BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Teori - Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut O’Brien (2010:26), sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan, dengan batasan yang jelas, dan bekerja sama menuju tujuan tertentu dengan menerima input serta menghasilkan output yang merupakan fungsi dasar dalam proses transformasi yang teratur. Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:6) sistem itu adalah kumpulan dari beberapa komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk mencapai suatu hasil. Dapat disimpulkan sistem adalah sekumpulan komponen yang saling berhubungan untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan menerima input dan menghasilkan output.
2.1.2 Pengertian Informasi Menurut Hall (2011:7) Informasi itu sebuah rangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada ke pemakai. Menurut O’Brien (2010:34), informasi adalah data yang telah dikonversi melalui analisis dan evaluasi dalam bentuk yang agregat, dimanipulasi atau diatur, dan ditempatkan dalam konteks yang berarti dan berguna untuk pemakai akhir. Dalam pemrosesan data menjadi informasi, konteks data dan perspektif orang yang mengakses data tersebut merupakan hal yang sangat penting. Dapat disimpulkan informasi adalah data yang dipresentasikan melalui analisis dan evalusasi dalam bentuk yang berguna untuk pengambilan keputusan.
2.1.3 Sistem Informasi Menurut Hall (2011:6), “The information system is the set of formal procedures by which data are collected, processed into iformation, and distributed to user.” Dapat diartikan sebagai berikut: Sistem Informasi adalah serangkaian prosedural
7
8
formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan ke para pengguna. Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:6-7) beberapa komponen yang saling berhubungan yang berfungsi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menghasilkan output informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas bisnis. Dapat disimpulkan sistem informasi adalah kumpulan komponen yang bekerja sama dalam pengumpulan, pengolahan, penyimpanan serta menyediakan hasil informasi bagi pengguna guna membantu pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi.
2.1.4 Komponen Sistem Informasi Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:7-8) Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen penting, antara lain sebagai berikut : 1. Hardware (perangkat keras) Adalah sekumpulan perangkat keras yang digunakan untuk menerima data dan informasi, memprosesnya, dan menampilkannya kembali. 2. Software (perangkat lunak) Adalah koleksi atau sekumpulan program yang dapat memerintah hardware-hardware yang ada untuk memproses data. 3. Database (basis data) Adalah basis data yang berisikan dari sekumpulan file atau table yang berkaitan dan berhubungan antara satu sama lain, dan di dalam file atau table tersebut berisikan data. 4. Network (jaringan computer) Adalah sebuah sistem jembatan perhubungan, baik menggunakan kabel (wireline) maupun tanpa menggunakan kabel (wireless) yang memiliki peranan penting dalam menghubungkan beberapa computer yang berbeda untuk berbagi sumber daya yang mereka miliki. 5. Procedures (prosedur) Adalah sebuah instruksi, aturan, dan prosedur yang berisikan cara bagaimana menggabungkan komponen-komponen diatas dalam rangka memproses informasi dan menghasilkan apa yang diinginkan.
9
6. People (orang) Adalah sumber daya manusia yang akan mengoperasikan hardware dan software, berhubungan dengan mereka dan menggunakan hasil dari pemrosesan tersebut.
Gambar 2.1 Komponen Sistem Informasi Sumber : Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:8)
2.1.5 Database Menurut Connoly (2010:15) basis data adalah sekumpulan data yang terhubung satu sama lain secara logika dan suatu deskripsi data yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi suatu organisasi. Basis data (database), atau sering pula dieja basis data adalah kumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh informasi dari basis data tersebut. Perangkat lunak yang digunakan untuk mengelola dan memanggil kueri (query) basis data disebut sistem manajemen basis data. Istilah "basis data" berawal dari ilmu komputer. Meskipun kemudian artinya semakin luas, memasukkan hal-hal di luar bidang elektronika, artikel ini mengenai basis data komputer. Catatan yang mirip dengan basis data sebenarnya sudah ada sebelum revolusi industri yaitu dalam bentuk buku besar, kuitansi dan kumpulan data yang berhubungan dengan bisnis. Keuntungan basis data, yaitu: a. Kemampuan untuk menggunakan data yang sama di banyak aplikasi
10
dan sistem. b. Penyimpanan data dalam format yang fleksibel. Hal ini memungkinkan karena basis data didefinisikan secara terpisah dari sistem informasi dan program – program aplikasi yang akan menggunakan basis data. c. Teknologi basis data menyediakan skalabilitas superior, dalam arti basis data dan sistem yang menggunakannya dapat ditingkatkan atau dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan perubahan pada sebuah organisasi. d. Kemajuan independensi data yang sangat mengurangi redundansi data, telah meningkatkan fleksibilitas.
2.1.6 Pengertian Akuntansi Menurut Warren (2005:8), akuntansi adalah sebuah sistem informasi yang menyediakan pelaporan kepada pihak yang berkepentingan tentang aktivitas-aktivitas ekonomi dan kondisi suatu bisnis. Menurut Jerry J. Weygandt, Donald E. Kieso, Terry D. Warfield (2005:4), Akuntansi adalah suatu sistem informasi yang mengidentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan kejadian ekonomi suatu organisasi kepada pihak yang berkepentingan ekonomi suatu organisasi kepada pihak yang berkepentingan. Jadi akuntansi sendiri sudah merupakan sistem informasi, yang mana informasi yang terkandung didalamnya adalah keadaan-keadaan ekonomi suatu organisasi. Dari definisi akuntansi diatas dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah suatu ilmu yang terdiri dari sistem berupa laporan, ataupun informasi-informasi kuantitatif (khususnya berkaitan dengan keuangan) yang terjadi dalam organisasi dan diperuntukkan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengambil keputusan.
2.1.7 Pengertian Pendapatan Menurut Kieso, Warfield dan Weygantd (2011:955) pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode, jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.
11
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK) No. 23 mendefinisikan pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.” Dapat disimpulkan pendapatan adalah arus masuk bruto dari aktivitas normal selama suatu periode itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak beraal dari kontribusi penanaman modal.
2.1.8 Pengertian Penerimaan Kas Menurut Mulyadi (2010:439), penerimaan kas adalah suatu catatan untuk kegiatan penerimaan uang dari penjualan tunai atau dari piutang yang siap dan bebas digunakan untuk kegiatan umum perusahaan. Penerimaan kas berasal dari dua sumber utama, yaitu penerimaan kas dari penjualan tunai dan penerimaan kas dari piutang.
2.1.9 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Romney dan Steinbart (2009:28), sistem informasi akuntansi adalah sebuah sistem mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan memproses data dengan tujuan menghasilkan informasi bagi para pembuat keputusan. Menurut Gelinas dan Dull (2008:14), sistem informasi akuntansi adalah spesialisasi subsistem dari sistem informasi untuk mengumpulkan, memproses, dan melaporkan informasi yang berhubungan dengan aspek keuangan dari kejadian bisnis. Dapat disimpulkan sistem informasi akuntansi adalah sistem yang memiliki tujuan mengumpulkan dan memproses data untuk menghasilkan informasi ataupun laporan yang digunakan oleh pembuat keputusan
2.1.10 Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi Menurut Jones dan Rama (2008:7), Sistem Informasi memberikan 5 macam penggunaan informasi akuntansi, yaitu: 1. Membuat Laporan Eksternal Perusahaan menggunakan sistem informasi akuntansi untuk menghasilkan laporan-laporan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi dari para
12
investor, kreditor, dinas pajak, badan-badan pemerintah, dan yang lain. Laporan-laporan ini mencakup laporan keuangan, SPT pajak, dan laporan yang diperlukan oleh badan-badan pemerintahan yang mengatur perusahaan dalam industri perbankan dan utilitas. 2. Mendukung Aktivitas Rutin Para manajer memerlukan suatu sistem informasi akuntansi yang digunakan untuk menangani aktivitas operasi rutin selama siklus operasi perusahaan. 3. Mendukung Pengambilan Keputusan Informasi yang dihasilkan diperlukan utnuk mendukung pengambilan keputusan yang tidak rutin pada semua tingkatan dari suatu organisasi. 4. Perencanaan dan Pengendalian Sistem diperlukan untuk aktivitas perencanaan dan pengendalian. Informasi mengenai anggaran dan biaya standar disimpan oleh sistem informasi, dan laporan dirancang untuk membandingkan angka anggaran dengan jumlah aktual. 5. Menerapkan Pengendalian Internal Pengendalian Internal mencakup kebijakan-kebijakan, dan sistem informasi digunakan untuk melindungi asset perusahaan dari kerugian atau korupsi, dan memelihara keakuratan data keuangan. Membangun pengendalian ke dalam suatu sistem informasi akuntansi yang terkomputerisasi dapat membantu pencapaian tujuan ini.
