BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Teori – Teori Dasar / Umum
2.1.1
Komunikasi
Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan tatanan kehidupan sosial manusia dan masyarakat. Aktivitas komunikasi dapat dilihat pada setiap aspek kehidupan sehari-hari manusia yaitu sejak dari bangun tidur sampai manusia beranjak tidur pada malam hari. Bisa dipastikan sebagian besar dari kegiatan kehidupan kita mengunakan komunikasi baik komunikasi verbal maupun nonverbal. Namun, apa yang dimaksud dengan komunikasi itu sendiri ? Secara etimologi, komunikasi berasal dari kata Latin communis yang berarti “sama”, communico,communication, atau communicare, yang berarti “membuat sama” (Mulyana, 2001, p. 46). Menurut Shanon dan Weaver , komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja dan tidak terbatas pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam bentuk hal ekspresi muka, lukisan,seni dan teknologi.(Wiryanto, 2004, p.7)
17
18 Dari pengertian komunikasi yang telah dikemukakan, maka jelas bahwa komunikasi antarmanusia hanya bisa terjadi, jika ada seseorang yang menyampaikan pesan kepada orang lain dengan tujuan tertentu, artinya komunikasi hanya bisa terjadi kalau didukung oleh adanya sumber, pesan, media, penerima dan efek. Unsur-unsur ini juga bisa disebut komponen atau elemen komunikasi.Untuk itu, kita perlu mengetahui unsur-unsur komunikasi. (Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, p. 23)
Proses komunikasi adalah setiap langkah mulai dari saat menciptakan informasi sampai dipahaminya informasi oleh komunikan. Komunikasi adalah suatu proses, suatu proses dimana komponen-komponennya saling terkait, dan bahwa para komunikatornya beraksi dan bereaksi sebagai satu kesatuan dan keseluruhan.
Selanjutnya, ada lima faktor yang mempengaruhi proses
komunikasi menurut William G. Scott dalam buku Pengantar Teori Komunikasi (Suprapto, Pengantar Teori Komunikai, 2006, p. 7), yakni: 1.
The Act (Perbuatan) Perbuatan
komunikasi
menginginkan
pemakaian
lambang-
lambang yang dapat dimengerti secara baik dan hubungan-hubungan yang dilakukan oleh manusia.Pada umumnya lambang-lambang tersebut dinyatakan dengan bahasa atau dalam keadaan tertentu tandatanda lain dapat pula dipergunakan. 2.
The Scene (Adegan) Adegan sebagai salah satu faktor dalam komunikasi ini menekankan hubungannya dengan lingkungan komunikasi. Adegan
19 ini menjelaskan apa yang dilakukan, simbol apa yang digunakan, dan arti dari apa yang dikatakan. Dengan kata lain, dengan menggunakan simbol apa sesuatu itu dapat dikomunikasikan. 3.
The Agent (Pelaku) Individu-individu yang mengambil bagian dalam hubungan komunikasi disebut pelaku komunikasi.Pengirim (komunikator) dan penerima (komunikan) yang terlibat di dalamnya adalah contoh pelaku komunikasi tersebut, dan peranannya seringkali saling menggantikan dalam situasi komunikasi yang berkembang.
4.
The Agency (Perantara) Alat-alat yang dipergunakan dalam komunikasi dapat membangun terwujudnya perantara itu (the agency). Alat-alat itu selain dapat berwujud komunikasi lisan, tatap muka, dapat juga alat komunikasi tertulis, seperti surat perintah, memo, buletin, nota, surat tugas dan jenis lainnya.
5.
The Purpose (Tujuan) Menurut Grace dalam Thoha (Suprapto, Pengantar Teori Komunikasi, 2006, p. 8) ada 4 macam tujuan tersebut: 1. Tujuan Fungsional (The Functional Goals), ialah tujuan yang secara pokok bermanfaat untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi atau lembaga. 2.
Tujuan Manipulasi (The Manipulative Goals), tujuan ini dimaksudkan untuk menggerakkan orang-orang yang mau
20 menerima ide-ide yang disampaikan baik sesuai atau tidak sesuai dengan nilai dan sikapnya sendiri. 3. Tujuan Keindahan (The Aesthetics Goals), tujuan ini bermaksud untuk
menciptakan
tujuan-tujuan
yang
bersifat
kreatif.
Komunikasi ini dipergunakan untuk memungkinkan seseorang mampu mengungkapkan perasaan tadi dalam kenyataan. 4. Tujuan Keyakinan (The Confidence Goals), tujuan ini bermaksud untuk meyakinkan atau mengembangkan keyakinan orang-orang pada lingkungan.
Adapun tujuan komunikasi dapat diuraikan sebagai berikut (Effendy, 2003, p. 8) : 1. Perubahan sikap (attitude change) 2. Perubahan pendapat (opinion change) 3. Perubahan perilaku (behavior change) 4. Perubahan sosial (social change) Inti dari tujuan komunikasi di atas adalah untuk mengharapkan pengertian, dukungan, gagasan, dan tindakan komunikan.
