BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Internet 2.1.1.1 Pengertian Internet Menurut Ebert dan Griffin (2009, p185), internet adalah sebuah sistem raksasa pada komputer-komputer yang saling berhubungan, lebih dari 100 juta komputer di lebih dari 100 negara yang kita ketahui sekarang. Menurut Hang et al. (2005, p106), internet adalah jaringan komputer yang sangat luas, yang menghubungkan jutaan orang di seluruh dunia. Sekolah, bisnis, agen pemerintah, dan lembaga lainnya yang terhubung dalam jaringan mereka sendiri ke internet, membuat jaringan yang sangat besar dari jaringan-jaringan komputer yang terhubung. Menurut Kotler dan Armstrong (2008, p24), internet adalah jaringan global dari jaringan-jaringan komputer yang luas dan berkembang tanpa adanya manajemen atau kepemilikan terpusat. Saat ini, internet menghubungkan individu dan perusahaan satu sama lain dengan informasi di seluruh dunia. Internet menyediakan koneksi ke informasi, hiburan, dan komunikasi kapanpun, di manapun. Perusahaan menggunakan internet untuk membangun hubungan yang lebih baik dengan pelanggan dan rekan bisnis, serta untuk mendistribusikan dan menjual produk-produk mereka dengan lebih efektif dan efisien. 2.1.2 E-Business 2.1.2.1 Pengertian E-Business Menurut schneider (2011,p4), e-business adalah perdagangan elektronik (atau ecommerce) dalam arti luas, yaitu mencakup banyak kegiatan lainnya, seperti perdagangan bisnis dengan bisnis lain dan proses internal yang digunakan perusahaan untuk mendukung pembelian mereka, menjual, menyewa, perencanaan, dan kegiatan lainnya.
6
7
2.2 Teori-teori Khusus yang Berhubungan dengan Topik yang Dibahas 2.2.1 Pengertian E-Commerce E-commerce merupakan suatu proses pembelian, penjualan, pengiriman, atau pertukaran produk, jasa, atau informasi melalui jaringan komputer, termasuk di dalamnya pengguna internet (Rainer & Turban, 2009, p.168). Selain itu terdapat 2 jurnal yang memperkuat bahwa ecommerce dibutuhkan dalam bisnis. Menurut Husayati Hussin & Rafidah Mohamad Noor(2005) Hasil dari studi kasus yang telah dijalankan menyatakan bahwa UKM(usaha kecil menengah) yang memiliki CEO/Manajer yang mempresepsikan e-commerce bisa menawarkan keuntungan yang lebih apabila mengadopsi sistem e-commerce. Sebagai tambahan, CEO dengan pengetahuan IT dan memiliki keterampilan lebih menghargai dan memahami hal positif pada teknologi e-commerce. Ini berarti bahwa dalam rangka mendorong tingkat tingkat pemakaian e-commerce yang lebih tinggi kepada UKM, pemerintah atau otoritas yang relevan harus fokus pada pengembangan ilmu pengetahuan dan program-program pelatihan bagi para CEO. Menurut Mehdi Fasanghari Farzad Habibipour Roudsari (2008, p.164-168) sebuah perusahaan dengan tingkat kepuasan yang akan tinggi memegang pelanggan setia bahkan pada harga yang lebih tinggi dibanding saingannya dan lebih baik beradaptasi dengan pasar dengan teknologi, produk, dan layanan.
8
2.2.2 Strategi E-Commerce Dalam pengembangannya E-commerce hanya merupakan jual-beli yang di lakukan dengan menggunakkan media internet. Tetapi dalam pengembangannya Chaffey membuat pemahaman strategi yang baru bernama generic strategy proses model.
(Sumber : Dave Chaffey,2011,p248) Gambar 2.1 Generic Strategy Process Model
9
Dalam bahasannya Chaffey mengembangkan strateginya menjadi 4 tahapan. Dimana terdapat panah di sebelah kiri dan kanan yang digunakan untuk kembali ketahap sebelumnya atau lanjut ketahap sesudahnya. Jadi dengan menggunakkan strategi ini perusahaan dapat lebih kritis dalam mengambil keputusan.
2.2.2.1 Strategi Analiysis
(Sumber : Dave Chaffey,2011,p251) Gambar 2.2 Strategic Situation Analysis untuk E-Business Strategi analisis atau situasi analisis melibatkan antara lain: •
Sumber daya internal dan proses dari perusahaan untuk menilai kemampuan ebusiness dan hasil sampai saat ini dalam konteks peninjauan kegiatannya di pasar
10
•
Lingkungan kompetitif langsung , termasuk permintaan dan perilaku pelanggan, aktivitas pesaing, struktur pasar dan hubungan dengan pemasok, mitra dan perantara.
