BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 2.1.1
Teori-teori umum Penelitian
2.1.1.1 Pengertian Penelitian Menurut Hasan (2004, h4) penelitian adalah penyaluran rasa ingin tahu manusia terhadap sesuatu atau masalah dengan perlakuan tertentu (seperti memeriksa, mengusut, menelaah, dan mempelajari secara cermat dan sungguh – sungguh) sehingga diperoleh sesuatu (seperti mencapai kebenaran, memperoleh jawaban atas masalah, pengembangan ilmu pengetahuan, dan sebagainya). Menurut Sukardi (2005, h4) dalam bukunya “Metodologi Penelitian Pendidikan : Kompetensi dan Praktiknya” mengutip pengertian penelitian menurut Kerlinger yaitu proses yang mempunyai karakteristik sistematis, terkontrol, empiris, dan mendasarkan pada teori dan hipotesis atau jawaban sementara. Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian ialah kegiatan memeriksa, mempelajari secara detail serta mendasar pada teori dan memiliki susunan yang sistematis, dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh jawaban.
8
9 2.1.1.2 Jenis-jenis Penelitian Menurut Hasan (2004, h8) ada beberapa jenis penelitian yaitu : 1.Penelitian Survei Penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan untuk memperoleh fakta – fakta dari gejala – gejala yang ada dan mencari keterangan – keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah. 2.Grounded Research Grounded Research adalah penelitian yang mendasarkan diri pada fakta dan menggunakan analisis perbandingan, bertujuan untuk mengadakan generalisasi empiris, menetapkan konsep – konsep, membuktikan teori, dan mengembangkan teori, di mana pengumpulan data dan analisis datanya berjalan pada waktu yang bersamaan. 3. Studi Kasus Studi kasus adalah penelitian mengenai status subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. 4.Penelitian Eksperimen Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta diadakannya kontrol terhadap variabel tertentu. 5.Analisis Data Sekunder Analisis data sekunder adalah analisis atas data yang sudah tersedia.
10 Menurut Riduwan (2005, h49) metode penelitian dapat berbentuk: metode penelitian survei, ex post facto, eksperimen, naturalistic, policy research (penelitian policy), action research (penelitian tindakan), evaluasi, dan sejarah. Berikut ini diterangkan secara singkat tentang beberapa metode penelitian : 1. Penelitian Survei Penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian – kejadian relatif, distribusi, dan hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.” Penelitian survei biasanya dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam, tetapi generalisasi yang dilakukan bisa lebih akurat bila digunakan sampel yang representatif. 2. Penelitian Ex Post Facto Penelitian ex post facto adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian melihat ke belakang untuk mengetahui faktor – faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut.” Penelitian ini menggunakan logika dasar yang sama dengan penelitian eksperimen yaitu jika X, maka Y dan dalam penelitian ini tidak ada manipulasi langsung terhadap variabel bebas (independent). 3. Penelitian Eksperimen Penelitian dengan pendekatan ekperimen adalah suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain
11 dalam kondisi yang terkontrol secara ketat. Penelitian ekperimen ini pada umumnya dilakukan pada laboratorium. 4. Penelitian Naturalistik Metode penelitian ini sering disebut dengan metode kualitatif. Metode kualitatif adalah metode penelitian yang diguanakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Teknik pengumpulan data dilakukan secara induktif (penarikan kesimpulan berdasarkan keadaan – keadaan yang khusus untuk diperlakukan secara umum). Hasil penelitian lebih menekankan makna dari pada generalisasi. 5. Penelitian Kebijakan Menurut Majchrzak (1984) yang diterjemahkan oleh Riduwan (2005, h51) “penelitian kebijakan adalah suatu proses penelitian yang dilakukan pada masalah – masalah sosial yang mendasar, sehingga hasil temuannya dapat direkomendasikan kepada pembuat keputusan untuk bertindak secara praktis dalam menyelesaikan kasus – kasus di tempat kerjanya. 6. Penelitian Tindakan Penelitian tindakan adalah suatu proses yang dilalui oleh perorangan atau kelompok yang menghendaki perubahan dalam situasi tertentu untuk menguji prosedur yang diperkirakan akan menghasilkan perubahan tersebut dan kemudian, setelah sampai pada tahap kesimpulan
yang
dapat
dipertanggungjawabkan,
melaksanakan
prosedur tersebut. Tujuan utama penelitian tindakan adalah untuk
12 mengubah
situasi,
perilaku,
organisasi
dan
termasuk
struktur
mekanisme kerja, iklim kerja, sarana dan prasarana, dan lingkungan sekitarnya. 7. Penelitian Evaluasi Penelitian evaluasi dapat dinyatakan juga sebagai evaluasi. Sebagai evaluasi berarti hal ini merupakan bagian dari proses pembuatan keputusan, yaitu untuk membandingkan suatu kejadian, kegiatan, produk dengan standart dan program yang telah ditetapkan. 8. Penelitian Sejarah Penelitian sejarah berkenaan dengan analisis yang logis terhadap kejadian – kejadian yang berlangsung di masa lalu. Menurut Gulo (2005, h18) ada 3 pertanyaan dasar yang menentukan tipe penelitian secara empiris, yaitu (1) apa, (2) bagaimana, dan (3) mengapa. Empat tipe penelitiannya, yaitu : 1. Penelitian Eksploratif Tipe penelitian ini berhubungan dengan pertanyaan dasar pertama yaitu apa. Pertanyaan ini ingin mengetahui suatu gejala atau peristiwa dengan melakukan penjajakan terhadap gejala tersebut. 2. Penelitian Deskriptif Tipe penelitian ini didasarkan pada pertanyaan dasar yang kedua, yaitu bagaimana. Kita tidak puas bila hanya mengetahui apa masalahnya secara eksploratif, tetapi ingin mengetahui juga bagaimana peristiwa tersebut terjadi.
13 3. Penelitian Eksplanatif Tipe penelitian ini bertitik tolak pada pertanyaan dasar mengapa. Kita tidak puas bila hanya mengetahui apa yang terjadi dan bagaimana terjadinya, tetapi ingin juga mengetahui mengapa peristiwa itu terjadi. Dengan kata lain, kita ingin menjelaskan terjadinya suatu peristiwa. 4. Penelitian Eksperimen Merupakan tipe penelitian di mana datanya belum pernah ada, sehingga harus diciptakan terlebih dahulu. Dari beberapa pendapat diatas disimpulkan bahwa metode penelitian dapat berbentuk: metode penelitian survei, ex post facto, eksperimen, naturalistic, policy research (penelitian policy), action research (penelitian tindakan), evaluasi, sejarah, penelitian eksplanatif, penelitian deskriptif, penelitian eksploratif. 2.1.1.3 Tujuan Penelitian Menurut Hasan (2004, h11) ada empat tujuan utama penelitian, yaitu sebagai berikut : 1. Tujuan
eksploratif
(tujuan
penemuan),
menemukan
sesuatu
(pengetahuan) yang baru dalam bidang tertentu. 2. Tujuan verifikatif (tujuan pengujian), menguji kebenaran sesuatu (pengetahuan) dalam bidang yang telah ada. 3. Tujuan development (tujuan pengembangan), mengembangkan sesuatu (pengetahuan) dalam bidang yang telah ada. 4. Tujuan penulisan karya ilmiah, pembuatan skripsi, tesis, dan disertasi.