Pada umumnya fungsi dari komunikasi adalah sebagai berikut: 1.
Fungsi memberitahu (to inform) Contohnya: rambu-rambu lalu lintas, pengumuman melalui radio, televisi, dan lainnya.
21 2.
Fungsi mendidik (to educate) Contohnya: kuliah, ceramah, diskusi, dan lain-lain.
3.
Fungsi membujuk (to persuade) Contohnya: iklan, kampanye.
4.
Fungsi menghibur (to entertaint) Contohnya: pemutaran lagu atau musik, lawak.
2.1.2
Komunikasi Massa
Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Massa dalam arti komunikasi massa lebih menunjuk pada penerima pesan yang berkaitan dengan media massa. Dengan kata lain media massa yang dalam sikap dan perilakunya berkaitan dengan peran media massa. Oleh karena itu masa disini menunjuk pada khalayak, audience, penonton,pemirsa,atau pembaca. (Nurudin, 2007, p. 2)
Berlo (Wiryanto, 2005) mengartikan massa sebagai meliputi semua orang yang menjadi sasaran alat-alat komunikasi massa atau orang-orang pada ujung lain dari saluran. Menurut Defleur dan McQuail komunikasi massa adalah suatu proses
dimana
komunikator-komunikator
menggunakan
media
untuk
menyebarkan pesan-pesan secara luas,dan secara terus menerus menciptakan makna-makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak-khalayak yang besar dan berbeda-beda dengan melalui berbagai cara. (Riswandi, 2009, p. 103)
22 Merangkum definisi- definisi di atas, di sini komunikasi massa di artikan sebagai jenis komunikasi yang di tujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonym melalui media cetak atau elektronis sehingga pesan yang sama dapat di terima secara serentak dan sesaat. Perkataan “dapat” dalam definisi ini menekankan pengertian bahwa jumlah sebenarnya penerima komunikasi massa pada saat tertentu tidaklah essensial.(Morissan, Corry, & Farid, Teori Komunikasi Massa, 2010)
Harold D. Lasswell (Wiryanto, Teori Komunikasi Massa, 2000) memformulasikan unsur-unsur komunikasi dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut ”Who Says What in Which Channelto Whom With What Effect?”
1. Unsur who (sumber atau komunikator). Siapakah komunikatornya? 2. 3. 4. 5.
Unsur says what (pesan). Pesan apa yang dinyatakannya? Unsur in which channel (saluran atau media). Media apa yang digunakan ? Unsur to whom (penerima; khalayak; audien). Siapa komunikannya ? Unsur with what effect (dampak). Efek apa yang diharapkan ? Sedangkan ciri-ciri komunikasi massa, menurut Elizabeth Noelle
Neumann (Rakhmat, 1997) sebagai berikut:
1.
Bersifat tidak langsung, artinya harus melalui media teknis;
2.
Bersifat satu arah, artinya tidak ada interaksi antara peserta-peserta komunikasi;
3.
Bersifat terbuka, artinya ditujukan pada publik yang tidak terbatas dan anonim;
23 4.
Mempunyai publik yang secara tersebar.
Menurut Dominick dalam (Ardianto & Komala, 2004, pp. 15-22), Komunikasi massa mempunyai beberapa fungsi bagi masyarakat, antara lain:
1.
Pengawasan
Fungsi pengawasan ini dibagi ke dalam 2 bentuk yaitu pengawasan peringatan (Warning and beware surveillance) yang terjadi ketika media massa menginformasikan tentangancaman bencana alam, tayangan inflasi, atau serangan militer. Kemudian yang kedua adalah pengawasanin strumental (instrumental surveillance) yaitu penyampaian atau penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari.
2.
Penafsiran
Penafsiran pada media dapat dilihat pada halaman tajuk rencana (editorial). Penafsiran ini berbentuk komentar danopini yang ditujukan pada khalayak pembaca, serta dilengkapi perspektif (sudut pandang) terhadap berita yang disajikan pada halaman lainnya. Tujuan penafsiran mediaadalah untuk mengajak para pembaca atau pemirsa untuk memperluas wawasan dan membahasnya lebih lanjut dalam komunikasi antarpersona atau komunikasi kelompok.
24 3.
Pertalian
Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk pertalian berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu. Kelompok-kelompok yang memiliki kepentingan yang sama tetapi terpisah secara geografis dipertalikan atau dihubungkan oleh media.
4.
Penyebaran nilai-nilai
Fungsi ini disebut juga sebagai sosialisasi. Media mewakili sebagai model dan peran yang kita amati dan harapan untuk menirunya.
5.
Hiburan
Melalui program-program di televisi dan radio, khalayak dapat memperoleh hiburan yang dikehendaki. Sementara suratkabar dapat melakukan hal tersebut dengan memuat cerpen,Teka-Teki Silang (TTS), dan berita yang mengandung sentuhan manusiawi (human interest ).
