9
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum Untuk menganalisis dan merancang sistem basis data administrasi dalam suatu sistem diperlukan beberapa pertimbangan yang didasari oleh berbagai landasan teori yang dikenal secara umum. Beberapa landasan teori umum tersebut dapat diuraikan seperti dibawah ini.
2.1.1 Data Data adalah komponen yang paling penting dalam DBMS, berasal dari sudut pandang end-user. Data bertindak sebagai jembatan yang menghubungkan antara mesin dengan pengguna (Connolly, 2005, p20).
2.1.2 Basis Data Basis Data adalah sekumpulan data yang terhubung Secara logical, dan deskripsi dari data tersebut, yang dapat digunakan oleh banyak user, dan dibentuk untuk dapat menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh organisasi (Connolly, 2005,p15).
2.1.3 Database Language 2.1.3.1 Data Definition Language (DDL) DDL adalah sebuah deskripsi bahasa yang memungkinkan seorang Database Administrator (DBA) ataupun seorang pemakai untuk
10
menjabarkan dan memberi nama suatu entitas yang dibutuhkan untuk suatu aplikasi dan hubungan yang mungkin berada diantara entitas-entitas yang berbeda (Connolly dan Begg, 2005, p40).
2.1.3.2 Data Manipulation Language (DML) DML adalah suatu bahasa yang menyediakan sekumpulan operasi yang mendukung suatu basis data untuk memanipulasi operasi pada data yang berada dalam basis data (Connolly, 2005, p41). Manipulasi data dapat berupa menyisipkan, merubah, dan pencarian data dalam suatu basis data yang memungkinkan untuk membuat suatu data akses yang lebih efisien.
2.1.4 Entity Relationship Modelling (ER Modelling) 2.1.4.1 Entity Types Konsep dasar dari Model ER adalah entity types adalah kumpulan dari objek-objek dengan sifat (property) yang sama, yang diidentifikasi oleh
perusahaan
yang
mempunyai
eksistensi
yang
independen.
Keberadaannya dapat berupa fisik maupun abstrak (Connolly, 2005, p343). Entity occurence adalah pengidentifikasian objek yang unik dari sebuah tipe entitas. Setiap entitas diidentifikasikan dan disertakan propertinya (Connolly, 2005, p345). 2.1.4.2 Relationship Types Relationship
type
adalah
kumpulan
keterhubungan
yang
mempunyai arti (meaningful associations) antara tipe entitas yang ada.
11
Relationship occurrence adalah keterhubungan yang diidentifikasi secara unik yang meliputi keberadaan tiap tipe entitas yang berpartisipasi (Connolly, 2005, p346).
2.1.4.3 Atribut Atribut adalah sifat tertentu dari jenis entitas yang memiliki tipe yang bisa digambarkan oleh staffNO, posisi nama dan atribut gaji. Atribut memegang nilai-nilai jenis hubungan yang mengaitkan entitas (Connolly, 2005, p350). Pada atribut ini meliputi :
a. Key adalah atribut yang digunakan untuk menentukan suatu entity secara unik. b. Atribut Simple adalah atribut yang bernilai tunggal. c. Atribut Multivalue adalah atribut yang memiliki sekelompok nilai untuk
setiap instan entity.
d. Atribut Composite adalah Suatu atribut yang terdiri dari beberapa atribut yang lebih kecil yang mempunyai arti tertentu. e. Atribut Derivatif adalah Suatu atribut yang dihasilkan dari atribut yang lain.
2.1.4.4 Structural Constraint
Batasan utama pada relationship disebut multiplicity, yaitu jumlah (atau range) dari kejadian yang mungkin terjadi pada suatu entitas yang
12
terhubung ke satu kejadian dari entitas lain yang berhubungan melalui suatu relationship (Connolly, 2005, p356). Relationship yang paling umum adalah binary relationship. Macam-macam binary relationship, yaitu: 1. one-to-one (1:1) 2. one-to-many (1:*) 3. many-to-many (*:*)
2.1.4.5 Cardinality and Participation Constraint Cardinality adalah suatu angka minimum atau maksimum dari kejadian satu entitas yang mungkin hubungan dengan kejadian entitas yang lainnya. Karena semua relationship adalah dua arah, cardinality harus didefinisikan dalam dua arah untuk setiap relationship (Connolly, 2005, p363). Pada Gambar 2.1 terdapat gambar-gambar notasi cardinality. Constraint terhadap kardinalitas dapat digambar baik dengan (→), untuk “one,” atau garis tanpa arah (—), untuk “many,” antara himpunan relasi dan himpunan entitas.
