tahap transformasi adalah untuk meningkatkan kualitas dari data yang diambil dari sumber yang berdeda, melalui pembetulan ketidakkonsistenan, ketidakakuratan, dan nilai-nilai yang hilang.
31 M enurut Kimball & Ross (2002, p. 8) setelah data diekstrak, ada sejumlah transformasi yang mungkin dilakukan, seperti melakukan cleansing data (memperbaiki kesalahan pengejaan kata, mengatasi masalah elemen yang hilang, atau mengubah ke bentuk standar), mengkombinasikan data dari berbagai sumber, dan memberikan Warehouse Keys. 3. Loading Tahap loading adalah tahap setelah data diambil dan ditransformasi, untuk disimpan ke dalam tabel penyimpanan data, yang bertujuan untuk dianalisis juga sebagai aplikasi untuk mendukung keputusan . M enurut Kimball & Ross(2002, p. 8) setelah melakukan transformasi, maka data dapat dimuat ke dalam data warehouse.
2.2.12 Data Mart Data mart adalah subset dari penyimpanan data organisasi, biasanya berorientasi pada tujuan tertentu atau data subjek utama, yang dapat didistribusikan untuk mendukung kebutuhan bisnis. Data mart adalah data analitis yang dirancang untuk fokus pada fungsi bisnis yang spesifik untuk komunitas tertentu dalam sebuah organisasi. M eskipun data warehouse adalah sumber daya tunggal yang digunakan sebagai data untuk aplikasi-aplikasi pengambilan keputusan, biasanya tidak secara langsung diakses oleh pengguna. Secara sederhana, data warehouse terlalu besar dan terlalu rumit untuk aplikasi-aplikasi pengambilan keputusan.Alih-alihnya, pengguna mengakses Data mart yang merupakan data- data yang diturunkan dari data warehouse.
32 Data mart adalah data warehouse yang terbatas lingkupnya. Kandungannya adalah data-data terpilih yang diambil dari data warehouse milik data mart disesuaikan dengan aplikasi pendukung
perusahaan.
pengambilan
Setiap
keputusan
tertentu.Organisasi mungkin memiliki data mart keuangan, data mart pemasaran, data mart sumber daya manusia, dan sebagainya. M enurut Ravikumar, Hegadi, & Archana (2011), Data mart terdiri dari data yang berasal dari data warehouse dan digunakan oleh masing-masing departemen dalam perusahaan, dimana tiap-tiap departemen menggunakan data mart untuk mendukung aplikasi Decision Support Systems masing-masing.Data mart merupakan kumpulan dari tabel
dimensi yang mendukung proses bisnis. Data mart memiliki semua detail atomik
yang diperlukan utuk mendukung proses drill-down. M enurut Larson (2006, p. 30), Data mart dilambangkan sebagai tubuh dari data historis di dalam sebuah penyimpanan elektronik yang tidak berhubungandi dalam operasi harian dari perusahaan, melainkan data ini digunakan untuk membuat business intelligence. Data di dalam Data martbiasanya digunakan di area yang spesifik dari perusahaan. M enurut Vercellis (2009 , p. 49), Data mart adalah sebuah sistem yang menarik semua data yang diperlukan oleh sebuah departemen dalam perusahaan. M enurut Inmon (2005, p. 18), Data mart adalah struktur data yang terbagi-bagi yang diperoleh dari data warehouse dimana data tersebut telah didenormalisasi berdasarkan kebutuhan informasi manajemen. Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Data mart adalah suatu bagian pada data warehouse yang mendukung pembuatan laporan dan analisa data pada suatu unit, bagian atau operasi pada suatu perusahaan.
33 2.2.13 Perbedaan Antara Data Mart dan Data Warehouse M enurut Connolly & Begg (2005, p. 1222), perbedaan antara data mart dengan data warehouse adalah : - Data mart hanya berfokus pada kebutuhan user yang berkaitan dengan suatu depatemen atau fungsi bisnis. - Data mart tidak mengandung data operasional secara detil, tidak seperti data warehouse. - Data yang ada dalam Data mart lebih sedikit dari pada yang ada dalam data warehouse, Data mart juga lebih mudah dimengerti karena lebih sederhana.
2.2.14 Metadata M enurut Kimball & Ross (2002, p. 14), M etadata adalah keseluruhan informasi yang ada di dalam lingkungan data warehouse, bukan data aktual itu sendiri, melainkan lebih mengarah pada sebuah ensiklopedia dari data warehouse. M enurut Inmon (2005, p. 183), Metadata merupakan bagian yang sangat penting dari data warehouse, sebab penggunaan metadata, proses mapping data dari lingkungan operasional ke lingkungan data warehouse, dan rentang waktu penggunaan data warehouse sehingga perlu adanya penyesuaian pada perubahan struktur data. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metadata adalah data yang menjelaskan struktur dari keseluruhan data dalam lingkungan data warehouse.