2.1.3
Media Massa
Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak, sedangkan pengertian media massa sendiri adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, dan televisi (Cangara H. , 2003, p. 134). Media
25 massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori (Ardianto, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, 2009, p. 103), yakni media massa cetak dan media elektronik. Media cetak yang dapat memenuhi kriteria sebagai media massa adalah surat kabar dan majalah. Sedangkan media elektronik yang memenuhi kriteria media massa adalah radio siaran, televisi, film, media on-line ( internet ).
Media massa memiliki beberapa karakteristik seperti yang dikemukakan oleh (Cangara, 2003:134) antara lain: −
Bersifat melembaga
−
Bersifat satu arah
−
Meluas dan serempak
−
Memakai peralatan teknis atau mekanis
−
Bersifat terbuka
Media massa seperti disebutkan di atas memiliki ciri-ciri tertentu, antara lain ciri massif (massive) atau massa (massal), yakni tertuju kepada sejumlah orang yang relatif banyak. Secara umum media massa adalah alat yang di gunakan dalam proses penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak dengan menggunakan
alat-alat
komunikasi,
baik
cetak
maupun
elektronik.
Seperti yang diungkapkan oleh Donald K. Robert (Rakhmat J. , 2005, p. 218), efek media massa hanyalah “perubahan perilaku manusia setelah diterpa pesan media massa”. Apabila fokus pada pesan, maka efek haruslah berkaitan
26 dengan pesan yang disampaikan media massa. Selain itu, terdapat tiga pendekatan yang disampaikan oleh Steven M. Chaffee. Pendekatan yang pertama adalah kecenderungan kita dalam melihat efek media massa, baik yang berkaitan dengan pesan, maupun media itu sendiri. Pendekatan yang kedua adalah ketika kita melihat jenis perubahan yang terjadi pada khalayak. Pendekatan yang ketiga adalah meninjau satuan observasi yang dikenai efek komunikasi massa, baik itu individu, kelompok, hingga bangsa sekalipun (Chaffee dalam Rakhmat, 2005, p.218). Berkaitan dengan tipe pendekatan yang kedua, terdapat tiga efek perubahan yaitu penerimaan informasi, perubahan perasaan atau sikap, dan perubahan perilaku. Dengan istilah lain, ketiga efek tersebut adalah: 1. Efek kognitif: Efek ini terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, atau dipersepsi khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan, atau informasi. Pembentukan dan perubahan citra terjadi karena realitas yang disampaikan oleh media massa adalah realitas yang sudah terseleksi. Akibatnya, muncullah stereotipe. Berkaitan dengan ‘Agenda Setting’, media mempengaruhi khalayaknya mengenai apa yang dianggap penting, sehingga hal lain menjadi terabaikan. Efek prososial kognitif membicarakan bagaimana media massa memberikan manfaat seperti apa yang dikehendaki oleh khalayaknya. 2. Efek afektif: Efek afektif timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi, atau dibenci khalayak. Efek ini berhubungan dengan emosi,
27 sikap, atau nilai. Beberapa faktor yang mempengaruhi intensitas rangsangan emosional media massa antara lain suasana emosional (mood), skema kognitif, suasana terpaan, predisposisi individual, serta tingkat identifikasi. 3. Efek behavioral: Efek ini merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati; yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan, atau kebiasaan berperilaku. Hal ini disebabkan karena khalayak belajar dari apa yang disampaikan oleh media massa. Masyarakat cenderung meniru perilaku yang mereka amati.
2.1.4
Televisi Televisi merupakan media komunikasi yang menyediakan berbagai informasi yang update, dan menyebarkannya kepada khalayak umum. Dalam (Baksin, 2006, p. 16) mendefinisikan bahwa: “Televisi merupakan hasil produk teknologi tinggi (hi-tech) yang menyampaikan isi pesan dalam bentuk audiovisual gerak. Isi pesan audiovisual gerak memiliki kekuatan yang sangat tinggi untuk mempengaruhi mental, pola pikir, dan tindak individu”. Menurut ensiklopedia Indonesia dalam Parwadi (2004: 28) lebih luas lagi dinyatakan bahwa: “Televisi adalah sistem pengambilan gambar, penyampaian, dan penyuguhan kembali gambar melalui tenaga listrik. Gambar tersebut ditangkap dengan kamera televisi, diubah menjadi sinyal listrik, dan dikirim langsung lewat kabel listrik kepada pesawat penerima”.
28 Berdasarkan kedua pendapat di atas menjelaskan bahwa televisi adalah sistem elektronis yang menyampaikan suatu isi pesan dalam bentuk audiovisual gerak dan merupakan sistem pengambilan gambar, penyampaian, dan penyuguhan kembali gambar melalui tenaga listrik. Dengan demikian, televisi sangat berperan dalam mempengaruhi mental, pola pikir khalayak umum. Televisi karena sifatnya yang audiovisual merupakan media yang dianggap paling efektif dalam menyebarkan nilai-nilai yang konsumtif dan permisif.