13
Gambar 2.1 Contoh Notasi Cardinality (Sumber : Whitten, 2007, p299)
14
2.1.5 Database System Development Lifecycle Database system adalah komponen dasar dari sistem infomasi organisasi yang lebih besar dan luas. Siklus sistem basis data diperlukan tahapan - tahapan terstruktur yang harus diikuti yang dinamakan dengan Siklus Hidup Aplikasi Basis Data (Connolly, 2005, p283).
G a m Gambar 2.2 Contoh Database Application Life Cycle (Sumber : Connolly, 2005, p284)
15
2.1.5.1 Perencanaan Basis Data (Database Planning) Perencanaan basis data merupakan kegiatan manajemen yang memungkinkan tahapan dari siklus hidup sistem database pengembangan untuk direalisasikan seefisien dan seefektif mungkin (Connolly, 2005, p285). Perencanaan database harus terintegrasi dengan keseluruhan IS (information system) strategi organisasi. ada tiga isu utama yang terlibat dalam merumuskan sebuah strategi IS (information system), yaitu:
1. Identifikasi rencana perusahaan dan tujuan dengan penentuan berikutnya dari sistem informasi perlu. 2. Evaluasi sistem informasi saat ini untuk menentukan kekuatan dan kelemahan yang ada: 3. Information technology appraisal merupakan peluang yang mungkin menghasilkan keunggulan kompetitif.
2.1.5.2 Pendefinisian Sistem (System Definition) Pendefinisian sistem (System Definition) menggambarkan ruang lingkup dan batasan aplikasi basis data dan pandangan pengguna (user view) (Connolly, 2005, p286). Hal ini sangat penting dilakukan dalam proses perancangan basis data agar lebih terfokus pada proyek basisdata yang dibuat. Pandangan diperlukan untuk mengidentifikasi informasi-informasi yang dibutuhkan oleh pengguna. Pandangan pengguna menggambarkan apa yang dibutuhkan oleh aplikasi basis data dari sudut pandang jabatan tertentu,
16
seperti manajer atau pengawas, maupun dari sudut pandang area aplikasi perusahaan, pengawasan persediaan, dalam seperti pemasaran,
personalia,
atau hubungannya dengan data yang akan disimpan dan transaksi yang akan dijalankan terhadap data itu (Connolly dan Begg, 2005, p275).
2.1.5.3 Pengumpulan dan Analisis Kebutuhan (Requirements Collection and Analysis) Pengumpulan dan analisis kebutuhan merupakan proses pengumpulan dan analisis informasi mengenai bagian organisasi yang akan didukung oleh aplikasi basis data dan menggunakan informasi tersebut untuk identifikasi kebutuhan pengguna akan sistem yang baru (Connolly, 2005, p288). Informasi dikumpulkan untuk setiap user view utama, meliputi: 1. Deskripsi data yang digunakan atau dihasilkan. 2. Detail mengenai bagaimana data digunakan atau dihasilkan. 3. Beberapa kebutuhan tambahan untuk aplikasi basis data yang baru. Informasi dianalisis untuk identifikasi kebutuhan agar disertakan dalam aplikasi basis data yang baru, meliputi 1. Pendekatan Terpusat (Centralized Approach) Kebutuhan untuk setiap user view digabungkan menjadi sekumpulan kebutuhan tunggal untuk sistem basis data baru. Sebuah global data model dibuat berdasarkan atas penggabungan kebutuhan (dimana merepresentasikan seluruh user view) (Connolly, 2005, p289).
17
2.1.5.4 Perancangan Basis Data (Database Design) Perancangan basis data merupakan suatu proses pembuatan sebuah desain basis data yang akan mendukung tujuan dan operasi suatu enterprise (Connolly, 2005, p291). Tujuan utamanya adalah : 1.
