BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.
Teori – Teori Dasar / Umum 2.1.1. Sistem Sistem pada perusahaan adalah bagian terpenting yang tidak dapat dilepaskan dari proses bisnis perusahaan. Menurut Romney dan Paul (2006, p4), Sistem adalah kumpulan dua atau lebih komponen yang saling terkait yang berinteraksi untuk mencapai tujuan. Menurut James A Hall (2011, p5), sistem adalah kelompok yang terdiri atas dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan, yang menjalankan tujuan yang sama. Jadi, Sistem adalah komponen-komponen yang saling berhubungan satu sama lain dan mejalankan atau mencapai tujuan yang sama.
2.1.2. Data Perusahaan dalam menjalankan proses bisnis membutuhkan beberapa hal, salah satu yang terpenting adalah data. Menurut James A Hall (2011, p11), data adalah fakta yang bisa di peroleh atau diproses dan tidak memiliki pengaruh langsung atas pengguna. Menurut Menurut Romney dan Paul (2006, p5), Data adalah fakta yang dikumpulkan, rekam, simpan, dan diproses oleh sistem informasi. Menurut Jeffrey A Hoffer, Mary B Prescott, and Heiki Topi (2009, p46), Data adalah penyimpanan representasi dari objek dan peristiwa yang memiliki arti dan penting bagi pengguna. Jadi, Data adalah sekumpulan fakta yang penting, memiliki arti dapat dikumpulkan, rekam, simpan, dan diproses dalam sistem informasi. Tidak memiliki pengaruh langsung atas pengguna tapi berperan penting bagi pengguna.
7
8 2.1.3. Informasi Perusahaaan
pada
saat
melakukan
proses
bisnis
sangatlah
membutuhkan informasi yang memiliki fungsi penting dalam pengambilan keputusan untuk mencapai tujuan perusahaan Menurut James A Hall (2011, p11), Informasi adalah fakta yang menyebabkan penggunanya melakukan tindakan yang tidak akan dapat dilakukan atau tidak dilakukannya. Informasi secara mudahnya dapat di definisikan sebagai proses dari data Menurut Romney dan Paul (2006, p5), Informasi adalah data yang telah diatur dan diproses untuk memberikan makna bagi pengguna Menurut Menurut Jeffrey A Hoffer, Mary B Prescott, and Heiki Topi (2009, p46), Informasi adalah data yang telah diolah sedemikian rupa sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dari orang yang menggunakan data tersebut. Jadi, informasi adalah kumpulan data yang digunakan pengguna untuk medefinisikan suatu data, memberikan makna bagi pengguna, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dari orang yang menggunakan data tersebut
2.1.4. Sistem Informasi Setiap perusahaan dalam pengolahan data atau informasi membutuhkan sistem yang baik agar mengurangi kesalahan dari data tersebut. Menurut James A Hall (2011, p7), Sistem Informasi adalah prosedur formal dimana data dikumpulkan, proses menjadi informasi dan didistribusikan untuk digunakan. Menurut Gelinas and Dull (2010, p13), Sistem Informasi adalah sistem yang dibuat oleh manusia yang pada umumnya terdiri dari serangkaian komponen terpadu berbasis komputer dan komponen panduan yang dibuat untuk mengumpulkan, menyimpan, dan mengelolah data agar memberikan informasi kepada pengguna. Jadi Sistem Informasi adalah suatu sistem atau cara formal untuk data berbasis komputer yang dikumpulkan, proses menjadi informasi untuk pengguna.
9 2.1.5. Database (Basis Data) Basis data adalah sebuah komponen yang digunakan oleh perusahaan dalam proses penyimpanan data. Menurut Connolly and Begg (2010, p65), basis data adalah kumpulan data yang saling berhubungan secara logis dan dideskrpisikan serta dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi dalam suatu organisasi. Menurut Jeffrey A Hoffer, Mary B Prescott, and Heiki Topi (2009, p59), basis data adalah sebuah koleksi terorganisir dari data secara logis terkait, biasanya dibuat untuk memenuhi kebutuhan informasi dari beberapa pengguna dalam sebuah organisasi. Jadi, Basis Data adalah kumpulan data yang saling berhubungan secara logis dan dideskripsikan serta dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi dalam organisasi untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna dalam organisasi.