2.2.15 Rich Picture M enurut M athiassen (2000, p. 26), Rich picture adalah gambaran informal yang mempersentasikan pemahaman ilustratorterhadap situasi yang ada. Rich picture
34 memberikan deskripsi yang luas mengenai suatu situasi yang memungkinkan adanya interpretasi yang berbeda-beda. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa rich picture merupakan tools untuk menggambarkan situasi dari suatu proses dengan menggunakan simbolsimbol dan garis panah sebagai penunjuk alur. 2.2.16 Unified Modeling Language (UML) Unified Modelling Language (UM L) adalah sebuah "bahasa" yang telah menjadi standar
dalam
industri
untuk
menentukan,
visualisasi,
merancang
dan
mendokumentasikan artifact dari sistem software, untuk memodelkan bisnis dan sistem non software lainnya.UM L merupakan suatu kumpulan teknik terbaik yang telah terbukti sukses dalam memodelkan sistem yang besar dan kompleks.Dengan menggunakan UM L kita dapat membuat model untuk semua jenis aplikasi piranti lunak, dimana aplikasi tersebut dapat berjalan pada piranti keras, sistem operasi dan jaringan apapun, serta ditulis dalam bahasa pemrograman apapun namun lebih cocok pada bahasa pemrograman berorientasi obyek. M enurut Satzinger, Jackson, & Burd (2005, p. 48), Unified Modeling Language (UM L) merupakan suatu set standar konstruksi model dan notasi dikembangkan secara khusus untuk pengembangan berorientasi objek. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa UM L adalah suatu notasi diagram bahasa standar yang digunakan untuk menentukan, memvisualisasikan, membangun, dan mendokumentasikan model dalam sistem informasi berbass objectoriented.
35 2.2.17 Unified Process (UP) Unified process adalah metodologi pengembangan perangkat lunak yang menggunakan pendekatan berupa pemberian tugas dan tanggung jawab dalam sebuah organisasi pengembangan perangkat lunak. Tujuannya untuk memastikan dihasilannya sebuah perangkat lunak berkualitas yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pengguna dengan jadwal dan biaya yang dapat diprediksi. M enurut Satzinger, Jackson, & Burd (2005, p. 50), Unified Process merupakan suatu
metodologi
pengembangan
sistem
berorientasi
obyek
yang
awalnya
dikembangkan Grady Booch, James Rumbaugh, dan Ivar Jacobson. Terdapat 4 tahapan dalam metode unified process: -Inception Tahap ini merupakan tahap awal pada pengembangan perangkat lunak. Pada tahapan ini dilakukan analisa kebutuhan pengguna dengan melakukan wawancara kepada stakeholder yang berkaitan dengan topik permasalahan. Hasil dari tahapan ini berupa dokumen user needs (ReadySET). Tujuan dari tahap inception adalah: - M enentukan ruang lingkup perangkat lunak dan batasannya, termasuk visi, kriteria penerimaan dan apa yang seharusnya ada pada produk dan apa yang tidak perlu ada. - M embuat use case sistem yang terpenting dan skenario primer produk yang akan menentukan desain sistem secara keseluruhan. - M emperkirakan jumlah biaya dan jadwal untuk keseluruhan proyek. - M emperkirakan resiko-resiko yang akan dihadapi. - M empersiapkan lingkungan pendukung untuk proyek.
36 -Elaboration Tahap ini merupakan pengembangan dari tahap sebelumnya. Pengembangan tersebut berupa komponen arsitektural,use case, dan desain awal.
Tujuan tahap
elaboration adalah: - Untuk memastikan seluruh arsitektur, kebutuhan, dan rencana cukup stabil dan resiko dapat ditekan sehingga biaya dan jadwal proyek dapat diprediksikan dengan tepat. - Untuk membuat prototipe yang biasa dapat menunjukkan resiko teknis pada proyek yang dikembangkan. - Untuk mendemonstrasikan arsitektur yang dapat mendukung kebutuhan sistem dengan biaya dan jadwal yang terjangkau. - Untuk menciptakan lingkungan yang mendukung. -Construction Tahap konstruksi merupakan tahap untuk memproduksi model implementasi untuk menerjemahan desain menjadi komponen software yang akan dibangun untuk mengerti gambaran dari sistem. Tahapan ini merupakan tahap pembangunanaplikasi dari analisis dan rancangan atau desain yang telah dihasilkan dari tahap desain sistem. Semua fitur yang telah diidentifikasikan harus sudah tertera pada source code. Tujuan dari tahapan construction adalah: - M eminimalisir biaya pengembangan dengan mengoptimalisasikan sumber daya dan menghindari hal-hal yang tidak perlu. - M endapatkan produk yang berkualitas. - M endapatkan berbagai versi produk. - melengkapi analisa, desain, pengembangan, dan melakukan pengujian terhadap seluruh fungsi produk.
37 - Secara iteratif membangun produk utuh yang siap untuk digunakan oleh pengguna. - M enentukan kapan perangkat lunak siap untuk deployment. -Transition Pada tahap ini meliputi langkahlangkah kontruksi secara umum dan bagian awal dari aktivitas peluncuran secara umum. Tahap transisi (transition) menghantarkan software dan menilai kinerja produk yang telah diproduksi bagi pengguna akhir berupa software jadi. Pada tahap ini akan dihasilkan pula panduan dalam instalasi dan penggunaan software tersebut untuk mempermudah pengguna dalam memakai software tersebut. Dalam tahap transisi (transition) ini langkah yang dilakukan adalah membuat panduan untuk memudahkan pengguna dalam pemakaian perangkat lunak yang baru. Tujuan dari tahap transition adalah: - M elakukan pengujian untuk memastikan apakah sistem dapat berjalan sesuai harapan user. - M elakukan konversi database operasional - M elakukan pelatihan untuk user dan maintainters. - M elakukan pemasaran, distribusi, dan penjualan produk. - M elakukan perbaikan jika ditemukan bug dan meningkatkan performa sistem.