Merepresentasikan data dan relationship antar data yang dibutuhkan seluruh area aplikasi utama dan user group
2.
Menyediakan model data yang mendukung segala transaksi yang diperlukan pada data.
3.
Menspesifikasikan desain minimal yang secara tepat disusun untuk memenuhi kebutuhan performa yang ditetapkan pada sistem.
2.1.5.4.1 Perancangan Konseptual (Conceptual Design) Perancangan basis data konseptual adalah proses pembuatan suatu model dari data yang digunakan dalam suatu organisasi, yang tidak tergantung pada segala pertimbangan fisikal (Connolly, 2005, p439). Langkah pertama : Membuat model data konseptual. Bertujuan untuk memecah rancangan menjadi tugas-tugas yang dapat diatur dengan memeriksa sudut pandang yang berbeda dari pengguna di dalam suatu organisasi. Pada tahap membuat model data konseptual lokal, langkahlangkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
18
a. Mengidentifikasi tipe entitas Bertujuan untuk menentukan tipe entitas utama yang dibutuhkan. Menentukan entitas dapat dilakukan dengan memeriksa user’s requirements specifications. Setelah terdefinisi, entitas diberikan nama yang tepat dan jelas, misal mahasiswa, dosen, atau mata kuliah. b. Mengidentifikasi tipe relasi atau hubungan Bertujuan untuk mengidentifikasi suatu relationship yang penting yang ada antar entitas yang telah diidentifikasi. Nama dari suatu relationship menggunakan kata kerja ( verb ), misal mempelajari, memiliki, mempunyai, dan lain - lain. c. Mengidentifikasi dan menghubungkan atribut dengan tipe entitas atau relationship Bertujuan untuk menghubungkan atribut dengan entitas atau relationship yang tepat. Atribut yang dimiliki setiap entitas atau relationship memiliki identitas atau karakteristik yang sesuai dengan memperhatikan atribut berikut: simple attribute, composite attribute, single-valued attribute, multivalued attribute dan derived attribute. d. Menentukan domain atribut Bertujuan untuk menentukan domain atribut pada model data konseptual.
19
e. Menentukan atribut candidate key dan primary key Bertujuan untuk mengidentifikasi candidate key pada setiap entitas dan memilih primary key jika ada lebih dari satu candidate key. Pemilihan primary key didasari pada panjang dari atribut dan keunikan key di masa datang. f. Mempertimbangkan penggunaan Enhance Modelling Concepts (opsional) Pada langkah ini bertujuan untuk menentukan specialization, generalization, aggregation, composition. Di mana masing-masing pendekatan dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan yang ada. Specialization adalah
proses memaksimalkan perbedaan
antara
anggota-anggota dari sebuah entitas dengan mengidentifikasikan fitur yang membedakannya (Connolly, 2005, p374). Generalization adalah proses
meminimalkan
mengidentifikasikan
fitur
perbedaan umumnya
antar
entitas
(Connolly,
2005,
dengan p375).
Aggregation merepresentasikan sebuah hubungan has-a atau is-part-of antara tipe entitas, di mana salah satu di antaranya merepresentasikan sebagai whole dan yang lain merepresentasikan part (Connolly, 2005, p383).
20
g. Mengecek model untuk redudansi Bertujuan untuk memeriksa conceptual model untuk menghindari dari adanya informasi yang redundan. Yang dilakukan pada langkah ini adalah : 1. Memeriksa kembali one-to-one relationship (1:1) Setelah entitas diidentifikasikan maka kemungkinan ada dua
entitas yang mewakili satu objek. Untuk itu, dua entitas
tersebut harus di-merger bersama. Dan jika primary key-nya berbeda maka harus dipilih salah satu dan yang lainnya dijadikan alternate key. 2. Menghilangkan relasi yang mengalami redundansi Untuk menekan jumlah model data, maka relationship data yang redundan harus dihilangkan. h. Melakukan validasi model konseptual lokal dengan transaksi pengguna Bertujuan untuk menjamin bahwa conceptual data model mendukung kebutuhan transaksi. Dengan menggunakan model yang telah divalidasi tersebut, dapat digunakan untuk melaksanakan operasi secara manual. Ada dua pendekatan yang mungkin untuk menjamin bahwa local conceptual data model mendukung kebutuhan transaksi, yaitu :
21
1. Mendeskripsikan Transaksi Memeriksa seluruh informasi (entities, relationship, dan attribute) yang diperlukan pada setiap transaksi yang disediakan
oleh
model
dengan
mendokumentasikan
penggambaran dari tiap kebutuhan transaksi. 2. Menggunakan Transaksi Pathways Pendekatan kedua, untuk memvalidasi data model dengan keperluan transaksi yang melibatkan diagram yang mewakili pathways diambil dari tiap transaksi secara langsung yang terdapat pada E-R diagram. E-R diagram dapat menyatakan keseluruhan struktur logikal dari basis data dengan menggunakan bagan (Silberschatz, 2002, p42). i. Meninjau kembali model data konseptual dengan pengguna. Bertujuan untuk melihat kembali conceptual model dan memastikan bahwa data model tersebut sudah benar.