2.1.6. Database Management System (DBMS) Dalam pembuatan database ada salah satu bagian yang dibuat agar database tersebut dapat berjalan dengan baik yaitu Database Management System (DBMS) Menurut Connolly and Begg (2010, p66), Database Management System (DBMS) adalah suatu sistem Software yang memungkinkan user untuk menentukan, menciptakan, merawat dan menyediakan kontrol akses ke database. Menurut Williams and Sawyer (2011, p407), Database Management System (DBMS) adalah Software yang dibuat khusus untuk mengontrol struktur dari database dan akses kedalam data. Menurut Rainer, Turban, And Potter (2007, p105), Database Management System (DBMS) adalah program pengguna dan memiliki fungsi untuk
menambahkan,
menghapus,
mengakes,
dan
menganalisis
data
penyimpanan di suatu lokasi. Jadi Database Management System (DBMS) adalah suatu software yang dibuat untuk menentukan, membuat, merawat, menghapus, mengakses, meanalisis dan menyediakan kontrol struktur database dan akses kedalam data.
10 2.1.6.1.
Keuntungan Database Management System (DBMS) Setiap sistem yang dibuat pasti memiliki keutungan tersendiri. Menurut Connolly and Begg, (2010, p77) Keuntungan penggunaan Database Management System (DBMS), diantaranya: 1. Mengurangi data redudansi dengan hanya menyimpan data yang sama satu kali. 2. Menjaga konsistensi data. Dengan mengontrol redundansi, maka mengurangi resiko terjadinya inkonsistensi data. 3. Mengakses data oleh beberapa user dalam waktu yang sama 4. Meningkatkan
integrasi
data.
Data
yang
tesimpan
merupakan data yang akurat dan konsisten. 5. Meningkatkan keamanan dengan melindungi database dari user yang tidak memiliki hak akses. 6. Standarisasi yaitu data disajikan dengan format yang sama 7. Meningkatkan aksesibilitas dan respon sehingga user dapat memperoleh data yang diinginkan melalui query 8. Meningkatkan produktifitas. Tidak perlu menggunakan bahasa yang sulit, karena DBMS menyediakan 4th Generation Laguange, contohnya SQL. 9. Meningkatkan pemeliharaan melalui data independence. DBMS memisahkan deskripsi data dari aplikasi sehingga perubahan pada database tidak menyebabkan perubahan pada program aplikasi. 10. Meningkatkan concurreny, data yang diakses secara bersamaan tidak akan kehilangan informasi ataupun integritasnya 11. Meningkatkan pelayanan backup dan recovery.
Menurut Williams and Sawyer (2011, p408), Keuntungan dari Database Management System (DBMS) adalah sebagai berikut: 1. Mengurangi redudansi data, data yang berulang pada suatu bagian dan sering muncul dalam informasi yang berbeda maupun format yang berbeda. 2. Meningkatkan Integritas data, data yang diperoleh akurat, konsisten, dan up to date.
11 3. Meningkatkan Keamanan data, data yang ada di bagikan ke berbagai bagian, akan tetapi akses ke dalam informasi tertentu dapat dibatasi untuk pengguna yang dipilih. 4. Memudahkan pemeliharaan data, DBMS adalah aturan biasa untuk penambahan, perubahan, dan penghapusan data yang disimpan, serta mengecek validasi untuk memastikan bahwa data yang dimasukan benar dan lengkap ke dalam masingmasing tipe bagian data.
Jadi Keuntungan dari Database Manegement Sytem (DBMS) secara garis besar adalah mengurangi redudansi data, meningkatkan integritas data, meningkatkan keamanan data, dan memudahkan pemeliharaan data.
2.1.6.2.