2.2.18 Class Diagram Class diagram mendeskripsikan jenis-jenis obyek dalam sistem dan berbagai macam hubungan statis yang terjadi.Class diagram juga menunjukkan properti dan operasi sebuah Class dan batasan yang terdapat dalam hubungan dengan obyek. Class diagram membantu pengembang mendapatkan struktur sistem dan menghasilkan rancangan sistem yang baik
38 M enurut Bennet, M cRobb, & Farmer (2006, p. 469), Class diagram adalah sebuah struktur UM L yang menggambarkan class beserta atribut dan operasinya, sekaligus dengan asosiasi antar classnya. M enurut Whitten, Bentley, & Dittman (2004, p. 441), Class diagram adalah tampilan grafis yang menjelaskan struktur obyek tetap dari
sebuah sistem. Class
diagram menunjukkan obyek class yang membentuk sebuah sistem beserta hubungan antara obyek class tersebut. Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa class diagram adalah diagram yang menunjukan class-class yang ada dari sebuah sistem dan hubungannya secara logika. Class diagram menggambarkan struktur statis dari sebuah sistem.
2.2.19 Use case Use case menjelaskan, dari sudut pandang user, kumpulan transaksi dengan behavior yang saling berhubungan yang biasanya dilaksanakan bersamaan untuk menghasilkan suatu nilai untuk user. Use case dapat dipresentasikan secara grafis melalui use case diagram. Use case description menyediakan deskripsi dari interaksi antara user dengan sistem, penjelasan tentang actor, dan fungsi tingkat tinggi dari sistem. M enurut Whitten, Bentley, & Dittman (2004, p. 272), Use Case Diagram adalah serangkaian langkah-langkah yang saling berhubungan baik secara otomatis ataupun manual, dengan tujuan untuk menyelesaikan suatu kegiatan bisnis tunggal.
39 M enurut Whitten, Bentley, &Dittman (2004, p. 259), ada kejadian bisnis yang dipicu oleh kalender atau waktu berdasarkan jam dalam banyak sistem informasi. Perhatikan contoh berikut : - Sistem billing untuk perusahaan kartu kredit secara otomatis mencetak tagihan pada hari kelima dalam bulan itu (tanggal billing). - Bank merekonsiliasi transaksi ceknya tiap hari pada jam 5 sore. - Laporan yang dibuat tiap malam hari secara otomatis menghasilkan daftar bagian mana yang telah tertutup untuk pendaftaran (tidak ada lagi tempat yang tersedia) dan bagian mana yang masih buka. Kejadian-kejadian ini merupakan temporal event / kejadian sementara. Siapa yang menjadi actor? Semua kejadian yang didaftar di atas dijalankan (dipicu) secara otomatis pada saat ada kepastian hari dan waktunya. Oleh karena itu, kita katakan actor kejadian sementara adalah waktu (Time).
Gambar 2.2 - Contoh Use case Diagram Sumber: Whitten, Bentley, & Dittman(2004, p. 444)
40 2.2.20 Extend M enurut Whitten, Bentley, & Dittman (2004, p. 259), Use case dapat terdiri dari fungsionalitas yang kompleks yang terdiri dari beberapa langkah, yang membuat logika use case sulit dipahami. Untuk membuat use case menjadi sederhana dan mudah dipahami, maka kita dapat mengekstrak langkah-langkah yang lebih kompleks ke dalam use case mereka sendiri. Use case yang dihasilkan disebut extension use case, yang memperluas fungsionalitas use case sebelumnya. Hubungan antara extension use case dan use case yang diperluas disebut extend relationship. Satu use case dapat memiliki beberapa hubungan extend, tetapi satu extension use case hanya dapat diminta oleh use case yang ia perluas. Extend relationship direpresentasikan sebagai garis dengan anak panah (baik garis tegas maupun garis putus-putus) yang dimulai dari extension use case dan menunjuk kepada use case yang diperluas. M asing-masing garis extend relationship disebut “<<extends>>”
Gambar 2.3 – Contoh Hubungan Extension Sumber: Whitten, Bentley, & Dittman(2004, p. 260)
2.2.21 Uses (atau includes) M enurut Whitten, Bentley, & Dittman (2004, p. 260), Abstract use case adalah use case yang mengurangi redudansi antara dua atau lebih use case lain dengan
41 menggabungkan langkah-langkah yang biasa ditemukan pada use case tersebut. Anda barangkali biasa menemukan satu atau lebih use case yang melakukan berbagai langkah fungsionalitas yang identik. Langkah-langkah umum tersebut sebaiknya diekstrak ke dalam use case-nya masing-masing yang disebut abstract use case. Abstract use case merepresentasikan satu bentuk “reuse” dan merupakan alat yang sangat baik untuk mengurangi redudansi di antara use case. Abstract use case tersedia untuk referensi (atau digunakan) oleh use caselain yang memerlukan functionalitasnya. Hubungan di antara abstract use casedan use case yang menggunakannya disebut uses relationship (beberapa alat pemodelan use case menyebutnya includes relationship). Uses relationship
direpresentasikan sebagai garis dengan anak panah (baik garis tegas
maupun putus-putus) dari use case orisinil dan menuju ke use case yang sedang digunakan. M asing-masing garis uses relationship dinamakan “<<uses>>”.