2.1.11 Komponen Sistem Informasi Akuntansi Menurut Romey dan Steinbart (2009:28), ada enam komponen dari sistem informasi akuntansi, yaitu a. People, yang mengoperasikan sistem dan melaksanakan berbagai macam fungsi. b. Procedures,
yang
terlibat
dalam
pengumpulan,
pemrosesan,
dan
penyimpanan data mengenai aktivitas-aktivitas organisasi. c. Data, mengenai kegiatan dan proses bisnis organisasi. d. Software, yang digunakan untuk memproses data organisasi. e. Information technology infrastructure, yang mencakup komputer-komputer, perangkat komunikasi jaringan, dan perangkat pendukung yang digunakan
13
untuk mengumpulkan, menyimpan, memproses, dan mengirimkan data dan informasi. f. Internal control dan pengukuran keamanan yang mengamankan data dalam sistem informasi akuntansi.
2.1.12 Siklus Pemrosesan Transaksi pada Sistem Informasi Akuntansi Menurut Romney dan Steinbart (2009:53), siklus pemrosesan transaksi pada suatu sistem adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh peusahaan dalam melakukan bisnisnya, mulai dari proses pembelian, produksi, sampai penjualan barang dan jasa. Siklus transaksi terbagi kedalam 5 siklus, yaitu: a. Revenue cycle, yang terjadi dari transaksi penjualan hingga penerimaan kas. b. Expenditure cycle, yang terdiri dari peristiwa pembelian hingga pengeluaran kas. c. Human resource/Payroll cycle, yang terdiri dari peristiwa yang berhubungan dengan perekrutan hingga pembayaran atas tenaga kerja. d. Production cycle, yang terdiri dari peristiwa yang berhubungan dengan pengubahan bahan baku menjadi produk yang siap dipasarkan. e. Financing cycle, yang terdiri dari peristiwa yang berhubungan dengan penerimaan modal dari investor dan kreditor.
2.2 Teori Khusus 2.2.1
Pengertian Koperasi Simpan Pinjam Menurut Ralona (2006:155), koperasi simpan pinjam adalah koperasi
yang usaha pokoknya adalah menggiatkan penabungan dan memberikan pinjaman kepada anggotanya dengan bunga ringan, koperasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa koperasi simpan pinjam adalah salah satu bentuk koperasi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota dimana koperasi ini memiliki usaha pokok yakni menggiatkan penabungan berbentuk simpanan dan pemberian pinjaman kepada para anggota dengan bunga ringan. Prinsip-prinsip koperasi berdasarkan Undang-undang Nomor 25 tahun 1992 adalah:
14
1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka. Sifat kesukarelaan dalam keanggotaan koperasi mengandung makna bahwa menjadi anggota koperasi tidak boleh dipaksakan oleh siapapun. Sifat kesukarelaan juga mengandung makna bahwa seorang anggota dapat mengundurkan diri dari koperasinya sesuai dengan syarat yang ditentukan dalam Anggaran Dasar Koperasi. Sedangkan sifat terbuka memiliki arti bahwa dalam keanggotaan tidak dilakukan pembatasan/ diskriminasi dalam bentuk apapun. 2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis. Prinsip demokrasi menunjukkan bahwa pengelolaan koperasi dilakukan atas kehendak dan keputusan para anggota. Para anggota itulah yang memegang dan melaksanakan keukasaan tertinggi dalam koperasi. 3. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil dan sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota. Pembagian sisa hasil usaha kepada anggota dilakukan tidak sematamata berdasarkan modal yang dimiliki seseorang dalam koperasi, tetapi juga berdasarkan perimbangan jasa usaha anggota terhadap koperasi. Ketentuan yang demikian ini merupakan perwujudan nilai kekeluargaan dan keadilan. 4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal. Modal
dalam
koperasi
pada
dasarnya
digunakan
untuk
kemanfaatan anggota dan bukan untuk sekedar mencari keuntungan. Oleh karena itu balas jasa terhadap modal yang diberikan kepada para anggota juga terbatas, dan tidak didasarkan semata-mata atas besarnya modal yang diberikan. Yang dimaksud dengan terbatas adalah wajar dalam arti tidak melebihi suku bunga yang berlaku di pasar. 5. Kemandirian. Kemandirian mengandung pengertian dapat berdiri sendiri, tanpa bergantung pada
pihak
lain
yang
dilandasi oleh
kepercayaan
kepada pertimbangan, keputusan, kemampuan, dan usaha sendiri. Dalam kemandirian terkandung pula pengertian kebebasan yang bertanggunga jawab, otonomi, swadaya, berani mempertanggung
15
jawabkan perbuatan sendiri, dan kehendak untuk mengelola diri sendiri. 6. Pendidikan perkoperasian. Untuk meningkatkan kemampuan manajemen dan terlaksananya prinsip- prinsip koperasi, maka penting sekali anggota, pengurus, dan karyawan
koperasi
ditingkatkan
pemahaman,
kesadaran,
dan
keterampilannya melalui pendidikan. Besarnya biaya pendidikan ditetapkan oleh anggota dalam rapat anggota. 7. Kerjasama antar koperasi. Koperasi dapat bekerjasama dengan koperasi-koperasi lain di tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Di Indonesia, koperasikoperasi primer bisa membentuk pusat dan induk di tingkat regional dan nasional.
2.2.2 Rapat Anggota Menurut Sumarsono (2003:30) tugas dan peran dari rapat anggota adalah sebagai berikut: a. Mengesahkan atau menetapkan penyusunan dan perubahan Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga, sesuai dengan keputusan-keputusan rapat. b. Memilih, mengangkat, dan memberhentikan anggota pengurus dan pengawas. c. Memberikan persetujuan atas perubahan dalam masalah struktur permodalan organisasi dan arah kegiatan-kegiatan usahanya d. Mensyaratkan agar pengurus, manajer, dan karyawan memahami ketentuan dalam Anggaran Dasar e. Menetapkan atau mengesahkan rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja organisasi. f. Menetapkan pembagian sisa hasil usaha g. Menetapkan penggabungan, pemecahan, dan pembubaran organisasi. h. Memberikan penilaian terhadap pertanggung jawaban pengurus.
2.2.3 Pengawas Sesuai dengan UU No 25/ 1992, keberadaan lembaga pengawas pada
16
struktur organisasi koperasi bukan merupakan sesuatu yang diwajibkan. Artinya karena pengawasan terhadap koperasi pada dasarnya dilakukan secara langsung oleh para anggota, maka tidak semua koperasi wajib memiliki lembaga khusus yang bertugas melakukan pengawasan. Kebutuhan akan lembaga pengawas pada setiap koperasi sangat tergantung pada ukuran koperasi yang bersangkutan. Pengawas koperasi dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota. Persyaratan untuk dapat dipilih dan diangkat sebagai anggota pengawas ditetapkan dalam anggaran dasar. Pengawas bertanggung jawab kepada rapat anggota. Menurut Sumarsono (2003:50) tugas pengawas adalah: a. Memberi bimbingan pada pengurus, karyawan ke arah keahlian dan ketrampilan. b. Mencegah terjadinya pemborosan bahan, waktu, dan tenaga. c. Menilai hasil kerja dengan rencana yang sudah ditetapkan. d. Mencegah terjadinya penyelewengan. e. Membereskan administrasi secara keseluruhan.