Komponen pada Database Management System (DBMS) Komponen dalam DBMS menjadi salah satu faktor pendukung dalam pembuatannya. Menurut Connolly and Begg (2010, p68) Komponen utama pada DBMS, yaitu: 1
Hardware : Diperlukan untuk menjalankan DBMS dan juga program aplikasi, berupa PC, Mainframe, dan Jaringan Komputer.
2
Software : Terdiri dari DBMS software itu sendiri maupun program aplikasi, sistem operasi, dan juga software jaringan. Jika, DBMS tersebut menginginakan jaringan.
3
Data : Komponen DBMS yang terpenting yang mengatur dalam perancangan dan penggunaan database
4
Prosedur : Instruksi dan aturan yang mengatur dalam perancangan dan penggunaan database
5
Manusia : Semua manusia yang terlibat dengan sistem tersebut, seperti DBA, programmer, dan pengguna akhir.
Menurut Williams and Sawyer (2007, p414), komponen dari DBMS adalah: 1
Kamus Data : untuk mengidentifinikasi data dan struktur data yang digunakan dalam database.
12 2
DBMS Utilites : program untuk memungkinkan pengguna dalam mengembangkan database
seperti membuat,
mengubah, dan menghapus data, dan catatan 3
Report Generator : program untuk menghasilkan dokumen pada layar atau printer untuk semua ataupun bagian dari database.
2.1.7. Database Languages Database memiliki beberapa bahasa yang digunakan dan ada beberapa macam bahasa seperti Data Definition Language dan Data Manipulation Language yang digunakan pada saat perancangan database.
2.1.7.1. Data Definition Language Dalam pemograman database ada beberapa bahasa yang digunakan, salah satunya adalah Data Definition Language (DDL) Menurut Connolly and Begg
(2010,
p92), Data Definition
Language (DDL) adalah suatu bahasa yang mengizinkan user untuk menjelaskan dan memberi nama entitas, atribut dan relasi yang dibutuhkan aplikasi bersamaan dengan kesatuan integritas dan batasan keamanan. DDL memungkinkan untuk membuat database, modifikasi database, membuat tabel, mengubah serta menghapus table maupun constraint. Menurut Menurut James A Hall (2011, p402), Data Definition Language (DDL) adalah bahasa pemograman yang di gunakan untuk mendefinisikan fisik database untuk DBMS. Jadi Data Definition Language (DDL) adalah suatu bahasa pemograman yang digunakan dalam DBMS untuk mejelaskan dan memberikan nama entitas, atribut dan relasi yang dibutuhkan aplikasi.
2.1.7.2. Data Manipulation Language Selain Data Definition Language (DDL) dalam database juga dikenal Data Manipulation Language Menurut Connolly and Begg (2010, p92), Data Manipulation Language (DML) adalah suatu bahasa yang menyediakan operasi dasar yang mendukung manipulasi data yang berada di dalam database.
13 Menurut James A Hall (2011, p404), Data Manipulation Language (DML) adalah bahasa pemograman berpemilik yang penggunaan DBMS tertentu untuk mengambil, proses, dan menyimpan data. Menurut Kenneth C. Laudon and Jane P. Laudon (2007, p234) Data Manipulation Language (DML) adalah bahasa yang digunakan untuk menambahkan, mengubah, menghapus dan mengembalikan data di dalam database. Jadi Data Manipulation Language (DML) adalah bahasa pemograman yang digunakan dalam database untuk memanipulasi dan menggambil, proses, serta menyimpan data dalam penggunaan DBMS
2.1.8. Unified Modeling Language Dalam pengambaran dan perancangan sistem ada cara penggambaran yang menggunakan Unified Modeling Language (UML) Menurut Timothy C. Lethbridge (2011, p21&p169) Unified Modeling Language (UML) adalah suatu notasi untuk mewakili kebutuhan software dan desain. Unified Modeling Language (UML) juga dapat didefinisikan sebagai bahasa grafik standar untuk perancangan object-oriented software. Menurut Lonnie D Bentley and Jeffry L Written (2007, p371), Unified Modeling Language (UML) adalah seperangkat konvensi pemodelan yang digunakan untuk menentukan atau mengambarkan sebuah sistem software dalam suatu objek. Menurut Stephen R. Schach (2007, p73), Unified Modeling Language (UML) adalah sebuah alat yang digunakan untuk merespentasikan (bentuk) dari sebuah product software. Jadi Unified Modeling Language (UML) adalah sebuah notasi dan merespentasikan suatu permodelan untuk software yang digambarkan dalam bentuk objek.