Gambar 2.4 – Contoh Hubungan Uses Sumber: Whitten, Bentley, & Dittman(2004, p. 261)
2.2.22 Sequence Diagram M enurut Bennett, M cRobb, & Farmer (2006, p. 656) Sequence diagram menunjukkan interaksi antara objek disusun dalam urutan waktu. Sequence diagram
42 dapat digambarkan
pada berbagai tingkat detail dan juga untuk memenuhi tujuan
yang berbeda di beberapa tahap dalam pengembangan. M enurut Bennett, M cRobb, & Farmer (2006, p. 329), Sequence diagram membantu kebutuhan analisis untuk mengindentifikasi detail level, operation yang penting untuk mengimplementasi functionality dari sebuah use case. Berdasarkan penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sequence diagram adalah diagram yang menampilkan interkasi antar obyek dalam satu periode tertentu. Sequence diagram dapat digambarkan dari level detail yang berbeda dan juga untuk menemukan perbedaan tujuan pada tahapan dalampengembangan life cycle.
2.2.23 Network diagram Network diagram digunakan untuk mendokumentasikan rancangan arsitektur sistem dalam sebuah jaringan sistem komputer.Network diagram membantu perancang mengetahui dengan jelas bagaimana infrastruktur teknologi informasi (baik hardware maupun software) serta bagaimana distribusi peralatan tersebut. M enurut Satzinger, Jackson, & Burd (2008, p. 337), Network diagram adalah sebuah model yang menggambarkan bagaimana letak distribusi lapisan aplikasi pada sebuah sistem computer.Satzinger, Jackson, & Burd (2008, p. 349) menyatakan network diagram mendeskripsikan sumber jaringan dan komputer di dalam sebuah organisasi serta menjelaskan detail seperti protocol yang diperlukan dan software serta hardware mana yang perlu dijalankan oleh sistem komputer tertentu. Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa network diagram adalah diagram yang menggambarkan hubungan antara software, hardware, dan middleware serta lapisan protokol dalam sebuah sistem komputer.
43 2.2.24 Deployment Diagram Deployment diagram menunjukan konfigurasi run-time dari node yang memproses serta komponen yang menjalankan nodes tersebut. Dengan kata lain, deployment diagram menunjukkan hardware dari sebuah sistem, software yang terinstall didalam hardware, serta middleware yang digunakan untuk menghubungkan hardwarehardware yang terletak di tempat-tempat yang berbeda dalam sebuah jaringan sistem komputer. Deployment diagram dapat juga digunakan untuk menggambarkan jaringan arsitektur sistem baik secara logical maupun fisikal serta dapat digunakan untuk mengeksplorasi arsitektur dari sistem yang terkait, menunjukkan bagaimana komponen hardware dan software berkerja sama. M enurut Satzinger, Jackson, & Burd (2008, p. 401), Deployment diagram merupakan sebuah diagram implementasi yang menunjukkan lokasi komponen fisikal yang tersebar di berbagai lokasi yang berbeda-beda. Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa deployment diagram adalah diagram yang menggambarkan jaringan arsitektur dari sebuah sistem computer dan menjelaskan bagaimana komponen-komponen dalam jaringan tersebut saling bekerja sama satu dengan yang lainnya.
2.2.25 Analisis S WOT Analisis SWOT merupakan suatu pendekatan dalam menganalisis lingkungan bisnis perusahaan yang merupakan hal yang sangat penting, mengingat faktor eksternal dan internal lingkungan bisnis melahirkan kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang harus diantisipasi.Atas dasar inilah diharapkan tersusun perencanaan strategis yang mendukung rencana kerja yang efektif dan efisien.M eskipun demikian,
44 sebelum menentukan alternatif strategis yang layak, perencanaan strategis harus mengevaluasi dan meninjau kembali misi dan tujuan perusahaan.Setelah itu baru tahap selanjutnya, yaitu formulasi, evaluasi, dan pemilihan alternatif selrategi yang terbaik.Analisis situasi membutuhkan keterlibatan manajemen puncak secara penuh untuk menentukan strategi yang sesuai dengan peluang ekstemal dan kekuatan internal agar dapat menghasilkan keunggulan yang tidak mudah ditiru oleh pesaing. M enurut Al-Rousan & Qawasmeh (2009), Analisis SWOT dapat membantu organisasi untuk mengembangkan sistem pendeteksian awal yang meliputi segala persiapan yang dibutuhkan untuk
mencegah kemungkinan ancaman yang dapat
terjadi serta mengimplementasikan strategi yang tepat untuk menghadapi ancaman tersebut dan meminimalisir konsekuensi negatifnya. M enurut Chan (2011), Analisis SWOT adalah metode perecanaan strategngis dasar yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang terlibat dalam sebuah proyek atau dalam bisnis sehingga dapat diciptakan strategi yang layak. Hal ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang menguntungkan dan tidak menguntungkan untuk mencapai tujuan tersebut. M enurut Rangkuti (2006, p. 18), Analisis SWOT adalah identifikasi faktor secara sistematis untuk memutuskan strategi perusahaan.Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Empat faktor dalam analisis SWOT adalah :
45 a. Strength (S)/Kekuatan, adalah kemampuan internal yang menonjol dari sebuah perusahaan secara relatif dibandingkan dengan perusahaan lainnya. Strength merupakan suatu keunggulan kompetensi yang ada dalam perusahaan yang dijadikan sebagai perbandingan dengan kompetitor. b. Weakness (W)/Kelemahan, merupakan sifat-sifat dari suatu perusahaan yang cenderung mengurangi niali-nilai kompeten dan perbandingan dengan pesaingpesaingnya. c. Opportunities (O) / Peluang, merupakan peluang-peluang yang ada dalam diri perusahaan atau peluang-peluang yang dimiliki oleh perusahaan / perusahaan. d. Threats (T) / Ancaman, merupakan kejadian-kejadian yang sangat mungkin
terjadi
yang dapat mengakibatkan kerugian tertentu bagi perusahaan.