2.2.4 Pengurus Pengurus dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota. Pengurus bertanggung jawab mengenai segala kegiatan pengelolaan koperasi dan usahanya kepada rapat anggota atau rapat anggota luar biasa. Memilih pengurus koperasi sebaiknya tidak hanya dipilih dari orang-orang atas dasar pengaruhnya saja tetapi harus dari mereka yang benar-benar memiliki etika baik dalam koperasi, memiliki ketrampilan, memiliki watak jujur, penuh inisiatif dan semangat tinggi. Menurut Sumarsono (2003:41) fungsi-fungsi pengurus adalah sebagai berikut: 1. Sebagai
pusat
pengambilan
keputusan
yang
tertinggi
(supreme decision center function) Masalah-masalah yang tidak bisa diputuskan oleh pusat-pusat tingkat bawah, akan ditarik
ke
atas.
Setelah
itu
hasil
keputusan akan dikembalikan ke bawah untuk dijabarkan lebih
17
lanjut oleh pusat pengembalian keputusan pada tingkatan yang lebih rendah. Fungsi ini dapat diwujudkan dalam bentuk: menentukan
tujuan
organisasi,
merumuskan
kebijaksanaan
koperasi, menentukan rencana, sasaran serta program organisasi, memilih manajer-manajer tingkat atas serta mengawasi tindakantindakannya. Pada dasarnya pengurus tidak boleh melibatkan diri dalam kegiatan operasional, karena kewajiban pengurus adalah untuk menilai semua hasil kerja kegiatan operasional yang lazimnya menjadi tanggung jawab manajer. 2. Fungsi sebagai pemberi nasihat (advisory function) Meminta nasihat kepada pengurus sangat penting artinya, terutama dalam
rangka
penjabaran
dan
penetapan
kebijkasanaan
operasional dari kebijkasanaan yang telah dirumuskan oleh pengurus. 3. Fungsi sebagai pengawas atau yang dapat dipercaya (trustee function) Pengurus merupakan pihak yang dipercaya oleh anggota untuk melindungi semua kekayaan organisasi. 4. Fungsi
sebagai
penjaga
kelangsungan
hidup
organisasi
(perpetuating function) Agar organisasi tetap berlanjut, maka pengarus harus: a. Mampu menyediakan manajer yang cakap dalam organisasi b. Perlu menyeleksi manajer yang efektif c. Memberikan pengarahan kepada para manajer d. Mengusahakan adanya pengurus yang terdiri dari orangorang yang mampu mengarahkan kegiatan dari organisasi e. Mengikuti perkembangan pasar
5. Fungsi sebagai simbol (symbolic function) Pengurus merupakan simbol dari
kekuatan,
kepemimpinan, dan
sebagai motivator bagi tercapainya tujuan organisasi.
2.2.5 Manajer Koperasi Menurut Sumarsono (2003:55), istilah manajer untuk koperasi mulai diperkenalkan
di
Indonesia
pada
akhir
1970an.
Manajer
dapat
18
diklasifikasikan menurut tingkatnya dalam organisasi, yaitu: 1. Manajer puncak Dalam koperasi, manajer puncak ini bertanggung jawab langsung kepada pengurus. Kelompok ini bertanggung jawab atas manajemen bidang usaha, yang menyeluruh dari koperasi yang bersangkutan. Dalam perusahaan swasta yang besar mereka ini disebut juga sebagai CEO (Chief Executive Officer). 2. Manajer menengah Manajer menengah ini memberi pengarahan kegiatan-kegiatan manajer bawahan atau dalam hal-hal tertentu bisa juga kepada karyawan- karyawan operasional. Jika pada manajer puncak itu mereka menetapkan kebijaksanaan-kebijaksanaan operasional dan pemecahan management
masalah ini
lingkungan
bertanggung
organisasi
jawab
terhadap
maka
middle
implementasi
kebijaksanaan organisasi. 3. Manajer lini pertama Manajer lini pertama ini bertanggung jawab atas pekerjaan orang- orang lain (bawahannya) dan memberikan pengarahan kepada mereka. Seorang top manajer bertanggung jawab kepada anggota. Perlunya penggunaan tenaga manajer pada koperasi untuk pertama kali diatur dalam Surat Keputusan Mentri Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Koperasi No. 86/Men/1977 yang ditetapkan berlakuknya sejak tanggal 29 Agustus 1977. Dengan demikian, maka koperasi di seluruh Indonesia sejak saat itu dianjurkan untuk menggunakan tenaga manajer agar manajemen menjadi lebih baik.
2.2.6
Pengertian Kredit Menurut Rivai (2006:4), kredit adalah penyerahan barang, jasa, atau uang dari satu pihak (kreditor/pemberi pinjaman) atas dasar kepercayaan kepada pihak lain (penerima kredit/borrower) dengan janji membayar dari penerima kredit kepada pemberi kredit pada tanggal yang telah disepakati kedua belah pihak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kredit adalah penyerahan
19
barang, jasa, atau uang dari pihak kreditor kepada pihak penerima kredit, dimana pihak penerima kredit akan melunasi pembayaran pada tanggal yang telah disepakati kedua belah pihak.
2.2.7
Unsur Kredit Menurut Rivai (2006:6), kredit diberikan atas dasar kepercayaan. Hal
ini berarti bahwa prestasi yang diberikan benar – benar diyakini dapat dikembalikan oleh penerima kredit sesuai dengan waktu dan syarat – syarat yang telah disepakati bersama. Berdasarkan hal tersebut, unsur – unsur dalam kredit yaitu : 1.
Adanya dua pihak, yaitu pemberi kredit (kreditor) dan penerima kredit (nasabah/debitur). Hubungan pemberi dan penerima kredit merupakan hubungan kerja sama yang menguntungkan.
2.
Adanya kepercayaan pemberi kredit kepada penerima kredit yang didasarkan atas credit rating penerima kredit.
3.
Adanya persetujuan, berupa kesepakatan pihak bank dengan pihak lainnya yang berjanji membayar dari penerima kredit kepada pemberi kredit. Janji membayar tersebut dapat berupa janji lisan, tertulis atau berupa instrumen.
4.
Adanya unsur waktu. Unsur waktu merupakan unsur esensial dalam kredit.
5.
Adanya unsur resiko baik di pihak pemberi kredit maupun di pihak penerima kredit. Resiko di pihak pemberi kredit adalah resiko gagal bayar baik karena kegagalan usaha (pinjaman komersial) atau ketidakmampuan
bayar
(pinjaman
konsumen)
atau
karena
ketidaksediaan membayar. Resiko di pihak nasabah adalah kecurangan dari pihak kreditor, antara lain berupa pemberian kredit yang dari semula dimaksudkan oleh pemberi kredit untuk mencaplok perusahaan yang diberi kredit atau tanah yang dijaminkan. 6.
Adanya unsur bunga sebagai kompensasi (prestasi) kepada pemberi kredit.
2.2.8
Tujuan Kredit
20
Menurut Rivai (2006:6-7), tujuan kredit mencakup lingkup yang luas. Tetapi pada dasarnya terdapat dua fungsi yang saling berkaitan dari kredit, yaitu: 1.
Profitability, yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari kredit berupa keuntungan yang diraih dari bunga yang harus dibayar oleh nasabah. Keuntungan merupakan tujuan dari pemberi kredit yang terjelma dalam bentuk bunga yang diterima.
2.
Safety, yaitu keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus benar – benar terjamin sehingga tujuan profitability dapat benar – benar tercapai tanpa hambatan yang berarti. Oleh karena itu keamanan ini dimaksudkan agar prestasi yang diberikan dalam bentuk uang, narang atau jasa itu betul – betul terjamin pengembaliannya sehingga keuntungan (profitability) yang diharapkan dapat menjadi kenyataan.
2.2.9
Jenis-Jenis Kredit Menurut Rivai (2006:11-16), dalam menjelaskan jenis – jenis kredit
dapat dilihat dari jangka waktunya serta tujuan penggunaannya. Jenis kredit dilihat dari jangka waktu, meliputi: 1.