14 Menurut Sukardi (2005, h4) beberapa tujuan penelitian yang hendak dicapai antara lain sebagai berikut : 1. Memperoleh Informasi Baru Penelitian biasanya akan berhubungan dengan informasi atau data yang masih baru jika dilihat dari aspek si peneliti. Walaupun mungkin saja suatu data atau fakta tersebut telah ada dan berada di suatu tempat dalam waktu lama. Apabila fakta tersebut baru diungkap dan disusun secara sistematis oleh seorang peneliti pada saat itu maka dpat dikatakan bahwa data peneliti tersebut dikatakan data baru. 2. Mengembangkan dan Menjelaskan Dengan melakukan pengembangan dan usaha menjelaskan melalui teori yang didukung fakta-fakta penunjang yang ada, peneliti akan dapat sampai pada pemberian pernyataan sementara yang sering disebut sebagai hipotesis penelitian 3. Menerangkan, Memprediksi, dan Mengontrol Suatu Ubahan Seorang peneliti perlu mengetahui variabel bebas (independent variable) dan variabel tergantung (dependent variable) sehingga ia dapat mengetahui secara pasti pengaruh variabel satu terhadap variabel yang lainnya. Dan kemudian dapat menerangkan keterkaitan dan keterikatan variabel yang ada; dapat memprediksi apa yang terjadi diantara variabel atau bahkan mengontrol mereka untuk memperoleh sesuatu yang bermanfaat. Dari beberapa pendapat diatas disimpulkan bahwa tujuan penelitian antara lain :
15 development / mengembangkan, verifikatif / menguji, eksploratif / menemukan informasi baru, penulisan karya ilmiah. 2.1.2
Sistem Informasi
2.1.2.1 Pengertian Sistem Menurut O’Brien (2003, p8), “ a system is a group of interrelated components working together toward a common goal by accepting inputs and producing outputs in an organized transformation process”, sistem adalah sebuah kumpulan komponen yang berhubungan dan saling bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan dengan menerima input (masukan) dan memproduksi output (keluaran) di dalam sebuah proses perubahan yang terorganisasi.. Menurut Turner (1993, p37), “system maybe defined as a set of components which are related by some form of interaction, and which act together to achieve some objective or purpose”, sistem dapat diartikan sebagai satu set komponen-komponen yang saling berhubungan dalam satu pola interaksi, yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan. Menurut http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem, Sistem adalah kumpulan elemen berhubungan yang merupakan suatu kesatuan. Dari bahasa Latin dan orang Yunani, istilah “sistem” diartikan sebagai menggabungkan, untuk mendirikan, untuk menempatkan bersama. Suatu sistem biasanya terdiri komponen (atau elemen) yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi.
16 Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah serangkaian komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan. 2.1.2.2 Pengertian Informasi Menurut Mcleod (2004, p10), “information is processed data that is meaningful; it usually tells the user something that she or he did not already know.”, informasi adalah data yang telah diproses dan mengandung arti dan makna; biasanya ia memberitahukan hal yang sebelumnya tidak diketahui oleh user. Menurut http://www.V14.com, informasi adalah data yang telah diproses menjadi bentuk yang memiliki arti bagi penerima dan dapat berupa fakta, suatu nilai yang bermanfaat atau prospek keputusan. Jadi ada suatu proses transformasi data menjadi suatu informasi = input – proses – output. Ciri – ciri atau karakteristik suatu informasi yang baik dan lengkap adalah sebagai berikut : a.
Reliable (dapat dipercaya).
b.
Relevan (cocok atau sesuai).
c.
Timely (tepat waktu).
d.
Complete (lengkap).
e.
Understandable (dimengerti). Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa informasi
ialah data yang telah diproses dan memiliki arti bagi user.
17 2.1.2.3 Pengertian Sistem Informasi Menurut O’Brien (2003, p7), “an information system can be any organized combination of people, hardware, software, communications networks, and data resources that collect, transforms, and disseminates information in an organization”, sistem informasi merupakan suatu kombinasi yang teratur dari orang – orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi, dan sumber data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. Menurut
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_Informasi,
sistem
informasi adalah aplikasi komputer untuk mendukung operasi dari suatu organisasi : operasi, instalasi, dan perawatan komputer, perangkat lunak, dan data. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi terdiri dari orang – orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi, dan sumber data yang berada pada suatu organisasi. 2.1.3
User
2.1.3.1 Pengertian User Menurut O’Brien (2003, p11) “end users (also called users or clients) are people who use an information system or the information it produces.”, pengguna (juga disebut sebagai user atau klien) adalah orang-orang yang menggunakan suatu sistem informasi atau informasi yang dihasilkan sistem informasi tersebut.
18 Menurut Barata (2004, h5) pihak lain yang mengambil kesempatan untuk menyediakan alat pemuas kebutuhan adalah penyedia (provider) sedangkan pihak yang meminta dan menggunakannya disebut sebagai pengguna (user) atau konsumen (consumer). Dalam
kasus
ini,
yang
dimaksud
dengan
penyedia
adalah
PT. Orindo Alam Ayu yang menyediakan aplikasi Laporan Aktivitas. Dan pengguna (user) dari aplikasi Laporan Aktivitas tersebut adalah konsultan dari PT.Orindo Alam Ayu. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa user ialah orang-orang yang menggunakan aplikasi yang disediakan perusahaan. 2.1.3.2 Harapan User Beberapa harapan pelanggan menurut Barata (2004, h42) sebagai berikut: a. kemudahan dalam memperoleh barang dan atau jasa b. persyaratan kualitas barang atau jasa c. cara pelayanan yang tepat, cepat, dan ramah Menurut Irawan (2006, h24) harapan adalah kunci pokok bagi setiap pelaku bisnis yang terlibat dalam kepuasan pelanggan Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa harapan dari pengguna ialah keinginan-keinginan dari pengguna untuk mendapatkan pelayanan yang memuaskan.
19 2.1.4
Kepuasan
2.1.4.1 Pengertian Kepuasan Dalam buku ”Proposal Penelitian Dengan Contoh”, Supranto (2004, h62) mengutip teori kepuasan menurut Oliver bahwa kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dengan harapan. Menurut Irawan (2006, h3), kepuasan merupakan persepsi terhadap produk atau jasa yang telah memenuhi harapannya. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa seseorang dikatakan puas apabila harapannya telah terpenuhi. 2.1.4.2 Pengukuran Kepuasan Dimensi menurut beberapa sumber : 1. Menurut Murine dan Hayes dalam buku Supranto yang berjudul “Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan” Dimensi mutu atau kualitas perangkat lunak No.