Televisi mempunyai keunggulan yang berbeda dengan media massa lainnya yaitu : 1.
Audio Visual Televisi memiliki salah satu kelebihan yaitu dapat di dengar sekaligus juga dapat dilihat (audio visual) jadi, apabila khalayak radio siaranhanya dapat mendengar kata-kata, musik, dan efek suara, maka khalayak televisi dapat melihat gambar yang bergerak. Namun demikian, bukan berarti gambar lebih penting dari kata-kata. Keduanya juga harus ada kesesuaian secara harmonis.
2.
Berpikir dalam gambar Pihak yang bertanggung jawab atas kelancaran acara televisi adalah pengarah acara, ia harus berpikir dalam gambar (think in picture). Begitu pula bagi seorang komunikator yang
29 akan
menyampaikaninformasi,
pendidikan
atau
persuasi,
sebaiknya ia dapat melakukan berpikir dalam gambar.
3.
Pengoperasian lebih kompleks Di bandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi suara lebih kompleks dan lebih banyak melibatkan orang. Peralatan yang digunakan pun lebih rumit dan harus di lakukan orang-orang yang terampil.
4.
Efisiensi Biaya Salah satu keuntungan televisi adalah kemampuannya menjangkau khalayak sasaran yang sangat luas. Jangkauan massa ini menimbulkan efisiensi biaya dalam menjangkau setiap khalayak.
5.
Dampak yang Kuat Keunggulan lainnya adalah kemampuannya menimbulkan dampak yang kuat terhadap konsumen dengan tekanan sekaligus pada dua panca indera, yaitu penglihatan dan pendengaran. Televisi juga mampu mengkombinasikan gerakan, kecantikan, suara, warna, drama, dan humor.
30 6.
Pengaruh yang Kuat Televisi juga mempunyai kemampuan yang kuat untuk mempengaruhi
persepsi
khalayak
sasaran.
Kebanyakan
masyarakat menghabiskan waktunya di depan televisi sebagai sumber berita, hiburan, dan sarana pendidikan.
Kelemahan Televisi 1.
Biaya yang Besar
Kelemahan yang paling serius dalam siaran televisi ialah biaya yang besar dalam memproduksi suatu acara, walaupun untuk menjangkau khalayak lebih rendah.
2.
Khalayak yang Tidak Selektif Sekalipun berbagai teknis telah diperkenalkan untuk menjangkau sasaran yang lebih selektif, televisi tetap sebuah media yang tidak selektif karena segmentasinya tidak setajam surat kabar atau majalah.
3.
Kesulitan Teknis Media ini tidak luwes dalam pengaturan teknis. Acaraacara yang telah dibuat awalnya dapat berubah begitu saja, apalagi menjelang jam-jam penyiarannya.
31 Lima fungsi dari televisi menurut (Hofmann & Ruedi, 1999, pp. 54 - 58)
1.
Menyalurkan Kebudayaan Televisi
sendiri
tidak
hanya
mencari,
tetapi
juga
ikut
mengembangkan kebudayaan. Fungsi ini dilihat sebagai pendidikan. Kebudayaan yang dikembangkan oleh sebuah televisi merupakan tujuan pesan khusus didalamnya.
2.
Pengawasan situasi masyarakat dan dunia Fungsi ini sering disebut sebagai informasi. Fungsi televisi yang sebenarnya adalah untuk mengamati kejadian di dalam masyarakat dan kemudian melaporkannya sesuai dengan kenyataan. Seandainya fungsi ini diperhatikan dengan seksama, televisi dapat menjadi media komunikasi yang cukup demokratis,sejauh yang hidup di dalam masyarakat dikendalikan lagi kepada masyarakat melalui siaran.
3.
Hiburan Dalam
kebudayaan
audiovisual
segalanya
paling
sedikit
mempunyai unsur hiburan, kalau tidak menghibur umumnya sebuah tayangan tidak akan ditonton. Hiburan merupakan rekreasi, dalam artinya hiburan
membuat
aktivitasnya.
manusia
menjadi
segar
untuk
menjalankan
32 Format acara televisi adalah sebuah perencanaan dasar dari suatu konsep acara televisi yang akan menjadi landasan kreativitas dan desain produksi yang akan terbagi dalam berbagai kriteria utama yang disesuaikan dengan tujuan dan target pemirsa acara tersebut. (Rukmananda, 2004, p. 63) a)
Drama (fiksi) : adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi dan dicipta melalui proses imajinasi kreatif dari kisahkisah drama atau fiksi yangdirekayasa dan dikreasi ulang.
b)
Non drama (non fiksi) : adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi dan dicipta melalui proses pengolahan imajinasi kreatif dan realitas kehidupan sehari-hari tanpa harus menginterpretasi ulang dan tanpa harusmenjadi dunia khayalan.
c)
Berita dan olahraga : adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi berdasarkan informasi dan fakta atas kejadian dan peristiwa yang berlangsung pada kehidupan masyarakat seharihari.