2.1.5.4.2 Perancangan Logikal (Logical Design) Perancangan basis data logikal adalah proses pembuatan suatu model dari data yang digunakan di dalam suatu organisasi berdasarkan model data yang spesifik tetapi tidak tergantung pada suatu DBMS tertentu dan perangkat keras lainnya (Connolly, 2005, p439).
22
Langkah kedua : Membuat dan memvalidasi model data logika lokal untuk setiap view. Bertujuan untuk membuat model data logikal lokal dari model data konseptual lokal yang merepresentasikan pandangan khusus dari perusahaan dan memvalidasi model tersebut untuk menjamin kebenaran strukturnya (dengan menggunakan teknik normalisasi) dan menjamin bahwa model tersebut mendukung kebutuhan transaksi. Pada perancangan model data logikal langkah kedua, tahapantahapannya adalah:
a. Menurukan relasi untuk model data logikal
Tahapan ini bertujuan untuk membentuk relasi dari model data logikal untuk merepresentasikan relasi antar entitas dengan atribut yang telah diidentifikasikan. Cara-cara yang dapat dilakukan untuk mendapatkan relasi dari data model yang ada adalah sebagai berikut : tipe entitas kuat, tipe entitas lemah, relasi binary one to one, relasi binary one to many, relasi rekursif, tipe relasi superclass/subclass, relasi binary many-yo-many, tipe relasi kompleks, atribut multi-valued.
b. Validasi relasi-relasi menggunakan normalisasi
Normalisasi digunakan untuk meningkatkan model yang telah terbentuk agar duplikasi data yang tidak diperlukan dapat dihindari. Proses normalisasi terdiri dari UNF, 1NF, 2NF,3NF.
23
c. Validasi relasi-relasi dengan transaksi user
Memeriksa relasi yang telah mendukung transaksi bagi view, untuk sebelumnya apakah mendukung transaksi bagi view, untuk memastikan tidak ada kesalahan yang dibuat selama membuat relasirelasi. Validasi transaksi seperti ini sudah dilakukan pada tahap 1, namun dilakukan kembali untuk memeriksa relasi-relasi yang diciptakan pada rencangan logikal.
d. Memeriksa Integrity Constraint
Integrity constraint adalah batasan-batasan yang harus ditentukan untuk melindungi basis data agar tetap konsisten (Connolly, 2005, p474), Ada 6 tipe integrity constraint, yaitu :
1. Required data (Data atau nilai yang valid). 2. Batasan domain atribut. 3. Multiplicity. 4. Entity integrity. 5. Integritas referensial, adalah jika foreign key berisi sebuah nilai yang nilainya harus menunjukkan baris yang ada pada relasi induknya. 6. General Constraint.
24
e. Meninjau kembali model data logikal dengan user
Tahapan ini memastikan bahwa model data logikal lokal yang terbentuk merupakan representasi dari user view.
f. Menggabungkan model data logikal ke dalam model global (optional step)
Tahapan ini bertujuan untuk menggabungkan model data logikal ke dalam single global logical data model yang menampilkan semua user views dari basis data.
