BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1
Media Pembelajaran Cangara (2006) dalam (Pengantar Ilmu Komunikasi) mengatakan bahwa media
adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Arsyad (2006) mengutip Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association/NEA) yang memberikan definisi media sebagai bentuk-bentuk komunikasi tercetak maupun audio-visual dan peralatannya; dengan demikian, media dapat dilihat, didengar, dibaca dan dimanipulasi. Dengan kata lain media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Sementara itu, menurut Gagne’ dan Briggs (1975) dalam Arsyad (2006) dalam (Media Pembelajaran) mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, foto, gambar, grafik, televisi dan komputer. Menurut
Angkowo
dan
Kosasih
(2007)
dalam
(Optimalisasi
Media
Pembelajaran) mengatakan bahwa media pembelajaran adalah suatu alat, cara atau proses yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari sumber pesan kepada penerima pesan yang berlangsung dalam proses pendidikan.
6
2.1.1
Fungsi Dan Manfaat Media Pembelajaran Menurut Kempt dan Dayton (1985;3-4) dalam Arsyad (2006) dalam (Media
Pembelajaran), mereka mengemukakan manfaat dan fungsi media pembelajaran, yaitu sebagai berikut: -
Fungsi dari media pembelajaran adalah untuk tujuan instruksi dimana informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak maupun mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi. Selain itu fungsi media pembelajaran juga dapat sebagai alat bantu pembelajaran, yang ikut mempengaruhi situasi, kondisi, dan lingkungan belajar dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah diciptakan dan didesain oleh guru.
-
Manfaat dari media pembelajaran adalah sebagai berikut: ¾ Pembelajaran bisa lebih menarik. Media dapat diasosiasikan sebagai penarik
perhatian
dan
membuat
siswa
tetap
terjaga
dan
memperhatikan. Kejelasan dan keruntutan pesan, daya tarik image yang berubah-ubah, penggunan efek khusus yang dapat menimbulkan keingintahuan menyebabkan siswa tertawa dan berpikir, yang kesemuanya menunjukkan bahwa media memiliki aspek motivasi dan meningkatkan minat. ¾ Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat karena kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan pesan-pesan dan isi pelajaran dalam jumlah yang cukup banyak dan kemungkinannya dapat diserap oleh siswa. 7
¾ Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan gambar sebagai media pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen-elemen pengetahuan dengan cara terorganisasikan dengan baik, spesifik dan jelas. ¾ Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat ditingkatkan.
Hamalik dalam Arsyad (2006) mengemukakan bahwa penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Siswa lebih tertarik terhadap media audio-visual karena mereka dapat melihat gambar yang nyata dan bergerak, mendengar suara rekaman dari jenis alat musik, nyanyian dan lain-lain.
Menurut
, mengenai manfaat media pembelajaran yaitu “ use of supplementary teaching aids, such as recordings, transcripts, and tapes; motion pictures and videotapes; radio and television; and computers, to improve learning.” Artinya bahwa “penggunaan media pembelajaran pelengkap, seperti rekaman, transkrip, dan tape; film dan video tape radio dan televisi; dan computer, untuk meningkatkan proses belajar.”
8
2.2
Sejarah Audio-Visual Menurut Microsoft Encarta (2007) sejarah audio-visual, yaitu
“Audiovisual education emerged as a discipline in the 1920s, when film technology was developing rapidly. A visual instruction movement arose, which encouraged the use of visual materials to make abstract ideas more concrete to students. As sound technology improved, the movement became known as audiovisual instruction.Educators at that time viewed audiovisuals only as aids to teachers. Not until World War II, when the armed services used audiovisual materials to train large numbers of persons in short periods of time, did the potential of these devices as primary sources of instruction become apparent.in the 1950s and '60s, developments in communications theory and systems concepts led to studies of the educational process, its elements, and their interrelationships. Among these elements are the teacher, the teaching methods, the information conveyed, the materials used, the student, and the student's responses. As a result of these studies, the field of audiovisuals shifted its emphasis from devices and materials to the examination of the teaching-learning process. The field was now known as audiovisual communications and educational technology, and audiovisual materials were viewed as an integral part of the educational system.”