Dimensi
1.
Correctness/ kebenaran
2.
Reliability/ keandalan
3.
Useability/ kegunaan
4.
Maintainability
5.
Testability
6.
Portability
20 7.
Interoperability
8.
Intraoperability
9.
Flexibility
10.
Overall Satisfaction
Tabel 2-1 Tabel dimensi kualitas perangkat lunak menurut Murine dan Hayes 2. Menuruthttp://www.findarticles.com/p/articles/mi_qa3713/is_200007 Dimensi SERVQUAL Untuk Pengukuran Pelayanan Divisi Sistem Informasi No.
Dimensi
1.
Reliability / Keandalan
2.
Assurance/ Kepastian
3.
Emphaty/ Empati
4.
Responsiveness/ Responsif
Tabel 2-2 Tabel dimensi SERVQUAL untuk pelayanan divisi sistem informasi 3. Menurut
http://www.ebizzasia.com/0218-2004/q&a,0218
dan
menurut http://romisatriawahono.net/2006/06/05/teknik-pengukurankualitas-perangkat-lunak. Menurut Lerbin (2005, h3), dimensi aialah karakteristik, sifat, atribut. Faktor-faktor McCall yang berkaitan dengan sifat-sifat operasional software atau dimensi mutu perangkat lunak. Faktor menunjukkan atribut kualitas produk dilihat dari sudut pandang pengguna. Sedangkan kriteria adalah parameter kualitas produk dilihat dari sudut pandang perangkat lunaknya sendiri. Faktor dan kriteria ini memiliki hubungan sebab akibat (cause-effect) No.
Quality Factor
Quality Criteria
21 1.
2.
3.
Correctness/
Completeness, Consistency,
kebenaran
Traceability
Reliability/
Accuracy, Error Tolerance,
keandalan
Consistency, Simplicity
Efficiency/ efisiensi
Execution Efficiently, Storage Efficiency
4.
Integrity/ integritas
5.
Usability/ kegunaan Communicativeness, Operability,
Access Control, Access Audit
Training 6.
Maintanability
Consistency, Conciseness, Simplicity, Modularity, Selfdocumentation
7.
Testability
Simplicity, Modularity, Instrumentation, Selfdocumentation
8.
Flexibility
Expandability, Generality, Modularity, Self-documentation
9.
Portability
Software System Independence, Hardware Independence, Selfdocumentation, Modularity
10.
Reusability
Generality, Software System Independence, Hardware Independence, Self-documentation,
22 Modularity 11.
Interoperability
Communication Commonality, Data Commonality, Modularity
Tabel 2-3 Tabel dimensi kualitas perangkat lunak (McCall) Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kepuasan pengguna sistem informasi dapat diukur berdasarkan kualitas software dan kualitas pelayanan divisi sistem informasi. 2.1.5
Data
2.1.5.1 Pengertian Data Menurut Hasan (2004, h19) data adalah keterangan – keterangan tentang suatu hal, dapat berupa sesuatu yang diketahui atau yang dianggap atau anggapan atau suatu fakta yang digambarkan lewat angka, simbol, kode, dan lain – lain. Menurut Kountur (2006, h6) data adalah sesuatu yang dimiliki oleh anggota dari populasi yang dapat diukur. Berdasarkan beberapa pendapat diatas disimpulkan bahwa data merupakan merupakan bahan-bahan dari informasi. 2.1.5.2 Jenis-jenis Data Menurut Kountur (2006, h7) ada dua jenis data berdasarkan bilangan pengukurannya, yaitu : 1. Data diskrit Adalah data yang pengukurannya tidak memiliki bilangan desimal.
23 2. Data kontinus Adalah data yang pengukurannya memiliki bilangan desimal. Menurut Hasan (2004, h20) berdasarkan sifatnya, data dibedakan atas dua, yaitu : 1. Data Kualitatif Data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk bilangan. 2. Data Kuantitatif Data kuantitatif adalah data yang berbentuk bilangan. Berdasarkan beberapa pendapat diatas disimpulkan bahwa data berdasarkan bilangan pengukurannya terbagi jadi: data diskrit dan data kontinus, berdasarkan sifatnya dibagi jadi data kualitatif dan data kuantitatif. 2.1.5.3 Metode Pengumpulan Data Menurut Gulö (2005, h115), terdapat beberapa metode pengumpulan data, yaitu : 1. Pengamatan (Observasi) Pengamatan adalah metode pengumpulan data dimana peneliti atau kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian. 2. Survei Survei adalah metode pengumpulan data dengan menggunakan instrumen untuk meminta tanggapan dari responden tentang sampel.
24 3. Wawancara Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti dan responden. Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya-jawab dalam hubungan tatap muka, sehingga gerak dan mimik responden merupakan pola media yang melengkapi kata-kata secara verbal. 4. Kuesioner (Angket) Kuesioner atau angket hanya berbeda dalam bentuknya. Pada kuesioner, pertanyaan disusun dalam bentuk kalimat tanya, sedangkan pada angket, pertanyaan disusun dalam kalimat pernyataan dengan pilihan jawaban yang tersedia. 5. Metode Dokumenter Dokumen adalah catatan tertulis tentang berbagai kegiatan atau peristiwa pada waktu yang lalu. Semua dokumen yang berhubungan dengan penelitian yang bersangkutan perlu dicatat sebagai sumber informasi.
Metode pengumpulan data menurut Widodo (2004, h49) dibagi menjadi : 1. Studi Lapangan, meliputi : a. Kuesioner Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang dibuat berdasarkan indikator-indikator dari variabel penelitian yang harus direspon oleh responden.
25 b. Wawancara Wawancara dapat dilakukan secara : - open-ended : peneliti bertanya kepada responden kunci tentang fakta-fakta suatu peristiwa dan opini mereka mengenai peristiwa yang ada. - terfokus : responden diwawancarai dalam waktu yang pendek. - terstruktur : menggunakan pertanyaan yang terstruktur. c. Observasi Teknik ini digunakan untuk mendapatkan fakta-fakta empirik yang tampak
dan
guna
memperoleh
dimensi-dimensi
baru
untuk
pemahaman konteks maupun fenomeda yang diteliti yang terlihat di kancah penelitian. d. Dokumentasi Teknik ini digunakan dengan memanfaatkan dokumen-dokumen tertulis, gambar, foto atau benda lainnya yang berkaitan dengan aspek-aspek yang diteliti. 2. Studi Pustaka Studi pustaka dilakukan dengan cara mempelajari, mendalami, dan mengutip teori-teori atau konsep-konsep dari sejumlah literatur baik buku, jurnal, majalah, koran atau karya tulis lainnya yang relevan dengan topik, fokus atau variabel penelitian.