Langkah ini memiliki tiga tahapan, yaitu :
a. Menggabungkan model data logikal lokal ke dalam model global. b. Validasi model data logikal global. c. Memeriksa kembali model data logikal global dengan user.
g. Memeriksa perkembangan di masa depan
Tujuan dari langkah ini adalah untuk menentukan apakah ada perubahan yang berarti di masa depan dan untuk memperkirakan apakah model data logikal bisa mengakomodasi perubahan tersebut.
25
2.1.5.4.3 Perancangan Fisikal (Physical Design) Perancangan basis data fisikal adalah proses untuk menghasilkan suatu deskripsi pengimplementasian dari suatu basis data pada secondary storage, yang juga akan mendeskripsikan dasar dari suatu relasi, organisasi file, dan juga index yang digunakan untuk mencapai suatu efisiensi pengaksesan data dan batasan-batasan integritas serta ukuran keamanan (Connolly, 2005, p439). Langkah ketiga : Menerjemahkan model data logikal global untuk target DBMS. Bertujuan untuk menghasilkan skema basis data relasional dalam model data logikal global yang dapat diimplementasikan ke DBMS. Pada perancangan model fisikal langkah-langkahnya adalah : a. Merancang relasi dasar physical design. Dalam
memulai
merancang
diperlukan
untuk
mengumpulkan dan memahami informasi tentang relasi yang dihasilkan dari perancangan basis data logikal. Informasi yang penting bisa didapatkan dari kamus data dari DDL. b. Merancang representasi dari data yang diperoleh. Bertujuan untuk menentukan bagaimana setiap data yang diperoleh mewakili model data logikal global ke dalam DBMS.
26
c. Merancang batasan perusahaan. Pada langkah ini bertujuan untuk merancang batasan batasan yang ada pada perusahaan. Langkah keempat : Merancang organisasi file dan index. Bertujuan
untuk
menentukan
organisasi
file
yang
digunakan untuk penyimpanan dan menentukan indeks yang dibutuhkan untuk meningkatkan performa. Langkah-langkah dalam langkah keempat ini adalah: a. Menganalisis transaksi Bertujuan untuk memahami fungsi dari transaksi yang dijalankan pada basis data dan menganalisis transaksi yang penting. Kriteria kemampuan yang harus diidentifikasi dalam menganalisis transaksi adalah : 1. Transaksi dapat berjalan secara sering dan akan mempunyai dampak yang signifikan pada performa. 2. Transaksi yang kritis pada operasi dan bisnis. 3. Waktu selama sehari atau seminggu ketika akan ada permintaan yang tinggi pada saat basis data dibuat.
27
b. Memilih organisasi file. Bertujuan untuk menentukan organisasi file untuk setiap relasi dasar, jika DBMS yang digunakan memungkinkan. Dalam banyak kasus, DBMS mungkin tidak memberikan pilihan untuk memilih organisasi file. c. Memilih indeks. Bertujuan untuk meningkatkan performa dalam suatu sistem basis data. Salah satu pendekatan untuk memilih organisasi file yang cocok untuk relasi adalah untuk menyimpan tuples yang tidak
disimpan
dan
dibuat
sebanyak
secondary
indexes
sebagaimana diperlukan. Oleh karena itu, pilih atribut yang digunakan adalah : 1. Atribut yang sering digunakan untuk join operations untuk membuat lebih efisien. 2. Atribut yang sering dipesan untuk mengakses tuples pada suatu relasi di dalam urutan yang menunjukkan atribut. d. Memperkirakan kebutuhan kapasitas disk Bertujuan penyimpanan
untuk
yang
akan
memperkirakan diperlukan
jumlah
dalam
basis
ruang data.
Perkiraannya didasari pada ukuran setiap tabel dalam suatu relasi.
28
Contohnya, dalam lima tahun mendatang berapa kapasitas hard disk yang dibutuhkan untuk menampung data. Langkah kelima : Merancang user view. Bertujuan diidentifikasikan
untuk
merancang
selama
user
view
mengumpulkan
menganalisis langkah dalam siklus hidup aplikasi
yang
telah
kebutuhan
dan
basis
data.
Contohnya pada branch terdiri dari interface direktur dan manajer. Langkah keenam : Merancang keamanan. Dalam sebuah sistem basis data, keamanan adalah elemen yang sangat penting mengingat isi dari basis data berupa informasi yang sangat penting.