Artinya yaitu “pembelajaran audio-visual muncul sebagai suatu bidang di tahun 1920-an, pada saat teknologi film berkembang pesat. Sebuah pergerakan pengajaran visual berkembang, yang mendukung penggunaan materi visual untuk menampilkan ide abstrak menjadi lebih kongkret kepada mahasiswa. Dengan berkembangnya teknologi suara, pergerakan tersebut menjadi dikenal sebagai pengajaran audio-visual. Para pengajar pada waktu itu melihat audio-visual hanya sebagai alat bantu bagi pengajar. Sampai akhirnya pada perang dunia kedua, pada saat militer menggunakan materi audiovisual untuk melatih sejumlah besar orang pada waktu singkat, potensi peralatan ini sebagai sumber utama pengajaran menjadi jelas. Pada tahun 1950-an dan 1960-an,
9
perkembangan dibidang teori dan sistem komunikasi menimbulkan perlunya mempelajari proses pembelajaran, elemen-elemennya, dan hubungannya. Diantara elemen-elemen tersebut antara lain adalah pengajar, metode pengajaran, informasi yang akan disampaikan, materi yang digunakan, mahasiswa, dan respon mahasiswa. Hasil dari penelitian ini, bidang audio-visual berubah titik beratnya dari peralatan dan materi menjadi ke proses pembelajaran. Bidang ini kemudian dikenal sebagai teknologi pengajaran dan komunikasi audio-visual. Kemudian juga materi audio-visual dipandang sebagai kesatuan dari sistem pendidikan.”
2.2.1
Alat Bantu Audio-Visual Morgan dalam Suprijanto (2007) dalam (Pendidikan Orang Dewasa)
mengatakan bahwa alat bantu audio-visual adalah bahan atau alat yang dipergunakan dalam situasi belajar untuk membantu tulisan dan kata yang diucapkan dalam menularkan pengetahuan, sikap dan ide. Menurut media pembelajaran audio-visual adalah:
“ teaching aid using sound and vision: a teaching or lecture aid that combines sound and vision, e.g. in the form of video equipment, software programs, or slides accompanied by sound recordings.” Artinya bahwa “Media pembelajaran menggunakan suara dan penglihatan: sebuah alat bantu pengajaran atau kuliah yang menggabungkan suara dan penglihatan, misalnya dalam bentuk peralatan radio, program piranti lunak, atau slide yang bersamaan dengan rekaman suara.”
10
Menurut
mengenai
audio-visual
yaitu:
“describes something that involves seeing or hearing. “ Artinya adalah menjelaskan sesuatu yang melibatkan penglihatan atau pendengaran.
Menurut mengenai media audio-visual, yaitu: “Involving both hearing and seeing (usually relating to teaching aids) Artinya bahwa media ini “melibatkan baik pendengaran maupun penglihatan (biasanya berkaitan dengan media pembelajaran).”
Beberapa jenis alat bantu audio-visual yang biasa dipakai antara lain: 1. Papan tulis dan papan buletin 2. Grafik, diagram, dan peta 3. Drama dan wayang kulit 4. Pameran 5. Papan planel dan papan temple 6. Gambar, foto dan bahan cetakan 7. Televisi, radio, dan video tape 8. Tape recorder 9. Poster, kartun, dan kliping 10. Film, slide, film strip.
11
Menurut mengenai audio-visual yaitu: 1 designed to aid in learning or teaching by making use of both hearing and sigh.t 2 of or relating to both hearing and sight. Artinya adalah: 1. Didesain untuk membantu dalam belajar atau pengajaran dengan menggunakan pendengaran dan penglihatan secara bersamaan. 2. berkaitan dengan pendengaran dan penglihatan secara bersamaan.
2.2.2
Manfaat Alat Bantu Audio-visual Suprijanto (2007) dalam (Pendidikan Orang Dewasa) mengatakan ada beberapa
manfaat alat bantu audio-visual dalam pengajaran, antara lain: 1. Membantu memberikan konsep pertama atau kesan yang benar. 2. Mendorong minat. 3. Meningkatkan pengertian yang lebih baik. 4. Meningkatkan sumber belajar yang lain. 5. Menambah variasi metode belajar. 6. Menghemat waktu. 7. Meningkatkan keingintahuan intelektual. 8. Cenderung mengurangi ucapan dan pengulangan kata yang tidak perlu. 9. Membuat ingatan terhadap pelajaran lebih lama. 10. Dapat memberikan konsep baru dari sesuatu di luar pengalaman biasa.
12
Sedangkan menurut Dale (1969:180) dalam Arsyad (2006) dalam (Media Pembelajaran) mengatakan bahwa manfaat media audio-visual dapat memberikan banyak manfaat, yaitu : 1. Membuat hasil belajar lebih bermakna bagi berbagai kemampuan siswa. 2. Membawa kesegaran dan variasi bagi pengalaman belajar siswa. 3. Memberikan umpan balik yang diperlukan yang dapat membantu siswa menemukan seberapa banyak telah mereka pelajari. 4. Mendorong pemanfaatan yang bermakna dari mata pelajaran dengan jalan melibatkan
imajinasi
dan
partisispasi
aktif
yang
mengakibatkan
meningkatnya hasil belajar. 5. Menunjukkan hubungan antara mata pelajaran dan kebutuhan dan minat siswa dengan meningkatnya motivasi belajar.