•
Lingkungan yang lebih luas di mana perusahaan beroperasi, termasuk
faktor
sosial hukum, ekonomi dan politik.
Tahap pengembangan model e-business Stage Model berguna dalam meninjau bagaimana kelanjutan perusahaan dalam penggunaan sumber daya teknologi informasi dan komunikasi untuk mendukung prosesprosesnya. Stage model secara tradisional telah populer dalam analisis penerapan sistem informasi bisnis dalam sebuah organisasi(Chaffey,2011,p251). Sell-side e-commerce pada Chaffey et al. (2009) •
Tingkat 0: Tidak ada website atau kehadiran di web.
•
Tingkat 1: Keberadaan web bersifat mendasar. Perusahaan hanya mengambil domain untuk websitenya. Masih tidak memiliki tampilan website di tahap ini.
•
Tingkat 2: website hanya menyediakan informasi sederhana. Berisi dasar dari perusahaan dan informasi produk, kadang-kadang disebut sebagai 'brochureware'.
•
Tingkat 3: website interaktif sederhana. Pengguna dapat mencari situs dan membuat query untuk mendapatkan informasi. Tahapan ini juga didukung oleh pertanyaan menggunakan e-mail .
•
Tingkat 4: website Interaktif mendukung transaksi dengan pengguna. Fungsi yang ditawarkan akan bervariasi sesuai dengan perusahaan tetapi biasanya mereka akan terbatas pada pembelian secara online.
11
•
Tingkat 5: website yang sudah sepenuhnya interaktif yang mendukung proses pembelian secara keseluruhan. Menyediakan hubungan pemasaran dengan pelanggan individu dan memfasilitasi berbagai pertukaran pemasaran.
Buy-side-e-commerce, •
Tingkat I: Tidak ada penggunaan website untuk mendapatkan sumber produk dan tidak ada integrasi elektronik dengan pemasok.
•
Tingkat II: Ulasan dan seleksi dari pemasok saingan menggunakan situs perantara, pertukaran B2B dengan website pemasok. Pesanan ditempatkan dengan cara konvensional.
•
Tingkat III: Pesanan ditempatkan secara elektronik melalui EDI, melalui situs perantara, tukar menukar atau website pemasok. Tidak ada integrasi antara sistem organisasi dan sistem pemasok. Diperlukan perintah ke dalam pembelian stok atau sistem akuntansi sederhana.
•
Tingkat IV: Pesanan ditempatkan secara elektronik dengan integrasi sistem pembelian stok perusahaan.
•
Tingkat V: Pesanan ditempatkan secara elektronik yang integrasi penuh, perencanaan manufaktur pembelian stok perusahaan dan sistem yang menkontrol stok.
12
2.2.2.1.1 External Environment 2.2.2.1.1.1 PESTLE Analysis Analisis SLEPT(PESTLE), yang kadang-kadang disebut sebagai analisis PEST adalah sebuah konsep dalam prinsip-prinsip pemasaran. Selain itu, konsep ini digunakan sebagai alat oleh perusahaan di seluruh dunia untuk melacak
lingkungan mereka beroperasi atau
untuk
merencanakan peluncuran proyek baru, produk, jasa, dan lain-lain. SLEPT adalah sebuah singkatan yang menunjukkan S untuk Bidang Sosial (Social)
L
untuk
Ekonomi(Economical),
Hukum(Legal P
untuk
and
Ethical),E
Politik(Political),
dan
untuk T
untuk
Teknologi(Technological)(Chaffey,2009,p193). Ini memberikan pandangan sekilas dari seluruh lingkungan dari berbagai sudut untuk memeriksa dan memamtau sehingga dapat merenungkan sebuah ide atau rencana. 1. Sosial: pengaruh dari presepsi konsumen dalam menentukan pemakaian sebuah produk 2. Hukum & Etika: menentukan metode dengan cara menetapkan produk yang
dapat
dipromosikan
dan
dijual
secara
online
dengan
mengatasnamakan masyarakat dan melindungi hak dan privasi dari seorang individual 3. Ekonomi: pengaruh dari kinerja ekonomi dari sebuah negara dalam perdagangan internasional sehingga mempengaruhi bursa efek. 4. Politik: Pemerintah dan organisasi antar bangsa mempunyai peranan penting dalam pengadaptasian dan kontrol dari sebuah internet yang memiliki penerapan hukum dan dikendalikan oleh pemerintah 5. Teknologi: Perubahan pada teknologi yang memberikan peluang baru untuk pemasaran produk dengan cara baru
13
2.2.2.1.2 Internal Resources 2.2.2.1.2.1 Resource Analysis Analisa sumber daya untuk e-business terutama berkaitan dengan kemampuan e-business, yaitu sejauh mana perusahaan memiliki tempat sumber daya teknologi, infrastruktur aplikasi, keuangan dan sumber daya manusia yang tepat untuk mendukungnya. Sumber daya ini harus dimanfaatkan bersama-sama untuk memberikan proses bisnis yang efisien(Chaffey,2011,p255). Analisis sumber daya juga akan mempertimbangkan dua faktor: 1. Sumber daya manusia. Untuk mengambil keuntungan dari peluang yang diidentifikasi dalam analisis strategis sumber daya yang tepat harus tersedia untuk memberikan solusi e-business. 2. Sumber daya keuangan. Menilai sumber daya keuangan untuk sistem informasi biasanya dilakukan sebagai bagian dari penilaian investasi dan penganggaran untuk peningkatan sistem baru.