26 Menurut Hasan (2004, h23) ada beberapa cara dalam pengumpulan data, yaitu : 1. Pengamatan (Observasi) Pengamatan atau observasi adalah cara pengumpulan data dengan terjun dan melihat langsung ke lapangan (laboratorium) terhadap objek yang diteliti (populasi atau sampel). 2. Penelusuran Literatur Penelusuran literatur adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan sebagian atau seluruh data yang telah ada atau laporan data dari peneliti sebelumnya. Penelusuran literatur disebut juga pengamatan tidak langsung. 3. Penggunaan Kuesioner Penggunaan kuesioner adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan (angket) atau daftar isian terhadap objek yang diteliti (populasi atau sampel). 4. Wawancara Wawancara adalah cara pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab langsung kepada objek yang diteliti atau kepada perantara yang mengetahui persoalan dari objek yang diteliti. Berdasarkan beberapa pendapat diatas disimpulkan bahwa metode pengumpulan data dibagi menjadi studi lapangan dan studi pustaka.
27 2.1.6
Kuesioner
2.1.6.1 Pengertian Kuesioner Menurut Widodo (2004, h49) kuesioner adalah daftar pertanyaan yang dibuat berdasarkan indikator-indikator dari variabel penelitian yang harus direspon oleh responden. Menurut Nasution (2004, h128) angket atau kuesioner adalah daftar pertanyaan yang didistribusikan melalui pos untuk diisi dan dikembalikan atau dapat juga dijawab di bawah pengawasan peneliti. Menurut Riduwan (2005, h71) kuesioner (angket) adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respon (responden) sesuai dengan permintaan pengguna. Berdasarkan beberapa pendapat diatas disimpulkan bahwa kuesioner adalah daftar pertanyaan yang diisi oleh pengguna. 2.1.6.2 Jenis-jenis Kuesioner Nasution (2004, h129) berpendapat bahwa angket dapat dibagi menurut sifat jawaban yang diinginkan yaitu : 1. Angket Tertutup Angket tertutup terdiri atas pertanyaan atau pernyataan dengan sejumlah jawaban tertentu sebagai pilihan. Responden mencek jawaban yang paling sesuai dengan pendiriannya.
28
2. Angket Terbuka Angket ini memberi kesempatan penuh memberi jawaban menurut apa yang dirasa perlu oleh responden. Peneliti hanya memberikan sejumlah pertanyaan berkenaan dengan masalah penelitian dan meminta responden menguraikan pendapat atau pendiriannya dengan panjang lebar bila diinginkan. 3. Kombinasi Angket Terbuka dan Angket Tertutup Di samping angket yang tertutup yang mempunyai sejumlah jawaban ditambah alternatif terbuka yang memberi kesempatan kepada responden memberi jawaban di samping atau di luar jawaban yang tersedia.
Menurut Riduwan (2005, h71) angket dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: 1.
Angket terbuka (angket tidak berstruktur) ialah angket yang disajikan dalam bentuk sederhana sehingga responden dapat memberikan isian sesuai dengan kehendak dan keadaannya.
2. Angket tertutup (angket berstruktur) adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang (x) atau tanda checklist (v). Berdasarkan beberapa pendapat diatas disimpulkan bahwa angket dibedakan menjadi angket terbuka dan angket tertutup.
29 2.1.7
Definisi Operasional Menurut Widodo (2004,h52) definisi operasional merupakan spesifikasi kegiatan peneliti dalam mengukur suatu variabel. Spesifikasi tersebut merujuk pada dimensi-dimensi dan indikator-indikator dari variabel penelitian yang diperoleh melalui studi pustaka. Menurut Nazir (2003, h152), definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut. Definisi operasional yang dibuat dapat berbentuk definisi operasional yang diukur (measured) ataupun definisi operasional eksperimental. Definisi operasional yang diukur memberikan gambaran bagaimana variabel atau konstrak
tersebut
diukur.
Definisi
operasional
ekperimental
adalah
mendefinisikan variabel dengan keterangan-keterangan perolehan yang dilakukan terhadap variabel atau konstrak tersebut. Menurut Cooper dan Emory (1996, p37), suatu definisi operasional adalah suatu definisi yang dinyatakan dalam kriteria atau operasi yang dapat diuji secara khusus. Istilah-istilah ini harus mempunyai rujukan-rujukan empiris Berdasarkan beberapa pendapat diatas disimpulkan bahwa definisi operasional merupakan spesifikasi kegiatan untuk mengukur konstruk.
30 2.1.8
Model Penelitian Menurut Cooper dan Emory (1996, p47), suatu model dirumuskan sebagai cerminan suatu sistem yang dibuat untuk mempelajari salah satu aspek dari sistem atau dari sistem sebagai keseluruhan
2.2 2.2.1
Teori-teori khusus Statistik
2.2.1.1 Pengertian Statistik Menurut Hasan (2004, h1) statistik adalah ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk data, yaitu tentang pengumpulan, pengolahan, penafsiran, dan penarikan kesimpulan dari data yang berbentuk angka – angka. Menurut Kountur (2006, h3) statistik adalah ilmu yang mengajarkan cara membuat kesimpulan. Menurut Sudjana dalam buku Riduwan (2006, h3), statistik adalah ilmu terdiri dari teori dan metode yang merupakan cabang dari matematika terapan dan membicarakan tentang: bagaimana mengumpulkan data, bagaimana meringkas data, mengolah dan menyajikan data, bagaimana menarik kesimpulan dari hasil analisis, bagaimana menentukan keputusan dalam batas – batas resiko tertentu berdasarkan strategi yang ada. Berdasarkan beberapa pendapat diatas disimpulkan bahwa statistik ialah ilmu yang mengajarkan bagaimana mengumpulkan data, meringkas data, mengolah dan menyajikan data dan menarik kesimpulan.
31 2.2.1.2 Fungsi Statistik Menurut Hasan (2004, h3) fungsi statistik antara lain sebagai berikut : 1. Bank Data Statistik sebagai bank data adalah menyediakan data untuk diolah dan diinterpretasikan agar dapat dipakai untuk menerangkan keadaan yang perlu diketahui atau diungkap. 2. Alat Quality Control Statistik sebagai alat quality control adalah sebagai alat pembantu standarisasi dan sekaligus sebagai alat pengawasan. 3. Alat Analisis Data Statistik sebagai alat analisis data merupakan satu bentuk metode penganalisian data. 4. Pemecahan Masalah dan Pembuatan Keputusan Statistik sebagai pemecahan masalah dan pembuatan keputusan masalah sebagai dasar penetapan kebijakan dan langkah lebih lanjut untuk mempertahankan dan mengembangkan perusahaan dalam memperoleh keuntungan.
Menurut Riduwan dan Akdon (2006, h5); manfaat dan kegunaan statistik : 1. Sebagai alat komunikasi; sebagai penghubung beberapa pihak yang menghasilkan data statistik, sehingga beberapa pihak tersebut akan mengambil keputusan melalui informasi tersebut.