Short term credit, ialah suatu bentuk kredit yang berjangka waktu maksimum satu tahun.
2.
Intermediate term credit, ialah suatu bentuk kredit yang berjangka waktu dari satu sampai tiga tahun.
3.
Long term credit, ialah suatu bentuk kredit yang berjangka waktu lebih dari tiga tahun.
4.
Demand loan atau call loan, ialah suatu bentuk kredit yang setiap waktu dapat diminta kembali. Sedangkan jenis kredit dilihat dari tujuan penggunaannya, meliputi:
1.
Kredit modal kerja / kredit eksploitasi Kredit modal kerja (KMK) adalah kredit untuk modal kerja perusahaan dalam rangka pembiayaan aktiva lancar perusahaan, seperti pembelian bahan baku, barang dagangan, biaya eksploitasu barang modal, piutang, dan lain - lain.
2.
Kredit investasi
21
Kredit investasi adalah kredit berjangka menengah atau panjang yang diberikan kepada usaha – usaha guna merehabilitasi, modernisasi, perluasan ataupun pendirian proyek baru, misalnya untuk pembelian mesin – mesin, bangunan, tanah untuk pabrik, pembelian alat – alat produksi baru, perbaikan alat – alat produksi secara besar – besaran. 3.
Kredit konsumsi Kredit konsumsi adalah kredit yang diberikan kepada perorangan untuk keperluan konsumsi berupa barang dan jasa dengan cara membeli, menyewa atau dengan cara lain. Contohnya adalah kredit untuk pembelian kendaraan pribadi serta kredit untuk pembelian alat – alat rumah tangga
2.2.10 Penggolongan Kualitas Kredit Menurut Rivai (2006:42-48), penggolongan kualitas kredit terdiri dari: 1.
Kredit lancar (pass) Kredit digolongkan lancar apabila memenuhi kriteria diantaranya: a. Pembayaran angsuran pokok dan / atau bunga tepat waktu b. Memiliki mutasi rekening yang aktif c. Bagian dari kredit yang dijamin dengan jaminan tunai (cash collateral)
2.
Perhatian khusus (special mention) Kredit yang digolongkan ke dalam kredit dalam perhatian khusus apabila memenuhi kriteria diantaranya: a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan / atau bunga yang belum melampaui 90 hari b. Mutasi rekening relatif aktif c. Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan d. Didukung oleh pinjaman baru
3.
Kurang lancar (substandard) Kredit yang digolongkan ke dalam kredit kurang lancar apabila memenuhi kriteria antara lain: a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan / atau bunga yang telah melampaui 90 hari b. Frekuensi mutasi rekening relatif rendah
22
c. Terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan lebih dari 90 hari d. Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi nasabah e. Dokumentasi pinjaman yang lemah 4.
Diragukan (doubtful) Kredit digolongkan ke dalam kredit diragukan apabila memenuhi kriteria antara lain: a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan / atau bunga yang telah melampaui 180 hari b. Terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari c. Terjadi kapitalisasi bunga d. Dokumentasi hukum yang lemah, baik untuk perjanjian kredit maupun pengikatan jaminan
5.
Macet (loss) Kredit digolongkan ke dalam kredit macet apabila memenuhi kriteria diantaranya: a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan / atau bunga yang telah melampaui 270 hari b. Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru c. Dari segi hukum maupun kondisi pasar, jaminan tidak dapat dicairkan pada nilai wajar
2.2.11 Pengertian Analisis Kredit Menurut Rivai (2006:287), analisis kredit adalah kajian yang dilakukan untuk mengetahui kelayakan dari suatu permasalahan kredit. Melalui hasil analisis kreditnya, dapat diketahui apakah usaha nasabah layak (feasible) dan marketable (hasil usaha dapat dipasarkan), dan profitable (menguntungkan) serta dapat dilunasi tepat waktu. Menurut Rivai (2006:563-564), analisis kredit adalah usaha untuk mengetahui resiko – resiko yang mungkin menjadi penyebab gagalnya usaha penerima kredit dan untuk mengetahui kondisi cash flow penerima kredit agar diketahui kemampuan melunasi kreditnya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa analisis kredit adalah kajian yang dilakukan oleh pemberi kredit untuk mengetahui kelayakan dari suatu permasalahan kredit
23
penerima kredit untuk melihat apakah usaha penerima kredit layak untuk menerima kredit tersebut, usaha penerima kredit menguntungkan atau tidak sehingga kredit yang diberikan tersebut dapat dilunasi tepat waktu.
2.2.12 Hal Yang Perlu Diperhatikan dalam Analisis Kredit Menurut Rivai (2006:289-293), hal – hal yang perlu diperhatikan dalam penyelesaikan kredit penerima kredit, terlebih dahulu adalah terpenuhinya prinsip 6C’s analysis. Prinsip 6C’s analysis meliputi: 1.
Character Character adalah keadaan watak / sifat dari penerima kredit, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam lingkungan usaha. Kegunaan dari penilaian karakter ini adalah untuk mengethaui sampai sejauh mana itikad / kemauan penerima kredit untuk memenuhi kewajibannya (willingness to pay) sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan. Prinsip ini merupakan prinsip yang paling perlu mendapatkan perhatian, apabila prinsip ini tidak terpenuhi maka permohonan kredit harus ditolak.
2.
Capital Capital adalah jumlah dana / modal sendiri yang dimiliki oleh calon penerima kredit. Semakin besar modal sendiri dalam perusahaan, tentu semakin tinggi kesungguhan calon penerima kredit dalam menjalankan usahanya dan pemberi kredit akan semakin yakin dalam memberikan kredit.
3.
Capacity Capacity adalah kemampuan yang dimiliki calon penerima kredit dalam menjalankan usahanya guna memperoleh laba yang diharapkan. Kegunaan dari penilaian ini adalah untuk mengetahui / mengukur sampai
sejauh
mana
calon
penerima
kredit
mampu
untuk
mengembalikan atau melunasi utang – utangnya (ability to pay) secara tepat waktu dari usaha yang diperolehnya. 4.
Collateral
24
Collateral adalah barang – barang yang diserahkan penerima kredit sebagai agunan terhadap kredit yang diterimanya. Penilaian terhadap collateral ini dapat ditinjau dari dua segi sebagai berikut: a. Segi ekonomis, yaitu nilai ekonomis dari barang – barang yang akan diagunkan b. Segi yuridis, yaitu apakah jaminan tersebut memenuhi syarat – syarat yuridis untuk dipakai sebagai jaminan 5.
Condition of economy Condition of economy yaitu situasi kondisi politik, sosial, ekonomi, budaya yang mempengaruhi keadaan perekonomian pada suatu saat yang kemungkinannya mempengaruhi kelancaran perusahaan calon penerima kredit.
6.
Constraint Constraint adalah batasan dan hambatan yang tidak memungkinkan suatu bisnis untuk dilaksanakan pada tempat tertentu, misalnya pendirian suatu usaha pompa bensin yang di sekitarnya banyak bengkel las atau pembakaran batu bata.
2.3 Piutang pada Koperasi Simpan Pinjam 2.3.1
Piutang
Menurut Keiso dan Weygandt (2005:318), Receivables are claims held against customers and others for money, goods, or services. (Piutang adalah klaim yang diadakan terhadap pelanggan dan lainnya untuk uang, barang, atau jasa). Menurut PSAK No.9, piutang usaha meliputi piutang yang timbul karena penjualan produk atau penyerahan jasa dalam rangka kegiatan usaha normal perusahaan. Piutang usaha dan lain-lain yang diharapkan tertagih dalam satu atau siklus usaha normal diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa, piutang adalah penjualan produk atau penyerahan jasa dalam rangka kegiatan usaha normal perusahaan yang diharapkan diperoleh pada masa yang akan datang
25
2.3.2
Jenis Piutang Menurut Keiso dan Weygandt (2005:319), jenis – jenis piutang
meliputi: 1.