14 2.2. Teori – Teori Khusus 2.2.1. Entity Relationship Diagram Dalam perancangan basis data diperlukan penggambaran menggunakan Entity Relationship Diagram. Menurut Raymond Frost, John Day, and Craig Van Slyke (2006, p17), Entity Relationship Diagram adalah sebuah pengambaran model dari entitas dan hubungan antar entitas disebut Entity Relationship Diagram Menurut Abraham Silberschatz, Henry F.Korth, S. Sudarshan (2006, p214), Entity Relationship Diagram adalah penyederhanaan dan perbaikan kualitas yang membuat pencatatan dari sebagian besar dari penggunaan Entity Relationship Model. Jadi Entity Relationship Diagram adalah pengambaran model dari entitas dan hubungannya, yang telah disederhanakan dan diperbaiki kulalitasnya dari Entity Relationship Model.
2.2.1.1.
Entity Dalam
perancangan
Entity
Relationship
Diagram
dibutuhkannya Entity. Menurut Connolly and Begg (2010, p65), Entity adalah objek yang berbeda (orang, tempat, benda, konsep, atau peristiwa) dalam organisasi yang akan diwakili dalam database. Menurut Abraham Silberschatz, Henry F.Korth, S. Sudarshan (2006, p17), Entity adalah penggambarkan dalam database untuk mengatur Attributes. Jadi Entity adalah penggambaran objek yang berbeda yang ada dalam database dan untuk mengatur Attributes.
2.2.1.2.
Relationship Dalam pengambaran Entity Relationship Diagram ada bagian terpenting yaitu Relationship Menurut Connolly and Begg (2010, p65), Relationship adalah kumpulan antara entitas. Menurut Abraham Silberschatz, Henry F.Korth, S. Sudarshan (2006, p17), Relationship adalah hubungan antara beberapa entitas. Jadi Relationship adalah hubungan antar beberapa entitas
15
2.2.2. Data Flow Diagram Data Flow Diagaram adalah salah satu cara pengambaran sistem database. Menurut Williams and Sawyer (2007, p347), Dafa Flow Diagaram adalah alat pemodelan secara grafis menunjukkan aliran data melalui sistemproses penting, termasuk input, output dan file. Penjelasan standar simbol Dafa Flow Diagaram :
Gambar 2.1 Data Flow Diagram Sumber : Williams and Sawyer (2007, p347)
Simbol- Simbol pada Data Flow Diagram : 1. Simbol Nama Entitas (Entity Name) :
Gambar 2.2 Simbol Nama Entitas Data Flow Diagram Sumber : Williams and Sawyer (2007, p347)
2. Simbol penyimpan data (Data Store) :
Gambar 2.3 Simbol penyimpan data Data Flow Diagram Sumber : Williams and Sawyer (2007, p347)
16 3. Simbol proses (Process) :
Name
Gambar 2.4 Simbol proses Data Flow Diagram Sumber : Williams and Sawyer (2007, p347) Menurut James A Hall (2011, p53), Data Flow Diagram adalah pengunaan simbol untuk mengambarkan entitas, proses, alur data dan penyimpanan data yang berkaitan dengan sistem. Menurut Whitten
and Bentley (2007, p317), Data Flow Diagram
adalah model pemrosesan yang digunakan untuk menggambarkan aliran data melalui sistem dan pekerjaan atau proses yang dilakukan oleh sistem. Jadi Data Flow Diagram adalah suatu pengambaran menggunakan simbol untuk mengambarkan entitas, proses, alur data dan penyimpanan data yang berkaitan dengan sistem.
2.2.2.1.