Gambar 2.6 – Diagram S WOT Sumber: (Rangkuti, 2006, p. 19)
M enurut Rangkuti (2006, p. 19), Analisis SWOT mempunyai diagram terdiri dari 4 kuadran, yaitu:
yang
46 - Kuadran 1 M erupakan situasi yang sangat menguntungkan.Organisasi memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluangyang ada.Strategi yang dapat diterapkan adalah dengan mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif. - Kuadran 2 M eskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan masih memiliki kekuatan dari segi internal, strategi yang harus diterapkan adalah dengan menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi. - Kuadran 3 Perusahaan menghadapi peluang besar yang sangat besar, tetapi dilain pihak perusahaan menghadapi beberapa kendala atau kelemahan internal. - Kuadran 4 Ini merupakan situasi yang tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.
Analisis SWOT memiliki beberapa kelemahan, antara lain: - Tidak ada metode yang pasti dalam mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan sebuah perusahaan. - Kebanyakan analisis SWOT hanya berfokus pada jumlah dari kekuatan dan kelemahan perusahaan yang berlebihan daripada focus terhadap inti kekuatan dan kelemahan perusahaan tersebut sehingga sulit untuk diterjemahkan menjadi tindakan yang perlu dilakukan. - Tidak ada indikasi yang menunjukkan tingkat kepentingan antara kekuatan dan kelemahan perusahaan, begitu pula dengan tingkatan kekuatan dan kelemahan tersebut.
47 - Analisis SWOT umumnya tidak dapat memprediksi perubahan kekuatan dan kelemahan perusahaan dalam jangka panjang.(Coman & Ronen, 2009).
2.2.26 Analisis Matriks S WOT M enurut Rangkuti (2006, p. 31), M atriks SWOT adalah matriks yang menginteraksikan
faktor
strategis
internal
dan
eksternal. M atriks
menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan
ancaman
ini
(eksternal)
dapat yang
dihadapi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan (internal) yang dimiliki. Tabel 2.3 – Tabel Analisis S WOT Matriks Sumber : (Rangkuti, 2006, p. 31) Strength Weakness Opportunity Threat
Strategi Strentgth, Opportunity Strategi Strengh, Threat
Strategi Weakness, Opportunity Strategi Weakness, Threat
Hasil analisis dari masing–masing kuadran, maka dapat dilanjutkan ke dalam model–model kuantitatif perumusan strategi.M enurut Rangkuti (2006, p. 31), Strategi matriks SWOT dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. M atriks ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis, yaitu: 1. Strategi Strentgth, Opportunity: Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Strategi Strentgth, Opportunity menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal.
48 2. Strategi Strengh, Threat: Strategi ini menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman. Strategi Strengh, Threat menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal. 3. Strategi Weakness, Opportunity: Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. Strategi Weakness, Opportunity bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal. 4. Strategi Weakness, Threat: Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan serta menghindari ancaman. Strategi Weakness, Threat bertujuan untuk mengurangi kelemahan internal dengan menghindari ancaman eksternal.
2.2.27 Value Chain Sebuah value chain adalah rangkaian kegiatan untuk operasi perusahaan
dalam
industri yang spesifik.Unit bisnis adalah tingkat yang sesuai untuk pembangunan value chain, bukan tingkat divisi atau tingkat korporasi.Produk melewati semua rantai kegiatan dalam rangka, dan pada setiap aktivitas nilai keuntungan beberapa produk.Rantai kegiatan memberikan produk-produk nilai tambah dari jumlah nilai tambah dari semua kegiatan.Hal ini penting untuk tidak
mencampur konsep rantai
nilai dengan biaya yang terjadi di seluruh kegiatan. Value chain mengkategorikan aktivitas umum nilai tambah dari sebuah organisasi. Kegiatan utama mencakup: logistik masuk, operasi (produksi), logistik keluar, pemasaran, dan penjualan (permintaan), dan jasa (pemeliharaan). Kegiatan dukungan meliputi: manajemen infrastruktur administratif, manajemen sumber
daya
49 manusia, teknologi (R & D), dan pengadaan. Biaya dan value drivers diidentifikasi untuk setiap aktivitas nilai. Konsep value chain (VC) memungkinkan perusahaan mendapatkan competitive advantage melalui cost leadership, differentiation, atau keduanya. Untuk
memahami
competitive advantage suatu perusahaan, tidak bisa perusahaan dilihat sebagai satu keseluruhan, tetapi sebagai aktivitas-aktivitas yang saling berhubungan.Aktivitasaktivitas itu harus diselidiki secara sistematis bagaimana kinerja dan interaksinya.Value chain perusahaan membentuk suatu hubungan aktivitas yang lebih besar yang disebut value system. Value chain perusahaan berbeda-beda yang merefleksikan sejarah, strategi, dan kesuksesan implementasinya.Setiap perusahaan mempunyai lingkup kompetitif (competitive scope) yang berbeda-beda yang mencerminkan suatu sumber potensi competitive advantage.Untuk memperoleh dan mempertahankan competitive advantage tidak hanya tergantung value chain perusahaan tetapi bagaimana perusahaan menyesuaikan dengan value system secara keseluruhan. M enururt Quickmba (2010), Analisis value-chain merupakan alat analisis strategik yang digunakan untuk memahami secara lebih baik terhadap keunggulan kompetitif, untuk mengidentifikasi dimana value pelanggan dapat ditingkatkan atau penurunan biaya, dan untuk memahami secara lebih baik hubungan perusahaan dengan pemasok/supplier,pelanggan,dan perusahaan lain dalam setiap industri. M enurut Rich, Baker, Negassa, & Ross (2009), Value chain merupakan representasi dari aktivitas value adding sebuah perusahaan, berdasarkan pada strategi penetapan harga dan struktur