2.1.6 Database Management System (DBMS) DBMS adalah suatu sistem software yang memungkinkan user untuk mendefinisikan, menciptakan, memelihara, dan mengontrol akses ke basis data (Connolly, 2005, p16).
2.1.6.1 Keuntungan dan Kerugian DBMS Keuntungan DBMS (Connolly, 2005, p26), antara lain: 1. Kontrol terhadap pengulangan data. 2. Data yang konsisten. 3. Semakin banyak informasi yang didapat dari data yang sama.
29
4. Data yang dibagikan (sharing data). 5. Menambah integritas data. 6. Menambah keamanan data. 7. Penetapan standarisasi. 8. Pengurangan biaya. 9. Menyeimbangkan konflik kebutuhan. 10. Menambah pengaksesan data dan hasilnya. 11. Menambah produktivitas. 12. Menambah pemeliharaan data melalui independensi data. 13. Menambah konkurensi. 14. Menambah backup dan recovery. Kerugian DBMS (Connolly, 2005, p29), antara lain: 1. Kompleksitas. 2. Ukuran yang besar. 3. Biaya dari suatu DBMS. 4. Biaya penambahan perangkat keras. 5. Biaya konversi.
30
6. Kinerja. 7. Efek yang besar dari kegagalan. 2.1.7 Unified Modelling Language (UML) UML adalah seperangkat konvensi pemodelan yang digunakan untuk menentukan atau menggambarkan sebuah sistem perangkat lunak dalam hal objek (Whitten, 2007, p371). Model UML yang dipakai antara lain Use Case Diagram, Class Diagram, Activity Diagram, sequence Diagram. 2.1.7.1 Klasifikasi Diagram pada UML UML mempunyai beberapa atau sejumlah elemen grafis yang bisa
dikombinasikan
menjadi
diagram.
Diagram
tersebut
akan
menggambarkan atau mendokumentasikan beberapa aspek dari sebuah sistem. Abstraksi konsep dasar UML terdiri dari structural classification, dynamic behavior, dan model management. Berikut adalah diagram yang ada pada UML : 2.1.7.1.1 Use-Case Diagram Use Case Diagram adalah diagram yang menggambarkan interaksi antara sistem, sistem eksternal dan pengguna, secara grafis menggambarkan siapa yang akan menggunakan sistem dan dalam cara apa pengguna mengharapkan untuk berinteraksi dengan sistem. narasi use case digunakan untuk menyelesaikan tugas-tugas bisnis
31
tunggal (Whitten, 2007, p246). Pada
use case diagram terdapat
beberapa simbol yang biasa digunakan : = Aktor, menggambarkan user yang berperan
= System boundary
= Use case, merupakan even yang terjadi
= Association, penghubung antara aktor dan use case
Gambar 2.3 Contoh Simbol Use Case Diagram (Sumber : Whitten, 2007, p256)
32
Gambar 2.4 Contoh Use Case Diagram (Sumber : Whitten, 2007, p256)
33
2.1.7.1.2 Class Diagram Diagram kelas menggambarkan struktur objek sistem. Itu menunjukkan kelas obyek yang sistemnya terdiri dari hubungan antara kelas-kelas objek (Whitten, 2007 ,p382).
Gambar 2.5 Contoh Class Diagram (Sumber : Whitten, 2007, p406)
34
2.1.7.1.3 Sequence Diagram Sequence
Diagram
adalah
diagram
urutan
yang
menggambarkan grafis bagaimana objek berinteraksi satu sama lain melalui pesan dalam pelaksanaan kasus penggunaan atau operasi. ini menggambarkan bagaimana pesan dikirim dan diterima antara objek. (Whitten, 2007 ,p382).
Gambar 2.6 Contoh Sequence Diagram (Sumber : Whitten, 2007, p396)
35
2.1.7.1.4 Activity Diagram Activity
Diagram
adalah
diagram
aktifitas
yang
menggambarkan kegiatan aliran berurutan kasus penggunaan atau proses bussines juga dapat digunakan untuk logika model dengan system. (Whitten, 2007, p382).