33 Gambar 2.1 Format Acara Televisi
Drama (fiksi)
Non Drama
Berita (news)
(non fiksi) * Tragedy
* Musik
*Features
* Aksi
* Magazine show
* Sports
* Komedi
* Talk show
* News
* Cinta
* Variety show
* Legenda
* Repackaging
* Horor
* Game show
* Kuis (Sumber: Rukmananda, Naratama.Menjadi Sutradara Televisi . Jakarta: PTGrasindo. 2004: 64) 2.1.5
Program Televisi Secara
teknis
penyiaran
televisi,
program
televisi
(television
programming ) diartikan sebagai penjadwalan atau perencanaan siaran televisi dari hari ke hari (horizontal programming ) dan dari jam ke jam (vertical programming
)
setiap
harinya.
Media
televisi
hanya
mengistilahkan
programming atau pemprograman (Soenarto, 2007).Sedangkan menurut
34 (Rukmananda,2004,p.213), programming adalah teknik penyusunan program acara televisi yang ditayangkan secara berurutan.Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai macam jenis program yang judulnya sangat bervariasi dan jenisnya juga beragam. Pada dasarnya, apapun yang bisa dijadikan sebuah program acara yang bisa ditayangkan ditelevisi asalkan menarik dan disukai oleh audien, dan selama itu tidak bertentangan dengan norma-norma kesopanan, kesusilaan, serta hukum dan peraturan yang berlaku. Berbagai macam jenis program televisi secara garis besar
dapat
dikelompokkan menjadi dua bagian besar, yaitu : 1.
Program Informasi (jurnalistik) a)
Hardnews (faktual,berita yang cukup kuat, fokus kepada isi pesan) : Bulletin, Breaking News, Investigasi Talkshow
b)
Soft news (kombinasi dari fakta, gossip, dan opini) : Air Magazine, Dokumenter, Talkshow, Feature, Semi Documenter
2.
Program Hiburan (artistik) a)
Drama (acara fiksi yang ditayangkan oleh televisi dalam bentuk cerita drama hingga cerita detektif yang memiliki karakter dan plot cerita yang serupa dengan cerita aslinya) contohnya Sitkom, FTV, Film, Sinetron, Sketsa
35 b)
Non
Drama
:
Music,
Variety,
Games,
Talent,
Reality,
Infotainment,Sport, Religy,Talkshow Selain pembagian jenis program berdasarkan skema diatas, terdapat pula pembagian program berdasarkan apakah suatu program bersifat faktual atau fiktif. Program faktual antara lain meliputi program berita, dokumenter, dan reality show. Sementara program fiktif antara lain program drama atau komedi. 2.1.6
Dokumenter Memahami arti dokumenter, kita dihadapkan pada dua hal, yaitu sesuatu yang nyata, faktual (ada atau terjadi) dan esensial, bernilai atau memiliki makna. Suatu dokumen dapat berwujud konkret kertas dengan tulisan atau berkas-berkas tertulis,dapat pula berupa gambar, photo dari suatu kejadian, microfilm, film atau film video. Semestinya program documenter televisi dengan film atau video mengarah pada suatu daya tarik dan suatu kesetiaan atas aktualitas. Hal ini sangat berkebalikan dengan program hiburan (entertainment) yang lebih menyajikan mimpi. Sebuah program dokumenter yang benar berarti bukan program yang membanjirkan air mata. Bukan pula program untuk mempromosikan suatu barang produksi atau mendorong aksi sosial; juga bukan program yang hanya berkepentingan menyajikan objektivitas suatu peristiwa. Kesimpulannya adalah program dokumenter adalah suatu program yang menyajikan suatu kenyataan berdasarkan pada fakta objektif yang memiliki nilai esensial dan eksistensial, artinya menyangkut kehidupan, lingkungan hidup dan situasi nyata. (Wibowo, 2009).
36 Dokumenter dibagi menjadi dua bagian yaitu a)
Dokudrama Genre dokumenter dimana pada beberapa bagian film disutradarai
atau diatur terlebih dahulu denganperencanaan yang detail. Dokudrama muncul sebagai solusi atas permasalahan mendasar film dokumenter, yakni
untuk memfilmkan
peristiwa
yang
sudah
ataupun
belum
pernah terjadi.
b)
Semi Dokumenter Suatu bentuk buku, film, atau program televisi yang menyajikan
kisah fiksi yang menggabungkan banyak rincian faktual atau peristiwaperistiwa aktual, atau yang disajikan dengan cara yang mirip dengan dokumenter.
Berdasarkan pembagian dokumenter, program “Orang Pinggiran” masuk kedalam program semi dokumenter dimana banyak kisah atau perstiwa nyata dan faktual dan disajikan dengan cara yang hampir medekati dokumenter.