Trade receivables Trade receivables adalah klasifikasi piutang yang dimiliki organisasi berdasarkan nilai hutang yang dimiliki pelanggan atas sejumlah nilai barang yang dibeli maupun jasa yang diberikan. Trade receivables dibagi menjadi dua macam piutang, yaitu : a. Accounts receivable Accounts receivable adalah janji lisan dari pembeli untuk melakukan pembayaran atas barang dan jasa yang telah dibeli. b. Notes receivable Notes receivable adalah janji tertulis untuk melakukan pembayaran sejumlah uang tertentu pada jangka waktu yang ditentukan. Hal ini muncul dari penjualan, pembiayaan, atau transaksi lainnya.
2.
Nontrade receivables Nontrade receivables ini muncul dari berbagai transaksi, seperti : transaksi kepegawaian, transaksi anak perusahaan, pembayaran deposito untuk menutupi kerugian atau kerusakan, pembayaran deposito untuk jaminan atas kinerja, dividen dan piutang bunga.
2.3.3
Metode Pencatatan Piutang Tak Tertagih Menurut Keiso dan Weygandt (2005:322-323), terdapat dua metode
untuk melakukan pencatatan piutang tak tertagih, yaitu: 1.
Direct write-off method Direct write-off method adalah metode pencatatan bad debt dimana piutang organisasi tidak dapat terkumpul pada periode yang ditentukan.
2.
Allowance method Allowance method adalah metode pencatatan bad debt dimana bad debt dicatat sesuai dengan tanggal penjualan agar dapat melakukan pencocokan antara expenses dan revenues. Organisasi dapat melakukan estimasi piutang tak tertagih berdasarkan pengalaman masa lampau, kondisi pasar saat ini, dan analisis saldo.
26
2.4 Internet 2.4.1 Pengertian Internet Internet adalah kumpulan atau jaringan dari komputer yang ada diseluruh dunia. Internet (kependekan dari interconnection-networking) secara harfiah ialah sistem global dari seluruh jaringan komputer yang saling terhubung menggunakan standar Internet Protocol Suite (TCP/IP) untuk melayani miliaran pengguna di seluruh dunia. Pengertian internet menurut para ahli: 1. Lani Sidharta, menyatakan bahwa internet adalah suatu interkoneksi sebuah jaringan komputer yang dapat memberikan layanan informasi secara lengkap. Dan, terbukti bahwa internet dilihat sebagai media maya yang dapat menjadi rekan bisnis, politik, sampai hiburan. Semuanya tersaji lengkap di dalam media ini. 2.
Khoe Yao Tung menyatakan bahwa intenet adalah jaringan yang satelit komunikasi yang fungsinya sangat beragam dan tentu merupakan pendukung internet di seluruh dunia.
Berdasarkan kedua pendapat diatas, bahwa dapat disimpulkan bahwa internet adalah suatu jaringan komunikasi antara komputer yang besar, yang mencakup seluruh dunia dan berbasis pada sebuah protocol yang disebut TCP/IP (Tranmission Control Protocol / Internet protocol). Selain itu internet dapat disebut sebagai sumber daya informasi yang dapat digunakan oleh seluruh dunia dalam mencari informasi.
2.4.2 World Wide Web(WWW) World Wide Web merupakan jaringan dokumentasi yang sangat besar yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Satu set protocol yang mendefinisikan bagaimana system bekerja dan mentransfer data, dan sebuah software yang membuatnya bekerja dengan mulus. Web menggunakan teknik hypertext dan multimedia
yang
membuat
internet
mudah
digunakan
dijelajahi
dan
dikontribusikan. Web merupakan system hypermedia yang berarea luas yang ditujukan untuk akses secara universal. Salah satu kuncinya adalah kemudahan tempat seseorang atau perusahaan dapat menjadi bagian dari web berkontribusi pada web.
27
Menurut Hanson (2000) web merupakan system yang menyebabkan pertukaran data di internet menjadi mudah dan efisien. Web terdiri atas 2 komponen dasar: a. Server Web: sebuah komputer dan software yang menyimpan dan mendistribusikan data ke komputer lainnya melalui internet. b. Browser Web: software yang dijalankan pada computer pemakai atau client yang meminta informasi dari server web yang menampilkannya sesuai denagn file data itu sendiri.
2.4.3 HTML (Hypertext Markup Language) HTML dikenali dan diterjemahkan segala jenis komputer dalam bentuk tampilan informasi yang sama. HTML adalah kreasi Tim Berners Lee, ilmuwan European Laboratory for Particle Physics (CERN - organisasi penelitian 18 negara Eropa) di Geneva Swiss. Maret 1989 Tim memperkenalkan web dan HTML sebagai standar antar muka distribusi informasi di Internet yang 20 mampu menggabungkan teks, grafik dan multimedia dengan metode navigasi menu pada mesin UNIX. HTML digunakan untuk membangun suatu halaman web. Sekalipun banyak orang menyebutnya sebagai suatu bahasa pemrograman, HTML sebenarnya sama sekali bukan pemrograman, karena seperti tercermin dari namanya, HTML adalah suatu bahasa mark up (penandaan) terhadap sebuah dokumen teks. Tanda tersebut digunakan untuk menentukan format atau style dari teks yang ditandai.
2.4.4 HTTP (Hypertext Transfer Protocol) HTTP adalah suatu protocol yang perlu diikuti oleh web browser dalam meminta atau mengambil suatu dokumen yang disediakan di web server. Protocol ini merupakan protocol standar yang digunakan untuk mengakses web pages.selain HTTP terdapat pula secure HTTP yang dikembangkan oleh Enterprise Integration Technology (EIT), National Centre for Supercomputing Aplication (NCSA), dan RSA Data Security. SecureHTTP ini adalah HTTP yang aman dimana antara pengguna dan server menggunakan suatu form entry data. Pengguna dapat mengklik pada sebuah tombol persetujuan yang aman, dan program klien akan menjalankan sebuah kunci keamanan bagi sesi tersebut dengan form tersebut.
28
2.4.5 Javascript JavaScript adalah bahasa skrip yang populer di internet dan dapat bekerja di sebagian besar penjelajah web populer seperti Internet Explorer (IE), Google Chrome, Mozilla Firefox, Netscape dan Opera. Kode JavaScript dapat disisipkan dalam halaman web menggunakan tag script.
2.4.6 MySQL Menurut Welling dan Thomson (2008:3), MySQL merupakan bahasa yang memiliki kemampuan cukup baik untuk menunjang kerja pengguna, baik yang telah berpengalaman dengan database maupun untuk pemula, yang digunakan untuk mencari informasi, memanipulasi data, mendefinisikan data dan bahasa pengendali dokumentasi.
2.4.7 PHP Hypertext Preprocessor (PHP) Menurut Welling dan Thomson (2008:4) PHP (PHP Hypertext Preprocessor) adalah bahasa pemrograman berbasis server yang dirancang khusus untuk web. Dalam halaman HTML, dapat dimasukkan kode PHP yang akan dieksekusi setiap kali halaman web tersebut diakses. Kode PHP ini akan diterjemahkan oleh web server dan akan dijalankan bersamaan dengan HTML atau output lainnya, yang akan dilihat oleh pengunjung situs web. Beberapa kelebihan PHP dibandingkan dengan bahasa pemrograman sejenis seperti Perl, Microsoft Active Server Pages (ASP), Java Server Pages (JSP), dan Allaire Cold Fusion adalah: a. Kemampuan yang tinggi. b. Kemampuan untuk dapat terhubung dengan banyak sistem basis data, seperti: MySQL, PostgreSQL, mSQL, Oracle, dbm, filePro, Hyperwave Informix, dan Interbase. c. Tidak dibutuhkan biaya untuk mendapatkan PHP. d. Mudah
dipelajari
dan
digunakan,
karena
PHP
dibuat
berdasrkan bahasa pemrograman dasar, yaitu bahasa C dan Perl. e. Dapat berjalan pada berbagai system operasi, seperti Linux, Solaris, dan berbagai versi Microsoft Windows.