32 2. Sebagai alat deskripsi, yaitu penyajian data dan mengilustrasikan data. 3. Sebagai alat regresi, yaitu meramalkan pengaruh data yang satu dengan data yang lainnya dan untuk mengantisipasi gejala-gejala yang akan datang. 4. Sebagai alat korelasi, yaitu mencari kuatnya hubungan data dalam penelitian. 5. Sebagai alat komparasi, yaitu membandingkan data dua kelompok atau lebih. Berdasarkan beberapa pendapat diatas disimpulkan bahwa fungsi statistik ialah sebagai alat analisis data, pembuatan keputusan, alat pengawasan dan sebagai alat mengilustrasikan data.
2.2.2
Skala
2.2.2.1 Skala Pengukuran Menurut Riduwan (2005, h11) jenis – jenis skala pengukuran ada empat yaitu skala nominal, skala ordinal, skala interval, dan skala ratio. 1. Skala Nominal Skala nominal yaitu skala yang paling sederhana disusun menurut jenis atau kategorinya atau fungsi bilangan hanya sebagai simbol untuk membedakan sebuah karakteristik dengan karakteristik lainnya. 2. Skala Ordinal Skala ordinal ialah skala yang didasarkan pada ranking diurutkan dari jenjang yang lebih tinggi sampai jenjang terendah atau sebaliknya.
33 3. Skala Interval Skala interval ialah skala yang menunjukkan jarak antara satu data dengan data yang lain dan mempunyai bobot yang sama. 4. Skala Ratio Skala ratio adalah skala pengukuran yang mempunyai nilai nol mutlak dan mempunyai jarak yang sama. Menurut Kountur (2006, h8), salah satu cara untuk melihat data adalah dengan membedakan data ke dalam empat jenis berdasarkan skala pengukurannya yaitu: 1. Skala Nominal Skala nominal hanya menunjukkan perbedaan antar kelompok saja, tetapi tidak dapat menunjukkan urutannya. 2. Skala Ordinal Jenis data yang masuk pada skala ordinal adalah data yang ukurannya dapat membedakan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya seperti pada skala nominal, tetapi dapat menunjukkan tingkatan atau urutan antar kelompok. Walaupun skala ordinal dapat menunjukkan urutan, tetapi perbedaan jarak atau bobot dari satu kelompok dengan kelompok lainnya belum tentu sama. 3. Skala Interval Jika pada skala ordinal tidak dapat membedakan jarak atau bobot antar kelompok, pada skala interval urutan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya sama. Dengan demikian, semua operasi matematika dapat digunakan untuk data dengan skala interval.
34 4. Skala Rasio Jenis data dengan skala rasio sama dengan jenis data dengan skala interval. Bedanya, pada skala interval, nol itu bukan berarti tidak ada. Sedangkan pada skala rasio, nol berarti tidak ada sama sekali. Berdasarkan pendapat-pendapat diatas disimpulkan bahwa jenis skala berdasarkan pengukurannya, terdiri dari: skala nominal, skala ordinal, skala interval, dan skala ratio. 2.2.2.2 Skala Sikap Menurut Riduwan (2005, h87) skala sikap yang sering digunakan ada 5 macam, yaitu : 1. Skala Likert Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dalam penelitian gejala soaial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh penelitian. Dengan menggunakan skala likert , maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi dimensi, dimensi dijabarkan sebagia sub variabel kemudian sub variabel dijabarkan lagi menjadi indikator – indikator yang dapat diukur. Akhirnya indikator – indikator yang terukur ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item instrumen yang berupa pertanyaan atau pernyataan yang perlu dijawab oleh responden. 2. Skala Guttman
35 Skala Guttman ialah skala yang digunakan untuk jawaban yang bersifat jelas (tegas) dan konsisten. 3. Skala Diferensial Semantik Skala Diferensial Sematik atau skala perbedaan semantik berisikan serangkaian karakteristik bipolar (dua kutub). Karakteristik bipolar mempunyai 3 dimensi dasar sikap seseorang terhadap objek, yaitu : a. Potensi, yaitu kekuatan atau atraksi fisik suatu objek. b. Evaluasi, yaitu hal – hal yang menguntungkan atau tidak menguntungkan suatu objek. c. Aktivitas, yaitu tingkatan gerakan suatu objek . 4. Rating Scale Rating scale yaitu data mentah yang didapat berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. 5. Skala Thurstone Skala Thurstone memninta responden untuk memilih pertanyaan yang ia setujui dari beberapa pernyataan yang menyajikan pandangan yang berbeda – beda. Perbedaan antara skala Thurstone dan skala Likert ialah pada skala Thurstone interval yang panjangnya sama memiliki intensitas kekuatan yang sama, sedangkan pada skala likert tidak perlu sama. Menurut Sugiyono (2006, h86) skala sikap yang dapat digunakan untuk penelitian bisnis ada 5 macam, yaitu : 1. Skala Likert
36 Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang fenomena sosial 2.
Skala Guttman Dengan skala ini akan didapat jawaban yang tegas.
3. Semantic differential Bentuknya tersusun dalam satu garis kontinum yang jawabannya sangat positif terletak di bagian kanan garis, dan jawaban sangat negatif terletak dibagian kiri garis atau sebaliknya. 4. Rating Scale Rating scale yaitu data mentah yang didapat berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. 5. Skala Thurstone Berdasarkan beberapa pendapat diatas disimpulkan bahwa skala sikap terdiri dari: skala likert, skala gutman, rating scale, semantic differential, skala thurstone. 2.2.3
Populasi dan Sampel
2.2.3.1 Pengertian Populasi Menurut Sugiyono, dalam buku Riduwan (2005, h54), pengertian populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
37 Menurut Hasan (2005, h84) populasi (universe) adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karateristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti (bahan penelitian). Menurut Santoso (2005, h46), populasi adalah keseluruhan atau himpunan obyek dengan ciri yang sama. Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat – syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. 2.2.3.2 Pengertian Sampel Menurut Arikunto, dalam buku Riduwan (2005, h56) mengatakan sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti). Menurut Sugiyono, dalam buku Riduwan (2005, h56) memberikan pengertian sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri – ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. 2.2.3.3 Teknik Sampling Menurut Sugiyono (2006, h119), teknik sampling dapat dikelompokkan menjadi : 1. Probability Sampling
38 Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama
bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih
menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi : a. Simple Random Sampling Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. b. Proportionate Stratified Random Sampling Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara porporsional. c. Disproportionate Stratified Random Sampling Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional. d. Cluster Sampling (Area Sampling) Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misal penduduk dari suatu negara. 2. Non Probability Sampling Non Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel meliputi : a. Sampling Sistematis Adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan anggota populasi yang telah diberi nomor urut.