2.1.7
Content Program Televisi Content program “Orang Pinggiran” di Trans 7 , yakni: 1.
Talent Talent secara umum diartikan sebagai semua orang yang terlibat dalam sebuah program, baik sebagai host maupun bintang tamu atau
37 sesorang atau sekelompok yang memegang sebuah acara tertentu. Keberadaan
talent/host
biasanya
identik
dengan
acara
yang
dibawakannya. Dengan demikian. Selain jenis acara, figurt talent/host yang bersangkutan juga memegang peranan penting. Dalam pemilihan talent/host harus berkaitan dengan tema atau konsep program yang dapat mendukung acara atau program tersebut. Dalam program “Orang Pinggiran” talent memegang peranan yang penting karena bertugas sebagai inti dari cerita atau konsep program tersebut. Selain itu fungsi talent dalam program tersebut adalah menceritakan kisah kehidupannya dan memperlihatkan segala kegiatan dan aktivitas sehari-hari yang dijalaninya.
2.
Cerita atau Naskah Darmanto (1998) mengungkapkan bahwa naskah merupakan bentuk tertulis dari suatu bentuk gagasan atau pemikiran orang / kelompok yang telah disistematiskan dan dimaksudkan untuk mencapai tujuan penyelenggaraan siaran radio ataupun televisi. Ada banyak hal – hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan naskah. Peneliti hanya mengambil beberapa hal saja yang ada di dalam naskah “Orang Pinggiran” yaitu kesederhanaan, bermanfaat dan diangkat berdasarkan kisah kehidupan yang nyata.
38 3.
Lokasi Lokasi adalah hal penting dalam membuat suatu program. Gambaran atau situasi lokasi sangat mendukung program tersebut agar menjadi lebih real dan penonton dapat merasakan dan membayangkan setiap adegan yang terjadi saat program tersebut tayang. Pada program “orang pinggiran” lokasi yang diambil adalah tempat tinggal si talent atau host.
4.
Kostum Dalam dunia pertelevisian, berpakaian pada saat berbicara di depan publik tidak selalu harus mewah, cukup berpakaian dengan menarik. Jika sedang membawakan suatu acara kita harus memperhatikan kesesuaian pakaian dengan pemirsa. Pakaian yang dipakai sebaiknya jangan berlebihan karena seharusnya penonton menyaksikan apa yang penyiar sampaikan, bukan apa yang ia pakai. (Baksin, 2006 : 169 – 170) Talent/host Orang Pinggiran mengenakan kostum yang menggambarkan keadaan mereka dan tampil apa adanya sesuai dengan kehidupan si talent/host. Karena dalam program ini lebih mengutamakan cerita dari talent dan mengangkat kisah tersebut.
5.
Gimmick Gimmick
adalah
trik
–
trik
yang
digunakan
untuk
mendapatkan perhatian penonton dalam bentuk sound effect, musik ilustrasi, mimik, ekspresi, dan acting pemain, jokes, teknik editing
39 dan pergerakan kamera. Gimmick dapat berdiri sendiri tanpa harus berkaitan dengan kesinambungan kamera. (Naratama, 2004 : 112)
2.2
Teori Khusus yang Berkaitan dengan Judul Skripsi
2.2.1
Teori Uses and Gratifications Teori kegunaan dan kepuasan memandang pengguna media mempunyai kesempatan untuk menentukan pilihan-pilihan media sumber beritanya. Dalam hal ini, pengguna media berperan aktif dalam kegiatan komunikasi untuk memenuhi kepuasannya. Teori ini mempertimbangkan apa yang dilakukan orang pada media,yaitu menggunakan media untuk pemuas kebutuhannya. Penganut teori ini meyakini bahwa individu sebagai mahluk supra-rasional dan sangats elektif. Menurut
para
pendirinya,
Elihu
Katz;Jay
G.
Blumler;
dan
MichaelGurevitc (Rakhmat J. , 2005),meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain , yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan(atau keterlibatan pada kegiatan lain), dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain.Perkembangan teori Uses and Gratification Media dibedakan dalam tiga fase , yaitu:
1.
Fase pertama ditandai oleh Elihu Katz dan Blumler memberikan deskripsi tentang orientasi subgroup audiens untukmemilih dari ragam isi media.
40 Dalam fase ini masih terdapatkelemahan metodologis dan konseptual dalam meneliti orientasiaudiens.
2.
Fase kedua, Elihu Katz dan Blumler menawarkanoperasionalisasi variabel-variabel sosial dan psikologis yang diperkirakan memberi pengaruh terhadap perbedaan pola–pola konsumsi media. Fase ini juga menandai dimulainya perhatianpada tipologi penelitian gratifikasi media.
3.