29
2.4.8 Website Menurut Mooduto dan Hidayat (2009:2) mengatakan website adalah keseluruhan halaman-halaman web yang terdapat dalam sebuah domain yang mengandung informasi. Sebuah website biasanya dibangun atas banyak halaman web yang saling berhunbungan, Hubungan antara satu halaman we dengan halaman web yang lainnya disebut dengan hyperlink, sedangkan teks yang dijadikan media penghubung disebut hypertext. Istilah lain yang sering disebut ditemui sehubungan dengan website adalah homepage. Homepage adalah halaman awal sebuah domain. Misalnya membuka website www.binus.ac.id, halaman pertama yang muncul disebut dengan homepage, jika meng-klik menu-menu yang ada dan meloncat ke lokasi yang lainnya, disebut web page, sedangkan keseluruhan isi/conten domain disebut website.
2.4.9 Interaksi Manusia Komputer Interaksi manusia dan komputer (human–computer interaction, HCI) adalah disiplin ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dan komputer yang meliputi perancangan, evaluasi, dan implementasi antarmuka pengguna komputer agar mudah digunakan oleh manusia. Sedangkan interaksi manusia dan komputer sendiri adalah serangkaian proses, dialog dan kegiatan yang dilakukan oleh manusia untuk berinteraksi dengan komputer yang keduanya saling memberikan masukan dan umpan balik melalui sebuah antarmuka untuk memperoleh hasil akhir yang diharapkan. Menurut Shneiderman (2010:88-89), sebuah sistem berbasis komputer selalu mempunyai elemen manusia yang terkait di dalamnya. Elemen manusia ini berinteraksi langsung dengan perangkat keras dan perangkat lunak melalui sebuah antarmuka (interface). Penggunaan delapan aturan emas berasal dari prinsip – prinsip yang didapatkan dari pengalaman – pengalaman, dan direvisi selama lebih dari 2 dekade. Delapan aturan emas tersebut adalah: a. Strive for consistent Urutan aksis yang konsisten diperlukan pada situasi yang sama. Konsistensi juga harus digunakan pada prompt, menu, layar bantu. Warna tampilan,
30
kapitalisasi, huruf dan sebagainya juga harus konsisten. b. Cater to universal usability Mengenali dan mengkategorikan kebutuhan pengguna yang beragam, memfasilitasi transformasi konten. Menambahkan feature untuk pemula seperti penjelasan dan untuk pemakai yang sudah ahli seperti shortcuts dan faster pacing sehingga bisa memperkaya design interface dan meningkatkan kualitas sistem. c. Offer informative feedback Untuk setiap tindakan yang dilakukan pemakai, diharapkan adanya respon dari sistem. Untuk tindakan yang sering terjadi dan tidak membutuhkan banyak aksi, respon yang ada bisa dibuat secara sederhana, sedangkan tindakan yang jarang dilakukan dan membutuhkan banyak aksi harus lebih ditonjolkan. d. Design dialogs to yield closure Urutan aksi harus disusun ke dalam kelompok awal, tengah dan akhir. Suatu umpan blaik yang informatif pada akhir pekerjaan sebaiknya dibuat untuk mengindikasikan bahwa pekerjaan telah selesai dan siap untuk melanjutkan ke aksi berikutnya. e. Prevent errors Sebisa mungkin dibuat sistem yang tidak akan menghasilkan kesalahan yang serius jika digunakan oleh pemakai. Jika pemakai membuat kesalahan, sistem tersebut harus dapat mendeteksi kesalahan dan menawarkan instruksi yang sederhana, konstruktif, dan spesifik untuk perbaikan. f. Permit easy reversal of actions Aksi yang telah dilakukan harus dapat dikembalikan ke keadaan awal g. Support internal locus of control Menjadikan pemakai sebagai pemberi aksi, bukan sebagai orang yang merespon aksi. h. Reduce short-term memory load Karena keterbatasan manusia dalam pemrosesan informasi pada ingatan jangka pendek, sebaiknya tampilan dibuat sederhana, beberapa halaman dijadikan satu, frekuensi pergerakan window dikurangi, dan harus ada waktu yang cukup untuk mempelajari kode-kode, singkatan, serta urutan aksi. Informasi seperti singkatan atau kode sebaiknya juga tersedia.
31
2.5 Analisis dan Perancangan Sistem Informasi 2.5.1 Sistem Analisis Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2010:4), analisis sistem adalah proses untuk memahami dan menspesifikan ke dalam detail sebuah sistem informasi yang harus dicapai. Menurut Dennis, Wixom dan Roth (2009:11), analisis sistem adalah kegiatan yang berfokus untuk mengetahui siapa, apa, dimana dan kapan dari sebuah sistem dimana kegiatan tersebut menghasilkan proposal sistem. Jadi kesimpulan dari pengertian analisis sistem adalah sebuah proses untuk memahami sebuah sistem agar dapat mengetahui secara lebih detail siapa, apa, diamana dan kapan dari sistem tesebut.
2.5.2 Perancangan Sistem Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2010:4), perancangan sistem adalah proses dari menspesifikan secara detail mengenai beberapa banyak komponen dari sistem informasi yang harus diimplementasikan secara fisik. Menurut Dennis, Wixom dan Roth (2009:11), perancangan sistem adalah kegiatan yang berfokus mengenai bagaimana sistem tersebut berkerja dimana kegiatan tersebut menghasilkan spesifikasi sistem. Jadi kesimpulan dari pengertian perancangan sistem adalah sebuah proses untuk mengetahui komponen – komponen yang harus diimplementasikan kedalam sistem informasi dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana sistem tersebut bekerja.
2.5.3 Requirement Analysis Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2010:129), requirements analysis terbagi sebagai berikut: 1) System Requirements adalah spesifikasi yang mendefinisikan fungsi yang akan disediakan oleh sistem. 2) Functional Requirements adalah persyaratan fungsional sistem yang menggambarkan kegiatan atau proses yang harus sistem lakukan. 3) Nonfunctional Requirements adalah sebuah karekteristik dari sistem selain kegiatan yang mendukung proses bisnis.
32
2.5.4 Design System Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2010:263), Design System adalah sistem yang menjelaskan, mengorganisir, dan menata komponen dari sesuatu sistem baik di tingkat arsitektur (desain umum atau desain konseptual) dan tingkat detail (desain tingkat rendah yang termasuk desain rinci suatu program), untuk tujuan pembangunan dan penggunaan sistem yang diusulkan.
2.5.5 Tahapan Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Untuk mengetahui sistem informasi, Satzinger membagi menjadi beberapa tahapan: a.
Business Model
b.
Requirement
c.
Design
d.
Impelementation
e.
Testing
f.
Deployment
g.
Configuration & Change Management
h.
Project Management Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2010:54), untuk merancang
sistem informasi membagi beberapa tahapan yaitu: i) Design the Support Services Acrhitecture and Deployment Environment Sistem informasi beroperasi dengan kumpulan hardware komputer, jaringan, dan sistem software yang kompleks. Pada tahap ini, analisis harus menentukan apakah service architecture yang sudah dimiliki perusahaan. Dan jika sebuah perusahaan belum memiliki service architecture, maka analisis harus mendesain sebuah service architecture untuk mendukung sistem yang diajukan. ii) Design the Software Architecture Software architecture berfungsi dalam pembagian software ke dalam kelas-kelas dan proses pendistribusian kelas- kelas tersebut ke lokasi tempat berlangsungnya proses bisnis dan komputer secara spesifik. Software architecture meperoleh class diagram sehingga dapat
33
menghasilkan design class diagram yang menambah detail, seperti nampaknya data atribut dan method yang dibutuhkan. iii) Design Use Case Realizations Pada tahap ini, analisis fokus pada interaksi antar class yang dibutuhkan untuk mendukung use case tertentu, selain itu juga mengenai interaksi antara software, user, dan external system. iv) Design the Database Pada tahap ini, analisis harus mempertimbangkan banyak masalah teknis yang penting ketika mendesain database. Dan juga seorang analisis harus memastikan bahwa database yang baru ini benar- benar terintergrasi dengan database yang sedang digunakan. v) Design the System and User Interfaces Pada tahap ini, analisis harus memastikan bahwa semua sistem informasi yang ada bekerja dengan baik. Analisis juga harus mempertimbangkan banyak user interfaces, karena user interfaces merupakan bagian besar sebuah sistem. vi) Design the System and Controls Controls merupakan faktor penting dalam menjalankan proses bisnis. Juga masalah relevan terhadap semua design activities, sehingga biasanya dipanggil seorang specialist untuk menangani dalam proses membangun controls, dan semua system controls perlu diuji cooba terlebih dahulu.