39 b. Sampling Kuota Adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. c. Sampling Insidental Adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. d. Sampling Purposive Adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. e. Sampling Jenuh Adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi realtif kecil, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. f. Snowball Sampling Adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Menurut Riduwan dan Akdon (2005, h241), teknik pengambilan sampling yang umum dilakukan yaitu: 1. Probability Sampling
40 Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama
pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi
anggota sampel, yang tergolong teknik probability sampling yaitu: a. Simple Random Sampling Merupakan cara pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak tanpa memperhatikan strata dalam anggota populasi tersebut. Hali ini dilakukan apabila anggota populasi dianggap homogen (sejenis). b. Proportionate Stratified Random Sampling Pengambilan sampel pada anggota populasi secara acak dan berstrata secara porporsional. c. Disproportionate Stratified Random Sampling Pengambilan sampel pada anggota populasi secara acak dan berstrata tetap sebagian ada yang kurang proporsional pembagiannya, dilakukan sampling ini apabila anggota populasi heterogen. d. Area Sampling (Cluster Sampling) Teknik sampling ini dilakukan dengan cara mengambil wakil dari setiap wilayah geografis yang ada. 2. Non Probability Sampling Non Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampling yang tidak memberi kesempatan pada setiap anggota populasi untuk dijadikan anggota sampel. Teknik non-probability sampling antara lain: a. Sampling Sistematis Pengambilan sampel didasarkan atas urutan dari populasi yang telah diberi nomor urut.
41 b. Sampling Kuota Teknik untuk penentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (jatah) yang dikehendaki. c. Sampling Aksidental Adalah teknik penentuan sampel berdasarkan faktor spontanitas, artinya siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan sesuai dengan karakteristik, maka orang tersebut digunakan sebagai sampel. d. Sampling Purposive Digunakan jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu dalam pengambilan sampelnya. e. Sampling Jenuh Digunakan apabila semua populasi digunakan sebagai sampel. f. Snowball Sampling Teknik sampling yang semula berjumlah kecil kemudian lama-lama membesar. Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel.
2.2.4
Uji Validitas dan Reliabilitas
2.2.4.1 Validitas Dalam buku ”Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya”, Sukardi (2005, h121) menggunakan teori Gay bahwa suatu
42 instrumen dikatakan valid jika instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur. Menurut Nasution (2004, h57), suatu skala dikatakan mempunyai kesahihan atau validitas, bila skala itu mengukur apa yang seharusnya diukur. Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa validitas ialah apabila instrumen dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.
Menurut Nasution (2004, h75), macam-macam validitas yaitu : 1. Validitas Isi Dengan validitas isi dimaksud bahwa isi atau bahan yang diuji atau dites
relevan
dengan
kemampuan,
pengetahuan,
pelajaran,
pengalaman atau latar belakang orang yang diuji. 2. Validitas Prediktif Dengan validitas prediktif dimaksud adanya kesesuaian antara ramalan (prediksi) tentang kelakuan seseorang dengan kelakuannya yang nyata. Diharapkan bahwa suatu tes mempunyai nilai prediktif yang tinggi artinya apa yang diramalkan oleh tes itu tentang kelakuan seseorang memang terbukti dari kelakuan orang itu. 3. Validitas Konstruk Validitas konstruk ini digunakan bila kita sangsikan apakah gejala yang dites hanya mengandung satu dimensi. Bila ternyata gejala itu mengandung lebih dari satu dimensi, maka validitas tes itu dapat diragukan.
43 Menurut Sukardi (2005, h122), dalam penelitian, vadilitas suatu tes dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu : 1. Validitas Isi Yang dimaksud dengan validitas isi adalah derajat dimana sebuah tes mengukur cakupan substansi yang ingin diukur. 2. Validitas Konstruk Validitas konstruk merupakan derajat yang menunjukkan suatu tes mengukur sebuah konstruk sementara atau hypotetical construct. Konstruk, secara definitif, merupakan suatu sifat yang tidak dapat diobeservasi, tetapi kita dapat merasakan pengaruhnya melalui satu atau dua indra kita. 3. Validitas Konkuren Validitas konkuren adalah derajat dimana skor dalam suatu tes dihubungkan dengan skor lain yang telah dibuat. 4. Validitas Prediksi Validitas prediksi adalah derajat yang menunjukkan suatu tes dapat memprediksi tentang bagaimana seseorang akan melakukan suatu prospek tugas atau pekerjaan yang direncanakan. Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa validitas suatu tes dibedakan menjadi: validitas isi, validitas prediktif, validitas konstruk, dan validitas konkuren.
44 2.2.4.2 Reliabilitas Syarat lainnya yang juga penting bagi seorang peneliti adalah reliabilitas. menurut Sukardi (2005, h127), suatu instrumen penelitian dikatakan mempunyai nilai realibilitas yang tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur. Menurut Nasution (2004, h56), suatu skala dianggap reliable yaitu dapat dipercaya, bila secara konsisten memberi hasil yang sama jika diterapkan pada sampel yang sama pada waktu yang berbeda. Menurut http://en.wikipedia.org/wiki/Cronbach's_alpha suatu instrumen perlu meraih nilai reliabilitas sebesar 0,70 atau lebih untuk dapat digunakan dalam penelitian. Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa reliabilitas ialah apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur dan memiliki nilai ≥ 0,70.
Menurut Nasution (2004,p56), untuk menyelidiki, hingga manakah skala itu reliable dapat diikuti cara-cara berikut : 1. Tes-Retes atau Uji dan Uji Kembali Sampel yang sama diukur dua kali dengan skala yang sama dan hasilnya dibandingkan. Koefisien korelasi antara hasil kedua pengukuran itu menunjukkan hingga manakah skala itu dipercaya. 2. Dua Bentuk Skala Yang Ekuivalen
45 Dibuat dua skala yang ekuivalen, yang sama, yang dicobakan berturut-turut sampai kepada yang sama. Jika hasil keduanya menunjukkan kesamaan yang tinggi yang nyata dari koefisien korelasinya, maka skala itu dapat dianggap reliable, dapat dipercaya. 3. Bagi-Dua Cara ketiga untuk menyelidiki, hinga manakah skala itu dapat dipercaya ialah dengan membagiduakan secara acak, misalnya dengan mengambil item bernomor ganjil untuk bagian pertama dan yang bernomor genap bagi bagian kedua. Tiap bagian diperlukan sebagai skala tersendiri, walaupun seluruhnya dicobakan kepada sampel tertentu. Kedua bagian itu kemudian dikorelasikan untuk mengetahui hingga manakah keduanya reliable.