2.2.3
Pengajaran dan Pembelajaran Melalui Media Audio-Visual Arsyad (2006) dalam (Media Pembelajaran ) menyatakan bahwa pengajaran
melalui media audio-visual adalah produksi dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung kepada pemahaman kata atau simbol-simbol yang serupa.
Menurut Microsoft Encarta (2007) mengenai pembelajaran audio-visual, yaitu: “Audiovisual Education, planning, preparation, and use of devices and materials that involve sight, sound, or both for educational purposes. Among the devices used are still and motion pictures, filmstrips, television, transparencies, audiotapes, records, teaching machines, computers, and videodiscs. The growth of audiovisual education has reflected developments in both technology and learning theory.” Artinya bahwa “pembelajaran audio-visual, perencanaan, persiapan dan 13
penggunaan alat-alat dan material yang melibatkan penglihatan, suara, atau kedua-duanya dengan tujuan pendidikan. Diantara peralatan yang digunakan adalah gambar diam atau gambar bergerak, pita film, televisi, transparansi, kaset audio, rekaman, mesin pengajaran, komputer, dan piringan video. Pengembangan pembelajaran audio-visual telah menggambarkan perkembangan baik teknologi maupun teori pembelajaran.”
Cohen, Horward. (2006, April 17) mengatakan bahwa salah satu media pembelajaran audio-visual yang sekarang sedang marak adalah penggunaan iPod video. IPod video adalah suatu alat elektronik portable yang dapat memutar video dan audio. Beberapa universitas ternama di Amerika Serikat telah menggunakan media pembelajaran iPod, semisal
University of Miami, Broward Community College,
Stanford, University of Oregon, University of California-Irvine dan Georgia State University. Duke University bahkan sejak 3 tahun yang lalu telah membagikan iPod kepada seluruh mahasiswa baru sebagai media pembelajaran.
“Educause, a national nonprofit association that promotes and tracks the use of information technology within universities, said the use of audio-only podcasts and the new video vodcasts is primed to grow exponentially.”
Artinya adalah Educause, sebuah asosiasi nirlaba nasional di Amerika Serikat, yang mempromosikan dan memantau penggunaan teknologi informasi di universitasuniversitas menyatakan bahwa media audio iPod serta media video iPod yang baru ini diperkirakan akan bertumbuh secara pesat.
14
Menurut Arsyad (2006) dalam (Media Pembelajaran) bahwa media berbasis audio-visual disamping menarik dan memotivasi siswa untuk mempelajari materi lebih banyak, media ini juga mampu mengembangkan ketrampilan mendengar dan mengevaluasi apa yang telah didengar.
Selain itu juga menurut Kemp (1994) dalam (Proses Perancangan Pengajaran) mengatakan bahwa siswa juga ingin mendapatkan pengalaman belajar yang menyenangkan dan memuaskan dengan pengajaran ini.
据 «中国电影名片快乐» 路海泼,四川文艺出版社,2003 年 1 月第一版 说:“ 文学史用思想来提会或了解文学所表达的内容。电影跟文学不一样,人们 只是在同一时间接受电影所放映的图像,声音,色彩,运动的信息就已经了解电 影要表达的内容。”
2.2.4
Kelebihan Dan Kelemahan Pembelajaran Dengan Audio-Visual Menurut Angkowo dan Kosasih (2007) dalam (Optimalisasi Media
Pembelajaran) bahwa media audio-visual juga mempunyai beberapa kelebihan yaitu: 1. baik untuk semua yang sedang belajar mendengar dan melihat. 2. Bisa diperlambat dan diulang. 3. Dapat dipergunakan tidak hanya untuk satu orang. 4. Membantu siswa dalam mengingat nama-nama benda, kata-kata yang diucapkan atau nama tempat yang mereka lihat.
15
5. Membantu siswa dalam memahami konsep-konsep dari materi pendidikan dengan lebih kongkrit. 6. Merupakan alternatif bagi yang tidak senang membaca.