biaya.Pendekatan
Porter
menekankan
area
yang
berpotensi sebagai competitiveadvantage dari sebuah perusahaan. Porter menyatakan bahwa setiap perusahaan masing-masing memiliki value chain yang melekat pada value
50 networks (atau “value system” dalam istilah yang digunakan oleh Porter), masingmasing memiliki fungsi yang berbeda-beda dalam industry atau sektor yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh actor lain dalam network. M enurut ProvenM odels (2012), Tujuan dari analisis value chain adalah untuk mengidentifikasi tahap-tahap value chain di mana perusahaan dapat meningkatkan value untuk pelanggan atau menurunkan biaya secara keseluruhan. Penurunan biaya atau peningkatan nilai tambah (Value added) dapat membuat perusahaan lebih kompetitif. Aktivitas-aktivitas utama value chain dibagi dalam 2 jenis, yaitu : 1. Primary activities: - Inbound logistics: aktivitas yang berhubungan dengan penanganan material sebelum digunakan. - Operations: akivitas yang berhubungan dengan pengolahan input menjadi output. - Outbound logistics: aktivitas yang dilakukan untuk menyampaikan produk ke tangan konsumen. - Marketing and sales: aktivitas yang berhubungan dengan pengarahan konsumen agar tertarik untuk membeli produk. - Service : aktivitas yang mempertahankan atau meningkatkan nilai dari produk. 2. Supported activities: -
Procurement:
berkaitan
dengan
proses
perolehan
input/sumber
daya.
- Human Resources Management: Pengaturan SDM mulai dari perekrutan, kompensasi, sampai pemberhentian. - Technological Development: pengembangan peralatan, software, hardware, prosedur, didalam transformasi produk dari input menjadi output.
51 - Infrastructure: terdiri dari departemen-departemen/fungsi-fungsi (akuntansi, keuangan, perencanaan, GM , dsb) yang melayani kebutuhan organisasi dan mengikat bagianbagiannya menjadi sebuah kesatuan.
Gambar 2.6 – Primary Value Chain Activities Sumber: quickmba (2012)
2.2.28 Digital dashboard Digital dashboard memberikan pandangan secara menyeluruh tentang sumbersumber pengetahuan perusahaan kedalam komputer yang memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih baik dengan memberikan akses yang cepat ke kunci informasi bisnis. Dengan kata lain Digital dashboard adalah tool bisnis management yang digunakan untuk memvisualisasikan performa dari business enterprise dengan menggunakan key performance indicator. Fungsi utama dari digital dashboard adalah M enampilkan informasi secara digital. Digital dashboard berguna untuk mengatur informasi bisnis penting dalam satu tempat, tersedia dalam web browser, dan merupakan web portal sehingga bisa diakses
52 oleh seluruh orang. Dalam hal ini digital dashboard sangat
membantu
dalam
hal
pengambilan keputusan yang cepat, efektif, dan efisien terutama untuk tingkatan eksekutif, manajer bisnis serta para pemikir lainnya. Digital dashboard menampilkan informasi dalam bentuk grafik dan gambar sehingga lebih mudah dimengerti dan digunakan. Setiap bidang/industri menggunakan digital dashboard dengan cara yang berbeda, sesuai kebutuhan mereka, akan tetapi tujuannya secara umum tetap sama. M enurut Few (2006, p. 34), Digital dashboard adalah tampilan visual dari informasi yang paling penting, yang diperlukan untuk mencapai satu atau beberapa tujuan, yang digabungkan serta disusun dalam sebuah layar sehingga informasi tersebut dapat diakses dengan mudah.Berdasarkan hal itu, sebuah digital dashboard dapat menjadi sebuah ringkaan pengukur dari sebuah performa bisnis terpenting yang telah terlaksana. Semua komponen pada layar digital dashboardmemberikan suatu informasi spesifik dari sebuah pengukuran. M enurut M cKeen, Smith, &Singh (2005), Digital dashboard adalah sebuah antar muka elektronik yang menyediakan informasi pribadi dengan tepat waktu yang memungkinkan penggunanya untuk dapat memantau dan menganalisis kinerja organisasi.Seperti sebuah dashboard pada mobil yang menyediakan informasi yang penting yang diperlukan untuk mengetahui kondisi mobil tersebut dengan mudah, begitu juga dengan digitaldashboard memiliki fungsi yang serupa, baik itu digunakan untuk membuat keputusan strategis dalam perusahaan atau sekedar menjalankan kegiatan operasional sehari-hari. Tujuan dari digital dashboard adalah agar user dapat memantau secara efisien informasi yang diperlukannya.Berikut ini adalah beberapa atribut yang dapat mendukung digital dashboard secara efektif :
53 1. Drill down Informasi yang ditampilkan pada sebuah dashboard harus mengandung informasi ringkasan tingkat tinggi agar dapat mengkomunikasikan informasi dengan cepat.Dashboard dapat dengan cepat memberitahukan informasi tentang apa yang sedang terjadi, bukan mengapa hal itu dapat terjadi. Untuk mengatasi kekurangan tersebut maka diperlukan fitur drill down; yakni fitur yang mengijinkan user untuk mencari informasi yang lebih detail. 2. Tampilan yang ringkas, jelas, dan intuitif Tampilan pada sebuah digital dashboard harus dapat menampilkan pesan secara jelas tanpa memerlukan banyak ruang, sehingga seluruh informasi dapat dirangkum ke dalam sebuah layar.Komponen yang digunakan pada digital dashboard untuk menampilkan informasi harus sesuai dengan konteks informasi itu sendiri. Komponen tersebut dapat berupa gauge, tabel, diagram, dan lain lain. Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa digital dashboard adalah tool business management yang digunakan untuk memvisualisasikan performa dari business enterprise dengan menggunakan indikator.Digital dashboard dapat juga digunakan untuk menampilkan analisa, menunjukkan tren yang diperkirakan (forecast), data saat ini (current) dan data yang lalu (history).