The Context-Level Data Flow Diagram (DFD) Pada awal pembuatan DFD dilakukan tahap pertama yaitu Context-Level Data Flow Diagram. Menurut James A Hall (2011, p642), Para analisis biasanya mengunakan Context-Level Data Flow Diagram untuk mengambarkan model dari proses bisnis dan transaksi utama dalam proses sistem.
Gambar 2.5 Context-Level Data Flow Diagram Sumber : James A Hall (2011, p642)
Menurut Whitten
and Bentley (2007, p317), Context Data
Flow Diagram adalah model proses yang digunakan untuk mendokumentasikan lingkup untuk sistem.
17 Jadi
Context
Data
Flow
Diagram
digunakan
uintuk
mengambarkan proses utama dari sistem yang berjalan serta mendokumentasi lingkup untuk sistem.
2.2.2.2.
The Intermediate-Level Data Flow Diagram (DFD) Tahap kedua dalam DFD adalah melakukan Intermediate-Level Data Flow Diagram. Menurut James A Hall (2011, p642), Memecahakan ContextLevel Data Flow Diagram menjadi satu atau lebih ke dalam Intermediate-Level Data Flow Diagram.
Gambar 2.6 Intermediate-Level Data Flow Diagram Sumber : James A Hall (2011, p643)
2.2.2.3.
The Elementary-Level Data Flow Diagram (DFD) Data Flow Diagram pada tahap terakhir adalah ElementaryLevel Data Flow Diagram. Menurut James A Hall (2011, p642), Elementary-Level Data Flow Diagram adalah DFD yang menberikan definisi yang jelas dan tepat dari semua elemen dari bagian dari sistem.
18
Gambar 2.7 Intermediate-Level Data Flow Diagram Sumber : James A Hall (2011, p644)
2.2.3. Rich Picture Dalam pengambaran proses bisnis cara yang digunakan bermacammacam salah satu cara yang sering digunakana adalah Rich Picture. Menurut Barrett et al.,(2006) Dalam sebuah proyek penelitian yang sedang berlangsung, Rich Picture telah ditemukan lebih unggul dari teks naratif dalam menghadirkan alur cerita studi kasus.
2.2.3.1.
Perancangan Basis Data / Database Design Perancangan database dilakukan dengan beberapa tahap perancangan. Menurut Connolly and Begg (2010, p320), database design adalah
proses pembuatan rancangan yang membantu dalam tujuan dari perusahaan dan tujuan objective untuk database yang diperlukan. Menurut Abraham Silberschatz, Henry F.Korth, S. Sudarshan (2006, p14), database design adalah sistem database yang dirancang untuk mengatur sebagian besar dari informasi. Jadi database design adalah perancangan sistem database yang digunakan untuk membantu dalam tujuan dari perusahaan dan tujuan keadaan untuk database, serta untuk mengatur sebagian besar dari informasi.
19 2.2.3.2.
Database System Development LifeCycle Dalam perancangan database system diperlukan perencanaan yang disebut Database System Development LifeCycle. Menurut Connolly and Begg (2010, p313), Database System Development LifeCycle adalah hubungan yang terkait dengan siklus hidup sistem informasi.
Gambar 2.8 Database System Development LifeCycle Sumber : Connolly and Begg (2010, p314)
2.2.3.2.1.
Database Planning Dalam Database System Development LifeCycle tahap pertama yang dilakukan adalah database planning. Menurut Connolly and Begg (2010,p313), database planning adalah kegiatan manajemen yang memungkinkan tahap
Database
System
Development
direlasikan seefisien dan seefektif mungkin.
LifeCycle
untuk
20
2.2.3.2.2.
System Definition Dalam Database System Development LifeCycle tahap kedua yang dilakukan adalah System Definition. Menurut Connolly and Begg (2010, p316), System Definition adalah menjelaskan ruang lingkup dan batasan dari sistem database dan tampilan pengguna utama.
2.2.3.2.3.