Gambar 2.7 Contoh Activity Diagram (Sumber : Whitten, 2007, p392)
36
2.1.8 Interaksi Manusia dan Komputer Interaksi manusia dan komputer adalah adalah ilmu yang mempelajari bagaimana manusia berinteraksi dengan komputer dan pengaruh dari interaksi antara manusia dan komputer. Fokus dari interaksi manusia dan komputer adalah perancangan dan evaluasi antarmuka pemakai (user interface) (Shneiderman, Plaisant, 2005, p10). 2.1.8.1 Delapan Aturan Emas Perancangan User Interface
Ada delapan aturan emas yang digunakan dalam merancang antarmuka (Shneiderman, 2010, p88-p89), yaitu :
1. Berusaha untuk konsisten.
Dalam merancang antarmuka aturan ini yang paling sering dilanggar, konsistensi harus dijaga dalam melakukan tugas yang serupa dan juga dalam tampilan (penggunaan istilah, urutan aksi, warna, layout, menu, bantuan, jenis huruf, kapitalisasi, dan lain-lain. Dengan tampilan yang konsisten akan membantu user untuk merasa tetap berada dalam aplikasi yang sama walaupun telah berpindah halaman.
2. Memenuhi kegunaan yang universal.
Mengenali kebutuhan user yang beragam dan membuat desain fleksibel yang mendukung perubahan dalam konten. Dan juga perbedaan Novice-Expert, kecacatan fisik, umur, serta beragam teknologi masing-
37
masing merupakan syarat yang harus menjadi pertimbangan dalam desain.
3. Menawarkan umpan balik yang informatif.
Umpan balik (feedback) harus ada dalam setiap aksi user. Untuk aksi kecil yang sering dilakukan, tanggapan dibuat dengan sederhana. Sedangkan untuk aksi besar dan jarang dilakukan, respon dibuat lebih tegas dan informatif agar user dapat mengerti dengan jelas.
4. Dialog untuk keadaan akhir.
Harus terdapat tanda dan disusun menjadi kategori awal, tengah, dan akhir. Kemudian terdapat penjelasan yang informatif pada setiap perpindahan proses.
5. Mencegah kesalahan.
Sistem harus dirancang sedemikian rupa agar user tidak dapat membuat kesalahan yang serius. Contohnya tidak memperbolehkan karakter alfabet pada kotak entry nomor. Interface harus dapat mendeteksi kesalahan dan memberikan instruksi yang mudah dimengerti, membangun, dan jelas untuk memperbaikinya, jika user membuat kesalahan.
38
6. Pembalikan aksi yang mudah.
Pada setiap aksi harus terdapat pembalikan aksi, sehingga user tidak takut melakukan kesalahan. Fitur ini dapat memperkecil kesalahan, karena user tahu bahwa aksi bisa dibatalkan. Pembalikan bisa saja atas satu aksi seperti saat memasukkan data, atau serangkaian aksi.
7. Mendukung pusat kendali internal.
User yang telah terbiasa dengan suatu aplikasi, biasanya ingin memiliki kendali atas antarmuka dan tanggapan pada aksinya. Aksi antarmuka yang tidak seperti biasanya, tidak bisa atau sulit mendapatkan informasi yang dibutuhkan, dan ketidakmampuan sistem menghasilkan aksi yang diinginkan dapat menimbulkan ketidakpuasan user.
8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek.
Karena keterbatasan manusia dalam memproses informasi dalam jangka pendek, sehingga diusahakan agar tampilan dibuat sesederhana mungkin. Dan dibutuhkan tampilan yang ringan, penggabungan halamanhalaman, pengurangan frekuensi pergerakan antar jendela sehingga mengurangi beban ingatan jangka pendek.
39
2.2 Teori-teori Khusus yang Berhubungan dengan Topik yang Dibahas 2.2.1 Internet Internet adalah nama yang diberikan pada koleksi jaringan komputer terbesar di dunia, masing-masing terdiri dari jaringan-jaringan yang lebih kecil. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa internet memiliki kemampuan transmisi data dalam bentuk paket dari komputer ke komputer lain dan memungkinkan menghubungkan berbagai macam jaringan (McLeod dan P. Schell, 2007, p70). 2.2.2 Hypertext Manipulation Language (HTML) HTML adalah standar informasi yang berbasis hypertext yang dipakai pada web. Berdasarkan standar inilah web browser dapat memahami isi suatu dokumen yang berasal dari web server. HTML bekerja dengan menggunakan HTTP,
yaitu
protokol
komunikasi
yang
memungkinkan
web
server
berkomunikasi dengan web browser. (Kadir, 2004, p12). 2.2.3 Hypertext Transfer Protocol (HTTP) Hypertext Transfer Protocol (HTTP) adalah suatu protokol yang digunakan untuk komunikasi atau mengirim informasi oleh World Wide Web (WWW).