2.6 Analisa dan Perancangan Sistem Berorientasi Obejek 2.6.1 Pengertian Object Menurut Swain (2010:8), objek adalah gabungan antara data dan operasi. Menurut
Shelly
dan
Rosenblatt
(2012:251),
objek
adalah
representasi dari orang, tempat, kejadian, dan transaksi. Jadi kesimpulan dari pengertian objek adalah gabungan dari beberapa data dan operasi – operasi yang merepresentasi dari orang, tempat, kejadian dan transaksi.
2.6.2 Pengertian Object-Oriented Analysis
34
Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2010:60), Object-Oriented Analysis (OOA) adalah kegiatan mendefinisikan semua jenis benda yang melakukan pekerjaan dalam sistem dan menunjukkan use case yang diminta untuk menyelesaikan tugas Menurut Shelly dan Rosenblatt (2012:251), Object-Oriented Analysis (OOA) adalah kegiatan yang mendeskripsikan sebuah sistem informasi dengan mengidentifikasi sesuatu atau sering disebut object. Jadi kesimpulan dari pengertian Object-Oriented Analysis (OOA) adalah adalah sebuah kegiatan yang mendefinisikan semua jenis object yang mendeskripsikan sebuah sistem informasi dengan menunjukan usecase yang diminta dalam menyelesaikan tugas.
2.6.3 Pengertian Object-Oriented Design Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2010:60), Object-Oriented Design (OOD) adalah kegiatan mendefinisikan semua jenis yang diperlukan untuk mengkomunikasikan obyek dengan orang-orang dan perangkat di sistem dan menunjukkan bagaimana benda berinteraksi dalam menyelesaikan tugas, dan menyempurnakan definisi masing-masing jenis objek sehingga dapat diimplementasikan dengan bahasa atau lingkungan tertentu. Menurut Shelly dan Rosenblatt (2012:520), Object-Oriented Design (OOD) adalah kegiatan menerjemahkan object method ke dalam program code module dan menentukan kejadian atau pesan apa yang memicu perubahan obyek Jadi kesimpulan dari pengertian Object-Oriented Design (OOD) adalah kegiatan yang mendefinisikan semua jenis yang diperlukan untuk menerjemahkan object method ke dalam program code module dan menentukan kejadian atau pesan yang memicu perubahan obyek dengan tujuan
untuk
menunjukan
bagaimana
obyek
berinteraksi
dalam
menyelesaikan tugas.
2.6.4 Pengertian Object-Oriented Analysis and Design (OOAD) Menurut Shelly dan Rosenblatt (2012:727), Object-Oriented Analysis and Design adalah sebuah metode yang digunakan untuk membuat
35
benda-benda yang disebut pelaku, yang mewakili pengguna manusia yang akan berinteraksi dengan sistem. Menurut Pandey, Singh dan Kansal (2011, p143), “Study of Object Oriented Analysis and Design Apporach” Journal of Computer Science 7 (2): 143-147, Object Oriented Analysis and Design (OOAD) adalah sebuah metode yang terdiri dari proses (method describing “how to”), teknik (formalisms, models, notation), dan alat (contoh: CASE). Jadi kesimpulan dari pengertian object oriented analysis and design (OOAD) adalah sekumpulan metode yang terdiri dari proses, teknik dan alat yang digunakan untuk membuat benda – benda yang disebut pelaku yang mewakili pengguna yang akan berinteraksi dengan sistem.
2.6.5 Unified Modeling Language (UML) Menurut Shelly dan Rosenblatt (2012:250), unified modeling language (UML) adalah metode yang banyak digunakan untuk memvisualisasikan dan mendokumentasikan perangkat lunak dalam mendesain sistem. Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:61), dalam bukunya Object Oriented Analysis and Design menyatakan bahwa Unified Modelling Language (UML) adalah satu set standar konstruksi model dan notasi yang dikembangkan secara khusus untuk pengembangan berorientasi objek. Jadi kesimpulan dari pengertian unified modeling language (UML) adalah metode
yang
banyak
yang
digunakan
untuk
memvisualisasikan
dan
mendokumentasikan perangkat lunak dalam melakukan pendesainan sistem dan juga merupakan dasar dari object oriented method.
2.6.6 Activity Diagram Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:141), activity diagram merupakan sebuah tipe dari diagram workflow yang menggambarkan tentang aktivitas dari pengguna ketika melakukan setiap kegiatan dan aliran sekuensial.
36
Gambar 2.2 Activity Diagram Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:142)
37
2.6.7
Event Table Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:168) Event table merupakan
sebuah katalgo dari use case yang menyusun peristiwa pada barisnya dan kunci informasi dari setiap kejadian pada kolomnya.
Gambar 2.3 Event Table Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:169)
Komponen dari sebuah event table yaitu: a. Event: Suatu peristiwa yang menjadi penyebab bagi sistem untuk melakukan sesuatu. b. Trigger: Suatu pertanda atau sinyal yang mennginformasikan sistem bahwa suatu peristiwa telah terjadi, baik suatu data yang memerlukan pengolahan atau titik waktu. c. Source: Agen eksternal yang menyediakan data untuk sistem. d. Use case: Kegiatan yang dilakukan sistem ketika peristiwa (event) terjadi. e. Response: Output yang diproduksi oleh system dan memiliki tujuan. f. Destination: Agen eksternal atau aktor yang menerima data dari sistem.
38
2.6.8 Domain Class Diagram Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:187), class diagram digunakan untuk menunjukkan objek class untuk sistem. Notasinya dari Unified Modelling Language(UML), yang telah menjadi standar untuk model yang digunakan dengan pengembangan system object oriented. Salah satu jenis class diagram UML menunjukkan hal-hal dalam pekerjaan domain user disebut sebagai domain model class diagram. Tipe lain dari notasi class diagram UML digunakan untuk membuat desain class diagram ketika merancang class perangkat lunak. Di class diagram, persegi panjang mewakili
kelas,
dan
garis
yang
menghubungkan
persegi
panjang
menunjukkan asosiasi antara kelas. Dalam persegi panjang (kotak) terbagi dua, bagian atas berisi nama kelas, dan bagian bawah merupakan atribut kelas. Nama kelas selalu diawali dengan huruf kapital, dan atribut nama selalu diawali dengan huruf
kecil. Diagram class digambarkan dengan
menampilkan kelas dan asosiasi antara kelas.
Gambar 2.4 Domain Class Diagram Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:188)
2.6.9 Use Case Diagram Use case menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:242) merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh sistem, biasanya merupakan sebuah respon untuk permintaan dari pengguna sistem. Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:243) menjelaskan bahwa aktor tidak selalu sama dengan sumber dari peristiwa di event table karena aktor di use case merupakan orang yang berinteraksi dengan sistem yang mana sistem harus meresponnya.
39
Gambar 2.5 Use Case Diagram Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:244)
2.6.10 Use Case Description Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:171) use case description menjelaskan tentang suatu penggunaan kasus sistem yang mencakup seluruh urutan langkah untuk menyelesaikan suatu proses bisnis. Dan sering kali beberapa variansi dari langkah-langkah bisnis ada dalam kasus penggunaan tunggal.
40
Gambar 2.6 Use Case Description Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:174)
2.6.11 First Cut Design Class Diagram Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:413) First Cut Design Class Diagram dikembangkan dengan memperluas model domain class diagram dan memerlukan dua langkah yaitu mengelaborasi atributatribut dengan tipe dan nilai informasi inisial dan langkah ke dua adalah menambahkan panah navigasi visibilitas.