Fase ketiga, ditandai adanya usaha menggunakan datagratifikasi untuk menjelaskan cara lain dalam proses komunikasi, dimana harapan dan motif audiens mungkin berhubungan. Kristalisasi dari gagasan, anggapan, temuan penelitian tentang Uses and Gratification Media mengatakan, bahwa kebutuhan sosial dan psikologis menggerakkan harapan pada media massa atau sumber lain yang membimbing pada perbedaan polapola terpaan media dalam menghasilkan pemuasan kebutuhan dan konsekuensi lain yang sebagian besar mungkin tidak sengaja.
Elihu Katz;Jay G. Blumler; dan Michael Gurevitch (Baran & Davis, 2000) menguraikan lima elemen atau asumsi-asumsi dasar dari Uses and Gratification Media sebagai berikut:
1.
Audiens adalah aktif, dan penggunaan media berorientasi pada tujuan.
2.
Inisiative yang menghubungkan antara kebutuhan kepuasan dan pilihan media spesifik terletak di tangan audiens
41 3.
Media bersaing dengan sumber-sumber lain dalam upaya memuaskan kebutuhan audiens
4. Orang-orang mempunyai kesadaran-diri yang memadai berkenaan penggunaan media, kepentingan dan motivasinya yang menjadi bukti bagi peneliti tentang gambaran keakuratan penggunaan itu.
5. Nilai pertimbangan seputar keperluan audiens tentang media spesifik atau isi harus dibentuk.
Penerapan teori uses and gratifications dengan penelitian ini adalah pengguna media mempunyai kebebasan untuk memutuskan bagaimana(melalui media) dan apa pengaruh media bagi kehidupan. Hal ini tercermin juga dalam studi kasus ini,dimana audience memilih dan menggunakan media televisi untuk memenuhi kebutuhannya.
2.2.2
Persepsi Persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses tersebut memperngaruhi perilaku kita (Mulyana, 2001, p. 167). Sedangkan menurut Covey (2001:31). Persepsi adalah cara memandang sesuatu, kerangka acuan atau keyakinan. Persepsi terdiri dari tiga proses yang dimana melalui proses ini dapat terlihat bagaimana cara pengambilan keputusan tentang sesorang atau suatu fenomena dengan cara memberi makna kepada tindakan-tindakan atau insiden yang berlaku. Proses persepsi tersebut yaitu:
42 1.
Pemilihan rangsangan. Persepsi dimulai dengan pemilihan rangsangan dimana proses pemilihan rangsangan berhubungan dengan perhatian yang dibuat. Rangsangan tersebut akan menjadi perhatian apabila mempnyai sifat-sifat yang terlihat jelas seperti gerakan, hal-hal baru yang terus berulang.
2.
Penyusunan, yaitu pembentukan sebuah struktur yang mudah dipahami.
3.
Mengintrepretasikan atau member makna terhadap apa yang diperhatikan dengan mengumpulkan segaya yang diterima untuk di interpretasikan secara menyeluruh agar bertujuan untuk memahami dan akhirnya membentuk sebuah persepsi. (Rakhmat J. , 2005)
Dari pengertian persepsi tersebut diatas, maka peneliti menyimpulkan bahwa persepsi adalah suatu pengintepretasian sebuah makna dan sudut pandang seorang terhadap suatu hal atau keadaan yang terjadi di sekitarnya. Terkait dengan penelitian, yaitu persepsi penonton tentang program semi dokumenter yang terlalu mengekspos kemiskinan, maka yang diteliti adalah bagaimana interprestasi makna dan sudut pandang penonton “Orang Pinggiran” mengenai tema dalam program tersebut yang mengandung unsur sosial ekonomi kebawah.
2.2.2.1
Jenis-jenis Persepsi Jenis-jenis persepsi pada manusia sebenarnya terbagi dua, yaitu persepsi terhadap objek(lingkungan fisik) dan persepsi terhadap manusia (persepsi sosial). Dan menurut Mulyana kedua
43 jenis persepsi tersebut mempunyai perbedaan,perbedaan tersebut mencakup (Mulyana, 2001, pp. 171 - 172).
1.
Persepsi terhadap Objek (Lingkungan Fisik) Persepsi lingkungan fisik merupakan proses penafsiran terhadap obyek-obyek tidak bernyawa yang ada disekitar lingkungan kita. Terkadang dalam mempersepsikannya lingkungan fisik, kita melakukan kekeliruan, karena indera kita terkadang menipu kita, itulah yang disebut ilusi. Persepsi terhadap obyek ini juga dipengaruhi oleh beberapa faktor : latar belakang pengalaman, latar belakang budaya, latar belakang psikologis, latar belakang nilai, keyakinan dan harapan, dan yang terakhir adalah kondisi faktual alat-alat indera.
2.
Persepsi Terhadap Manusia (Persepsi Sosial) Persepsi sosial adalah proses menangkap arti objek-objek sosial dan kejadian – kejadian yang kita lihat alami dalam lingkungan kita. Oleh karena manusia bersifat emosional, sehinggan penilaian terhadap orang akan mengandung resiko. Persepsi saya terhadap anda mempengaruhi persepsi anda terhadap saya, dan pada gilirannya persepsianda terhadap saya juga akan mempengaruhi persepsi saya terhadap anda,dan begitu seterusnya, setiap orang mempunyai gambaran berbeda mengenai realitas disekelilingnya.