Requirements Collection and Analysis Dalam Database System Development LifeCycle tahap selajutnya yang dilakukan adalah Requirments Collection and Analysis. Menurut Requirements
Connolly Collection
and and
Begg
(2010,
p316),
Analysis
adalah
proses
pengumpulan dan menganalisis informasi tentang bagian dan organisasi yang harus didukung oleh sistem database, dan menggunakan informasi ini untuk mengidentifikasi syaratsyarat untuk sistem baru. Menurut Rob and Carlos (2007, p371), Requirements Collection and Analysis adalah langkah awal dalam Conceptual Design untuk menemukan karakteristik dari elemen data. Jadi Requirements Collection and Analysis adalah mengumpulkan dan menganalisis informasi tentang bagian dan organisasi yang harus didukung oleh sistem database, dan menggunakan informasi ini untuk mengindentifikasi dan menemukan karakteristik dari elemen data.
2.2.3.2.4.
Conceptual Database Design Dalam perancangan basis data ada perancangan yang dinamakan Conceptual Database Design. Menurut Connolly and Begg (2010, p322) Conceptual Database Design adalah proses pembuatan model dari data yang digunakan dalam perusahaan, independen dari semua pertimbangan fisik.
21 2.2.3.2.5.
Logical Database Design Dalam perancangan basis data ada perancangan yang dinamakan Logical Database Design Menurut Connolly and Begg (2010, p323), Logical Database Design adalah proses pembuatan model dari data yang digunakan dalam
perusahaan bedasarkan model data
tertentu, tapi independen dari DBMS tertentu dan pertimbangan fisik lainya. Menurut Jeffrey A Hoffer, Mary B Prescott, and Heiki Topi (2009, p241), Logical Database Design adalah proses perubahan dari conceptual data model kedalam Logical data model-one yang konsisten dan kompatibel dengan jenis tekonologi database. Jadi Logical Database Design adalah pembuatan model dari data kedalam perusahaan serta mengubah conceptual data model kedalam Logical data model dan mengidentifikasi data serta atribut yang akan masuk kedalam database.
2.2.3.2.6.
Physical Database Desgin Perancangan database dapat dilakukan juga dengan Physical Database Design. Menurut Connolly and Begg (2010, p324), Physical Database Design adalah proses dari pembuatan deskripsi untuk mengimplementasi database dalam tempat penyimpanan kedua. Menurut Jeffrey A Hoffer, Mary B Prescott, and Heiki Topi (2009,
p298),
Physical Database
Design
adalah
menterjemahkan deskripsi logika dari data kedalam spesifikasi teknik untuk menyimpan dan menerima data. Jadi Physical Database Design adalah proses pembuatan deksripsi
untuk
mengimplementasi
database
serta
menterjemahkan Logical Database Design ke dalam physically realized untuk menyimpan dan menerima data
22 2.2.3.2.7.
Database Management System Selection Dalam database management system perlu adanya Database Management System Selection yang digunakan untuk membantu dalam perancangan. Menurut Connolly and Begg (2010, p325), Database Management System Selection adalah Memilih DBMS yang sesuai untuk membantu dalam sistem database.
2.2.3.2.8.
Application Design Setelah
perancangan
database
kita
memerlukan
pembuatan Application Design. Menurut Connolly and Begg (2010, p329), Application Design adalah merancang User Interface dan aplikasi program yang akan digunakan dan proses database.
2.2.3.2.9.
Prototyping Setelah proses Application Design selesai maka kita harus membuat Prototyping. Menurut Connolly and Begg (2010, p333), Prototyping adalah pembangunan model kerja dalam sistem database. Menurut Jeffrey A Hoffer, Mary B Prescott, and Heiki Topi (2009, p90), prototype adalah perkembangan sistem yang dikonversi ke dalam sistem kerja yang terus menerus direvisi meskipun bekerja dekat antara analis dengan user. Jadi Implementation adalah pembangunan model kerja dan konversi ke dalam sistem kerja dan sistem database yang terus menerus direvisi.
2.2.3.2.10.
Implementation Setelah semua proses perancangan dan prototyping selesai maka kita perlu untuk Implementation. Menurut
Connolly
and
Begg
(2010,
p333),
Implementation adalah Relasasi fisik dari desain database dan aplikasi.
23 2.2.3.2.11.