41
Gambar 2.7 First Cut Design Class Diagram Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:415)
2.6.12 System Sequence Diagram Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:252), system sequence diagram digunakan untuk menggambarkan aliran dari informasi yang masuk dan keluar dari sistem yang terotomatisasi. System sequence diagram merupakan tipe dari interaction diagram yaitu communication diagram atau sequence diagram yang menunjukkan interaksi diantara objek.
Gambar 2.8 System Sequence Diagram Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:253)
42
2.6.13 Three Layer Sequence Diagram Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:435), three layer sequence diagram memiliki tujuan utama untuk mengidentifikasi kolaborasi kelas dan apakah kelas tersebut harus mengirim pesan antara satu sama lain.
Gambar 2.9 Three Layer Sequence Diagram Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:445)
43
2.6.14 Package Diagram Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010: 339), package diagram merupakan diagram yang mengasosiasikan class-class dari suatu kelompok yang terkait. Di dalam diagram tersebut terbagi menjadi tiga layer, yaitu view layer, domain layer, dan data access layer.
Gambar 2.10 Package Diagram Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:459)
44
2.6.15 User Interface Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:530), user Interface adalah bagian dari sebuah sistem informasi yang membutuhkn interaksi pengguna untuk membuat input dan ouput.
Gambar 2.11 User Interface
2.6.16 Design Activities and Environment a. Deployment Environment Terdapat
dua
komponen
utama
dari
Deployment
Environment. Yang pertama adalah JRE, yang terdapat pada paket J2SDK, mengandung kelas – kelas untuk semua paket teknologi Java yang meliputi kelas dasar dari Java, komponen GUI dan sebagainya. Komponen yang lain terdapat pada Web Browser. Hampir
seluruh
Web
Browser
komersial
menyediakan
interpreter dan runtime environment dari teknologi Java. Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:291), deployment environment merupakan perangkat keras, sistem perangkat lunak dan lingkungan jaringan dimana sistem akan beroperasi. Pada bagian ini, menggambarkan lingkungan penyebaran umum secara detail, dan bagian yang selanjutnya akan mengeksplorasi pola desain terkait dan arsitektur untuk aplikasi perangkat lunak. Dari sisi perangkat keras terdiri dari: 1) Single computer architecture Merupakan arsitektur yang menggunakan satu sistem komputer untuk mengeksekusi semua aplikasi perangkat lunak.
45
2) Multitier Architecture Arsitektur yang mendistribusikan aplikasi yang berhubungan dengan perangkat lunak di beberapa sistem komputer. Multitier architecture dibagi menjadi 2 jenis : a. Clustered Architecture: sekelompok komputer yang sama yang berbagi beban processing dan bertindak sebagai sistem komputer tunggal yang besar. b. Multi Komputer: beberapa komputer yang berbeda, yang berbagi beban pengolahan melalui spesialisasi fungsi. Selain itu menurut Satzinger et al. (2010:341) dari sisi perangkat lunak terdiri dari: 3) Centralized Architecture, merupakan arsitektur yang menempatkan semua sumber daya komputasi di lokasi kontrol. 4) Distributed Architecture, merupakan arsitektur yang menyebarkan sumber daya komputasi dibeberapa tempat yang terhubung oleh sebuah jaringan komputer.
b. Software Architecture Software Architecture adalah satu set konsep dan keputusan disain tentang struktur dan tekstur perangkat lunak yang harus dibuat sebelum rancang-bangun untuk memungkinkan kepuasan efektif secara arsitektur kebutuhan berkwalitas dan fungsional
yang
tegas/eksplisit
yang
penting
dan
kebutuhan
yang
tersembunyi/terkandung pada keluarga produk (product family), masalah (the problem), dan daerah solusi (solution domain). Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2009:342), software architecture terbagi menjadi 2 jenis yaitu client dan server. Server yang berarti sebuah proses, modul, objek atau komputer yang menyediakan layanan melalui jaringan. Sedangkan client adalah sebuah proses, modul, objek atau komputer yang meminta layanan dari satu atau lebih server. Contohnya: Three Tier, karena pada saat data update semua bagian dapat melihat perubahan tersebut karena sistem antara bagian-bagian yang mengakses terkomputerisasi sehingga dapat dilihat oleh bagian-bagian yang mengaksesnya. Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:344), software architecture memiliki 2 bagian yaitu:
46
1) Client/ Server Architecture, merupakan model umum perangkat lunak organisasi dan dapat diimplementasikan dengan berbagai cara. Ada 2 jenis yaitu: a. Server: proses, modul, objek, atau komputer yang menyediakan layanan melalui jaringan. b. Client: Modul, proses, objek, atau komputer yang permintaan jasa dari satu atau lebih server. 2) Three
layer
architecture/
server
architecture,
merupakan
arsitektur
client/server yang membagi aplikasi ke dalam data layer, business logic layer, dan view layer. 3) Data Layer: bagian dari tiga lapis arsitektur yang berinteraksi dengan database. 4) Business Logic: bagian dari tiga arsitektur layer yang berisi program-program yang mengimplementasikan aturan bisnis aplikasi. 5) View Layer: bagian dari tiga arsitektur layer yang berisi user interface.
47
2.7 Kerangka Pikir Dalam membantu dan memudahkan proses perencanaan, analisa, design, dan implementasi, maka dibuat kerangka pikir sebagai berikut:
48
1. Plan Tahap ini mengidentifikasi sistem yang berjalan pada Pusat Koperasi Kredit Jakarta, dimana perusahaan masih menggunakan pencatatan manual. 2. Analysis Proses analisa dilakukan dengan tujuan mengetahui kebutuhan Pusat Koperasi Kredit Jakarta terhadap masalah yang muncul. Masalah-masalah dalam perusahaan akan dianalisa dengan langkah-langkah sebagai berikut ini: a.
Visi & Misi perusahaan Pada proses analisa visi dan misi perusahaan, akan dikumpulkan data
mengenai visi dan misi perusahaan selama ini. Visi dan misi yang didapatkan akan digunakan sebagai salah satu acuan untuk membangun sistem informasi akuntansi sehingga pembangunan tidak terlepas dari tujuan jangka panjang dan pendek perusahaan. b.
Studi Kepustakaan Proses analisa ini dilakukan dengan cara mencari informasi dan
pemecahan masalah melalui media-media yang tersedia dalam perpustakaan Bina Nusantara, seperti buku, thesis, dan jurnal. c.
Struktur Organisasi Pada proses analisa struktur organisasi perusahaan, akan dikumpulkan
data mengenai struktur organisasi dan job description yang telah dibuat oleh perusahaan. Analisa dilakukan dengan tujuan untuk monitoring terhadap ketepatan dan penyesuaian terhadap internal control, sehingga struktur organisasi dan job description yang dihasilkan nantinya tidak menghiraukan unsur internal control. Pemisahan terhadap job description yang tepat akan menghasilkan pengendalian internal tepat guna dan menghindarkan dari terjadinya manipulation d.
Flow Document Proses analisa ini dimulai dengan mengumpulkan informasi mengenai
arus perpindahan dokumen-dokumen yang terjadi, akibat dari aktifitasaktifitas pembelian, persediaan dan utang dagang pada perusahaan. Setelah pengumpulan informasi lengkap, akan dilakukan analisa terhadap apakah perpindahan dokumen sudah sesuai dengan procedure akuntansi yang akan digunakan oleh perusahaan.
49
e.
Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara dan langkah,
dimana pengumpulan data ini berguna untuk membantu analisa kebutuhan dan pemecahan masalah. Berikut cara dan langkah pengumpulan data yang dilakukan: 1. Observasi 2. Wawancara, 3. Dokumentasi 3. Design Proses design dilakukan dengan analisis data yang telah diperoleh dari Pusat Koperasi Kredit Jakarta, kemudian merancang system yang baik untuk Pusat Koperasi Kredit Jakarta. 4. Implementation Melakukan pengujian terhadap system yang telah dibuat sebelum dipakai oleh Pusat Koperasi Kredit Jakarta.
Keterangan: Penulisan tugas akhir ini hanya dilakukan hingga tahap design dan merancang system yang baik untuk Pusat Koperasi Kredit Jakarta.
50