44 Karena setiap orang mempunyai persepsi berbeda terhadap lingkungan sosialnya.
2.3
Kerangka Berpikir Teori-teori yang dijadikan landasan pada kerangka teori harus dapat
menghasilkan beberapa konsep yang disebut dengan kerangka konsep. Kerangka konsep dapat diartikan sebagai hasil pemikiran rasional
yang bersifat kritis dalam
memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai. Konsep – konsep yang telah diungkapkan dalam landasan teoritis harus dapat di operasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi dua variabel yaitu persepsi terhadap manusia dan persepsi terhadap objek.
Peneliti mengelompokkan indikator-indikator yang akan diuji dalam penelitian ini ke dalam enam dimensi, yaitu dimensi talent, cerita, pemilihan lokasi, kostum, pemilihan/editing gambar, backsound. Pembatasan konsep dalam penelitian ini tidak saja untuk menghindari salah maksud dalam memahami konsep penelitian dalam membatasi penelitian, tetapi batasan konsep diperlukan untuk menjabarkan variabel penelitian maupun indikator penelitian. Variabel dalam penelitian ini: 1) Persepsi Warga Rt.001/Rw.09 Kebon Jeruk Jakarta Barat dan Warga Rt.005/Rw.08 Duri Kepa Jakarta Barat
45 2.3.1
Model teoritis Variabel-variabel yang telah dikelompokan ke dalam kerangka konsep,
maka dibentuk suatu model teoritis:
Persepsi Terhadap
Program Orang Pinggiran 1. Talent
Manusia Program Orang Pinggiran 1. Cerita 2. Pemilihan Lokasi
Persepsi Terhadap
3. Kostum 4. Pemilihan/Editing Gambar
Obyek 5.Backsound
2.4
Operasionalisasi Konsep Operasional variabel yang digunakan terbagi menjadi dua, yang pertama adalah
Variabel Independent (variabel pengaruh/bebas) (X) sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, anteceden. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen(terikat). (Sugiyono, 2009, hal. 21). Variabel bebas
46 yang termasuk dalam program “Orang Pinggiran” adalah cerita, talent ,dan pemilihan lokasi. Variabel yang kedua adalah Variabel Dependent (Variabel terikat) (Y) : sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. (Sugiyono, 2009, hal. 39)
Pada penelitian ini ada beberapa hal yang perlu diukur dan masing-masing variabel melalui sejumlah indikator dalam bentuk pertanyaan kepada responden. Berikut peneliti lampirkan bagan operasional konsep sebagai instrument pengukur indikator variabel yang akan diteliti. Tabel 2.1 Operasional Konsep
Variabel
Dimensi
Indikator 1. Talent berstatus sosial menengah kebawah 2. Talent berpenampilan
Persepsi terhadap manusia
sederhana Talent
3. Talent dapat menceritakan kisah kehidupannya dengan baik dan jelas kepada penonton
Pengukuran
47 4. Talent bisa atau mampu memperlihatkan kegiatan kesehariannya
Skala Likert Interval 5 = Sangat Setuju 4 = Setuju
1. cerita yang mengangkat
Cerita
kisah mengenai status sosial
2 = Tidak Setuju
seseorang
1 = Sangat Tidak
2. Informasi yang diberikan bermanfaat
Persepsi
3. cerita yang lebih dominan
Terhadap
mengarah kepada rasa
Obyek
empati dan simpati
1. lokasi shooting selalu menampilkan kondis kemiskinan yang ada di Pemilihan Lokasi
sebuah daerah 2.
lokasi shooting selalu memperlihatkan kesenjangan
3.
3 = Ragu – ragu
lokasi shooting selalu berada di daerah terpencil
Setuju
48 1. kostum yang digunakan talent kumuh dan Kostum
memperlihatkan kemisikinan si talent 2. kostum talent lebih cenderung menggambarkan keadaan si talent 3. kostum yang talen t pakai merupakan pakaian sehari-hari yang digunakan
1. menampilkan efek-efek yang mendukung situasi pada setiap Persepsi
frame nya
Terhadap
2. wajah closeup dari talent
Obyek
yang hidup dalam kemiskinan Pemilihan / editing gambar
selalu diperlihatkan 3. Beckground tempat tinggal talent
menjadi
paling
sering
gambarnya
lokasi
yang
di
ambil
49 1. backsound music yang bisa menghidupkan
suasana
dan
relatif kepada jenis musik yang Backsound
sendu
Persepsi
2. setiap adegan tertentu diiringi
Terhadap
backsound music yang dramatis
Obyek
dan mengharukan 3.Backsound yang digunakan membuat
penonton
yang
melihat lebih merasa empati menyaksikan program tersebut