Data Conversion and Loading Pada saat Implementation
kita membutuhkan Data
Conversion and Loading untuk mengetahui hasil perancangan. Menurut Connolly and Begg (2010, p334), Data Conversion and Loading adalah memindahkan data yang ada kedalam database baru dan mengkonversi setiap aplikasi yang sudah ada untuk berjalan didalam database baru.
2.2.3.2.12.
Testing Setelah proses awal selesai maka kita harus Testing kedalam perusahaan yang dirancangkan database. Menurut Connolly and Begg (2010, p334), Testing adalah proses untuk menjalankan sistem database dengan maksud untuk menemukan kesalahan.
2.2.3.2.13.
Operational Maintenance Proses database bukan hanya dirancang tapi perlu adanya Operational Maintenance. Agar dapat tetap berjalan sesuai tujuan dari perusahaan. Menurut Connolly and Begg (2010, p335), Operational Maintenance adalah proses pemantauan dan pemeliharanan sistem database yang telah diinstalasi.
2.2.3.3.
Multiplicity Perancangan database akan mengalami kendala yang terjadi dan disebut Multiplicity. Menurut Connolly and Begg (2010, p503), Multiplicity merupakan kendala yang ditempatkan pada hubungan antar data dalam database. Menurut Timothy C. Lethbridge (2011, p173), Multiplicity menunjukan beberapa banyak contoh class pada akhir asosiasi yang dapat dihubungkan ke instance dari class yang ada disisi lain dari asosiasi.
24 Jadi Multiplicity merupakan kendala hubungan data yang dihubungkan dari satu class pada akhir asosiasi dengan class yang ada di sisi lain dari asosiasi.
2.2.3.4.
Normalization Dalam perancangan database diperlukan suatu cara yang disebut normalization. Menurut Connolly and Begg (2010, p415), Normalization adalah suatu teknik perancangan database yang dimulai dengan memeriksa hubungan (disebut dependensi fungsional) antar atribut. Menurut Jeffrey A Hoffer, Mary B Prescott, and Heiki Topi (2009, p266), Normalization adalah proses yang berturut-turut untuk memperbaiki kembali hubungan dengan anomali untuk menghasilkan yang lebih kecil, hubungan terstruktur dengan baik. Jadi database normalization adalah teknik yang digunakan untuk perancangan database yang dimulai dari mengevaluasi kualitas dari skema hubungan database.
2.2.3.4.1.
Langkah-langkah dalam Normalization Dalam pembuatan Normalization dilakukan beberapa tahap Normalization yang menggunakan Normal Form. Menurut
Connolly
and
Begg
(2010,
p428),
normalization adalah teknik formal untuk menganalisis hubungan berdasarkan primary key (atau candidate key ) dan dependensi fungsional melibatkan serangkaian aturan yang dapat digunakan hubungan tes individu sehingga database dapat dinormalisasi untuk tingkat apapun. Ada tiga normal form awalnyadiusulkandisebut First Normal Form (1NF), Second Normal Form (2NF), dan Third Normal Form (3NF).
25
Gambar 2.9 Process of Normalization. Sumber : Connolly and Begg (2010, p429) Menurut Jeffrey A Hoffer, Mary B Prescott, and Heiki Topi (2009, p267), Normalization dapat dicapai dan dipahami dalam tahap, masing-masing sesuai dengan normal form. normal norm adalah keadaan dari hasil
hubungan dari
penerapan aturan sederhana mengenai depensi fungsional (atau hubungan antar atribut) untuk hubungan tersebut. Pengambaran proses normalization menurut Jeffrey A Hoffer, Mary B Prescott, and Heiki Topi ada pada Gambar 2.6 Process of Normalization.