HTTP mendefinisikan bagaimana suatu pesan dapat diformat dan
dikirimkan dari sedangkan
server
server
ke
client.
Client
membuat suatu HTTP request
berguna untuk menyimpan dan membuat resources
(Pressman dan Lowe, 2009, p268).
40
2.2.4 Personal Home Page (PHP) PHP adalah bahasa pemrograman yang berbentuk script yang diletakkan didalam web server. PHP dapat diartikan sebagai Hypertext Preeprocessor. Ini merupakan bahasa yang hanya dapat berjalan pada server yang hasilnya dapat ditampilkan pada klien. Interpreter PHP dalam mengeksekusi kode PHP pada sisi
server
disebut serverside, berbeda dengan mesin maya Java yang
mengeksekusi program pada sisi klien (client-server) (Kasiman Peranginangin, 2009, p2). 2.2.4.1 Keunggulan PHP Beberapa keunggulan penting PHP dibandingkan dengan bahasa scripting lainnya adalah sebagai berikut: 1. PHP mendukung banyak sistem basis data, seperti MySQL, PostgreSQL, Oracle, Informix, Interbase, dan lain-lain. 2. PHP bersifat cross platform, artinya dapat dipakai di hampir semua web server seperti Apache, AOL Server, dan Microsoft Internet Information Service. Selain itu, PHP juga dapat dijalankan pada berbagai sistem operasi, seperti LINUX, UNIX, maupun di berbagai versi dari Microsoft Windows. 3.
PHP adalah program yang bersifat open source sehingga siapapun dapat mengubah maupun menambahkan fungsifungsi baru secara bebas. Oleh karena itu, PHP memiliki
41
siklus hidup yang sangat singkat (selalu up to date) mengikuti perkembangan teknologi internet. 2.2.5 Koperasi Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang atau badan hukum yang berlandaskan pada asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Kegiatan usaha koperasi merupakan penjabaran dari UUD 1945 pasal 33 ayat (1). Dengan adanya penjelasan UUD 1945 Pasal 33 ayat (1) koperasi berkedudukan sebagai soko guru perekonomian nasional dan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam system perekonomian nasional. Sebagai salah satu pelaku ekonomi, koperasi merupakan organisasi ekonomi yang berusaha menggerakkan potensi sumber daya ekonomi demi memajukan kesejahteraan anggota. Karena sumber daya ekonomi tersebut terbatas, dan dalam mengembangkan koperasi harus mengutamakan kepentingan anggota, maka koperasi harus mampu bekerja seefisien mungkin dan mengikuti prinsip prinsip koperasi dan kaidah-kaidah ekonomi (Anonim 2, 2011).
2.2.6 Sistem Administrasi
Sistem Administrasi merupakan suatu aplikasi sistem yang bisa membantu merapikan dan mempercepat kinerja administrasi sekolah serta yang dapat
memberikan
contoh
langsung
ke siswa,
guru
atau
user.
Institusi sekolah merupakan tempat untuk membentuk serta mendidik generasi muda, tetapi kebanyakan permasalahan institusi sekolah kesulitan dalam
42
memberikan contoh penggunaan dari ilmu yang dipelajari khususnya bidang Teknologi Informasi. Manfaat yang dapat diperoleh antara lain : 1. Dapat memberikan contoh langsung salah satu penerapan dan manfaat Teknologi Informasi di kehidupan sehari-hari. 2. Menyederhanakan dan mempermudah administrasi sekolah. 3. Mempercepat pelayanan terhadap siswa maupun pihak – pihak yang terkait. 4. Biaya relatif murah (software bisa gratis) ( Anonim 3, 2011).