Angkowo dan Kosasih (2007) dalam (Optimalisasi Media Pembelajaran) mengatakan pembelajaran dengan media audio-visual tentunya juga mempunyai kelemahan, yaitu: 1. Ukurannya sangat terbatas, tidak memadai untuk kelompok besar. 2. Memerlukan biaya mahal
2.3 Pengertian Film 电影诞生不过百余年的历史,艺术婴儿一出生便十分壮说,不多久就变成一 数据人,有力地影响着人们的精神和生活。«影视广告设计»,方迎丰,袁王林,湖 北美术出版社,2005 年 8 月 1 版。
Suprijanto (2007) dalam (Pendidikan Orang Dewasa) mengatakan Film (gambar hidup) sebenarnya bukan gambar hidup seluruhnya. Film adalah rangkaian gambar mati pada rol film. Setiap gambar disorot sekejap dilayar, dan dengan perubahan gambargambar mati yang cepat, masing-masing menunjukkan subjek dengan posisi sedikit berbeda, memberikan ilusi gerakan. Sementara itu menurut Arsyad (2006) film atau gambar hidup merupakan gambar-gambar dalam frame dimana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup. Media ini pada
16
umumnya digunakan untuk tujuan-tujuan hiburan, dokumentasi, dan pendidikan. Mereka dapat menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan ketrampilan, mempersingkat atau memperpanjang waktu, dan mempengaruhi sikap.
Menurut Nicholas (2006) dalam (motion picture) mengenai pengertian film, yaitu: “ Motion pictures—also called movies, films, or the cinema—are one of the most popular forms of entertainment, enabling people to immerse themselves in an imaginary world for a short period of time. But movies can also teach people about history, science, human behavior, and many other subjects. Some films combine entertainment with instruction, to make the learning process more enjoyable.”
Artinya adalah gambar bergerak- juga disebut movie, film atau cinema- adalah salah satu bentuk hiburan yang populer, memungkinkan orang untuk memasukkan dirinya kedalam dunia khayal untuk waktu yang singkat. Tetapi film juga dapat mengajarkan orang tentang sejarah, ilmu pengetahuan, perilaku manusia, dan banyak hal lain. Beberapa film menggabungkan hiburan dengan pengajaran, untuk membuat proses belajar menjadi lebih meyenangkan.
2.3.1
Kelemahan Dan Kelebihan Media film Behrens dan Evans dalam Arsyad (2006) dalam (Media Pembelajaran)
menyatakan bahwa film mempunyai kelebihan dan kekurangan yaitu: A. Kelebihan Media Film 1. Menarik perhatian.
17
2. Dapat menunjukkan langkah atau tahapan yang diperlukan untuk melakukan tugas tertentu. 3. Dapat menayangkan peristiwa/acara yang telah terjadi. 4. Dapat dipercepat dan diperlambat untuk menganalisis tindakan atau pertumbuhan tertentu. 5. Dapat diperbesar agar dapat dilihat dengan mudah. 6. Dapat diperpendek dan diperpanjang waktunya. 7. Dapat memotret kenyataan. 8. Dapat menimbulkan emosi. 9. Dapat digunakan untuk menggambarkan tindakan secara jelas dan cermat.
B. Kelemahan Media Film 1. Mahal. 2. Jika digunakan kurang tepat akan berdampak kurang baik. 3. Kurang efektif untuk memberikan pengajaran yang sesungguhnya. 4. Baru bermanfaat jika digunakan sebagai pelengkap dari metode pengajaran yang lain.
Arsyad (2006) dalam (Media Pembelajaran)
menyatakan kelebihan dan
kelemahan media film sebagai berikut: A. Kelebihan Media Film 1. Film dan video dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari siswa ketika mereka, membaca, berdiskusi, dan berpraktik.
18
2. Film dapat menggambarkan suatu proses secara tepat yang dapat disaksikan secara berulang-ulang jika dipandang perlu. 3. Disamping
mendorong
dan
meningkatkan
motivasi,
film
juga
menanamkan sikap dan segi-segi efektif lainnya. 4. Film yang mengandung nilai-nilai positif dapat mengundang pemikiran dan pembahasan dalam kelompok siswa. 5. Film dapat menyajikan peristiwa yang berbahaya bila dilihat secara langsung seperti perilaku binatang buas dan lahar gunung meletus. 6. Film dapat ditunjukkan kepada kelompok besar atau kelompok kecil, kelompok yang heterogen, maupun perorangan. 7. Dengan kemampuan dan teknik pengambilan gambar frame demi frame, film yang dalam kecepatan normal memakan waktu satu minggu dapat ditampilkan dalam satu atau dua menit.
B. Kelemahan Media Film. 1. Pengadaan film umumnya memerlukan biaya mahal dan waktu banyak. 2. Pada saat film dipertunjukkan, gambar-gambar bergerak terus sehingga tidak semua siswa dapat mengikuti informasi yang ingin disampaikan melalui film tersebut. 3. Film yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar yang diinginkan; kecuali film itu dirancang dan diproduksi khusus untuk kebutuhan sendiri
19