Menurut Hermawan (2005, h126), terdapat tiga jenis reliabilitas : 1. Test-Retest Reliability Mencakup pengulangan pengukuran dari orang atau kelompok yang sama
dengan
menggunakan
alat
ukur
yang
sama
dengan
menggunakan alat ukur yang sama dalam kondisi yang dipandang sama. Hasil dari kedua pengukuran ini kemudian dikorelasikan. Semakin tinggi korelasinya dari kedua skor hasil pengukuran tersebut, maka semakin tinggi reliabilitasnya. 2. Alternative-Forms/Parallel Forms Reliability Mencakup pemberian 2 bentuk
pengukuran kepada subyek yang
dipandang serupa tapi tak sama. Kemudian kedua skor hasil
46 pengukuran tersebut dibandingkan seperti yang dilakukan pada TestRetest Reliability. 3. Internal Consistency Reliability Mencakup sejauhmana item-item instrument bersifat homogen dan mencerminkan ”Construct” yang sama yang melandasinya. Yang saat ini banyak digunakan adalah dengan menggunakan Cronbach’s alpha. Suatu ”Construct” dianggap ”reliable” jika koefisien alphanya ≥ 0,70.
Menurut Sukardi (2005, h128), ada beberapa tipe reliabilitas tes sering digunakan dalam kegiatan penelitian dan masing-masing reliabilitas mempunyai konsistensi yang berbeda, termasuk : 1. Reliabilitas dan Tes-Retes Reliabilitas tes-retes tidak lain adalah derajat yang menunjukkan konsistensi hasil sebuah tes dari waktu ke waktu. Tes-retes menunjukkan variasi skor yang diperoleh dari penyelenggaraan satu tes yang dilakukan dua kali atau lebih, sebagai akibat kesalahan pengukuran. 2. Reliabilitas Bentuk Ekuivalensi Sesuai dengan namanya, yaitu ekuivalen, maka tes yang hendak diukur reliabilitasnya dibuat identik. Setiap tampilannya, kecuali substansi item yang ada dapat berbeda. Kedua tes tersebut sebaiknya mempunyai karateristik yang sama. 3. Realibilitas Belah Dua
47 Reliabilitas belah dua ini termasuk reliabilitas yang mengukur konsistensi internal. Yang dimaksud dengan konsistensi internal ialah salah satu tipe reliabilitas yang didasarkan pada keajekan dalam tes. Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa jenisjenis reliabilitas terdiri dari: Test-Retest Reliability, Alternative-Forms/Parallel Forms Reliability, Internal Consistency Reliability. 2.2.5
Statistik Deskriptif
2.2.5.1 Rentang Skor Menurut Sudjana (2002, h47), rentang skor bisa didapatkan dengan cara: Rentang = Xmax-Xmin Xmax = data terbesar Xmin= data terkecil Menurut Riduwan dan Akdon (2006, h39) rentang ialah data tertinggi dikurangi data terendah. Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa rentang skor didapatkan dengan cara mengurangi data tertinggi dengan data terendah. 2.2.5.2 Mean Menurut Kountur (2006, h57) mean adalah ukuran rata – rata yang merupakan penjumlahan dari seluruh nilai dibagi dengan jumlah datanya. Menurut Riduwan dan Akdon (2006, h28) rata-rata hitung disebut juga dengan mean.
48 Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa mean merupakan rata-rata perhitungan dari data-data. Apabila mean dihitung dari suatu sampel, maka simbol yang digunakan adalah sebagai berikut : N
μ=
∑x i =1
i
N Di mana :
μ = mean dari suatu sampel xi = nilai dari data ke-i N = jumlah data dari sampel
2.2.5.3 Median Menurut Kountour (2006, h63) Median adalah suatu nilai di mana setengah dari data berada di bawah nilai tersebut dan setengahnya lagi berada di atas nilai tersebut setelah nilai disusun berurut. Menurut Riduwan dan Akdon (2006, h34) median adalah nilai tengah dari gugusan data yang telah diurutkan mulai dari data terkecil sampai data terbesar atau sebaliknya. Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa median adalah nilai tengah dari kumpulan data yang telah disusun secara berurut.
49 2.2.5.4 Modus Menurut Kountour (2006, h68), modus adalah salah satu ukuran ratarata yang menunjukkan skor atau nilai data yang memiliki frekuensi terbanyak pada suatu distribusi. Menurut Riduwan dan Akdon (2006, h32) mode ialah nilai dari data yang mempunyai frekuensi tertinggi baik data tunggal maupun data distribusi, atau nilai yang sering muncul dalam kelompok data. Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa modus ialah data yang memiliki frekuensi terbanyak dari kumpulan data. 2.2.5.5 Varians Menurut Kountur (2006, h71) varian adalah ukuran variasi yang menujukkan seberapa jauh data tersebar dari mean (rata – rata) –nya Menurut Riduwan dan Akdon (2006, h43), variance adalah kuadrat dari simpangan baku. Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa variance adalah ukuran variasi dari data.
Rumus menghitung varian dari sampel :
σ2 =
n∑xi2 - ( ∑xi )2 n(n–1)
sumber : Sudjana, Metode Statistika (Tarsito, Bandung 2002), hal 94
50 Di mana : σ2 = varian dari sampel xi = skor data ke i dari sampel n = jumlah data dari sampel 2.2.5.6 Standar Deviasi Menurut Kountur (2006, h75) standar deviasi adalah akar dari varian. Menurut Riduwan dan Akdon (2006, h40) standar deviasi ialah suatu nilai yang menunjukkan tingkat (derajat) variasi kelompok atau ukuran standar penyimpangan dari rata-ratanya. Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa standar deviasi ialah nilai derajat dari varians. Rumus standar deviasi dari populasi adalah : N
σ=
∑ (x i =1
i
− μ)
2
N
Di mana : σ = deviasi standar dari sampel xi = skor data ke-i dari sampel μ = rata – rata sampel N = jumlah data dari sampel 2.2.5.7 Interval Kelas Menurut Sudjana (2002, h47), banyak kelas sering diambil paling sedikit 5 kelas dan paling banyak 15 kelas, dipilih menurut keperluan.
51 Interval kelas ditetapkan berdasarkan rentang skor dan jumlah kelas
p=
2.2.6
Rentang skor Jumlah kelas
Cronbach Alpha
Rumus Alpha adalah sebagai berikut : k = --------k-1
R11
∑σb2 1 - ----------σ t2
sumber : Suharsini Arikunto , Prosedur Penelitan ( Reneka Cipta, Jakarta 1998 ) , hal 191
keterangan : R11 k
= realibilitas instrument = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑σb2 = jumlah varians butir σ t2 2.2.7
= varians total
Metode Pengolahan Data
2.2.7.1 Manual
Menurut Supranto (2000, h25), pengolahan data secara manual umumnya dilakukan untuk jumlah observasi yang tidak terlalu banyak. Pengolahan secara manual biasanya memerlukan waktu yang sangat lama, karena harus meneliti satu per satu dari setiap observasi. Misalkan metode pengolahan ini dapat kita jumpai pada pemilihan umum yang telah dilaksanakan.