2.2.2.1.2.2 SWOT Analysis Analisis SWOT menurut chaffey (2011,p254) adalah alat yang relatif sederhana namun
kuat
yang dapat
membantu
organisasi
menganalisis sumber daya internal mereka dalam hal kekuatan dan kelemahan dan mencocokkan mereka terhadap lingkungan eksternal dalam hal peluang dan ancaman. Analisis SWOT adalah nilai terbesar bila digunakan tidak hanya untuk menganalisis situasi saat ini, tetapi juga sebagai alat untuk merumuskan strategi. Hal ini berguna apabila kekuatan, kelemahan,
peluang
dan
ancaman
telah
terdaftar
kemudian
menggabungkan mereka. Hal ini dapat digunakan untuk mengembangkan
14
strategi untuk melawan ancaman dan mengambil keuntungan dari peluang, kemudian dibangun ke dalam sistem yang dibangun.
(Sumber : Dave Chaffey,2011,p255) Gambar 2.3 Contoh Analisa SWOT
2.2.2.1.2.3 Demand Analysis Faktor utama yang mendorong tujuan strategi E-Business adalah tingkatan pada saat ini dan proyeksi masa depan mengenai pelanggan, mitra, akses internal dan penggunaan berbagai jenis jasa e-commerce. Salah satu faktor eksternal utama direferensikan oleh Perrott (2005), analisis permintaan adalah kegiatan utama dalam memproduksi rencana EMarketing yang akan menjadi penyangga ke dalam strategi E-Business (Chaffey,2011,p257).
15
2.2.2.2 Strategy Definition
(Sumber : Dave Chaffey,2011,p275) Gambar 2.4 Strategy Definition untuk E-Business Sebuah strategi dibuat berdasarkan dari visi dan tujuan sehingga hal tersebut perlu ditinjau ulang dan direvisi. Ketika melihat kembali pilihan – pilihan yang ada pada strategi ebusiness terdapat jajaran strategi yang mungkin dapat digunakan dan alternatif – alternatif yang perlu dievaluasi kembali (Chaffey,2011,p275). •
Keputusan 1: E-Business channel priorities
Strategi e-business harus diarahkan sesuai dengan prioritas sasaran strategis yang berbeda. •
Keputusan 2: Market and product development
Memutuskan di mana target pasar lewat media digital untuk memberikan nilai kepada target merupakan kunci dari pertimbangan strategis. Manajer dari e-business harus
16
memutuskan apakah perlu menggunakan teknologi baru untuk mengubah ruang lingkup bisnis mereka untuk mengatasi pasar baru dan produk baru atau tidak. •
Keputusan 3: Positioning and differentiation strategies
Setelah segmen target telah diidentifikasi, organisasi perlu menentukan cara terbaik untuk penempatan layanan online mereka yang bersifat relatif sesuai dengan pesaing menurut empat variabel utama: kualitas produk, kualitas layanan, harga dan waktu pengerjaan. •
Keputusan 4: Business and revenue models
Aspek lebih lanjut dari pemformulasian strategi berbasis internet berhubungan erat dengan pilihan pengembangan produk merupakan reka ulang mengenai peluang bisnis baru dan model pendapatan. Dengan secara terus-menerus melihat kembali inovasi pada layanan yang diberikan dapat meningkatkan kualitas dari pengalaman yang ditawarkan perusahaan. •
Keputusan 5: Marketplace restructuring
Tinjauan ulang diperlukan karena adanya komunikasi menggunakan media elektronik. Hal menawarkan peluang untuk strukturalisasi pasar yang baru lewat pihak ketiga .