26
Gambar 2.10 Process of Normalization. Sumber : Jeffrey A Hoffer, Mary B Prescott, and Heiki Topi (2009, p267),
2.3. Teori Pendukung 2.3.1. Perpustakaan Setiap orang tentunya sudah pernah mendengar dan mengenal tentang perpustakaan. Menurut Abdul Rahman dan Rita Komalasari (2009, p1.8), perpustakaan adalah tempat menyimpan, mengolah, dan mencari informasi di mana informasi tersebut dapat berbentuk bahan bacaan tercetak (buku, jurnal, refrens, dan bahan pustaka tercetak lainnya) maupun bahan bacaan dalam bentuk elektronik (electronic book, electronic jurnal, dan bahan bacaan electronic lainnya). Menurut Purwono dan Sri Suharmini (2008, p1.2), perpustakaan difenisikan suatu institusi uang didalamnya tercakup unsur koleksi (informasi), pengolahan, penyimpanan dan pemakai. Perpustakaan adalah Suatu unit kerja yang memiliki sumber daya manusia, “ruang khusus”, dan kumpulan koleksi sesuai dengan jenis perpustakaannya. Jadi Perpustakaan adalah suatu tempat menyimpan, mengolah dan mencari informasi dalam bentuk bacaan tercetak. Dan memiliki “ruang khusus” serta kumpulan koleksi sesuai degan jenis perpustakaan.
27 2.3.1.1.
Tugas Perpustakaan Perpustakaan memiliki tugas yang berfungsi untuk membantu anggotanya Menurut Menurut Abdul Rahman dan Rita Komalasari (2009, p1.6), secara garis besar tugas perpustakaan adalah sebagai berikut : 1. Mengumpulkan, menyimpan dan menyediakan informasi dalam bentuk
tercetak
ataupun
dalam
bentuk
elektronik
dan
multimedia kepada pemakai. 2. Menyediakan informasi yang dapat diakses lewat internet, namun harus pula menyediakan peraturan-peraturan yang dapat melindungi kepentingan perpustakaan dan keamanan informasi tersebut. 3. Terus memperhatikan kemajuan zaman dan kemajuan teknologi agar keiinginan masyarakat dalam mengakases informasi dapat terpenuhi. 4. Harus mampu menjadi jembatan penyedia informasi pada masa lalu, masa kini, dan masa depan. 5. Perpustakaan harus terus mencari jalan agar tetap tanggap secara efektif dan inovatif terhadap lingkungan yang beragam dalam memenuhi harapan pengguna.
2.3.1.2.
Fungsi Perpustakaan Setiap perusahaan memiliki fungsi yang berbeda-beda, begitu juga degan perpustakaan. Menurut Abdul Rahman dan Rita Komalasari (2009, p1.19), fungsi perpustakaan sangatlah banyak dan beragam, namun secara garis besarnya perpustakaan memiliki fungsi : fungsi edukatif, fungsi informatif, fungsi penelitian, fungsi kultural, dan fungsi rekreasi. Menurut Purwono dan Sri Suharmini (2008, p1.3), pada umumnya perpustakaan memiliki fungsi : Penyimpanan, Pendidikan, Penelitian, Informasi, Rekreasi Kultural. Jadi Fungsi dari perpustakaan adalah penyimpanan, informasi, penelitian, pendidikan, budaya, dan rekreasi.
28 2.3.2. Barcode Dalam perkembangan zaman yang semakin modern ada cara menginput yang lebih mudah dan lebih cepat tidak hanya menggunakan keyboard atau mouse saja. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah Barcode Menurut Farlex Trivia Dictionary (2011), Barcode adalah Termasuk istilah kode untuk negara produsen, produsen, dan jenis produk-kombinasi biasanya cukup spesifik untuk mengidentifikasi produk apapun. Menurut The American Heritage® Dictionary of the English Language (2009), Barcode adalah Serangkaian bar vertikal lebar yang bervariasi, di mana masing-masing digit nol sampai sembilan yang diwakili oleh pola yang berbeda dari bar yang dapat dibaca oleh scanner laser. Barcod biasanya ditemukan pada produk konsumen dan digunakan terutama untuk pengendalian persediaan. Jadi Barcode adalah serangkaian bar vertikal lebar yang bervariasi, dan mewakili pola yang berbeda disetiap barnya. Dapat dibaca oleh scaner. Serta merupakan istilah kode untuk memidentifikasi suatu produk.