52 2.2.7.2 Microsoft Excell 2003
Menurut Firmansyah (2005, h9), Microsoft Office Excell 2003 atau disingkat Excel 2003 adalah suatu program aplikasi yang digunakan untuk mengadakan perhitungan data angka, membuat dan menganalisa data, membuat grafik dan lain-lain. Excell 2003 adalah pengembangan dari program sebelumnya yaitu Microsoft Excell XP atau 2002. Menurut http://en.wikipedia.org/wiki/Microsoft_Excel_2003 ,Microsoft Excel (full name Microsoft Office Excel) is a spreadsheet program written and distributed by Microsoft for computers using the Microsoft Windows operating system and for Apple Macintosh computers. Microsoft Excel (nama lengkapnya Microsoft Office Excel) adalah suatu program lembar kerja yang dibuat dan didistribusikan oleh Microsoft untuk komputer-komputer yang menggunakan sistem operasi Microsoft Windows dan untuk komputer Apple Macintosh. Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Microsoft Office Excel adalah suatu program aplikasi yang digunakan untuk menghitung dan menganalisis data yang dikembangkan oleh Microsoft.
2.2.7.3 SPSS
Menurut http://js.unikom.ac.id/spss/di.php SPSS atau Statistics Product Service and Solution merupakan program komputasi statistik yang sangat populer untuk membuat analisa statistik deskriptif ataupun inferensial. Kegunaan SPSS terutama dalam bidang bisnis dan ilmu ekonomi, misalnya riset pemasaran. Sekalipun demikian SPSS juga dapat digunanakan dalam ilmu
53 sosial lainnya selama penelitian yang dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dan memerlukan bantuan statistik. Dalam Riset Pemasaran SPSS berguna sekali untuk melakukan prediksi, misalnya prediksi penjualan, segmentasi pasar, mengukur kepuasan pelanggan, dan lain sebagainya. Letak keunggulan SPSS dari sisi software ialah SPSS compatible dengan programprogram lainnya, seperti Word dan Excell sehingga perpindahan output sangat mudah dilakukan. Menurut http://www.ipa.gov.bn/pgm2003/m_itpgm/m_spss.htm, SPSS adalah sebuah program teknologi komprehensif
pengolahan data dan
penyelesaian analitik untuk memudahkan membuat keputusan. SPSS mengintegrasi dan menganalisa pemasaran, pelanggan dan data-data operasi termasuk
telekomunikasi,
perbankan,
keuangan,
asuransi,
kesehatan,
perindustrian dan sektor umum. Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa SPSS ialah teknologi yang digunakan untuk mengolah data utnuk menghasilkan analisa statistik . 2.2.8
Metode Analisis Data
2.2.8.1 Korelasi Pearson
Hasan (2005, h234) menyatakan bahwa korelasi ini digunakan untuk mengukur keeratan hubungan antara dua variabel yang datanya berbentuk data interval atau rasio. Disimbolkan dengan r dan dirumuskan : Rxy =
(n∑ xy ) − (∑ x∑ y )
( n ∑ x 2 − (∑ x ) 2 ) ( n∑ y 2 − (∑ y ) 2 )
54
Nilai dari koefisien korelasi (r) terletak antara −1 dan +1 (−1 ≤ r ≤ +1) 1. jika r = +1, terjadi korelasi positif sempurna antara variabel X dan Y. 2. jika r = −1, terjadi korelasi negatif sempurna antara variabel X dan Y. 3. jika r = 0, tidak terjadi korelasi antara variabel X dan Y. 4. jika 0 < r < +1, terjadi korelasi positif antara variabel X dan Y. 5. jika −1 < r < 0, terjadi korelasi negatif antara variabel X dan Y.
2.2.8.2 Analisis GAP
Menurut http://en.wikipedia.org/wiki/Gap_analysis “Gap analysis is a business assessment tool enabling a company to compare its actual performance with its potential performance. This provides the company with insight into areas that have room for improvement.”, Analisis gap adalah alat pengukur bisnis yang memfasilitasi perusahaan untuk membandingkan kinerja sebenarnya dengan kinerja potensialnya. Ia memberikan suatu pendekatan kepada perusahaan menuju area yang mempunyai ruang untuk berkembang. Jika harapan atas kinerja telah dipahami maka akan memungkinkan untuk membandingkan harapan tersebut dengan level kinerja sebenarnya pada saat ini. Perbandingan tersebutlah yang menjadi analisis gap. Menuruthttp://searchsmb.techtarget.com/sDefinition/0,,sid44gci831294 ,00.html “A gap is sometimes spoken of as "the space between where we are and where we want to be." Gap analysis is undertaken as a means of bridging that space.”, suatu gap / celah terkadang diistilahkan sebagai “ruang yang
55 berada diantara dimana kita berada dan ke mana kita hendak menuju.” Analisis gap digunakan sebagai jalan untuk menghubungkan ruang tersebut. Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa analisis gap ialah analisis untuk mengukur gap antara harapan dengan kenyataan. 2.2.8.3 Analisis Diagram Kartesius 2.2.8.3.1 Tingkat Kesesuaian
Menurut Supranto (2004, h69), tingkat kesesuaian adalah hasil perbandingan skor kinerja/pelaksanaan dengan skor kepentingan. Tingkat kesesuaian inilah yang akan menentukan urutan prioritas peningkatan faktorfaktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan. 2.2.8.3.2 Diagram Kartesius
Diagram Kartesius merupakan suatu bangun yang dibagi atas empat bagian yang dibatasi oleh garis yang berpotongan tegak lurus pada titik – titik
(X , Y ) , di mana X merupakan rata – rata dari rata – rata skor kenyataan dari kinerja atau kepuasan penumpang seluruh faktor atau atribut dan Y adalah rata – rata skor tingkat kepentingan seluruh faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan. Selanjutnya tingkat unsur tersebut akan dijabarkan dan dibagi menjadi empat bagian ke dalam Diagram Kartesius.
56
Y Kepentingan
A Prioritas Utama
B Pertahankan Prestasi
C Prioritas Rendah
D Berlebihan
Y
X
Pelaksanaan (kinerja / kepuasan)
X
Gambar 2-1 Gambar Diagram Kartesius
Keterangan : A. Menunjukkan faktor atau atribut yang dianggap mempengaruhi kepuasan pelanggan, termasuk unsur-unsur jasa yang dianggap sangat penting, namun manajemen belum melaksanakannya sesuai keinginan pelanggan. Sehingga mengecewakan atau tidak puas. B. Menunjukkan unsur jasa pokok yang telah berhasil dilaksanakan perusahaan, untuk itu wajib dipertahankannya. Dianggap sangat penting dan sangat memuaskan.
57 C. Menunjukkan beberapa faktor yang kurang penting pengaruhnya bagi pelanggan. Pelaksanaannya oleh perusahaan biasa-biasa saja. Dianggap kurang penting dan kurang memuaskan. D. Menunjukkan faktor yang mempengaruhi pelanggan kurang penting, akan tetapi pelaksanaannya berlebihan. Dianggap kurang penting tetapi sangat memuaskan.