17
2.2.2.3 Strategy Implementation
(Sumber : Dave Chaffey,2011,p292) Gambar 2.5 Strategy Implementation untuk E-Business Strategy implementation mencakup semua taktik yang digunakan untuk menggapai tujuan perusahaan. Termasuk di dalamnya Planning and change management dan E-business analysis and design.
18
2.2.3 ERD (Entity Relationship Diagram)
Menurut Connoly (2010,p371) ERD adalah pendekatan dalam database yang dimulai dengan mengindentifikasi data penting yang dinamakan entitas dan relasi antar data yang ditampilkan dalam model, detil informasi pada entitas dan relasi adalah attributes. Terdapat 4 komponen ERD, yaitu :
a. Entity Entitas (entity) adalah model individu dalam basis data yang mewakili sesuatu yang nyata. Misalnya, pelanggan, pengguna, pekerja, dan lain-lain. Himpunan pelanggan merupakan himpunan entitas.
b. Attribute Atribut (attribute) adalah karakteristik atau properti yang mendeskripsikan sebuah entitas. Misalnya, pelanggan mempunya atribut : id_pelanggan, nama_pelanggan, alamat_pelanggan.
c. Relationship Relasi menunjukkan hubungan antara himpunan entitas yang satu dengan himpunan entitas yang lain.
d. Key Key merupakan sebuah atribut yang unik, tidak ada 2 entitas yang memiliki key yang sama dalam sebuah himpunan entitas.
19
2.2.4 User Interface Menurut Ben Shneiderman (2004, p174) Antarmuka pemakai (User Interface) merupakan mekanisme komunikasi antara pengguna (user) dengan sistem. Antarmuka pemakai (User Interface) dapat menerima informasi dari pengguna (user) dan memberikan informasi kepada pengguna (user) untuk membantu mengarahkan alur penelusuran masalah sampai ditemukan suatu solusi. Interface, berfungsi untuk memasukan pengetahuan baru ke dalam basis pengetahuan sistem pakar (ES), menampilkan penjelasan sistem dan memberikan panduan pemakaian sistem secara menyeluruh dan bertahap sehingga user mengerti apa yang akan dilakukan terhadap suatu sistem. Yang terpenting dalam membangun user interface adalah kemudahan dalam memakai/menjalankan sistem, interaktif, komunikatif, sedangkan kesulitan dalam mengembangkan/membangun suatu program jangan terlalu diperlihatkan.
2.2.5 Site Map Menurut Chaffey(2011,p608) pembuatan sebuah informasi arsitektur melibatkan perencanaan untuk mengelompokan informasi – informasi. Hal tersebut melibatkan pembuatan struktur situs yang biasanya sering disebut Site Map. Perencanaan informasi arsitektur merupakan hal yang penting untuk website berskala besar termasuk produk berskala besar dokumentasi yang mendukung. Keuntungan dari pembuatan informasi arsitektur meliputi: •
Struktur yang terdefinisi dan pengkategorian informasi akan mendukung pengguna dan organisasi
•
Untuk membantu meningkatkan aliran akses yang berjalan pada website.
•
Optimalisasi pada Search Engine
•
Konten terkait dapat dikelompokan untuk mengukur efektivitas dari sebuah situs web sebagai bagian dari desain untuk analisis
20
2.2.6 Use Case Diagram Use Case Diagram adalah salah satu diagram dalam UML yang terdiri dari actor dan use case yang menunjukkan tanggung jawab actor untuk tiap use case serta interaksi actor dengan system (Satzinger et all, 2005, p215).
Gambar 2.6 Contoh Use Case Diagram
21
2.2.7
Use Case Description Use Case Description Mendeskripsikan actor yang berinteraksi dengan sistem komputer selangkah demi selangkah untuk menyelesaikan aktivitas bisnis. (Satzinger et all, 2005, p220). Use Case Description dibagi menjadi 3 jenis tingkatan : 1. Brief Description Brief Description digunakan untuk Use Case yang sangat sederhana (Simple Use Case),
terutama ketika sistem yang akan dikembangkan juga kecil.
Simple Use Case biasanya akan memiliki scenario tunggal dan Exception Condition yang sangat sedikit jika ada.
Gambar 2.7 Contoh Use Case Brief Description
2. Intermediate Description Intermediate Description memperluas penjelasan yang ada pada Brief Description untuk memasukkan aliran internal kegiatan untuk Use Case, jika ada beberapa skenario, maka setiap aliran kegiatan akan dijelaskan secara individual.
22
Gambar 2.8 Contoh Use Case Intermediate Description
3. Fully Developed Description Fully Developed Description memperjelas lebih dalam lagi semua kegiatan yang ada pada Intermediate Description.
Gambar 2.9 Contoh Use Case Fully Developed Description