2.2.29 PerformanceDashboard Performance dashboard adalah dashboard yang menerjemahkan strategi organisasi menjadi tujuan , ukuran, inisiatif, and tugas yang disesuaikan kepada tiap-tiap kelompok dan individu dalam sebuah organisasi. Performancedashboard menyediakan informasi dan wawasan yang memungkinkan user untuk mengambil keputusan yang
54 lebih baik, mengoptimalkan proses serta merencanakan dan bekerja secara proaktif. Sebuah performance dashboard merupakan sistem manajemen performa. M enurut
Eckerson
(2011,p.
24),
Performance
dashboardharus
dapat
mengkomunikasikan tujuan strategis dan memungkinkan user untuk mengukur, memantau, dan mengelola aktivitas inti serta proses yang diperlukan untuk mencapai sebuah tujuan. M enurut Franceschini, Galetto, & Turina (2009), Performance dashboard merupakan alat grafikal yang menunjukan performa proses dari sebuah organisasi. Sebuah performance dashboard harus memiliki indikator yang paling penting yang menunjukan status performa organisasi dan dampaknya terhadap seluruh sistem. M enurut Eckerson (2011, p. 25) Sebuah performance dashboard harus dapat menyediakan tiga fungsi utamanya, yakni : 1. Monitor : M emantau proses bisnis yang penting dan aktivitas dengan menggunakan nilai yang memicu alert saat performa jatuh dibawah target yang ditentukan. 2. Analyze : M enganalisa akar dari permasalahan dengan mengeskplorasi informasi yang relevan dari berbagai perspektif pada tingkat detail yang beragam. 3. Manage : M engelola manusia dan proses bisnis meningkatkan kualitas pengambilan keputusan, mengoptimalkan performa, serta mengendalikan organisasi ke arah yang ditetapkan. M enurut
Eckerson
(2011,
p.
37),
Terdapat
tiga
jenis
performance
dashboardyaitu: 1. Operational dashboards Operational dashboard memungkinkan pekerja front-line untuk mengelola dan mengontrol proses operasional dengan menggunakan data yang mendetail yang terus-
55 menerus diperbaharui. Operationaldashboard lebih menekankan pada fungsi monitoring daripada analisa dan manajemen. Singkatnya operationaldashboarddigunakan untuk memantau proses operasional, kejadian serta aktifitas yang terjadi setiap periode baik dalam hitungan menit, jam, maupun harian. 2. Tactical dashboards Tacticaldashboard berfungsi untuk mengawasi dan mengelola proses pada tingkat departemen dan proyek. Para eksekutif menggunakan tactical dashboard untuk meninjau, mengukur, serta membandingkan performa dari tiap-tiap grup dalam perusahaan, sedangkan para manajer menggunakan tacticaldashboard sebagai tools untuk
mengawasi
menekankan
dan
pada
mengoptimalkan
fungsi
analisa
proses.Tacticaldashboard
daripada
fungsi
cenderung
monitoring
ataupun
manajemen.Singkatnya tactical dashboard digunakan untuk mengukur dan menganalisa kinerja dari aktifitas, proses, dan tujuan pada tingkatan departemen. 3.Strategicdashboards Strategicdashboard digunakan untuk memantau pelaksanaan tujuan strategis perusahaan dan biasanya diimplementasikan dengan menggunakan metode balance score
card.
Para
eksekutif
dapat
menggunakan
strategicdashboard
untuk
mengkomunikasikan strategi perusahaan dan meninjau ulang kinerja perusahaan dalam strategic meeting menekankan
pada
atau operational meeting fungsi
manajemen
bulanan.Strategicdashboard lebih
daripada
fungsi
monitoring
maupun
analisis.Singkatnya strategic dashboard berfungsi untuk melacak kemajuan perusahaan dalam mencapai tujuan strategisnya.
56 2.2.30 Business intelligence Business
Intelligence
dapat
didefinisikan
sebagai
kemampuan
untuk
mengumpulkan data dari berbagai sumber, memproses dan menampilkannya dalam bentuk yang dapat dengan mudah dianalisis oleh orang-orang bisnis pada suatu organisasi sehingga dari hasil analisis tadi dapat dihasilkan keputusan yang lebih baik untuk organisasi tersebut. Tentunya dengan pengambilan keputusan yang baik akan membantu bisnis berkembang dengan pesat dan menjaga bisnis tetap berada pada performa terbaik. Bus iness Intelligence mampu mengolah data-data mentah dari berbagai resources menjadi informasi berharga untuk mengambil keputusan secara real time. M enurut Loshin (2003, p. 27), Business intelligence adalah rangkaian proses, teknologi dan peralatan yang dibutuhkan untuk mengubah data menjadi infomasi, informasi menjadi knowledge, dan knowledge menjadi perencanaan yang dapat digunakan
untuk
menjalanan
aksi
bisnis
yang
memberikan
hasil
(profit).Businessintelligence terdiri atas data warehouse, business analytic tools, serta knowledgemanagement. M enurut Kapoor (2010), Business Intelligence merupakan bidang luas yang mengkombinasikan keahlian orang-orang, teknologi, aplikasi, dan proses bisnis untuk membuat strategi bisnis dan keputusan taktis bisnis yang lebih baik. Teknologi dan aplikasi yang digunakan terdiri dari metode pengelolaan data untuk perencanaan, pengumpulan, penyimpanan, pembentukan data kedapam data warehouse dan juga data mart, serta tugas analitis untuk query, pelaporan, visualisasi,
menciptakan laporan
online, dan menjalankan teknik analisis yang berfungsi untuk clustering, klasifikasi, segmentasi, dan prediksi.
57 Business
intelligence
dapat
ditampilkan
dalam
bentu
aplikasi
yang
mengintegrasikan semua informasi untuk mendukung keputusan bagi semua pihak manajemen. Business intelligence dapat menjadi suatu cara penyampaian informasi untuk para pembuat keputusan dalam mencapai tujuan perusahaannya. Hal ini dapat dihubungkan dengan definisi Business intelligence menurut Larson (2006, p. 11)yaitu menyampaikan informasi yang akurat dan berguna kepada parapembuatkeputusan dalam suatu batasan waktu untuk mendukug pembuatan keputusan yang efektif. Business intelligence tidak hanya sekedar fakta dan gambar pada sebuahlaporan atau layar komputer. Baris-baris angka yang menunjukkan rincian penjualanatau produksi mungkin sangat akurat, tetapi itu bukanlah Business intelligence sampai barisbaris angka tersebut dibuat dalam sebuah format yang dapat dengan mudah dimengerti oleh para pembuat keputusan yang
membutuhkannya.Ringkasan
singkat
mengenai
kepuasan pelanggan atau efisiensi produksi mungkin mudah untuk dimengerti, tetapi itu bukanlah business intelligence sampai ringkasan tersebut dapat digunakan pada saat yang tepat untuk mempengaruhi pengambilan keputusan sehari-hari . M enurut Turban, Aronson, Jay,Liang, Sharda (2007, p. 24), Tujuan dari Business intelligence adalah untuk memungkinkan akses yang interaktif (terkadang real-time) terhadap data, memanipulasi data, dan memberikan kemampuan kepada para manajer serta analisis bisnis untuk melakukan analisis yang tepat. Dengan menganalisis data, situasi, dan performa yang bersifat historikal serta aktual, pembuatan keputusan akan lebih bernilai sehingga memungkinkan mereka, para pengambil keputusan untuk membuat keputusan yang lebih baik. Proses dari Business intelligence berdasarkan transformasi dari data menjadi informasi, kemudian menjadi keputusan, dan pada akhirnya menjadi tindakan.
58 M enururt Loshin (2003, p. 23), Keuntungan menggunakan Business Intelligenceadalah: 1. Peningkatan Pendapatan Business intelligence dapat membantu klien bisnis untuk mengevaluasi valuable customer dan perkiraan pendapatan dalam jangka pendek, kemudian knowledge tersebut dapat digunakan untuk membedakan mana pelanggan yang lebih berprospek, mana pelanggan yang kurang berprospek. 2. Penurunan Biaya Business intelligence dapat digunakan untuk mengevaluasi biaya
pengeluaran
perusahaan, sebagai contoh: peningkatan manajemen logistik, penurunan biaya operasional, atau penurunan biaya untuk melakukan penjualan. Pada akhirnya manfaat yang didapat adalah optimisasi manajemen biaya dan penurunan biaya operasional secara keseluruhan. 3. Peningkatan customer relationship management Pada dasarnya business intelligence dapat digunakan untuk mengalanisa informasi pelanggan untuk menyediakan pelayanan yang lebih responsif, untuk menemukan peluang cross-sell dan up-sell, serta untuk meningkatkan loyalitas pelanggan secara keseluruhan. 4. Penurunan resiko Dengan mengaplikasikan metode business intelligence kita dapat mengurangi resiko bisnis secara umum, sebagai contoh : dengan menganalisa informasi aktifitas dan keandalan consumer dan supplier, perusahaan dapat mengetahui informasi yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan efektifitas supply chain Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa business intelligence merupakan rangkaian aplikasi dan teknologi yang mendukung proses
59 ekstraksi data-data operasional perusahaan dan mengumpulkannya dalam sebuah data warehouse yang selanjutnya diproses menggunakan berbagai analisis statistik sehingga didapat berbagai kecenderungan atau pattern dari data tersebut.